• Tes gula darah ini dilakukan setelah berpuasa selama 8 jam. Biasanya disarankan untuk
melakukan puasa pada malam hari dan pagi harinya Anda melakukan tes GDP ini. Tes GDP
sering digunakan sebagai tes pertama untuk mengetahui apakah Anda
menderita prediabetes atau diabetes.
• Tes glukosa darah puasa mengukur kadar glukosa darah setelah tidak mengkonsumsi apa
pun kecuali air selama 8 jam. Tes ini biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum sarapan.
• Prinsip pemeriksaan glukosa darah : Metode GOD-PAP
Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatik dengan adanya glukosa oksidase. Hidrogen
peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-aminophenazone dengan
katalisator peroksidase menjadi zat warna quinonemine berwarna merah violet sebagai
indikator.
3. Tes gula darah 2 jam post-prandial (GD2PP)
• Tes gula darah ini dilakukan 2 jam setelah makan. Tes ini
berguna untuk mengetahui apakah seseorang dengan
diabetes sudah tepat dengan pola makannya. Jika hasilnya
tinggi, kemungkinan makanan yang Anda makan sebelumnya
mengandung jumlah gula atau karbohidrat yang banyak, dan
sebaliknya. Tes ini mungkin kurang tepat untuk mendiagnosis
apakah Anda menderita diabetes atau tidak.
• Alasan dilakukan tes ini karena kadar gula darah mengalami
kenaikan pada 10 menit setelah makan dan mencapai
puncaknya pada dua jam setelah makan Kemudian, gula darah
akan kembali pada kondisi normal pada 2-3 jam kemudian. Tes
gula darah ini tidak digunakan untuk mendiagnosis diabetes,
tapi lebih kepada mengontrol penderita diabetes dalam
mengonsumsi makanan terkait kadar insulin yang tepat.
4. Tes toleransi glukosa oral (TTGO)
A. Kolestrol Total
B. Kolestrol LDL
C. Trigliserida
D. kolestrol HDL
Pemeriksaan Fungsi
Ginjal
Biomarker Penyakit Ginjal
BIOMarker Aspek Klinis
Kreatinin serum ↑ pada penyakit ginjal, penanda GFR
Urea ↑ pada penyakit ginjal, menunjukkan korelasi dengan
gejala uremia dan menggambarkan asupan protein
Cystacin-C ↑ pada penyakit ginjal, penanda GFR yang lebih baik
dari kreatinin
Renin Plasma ↑ pada penyakit ginjal kronik
Aldosteron Serum ↑ pada penyakit ginjal
Batu ginjal ↑ pada dRTA, ↓ pada glomerulonefritis
Sitokin ↑ pada penyakit ginjal
Protein Penanda Dapat dilihat pada tabel berikut
N-Acetyl-B-D-glucosaminidase Ditemukan pada urin akibat kerusakan tubulus
(β-NAG) (tubular integrity marker)
NON PROTEIN NITROGEN
• Merupakan senyawa – senyawa nitrogen bukan protein yang berasal dari katabolisme
protein dan asam nukleat.
• Ada lebih dari 15 NPN berbeda dalam plasma dengan kosentrasi total nitrogen 250-400
mg/L
• NPN terbesar adalah urea 45%
• Zat zat yang tergabung dalam NPN diantaranya:
- Ureum - Asam Urat
- Kreatinin - Amonia
- Asam Amino
UREA/UREUM
• Urea dibentuk dihati dari katabolisme asam amino/protein
• Merupakan produk ekskresi metabolisme protein
• Urea difiltrasi diglomerulus dan direabsorbsi ditubulus
• Reabsorbsi menjadi lebih besar dengan meningkatnya kadar urea dalam urine. Sebaliknya
reabsorbsi berkurang bila urine makin cair.
• Meningkatnya urea dalam darah dinamakan uremia
• Keadaan ini disebabkan oleh ekskresi urea yang terhambat karena kegagalan fungsi ginjal.
• Urea darah seringkali diperiksa atas nitrogennya yang disebut dengan istilah BUN (Blood Urea
Nitrogen)
Enzymatic Methods
GLDH coupled enzymatic method
• Program :C/ST
• Prinsip : urea-conversion to amonia (NH3)
Urea urase (NH4)2CO3
• Prinsip :
Penurunan
Nilai normal GFR Metode
• (diinkubasi pada suhu 25℃ selama 10’ dan dibaca pada panjang gelombang 546 nm)
• Nilai normal :
laki – laki : 4,0 – 8,5 mg/dl
wanita : 2,7 – 7,3 mg/dl
Cystatin-C
Cystatin C
Sensitifitas dan
Alternatif baru sebagai spesifitas yang baik
penanda uji fungsi ginjal
Cepat, simpel, dan valid
Pemeriksaan Fungsi
Hati
Petanda Enzim (Marker) Sel Hati
74
• Aminotransferase mengkatalisasi reaksi-reaksi
kimia dalam sel-sel
• Nama lain untuk aminotransferase adalah
transaminase.
• Enzim aspartate aminotransferase (AST) juga
dikenal sebagai serum glutamic oxaloacetic
transaminase (SGOT);
• Enzim alanine aminotransferase (ALT) juga
dikenal sebagai serum glutamic pyruvic
transaminase (SGPT)
75
• Disebut juga Glutamic Oxal-acetic Transaminase
(GOT)
• Mengkatalisis konversi bagian nitrogen asam amino
menjadi energi dalam siklus Krebs
• Ditemukan dalam sitoplasma dan mitokondria sel hati,
jantung,otot skelet, ginjal pankreas dan eritrosit
• Meninggi dengan adanya kerusakan organ
• Tujuan tes :
• Diagnosis dan evaluasi penyakit hati dan penyakit jantung
• Memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik
76
• Deteksi kerusakan berbagai organ: jantung, hati, otot,
ginjal, pankreas limpa dan paru.
• Rendah : uremia, def B6, metronidazole,
trifluoperazine
• Meningkat :
• Sirosis, Hepatitis alkoholik (< 300 u/l)
• Hepatitis virus Akut ( 500 – 3000 u/l)
• Hemokromatosis, kolesistitis
• Kerusakan oleh bahan kimia (nekrosis)
• Perikarditis, Miokarditis
77
• Persyaratan sampel
1. Jenis : Serum/Plasma
2. Jumlah : 0.5 (0.25) mL
3. Antikoagulan : Heparin/EDTA
4. Kriteria Penolakan sampel :
Hemolisis : mutlak
Lipemik : trigliserida > 1000 mg/dL
Beku ulang : mutlak
Lain-lain : Ikterus : bilirubin > 60 mg/dL
5. Suhu penyimpanan sampel :
20-25oC : 24 jam
2-8oC : 7 hari
• Nilai Rujukan : Laki-laki : < 37 U/L
Perempuan : < 31 U/L
78
Aspartate Amino Transferase (AST)
• Metode : Enzimatic (without pyridoxal phosphate activation)
• Referensi metode : IFCC
• Prinsip :
α-ketoglutarat + L-aspartat→L-glutamate + oxaloasetat
33
Alanin Amino Transferase(ALT)
• Disebut juga Glutamic-pyruvic Transaminase (GPT)
• Mengkatalisis kelompok amino dalam siklus krebs untuk
menghasilkan energi di jaringan.
• Terdapat terutama di sitoplasma sel hati, dan sedikit di sel
ginjal, sel jantung, dan otot skelet
• Merupakan indikator kerusakan sel hati
• Tujuan tes:
• Diagnosis dan evaluasi penyakit hati
• Memantau efek obat yang hepatotoksik
• Membedakan ikterus hemolitik dengan ikterus karena
penyakit hati
Alanin Amino Transferase(ALT)
• Persyaratan sampel
1. Jenis : Serum/Plasma
2. Jumlah : 0.5 (0.25) mL
3. Antikoagulan : Heparin/EDTA
4. Kriteria penolakan sampel :
Hemolisis : hemoglobin : mutlak
Lipemik : trigliserida > 1000 mg/dL
Beku ulang : -
Lain-lain : ikterus : bilirubin > 60 mg/dL
5. Suhu penyimpanan sampel :
2-8oC ; 7 hari
20-25o : 24 jam
Alanin Amino Transferase(ALT)
• Metode : Enzymatic (without pyridoxal phosphate activation)
• Referensi Metode : IFCC
• Prinsip :
α-ketoglutarat + L-alanine→L-glutamate + pyruvate
Enzim ALT menyeimbangkan reaksi tersebut. Peningkatan
pyruvate ditentukan dengan reaksi indikator yang dikatalisis
oleh lactate dehydrogenase
pyruvate + NADH + H+<=>L-lactate + NAD+
NADH dioksidasi menjadi NAD. Penurunan kecepatan reaksi
oksidasi NADH menjadi NAD sebanding dengan kecepatan
pembentukan pyruvate dan itu adalah aktivitas ALT yang
diukur secara fotometrik.
• Nilai Rujukan : Laki-laki : < 50 U/L
• Perempuan : < 31 U/L
TES GPT/ALT (Interpretasi)
•
- Lebih dominan pada kondisi obstruktif dari pada
kelainan hepatoseluler
94
95
Gangguan Ekskresi Hati :
• Bilirubin
• Asam Empedu
• Serum Amonia
Gangguan Sintesis Hati :
• Serum Albumin
• Faktor Koagulasi
• Kolesterol dan Hormon derivat
Kolesterol (testosteron)
96
Bilirubin adalah pigmen orange-kuning yang berasal dari
pemecahan hemoglobin oleh sistem retikuloendotelial,
bilrubin diangkut menuju ke hati dan mengalami
biotrasformasi yang kemuadian kan doekskresikan melalui
cairan empedu dan urine.
97
Pemeriksaan bilirubin total adalah pemeriksaan
pada bilirubin direck dan bilirubin indirek.
98
• Persyaratan sampel
1. Jenis : Serum/Plasma
2. Jumlah : 0.5 (0.25) mL
3. Antikoagulan : Heparin/EDTA
4. Kriteria penolakan sampel :
Hemolisis : hemoglobin : mutlak
Lipemik : trigliserida > 1000 mg/dL
Beku ulang : -
Lain-lain : ikterus (sampel 20 µl)
5. Suhu penyimpanan sampel :
2-8oC ; 7 hari
20-25o : 24 jam
6. Perlu disimpan jauh dari cahaya, konsentasinya
akan berubah jika terpapar oleh cahaya.
• Metode : Diazo sulfanilat
• Prinsip :
Sulfanic acid dengan sodium nitrit membentuk
diazotized sulfanic acid (DSA) yang hanya bereaksi
dengan bilirubin direk. Penambahan dimethylsulfoxide
(DMSO) menyebabkan bilirubin tidak terkonjugasi akan
bereaksi dengan DSA membentuk azobilirubin yang
dapat diukur pada panjang gelombang 550 nm (530-
580).
Bilirubin + DSA + DMSO Azobilirubintotal
10
1
• Persyaratan sampel
1. Jenis : Serum/Plasma
2. Jumlah : 0.5 (0.25) mL
3. Antikoagulan : Heparin/EDTA
4. Kriteria penolakan sampel :
Hemolisis : hemoglobin : mutlak
Lipemik : trigliserida > 1000 mg/dL
Beku ulang : -
Lain-lain : ikterus (sampel 20 µl)
5. Suhu penyimpanan sampel :
2-8oC ; 7 hari
20-25o : 24 jam
6. Perlu disimpan jauh dari cahaya, konsentasinya
akan berubah jika terpapar oleh cahaya.
• Metode : Diazo sulfanilat
• Prinsip :
Sulfanic acid dengan sodium nitrit membentuk
diazotized sulfanic acid (DSA) yang hanya bereaksi
dengan bilirubin direk membentuk azobilirubin yang
dapat diukur pada panjang gelombang 550 nm (530-
580).
Bilirubin + DSA Azobilirubindirek
•
Bilirubin Indirek adalah bilirubin tidak terkonjugasi
yang tdk larut dalam darah.
10
5
*
* Protein total merupakan pemeriksaan untuk menentukan kadar
albumin dan globulin dalam darah (serum)
* Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi masalah
kesehatan yang berhubungan dengan defesit protein.
* Metode: Biuret, fotometrik, dye-binding, Folin-Ciocaltieu (Lowry),
Kjeldahl, refraktometri, turbidimetri dan nefelometrik.
* Sampel: serum, Serum dipisahkan dari sel-sel tidak lebih dari 2 jam
setelah disentrifus.
* stabil dalam sampel selama:
2-8oC : 5-7 hari
-20 oC: 6 bulan
* Persiapan pasien: tidak ada persiapan khusus
* Alat : spektrofotometer
*
* Albumin merupakan komponen paling banyak yang menyusun 55%-
65% dari total protein.
* Peningkatan nilai rasio tidak memiliki makna klinis, tetapi
penurunan nilai rasio sebagai penanda adanya penyakit hhati dan
ginjal.
* Metode: referensi dari IFCC adalah BCG (Bromcresol green dye)
* Sampel: serum atau plasma (heparin/EDTA), Serum dipisahkan dari
sel-sel tidak lebih dari 2 jam setelah disentrifus.
* stabil dalam sampel selama:
2-8oC : 3 hari
-20 oC: 3 bulan
* Persiapan pasien: Tidak ada persiapan khusus
* Alat : spektrofotometer
*
* Globulin merupakan komponen paling banyak setelah albumin dan
terdiri dari beberapa fraksi yaitu 1-globulin, 2-globulin, beta-globulin,
ɣ-globulin
* Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya
gangguan pada hati
* Metode: kolorimetrik menggunakan glyoxylic acid, dalam susana asam
(asam asetat dan asam sulfat) dan dengan adanya CU2+ akan
membentuk warna ungu.
* Metode: perhitungan (Globulin= Protein total-Albumin Serum)
* Sampel: serum atau plasma (heparin/EDTA), Serum dipisahkan dari sel-
sel tidak lebih dari 2 jam setelah disentrifus.
* stabil dalam sampel selama:
2-8oC : 3 hari
-20 oC: 6 bulan
* Persiapan pasien: tidak ada persipan khusus
* Alat : spektrofotometer
Pemeriksaan Fungsi
Jantung
Creatinin Kinase (CK)
Creatinin Kinase Myocard Band (CKMB)
Lactat Dehydrogenase (LDH)
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT)
Cardiac Troponin T (cTnT)
Cardiac Troponin I (cTnI)
Myoglobin
High Sensitivity C Reaktif Protein (hsCRP)
N Terminal pro B type Natriuretic Peptide (NT pro-BNP)
Brain Natriuretic Peptide (BNP)
11
1
CREATINE KINASE (CK)
• Kreatin kinase (creatine kinase, CK)/ kreatin fosfokinase (creatine
phosphokinase, CPK)
• Enzim yang tersebar hampir di seluruh jaringan. Aktivitas enzim tertinggi
ditemukan pada otot rangka, otot jantung dan jaringan otak.
• Aktivitas CK paling kecil ditemukan pada ginjal, paru-paru, limpa, hati &
pankreas
• Merupakan indikator kerusakan jantung
• Tujuan tes:
• Memastikan keberadaan penyakit miokardium atau otot rangka
• Membandingkan temuan uji dengan kadar SGOT dan LDH, untyuk
memastikan keberadaan kerusakan miokardium.
CREATINE KINASE (CK)
• Persyaratan sampel
1. Jenis : Serum/Plasma
2. Jumlah : 0.5 (0.25) mL
3. Antikoagulan : Heparin/EDTA
4. Kriteria penolakan sampel :
Hemolisis : hemoglobin : mutlak
Lipemik : trigliserida > 1000 mg/dL
Beku ulang : -
Lain-lain : ikterus : bilirubin > 60 mg/dL
5. Suhu penyimpanan sampel :
2-8oC ; 7 hari
20-25oC: 2 hari
-20oC : 4 minggu
CREATINE KINASE (CK)
• Metode : Kinetik Enzymatic
• Referensi Metode : IFCC
• Kreatin fosfat + ADP CK Kreatin + ATP
• ATP + D-glukosa HK ADP + G6P
• G6P + NADP+ G6P-DH Glukonat-6-fosfat + NADPH + H +
Nilai rujukan:
laki-laki: ≤ 171 U/L
Perempuan : ≤ 145 U/L
•
CREATINE KINASE (CK)
Peningkatan aktivitas CK ditemukan pada gangguan otot jantung dan
otot rangka.
Tingkat CK dianggap sebagai indikator sensitif infark miokard akut
(AMI) dan distrofi muskular
Kondisi patofisiologi lain yang menggambarkan peningkatan aktivitas
CK: hipertirodisme, hiperireksia maligna dan Reye’s syndrome.
Isoenzim CK: CK-MM, CK-BB, CK-MB)
•
CREATINE KINASE-MB (CK-MB)
• Kreatin kinase-MB (CK-MB) merupakan isoenzim CK.
• CK-MB hanya terdapat pada otot jantung, sehingga dapat membantu
diagnosis kecurigaan infark miokard akut (AMI)
• Pemeriksaan CK-MB: elektroforesis, imunoasai dan fotometrik.
• Merupakan indikator kerusakan jantung
• Tujuan tes:
• Memastikan keberadaan penyakit miokardium
• Membandingkan temuan uji dengan kadar SGOT dan LDH, untuk
memastikan keberadaan kerusakan miokardium.
CREATINE KINASE-MB (CK-MB)
• Persyaratan sampel
1. Jenis : Serum/Plasma
2. Jumlah : 0.5 (0.25) mL
3. Antikoagulan : Heparin/EDTA
4. Kriteria penolakan sampel :
Hemolisis : hemoglobin : mutlak
Lipemik : trigliserida > 1000 mg/dL
Beku ulang : -
Lain-lain : ikterus : bilirubin > 60 mg/dL
5. Suhu penyimpanan sampel :
2-8oC ; 7 hari
-20oC : 4 minggu
CREATINE KINASE-MB (CK-MB)
Peningkatan kadar:
Angina peptoris berat, iskemia jantung, miokarditis, hipokalemia dan
defibrilisasi jantung.
Nilai rujukan: ≤ 24 U/L
•
LACTATE DEHYDROGENASE (LDH)
• Lactate Dehydrogenase (LDH), Enzim intraseluler yang terdapat pada
hampir semua sel yang bermetabolisme.
• Konsentrasi tinggi ditemukan di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak
dan eritrosit.
• Uji aktivitas LDH: secara kinetik dgn menggunakan fotometer
• Prinsip kerja: LDH akan mengkatalisis asam laktat menjadi piruvat
dengan bantuan NAD + yang terdapat pada reagen.
• Tujuan tes:
• Mendiagnosis kerusakan otot miokardium atau otot rangka
• Membandingkan temuan uji dengan enzim jantung lainnya
• Nilai Rujukan:
• .Laki-laki : <248 U/L
• Perempuan : <247 U/L
LACTATE DEHYDROGENASE (LDH)
• Peningkatan aktivitas LDH ditemukan pada kelainan otot jantung, hati,
skeletal dan penyakit ginjal, serta beberapa kelainan hematologi dan
neoplastik.
• Peningkatan LDH 2-3 kali NR : Kelainan hati seperti hepatitis dan sirosis
hati.
• Pada kasus AMI Kadar LDH meningkat dalam waktu 12 sampai 24 jam,
mencapai puncaknya 48 sampai 72 jam. Dan akan tetap meningkat
selama 10 hari.
TROPONIN
Troponin T
Troponin C
Troponin I
Tropomyosin
CK-MB
Myoglobin
Reference Interval
0 1 2 3 4 5 6 7 10
Days after onset of AMI
*
Klorida: 98 – 108 mmoL/L = mmol/L
Bikarbonat: 22-30 mmol/L = mmol/L
*
*Thanks for your attention