Anda di halaman 1dari 23

KEPDAS

Kasus 1
Kelompok 5 – 2B
Anggota:
● Cinta Meilika (222040)
● Noer Aulia (222055)
● Ajeng nur fitriyani (222036)
● Chindy Nurjainah (222039)
● Jihan Febry Choirunnisa (222048)
● Romi Firdaus (222062)
● Siti Sarah (222066)
● Shenly Aulia Fadilla (222064)
● Ranti Putriningtiyas Damayanti (222059)
● Nurkhofifah Aulia Zahra (222056)
Daftar Isi

01 Kasus 02 Pertanyaan 1 03 Pertanyaan 2

04 Pertanyaan 3 05 Pertanyaan 4 06 Simpulan


KASUS 1
Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke poli klinik. Hasil
pengkajian, mudah lelah, sering merasa haus, sering BAK, sering
lapar namun BB mengalami turun, kulit kering. Pasien sedang sekali
minum-minuman manis. TD 120/80mmHg, nadi 80x/menit,
frekuensi napas 20x/menit.
Pertanyaan 1
Bagaimanakah pengkajian fisik yang harus
dilakukan pada pasien tersebut ? Jelaskan
dengan SOP !
PEMFIS HEAD TO TOE
1. Kulit dan rambut Inspeksi
Kulit : pucat, tidak ada lesi, turgor kulit menurun, edema.
Jumlah rambut : tidak rontok
Warna rambut : hitam
Kebersihan rambut : bersih
Palpasi : Akral teraba dingin
2. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris antara kanan dan kiri, Bentuk kepala lonjong tidak ada lesi
3. Mata
Inspeksi : Bentuk bola mata lonjong, sklera ikhterik.
4. Telinga
Inspeksi : Ukuran sedang, simetris antara kanan dan kiri, tidak ada serumen pada lubang
telinga, tidak ada benjolan.
6. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi Palpasi : Tidak ada benjolan.
PEMFIS HEAD TO TOE
6. Mulut
Inspeksi : Bentuk mulut simetris, lidah bersih, gigi bersih, mukosa lembab.
7. Leher
Inspeksi : Bentuk leher simetris, tidak terdapat benjolan di leher. , Palpasi : tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid
8. Paru
Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri , Palpasi : getaran lokal femitus sama
antara kanan dan kiri , Auskultasi : normal, Perkusi : resonan
9. Abdomen
Inspeksi : perut datar simetris antara kanan dan kiri , Palpasi : tidak ada nyeri
Perkusi : resonan
10. Ektermitas Atas
Inspeksi : tangan kanan dan kiri normal.
Ekstremitas bawah
Inspeksi : terdapat luka dikaki, Palpasi : Terdapat nyeri pada luka
Pengkajian Fisik berdasarkan SOP
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang
berupa
● poliuria (sering kencing)
● polidipsi (sering haus)
● polifagi (sering lapar)
● dan penurunan berat badan yang tidak jels sebabnya.
4. Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat keluhan lain seperti :
Lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi, serta adakah luka yang sulit sembuh.
5. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik termasuk ekstremitas atas dan bawah termasuk jari.
Lanjutan..
7. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan penunjang yaitu gula darah puasa
gula darah 2 jam PP.
8. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk selanjutnya pasien ke
laboratorium
9. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien
10. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan diagnose berdasarkan hasil lab dan
anamnesis yaitu:
● Gejala klasik DM ( poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL.
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir.
a. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/Dl. Puasa diartikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
b. Kadar glukose plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa terganggu ≥ 200 mg/dL
Lanjutan..
11. Pemilihan jenis Obat Hipoglikemik Oral ( OHO) dan insulin bersifat individual
tergantung kondisi pasien dan sebaiknya mengkombinasi obat dengan cara kerja yang
berbeda.Cara pemberian OHO, terdiri dari :

a. Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis keeil dan ditingkatkan secara
bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal.

b. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal 2500 mg diberikan
1-3 kali/hari sebelum/pada saat/sesudah makan.

c. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis maksimal 15 mg/hr


diberikan 15 - 30 menit sebelum mkan, 1-2 kali/hari.
Lanjutan..
12. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM, perlunya pengendalian dan pemantauan
DM , penyulit DM, intervensi farmakologi, bagaimana mengatasi sementara keadaan gawat darurat
alábat DM (rasa sakit dan hipoglikemia).
13. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM) Standart yang dianjurkan adalah
makanan dengan komposisi :
a. Karbohidrat45 - 65 %
b. Protein15 = 20 %
c. Lemak20 - 25%
14. Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmani secara teratur 34 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit.
15. Petugas menulis resep.
Lanjutan..
16. Petugas menverahkan resep kepada pasien
17. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose dan terapi kedalam
rekam medic pasien
18. Petugas menandatangani rekam medic
19. Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan.
Pertanyaan 2
Apakah jenis pemeriksaan
diagnostik/laboratorium yang tepat pada kasus
tersebut?Jelaskan pula hasil pemeriksaanya dan
nilai normal dan abnormalnya!
Pada kasus ini, terdapat beberapa gejala yang mengarah kepada
kemungkinan gangguan metabolik seperti diabetes. Pemeriksaan
diagnostik/laboratorium yang tepat untuk memastikan atau
menyingkirkan diagnosis tersebut adalah:
1. Gula darah puasa (GDP) : Pemeriksaan dilakukan dengan sampel darah vena setelah puasa selama
sekurang-kurangnya 8 jam. Pasien terdiagnosis DM tipe II apabila hasil gula darah puasa lebih dari, atau
sama dengan, 126 mg/dL. (Dewasa : 70-110 mg/dl)

2. Oral glucose tolerance test (OGTT) : Pemeriksaan dilakukan dengan sampel darah vena 2 jam setelah
pemberian beban glukosa oral 75 gr. Pasien terdiagnosis DM tipe II apabila hasil gula darah 2 jam pasca
beban lebih dari atau sama dengan 200 mg/dL.

3. Gula darah sewaktu (GDS) : Pemeriksaan dilakukan dengan sampel darah vena dan dapat dilakukan
sewaktu-waktu, tanpa persiapan. Pasien terdiagnosis DM tipe II apabila hasil gula darah sewaktu lebih
dari atau sama dengan 200 mg/dL.
Lanjutan..
4. Tes HbA1C (Glycated Haemoglobin Test) : Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata
pengidap selama 2–3 bulan ke belakang. Melalui tes ini, petugas akan mengukur kadar gula darah yang terikat
pada hemoglobin, yaiUntuk menjalani tes HbA1C, pengidap tidak perlu berpuasa terlebih dahulu. Hasil tes
HbA1C di bawah 5,7 persen menunjukkan kondisi normal. Sedangkan hasil tes HbA1C yang berada di antara
5,7–6,4 persen, menunjukkan kondisi prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas 6,5 persen berarti pengidap
mengalami diabetestu protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh.

5. Pemeriksaan Urinalisis: Pemeriksaan ini akan memeriksa adanya glukosa dalam urin. Jika glukosa terdeteksi
dalam urin, ini dapat menjadi indikator adanya masalah gula darah.

6. Pemeriksaan Profil Lipid: Gangguan metabolisme seperti diabetes dapat berdampak pada kadar lipid dalam
darah. Pemeriksaan ini akan mengukur kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah.
Pertanyaan 3
Apakah persiapan yang harus dilakukan sebelum
dilakukan pemeriksaan diagnostic/laboratorium
pada pasien tersebut?
Persiapan untuk Pemeriksaan Lab

Puasa sebelum melakukan tes gula darah sangat Terkait lama waktu puasa, setiap jenis pemeriksaan
penting dilakukan untuk membantu memastikan kesehatan memiliki aturannya masing-masing. Untuk tes
hasil tes yang dilakukan akurat. Pasalnya, gula darah biasanya akan dianjurkan untuk berpuasa
kandungan gizi dalam makanan dan minuman minimal 8 jam saja. Sementara pada beberapa jenis
yang dikonsumsi sebelum melakukan tes pemeriksaan kesehatan lainnya, waktu puasa yang
kesehatan akan diserap ke dalam aliran darah dianjurkan adalah sekitar 10-12 jam. ika tidak berpuasa atau
dan bisa memberikan dampak langsung pada berpuasa tidak sesuai dengan waktu yang dianjurkan,
tingkat glukosa darah. pemeriksaan yang dilakukan akan memberikan hasil yang
tidak akurat karena pemeriksaan tertentu masih dipengaruhi
oleh makanan.
Pertanyaan 4
Carilah video di Youtube mengenai prosedur
pengkajian fisik yang sesuai dengan kasus
tersebut?
Video Prosedur
Pengkajian Fisik
Video
Prosedur

Koalas don’t have much energy and, when not feasting on leaves, they spend their time dozing in the branches.
Believe it or not, they can sleep for up to 18 hours a day!
Simpulan
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik
yang ditandai oleh hiperglikemia akibat efek pada
kerja insulin ( resistensi insulin ) dan sekresi
insulin atau kedua – duanya.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai