SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Metode 4
langkah yang dinamakan SOAP dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman
medis pasien sebagai catatan kemajuan. MetodeSOAP umumnya digunakan untuk pengkajian
a. Subjective
Subjectif dari metode SOAP adalah data-data yang dirasakan oleh pasien yang bersifat
subjektif misalnya sakit kepala, sesak nafas dan lain-lain. Data tentang apa yang dirasakan
pasien atau apa yang dapat diamati tentang pasien merupakan gambaran apa adanya mengenai
pasien yang dapat diperoleh dengan cara mengamati, berbicara, dan berespon dengan pasien.
b. Objective
Objectif adalah data-data yang bersifat subjectif dan bisa dibuktikan atau diukur dengan angka
dan data tertentu misalnya hasil pemeriksaan lab SGPT, SGOT, tekanan darah, gula darah,
respitory rate dan lain sebagainya. Atau dapat juga dikatakan riwayat pasien yang
terdokumentasi pada catatan medik dan hasil berbagai uji dan evaluasi klinik misalnya, tanda-
tanda vital, hasil test lab, hasil uji fisik, hasil radiografi, CT scan, ECG, dan lain-lain.
c. Assesment
Farmasis harus dapat menginterpretasikan data subyektif dan obyektif untuk setiap problem
untuk mengembangkan rekomendasi terapi, mengikuti atau memonitor respon terhadap suatu
terapi, dan mendokumentasikan adanya adverse drug reaction. Maka Assesment adalah
penilaian dari 8 DRP diatas apakah dosisnya tersebut kurang atau lebih dan ada tidak indikasi
yang belum diobati misalnya pasien merasa pusing tapi tanpa ada obat pusing atau tekanan
darahnya tinggi tapi belum ada obat yang untuk menurunkan tekanan darahnya dan lain
sebagainya ada juga obat tanpa indikasi misalnya pasien mendapatkan paracetamol tanpa ada
indikasi penggunaan paracetamol yang tepat selain itu juga perlu diperhatikan penggunaan
obat yang kurang tepat misalnya pasien arthirits reumathoid mendapatkan aspirin dengan dosis
500mg, tapi pasien mempunyai ulkus peptik nah disinilah perlu penilaian apakah aspirin
tersebut cocok untuk pasien tersebut dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Selain itu
reaksi obat yang tidak dikehendaki apakah pasien mempunyai suatu alergi tertentu atau adakah
potensi reaksi obat yang tidak dikehendaki yang potensial muncul pada pasien atau reaksi obat
yang aktual yang sudah muncul. Selain itu juga interaksi obat perlu mendapatkan perhatian
pada pasien, dengan obat akan memungkinkan menimbulkan masalah misalnya saja pada
pasien dengan antihipertensi dan NSAID itu akan memunculkan interaksi dan masih banyak
lainnya. Selain itu apakah pasien gagal mendapatkan obat itu perlu diperhatikan misalnya pada
pasien miskin perlu diperhatikan bagaimana cara pasien supaya tetap mendapatkan obat jika
pasien menderita penyakit-penyakit yang mutlak membutuhkan obat dan tidak putus obat
d. Plan
Plan adalah tindak lanjut dari assesment atau penilaian yang sudah kita lakukan misalnya ada
masalah di pasien gagal mendapatkan obat, dosis berlebih, interaksi obat serta indikasi tanpa
obat. Hal-hal yang akan dilakukan terhadap pasien, meliputi treatment yang diberikan,
termasuk obat yang harus dihindari, parameter pemantauan (terapi dan toksisitas) dan endpoint
1. Ny. A berumur 28 tahun datang ke Puskesmas untuk periksa hamil tanggal 7 Maret 2007.
hamil ini adalah kehamilan yang kedua dan belum pernah abortus, HPHT : 28 Mei 2006. Ibu
pucat dan DJJ 144 x / mnt teratur, terdengar di perut ibu sebelah kiri.
Analisis SOAP
Subjective
Ny. A umur 28 tahun, periksa hamil tanggal 7 Maret 2007. Dengan keluhan pusing, lemas, dan
Objektive
Pemeriksaan TTV
- S = 36o C Rr = 20 x / mnt
Pemeriksaan fisik
- Head to toe
Pemeriksaan Palpasi
1. Leopold I
TFU : 30 cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak ada lentingan (bokong janin).
2. Leopold II
Sebelah kanan ibu teraba bagan-bagian kecil janin (eksterminas janin).
Sebelah kiri ibu teraba bagian keras, panjang ada tahanan (punggung janin).
3. Leopold III
Pemeriksaan Auskultasi
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 8 gram%
Assesment
G2P1AO hamil pada 32 minggu umur 28 tahun. Janin hidup tunggal intra uterin, letak
Planning
Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perkerjaan yang terlalu berat.
Anjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi dan makan
Anjurkan kepada ibu untuk melakukan konsumsi vitamin setiap hari 1 tablet.
Anjurkan kepada ibu untuk minum obat zat besi dan asam sulfat.
Anjurkan kepada ibu untuk olahraga ringan di pagi hari sebelum melakukan aktivitas.
Anjurkan kepada ibu untuk periksa laboratorium untuk mengetahui apakah Hbnya sudah
1. Seorang anak usia 5 tahun buang air besar sebanyak 7 kali, karakteristik fesesyaitu terdapat
mukoid, tetapi tidak terdapat darah. Selain itu, pasien menderitademam dan terus
menangis.a.
Analisis SOAP
Subjecve
Buang air besar sebanyak 7 kali, feses terdapat mukoid, tetapi tidak terdapatdarah, demam,
terus menangis
Objecve
Tidak diketahui
Assasment
Planning
a. Diagnosis
dibagi menjadi yaitu : tidak terdapat dehidrasi (skor = 0), sedikitdehidrasi (skor = 1-4),
badan (<3% minimal/tidak terdapat dehidrasi; 3-9%dehidrasi ringan- moderat; >9% dehidrasi
parah).
b. Penatalaksanaan
1. Non-Farmakologi
Cuci tangan yang bersih dan memakai sabun jika akan makan,meminum banyak jus buah,
2. Farmakologi
- Paracetamol syrup 250 mg diminum 3 kali sehari sendok teh jika diperlukan.
yang telah dimasak/air teh (200cc), masukan satu bungkusoralit kedalam gelas yang berisi
buang air besar masih sering atau tidak, dilihat karetkteristik feses.Serta demam masih tinggi
atau tidak.
Efek sampingDilihat efek samping obat yang terjadi apabila terdapat gejala seperti
hubungi dokter.
2. Seorang anak 3 tahun dirawat dengan diagnose acute gastroenteritis. Gejala yangdialami
yaitu diare yang sudah lebih dari 25 kali, temperature 39,5 C dan muntah.kU:cM. Pasien
- Ceftriaxone 2 x 300 mg if
- Lacto b 2 x 1 sachet
- Zinc 20 mg 1 x 1
- RL infusPertanyaan :1.
Analisis SOAP
Subjective
Objective
Tidak diketahui
Assasment :
Planning :
1. Ny. Sri Muliaty pasien rawat inap sebuah rumah sakit swasta. Pasien yang berumur 75
tahun ini memiliki keluhan utama anoreksia, mual, muntah, lemah, dan sakit kepala. Beberapa
hari yang lalu, pasien mengeluh mual, muntah, tidak mau makan, lemah dan sakit kepala.
Sebelumnya riwayat penyakit pasien dahulu adalah gagal jantung kongestif yang sudah 2 tahun
dan gagal ginjal kronis. Sedangkan riwayat keluarga/social pasien tinggal bersama anak
bungsunya, suami sudah meninggal. Riwayat pengobatan pasien digoksin 250 g sekali sehari
7. Genitourinaria: normal
8. Rektal : normal
Urea 40 mmol/L (3,0 – 6,5) Kreatinin serum 3,4 mg/dL (0,6 –1,3) Digoksin 3,5 g/L (1-2)
Daftar Masalah yang didapatkan yaitu intoksikasi digoksin, gangguan ginjal kronis,
hipokalemia, hipertensi.
Analisis SOAP :
Subjective
Saya merasa mual, beberapa kali muntah, dan tidak ada nafsu makan
Objective
Assessment
Masalah 1
Intoksikasi digoksin terlihat dari kadar digoksin darah yang lebih besar, gejala-gejala
subyektif, dapat diperparah oleh kondisi hipokalemia dan perlu diatasi segera
Masalah 2
Gangguan ginjal kronis. Bisa bersifat patologis atau fisiologis karena usia lanjut perlu
Masalah 3
Hipokalemia bisa terjadi pada penggunaan loop diuretic dalam jangka waktu lama dan
perlu diatasi
Masalah 4
1. Plan
gejala intoksikasi menghilang dan kadar digoksin darah mencapai level normal.
Diskusikan dengan dokter untuk penyesuaian dosis digoksin jika terapi digoksin akan
Diskusikan dgn dokter mengenai kondisi ginjal pasien sebagai pertimbangan dosis obat
yang diberikan
Sampaikan pada perawat untuk memantau volume urin dan BB kalau terjadi odema
Masalah 3: Hipokalemia
Masalah4 : Hipertensi