Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang

Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk menegakkan suatu
diagnose penyakit klien atau pasien. Karena, melaui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status
kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang menegakkan suatu masalah, kemampuan klien untuk
mengatasi masalah. Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic, yaitu : USG, Rontgen, PAP Smear, Endoskopi,
Kolonoskopi, CT. Scaning, Mammografi, EEG, EKG. Jenis-jenis spesimen yaitu pemeriksaan darah,
urine, feses, sputum. Sumber kesalahan diagnostic yaitu : kesalahan pengumpulan data, kesalahan
dalam interpretasi dan analisis data, kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahan dalam
pernyataan diagnostik.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis buat, yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan diagnostic ?


2. Apa saja jenis pemeriksaan diagnostic ?

Tujuan Penulisan

Umum Setelah mempelajari mahasiswa memahami, mengerti tentang diagnostic dan specimen

BAB II LANDASAN TEORI

2.1Pemeriksaan Diagnostik Pengertian

Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik
keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia ( Gordon,1976 dalam nursalam,
2004;59 )
Persiapan Pemeriksaan Diagnostik

Hasil suatu pemeriksan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa, karena itu perlu diketahui factor ysng
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (Ambarwati,2010)

Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

A.Pra instrumentasi Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :

1.Pemahaman instruksi dan pengisian formulir

Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting untuk tertukarnya hasil ataupun dapat
membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka
panjang.

2.Persiapan Penderita

a)Puasa

Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume
plasma.

b)Obat

Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematology misalnya : asam folat, vit B12
dll.

c)

Waktu Pengambilan Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien
rawat inap. d)

Posisi Pengambilan Posis berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi volume plasma 10%. B.

Interpretasi Data

Menentukan aspek positif klien Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian
menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
atau membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi.


Menentukan masalah klien Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.

Menentukan masalah klien yang pernah dialami Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan
tubuh klien tidak mampu untuk melawan infeksi tersebut.

Menentukan keputusan Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan. Tidak
ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi kesehatan

Masalah yang akan muncul Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalah-
masalah yang akan muncul.

Masalah kalaboratif Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan
berkalaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.

C.

Validasi Data Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama
klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan pernyataan
yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi data. (Iyer, taptid dan Bernochi

Losey dalam nursalam, 2004 ; 66) Diagnosis keperawatan dapat dibedakan menjadi 5 kategori
(Caipe, 2000 dalam nurasalam, 2004 ; 69) : 1.

Aktual Menjelaskan masalah yang sedang terjadi saat ini dan harus sesuai dengan data- data klinik
yang diperoleh. Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan adalah kekurangan volume cairan
ubuh berhubungan denag kehilangan cairan secara abnormal( Taylor, lilis dan Lemore, 1988 ; 283
dalam nursalam 2004; 69). 2.
Risiko Menjelaskan malasah kesehatan yang akan terjadi maka tidak dilakukan intervensi
keperawatan ( Keliat, 1990 dalam nursalam 2004 ; 69 ) 3.

Potensial Data tambahan digunakan untuk memastikan masalah keperawatan yang potensial.
Perawat dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang menunjang gangguan
konsep diri. 4.

Sejahtera Keputusan klinis tentang status kesehatan klien, keluarga, atau masyarakat dalam transisi
dan tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi. 5.

Sindrom Diagnosis yang terdiri beberapa diagnosis keperawatan actual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian

2.2

Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen 1.

Darah

Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen darah.
Antara lain :

Darah Rutin :

Hemoglobin/HB Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal

Hematokrit/HT Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah

Trombosit Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis

Darah Kimia :

SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase ) Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi
adanya kerusakan hepatoseluler. Cara : - ambil darah + 5- 10 ml dari vena - masukan pada tabung -
hindari hemolisis - berikan label dan tanggal

Albumin Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis
oleh hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar ,
gangguan ginjal. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena - masukan pada tabung - berikan label dan
tanggal

 Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar dan
kehamilan. Cara : - ambil darah + 5-7ml dari vena - masukan pada tabung - berikan label dan
tanggal

Bilirubin Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin. Bilirubin direct
dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma, hepatitis. Bilirubin
indirect dilakukan untuk mendeteksi adanaya anemia, malaria. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari
vena - masukan pada tabung - hindari hemolisis - berikan label dan tanggal

Ekstrogen Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause
dan pasca menopause. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena - masukan pada tabung

Gas Darah Arteri Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan
asam basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik/ gangguan metabolic. Cara : - ambil darah +
1-5ml dari arteri, dengan spuit dan jarum berisikan hepain. - berikan label dan tanggal

Gula Darah Puasa Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya diabetes. Cara : - ambil
darah + 5-10ml dari vena - masukan ke dalam tabung - puaskan makan dan minum 12 jam sebelum
pemeriksaan
Gula Darah Postprandial Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes,
pemeriksaan dilakukan setelah makan. Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena 2 jam setelah makan
pagi/siang. - masukan ke dalam tabung

Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG ) Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena - masukan ke dalam tabung - berikan label dan tanggal

2.

Urine

a.

Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen urine. Antara
lain :

Asam urat Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit ginjal,
eklampsia, keracunan timah hitam dan leukemia. Cara : - tampung urine 24 jam dan masukan ke
dalam botol/ tabung - berikan label dan tanggal pengambilan

Bilirubin Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit
hepar dan kanker hepar. Cara : - gunakan ictotet atau tablet

bili-labstex

untuk pemeriksaan bilirubiuria. - tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan

asbestos- cellulose.

- masukan tablet dan tambahan 2 tetes air - hasil positif jika warna biru/ ungu - hasil negative jika
warna merah


Human Chorionic Gonadotropin ( HCG ) Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya
kehamilan Cara : - anjurkan puasa 8-12 jam cairan - ambil urine 60ml, kemudian lakukan
pengumpulan selama 14 jam. - berikan label dan tanggal b.

Jenis urine 1.

Urine sewaktu Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila diperlukan pemeriksaan 2.

Urine pagi Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur 3.

Urine pasca prandial Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan 4.

Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam Pemeriksaan lain yang menggunakan
specimen urine antara lain, pemeriksaan uriilinogen untuk menentukan kadar kerusakan hepar,
penyakit hemolisis dan infeksi berat. Pemeriksaan urinealisasi digunakan untuk menentukan berat
jenis kadar glukosa dan pemeriksaan lainnya.

3.

Feses

Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti, salmonella,
shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll. Persiapan dan Pelaksanaan : 1.

Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril 2.

Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup 3.

Feses jangan dicampur dengan urine

Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. 5.

berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan

4.
Sputum

Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan : 1.

Siapkan wadah dalam keadaan steril 2.

Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan 3.

Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum 4.

Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup 5.

Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) ikut instruksi yang ada pada botol
penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari berturut turut.

2.3

Persiapan Pemeriksaan Diagnostik 1.

Ultrasonografi ( USG )

USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di rongga tubuh
menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.
Persiapan dan Pelaksanaan : 1.

Lakukan informed consent 2.

Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG aorta
abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pancreas. 3.

Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG 4.

Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang diatas permukaan kulit.
.

Lakukan antara 10-30 menit 6.

Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah 7.

Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara. 8.

Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal pasien ketiga,
pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong. 9.

Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan 10.

Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala.

2.

Rontgen

Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x
untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung,
abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka. Persiapan dan Pelaksanaan : 1.

Lakukan informed consent 2.

Tidak ada pembatasan makanan / cairan 3.

Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan dengan posisi
berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan. 4.

Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan foto sinar x.

5.
Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk
jantung. 6.

Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur terlentang dengan tangan
menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.

Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan sebelum pelaksanaan
foto. 8.

Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan immobilisasi pada daerah
fraktur.

3.

PAP SMEAR ( Papanicolaou Smear )

Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker
serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap
kemoterapi dan radiasi. Persiapan dan pelaksanaan : 1.

Lakukan informed consent 2.

Tidak ada pembatasan makanan dan cairan 3.

Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina ( pembersihan vagina dengan zat lain )
memasukan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang- kurangnya 24 jam 4.

Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke vagina . 5.

Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke kaca mikroskop dan
dibenamkan ke dalam cairan fiksasi. 6.

Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan

4.
Mammografi

Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara untuk
mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik. Persiapan dan
Pelaksanaan : 1.

Lakukan informed consent 2.

Tidak ada pembatasan cairan dan makanan 3.

Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher 4.

Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka

Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar x. 6.

Lalu lakukan pemeriksaan

5.

Endoskopi

Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran
cerna. Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer

6.

Kolonoskopi

Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran colon. Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll

7.

CT. Scaning

Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta khusus.
Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen

8.
EEG

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak ( melihat kelainan pada gel. Otak )
Indikasi : epilepsy, trauma capitis Dengan memasangkan elektroda pada bagian kepal klien.

9.

EKG

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat system hantaran/konduksi dari jantung indikasi : MCI, Angna
fektoris, gagal jantung

BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik
keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia. Pemeriksaan darah merupakan
pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen darah. Body mekanik merupakan
penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan
mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian
dari kebutuhan aktivitas manusia.

3.2

Saran

Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional dalam menjalankan tugas
dan kewajiban sebagai seorang perawat yang idela dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat
merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.

19

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2008.

Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.

Jakarta : Salemba Medika

http : // eny ratna ambarwati.blogspot.com/2010/02/pemeriksaan diagnostic : html


http: // Riswanto. Blogspot. Com/2010/02/pengumpulan specimen-darah-urine- sputum-feses.html

20

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR


ISI...................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

.................................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah

............................................................................................... 1

1.3

Tujuan Penulisan

................................................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Pemeriksaan Diagnostik

...................................................................................... 2

2.2

Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen

................................................. 5

2.3
Persiapan Pemeriksaan Diagnostik

..................................................................... 9

2.4

Body Mekanik

................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

....................................................................................................... 18

3.2

Saran

................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai