Anda di halaman 1dari 4

A.

DEFINISI

Istilah gula darah secara bebas digunakan untuk glukosa dan gula-gula lainnya serta kadang-kadang
zat pereduksi lain yang mungkin terdapat dalam darah. Mula-mulanya, kebanyakan metode analisa
gula tergantung reduksi tak spesifik dan hanya mengukur yang di sebabkan oleh gulu-gula, ini
dinamai gula sejati dan normalnya reduksi karena gula yang lain dariglukosa misalnya galaktosa
dapat di abaikan ( Baron. D. N 1990 )

Nilai rujukan untuk glukosa darah lengkap vena puasa pada waktu istirahat adalah 3,0-5,5 mmol/l
pada orang dewasa dan lebih rendah pada bayi. Glukosa bisa berdifusi secara bebas antara lain sel
dan air plasma menyebabkan konsentrasi glukosa yang diukur di dalam plasma 10-15 lebih tnggi
daripada yang di dalam darah lengkap

Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan kadar
gula darah serta untuk monitoring hasil pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM).
Peningkatan kadar gula darah biasanya disebabkan oleh Diabetes Melitus atau kelainan hormonal di
dalam tubuh. Kadar gula yang tinggi akan dikeluarkan lewat urin yang disebut glukosuria.

Terdapat beberapa macam pemeriksaan untuk menilai kadar gula darah yaitu pemeriksaan gula
darah sewaktu, kadar gula puasa, kadar gula darah 2 jam setelah makan, test toleransi glukosa oral,
HbA1c, insulin dan C-peptide. Kadar gula darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar gula pada waktu
yang tidak ditentukan. Kadar gula darah puasa bila pemeriksaan dilakukan setelah pasien berpuasa
10 - 12 jam sebelum pengambilan darah atau sesudah makan 2 jam yang dikenal dengan gula darah
2 jam post-prandial.

Pasien DM dalam pengobatan, tidak perlu menghentikan obat pada saat pemeriksaan gula darah
puasa dan tetap menggunakan obat untuk pemeriksaan gula darahpost-prandial. Pemeriksaan kadar
gula darah puasa dipakai untuk menyaring adanya DM, memonitor penderita DM yang
menggunakan obat anti-diabetes; sedangkan glukosa 2 jam post-prandial berguna untuk mengetahui
respon pasien terhadap makanan setelah 2 jam makan pagi atau 2 jam setelah makan siang.

Kadar gula darah sewaktu digunakan untuk evaluasi penderita DM dan membantu menegakkan
diagnosis DM. Selain itu dikenal pemeriksaan kurva harian glukosa darah yaitu gula darah yang
diperiksa pada jam 7 pagi, 11 siang dan 4 sore, yang bertujuan untuk mengetahui kontrol gula darah
selama 1 hari dengan diet dan obat yang dipakai. Pada pasien dengan kadar gula darah yang
meragukan, dilakukan uji toleransi glukosa oral (TTGO)

B.Tujuan

Tujuan pemeriksaan glucose adalah untuk mengetahui kadar glucose dalam darah dimana
pemeriksaan ini adalah pemeriksaan secara kuantitatif untuk melihat kadar glucose dalam darah
secara fotometri.

C.Metode / Prinsip

Metode yang digunakan adalah GOD–PAP dimana Kadar glukosa ditentukan setelah pengoksidasian
enzim dihadapkan dari oksidasi glukosa.terbentuknya hidrogen peroksidase bereaksi dibawah katalis
dari peroksidase dengan fenol 4–Aminofenazon menjadi merah keunguan, quinoneimine tua sebagai
indikator.

Glukosa + 02 + H20 glukonik acid + H202

2H202 + 4 – Aminofenazon + phenol Quinoneimine + 4H20


D. Persiapan Sampel Darah Untuk Pemeriksaan Glukose (Pra Analitik)

1. Cara Pengambilan Sampel

Sampel darah vena diperoleh melalui punksi vena

a. Alat

1) Spoit atau semprit, vacutenner system

2) Tabung vial tanpa antikoagulan

3) Karet pembendung

4) Kapas alkohol 70%

b. Cara kerja

1) Tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alkohol 70% dan biarkan sampai
mengering.

2) Jika memakai vena fossa cubiti; pasanglah ikatan pembendung pada lengan atas dengan tujuan
adanya statis vena.

3) Tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak.

4) Tusuklah vena yang terlihat dengan semprit sampai ujung jarum masuk kedalam lumen vena.

5) Pembendung direnggangkan atau dilepaskan dan perlahan-lahan tarik pengisap semprit sampai
jumlah darah yang dikehendaki didapat.

6) Taruhlah kapas kering diatas jarum dan tariklah semprit tersebut.

7) Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat tusukan itu ditekan selama
beberapa menit dengan kapas tadi.

8) Darah dialirkan kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding tabung.

E. Alat dan Bahan

1. Alat

- Fotometer

- Klinipet

- Centrifuge

- Timer

- Spoit

- Rak Tabung

- Tabung Reaksi

- Tip Blue dan Tip Yellow


2. Bahan

- Serum

- Reagen Glukose dengan komposisi :

Buffer fosfat 0,1 mol/l

4 – Aminofenazon 0,25 mmol/l

Phenol 0,75 mmol/l

Glucose oxidase > 15 KU/l

Peroxidase >1,5 KU/l

Mutarotase 2,0 KU/l

F. Cara Kerja (Analitik)

1. Siapkan 3 Buah tabung untuk blangko, standar dan sampel

2. Pipet reagen glucose sebanyak 1000 µl kedalam 3 tabung yang telah disediakan yaitu blangko,
standard an sampel.

3. Pipet reagen standar sebanyak 10 µl kedalam tabung standar

4. Pipet serum sebanyak 10 µl kedalam tabung sampel

5. Inkubasi pada suhu ruangan selama 10 menit

6. Baca pada Fotometer

G. Pembacaan Hasil Pemeriksaan (Pasca Analitik)

Pembacaan pemeriksaan glucose dilakukan dengan cara fotometer yaitu dengan metode GOD–PAP,
dimana hasil pemeriksaan bisa langsung dicatat oleh pemeriksa atau bisa juga di prient out melalui
alat fotometer tersebut.

H. Pencatatan dan Pelaporan Hasil (Interprestasi)

Nilai Normal Pemeriksaan Glukose :

Gula Darah Sewaktu : 140 mg/dl

Gula Darah Puasa : 110 mg/dl

Gula Darah 2 jam PP : <200 mg/dl

I. Kesimpulan

1. Glukose suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama
fotosintesis dan awal bagi respirasi, bentuk alam disebut juga deskstosa, terutama pada industri
pangan.
2. Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan
kadar gula darah serta untuk monitoring hasil pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM).

3. Untuk kasus-kasus hiperglikemia atau bahkan hipoglikemia yang tak jelas, biasanya dilakukan tes
toleransi glukosa oral (TTGO). TTG oral dipengaruhi oleh banyak variable fisiologik dan menjadi
subjek dari bahan interpretasi diagnostik yang berbeda-beda. Uji toleransi glukosa intravena jarang
diindikasikan untuk tujuan diagnosis.

4. Kadar glukosa puasa memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis glukosa keseluruhan,
dan sebagian besar pengukuran rutin harus dilakukan pada sampel puasa. Keadaan-keadaan yang
dapat mempengaruhi kadar glukosa (mis. diabetes mellitus, kegemukan, akromegali, penyakit hati
yang parah, dsb.) mencerminkan kelainan pada berbagai mekanisme pengendalian glukosa.

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Search

Anda mungkin juga menyukai