PENDAHULUAN
Glukosa darah merupakan hormon, diantaranya hormon tiroid,
karbohidrat terpenting bagi tubuh karena hormon epinefrin, hormon glukagon dan
glukosa bertindak sebagai bahan bakar hormon insulin (Yuriska, 2009). Angka
metabolik utama. Glukosa juga gula darah pada setiap individu dapat
berfungsi sebagai prekursor untuk berbeda, misalnya pada orang dewasa
sintesis karbohidrat lain, misalnya dan pada ibu hamil. Pada orang dewasa
glikogen, galaktosa, dan ribosa. kadar gula darah normal berkisar antara
Glukosa merupakan produk 60-139 mg/dl sedangkan pada ibu hamil
akhir dari metabolimse karbohidrat. kadar gula darah normal >140mg/dl
Sebagain besar karbohidrat diabsorpsi (Nugraha & Imaduddin, 2018).
ke dalam darah dalam bentuk glukosa, Pada masa kehamilan kadar gula
sedangkan monosakarida lain seperti darah akan meningkat, hal ini
fruktosa dan galaktosa akan diubah disebabkan karena kebutuhan insulin
menjadi glukosa di dalam hati. Karena pada masa kehamilan meningkat hingga
itu, glukosa merupakan monosakarida mencapai 3 kali dari keadaan normal.
yang banyak ditemukan dalam darah Hal ini disebut sebagai tekanan
(Murray dkk, 2009). Kadar glukosa diabetogenik dalam kehamilan. Pada
darah yang tinggi dapat di pengaruhi keadaan ini yang menjadi masalah
oleh beberapa faktor yaitu, konsumsi adalah bila seorang ibu tidak mampu
makanan yang tinggi karbohidrat, dan meningkatkan produksi insulin,
kurangnya aktifitas fisik. Angka gula sehingga terjadi hipoinsulin yang
darah juga dapat dipengaruhi oleh mengakibatkan hiperglikemia atau
diabetes melitus gestasional (diabetes peningkatan kadar glukosa darah yang
yang timbul hanya dalam kehamilan). signifikan terdeteksi pada minggu-
Diabetes melitus gestasional merupakan minggu tersebut (Wedanthi, 2017).
suatu keadaan intoleransi glukosa yang Pemeriksaan kadar glukosa darah
terjadi atau pertama kali ditemukan pada dapat dilakukan dengan berbagai metode
saat kehamilan yang dapat berupa hexokinase, glucose oxidase
mengakibatkan kelahiran bayi serta glucose dehydrogenase. Metode
makrosomia (berat badan bayi lebih dari hexokinase yang merupakan gold
normal). Diabetes melitus gestasional standard pemeriksaan kadar glukosa
terjadi sekitar 2-5% dari semua darah, menggunakan bahan pemeriksaan
kehamilan. Wanita hamil dengan berupa darah vena dan sering dilakukan
diabetes gestasional hampir tidak pernah di laboratorium. Pada pemeriksaan kadar
memberikan keluhan, sehingga perlu glukosa darah menggunakan metode
dilakukan skrining. Pemeriksaan glucose oxidase digunakan bahan
skrining diawali dengan parameter pemeriksaan berupa darah kapiler dan
pemeriksaan glukosa sewaktu. Jika hasil sering diterapkan pada alat glukometer.
yang didapatkan memiliki nilai normal Penggunaan darah kapiler pada alat
maka harus dilakukan pemeriksaan glukometer ini lebih memudahkan
ulang pada minggu kehamilan antara 24- pasien dalam mengontrol kadar glukosa
28 minggu karena umumnya darah mereka setiap saat.
TUJUAN PENELITIAN
A. Tujuan Umum Mengetahui gambaran jenis kelamin dan usia. 2) Untuk
kadar gula darah pada penderita diabetes mengetahui kadar glukosa darah
melitus sewaktu (GDS)
yang rutin melakukan latihan jasmani. penderita diabetes melitus yang rutin
B. Tujuan Khusus 1). Untuk mengetahui melakukan latihan jasmani. C) Untuk
karakteristik penderita diabetes melitus mengetahui
meliputi frekuensi latihan fisik yang dilakukan
oleh pasien diabetes
MANFAAT PENELITIAN
Ada beberapa hal yang menyebabkan untuk membakar lemak dalam tubuh
gula darah tinggi, yaitu kurang berolah sehingga dapat mengurangi berat
raga, bertambahnya jumlah makanan badan bagi orangobesitas.
yang dikonsumsi, meningkatnya stress 2. Asupan makanan terutama melalui
dan faktor emosi, pertambahan berat makanan berenergi tinggi atau kaya
badan dan usia, serta dampak perawatan karbohidrat dan serat
dari obat, misalnya steroid (Fox & yang rendah dapat mengganggu
Kilvert, 2010). stimulasi sel-sel beta pankreas dalam
1. Olah raga secara teratur dapat memproduksi insulin.
mengurangi resistensi insulin sehingga Asupan lemak didalam tubuh juga perlu
insulin dapat dipergunakan lebih baik diperhatikan karena sangat berpengaruh
oleh sel-sel tubuh. Sebuah penelitian karena sangat
menunjukkan bahwa peningkatan berpengaruh terhadap kepekaan insulin.
aktivitas fisik (sekitar 30 menit/hari)
dapat mengurangi resiko diabetes. Olah
raga juga dapat digunakan sebagai usaha
DIABETES MELITUS
Kesimpulan
Daftar pustaka
Adi, S. 2008. Mengenal Lebih Dalam Diabetes Melitus: The Sillent Killer. Tidak b
Dipublikasikan Seminar Surabaya : Kampus Unair dan Tropical Disease
Center Unair.
Adiningsih, R.U 2011. “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus
Tipe II pada orang Dewasa di Kota Padang Panjang Tahun 2011 ” Jurnal
Universitas Andalas.
Suyono,S. 2006.”Diabetes Millitus di Indonesia”. Dalam Sudoyo, Setiyohadi,
Alwi,Simadibrata, Setiadi (Editor) Buku Ajar Penyakit Dalam jilid III Edisi IV .
Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC.
Suegondo, et al, 2009.” Diabetes dan Leptin” in Surabaya diabetes update. Surabaya FK
UNAIR.
ADA. 2001, Postprandial Blood Glucose. ADA.24 (4): 775-777
Hastono, Sutanto Priyo. 2006. Basic Data Analysis for Health Research Training.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta,
Indonesia