Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LENGKAP KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU (GDS),


GLUKOSA DARAH PUASA (GDP,) TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL (TTGO).

DOSEN PENGAMPUH: Amirah, S.Si.,M.Kes.


NAMA: ANDI AGUNAWAN FAUZAN
ANWAR

NIM: B1D122193

KELAS: 2022/E

KELOMPOK : 1 (SATU)

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG

Glukosa darah sewaktu (GDS) atau random blood glucose (RBG) adalah pemeriksaan
kadar glukosa pada darah pasien yang tidak puasa dan dapat dilakukan kapan saja. Pemeriksaan
GDS sering dilakukan karena selain digunakan sebagai pemeriksaan penyaring (screening)
diabetesjuga dilakukan rutin untuk memantau kadar glukosa darah pada pasien diabetes di rumah.
Sampel pemeriksaan yang umum digunakan adalah darah vena dan kapilerkonsentrasi glukosa
pada darah kapiler lebih tinggi sekitar 20% dibandingkan darah venaKebanyakan laboratorium
klinik menggunakan serum atau plasma yang berasal dari darah venakarena memiliki akurasi
pemeriksaan yang lebih baik dibandingkan darah kapiler

Glukosa darah puasa (GDP) disebut juga glukosa darah Nuchter atau fasting blood sugar
(FBS) adalah pemeriksaan kadar glukosa pada darah pasien yang puasa. Pemeriksaan GDP pada
dasarnya sama dengan GDS, perbedaan terletak pada persiapan pasien yang akan melakukan
pemeriksaan. Pasien yang melakukan GDP diharuskan puasa 10 sampai 12 jam dan pemeriksaan
dilakukan sebelum melakukan aktifitas berat, antara jam 07.00 sampai dengan jam 09.00Pasien
diabetes yang rutin mengkonsumsi obat anti-diabetes dan pemberian insulin harus ditangguhkan
sementara sampai selesai pengambilan darah untuk pemeriksaan glukosa darah, tindakan ini harus
meminta izin dokter yang mengirimkan pasien.

Tes toleransi glukosa oral (TTGO) atau oral glucose tolerance test (OGTT) adalah
pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan puasa 2 jam setelah pembebanan glukosa 75 gram
dalam segelas air (100 mL). TTGO digunakan untuk mendiagnosis diabetes melitus pada
seseorang yang memiliki hasil pemeriksaan GDP dan glukosa darah 2 jam PP meragukan tetapi
pasien diduga atau berisiko diabetes melitus. Pemeriksaaan TTGO dilakukan pada pasien dengan
hasil pemeriksaan glukosa darah pada batas normal tinggi atau sedikit tinggi, memiliki riwayat
diabetes dalam keluarga, ibu hamil dengan bayi yang memiliki berat badah lebih dari 5
kilogram, orang yang
menjalani pembedahan atau cedera mayor, dan pada orang yang memiliki masalah kegemukan.

I.2 TUJUAN PEMERIKSAAN


Tujuan pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu dan Glukosa Darah Puasa:
1. Memastikan diagnosis status prediabetes atau diabetes melitus.
2. Memantau kadar glukosa darah pada pasien diabetes.

Tujuan pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral:


1. Mengkonfirmasi Diagnosis Diabetes Melitus.

I.3 METODE PEMERIKSAAN

Thinder atau GOD-PAP (Glukosa Oksidase-Para Aminofenazon).

I.4 PRINSIP REAKSI


Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase (GOD) menjadi asam glukonat dan hidrogen
peroksida (H2O2)Hidrogen peroksida yang terbentuk dengan adanya PODbereaksi dengan kloro-
4-fenol dan 4- aminofenazon (PAP) untuk membentuk warna merah kuinonimin. Absorbansi
kompleks berwarnasebanding dengan konsentrasi glukosa dalam spesimen yang diukur pada
panjang gelombang 500 nm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan Gkukosa Darah (GDS) merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk melihat kadar

gula dalam darah seseorang. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah seseorang menderita penyakit

diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit dtidak menular yang ditandai dengan

meningkatnya kadar gula akibat gangguan fungsi insulin. Faktor resiko yang menjadi perhatian penyakit

diabetes melitus yaitu usia, jenis kelamin, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, hipertensi dan pola makan

yang tidak baik.(Purnama,2023).

Gula darah sewaktu (GDS) merupakan parameter pemeriksaan kadar gula darah yang dapat

diukur setiap saat tanpa memperhatikan waktu pasien terakhir kali makan. Sedangkan gula darah puasa

(GDP) adalah parameter pemeriksaan kadar gula darah yang diukur setelah pasien berpuasa setidaknya 8

jam.' Pemeriksaan GDS telah rutin dilakukan pada pasien stroke iskemik akut. Namun, baru sedikit

penelitian terdahulu yang menggunakan GDS dalam menganalisis hubungan antara kadar gula darah

dengan keluaran stroke iskemik akut. Sementara itu, meski belum digunakan sebagai pemeriksaan rutin

pada pasien stroke iskemik akut, nilai GDP telah banyak digunakan dalam penelitian terdahulu dalam

meneliti hubungan antara kadar gula darah dengan keluaran stroke.(Andreani,2018).

Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan sebuah penyakit, di mana kondisi kadar glukosa di

dalam darah melebihi batas normal. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak dapat melepaskan atau

menggunakan insulin secara adekuat. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas dan

merupakan zat utama bertanggung jawab yang untuk mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh agar

tetap dalam kondisi seimbang. Insulin berfungsi sebagai alat yang membantu gula berpindah ke dalam sel

sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energy. Adanya peningkatan

kadar glukosa dalam darah


merupakan gejala umum yang terjadi pada penderita diabetes mellitus. Karena itu, mengakibatkan

berbagai komplikasi dalam tubuh, terutama pada pembuluh darah ke otak, jantung, perifer, sel saraf, mata,

dan ginjal. Jika dibiarkan dapat menyebabkan berbagai komplikasi baik akut maupun kronis.

(Oktaviana,2022).

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kelainan

kerja insulin atau gabungan keduanya.World Health Organization (WHO) merumuskan bahwa diabetes

merupakan suatu penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup

atau tubuh menggunakan insulin yang sudah ada. tidak dapat.Indonesia merupakan salah satu dari 10

negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Indonesia menempati peringkat ke-7 pada tahun

1995 dan diprediksi akan naik menjadi peringkat ke-5 pada tahun 2025 dengan perkiraan jumlah penderita

sebanyak 12,4 juta jiwa.Pada awalnya, resistensi insulin masih belum menyebabkan diabetes secara klinis.

Pada keadaan ini, sel beta pankreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini sehingga terjadi

hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau sedikit meningkat. Setelah terjadi

ketidaksanggupan sel beta pankreas, kemudian terjadi diabetes melitus yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula dalam darah yang memenuhi kriteria diagnosis diabetes mellitus.(Aliztha,2018).

Gula Darah Puasa (GDP) merupakan salah satu cara monitoring gula darah plasma yang diukur

setelah pasien berpuasa setidaknya 8 jam sebelum dilakukan pengecekan plasma gula darahPuasa

dilakukan dalam keadaan tidak ada makanan yang dicernaOleh karena itutubuh akan mempertahankan

plasma gula darah pada bagian hatijaringan perifer dan hormon hormon yang dapat berdampak kadar gula

darah di dalam tubuhBeberapa kondisi dan keadaan dapat menyebabkan orang sehat menjadi berisiko DM

dengan kondisi Glukosa darah puasa sangat bergantung dengan tindakan merawat diri (self-care)

yang dilakukan oleh pasien.


Tindakan merawat diri dapat mengontrol kadar glukosa darah dengan baik dan konsistenTindakan

merawat diri memiliki hubungan dengan nilai HbAIC dan kadar glukosa darah puasaHal tersebut

dikarenakan semakin konsisten dan baik dalam tindakan merawat diri maka semakin rendah nilai HbA1C

dan kadar glukosa darah puasa.(Yusuf,2023).

Definisi diabetes melitus menurut World Health Organization (WHO) adalah kadar

glukosa puasa≥126 mg/dL dan kadar glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL, dimana kadar glukosa

antara 100 dan 125 mg/dL (6,1-7,0 mmol/L) dapat dikatakan suatu keadaan pre diabetes. Diabetes tidak

bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, dengan rajin mengontrol kadar gula darah. Kontrol yang

ketat ini bisa mencegah terjadinya komplikasi pada pasien

diabetesPenyakit diabetes melitus dapat dihindari apabila setiap individu melakukan tindakan

pencegahan, antara lain mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit diabetes

yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasidiantaranya obesitas, merokok, stres, hipertensi dan

faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasiyaitu usia di atas 45 tahun keatas, faktor keturunan, ras,

riwayat menderita diabetes gestasional, pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis

kelamin.(Fandita,2017).

Hati merupakan tempat penyimpanan sekaligus pusat pengolahan gula. Pada saat kadar insulin

meningkat seiring dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh, hati akan menimbun glukosa, yang

nantinya akan dialirkan ke sel-sel tubuh bilamana dibutuhkan. Ketika kita lapar atau tidak makan, insulin

dalam darah rendah, timbunan gula dalam hati (glikogen) akan diubah menjadi glukosa kembali dan

dikeluarkan ke aliran darah menuju sel-sel tubuh. Dalam pankreas juga ada sel alfa yang memproduksi

hormon glu- kagon. Bila kadar gula darah rendah, glukagon akan bekerja merang- sang sel

hati untuk memecah glikogen menjadi glukosa.(Tandra,2017).

Pemeriksaan terhadap penderita diabetes mellitus dilakukan untuk menentukan seseorang

mengidap diabetes atau belum. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan di


laboratorium berupa pemeriksaan darah. Ada sejumlah pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan, yang

terpenting adalah tes toleransi glukosa oral standar menurut WHO, pemeriksaan glikohemoglobin,

fruktosamin, insulin, c-peptide, dan insulin-antibodi. Pada penderita diabetes mellitus, glukosa menumpuk

dalam darah, terutama setelah makan. Jika penderita diabetes tersebut diberi glukosa secara oral dengan

dosis tertentu (misalnya 75 g) maka gula darahnya akan meningkat lebih tinggi daripada orang normal dan

turunnya pun juga akan lebih lambat. Tes ini dinamakan tes toleransi glukosa oral.( Tobing,2018).

Menurut WHO (1994) tes toleransi terhadap glukosa ada dua cara yakni cara oral dan intravena

(IV)Cara yang biasa dilakukan adalah oral sedangkan cara intravena hanya dilakukan pada keadaan

khusus misalnya terdapat gangguan penyerapan (absorbsi) akibat operasi pada saluran pencernaan Tes ini

dilakukan sebagai konfirmasi diagnosis DM bila pemeriksaan penyaring hasilnya meragukan.

(Dalimartha,2019).

Penyebab diabetes adalah pankreas yang tidak dapat meghasilkan insulin sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Secara lebih luas, penyebab diabetes masih belum diketahui secara pasti. Hanya terdapat

beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab diabetes. Selain itu, diabetes dapat

pula diwariskan dalam keluarga.(Charles,2021


BAB III
METODE
III.1.Cara Kerja KERJA

PRA ANALITIK GDS:

1. Tidak membutuhkan persiapan khusus


2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

PRA ANALITIK GDP:

1. Pasien puasa 10-12 jam,boleh minum air putih.


2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

PRA ANALITIK TTOG:

1. Dilakukan puasa 2 jam setelah pemberian larutan glukosa 75 gr.


2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

ANALITIK:

1. Pengambilan darah vena pada pasien untuk GDS,GDP,dan TTGO.


2. Kumpulkan 3 sampai 5 mL darah vena dalam tabung spesimen darah.
3. Untuk sampel GDS menggunakan tabung berwarna ungu (EDTA),dan sampel GDP dan
TTGO menggunakan tabung berwarna merah.
4. Diamkan sampel pada tabung merah sampai darah membeku.
5. Lakukan sentrifugasi pada sampel merah untuk mendapatkan serum atau Plasma.
6. Diamkan reagen dan spesimen hingga suhu reagen dan spesimen sama dengan suhu
ruangan selama ± 30 menit
7. Dipipet menggunakan mikropipet
8. Homogenkan. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 37 °C atau 20 menit pada suhu kamar (25
°C). Baca absorban pada panjang gelombang 500 nm (460-560) terhadap reagen blanko
Reaksi warna stabil selama 15- 20 menit pada suhu 37 °C kemudian secara perlahan terjadi
penurunan.
9. Setelah itu sampel di lihat hasilnya menggunakan alat fotometer.
10. Dicatat hasilnya.

PASCA ANALITIK:
1. Nilai rujukan GDS:

2. Interpretasi hasil:
 Peningkatan kadar
 Penurunan kadar.
 Limitasi
 Linieritas

PASCA ANALITIK:

1. Nilai rujukan GDP:


Glukosa puasa :<126 mg/dl.
2. Interpretasi hasil:
 Peningkatan kadar
 Penurunan kadar
 Limitasi
 Linieritas.

PASCA ANALITIK:
1. Nilai rujukan TTGO:

Tes toleransi glukosa oral : <125 mg/dl. 2.Interpretasi


hasil:
 Peningkatan kadar
 Penurunan kadar
 Limitasi
 Linieritas
BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN

NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN KETERANGAN

1 GDS - 60 – 130mg/dl -

2 GDP 63 mg/dl 126mg/dl Normal

3 TTGO 3 mg/dl <125 mg/dl Hipoglekemia


BAB V
PEMBAHASAN

Adapun pembahasan pada praktikum Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS),Glukosa Darah

Puasa (GDP), dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Yang dilaksakan pada hari kamis 26 Oktober

2023 di Laboratorium Patologi Klinik lantai 2 gedung D,Universitas Megarezky Makassar .Praltikum kali

ini memeriksa normal dan tidaknya Glukosa.

Pada pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu di lakukan tiga tahapan yaitu Pra Analitik, Analitik,

dan Pasca Analitik.yang pertama yaitu Pra Analitik dimana tahap tidak ada persiapan pasien khusus

terhadap pasien,tahap yang kedua yaitu Analitik mengenai prosedur yaitu pertama melakukan flebotomi

dimana mengambil sampel darah vena pada pasien sebanyak 3-5 ml. kemudiaan dimasukka ke dalam

tabung EDTA.Pada pemeriksaan Glukosa darah sewaktu ini menggunakan alat POCT dimana cara

menggunakannnya yaitu di nyalakan,dimasukkan strip ke alat POCT lalu di ambil sampel pada tabung

EDTA sampai berbunyi ‘klik’.setelah itu di tunggu selama lima menit,Dan tahap yang ketiga yaitu Pasca

Analitik dimana melihat pada alat POCT hasilnya pada pe dari pemeriksaan glukosa darah sewaktu hasil

tidak di dapatkan karena kelompok 1 tidak melakukan praktek GDS dikarenakn tidak adanya sampel .

Pada pemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP) dilakukan tiga tahapan yaitu Pra

Analitik,Analitik,dan Pasca Analitik. Yang pertama yaitu Pra Analitik dimana tahap ini mempunyai

persiapan khusus terhadap pasien dengan berpuasa selama 10-12 jam boleh minum air putih.selanjutnya

tahap yang kedua yaitu Analitik mengenaai prosedur kerja yaitu pertama melakukan flebtomi dimana

mengambil sampel darah vena pada pasien sebanyak 3-5 ml.kemudian dimasukkan ke dalam tabung

tutup merah (tabung Heparin).kemudian di tunggu


selama kurang lebih 30 menit sampai sampel darah terjadi penggumpalan,Ketika sampel sudah terjadi

penggumpalan selanjutnya di centrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 10-15 menit.setelah di

centrifuge.di ambil tabung reaksi kemudian dipipet aquadest sebanyak 1000 mikron kemudian

dimasukkan kedalam tabung reaksi selanjutnya ditambahkan reagen sebanyak 10 mikron dan yang

terakhir dipipet plasma dari sampel sebanyak 10 mikron.homogenkan, Setelah itu di inkubasi selama 10

menit pada suhu 37 derajat celcius.setelah itu di nyalakan alat fotometer lalu klik pemeriksaan glukosa

stelah itu di isap sampel yang ada pada tabung reaksi lalu tunggu beberapa menit hasilnya akan terlihat

oleh layer alat fotometer.dari pemeriksaan glukosa darah puasa hasilh di dapatkan yaitu 63 mg/dl. Nilai

tersebut normal karena yang tidak melewati batas nilai rujukan 126 mg/dl sehinggaa hasil yang di

dapatkan normal.

Pada pemeriksaan Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dilakukan tiga tahapan yaitu Pra

Analitik,Analitik,dan Pasca Analitik. Yang pertama yaitu Pra Analitik dimana tahap ini mempunyai

persiapan khusus terhadap pasien dengan berpuasa selama 2 jam setelah pemberian larutan glukosa 75

gram .selanjutnya tahap yang kedua yaitu Analitik mengenaai prosedur kerja yaitu pertama melakukan

flebtomi dimana mengambil sampel darah vena pada pasien sebanyak 3-5 ml.kemudian dimasukkan ke

dalam tabung tutup merah (tabung Heparin).kemudian di tunggu selama kurang lebih 30 menit sampai

sampel darah terjadi penggumpalan,Ketika sampel sudah terjadi penggumpalan selanjutnya di centrifuge

dengan kecepatan 2500 rpm selama 10-5 menit.setelah di centrifuge.di ambil tabung reaksi kemudian

dipipet aquadest sebanyak 1000 mikron kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi selanjutnya

ditambahkan reagen sebanyak 10 mikron dan yang terakhir dipipet plasma dari sampel sebanyak 10

mikron.homogenkan, Setelah itu di inkubasi selama 10 menit pada suhu 37 derajat celcius.setelah itu di

nyalakan alat fotometer lalu klik pemeriksaan glukosa stelah itu di isap sampel yang ada pada tabung

reaksi lalu tunggu beberapa menit hasilnya akan terlihat


oleh layer alat fotometer.dari pemeriksaan glukosa darah puasa hasilh di dapatkan yaitu 3 mg/dl. Nilai

tersebut tidak normal karena mengalami Hipoglikemia yaitu dapat d sebut dengan pemyakit gula darah

rendah, sedangkan nilai rujukan normal untuk TTGO adalah <125 mg/dl sehinggaa hasil yang di

dapatkan tidak normal.

Pada pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) Glukosa Darah Puasa (GDP),dan Test

Toleransi Glukosa Oral (TTGO) menggunakan metode menggunakan metode Thinder atau GOD-PAP

(Glukosa Oksidase-Para Aminofenazon).Adapun wadah yang digunkan dalam praktikum yakni gelas

kimia dan tabung reaksi.dan alat yang digunakan yaitu POCT,waterbath,dan fotometer.

Prinsip yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase

(GOD) menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida yang terbentuk dengan adanya POD,bereaksi

dengan kloro-4fenol dan 4-Aminofenazone (PAP) untuk membantu warna merah kuinonimin,absorbansi

kompleks berwarna,sebanding dengan konsentrasi glukosa dalaam specimen yang diukur pada Panjang

gelombang 500nm.

Adapun hasil yang didapatkan pada prakikum kali ini yaitu didapatkan hasil dari glukosa darah

sewaktu (-) , .glukosa darah puasa 63 mg/dl.dan test toleransi glukosa oral yaitu 3 mg/dl.
DAFTAR PUSTAKA

Andreani,dkk,(2018). Hubungan antara gula darah sewaktu dan puasa dengan perubahan skor nihss pada
stroke isemik akut. Jurnal kedokteran Diponegoro.Vol.7.No.1.

Azlitha mala,DKK,(2018).Hubungan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien
diabetes melitus yang datang ke poli klinik penyakit dalam rumah sakit. Jurnal fk
unand.Vol.7.No.3.

Charles, (2021). Bersahabat dengan Diabetes Tipe 2. Penerbit Wisma Hijau. Bogor.

Dalimartha Setiawan,(2019). Makanan & herbal untuk penderita diabetes melitus. Penerbit Penebar
Swadaya. Bogor .

Fandinata selly septi & Ernawati iin,(2017). Management terapi pada penyakit degenerateive.
Penerbit Granity, Gresik Jawa Timur.

Oktafiana Elisa,DKK,(2022). Pemeriksaan gula darah untuk mencegah peningkatan kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus. Jurnal lentera.Vol.2.No.2.

Purnama titi & ruhi suwarny,(2023). Pemeriksaan Gulda Darah Sewaktu (GDS) dan pengukuran tekanan
darah bagi orang tua siswa pada kegiatan market day STP Khoiru Ummah Kendari.Jurnal
pengabdian saintek mandala waluya.Vol.3.No.1.

Tobing Ade,(2018). Care your self Diabetes Melitus. Penerbit Niaga Swadaya.

Tandra hans,(2017). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes. Penerbit Gramedia Pustaka
utama. Jakarta.

Yusuf Baharuddin,DKK,(2023).Gula daraah puasa padaa penyakit diabetes melitus. Jurnal medical
pharmacy.Vol.6.No.1.

Anda mungkin juga menyukai