OLEH :
Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme secara
keseluruhan dengan zat antara suatu sel atau organisme secara keseluruhan dengan
lingkungannya. Metabolisme juga merupakan proses penting yang terjadi pada
tubuh manusia, sebagai proses pengolahan baik pembentukan dan penguraian zat -
zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan
baik. Kelainan metabolik seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang
mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu
proses metabolisme.
Karbohidrat adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrosa dan fruktosa.
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Sebagian
karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Beberapa gula (misalnya
sukrosa) harus diproses oleh enzim di dalam tubuh sebelum bisa digunakan sebagai
sumber energi. Jika enzim yang diperlukan tidak ada, maka gula akan tertimbun
dan menimbulkan masalah kesehatan. Beberapa kelainan yang disebabkan oleh
gangguan metabolism karbohidrat yaitu diabetes mellitus, glikogenesis, intoleranso
fruktosa herediter, fruktosuria, dan pentosuria.
C. Pemeriksaan HbA1C
Pemeriksaan atau tes HbA1C (A1C) adalah tes darah yang digunakan
untuk mendiagnosis penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2, serta mengevaluasi
efektivitas terapi diabetes. Pemeriksaan HbA1C dilakukan dengan mengukur
persentase hemoglobin (protein di sel darah merah yang membawa oksigen) yang
terlapisi oleh gula. Dari hasil pemeriksaan HbA1C dapat diperkirakan rata-rata
kadar gula darah dalam 2-3 bulan terakhir. Semakin tinggi kadar HbA1C, maka
semakin buruk kontrol gula di dalam darah, yang meningkatkan risiko terhadap
komplikasi dari diabetes. Tujuan Pemeriksaan HbA1C
1. Mengidentifikasi adanya kondisi prediabetes
2. Mendiagnosis diabetes tipe 1 dan tipe 2 bersamaan dengan tes diabetes
lainnya
3. Mengevaluasi terapi diabetes, untuk melihat efektivitas terapi dalam
menurunkan kadar gula darah
Sampel darah yang digunakan untuk pemeriksaan HbA1C berupa darah
vena dengan pengawet EDTA. Pemeriksaan HbA1C dapat dilakukan
menggunakan beberapa metode antara lain : Elektrofoesis dan imunoassay, Ion
exchange cromatograpy, Turbidimetri, dan HPLC (High Performance Liquid
Cromatograpy). Adapun kriteria untuk nilai HbA1C yaitu:
1. Baik : kadar HBa1C <6,5 %
2. Sedang : kadar HBa1C 6,5% - 8%
3. Buruk : >8%
Airin Que, Yasa I Wayan Putu Sutirta , Lestari A.A. Wiradewi. 2013. GAMBARAN
HASIL PEMERIKSAAN KADAR HBA1C PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM
SURYA HUSADHA TAHUN 2013. Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Laboratorium Patologi Klinik
RSUP Sanglah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Lestari, W & Santhi, D. (2017). Diktat Praktikum Kimia Klinik III. Universitas
Udayana : Bagian Patologi Klinik.
Prihandono, D.S & Waluyo, F. (2019). Pengaruh Lama Penyimpanan 5 Jam dan 10
Jam pada Suhu 2-8ᴼC Terhadap Kadar Glycated Hemoglobin (HbA1c).
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo. Vol 5(2), 125 – 133.
Ridha Wahyuni , Amir Ma’ruf , Edy Mulyono. 2019. HUBUNGAN POLA MAKAN
TERHA DAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES
MELLITUS. Journal homepage :
http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika