Penyusun :
Clara Aurelia Putri Puspitasari
18330021
Kelas B
Dosen:
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
Fakultas Farmasi
Institut Sains dan Teknologi Nasional
2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.2 Prosedur
1. Lakukan Puasa pada mencit selama 12jam sampai dengan 16 jam, tetapi tetap diberikan
air minum.
2. Cek kadar glukosa darah mencit sebelum pemberian glukosa pada menit ke-0 dengan cara
bagian ujung ekor mencit dipotong, kemudian darah diteteskan ke bagian ujung strip dan
setelah 5 detik kadar glukosa darah akan terlihat pada monitor glukometer. Kadar glukosa
darah nantinya akan dicatat sebagai kadar glukosa darah puasa (GDP).
3. Berikan larutan glukosa 1 g/kgBB mencit.
4. Cek kadar glukosa darah mencit setelah pemberian glukosa pada menit ke-5 dengan cara
bagian ujung ekor mencit dipotong, kemudian darah diteteskan ke bagian ujung strip dan
setelah 5 detik kadar glukosa darah akan terlihat pada monitor glukometer. Kadar glukosa
darah nantinya akan dicatat sebagai kadar glukosa darah setelah pembebanan.
5. Mencit dibagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 2 ekor
mencit dengan perbedaan dosis obat yang diberikan:
Kelompok I : CMC Na 1% secara oral
Kelompok II : glibenklamid 5 mg/ 70 kgBB manusia secara oral
Kelompok III : metformin 500 mg/ 70 kgBB manusia secara oral
6. Hitung dosis dan volume dari hasil pemberian obat dengan tepat untuk masing-masing
mencit.
7. Berikan larutan obat sesuai dengan kelompok masing-masing pada menit ke-10.
8. Cek kadar glukosa darah mencit setelah pemberian glukosa pada menit 20, 40, 60, 80, 100
dan 120.
9. Catat dan tabelkan pengamatan.
10. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik berdasarkan analisis variansi dan bermakna
perbedaan kadar glukosa darah antara kelompok kontrol negatif, positif dan kelompok uji
kemudian dianalisa dengan Student’s t-test. Hasil data dapat disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik.
3.3 Perhitungan
Dalam suatu praktikum farmakologi “uji kadar glukosa dan antidiabetes” akan
diberikan sediaan uji CMC-NA, Glibenklamid, dan Metformin pada mencit. Hitunglah dosis
dan volume pemberian obat pada masing-masing mencit (dosis obat dapat dilihat pada
penuntun praktikum), apabila diketahui berat badan tikus dan konsentrasi larutan sebagai
berikut (kecuali CMC-Na tdk perlu dihitung) :
CMC-Na 1 % (0,5 ml)
‘
Kel Mencit ke- BB (g)
I I 23
II 27
III 29
IV 25
V 22
II I 24
II 30
III 28
IV 26
V 24
III I 25
II 28
III 26
IV 31
V 29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Diabetes adalah penyakit hiperglukemia yang ditandai dengan ketiadaan absolut
insulin atau insensitivitas sel terhadap insulin. Peningkatan kadar darah atau hiperglukemia
(gula puasa > 126 mg/dl atau postpradial > 200 mg/dl atau glukosa sewaktu > 200 mg/dl).
Diabetes merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Insulin sendiri dalam tubuh berfungsi sebagai
pembantu transport glukosa masuk kedalam sel dan mempunyai pengaruh luas terhadap
metabolisme, baik metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Penyebab diabetes mellitus
dapat diakibatkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi memungkinkan
glukosa masuk kedalam sel untuk dimetabolisme dan dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Akibatnya, glukosa bertumpuk didalam darah yang akhirnya disekresikan lewat kemih
tanpa digunakan, karena itulah produksi kemih sangat meningkat dan sering penderita
mengeluarkan sekeresi air seni, merasa sangat haus, berat badan menurun dan merasa
sangat lelah.
Pada praktikum uji kadar glukosa dan diabetes ini dilakukan penentuan kadar
penurunan glukosa darah dan penetuan efek obat diabetes pada sejumlah mencit yang
digunakan sebagai hewan uji. Obat yang diguankan dalam percobaan diantaranya : CMC Na
1%, pembebanan pada masing-masing mencit (sebanyak 15 mencit), metformin dan
glibenklamid. Percobaan dapat dilakukan dengan memotong sedikit bagian ekor mencit
yang kan diambil darahnya dan dicek dengan menggunkan glukometer, glukometer akan
secara otomatis membaca kadar gula darah setelah ditetesi darah. Hasil yang didapat pada
percobaan mencit pada gula sewaktu : 80 mg/Dl, 108 mg/dL, 110 mg/dL, 90 mg/dL, 99
mg/dL, 100 mg/dL, 89 mg/dL, 115 mg/dL, 111 mg/dL, 82 mg/dL, 105 mg/dL, 101 mg/dL,
99 mg/dL, 90 mg/dL, 79 mg/dL. Menurut ketentuan kadar gula sewaktu/puasa gula puasa >
126 mg/dl atau postpradial > 200 mg/dl atau glukosa sewaktu > 200 mg/dl) data diatas
kurang dari ketentuan jadi dapat dikatakan gula darah normal.
Kemudian mencit dibebani dengan pemberian glukosa secara peroral sebanyak 1 ml.
Tunggu kurang lebih selama 5 menit. Hasil yang diperoleh yaitu 90 mg/dL, 115 mg/dL, 113
mg/dL, 98 mg/dL, 105 mg/dL, 110 mg/dL, 95 mg/dL, 119 mg/dL, 117 mg/dL, 89 mg/dL.
109 mg/dL, 110 mg/dL, 106 mg/dL, 95 mg/dL, 86 mg/dL. Dari data tersebut setelah
pembebanan glukosa kadar darah akan meningkat atau terjadinya hiperglikemia. Setelah
pembebanan glukosa mencit akan diberikan obat. Obat yang digunakan diantaranya : mencit
1- 5 CMC Na 1% sebanyak 0,5 ml selama 60 menit, mencit 6-10 glibenklamid sebanyak
0,03 ml dan 0,2 ml selama 60 menit, mencit 11-15 diberikan metformin sebanyak 0,2 ml
dan 0,2 ml selamam 60 menit.
Pada pemberian CMC Na 1% terjadi kenaikan kadar gula darah yang signifikan. Dari
data praktikum dihasilkan setlah diberikan obat CMC Na 1%secara PO sebnyak 0,5 ml pada
saat berpuasa mencit 1 memiliki kadar glukosa 80 mg/dl ini pada menit ke-5 kemudian 90
mg/dl dan pada91 mg/dl pada diabetic 30. Mencit 2 108 mg/dl, 115 mg/dl dan 111 mg/dl.
Selanjutnya mencit 3 menghasilkan kadar glukosa saat berpuasa 110 mg/dl kemudian saat
menit ke-5 113 mg/dl dan saat ke 30 109 mg/dl.Mencit ke 4 menghasilkan 90 mg/dl,98
mg/dl, dam 99 mg/dl. Dan mecit ke 5 menghasilkan 99 mg/dl saat berpuasa,105 mg/dl saat
menit ke 5 dan ke 3 menghsilkan 108 mg/dl. CMC Na 1% sendiri bukan merupakan obat
untuk diabetes dan hanya digunakan sebagai kontro pembanding apabila dalam percobaan
mencit mengalami penurunan gula darah.
b. Apa peran insulin dalam tubuh dan pengaruhnya pada penyakit diabetes ?
Insulin ialah hormon polipeptida yang dihasilkan oleh sel beta dalam islet Langerhans
pankreas dan berperan penting pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Hormon ini menurunkan kadar glukosa darah, asam lemak dan asam amino dalam
darah yang mendorong penyimpangan nutrien-nutrien tersebut dalam bentuk
glikogen. Bila kadar glukosa darah rendah maka sel pankreas menghasilkan glukagon
yang berfungsi memecahkan glikogen menjadi glukosa.
- Dengan spektrofotometer
Darah mencit diambil melalui ekor sebanyak 0,5-1 ml ke dalam tabung ependorf.
Darah disentrifusa selama 10 menit untuk diambil serumnya sebanyak 50 μl dan
kemudian ditambahkan uranil asetat 500 μl dan disentrifusa kembali. Supernatan
sebanyak 50 μl diambil dan ditambahkan pereaksi enzim kit glukosa 500 μl,
kemudian diinkubasi selama 10 menit dan diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 546 nm untuk mendapatkan nilai kadar glukosa darah. Hal yang
sama dilakukan untuk blanko dan standar glukosa
- Dengan Glukometer
Terdiri dari alat glukometer dan strip glukosa glukometer yang sesuai dengan nomor
pada alat. Alat ini secara otomatis akan hidup ketika strip glukosa dimasukkan dan
akan mati setelah strip glukosa dicabut. Masukkan strip kedalam alat glukometer,
sehingga glukometer ini akan hidup secara otomatis, kemudian dicocokkan kode
nomor yang muncul pada layar dengan yang ada pada vial check glucose Tes strip.
Tes strip yang dimasukkan pada glukometer pada bagian layar yang tertera angka
yang harus sesuai dengan kode vial check glucose test strip, kemudian pada layar
monitor glukometer muncul tanda siap untuk diteteskan darah. Sentuhkan tetesan
darah yang keluar langsung dari pembuluh darah ke test strip dan ditarik sendirinya
melalui aksi kapiler. Ketika wadah terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur kadar
glukosa darah. Hasil pengukuran diperoleh selama 10 detik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Diabetes merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
- Penurunan kadar glukosa dalam darah dapat diobati dengan glibenklamid maupun
metformin.
- Pada praktikum ini metformin memberikan penurunan gukosa yang cukup
signifikan jika dibandingkan dengan glibenklamid.
DAFTAR PUSTAKA