Anda di halaman 1dari 9

KARYA TULIS ILMIAH

KURANGNYA KADAR HEMOGLOBIN


PADA MAHASISWA YANG MENGKONSUMSI MI INSTAN

ERIKA DWIPUTRI.S
P07534022205

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia yang disebabkan oleh rendahnya kadar hemoglobin merupakan salah satu
masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30%
penduduk dunia menderita anemia. Perubahan gaya hidup masyarakat masa kini turut
mempengaruhi pola konsumsi dengan maraknya makanan instan. Makanan instan atau siap
saji kian digemari sebagai makanan pengganti nasi. Salah satunya adalah mie instan yang
sekarang ini banyak beredar terutama di kalangan mahasiswa sebagai makanan populer.
Makanan yang seharusnya diinginkan mahasiswa ialah seperti makanan yang mengandung
protein, mineral, karbohidrat, serat, dan vitamin. Kegiatan mahasiswa yang padat membuat
sebagian mahasiswa mengalami keluhan seperti kepala pusing, lemah atau lesu, dan kurang
berkonsentrasi saat pembelajaran. Sehingga mahasiswa kurang memperhatikan pola makan
yang dikonsumsi sehingga memilih mie instan sebagai pengganti sarapan paginya.
Hemoglobin merupakan salah satu protein yang penting dalam tubuh manusia, karena
fungsinya dalam transportasi oksigen dan karbondioksida. Kekurangan hemoglobin,
berdampak pada kesehatan seperti kapala pusing, badan lemah, lelah, kurang energi, kurang
nafsu makan, daya konsentrasi menurun. Jika tidak dilakukan upaya meningkatkan kadar
hemoglobin menjadi normal seperti anemia. Tingkat konsumsi protein perlu diperhatikan
karena semakin rendah tingkat konsumsi protein maka semakin cenderung untuk menderita
anemia. Selain itu protein juga berperan dalam proses pengangkutan zat-zat gizi
termasuk besi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan
dan melalui membran sel ke dalam sel-sel. Sehingga apabila kekurangan
protein akan menyebabkan gangguan pada absorbsi dan transportasi.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin adalah
tingkat sosial ekonomi, penyakit kronik dan asupan zat gizi.
Anemia dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu dengan mengkonsumsi kacang-
kacangan, sayuran hijau, buah-buahan, daging, telur, kerang, dan seafood. Selain dengan
mengkonsumsi beberapa jenis makanan hal yang harus diperhatikan adalah memelihara
dan menjaga pola hidup sehat. Mahasiswa yang sering mengkonsumsi mie instan,
hendaknya juga mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan mengandung vitamin C.
Tingginya vitamin C yang tekandung dalam sayuran dan buah-buahan sehingga sangat baik
sebagai sumber zat besi.Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi besi non-heme hingga 4
kali lipat. Vitamin C dan besi membentuk senyawa kompleks askorbat besi yang lebih
mudah diserap oleh usus. Mahasiswa yang senang mengkonsumsi mie instan hendaknya
ditambahkan zat gizi lainnya seperti sayuran, telur dan sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hemoglobin pada mahasiswa D-III TLM


semester 1 Politeknik kesehatan Kemenkes Medan yang mengkonsumsi mie instan.

1.3 Tujuan Penelitian


Mengetahui kadar hemoglobin pada mahasiswa D-III TLM semester 1 Politeknik
kesehatan Kemenkes Medan yang mengkonsumsi mie instan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoris

Manfaat yang diharapkan dapat menambahkan keilmuan teknologi


laboratorium kesehatan khususnya mahasiswa TLM terkait dengan kadar
hemoglobin pada mahasiswa D-III TLM semester 1 Politeknik kesehatan Kemenkes Medan
yang mengkonsumsi mie instan.

1.4.2 Praktis

Manfaat yang diharapkan untuk mahasiswa dapat memberikan


informasi terkait dengan kadar hemoglobin pada mahasiswa D-III TLM semester 1 Politeknik
kesehatan Kemenkes Medan yang mengkonsumsi mie instan. Agar mahasiswa dapat
menjaga pola konsumsi, olahraga, dan istirahat yang cukup.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Konsep Hemoglobin

2.1.1 Definisi Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi yang memungkinkan sel darah
merah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Semua jaringan
tubuh membutuhkan oksigen, oksigen adalah sumber energi yang paling penting dalam
tubuh. Tanpa cukup hemoglobin, jaringan akan kekurangan pasokan oksigen, sehingga
jantung dan paru-paru harus bekeja lebih keras untuk mengimbanginya.

2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Kecukupan besi dalam tubuh, metabolisme besi dalam tubuh, pola makan, usia, jenis
kelamin, logam berat, genetik, lama kerja, dan kebiasan merokok.

2.1.3 Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin dalam menjalankan fungsinya membawa


oksigen ke seluruh tubuh, hemoglobin di dalam sel darah merah
mengikat oksigen melalui suatu ikatan kimia khusus.

2.1.4 Dampak kekurangan Hemoglobin

Kadar hemoglobin dalam tubuh harus pada nilai normal,


kadar hemoglobin yang di bawah normal merupakan sindrom dari
penyakit anemia. Sindrom ini muncul karena anoksia organ target
dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. eberapa dampak akut
dari kekurangan hemoglobin antara lain : Sering pusing, mata berkunang-kunang, napas
cepat atau sesak napas, pucat.

2.2 Konsep Mie instan

2.2.1 Definisi Mie instan

Standar Nasional (SNI) nomor 3351-1994, mi instan


didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung
terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan
bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan
slap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih
paling lama 4 menit.

2.2.2 Bahan Pembuatan Mie instan


Bahan Utama adalah tepung terigu, merupakan bahan dasar pembuatan mi. Bahan
Tambahan adalah Tapioka, Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstraksi ubi
kayu melalui proses pemarutan, pemerasan, penyaringan,
pengendapan pati, dan pengeringan. Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan
karhohidrat, melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal
gluten. Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mi,
meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mi serta mengikat air. Minyak dapat digunakan
sebagai medium penggorengan
bahan. Dalam penggorengan, minyak berfungsi sebagai
medium penghantar panas, menambah rasa gurih dan kalori
dalam bahan.

2.2.3 Kandungan Mie instan

Satu takaran saji mi instan yang berjumlah 80 gram mampu


menyumbangkan energi sebesar 400 kkal, yaitu sekitar 20 persen dari total kebutuhan
energi harian (2.000 kkal). Energi yang
disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 170-200 kkal. Hal lain
yang terkadang kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mi
instan yang dapat mencapai 30 persen bobot kering. Hal ini perlu
diwaspadai bagi penderita obesitas atau orang yang sedang dalam
program penurunan berat badan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai pembuatan proposal penelitian


sampai dengan akhir yaitu bulan September 2022.

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Teknologi laboratorium medis Politeknik kesehatan


Kemenkes Medan.

3.2 Jenis atau metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif.


Menurut Sugiyono (2014) metode deskriptif adalah suatu metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Dalam
penelitian ini peneliti hanya menggambarkan kadar
hemoglobin mahasiswa Program Studi TLM Politeknik kesehtan Kemenkes Medan
angkatan tahun 2022 yang mengkonsumsi mie instan.

3.3 Subjek Penelitian

Mahasiswa program studi Teknologi laboratorium medis angkatan tahun 2022 semester
1 Politeknik kesehatan kemenkes Medan.

3.4 Instrumen Penelitian

Alat/sarana : Spuit injeksi 3 ml, Kapas, Toumiquet, Tabung vacuum, ABX Micros 60.
Bahan : Alkohol 70%, Darah.
3.5 Teknik Analisis data
 Editing, Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan.
 Coding, Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.
 Analisis Data, Setelah data terkumpul sehingga perlu dicek kembali
kelengkapan identitas responden, kelengkapan data (isi instrumen) dan
mengecek macam isi data kemudian dilakukan tabulasi data variabel penelitian,
maka dilanjutkan dengan analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Subyek penelitian adalah mahasiswa D3 TLM Kelas E (Semester I) tahun akademik
2022/2023 yang berjumlah 49 mahasiswa. Setelah diberi kuesioner diketahui bahwa dari 49
mahasiswa tersebut yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mengkonsumsi mie instan minimal 3
bungkus dalam satu minggu sebanyak 33 mahasiswa, sehingga responden yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 33 mahasiswa.
4.2 Pembahasan
Diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kadar hemoglobin dalam kategori
anemia yaitu sebanyak 19 orang. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa kadar
hemoglobin terendah adalah 9,5 g/dL dan tertinggi adalah 15,5 g/dL dengan rerata sebesar
11,87 g/dL. Kadar Hemoglobin normal pada umumnya berbeda pada laki- laki kurang dari 13,5
gram/100ml sedangkan pada perempuan kurang dari 11,5 gram/100ml.
Hemoglobin merupakan komponen penting dari sel darah merah yang memiliki peran
dalam transportasi oksigen dan karbon dioksida. Hemoglobin memberikan pigmen alami pada
sel darah merah. Zat besi yang terdapat di hemoglobin, ketika berikatan dengan oksigen akan
tampak kemerahan. Sedangkan jika zat besi tersebut berikatan dengan karbon dioksida akan
berubah warna menjadi keunguan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa hemoglobin merupakan
molekul yang memiliki dua bagian utama yaitu globin dan gugus heme. Globin merupakan
suatu protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida yang berlipat-lipat. Sedangkan
gugus heme merupakan empat gugus nonprotein yang mengandung besi dengan masing-
masing terikat ke salah satu polipeptida pada globin. Masing-masing dari keempat atom besi
dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul oksigen, oleh karena itu setiap molekul
hemoglobin dapat mengambil empat molekul oksigen dari alveolus di paru-paru. Selain itu
hemoglobin juga mengikat bagian ion hidrogen asam dari asam karbonat terionosasi yang
dihasilkan dari tingkat jaringan dari karbon dioksida.
Jadi jelas bahwa konsumsi mi instan dapat mempengaruhi terhadap
kadar hemoglobin mahasiswa, sebab mi instan bukanlah makanan penuh
yang dapat dapat mencukupi kebutuhan gizi tubuh dalam satu hari. Jadi
rendahnya komposisi protein yang terdapat pada mi instan dapat
berpengaruh terhadap pembentukan sel darah merah. Adapun kelemahan dari konsumsi mi
instan adalah kandungan natriumnya yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mi instan
berasal dari garam (NaCI) dan bahan pengembangnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kadar hemoglobin pada mahasiswa yang mengkonsumsi mie instan sebagian besar
kadar hemoglobinnya dalam kategori rendah atau anemia.
5.2 Saran
Bagi masyarakat atau mahasiswa yang senang mengkonsumsi mie
instan hendaknya ditambahkan zat gizi lainnya, sebab mi instan belum
dikategorikan makanan penuh yang mampu mencukupi kebutuhan gizi
tubuh dalam satu hari seperti sayuran, telur dan sebagainya. Akan lebih
baik jika membiasakan sarapan dengan pola gizi yang seimbang dan
memperhatikan pola hidup yang sehat agar tidak kena anemia.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwijayanti, Betti Ronayan. (2015). Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Kadar


Timbal Dalam Darah Dan Dampaknya Pada Kadar Hemoglobin Pekerja
Percetakan Di Kawasan Megamall Ciputat Tahun 2015. Skripsi. Jakarta: Program
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Dewi, Aisyah Nurcita. (2014). Hubungan Kebiasaan Sarapan Dengan Kadar Hemoglobin
Pada Remaja Putri (Studi Penelitian Di SMP Negeri 13 Semarang). Artikel
Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang

chromeextension://ieepebpjnkhaiioojkepfniodjmjjihl/data/pdf.js/web/viewer.html?file=ht
tps%3A%2F%2Frepo.stikesicmejbg.ac.id%2F144%2F7%2FKTI%2520INDAH
.pdf

Lyza, Riana. (2010). Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Produktivitas Tenaga Kerja
Pemanen Kelapa Sawit PT. Peputra Supra Jaya Kecamatan Langgam, Kabupaten
Pelalawan, Propinsi Riau Tahun 2010. Skripsi. Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatra Utara http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20481

Maryana. (2012). Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama

Masthalina, Herta, Yuli Laraeni, Yuliana Putri Dahlia. (2015). Pola Konsumsi (Faktor
Inhibitor Dan Enhancer Fe) Terhadap Status Anemia Remaja Putri. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Kemas 11 (1) (2015) 80-86

Sherwood, Lauralee. (2012). Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai