Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin

meningkat. Hal ini terjadi pada seluruh kalangan. Di sisi lain, kesibukan-kesibukan

dalam berbagai aktivitas seperti pekerjaan seringkali membuat kita

menomorduakan kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti makanan. Hal tersebut

rupanya disadari oleh berbagai pengelola badan usaha sebagai peluang untuk

mencari keuntungan. Semakin hari badan usaha semakin berlomba-lomba untuk

memproduksi bahan makanan instan. Banyaknya produk makanan instan yang

beredar di pasaran semakin memanjakan konsumen apalagi utuk kalangan remaja.

Terlebih lagi, remaja yang sedang berada pada masa peralihan dari masa kanak-

kanak menuju dewasa kian sibuk dengan hal-hal yang baru mereka kenal sehingga

timbul pola hidup konsumtif yang terkadang berlebihan. Pola berpikir mereka

seakan ikut berubah. Kalau ada yang mudah, kenapa harus memilih yang susah?

Dalam sehari seorang remaja mampu mengonsumsi beberapa jenis makanan instan

dari makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan dalam bentuk instan.

Makanan instan seakan telah mendarah daging dalam diri mereka. Bahkan ada yang

menjadikannya sebagai makanan sehari-hari.

Akibat dari pengonsumsian makanan instan yang berlebihan dapat membuat

remaja mengabaikan pola makan yang sehat. Padahal pengonsumsian makanan

instan dalam jumlah banyak dan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan

penimbunan zat aditif yang terkandung dalam makanan instan pada tubuh mereka.

1
2

Saat ini banyak remaja yang menderita penyakit maag, radang, dan berbagai

penyakit yang menyerang alat pencernaan. Hal ini tentu tidak lepas dari kebiasaan

mereka mengonsumsi makanan instan. Lalu apakah yang sebenarnya terkandung

dalam makanan instan? Bagaimana pengaruhnya terhadap pola makan dan

kesehatan remaja?

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah adalah :

1. Kesibukan mengakibatkan remaja mengonsumsi makanan instan

2. Kesibukan tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memproduksi

makanan instan, sehingga perusahaan makanan instan semakin berkembang

3. Timbul penyakit yang diakibatkan oleh makanan instan

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan luasnya identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah Pengaruh Makanan Instan Terhadap Pola Makan dan

Kesehatan Remaja.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah

dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja zat yang terkandung dalam makanan instan?

2. Bagaimana pengaruhnya terhadap terhadapat kesehatan?


3

3. Mengapa dapat mempengaruhi pola makan?

4. Bagaimana solusi untuk menggunakan makanan instan secara sehat?

1.5 Tujuan Penelitian

Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui kandungan makanan instan

2. Mengetahui pengaruhnya terhadap pola makan dan kesehatan

3. Menemukan solusi dan tips untuk mengatasi pengaruh makanan instan

4. Menemukan cara untuk mengkonsumsi makanan instan dengan sehat

1.6 Hipotesis Penelitian

Dalam semiskripsi ini, hipotesis penelitian meliputi :

H0 : Ada pengaruh signifikan makanan instan terhadap pola makan dan kesehatan

remaja

H1 : Tidak ada pengaruh signifikan makanan instan terhadap pola makan dan

kesehatan remaja

1.7 Kegunaan Penelitian

Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

Secara teoritis, karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan referensi tentang angka putus

sekolah di Kabupaten Kebumen. Sementara untuk manfaat praktis dari karya tulis

ilmiah ini adalah sebagai berikut :


4

1. Bagi remaja, penelitian ini dapat untuk mengingatkan remaja agar tidak

terlalu sering mengkonsumsi makanan instan, agar terhindar dari berbagai

penyakit yang berbahaya dan pola makan yang tetap terjaga dengan baik.

2. Bagi khalayak umum, penelitian ini dapat dijadikan acuan bagaimana

mengkonsumsi makanan instan secara baik.

3. Bagi tenaga penyuluh, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam

memberikan penyuluhan tentang dampak penggunaan makanan instan secara

berlebihan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

4. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian

lanjutan.

1.8 Asumsi Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menemukan berbagai hambatan :

1. Waktu yang diberikan sangat terbatas.

2. Jam kuliah padat.

3. Adanya kegiatan praktik luar dari kampus dan pelatihan organisasi di akhir minggu.

1.9 Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan November s.d. Desember 2014

2. Ruang lingkup tempat

Penelitian ini dilakukan di salah satu restoran cepat saji di daerah Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan

3. Ruang lingkup masalah


5

Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh mkanan instan terhadap pola makan dan

kesehatan remaja
6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Makanan Siap Saji dan kandungannya

2.1.1. Makanan Siap Saji

Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas,

mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut

umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan

memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi

produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie

instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.

2.1.2. Zat Aditif Makanan

Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan

kesegaran produk tersebut.

2.1.3. Kemasan Makan

Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas

makanan tetap baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan

transportasi.

2.1.4. Jenis Zat Aditif dan Kemasan Makanan

Menurut Majeed (1996), zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa

kelompok berdasarkan tujuan penggunaannya1, yaitu:

1) Agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecithin

2) Agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin,

3) Agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan,

4) Agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin,

5) Agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit,

6) Agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy-

Toluen) dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol),

7) Agen pengembang untuk roti dan bolu,

8) Agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG),

9) Bahan pewarna.

Selain kesembilan zat aditif diatas juga terdapat bahan lain yang ditambahkan

dalam makanan diantaranya:

1) Agen peluntur,

2) Lemak hewani,

3) Bahan pengasam,

4) Bahan pemisah,

5) Pati termodifikasi,

6) Alkohol, dan

7) Gelatin.

1
www.makanansehat.web.id, 17 Mei 2012
8

Disamping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang


menggunakan, ukuran dan aturannya sudah ditentukan sesuai Standar
Nasional Indonesia (SNI), yang patut kita waspadai adalah adanya
pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang penggunaannya bukan
untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai pengawet yang telah
dilaporkan oleh Suriawiria (2003). 2

Dimana disinyalir 86,2% mie basah yang terdapat dipasar dan swalayan

mengandung formalin. Selain itu warna merah pada terasi 50% adalah

menggunakan pewarna rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk tekstil.

Selain itu rhodamin juga biasa diberikan dalam sirop untuk menimbulkan warna

merah.

2.1.5. Kemasan Makanan Siap Saji

Kompas (2003), Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan

Indonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang

sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan

food safety. 3

Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah

tampil menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan

ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam

(pembungkus mie instant dan nugget), PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus

kembang gula), kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk).

2
Kompas ( Jakarta ), 2003
3
Ibid.
9

2.2 Dampak Makanan Siap Saji

2.2.1. Manfaat Makanan Siap Saji

Media Indonesia ( 2003), Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500

600 jenis.4 Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi

dalam skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan

kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan

praktis.

2.2.2. Bahaya Makanan Siap Saji

World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural

Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan

makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu :

1) Aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun

terhadap organ-organ tubuh,

2) Aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu

keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, aspek imunopatologis,

keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.

Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun

tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dampak negatif zat aditif berlebihan

4
Media Indonesia( Jakarta), 2003
10

Zat Aditif Dampak terhadap kesehatan

Sulfit Menyebabkan sesak napas, gatal-gatal dan bengkak.

Zat Warna Menimbulkanalergi

Menimbulkan kanker hati

Menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid

MSG Kerusakan otak

Kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat proses

penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidakmampuan belajar,

dan depresi.

BHT&BHA Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin.

Pemanis Menyebabkan kanker kantong kemih (saccarin).

Gangguan saraf dan tumor otak (aspartan).

Mutagenik.

Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang

dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan

pengemas. (Atterwill dan Flack, 1992),Unsur-unsur bahan pengemas yang

berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya

seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosterone.5 kemasan

kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer)

yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker, dan styrofoam bersifat

mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik

5
www.makanansehat.web.id, 17 Mei 2012
11

2.3 Pola Makan Sehat

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem,
cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan
demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau
usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat.
Andi (2011) mengemukakan pola makan sehat adalah suatu cara atau
usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu
seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit.6

Sedangkan pola makan sehat dan seimbang yang dimaksud dalam

semiskripsi ini adalah pola makan yang teratur di mana makanan yang dikonsumsi

mengandung zat-zat gizi yang jumlahnya sesuai dengan asupan gizi yang

dibutuhkan tubuh.

Zat-zat Gizi

Mengonsumsi pola makan yang seimbang merupakan sudah anjuran

mendasar yang hakiki bagi semua orang. Di mana asupan zat gizi yang terkonsumsi

menentukan aspek kesehatan nutrisi setiap individu.

Zat-zat gizi tersebut adalah :

Karbohidrat

Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena zat inilah yang memiliki

peran penting sebagai penopang sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-hari

tubuh manusia. Zat karbohidrat terdapat pada makanan:

Tepung-tepungan

Penting adanya untuk senantiasa mengonsumsi salah satu makanan sumber

tepung-tepungan setiap kali makan. Contohnya: nasi, kentang mie, ubi, singkong,

6
vadhielajam.blogspot.com,7 Mar 2014
12

dan lainnya. Bila tubuh mengalami ketidakcukupan zat karbohidrat, maka gejala

paling awal yang paling mudah didapati adalah tubuh terasa lebih cepat lelah karena

kekurangan tenaga dari biasanya.

Gula

Gula bisa didapat pada makanan, antara lain: gula pasir, gula merah, gula

batu, sirup, madu dan kue manis. Namun perlu diwaspadai, pola konsumsi gula

perlu dibatasi. Meninjau karena zat gula tidak memiliki kandungan zat gizi lainnya

kecuali karbohidrat. Dengan demikian kebanyakan gula hanya akan mengakibatkan

kegemukan pada tubuh.

Lemak

Banyak yang belum mengetahui, bahwasanya lemak merupakan sumber

tenaga juga, namun karena bentuknya lebih memakan waktu dan sulit diserap oleh

tubuh. Lemak merupakan zat yang bersifat sebagai cadangan energi bagi tubuh.

Lemak yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Lemak terdapat pada

minyak, margarin, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya.

Protein

Protein berfungsi untuk pertumbuhan tubuh dan mengganti jaringan yang

rusak pada tubuh. Jelas sekali kebutuhan zat protein sudah mutlak dibutuhkan oleh

tubuh setiap hari. Protein terdapat pada: Ikan, ayam, daging, telur, susu, tahu, tempe

serta kacang-kacangan.
13

Vitamin & Mineral

Seperti telah diketahui bersama, vitamin dan mineral memiliki fungsi untuk

membantu melancarkan kinerja tubuh. Vitamin dan mineral banyak terdapat pada

sayuran dan buah-buahan.

Serat

Serat memiliki banyak fungsi bagi tubuh, diantara lain :

Membantu menurunkan glukosa darah

Membantu menurunkan lemak darah

Melancarkan buang air besar

Manfaat

Pola makan sehat dan seimbang sangat bermanfaat bagi tubuh, diantaranya

menjaga kondisi tubuh untuk tetap sehat dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Selain itu pola makan sehat dan seimbang juga dapat meningkatkan konsentrasi

serta kinerja otak. Pola makan sangat berpengaruh bagi kesehatan manusia serta

berpengaruh terhadap kinerja tubuh dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pola

makan yang kurang sehat akan menimbulkan dampak negatif bagi tubuh salah

satunya menyebabkan ketidakmaksimalan kinerja tubuh dalam melaksanakan

aktifitas sehari-hari.

Contoh Pola Makan Tidak Sehat

Melewatkan sarapan

Banyak orang yang masih belum menyadari arti pentingnya sarapan.

Mungkin bagi sebagian orang, sarapan berarti hanya mengisi makanan ke perut
14

saja.

Padahal fungsinya tidak hanya sebatas menjaga agar lambung tidak kosong saja,

melainkan juga untuk meningkatkan energi dan konsentrasi pada otak dan tubuh.

Menyantap sarapan juga membantu Kita agar tidak makan terlampau banyak pada

siang hari.

Makan Sebelum Tidur

Belum ada penelitian yang mampu membuktikan bahwa makan sebelum

tidur dapat menyebabkan bertambahnya berat tubuh seseorang, namun menyantap

makanan terlalu banyak atau menyantap makanan pedas, berlemak dan minum

kafein minimal 3 jam sebelum tidur dapat mengurangi kualitas dan lamanya tidur

lelap yang seharusnya kita dapatkan. Akibatnya, esok hari Kita terbangun dengan

tubuh lemas, lunglai dan tak bersemangat. Para ahli mengatakan bahwa menyantap

makanan berlemak sebelum tidur dapat membuat kerja lambung menjadi lebih

lambat sehingga makanan masih tetap tertinggal di lambung pada saat kita tidur.

Sedangkan menyantap makanan pedas sebelum tidur dapat membuat perut Kita

serasa terbakar menjelang saat tidur.

Makan sambil melakukan kegiatan lain

Selain terlihat tidak sopan, tapi makan sambil berbicara di telepon, bermain

video game atau yang lebih parah, menonton TV secara tak sadar dapat membuat

makan lebih banyak. Jika melakukan hal ini, jangan heran jika angka timbangan

kita terus bertambah. Makan sembarimelakukan kegiatan lain, akan membuat Kita

mengabaikan jumlah kalori yangKita santap. Apalagi jika kita mengonsumsi snack
15

favorit. Biasanya lebih sulit lagi menghentikan jumlah kalori yang terus masuk ke

tubuh.

Kurang minum air putih

Air putih sangat penting bagi kehidupan setiap makhluk hidup di bumi.

Namun yang tak diketahui oleh banyak orang adalah bahayanya kurang minum air

putih. Kurang minum air putih ternyata dapat membuat proses metabolisme tubuh

terganggu, contohnya adalah tubuh membutuhkan air untuk membakar kalori, jika

kita kurang minum air putih, otomatis proses pembakaran tak berjalan lancar.

Sebaiknya, minum banyak air putih setiap hari. Para ahli menganjurkan minum air

putih minimal 8-10 gelas perhari untuk menjaga kesehatan. Jika selama ini kita

senang minum soda, kopi atau minuman lain, alangkah baiknya jika kita

menyingkirkan semua itu dan menggantinya dengan minum air putih. Biasakan diri

untuk meminum segelas air putih setelah bangun dari tidur.

Kurang menyantap sayur dan buah

Makanan dengan rasa sayur atau buah tidak dapat digolongkan dalam

kategori sayur dan buah. Contohnya adalah permen, berondong jagung, keripik

pisang, dll. Para ahli menganjurkan untuk menyantap minimal 5 jenis buah atau

sayuran per hari. Jika kurang suka menyantap buah dan sayur, kita dapat

membuatnya menjadi aneka jus yang menarik. Jangan lupa tubuh membutuhkan

vitamin yang berasal dari sayuran dan buah-buahan, karena itu sayangilah tubuh

kita.
16

2.4 Akibat dari Pola Makan Tidak Sehat dan Seimbang

Kemajuan yang terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,

banyak menimbulkan perubahan, baik dari gaya hidup maupun pola makan bagi

penduduknya. Perubahan gaya hidup dari yang sederhana menjadi serba cepat atau

instan menyebabkan banyak orang memanfaatkan kemajuan teknologi di masa kini.

Sebagai contoh, untuk efisiensi waktu maka selalau pergi dengan mengendarai

motor. Akibatnya tubuh kurang banyak bergerak.

Selain itu, kesibukan yang dihadapi oleh mahasiswa juga menyebabkan

mereka hanya duduk belajar, menyelesaikan tugas-tugas, dan menghadapi stress.

Pemikiran yang serba instan ini menyebabkan banyak orang melirik ke makanan

fast food atau junkfood untk dikonsumsi. Perubahan-perubahan ini dapat dengan

mudah memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif di usia muda, yang sangat

merugikan generasi penerus bangsa


17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan satu metode dalam

pengumpulan dan pengolahan data. Data-data yang terkumpul penulis dapatkan

melalui studi pustaka dan dianalisis menggunakan metode kuantitatif. Data tersebut

penulis susun dari berbagai sumber. Berikut penulis sajikan perincian metode dalam

karya tulis ilmiah ini.

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam semiskripsi ini, populasi dalam pada restoran siap saji yang ada di Blok

M. Sedangkan sampel diambil di salah satu restoran di Mal Blok M.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang kami gunakan dalam memperoleh data ialah wawancara dan

angket.

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Wawancara

Wawancara dilakukan pada satu narasumber. Teknik wawancara yang digunakan

adalah wawancara terbuka dengan tujuan agar subjek mengetahui bahwa mereka

sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara itu. Wawancara
18

dilaksanakan pada Jumat 29 Mart 2013 di desa Panjagsari, Gombong. Beliau

berprofesi sebagai ahli gizi di Puskemas wero Gombong 1.

3.4.2 Metode Angket

Metode ini dilakukan pada banyak sumber. Kami melakukan penyebaran angket

pada remaja SMA umum. Jumlah angket yang disebar berjumlah 90 angket.

Penyebaran angket diaksanakan pada Selasa, 12 Maret 2013.

3.5 Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskripsi

kualitatif. Data-data yang penulis peroleh berupa data verbal (dari proses

wawancara) dan foto (dari observasi). Data tersebut diolah menjadi kalimat yang

padu dan disajikan dalam bentuk rangkaian paragraf yang dilengkapi dengan skema

dan gambar. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah memahami materi yang

penulis sajikan.
19

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data

Berdasarkan angket yang telah disebar, penulis ingin mengetahui tingkat

keseringan remaja dalam konsumsi makanan instan, jenis makan instan yang sering

di konsumsi dan keluhan setelah mengkonsmsi baan makanan tersebut. Hasil yang

di dapatkan sebagai beikut :

Tingkat keseringan remaja dalam mengkonsumsi makan instan dalam sehari

Remaja mengkonsumsi makan instan dalam sehari mencapai 2-3 kali perhari.

Jenis makanan instan

Jenis makanan instan yang seing dikonsumsi adalah sebagai berikut :

1. Mie instan

2. Makanan ringan (snack)

3. Nuget

4. Susu

5. Softdrink

4.1.1 Pengaruhnya tehadap pola makan

Memproduksi makanan instan berpengruh pada pola makan sebagai berikut:

1. Pola makan yang tidak teratur

2. Jarang mengkonsumsi makanan sehat (4 sehat 5 sempurna)


20

4.1.2 Pengaruhnya terhadap kesehatan

1. Sakit perut

2. Maag

3. Radang tengorokan

4. Pusing

5. Batuk-batuk

4.2 Pengujian Hipotesis

Dalam semiskripsi uji terhadap hipotesis H0 (Ada pengaruh signifikan

makanan instan terhadap pola makan dan kesehatan remaja) diterima, karena

makanan instan bisa mengubah pola makanan remaja menjadi tidak teratur dan

tidak sehat. Pola makan yang kurang sehat akan menyebabkan gangguan kesehatan

remaja.

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Makanan Instan, Kandungan dan Dampak

Berdasarkan data yag diperoleh makanan instan yang dikonsumsi

berpengaruh pada pola makan dan kesehatan pada remaja. Pengaruh yang paling

umum disebabkan oleh zat kimia yang terkadung dalam makanan tersebut.

Kandungan zat aditif yang terkandung di dalam makanan ini secara perlahan

menggrogoti tubuh kita. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan
21

tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal ini adalah penyedap rasa

(mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti kempal, pemutif

dan pematang tepung (aseton peroksida)dan sekustran (asam fosfat). Masih banyak

kandunga kimia yang terkandung di dalam makan cepat saji. Namun ini merupakan

bagian yang sangat merusak kesehatan kita.

Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the

American Society for Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher,

mati rasa di bagian belakang leher, stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa

sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa lemah/cepat lelah dan lain-lain.

Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini ketika mengkonsumsi makanan

cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu karena tubuh

tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12

gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan

mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal,

mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma,

kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.

Kemudian BHA. BHA anti oksidan di dalam makanan agar kandungan di

dalam amakan tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering

digunakan pada lemak dan minyak. Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi yang

mengkonsumsinya.

(Kompas, 2003),Ini masih pada kandungan makan cepat saji, belum lagi bila kita

menelusuri kemasan yang dipakai makan tersebut. menurut Hengky Dermana,


22

hanya 10% makanan cepat saji yang sesuai SNI.7 Kemasan plastic mengandung

PVC yang menghambat testosterone (Flack, 1992) dan kemasan kaleng

mengandung (Pb) timbale dan VCM (vinyl chloride monomer). (Meida Indonesia,

2003).

Makanan adalah salah satu komponen yang terkait lagsung dengan kondisi

kesehatan sesorang. Makanan berpengaruh sangat besar untuk mewujudkan kondisi

kesehatan yang prima bagi sesorang. Inilah ciri-ciri makanan yang sehat:

1) Mengandung cukup zat gizi

Makanan yang sehat adalah makanan ayng secara kimia mengandung zat-

zat gizi yang di butuhkan oleh tubuh. Zat gizi yang dimaksud adalah:

a. Karbohidrat sebagai sumber energy utama

b. Protein sebagai komponen pembangun sel dan jaringan tubuh

c. Lemak sebagai komponen sel dan jaringan , sebagai pelarut

vitamin dan cadangan energy.

d. Vitamin sebagai komponen yang memperlancar proses metabolisme di

dalam sel

e. Mineral sebagai komponen yang turut serta membangun struktur tubuh

dan ikut memperlancar proses pisiologis di dalam sel.

f. Serat untuk membantu kelancaran mekanisme pencernaan di dalam

saluran pencernaan.

g. Air sebagai pelarut berbagai zat gizi yang lain.

2) Tidak mengandung zat-zat berbahaya

7
Kompas ( Jakarta), 2003
23

Suatu makanan terkadang tampak sehat /segar jika di lihat sepintas, namun

kondisi seperti itu belum menjadi jaminan jika makanan tersebut benar-benar sehat.

Segar memang di perlukan untuk menjamin ketersediaan zat gizi di dalamnya,

tetapi jika kesegaran yang tampak tersebut di sebabkan oleh factor lain yang

merupakan perlakuan khusus pada bahan makanan tersebut. Misalnya bahan

makanan dari tumbuhan yang tampak segar karena pertumbuhannya di bantu oleh

pemberian pestisida yang berlebihan. Atau bahan makanan olahan yang tampak

segar karena pemberian zat-zat pengawet.

5.2 Pengaruh Terhadap Pola Makan

Remaja yang cenderung mengonsumsi makanan instan akan lebih suka

mengonsumsi makanan instan terus-menerus. Hal ini sangat berakibat buruk

terhadap kesehatan pencernannya. Meskipun para remaja hanya mengonsumsi satu

jenis makanan instan dalam satu hari dan pada saat itu tidak akan langsung terjadi

reaksi. Dampaknya akan terasa sekitar 10 tahun mendatang.

Pola makan yang konsumtif ini akan memperburuk pola makan dalam

keseharian. Mereka akan lebih cenderung ngemil daripada makan makanan yang

sehat yang seharusnya mereka konsumsi dalam masa pertumbuhan. Apabila di

rumah orang tua tidak memaksa anaknya untuk makan, anak ini tidak akan makan

dengan tersendiri. Anak akan lebih senang makan di luar rumah yang kondisi

makanannya pasti sangat tidak sehat. Oleh karena itu, peran orang tua dalam

memilih jenis makanan dan mengawasi pola makan anaknya sangat penting untuk

perkembangannya.
24

5.3 Pengaruh Terhadap Kesehatan

Berikut ini beberapa dampak kesehatan yang di timbulkan oleh makanan instan

5.3.1 Maag

Maag atau Gastritis berasal dari kata Gaster yang artinya lambung. Gastritis

adalah peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung, yang bisa disebabkan

oleh faktor iritasi dan infeksi. Seperti kita ketahui, lambung adalah organ

pencernaan dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk menyimpan makanan,

mencerna dan kemudian mengalirkan ke usus kecil. Selain itu iritasi dapat juga

disebabkan oleh obat-obatan (Aspirin, NSAID), alkohol, muntah yang kronis dan

bahan racun. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, terbanyak Helicobacter pylori.

H.pylori berkoloni pada lapisan terdalam lapisan mukosa yang merupakan

pelindung dari mukosa lambung dan mengganggu fungsinya sebagai pelindung.

Hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk hidup sehat terbebas dari sakit

maag selain memperbaiki pola hidup dan pola makan.

Berikut beberapa saran:

a) Atur pola makan yang baik dan teratur (Hindari makanan berlemak dan

berminyak, banyak makan makanan berserat)

b) Hindari minuman yang mengandung alkohol

c) Berolahraga secara teratur

d) Berhenti merokok

e) Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung

(Aspirin)
25

5.3.2 Diabetes

Diabetes adalah Suatu jenis penyakit yang terjadi pada seseorang akibat

kandungan gula darah di dalam tubuh tidak terkendali dan akibat gangguan sistem

metabolisme pada tubuh seseorang. Penyakit Diabetes Melitus juga sering kita

sebut dengan istilah kencing manis atau penyakit gula darah. Penyakit yang satu ini

termasuk jenis penyakit kronis yang tanda awalnya yaitu meningkatnya kadar gula

dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh.

Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas yang mana sudah tidak berfungsi

sebagaimana mestinya.

Faktor Penyebab seseorang beresiko terkena diabetes, diantaranya :

Faktor keturunan

Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun

Tekanan darah tinggi

Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi

Level kolesterol yang tinggi

Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan

Merokok dan Stress

Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat

Kerusakan pada sel pankreas


26

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan

Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan

agar tetap sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya di kalangan remaja

yang memiliki pola makan konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan

makanan instan yang sangat banyak baik di sekolah, di rumah maupun saat

melakukan perjalanan jauh.

Selain nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang

seharusnya tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang

digroggoti secara perlahan dan akan menyebabkan penyakit-penyakit yang

berbahaya dalam tubuhnya. Menajaga dari sekarang akan lebih baik daripada

mengobati esok hari. Boleh mengonsumsi makanan instan akan tetapi tidak terlalu

berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat yang bergizi.

6.2 Saran

Saran yang diberikan penulis kepada khalayak adalah sebagai berikut:

1. Bagi para remaja tetap berhati-hati dalam mengonsumsi makanan instan dan

tetap mengutamakan makanan sehat.

2. Bagi orang tua harus mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan

uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.

3. Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap

penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan


27

informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang

ditambahkan

4. Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang

melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program

Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan

lokal.

5. Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen,

mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik,

mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen,

melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.


28

DAFTAR PUSTAKA

www.makanansehat.web.id, 17 Mei 2012


Kompas ( Jakarta ), 2003
Media Indonesia( Jakarta), 2003
www.makanansehat.web.id, 17 Mei 2012
vadhielajam.blogspot.com,7 Mar 2014
Kompas ( Jakarta), 2003
29

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Nama lengkap penulis, Dwi Febianti Firdaus lahir di Jakarta. Pada tanggal

02 Februari 1994, Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini

penulis beralamat di Jalan Gandaria III RT/RW : 012/002, Kelurahan: Pekayon,

Kecamatan: Pasar Rebo, Kota : Jakarta Timur, Provinsi : DKI Jakarta

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2006 lulus dari SDN

011 pagi Jakarta. Pada tahun 2009 lulus dari SMPN 91 Jakarta dan melanjutkan ke

SMK Farmasi LPK lulus tahun 2012. Setelah itu kuliah di Poltekkes Kemenkes

Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.


30

Nama lengkap penulis, Erwanda Eka Prastika lahir di Bekasi. Pada tanggal

16 Maret 1996, Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis

beralamat di Jalan Adiyaksa RT/RW : 001/002 no. 43, Rwalumbu, Bekasi 17116.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2008 lulus dari SDN

Bojong RAwalumbu IX. Pada tahun 2011 lulus dari SMPN 2 Bekasi dan

melanjutkan ke SMAN 3 Bekasi lulus tahun 2013. Setelah itu kuliah di Poltekkes

Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.


31

Nama lengkap penulis, Geby Aulia lahir di Jakarta. Pada tanggal 5

September 1996, Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini

penulis beralamat di Jalan H.Brit no. 72 Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2008 lulus dari SDN

Mekarjaya 11 Depok . Pada tahun 2011 lulus dari SMPN 215 Meruya Bekasi dan

melanjutkan ke SMAN 85 Kembangan lulus tahun 2013. Setelah itu kuliah di

Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.


32

Nama lengkap penulis, Hadis Akbari lahir di Jakarta. Pada tanggal 10

Oktober 1996, Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis

beralamat di Jalan Poncol Indah V no. 60 A ,RT/RW: 02/02, Kelurahan: Cirendue,

Kecamatan : Ciputat Timur, Kota : Tanggerang Selatan.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2001 lulus Tk

Santosa.2008 lulus dari SDN 05. Pada tahun 2011 lulus dari SMPN PGRI 12

Jakarta, dan melanjutkan ke SMA Bakti Idhata lulus tahun 2013. Setelah itu kuliah

di Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.


33

Nama lengkap penulis, Heri Purwantika lahir di Jakarta. Pada tanggal 16

Maret 1996, Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis

beralamat di Jalan Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2008 lulus dari SDN

09 pagi Jakarta. Pada tahun 2011 lulus dari SMPN 114 Jakarta dan melanjutkan ke

SMAN 105 Jakarta lulus tahun 2013. Setelah itu kuliah di Poltekkes Kemenkes

Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai