PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah
dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja zat yang terkandung dalam makanan instan?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap terhadapat kesehatan?
3. Mengapa dapat mempengaruhi pola makan?
4. Bagaimana solusi untuk menggunakan makanan instan secara sehat
C. Tujuan Penelitian
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui kandungan makanan instan
2. Mengetahui pengaruhnya terhadap pola makan dan kesehatan
3. Menemukan solusi dan tips untuk mengatasi pengaruh makanan instan
4. Menemukan cara untuk mengkonsumsi makanan instan dengan sehat
D. Manfaat Penelitian
Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
Secara teoritis, karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan referensi tentang angka putus
sekolah di Kabupaten Kebumen. Sementara untuk manfaat praktis dari karya tulis
ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi remaja, penelitian ini dapat untuk mengingatkan remaja agar tidak terlalu sering
mengkonsumsi makanan instan, agar terhindar dari berbagai penyakit yang berbahaya
dan pola makan yang tetap terjaga dengan baik.
2. Bagi khalayak umum, penelitian ini dapat dijadikan acuan bagaimana mengkonsumsi
makanan instan secara baik.
3. Bagi tenaga penyuluh, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan
penyuluhan tentang dampak penggunaan makanan instan secara berlebihan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan.
4. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian
lanjutan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kemasan makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan
tetap baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
Jenis Zat Aditif dan Kemasan Makanan
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecithin
2) agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin,
3) agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan,
4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin,
5) agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit,
6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy- Toluen)
dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol),
7) agen pengembang untuk roti dan bolu,
8) agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG),
9) bahan pewarna.
Selain kesembilan zat aditif diatas juga terdapat bahan lain yang ditambahkan
dalam makanan diantaranya:
1) agen peluntur,
2) lemak hewani,
3) bahan pengasam,
4) bahan pemisah,
5) pati termodifikasi,
6) alkohol, dan
7) gelatin.
Disamping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang menggunaan, ukuran
dan aturannya sudah ditentukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yang patut
kita waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang
penggunaannya bukan untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai pengawet
yang telah dilaporkan oleh Suriawiria (2003). Dimana disinyalir 86,2% mie basah
yang terdapat dipasar dan swalayan mengandung formalin. Selain itu warna merah
pada terasi 50% adalah menggunakan pewarna rhodamin B yang seharusnya
digunakan untuk tekstil. Selain itu rhodamin juga biasa diberikan dalam sirop untuk
menimbulkan warna merah.
Kemasan makanan siap saji
Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky
Darmawan di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI.
Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety(Kompas,
2003).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah
tampil menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan
ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam
(pembungkus mie instant dan nugget), PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus
kembang gula), kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk).
Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskripsi
kualitatif. Data-data yang penulis peroleh berupa data verbal (dari proses wawancara)
dan foto (dari observasi). Data tersebut diolah menjadi kalimat yang padu dan
disajikan dalam bentuk rangkaian paragraf yang dilengkapi dengan skema dan
gambar. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah memahami materi yang penulis
sajikan.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa data
Berdasarkan agket yang telah disebar, penulis ingin mengetahui tingkat
keseringan remaja dalam konsumsi makanan instan, jenis makan insta yang sering
di konsumsi dan keluhan setelah mengkonsmsi baan makanan tersebut. Hasil yang di
dapatkan sebagai beikut :
Tingkat keseringan remaja dalam mengkonsumsi makan instan dalam sehari
Remaja mengkonsumsi makan instan dalam sehari mencapai 2-3 kali perhari.
Jenis makanan instan
Jenis makanan instan yang seing dikonsumsi adalah sebagai berikut :
1. Mie instan
2. Makanan ringan (snack)
3. Nuget
4. Susu
5. Softdrink
a. Pengaruhnya tehadap pola makan
Memproduksi makanan instan berpengruh pada pola makan sebagai berikut:
1. Pola makan yang tidak teratur
2. Jarang mengkonsumsi makanan sehat (4 sehat 5 sempurna)
b. Pengaruhnya terhadap kesehatan
1. Sakit perut
2. Maag
3. Radang tengorokan
4. Pusing
5. Batuk-batuk
B. Pembahasan
1. Makanan Instan, kandungan dan dampak
Berdasarkan data yag diperoleh makanan instan yang dikonsumsi berpengaruh
pada pola makan dan kesehatan pada remaja. Pengaruh yang paling umum
disebabkan oleh zat kimia yang terkadung dalam makanan tersebut. Kandungan zat
aditif yang terkandung di dalam makanan ini secara perlahan menggrogoti tubuh kita.
Zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang
sangat sering di gunakan untuk hal ini adalah penyedap rasa (mono sodium
glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti kempal, pemutif dan pematang
tepung (aseton peroksida)dan sekustran (asam fosfat). Masih banyak kandunga kimia
yang terkandung di dalam makan cepat saji. Namun ini merupakan bagian yang
sangat merusak kesehatan kita.
Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American
Society for Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di
bagian belakang leher, stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit
kepala, detak jantung yang cepat, rasa lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita
tidak langsung merasakan dampak ini ketika mengkonsumsi makanan cepat saji yang
menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu karena tubuh tidak sanggup
lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12 gram MSG per
hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan
beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas.
Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes,
kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
Kemudian BHA. BHA anti oksidan di dalam makanan agar kandungan di
dalam amakan tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering
digunakan pada lemak dan minyak. Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi yang
mengkonsumsinya.
Ini masih pada kandungan makan cepat saji, belum lagi bila kita menelusuri kemasan
yang dipakai makan tersebut. menurut Hengky Dermana, hanya 10% makanan cepat
saji yang sesuai SNI. (Kompas, 2003). Kemasan plastic mengandung PVC yang
menghambat testosterone (Flack, 1992) dan kemasan kaleng mengandung (Pb)
timbale dan VCM (vinyl chloride monomer). (Meida Indonesia, 2003).
Makanan adalah salah satu komponen yang terkait lagsung dengan kondisi
kesehatan sesorang. Makanan berpengaruh sangat besar untuk mewujudkan kondisi
kesehatan yang prima bagi sesorang. Inilah ciri-ciri makanan yang sehat:
a) Mengandung cukup zat gizi
Makanan yang sehat adalah makanan ayng secara kimia mengandung zat-zat
gizi yang di butuhkan oleh tubuh. Zat gizi yang dimaksud adalah:
a. Karbohidrat sebagai sumber energy utama
b. Protein sebagai komponen pembangun sel dan jaringan tubuh
c. Lemak sebagai komponen sel dan jaringan , sebagai pelarut vitamin dan cadangan
energy.
d. Vitamin sebagai komponen yang memperlancar proses metabolisme di dalam sel
e. Mineral sebagai komponen yang turut serta membangun struktur tubuh dan ikut
memperlancar proses pisiologis di dalam sel.
f. Serat untuk membantu kelancaran mekanisme pencernaan di dalam saluran
pencernaan.
g. Air sebagai pelarut berbagai zat gizi yang lain.
b) Tidak mengandung zat-zat berbahaya
Suatu makanan terkadang tampak sehat /segar jika di lihat sepintas, namun
kondisi seperti itu belum menjadi jaminan jika makanan tersebut benar-benar sehat.
Segar memang di perlukan untuk menjamin ketersediaan zat gizi di dalamnya, tetapi
jika kesegaran yang tampak tersebut di sebabkan oleh factor lain yang merupakan
perlakuan khusus pada bahan makanan tersebut. Misalnya bahan makanan dari
tumbuhan yang tampak segar karena pertumbuhannya di bantu oleh pemberian
pestisida yang berlebihan. Atau bahan makanan olahan yang tampak segar karena
pemberian zat-zat pengawet. Hal –hal seperti itu sesungguhnya dapat berdampak
merugikan di dalam tubuh. Pengawet, pewarna, penyedap rasa, ( zat aditif ) adalah
beberapa zat yang banyak menimbulkan penyakit didalam tubuh.
Bahan pengawet
Bahan pengawet yang di toleransi oleh BPOM dalam jumlah terbatas adalah :
Benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Dan yang berbahaya adalah
formalin dan boraks. Kedua pengawet terakhir ini banyak di salah guankan untuk
mengawetkan makanan sehingga bisa tahan lama.
Bahan pewarna
Bahan pewarna untuk memberi tampilan yang menarik pada makanan. Bahan ini
ada yang di alami dan sintesis. Bahan pewarna alamai biasanya diambil dari klorofil (
zat hijau daun ) untuk membei zat hijau atau karoten dari wortel untuk memberi
warna orange. Pewarna sintesis di ambil dari zat kimia yang di buat melalui
serangkaian reaksi kimia. Misalnya: Warna kuning : tartrazin, sunset yellow, Warna
merah : allura, eritrosin, amaranth, Warna biru : biru berlian.
Beberapa zat pewarna yang sesungguhnya tidak untuk makanan tetapi di gunakan
mewarnai makanan tertentu. Zat tersebut merupakan pewarna tekstil seperti rodamin
b.
Bahan pewarna buatan berbahaya jika di konsumsi secara terus menerus dan
secara berlebihan. Pewarna non makanan berbahaya karena zat tersebut memang
bukan untuk makanan dan tidak untuk di konsumsi.
Zat penyedap rasa.
Penyedap rasa ada yang alami dan ada pula yang sintesis. Penyedap rasa alami
seperti cuka, merica, garam, gula, dll lebih aman dan relatif tidak menimbulkan efek
samping. Kecuali di konsumsi secara berlebihan.
Penyedap rasa buatan mengandung monosodium glutamat ( MSG ) adalah
penyedap sintesis yang banyak di gunakan secara luas di berbagai jenis makanan baik
fast food maupun makan yang di sajikan di dalam rumah tangga. MSG adalah zat
kimia yang dapat mempengaruhi kerja saraf. Konsumsi yang terus menerus akan
menyebabkan daya ingat ( memori ) sesorang menjadi lebih lambat.
C. Pengaruh terhadap pola makan
Remaja yang cenderung mengonsumsi makanan instan akan lebih suka
mengonsumsi makanan instan terus-menerus. Hal ini sangat berakibat buruk terhadap
kesehatan pencernannya. Meskipun para remaja hanya mengonsumsi satu jenis
makanan instan dalam satu hari dan pada saat itu tidak akan langsung terjadi reaksi.
Dampaknya akan terasa sekitar 10 tahun mendatang.
Pola makan yang konsumtif ini akan memperburuk pola makan dalam
keseharian. Mereka akan lebih cenderung ngemil daripada makan makanan yang
sehat yang seharusnya mereka konsumsi dalam masa pertumbuhan. Apabila di rumah
orang tua tidak memaksa anaknya untuk makan, anak ini tidak akan makan dengan
tersendiri. Anak akan lebih senang makan di luar rumah yang kondisi makanannya
pasti sangat tidak sehat. Oleh karena itu, peran orang tua dalam memilih jenis
makanan dan mengawasi pola makan anaknya sangat penting untuk
perkembangannya.
D. Pengaruh terhadap kesehatan
Berikut ini beberapa dampak kesehatan yang di timbulkan oleh makanan instan,
1. Maag
Maag atau Gastritis berasal dari kata Gaster yang artinya lambung. Gastritis adalah
peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung, yang bisa disebabkan oleh faktor
iritasi dan infeksi. Seperti kita ketahui, lambung adalah organ pencernaan dalam
tubuh manusia yang berfungsi untuk menyimpan makanan, mencerna dan kemudian
mengalirkan ke usus kecil. Selain itu iritasi dapat juga disebabkan oleh obat-obatan
(Aspirin, NSAID), alkohol, muntah yang kronis dan bahan racun. Infeksi dapat
disebabkan oleh bakteri, terbanyak Helicobacter pylori. H.pylori berkoloni pada
lapisan terdalam lapisan mukosa yang merupakan pelindung dari mukosa lambung
dan mengganggu fungsinya sebagai pelindung. Hingga saat ini belum ada cara yang
mudah untuk hidup sehat terbebas dari sakit maag selain memperbaiki pola hidup dan
pola makan.
Berikut beberapa saran:
1) Atur pola makan yang baik dan teratur (Hindari makanan berlemak dan berminyak,
banyak makan makanan berserat)
2) Hindari minuman yang mengandung alkohol
3) Berolahraga secara teratur
4) Berhenti merokok
5) Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung (Aspirin)
2. Diabetes
Diabetes adalah Suatu jenis penyakit yang terjadi pada seseorang akibat
kandungan gula darah di dalam tubuh tidak terkendali dan akibat gangguan sistem
metabolisme pada tubuh seseorang. Penyakit Diabetes Melitus juga sering kita sebut
dengan istilah kencing manis atau penyakit gula darah. Penyakit yang satu ini
termasuk jenis penyakit kronis yang tanda awalnya yaitu meningkatnya kadar gula
dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh. Organ
tubuh yang terganggu adalah pankreas yang mana sudah tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.
Faktor Penyebab seseorang beresiko terkena diabetes, diantaranya :
Faktor keturunan
Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
Tekanan darah tinggi
Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi
Level kolesterol yang tinggi
Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
Merokok dan Stress
Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
Kerusakan pada sel pankreas
A. Simpulan
Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar
tetap sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya di kalangan remaja yang
memiliki pola makan konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan makanan
instan yang sangat banyak baik di sekolah, di rumah maupun saat melakukan
perjalanan jauh.
Selain nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang
seharusnya tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang
digroggoti secara perlahan dan akan menyebabkan penyakit-penyakit yang berbahaya
dalam tubuhnya. Menajaga dari sekarang akan lebih baik daripada mengobati esok
hari. Boleh mengonsumsi makanan instan akan tetapi tidak terlalu berlebihan dan
tetap mengutamakan menu makanan sehat yang bergizi.
B. Saran
Saran yang diberikan penulis kepada khalayak adalah sebagai berikut:
1. Bagi para remaja tetap berhati-hati dalam mengonsumsi makanan instan dan tetap
mengutamakan makanan sehat.
2. Bagi orang tua harus mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan
dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.
3. Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan
zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas
komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
4. Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar
aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-
Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
5. Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen,
mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik,
mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan
pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.