ANISA DITHARI
TAHUN
1
ABSTRAK
Tempe terkenal kaya gizi dan merupakan sumber protein yang murah.
Namun tempe kedelai biasa tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi. Salah satu
adalah tingginya kasus defisiensi zat besi yang terjadi. Maka dari itu, digunakan
digunakan biji lamtoro-gung dan biji kedelai untuk menciptakan tempe yang kaya
akan zat besi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui formulasi tempe biji
lamtoro-gung dan kedelai dengan kadar zat besi tinggi dan cita rasa yang diterima
oleh masyarakat. Penelitian dilakukan dengan mengolah tempe dari berbagai
macam formulasi lamtoro-gung dan kedelai.
i
FORMULASI TEMPE BIJI LAMTORO GUNG-KEDELAI SEBAGAI
PANGAN TINGGI ZAT BESI
ANISA DITHARI
Proposal Penelitian
pada
TAHUN 2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Anisa Dithari
NIM : F24160074
F24160099
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh
Ketua Departemen
iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga proposal penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam proposal penelitian ini adalah formulasi tempe substitusi dengan judul
Formulasi Tempe Biji Lamtoro-gung Kedelai Sebagai Pangan Kaya Zat Besi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sugiyono,
MscApp dan Ibu Dian Herawati, STP, Msc selaku pembimbing yang telah banyak
memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada kelas
praktikum P4 untuk segala kritik membangun yang selalu disampaikan. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas doa
dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Balakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
Kedelai................................................................................................................. 3
Lamtoro gung ...................................................................................................... 3
Tempe .................................................................................................................. 4
Zat Besi ................................................................................................................ 5
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 6
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 6
Bahan ................................................................................................................... 6
Alat ...................................................................................................................... 6
Prosedur ............................................................................................................... 6
Tahapan Penelitian .............................................................................................. 6
Rancangan Percobaan .......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Balakang
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam terutama
pangan yang berlimpah. Salah satu kekayaan pangan di Indonesia adalah biji-bijian
yang memiliki zat gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam diet atau menu
sehari-hari. Saat ini sudah banyak olahan dari biji-bijian salah satunya adalah
tempe. Tempe merupakan pangan olahan nenek moyang yang memanfaatkan
pertumbuhan kapang Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae pada bahan
terutama kacang-kacangan. Salah satu alasan tempe masih bertahan hingga
sekarang karena harganya yang relatif murah dengan kandungan gizi yang baik dan
mengandung berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tubuh (Astawan 2008).
Tempe adalah salah satu produk fermentasi khas Indonesia dan dikenal
sebagai sebagai sumber protein yang murah. Namuntidak bisa memenuhi segala
kebutuhan nutrisi masyarakat. Data Riskesdas pada tahun 2013 saja menunjukkan
4 dari 10 ibu hamil mengalami kekurangan zat besi. Zat besi merupakan mineral
yang memiliki kaitan erat dengan ketersediaan darah dalam tubuh manusia. Seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk, konsumsi kedelai juga meningkat,
menurut (Sarwono 2010) jumlah produksi kedelai Indonesia mencapai 0,8 juta ton,
Jumlah ini belum dapat mencukupi kebutuhan nasional secara merata dan hanya
dapat memenuhi sebesar 20% saja. Sedangkan sisanya sebanyak 80 % atau
sebanyak 3,2 juta ton masih diimpor dari luar negeri, terutama Amerika Serikat
yang mengakibatkan harga kedelai terus naik.
Pemanfaatan biji lamtoro gung yang sangat terbatas ini sangat disayangkan
karena biji lamtoro gung mengandung protein tinggi dan juga berdasarkan
penelitian Mahmud et al. (2008) menyatakan bahwa kandungan kalsium biji
lamtoro 136 mg, fosfor 441 mg dan zat besi 23,3 mg. Hal ini menunjukkan bahwa
kandungan nutrisi lamtoro gung sangat tinggi, demikian juga terhadap produk
pangan yang dihasilkannya. Untuk itu perlu dilakukan optimalisasi penelitian
penambahan biji lamtoro gung pada tempe, supaya dapat memanfaatkan dan
meningkatkan kadar zat besi tempe dengan sensori yang tetap diterima masyarakat.
Perumusan Masalah
Jenis tempe yang berada di masyarakat adalah tempe kedelai sudah terbukti
mengandung berbagai macam zat gizi dan mineral terutama protein. Pemanfaatan
biji lamtoro gung yang kaya akan zat gizi sebagai tempe pernah diteliti sebelumnya.
Tetapi belum ada penelitian yang meneliti formulasi tempe biji lamtoro-gung
kedelai sebagai tempe yang kaya akan zat besi dan juga memiliki sensori yang
1
diterima masyarakat secara umum. Oleh karena itu, rumusan masalah yang akan
dibahas pada penelitian ini yaitu bagaimana formulasi yang tepat antara biji lamtoro
gung dan kedelai untuk membuat tempe yang tinggi zat besi dan memiliki sensori
yang diterima masyarakat.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui formulasi antara biji lamtoro
gung dan kedelai yang memiliki kadar zat besi tinggi dan memiliki sensori yang
diterima masyarakat.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu untuk mengetahu formulasi tempe kaya zat
besi dari campuran biji lamtoro gung dan kedelai dengan sensori yang disukai
masyarakat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan
jagung. Komoditas ini memiliki kegunaan yang beragam, terutama sebagai bahan
baku industri makanan kaya protein nabati dan sebagai bahan baku industri pakan
ternak. Selain sebagai sumber protein nabati, kedelai merupakan sumber lemak,
mineral, dan vitamin serta dapat diolah menjadi berbagai makanan seperti tahu,
tempe, tauco, kecap, dan susu (Zakaria 2017).
3
Lamtoro gung
Lamtoro gung atau petai cina adalah sejenis perdu dari Famili Fabaceae
yang sering digunakan dalam reboisasi atau pencegahan erosi. Lamtoro gung
berasal dari Amerika tropis, tanaman ini sudah ratusan tahun diperkenalkan di Jawa
untuk kepentingan pertanian dan kehutanan. Buah lamtoro gung yang muda dapat
dijadikan sebagai lalapan dan bahan makanan yang biasa disebut dengan botok.
Kandungan gizi biji lamtoro gung relatif lengkap dan tidak jauh berbeda dengan
kandungan gizi biji kedelai. Biji lamtoro gung tanpa kulit mempunyai kandungan
gizi yang terdiri dari kalori 367 kkal, karbohidrat 32.5 g, protein 46.4 g, lemak 5.4
g, kalsium 136 mg, fosfor 441 mg, zat besi 23.3 mg, vitamin A 18900 µg, vitamin
B1 0.06 mg, vitamin C 9.3 mg dan air 10.2 g untuk setiap 100 g (Rinda et al 2018).
Tempe
Tempe merupakan pangan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari
fermentasi kedelai oleh kapang Rhizopus sp. Kapang yang tumbuh akan
membentuk hifa, yaitu benang putih yang menyelimuti permukaan biji kedelai dan
membentuk jalinan misellium yang mengikat biji kedelai satu sama lain,
membentuk struktur yang kompak dan tekstur yang padat. Tempe memiliki banyak
manfaat bagi tubuh manusia, di antaranya menurunkan flatulensi dan diare,
menghambat biosintesis kolesterol dalam hati, mencegah oksidasi LDL,
menurunkan total kolesterol dan triasilgliserol, meningkatkan enzim antioksidan
SOD, dan menurunkan risiko kanker rectal, prostat, payudara, dan kolon (Astuti et
al 2000).
Tempe diminati oleh masyarakat, selain harganya murah, juga memiliki
kandungan protein nabati yang tinggi Setiap 100 g tempe mengandung protein
20.8g, lemak 8.8 g, serat 1.4 g, kalsium 155 mg, fosfor 326 mg, zat besi 4 mg,
vitamin B1 0.19 mg, dan karoten 34 µg.
4
Zat Besi
Zat besi (Fe) merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang
mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar
diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin yaitu sekitar
75%, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantar-
kannya ke jaringan tubuh. Logam besi (Fe) sebenarnya adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hemoglobin, terdapat pada buah, sayuran,
serta suplemen makanan (Pratama dkk, 2012).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan tempe adalah biji lamtoro-gung
dan biji kedelai dari PT. Sinar Kasih Yogyakarta, kedelai varietas Grobogan dari
pusat penelitian benih IPB, dan laru tempe diperoleh dari PT Aneka Fermentasi
Industri Bandung. Bahan yang digunakan untuk analisis zat besi yang digunakan
berdasarkan AOAC (2000).
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian terdiri atas alat-alat proses produksi
tempe berdasarkan panduan dari Rumah Tempe Indonesia (Astawan 2008) dan
plastik pembungkus. Alat untuk analisis zat besi yang digunakan berdasarkan
panduan AOAC (2000), pH meter dan spektrofotometer UV-Vis.
Prosedur
Penelitian dilakukan melalui tiga tahap yaitu: (1) pembuatan tempe lamtoro-
gung kedelai; (2) Analisis kadar zat besi tempe; dan (3) uji kesukaan dari sampel
tempe lamtoro-gung kedelai.
Tahapan Penelitian
Pembuatan Tempe
Pengolahan lamtoro-gung menurut pada penelitian Komari (1999). Biji
lamtoro-gung yang sudah diperoleh dibersihkan dan disortasi sehingga didapat biji
yang sudah bersih. Biji lamtoro gung direndam selama 12 jam untuk
menghilangkan lendir adan mempermudah pengukapasan kulit, kemudian dicuci
dan direbus selama 2 jam. Tahapan selanjutnya adalah pelepasan kulit biji lamtoro-
gung dengan meremas biji tersbut. Selanjutnya keping biji dikukus selama 45 menit
dan langsung ditiriskan dan didinginkan.
Pengolahan biji kedelai dan pembuatan tempe mengacu pada prosedur yang
diterapkan di rumah tempe Indonesia. Biji kedelai dibersihkan dan dicuci dalam
ember yang berisi air dan direndam selama 2 jam. Kemudian biji direbus hingga
setengah matang selama 30 menit dan direndam lagi selama 48 jam. Tahapan
6
Tabel 2 Formulasi tempe lamtoro-gung dan kedelai
7
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
dengan 1 taraf perlakuan, yaitu perbedaan konsentrasi biji lamtoro-gung dan biji
kedelai. Konsentrasi biji lamtoro-gung : biji kedelai yang digunakan adalah
10%:90%, 25%:75%, 50%:50%, 75%:25%, dan 100%:0%. Masing-masing
perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Model umum matematika yang digunakan :
Yij = µ+τi+βj+εij
Keterangan :
I = 1,2,…,t dan j=1,2,...,r
Yij = Pengamatan pada perlakuan perbandingan konsentrasi biji lamtoro-gung dan
kedelai pada taraf ke-i dan kelompok ke-j
µ = Rataan umum
τi = Pengaruh perlakuan konsentrasi ke-i
εij= Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
8
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Komari. 1999. Proses fermentasi biji lamtoro-gung dengan Rhizopus oryzae. Jurnal
Mikrobiologi Indonesia. 4(1):19-21.
Pratama GA, Pribadi, Maslukah L. 2012. Kandungan logam berat Pb dan Fe pada
air, sedimen, dan kerang hijau (Perna viridis) di sungai Tapak kelurahan
Tugurejo kecamatan Tugu Kota Semarang. Jurnal of Marine Research.
1(1): 133-137.
Rahayu A, Purwoko T. 2005. Analisis karbohidrat, protein, dan lemak pada
pembuatan kecap lamtoro gung (Leucaena leucocephala) terfermentasi
Aspergillus oryzae. Bioteknologi. 2(1):14-20.
Rinda, Anaharullah, Asyik N. 2018. Pengaruh komposisi snack bar berbasis tepung
tempe dan biji lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) terhadap,
penilaian organoleptik, proksimat, dan kontribusi angka kecukupan gizi. J
Sainsdan Teknologi Pangan. 3(3): 1328-1340.
Sarwono B. 2010. Usaha Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta(ID): Penebar
Swadaya.
Sudaryanto T, Swastika DK. 2007. Ekonomi kedelai di Indonesia. In Forum Agro
Ekonomi (FAE). 12(3): 1-27
Zakaria AK. 2017. Program Pengembangan Agribisnis Kedelai dalam Peningkatan
Produksi dan Pendapatan Petani. Jurnal Litbang Pertanian. 29(4).