Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM MANAJEMEN PROGRAM GIZI

DISUSUN OLEH :

Ghina Khalisha 201702018

Okti Rachmaninghati 201702019

Mega Hidarianita 201702020

Daily Puspita 201702021

PRODI S1 ILMU GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KELUARGA

BEKASI TIMUR

2020
A. STUDI KASUS
Desa A meurpakan desa yang terletak di wilayah pegunungan. Mata pencaharian
utama adalah petani, sisanya berdagang di pasar. Dari segi kemampuan finansial, mayoritas
“pas-pasan”. Terdapat 100 baduta, sebanyak 30 di antaranya anemia, 5 di antaranya
tuberkulosis. Mayoritas ibu di desa itu bekerja sebagai petano, sang anak biasa dititipkan
kepada keluarganya. Survey dari 20 bayi usia 6 bulan, 75% hanya mendapat ASI pada bulan
pertama, selebihnya menggunakan susu pengganti ASI. Pada 50 bayi 6-12 bulan, makanan
pertamanya adalah buah-buahan seperti pisang. Selanjutnya diberikan makanan tunggal.
Anak di desa sudah terbiasa batuk, pilek, dan diare. Tidak pernah ada penyuluhan terkait gizi
dan kesehatan. Kader posyandu juga terbatas dan sudah berusia lanjut, regenerasi susah
karena tidak digaji. Puskesmas cukup jauh, tenaga kesehatan juga terbatas karena banyak
yang menolak bekerja di wilayah yang jauh tanpa tunjangan lebih.

Di wilayah itu tercatat, 50 anak usia 6-12 tahun, 25% kurus, 25% obesitas. Anak
sekolah tidak terbiasa makan pagi, tetapi sering membeli jajanan seperti cilok, cireng, basgor,
minuman kemasan.

Diketahui, kebiasaan makan petani adalah gorengan dan kopi di pagi hari. Siang
makan utama berupa nasi dan lauk tunggal (tempe/tahu/telur), dan sayur. Buah hampir tidak
pernah. Di desa itu mayoritas ibu-ibu tidak KB. Pendidikan orangtua rendah, paling tinggi
SMA (itupun beberapa). Pada survei usia >30 tahun: 10% diabetes melitus, 5% stroke, 8%
hipertensi, 3% kolesterol.
1. Pokok Masalah

Pentingnya
Mendesaknya Kemungkinan
mencari
Besarnya masalah solusi untuk Total
Masalah kesehatan solusi Rank
masalah untuk dicari pemecahan skor
untuk
solusi masalah
masalah
Anemia 4 4 3 4 15 2
Tuberkulosis 5 4 4 2 15 3
Obesitas 3 3 3 2 11 5
Kurus (Gizi Kurang) 5 5 5 5 20 1
Diabetes Mellitus 4 4 4 3 15 4
Stroke 3 3 2 2 10 6
Hipertensi 3 3 2 2 10 7
Kolesterol 2 2 2 2 8 8

Keterangan skor

 Besarnya masalah :
1 = tidak terlalu berdampak
2 = sedikit berdampak
3 = agak berdampak
4 = berdampak
5 = sangat berdampak
 Pentingnya mencari solusi untuk masala :
1 = tidak penting
2 = sedikit penting
3 = agak penting
4 = penting
5 = sangat pentin
 Mendesaknya masalah untuk dicari solusinya :
1 = tidak mendesak
2 = sedikit mendesak
3 = agak mendesak
4 = mendesak
5 = sangat mendesak
 Kemungkinan solusi untuk pemecahan masalah :
1 = tidak memungkinkan
2 = sedikit memungkinkan
3 = agak memungkinkan
4 = memungkinkan
5 = sangat memungkinkan
2. Problem Tree

PROBLEM TREE

Meningkatnya resiko penyakit menular dan Penurunan kemampuan kognitif,


tidak menular (anemia, hipertensi, pertumbuhan dan perkembangan anak
kolesterol, TB, dll) terhambat

Meningkatnya angka anak kurus (gizi kurang)


pada usia 6-12 tahun

Asupan yang kurang Pelayanan kesehatan


baik kurang

Kader terbatas dan Akses ke puskesmas Tenaga kesehatan


Seringnya anak jajan Ketersediaan pangan
berusia lanjut sulit terbatas
di sekolah yang terbatas

Banyak penolakan
Regenerasi kader Letak puskesmas jauh
dari calon tenaga
tidak digaji dan jalanan yang sulit
Anak tidak biasa Daya beli dan akses kesehatan
dilewati kendaraan
sarapan pagi pangan yang kurang
Dipekerjakan di
wilayah jauh dan
terpencil, tidak ada
tunjangan lebih
Pola asuh yang
Keterbatasan finansial
kurang baik

Kurangnya
pengetahuan orang Status ekonomi
tua/pengasuh terkait rendah
gizi
3. Objective Tree

OBJECTIVE TREE

Menurunkan resiko penyakit menular dan Peningkatan kemampuan kognitif,


tidak menular (anemia, hipertensi, pertumbuhan dan perkembangan anak yang
kolesterol, TB, dll) normal

Menurunnya angka anak kurus (gizi kurang)


pada usia 6-12 tahun

Memperbaiki Asupan Peningkatan


gizi anak Pelayanan kesehatan

Tersedianya kader
Anak jarang jajan Akses ke puskesmas Tenaga kesehatan
Ketersediaan pangan usia produktif yang
sembarangan di lebih mudah memadai
yang tercukupi aktif
sekolah

Mengurangi
Memberi keahlian Menyediakan jalan
penolakan tenaga
Membiasakan anak Meningkatkan daya pada kader yang layak menuju
kesehatan yang
sarapan pagi sebelum beli dan memperbaiki puskesmas
ditugaskan di daerah
berangkat sekolah akses pangan
terpencil

Memberi pelatihan
untuk regenerasi Memperbaiki akses
Memperbaiki pola Meningkatkan Menyediakan tempat
kader jalan dari pemukiman
asuh anak pendapatan tinggal untuk tenaga
warga ke puskesmas
kesehatan sehingga
tidak ada
pengeluaran untuk
Meningkatkan tempat tinggal
Mengupayakan
pengetahuan orang
peningkatan status
tua/pengasuh terkait
ekonomi
gizi dengan
penyuluhan gizi
4. Alternative Analysis

Criteria Meningkatkan Meningkatkan


asupan gizi anak kualitas pelayanan
kesehatan
Sumber Daya 2 4
Kemungkinan 2 4
Penerimaan 2 3
Cost – benefit 3 4
Sustainability 3 4
Total 12 19
Rank 2 1

Keterangan skor :

1 = tidak memungkinkan

2 = sedikit memungkinkan

3 = memungkinkan

4 = sangat memungkinkan
5. Matriks LFA

Objectives Measurable Indicators Means of Verification Assumption


Goal : Penurunan angka anak gizi Data puskesmas Aktivitas program
Menurunnya angka kurang (kurus) dari 25% berdasarkan hasil yang telah
anak gizi kurang (kurus) menjadi 12% pemeriksaan IMT/U direncanakan
usia 6-12 tahun terlaksana
Purpose : Meningkatnya pelayanan Perbandingan data Terjadinya
Meningkatnya kesehatan mencapai 80% sebelum dan sesudah penurunan angka
pelayanan kesehatan program gizi kurang (kurus)
pada warga pada anak usia 6-
12 tahun
Output : - Regenerasi kader Wawancara kepala Adanya dukungan
- Meningkatnya meningkat 75% desa dari warga desa
keahlian kader - Akses jalan ke atas perbaikan
- Tersedianya jalan puskesmas meningkat jalan dan
yang layak menuju 80% menerima tenaga
puskesmas - Tersedianya tenaga kesehatan
- Mengurangi tenaga kesehatan di daerah pendatang dengan
kesehatan yang mencapai 80% ramah
menolak untuk
diberangkatkan ke
daerah
Activities : Inputs : Survei data desa - Adanya
- Memberikan - Pelatih untuk melatih perizinan dari
pelatihan untuk kader kepala desa
regenerasi kader - Alat dan bahan untuk atas perbaikan
- Memperbaiki akses perbaikan jalan jalan
jalan menuju - Anggaran penyediaan - Tersedianya
puskesmas tempat tinggal yang dana
- Menyediakan layak untuk tenaga - Tersedianya
tempat tinggal kesehatan alat dan
untuk tenaga bahan untuk
kesehatan perbaikan
jalan
6. Stakeholder

Program Stakeholders
a. Peningkatan pembinaan sistem produksi a. Badan Ketahanan Pangan,
dan konsumsi pangan masyarakat (segar KeMentan,
dan olahan) agar terhindar dari cemaran
biologis, kimia, dan fisik yang berbahaya b. Kementan, KKP Pendukung :
b. Pengembangan produk pangan segar Universitas, Kemenperin,
dan olahan produksi dalam negeri yang Kemenkop&UK M, Pemda
terjamin dari cemaran.
c. Pengembangan perubahan perilaku c. Pemda, Kemenkes (sponsor : PT.
hidup, seperti pola makan dengan gizi Nestle)
seimbang.
d. Diutamakan promotif dan preventif d. Dinkes Provinsi, Puskesmas, KKP
disertai penguatan upaya kesehatan (sponsor : PT. Kalbe )
berbasis masyarakat sehat terpadu.

7. Analisa SWOT

Stakeholder Strengths Weakness Opportunity Treaths

Badan  Mampu  Ketersediaan  Letak Perubahan iklim


Ketahanan memberikan energi belum ideal geografis
Pangan akses pangan yang strategis
ke masyarakat

Kementan  Mampu  tidak bisa letak geografis Keterbatasan lahan


(Kementerian membantu menstabilkan daerah tujuan pertanian, Karena
Pertanian) pemerintah harga bahan program tidak semua bahan
dalam pangan yang strategis pangan dapat
mengalokasika berada di pasaran sehingga ditanam di daerah
n bahan pangan memudahkan gunung
ke pasaran pelaksanaan
program

KKP Mampu menjaga Tidak bisa Sumberdaya Perubahan iklim


(Kementerian kestabilan menstabilkan harga manusia yang
Kelautan dan pengadaan bahan bahan pangan hasil potensial
Perikanan) pangan hasil laut laut yang berada di
pasaran

Universitas  Mahasiswa  Keterbatasan Hasil Bahan yang


membantu bahan dan alat penelitian digunakan untuk
mengembangka dalam penelitian produk pangan penelitian susah
n ide dan dan yang untuk didapatkan
prototype pada pengembangan dikembangkan
prototype produk dapat dijual
produk pangan pangan bila berhasil
dikembangkan

Kemenperin Mampu Tidak bisa Dukungan dari Ketergantungan


(Kementerian mengawasi menstabilkan harga sector industry bahan pangan
Perindustrian) berjalannya hasil industry, dari pihak mentah, sehingga
industri terutama seperti industry swasta kebutuhannya
pada industri bidang pangan beririsan dengan
pangan masyarakat atau ada
kemungkinan tidak
dapat terpenuhi
semuanya.

Kemenpop Mampu Modal yang Membantu Produk yang


(Kementerian membantu dimiliki sedikit dalam dipasarkan tidak
Koperasi dan perekonomian sehingga untuk penjualan hasil laku banyak
Usaha Kecil) masyarakat memajukan pertanian
& UKM sekitar perekonomian masyarakat
tidak bisa cepat

Pemda Mampu membuat Koordinasi tingkat Memiliki Ketidakadaan


kebijakan terkait sektoral yang kekuasaan atas produk hukum
bahan pangan rendah kebijakan yang daerah
berlaku di
masyarakat

Kemenkes Sarana dan Jumlah SDM yang Kerjasama Tuntutan hokum


Prasarana yang belum sesuai dengan kantor/ terhadap pelayanan
memadai dengan kebutuhan instansi di kesehatan
sekitar

Dinkes Sarana dan Jumlah SDM yang Adanya Kondisi geografis


Provinsi prasarana yang belum sesuai kebijakan dan demografis
memadai dengan kebutuhan Pemda yang
mendukung
bidang
kesehatan

Puskesmas Memiliki tenaga Distribusi tenaga Masyarakat Adanya perepsi


kesehatan yang yang tidak merata bersedia diberi biaya pelayanan
cukup pelayanan kesehatan yang
kesehatan mahal

Anda mungkin juga menyukai