DISUSUN OLEH :
BEKASI TIMUR
2020
A. STUDI KASUS
Desa A meurpakan desa yang terletak di wilayah pegunungan. Mata pencaharian
utama adalah petani, sisanya berdagang di pasar. Dari segi kemampuan finansial, mayoritas
“pas-pasan”. Terdapat 100 baduta, sebanyak 30 di antaranya anemia, 5 di antaranya
tuberkulosis. Mayoritas ibu di desa itu bekerja sebagai petano, sang anak biasa dititipkan
kepada keluarganya. Survey dari 20 bayi usia 6 bulan, 75% hanya mendapat ASI pada bulan
pertama, selebihnya menggunakan susu pengganti ASI. Pada 50 bayi 6-12 bulan, makanan
pertamanya adalah buah-buahan seperti pisang. Selanjutnya diberikan makanan tunggal.
Anak di desa sudah terbiasa batuk, pilek, dan diare. Tidak pernah ada penyuluhan terkait gizi
dan kesehatan. Kader posyandu juga terbatas dan sudah berusia lanjut, regenerasi susah
karena tidak digaji. Puskesmas cukup jauh, tenaga kesehatan juga terbatas karena banyak
yang menolak bekerja di wilayah yang jauh tanpa tunjangan lebih.
Di wilayah itu tercatat, 50 anak usia 6-12 tahun, 25% kurus, 25% obesitas. Anak
sekolah tidak terbiasa makan pagi, tetapi sering membeli jajanan seperti cilok, cireng, basgor,
minuman kemasan.
Diketahui, kebiasaan makan petani adalah gorengan dan kopi di pagi hari. Siang
makan utama berupa nasi dan lauk tunggal (tempe/tahu/telur), dan sayur. Buah hampir tidak
pernah. Di desa itu mayoritas ibu-ibu tidak KB. Pendidikan orangtua rendah, paling tinggi
SMA (itupun beberapa). Pada survei usia >30 tahun: 10% diabetes melitus, 5% stroke, 8%
hipertensi, 3% kolesterol.
1. Pokok Masalah
Pentingnya
Mendesaknya Kemungkinan
mencari
Besarnya masalah solusi untuk Total
Masalah kesehatan solusi Rank
masalah untuk dicari pemecahan skor
untuk
solusi masalah
masalah
Anemia 4 4 3 4 15 2
Tuberkulosis 5 4 4 2 15 3
Obesitas 3 3 3 2 11 5
Kurus (Gizi Kurang) 5 5 5 5 20 1
Diabetes Mellitus 4 4 4 3 15 4
Stroke 3 3 2 2 10 6
Hipertensi 3 3 2 2 10 7
Kolesterol 2 2 2 2 8 8
Keterangan skor
Besarnya masalah :
1 = tidak terlalu berdampak
2 = sedikit berdampak
3 = agak berdampak
4 = berdampak
5 = sangat berdampak
Pentingnya mencari solusi untuk masala :
1 = tidak penting
2 = sedikit penting
3 = agak penting
4 = penting
5 = sangat pentin
Mendesaknya masalah untuk dicari solusinya :
1 = tidak mendesak
2 = sedikit mendesak
3 = agak mendesak
4 = mendesak
5 = sangat mendesak
Kemungkinan solusi untuk pemecahan masalah :
1 = tidak memungkinkan
2 = sedikit memungkinkan
3 = agak memungkinkan
4 = memungkinkan
5 = sangat memungkinkan
2. Problem Tree
PROBLEM TREE
Banyak penolakan
Regenerasi kader Letak puskesmas jauh
dari calon tenaga
tidak digaji dan jalanan yang sulit
Anak tidak biasa Daya beli dan akses kesehatan
dilewati kendaraan
sarapan pagi pangan yang kurang
Dipekerjakan di
wilayah jauh dan
terpencil, tidak ada
tunjangan lebih
Pola asuh yang
Keterbatasan finansial
kurang baik
Kurangnya
pengetahuan orang Status ekonomi
tua/pengasuh terkait rendah
gizi
3. Objective Tree
OBJECTIVE TREE
Tersedianya kader
Anak jarang jajan Akses ke puskesmas Tenaga kesehatan
Ketersediaan pangan usia produktif yang
sembarangan di lebih mudah memadai
yang tercukupi aktif
sekolah
Mengurangi
Memberi keahlian Menyediakan jalan
penolakan tenaga
Membiasakan anak Meningkatkan daya pada kader yang layak menuju
kesehatan yang
sarapan pagi sebelum beli dan memperbaiki puskesmas
ditugaskan di daerah
berangkat sekolah akses pangan
terpencil
Memberi pelatihan
untuk regenerasi Memperbaiki akses
Memperbaiki pola Meningkatkan Menyediakan tempat
kader jalan dari pemukiman
asuh anak pendapatan tinggal untuk tenaga
warga ke puskesmas
kesehatan sehingga
tidak ada
pengeluaran untuk
Meningkatkan tempat tinggal
Mengupayakan
pengetahuan orang
peningkatan status
tua/pengasuh terkait
ekonomi
gizi dengan
penyuluhan gizi
4. Alternative Analysis
Keterangan skor :
1 = tidak memungkinkan
2 = sedikit memungkinkan
3 = memungkinkan
4 = sangat memungkinkan
5. Matriks LFA
Program Stakeholders
a. Peningkatan pembinaan sistem produksi a. Badan Ketahanan Pangan,
dan konsumsi pangan masyarakat (segar KeMentan,
dan olahan) agar terhindar dari cemaran
biologis, kimia, dan fisik yang berbahaya b. Kementan, KKP Pendukung :
b. Pengembangan produk pangan segar Universitas, Kemenperin,
dan olahan produksi dalam negeri yang Kemenkop&UK M, Pemda
terjamin dari cemaran.
c. Pengembangan perubahan perilaku c. Pemda, Kemenkes (sponsor : PT.
hidup, seperti pola makan dengan gizi Nestle)
seimbang.
d. Diutamakan promotif dan preventif d. Dinkes Provinsi, Puskesmas, KKP
disertai penguatan upaya kesehatan (sponsor : PT. Kalbe )
berbasis masyarakat sehat terpadu.
7. Analisa SWOT