Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIK

“Balanitis”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. RAHMA NOVITA I 201702003


2. CINTIANISA ANDINI 201702014
3. OKTI RACHMANING 201702025
4. SITI ANISA RAHMAN 201702034
5. YUANA 201702045

PROGRAM S1 GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA KELUARGA
BEKASI TIMUR
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur dan terimakasih, kami dapat menyelesaikan


laporan praktikum mata kuliah dietetika dengan kasus yaitu “Anemia”. Adapun
maksud dari pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi syarat
mengikuti praktikum dietetika. Atas berkat Rahmat dan karunia Allah S.W.T,
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Gambaran Umum Penyakit.......................................................................1
1.2 Data Dasar Pasien atau Soal Kasus...........................................................2
BAB II......................................................................................................................2
PROSES ASUHAN GIZI........................................................................................2
2.1 Pengkajian Gizi..............................................................................................2
2.1.1 Anamnesis 2

2.1.2 Antropometri 5

2.1.3 Pemeriksaan Biokimia 6

2.1.4 Pemeriksaan Fisik dan Klinis 7

2.2 Diagnosis Gizi...........................................................................................9


2.3 Intervensi Gizi...........................................................................................9
2.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi..........................................................14
2.5 Tinjauan Pustaka.....................................................................................14
BAB III..................................................................................................................15
Kesimpulan........................................................................................................15
Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Dasar Pasien......................................................................................2


Tabel 2. Kasus pada Pasien......................................................................................2
Tabel 3. Identitas Pasien..........................................................................................2
Tabel 4. Riwayat Penyakit Pasien............................................................................3
Tabel 5. Riwayat Gizi Pasien...................................................................................4
Tabel 6. Data Antropometri.....................................................................................5
Tabel 7. Pemeriksaan Biokimia...............................................................................6
Tabel 8. Pemeriksaan Fisik Klinis...........................................................................7
Tabel 9. Asupan Zat Gizi.........................................................................................8
Tabel 10. Klasifikasi Kecukupan Gizi.....................................................................9
Tabel 11. Rekomendasi Diet..................................................................................11
Tabel 12. Rekomendasi Menu...............................................................................13
Tabel 13. Rencana Konseling Gizi........................................................................14
Tabel 14. Monitoring dan Evaluasi Gizi................................................................14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Batu Ginjal.............................................................................................1


Gambar 2. Standar Satus Gizi..................................................................................6

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Penyakit


Balanitis adalah peradangan yang terjadi pada glans atau ujung
penis. Balanitis berasal dari bahasa Yunani yaitu balanos yang berarti biji. Salah
satu penyebab balanitis adalah terlalu banyak mencuci dengan sabun. Balanitis
juga dapat disebabkan oleh bakteri candida albicans. Kolonisasi glans penis oleh
candida lebih mungkin terjadi pada pria yang tidak disunat.
Penyakit balanitis ini biasanya terjadi pada pria yang belum melakukan sunat atau
tidak sunat, hal ini dikarenakan kulup penis menjadi tempat hinggap dan
tumbuhnya bakteri. Namun, untuk terhindar atau mengatasi penyakit balanitis
kuncinya adalah menjaga kebersihan penis. Jika anda merasa khawatir mengalami
penyakit ini kemudian ingin melakukan sunat, maka anda bisa melukannya di
rumah sakit atau ke dokter sunat.
Gejala balanitis yang paling umum adalah penis menjadi kemerahan, iritasi dan
rasa sakit pada ujung penis (glans). Hal ini dapat berkisar dari patch kecil
kemerahan terbatas pada bagian permukaan kulit glans, ke seluruh kelenjar
menjadi merah, bengkak dan sakit. Kadang-kadang ada debit clumpy tebal yang
berasal dari bawah kulup. Selain itu, mungkin memiliki rasa sakit atau
ketidaknyamanan ketika buang air kecil.

Gambar 1. 1 Penyakit Balanitis

1
1.2 Data Dasar Pasien atau Soal Kasus

Nama : Ibu A No RM : -
Umur : 29 tahun Ruang : -
Sex : Perempuan Tgl masuk : -
Pekerjaan : - Tgl kasus : -
Pendidikan : - Alamat : -
Agama : Islam Diagnosis medis : Anemia
Tabel 1. Data Dasar Pasien
Keluhan utama Mengalami pusing dan lemas serta sering kelelahan bekerja.
Riwayat penyakit
Anemia.
sekarang
Riwayat penyakit
-
dahulu
Riwayat penyakit
-
keluarga
Tabel 2. Kasus pada Pasien

2
3
BAB II

PROSES ASUHAN GIZI

2.1 Pengkajian Gizi

2.1.1 Anamnesis

2.1.1.1 Identitas Pasien


Nama : Ibu A No RM : -
Umur : 29 tahun Ruang : -
Sex : Perempuan Tgl masuk : -
Pekerjaan : - Tgl kasus : -
Pendidikan : - Alamat : -
Agama : Islam Diagnosis medis : Anemia

Tabel 3. Identitas Pasien

4
Keluhan utama Mengalami pusing dan lemas serta sering kelelahan bekerja
Riwayat penyakit
Anemia.
sekarang
Riwayat penyakit
-
dahulu
Riwayat penyakit
-
keluarga
Tabel 4. Riwayat Penyakit Pasien
Pembahasan (dengan referensi ilmiah):
Anamnesis atau wawancara adalah langkah pertama dalam tata cara kerja
yang harus ditempuh untuk membuat diagnosis. Seorang dokter akan dapat
mengarahkan kemungkinan diagnostik pada seorang pasien melalui anamnesis
yang baik. (Pisklakov,S.2014). Dalam anamnesis ditanyakan bagaimana pola
makan pasien termasuk jenis – jenis kelompok pangan yang dikonsumsinya.Untuk
memudahkan menjawab pertanyaan ini, pasien bisa menyusun catatan makannya
selama 24 jam yang pelaksanaannya dapat dibantu oleh ahli gizi. Tabel diatas
merupakan tabel pertanyaan (anamnesis) bagi pengkajian diet yang terarah dan
ringkas untuk membantu mengevaluasi riwayat diet pada pasien dengan berbagai
penyakit. Dalam total Nutrition Therapy, anamnesis gizi termasuk ke dalam
Subjective Global Assessment (SGA) dan terdiri atas pertanyaan tentang
perubahan berat badan, perubahan asupan makanan, keadaan saluran cerna,
kapasitas fungsional serta penyakit yang memengaruhi kebutuhan gizi.
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel anamnesis, Ibu A usia 29 tahun diagnosa medis anemia.
Pasien tidak memiliki alergi dan pantangan makanan. Pasien mengalami pusing
dan lemas serta kelelahan bekerja.

2.1.2 Antropometri

TB Rentang lengan Tinggi lutut BB LLA


167 cm - - 48 kg -
L. Pinggul L. Pinggang
- -
Tabel 5. Data Antropometri

Kesimpulan:

5
IMT = BB/(TB)2
= 48/(1,67)2
= 17,26 kg/m2 (Underweight)

BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100)


= (167 – 100) – 10% (167 – 100)
= 67 – 6,7 = 60,3 kg

Pembahasan (dengan referensi ilmiah):


Antropometri adalah suatu cabang ilmu antropologi fisik yang
mempelajari tentang teknik pengukuran tubuh manusia meliputi cara untuk
mengukur dan melakukan pengamatan pada manusia yang meliputi tulang rangka
dan organ – organ tubuh manusia dengan metode dan alat tertentu. Antropologi
juga dipakai dalam mengikuti pertumbuhan dan perkembangan post natal,
mendeteksi kelainan, meramal pertumbuhan selanjutnya pada waktu dewasa
(Waspadji, 2010 dalam EPN lima, 2013).

Kesimpulan:
Status gizi pasien tergolong overweight yaitu 17,26 kg/m 2. Yang menandakan
bahwa pasien mengalami kekurangan berat badan.

Gambar 1. Standar Satus Gizi

2.1.3 Pemeriksaan Biokimia

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Keterangan

6
darah
HB 10 gr/dL 12 – 14 Rendah

Tabel 6. Pemeriksaan Biokimia

Pembahasan (dengan referensi ilmiah):


Pemeriksaan laboratorium ( biokimia darah ) akan menghasilkan data-data yang
menbantu menegakkan diagnosis defesiensi nutrien dan protein. Disamping itu,
parameter biokimia mempunyai peranan dalam penegakkan diagnosis penyakit
yang ada kaitannya dengan gizi. Tabel diatas adalah parameter biokimia yang
sering di periksa pada pasien
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia, pasien mengalami anemia. Hal tersebut
berdasarkan dari hasil biokimia yang menunjukkan bahwa kadar hemoglobin
pasien yaitu 10 gr/dL dimana nilai normal untuk wanita dewasa yaitu 12 – 14
gr/dL.

2.1.4 Pemeriksaan Fisik dan Klinis


1. Kesan umum : mengalami pusing dan mual
2. Vital sign :
Pemeriksaan Hasil
Tensi -
RR -
Nadi -
Suhu -

Tabel 7. Pemeriksaan Fisik Klinis


Pembahasan (dengan referensi ilmiah):
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh yang menentukan adanya kelainan –
kelainan suatu sistem atau suatu organ tubuh engan cara melihat (inspeksi),
meraba (palpasi), mengetuk (perkusi), dan mendengarkan (auskultasi)
(Raylene,2009). Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan dan
emmeproleh data dasar tentang kesehatan klien; menambah, mengkonfirmasi atau

7
menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan; mengkonfirmasi an
mengidentifikasi diagnosa. Pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaannya tercatat dalam rekam medis dan akan membantu dalam
menegakkan diagnosa dan perencanaan perawatan pasien.

Kesimpulan:
Berdasarkan pemeriksaan fisik, pasien mengalami pusing dan lemas karena
mengalami anemia yang ditandai nilai hemoglobin rendah.

2.2 Diagnosis Gizi

N.C. – 1.4 Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan anemia yang ditandai
dengan rendahnya kadar hemoglobin 10 gr/dL

2.3 Intervensi Gizi

1. Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
b. Menurunkan berat badan pasien agar memiliki status gizi yang normal.
c. Untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal
pada saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi
stres dan penyembuhan luka.

2. Syarat dan Prinsip Diet


- Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
- Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB.
- Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total.
- Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
- Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.

3. Perhitungan Kebutuhan Gizi

BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100)

8
= (174 – 100) – 10% (174 – 100)
= 74 – 0,74
= 73 kg

AIBW = (BB-BBI) x 0,25 + BBI


= (83 – 73) x 0,25 + 73
= 76 kg

Energi = 40 x BBI
= 45 x 73 = 2920 kkal

Protein = 25% x energi total / 4


= 25% x 2.920 / 4 = 182 gr

Lemak = 15% x energi total / 9


= 15% x 2.920 / 9 = 49 gr

Karbohidrat = 60% x energi total / 4


= 60% x 2.920 / 4 = 438 gr

Cairan = BB actual/BB AKG x Kand. AKG


= 83/62x 2600
= 3.480 ml
Vit. C = BB actual/BB AKG x Kand. AKG
= 83/62x 90
= 120 mg

4. Bentuk Makanan, Cara Pemberian, dan Frekuensi Makan


a. Bentuk makanan = Biasa dan mudah dicerna
b. Cara pemberian = Oral
c. Frekuensi makan = 3 x makan utama, 2 x selingan

5. Bahan Makanan Penukar


Jenis Porsi(URT) Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)

9
KH 8 1400 32 0 320
LH 11 675 77 32 0
LN 5 400 30 15 40
Sayur 7 175 7 0 35
Buah 3 150 0 0 30
Gula 1 40 0 0 10
Minyak 0,5 22,5 0 2,5 0
Infus - - - - -
Jumlah 2.862,5 146 49,5 435
Kebutuhan 2.920 182 49 361
%pemenuhan 98% 80% 101% 120%

Tabel 11. Rekomendasi Diet

Waktu Bahan Jumlah


Menu Porsi Jenis
Makan Makanan (g)
Nasi, - Nasi - 1½p - 200 gr KH=
Pagi Nasi
bakso - Sagu - ½p - 50 gr
udang - Udang - 1p - 35 gr LH=Daging
TOTAL : ayam,
goring, - Ayam - 1p - 40 gr
E = 705 kkal udang
Cah - Kangkung - 2p - 200 gr
(24%/hari) LN=Tahu
kangkung, - Telur - 1p - 55 gr
P = 36 gr Sayur=Kan
dan Buah - Melon - 1p - 90 gr gkung
(20%/hari)
melon - Tahu - 1p - 100 gr Buah=Melo
K = 108 gr
(30%/hari) n
L = 12 gr Gula=Gula
Minyak =
(24%/hari)
minyak
Selingan Pagi Bubur - bubur - 2p - 90 gr KH=
TOTAL : Oatmeal oatmeal - 2p - 80 gr Oatmeal
E = 380 kkal dan Sari - daging ayam -½p - 50 gr LH=Dagin
(13%/hari) kedelai tanpa kulit -½p - 50 gr g ayam
P = 25 gr - Sari kedelai - 1p - 185 gr LN= Sari k
(14%/hari) - Wortel Sayur=Wo
K = 53 gr - Brokoli rtel,
(15%/hari) Brokoli
L = 7 gr Buah= -
(14%/hari) Gula= -
Minyak= -
Siang Nasi tumis - Nasi - 1p - 100 gr KH=Nasi,
TOTAL : sayur - Buncis - 1p - 100 gr T. Maizena

10
E = 679 kkal daging - Paprika - 1p - 100 gr LH=Dagin
(23%/hari) sapi egg - Daging sapi - 1p - 35 gr g sapi
P = 23,4 gr tofu - Egg tofu - 1p - 100 gr LN=Egg
(13%/hari) - T. Maizena - 1p - 50 gr tofu
K = 119,5 gr - M. Wijen - ½p - 15 gr Sayur=Pap
(33%/hari) - Kecap - 1p - 5 gr rika,
L = 12,2 gr - Buah Pepaya - 1p - 100 gr Buncis
(25%/hari) Buah=
Pepaya
Gula=-
Minyak=
Minyak
wijen
Selingan Bola bola - udang - 1p - 35 gr KH=Tepun
Sore udang - Tepung Sagu - 1p - 50 gr g sagu
TOTAL : kukus - Sirup - 1p - 15gr LH=Udang
E = 262 kkal LN= -
(9%/hari) Sayur= -
P = 11 gr Buah=
(6%/hari) Gula=Siru
K = 49 gr p
(14%/hari) Minyak= -
L = 2 gr
(4%/hari)

Malam Steak with - Daging sapi - 1p - 35 gr KH=Kenta


TOTAL : sauce bbQ - Telur - 1p - 55 gr ng, Jagung
E = 630 kkal - Kentang - 1p - 210 gr LH=Dagin
(22%/hari) - Jagung - 1p - 125 gr g Sapi,
P = 30 gr - Kacang - 1p - 25 gr Telur
(16%/hari) polong - 1p - 100 gr LN=Kacan
K = 108 gr - Wortel - 1p - 100 gr g polong
(25%/hari) - Buncis - 1p - 100 gr Sayur=
L = 7 gr - Jeruk manis Wortel,
(14%/hari) Buncis
Buah=
Jeruk
manis
Gula=-
Minyak=-
Persentase Energi 91%
Pemenuhan / Protein 69%
hari Lemak 82%
Karbohidr 121%
at
Tabel 12. Rekomendasi Menu

11
Pembahasan :
Menu yang dibuat disesuaikan dengan diet yang telah diberikan kepada pasien
yaitu, diet tinggi kalori dan tinggi protein. Diet ini diberikan untuk memenuhi
kebutuhan energy dan protein, mencegah penurunan berat badan karena stress
akibat pembedahan, dan mempercepat penyembuhkan luka serta infeksi pasien.

Rencana Konseling Konsultasi Gizi

Masalah Gizi Tujuan Materi Keterangan


konseling/konsultasi
Gizi seimbang Memberikan Menjelaskan cara Pemberian edukasi
untuk anemia pengetahuan pola makan yang dalam waktu ± 30
tentang gizi baik dan benar menit dengan sasaran
seimbang untuk pasien
menyembuhkan
anemia
Kadar Hb Membantu Menjelaskan bahan Pemberian edukasi
dalam tubuh menaikan kadar Hb makanan apa saja dalam waktu 10 menit
rendah dalam tubuh yang mengandung dengan sasaran pasien
zat besi sehingga
mampu
meningkatkan kadar
Hb dalam tubuh
Berat badan Memberi Memberikan contoh Pemberian edukasi
overweight pengetahuan menu sehari sebagai dalam waktu 10 menit
mengenai diet yang gambaran dengan sasaran pasien
baik untuk penatalaksanaan diet. serta anggota keluarga
menormalkan berat
badan
Tabel 13. Rencana Konseling Gizi

2.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi (BELOM)

Kriteria Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target


Pada awal kasus
Antropometri BB dan akhir Normal
intervensi
Sesuai jadwal
Biokimia Hemoglobin Rendah
pemeriksaan
Fisik klinis Suhu tubuh Setiap hari Rendah
Energi, Protein,
Asupan makan
Asupan Gizi Lemak, Setiap kali makan
≥80%
Karbohidrat

12
Tabel 14. Monitoring dan Evaluasi Gizi

2.5 Tinjauan Pustaka


Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin
yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya
jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga
darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan
tubuh (kamus bahasa indonesia).
Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
(Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
mineral FE sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif
Mansjoer, Kapita Selekta, Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin
dalam darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan
darah lengkap laboratorium. Menurut (WHO.2008) kadar nilai Hb normal, yaitu :
1. Nilai Hb normal
a) Pria : 13.8 - 17.2 gram/dl
b) Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl
2. Nilai Hb anemia
a) Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl
b) Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
Patofisiologi anemia defisiensi besi (ADB) disebabkan karena gangguan
homeostasis zat besi dalam tubuh. Homeostasis zat besi dalam tubuh diatur oleh

13
absropsi besi yang dipengaruhi asupan besi dan hilangnya zat besi/iron loss.
Kurangnya asupan zat besi/iron intake, penurunan absropsi, dan peningkatan
hilangnya zat besi dapat menyebabkan ketidakseimbangan zat besi dalam tubuh
sehingga menimbulkan anemia karena defisiensi besi.
Zat besi yang diserap di bagian proksimal usus halus dan dapat dialirkan dalam
darah bersama hemoglobin, masuk ke dalam enterosit, atau disimpan dalam
bentuk ferritin dan transferin. Terdapat 3 jalur yang berperan dalam absropsi besi,
yaitu: (1) jalur heme, (2) jalur fero (Fe2+), dan (3) jalur feri (Fe3+).
Zat besi tersedia dalam bentuk ion fero dan dan ion feri. Ion feri akan
memasuki sel melalui jalur integrin-mobili ferrin (IMP), sedangkan ion fero
memasuki sel dengan bantuan transporter metal divalent/divalent metal
transporter (DMT)-1. Zat besi yang berhasil masuk ke dalam enterosit akan
berinteraksi dengan paraferitin untuk kemudian diabsropsi dan digunakan dalam
proses eritropioesis. Sebagain lainnya dialirkan ke dalam plasma darah untuk
reutilisasi atau disimpan dalam bentuk ferritin maupun berikatan dengan
transferin. Kompleks besi-transferrin disimpan di dalam sel diluar sistem
pencernaan atau berada di dalam darah. Transport transferrin dalam tubuh masih
belum diketahui dengan pasti. Kapisitas dan afinitias transferin terhadap zat besi
dipengaruhi oleh homeostasis dan kebutuhan zat besi dalam tubuh. Kelebihan zat
besi lainnya kemudian dikeluarkan melalui keringat ataupun dihancurkan bersama
sel darah.
Perdarahan baik makro ataupun mikro adalah penyebab utama hilangnya
zat besi. Sering kali perdarahan yang bersifat mikro atau okulta tidak disadari dan
berlangsung kronis, sehingga menyebabkan zat besi ikut terbuang dalam darah
dan lama-kelamaan menyebabkan cadangan zat besi dalam tubuh ikut terbuang.
Keadan-keadaan seperti penyakit Celiac, post-operasi gastrointestinal yang
mengganggu mukosa dan vili pada usus, sehingga penyerapan besi terganggu dan
menyebabkan homeostasis zat besi juga terganggu.

14
BAB III
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan (BELOM)
Pada kasus ini pasien bernama Tn. A berusia 49 tahun dengan berat badan
70 kg dan berat badan 165 cm memiliki status gizi overweight dan menderita sakit
batu ginjal dari 10 tahun yang namun tidak di operasi karena batu ginjal masih
kecil. Os mengeluh Perut nyeri sebelah kanan bawah dan kencing berdarah atau
hematuria, mual, dan tidak nafsu makan karena nyeri perut. Os diberi diet rendah
garam, rendah lemak, dan protein untuk menyembuhkan penyakit, memulihkan
keadaanya dan menormalkan status gizinya. Os diberi diet tersebut karena untuk
mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal, menormalkan
kadar kolesterol yang tinggi, dan mengurangi kadar ureum dan kreatinin hingga
batas normal.

Saran (BELOM)
 Os dianjurkan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, energi cukup
untuk memperoleh berat badan dalam batas normal dan
mempertahankannya.
 Os dianjurkan untuk merubah pola makannya agar lebih baik supaya status
gizinya menjadi normal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S.2010.Penuntut Diet.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv
Lapius FKUI.

Marlyn E. Doenges, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai