Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BINAAN Tn.

S
KHUSUSNYA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN :
GASTRITIS AKUT PADA TANGGAL 25-28 JANUARI 2021 DI KEL. SEI
SIKAMBING D KEC. MEDAN PETISAH

NAMA : NATALIA RAHEL JUNE


NIM : 18014191E019

PRODI D3 KEPERAWATAN STIKES ARJUNA lAGUBOTI


TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BINAAN Tn. S KHUSUSNYA NY. E
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : GASTRITIS ASKUT PADA
TANGGAL 25-30 JANUARI 2021 DI KEL. SEI SIKAMBING D KEC. MEDAN
PETISAH

MULAI TANGGAL : 25 JANUARI – 28 JANUARI 2021

Disetujui :

Penanggung jawab praktek Dosen Pembimbing

__________________ Tumpal Manurung,S.Kep.Ns.., M.Kep

Mengetahui :
Kaprodi D3 Keperawatan

Tumpal Manurung,S.Kep.Ns.., M.Kep

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Binaan Tn.
S Khususnya Ny. E Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis Akut Pada Tanggal 25-
30 Januari 2021 Di Kel. Sei Sikambing D Kec. Medan Petisah. Karya Tulis ini dilakukan
dalam rangka memenuhi Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL).

Penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis merampungkan Asuhan Keperawatan ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya tulis ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Medan,Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Penulisan........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................3
1.4 Metode Penelitian.....................................................................................................4
1.5 Sistem Penulisan.......................................................................................................5
BAB II. LANDASAN TEORIS
A. Landasan Teoritis Medis
2.1. Defenisi.............................................................................................................7
2.2. Anatomi Fisiologi...............................................................................................8
2.3. Etiologi...............................................................................................................9
2.4. Patofisiologi.......................................................................................................10
2.5. Manifestasi klinik...............................................................................................11
2.6. Diagnosa..............................................................................................................
2.7. Komplikasi...........................................................................................................
2.8. Pengobatan .........................................................................................................
B. Landasan Teoritis Keperawatan Keluarga
2.1. Defenisi..............................................................................................................
2.2. Keluarga sebagai unit Pelayanan Kesehatan......................................................
2.3. Tugas Keluarga dalam melaksanakan kesehatan................................................
2.4. Tahap-tahap dalam proses keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
BAB III. TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian Data
3.2. Analisa Data
3.3. Perumusan Diagnosa
3.4. Menentukan Prioritas menurut Skoring Bailon
3.5. Penyusunan Masalah sesuai dengan Prioritas
3.6. Rencana Perawatan
3.7. Catatan Perkembangan
BAB I V. PEMBAHASAN..........................................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan..........................................................................................

5
1.2. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN :
1. SAP
2. Materi Perpustakaan
3. Dokumentasi (Foto)
4. Daftar hadir Penyuluhan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan


adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Setiawan,
2016). Saat ini masalah kesehatan masyarakat dapat disebabkan oleh pola hidup seperti
makan-makanan junkfood, makanan pedas dan asam, makanan yang mengandung
gas, dan pola makan yang tidak teratur. Hal ini dapat menyebabkan penyakit salah
satunya yaitu Gastritis. Gastritis adalah inflamasi pada mukosa lambung, gastritis akut
berlangsung selama beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh makanan yang dapat
mengiritasi atau makanan yang terinfeksi, penggunaan aspirin secara berlebihan dan
penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), asupan alkohol yang berlebihan
refluk empedu, dan terapi radiasi. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi
sistemik akut. Untuk dapat menanggulangi masalah tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dimana perawat mempunyai peranan
penting dalam pemberian pemberian asuhan keperawatan yaitu pada aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Peran promotif dilakukan dengan memberikan
penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang cara mencegah teradinya Gastritis
dengan mengadakan penyuluhan kesehatan tentang Gastritis dan menjaga pola hidup
sehat. Peran preventif yaitu dengan melakukan upaya kunjungan rumah pada kelompok
beresiko sehingga mencegah terjadinya penyakit Gastritis. Peran kuratif dengan
mengajarkan keluarga cara membuat obat tradisional yang salah satunya dengan air
rebusan daun cincau, rebusan kencur, rebusan kunyit dan kolaborasi dengan tenaga
medis dalam pengobatan Gastritis. Peran rehabilitatif yaitu upaya pemulihan terhadap
pasien Gastritis seperti mengontrol pola makan,mengontrol makanan yang memacu
asam lambung, mengurangi stress, dan istirahat yang cukup. Berdasarkan data-data
tersebut diatas, penulis sangat tertarik untuk membuat asuhan keperawatan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Gastritis”.

1.2 Ruang Lingkup Penulisan


Dalam menyusun makalah ini penulis membatasi ruang lingkup penulisannya, yaitu asuhan
keperawatan keluarga khususnya pada keluarga dengan penyakit gastritis.

1.3 Tujuan Penulisan

5
1.      Tujuan umum :
Mahasiswa dapat mengetahui dan mencegah terjadinya gastritis serta
mengimplementasikan asuhan keperawatan demam gastritis di lapangan.
2.      Tujuan khusus :
a.       Mengetahui pengertian, etiologi, dan patofisiologi gastritis
b.      Mengetahui pengkajian keperawatan pada kasus gastritis
c.       Mengetahui diagnose yang mungkin muncul dan perencanaan tindakan keperawatan
d.      Mampu mengaplikasikan tindakan keperawatan sesuai konsep dan sesuai indikasi klien
e.       Mengetahui asuhan keperawatan pada kasus gastritis

1.4 Metode Penelitian


Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi
kasus dengan pendekatan proses keperawatan sebagai cara pemecahan masalah.  Sedangkan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan :
1.        Wawancara
Wawancara dilakukan dengan percakapan langsung dengan klien, keluarga dan perawat
ruangan.
2.        Observasi
Pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan sistematis
3.        Studi Dokumentasi
Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan diagnostik, laboratorium, dan catatan kesehatan
lainnya.
4.        Studi Kepustakaan
Pengumpulan data didapat dari sumber-sumber yang relevan untuk menunjang data, dan selain
itu dengan melakukan searching di internet.

1.5 Sistem Penulisan


Dalam penyusunan makalah ini penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis
Berisi tentang konsep dasar yang mencakup pengertian,  anatomi fisiologi, etiologi,
patofisiologi, komplikasi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan medis,
pengkajian keperawatan, analisa data, diagnosa yang mungkin muncul dan perencanaan
tindakan keperawatan.
BAB III Tinjauan Kasus
Berisi tentang pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, proses keperawatan dan catatan
perkembangan.
BAB IV Kesimpulan dan saran

5
BAB II
LANDASAN TEORIS

A. LANDASAN TEORITIS MEDIS


2.1 Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung,
Khususnya selaput lendir pada mukosa gaster yang sering diakibatkan oleh diet yang sembrono
(Smeltzer,2001 : 1062 ; Suyono, 2001 : 127 ; Hadi,, 1999: 181 ; Hinchliff, 1999 : 182).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi
Ketiga hal 492)
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422)
Jadi gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi. 
Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :
a.      Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif.
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-
kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada
mukosa muskularis.
b.      Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahun (Soeparman, 1999, hal : 101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung
jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan suddart).

2.2 Anatomi dan Fisiologi


Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat
dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan
dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila
lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika
lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan – lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam
usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada
sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan
membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup.
Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di
lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang
sama, kelenjar – kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan
cairan lambung (termasuk enzim – enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan
makanan tersebut. Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini
sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi
oleh mukosa – mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga
terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme
pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

2.3 Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
· Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah
sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Gastritis juga
dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS),
juga dapat disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka
bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).
· Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian
biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
Penyebab lain adalah
· Diet yang sombrono , makan terlau banyak, dan makan yang terlalu cepat dan makan-
makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang peningkatan produksi
asam-asam gerakan paristaltik lambung. Sterss juga akan mendorong gerakan antara makanan
dan dinding lambung menjadi tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung.
· Stress berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan sering pula
menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat infeksi bakteri dari luar
tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut akan terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit
atau infeksi bakteri penyebab gastritis, umumnya berasal dari dalam tubuh penderita
bersangkutan. Keadaan ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya

2.4 Patofisiologi
Perangsangan sel vagus yang berlebihan selama stress psikologis dapat menyebabkan
pelepasan atau sekresi gastrin yang menyebabkan dari nukleus motorik dorsalis nervus vagus,

5
setelah melewati nervus vagus menuju dinding lambung pada sistem saraf enterik, kemudian
kelenjar-kelenjar gaster atau getah lambung, sehingga mukosa dalam antrum lambung
mensekresikan hormon gastrin dan merangsang sel-sel parietal yang nantinya produksi asam
hidroklorinnya berlebihan sehingga terjadi iritasi pada mukosa lambung (Guyton, 1997: 1021-
1022). Obat-obatan, alkohol, garam empedu, atau enzim pankreas dapat merusak mukosa
lambung, mengganggu barier mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan
pepsin ke dalam jaringan lambung. Maka terjadi iritasi dan peradangan pada mukosa lambung
dan nekrosis yang dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dan perdarahan dan
peritonitis (Long, 1996 : 196). Asam hidroklorida disekresi secara kontinyu sehingga sekresi
meningkat karena mekanisma neurogenik dan hormonal yang dimulai oleh rangsangan
lambung. Jika asam lambung atau hidroklorida tidak dinetralisir atau mukosa melemah
akibatnya tidak ada perlindungan, akhirnya asam hidroklorida dan pepsin akan merusak
lambung, yang lama-kelamaan barier mukosa lambung yaitu suplai darah, keseimbangan asam-
basa, integritas sel mukosal dan regenerasi epitel. Bahan-bahan seperti aspirin, alkohol dan
Anti Inflamasi Non Steroid dapat menurunkan produksi mukosa lambung. Pada fase awal
peradangan mukosa lambung akan merangsang ujung syaraf yang terpajan yaitu syaraf
hipotalamus untuk mengeluarkan asam lambung. Kontak antara lesi dan asam juga merangsang
mekanisme reflek lokal yang dimulai dengan kontraksi otot halussekitarnya. Dan akhirnya
terjadi nyeri yang biasanya dikeluhkan dengan adanya nyeri tumpul, tertusuk, terbakar di
epigastrium tengah dan punggung. Dari masukan minuman yang mengandung kafein, stimulan
sistem saraf pusat parasimpatis dapat meningkatkan aktivitaas otot lambung dan sekresi pepsin.
Selain itu nikotin juga dapat mengurangi sekresi bikarbonat pankreas, karena menghambat
netralisasi asam lambung dalam duodenum yang lama-kelamaan dapat menimbulkan mual dan
muntah. Peradangan akan menyebabkan terjadinya hiperemis atau peningkatan vaskularisasi,
sehingga mukosa lambung berwarna merah dan menebal yang lama-kelamaan menyebabkan
atropi gaster dan menipis, yang dapatberdampak pada gangguan sel chief dan sel parietal, sel
parietal ini berfungsi untuk mensekresikan faktor intrinsik, akan tetapi karena adanya antibody
maka faktor intrinsik tidak mampu untuk menyerap vitamin B12 dalam makanan, dan akan
terjadi anemia perniciosa (Horbo,2000: 9 ; Smeltzer, 2001 : 1063 – 1066).

2.5 Manifestasi Klinik


a. Gastritis akut
Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat
yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok
adalah :
1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan
karena kehilangan darah.
2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan – keluhan
itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
lokasinya.
3) Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja
dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami
perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

b. Gastritis kronis
1) Bervariasi dan tidak jelas
2) Perasaan penuh, anoreksia
3) Distress epigastrik yang tidak nyata
4) Cepat kenyang

2.6 Diagnosa
Menurut priyanto, 2006 pemeriksaan diagnostik yang dianjurkan untuk pasien gastritis adalah:
a. Pemeriksaan darah seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit.
b. Pemeriksaan endoskopi.
c. Pemeriksaan hispatologi biopsy segmen lambung.

2.7 Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan melena, dan berakhir
sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak
peptik. Gambaran yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab
utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90
% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi. ( Mansjoer dkk.,
1999 ).

2.8 Pengobatan
Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi
kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok dan minuman
beralkohol, mengkonsumsi antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2009) Yang perlu dilakukan
dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan
menghindari penyebab apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau

5
obatobat ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H. pylori bertujuan
untuk mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah 2004 ). Pada saat ini indikasi yang telah
disetujui secara universal untuk melakukan eradiksi adalah infeksi kuman H. pylori yang ada
hubungannya dengan tukak peptik. Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin,
amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin (Hirlan, 2006).

B. LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN


2.1 Definisi
1. Pengertian keluarga
Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah kumpulan anggota rumah
tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut
Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak dan nenek.

2.2 Keluarga sebagai unit Pelayanan Kesehatan


1.) Struktur keluarga Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana
keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa struktur keluarga yang ada
di Indonesia yang terdiri dari bermacam - macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pimpinan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.) Fungsi keluarga Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar
keluarga:
a. Fungsi afektif Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
b. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial.
c. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi
ini sedikit terkontrol.
d. Fungsi ekonomi Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga
dibawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera).
e. Fungsi perawatan kesehatan Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap
anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.

2.3. Tugas Keluarga dalam melaksanakan kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran di
bidang kesehatan meliputi :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak
boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber
daya dan dana keluarga habis.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya
keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukantindakan keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali keluarga telah
mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah
diketahui oleh keluarga sendiri.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
(Friedman, 2010).

2.4. Tahap-tahap dalam proses keperawatan


a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.(Andarmoyo, 2012) Padila (2012), hal-hal
yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah:
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Kepala Keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga

5
5) Komposisi keluarga
Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di identifikasi sebagai bagian
dari keluarga mereka. Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota
keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai
dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin,
hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan
pendidikan.
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi
dengan jenis/tipe keluarga
7) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku bangsa keluarga yang
terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhankebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
dilengkapi dengan denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)


Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat
serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.


Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

4) Sistem pendukung keluarga


Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-
fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.

e. Fungsi keluarga
1) Fungsi Efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak ?
b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga ?
c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga ?
5) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan ?
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga ?

5
f. Stress dan koping keluarga
Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji sejauh mana keluarga
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan sama
dengan pemeriksaan fisik klinik.
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan Gastritis menurut NANDA
NIC-NOC 2015 adalah:
a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrien yang tidak adekuat
b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah
c) Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
d) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diit dan proses penyakit.

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang mengalami Gastritis
pada (NANDA NIC-NOC 2015) dan etiologi (Komang, 2010) adalah:
(1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
(2) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan

dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan Maglaya).


Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya

Kriteria Skor Bobot


Sifat Masalah
Aktual (tidak/kurang sehat) 3
1
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah yang dapat di ubah
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk dicegah


Tinggi 3
1
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus segera ditangani 2
b. Ada masalah tetapi tidak perlu segera
1
ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan
0
Sumber : Setiadi (2008)Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor
X Bobot
Angka Tertinggi

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Menurut Padila (2012) Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang

mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar 3,

diberikan pada tidak/kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan

oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera skor 1

Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah, perawat perlu

memperhatikan faktor – faktor berikut :

a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.

b. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga.

c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.

d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan dukungan

masyarakat.

5
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu

memperhatikan faktor – faktor berikut :

a. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.

c. Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang tepat dalam

memperbaiki masalah.

d. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah masalah.

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau

bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

c. Perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan keluarga
yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka panjang/pendek), penetapan standart kriteria
serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga, (Setiadi, 2008).

d. pelaksanaan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan, pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga
sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi
kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. (Setiadi,2008)

e. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan terencana tentang
kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambugan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi
adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan, ( Setiadi, 2008 ).
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian Data
A. Data Umum
1. Kepala keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. SY
b. Jenis kelamin :P
c. Umur : 41
d. Agama : Muslim
e. Suku : Jawa
f. Pendidikan :-
g. Pekerjaan : Swasta
h. Alamat : Sei Sikambing D, Medan Petisah.
2. Susunan anggota keluarga
No Nama Umur Sex Hub. Agama Pendidikan Pekerjaan Imunisasi ket
Balita &
Bumil
1 Ny. 45 P Istr Muslim Swasta
ES i

a. Genogram

5
Keterangan :

= laki-laki
= perempuan
= menikah
---------- = tinggal serumah

= Klien

b. Tipe keluarga

Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga

terdiri dari suami dan istri.

c. Suku bangsa

Keluarga Tn. S berasal dari suku Jawa . Dalam kehidupan sehari-hari

keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat Jawa, adat

kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan

sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.

d. Agama

Seluruh anggota Keluarga Tn. S menganut agama Islam dan taat

menjalankan sholat lima waktu.

e. Status sosial ekonomi keluarga

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang

lebih 1.500.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga yaitu:

Makan Rp. 1.200.000

Bayar Listrik Rp. 100.000

Pendidikan Rp. 100.000

Lain-lain Rp. 100.000

Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin kecil. Pada

ruang tamu terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah

dan ruang dapur terdapat 1 kompor gas.

f. Aktivitas rekreasi keluarga


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan

menonton TV bersama di rumah.

3. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini

Pada saat ini keluarga Tn. H sedang berada pada tahap perkembangan

keluarga dengan anak pra sekolah

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan

keluarga anak usia pra sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan

sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu

diperhatikan lagi adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk

bermain agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

c. Riwayat Keluarga Inti

Tn. S

Tn. S mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan

muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok, sehari

1 bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2 kali. Tn. S tampak

meringis menahan sakit, skala nyeri 6

Ny.E

Ny. E mengatakan, tidak ada penyakit kronis dan belum pernah

diopname di rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua

orang tua Tn. S dan Ny. E, tetapi kedua orang tua pernah menderita

hipertensi

5
4. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Rumah yang ditinggali keluarga Tn. S adalah rumah milik sendiri lantai

ubin dan keadaan rumah tampak tidak rapih. Di dalam rumah terdapat 1

ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan 1 ruang dapur.

Pencahayaan dan ventilasi rumah cukup baik, jendela berdebu, barang-

barang berserakan di ruang tamu. Kamar mandi dan jamban dengan cukup

bersih, sumber air keluarga berasal dari PAM yang tidak berasa, tidak

berbau, dan tidak berwarna, sumber penerangan memakai lampu listrik.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di kota. Masih banyak

pepohonan di sekitar rumah, tetangga terdiri dari berbagai suku, tidak ada

kesulitan dalam kehidupan sehari- hari. Hubungan dengan tetangga baik,

keluarga juga ikut aktif dalam kegiatan lingkungan.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Tn. S paling

sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat

kerja dan pulang jam 20.00 malam.


d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Tn.S termasuk

masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif

berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul Fitri.

e. Sistem pendukung keluarga

Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan

dari keluarga besar jika ada masalah.

5. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dalam

berkomunikasi.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Tn. S yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap

keputusan yang diambil oleh Tn. S sebagai kepala keluarga selalu

dimusyawarakan dengan Ny. E dan anggota keluarga yang lain.

3. Struktur peran

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing

Tn S mencari nafkah Ny. E memelihara rumah dan membantu suami

dalam hal mencari nafkah.

4. Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus

melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang

5
sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di toko obat. Bila

belum sembuh di bawa ke puskesmas.

5. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif

Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik.

2. Fungsi sosialisasi

Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga.

3. Fungsi Reproduksi

Saat ini keluarga Tn. S belum memiliki anak.

4. Fungsi Ekonomi

Kepala keluarga bekerja sebagai wiraswasta dan dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari Tn.S menjalankan usahanya.

5. Fungsi perawatan keluarga

Tn. S saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual,

muntah dan pusing.Tn. S jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya

jam 15.00, makan malam jam 21.00 wib . Tn. S mengatakan bila sudah

merokok dan minum kopi perut terasa kenyang.

a. Kemampuian mengenal masalah kesehatan

Ny. E mengatakan bahwa Tn. H sering kambuh maagnya, dan bila kambuh
maagnya Ny. E membeli obat di warung.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang

tepat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn. S tidak langsung

di bawa ke puskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak sembuh baru di

bawa ke puskesmas

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Dalam merawat Tn. S anggota keluarga hanya memberikan obat yang

di beli di warung seperti obat Promag.

d. Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat

Keluarga tampak tidak mengorganisir barang-barang di rumah dengan baik,


pakaian digantung di dinding rumah.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat

Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas,

keluarga beralasan jarak puskesmas dengan rumah agak jauh.

6. Stress dan koping keluarga

1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang

a. Stressor jangka pendek

Tn. S mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati.

b. Stresor jangka panjang

Tn. S merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut opname

di rumah sakit.

2. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping

5
a. Respon keluarga terhadap stresor

Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang

sakit.

b. Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.

3. Strategi adaptasi disfungsional

Setiap ada masalah dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama

keluarga

7. Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

DATA Tn. S Ny. E

T:120/80m T:110/70m
mHg, HR: 80 mHg, HR: 78
Tand a Vital
x/m, S: 370 C, RR: x/m, S: 370 C, RR:
20 x/m 20 x/m
Kepala Kulit Kulit
kepala bersih dan kepala bersih dan
rambut tidak rambut tidak
berketombe berketombe
Leher Tidak ada Tidak ada
kaku kuduk, kaku
pembesaran kuduk,pembesaran
kelenjar tidak ada, kelenjar tidak ada,
pembesaran vena pembesaran vena
jugularis tidak jugularis tidak
ditemukan Ditemukan
Aksila Suhu Suhu
badan: 370C
badan: 370C

Dada Simetris Simetris


kiri dan kanan, kiri dan kanan,
suara nafas suara nafas
vesikuler Vesikuler
Abdomen Nyeri tekan Tidak ada
didaerah pembengkakan,
epigastrium, skala hepar, ginjal tidak
nyeri 6 Tidak ada teraba, bising usus
pembengkakan, (+)
hepar, ginjal tidak
teraba, bising usus
(+)
Ekstremitas Kuku Kuku
Atas bersih dan pendek, bersih dan pendek,
pergerakan tampak tidak ada kelainan
lemah, kekuatan pergerakan,
otot 5 kekuatan otot 4
Ekstremitas Kuku Kuku
Bawah bersih dan pendek, bersih dan pendek,
pergerakan tampak tidak ada kelainan
lemah kekuatan otot pergerakan,
5 kekuatan otot 4

8. Harapan keluarga

Harapan keluarga kiranya Tn. S cepat sembuh, dan bila berobat di

puskesmas selalu dilayani dengan baik

3.2. Analisa Data

Tabel 3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Data subjektif ketidakmampuan Nyeri akut


Tn. S mengatakan nyeri ulu keluarga dalam
hati bila terlambat makan, mengenal
pusing, mual dan muntah. masalah

Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obat promag

2 Data subjektif ketidakmampuan Resiko


Tn. S mengatakan jarang keluarga merawat Ketidakseimbanga
sarapan pagi, cukup kopi dan anggota keluarga n nutrisi kurang
rokok sudah terasa kenyang yang sakit dari kebutuhan
tubuh
Data objektif
a. sakit ulu hati, mual dan
muntah
b. tampak lemah

5
3.3. Perumusan Diagnosa

(2) Nyeri akut pada keluarga Tn. S khususnya Tn.S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

(3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.S

khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit

3.4. Menentukan Prioritas menurut Skoring Bailon

a. Nyeri akut pada keluarga Tn. S khususnya Tn.S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

Tabel 3.4 Skoring Prioritas Masalah diagnosa 1

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : 3/3 X 1 = 1 Tn. S sakit maag dan
Aktual memerlukan tindakan segera
untuk mencegah komplikasi.
2 Kemungkinan Fasilitas kesehatan
masalah diubah : 2/2 X 1 = 2 (puskesmas) dapat dijangkau
Mudah dengan mudah sehingga
keluarga dapat memanfaatkan
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = Gastritis atau maag dapat
untuk dicegah : 2/3 diobati dan dicegah bila
Cukup keluarga mengetahui.

4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah, namun keluarga


masalah : menganggap tidak perlu
Ada, tetapi tidak segera ditangani
harus segera
diatasi
Total 4 1/6

5
b. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn.S khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

3.5. Penyusunan Masalah sesuai dengan Prioritas

Tabel 3.5 Skoring prioritas diagnosa 2

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3 X 1 = 2/3 Masalah bersifat ancaman karena


ancaman belum terjadi

2 Kemungkinan Masalah dapat diubah dengan


masalah diubah : 2/2 X 1 = 1 mudah dengan cara memberikan
Mudah penyuluhan tentang penyakit yang
dialami Tn. S
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat tetapi bila
untuk dicegah : dibiarkan dapat menjadi aktual.
Cukup
4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun keluarga
masalah : menganggap tidak perlu segera
Ada, tetapi tidak ditangani
harus segera diatasi
Total 2 5/6
3.6. Rencana Perawatan
Tabel Intervensi keperawatan pada keluarga Tn. S

Diagnosa Rencana keperawatan


Tujuan Evaluasi
o
Keperawatan

Nyeri Setelah dilakukan Kunjungan a. Keluarga Mampu menyebutkan a. Kaji pengetahuan tentang
Akut pada sebanyak 2 x45 menit keluarga mampu defenisi, penyebab, tanda dan gejala Gastritis
keluarga Tn. S mengenal masalah kesehatan tentang Gastritis atau maag b. Diskusikan dengan
khususnya Tn.S Gastritis keluarga tentang
berhubungan pengertian, penyebab,
dengan tanda dan gejala Gastritis
ketidakmampu- dengan menggunakan
an keluarga leafleat/lembar balik
dalam c. Evaluasi kembali
mengenal pengertian Gastritis
masalah. pada keluarga
d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar

5
Resiko perubahan . Setelah Keluarga mampu a. Jelaskan pada keluarga cara
nutrisi kurang dari dilakukan kunjungan 1x memberikan diet sesuai meningkatkan
kebutuhan tubuh pada 45 menit keluarga mampu anjuran nafsu makan pada Tn.S dengan
keluarga Tn.S merawat anggota keluarga menyajikan makanan yang menarik
khususnya Tn. S yang sakit dengan b. Demonstrasikan bersama keluarga
berhubungan dengan mendemontrasik cara
ketidakmampuan an cara membuat Membuat makanan yang menarik
keluarga merawat makanan menarik c. Beri kesempatan pada keluarga
anggota keluarga untuk mendemontrasikan kembali
yang sakit d. Beri pujian atas keberhasilan keluarga
3.7. Catatan Perkembangan

Tabel Implementasi dan Evaluasi pada keluarga Tn. S

6. Nyeri akut pada keluarga Tn. S khususnya Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

Tanggal Implementasi Evaluasi

25-26 1. Menanyakan pada keluarga tentang gastritis atau S: Tn. S dan Ny. E mampu menjelaskan kembali
Januari maag tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
2020 2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu Gastritits
gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan Ny.E mengatakan dapat membuat pengobatan
gejalanya tradisional
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk Ny. E mengatakan akan memberitahu suaminya
menanyakan kembali hal-hal yang belum untuk tidak merokok di dalam rumah
dimengerti
4. Menganjurkan Tn. S untuk santai dan tidak stres O: Tn. S menjelaskan bahwa gastritis adalah infeksi
5. Menjelaskan tentang pembuatan obat tradisonal pada lambung dan penyebabnya adalah bakteri
kunyit dengan cara 2 batang kunyit kemudian dan makanan asam serta rokok. Tanda dan
gejalanya biasanya nyeri ulu hati, mual, muntah
dan kurang nafsu makan.
Ny. E dapat mendemonstrasikan pembuatan obat
tradisional kunyit.
Tn. S dapat memperagakan tehnik relaksasi

A: Masalah Teratasi

P: -

5
diparut campurkan air secukupnya kemudian
disaring. Minum 2 kali sehari.
9. Memberitahu keluarga khususnya Tn.S agar tidak
merokok
10. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memanfaatkan puskesmas bila keluarga
mengalami sakit

7. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.S khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tanggal DP Implementasi Evaluasi T.tangan

27-28 1. Menanyakan pada keluarga tentang diet untuk S: Tn. S dan Ny. E mampu menjelaskan kembali
Janua penyakit maag tentang diet untuk penyakit maag
ri 2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu diet
2020 untuk sakit maag O: Tn. S dan Ny. E menjelaskan bahwa diet untuk
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk makanan yang di konsumsi, menghindari yang
menanyakan kembali hal-hal yang belum asam, pedas dan rokok
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang A: Masalah Teratasi
pengertian diet dan makanan apa saja yang boleh
diberikan pada penyakit maag dan makanan apa P: -
yang harus dihindari.
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali tentang makanan yang
harus dihindari dan makanan yang boleh dimakan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S dengan

Salah satu anggota keluarga Tn. S menderita Gastritis di Sei Sikambing D Medan Petisah

pada tanggal 25 sampai dengan 28 Januari 2020 selama 1 kali kunjungan sehari, maka

pada bab pembahasan penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian dan kesenjangan

yang terdapat antara teori dan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan

keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Penyakit Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal

dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri uluhati,

mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag

sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidak

tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat mengatur

agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan,

yaitu dengan menghilangkan stres dan makan dengan teratur. (Wijoyo, 2009).

Terjadinya Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur

yang mencakup frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. Pola makan yang

tidak sehat dapat menyebabkan Gastritis. Pada kasus Gastritis akut, faktor

penyimpangan makan merupakan titik awal yang mempengaruhi terjadinya

perubahan pada dinding lambung. Peningkatan produksi cairan lambung cepat

dirangsang oleh konsumsi makanan atau minuman, cuka, cabai, kopi, alkohol

serta makanan lain bersifat korosif merangsang juga dapat mendorong


timbulnya kondisi tersebut. Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi

semakin parah. Tak jarang kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada

dinding lambung (Urip, 2002).

Berdasarkan teori tersebut di atas dan sesuai dengan hasil pengkajian yang

dilakukan pada Tn S, Tn S mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan,

pusing, mual dan muntah. Tn. S jarang sarapan pagi, dan makan siang

biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 wib, sehari 2 kali makan

dengan porsi sepiring. Tn. S mengatakan bila sudah merokok dan minum kopi

perut terasa kenyang. Tn. S saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan

skala nyeri 6, mual, muntah dan pusing.

Gejala penyakit Gastritis yang dirasakan oleh Tn. S menurut asumsi

penulis mungkin diakibatkan karena Tn. S jarang sarapan pagi, hanya minum

kopi dan merokok. Kerja sebagai wiraswasta membuat stres sehingga

meningkatkan asam lambung, yang mengakibatkan Tn. S selalu merasakan

nyeri ulu hati, mual, pusing, kadang muntah. Hal ini sesuai dengan teori yang

telah dikemukakan di atas.

Pada saat pengkajian Tn S. Mengeluh nyeri. Nyeri yang diarasakan oleh

Tn S adalah 6 (nyeri sedang). Nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan

skala nyeri, durasi nyeri. Karakteristik nyeri dapat juga dibuat berdasarkan

metode PQRST (P= Provocatif, Q= Qualitas, R=Region, S= Scala, T=

Time ). ( Judha, 2012)

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klien mengenal seseorang,

keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan

proses kehidupan yang aktual atau beresiko (Mura, 2011). Berdasarkan

pengkajian penulis mengangkat diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut pada

5
keluarga Tn. S khususnya Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah. Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.S

khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan (P) problem

yang berkenan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan

etiologi (E) berkenan dengan lima tugas keluarga dalam hal kesehatran atau

keperawatan (Muhlisin, 2012). Dalam kasus ini problem (P) atau masalahnya

adalah klien merasakan nyeri ulu hati dimana skala nyeri 6, dan dirasakan

ketika perut kosong atau belum makan karena sibuk bekerja. Etiologinya

ketidakmampuan keluarga Tn. S dalam mengenalkan masalah penyakit

Gastritis. Data subjektifnya Tn. S mengatakan belum tahu tentang pengertian

Gastritis, penyebabnya, gejala dan tanda, dan untuk mengatasi nyeri belum

dimengerti.

C. Rencana tindakan keperawatan

Intervensi adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan mendalam, tahap

yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan

keputusan dan pemecahan masalah (Mura, 2011). Intervensi dalam kasus

Gastritis menurut Ardiansyah adalah yang pertama kaji dan catat keluhan

nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek

terapi, yang kedua berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dengan

rasional untuk menetralisasi asam lambung, yang ketiga anjurkan pasien

untuk melakukan teknik relaksasi, seperti tarik napas dalam, mendengarkan

musik, menonton televisi dengan rasional tehnik relaksasi dapat mengalihkan

pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri, intervensi yang terakhir berikan


obat antasida dengan rasional untuk menghilangkan nyeri lambung

(Ardiansyah, 2012). Intervensi untuk ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah antara lain yang pertama jelaskan kepada keluarga mengenai

penyakit yang diderita dan yang terakhir jelaskan tanda dan gejala

penyakitnya (Muhlisin, 2012).

Berdasarkan teori di atas intervensi penulis merencanakan antara lain

yang pertama menjelaskan pengertian Gastritis atau maag, penyebabnya,

gejala dan tanda gastritis, dengan rasional agar Tn. S memahami penyakitnya.

Kedua mengkaji nyeri dengan rasional untuk mengetahui tingkat nyeri dan

menentukan implementasi. Dan yang ketiga mengajarkan cara membuat obat

tradisional yaitu kunyit 2 siung kemudian diparut dan campurkan air

secukupnya kemudian diminum 2 kali dalam sehari. Selain itu menggali

pengetahuan klien tentang diet yang harus dikonsumsi pasien gastritis,

makanan yang harus dihindari, jelaskan penyebab pasien kurang nafsu

makan, menjelaskan dampak dari penyaki gastritis bila tidak diobati, dan

menjelaskan manfaat bila sakit ke puskesmas dari pada beli obat di warung.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan

yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan

kriteria hasil yang diharapkan (Mura, 2011).

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan

keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan yaitu yang pertama

mengajarkan tentang apa itu Gastritis, kemudian mengajarkan etiologi serta

tanda dan gejala Gastritis. Saat penulis menerangkan Tn. S beserta keluarga

memperhatikan dengan cermat. Kemudian penulis melakukan evaluasi

tentang materi yang telah diberikan dengan cara menanyakan kembali pada

5
keluarga tentang apa itu Gastritis, apa penyebabnya dan bagaiamana gejala

atau tand-tandanya. Keluarga menjawab dengan baik dan benar.

Selain itu penulis mengajarkan tentang diet Gastritis yaitu makanan

terdiri dari nasi, ikan atau daging atau tahu, sayur, dan buah-buahan, makan

sedikit demi sedikit. penulis menerangkan tentang makanan yang perlu

dihindari seperti makan yang asam, pedas, sayur kol, sayur nangka, durian, ubi

kayu (singkong) atau makanan yang mengandung gas. Tn. S menyimak

penjelasan yang diberikan. Kemudian pasien dianjurkan untuk mengurangi

rokok dan kopi karena dapat meningkatkan asam lambung, serta sarapan pagi.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan

keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan

dengan respon prilaku klien yang tampil (Mura, 2011). Evaluasi disusun

dengan metode SOAP dengan keterangan antara lain yang pertama subjektif

(S) adalah hal-hal yang ditemukan keluarga secara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan. Kedua objektif (O) adalah hal-hal yang ditemukan oleh

perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, ketiga

analisa (A) adalah hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada kepada

tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan, yang terakhir adalah perencanaan

(P) adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga

pada tahap evaluasi (Muhlisin, 2012). Dari hasil evaluasi tanggal 28 Januari

2020 yang penulis lakukan didapatkan data subjektif Tn. S mengatakan nyeri

pada ulu hati, di daerah perut sudah berkurang. Tn. S mengatakan mengerti

dengan penyakit gastritis, gejala dan tandanya. Objektif: Tn. S tampak ceria,

tidak ada nyeri tekan, masalah pertama teratasi.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S

Khususnya Tn. S Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis di Sei

Sikambing D Medan Petisah, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hasil pengkajian didapatkan kesamaan data dari kasus yang diangkat

dengan teori yang ada, dimana keluarga Tn. S khususnya Tn. S sedang

mengalami nyeri ulu hati, mual dan muntah, skala nyeri 6, dan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yaitu belum mengetahui

tentang pengertian Gastritis, etiologi dan tanda atau gejala Gastritis.

2. Diagnosa yang muncul pada kasus sebanyak 2 diagnosa keperawatan yaitu

Nyeri akut pada Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah. Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu Resiko

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Tn. S berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

3. Rencana keperawatan yang direncanakan tergantung pada masalah

keperawatan yang ditemukan. Intervensi yang dilakukan dirumuskan

berdasarkan diagnosa yang telah ditetapkan dan berdasarkan 5 tugas

khusus keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan tindakan, merawat

5
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan

pelayanan kesehatan.

4. Implementasi dilakukan pada tanggal 25 sampai dengan 28 Januari 2020.

Implementasi yang telah dilaksanakan pada diagnosa pertama yaitu memberikan

pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari

Gastritis serta memberikan demonstrasi tentang pembuatan obat tradisional.

5. Pada tahap akhir penulis melakukkan evaluasi pada tanggal 28 Januari 2020

mengenai tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan catatan

perkembangan. Evaluasi didapatkan masalahnya dapat teratasi.

1.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis, memberikan saran sebagai

berikut:

6. Bagi anggota keluarga disarankan untuk tetap menerapkan pola hidup sehat sesuai

arahan penulis demi mempertahankan kualitas hidup yang baik.

7. Bagi petugas Puskesmas/Posyandu Kelurahan Sei Sikambing D dapat

memberikan bimbingan kepada keluarga secara optimal dan meningkatkan mutu

pelayanan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Sulastri (2012), Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas kampar
kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kabupaten Riau: Skripsi: Sumatra Fakultas
Kesehatan Masyarakat USU

Obed Nego (2018), Asuhan keperawatan keluarga pada tn. H dengan gastritis di kelurahan
ngapa kecamatan wundulako Kabupaten kolaka: Karya Tulis Ilmiah: Poltekkes
Kemenkes Kendari

Sari, A. D. (2019). Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis.


https://doi.org/10.31227/osf.io/27jnc

Sari, A. D. (2019). Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Gastritis.


https://doi.org/10.31227/osf.io/g7n8s

5
Lampiran 1.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“GASTRITIS”
A. Latar Belakang
Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara
histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik / ruangan penyakit
dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan
menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami
gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum

2. Setelah mengikuti penyuluhan tentang gastritis, diharapkan klien memahami tentang

Gastritis.

3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian Gastritis

2. Menyebutkan tanda dan gejala Gastritis

3. Menyebutkan penyebab Gastritis

4. Menyebutkan jenis - jenis Gastritis

5. Menyebutkan terapi pengobatan Gastritis

4. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Pendidikan kesehatan tentang Katarak dan cara perawatannya
2. Metode: Diskusi, tanya jawab
3. Media dan Alat: Lembar balik
4. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal : -
b. Tempat :-
c. Jam : - s/d selesai
5. Setting Tempat
Keterangan :
= Penyuluh = Audien
= Pembimbing

6. Pengorganisasian
Pembimbing :
1. Tumpal Manurung, S. kep, Ns., M. kep,.
Pelaksana
Penyuluh : Natalia Rahel June
7. Uraian Tugas
Penyuluh
a. Memberikan materi penyuluhan kepada lansia
b. Mendemonstrasikan cara perawatan Katarak

8. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP PENYULUH AUDEN WAKTU
1 Pendahuluan - Memberi salam - Menjawab 2 menit
- Memperkenalkan diri salam
- Menjelaskan TIK dan - Mendengarkan
TIU
- Mendengarkan
2 Kegiatan - Menjelaskan tentang 9 Menit
- Mendengarkan
Inti pengertian Gastritis

- Menyebutkan tanda dan

gejala Gastritis - Mendengarkan

- Menyebutkan penyebab

Gastritis
- Mendengarkan
- Menyebutkan jenis

Gastritis
- Mendengarkan
- Menyebutkan Terapi

Pengobatan Gastritis

5
3 Evaluasi - Memberi kesempatan - Bertanya 4 Menit
kepada peserta untuk
bertanya tentang materi
- Menjawab
yang di sampaikan
pertanyaan
- Memberi pertanyaan
kepada peserta tentang
materi yang di - Menjelaskan
sampaikan ulang
- Memberi kesempatan
untuk menjelaskan ulang
- Memberi kesimpulan - Mendengarkan
- Memberi salam penutup - Menjawab salam

7. Kriteria    EVALUASI

a. Struktur

a) Media dan alat memadai.

b) waktu pelaksanaan tepat waktu.

c) lingkngan yang tenang dan mendukung.

b. Proses

a) Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan yang di

rencanakan.

b) Penyuluh menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti.

c) Peserta mendengarkan dengan penuh perhatian.

d) Peserta terbuka dan berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan.

e) Tujuan khsus dapat dicapai.

c. Hasil

Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian Gastritis

2. Menyebutkan tanda dan gejala Gastritis

3. Menyebutkan penyebab Gastritis

4. Menyebutkan kembali tentang Gastritis


Lampiran materi

MAAG

APA ITU SAKIT MAAG ?

Sakit maag atau gastritis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan lambung atau
lapisan dalam kantung nasi

PROSES TERJADINYA MAAG

Dinding lambung mempunyai lapisan untuk melindungi dari asam lambung, karena
berbagai penyebab lapisan tersebut bisa terluka.

TANDA DAN GEJALA

1. Nyeri ulu hati


2. Mual, muntah
3. Tekanan darah menurun, pusing
4. Keringat dingin
5. Nadi cepat
6. Kadang berat badan menurun
7. Nafsu makan menurun
8. Perut terasa kembung

PENYEBAB SAKIT MAAG

1. Pola makan tidak teratur


2. Sering makan makanan yang asam (nanas, kedondong, rujak, dll)
3. Suka makan makanan yang pedas (sambal, cabai, saos, dll)
4. Suka makan makanan yang banyak mengandung gas (kubis/kol, sawi, nangka, dll)
5. Suka minum kopi
6. Stress
7. Suka minuman beralkohol
8. Kebiasaan merokok
9. Kuman helicobacter pylory

5
JENIS-JENIS MAAG

1. Akut : terjadi mendadak/baru (kurang dari 6 bulan)


2. Kronik : terjadi menahun/lama (lebih dari 6 bulan)

BAHAYA JIKA MAAG TIDAK DITANGANI

1. Perdarahan saluran cerna


2. luka pada dinding lambung
3. Kebocoran pada dinding lambung
4. Gangguan penyerapan makanan
5. Kanker lambung

CARA MENCEGAH SAKIT MAAG

1. Makan teratur setiap 2-4 jam


2. Mengurangi makan makanan yang merangsang lambung seperti makanan pedas,
asam, dan bergas.
3. Menyediakan makanan ringan
4. Mengurangi stress dengan mendekatkan diri pada Allah

CARA MERAWAT PENDERITA MAAG DI RUMAH

1. Segera makan jika timbul keluhan


2. Minum air hangat manis sebelum makan jika terasa mual
3. Makan makanan yang agak lunak
4. Makan dengan porsi sedikit namun sering
5. Berikan kompres air hangat di daerah ulu hati (botol air dilapisi handuk
6. Minum susu untuk menetralkan asam lambung

OBAT TRADISIONAL UNTUK MENGATASI MAAG

Satu buah kunyit besar atau 3 kunyit kecil, di cuci, di kupas, dan di parut , lalu diperas
untuk di ambil sarinya, kemudian airnya di minum pagi dan sore

DI MANA DAPAT MEMASTIKAN SAKIT PERUT ANDA ADALAH MAAG ??

Datang ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang mudah dan terjangkau

Anda mungkin juga menyukai