Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

HIPERTENSI

Disusun Oleh :

Kelompok 1
1. Alhavista bella 7. Rosa nalurita
2. Dea ayu listi selesti 8. Selvi widayanti
3. Indah lestari 9. Syavirea maznia
4. Meilinda kurnia putri 10. Tri arif wahyudi
5. Monica dwi agustina 11. Herlen karyani
6. Rizka zahro

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SITI KHADIJAH PALEMBANG

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah dengan
judul Asuhan Keperawatan Keluarga dengan hipertensi ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari


berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
penyempurnaan pada tugas pembuatan berikutnya.

Semoga makalah ini dapat diterapkan sehingga berguna bagi mahasiswa


keperawatan secara umum.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah............................................................................... 4

C. Tujuan ................................................................................................ 5

1. Tujuan Umum ............................................................................... 5

2. Tujuan Khusus .............................................................................. 5

D. Manfaat................................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi .......................................................................................... 7

B. Anatomi ........................................................................................ 7

C. Etiologi........................................................................................... 8

D. Patofisiologi .................................................................................. 9

E. Manifestasi Klinis .........................................................................


10

F. Komplikasi ....................................................................................
11

G. Pemeriksaan Penunjang ................................................................


12

H. Penatalaksanaan.............................................................................
13

Konsep Asuhan Keperawatan TBC.....................................................


16
1. Pengkajian .....................................................................................
16

2. Diagnosa Keperawatan .................................................................


17

3. Intervensi Keperawatan ................................................................


18

4. Pembahasan Jurnal........................................................................
23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................
23

B. Saran ..................................................................................................
23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
24

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Di banyak negara saat ini prevelansi meningkat sejalan dengan perubahan
gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktifitas fisik dan stres psikososial.
Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat ( public health
problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak di tanggulangi
sejak dini.Rata – rata prevelansi hipertensi di indonesia sekitar 8,3 % , sedangkan
prevelansi penduduk di kota besar (jakarta) lebih tinggi yaitu sekitar 14,2 % dan
15% mayoritas hipertensi (90%) adalah hipertensi esensial (tidak di ketahui
penyebabnya ), sedangkan 10% adalah hipertensi sekunder (akibat suatu
penyakit). Meskipun telah banyak di lakukan pengobatan secara farmakologis
maupun nonfarmakologis, prevelansi hipertensi tidak menunjukan adanya
penurunan secara bermakna terutama untuk hipertensi esensial ( Riyaadina et
al .,2002).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering di sebut sebagai sillent killer
( pembunuh diam –diam ), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama
bertahun –tahun tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang
cukup beerat yang bahkan dapat membawa kematian . 70% penderita hipertensi
tidak merasakan gejala apa –apa sehingga tidak mengetahui dirinya meenderita
hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter.namun terjadi
setelah masa menopause atau pada usia 45 tahun ( dalimartha et al , 2008 ).

B.     TUJUAN
1.      Tujuan umum
Untuk memberikan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
2.      Tujuan khusus
a.       Mampu memahami Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
b.      Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
c.       Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
d.      Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
e.       Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
f.       Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
g.      Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang hipertensi

C.    MANFAAT
1.      Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat pengetahuan
tentang hipertensi di masyarakat.
2.      Manfaat praktis.
a.       Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan,
khususnya mengenai pengetahuan tentang hipertensi
b.      Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan masyarakat tentang
hipertensi
c.       Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan
tentang kesehatan mengenai hipertensi dan bahayanya.
d.      Bagi institusi pendidikan Akper Serulingmas Cilacap
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran pengetahuan mengenai
hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP KELUARGA

A.    DEFINISI
Keluarga adalah dua orang atau lebih ang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras
dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
(BKKBN, 1999)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen
Kesehatan RI,1988).
 
B.     STRUKTUR
1.      Dominasi struktur keluarga
a.       Dominasi jalur hubungan darah
1)      Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah,suku-suku di
Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
2)      Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau di susun melalui jalur garis ibu.Suku-suku
padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.
b.      Dominasi keberadaan tempat tinggal
1)      Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak suami.
2)      Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak istri.
c.       Dominasi pengambilan keputusan
1)      Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2)      Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istr
( Setiawati & Dermawan,2008 ).
2.      Ciri – ciri struktur keluarga
a.       Terorganisasi
Saling berhubungan,saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.      Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan,tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.       Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
3.      Elemen struktur keluarga ( Friedman )
a.       Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
b.      Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga.

c.       Pola komunikasi keluarga


Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang tua,orangtua dan
anak,diantara anggota keluarga atau dalam keluarga.
d.      Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah positif.

C.    MACAM-MACAM STRUKTUR/TIPE/BENTUK KELUARGA


1.      Tradisional
a.       The nuclear family ( keluarga inti )
Keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak.
b.      The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
c.       Keluarga usila
Kelurga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
d.      The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya,yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.

e.       The extended family ( keluarga luas/besar)


Keluarga yang terdiri dari 3 generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai paman,tante,orang tua ( kakek-
nenek),keponakan,dll.
f.       The single parent family ( keluarga duda/janda )
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah atau ibu ) dengan anak.Hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian,kematian dan ditinggalkan ( menyalahi
hukum pernikahan.
g.      Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda,tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pecan ( weekend).
h.      Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
i.        Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.Misalnya: kamar
mandi,dapur,televise,telepon.
j.        Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k.      The single adult living alone/single- adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan ( separasi ),seperti : perceraian,atau ditinggal mati.
2.      Non-tradisional
a.       The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan anak tanpa hubungan
nikah.
b.      The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c.       Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara,yang hidup bersama dalam satu rumah,sumber dan fasilitas yang
sama,pengalaman yang sama,sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d.      The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama,berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e.       Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami istri ( marital patners ).
f.       Cohabiting couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan,karena beberapa alas
an tertentu.
g.      Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,berbagi sesuatu,termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
h.      Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai,hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama,pelayanan dan bertanggungjawab membesarkan anaknya.
i.        Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara dalam
waktu sementara,pada saar orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
j.        Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
k.      Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif,dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,tetapi berkembang
dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

D.    PERANAN KELUARGA


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat, perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.      Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.      Peranan ibu
Sebagi istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkingannya, disamping itu juga dapat berperan sebagi pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.      Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat perkembangannya,
baik fisik, mental, social dan spiritual.

E.     FUNGSI KELUARGA


1.      Fungsi biologis
a.       Meneruskan keturunan
b.      Memelihara dan membesarkan anak
c.       Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
2.      Fungsi psikologis
a.       Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b.      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c.       Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3.      Fungsi sosialisasi
a.       Membina sosialisasi pada anak
b.      Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkrmbangan anak.
c.       Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4.      Fungsi ekonomi
a.       Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b.      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c.       Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang
5.      Fungsi pendidikan
a.       Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b.      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c.       mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

F.     TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1.      Pasangan Baru ( Keluarga Baru )
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan ( psikologis
) keluarga masing-masing.
2.      Keluarga Ghild-Bearing ( Kelahiran Anak Pertama )
Keluarga yang menantikan kelahiranmdimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
3.      Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan ) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun.

4.      Keluarga Dengan Anak Sekolah


Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun.Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maximal,sehingga keluarga sanagt sibuk.
5.      Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 6-7 tahun
kemudian,yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memeberi tanggungjawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
6.      Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga,atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.
7.      Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pension atau salah satu pasangan meninggal.
8.      Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal.
KONSEP DASAR MEDIK HIPERTENSI
A.    DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smith
Tom,1995 ).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg ( Kodim Nasrin,2003 ).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolic 90 mmHg ( Smeltzer,2001 ).
B.     KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a.       Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b.      Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg ( Darmojo,1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi
dari “ The Sixth Report of The Join National Comitee,Prevention,Detection and
Treatment of High Blood Pressure “( JNC-VI,1997 ) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik Diastolik
. ( mmHg ) ( mmHg )
1. Optimal < 120 < 80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140 -159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160 -179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya :


a.       Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b.      Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain ( Lany
Gunawan,2001 ).
C.    ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada :
1.      Elastisitas dinding aorta menurun
2.      Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3.      Kemampuan jantung memompa darah menurun.
1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4.      Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi.
5.      Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer ( Lany Gunawan,2001 ).
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi,antara lain :
a.       Faktor keturunan
Dari data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b.      Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan hipertensi adalah :
1.      konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr per hari )
2.      kegemukan atau makan berlebihan
3.      stress
4.      merokok
5.      minum alcohol
6.      minum obat-obatan ( ephedrine,prednison,epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1.      glomerulonefritis
2.      tumor
3.      atherosclerosis
4.      diabetes mellitus
5.      stroke
6.      kontrasepsi
7.      kortikosteroid.
D.    TANDA & GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1.      Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapt dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan artei tidak
teratur.
2.      Gejala yang lazim
Meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis
( Edward K.Chung,1995 ).

E.     PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
syaraf sympatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen.Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui
system syaraf simpatis ke ganglia sympatis ( Brunner & Suddarth,2002 ).

F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG


1.      riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2.      pemeriksaan retina
3.      pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
4.      EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
5.      urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
6.      foto dada & CT Scan.

G.    PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi :
1.      Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.Terapi tanpa obat ini meliputi :
a.       Diet
b.      latihan fisik
c.       edukasi psikologis
2.      Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja,tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat.
3.      Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan.

H.    PENGKAJIAN KELUARGA


1.      Pengumpulan data
a.       struktur dan sifat anggota keluarga
b.      faktor social budaya dan ekonomi
c.       faktor lingkungan
d.      riwayat kesehatan
e.       cara pengumpulan data.

2.      Analisa data


Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga.Dalam menganalisa data dapat menggunakan typology masalah dalam
Family Health Care.
Permasalahan dapat dikatagorikan sebagai berikut :
a.       Ancaman kesehatan
Keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan,atau
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
b.      Kurang atau tidak sehat
Kegagalan dan memantapkan kesehatan.
c.       Krisis
Saat-saat dimana keadaan menuntut terpantaunya banyak dari individu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.

I.       PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan
system scoring berdasarkan typology dengan pedoman sebagai berikut :
No. Kriteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
tidak atau kurang sehat 3
krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : dengan mudah 2
hanya sebagian 1
tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala : tinggi 3
cukup 2
rendah 1
4. Menonjolkan masalah 1
Skala : masalah berat harus ditangani 2
ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
masalah tidak dirasakan 0

J.      DIAGNOSA DAN PERENCANAAN KEPERAWATAN


1.      Diagnose keperawatan keluarga
a.     Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
b.     Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
c.     Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
d.    Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
e.     Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami
manfaatnya
f.      Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
g.     Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar
h.     Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam
2.      Intervensi
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasikan ( Nasrul Effendi, 2008 :
54 )
a.       Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
Tujuan :
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi
Kriteria hasil :
1)      Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batasan pengaturan diet bagi
anggota keluarga yang menderita hipertensi
Intervensi :
1)      Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi penderita
hipertensi
2)      Beri penjelasan kepada klien dan keluarga bagaimana caranya menyediakan
makanan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
b.      Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap
anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
Tujuan :
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi
Kriteria hasil :
a)      Keluarga mamapu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien
hipertensi
b)      Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
Intervensi :
a)      Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi
b)      Beri penjelasan kepada keluarga jenis makanan untuk hipertensi
c.       Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipetensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar
Tujuan :
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi
Kriteria hasil :
1)      Klien dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi
2)      Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien
hipertensi
Intervensi :
1)      Berikan pernjelasan pada klien dan keluarga cara pengolahan makana untuk klien
bipertensi
2)      Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang di konsumsi
oleh klien hipertensi
3)      Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk membuat makanan
dengan jumlah yang tepat
d.      Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
Tujuan :
Seluruh kleuarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi makanan yang
rendah garam
Kriteria hasil :
1)      Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah garam
2)      Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang dapat mengandung
garam
3)      Klien dann keluarga mampu merubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung garam
Intervensi
1)      Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garam terhadap klien
hipertensi
2)      Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang banyak
mengandung garam
3)      Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwa mereka mampu untuk merubah
kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari pada niat dan keinginan untuk
merubah
BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    PENGKAJIAN
Pengkajian pada keluarga Tn. M di RT 05 RW 01 Desa Karangrena dilakukan
pada hari jumat tanggal 21 Maret 2014 pukul 15.00 WIB, didapat data bahwa
didalam keluarga Tn. M terdapat anggota keluarganya yang menderita penyakit
hipertensi yaitu Tn. M ± 10 tahun, Tn. M berumur 71 tahun, pendidikan terakhir
SR, Tn. M dan Ny. D bekerja sebagai petani, Ny. D tidak bersekolah, tipe
keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga besar dimana Tn. M dan Ny. D
mempunyai 10 anak, dimana 8 orang anak sekarang sudah memisahkan diri
karena sudah berkeluarga, 1 anak belum berkeluarga tetapi bekerja di Bogor,
sedangkan anak ke – 10 tinggal bersama Tn. M dan sudah berkeluarga serta
memiliki 1 anak. Tidak ada anggota keluarga yang mempuyai riwayat hipertensi
seperti yang dialami Tn. M, tetapi dari keluarga Tn. M tepatnya anak ke – 2
menderita stroke (sudah meninggal) dan anak ke – 9 mengalami perdarahan
(sudah meninggal). Dari keluarga Ny. D tidak ada yang menderita hipertensi,
tetapi kedua saudara Ny. D sudah meninggal.
Saat dilakukan pengkajian, Tn. M mengatakan bahwa tidak mengetahui
tentang penyakitnya secara signifikan, baik penyebab, tanda dan gejala, diet,
pengobatan serta pencegahan kekambuhan. Tn. M kadang mengeluh pusing dan
lehernya terasa kaku atau cengeng. Selama ini Tn. M hanya berobat ke mantri jika
merasa pusing dan cengeng.
Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapat data: Tn. M dengan TD 150/80
mmHg, N 90x/menit, RR: 24x/menit S:36ºC. Ny. D dengan TD 120/80 mmHg, N
= 88x/menit, RR 20x/menit, S 36ºC. Ny. N dengan TD = 110/80, Nadi = 80
x/menit, Suhu = 36o c, RR = 22x/menit. An. T dengan N = 100x/menit, Suhu =
36,5o c, RR = 30 x/menit.
B.     ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 DS : Ketidakmam Kurangnya
        Tn. M mengatakan sudah menderita puan pengetahuan
hipertensi ± 10 tahun keluarga tentang
        Selama ini, Tn. M jarang memeriksakan mengenal hipertensi
diri ke petugas kesehatan. masalah pada keluarga
        Tn. M mengatakan tidak mengetahui kesehatan Tn. M
tentang pengertian hipertensi,penyebab, anggota khususnya
tanda dan gejala, diet, pengobatan serta keluarga Tn. M
pencegahan kekambuhan.
        Tn. M mengeluh pusing dan kaku pada
leher saat tekanan darahnya naik.
        Tn. M biasanya hanya istirahat dan
kerikan apabila penyakitnya kambuh dan
dibawa ke petugas kesehatan apabila
penyakitnya sudah parah.
DO :
        TD : 150/80 mmHg
        Nadi : 90x/menit
        Respirasi 24x/menit
        Suhu 360 C
        Tn. M tampak bingung dan menjawab
sebisanya saat ditanya tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, diet,
pengobatan serta pencegahan
kekambuhan.
2 DS : Resiko Ketidakmam
        Tn. M mengatakan sudah menderita terjadinya puan
hipertensi ± 10 tahun komplikaasi keluarga
        Tn. M mengatakan kadang pusing dan akibat merawat
lehernya terasa kaku/cengeng hipertensi anggotanya
        Tn. M memeriksakan diri ke petugas pada Tn. M yang sakit
kesehatan apabila penyakitnya sudah
parah.
        Tn. M mengatakan tidak tahu akibat
lanjut/komplikasi dari hipertensi jika
tekanan darahnya tidak bisa dikontrol.
DO :
        TD : 140/90 mmHg
        Nadi : 90x/menit
        Respirasi 24x/menit
        Suhu 360 C
        Tn. M mengkonsumsi mentimun setiap
seminggu sekali.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menentukan prioritas masalah( skoring )
No Kriteria Perhitu- Bo- Pembenaran Pering
Dx ngan bot kat
1 Sifat 3/3 x 1 = 1 Tn. S kurang mengetahui tentang 1
masalah 1 penyakitnya secara significant
tidak /
kurang
sehat
Skala :
actual

Kemungkin 1/2x2 2 Kemungkinan masalah dapat


an masalah 1= diubah Tn. M karena sudah ada
yang dapat upaya untuk pengobatan namun
diubah belum optimal.
Skala :
sebagian

Potensial 2/3x1 = 1 Masalah penyakit hipertensi sudah


masalah 2/3 terjadi 10 tahun.
untuk di Tn. M mengatakan suka
cegah mengkonsumsi makanan yang
Skala : mengandung tinggi garam.
rendah
Menonjol- 2/2x1 = 1 Keluarga Tn. M sangat merasakan
nya masalah 1 masalah penyakit hipertensi pada
Skala : Tn. M dan harus segera ditangani
masalah
berat, harus
segera
ditangani
Total 3 2/3 Aktual
2 Sifat 2/3x1 = 1 Kesehatan pada Tn. M karena 2
masalah 2/3 penyakit hipertensi yang kronis
ancaman dapat menimbulkan komplikasi
kesehatan yang akan mengancam kesehatan

Kemungkin 1/2x2 = 2 Masalah dapat diubah sebagian


an 1 karena fasilitas kesehatan
masalahdap terjangkau, perawat mempunyai
atdiubah: pengetahuan tentang penyakit,
sebagian waktu yang cukup untuk
memberikan penyuluhan kesehatan
tentang hipertensi. Tn. M mau
dibimbing untuk mengatasi
masalah kesehatannya

Potensial 2/3x1 = 1 Tn. S kooperatif untuk sama – sama


masalah 2/3 melakukan pencegahan sebelum
untuk menjadi semakin parah
dicegah :
cukup

Menonjol- 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan selalu


nya 1 mengingatkan Tn. M untuk selalu
masalah, control ke pelayanan kesehatan.
masalah
tidak
direncanaka
n
Jumlah 2 1/3 Resiko

C.    DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.      Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. M khususnya Tn. M
b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
2.      Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya
komplikasi akibat hipertensi pada Tn. M.

D.    INTERVENSI KEPERAWATAN


Hari jumat, 31 Maret 2014 pukul 08.00 WIB
a.       Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. M
khususnya Tn. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x kunjungan
diharapkan pemeliharaan kesehatan efekif
Tujuan Khusus : setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 menit diharapkan
keluarga mampu :
a.       Mengenal masalah hipertensi :
1)      Menjelaskan pengertian hipertensi
2)      Menyebutkan penyebab
3)      Menyebutkan tanda dan gejala
b.      Merawat keluarga dengan hipertensi
1)      Menjelaskan cara perawatan dengan obat tradisional (menggunakan bawang putih
dicampur madu dan daun salam)
2)      Mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi
c.       Memodifikasi lingkungan dalam perawatan hipertensi
Intervensi:
a.       Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian hipertensi
b.      Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab hipertensi
c.       Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala hipertensi
d.      Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan hipertensi
e.       Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi lingkungan untuk mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi
b.      Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. M
Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x kunjungan
diharapkan resiko komplikasi tidak terjadi
Tujuan Khusus : setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 menit diharapkan
keluarga mampu :
a.       Menyebutkan makanan yang boleh dikonsmsi dan tidak boleh dikonsumsi oleh
penderita hipertensi
b.      Menyebutkan dan mendemonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan
tekanan darah tinggi
c.       Menyebutkan pencegahan kekambuhan dari hipertensi
Intervensi :
a.       Diskusikan tentang makanan yang boleh dikonsmsi oleh penderita hipertensi
b.      Diskusikan tentang makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
hipertensi
c.       Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat tradisional bagi penderita
hipertensi
d.      Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
e.       Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi.
E.     IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Kunjungan pertama : hari jumat tanggal 21 maret 2014 pukul 16.00 WIB
a.       Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. M
khususnya Tn. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga
Implementasi yang dilakukan :
a.       Melakukan BHSP dengan keluarga Tn. M.
b.      Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan.
c.       Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. M.
d.      Melakukan penkes dengan Tn. M tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
hipertensi.
Adapun respon yang didapat : keluarga Tn. M sangat senang dengan kehadiran
perawat, keluarga Tn. M juga sangat antusias dan kooperatif, keluarga Tn. M
memahami tentang penkes yang diberikan oleh perawat
b.      Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi pada Tn. M
Implementasi yang dilakukan :
a.       Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang tidak boleh dikonsumsi
oleh penderita hipertensi
b.      Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang boleh dikonsumsi oleh
penderita hipertensi.
c.       Memberikan reinforcement positif serta menjelaskan tentang kunjungan
berikutnya.
Adapun respon yang didapat : keluarga Tn. M sudah paham tentang makanan
yang boleh dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi setelah
diberi tahu oleh perawat
Kunjungan kedua, hari rabu 26 Maret 2014 pukul 18.30 WIB
1.      Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. M
khususnya Tn. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga.
Implementasi yang dilakukan :
a.       Mengkaji pengetahuan keluarga dalam mengatasi hipertensi
b.      Mendiskusikan dengan keluarga dalam mengatasi hipertensi yang diderita oleh
Tn. M
c.       Memotivasi keluarga dalam mengurangi kadar garam dan kolesterol dalam
makanan
Adapun respon keluarga : Tn. M hanya istirahat cukup untuk mengatasi
hipertensinya bila kambuh, keluarga Tn. M akan mencoba mengurangi kadar
garam dalam makanan dan menghindari makanan yang mengandung kolesterol
2.      Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. M
Imlementasi yang dilakukan :
a.       Mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengobatan tradisional bagi penderita
hipertensi
b.      Menjelaskan tanaman obat unuk penderita hipertensi
Adapun respon yang didapat : selama ini Tn. M belum pernah mencoba
mengkonsumsi obat herbal/tanaman herbal yang dapat menurunkan tekanan darah
tinggi karena Tn. M tidak paham tentang khasiat dari obat tradisional. Tn. M
hanya mengkonsumsi mentimun setiap seminggu sekali. Setelah diberi penjelasan
oleh perawat keluarga Tn. M paham jenis tanaman obat tradisional untuk
menurunkan hipertensi
Kunjungan ketiga : hari jumat 28 Maret 2014 pukul 15.00 WIB
1.      Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. M
Implementasi yang dilakukan :
a.       Menjelaskan tanaman obat yang ada dilingkungan sekitar untuk penderita
hipertensi
b.      Mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional menggunakan daun salam serta
bawang putih dicampur madu
c.       Memotivasi keluarga untuk mengulangi demonstrasi.
d.      Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang pencegahan
kekambuhan.
e.       Mendiskusikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan untuk mencegah
kekambuhan.
f.       Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari elayanan
kesehatan
Adapun respon yang didapat : anggota keluarga Tn. M dapat mendemonstrasikan
kembali cara meracik/meramu obat tradisional bawang putih dicampur dengan
madu. Anggota keluarga mengatakan akan membawa Tn. M ke petugas kesehatan
apabila penyakitnya kambuh, dan tidak menunggu hingga penyakitnya parah.

F.     EVALUASI
Kunjungan pertama : hari jumat tanggal 21 maret 2014 pukul 18.15 WIB
a.       Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. M
khususnya Tn. M b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga
S: Tn. S mengatakan sudah menderita hipertensi ± 5 tahun
Tn. S mengetakan pendidikan terakhirnya adalah SMP
Tn. S mengatakan dulu suka mengkonsumsi makanan asin dan gorengan
Tn. S mengatakan telah diberikan pendidikan kesehatan tetnang hipertensi
Tn. S mengatakan belum tehu mengenai pola makan yang baik bagi penderita
hipertensi
O : TD : 140/90 mmHg Nadi : 90x/menit
Suhu 360 C Respirasi : 24x/menit
Keluarga Tn. Smemperhatikan saat diberi pendidikan kesehatan tentang hipertensi
dsn keluarga dapat menjelaskan serta menyebutkankembali
A : masalah kurang pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
a.       Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan hipertensi
b.      Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi lingkungan untuk mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi
b.      Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. S
S :Tn. S dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang makanan yang boleh
dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi
Tn. S dan keluarga mengatakan belum paham tentang pengobatan tradisional dan
cara pembuatannya bagi penderita hipertensi
O : keluarga Tn. S dapat menyebutkan kembali makanan yang boleh dikonsumsi dan
makanan pantangan bagi penderita hipertensi
A : masalah resiko komplikasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
a.       Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat tradisional bagi penderita
hipertensi
b.      Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
c.       Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi

Kunjungan kedua, hari kamis 3 April 2014 pukul 15.00 WIB


1.      Diagnose I : Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. S
khususnya Tn. S b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga
S : Tn. S mengatakan saat tekanan darahnya naik, Tn. S segera minum obat dan
istirahat serta harus menjaga pola makannya
O : Tn. S dapat menyebutkan maanfaat dari mengurangi konsumsi garam dan
makanan yang banyak mengandung kolesterol
A : masalah kurang pengetahuan teratasi
P : hentikan intervensi
2.      Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. S
S : Tn. S mengatakan belum pernah mengkonsumsi obat tradisional untuk mengatasi
hipertensinya, selalu menggunakan obat medis
Tn. S mengaakan tidak terlalu paham cara penggunaan obat tradisional
O : Tn. S dan keluarga tampak paham setelah dijelaskan maam- macam tanaman obat
tradisional
Tn. S dapat menyebutkan kembali
A : masalah resiko koplikasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
a.       Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
b.      Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari hipertensi

Kunjungan ketiga : hari selasa 8 april 2014 pukul 11.30 WIB


1.      Diagnose II : Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d
resiko terjadinya komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. S
S : Tn. S mengatakan sudah paham tentang cara pengobatan tradisional bagi penderia
hipertensi dan akan mencoba menggunakan obat tradisional
O : Tn. S dapat mendemonstrasikan kembali yang telah diajarkan
A : masalah resiko komplikasi teratasi
P : hentikan intervensi

KAJIAN SECARA UMUM DAN ISLAMI HIPERTENSI BERDASARKAN


JURNAL

1.Tinjauan teori secara umum

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya


140 mmHg atau tekanan diastolic 90 mmHg.hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung,tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf,ginjal,dan pembulu darah dan makin tinggi tekanan darah,makin besar
resikonya (Sylvia A.price,2015)

Penyakit hipertensi merupakan salah satu faktor paling berpengaruh


sebagai penyebab penyakit jantung. Penderita penyakit jantung kini mencapai 800
juta orang diseluruh dunia. Lebih dari 10-30% penduduk dewasa dihampir semua
negara mengalami penyakit hipertensi, dan sekitar 50-60% penduduk dewasa
dapat dikatagorikan sebagai mayoritas utama yang status kesehatannya akan
menjadi lebih baik bila dapat mengkontrol tekanan darahnya (Adib Muhammad,
2009).

Al-Qur’an merupakan obat yang komplit untuk segala jenis penyakit, baik
penyakit hati maupun penyakit fi sik, baik penyakit dunia maupun penyakit
akhirat (Ad-Dihami, 2005).
2. Tinjauan teori secara islami

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan


kesakitan yang tinggi. Hipertensi sering disebut the silent killer karena hipertensi
merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui atau
tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa menyebabkan beberapa komplikasi
terhadap beberapa penyakit lain, bahkan terhadap timbulnya penyakit jantung,
stroke dan ginjal.

Penyakit jantung (hati) seperti iri, dengki, suka bermusuhan, pemarah,


jengkel pendendam dan lain-lain  apabila berlangsung lama atau sering maka akan
menyebabkan jantung bekerja ekstra memompa darah yang banyak,  dan dalam
jangka waktu yang lama atau sering akan mengakibatkan tekanan darah menjadi
naik atau hipertensi.

Salah satu terapi pada penderita hipertensi adalah dengan berbekam. Dan
pada penderita hipertensi dapat di lakukan bekam basah ataupun kering.
Hipertensi terjadi karena adanya peningkatan system saraf simpatis yang
mengakibatkan tekanan darah naik.

Rasulullah saw telah bersabda:

”Ketahuilah bahwa di dalam tubuh kita terdapat segumpal daging, jika ia baik
maka baiklah seluruh anggota tubuh karenanya, dan jika ia rusak maka rusaklah
seluruh tubuh seluruhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

Bekam merupakan salah satu sistem pengobatan Nabi (Thibbun Nabawi).


Ia merupakan istilah Melayu bererti pelepasan darah. Dalam bahasa Arab disebut
sebagai Al-Hijamahyaitu suatu prosedur pembersihan darah dengan mengeluarkan
sisa toksik dari badan dengan cara di kop.

Adapun hadist yang memerintahkan kita untuk berbekam : Telah bersabda


Rasulullah SAW :“Tidaklah aku melewati sekelompok malaikat pada malam aku
di isra`kan kecuali mereka berkata, Wahai Muhammad, perintahkan umatmu
supaya berbekam”. (HR. Bazzar dari Ibnu Abas dan Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud.
Disahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashirudin Albani dalam Sahihul Jami’.

Diriwayatkan pula oleh para imam yang lain dari beberapa sahabat)
(Sharaf,2012).

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Nabi bersabda: “Sebaik-baik obat yang kamu
gunakan adalah berbekam, atau: Berbekam adalah obat yang paling baik
bagimu. “(Shahih Muslim No.2952)

Terapi bekam merupakan penyembuhan berbagai penyakit yang telah


dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dan juga diperintahkan secara langsung
dalam sabdanya yang sahih. Ibnu Abbas dari nabi Muhammad SAW,Bersabda,
“Kesembuhan itu terdapat pada tiga hal, yaitu melakukan bekam, minum madu
dan melakukan kay dengan api, tetapi aku melarang umatku melakukan kay.”
(HR al-Bukhari).

Namun,dalam hal ini pengobatan yang dianjurkan pada penderita


hipertensi ialah dengan berbekam karena berbekam ialah sunnah yang dianjurkan
nabi Muhammad saw yang dilakukan 1 kali dalam 40 hari.terapi bekam yang bisa
dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaituh terapi bekam basah 9(Hijamah
rothbah) merupakan penghisapan permukaan kulit oleh angina yang terperangkap
dialat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam
tubuh dilakukan maksimal 5 menit dengan jarak waktu penggunaan bekam
kembali setelah 4 minggu.

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Nabi bersabda:” Sebaik-baik obat yang kamu
gunakan adalah berbekam, atau: Berbekam adalah obat yang paling baik
bagimu.” (Shahih Muslim No.2952)

Dalam riwayat yang lain, Imam Muslim mengisahkan sebagaimana


riwayat dari Anas bin Malik a.s, beliau berkata:
“Sesungguhnya Jibril mendatangi Rasulullah saw ketika beliau sedang
bermain dengan anak-anak sebayanya, lalu mengambilnya dan meletakkannya di
tanah dan membelah dadanya. Kemudian mengambil hati beliau dan
mengeluarkan gumpalan darah hitam daripadanya. Jibril berkata, “Ini bagian
syaitan dari tubuhmu”. Lalu Jibril mencucinya dengan air zam-zam di dalam
bejana emas. Setelah itu menjahit dan mengembalikan hati (qalbu) beliau ke
tempat semula… Anas berkata lagi, “Saya telah melihat bekas jahitan di dada
beliau.” (HR. Muslim)
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis berusaha untuk membandingkan antara teori dengan
tinjauan kasus terhadap Tn. S dengan masalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler
“Hipertensi” di Rt 03 Rw 03 Desa Karangrena Maos Cilacap, secara umum tidak
menemukan hambatan. Hal ini disebabkan sifat kooperatif keluarga serta bantuan
dari Pembimbing Lahan/ akademik. Namun penyusun menemukan kesenjangan
antara teoritis dan kenyataan yang ditemukan pada Tn. S Untuk lebih jelasnya
berikut akan dibahas sejauh mana kegiatan yang dilakukan melihat keberhasilan
dan kesenjangan

A.    PENGKAJIAN
Pengkajian adalah salah satu kegiatan mengumpulkan data
mengkoordinasikan data yang didapatkan dari berbagai sumber. Dalam
pengkajian sebagian data yang ditemukan pada keluarga Tn. S sama dengan data
yang ada pada teoritis.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN


Pada teoritis dicantumkan 8 diagnosa keluarga yang dapat ditegakkan pada
pasien dengan hipertensi. Sedangkan pada Tn. S dari data pendukung objektif dan
subjektif ditemukan 2 diagnosa yaitu:
Adapun diagnosa yang tercantum pada teoritis adalah :
1.      Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2.      Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
3.      Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
4.      Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
5.      Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami
manfaatnya
6.      Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
7.      Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar
8.      Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam

Diagnosa yang tercantum pada teoritis dan ditemukan pada kasus,yaitu:


1.      Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S
b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
Diagnose ini muncul karena adanya data pendukung yaitu Tn. S mengatakan
sudah menderita hipertensi ± 5 tahun. Tn. S tidak mengetahui secara significant
tentang penyakitnya. Selama ini Tn. S rutin memeriksakan kesehatannya ke
mantra dan diberi saran untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan yang
mengandung kolesterol.
Diagnosa yang tidak tercantum pada teoritis tapi ditemukan pada kasus,yaitu:
1.      Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya
komplikaasi akibat hipertensi pada Tn. S
Diagnose ini muncul karena adanya data pendukung yaitu Tn.mengatakan sampai
saat ini hanya mengkonsumsi obat medis belum pernah mencoba tanaman/obat
tradisiional yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Tn. S mengatakan
kadang pusing dan lehernya terasa kaku/cengeng, jika aktivitasnya terlalu
berlebihan atau terlalu capek nafasnya akan terasa sesak dan nyeri pada dada, Tn.
S tidak tahu akibat lanjut/komplikasi dari hipertensi jika tekanan darahnya tidak
bisa dikontrol

Dan terdapat diagnosa yang tercantum pada konsep teori tepati tidak ditemukan
pada kasus, antara lain:
1.      Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2.      Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
3.      Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
4.      Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami
manfaatnya
5.      Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
6.      Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar
7.      Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam

C.    INTERVENSI
Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan
kesenjangan yang berarti antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan
perencanaan mengacu pada teoritis dan prioritas masalah yang ada. Namun ada
beberapa intervensi yang ada pada teoritis namun dicantumkan pada kasus karena
penyusun menyesuaikan dengan keadaan keluarga Tn. S

D.    IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Implementasi dilakukan setelah rencana tindakan sesuai kebutuhan pasien
dan diharapkan dalam tindakan yang nyata dalam melaksanakan tindakan
tersebut, sedangkan semua tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang
relative sesuai dengan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan juga
didukung dengan sikap Keluarga Tn. S yang kooperatif.
BAB V
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn T dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler “Hipertensi” pada Ny N di Rt 03 Rw 03 Desa
Karangrena Maos Cilacap, maka dapat diambil kesimpulan:
1.    Dalam pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang dapat
dikumpulkan diperoleh dengan mudah karena adanya kerjasama antara keluarga
Tn. S
2.    Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan
keperawatan dengan menetukan rasional dari tindakan tersebut
3.    Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sangat diperlukan kerjasama yang baik
antara, keluarga, tim kesehatan yang lain guna mendapatkan tindakan
keperawatan yang berkesinambungan.

B.     SARAN
Saran penulis ditujukkan kepada pihak Unit Pelayanan Kesehatan
Masyarakat dan Institusi pendidikan
1.      Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Diharapkan agar dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan yang sudah tercapai
dengan baik.
2.      Institusi pendidikan
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan membimbing kami
terutama dalam pembuatan serta penyusunan tugas Asuhan keperawatan.Untuk
mahasiswa-mahasiswi semoga dengan adanya tugas ini, dapat menambah ilmu
dan wawasan kalian tentang Asuhan keperawatan Keluarga, serta lebih giat
belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Atika Dhiah Anggraeni,2013.Diktat Perkuliahan Keperawatan Keluarga,Maos.


Brunner & Suddart.2002.Buku Ajar.Keperawatan Medikal Bedah Volume
2.Jakarta,EGC,Buku Kedokteran
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,
2001
Kodim Nasrin.2003.Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com,

Anda mungkin juga menyukai