Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

RHEUMATOID ARTHRITIS DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH
MANADO

PRE KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
FEBRIYANTI J MAMOTO
NIM. 19020015

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO


JULI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan Pre Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul Asuhan keperawatan Pada Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis Di
Wilayah Kerja Puskesmas Paniki Bawah Manado.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan Pre Karya Tulis Ilmiah ini untuk
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma III
Keperawatan di Akademi Keperawatan Rumkit Tk. III Manado.
Dalam penyusunan Pre Karya Tulis Ilmiah penulis banyak menemui kesulitan
dan hambatan, akan tetapi berkat doa bimbingan dan arahan serta bantuan dari
berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Pre Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Pre Karya Tulis Ilmiah ini masih
terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dalam menyempurnakan Pre Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis
mengharapkan semoga Pre Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca, terutama dalam pendidikan keperawatan. Semoga Tuhan Yang Maha
Pengasih selalu memberikan hikmat dan berkat-Nya kepada kita semua.

Manado, Juli 2020


Penulis

Febriyanti J Mamoto

ii
DAFTAR ISI
halaman
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................ 1
B. Ruang Lingkup....................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................... 3
E. Metode Penulisan.................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan............................................................. 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................. 5


A. Konsep Dasar Keluarga.......................................................... 5
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga....................... 12
C. Konsep Dasar Rheumatoid Arthritis....................................... 24
D. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis 28

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tahap Perkembangan keluarga ................................................. 14


Tabel 2 Prioritas Masalah........................................................................ 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari masyarakat.
Keberadaan keluarga di masyarakat akan menentukan perkembangan
masyarakat. Keluarga menjadi tempat sentral bagi pertumbuhan dan
perkembangan individu, sehingga keluarga menjadi salah satu aspek terpenting
dari keperawatan. Keluarga di Indonesia mengalami masalah pada pertumbuhan
dan perkembangan keluarga serta permasalahan keluarga yang beresiko ataupun
rentan terhadap permasalahan kesehatan (T. Susanto, 2013)
Rheumatoid Arhtritis merupakan peradangan yang berlangsung secara
terus menerus dan menyebar ke struktur – struktur sendi di sekitarnya, termasuk
tulang rawan sendi dan kapsul fibrosa sendi.Rheumatoid Arthritis adalah penyakit
imflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya. Karakteristik
Rheumatoid Artritis adalah terjadinya kerusakan dan proliferasi pada membran
sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan
deformitas. Mekanisme imunologis tampak berperan penting dalam memulai dan
timbulnya penyakit ini (Ningsih, 2012).
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya
menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh
penyakit rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada
mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan
seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek
sistemikyang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian
atau mengakibatkan masalah seperti ras nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan
citra diri serta resiko tinggi terjadi cedera (Kisworo, 2012)
Prevalensi Rheumatoid Arthritis yang hanya sebesar 1 sampai 2 %
diseluruh dunia, pada wanita di atas 50 tahun prevalensinya meningkat hampir
5%. Puncak kejadian RA terjadi pada usia 20-45 tahun. Berdasarkan penelitian

1
para ahli dari universitas Alabama, AS, wanita yang memderita RA mempunyai
kemungkintan 60% lebih besar untuk meninggal dibanding yang tidak menderita
penyakit tersebut (Afriyanti, 2011).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi penyakit
Rheumatoid Arthritis berdasarkan diagnosis nakes di Indonesia adalah 11,9%
(dari jumlah penduduk 245,4 juta jiwa) dan berdasarkan diagnosis atau gejala
adalah 24,7%. Prevalensi berdasarkan diagnosis nekes tertinggi di Bali (19,3%),
diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%), dan Papua (15,4%). Prevalensi
Penyakit Rheumatoid Arthritis berdasarkan diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa
Tenggara Timur (33,1%), diikuti Jawa Barat (32,1%) dari jumlah penduduk
446.497.175 juta jiwa dan Bali (30%) (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data studi
pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Paniki Bawah Manado dalam 3 bulan
terakhir sebanyak 10 pasien. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik
untuk melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis Di
Wilayah Kerja Puskesmas Paniki Bawah Manado.

B. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pada Pre Karya Tulis llmiah ini adalah melakukan Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Paniki Bawah Manado melalui proses keperawatan : pengkajian,
diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dalam Pre Karya Tulis Ilmiah ini agar penulis
memperoleh gambaran yang jelas tentang Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Rheumatoid Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Paniki Bawah
Manado

2
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam Pre Karya Tulis Ilmiah ini adalah
a. Menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis
Di Wilayah Kerja Puskesmas Paniki Bawah Manado mulai dari
pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, Implementasi
dan Evaluasi.
b. Mengetahui adanya kesenjangan antara teori dan praktek dalam pemberian
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Paniki Bawah Manado.
c. Mengetahui faktor penghambat dan penunjang dalam melaksanakan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Paniki Bawah Manado.
.
D. Manfaat
1 Bagi Institusi Akademik
Dapat menambah referensi bagi institusi akademik agar dapat dijadikan
sebagai bahan kajian dalam perkuliahan sehingga dapat menjadi pustaka
ilmiah dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya asuhan
keperawatan keluarga dengan rheumatoid arthritis
2 Bagi Keluarga
Dapat menambah pengetahuan bagi keluarga tentang bagaimana cara
melakukan perawatan pada keluarga dengan rheumatoid arthritis.
3 Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah informasi dalam
menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan rheumatoid arthritis.

3
E. Metode
Metode penulisan yang akan digunakan dalam penulisan Pre Karya Tulis Ilmiah
ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara akan dilakukan pada klien dan keluarga.
2. Observasi
Observasi akan dilakukan selama 3 hari
3. Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan
keperawatan secara head to toe.
4. Kepustakaan
Menggunakan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan rheumatoid
arthritis
5. Dokumentasi
Dengan mempelajari data dari pasien dan menggunakan catatan medis
keperawatan.

F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam Pre Karya Tulis Ilmiah ini
adalah :
BAB I : Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Ruang Lingkup,Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, Manfaat Penulisan, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis meliputi : Konsep Dasar Keluarga, Konsep
Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga, Konsep Dasar Penyakit
Rheumatoid Arthritis

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2012)
b. Keluarga adalah sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri
atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat
terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun
berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya
sebagai keluarga.(Friedman, 2010)
c. Keluarga adalah dua atau lebih induvidu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi
satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya (Ali, 2010).
2. Ciri – ciri keluarga
Adapun ciri-ciri keluarga, yaitu :
a. Terdiri atas orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan
mereka membentuk suatu rumah tangga.
c. Mempunyai satu kesatuan orang yang terinteraksi dan saling
terkomunikasi yang memainkan peran sebagai suami istri, bapak dan ibu,
anak dan saudara
d. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal
dari kebudayaan umum yang lebih luas.

5
3. Tipe dan Bentuk keluarga keluarga
Tipe dan bantuk keluarga adalah sebagai berikut (Tantut Susanto, 2012):
a. Tipe Tradisional
Tipe tradisional ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1) The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
2) The dyad family
The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
(tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri terdiri dari suami dan istri
yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
4) The childless family
The childless family adalah keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
5) The extended family
The extended family adalah keluarga terdiri dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai
paman, tante, orangtua (kakek-nenek), keponakan.
6) The single-parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian, atau
karena ditinggalkan.
7) Commuter family
Kedua orangtua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat “weekends”atau
pada waktu-waktu tertentu.

6
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
9) Kin- network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
bedekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dan lain-lain.
10) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya
11) The single adult living alones/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (sepasih) seperti: perceraian atau ditinggal
mati
b. Tipe Non Tradisional
Tipe non tradisional ini terbagi menjadi beberapa tipe yaitu:
1) The unmarried teenage mother
Adalah keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah
2) The stepparent family
Adalah keluarga dengan orangtua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family
Adalah keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
pernikahan.

7
5) Gay and lesbian family
Adalah seseorang yang mempunyai persamaan seks dan hidup
bersama sebagaimana “marital partners”
6) Cohabitating family
Adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa menikah satu sama lain, berbagi sesuatu
termasuk seksual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barangbarang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

8
4. Struktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu
keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat, ada pun macam-
macam struktur keluarga diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri (Effendi, 2012).
5. Peranan keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar perilaku, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Berbagai peran yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosisalnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya

9
b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya
c. Anak-anak melaksanakan peranan psikososialnya sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik , mental, sosial, dan spiritual (Friedman,
2013).
6. Tugas keluarga
Ada delapan tugas pokok keluarga sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. pemeliharaan sumber sumber dya yang ada dalam keluarga.
c. pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
d. sosialisasi antar anggota keluarga.
e. pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
(Effendi, 2012)
7. Fungsi keluarga
adapun fungsi keluarga yang dijalankan keluarga adalah sebagai berikut:
a. fungsi pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak.
b. fungsi sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
c. fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak
sehingga anggota keluarga mersa terlindung dan merasa aman.
d. fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara intuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi

10
dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
e. fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan
lain setelah ini.
f. Fungsi ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan, sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan keluarga.
g. Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton tv bersama, bercerita
tentang pegalaman masing-masing dan lainnya.
h. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan
sebagai generasi selanjutnya, memberikan kasih sayang, perhatian, dan
rasa aman di
antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga (Friedman, 2013)
8. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga yang membagi
keluarga kedalam bidang kesehatan yang dapat dilakukan, yaitu : (Friedman,
2013)
a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggota keluarga yang
mengalami masalah.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
yang bermasalah dengan kesehatannya.
c. Memberikan keperawatan terhadap anggota keluarganya yang mengalami
gangguan kesehatan dan dapat membantu dirinya sendiri yang catat atau
usianya yang terlalu masih muda.

11
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan
anggota keluarga yang lainnya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi
keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang tela disusun dan
mengevaluasi mutuh hasil keperawatan yang melaksanakan terhadap keluarga
(Effendi, 2012)
Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Tahapan pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keuarga yang di binanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksana asuhan keperawatan keluarga yang terdiri
dari beberapa tahap meliputi:
a. Pengumpulan data. yaitu:
1) Data Umum
a) Identitas kepala keluarga.
Nama atau inisial kepala keluarga, umur, alamat dan telepon jika
ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi
keluarga yang teridiri atas nama atau inisial, jenis kelamin,
umur,hubungan dengan kepala keluarga , agama, pendidikan, status
imunisasi dan genogram dalam tiga generasi.
b) Tipe Keluarga
Menjelaskan jenis tipe keluarga ( tipe kelarga tradisional atau tipe
keluarga non tradisional)
c) Suku Bangsa

12
Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengindetifikasi budaya
suku budaya atau kebiasaan-kebiasaan tekait dengan kesehatan
d) Agama
Mengkaji agama kepercayaan yang di anut oleh keluarga yang
dapat di pengaruhi kesehatan
e) Status sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
seluaruh anggota keluarga baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga. Selain itu status sosial ekonomi keluarga di
tentukan pula oleh keluarga serta barang-barang yang di miliki
oleh keluarga
f) Aktivitas rekreasi
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, tetapi juga
pengunaan waktu luang atau sengang keluarga.
2) Riwayat dan Tahap perkembanga keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga
Pendekatan perkembangan keluarga didasarkan pada observasi
bahwa keluarga adalah kelompok berusia panjang dengan suatu
sejarah alamiah, atau siklus kehidupan, yang perlu di kaji jika
dinamika kelompok diinterpretasikan secarah penuh dan akurat.

13
Tabel 1 Tahapan dan tugas perkembangan keluarga

Tahap siklus kehidupan keluarga Tugas perkembangan keluarga

a. Membina hubungan intim yang


Tahap 1 memuaskan
(keluarga baru) b. Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman, social.
c. Mendiskusikan rencana memiliki
anak
d. Persiapan menjadi orng tau
a. Adaptasi dengan perubahan
Tahap II anggota keluarga peran, interaksi,
(kelahiran anak pertama) hubunagn seksual dan kegiatan
b. Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan.
a. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
b. Membantu anak bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang
baru lahir, sementara kebutuhan
anak lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang
Tahap III sehat baik di dalam maupun di
(keluarga dengan anak pra sekolah) luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk
induvidu, pasangan, dan anak
(tahap paling repot)
f. Pembagian tanggang jawab
anggota keluarga
a. Membantu sosialisasianak,
tetangga, sekolah dan
lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman
pasangan.
Tahap IV c. Memenuhi kebutuhan dan biaya
(keluarga dengan anak sekolah) kehidupan yang semakin
meningka, termasuk kebutuhan

14
untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
a. Memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung
jawab mengingat remaja yang
sudah bertambah dewasa dan
meningkat otonominya
Tahap V
b. Mempertahankan hubungan
(keluarga anak remaja)
yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orang
tua
d. Hindari perdebatan, kecurigaan
dan permusuhan
e. Perubahan sistem peraturan
untuk tumbuh kembang
keluarga
a. Memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar
b. Memperhatikan keintiman
pasangan
Tahap VI c. Membantu orang tua suami/istri
( keluarga dengan dewasa pelepasan) yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri
di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan
kegiatan rumah tangga
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan
Tahap VII yang memisahkan dengan teman
(keluarga usia pertengahan) sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan kekuatan
pasangan

15
a. Mempertahankan suasana
rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman
Tahap VIII kekuatan fisik dan pendapatan
(keluarga usia lanjut) c. Mempertahankan keakraban
suami istri saling merawat
d. Mempertahankan hubungan
dengan anak dan sosial
masyarakat
Melakukan life review

(Hariyanto Tanto. dkk, 2005)

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendalinya.
c) Riwayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing anggota pada
keluarga inti, upaya pencegahan dan pengobatan pada anggota
keluarga yang sakit serta pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan
d) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menjelaskan kesehatan keluarga asal kedua orang tua
3) Data lingkungan
a) Karakteristik dan denah rumah
Menjelaskan gamvaran tipe rumah, luas bangunan, pembagian dan
pemanfaatan ruang, ventilasi, kondisi rumah, tata perabotan,
kebersihan dan sanitasi lingkungan, ada tau tidak sarana air bersih
dan sistem pembuangan limbah.
b) Karakteristik tetangga dan karakteristiknya
Menjelaskan tipe dan kondisi dan lingkungan tempat tinggal, nilai
dan norma atau aturan penduduk setempat serta budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.

16
c) Mobilitas keluarga
Ditentukan dengan apakah keluarga hidup menetap dalm satu
tempat atau mempunyai kebiasaan berpindah pindah tempat
tinggal.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
atau berinteraksi dengan masyrakat lingkungan tempat tinggal.
e) Sistem pendukung keluarga
Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat serta jaminan pemeliharaan
kesehatan yang dimiliki keluarga untuk meningkatkan upaya
kesehatan.
4) Struktur kekuatan keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antara anggota keluarga
menggunakan sistem tertutup atau terbuka, kualitas dan frekuensi
komunikasi yang berlangsung serta isi pesan yang di sampaikan.
b) Struktur kekuatan keluarga
Mengkaji model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan
keluarga dalam membuat keputusan.
c) Struktur dan peran keluarga
Menjelaskan peran dari masing masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d) Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok
atau komunitas serta bagaimana nilai dan norma tersebut
mempengaruhi status kesehatan keluarga.

17
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga, dan
bagaimana keluarga mengembangan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosial
Menjelaskan tentang hubungan anggota keluarga belajar disiplin ,
nilai,normal budaya serta perilaku yang berlaku di keluarga dan
masyarakat.
c) Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian dan
perlindungan terhadap anggota keluarga yang sakit. Pengetahuan
keluarga mengenai sehat sakit, kesanggupan keluraga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga, yaitu :
(1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
(2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
(3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
(4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
(5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
d) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah banyak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan
kebutuan sandang pangan dan papan serta pemanfaatan
lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga.

18
6) Stress dan koping keluarga
a) Stres jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek yaitu stresor yang di alami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi stresor
yang ada.
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Menjelaskan adaptasi disfungsional (perilaku keluarga yang tidak
adaptif) ketika keluarga menghadapi masalah.
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga tidak
berbeda jauh dengan pemeriksaan fisik pada klien di kliik atau rumah
sakit yang meliputi pemeriksaan fisik head to toe dan pemeriksaan
penunjang
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada
9) Analisa data
a) Mengenal masalah kesehatan keluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

19
2. Perumusan diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensional klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai
izin dan berkompeten untuk mengatasinya.(Potter, P.A. & Perry, 2014)
Komponen diagnosa keperawatan meliputi :
c. Problem atau masalah
Adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga
d. Adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan
mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
e. Tanda (sing) dan gejalah (symptom)
Adalah sekumpulan data subjektif yang diperoleh perawat dari keluarga
secara tidak langsung.
3. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan
Tabel 2 Prioritas Masalah Keluarga
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah
Skala : 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah
Skala :
Dengan mudah 2 2

20
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah dapat di ubah
Skala : 2
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah untuk di ubah
Skala :
Masalah berat harus ditangani 2 1
Masalah yang tidak perlu harus di 1
tangani 0
Masalah tidak dirasakan
Sumber : (Abi, 2012)

Keterangan :
1. Tentukan skor untuk stiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.
Skor
X bobot
Angka tertinggi

Keterangan

1. Jumlah skor untuk semua kriteria.


2. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.

Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah :


1) Kriteria I

21
1) Keadaan sakit
Keadaan sakit (sesudah atau sebelum di diagnosa) dan gagal
pertumbuhan normal.
2) Ancaman keselamatan
Yaitu keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan
dan kegagalan dalm mencapai kesehatan.
3) Status krisis
Perkawinan, kehamilan, persalinan, masa nifas, menjadi orang tua, dan
penambahan anggota keluarga/baby
2) Kriteria II
Yaitu memungkinkan masalah dapat diubah. Dalam menentukan hal
tersebut, perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut
:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
2) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik keuangan
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan keterampilan dan
waktu
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
bentuk masyarakat
3) Kriteria III
1) Kepemilikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah
itu terjadi
3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
4) Adanya sekelompok “higk risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensial untuk mecegah masalah
4) Kriteria IV

22
Yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu manilai persepsi atau
bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat
b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dengan angka yang
tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
keluarga untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku hidup sehat
(Friedman, 2013)
5. Tahap evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun
rencana keperawatan yang baru.
a. Evaluasi formatis (proses)
adalah evaluasi yang digunakan selama proses asuhan keperawatan dan
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan, system penulisan evaluasi formatif ini biasanya
ditulis dalam catatan kemajuan atau menggunakan system SOAP
b. Evaluasi surnatif (hasil)
adalah evaluasi akhir yag bertujuan untuk menilai secara keseluruan,
system penulisan evaluasi surnatif ini dalm bentuk catatan naratif atau
laporan ringkasan (Friedman, 2013)

C. Konsep Dasar Rheumatoid Arthritis


1. Pengertian

23
Rheumatoid Artritis adalah penyakit imflamasi sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya. Karakteristik rheumatoid artritis adalah terjadinya
kerusakan dan proliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan
kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. Mekanisme
imunologis tampak berperan penting dalam memulai dan timbulnya penyakit
ini. Pendapat lain mengatakan, rhuematoid artritis adalah gangguan kronik
yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari
sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh
imunitas (Ningsih, 2012)
Rematik atau Arthritis Rheumatoid adalah peradangan sendi kronis yang
disebabkan oleh gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika
sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap
penyusup seperti, bakteri , virus dan jamur, keliru menyerang sel dan
jaringan tubuh sendiri. Pada penyakit Rematik, sistem imun gagal
membedakan jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang
jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang
melapisi sendi. Hasilnya dapat mengakibatkan sendi bengkak, rusak, nyeri,
meradang, kehilangan fungsi bahkan cacat (Haryono, R dan Setianingsih,
2013).
2. Etiologi
Etiologi Rheumatoid Arthriti belum diketahui dengan pasti. Namun,
kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor
genetik dan lingkungan.
Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab
reumathoidatritis, yaitu:
a. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus nonhemolitikus
b. Endokrin
c. Autoimun
d. Metabolic

24
e. Factor genetic serta factor pemicu lingkungan (gaya hidup dan mandi
malam). Pada saat ini, reumathoid atritis diduga disebabkan oleh factor
autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II;
factor infeksi mungkin disebakan oleh virus dan organisme mikroplasma
atau group difteroid yang menghasilkan antigen kolagentipe II dari
tulang rawan sendi penderita.(Smeltzer, S.C. & Bare, 2015)
3. Klasifikasi
Rheumatoid arthritis diaplikasikan menjadi 4 tipe, yaitu:
a. Rheumatoid arthritis klasik
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
b. Rheumatoid arthritis defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
c. Probable Rheumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
d. Possible Rheumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak
maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
c. Stadium deformitas

25
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap (Buffer, 2010).
4. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula terjadi pada sendi-sendi synovial seperti edema,
kongesti vaskuler, eksudat fibrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, synovial menjadi menbal, terutama pada sendi artiluar
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk panus atau
penut yang menutupi kartilago. Panus masuk ke tulang subchondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuler. Kartilago menjadi nekrosis, tingkat erosi dari
kartilago menetukan tingkat ketidak mampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka menjadi adhesi di antara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan
tulang menyebabkan tendon dan ligament menjadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendiaan.
Invasi dari tulang subchondrial bisa menyebabkan osteoporosis setempat.
Lamanya athrtitis rheumatoid berbeda dari tiap orang. Di tandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Dan ada
juga klien terutama yang mempunyai faktor rheumatoid (seropositif
gangguan rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif
(Mujahidullah, 2012)
5. Manifestasi Klinis
a. Manifestasi klinis ditentukan oleh stadium dan tingkat keparahan
penyakit. Nyeri, pembengkakan, sensasi hangat, eritema, dan kurangnya
fungsi pada sendi adalah gejala klasik.
b. Palpasi sendi mengungkapkan adanya jaringan yang menyerupai spons
atau lunak.
c. Cairan biasanya dapat di aspirasi dari sendi yang meradang (inflamasi)
(Price, Sylvia A.Wilson, 2014).

26
6. Komplikasi
a. Kerusakan pada sendi
b. Peradangan pada otot jantung
c. Gagal pernafasan
d. Gagal ginjal
e. Penyakit saluran cerna
f. Osteoporosis (Smeltzer, S.C. & Bare, 2015)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes seroligi
1) BSE positif
2) Darah, bisa terjadi anemia dan leukositis
3) Rheumatoid faktor terjadi 50-90% penderita
b. Pemeriksaan radiologi
1) Periarticular osteoporosis, permulaan sendi-sendi erosis
2) Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, subluksasi dan
ankilosis
c. Aspirasi sendi
Cairan synovial menunjukan adanya proses radang aseptic, cairan dari
sendi di kultur dan bisa diperiksa secara makrosop
8. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya
sebagai analgentik dan mengurangi peradangtan, tidak mampu
menghentikan proses patologis.
1) Analgetik yang daapt dipakai adalah asetaminofen dosis2,6-4 g/hr atau
propeksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan
efek samping pada saluran cerna dan ginjal.
2) Jika tidak berpengaruh atau jika terdapat tanda peradangan, maka
OAINS seprti fenoprofin, piroksikam, ibuprofen, dan sebagianya dapt

27
digunakan. Dosis untuk osteoarthritis biasanya ½-1/3 dosis penuh
untuk arthritis rheumatoid. Oleh karena itu pemakaian biasanya untuk
jangka panjang, efek samping utama adalah ganguan mukosa lambung
dan gangguan faal ginjal
b. Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga
utuk lordosis lumbal, menghindari aktivitas yang 39 berlebihan pada
sendi yang sakit, dan pemakaian alat-alat untuk meringankan kerja sendi.
c. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya
keluhan.
d. Dukungan psikososial.
e. Persoalan seksual, terutama pada pasien dengan osteartritis di tulang
belakang.
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan
yang tepat.
g. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang
nyata, dengan nyeri yang menetap, dan kelemahan fungsi (Mujahidullah,
2012)

D. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Cara
pengumpulan data tentang keluarga dapat di lakukan antara lain: riwayat dan
tahap perkembangan kelurga, data lingkungan, struktur kelurga, fungsi
kelurga penyebab masalah kelurga dan koping yang di lakukan kelurga,
harapan kelurga dan pemeriksaan fisik
a. Identitas
Identitas Nama KK, alamat, komposisi keluarga (nama, hubungan
keluaraga, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan) tipe keluarga,
suku/budaya yang dianut keluarga, agama, satus sosial aktivitas keluarga.

28
b. Komposisi keluarga :
Jumlah keluarga yang banyak (extebded famiy), status social ekonomi
menurun dan tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah menyebabkan
keluarga tidak mampu menjalankan 5 fungsi keluarga dibidang kesehatan
(5 tahap) terhadap penderita diabetes melitus
c. Tipe keluarga
Biasanya tipe keluarga yang ekonominya rendah, lebih berpengaruh
terhadap status kesehatan terutama diabetes melitus
d. Suku bangsa
Asal suku, identifikasi budaya suku yang terkait dengan masalah
kesehatan.
e. Agama
Agama yang dianut serta kepercayaan yang dapat berpengaruh pada
persepsi keluarga dalam pengobatan atau perawatan pada penderita
diabetes melitus
f. Status social ekonomi keluarga
Pendidikan yang rendah, didukung pendapatan yang rendah pula akan
berpengaruh pada keluarga dalam mengenal masalah diabetes melitus
dalam pengambilan keputusan, dan keluarga tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan gizi pada penderita
diabetes melitus serta biaya pengobatannya.
g. Latar belakang budaya
h. Aktivitas diwaktu senggang
Kebiasaan aktivitas yang mempengaruhi penderita demam thypoid
biasanya terkait kebiasaan jarang berolahraga serta konsumsi makanan
yang kurang hygienis.
i. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti

29
j. Data Lingkungan
1) Karakteristik
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
k. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai dan norma keluarga
l. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
m. Stres dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek
2) Stressor jangka panjang
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
4) Strategi koping yang digunakan
n. Keluhan Utama
Penderita thypoid biasanya pendeita mengeluh badannya panas
(peningkatan suhu badan), , nyeri diperut, mual dan nafsu makan
menurun.
o. Riwayat penyakit sekarang
p. Riwayat penyakit yang pernah diderita
q. Pemeriksan fisik

30
meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dan dilakukan secara head
to toe
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah klinis mengenai individu, keluarga, atau
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakantindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakannya.(Achjar, 2010)
Diagnosa Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Nyeri berhubungan denganbketidakmampua keluarga merawat anggota
keluarga dengan Rheumatoid Arthritis.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota dengan Rheumatoid Arthritis.
c. Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Rheumatoid
Arthritis.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga Rheumatoid Arthritis
e. Ketidakmampuan keluarga untu memeihara rumah berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan keluarga dengan
Rheumatoid Arthritis
f. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang arti, penyebab, tanda dan gejala
Rheumatoid Arthritis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan Rheumatoid Arthritis

31
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah bagian dari fase diawali dengan merumuskan tujuan yang
ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada.
Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stresor dan
intervensi dirancang berdasarkan 3 tingkat pencegahan primer,untuk
memperkuat garis pertahanan fleksibel,pencegahan sekunder untuk
memperkuat garis pertahanan sekunder dan pencegahan tersier untuk
memperkuat garis pertahanan resisiten (Achjar, 2010)
Rencana asuhan keperawatan pada klien Rheumatoid Arthritis (Ningsih,
2012)
a. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan Rheumatoid Arthritis.
Intervensi:
1) Kaji tingkat nyeri
2) Catat lokasi dan intensitas nyeri (0-5)
3) Atur posisi yang nyaman d) Anjurkan klien untuk kompres hangat atau
jahe
4) Dorong klien untuk sering mobilisasi
b. Mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmamua eluarga merawat
anggota keluarga dengan Rheumatoid Arthritis
Intervensi:
1) Anjurkan klien untuk mengubah posisi
2) Demonstrasikan atau bantu teknik pemindahan dan bantuan mobilitas
3) Anjukan klien untuk mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,
berdiri dan berjalan.
c. Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sedang sakit
Rheumatoid Arthritis
Intervensi

32
1) Dorong klien mengungkapkan perasaannya mengenai proses penyakit
dan harapan masa depan.
2) Diskusikan persepsi klien menganai bagaimana orang terdekat
menerima keterbatasan klien.
3) Berikan respons/pujian positif bila perlu.
d. Kurang perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga Rheumatoid Arthritis
Intervensi:
1) Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri, dan program latihan
2) Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri
e. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara rumah berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan keluarga dengan
Rheumatoid Arthritis.
Intervensi:
1) Kaji tingkat fungsional fisik klien
2) Tentukan sumber-sumber finansial keluarga untuk memenuhi
kebutuhan situasi individual.
3) Identifikasi system pendukung keluarga yang tersedia untuk klien
f. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang tentang arti, penyebab tanda dan
gejala Rheumatoid Arthritis berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan Rheumatoid Arthritis
Intervensi:
1) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang masalah Rheumatoid
Arthritis
2) Diskusikan dengan keluarga tentang arti, penyebab, tanda dan gejala
Rheumatoid Arthritis
3) Diskusikan dengan keluarga tentang diit makanan Rheumatoid
Arthritis.
4) Beri kesempatan kepada keluarga untuk menyebutkan kembali arti,
penyebab, tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis

33
5) Evaluasi tentang hal-hal yang telah didiskusikan
4. Implementasi
Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau
keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga
luas dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga(Friedman,
2013).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus
dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan.(Potter, P.A. & Perry, 2014)

34
DAFTAR PUSTAKA

Abi, M. (2012). Keperawatan Keluarga. Gosyen Publishing.


Achjar, K. A. H. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Sagung seto.
Afriyanti. (2011). Prevalensi Penyakit Rheumatoi Arthritis. Diakses di
http://arthritis.co.id.
Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC.
Buffer. (2010). Tentang Penyakit Rheumatoid Arthritis.
Effendi, F. & M. (2012). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Salemba Medika.
Friedman. (2013). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
EGC.
Hariyanto Tanto. dkk. (2005). Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Proses.
Buntara Media.
Haryono, R dan Setianingsih, S. (2013). Awas Musuh-musuh Anda Setelah Usia 40
Tahun. Gosyen Publishing.
Kisworo. (2012). Dampak Penyakit Rheumatoid Arthritis.
Mujahidullah. (2012). Keperawatan Geriatrik. Edisi 1. Tunas Publishing.
Ningsih, N. dan L. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Muskuskeletal. Sakemba Medika.
Potter, P.A. & Perry, A. G. (2014). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. (Edisi 4 Vo). EGC.
Price, Sylvia A.Wilson, L. M. (2014). Buku Ajar Patofisiologi: Konsep Klinis
ProsesProses Penyakit (Edisi 6). EGC.
Riskesdas. (2013). Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI 2013.
Smeltzer, S.C. & Bare, B. G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth (Edisi 8). EGC.
Susanto, T. (2013). Diabetes deteksi, pencegahan, pengobatan. Buku Pintar.
Susanto, Tantut. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga: aplikasi pada praktik
asuhan keperawatan keluarga. TIM.

35
36

Anda mungkin juga menyukai