DENGAN REMATIK
(Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktek Keperawatan
Keluarga)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan penyakit reumatik” dapat terselesaikan pada wakunya.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek
Keperawatan Keluarga. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari
bahwa banyak sekali bantuan dari berbagai pihak yaitu berupa bimbingan, saran,
dan petunjuk bersifat moral, spiritual maupun materi yang sangat berharga. Maka
dari itu, dengan didasari rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dewi Dolifah, M.Kep., Ners dan Delli Yuliana Rahmat S.Kep., Ners.,
M.Kep., selaku dosen dan pembimbing Praktek Keperawatan Keluarga.
2. Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberikan
dukungan baik moral maupun materil.
3. Seluruh teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurna nya makalah ini. Dengan adanya makalah ini semoga
menjadi bahan referensi yang bermanfaat untuk pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan
penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang
banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke atas). Penyakit ini lebih
sering terjadi pada perempuan dan biasanya menyerang orang yang berusia lebih
dari 40 tahun (Arif Muttaqin). Rematik terutama menyerang Sendi-sendi, tulang,
ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun perempuan dengan
segala usia.
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya
menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit
rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga
terjadi hal yang paling ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan
dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas
tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan
masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta Resiko
tinggi terjadi cidera (Kisworo, 2008).
1
Penderita Artritis Rhemathoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355
juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang didunia ini menderita Rhemathoid. Diperkirakan
angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan
mengalami kelumpuhan (Depkes RI, 2012).
Di dunia ini, rematik merupakan penyakit muskuloskeletal yang paling sering
terjadi. Angka kejadian rematik pada tahun 2013 yang dilaporkan oleh World
Health Organization (WHO) adalah 20% dari penduduk dunia yang telah terserang
Artritis Rhemathoid, dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan
20% adalah mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010).
Data yang diperoleh dari WHO dalam Riskesdas (2013) angka prevalensi gout
artritis di dunia secara global belum tercatat, namun di Amerika serikat prevalensi
gout pada tahun 2010 sebanyak 807.552 orang (0,27%) dari 293.655.405 orang.
Indonesia menempati peringkat pertama di Asia tenggara yang mengalami gout
artritis dengan angka prevalensi 655.745 orang (0,27%) dari 238.452.952 orang
Right Diagnosis Statistik (2010).
2
1.3 Studi Literatur
Metode yang digunakan dalam penulisan adalah :
a. Metode deskriptif, tipe studi kasus dimana penulis mengambil salah
satu keluarga untuk diberikan asuhan keperawatan. Dalam
pengumpulan data metode yang digunakan adalah : wawancara,
observasi dan pengukuran terhadap seluruh anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah.
b. Studi kepustakaan dengan mempelajari literatur yang mendasari
asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu: rematik artikular dan rematik non artikular.
Rematik Artikular atau Arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik
yang berlokasi pada persendian, diantaranya meliputi Arthritis Rheumatoid,
Osteoarthritis, Olimiagia Reumatik, Artritis gout. Rematik non artikular arau
ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar
persendian diantaranya Bursitis, Fibrositis, Sciatica (Hembing,2006).
Rematik dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu:
a. Osteoatritis
4
b. Artritis Rematoid
Arthritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama Poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien Atritis Rematoid terjadi
setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat lelah.
c. Olimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher,
bahu, dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut
sekitar 50 tahun keatas.
d. Artritis gout
Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, Artritis akut.
Penyakit ini terjadi pada pria dan wanita pada usia pertengahan.
2. Etiologi
Penyebab rematik hingga saat ini masih belum terungkap, Namun beberapa
resiko untuk timbulnya rematik diantara lain adalah:
a. Umur
Dari semua faktor resiko timbulnya rematik, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya rematik semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Rematik terjadi pada usia lanjut.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena rematik pada lutut dan pria lebih sering
terkena pada paha, pergelangan tangan dan leher.
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan timbulnya rematik miaslnya pada seorang
ibu dari seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi inter falang
distal terdapat dua kali lebih sering rematik pada sendi tersebut. Anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada
ibuknya.
d. Suku
5
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada rematik nampakya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya rematik paha
lebih jarang diantara orang berkulit hitam dengan orang berkulit putih
dan usia dari pada kaukasia. Rematik lebih sering dijumpai pada orang-
orang asli amerika dari pada orang berkulit putih. Hal ini mungkin
berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi
kelainanan kongenital dan pertumbuhan
e. Kegemukan (Obesitas)
4. Patofisiologi
Peradangan AR berlangsung terus-menerus dan menyebar ke struktur-
struktur sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul
6
membran sinovium hipertrofi dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran
WOC
Sinovial Menebal
Kurang Pengetahuan
Kartilago Nekrosis
Erosi Kartilago
7
Mudah Luksasi Adhesi pd Permukaan Sendi
& Subluksasi
8. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
d. Terjadi splenomegaly.
9
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk
mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Merencanakan asuhan keperawatan dan melasanakan intervensi keperawtan terhadap
keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap keluarga.
Tahap-tahap proses keperawatan:
1. Pengkajian
a. Data umum :
- Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala
keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan
dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing
anggota keluarga serta genogram.
- Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
- Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
- Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
- Status social ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga ditentukan
oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan –
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki
oleh keluarga.
- Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak tertua
dari keluarga inti.
10
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
- Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing –
masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
c. Pengkajian lingkungan
- Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan
rumah, dan denah rumah.
- Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
- Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan
dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
- Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluaarga yang ada.
- System pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas social atau dukungan masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
- Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
- Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
- Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
- Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna.
e. Fungsi keluarga
11
- Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap salingg
menghargai.
- Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
- Fungsi perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan makanan,
pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan
keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan keluarga yaitu :
mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga mengenal fakta – fakta
dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan
yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah
masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan
akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah
kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga mengetahui
keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada dalamn
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas
fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana mengetahui sumber
– sumbver keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan
lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar
anggota keluarga.
12
menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah
keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan
yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh
keluarga.
- Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan
jumlah anggota keluarga.
- Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
- Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
- Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji
sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
- Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan.
- Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosis/ Kriteria Diagnosis
1) Nyeri kronik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
masalah (rematik).
13
2) Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan KMK untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawatan anggota keluaraga yang terkena reumatik.
3. Intervensi
1. Nyeri kronik berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga dalam merawat masalah (rematik).
Tujuan : Setelah pertemuan 1 minggu gangguan rasa nyaman nyeri dapat
diatasi.
Intervensi :
1. Kaji skala, durasi, intensitas dan lokasi nyeri
2. Jelaskan pada klien tentang penyebab nyeri yang di rasakan
3. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
4. Ajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan cara
merendam kaki di air hangat.
5. Motivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas terdekat jika terjadi nyeri
hebat, bengkak pada tungkai dan demam.
Tujuan : Setelah pertemuan dua hari koping keluarga dapat diatasi. Intervensi
:
Sebutkan manfaat fasilitas
4. Implementasi
a) Nyeri kronik berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga dalam merawat masalah (rematik).
1. Mengkaji skala, durasi, intensitas dan lokasi nyeri
2. Menjelaskan pada klien tentang penyebab nyeri yang di rasakan
3. Mengajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
15
4. Mengajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan cara
merendam kaki di air hangat.
5. Memotivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas terdekat jika terjadi nyeri
hebat, bengkak pada tungkai dan demam.
16
4) Membantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum jam
tidurnya
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan pencapaian tujuan dari proses keperawatan dimana
penulis melakukan evaluasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada tujuan
dan hanya dilakukan pada masalah yang terdapat pada kasus. Penulis melakukan
evaluasi setiap hari pada catatan perkembangan agar lebih efektif dalam
mengevaluasi perkembangan yang terjadi pada klien. Sesuai rencana tindakan yang
telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila
tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.
Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
17
BAB III PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis melakukan pembahasan Asuhan Keperwatan pada keluarga Ny.
Y dengan masalah utama rematik. Dalam melakukan askep keluarga, penulis menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Penulis melakukan pembahasan keperawatan pada
keluarga Ny. Y membandingkan antara Bab II dan Bab III.
A. Pengkajian
18
I. DATA UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. J
2) Umur (KK) : 62 Tahun
3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Wirausaha
4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : S1
5) Alamat dan nomor telepon : Desa Cijati Dusun Cijati
Kec. Situraja Kab Sumedang
6) Kondisi Kesehatan : Sehat
b. Komposisi keluarga :
Status
No. Nama L/P Usia Pekerjaan Pendidikan Hub Keluarga
Kesehatan
Tangga
Sekolah
Genogram :
19
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
4. Tipe keluarga: Keluarga Tn. J termasuk kedalam tipe keluarga inti, karena
dalam keluarga ini terdiri dari ayah, ibu dan anak.
5. Suku : Indonesia Keturunan Sunda.
Berdasarkan pengkajian dalam keluarga ini, yang berkaitan dengan masalah
kesehatan yaitu apabila ada yang sakit berobat ke Puskesmas.
6. Agama : Islam.
Keluarga tidak ada yang memilih agama yang berbeda baik saudara dari suami
maupun dari istri. Ritual keagamaan Keluarga Tn J dan Ny Y di keluarga yaitu
mereka kadang-kadang melakukan shalat berjamaah di rumah. Tidak ada
kepercayaan dan nilai nilai keagamaan yang dianut keluarga bertentangan
dengan kesehatan.
7. Status ekonomi : Tn. J sebagai kepala keluarga berpenghasilan ≤
Rp.2.000.000/bulan. Dari hasil pengkajian Ny.Y mengatakan bahwa setiap bulan
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang-barang yang dimiliki
keluarga tersebut antara lain , kulkas , mesin cuci dan TV.
8. Aktifitas Rekreasi keluarga : Tn J dan Ny.Y sering menghabiskan waktu luang
mereka dengan menonton TV bersama, Mereka tidak memiliki tempat rekreasi
khusus dan tidak menjadwalkan rekreasi khusus. Mereka sekeluarga sering
dikunjungi oleh anaknya yang dari luar kota.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
9. Tahap perkembangan keluarga : Tahap Perkembangan Keluarga saat ini, yaitu
tahap ke-5; Keluarga pada kasus diatas merupakan keluarga dengan Anak
20
Remaja (13-20 tahunAdapun tugas perkembangan keluarga dengan pasangan
baru diantaranya adalah :
a. Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja mengingat
remaja adalah tahap dimana mulai memiliki otonomi
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunkasi lebih terbuka antara anak dan orang tua dan anak-anak.
Tahap perkembangan keluarga Tn.J sudah terpenuhi, dimana keluarga
Tn. J dengan tugas mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab
yang sejalan dengan maturitas remaja yaitu dengan cara keluarga memberikan
kebebasan anak untuk menentukan pilihannya sendiri dan anak mengenyam
pendidikan dengan baik, memfokuskan kembali hubungan perkawinan dengan
menjalin hubungan romantis antara Tn.J dan Ny. Y, dan melakukan
komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan anak-anak remaja dengan
cara mendiskusikan solusi dan keputusan untuk menyelesaikan masalah.
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tugas perkembangan
keluarga Tn J pada kasus diatas yang belum terpenuhi pada tingkat
perkembangan keluarga dengan Anak Remaja yaitu Tidak ditemukannya tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
21
Perhatian terhadap pencegahan penyakit : sanitasi lingkungan dijaga dengan
baik, seperti rutin membersihkan lingkungan di sekitar rumah mereka,
memakan makanan yang sehat, bersih, dan bergizi.
12. Riwayat keluarga sebelumnya
Denah rumah :
Gambar Denah Rumah
K. Mandi
U K3
K2
Dapur
RT
K1
1) Pengolahan Sampah
Keluarga Tn. J dan Ny.Y mengelola sampah dengan cara bersih dan
tertutup, kemudian sampah akan dikumpulkan kemudian dibakar.
Dipekarangan terlihat daun kering yang berserakan.
2) Sistem Drainage Air
22
Keluarga Tn. J dan Ny.Y memiliki saluran pembuangan air limbah yang
terbuka kemudian dialirkan ke selokan.
3) Penggunaan Jamban
4) Kondisi Air
Keluarga Tn. J dan Ny.Y memiliki sumber air berupa sumur gali.Sumber
air digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum, masak, dan
MCK.Kondisi airnya baik, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna,
dan tidak ada pengendapan.
23
IV. STRUKTUR KELUARGA
18. Pola komunikasi :
Keluarga Tn. J menggunakan cara komunikasi langsung dan terbuka dalam
membicarakan masalah dengan cara musyawarah untuk mencari solusi bersama.
Tn. J merupakan anggota keluarga yang paling dominan berbicara, dan bahasa
yang sering digunakan dalam berkomunikasi yaitu bahasa Indonesia.Interaksi
dan komunikasi keluarga paling sering terjadi ketika malam hari dan dalam
situasi nonton TV dan atau makan bersama.
19. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. J akan membantu dan mensuport bila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah dimana yang menjadi power dan paling banyak mengambil
keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga yaitu Tn. J.
V. FUNGSI KELUARGA
22. Fungsi Afektif :
Tn. J dan Ny. Y sangat menyayangi keluarga dan anak-anaknya, saling menjaga
dan mendukung antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang
24
lain. Ny. Y dan Tn. J berusaha membagi rata kasih sayangnya kepada kedua
anaknya.
23. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. J telah menjalankan fungsi sosialisasinya dalam keluarga, dengan
berinteraksi dengan penduduk setempat, mengikuti kerja bakti.
Keluarga Tn. J mengatakan jika tangan dan pinggang dan kaki Ny. Y
nyeri/pegal, dan kebas biasanya Ny. Y pergi ke puskesmas.
Kesimpulan: Keluarga dapat mengambil keputusan pengobatan untuk Ny.
Y yaitu dengan pergi ke puskesmas.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Tn.J dan Ny.Y tidur tidak di kamar dan tidurnya di ranjang berkasur.
Kesimpulan : Keluarga Tn. J mampu memodifikasi lingkungan.
25
5) Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Stresor jangka pendek keluarga Tn. J dan Ny. Y yaitu apabila banyak kerjaan
yang harus dikerjakan, dan stressor jangka panjang adalah ketika memikirkan
pendidikan dan masa depan anak-anak.
26
PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
No Pemeriksaan
Tn. J Ny. Y An. Y An.A
1 Pemeriksaan Umum
Penampilan umum Bersih dan rapih Bersih dan rapih Bersih dan rapih Bersih dan rapih
BB/TB 52 70 60 11
163 165
162 80
2 Kepala
Rambut Hitam, bersih, tidak Hitam, bersih, tidak Hitam, bersih, tidak Hitam, bersih, tidak
27
secret tidak ada secret tidak ada secret tidak ada secret tidak ada
28
ANALISA MASALAH
No Data-Data Diagnosa Keperawatan
1 DS
- Klien mengatakan nyeri pada persendian
kaki terutama di lutut Nyeri akut berhubungan dengan
- Klien mengatakan nyeri bertambah saat ketidakmampuan keluarga merawat
aktifitas berat anggota keluarga yang sakit
DO
29
PENGKAJIAN KELUARGA MANDIRI
No Kriteria Tingkat Kemandirian
Keluarga
I II III IV
1. Menerima petugas perawatan kesehatan √ √ √ √
masyarakat
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan √ √ √ √
sesuai dengan rencana keperawatan
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah √ √ √ √
kesehatan secara benar
4. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai √ √ √ √
yang dianjurkan
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara √ √ √ √
aktif
6. Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran √ √
Keterangan:
Dalam pengisian keluarga mandiri pencontrengan disesuaikan dengan kemandirian
dari keluarga yang anda kelola.
Keluarga dinyatakan keluarga mandiri (KM I) jika keluarga tersebut memenuhi
kriteria 1 dan 2
Keluarga dinyatakan keluarga mandiri (KM II) jika keluarga tersebut memenuhi
kriteria 1 – 5
Keluarga dinyatakan keluarga mandiri (KM III) jika keluarga tersebut memenuhi
kriteria 1 – 6
30
Keluarga dinyatakan keluarga mandiri (KM IV) Jika keluarga tersebut memenuhi
kriteria 1 – 7
PRIORITAS MASALAH
Skor Perhitungan
No Kriteria Bobot Pembenaran
Hasil
1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah Ny. Y
Tidak/kurangsehat 3 yang tidak
Ancaman kesehatan 2 1 diatasi dapat
Krisis/ kurang sejahtera 1 mengakibatkan
kerusakan pada
tulang rawan
dan tulang
sekitarnya dan
seiring
berjalannya
waktu dapat
lebih parah
apabila nyeri
nya tidak segera
unuk diobati.
31
sendi dan tulang
disekitar
pinggang, kaki
dan lutut dengan
mengkonsumsi
obat yang sesuai
serta menjalani
fisioterapi.
3. Potensi masalah untuk 1/3x1= 1/3 Potensi masalah
dicegah untuk dicegah,
Tinggi 3 1 cukup rendah
Cukup 2 akibat proses
Rendah 1 penuaan diusia
lanjut (lansia) ,
tetapi bisa
dikurangi
dengan tidak
mengkonsumsi
makanan yang
dipantang.
4. Menonjolnya masalah 2/2x1= 1 Nyeri akut/kronis
Masalah berat, harus 2 karena distensi
segera ditangani jaringan oleh
Ada masalah, tetapi tidak 1 1 akumulasi
perlu segera ditangani cairan/ proses
Masalah tidak dirasakan 0 inflamasi,
destruksi sendi
segera ditangani
supaya tidak
menimbulkan
penyakit yang
lainnya.
32
Jumlah Total : 1 + 1/3 + 1 = 2 1/3
34
B. Diagnosa
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian Dari hasil pengkajian yang dilakukan bahwa
diagnosa yang muncul pada Ny. Y adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
C. Intervensi Keperawatan
35
4) Ajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan
cara merendam kaki di air hangat.
5) Motivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas terdekat jika terjadi
nyeri hebat, bengkak pada tungkai dan demam.
36
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
37
kemerahan
Gangguan pola tidur Tupan : Dengan Criteria : 1) Tetapkan pola kegiatan dan tidur
2. berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Klien dapat pasien
ketidakmampuan keluarga keperawatan selama 1 mengatur jumlah 2) Monitor pola tidur pasien dan
merawata anggota keluaraga minggu pertemuan dengan jam tidurnya jumlah jam tidurnya
yang terkena rematik. ditandai pasien diharapkan Klien dapat 3) Jelaskan pentingnya tidur selama
dengan : gangguan pola tidur tidak mengatur Tidur sakit dan stress fisik
DS : terjadi dan dapat secara rutin, 4) Bantu pasien untuk menghilangkan
- Klien mengatakan susah beristirahat dengan meningkatkan pola situasi stress sebelum jam tidurnya
38
untuk tidur pada malam hari nyaman. tidur, Meningkatkan
DO : kualitas tidur
- Klien tampak mengatuk
Tidak ada gangguan
dipagi hari
tidur
- 110/70 mmHg,
65x/menit , 36,8 0C, 18 Tupen :
x/menit Setelah dilakukan tindakan
- mata anemis juga keperawatan selama 1 × 24
terdapat kantung mata jam pasien diharapkan
dan mukosa bibir kering dapat memperbaiki pola
dan pucat tidurnya
39
D. Implementasi
40
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
P : intervensi di
lanjutkan
- Ajarkan
tehnik
distraksi
dan
relaksasi
- Ajarkan
pada klien
untuk
stimulasi
penghilang
rasa nyeri
dengan cara
merendam
kaki di air
hangat.
- Motivasi
keluarga
untuk
berobat ke
42
puskesmas
terdekat jika
terjadi nyeri
hebat,
bengkak
pada
tungkai dan
demam.
2 1 Desember Gangguan pola 1. Metapkan pola 1 Desember 2020
2020 tidur berhubungan kegiatan dan tidur
dengan pasien Pukul 14.00 WIB
Pukul 08.30 ketidakmampuan 2. Memonitor pola S:
WIB keluarga merawata tidur pasien dan - klien
anggota keluaraga jumlah jam mengatakan
yang terkena tidurnya sudah dapat
rematik. ditandai 3. Menjelaskan tidur dimalam
dengan : pentingnya tidur hari dan
DS : selama sakit dan disiang hari
- Klien stress fisik menjadwalkan
mengatakan 4. Membantu pasien untuk tidur
susah untuk tidur untuk - Klien
pada malam hari menghilangkan mengatakan
DO : situasi stress mengerti
- Klien sebelum jam pentingnya
tampak tidurnya tidur yang
mengatuk cukup untuk
dipagi hari kesehatan
- 110/70 tubuh.
mmHg, O:
65x/menit , - klien tampak
0
36,8 C, 18 segar saat
x/menit klien bangun
- mata - Klien sudah
43
anemis memiliki
juga jadwal harian.
terdapat - Klien tampak
kantung tidur saat jam
mata dan 12.43
mukosa - Klien tampak
bibir kering mengerti
dan pucat dengan
penjelasan
perawat
tentang
pentingnya
pola tidur yang
cukup.
- TTV :
120/70 mmHg
, S : 37 °c, RR
: 25 x/menit ,
N : 76x/menit.
A : masalah teratasi
P : intervensi di
hentikan.
E. Evaluasi
anggota keluarga yang sakit tidak teratasi karena nyeri Ny. Y tidak sampai
44
skala 0. Nyeri tetap dirasakan setiap beraktifitas berat.
45
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan antara teori dan kasus, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian secara teori dan kasus aspek yang sama, faktor
pendukungnya yaitu keluarga sangat kooperatif dan dapat bekerja sama.
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus berdasarkan tipologi
yaitu aktual, sedangkan diagnosa resiko dan potensial tidak ditemukan
dikarenakan tidak ada data yang menunjang. Pada tahap ini penulis tidak
mengalami hambatan karena keluarga sangat kooperatif
3. Pada perencanaan yang direncanakan adalah mengajarkan tehnik distraksi
dan relaksasi untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan cara merendam
kaki di air hangat. perawat hanya dapat merencanakan untuk meningkatkan
fungsi kognitif dengan memberikan informasi kepada keluarga terkait
masalah yang dihadapi keluarga. Sedangkan untuk afektif dan perilaku tidak
direncanakan karena keterbatasan waktu. Dalam perencanaan penulis tidak
menemukan hambatan, keluarga sangat kooperatif dan mau bekerjasama.
4. Pada tahap pelaksanaan tidak ditemukan adanya hambatan baik dari
keluarga maupun perawat seperti tercantum dalam teori. Pelaksanaan
tindakan disesuaikan dengan kondisi keluarga dan memperhatikan faktor
penghambat dalam teori
5. Pada evaluasi untuk evaluasi hasil berupa rasa nyeri yang diraskan klien
belum tercapai karena keterbatasan waktu pemberian asuhan keperawatan
keluarga. Untuk mengevaluasi aspek tersebut dibutuhkan asuhan yang
berkelanjutan. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan.
46
B. Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN REMATIK
- Penyebab rematik
- Akibat rematik
Waktu : 30 Menit
Pertemuan ke- :I
49
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
9. Mempraktekkanlatihangerak ROM
III. Materi
Terlampir
IV. MetodePendidikan
Diskusidantanyajawab
V. Media
50
VI. Setting Tempat
Keterangan :
RuangTamu / Keluarga
= Keluarga (Tn . J)
= Keluarga (Ny. Y)
= Keluarga (An. Y)
= Keluarga (An. A)
51
2. 15 menit Pelaksanaan :
Memperhatikandanmeny
Menjelaskan kepada Ny.
imakmateri yang
Y dan keluarga tentang:
disampaikan
- Pengertian penyakit
Rematik
- Penyebab Rematik
- Tanda dan
gejala Rematik
- Akibat rematik
- Tindakan pertama
untuk mengurangi
nyeri rematik
- Cara perawatan
penderita rematik
- Diit makanan rematik
- Lingkungan
untuk penderita
rematik
Mendemonstrasikan
latihan gerak ROM
Keluarga Ny. Y
Memberi kesempatan
berpartisipasimelakuk
kepada keluarga Ny. Y
anl atihangerak ROM
untuk bertanya
Bertanyamengenaimat
Menjawabpertanyaan yang
eri yang
diajukankeluarga Ny. Y
belumdipahami
Memperhatikan
52
3. 10 menit Evaluasi :
Menyimak
Menyimpulkanmateripendi
di kansecarasingkat
Menanyakan kepada Ny. Y Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikandan
reinforcement kepada
anggota keluarga Ny. Y
yang
dapat menjawab pertanyaan
4. 2 menit Terminasi :
Mendengarkan
Menutuppertemuan
Menjawab salam
Mengucapkan salam
penutup
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
53
a. Ny. Y dan keluarga mengerti pengertian rematik
b. Ny. Y dan keluarga dapat menyebutkan minimal 3 dari
6penyebabrematik
54
MATERI PENDIDIKAN REMATIK
1. Pengertian Rematik
Rematik yaitu suatu peradangan kronik pada sendi atau pegal-pegal
yang disertai dengan rasa nyeri.
2. Penyebab Rematik
1. Proses Penuaan
2. Kelelahan
3. Cedera atau Jatuh
4. Infeksi Kuman
5. Penurunan daya tahan tubuh
6. Tidak diketahui dengan pasti
3. Tanda dan Gejala Rematik
1. Mudah lelah
2. Demam
3. Bengkak dan nyeri pada sendi
4. Kemerahan pada sendi yang sakit
5. Kekakuan
6. Gerak terganggu/ terbatas
4. Akibat Rematik
1. Terganggu nya aktivitas karena nyeri semakin meningkat
2. Tulang menjadi keropos
3. Terjadiperubahan bentuk tulang
4. Kelumpuhan
5. Cara Mengurangi Nyeri
1. Kompres dingin
55
ditempelkan pada sendi yang sakit.
2. Kompres hangat
Digunakan jika sendi yang sakit tidak mengalami bengkak dan tanpa
adanya warna kemerahan. Caranya basahi handuk kecil/waslap dengan air
hangat lalu peras kemudian tempelkan handuk pada sendi yang sakit
tersebut.
6. Cara PerawatanRematik
7. Hindari penekanan
8. Latihan pergerakan
56
8. Lingkungan yang Aman bagi Penderita Rematik
1. Cahaya tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap atau tidak remang-
remang
2. Lantai tidak licin, kotor, dan benda-benda tidak berserakan dan jika
menggunakan karpet tepinya direkatkan
57
Penatalaksanaan Makanan yg harus
Rematik dihindari
Reumatoid Arthitis
• Bila nyeri hebat,
dapat diatasi dengan
minum obat
• Bila sendi bengkak,
lakukan kompres dingin Oleh : Yunita Laila (3A)
1800099
OLEH
YUNITA LAILA
1800099 / 3A
Prodi D3 Keperawatan UPI Sumedang
LATAR BELAKANG
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia
seseorang, maka akan terjadi perubahan-
perubahan pada tubuh manusia. Rematik suatu
penyakit yang menyerang Sendi-sendi, tulang,
ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki
maupun perempuan dengan segala usia.
Penderita Artritis Rhemathoid di seluruh dunia
terus meningkat Indonesia menempati peringkat
pertama di Asia tenggara yang mengalami gout
artritis dengan angka prevalensi 655.745 orang
(0,27%) dari 238.452.952 orang Right Diagnosis
Statistik (2010).
•
Apa itu Rematik ???
• Rematik adalah ganguan berupa
kekakuan,pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan
jaringan disekitarnya (Adellia, 2011)
•
Penyebab Rematik
• Postur tubuh yang abnormal.
• Trauma dan akibat beban berat.
• Umur, jarang pada umur dibawah 40 tahun
dan sering pada umur diatas 60 tahun.
• Jenis Kelamin, Secara keseluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi kurang lebih
sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50
tahun frekuensi lebih banyak pada wanita
dari pada pria hal ini menunjukkan
adanya peran hormon.
•
Lanjutan….
• Keturunan.
• Kegemukan : Berat badan yang
berlebihan nyata berkaitan dengan
meningkatnya resiko terkena penyakit
rematik.
• Autoimun/ penurunan kekebalan tubuh.
• Infeksi kuman, virus atau parasit.
•
Tanda & Gajala Rematik
1. Nyeri pada sendi yang terkena
2. Kelemahan otot
3. Hambatan pada pergerakan sendi
4. Kaku di pagi hari
5. Pembengkakan sendi
6. Perubahan gaya berjalan
7. Rasa tidak enak badan
8. Anoreksia dan penurunan berat badan
•
Akibat Rematik
Melinjo
Toge
•
Lanjutan….
2. Buah-buahan (Durian, alpukat, nanas, air kelapa)