Anda di halaman 1dari 76

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN REMATIK
(Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktek Keperawatan
Keluarga)

NAMA : YUNITA LAILA


NIM : 1800099 (3A)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan penyakit reumatik” dapat terselesaikan pada wakunya.

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek
Keperawatan Keluarga. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari
bahwa banyak sekali bantuan dari berbagai pihak yaitu berupa bimbingan, saran,
dan petunjuk bersifat moral, spiritual maupun materi yang sangat berharga. Maka
dari itu, dengan didasari rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dewi Dolifah, M.Kep., Ners dan Delli Yuliana Rahmat S.Kep., Ners.,
M.Kep., selaku dosen dan pembimbing Praktek Keperawatan Keluarga.
2. Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberikan
dukungan baik moral maupun materil.
3. Seluruh teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurna nya makalah ini. Dengan adanya makalah ini semoga
menjadi bahan referensi yang bermanfaat untuk pembaca.

Sumedang, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
1.3. Studi Literatur ............................................................................................... 3
1.4. Sistematika Penulisan ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................................... 4
2.1. Konsep Teori ................................................................................................ 4
2.2. Konsep Keluarga ........................................................................................ 10
BAB III PEMBAHASAN KASUS ...................................................................... 18
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 46
4.1. Kesimpulan ................................................................................................ 46
4.2. Saran ........................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48
LAMPIRAN .......................................................................................................... 49

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan modal dasar manusia untuk hidup produktif dan
hidup berdaya guna. Kesadaran akan hal ini menjadi landasan di akhirinya
kesehatan sebagai hak setiap orang yang mengacu pada visi pembangunan
Kesehatan, yaitu Indonesia sehat 2010 yang merupakan gambaran masyarakat
Indonesia yang ingin di capai di masa depan yaitu masyarakat, bangsa dan negara
yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya (Mubarak, 2009).
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi
perubahan-perubahan pada tubuh manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi
sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan
lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan
rematik.

Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan
penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang
banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke atas). Penyakit ini lebih
sering terjadi pada perempuan dan biasanya menyerang orang yang berusia lebih
dari 40 tahun (Arif Muttaqin). Rematik terutama menyerang Sendi-sendi, tulang,
ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun perempuan dengan
segala usia.
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya
menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit
rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga
terjadi hal yang paling ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan
dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas
tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan
masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta Resiko
tinggi terjadi cidera (Kisworo, 2008).

1
Penderita Artritis Rhemathoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355
juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang didunia ini menderita Rhemathoid. Diperkirakan
angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan
mengalami kelumpuhan (Depkes RI, 2012).
Di dunia ini, rematik merupakan penyakit muskuloskeletal yang paling sering
terjadi. Angka kejadian rematik pada tahun 2013 yang dilaporkan oleh World
Health Organization (WHO) adalah 20% dari penduduk dunia yang telah terserang
Artritis Rhemathoid, dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan
20% adalah mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010).
Data yang diperoleh dari WHO dalam Riskesdas (2013) angka prevalensi gout
artritis di dunia secara global belum tercatat, namun di Amerika serikat prevalensi
gout pada tahun 2010 sebanyak 807.552 orang (0,27%) dari 293.655.405 orang.
Indonesia menempati peringkat pertama di Asia tenggara yang mengalami gout
artritis dengan angka prevalensi 655.745 orang (0,27%) dari 238.452.952 orang
Right Diagnosis Statistik (2010).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2013), menunjukkan bahwa


kecenderungan prevalensi rematik di Indonesia tahun 2007-2013 pada usia lansia
terdapat 30,3 % pada tahun 2007, dan mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu
menjadi 24,7%. Pada Tahun 2016 jumlah penderita rematik adalah sebanyak
23,8%.
1.2 Tujuan Penulisan Laporan
 Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan Keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif Pada Ny.
Y Dengan kasus: Reumatik.
 Tujuan Khusus
1. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Ny. Y
2. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Ny. Y
3. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan keluarga pada Ny. Y
4. Penulis mampu melakukan Implementasi keperawatan keluarga pada Ny.
Y
5. Penulis mampu melakukan Evaluasi keperawatan keluarga pada Ny. Y

2
1.3 Studi Literatur
Metode yang digunakan dalam penulisan adalah :
a. Metode deskriptif, tipe studi kasus dimana penulis mengambil salah
satu keluarga untuk diberikan asuhan keperawatan. Dalam
pengumpulan data metode yang digunakan adalah : wawancara,
observasi dan pengukuran terhadap seluruh anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah.
b. Studi kepustakaan dengan mempelajari literatur yang mendasari
asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga.

1.4 Sistematika Penulisan

Pembuatan makalah dibuat dengan sistematika penulisan yaitu bab 1


Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan (Umum dan Khusus),
studi literatur dan sistematika penulisan. Bab 2 yaitu Tinjauan teoritis yang
teridiri, konsep keluarga dan konsep penyakit. Bab 3 yaitu Kasus Asuhan
keperawatan pada keluarga. Bab 4 yaitu penutup terdiri atas kesimpulan dan
saran. Dilanjutkan dengandaftar pustaka serta lampiran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian

Rematik adalah orang yang menderita rheumatism (encok), arthritis


(radang sendi) yang menyebabkan pembengkakan, Utomo2005). Penyakit
rematik meliputi cakupan dari penyakit yang dikarakteristikkan oleh
kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan jaringan lunak
(Soumya,2011).
Berdasarkan definisi diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa penyakit
rematik adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh peradangan pada
persendian sehingga tulang sendi mengalami destruksi dan deformitas serta
menyebabkan jaringan ikat akan mengalami degenerasi yang akhirnya semakin
lama semakin parah.
Klasifikasi Rematik

Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu: rematik artikular dan rematik non artikular.
Rematik Artikular atau Arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik
yang berlokasi pada persendian, diantaranya meliputi Arthritis Rheumatoid,
Osteoarthritis, Olimiagia Reumatik, Artritis gout. Rematik non artikular arau
ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar
persendian diantaranya Bursitis, Fibrositis, Sciatica (Hembing,2006).
Rematik dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu:

a. Osteoatritis

Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang


lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan
nyeri, deformitas, pembesaran sendi,dan hambatan gerak pada sendi-sendi
tangan dan sendi besar menananggung beban.

4
b. Artritis Rematoid
Arthritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama Poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien Atritis Rematoid terjadi
setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat lelah.
c. Olimialgia Reumatik

Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher,
bahu, dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut
sekitar 50 tahun keatas.
d. Artritis gout
Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, Artritis akut.
Penyakit ini terjadi pada pria dan wanita pada usia pertengahan.
2. Etiologi
Penyebab rematik hingga saat ini masih belum terungkap, Namun beberapa
resiko untuk timbulnya rematik diantara lain adalah:
a. Umur
Dari semua faktor resiko timbulnya rematik, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya rematik semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Rematik terjadi pada usia lanjut.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena rematik pada lutut dan pria lebih sering
terkena pada paha, pergelangan tangan dan leher.
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan timbulnya rematik miaslnya pada seorang
ibu dari seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi inter falang
distal terdapat dua kali lebih sering rematik pada sendi tersebut. Anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada
ibuknya.
d. Suku

5
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada rematik nampakya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya rematik paha
lebih jarang diantara orang berkulit hitam dengan orang berkulit putih
dan usia dari pada kaukasia. Rematik lebih sering dijumpai pada orang-
orang asli amerika dari pada orang berkulit putih. Hal ini mungkin
berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi
kelainanan kongenital dan pertumbuhan

e. Kegemukan (Obesitas)

Berat badan berlebihan berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk


timbulnya rematik pada pria dan wanita. Karena menahan beban berat
badan sehinga mengangu sendi.

3. Tanda dan Gejala


1. Nyeri pada anggota gerak.
2. Kelemahan otot.
3. Peradangan dan bengkak pada sendi.
4. Kekakuan sendi.
5. Kejang dan kontraksi pada otot.
6. Gangguan fungsi.
7. Sendi berbunyi (Krepitasi)
8. Sendi goyah.
9. Timbulnya perubahan bentuk (Deformitas).
10. Timbulnya benjolan nodul.

4. Patofisiologi
Peradangan AR berlangsung terus-menerus dan menyebar ke struktur-

struktur sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul

fibrosa sendi. Ligamentum dan tendon meradang. Peradangan ditandai oleh

penimbunan sel darah putih, pengaktivan komplemen, fagositosis ekstensif

dan pembentukan jaringan parut. Peradangan kronik akan menyebabkan

6
membran sinovium hipertrofi dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran

darah yang menyebabkan nekrosis sel dan respons peradangan berlanjut.

Sinovium yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang

disebut panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi sehingga semakin

merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara

lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas.

WOC

Reaksi Faktor Rematik Dengan Antibodi, Faktor Metabolik, Infeksi Dengan


Kecenderunan Virus

Nyeri Reaksi Peradangan

Sinovial Menebal

Pannus Nodul Deformitas Sendi Gg Bodi


image

Informasi tentang proses penyakit Infltrasi kedlm os. Subcondria

Hambatan Nutrisi Pada Kartilago Artikulasi

Kurang Pengetahuan

Kartilago Nekrosis

Kerusakan Kartilago & Tulang

Erosi Kartilago

Tendon & ligament melemah

7
Mudah Luksasi Adhesi pd Permukaan Sendi

& Subluksasi

Ankilosis Finbro Ankilosis Tulang

Hilangnya Kekuatan otot Kekuatan Sendi Terbatasnya Gerakan Sendi

Resiko Cedera Gg. Mobilitas Fisik Defisit Self Care

5. Pemeriksaan diagnostic/ Penunjang


Untuk menyokong diagnosa (ingat bahwa ini terutama merupakan
diagnosa klinis)
1. Tes serologik
2. rematoid – 70% pasien bersifat seronegatif. Catatan: 100% dengan
factor rematoid yang positif jika terdapat nodul atasindroma Sjogren.
3. Antibodi antinukleus (AAN)- hasil yang positif terdapat pada kira-kira
20 kasus.
4. Foto sinar X pada sendi-sendi yang terkena, perubahan- perubahan yang
dapat di temukan adalah:
- Pembengkakan jaringan lunak
- Penyempitan rongga sendi
- Erosi sendi
- Osteoporosis juksta artikule
5. Untuk menilai aktivitas penyakit:
1) Erosi progresif pada foto sinar X serial.
2) LED. Ingat bahwa diagnosis banding dari LED yang meningkat pada
artritisreumatoid meliputi :
- penyakit aktif
- amiloidosis
- infeksi
- sindroma Sjorgen ;

1) Anemia : berat ringannya anemia normakromik biasanya

berkaitan dengan aktifitas.


8
2) Titer factor rematoid : makin tinggi titernya makin mungkin
terdapat kelainan ekstra artikuler.
3) Faktor ini terkait dengan aktifitas artritis.
6. Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan
a. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan
prognosis penyakit ini
b. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang,
ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien
d. Termoterapi
e. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
f. Pemberian Obat-obatan :
7. Pencegahan
1. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya
berat badan diturunkan.
2. Istirahat yang cukup.
3. Hindarilah makanan secara berlebihan fakor pencetus rematik. Makanan
yang mengandung banyak purin misalnya : daging, jeroan, babat, usus,
hati.

8. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
d. Terjadi splenomegaly.

9
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk
mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Merencanakan asuhan keperawatan dan melasanakan intervensi keperawtan terhadap
keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap keluarga.
Tahap-tahap proses keperawatan:
1. Pengkajian
a. Data umum :
- Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala
keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan
dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing
anggota keluarga serta genogram.
- Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
- Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
- Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
- Status social ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga ditentukan
oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan –
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki
oleh keluarga.
- Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak tertua
dari keluarga inti.

10
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
- Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing –
masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
c. Pengkajian lingkungan
- Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan
rumah, dan denah rumah.
- Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
- Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan
dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
- Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluaarga yang ada.
- System pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas social atau dukungan masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
- Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
- Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
- Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
- Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna.
e. Fungsi keluarga

11
- Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap salingg
menghargai.
- Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
- Fungsi perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan makanan,
pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan
keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan keluarga yaitu :
 mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga mengenal fakta – fakta
dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan
yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
 mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah
masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan
akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah
kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
 merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga mengetahui
keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada dalamn
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas
fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
 memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana mengetahui sumber
– sumbver keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan
lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar
anggota keluarga.

12
 menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah
keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan
yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh
keluarga.
- Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan
jumlah anggota keluarga.
- Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
- Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
- Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji
sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
- Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan.
- Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosis/ Kriteria Diagnosis
1) Nyeri kronik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
masalah (rematik).

13
2) Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan KMK untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawatan anggota keluaraga yang terkena reumatik.

3. Intervensi
1. Nyeri kronik berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga dalam merawat masalah (rematik).
Tujuan : Setelah pertemuan 1 minggu gangguan rasa nyaman nyeri dapat
diatasi.
Intervensi :
1. Kaji skala, durasi, intensitas dan lokasi nyeri
2. Jelaskan pada klien tentang penyebab nyeri yang di rasakan
3. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
4. Ajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan cara
merendam kaki di air hangat.
5. Motivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas terdekat jika terjadi nyeri
hebat, bengkak pada tungkai dan demam.

2. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan KMK untuk memanfaatkan


fasilitas kesehatan.

Tujuan : Setelah pertemuan dua hari koping keluarga dapat diatasi. Intervensi
:
 Sebutkan manfaat fasilitas

1) Jelaskan manfaat fasilitas kesehatan terkait keluhan yang ada

2) Motivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan jika kebutuhan


datang
 Sebutkan fasilitas kesehatan terdekat
14
1) Jelaskan jarak, waktu buka, biaya masing-masing fasilitas kesehatan yang
ada
 manfaatkan fasilitas kesehatan

1) Ajak keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan

2) Evaluasi pada kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan

3) Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi fasilitas kesehatan

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawatan


anggota keluaraga yang terkena
reamtik.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keerawatan selama dua hari pertemuan


gangguan pola tidur tidak terjadi dan dapat beristirahat dengan
nyaman.
Intervensi :

1) Tetapkan pola kegiatan dan tidur pasien


2) Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
3) Jelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik
4) Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum jam tidurnya

4. Implementasi
a) Nyeri kronik berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga dalam merawat masalah (rematik).
1. Mengkaji skala, durasi, intensitas dan lokasi nyeri
2. Menjelaskan pada klien tentang penyebab nyeri yang di rasakan
3. Mengajarkan tehnik distraksi dan relaksasi

15
4. Mengajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan cara
merendam kaki di air hangat.
5. Memotivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas terdekat jika terjadi nyeri
hebat, bengkak pada tungkai dan demam.

b) Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan KMK untuk memanfaatkan


fasilitas kesehatan.
 Menyebutkan manfaat fasilitas

1) Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan terkait keluhan yang ada

2) Memotivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan jika kebutuhan


datang
 Menyebutkan fasilitas kesehatan terdekat

1) Menjelaskan jarak, waktu buka, biaya masing-masing fasilitas kesehatan


yang ada
 Memanfaatkan fasilitas kesehatan

1) Mengajak keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan

2) Mengevaluasi pada kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan

3) Menanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi fasilitas kesehatan


c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluaraga yang terkena rematik.
1) Menetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
2) Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
3) Menjelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik

16
4) Membantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum jam
tidurnya

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan pencapaian tujuan dari proses keperawatan dimana
penulis melakukan evaluasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada tujuan
dan hanya dilakukan pada masalah yang terdapat pada kasus. Penulis melakukan
evaluasi setiap hari pada catatan perkembangan agar lebih efektif dalam
mengevaluasi perkembangan yang terjadi pada klien. Sesuai rencana tindakan yang
telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila
tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.
Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

17
BAB III PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis melakukan pembahasan Asuhan Keperwatan pada keluarga Ny.
Y dengan masalah utama rematik. Dalam melakukan askep keluarga, penulis menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Penulis melakukan pembahasan keperawatan pada
keluarga Ny. Y membandingkan antara Bab II dan Bab III.

A. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 23 November2020, data yang


diambil tidak hanya dari keluarga tetapi juga dari pemeriksaan fisik, serta observasi
langsung dimana dalam pengumpulan data ini penulis tidak mengalami hambatan. Pada
saat penulis melakukan pengkajian observasi dan pemeriksaan fisik didapatkan data
terdapat pegal ,nyeri, dan kebas ditangan, dikaki dan pinggang. Pada malam hari sering
sulit untuk tidur. Ketika dikaji lebih dalam, ternyata Ny. Y sering kebas ditangan setelah
mengkonsumsi kacang-kacangan dan sayur hijau. kekakuan sendi yang dialami oleh Ny.
Y.
Menurut Banton, 1998 dalam dr Setiawan dalimartha bahwa tanda dan gejala dari
rheumatoid artritis adalah nyeri pada sendi, kaku pada pagi hari, kedudukan sendi tidak
stabil dan permukaannya tidak rata, sendi tidak dapat bergerak, nodul reumatoid
(benjolan kecil), dan bercak merah dikulit.
Berdasarkan data di atas, bahwa tidak terdapat kesenjangan teori dengan kenyataan,
yaitu pada kasus Ny. Y .Gejala ditemukan adalah kekakuan dan nyeri sendi serta
kemerahan dibagian lutut yang merupakan gejala dari reumatik, yang mana biasanya
pada penderita rheumatoid biasanya menimbulkan nyeri dan menjadi kaku, terutama
saat bangun tidur atau setelah lama tidak beraktivitas. Kedudukan sendi Ny. Y masih
stabil dan persendian Ny. Y dapat digerakan dan klien dapat beraktivitas secara mandiri
seperti berjalan dan beraktifitas.

18
I. DATA UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. J
2) Umur (KK) : 62 Tahun
3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Wirausaha
4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : S1
5) Alamat dan nomor telepon : Desa Cijati Dusun Cijati
Kec. Situraja Kab Sumedang
6) Kondisi Kesehatan : Sehat

b. Komposisi keluarga :
Status
No. Nama L/P Usia Pekerjaan Pendidikan Hub Keluarga
Kesehatan

1 Tn. J L 62 Wirausaha S1 Suami Sehat


(Kepala
keluarga)
2 Ny. Y P 54 Ibu Rumah SLTP Istri Sakit

Tangga

3 An. A P 3 Tidak Bekerja Belum Anak Sehat

Sekolah

4 An. Y P 20 Mahasiswa SLTA Anak Sehat

Genogram :

19
Keterangan:

: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah

4. Tipe keluarga: Keluarga Tn. J termasuk kedalam tipe keluarga inti, karena
dalam keluarga ini terdiri dari ayah, ibu dan anak.
5. Suku : Indonesia Keturunan Sunda.
Berdasarkan pengkajian dalam keluarga ini, yang berkaitan dengan masalah
kesehatan yaitu apabila ada yang sakit berobat ke Puskesmas.

6. Agama : Islam.
Keluarga tidak ada yang memilih agama yang berbeda baik saudara dari suami
maupun dari istri. Ritual keagamaan Keluarga Tn J dan Ny Y di keluarga yaitu
mereka kadang-kadang melakukan shalat berjamaah di rumah. Tidak ada
kepercayaan dan nilai nilai keagamaan yang dianut keluarga bertentangan
dengan kesehatan.
7. Status ekonomi : Tn. J sebagai kepala keluarga berpenghasilan ≤
Rp.2.000.000/bulan. Dari hasil pengkajian Ny.Y mengatakan bahwa setiap bulan
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang-barang yang dimiliki
keluarga tersebut antara lain , kulkas , mesin cuci dan TV.
8. Aktifitas Rekreasi keluarga : Tn J dan Ny.Y sering menghabiskan waktu luang
mereka dengan menonton TV bersama, Mereka tidak memiliki tempat rekreasi
khusus dan tidak menjadwalkan rekreasi khusus. Mereka sekeluarga sering
dikunjungi oleh anaknya yang dari luar kota.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
9. Tahap perkembangan keluarga : Tahap Perkembangan Keluarga saat ini, yaitu
tahap ke-5; Keluarga pada kasus diatas merupakan keluarga dengan Anak

20
Remaja (13-20 tahunAdapun tugas perkembangan keluarga dengan pasangan
baru diantaranya adalah :
a. Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja mengingat
remaja adalah tahap dimana mulai memiliki otonomi
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunkasi lebih terbuka antara anak dan orang tua dan anak-anak.
Tahap perkembangan keluarga Tn.J sudah terpenuhi, dimana keluarga
Tn. J dengan tugas mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab
yang sejalan dengan maturitas remaja yaitu dengan cara keluarga memberikan
kebebasan anak untuk menentukan pilihannya sendiri dan anak mengenyam
pendidikan dengan baik, memfokuskan kembali hubungan perkawinan dengan
menjalin hubungan romantis antara Tn.J dan Ny. Y, dan melakukan
komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan anak-anak remaja dengan
cara mendiskusikan solusi dan keputusan untuk menyelesaikan masalah.
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tugas perkembangan
keluarga Tn J pada kasus diatas yang belum terpenuhi pada tingkat
perkembangan keluarga dengan Anak Remaja yaitu Tidak ditemukannya tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

11. Riwayat keluarga inti :


a. Riwayat penyakit keturunan : Dari hasil wawancara didapatkan bahwa tidak
ada riwayat DM , hipertensi, dan lainnya pada orang tua Tn.J . Ny Y juga
mengatakan bahwa sering memeriksakan diri ke Puskesmas.
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini :
 Tn.J : hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan.
 Ny.Y : Dalam keluarga Ny. Y, memiliki penyakit rematik yang sudah
diderita selama 1 tahun,hingga saat ini Ny. Y mengatakan bahwa ia sering
pegal dan kebas ditangan, pegal dikaki dan pinggang. Pada malam hari
sering sulit untuk tidur. Ketika dikaji lebih dalam, ternyata Ny. Y sering
kebas ditangan setelah mengkonsumsi kacang-kacangan dan sayur hijau.
 Sumber pelayanan kesehatan : Puskesmas.

21
Perhatian terhadap pencegahan penyakit : sanitasi lingkungan dijaga dengan
baik, seperti rutin membersihkan lingkungan di sekitar rumah mereka,
memakan makanan yang sehat, bersih, dan bergizi.
12. Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya, Ayah dari Tn.J yaitu Ny. Y


sebelum meninggal memiliki riwayat sakit yang tahunan.
III. LINGKUNGAN
13. Karakteristik rumah

Keluarga Tn. J memiliki rumah pribadi yang berukuran 63 m2 dengan kondisi


semi permanen dan berlantai semen, mempunyai 3 ventilasi berukuran 0,2 m2
pada masing-masing ventilasi, dan atap genting. Luas pekarangan rumah keluarga
Tn.J adalah 2400 m2. Rumah Tn. J memiliki 3 kamar, 1 ruang tamu sekaligus
ruang keluarga, 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi/WC.Lingkungan rumah terlihat
bersih, Keadaan rumah terlihat memadai dan perabot rumah yang cukup lengkap
dan tertata baik. Sumber air minum yang digunakan adalah air sumur. Lingkungan
fisik disekitar rumah terlihat bersih, matahari dapat masuk kedalam rumah
melalui kaca dan pintu rumah, namun perputaran udara bagus.

Denah rumah :
Gambar Denah Rumah
K. Mandi
U K3
K2
Dapur

RT
K1

1) Pengolahan Sampah

Keluarga Tn. J dan Ny.Y mengelola sampah dengan cara bersih dan
tertutup, kemudian sampah akan dikumpulkan kemudian dibakar.
Dipekarangan terlihat daun kering yang berserakan.
2) Sistem Drainage Air
22
Keluarga Tn. J dan Ny.Y memiliki saluran pembuangan air limbah yang
terbuka kemudian dialirkan ke selokan.
3) Penggunaan Jamban

Keluarga Tn. J dan Ny.Y memiliki WC sendiri dengan jenis jamban WC


jongkok.Kondisi kamar mandi keluarga Tn.I cukup sinar matahari, dan
bersih.Jarak penampungan MCK (septic tank) dangan sumber air >10
meter.

4) Kondisi Air

Keluarga Tn. J dan Ny.Y memiliki sumber air berupa sumur gali.Sumber
air digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum, masak, dan
MCK.Kondisi airnya baik, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna,
dan tidak ada pengendapan.

14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Karakteristik tetangga sekitar tempat tinggal keluarga Tn.J bersifat sosial.
Keluarga berbaur dengan tetangga-tetangga lain. Tetangga yang berada di
lingkungan sekitar rumahnya kebanyakan adalah saudara/kerabat dari keluarga
Tn. J. Di daerah sekitar tempat tinggal keluarga Tn.J terdapat komunitas ibu-ibu
arisan dan komunitas pengajian yang sering melakukan kegiatan pengajian.
15. Mobilisasi geografis keluarga
Keluarga Tn. J sudah 10 tahun menempati rumah yang saat ini dan tidak pernah
berpindah rumah.
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn.J aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, karena


sebagai tokoh masyarakat didesa
17. Sistem pendukung keluarga
Tn. J dan Ny.Y sering berkunjung maka Mereka sering saling berdiskusi
mengenai masalah mereka baik masalah fisik maupun psikologis dan saling
memberikan dukungan, selain itu Ny.Y sangat dekat dengan anaknya.

23
IV. STRUKTUR KELUARGA
18. Pola komunikasi :
Keluarga Tn. J menggunakan cara komunikasi langsung dan terbuka dalam
membicarakan masalah dengan cara musyawarah untuk mencari solusi bersama.
Tn. J merupakan anggota keluarga yang paling dominan berbicara, dan bahasa
yang sering digunakan dalam berkomunikasi yaitu bahasa Indonesia.Interaksi
dan komunikasi keluarga paling sering terjadi ketika malam hari dan dalam
situasi nonton TV dan atau makan bersama.
19. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Tn. J akan membantu dan mensuport bila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah dimana yang menjadi power dan paling banyak mengambil
keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga yaitu Tn. J.

20. Struktur peran:


Tn. J sebagai kepala keluarga berperan sebagai pencari nafkah, panutan dan
pelindung kerja.Ny. Y sebagai istri berperan merawat anak-anak, sebagai
pengatur rumah tangga.An. Y sebagai anak pertama berperan sebagai anak yang
mengenyam pendidikan kuliah. Anak kedua berperan sebagai anak yang sekolah
dan belajar mengenal anggota-keluarga.
21. Nilai atau norma keluarga:
Keluarga Tn. J hidup dalam nilai dan norma budaya Sunda dimana tutur kata
dan sopan santun di keluarga sangat diperhatikan. An. Y dan An. A diajarkan
untuk selalu bersalaman dengan orang yang lebih tua apabila bertemu, dan Tn. J
dan Ny. Y juga mendidik anak mereka dengan nilai dan norma yang berlaku di
sekitar.

V. FUNGSI KELUARGA
22. Fungsi Afektif :
Tn. J dan Ny. Y sangat menyayangi keluarga dan anak-anaknya, saling menjaga
dan mendukung antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang

24
lain. Ny. Y dan Tn. J berusaha membagi rata kasih sayangnya kepada kedua
anaknya.
23. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. J telah menjalankan fungsi sosialisasinya dalam keluarga, dengan
berinteraksi dengan penduduk setempat, mengikuti kerja bakti.

24. Fungsi reproduksi


Ny Y sudah dalam masa menopause.

25. Fungsi perawatan kesehatan :

Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya

1) Mengenal Masalah Kesehatan


Saat dikaji keluarga Tn. J mengatakan bahwa mereka mengetahui bahwa
Ny. Y memiliki penyakit Rematik tapi tidak mengetahui tentang penyakit
rematik. Kesimpulan: Keluarga tidak mengenal masalah kesehatan yang
dialami oleh anggota keluarganya, yaitu Rematik pada Ny. Y
2) Mengambil Keputusan

Keluarga Tn. J mengatakan jika tangan dan pinggang dan kaki Ny. Y
nyeri/pegal, dan kebas biasanya Ny. Y pergi ke puskesmas.
Kesimpulan: Keluarga dapat mengambil keputusan pengobatan untuk Ny.
Y yaitu dengan pergi ke puskesmas.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga Tn. J mengatakan apabila Ny. Y sedang nyeri tangan ,pinggang


dan kaki, hanya disuruh istirahatatau minum jamu.
Kesimpulan : Keluarga Ny. Y tidak mampu merawat anggota keluarga
yang sakit Rematik, yaitu Ny. Y
4) Memelihara/Memodifikasi Lingkungan

Tn.J dan Ny.Y tidur tidak di kamar dan tidurnya di ranjang berkasur.
Kesimpulan : Keluarga Tn. J mampu memodifikasi lingkungan.

25
5) Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada

Keluarga Tn. J sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu


Puskesmas.Dan memanfaatkan fasilitas kartu BPJS.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


26. Stress jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga:

Stresor jangka pendek keluarga Tn. J dan Ny. Y yaitu apabila banyak kerjaan
yang harus dikerjakan, dan stressor jangka panjang adalah ketika memikirkan
pendidikan dan masa depan anak-anak.

27. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor:


Respon keluarga Tn.J menghadapi stressor yaitu dengan tetap menghadapi
stressor yang datang dengan santai, namun kadang terjadi perubahan perilaku
anggota keluarga yang berubah menjadi kesal dan cemas.Apabila menghadapi
masalah, keluarga selalu memecahkan masalahnya secara musyawarah untuk
mencari solusi yang tepat.

28. Koping keluarga :


Keluarga Tn. J dan Ny. Y menggunakan strategi koping tetap santai, dan tetap
menghadapi masalah yang terjadi.

29. Strategi adaptasi disfungsional:


Bila Ny. Y sedang mengalami masalah kesehatan, keluarga
cenderung berobat ke puskesmas, dan istirahat.

VII. HARAPAN KELUARGA


Harapan keluarga Ny. Y adalah meningkatkan status kesehatan setiap
anggotanya pendidikan An. Y dan An. A lancar dan berkualitas, dan juga dapat
meningkatkan status ekonomi keluarga untuk kesejahteraan keluarga.

26
PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

No Pemeriksaan
Tn. J Ny. Y An. Y An.A
1 Pemeriksaan Umum

 Penampilan umum Bersih dan rapih Bersih dan rapih Bersih dan rapih Bersih dan rapih

 TTV 110/80 mmHg 110/70 mmHg 125/70mmHg 100/60 mmHg


0
72 x/menit 36,5 C 65x/menit 72 x/menit 78 x/menit
0 0
18 x/menit 36,8 C 38 C 36 0C
18 x/menit 20 x/menit 18 x/menit

 BB/TB 52 70 60 11
163 165
162 80

2 Kepala

 Rambut Hitam, bersih, tidak Hitam, bersih, tidak Hitam, bersih, tidak Hitam, bersih, tidak

mudah rontok mudah dicabut mudah rontok mudah dicabut

 Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva


tidak enemis enemis tidak enemis tidak enemis

 Hidung Normal Normal Normal Normal

 Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir


lembab Kering dan pucat Lembab Lembab

 Telinga Pendengaran baik, Pendengaran baik, Pendengaran baik, Pendengaran baik,

27
secret tidak ada secret tidak ada secret tidak ada secret tidak ada

3 Leher Normal Normal Normal Normal

4 Dada Normal Normal Normal Normal

5 Abdomen Normal Normal Normal Normal

6 Ekstremitas Nyeri tangan, Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan


Tidak ada keluhan kaki, lutut
sampai
pangkal paha

28
ANALISA MASALAH
No Data-Data Diagnosa Keperawatan
1 DS
- Klien mengatakan nyeri pada persendian
kaki terutama di lutut Nyeri akut berhubungan dengan
- Klien mengatakan nyeri bertambah saat ketidakmampuan keluarga merawat
aktifitas berat anggota keluarga yang sakit
DO

- Klien tampak memegangi kakinya

- Skala nyeri 5 dari interval 1-10


- Lutut klien tampak kemerahan

- Suhu sekitar lutut teraba hangat


Tanda-tanda Vital: 110/70 mmHg
65x/menit, 36,8 0C, 18 x/menit

DS : Gangguan pola tidur


2 - Klien mengatakan susah untuk tidur pada malam berhubungan dengan
hari ketidakmampuan keluarga merawatan
DO :
rematik.
- Klien tampak mengatuk dipagi hari
0
- 110/70 mmHg, 65x/menit , 36,8 C, 18
x/menit
- mata anemis juga terdapat kantung mata dan
mukosa bibir kering dan pucat

29
PENGKAJIAN KELUARGA MANDIRI
No Kriteria Tingkat Kemandirian
Keluarga
I II III IV
1. Menerima petugas perawatan kesehatan √ √ √ √
masyarakat
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan √ √ √ √
sesuai dengan rencana keperawatan
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah √ √ √ √
kesehatan secara benar
4. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai √ √ √ √
yang dianjurkan
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara √ √ √ √
aktif
6. Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran √ √

7. Melakukan tindakan promotif secara aktif √ √

Keterangan:
Dalam pengisian keluarga mandiri pencontrengan disesuaikan dengan kemandirian
dari keluarga yang anda kelola.
Keluarga dinyatakan keluarga mandiri (KM I) jika keluarga tersebut memenuhi
kriteria 1 dan 2
Keluarga dinyatakan keluarga mandiri (KM II) jika keluarga tersebut memenuhi
kriteria 1 – 5
Keluarga dinyatakan keluarga mandiri (KM III) jika keluarga tersebut memenuhi
kriteria 1 – 6

30
Keluarga dinyatakan keluarga mandiri (KM IV) Jika keluarga tersebut memenuhi
kriteria 1 – 7

PRIORITAS MASALAH

1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota


keluarga yang sakit

Skor Perhitungan
No Kriteria Bobot Pembenaran
Hasil
1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah Ny. Y
 Tidak/kurangsehat 3 yang tidak
 Ancaman kesehatan 2 1 diatasi dapat
 Krisis/ kurang sejahtera 1 mengakibatkan
kerusakan pada
tulang rawan
dan tulang
sekitarnya dan
seiring
berjalannya
waktu dapat
lebih parah
apabila nyeri
nya tidak segera
unuk diobati.

2. Kemungkinan masalah 1/2x2 = 1 Kemungkinan


dapat diubah masalah dapat
 Dengan mudah 2 diubah sebagian,
 Hanya sebagian 1 2 Nyeri
 Tidak dapat dirubah 0 akut/kronis
karena nyeri

31
sendi dan tulang
disekitar
pinggang, kaki
dan lutut dengan
mengkonsumsi
obat yang sesuai
serta menjalani
fisioterapi.
3. Potensi masalah untuk 1/3x1= 1/3 Potensi masalah
dicegah untuk dicegah,
 Tinggi 3 1 cukup rendah
 Cukup 2 akibat proses
 Rendah 1 penuaan diusia
lanjut (lansia) ,
tetapi bisa
dikurangi
dengan tidak
mengkonsumsi
makanan yang
dipantang.
4. Menonjolnya masalah 2/2x1= 1 Nyeri akut/kronis
 Masalah berat, harus 2 karena distensi
segera ditangani jaringan oleh
 Ada masalah, tetapi tidak 1 1 akumulasi
perlu segera ditangani cairan/ proses
 Masalah tidak dirasakan 0 inflamasi,
destruksi sendi
segera ditangani
supaya tidak
menimbulkan
penyakit yang
lainnya.

32
Jumlah Total : 1 + 1/3 + 1 = 2 1/3

2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawata


anggota keluaraga yang terkena rematik.
Skor Perhitungan
No Kriteria Bobot Pembenaran
Hasil
1. Sifat masalah 2/3x1 =2/3 Masalah Ny. Y
 Tidak/kurangsehat 3 dengnan
 Ancaman kesehatan 2 1 kesulitan tidur
 Krisis/ kurang sejahtera 1 atau insomnia
sangat
menganggu
aktivitas dan
juga
mengancam
kesejahteraan
,sering merasa
gelisah dan
cemas.
2. Kemungkinan masalah 2/2x2= 2 Kemungkinan
dapat diubah masalah dapat
 Dengan mudah 2 diubah dengan
 Hanya sebagian 1 2 mudah yaitu
 Tidak dapat dirubah 0 dengan
meminmalisir
rasa sakit atau
nyeri yang
dirasakan pada
malam hari dan
Ny. Y tidak
33
mengalami
Gangguan pola
tidur.
3. Potensi masalah untuk 3/3x1 = 1 Potensi masalah
dicegah untuk dicegah,
 Tinggi 3 1 cukup tinggi,
 Cukup 2 kesulitan tidur
 Rendah 1 tidak akan
terjadi jika
keluhan Ny. Y
berkurang
4. Menonjolnya masalah 1/2x1 = 1/2 Masalah sulit
 Masalah berat, harus 2 tidur dapat
segera ditangani ditangani tetapi
 Ada masalah, tetapi 1 1 merupakan hal
tidak perlu segera yang wajar jika
ditangani 0 Ny. Y kadang
 Masalah tidak dirasakan mengalami
kesulitan utntuk
tidur.

Jumlah Total : 2/3 +2+1+1/2 = 2 1/6

34
B. Diagnosa
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian Dari hasil pengkajian yang dilakukan bahwa
diagnosa yang muncul pada Ny. Y adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawata anggota keluaraga yang terkena rematik.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dibuat berdasarkan sifat masalah dan sumber-sumber yang


ada dalam keluarga. Penulis menentukan rencana sesuai dengan diagnosa
yang telah ditemukan dalam penilaian. Kemudian penulis menetukan prioritas
untuk mengetahui masalah yang paling tinggi skornya dan harus ditangani.
Dari hasil skoring, didapatkan Ny. Y yang perlu dilakukan intervensi dengan
reumatik.

1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat


anggota keluarga yang sakit
- Tupan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu
pertemuan dengan pasien diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri
dapat diatasi.
- Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
dengan pasien diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri dapat
berkurang.
1) Kaji skala, durasi, intensitas dan lokasi nyeri
2) Jelaskan pada klien tentang penyebab nyeri yang di rasakan
3) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi

35
4) Ajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan
cara merendam kaki di air hangat.
5) Motivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas terdekat jika terjadi
nyeri hebat, bengkak pada tungkai dan demam.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawata anggota keluaraga yang terkena rematik.
- Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu
pertemuan dengan pasien diharapkan gangguan pola tidur tidak terjadi
dan dapat beristirahat dengan nyaman.
- Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 × 24 jam
pasien diharapkan dapat memperbaiki pola tidurnya.
1) Tetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
2) Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
3) Jelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik
4) Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum jam
tidurnya

36
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Keluarga
1 Nyeri akut berhubungan Tupan : Dengan Criteria : 1. Kaji skala, durasi, intensitas dan
dengan ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan -Klien dapat lokasi nyeri
keluarga merawat anggota keperawatan selama 1 menyebutkan lokasi, 2. Jelaskan pada klien tentang
keluarga yang sakit, ditandai minggu pertemuan dengan durasi, skala, penyebab nyeri yang di rasakan
dengan : pasien diharapkan intensitas nyeri yang 3. Ajarkan tehnik distraksi dan
DS gangguan rasa nyaman di rasakan. relaksasi
- Klien mengatakan nyeri pada nyeri dapat diatasi. Klien mau 4. Ajarkan pada klien untuk stimulasi
persendian kaki terutama di melakukan tindakan penghilang rasa nyeri dengan cara
lutut Tupen : yang diajarkan merendam kaki di air hangat.
- Klien mengatakan nyeri Setelah dilakukan tindakan perawat untuk 5. Motivasi keluarga untuk berobat ke
bertambah saat aktifitas berat keperawatan selama 1x24 mengurangi rasa puskesmas terdekat jika terjadi
DO jam dengan pasien nyeri nyeri hebat, bengkak pada tungkai
diharapkan gangguan rasa dan demam.
- Klien tampak memegangi
nyaman nyeri dapat
kakinya
berkurang.
- Skala nyeri 5 dari interval 1-
10
- Lutut klien tampak

37
kemerahan

- Suhu sekitar lutut teraba


hangat

- Tanda-tanda Vital: 110/70


mmHg. 65x/menit, 36,8 0C,
18 x/menit

Gangguan pola tidur Tupan : Dengan Criteria : 1) Tetapkan pola kegiatan dan tidur
2. berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Klien dapat pasien
ketidakmampuan keluarga keperawatan selama 1 mengatur jumlah 2) Monitor pola tidur pasien dan
merawata anggota keluaraga minggu pertemuan dengan jam tidurnya jumlah jam tidurnya
yang terkena rematik. ditandai pasien diharapkan Klien dapat 3) Jelaskan pentingnya tidur selama
dengan : gangguan pola tidur tidak mengatur Tidur sakit dan stress fisik
DS : terjadi dan dapat secara rutin, 4) Bantu pasien untuk menghilangkan
- Klien mengatakan susah beristirahat dengan meningkatkan pola situasi stress sebelum jam tidurnya

38
untuk tidur pada malam hari nyaman. tidur, Meningkatkan
DO : kualitas tidur
- Klien tampak mengatuk
Tidak ada gangguan
dipagi hari
tidur
- 110/70 mmHg,
65x/menit , 36,8 0C, 18 Tupen :
x/menit Setelah dilakukan tindakan
- mata anemis juga keperawatan selama 1 × 24
terdapat kantung mata jam pasien diharapkan
dan mukosa bibir kering dapat memperbaiki pola
dan pucat tidurnya

39
D. Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada hari Senin, 30 November


2020 sampai dengan Selasa 01 Desember 2020 pelaksanaan
tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan
yang telah disepakati. Pada tahap ini penulis tidak mengalami
hambatan saat pelaksanaan, keluarga dapat mengerti maksud dan
tujuan. Penulis melakukan tindakan keperawatan antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
a. Mengkaji skala, durasi, intensitas dan lokasi nyeri
b. Menjelaskan pada klien tentang penyebab nyeri yang di
rasakan
c. Mengajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
d. Mengajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa
nyeri dengan cara merendam kaki di air hangat.
e. Memotivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas
terdekat jika terjadi nyeri hebat, bengkak pada tungkai
dan demam.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawata anggota keluaraga yang terkena rematik.
a. Metapkan pola kegiatan dan tidur pasien
b. Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
c. Menjelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress
fisik
d. Membantu pasien untuk menghilangkan situasi stress
sebelum jam tidurnya

Implementasi dan intervensi keperawatan dapat dilakukan bersama


keluarga. Penulis tidak mendapatkan hambatan karena pada saat
melakukan asuhan keperawatan keluarga Ny. Y sangat kooperatif.

40
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

No Tanggal & Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd


Waktu Keperawatan Perawat
30 November Nyeri akut 1. Mengkaji skala, 30 November 2020
1 2020 berhubungan durasi, intensitas
dengan dan lokasi nyeri Pukul 15.00 WIB
Pukul 09.00 ketidakmampuan 2. Menjelaskan pada S:
WIB keluarga merawat klien tentang - klien Yunita
anggota keluarga penyebab nyeri mengatakan Laila
yang sakit, ditandai yang di rasakan nyeri masih
dengan : 3. Mengajarkan sering muncul
DS tehnik distraksi di daerah
- Klien dan relaksasi tangan, lutut
mengatakan 4. Mengajarkan pada /persendian
nyeri pada klien untuk dan pinggang
persendian kaki stimulasi terutama
terutama di lutut penghilang rasa ketika duduk
- Klien nyeri dengan cara lama
mengatakan merendam kaki di O:
nyeri bertambah air hangat. - Klien tampak
saat aktifitas 5. Memotivasi memegang
berat keluarga untuk lututnya dan
DO berobat ke meringis nyeri.
puskesmas - Klien tampak
- Klien
terdekat jika mengerti
tampak
terjadi nyeri hebat, menajemen
memegangi
bengkak pada nyeri (kompres
kakinya
tungkai dan hangat) yang
- Skala nyeri 5
demam. diajarkan oleh
dari interval 1-
perawat.
10
- Klien tampak
- Lutut klien
belum bisa
tampak
mengontrol
41
kemerahan nyeri dan
belum bisa
- Suhu sekitar
melakukan
lutut teraba
manejemen
hangat
nyeri yang
- Tanda-tanda
diajarkan
Vital: 110/70
perawat.
mmHg.
- Skala nyeri
65x/menit, 36,8
sedang 0-3
0
C, 18 x/menit
A : masalah teratasi
sebagian

P : intervensi di
lanjutkan
- Ajarkan
tehnik
distraksi
dan
relaksasi
- Ajarkan
pada klien
untuk
stimulasi
penghilang
rasa nyeri
dengan cara
merendam
kaki di air
hangat.
- Motivasi
keluarga
untuk
berobat ke

42
puskesmas
terdekat jika
terjadi nyeri
hebat,
bengkak
pada
tungkai dan
demam.
2 1 Desember Gangguan pola 1. Metapkan pola 1 Desember 2020
2020 tidur berhubungan kegiatan dan tidur
dengan pasien Pukul 14.00 WIB
Pukul 08.30 ketidakmampuan 2. Memonitor pola S:
WIB keluarga merawata tidur pasien dan - klien
anggota keluaraga jumlah jam mengatakan
yang terkena tidurnya sudah dapat
rematik. ditandai 3. Menjelaskan tidur dimalam
dengan : pentingnya tidur hari dan
DS : selama sakit dan disiang hari
- Klien stress fisik menjadwalkan
mengatakan 4. Membantu pasien untuk tidur
susah untuk tidur untuk - Klien
pada malam hari menghilangkan mengatakan
DO : situasi stress mengerti
- Klien sebelum jam pentingnya
tampak tidurnya tidur yang
mengatuk cukup untuk
dipagi hari kesehatan
- 110/70 tubuh.
mmHg, O:
65x/menit , - klien tampak
0
36,8 C, 18 segar saat
x/menit klien bangun
- mata - Klien sudah

43
anemis memiliki
juga jadwal harian.
terdapat - Klien tampak
kantung tidur saat jam
mata dan 12.43
mukosa - Klien tampak
bibir kering mengerti
dan pucat dengan
penjelasan
perawat
tentang
pentingnya
pola tidur yang
cukup.
- TTV :
120/70 mmHg
, S : 37 °c, RR
: 25 x/menit ,
N : 76x/menit.

A : masalah teratasi

P : intervensi di
hentikan.

E. Evaluasi

Setelah melakukan tindakan keperawatan, penulis mengetahui keberhasilan


dengan menggukan SOAP dari hasil evaluasi didapatkan hasil:
1. Nyeriakut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit tidak teratasi karena nyeri Ny. Y tidak sampai

44
skala 0. Nyeri tetap dirasakan setiap beraktifitas berat.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluaraga yang terkena rematik dapat teratasi. Terbukti

dengan keluarga Ny. Y mampu menyebutkan dan mengerti dengan

penjelasan perawat tentang pentingnya pola tidur yang cukup.

45
BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan antara teori dan kasus, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengkajian secara teori dan kasus aspek yang sama, faktor
pendukungnya yaitu keluarga sangat kooperatif dan dapat bekerja sama.
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus berdasarkan tipologi
yaitu aktual, sedangkan diagnosa resiko dan potensial tidak ditemukan
dikarenakan tidak ada data yang menunjang. Pada tahap ini penulis tidak
mengalami hambatan karena keluarga sangat kooperatif
3. Pada perencanaan yang direncanakan adalah mengajarkan tehnik distraksi
dan relaksasi untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan cara merendam
kaki di air hangat. perawat hanya dapat merencanakan untuk meningkatkan
fungsi kognitif dengan memberikan informasi kepada keluarga terkait
masalah yang dihadapi keluarga. Sedangkan untuk afektif dan perilaku tidak
direncanakan karena keterbatasan waktu. Dalam perencanaan penulis tidak
menemukan hambatan, keluarga sangat kooperatif dan mau bekerjasama.
4. Pada tahap pelaksanaan tidak ditemukan adanya hambatan baik dari
keluarga maupun perawat seperti tercantum dalam teori. Pelaksanaan
tindakan disesuaikan dengan kondisi keluarga dan memperhatikan faktor
penghambat dalam teori
5. Pada evaluasi untuk evaluasi hasil berupa rasa nyeri yang diraskan klien
belum tercapai karena keterbatasan waktu pemberian asuhan keperawatan
keluarga. Untuk mengevaluasi aspek tersebut dibutuhkan asuhan yang
berkelanjutan. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan.

46
B. Saran

Untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan maka penulis


dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi keluarga Ny. Y agar tetap mempertahankan kerjasama yang telah
terbina dalam memberikan asuhan keperawatan dan tetap melaksanakan
tindakan sesuai dengan kemampuan yang telah dicapai keluarga.
2. Agar asuhan keperawatan berkelanjutan diharapkan petugas puskesmas
bekerjasama dengan kader kesehatan untuk menindaklanjuti asuhan
keperawatan keluarga yang telah dilakukan oleh penulis dan memotivasi
keluarga untuk tetap memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang terdapat didalam keluarga.

47
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Maglaya. (2009). Family Health Nursing : The Proses. Philipina : Argonaunta


Corpotaion : Nangka Marikina

Mubaraq, Chayatin, Santoso. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep


Dan Aplikasi. Jakarta: sAlemba Medika

Nugroho Taufan.(2012). Luka Bakar dan Artritis Rhemathoid. Yogyakarta:


Numed

Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan.2008. Penuntun Praktik Asuhan


Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Trans Info Medika

48
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN REMATIK

Pokok Bahasan : Rematik

Sub Pokok bahasan : - Pengertian rematik

- Penyebab rematik

- Tanda dan gejala rematik

- Akibat rematik

- Tindakan pertama mengurangi nyeri rematik

- Cara perawatan penderita rematik

- Diit makanan rematik

- Lingkungan untuk penderita rematik

- Latihan gerak ROM

Sasaran : Keluarga Ny. Y

Waktu : 30 Menit

Hari/tgl Pelaksanaan : Jum’at , 04 Desember 2020

Pertemuan ke- :I

Tempat : Rumah Ny. Y

Jam Pelaksanaan :08.00 WIB– 08.30 WIB

Penyuluh : Yunita Laila

49
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan pendidikan, keluarga memahami dan dapat


melakukan perawatan pada Ny. Y dengan rematik

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan pendidikan, keluarga Ny. Y mampu:

1. Menjelaskan tentang pengertian rematik

2. Menyebutkan minimal 3 dari 6penyebabrematik

3. Menyebutkan minimal 3 dari 6 tanda dan gejala rematik

4. Menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut rematik

5. Menyebutkan minimal 2 dari 3 tindakanpertamamenguranginyerirematik

6. Menjelaskan minimal 5 dari 10 cara perawatan rematik

7. Menjelaskan minimal 5dari 10 makanan yang harus dihindari


padapenderitarematik

8. Sebutkan minimal 1 dari 2 kriterialingkungan yang


aman bagi penderita rematik

9. Mempraktekkanlatihangerak ROM

III. Materi

Terlampir
IV. MetodePendidikan

Diskusidantanyajawab
V. Media

Leaflet Dan PPT

50
VI. Setting Tempat

Keterangan :
RuangTamu / Keluarga

= Penyuluh (YUNITA LAILA)

= Keluarga (Tn . J)

= Keluarga (Ny. Y)

= Keluarga (An. Y)

= Keluarga (An. A)

VII. Proses Pendidikan

No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Keluarga


1. 3 menit Pembukaan :
 Menjawab salam
 Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
pendidikan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan  Memperhatikan

 Menanyakan sejauh mana


pengetahuan Ny. Y dan  Menjawabdanmenggalip
keluarga mengenai rematik engetahuankeluarga Tn.
Imengenairematik

51
2. 15 menit Pelaksanaan :
 Memperhatikandanmeny
 Menjelaskan kepada Ny.
imakmateri yang
Y dan keluarga tentang:
disampaikan
- Pengertian penyakit

Rematik
- Penyebab Rematik

- Tanda dan
gejala Rematik
- Akibat rematik

- Tindakan pertama
untuk mengurangi
nyeri rematik
- Cara perawatan
penderita rematik
- Diit makanan rematik

- Lingkungan
untuk penderita
rematik
 Mendemonstrasikan
latihan gerak ROM

 Keluarga Ny. Y
 Memberi kesempatan
berpartisipasimelakuk
kepada keluarga Ny. Y
anl atihangerak ROM
untuk bertanya
 Bertanyamengenaimat
 Menjawabpertanyaan yang
eri yang
diajukankeluarga Ny. Y
belumdipahami
 Memperhatikan

52
3. 10 menit Evaluasi :
 Menyimak
 Menyimpulkanmateripendi
di kansecarasingkat
 Menanyakan kepada Ny. Y  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikandan
reinforcement kepada
anggota keluarga Ny. Y
yang
dapat menjawab pertanyaan
4. 2 menit Terminasi :
 Mendengarkan
 Menutuppertemuan
 Menjawab salam
 Mengucapkan salam
penutup

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

a. Ny. Y dan seluruh anggota keluarga hadir di tempat


pendidikan (Rumahkediaman Ny. Y)
b. Strategi penyelenggaraan pendidikan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Ny. Y dan anggota keluarga antusias terhadap materi pendidikan

b. Ny. Y dan anggota keluarga tidak meninggalkan tempat pendidikan.

c. Ny. Ydan anggota keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab


perta nyaan
secara benar
3. EvaluasiHasil Metode evaluasi menggunakan pertanyaan lisan

53
a. Ny. Y dan keluarga mengerti pengertian rematik
b. Ny. Y dan keluarga dapat menyebutkan minimal 3 dari
6penyebabrematik

c. Ny. Y dan keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala


rematik

d. Ny. Y dan keluargadapa tmenyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut


rematik
e. Ny. Y dan keluarga dapat menyebutkan minimal 2 dari 3
tindakan pertama untuk mengurangi nyer i rematik

f. Ny. Y dan keluarga dapat menjelaskan minimal 5 dari 10


cara perawatan rematik dan keluarga dapat menjelaskan minimal
5 dari 10 makanan yang harus dihindari pada penderita rematik

g. Ny. Y dan keluarga dapa tmenyebutkan minimal 1 dari 2


kriteria lingkungan yang aman bagi penderita rematik

h. Ny. Y dan keluarga dapat mempraktikkan latihan gerak ROM


dengan baik dan benar.

54
MATERI PENDIDIKAN REMATIK

1. Pengertian Rematik
Rematik yaitu suatu peradangan kronik pada sendi atau pegal-pegal
yang disertai dengan rasa nyeri.
2. Penyebab Rematik
1. Proses Penuaan
2. Kelelahan
3. Cedera atau Jatuh
4. Infeksi Kuman
5. Penurunan daya tahan tubuh
6. Tidak diketahui dengan pasti
3. Tanda dan Gejala Rematik
1. Mudah lelah
2. Demam
3. Bengkak dan nyeri pada sendi
4. Kemerahan pada sendi yang sakit
5. Kekakuan
6. Gerak terganggu/ terbatas

4. Akibat Rematik
1. Terganggu nya aktivitas karena nyeri semakin meningkat
2. Tulang menjadi keropos
3. Terjadiperubahan bentuk tulang
4. Kelumpuhan
5. Cara Mengurangi Nyeri

1. Kompres dingin

Digunakan jika sendi yang sakit bengkak dengan warna kemerahan.


Cara nya basahi handuk kecil/waslap dengan air es lalu diperas dan

55
ditempelkan pada sendi yang sakit.

2. Kompres hangat

Digunakan jika sendi yang sakit tidak mengalami bengkak dan tanpa
adanya warna kemerahan. Caranya basahi handuk kecil/waslap dengan air
hangat lalu peras kemudian tempelkan handuk pada sendi yang sakit
tersebut.

3. Mandi dengan air hangat bila pegal dan nyeri terjadi

6. Cara PerawatanRematik

1. Istirahat yang cukup

2. Hindari kerja berat

3. Minum minuman yang tinggi kalsium seperti susu

4. Olahraga ringan secara teratur

5. Berjemur di panas Matahari pagi (Jam 7.00 – 8.00)

6. Konsumsi vit. C, zat besi

7. Hindari penekanan

8. Latihan pergerakan

9. Jaga keamanan lingkungan rumah

10. Periksa kesehatan ke Puskesmas minimal 6 bulan sekali

7. Makanan yang Harus Dihindari Penderita Rematik

1. Golongan protein hewani seperti : sarden, kerang, jeroan, bebek dan


burung

2. Makanan yang mengandung alcohol : tape, durian

3. Sayuran: kacang-kacangan, kembang kol, bayam dan jamur

4. Minuman yang mengandung soda

56
8. Lingkungan yang Aman bagi Penderita Rematik

1. Cahaya tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap atau tidak remang-
remang

2. Lantai tidak licin, kotor, dan benda-benda tidak berserakan dan jika
menggunakan karpet tepinya direkatkan

57
Penatalaksanaan Makanan yg harus
Rematik dihindari
Reumatoid Arthitis
• Bila nyeri hebat,
dapat diatasi dengan
minum obat
• Bila sendi bengkak,
lakukan kompres dingin Oleh : Yunita Laila (3A)
1800099

• Bila sendi tidak


bengkak, lakukan
kompres hangat.
• Lakukan teknik
relaksasi seperti
latihan napas dalam,
menenangkan pikiran,
mengurangi stress dan
mengalihkan perhatian.
Tanda dan Gejala Rematik Cara Mengurangi
APA ITU Mudah lelah , Demam Nyeri
Bengkak dan nyeri pada sendi
REMATIK ? Kemerahan pada sendi yang sakit , 1. Mengurangi
Rematik yaitu suatu peradangan Kekakuan konsumsi garam
Gerak terganggu/ terbatas
kronik pada sendi atau pegal- 2. Menghindari
pegal yang disertai dengan rasa kegemukan
nyeri. 3. Membatasi konsumsi
lemak
Akibat 4. Olah raga teratur
5. Makan banyak buah
Rematik !! dan sayuran segar
6. Tidak boleh
Penyebab Rematik
 Terganggu nya aktivitas merokok dan minum
1) Proses Penuaan karena nyeri semakin alkohol
2) Kelelahan meningkat 7. Latihan relaksasi

3) Cedera atau Jatuh  Tulang menjadi keropos


8. Berusaha dan
membina hidup
4) Infeksi Kuman yang positif
5) Penurunan daya  Terjadi perubahan 9. Istirahat yang cukup
tahan tubuh bentuk tulang
6) Tidak diketahui  Kelumpuhan
dengan pasti
PENYAKIT REMATIK

OLEH
YUNITA LAILA
1800099 / 3A
Prodi D3 Keperawatan UPI Sumedang
LATAR BELAKANG
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia
seseorang, maka akan terjadi perubahan-
perubahan pada tubuh manusia. Rematik suatu
penyakit yang menyerang Sendi-sendi, tulang,
ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki
maupun perempuan dengan segala usia.
Penderita Artritis Rhemathoid di seluruh dunia
terus meningkat Indonesia menempati peringkat
pertama di Asia tenggara yang mengalami gout
artritis dengan angka prevalensi 655.745 orang
(0,27%) dari 238.452.952 orang Right Diagnosis
Statistik (2010).

Apa itu Rematik ???
• Rematik adalah ganguan berupa
kekakuan,pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan
jaringan disekitarnya (Adellia, 2011)

Penyebab Rematik
• Postur tubuh yang abnormal.
• Trauma dan akibat beban berat.
• Umur, jarang pada umur dibawah 40 tahun
dan sering pada umur diatas 60 tahun.
• Jenis Kelamin, Secara keseluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi kurang lebih
sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50
tahun frekuensi lebih banyak pada wanita
dari pada pria hal ini menunjukkan
adanya peran hormon.

Lanjutan….
• Keturunan.
• Kegemukan : Berat badan yang
berlebihan nyata berkaitan dengan
meningkatnya resiko terkena penyakit
rematik.
• Autoimun/ penurunan kekebalan tubuh.
• Infeksi kuman, virus atau parasit.

Tanda & Gajala Rematik
1. Nyeri pada sendi yang terkena
2. Kelemahan otot
3. Hambatan pada pergerakan sendi
4. Kaku di pagi hari
5. Pembengkakan sendi
6. Perubahan gaya berjalan
7. Rasa tidak enak badan
8. Anoreksia dan penurunan berat badan

Akibat Rematik

1. Terganggu nya aktivitas karena nyeri


semakin meningkat
2. Kelainan bentuk tulang
3. Kerusakan pada sendi
4. Tulang menjadi keropos
5. Kelumpuhan

Pencegahan Rematik

1. Mengurangi konsumsi garam


2. Menghindari kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olah raga teratur
5. Makan banyak buah dan sayuran segar
6. Tidak boleh merokok dan minum alkohol
7. Latihan relaksasi
8. Berusaha dan membina hidup yang positif
9. Istirahat yang cukup

Penatalaksanaan Rematik
• Bila nyeri hebat, dapat diatasi dengan minum
obat

• Bila sendi bengkak, lakukan kompres dingin


• Bila sendi tidak bengkak, lakukan kompres
hangat.
• Lakukan teknik relaksasi seperti latihan napas
dalam, menenangkan pikiran, mengurangi stress
dan mengalihkan perhatian.

Makanan yg harus dihindari
1. Sayur (bayam, kangkung, daun singkong,
buncis, kacang panjang, melinjo, kol)

Sayur Kol Sayur Bayam

Kacang Panjang Sayur Kangkung



Lanjutan….

Daun Ubi Daun Sawi

Melinjo
Toge

Lanjutan….
2. Buah-buahan (Durian, alpukat, nanas, air kelapa)

Buah Durian Buah Nenas

3. Makanan laut (Udang, kerang, cumi, kepiting)

Udang Karang Cumi



Lanjutan….
4. Makanan kaleng (Kornet, sarden, ekstrat daging, kaldu
atau kuah daging kental)

Ikan Kaleng Telur


Anda mungkin juga menyukai