Anda di halaman 1dari 16

EPIDEMIOLOGI

Disusun oleh:

1. URWATUN WUSKIA

2. NADIA SABRINA

3. HIKMAH MARISA

4. VIVI FERONIKA JASTI

5. SRI HERLIANA

AKADEMI KEBIDANAN SALEHA BANDA ACEH


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
RAHMAT DAN HIDAYAH-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul: ”EPIDEMIOLOGI” Makalah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi salah satu tugas kuliah di semester 4 Akademi Kebidanan Saleha Kota
Banda Aceh.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai


pihak, makalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa dalam perbuatan dan penulisan makalah ini


memiliki banyak kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Aamiin.

Banda aceh, 5 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4

1. Latar Belakang......................................................................................................................4
BAB I I...............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...............................................................................................................................5

A. MACAM-MACAM EPIDEMIOLOGI..............................................................................5
2. Epidemiologi Analitik.................................................................................................5
3. Epidemiologi Eksperimental......................................................................................6
B. PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI................................................................................6
C. KONSEP SEHAT SAKIT...................................................................................................6
sehat menurut depkes riuu no.23,1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa :...................6
1. ciri-ciri sehat..........................................................................................................................7
2. aspek-aspek pendukung kesehatan......................................................................................8
3. sakit dan perilaku sakit.........................................................................................................8
4. ciri-ciri sakit...........................................................................................................................9
D. FAKTOR KASUAL TERJADINYA PENYAKIT...........................................................9
1. host, agent, environment....................................................................................................10
A. host...........................................................................................................................10
B. agent.........................................................................................................................11
C. environment.............................................................................................................11
E. KONSEP PENCEGAHAAN PENYAKIT......................................................................11
1. Pencegahan primer..............................................................................................................12
2. Pencegahan sekunder..........................................................................................................13
3. Tingkat pencegahan tersier................................................................................................13
G. STUDI KASUS PENYAKIT EPIDEMIOLOGI.............................................................14
BAB III............................................................................................................................................15

PENUTUP.......................................................................................................................................15

1. Kesimpulan..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam


menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu
epidemiologi itu sendiri, yang berkaitan erat dengan penyakit menular. Sejalan
berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke
industri yang mempengaruhi gaya hidup, keadaan demografi, sosial ekonomi, dan
sosial budaya. Epidemiologi kesehatan mengalami perubahan dari penyakit menular
yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian utama, mulai digantikan oleh
penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus,
cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya yang
merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa
per tahun (Kemenkes RI, 2014). Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan
salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup, semakin
tingginya pajanan faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan
dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada
kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan maupun di luar
ruangan dan di tempat kerja (PDPI, 2011).
BAB I I
PEMBAHASAN

A. MACAM-MACAM EPIDEMIOLOGI
Berikut adalah beberapa jenis-jenis epidemiologi diantaranya sebagai ber

1. Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi Deskriptif merupakan sebuah ilmu yang berkaitan dengan definisi


epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit atau masalah
kesehatan masyarakat. Hasil pekerjaan Epidemiologi Deskriptif diharapkan mampu
menjawab pertanyaan mengenai faktor who, where, dan when. Merupakan langkah
awal untuk mengetahui masalah kesehatan dari segi epidemiologi dengan menjelaskan
siapa yang terkena dan dimana serta kapan terjadinya masalah tersebut. Siapa: bisa
berupa variabel umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan. Populasi yang berpotensi atau punya peluang untuk menderita sakit atau
mendapat resiko biasanya disebut Population at risk (penduduk punya
resiko). Dimana : pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat tinggal
atau bekerja, atau dimana saja ada kemungkinan mereka mengadapi masalah
kesehatan. Kapan : kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini
dapat berupa jam, minggu, bulan, dan tahun, musim.

2. Epidemiologi Analitik

Epidemiologi analitik merupakan ilmu yang berkaitan dengan upaya


epidemiologi untuk menganalisis faktor-faktor determinan maslah kesehatan. Di sisi
diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan Kenapa, atau apa penyebab
terjadinya masalah tersebut.

Ada tiga studi tentang epidemiologi ini:

1. Studi riwayat kasus (case History studies). Dalam stusi ini akan dibandingkan
dengan dua kelompok orang yakni kelompok yang terkena dan tidak terkena suatu
penyakit (kelompok kontrol).
2. Studi kohort (Cohort studies). Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan
(ekxposed) pada satu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok
orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi
tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini
disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua
kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut
bermakna atau tidak.

3. Epidemiologi Eksperimental

Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor
sebagai penyebab tejadinya faktor luaran (penyakit), maka perlu diuji faktor
kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen. Misalnya kalu rokok dianggap
sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen bahwa jika rokok
dikurangi, maka kanker paru akan menurun.

B. PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI
prinsip-prinsip epidemiologi merupakan suatu pengetahuan bagaimana
merumuskan permasalahan kesehatan dengan balk yang didasarkan pada frekuensi dan
penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sejalan dengan permasalahan
dan tantangan kesehatan yang dihadapi di era globalisasi yang berjalan kencang,
bertambah besar dan rumit, diharapan setiap tenaga kesehatan mampu untuk
menghadapi dan mampu dalam menganalisa setiap persoalan kesehatan yang terjadi.

C. KONSEP SEHAT SAKIT

sehat menurut depkes riuu no.23,1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa :

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral
kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang
dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik,
social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit


menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti
masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya,
maka ia di anggap tidak sakit(2).

Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi


impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal
yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia Kesehatan adalah
sesuatu yang sudah biasa, hanya dipikirkan bila sakit atau ketika gangguan kesehatan
mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang. Sehat berarti kekuatan dan ketahanan,
mempunyai daya tahan terhadap penyakit, mengalahkan stres dan kelesuan.

1. ciri-ciri sehat

Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit
atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua
organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.
1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan


emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana
ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya
sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
4. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang
lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran
dan menghargai.
5. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam
arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong
terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang
belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan
sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut,
yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang
berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau
mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan
lainnya bagi usia lanjut.

2. aspek-aspek pendukung kesehatan

Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila
tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu
kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker
yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu
tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit
bukan berarti sehat.

Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh


sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg mempengaruhi
keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:

1. Nutrisi yang lengkap dan seimbang

2. Istirahat yang cukup

3. Olah Raga yang teratur

4. Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang

5. Lingkungan yang bersih

3. sakit dan perilaku sakit

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,


perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien
dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu
berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang
sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan
akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami;
melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi
sebagai mekanisme koping.

4. ciri-ciri sakit

1. Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak
sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya. Mempunyai
3 aspek :
- secara fisik : nyeri, panas tinggi.

- Kognitif : interprestasi terhadap gejala.

- Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.

2. Asumsi terhadap peran sakit (sick Rok).Penerimaan terhadap sakit.

D. FAKTOR KASUAL TERJADINYA PENYAKIT

Penyakit adalah hasil dari interaksi kompleks (ketidak seimbangan) antara


tiga faktor, yaitu agen, host (induk semang) dan lingkungan. Kesalahan yang paling
sering dilakukan orang adalah memusatkan perhatian hanya pada salah satu dari
ketiga faktor tersebut pada waktu mengendalikan atau mencegah penyakit.
Segitiga epidemiologi merupakan teori dasar yang terkenal sejak disiplin
ilmu epidemiologi mulai digunakan di dunia, yang menggambarkan hubungan dari
ketiga faktor penyebab penyakit, yaitu HOST, AGENT, dan LINGKUNGAN.
1. host, agent, environment
Segitga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam
menjelaskan kosep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah
terjainya penyakit. Hal ini sangat komprehensif dalam memprediksi suatu penyakit.
Terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari keseimbangan dan interaksi ke
tiganya.

A. host
Host atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga
menjadi faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh
faktor intrinsik. Komponen dari faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk
timbulnya suatu penyakit sebagai berikut:

1. Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit


karsinoma, jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.
2. Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis,
diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang
hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi
pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi,
jantung, dll.
3. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang
beda kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
4. Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti
hemofilia, buta warna, sickle cell anemia, dll.
5. Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll.

6. Bentuk anatomis tubuh

7. Fungsi fisiologis atau faal tubuh

8. Keadaan imunitas dan respons imunitas

9. Kemampuan interaksi antara host dengan agent

10. Penyakit yang diderita sebelumnya

11. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri.


B. agent
yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan
oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), unsur
nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan,
unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam
tubuh sendiri (karbon monoksid, obat-obatan, arsen, pestisida, dll), unsur fisika yang
disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait
dengan heriditer atau keturun. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok,
alcohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan,
dll. Komponen dari faktor AGENT yaitu:
• Dosis

• Kondisi lingkungan

• Virulensi (mikroba)

• Infektifitas(mikroba)

• Toksisitas (toksin)

C. environment
Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya
penyakit, hali ini Karena faktor ini datangnya dari luar atau bisa disebut sebagai
faktor ekstrinsik.

Komponen dari faktor lingkungan:


•Kepadatan penduduk

•Perpindahan penduduk

• Tempat tinggal (misalnya, ventilasi, sanitasi)

•Keadaan lingkungan (misalnya, suhu, kelembaban, kecepatan angin, presipitasi)

E. KONSEP PENCEGAHAAN PENYAKIT

Pengetahuan tentang perjalanan penyakit dan faktor-faktor yang


mempengaruhi berguna untuk menemukan strategi pencegahan penyakit yang
efektif. Pencegahan penyakit adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah,
menunda, mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan,
dengan menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yang telah dibuktikan efektif.
menyajikan tiga tingkat pencegahan penyakit: pencegahan primer, sekunder, dan
tersier (Kleinbaum et al., 1982; Last, 2001).

1. Pencegahan primer.
Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor risiko atau mencegah
berkembangnya faktor risiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan
pada tahap suseptibel dan induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau menunda
terjadinya kasus baru penyakit (AHA Task Force, 1998).

Termasuk yang berkaitan dengan pencegahan primer adalah “pencegahan


primordial” dan “reduksi kerugian”. Pencegahan primordial adalah strategi
pencegahan penyakit dengan menciptakan lingkungan yang dapat mengeliminasi
faktor risiko, sehingga tidak diperlukan intervensi preventif lainnya (Wallace, 2007).
Contoh: (1) Program eliminasi global cacar (variola), sehingga tidak diperlukan
imunisasi cacar; (2) Penciptaan lingkungan bersih sehingga tidak diperlukan
pengabutan nyamuk Aedes agypti; (3) Program eliminasi garam dari semua makanan
yang jika tercapai sangat efektif untuk mencegah hipertensi.

Promosi kesehatan

Pendidikan kesehatan

Gizi yang cukup sesuai dengan

Perumahan, rekreasi, tempat kerja

Konseling perkawinan

Genetika

Pemeriksaan kesehatan berkala


Perlindungan khusus

Imunisasi

Kebersihan perorangan

Sanitasi lingkungan

Penggunaan gizi/suplemen tertentu


2. Pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan pada fase penyakit
asimtomatis, tepatnya pada tahap preklinis, terhadap timbulnya gejala-gejala
penyakit secara klinis melalui deteksi dini (early detection). Jika deteksi tidak
dilakukan dini dan terapi tidak diberikan segera maka akan terjadi gejala klinis yang
merugikan. Deteksi dini penyakit sering disebut “skrining”. Skrining adalah
identifikasi yang menduga adanya penyakit atau kecacatan yang belum diketahui
dengan menerapkan suatu tes, pemeriksaan, atau prosedur lainnya, yang dapat
dilakukan dengan cepat. Tes skrining memilah orang-orang yang tampaknya
mengalami penyakit dari orangorang yang tampaknya tidak mengalami penyakit. Tes
skrining tidak dimaksudkan sebagai diagnostik. Orang-orang yang ditemukan positif
atau mencurigakan dirujuk ke dokter untuk penentuan diagnosis dan pemberian
pengobatan yang diperlukan (Last, 2001).

Skrining yang dilakukan pada subpopulasi berisiko tinggi dapat mendeteksi


dini penyakit dengan lebih efisien daripada populasi umum. Tetapi skrining yang
diterapkan pada populasi yang lebih luas (populasi umum) tidak hanya tidak efisien
tetapi sering kali juga tidak etis. Skrining tidak etis dilakukan jika tidak tersedia obat
yang efektif untuk mengatasi penyakit yang bersangkutan atau menimbulkan trauma,
stigma, dan diskriminasi bagi individu yang menjalani skrining. Sebagai contoh,
skrining HIV tidak etis dilakukan pada kelompok risiko tinggi jika tidak tersedia
obat antivir yang efektif, murah, terjangkau oleh individu yang ditemukan positif
mengidap HIV. Selain itu skrining HIV tidak etis dilakukan jika hasilnya
mengakibatkan individu yang ditemukan positif mengalami stigmatisasi, pengucilan,
dan diskriminasi pekerjaan, asuransi kesehatan, pendidikan, dan berbagai aspek
kehidupan lainnya.

3. Tingkat pencegahan tersier


Penanganan komplikasi & Pembatasan cacat

Pengobatan yang cukup untuk menghentikan proses penyakit dan mencegah


komplikasi;

Penyediaan fasilitas untuk membatasi ketidakmampuan dan mencegah


kematian.
G. STUDI KASUS PENYAKIT EPIDEMIOLOGI

Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak-


anak kurang dari 5 tahun dan menjadi penyakit endemis yang berpotensi menjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Angka kesakitan akibat diare di
Indonesia pada tahun 2019 pada semua umur sebesar 270 per 1.000 penduduk dan
pada balita sebesar 843 per 1000 penduduk, sedangkan di Kota Cirebon kejadian
Diare pada tahun 2018 sebanyak 789 kasus termasuk di Kecamatan Sunyaragi.
Belum diketahui dilakukan analisis Epidemiologi Deskriptif penyakit Diare di
Kota Puskesmas Sunyaragi Kota Cirebon.

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif dengan pendekatan


epidemiologi deskriptif dengan variabel distribusi berdasarkan waktu, tempat dan
orang.  Jenis data sekunder yang diambil dari laporan Puskesmas Sunyaragi
periode Januari sampai dengan Oktober 2019. Analisis data deskriptif berdasarkan
waktu menggunakan grafik time series, tempat menggunakan peta dan distribusi
orang (umur, jenis kelamin) menggunakan grafik Histogram. Hasil : Hasil
penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan waktu paling tinggi terjadi pada bulan
januari (42 kasus) dan paling rendah terjadi pada bulan September, berdasarkan
tempat yaitu yang paling tinggi terjadi di RW 02 (65 kasus) dan paling rendah
terjadi di RW 11 (2 kasus), berdasarkan karakteristik umur yaitu sebagian besar
terjadi pada kelompok umur 15-44 tahun (92 kasus) dan terendah pada kelompok
umur 0-12 bulan (10 kasus), berdasarkan jenis kelamin sebagian besar terjadi
pada perempuan (51%). Simpulan : kejadian diare cenderung menurun dari
Januari ke Oktober, tersebar di semua wilayah kerja Puskesmas Sunyaragi,
sebagian besar pada usia dewasa dan perempuan. Saran bagi Puskesmas
Sunyaragi perlu kewaspadaan akan terjadi KLB Diare pada akhir tahun dan awal
tahun.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

epidemiologi merupakan konsep dasar yang memberikan gambaran penjelasan


mengenai hubungan 3 faktor utama yang berkontribusi dalam terjadinya penyakit dan
masalah kesehatan lainnya, 3 faktor utama tersebut terdiri dari host (tuan
rumah/pejamu), agent (faktor penyebab), dan environment (lingkungan).
Hubungan antara host, agent, dan environment ini merupakan suatu kesatuan yang
dinamis yang berada dalam keseimbangan (disequilbrium) pada seseorang yang sehat.
Model segitiga epidemiologi menggambarkan relasi 3 komponen penyakit yaitu
pejamu (host), penyebab (agent), dan lingkungan (environment) perubahan pada suatu
komponen  akan mengakibatkan perubahan keseimbangan yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kejadian penyakit Menurut model segitiga epidemiologi ini, apabila
terjadi gangguan terhadap keseimbangan hubungan segitiga inila yang akan menimbulkan
status sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta; Binarupa Aksara.

M.N. Buston. 1997. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Noor Nasri N, 1997. Dasar Epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Timmreck, Thomas C, dkk.. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta:


EGC.

Prof. Bhisma Murti. Riwayat Alamiah Penyakit. fk.uns.ac.id/static/materi/.pdf

Dr. Suparyanto,M.kes.repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/2598.pdf

http://www.askep.net/pdf/konsep-sehat-sakit-epidemiologi.html

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/08/21/persepsi-sehat-dan-sakit/

http://www.scribd.com/doc/55639140/Konsep-Sehat-Sakit-Menurut-Who

http://www.lontar.ui.ac.id

http://epidemiolog.wordpress.com

http://www.books.google.co.id

Anda mungkin juga menyukai