Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka

Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia sebesar 440 per 100.000 Kelahiran

Hidup (KH) dan 98% terjadi di negara-negara berkembang, peningkatan

persalinan dYengan sectio caesarea di seluruh Negara yaitu 110.000 per

kelahiran, sedangkan di Asia tenggara kematian maternal sebesar 210 per

100.000 KH. AKB di dunia mencapai 10 juta kematian dan hampir 90%

kematian bayi terjadi di negara- negara berkembang.1

Penyebab utama dari kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan

(27%) Perdarahan pada 24 jam pertama persalinan salah satunya

disebabkan oleh robekan jalan lahir. Prevalensi ibu bersalin yang

mengalami ruptur perineum di Indonesia 52% dikarenakan persalinan

dengan bayi berat lahir cukup atau lebih.1

AKI masih merupakan masalah kesehatan yang serius di Negara

berkembang. Menurut Laporan WHO Tahun 2015 AKI di negara ASEAN

(Association of South East Asia Nations) yaitu seperti Malaysia

40/100.000 KH, Thailand 20/100.000 KH, Singapura 10/100.000, dan di

AKB yaitu seperti di Thailand Indonesia 126/100.000 KH. Sedangkan

12,3/1.000 KH, Malaysia 7/1.000 KH, Singapura 2,7/1.000, dan di

Indonesia 27,2/1.000 KH (WHO, 2015).2

1
2

Menurut Data Kementrian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) tahun

2019 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 305 per 100.000 Kelahiran

Hidup (KH) dan belum mencapai target penurunan AKI sebesar 205 per

100.000 KH, jumlah ibu bersalin sebanyak 4.557.577 jiwa. Lima penyebab

langsung kematian ibu terbesar adalah perdarahan sebesar 30,3%,

Preeklampsia sebesar 27,1%, infeksi sebesar 7,3%, partus lama sebesar

1,8% abortus 1,6% dan lain-lain sebesar 40,8%. AKB sebesar 24 per 1.000

KH. Penyebab kematian bayi adalah BBLR sebesar 35,3%, Asfiksia

sebesar 27%, kelainan bawaan sebesar 12,5%, sepsis sebesar 3,5%,

pneumonia sebesar 15,9%, diare sebesar 12,1% dan lain- lain sebesar

21,4%.3

Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi

Aceh tahun 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 172 per 100.000

Kelahiran Hidup (KH), angka ini meningkat bila dibandingkan tahun 2018

sebesar 139 per 100.000 KH, Tahun 2019 jumlah ibu bersalin sebanyak

100,784 jiwa dengan jumlah kematian ibu sebanyak 164 orang yang terdiri

dari pendarahan sebesar 47 orang , pre eklamsia sebanyak 38 oranag ,

infeksi sebesar 6 orang , gangguan sistem peredaran darah sebesar 10

orang , gangguan sistem metabolik sebesar 10 orang dan lain-lain sebesar

53 orang. AKB sebesar 9 per 1.000 KH, dimana penyebab kematian bayi

adalah BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah )sebanyak 193 kasus, Asfiksia

sebanyak 258 kasus, tetanus neonatorum 1 kasus, sepsis 17 kasus, kelainan

bawaan 93 kasus, pneumonia 22 kasus, diare 14 kasus.4


3

Jumlah kematian neonatal di provinsi Aceh tahun 2021 sebanyak

858 kasus atau 9 per 1000 kelahiran hidup, mengalami kenaikan

dibandingkan tahun 2020 dengan jumlah kasus sebanyak 792 kasus

dengan angka kematian neonatal 8 per 1000 kelahiran hidup.5

Gambar 1.1 jumlah kematian neonatal kab/kota tahun 2021

Gambar 1.1 terlihat bahwa jumlah kematian neonatal tertinggi ada

diwilayah kerja kabupaten pidie sebanyak 95 kasus dan terendah kota

subulussalam, perlu dilakukan upaya penceghan atau penurunan angka

kematian neonatal melalui upaya promosi kesehatan kepada ibu hamil dan

pasangan usia subur untuk lebih mempersiapkan kehamilannya sehingga

upaya pencegahan dapat dilakukan sejak awal. . Angka kematian balita


4

menggambarkan tingkat permasalahan anak balita pada pelayanan

kesehatan ibu dan anak (KIA) atau posyandu. Dan faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit

infeksi dan kecelakaan 5

AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan,

persalinan dan nifas yang di sebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan

nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan atau terjatuh untuk setiap 100.000 kelahiran hidup.Gambar 6.1

menunjukkan tren AKI di provinsi Aceh tahun 2017-2021. 5

Gambar 1.2 Tren Angka Kematian Ibu (AKI) Di Provinsi Aceh

Tahun 2017-2021

Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Aceh Tahun 2017-2021

mengalami fluktuasi, namun pada tahun 2021 mengalami peningkatan

yang sangat siknifikan dari tahun sebelumnya yaitu 223 per 100,000

kelahiran hidup. Adapun jumlah kematian ibu tertinggi tahun 2021 ada

kabupaten Aceh Utara sebanyak 28 orang. 5


5

Angka kejadian laserasi diseluruh dunia terjadi 2,7 juta kasus

robekan (ruptur) periminum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan

mencapai 6,3 juta pada tahun 2020. DiAmerika dari 26 juta ibu bersalin,

periminum cukup banyak dalam masyarakat, 50% dari kejadian robekan

periminum di dunia terjadi diAsia (Ristiati, dkk. 2016).6

Persalinan adalah suatu proses dimana seseorang wanita

melahirkan bayi yang diawali dengan dimana adanya kontraksi uterus

yang teratur dan memuncak saat pengeluaran bayi sampai dengan

pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan

berlangsung selama 12 jam sampai 14 jam.6

Berdasarkan data dari BPM Jawiriyah,S.ST, Punge,Kota Banda

Aceh , tercatat ibu bersalin dari bulan April sampai Desember 2022

sebanyak 129 ibu bersalin, 68 orang ibu primigravida ,sebanyak 12 orang

ibu yang mengalami laserasi perineum derajat I ,16 orang yang mengalami

derajat laserasi perineum II, dan 9 orang ibu bersalin yang mengalami

derajat laserasi III. dan sebanyak 31 orang ibu primigravida yang tidak

mengalami laserasi .7

Survey awal di lakukan di Punge, terdapat 7 orang ibu primipara

yang mengalami laserasi pada saat persalinan, diantaranya 4 ibu yang

memiliki berat bayi lahir lebih dari 3500gram bahkan 4000 gram , dan

rerdapat 3 ibu yang memiliki beat bayi lahir 2500gram. Ke 7 ibu ini

mengatakan bahwa penyebab laserasi yang mereka alami ada di karenakan


6

berat bayi lahir dan ada yang dikarenakan kurang nya informasi mereka

tentang cara meneran yang baik dan benar pada proses persalinan.7

Berdasarkan data survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada

ibu bersalina laserasi yg primigravida, yang bersalin di BPM bidan

Jawiriyah di ketahui bahwasanya akibat laserasi ibu ialah karna berat

badan bayi dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai cara mengedan,

dengan cara memberikan kuesioner kepada ibu yang bersalin primigravida

dengan laserasi. 7

Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian tertarik untuk meneliti

lebih lanjut mengenai Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Derajat

Laserasi Pada Persalinan Primigravida Di Bpm Jawiriyah.S,ST

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan

masalah di atas adalah “Hubungan berat badan bayi lahir dengan

derajat laserasi perineum persalinan normal pada ibu

primigravida”?.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui ada nya hubungan berat badan bayi lahir dengan

derajat laserasi persalinan normal pada ibu primigravida di BPM jawiriyah

Punge, Kota Banda Aceh


7

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan berat bayi lahir terhadap

derajat laserasi

b. untuk mengetahui apakah ada hubungan persalinan normal terhadap

derajat laserasi

c. untuk mengetahui apakah ada hubungan cara meneran terhadap derajat

laserasi

d. untuk mengetahui apakah ada hubungan informasi terhadap derajat

laserasi

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan untuk

penerapan ilmu yang telah di peroleh selama perkuliahan.

2. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan agar

melakukan penyuluhan ditempat bekerja kepada ibu primipara

tentang hubungan berat bayi lahir terhadap derajat laserasi perineum

pada persalinan normal di Kota Banda Aceh.

3. Bagi Instusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan sumber referensi bagi pengembangan untuk

peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai