Disusun oleh :
Nama : Sri Herliana
Nim : 2015027
Dosen pembimbing
Diajukan untuk memenuhi tugas belajar lapangan kebidanan komunitas di Desa Jantho
baru Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 S/D 09
Januari 2023
Direktur
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan izin
Jantho baru Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Yang Berlangsung
Pada Tanggal 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023”. Adapun tujuan utama
penulisan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran hasil PBL kebidanan
dilaksanakan dan juga dilengkapi salah satu syarat dalam mengikuti perkuliahan
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PBL ini tidak luput
dari kesalahan baik penyusunan maupun isinnya. Untuk ini kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar berguna untuk perbaikan di masa
3. Ibu Rita Noviana, S.ST Selaku Koordinator PBL di Desa Jantho baru
4. Ibu Dewina Susanti, S.ST, M.Keb dan Kaifar Nuha, S.Tr.Keb, M.Keb Selaku
dosen Pembimbing.
ii
5. Bapak Camat Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar, beserta staf
ini.
6. Bapak Keuchik Desa Jantho Baru yang telah banyak membantu kami selama
melaksanakan PBL .
7. Bapak Sekdes Desa Jantho baru, yang telah banyak membantu kami selama
8. Ibu Kapus dam Ibu Bidan Desa Jantho baru yang telah banyak membantu
10. Orang tua beserta keluarga yang telah memberikan dukungan moral materil
(Sri Herliana)
iii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................12
A.Latar Belakang........................................................................................................12
B.Tujuan Penulisan.....................................................................................................14
C.Metode....................................................................................................................15
D.Ruang Lingkup........................................................................................................16
A.Definisi PBL...........................................................................................................17
H. Definisi Imunisasi..................................................................................................24
iv
I.Manfaat Imunisasi....................................................................................................25
A.Kesimpulan.............................................................................................................73
B.Saran.......................................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................75
LAMPIRAN 77
v
DAFTAR TABEL
2023..............................................................................................................59
Januari
2023..............................................................................................................60
2023..............................................................................................................61
Januari 2023.................................................................................................62
2023..............................................................................................................63
vi
6. Tabel 6. Gambaran Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat
2023.............................................................................................................64
Gosok Gigi Dalam Sehari dari Total Penduduk di Jantho Baro Kecamatan
Januari
2023..............................................................................................................68
12. Tabel 12. Gambaran Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan WUS dari
2023
……………………………………………………………………………..71
2023……......................................................................................................72
Tidak BerKB Dari 324 Pasangan Usia Subur di Desa Jantho Baro
viii
Aceh Besar Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 9 Januari 2023…..........75
dari 348 KK di Desa Jantho Baro Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh Besar
dari Jumlah Ibu Hamil di Jantho Baro Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh
2023..............................................................................................................78
Tablet Zat Besi dari Total Ibu Hamil di Desa Jantho Baro Kecamatan Jantho
2023..............................................................................................................79
TT dari Total Ibu Haml di Desa Jantho Baro Kecamatan Jantho Kabupaten
ix
Yang Mendapatkan Vitamin A dari Total Balita di Jantho Baro Kecamatan
Januari 2023.................................................................................................81
Dasar dari Usia 0-12 Bulan di Desa Jantho Baro Kecamatan Jantho
2023..............................................................................................................82
Bayi Tidak Mau DI Imunisasi Dasar Usia 0-12 Bulan Di Desa Jantho Baro
Lansia dari 348 KK di desa Jantho Baro Kecamatan Jantho Kabupaten Aceh
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampran V : Dokumentasi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
upaya yang telah diselenggarakan salah satu bentuk upaya kesehatan adalah
pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukan yang
lainnya dan masyarakat untuk mendapatkan tingkat kesehatan yang lebih tinggi
melalui upaya promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif (Yulifah & Yuswanto.
2019).
selalu berada di dalam kondisi kesehatan yang optimal. Sebagai tenaga kesehatan,
bidan membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada didalam kondisi
kebutuhan keluarga dan masyarakat. Bidan dalam hal ini berperan sebagai
69
bidan seperti ceramah, bimbingan, diskusi, permainan, demontrasi dan sebagainya
khususnya kesehatan ibu, anak, dan keluarga. Untuk berperan sebagai pendidik,
bidan perlu menguasai teknik pendidikan. Mengingat sasaran bidan adalah ibu,
dukun, dan kader kesehatan, maka penekatan yang dilakukan adalah pendidikan
merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain
bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud
lingkungan flora dan fauna serta ilmu pengetahuan dan teknologi (Varney, Helen.
2017)
70
Dengan adanya tujuan tersebut, maka penyusun mencoba mengamati
lapangan (PBL) dan sebagai wilayah binaan adalah Desa Jantho Baru Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar yang dilaksanakan dari tanggal 19 Desember
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Komunitas.
71
f) Mahasiswi mampu memperoleh gambaran tentang kesehatan masyarakat di
wilayah kerja meliputi keadaan geografi, kesehatan ibu dan anak, serta KB,
dilaksanakan.
C. Metode
tersebut.
D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup PBL ini adalah kesehatan ibu dan anak serta KB dengan
sasaran, yaitu:
2. Remaja
3. Ibu Hamil
72
4. Ibu Bersalin
6. Menopouse
1. Lokasi
Saleha Banda Aceh yaitu Desa Jantho Baru Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar yang dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
2. Waktu
73
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi PBL
kemampuan spesifik yang harus di lakukan oleh seorang tenaga profesi kesehatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan, sebagai aplikasi dari mata ajaran Kebidanan
74
khusus, pada kasus-kasus nyata dalam penerepan proses kebidanan dengan
menyelamatkan ibu dan bayi. Pengertian bidan adalah Seseorang yang telah
mengikuti Pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat dan telah
kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia
75
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma
persalinan dilakukan oleh dukun, tahun 1951 didirikan sekolah biadan bagi wanita
dibukalah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), bidan sebagai penanggung
jawab, memberikan pelayanan antenatal care, post natal care, pemeriksaan bayi
dan gizi, intranatal dirumah, kunjungan rumah pasca salin. Tahun 1952 diadakan
pelatihan secara formal untuk kualitas persalinan. Pada tahun kursus Tambahan
kerja. Bidan di Puskesmas memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA)
imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan. Tahun 1990 merata pada semua
masyarakat. Instruksi presiden secara lisan pada siding cabinet tahun 1992 tentang
KIA. Tahun 1994 merupakan tolak dari konferensi kependudukan di Kairo yang
76
menekannkan pada kesehatan reproduksi yang memperluas garapan bidan antara
Soekidjo. 2018).
Bidan sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kebidanan komunitas. Bidan yang
bekerja yang melayani Keluarga dan Masyarakat di wilayah tertentu disebut Bidan
lazim di gunakan sebagai panggilan bagi bidan yang bekerja di luar Rumah Sakit
bidan desa di kenal sebagai bidan komunitas.Sampai saat ini belom ada pendidikan
yang ada sekarang ini di arahkan untuk menghasilakan bidan yang mampu bekerja
suatu wilayah nyata dan berintraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat
oleh suatu rasa identitas suatu komunitas. Ciri-ciri komunitas adalah kesatuan
wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas komunitas, dan loyalitas terhadap
masyarakat. Sasaran utamanya adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan ibu
77
meliputi sepanjang siklus kehidupannya mulai pra–kehamilan, hamil, persalinan
pasca persalinan, dan masa di luar kehamilan dan persalinan (Soepardan, 2018).
komunitas adalah ibu dan anak. Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, yang di maksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota
keluarga lainya. Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa
sekolah dan sekolah. Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi,
dan kelompok usia Masyarakat ( comunity) : remaja, calon ibu dan kelompok ibu
baik yang sehat,sakit maupu yang mempunyai masalah kesehatan secara umum
(Soepardan, 2018).
keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan
keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat bahagia dan sejahtera.
78
meningkatkan kesehatanibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud
atau ibu, bayi, balita diwilayah kerjanya. Adapun tujuan khusus dari pelayanan
nifas, perinatal, bayi dan balita secara terpadu. Menurunkan jumlah kasus-kasus
asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan dalam
79
b. Melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan ,tidak hanya kepada wanita,
tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan
antenatal, persiapan menjadi orang tua, serta dapat meluas sampai kesehatan
a. Bidan
tenaga bidan yang bekerja dikomunitas, yang ada hanya menghasilkan bidan
yang mampu bekerja didesa, sebagai tenaga kesehatan bidan yang membantu
b. Pelayanan Kebidanan
80
penyakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, penyembuhan serta
7) Pelayanan KB
masyarakat.
d. Lingkungan
H. Definisi Imunisasi
81
Imunisasi adalah proses menginduksi imunitas secara buatan baik dengan
Imunisasi aktif menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi dan respon
secara eksogen maupun transmisi transplasenta dari ibu ke janin (T. A, &
Masoed, E. S. (2018).
dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan
yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan oleh antigen
serupa. Antigen yang diberikan dalam vaksinasi dibuat sedemikian rupa sehingga
oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan imunoglobulin yang lain
(IgM, IgA, IgE, IgD) memiliki waktu paruh yang lebih pendek10. Oleh karena itu,
imunisasi yang rutin diberikan pada anak adalah imunisasi aktif yaitu vaksinasi
I. Manfaat Imunisasi
82
Manfaat utama dari imunisasi adalah menurunkan angka kejadian penyakit,
melainkan juga pada komunitas, terutama untuk penyakit yang ditularkan melalui
imunisasi yang tinggi, komunitas tersebut memiliki imunitas yang tinggi pula. Hal
ini berarti kemungkinan terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
menyebabkan penyakit semakin meluas pada generasi yang akan datang dan
penyakit akan dapat dihilangkan atau dieradikasi dari dunia. Hal ini sudah
biaya kesehatan yang digunakan untuk mengobati penyakit- penyakit tersebut pun
terpajan oleh antigen, baik secara alamiah maupun melalui pemberian vaksin,
tubuh akan bereaksi untuk menghilangkan antigen tersebut melalui sistem imun.
83
Secara umum, sistem imun dibagi menjadi 2, yaitu sistem imun non-spesifik dan
alamiah yang dibawa sejak lahir (innate) dan dapat ditujukan untuk berbagai
macam agen infeksi atau antigen. Sistem imun non-spesifik meliputi kulit,
imun ini merupakan garis pertahanan pertama yang harus dihadapi oleh agen
infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Jika sistem imun non-spesifik tidak berhasil
Budiman 2018).
didapatkan selama kehidupan dan ditujukan khusus untuk satu jenis antigen.
Sistem imun spesifik diperankan oleh sel T dan sel B. Pertahanan oleh sel T
sebagai imunitas humoral. Imunitas seluler berperan melawan antigen di dalam sel
(ekstrasel). Sistem imun spesifik inilah yang berperan dalam pemberian vaksin
untuk memberikan kekebalan terhadap satu jenis agen infeksi. Hal ini dikarenakan
adanya mekanisme memori dalam sistem imun spesifik, (Riyanto dan Budiman
2018).
Di dalam kelenjar getah bening terdapat sel T naif yaitu sel T yang belum
pernah terpajan oleh antigen. Jika terpajan antigen, sel T naif akan berdiferensiasi
menjadi sel efektor dan sel memori. Sel efektor akan bermigrasi ke tempat-tempat
84
infeksi dan mengeliminasi antigen, sedangkan sel memori akan berada di organ
limfoid untuk kemudian berperan jika terjadi pajanan antigen yang sama. Sel B,
diferensiasi menjadi sel plasma yang akan memproduksi antibodi. Antibodi akan
diferensiasi sel B tidak hanya menjadi sel plasma tetapi juga sebagian akan
menjadi sel B memori. Sel B memori akan berada dalam sirkulasi. Bila sel B
memori terpajan pada antigen serupa, akan terjadi proses proliferasi dan
diferensiasi seperti semula dan akan menghasilkan antibodi yang lebih banyak.
yang kedua. Artinya, jika seseorang yang sudah divaksin (artinya sudah pernah
terpajan oleh antigen) terinfeksi atau terpajan oleh antigen yang sama, akan lebih
mudah bagi sistem imun untuk mengenali antigen tersebut. Selain itu, respon imun
pada pajanan yang kedua (respon imun sekunder) lebih baik daripada respon imun
pada pajanan antigen yang pertama (respon imun primer). Sel T dan sel B yang
terlibat lebih banyak, pembentukan antibodi lebih cepat dan bertahan lebih lama,
titer antibodi lebih banyak (terutama IgG) dan afinitasnya lebih tinggi. Dengan
demikian, diharapkan sesorang yang sudah pernah divaksin tidak akan mengalami
penyakit akibat pajanan antigen yang sama karena sistem imunnya memiliki
kemampuan yang lebih dibanding mereka yang tidak divaksin. (Riyanto dan
Budiman 2018).
85
K. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program Imunisasi
imunisasi yaitu :
Hidup sehat adalah hak asasi rakyat sehingga dalam pemenuhan hak
terus dikembangkan sampai suatu saat nanti terpenuhi rasio ideal puskesmas
kesehatan yang andal dan cukup, alat yang cukup dan sesuai dengan standar
teknis, serta vaksin yang cukup. Selain itu masalah dana untuk menjamin
baik dari segi dana yang murah bahkan kalau bisa gratis, tempat yang mudah
2020).
86
kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam program imunisasi juga minim.
Oleh karena itu diperlukan penyuluhan dan promosi kesehatan yang cukup
Ada sebagian masyarakat yang secara etis, budaya, dan agama masih
usaha yang lebih giat perlu dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi
kematian pada anak. Belakangan ini, beredar isu bahwa imunisasi dapat
yang jelas dari petugas kesehatan mengenai kebenaran dari setiap isu yang
4. Mutu
selayaknya sudah melalui uji coba, memenuhi persyaratan ilmiah dan medis.
87
Penyimpanan dan distribusi vaksin butuh dikontrol secara serius untuk
yang pada akhirnya akan menurunkan mutu vaksin tersebut (Anton, A. 2016)
data yang tersedia secara akurat dan up to date, baik menyangkut demografi
(Anton, A. 2016)
yang sama, atau bisa dikatakan tersebar dalam wilayah yang luas
88
menyebabkan timbulnya kesulitan untuk tercapainya cakupan progam
informasi, baik elektronik maupun cetak, memberikan secara luas dan rinci
5. Pendidikan
yang diberikan. Masyarakat juga menjadi lebih mengerti maksud, tujuan, dan
6. Sosial
89
partisipasi masyarakat dalam mengikuti program-program kesehatan
1. Imunisasi Polio
disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang susunan saraf pusat dan
tetapi dapat juga berkisar dari 5-35 hari. Sekitar 90-95% kasus infeksi polio
tidak menimbulkan gejala ataupun kelainan. Saat ini terdapat 2 jenis vaksin
polio yaitu oral polio vaccine (OPV) dan inactivated polio vaccine (IPV).
Vaksin polio oral/ oral polio vaccine (OPV) berisi virus polio hidup tipe 1, 2,
polio yang digunakan secara rutin. Virus dalam vaksin akan masuk ke
(2018).
mukosa yang ditimbulkan lebih rendah dari vaksin polio ora. Di Indonesia,
90
vaksin polio yang digunakan adalah vaksin polio oral (OPV). Menurut
dipulangkan dari rumah sakit atau pada kunjungan pertama (polio-0), pada
usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 bulan, 5 tahun dan 12 tahun (J & Grivna,
M. 2018).
Efek samping dari vaksin atau yang biasa dikenal dengan kejadian
ikutan pasca imunisasi (KIPI) polio antara lain pusing, diare ringan, dan
nyeri otot. Efek samping yang paling ditakutkan yaitu vaccine associated
polio paralytic (VAPP). VAPP terjadi pada kira-kira 1 kasus per 1 juta dosis
pertama penggunaan OPV dan setiap 2,5 juta dosis OPV lengkap yang
diberikan. Pada pemberian OPV, virus akan bereplikasi pada usus manusia.
Pada saat replikasi tersebut, dapat terjadi mutasi sehingga virus yang sudah
layu akut. Kontraindikasi pemberian vaksin polio antara lain anak dalam
keadaan penyakit akut, demam (> 38oC), muntah atau diare berat, sedang
HIV, dan hipersensitif terhadap antibiotik dalam vaksin. Anak yang kontak
dengan saudara atau anggota keluarga dengan imunosupresi juga tidak boleh
2. Imunisasi Hepatitis B
91
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Penyebabnya
hepatitis B untuk anak balita diberikan sebanyak 3 kali, yaitu segera setelah
lahir, usia 1 bulan, dan diantara usia 3-6 bulan. Imunisasi disuntikkan di paha
biasanya berupa reaksi lokal yang ringan dan segera menghilang. Dapat juga
timbul demam ringan selama 1-2 hari, efektivitas vaksin mencapai 90-95%
3. Imunisasi BCG
92
bovis yang dilemahkan, sehingga didapat basil yang tidak virulen tetapi
tahun 1921 dan merupakan salah satu vaksin yang penggunaannya paling
luas. Rata-rata sekitar 80% bayi dan anak-anak di negara yang menggalakkan
Vaksin BCG biasa diberikan pada umur ≤ 2 bulan. Namun dapat juga
diberikan pada umur 0-12 bulan untuk mendapat cakupan imunisasi yang
lebih luas. Vaksin BCG sebaiknya diberikan pada anak dengan tes mantoux
negative. Vaksin ini diberikan pada daerah deltoid kanan sehingga apabila
vaksin ini harus disimpan pada suhu 2- 8 derajat celcius dan tidak boleh
93
Ulkus yang pada akhirnya akan meninggalkan parut dengan diameter 4-8mm
akan sembuh dalam waktu 2-3 bulan. Ukuran ulkus yang terbentuk
tergantung pada dosis yang diberikan. Komplikasi yang sering terjadi antara
pemberian vaksin BCG antara lain: reaksi uji tuberkulin >5mm, sedang
demam tinggi, menderita infeksi kulit yang luas, pernah sakit TB, kehamilan
(Bofarraj, M. A. 2016).
4. Imunisasi DTP
penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Penyakit difteri dan
tetanus disebabkan oleh toksin dari bakteri. Oleh karena itu, dalam upaya
94
difteria pada nasofaringnya Gejala yang timbul antara lain: sakit tenggorokan
dan demam. Kemudian akan timbul kelemahan dan sesak napas akibat
Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari disebabkan oleh
utama pada pertusis yaitu terjadinya batuk paroksismal tanpa inspirasi yang
K. K. 2015).
inhibitor yang berakibat kontraksi serta spastisitas otot yang tidak terkontrol,
95
kejang-kejang dan gangguan saraf otonom. Kematian dapat terjadi akibat
perbedaan pada vaksin Tetanus. DTwP (Difteri Tetanus whole cell Pertusis)
Vaksin DTP diberikan saat anak berumur 2, 4 dan 6 bulan, setelah itu
5. Imunisasi Campak
disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini menular lewat udara melalui
sistem pernafasan dan biasanya virus tersebut akan berkembang biak pada
radang saluran nafas bagian atas serta timbul bintik kemerahan yang dimulai
di daerah wajah, leher, tangan dan seluruh badan. Cara penularan penyakit ini
96
mengandung paramyxovirus dan kontak langsung dengan penderita maupun
diberikan vaksin campak, yang sebenarnya adalah strain dari virus campak
yang telah dilemahkan. Vaksin campak mulai digunakan pada tahun 1963
imunitas terhadap campak dan diberikan pada umur 12-15 bulan. Pemberian
kapan saja asalkan berjarak lebih dari 4 minggu dari pemberian pertama,
pada anak-anak biasanya diberikan saat anak berumur 4-6 tahun. Imunisasi
pemberian vaksin campak antara lain demam > 39,5oC, ruam, emsefalitis,
dan ensefalopati pasca imunisasi. Reaksi KIPI ini telah menurun sejak
97
diberikan pada orang yang sedang mengalami demam tinggi, dalam
(Erfandi. 2018).
BAB IV
A. Gambaran Umum
98
1. Lokasi
Provinsi : Aceh
2. Data Geografis
Batas daerah :
e. Polindes : 1 Unit
f. Posyandu : 1 Unit
h. Menasah : 1 Unit
3. Data Geografis
Jumlah KK : 348 KK
99
Status pemerintah : Swakarsa
B. Gambaran Khusus
Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
1. Jumlah KK : 348 KK
100
C. Data Kuesioner Keluarga Binaan
Subjektif
1. Identifikasi Masalah
2. Data Keluarga
101
3. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Tn. H dan keluarga tidur siang 2 jam/hari, tidur malam lebih kurang 7
jam/hari
b. Kebiasaan makan keluarga
Makan 3x/hari, makan dirumah Sendiri
c. Pola eliminasi
Ny. menyatakan BAB lebih kurang 2x/hari dan BAK lebih kurang
5x/hari
d. Kebersihan perorangan/personal hygiene
Mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari, dan ganti baju 2x/hari
e. Pola kebiasaan kesehatan
1) Tidak ada waktu khusus untuk olahraga
2) Memiliki jamban/WC keluarga
3) Rumah tidak permanen dan pencahayaan kurang cukup
f. Penggunaan waktu senggang
Tn. H bekerja sebagai petani dan sering tidak memiliki waktu luang.
5. Situasi Lingkungan
a. Memiliki rumah sendiri
102
Rumah dekat dengan jalan desa,dengan luas tanah 50 M2dan luas
rumah lebih kurang 40 M2 (4x10 m),yang terisi satu ruang tamu, 1
kamar tidur dan sebuah dapur.
Gambar beserta keterangan rumah KK binaan
b. Jenis rumah : Tidak Permanen
c. Atap rumah : Seng
d. Lantai Rumah : Tanah
e. Ventilasi : tidak ada
f. Kebersihan dan Kerapian :kurang baik
g. Pembuangan sampah : Pembakaran
h. Sumber Air : sumur
1) Penggunaan air : Dimasak
2) Tempat penyimpanan air : Tertutup
3) Kualitas Air : Tidak berbau,berwarna dan berasa
i. Saluran pembuangan air limba : Terbuka
j. Jamban : Ada
k. Pemanfaatan pekarangan : Ada
l. Pemanfaatan fasilitas kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit
berobat ke puskesmas dan Tempat Bidan.
m. Keluarga memiliki jaminan kesehatan
103
9. Stress dan Kopping
a. Stress jangka pendek : Tidak diizinkan suami untuk melakukan
imunisasi pada semua anaknya.
b. Stress jangka panjang : Tidak ada
10. Komunikasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Aceh ,hubungan antara
anggota keluarga cukup baik. Saranan komunikasi dala keluarga adalah
handphone dan televisi
11. Transportasi
Tn. H dan keluarga menggunakan transportasi sepeda motor milik pribadi
Objektif
Pemeriksaan fisik
a. Ny.P
Kepala : Mesochepal,rambut hitam,lurus
Wajah : Ovale
Kulit : Sawo Matang
Mata : Simestris,konjungtifa merah muda,sklera putih
Hidung : Bersih
Telingga : Bersih
Mulut dan gigi : Tidak ada stomatis,ada karies dan tidak ada yang
berlubang
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroit
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris
Perut : adanya bekas operasi setelah melahirkan
Punggu : Normal
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
104
Ekstremitas : Tidak ada odema dan siyonosis
Postur tubuh : Pendek,kurus
TTV : TD : 129/80 mmHg S : 370C
N : 80x /Menit RR : 20 x/menit
BB : 48,8 kg TB : 147 cm
D. Perumusan Masalah
Tidak diizinkan
suami untuk
1. 8x6 7x7 4x8 8x9 208 1
melakukan
imunisasi
Kurang nya
pengetahuan
2. 6x6 7x7 5x8 7x9 205 2
ikeluarga
mengenai
imunisasi
105
Keterangan :
A. : Kegawatan masalah
B. : Kecendrungan masalah
C. : Akibat masalah terhadap produtivitas kerja
D. : Luasnya masalah
F. Pemecahan masalah
O : BB : 48,8 Kg N : 80x/menit
TB : 147 CM RR : 20x/menit
106
A : Ny.P berusia 37 tahun dengan masalah tidak mreakukan imunisasi
pada seluruh anaknya.
P :
107
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
108
B. Saran
dalam keluarga. Dan keluarga mau melakukan apa yang di beri tahu
dengan imunisasi.
109
DAFTAR PUSTAKA
110
Amir, M. Taufik. 2020). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning:
Bagiamana Pendidik Memberdayakan Pembelajaran di Era Pengetahuan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Azizah, N., Suyati., Rahmawati, E.V. 2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Pentingnya Imunisasi Dasar Dengan Kepatuhan Melaksanakan
Imunisasi Dasar, KTI, Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU, Jombang.
Bernsen, R., Al-Zahmi, F. R., Al-Ali, N. A., Hamoudi, R. O., Ali, N. A.,
Schneider, J., ... & Grivna, M. 2018). Knowledge, attitude and practice
towards immunizations among mothers in a traditional city in the United
Arab Emirates. Hamdan Medical Journal, 4(3), 114- 121.
Bofarraj, M. A. 2016). Knowledge, attitude and practices of mothers regarding
immunization of infants and preschool children at Al- Beida City, Libya
2008. Egyptian Journal of Pediatric Allergy and Immunology (The), 9(1).
111
LAMPIRAN I
imunisasi
C. Waktu : 55 Menit
G. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Umum
dan diharapkan Tn. H dan keluarga dapat memahami apa yang sudah
2. Tujuan Khusus
112
c. Agar mengetahui tentang efek jika tidak menggunakan imunisasi
H. Materi (Terlampir)
I. Metode :
a. Power Poin
b. Tanya Jawab
c. Evaluasi
J. Tanya Jawab
1. Apa yang di maksud dengan imunisasi?
Jawab:
vaksin yang bertujuan untuk membentuk daya tahan tubuh terhadap penyakit
tertentu. munisasi rutin lengkap merupakan salah satu cara yang efektif
lengkap terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi ini
Jawab:
ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit pada orang yang tidak
113
bisa menjalani imunisasi. Dengan kata lain, makin banyak orang yang
penyakit.
Jawab:
Selain itu, bila bayi tidak menerima vaksin atau bayi terlambat
karena sistem imunnya sudah kuat oleh bantuan obat ini. Ketika ada
wabah campak, difteri atau polio, anak yang sudah mendapat imunisasi
membahayakan nyawa.
114
LAMPIRAN II
Jadwal Kegiatan Kerja Individu Mahasiswi Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh Di
Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
NO Hari/Tanggal Kegiatan
115
2022 warga.
2. Bersilaturrahmi ke dayah janto baro.
3. Membantu mengajarkan pengajian
pada anak anak desa janto baro.
4. Kamis , 22, Desember 1. Melakukan kegiatan aktivitas senam
2022 jantung sehat di pukesmas janto baro
2. Melanjutkan pendataan ke rumah
warga.
3. Jalan- jalan keliling desa janto baro
4. Membersihkan halaman depan rumah
kepala puskesmas.
5. Kunjungan pertama dosen
5. Jum’at, 23, Desember 1. Gotong royong
2022 2. Melakukan pentablulasi.
3. Ikut serta yasinan bersama ibu-ibu
PKK
4. Mengajar tarian pada anak-anak desa
janto baro
5. Musyawarah dan rapat brsama anak
USK
6. Ikut serta rapat bersama ibu-ibu PKK
janto baro.
116
2022 janto baro
2. Membuat tugas individu
3. Melanjutkan pentabulasi.
4. Melakukan pendaftaran peserta lomba
pada dayah janto baro
5. Ikut serta rapat dusun 3 janto baro
8. Senin, 26, Desember 1. Membuat tabulating
2022 2. Menghadiri acara aqiqah desa janto
baro
3. Mengajarkan tariang pada anak-anak
desa janto baro.
4. Membuat laporan.
9 Selasa, 27, Dsember 1. Menyelesaikan tugas individu
2022 2. Melakukan kegiatan lomba cuci
tangan dan quiz kesehatan pada dayah
desa janto baro.
3. Melanjutkan pentabulasi.
4. Melakukan dekorasi acara lokmin.
10 Rabu , 28, Desember 1. Melakukan gotong royong di rumah
2022 kepala puskesmas.
2. Melakukan make up pada anak nari
desa janto baro
3. Melanjutkan dekorasi acara lokmin.
4. Melakukan kegiatan lokmin.
5. Membantu membersihkan
perkarangan balai desa setelah
kegiatan lokmin
6. Membuat tugas individu.
11 Kamis, 29, Desember 1. Melanjutkan tugas individu.
2022
117
2. Mengunjungi teman pada desa jalin.
3. Jalan-jalan keliling desa jalin.
12 Jumat, 30, Desember 1. Gotong royong di rumah kepala
2022 puskesmas
2. Jalan -jalan keliling desa Jantho baru
3. Memlanjutkan tugas individu.
13 Sabtu ,31, Desember 1. Mendata warga imunisasi
2022 2. Melanjutkan tugas individu
3. Jalan" bersama anak nari
4. Mengajar senam pada anak-anak desa
Jantho baro
14 Minggu,01, Januari 2022 1. Senam lansia
2. Gotong royong Pustu
3. Jalan" bersama pak Kecik, staff kantor
Kecik, dan anak USK ke bendungan.
15 Senin, 02, Januari 2022 1. Menghadiri acara lokmin
2. Melanjutkan tugas individu
16 Selasa, 03, Januari 2022 1. Membuat tugas pengabmas
2. Membersihkan karangan meunasah.
3. Masak – masak bersama ibu desa
biluy.
4. Melakukan acara perlombaan
17 Rabu, 04, Januari 2022 1. Kunjungan keluarga binaan.
2. Membuat tugas kelompokss
3. Melakukan acara perlombaan
18 Kamis, 05, Januari 2022 1. Tugas kelompok dan individu
2. Melakukan acara pengabmas
3. Melakukan acara perlombaan
19 Jumat, 06, Januari 2022 1. Melanjutkan tugas individu da tugas
118
kelompok
2. Pergi belanja hadiah pelombaan anak-
anak
3. Mengajarkan anak anak mengaji
20 Sabtu , 07, Januari 2022 1. Mengecek tugas individu
2. Membuat kue untuk acara perpisahan
3. Malam perpisahan dengan warga
4. Dan pemberian hadiah lomba untuk
anak anak
5. Memberikan bingkisan kepada pak
keuhcik
6. Memberikan bingkisan kepada pak
sekdes
21 Minggu, 08, Januari 2022 1. Melakukan makan bersama anak-anak
di TPA.
2. Acara bakar-bakar bersama di TPA
tengku marzuki
3. Memberi bingkisan kepada ibuk
basyariah
22 Senin, 09, Januari 2022 1. Serah terima pada bagian akademi
kebidanan seleha banda aceh( pulang)
119
LAMPIRAN III
Jadwal Kegiatan
120
LAMPIRAN IV
Media Penyuluhan
121
122
LAMPIRAN V
123
43