Disusun oleh :
A
Dosen pembimbing
DEWI FARIDAH, SST
Preseptor/CI
NINA KARTINI AMD.KEB
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh di Ruangan Kamar Bersalin
RSUD dr. Zainoel Abidin. pada tanggal 6 s/d 12 febuari 2023 dengan judul “ Asuhan
Kebidanan pada ny. A usia kehamilan 38 minggu dengan Ketebuban Pecah Dini di
Ruangan Kamar Bersalin RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2023 ” yang disusun
berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan selama praktik pada tanggal 6 s/d 12
febuari 2023.
Mahasiswi
( Urwatun wuskia )
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga mahasiswi dapat menyelesaikan
Laporan Kasus yang berjudul : “Asuhan Kebidanan pada ny. D usia kehamilan
38 minggu dengan Ketebuban Pecah Dini di Ruangan Kamar Bersalin RSUD
dr. Zainoel Abidin tahun 2023”. Laporan studi kasus ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi salah satu tugas di semester 5 akademi kebidanan saleha kota
banda aceh.
Pada dasarnya tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk melengkapi
tugas di BPM Zuraidah serta untuk melatih mahasiswi membiasakan diri untuk
membaca dan memahami lingkungan di luar kampus.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak lain secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Ibu Rosmalina amd.Keb selaku Preseptor/CI di Ruangan Kamar Bersalin RSUD
dr.Zainoel Abidin.
2. Ibu Dewina Susanti, SST, M. Keb selaku direktur Akademi Kebidanan Saleha.
3. Ibu Shella Kamal, STR.Keb,M.Keb selaku Dosen Pembimbing.
4. Seluruh bidan, senior dan pembimbing di Ruangan Kamar Bersalin RSUD
dr.Zainoel Abidin.
5. Teman- teman yang selalu memberikan semangat dan ide-ide kepada saya.
6. Semua pihak yang telah membantu proses penyususnan laporan ini, sehingga
laporan dapat terselesaikan dengan baik dan lanca.
penyusun
DAFTAR ISI
iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................................5
C. Manfaat......................................................................................................................5
A. Pengertian...............................................................................................................6
B. Etiologi...................................................................................................................6
C. Gejala Klinis...........................................................................................................7
D. Patofisiologi............................................................................................................8
E. Komplikasi.............................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................8
G. Penatalaksanaan......................................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................16
BAB V PENUTUP.........................................................................................................17
A. Kesimpulan...........................................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
persalinan lama. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah
karena kondisi masyarakat, seperti pendidilkan, sosial ekonomi dan budaya
(Dinkes Jateng, 2019).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul
““ Asuhan Kebidanan pada ny. M usia kehamilan 38 minggu dengan Ketebuban
Pecah Dini di Ruangan Kamar Bersalin RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2023”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny.M umur kehamilan dengan Ketuban
Pecah Dini yang sesuai dengan keterampilan yang telah didapat di
pendidikan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi dari ketuban pecah dini
b. Mengetahui etiologi dari ketuban pecah dini
c. Mengetahui gejala klinis ketuban pecah dini
d. Mengetahui patofisiologi ketuban pecah dini
e. Mengetahui penatalaksanaan ketuban pecah dini
C. Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan
(Manuaba, 2019). Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang
terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai
(Sarwono,2015).
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
kehamilan aterm. (saifudin,2002). Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh
karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra
uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono
Prawiroharjo, 2012). Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
inpartu, yaitu bila pembukaan primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang
dari 5 cm. (Sarwono Prawirohardjo, 2015).
Selain itu, Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum
proses persalinan dimulai (Protap Bagian/SMF Obgyn FK Unud/ RS Sanglah,
2014). KPD dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu
2. KPD aterm adalah KPD pada usia 37 minggu keatas
B. Etiologi
ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran
atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks. Penyebab lainnya sebagai berikut:
6
1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-
otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga
sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan
desakan janin yang semakin besar (Manuaba, 2012).
1. Peningkatan tekanan intra uterin, bisa disebabkan oleh :
a. Trauma : hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
b. Gameli
2. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang
3. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP
(sepalo pelvic disproporsi).
4. Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput ketuban
dalam bentuk preteolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah.
(Amnionitis/ Korioamnionitis).
5. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
6. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten
7. Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi
8. Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa
menimbulkan morbiditas janin
C. Gejala Klinis
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau air seni. Alirannya
tidak deras keluar, kecuali bila ibu hamil dalam posisi berbaring. Bila ibu duduk
atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau
menyumbat kebocoran untuk sementara. Selain itu, juga karena tidak ada
kontraksi yang mendorong keluarnya cairan tersebut. Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Untuk lebih
memastikan bahwa itu adalah air ketuban, dilakukan dengan tes ferning atau tes
nitrazine. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
7
D. Patofisiologi
ketuban pecah dini berhubungan dengan kelemahan menyeluruh membrane
fetal akibat kontraksi uteri dan peregangan berulang. Membran yang mengalami
rupture premature ini tampak memiliki defek fokal kelemahan menyeluruh.
Daerah dekat tempat pecahnya membrane ini disebut “ restricted zone of
extreme altered morphology” yang ditandai dengan adanya pembengkakan dan
kerusakan jaringan kolagen fibrilar pada lapisan kompakta, fibroblast maupun
spongiosa. Daerah ini akan muncul sebelum ketuban pecah dini dan merupakan
daerah breakpoint awal. Patogenesis terjadinya ketuban pecah dini secara
singkat ialah akibat adanya penurunan kandungan kolagen dalam membrane
sehingga memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah dini preterm
terutama pada pasien risiko tinggi.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :
1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
2. Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
E. Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat infeksi intra uterin bergantung pada usia
kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan
prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya
insiden SC, atau gagalnya persalinan normal.
1. Persalinan prematur
2. Infeksi pada ibu dan anak
3. Hipoksia dan asfiksia
4. Syndrom deformitas janin
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboraturium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan
pH nya. Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga
8
urine atau sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas
nitrazin tidak berubah warna, tetap kuning.
2. Nitrazin Tes Lakmus (tes), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 – 7,5, darah dan
infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
3. Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek
dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran
daun pakis.
4. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
G. Penatalaksanaan
9
f. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
g. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan
induksi.
h. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
2. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Aterm
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm berupa
penanganan aktif, antara lain:
a. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal lakukan
seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 50 µg intravaginal tiap 6
jam maksimal 4 kali.
b. Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi, dan
persalinan di akhiri :
- bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika
tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesaria.
- bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Jum’at / 10 Febuari 2023
Jam : 16.00 wita
Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : Sd/Sederajat
Alamat : neuhen
Pekerjaan : IRT
S
Data Subjektif
Ibu mengatakan hamil 38 minggu keluar air air sejak pukul 16.00 wita.
O Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran umum : composmentis
c. Berat badan
- Sebelum hamil : 45 kg
- Sekarang : 55 kilo
11
d. Tinggi badan : 152 cm
e. LiLa : 24 cm
f. Tanda-tanda vital :
TD :120/80 mmHg
R : 28x/m
N :88x/menit
T : 36,7 C
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala :Tampak bersih, tidak tampak ketombe, rambut
tidak rontok, pertumbuhan rambut merata, warna rambut
hitam
Muka :Tidak tampak oedem, tidak pucat, dan tidak
tampak cloasma gravidarum
Mata :Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak kuning
Telinga :Tampak simetris, tampak bersih, tidak terdapat
pengeluaran serumen
Hidung :Tidak tampak pernapasan cuping hidung, tidak
ada polip, dan sekret
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak ada
karies pada gigi, lidah tampak bersih
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tiroid
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dada saat
inspirasi dan ekspirasi
Mamae : Tampak simetris, terdapat hiperpigmentasi pada
areola, puting susu tidak menonjol
Abdomen : Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan
Tungkai : Tidak ada odem
Genetalia : Tidak ada keputihan
12
b. Palapasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jagularis
Mamae : Tidak teraba benjolan abnormal, dan kolostrum
belum keluar
Abdomen :
Leopold I : TFU setinggi Prosexus hipoideus, bagian
fundus teraba bulat dan tidak melenting.
Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan teraba keras
(pungung kanan) dan pada perut ibu sebelah kiri teraba
lunak (ektremitas)
Leopold III : bagian bawah perut ibu terasa keras, dan
bisa dilentingkan (kepala janin)
Leopold IV : Konvergen, bagian terbawah janin belum
masuk PAP
TFU : 28 cm
TBJ : (28-12) x 155 = 2480 gram
c. Auskultasi
DJJ (+) terdengar jelas dan teratur , frekuensi 142x/menit.
d. Perkusi
Refleks Patella : Kiri / Kanan, (+) / (+)
Cek Ginjal : Kiri / Kanan, (-) / (-)
e. Pemeriksaan Pangul Luar
Distansia Spinarum : 24 cm
Distansa Cristarum : 27 cm
Conjugata Eksterna : 18 cm
Lingkar Panggu : 90 cm
3. Pemeriksaan penunjang
HB : 11 gr %
Albumin : (-)
Reduksi : (-)
13
A Analisa Data
P Planning
14
“ibu mengerti dan bersedia”
6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
a. Perdarahan pervaginam
b. Bengkak tangan atau wajah, pusing dan diikuti kejang
c. Gerakan janin berkurang
d. Pengelihatan kabur
e. Nyeri abdomen yang kuat
f. Sakit kepala yang hebat
“ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan”
7. Menjelaskan tentang P4K, yaitu program perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi :
a. Dimana rencana persalinan ibu
b. Siapa yang akan menolong dalam persalinan ibu
c. Siapa yang akan mendampingi dalam persalinan ibu
d. Alat transportasi apa yang ibu gunakan
e. Siapa pendonor ibu apabila dalam persalinan terjadi
kegawatdaruratan
“ibu mengerti tentang P4K dan memiliki persiapann terhadap
persalinan”
8. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seperti
sering mengganti celana dalam minimal 3x sehari.
“ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di berikan”
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi atau apabila ada keluhan
“ibu bersedia melakukan kunjungan ulang”
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Secara klinis ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari
vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan
berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37
minggu maupun kehamilan aterm. Penyebabnya bisa karena inkompetensia
serviks, peningkatan tekanan intra uterin, kelainan letak janin dan rahim
kemungkinan kesempitan panggul. Gejala klinisnya dapat berupa keluarnya
cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau amis dan
tidak seperti bau air seni, alirannya tidak deras keluar. Komplikasi yang dapat di
timbulkan adalah persalinan prematur, infeksi ibu dan anak, hipoksia dan
asfeksia. Penanganan yang dapat diberikan kepada pasien yaitu memberikan
obat-obatan farmakologi sesua dengan advis dokter.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
ketuban pecah dini adalah keluarnya air-air dari vagina sebelum proses
persalinan berlangsung. Penyebabnya bisa karena kelainann letak janin,
kesempitan panggul dan peningkatan tekanan didalam uterus. Gejalanya
dapat berupa keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina berbau
amis. Komplikasi yang ditimbulkan yaitu persalinan prematur, infeksi pada
janin dan asfiksia. Penanganan yang dapat diberikan kepada ibu yaitu
memberikan obat-obatan farmakologi dengan advis dokter.
Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan pada tanggal 10 Febuari 2023
pada Ny. M pada pemeriksaan fisik terlihat pengeluaran cairan pada vagina.
Pasien didiagnosa mengalami infeksi Intrauterin. Berdasarkan hasil
pemeriksaan Ny.M diberi tindakan seperti yang sudah dianjurkan
sebelumnya serta memberikan terapi sesuai dengan advis dokter.
Jadi asuhan yang diberikan kepada Ny.M usia kehamilan 38 minggu
ketuban pecah dini antara teori dan penatalaksanaan sudah sesuai.
B. Saran
1. Bagi instansi pendidikan
Disarankan untuk pendidikan melakukan sosialisasi kepada masyarakat
dan tetap memberikan asuhan yang tepat pada pasien dan sesuai
kebutuhan pasien serta meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik
sesuai protap yang diberikan.
2. Bagi tenaga kesehatan
Lebih meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan
menerapkannya dalam memberikan pelayanan.
3. Bagi mahasiswa
Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan menerapkan dalam
memberikan pelayanan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18