Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS STASE

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PADA NY. I


DENGAN POST SEKSIO SESAREA (SC) HARI KE 20

DI TPMB Lia Rachmawati, S.S.T,Bdn,M.Kes

DISUSUN OLEH :
SINTA PEBRIANTI
4009230182

PEMBIMBING AKADEMIK

(SRI HENNYATI, SST.,M.TR.KEB.,M.KES)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tercurah limpah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak
terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini
dengan judul Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan
Post Seksio Sesarea (Sc) Hari Ke 20 Di TPMB Lia Rachmawati,
S.S.T,Bdn,M.Kes. Laporan Pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Stase Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung. Dalam
penyusunan laporan pendahuluan ini, penulisan telah mendapatkan banyak
bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Dra. Suryani, Dipl.Mid,MM sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Dharma Husada Bandung
2. Ira Kartika, S.ST.,M.Keb sebagai Ketua Program studi Profesi
kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung
3. Sri Henyati, SST.,M.Tr.Keb.,M.Kes sebagai pembimbing Akademik
stase Asuhan Kebidanan Pada Nifas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Dharma Husada Bandung
4. Seluruh Tim Dosen pembimbing Asuhan Kebidanan Pada Nifas yang
telah bersedia membimbing dan mengarahkan serta memberikan
motivasi dalam kegiatan praktik ini
5. TPMB Lia Rachmawati, S.S.T,Bdn,M.Kes selaku pemilik tempat
praktik mandiri bidan, yang telah memberikan izin untuk melakukan
kegiatan praktik Asuhan Kebidanan Pada Nifas
Penulis menyadari bahwa Laporan Pendahuluan ini jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis memohon maaf apabila ada
kekurangan dari laporan pendahuluan ini. Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini bisa berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca.
Bandung, 21 Oktober 2023
Penulis

II
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN


POST SEKSIO SESAREA (SC) HARI KE 20

OLEH :
SINTA PEBRIANTI
4009230182

Yang telah dilaksanakan oleh Pembimbing


pada tanggal 21 Oktober 2023

Pembimbing Stase Mahasiswa

Bdn. Sri Henyati, SST.,M.Tr.Keb.,M.Kes Sinta Pebrianti

Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini Sebagai salah satu pernyataan
Dalam Penyelenggaraan Praktik Stase Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan
Pada Prodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada

Mengetahui, Ketua Prodi

Ira Kartika,S,ST.,M.Keb

NIK: 43212100202

III
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................I

KATA PENGANTAR..........................................................................................II

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................III

DAFTAR ISI .......................................................................................................IV

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................2
1. Tujuan Umum............................................................................................2
2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
BAB II MANAJEMEN KEBIDANAN .............................................................3
A. Definisi Masa Nifas..........................................................................................3
B. Periode Masa Nifas...........................................................................................3
C. Adaptasi Fisiologis Masa Nifas........................................................................3
D. Lochea...............................................................................................................5
E. Servicks.............................................................................................................5
F. Bekas Implantasi Plasenta................................................................................5
G. Laktasi...............................................................................................................6
H. Perubahan Sistem Pencernaan .........................................................................6
I. Perubahan Sistem Urinaria...............................................................................6
J. Sistem Endokrin................................................................................................7
K. Perubahan Tanda-Tanda Vital...........................................................................7
BAB III LAPORAN KASUS .............................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................13
BAB V SIMPULAN.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

IV
BAB I

PENDAHULUAN

L. Latar Belakang

Setiap wanita menginginkan Persalinan nya berjalan lancar dan dapat


melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat
vagina yang lebih lebih dikenal dengan persalinan alami dan persalinan caesar
atau section caesarea (Veibymiaty Sumelung, Dkk, 2014).
Seksio Sesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan
di mana irisan dilkakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi)
untuk mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses
persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko kepada
komplikasi medis lainya (Purwoastuti, Dkk, 2015).
WHO memperkirakan bahwa angka persalinan dengan bedah caesar
adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan dinegara-negara
berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan 23% di Amerika
Serikat (Purwoastuti, Dkk, 2015). Pada beberapa keadaan, tindakan Seksio
Sesarea ini bisa direncanakan atau diputuskan jauh-jauh sebelumnya. Operasi ini
disebut operasi sesarea elektif. Kondisi ini dilakukan apabila dokter menemukan
ada masalah kesehatan pada ibu atau menderita suatu penyakit, sehingga tidak
memungkin untuk melahirkan secara normal (Purwoastuti, Dkk, 2015).
Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui bedah Seksio
Sesarea yaitu adanya komplikasi yang dapat terjadi antara lain cedera kandung
kemih, cedera pada pembuluh darah, cedera pada usus dan infeksi pada rahim.
Dalam hal ini bakteri merupakan sumber penyebab infeksi yang mengakibatkan
terhambatnya proses penyembuhan luka (Norman, Dkk, 2011).

1
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ibu Nifas

2. Tujuan Khusus

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis dimana
dalam asuhan pada masa nifas ini peranan keluarga sangat penting, dengan
pemberian nutrisi, dukungan psikologis maka kesehatan ibu dan bayi selalu
terjaga.
b. Melaksanakan skrinning yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan
harus memberikan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara
sistematis yaitu mulai penkajian data subjektif, objektif maupun penunjang.
c. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganalisis
data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi
masalah yang dapat terjadi pada ibu dan bayi.
d. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Masa Nifas
Masa nifas (Post Partum) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung , ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis
dan banyak memberikan ketidaknyamanan pada awal postpartum, yang tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan perawatan
yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).

Jadi masa nifas (post partum) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa
nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari.

B. Periode Masa Nifas


a. Puerperium Dini. Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan.
b. Puerperium intermedial. Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ
reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
c. Remote puerperium. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali
dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi (Reni Heryani 2012).

C. Adaptasi fisiologi pada Masa Nifas


1. Perubahan uterus
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi posisi
fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan simfisis,
atau sedikit lebih tinggi. Dalam keadaan normal,uterus mencapai ukuran besar
pada masa sebelum hamil sampai dengan kurang dari 4 minggu, berat uterus
setelah kelahiran kurang lebih 1 kg sebagai akibat involusi.

3
Satu minggu setelah melahirkan beratnya menjadi kurang lebih 500
gram, pada akhir minggu kedua setelah persalinan menjadi kurang lebi 300
gram, setelah itu menjadi 100 gram atau kurang.
Namum pada keadaan yang abnormal tinggi fundus mengalami
perlambatan akibat adanya luka insisi pada posisi Seksio Sesarea (SC) timbul
rasa nyeri akibat luka insisi sehingga involusi lebih lambat.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses involusi uteri diantaranya:
a) Gizi. Faktor gizi dapat memperlambat penurunan TFU karena pada ibu nifas
Post Seksio Sesarea (SC) tidak boleh langsung makan dan harus diet
makanan terlebih dahulu. Jadi bila gizi ibu Post Partum kurang, maka proses
pertunbuhan serta pemeliharaan jaringan terutama untuk mengganti sel-sel
yang rusak akibat persalinan mengalami gangguan sehingga pengembalian
alat-alat kandungan atau involusio uteri menjadi lebih lambat dan rentan
terkena infeksi. Gizi yang adekuat akan mempercepat pemulihan kesehatan
ibu pasca persalinan dan pengembalian kekuatan otot-ototnya menjadi lebih
cepat serta akan mengakibatkan kualitas maupun kuantitas Air Susu Ibu atau
ASI. Disamping itu juga ibu pasca persalinan akan lebih mampu
menghadapi serangan-serangan kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam
nifas (Fitriana dan Lilis Dwi, 2012).
b) Mobilisasi. Mobilisasi dini adalah aktifitas segera yang dilakukan setelah
beberapa jam dengan beranjak dari tempat tidur pada ibu dengan pasca
persalinan. Hasil penelitian bahwa sebagian besar (60,6%) Ibu Nifas Post
Seksio Sesarea (SC) mengalami keterlambatan penurunan TFU Hal ini
disebabkan oleh ibu Post Seksio Sesarea (SC) kurang melakukan mobilisasi
dini karena rasa nyeri yang timbul akibat pada luka jahitan pada abdomen
(Fitriana dan Lilis Dwi, 2012).
Mobilisasi dini (early mobilization) bermanfaat untuk:
1) Melancarkan pengeluaran lokia, mengurang infeksi puerperium.
2) Ibu merasa lebihsehat dan kuat.
3) Mempercepat involusi alat kandungan.
4) Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik.
5) Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisi metabolisme.
4
6) Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu.
7) Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai (Elisabeth Siwi Walyani,
dkk. 2015.
D. Lochea
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
selama masa nifas (Saleha, 2013).
Berikut ini adalah beberapa jenis Lokia yang terdapat pada wanita pada
Masa Nifas, yaitu:
1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium
selama 2 hari pasca persalinan.inilah lokia yang akan keluar selama tiga hari
post partum.
2) Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang
keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan.
3) Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Dimulai dengan versi yang lebih pucat
dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu
kemudian menjadi kunimg. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai
hari ke-14 pasca persalinan. Lokia alba mengandung cairan serum, jaringan
desidua, leukosit, dan eritrosit.
4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir yang dimulai dari hari ke-14 kemudian
makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua
minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta
terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua (Saleha, 2013 ).
E. Serviks
Segera setelah persalinan bentuk serviks akan menganga seperti
corongberwarna merah kehitaman, setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk
ke rongga rahim, setelah 2 jam dapat di lalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari
hanya dapat dilalui 1 jari (Dewi Martalia, 2012).
F. Bekas implantasi plasenta
Proses involusi tempat melekatnya plasenta mempunyai kepentingan
klinis yang besar, karena bila proses ini terganggu dapat terjadi perdarahan nifas
(Fitriana dan Lilis Dwi, 2012).

5
G. Laktasi
Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.
Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak adalagi
untuk menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan prolaktin (hormon
laktogenik). Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada
payudara mulai bias dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak
terisi darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan rasa sakit. Sel-sel acini
yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi ketika bayi mengisap putting
refleks saraf merangsang lobus posterior pituitari untuk mengekresi hormon
oksitosin. Oksitosin merangsang refleks let dow (mengalirkan) sehingga
menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus laktiferus payudara ke duktus yang
terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau dengan
dipompa sel-sel acini terangsang untuk menghasilkan ASI lebih banyak.
Refleks ini dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama (Saleha, 2013:58).
H. Perubahan sistem pencernaan
Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi Seksio Sesarea (SC)
biasanya membutuhkan waktu sekitar 1-3 hari agar fungsi saluran cerna dan
nafsu makan dapat kembali normal. Dibandingkan ibu yang melahirkan secara
spontan biasanya lebih cepat lapar karena telah mengeluarkan energi yang
begitu banyak pada proses persalinan (Dewi Maritalia, 2012).
I. Perubahan Sistem urinaria
Pada awal Post partum kandung kemih mengalami oedema, kongesti
dan hipotonik, hal ini disebabkan karena adanya overdistensi pada saat kala II
persalinan dan pengeluaran urin yang tertahan selama proses persalinan. Maka
hal ini biasanya di perlukan kateterisasi pada ibu karena kondisin organ
reproduksi ibu belum berfungsi secara optimal pasca operasi. Pada tahap ini
perlunya bidan harus memantau kelancaran aliran urine yang keluar, untuk
menjaga kelancaran aliran urine yang keluar harus diperhatikan
hal sebagai berikut:
1) Pipa jangan sampai tertekuk
2) Kantong penampungan harus dikosongkan secara teratur ke wadah
6
penampungan urine yang terpisah bagi tiap-tiap pasien. Saluran urin dari
kantong penanampungan tidak boleh menyentuh wadah panampungan
3) Kateter yang kurang lancar/tersumbat harus dirigasi dengan teknik No.5, bila
perlu diganti dengan yang baru
4) Kantong penampungan harus selalu terletak lebih rendah dari kandung
kemih (Hasbih Ibrahim, 2011).
J. Sistem Endokrin
Selama kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada system
endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut,
diantaranya :
1) Oksitosin. Oksitosin disekresi dari kelenjar otak bagian belakang. Selama
tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan
plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal
tersebut dapat membantu uterus kembali ke bentuk semula.
2) Prolaktin. Menurunya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar
pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin, hormon ini
berperang dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.
3) Estrogen dan Progestron. Selama hamil volume darah meningkat walaupun
mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat
estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan
volume darah. Di samping itu, progestron memengaruhi otot halus yang
mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh daraah. Hal ini
sangatmemengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar
panggul, perineum dan vulva, serta vagina (Saleha, 2013).
K. Perubahan Tanda-tanda Vital
Tanda-tanda Vital yang sering digunakan sebagai indikator bagi tibuh
yang mengalami gangguan atau masalah kesehatan adalah nadi, pernafasan,
suhu, dan tekanan darah.

7
BAB III

LAPORAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN POST SEKSIO


SESAREA (SC) HARI KE 20
1. Kunjungan

Hari/Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2023

Waktu Pengkajian : 10.00 WIB

Tempat Pengkajian : TPMB Lia Rachmawati, S.S.T,Bdn,M.Kes

Nama Pengkaji : Sinta Pebrianti

Data Subjektif

1. Identitas

Biodata Ibu Suami

Nama : Ny. I Tn. A

Umur : 35 th 37 th

Agama Islam Islam

: SMA SMA

IRT Wiraswasta
Pendidikan :
Kp. Sasak Rt 04/07
Pekerjaan : Kp. Sasak Rt
04/07
Alamat :

8
1. Data Subjektif

a. KELUHAN UTAMA
Ibu mengeluh sering pusing, lelah dan lemas

b. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


Seksio Sesarea (Sc)
c. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Ibu dan suami serta semua keluarga merasa bahagia akan kelahiran
bayinya.

d. RIWAYAT NUTRISI
Selama 20 hari setelah bersalin ibu sudah makan jenis makanan nasi
sayuran, ikan daging tempe tahu, tidak ada makanan yang
dipantrang, tidak mengkonsumsi jamu.
e. RIWAYAT AKTIVITAS
Setelah melahirkan ibu sudah banyak mobilisasi.

f. RIWAYAT ELIMINASI
BAB : Setelah melahirkan ibu sudah BAB secara normal

BAK : setelah melahirkan, ibu sudah BAK secara normal

g. RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT-OBATAN DAN BAHAN


LAIN

Tidak ada.

9
2. Data Objektif

a. Keadaan Umum : Baik


b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-Tanda Vital : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 21 x/menit

Suhu : 37 ºC

d. Pemeriksaan Fisik

1) KEPALA
Rambut : rambut panjang lurus, bersih tidak berketombe
Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : simetris, tidak ada penumpikan sekret
Telinga : simetris, tidak pengeluran cairan
Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada caries gigi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,


kelenjar limfe

Payudara : simestris, putting menonjol, tidak ada benjolan.

2) ABDOMEN
Inspeksi : terdapat luka operasi yang sudah bagus dan
tertutup
Palpasi : TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Nyeri : tidak ada

3) ANOGENITAL
Vulva :-

Anus : tidak ada hemoroid

10
Perdarahan : ada

Lochea : Kecoklatan

4) EKSTREMITAS
Ekstremitas atas : tidak oedem, kuku tidak pucat
Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varices

3. Analisa

P4A0 post partum 20 hari dengan post SC

4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu kondidsi ibu saat ini dalam keadaan baik
b. Mengobservasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran
lochia
c. Menjelaskan penyebab pusing, lemas
d. Memberitahu ibu agar tetap menjaga kebersihan pada luka
sesar agar tetap kering
e. Menganjurkan ibu saat membersihkan genitalia nya
dengan membasuh dengan arah depan ke belakang,
lalu keringkan perineum dengan handuk lembut dan
gunakan pembalut baru.
f. Menganjurkan ibu mengganti pembalutnya ± 4jam sekali
atau jika ibu merasa pembalut penuh
g. Memberikan penkes tentang istirahat cukup tidur ±8 jam
dimalam hari dan ±2 jam di siang hari
h. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi
seimbang dan memperbanyak konsumsi protein untuk
mempercepat penyembuhan luka perineum serta pemenuhan
nutrisi untuk produksi ASI, serta makanan berserat untuk
melancarkan BAB
i. Menganjurkan untuk tidak melakukan hubungan suami

istri selama 6 minggu.

11
j. Menjelaskan tanda-tanda infeksi pada luka Caesar yaitu
bekas jahitan berwarna kemerahan, bekas jahitan Caesar bengkak
dan mengeras, Nyeri pada beberapa bagian bekas jahitan, keluar
nanah dari bekas jahitan, bekas jahitan operasi mengeluarkan
darah, demam, Nyeri perut atau kram, mengalami keputihan
dengan aroma yang tidak sedap.
k. Menganjurkan untuk segera ke pelayanan kesehatan bila merasa
ada tanda-tanda infeksi pada luka Caesar

12
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan yang diberikan pada kasus diatas merupakan asuhan yang diberikan
pada ibu masa nifas 20 hari dengan post Seksio Sesarea (Sc), dimana
dilakukan pemantauan TTV yang didapatkan hasil normal dan dilakukan
pemantauan penyembuhan luka Seksio Sesarea (Sc). Selain itu pemberi
pelayanan juga memberikan asuhan masa nifas dan konseling, seperti:

1. Infeksi pada ibu nifas bias disebabkan karena dari Luka Operasi. Maka
untuk mencegah terjadinya infeksi perlu d dijaga agar kuman-kuman dari
luar tidak dapat masuk ke dalam luka operasi.

2. Antisipasi untuk tanda-tanda infeksi pada kasus perawatan luka operasi,


memberikan nasehat tentang kebersihan dan pemakaian pembalut yang
bersih dan sering diganti (Saifuddin, 2016).

3. Pada kasus ibu nifas dengan perawatan luka operasi SC perencanaan yang
dibuat menurut Siloam Hospital, yaitu :

a. Hindari pakaian ketat


b. Menghindari aktivitas berat
c. Menjaga kebersihan area bekas luka
d. Hindari mandi air panas dn berenang
e. Memenuhi Nutrisi setelah melahirkan
f. Menjaga sirkulasi udara diarea bekas luka
g. Menggunakan obt-obat pereda nyeri
h. Kontrol rutin ke dokter

13
BAB V
SIMPULAN

Sebagai seorang bidan sangat penting memberikan asuhan sesuai standar kepada
pasien. Asuhan masa nifas yang diberikan pada ibu postpartum 20 hari adalah
memastikan luka operasi bagus tidak ada infeksi, involusi uterus berjalan normal,
tidak adanya perdarahan abnormal dan lochea normal, serta menilai adanya
tanda bahaya yang mungkin terjadi saat masa nifas, memastikan ibu mendapat
cukup nutrisi. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi seimbang dan
memperbanyak konsumsi protein untuk mempercepat penyembuhan luka
perineum serta pemenuhan nutrisi untuk produksi ASI, serta makanan berserat
untuk melancarkan BAB. Serta menejlaskan tanda-tanda infeksi pada luka
operasi yaitu yaitu bekas jahitan berwarna kemerahan, bekas jahitan Caesar
bengkak dan mengeras, Nyeri pada beberapa bagian bekas jahitan, keluar nanah
dari bekas jahitan, bekas jahitan operasi mengeluarkan darah, demam, Nyeri
perut atau kram, mengalami keputihan dengan aroma yang tidak sedap.

14
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2005. Nursing Diagnosis : Application to Clinical


Practice.Edisi VIII, Philadelphia, Lippincot Company, USA

Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2007. Rencana Perawatan


Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi
Perawatan Klien, Edisi II, EGC, Jakarta.

Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition and Clasification 2001-


2008,Philadelphia,USA.

Hacker Moore. 2005. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hanifa Wikyasastro.2007. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mc Closky & Bulechek. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC).


United States of America: Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

SectioCaesarea.volume2.No.1.Manado.http//ejournal.unsrat.ac.id/
indeks.php/

jkp/article/viewFile/4052/3568. Diakses tanggal 5 Juni 2016.

Wulandari, Setyo Retno. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Jakarta :


Gosyen

*https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/cara-
merawat-luka-operasi-caesar*

Anda mungkin juga menyukai