Disusun Oleh :
Kelompok 3
KELAS C (Kerjasama IBI Cianjur)
1. Yani Herayani
2. Penti Suventina Rosidah
3. Wina Sughiarti
4. Sinta Pebrianti
5. Dewanti
6. Rini Puspitasari
7. Srie Ratna Sari
8. Risma
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kasihnyalah kami kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Hormon Yang Berpengaruh Dalam Persalinan”. Semoga makalah ini mampu
menambah wawasan bagi para pembaca maupun pendengar mengenai topik tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga kali
dibandingkan dengan kehamilan aterm. Ada komplikasi yang lebih sering
menyertainya seperti; letak defleksi, posisi oksiput posterior, distosia bahu dan
pendarahan postpartum. Pada kehamilan lewat waktu perlu mendapatkan
perhatian dalam penanganan sehingga hasil akhir menuju well born baby dan well health
mother dapat tercapai.
Siklus hidup wanita tak lepas dari pengaruh berbagai hormon sejak masih di
dalam kandungan hingga lanjut usia. Pada saat hamil dan melahirkan, peranan hormon
tersebut meningkat guna melakoni proses yang dialami setiap wanita. Berikut ini
akan kita bahas mengenai hormon yang bersangkutan dengan persalinan wanita
hamil.
4
meningkat pesat. Peningkatan ini tentu juga dipengaruhi hormon-hormon lain yang
dari hipofise seperti somatomamotropin, luteinizing hormon, relaksin, dan sebagainya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. HIS
His (Kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur, yang secara
bertahap akan mendorong janin melalui serviks (rahim bagian bawah) dan vagina (jalan
lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu. Kontraksi menyebabkan serviks membuka
secara bertahap (mengalami dilatasi), menipis dan tertarik sampai hampir menyatu
dengan rahim. Perubahan ini memungkinkan janin bisa melewati jalan lahir. His biasanya
mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atausesudah) tanggal perkiraan
persalinan.
Penyebab yang pasti dari mulai timbulnya his tidak diketahui. Mungkin karena
pengaruh dari oksitosin (hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisa dan
menyebabkan kontraksi rahim selama persalinan). Persalinan biasanya berlangsung
selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada kehamilan pertama) dan pada kehamilan
berikutnya cenderung lebih singkat (6-8 jam).
Show (sejumlah kecil darah yang bercampur dengan lendir dari serviks)
biasanya merupakan petunjuk bahwa persalinan segera dimulai; tetapi show bisa
keluar 72 jam sebelum kontraksi dimulai. Kadang selaput ketuban pecah sebelum
persalinan dimulai dan cairan ketuban mengalir melalui serviks dan vagina. Jika
selaput ketuban pecah, segera hubungi dokter atau bidan.
6
dalam rahim. Infeksi bisa menyerang ibu maupun bayinya. Untuk menginduksi
persalinan biasanya digunakan oksitosin atau obat yang serupa.
7
2. Perubahan Perubahan Akibat His :
Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan
tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement)
dan terbuka (dilatasi).
b) Pada ibu
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan
tekanan darah.
c) Pada janin
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal –hal yang harus diperhatikan
dari his:
1. dengan his berikutnya, misalnya Frekuensi his : Jumlah his dalam waktu tertentu
biasanya permenit atau persepuluh menit.
2. Intensitas his : Kekuatan his diukur dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah
besar jika wanita tersebut berjalan –jalan sewaktu persalinan masih dini.
3. Durasi atau lama his : Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
4. Datangnya his : Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval : Jarak antara his satu his datang tiap 2 sampe 3 menit
6. Aktivitas his : Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
8
3. Pembagian his:
2. His pembukaan (Kala I) : menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur dan
sakit
4. His pelepasan uri (Kala III) : kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan
plasenta
5. His pengiring (Kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi pengecilan
rahim dalam beberapa jam atau hari.His PalsuHis palsu adalah kontraksi uterus yang
tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut
yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum
kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah
pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam
kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kontraksi yang lebih kuat akan terjadi ketika usia kehamilan cukup bulan,
pada minggu ke 37 hingga 40, sebagai kontraksi tanda persalinan. Yang dominan di
daerah fundus uteri dan semakin berkurang ke arahserviks diikuti dengan
meningkatnya jaringan ikat.Setiap kali berkontraksi, serabut otot rahim akan
memendek sedikit. Akibatnya, leher rahim tertarik ke atas. Penarikan demi
penarikan akan memaksa leher rahim membuka mulutnya semakin lama semakin
lebar. Inilah yang disebut dilatasi leher rahim atau lebih dikenal dengan istilah
pembukaan. Fase tenang biasanya berlangsung hingga mulut rahim membuka
selebar 2-3 jari atau 4-5 cm. Pembukaan 3 jari atau 5 cm berati sudah separuh dari
pembukaan sempurna.
9
mempercepat pembukaan serviks dan melebarkan bagian bawah vagina pada saat
mengejan anus tampak terbuka. Tenaga Mengejan/Meneran Setelah pembukaan
lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar
selain his, terutama disebabkan kontraksi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intra abdomen. Tenaga ini 5 serupadengan tenaga
mengejan ketika kita buang air besar tetapi jauh lebih kuat lagi. Saat kepala sampai
pada dasar panggul, timbul suatu refleks yang menyebabkan ibu menutup
glttisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya
kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap
dan paling efektif ketika ada his. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat
lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus
dibantu dengan forcep. Tenagamengejan ini juga melahirkan plasenta setelah
plasenta lepas dari dinding rahim.
Siklus hidup wanita tak lepas dari pengaruh berbagai hormon sejak masih di
dalam kandungan hingga lanjut usia. Pada saat hamil dan melahirkan, peranan hormon
tersebut meningkat guna melakoni proses yang dialami setiap wanita. Berikut ini
akan kita bahas mengenai hormon yang bersangkutan dengan persalinan wanita
hamil. Menjelang persalinan terjadi penurunan hormon progesteron. Hormon ini
berfungsi menyiapkan kondisi rahim agar dapat dihuni calon janin. Pada masa awal
kehamilan, progesteron sangat dibutuhkan agar tidak tejadi keguguran. Namun,
menjelang persalinan wanita fungsi tersebut sudah tidak diperlukan lagi sehingga
produksinya menurun. Di sisi lain produksi estrogen, relaksin, oksitosin, prolactin dan
prostaglandin meningkat pesat.
1. Estrogen
10
Bersama hormon yang lain estrogen meningkat menjelang persalinan. Hormon
ini bekerja merangsang kelenjar mammae dan menyebabkan kontraksi rahim.
Hormon ini dihasilkan oleh plasenta selama proses kehamilan terjadi hingga saat
melahirkan tiba.
2. Relaksin
Hormon ini berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir sehingga siap untuk
dilalui bayi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum (bagian tep irahim). Hormon
ini sangat berperan dalam percepatan proses persalinan wanita.
3. Oksitosin
Hormon oksitosin banyak diproduksi menjelang persalinan. Oksitosis
menyebabkan kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi mendorong
penurunan kepala bayi. Disisilain, hormon oksitosin bertugas menyiapkan laktasi
dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting payudara. Produksi
oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi puting susu. Cara ini dilakukan
apabila kontraksi rahim ibu inadekuat.
4. Prolaktin
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior ini bertugas
menstimulasi pertumbuhan alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon ini
dipacu oleh estrogen. Pada akhir kehamilan atau menjelang persalinan wanita
prolaktin bertugas memproduksi air susu untukbayi setelah dilahirkan.
5. Prostaglandin
Prostaglandin bekerja membantu oksitosin dan estrogen dalam
merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini dihasilkan oleh rahim dan
produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Terkadang wanita juga
mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan intim. Oleh karena
itu, bagi ibu hamil yang waktu persalinannya mundur disarankan untuk
berhubungan seks agar mendapatkan pasokan prostaglandin untuk memicu
kontraksi uterus.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama 37 –42
minggu, presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil di bawah sympisis melalui jalan
lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
berlangsung kurang dari 24 jam. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi
baik.Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan
keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal
dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang
mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan
bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan
yang trampil dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang
menyenagkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan.
3.2 Saran
1. Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan pada ibu yang bersalin
normal sesuai teori dan metode yang telah ditentukan.
12
2. Diharapkanmahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
13