Anda di halaman 1dari 23

AJ S1 Kebidanan Non Kerja

2021/2022

Adaptasi Anatomi dan Fisiologi


Organ Reproduksi dalam Persalinan

KELOMPOK 7
Ajeng Kurnia F.
Diana Eka Pratiwi
Dina Ainul F.
Resta Anggita Kumala
Sindy Nurmala Sari
Vita Dwi Yumanti

Anggota Kelompok
Perubahan pada Sistem Reproduksi Ibu
Bersalin
Pertimbangan-pertimbangan anatomis dan fisiologis ada ciri-ciri unik dari otot miometrium dan otot-
otot polos lainnya dibandingkan dengan otot rangka yang menciptakan keuntungan yang istimewa bagi
miometrium dari sisi efisiensi kontraksi uterus dan kelahiran janin.
• Derajat pemendekan sel otot polos saat kontraksi mungkin satu tingkat lebih besar daripada yang
dicapai oleh sel otot lurik.
• Pada sel otot polos kontraksi dapat diberikan ke berbagai arah, sedangkan gaya kontraksi yang
ditimbulkan oleh otot rangka selalu sejajar dengan sumbu serat otot.
• Otot polos tidak diorganisasikan dengan cara yang sama seperti otot rangka, pada miometrium
ditemukan filamen tebal dan tipis pada berkas-berkas yang panjang dan acak diseluruh sel tersebut.
Susunan ini mempermudah daya pemendekan yang lebih besar dan menimbulkan gaya yang
multidireksional pada otot polos miometrium memungkinkan kesanggupan pengarahan daya dorong ke
segala arah sehingga kelahiran dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan letak atau presentasi janin.
Next…
Pada kehamilan primipara, rahim akan turun dan terdorong ke depan,
yakni sekitar dua minggu sebelum aterm, saat bagian presentasi janin
(biasanya kepala) turun ke dalam panggul sejati. Proses penyesuaian ini
disebut dengan lightening atau penurunan dan biasanya terjadi bertahap.
Setelah lightening, ibu merasa lebih lega (perasaan sesak berkurang) dan
lebih mudah bernapas. Akan tetapi akibat pergeseran ini biasanya terjadi
peningkatan tekanan pada kandung kemih, sehingga ibu akan lebih sering
berkemih. Pada kehamilan multipara, lightening mungkin tidak terjadi
sampai setelah rahim berkontraksi dan proses persalinan yang sesungguhnya
berlangsung.
HIS
Kekuatan primer yang diperlukan dalam peralinan
adalah his. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada
persalinan. Kontraksi rahim bersifat otonom, artinya
tidak dipengaruhi oleh kemauan. His mengakibatkan
serviks menipis dan berdilatasi sehingga janin turun

Sifat his yang normal:


• Kontaksi rahim dimulai dari kornu
• Fundal dominan
• Otot rahim yang tidak berkontraksi tidak kembali ke semula
sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah
rahim
• Saat his terjadi penipisan serviks dan berdilatasi
Next…
Ibu bersalin mungkin mengeluh merasa nyeri yang menetap pada
punggung bagian bawah dan tekanan pada sakroiliaka akibat relaksasi
sendi panggul. Kadang-kadang ibu dapat mengalami kontraksi yang kuat
dan sering, tetapi tidak teratur/kontraksi Braxton Hicks.
Peristiwa yang terjadi pada persalinan prodromal adalah tanda dan
gejala yang dialami sebelum kala I persalinan yang sebenarnya. Lendir
vagina yang keluar semakin banyak akibat besarnya kongesti selaput
lendir vagina. Lendir serviks berwarna kecoklatan atau berbercak darah
(bloody show) keluar. Serviks menjadi lunak/matang, sebagian menipis
dan mulai berdilatasi. Ketuban pecah dengan spontan.
Perubahan Uterus
Di uterus terjadi perubahan saat masa persalinan, perubahan yang terjadi sebagai berikut:
1. Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri dan menyebar ke depan dan ke
bawah abdomen
2. Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)
a. SAR dibentuk oleh corpus uteri yang bersifat aktif dan berkontraksi. Dinding
akan bertambah tebal dengan majunya persalinan sehingga mendorong bayi
keluar
b. SBR dibentuk oleh istmus uteri bersifat aktif relokasi dan dilatasi. Dilatasi makin
tipis karena terus diregang dengan majunya persalinan
Perubahan Bentuk Rahim
Setiap terjadi kontraksi, sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran
melintang dan ukuran muka belakang berkurang. Pengaruh perubahan bentuk rahim ini:
1. Ukuran melintang menjadi turun, akibatnya lengkungan punggung bayi turun
menjadi lurus, bagian atas bayi tertekan fundus, dan bagian tertekan Pintu Atas
Panggul.
2. Rahim bertambah panjang sehingga otot-otot memanjang diregang dan menarik
Segmen Bawah Rahim dan serviks akibatnya menimbulkan terjadinya pembukaan
serviks, sehingga Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR).
Faal Ligamentum Rotondum
Pada kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang
punggung berpindah ke depan mendesak dinding perut depan kearah
depan. Perubahan letak uterus pada waktu kontraksi ini penting karena
menyebabkan sumbu rahim menjadi searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan adanya kontraksi dari ligamentum rotundum, fundus uteri
tertambat sehingga waktu kontraksi fundus tidak dapat naik ke atas.
Perubahan Serviks
 Pendataran serviks/Effasement. Pendataran serviks adalah pemendekan
kanalis servikalis dari 1-2 cm menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang
tipis.
 Pembukaan serviks adalah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya
berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang
dengan diameter kira-kira 10 cm yang dapat dilalui bayi. Saat pembukaan
lengkap, bibir portio tidak teraba lagi. SBR, serviks dan vagina telah
merupakan satu saluran.
Perubahan pada Vagina dan
Dasar Panggul

1. Pada kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina sehingga dapat dilalui bayi.
2. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul yang
ditimbulkan oleh bagian depan bayi menjadi saluran dengan dinding yang tipis.
3. Saat kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar
peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi
tipis sedangkan anus menjadi terbuka.
4. Regangan yang kuat ini dimungkinkan karena bertambahnya pembuluh darah pada
bagian vagina dan dasar panggul, tetapi kalau jaringan tersebut robek akan
menimbulkan perdarahan banyak.
Jenis Panggul Dasar Wanita

Jenis panggul dasar dikelompokkan sebagai


berikut:
1) Ginekoid (tipe wanita klasik)
2) Android (mirip panggul pria)
3) Anthropoid (mirip panggul kera
anthropoid)
4) Platipeloid (panggul pipih)
Ginekoid Android Antropid Platipeloid
Bagian
(50% wanita) (23% wanita) (24% wanita) (3% wanita)
Sedikit lonjong atau sisi Berbentuk hati Oval anteroposterior Sisi anteroposterior
Pintu atas
kiri dan kanan bulat bersudut lebih lebar pipih, kanan-kiri lebar
Bentuk Bulat Hati Oval Pipih
Kedalaman Sedang Dalam Dalam Dangkal
Dinding tepi Lurus Konvergen Lurus Lurus
Menonjol, diameter
Tumpul, agak jauh Menonjol, diameter
Spina iskiadika interspinosa Tumpul, terpisah jauh
terpisah interspinosa sempit
seringkali sempit
Sedikit melengkung
Sakrum Dalam, melengkung bagian ujung sering Sedikit melengkung Sedikit melengkung
bengkok
Lengkung
Lebar Sempit Sempit Lebar
subpubis
Forsep/spontan dgn
SC, pervaginam sulit
Model persalinan Pervaginam spontan posisi oksipito
jika menggunakan Spontan
yang biasa terjadi posisi oksipito anterior posterior atau
forsep
oksipito anterior
Bagian-bagian Panggul

Bagian panggul (pelvis) secara fungsional:


1. Pelvis mayor, disebut juga false pelvis,
bagian pelvis yang terletak diatas linea Tulang panggul terdiri dari:
terminalis 1. Os cocsae: os illium, os ischium, os
2. Pelvis minor, disebut juga true pelvis, pubis
bagian pelvis yang terletak di bawah linea 2. Os sacrum
terminalis, mempunyai peranan penting 3. Os cocsygis
dalam obstetri.
Tulang yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
Hubungan kedua os pubis kanan dan kiri di depan dinamakan simfisis
pubis. Os sacrum dan os illium di belakang dihubungkan oleh artikulasio
sakro-iliaka. Os sacrum dengan os cocsygis dibawah dihubungkan oleh
artikulasio sakro-cocsygea. Pada kehamilan dan persalinan, artikulasio
ini dapat bergeser lebih jauh dan longgar. Ujung cocsygis dapat bergerak
ke belakang jika terlalu menonjol ke depan pada saat partus.

Seorang wanita hamil yang bergerak terlalu cepat dari duduk langsung berdiri,
sering dijumpai pergeseran yang lebar pada artikulasio sakro-illiaka dan
menimbulkan rasa sakit. Dapat terjadi simfisiolisis sesudah persalinan atau ketika
tergelincir karena longgarnya hubungan di simfisis sehingga menimbulkan rasa sakit
dan sulit berjalan.
Bidang Hodge

Hodge I Hodge II
Bidang yang setinggi Pintu Atas Panggul (PAP) yang
Bidang setinggi pinggir bawah symfisis
dibentuk oleh promontorium, artikulasio sakro iliaca,
pubis berhimpit dengan PAP (Hodge I).
sayap sacrum, linia inominata, ramus superior os pubis,
dan tepi atas symfisis pubis.

Hodge III Hodge IV


Bidang setinggi spina ischiadika berhimpit dengan Bidang setinggi ujung os coccygis berhimpit
PAP (Hodge I) dengan PAP (Hodge I).
Bagian Lunak Panggul
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot, jaringan ikat, ligament.
1. Otot yang menahan dasar panggul bagian luar: m. sfingter ani eksternus, m. bulbokavernous
(melingkari vagina), m. perinei transfersus supervisialis.
2. Bagian tengah: m. sfingter uretrae (melingkari uretra), m. iliokoksigeus, m. iskiokoksigeus, m.
perinei transversus profundus, m. koksigeus
3. Bagian dalam (paling kuat): Diafragma pelvis, terutama m. levator ani. Muskulus levator ani
berfungsi menahan dasar panggul, menutup hampir seluruh bagian belakang PBP. Letaknya
sedemikian rupa sehingga bagian depan depan muskulus ini berbentuk segitiga (trigonum
urogenitalis/hiatus genetalis) dalam trigonum ini berada (uretra, vagina, rektum).

Otot-otot yang menahan dasar panggul di bagian luar adalah m.sfingter ani
eksternus, yang mengelilingi anus, m. bulborkavenosus, yang melingkari
vagina, m. perinei transfersus superfisialis.
Thankyou!
Sumber:

Runjati dan Syahniar Umar. 2018. Kebidanan Teori dan Asuhan Vol. 2.
Jakarta: EGC.
Fauziah, Siti. 2015. Keperawatan Maternitas Volume 2: Persalinan. Jakarta:
Prenamedia Group.
Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai