PRODI SARJANA KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2021-2022
1. Adaptasi sistem urinaria dalam kekehamilan Ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa, mengatur volume cairan ekstrasel, mengeluarkan sampah metabolisme, dan menyimpan nutrien yang sangat penting (Hutahaean, 2013). Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69 %. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang terjadi pada trimester I dan III, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara(Kemenkes R1,2016) Pada bulan bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan, bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali. Ginjal akan membesar, glomerular filtration red, dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah yang lebih banyak. Glukosuria juga merupakan suatu hal yang umum, tetapi mungkin adanya diabetes mellitus juga tetap harus diperhitungkan. Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu hal yang abnormal. Pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine clearance lebih tinggi 30%. Pada ureter akan terjadi dilatasi dimana sisi kanan akan lebih membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini diperkirakan karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan adanya tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus sebagai konsekuensi dari dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan dengan posisi melintang di atas ureter kanan juga diperkirakan sebagai faktor penyebabnya. Penyebab lain diduga karena pengaruh hormon progesteron Prawiroharjo, 2014).
2. Adaptasi sistem gastrointestinal dalam kehamilan
Sistem Gastrointestinal (Pencernaan) Tingginya kadar progesteron mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraks otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun. Perbesaran uterus akan menekan diaframa, lambung dan intestin. Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual (morning sickness) dan muntah (emesis gravidarum). Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan (Kusmiaty dkk., 2009) DAFTAR PUSTAKA
Kusmiaty dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Firtamaya
Prawirohardjo, S. 2013. Ilmu Kebidanan. (A. Bari saifuddin, Ed.) (keempat). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.