Anda di halaman 1dari 8

OBSTETRI FISIOLOGI

paper ini di susun untuk salah satu tugas mata kuliah

Oleh :
Erika Irawanie ( D3E613002)
Nuraini
( D3E613007)
Risma Pertiwi ( D3E613009 )
Yessi Nur R.P (D3E613012)

Akademi Kebidanan Medika obgin


Jl. Raya Lembang No 110
Bandung Barat
2014

FISIOLOGI DALAM KEHAMILAN


1. PERUBAHAN SIRKULASI DARAH
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta,
uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan
alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. seperti telah
dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%,
dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak
kira-kira 30%. akibat hemodilusi tersebut, yang jelas mulai timbul pada kehamilan 16
minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi
kordis.
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transport
zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. meskipun ada peningkatan dalam volume
eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga
konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. hal ini tidak boleh dinamakan
anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah hemoglobin pada wanita hamil dalam
keseluruhannya lebih besar daripada sewaktu belum hamil. jumlah leukosit meningkat
sampai 10.000 per ml, dan produksi trombosit pun meningkat pula.
Gamparan protein dalam serum berubah; jumlah protein, albumin, dan
gammaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan baru meningkat perlahan-lahan pada
akhir kehamilan, sedangkan betaglobulin dan bagian-bagian fibrinogen terus meningkat. laju
endap darah pada umumnya meningkat sampai empat kali, sehingga dalam kehamilan tidak
dapat dipakai sebagai ukuran. segera postpartum, sirkulasi antara uterus dan plasenta
berhenti, sejumlah darah untuk sirkulasi umum akan membebani jantung dan bila ada visium
kordis, dapat timbul dekompensasi kordis. setelah partus, terjadi pula hemokosentrasi dengan

puncaknya pada hari ke 3-5 postpartum. hal ini harus juga diperhatikan jika berhadapan
dengan ibu yang menderita visium kordis. dengan adanya hemokosentrasi dapat diduga pula
bahwa ada kosentrasi trombosit, dan sebagainya, sehingga dapat dimengerti mengapa ada
kecenderungan kea rah trombolflebitis postpartum.
2. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN
Sebagian besar perubahan pada subdifisi folume paru terjadi akibat perubahan
anatomi torax selama kehamilan. akibat pembesaran uterus, diafragma terdorong ke atas
sebanyak 4cm dan tulang iga juga bergeser ke atas . bentuk dada berubah karena tiap tiap
diameter anteropostarior dan transfersal bertambah sekitar 2cm, mengakibatkan ekspansi
lingkar dada hingga 5-7cm. iga bagian bawah melebar dan tidak selalu kembali ke posisi
aslnya secara sempurna setelah kehamilan . akibat terdorongnya diafragma ke atas, kapasitas
paru total menurun hingga 5%, hal ini akan dapat memperbaiki aliran udara sepanjang cabang
bronkial dan memperjelas mengapa wanita yang menderita masalah pernafasan selama
kehamilan, kondisinya tidak memburuk seperti hal nya pada wanita yang menderita gangguan
kronis lainnya (campbell dan lees,2000,steifeld dan wax 2001)
3. PERBAHAN SISTEM PENCERNAAN
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek ( nausea). mungkin ini
akibat kadar hormone estrogen yang meningkat. tonus otot-otot traktus digestivus menurun,
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. hal ini
mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan pula obstipasi, yang memang
merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan
pertama kehamilan gejala muntah (emesis). biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai
morning sickness. emesis, bila terlampau sering dan terlalu banyak dikeluarkan, disebut
hyperemesis gravidarum, keadaan ini patologik. Salivasi adalah pengeluaran air liur
berlebihan daripada biasa. bila terlampau banyak, ini pun menjadi patologik.
Gusi mengalami edema, lunak dan sperti spons selama kehamilan yang kemungkinan
terjadi akibat efek estrogen. terkadang terjadi pembekakakn yang sangat faskular yang
bersifat fokal yang disebut ginggifitis pembengkakakn ini disebabkan oleh pertumbuhan
kapiler gusi. hal ini iasanya hilang dengan sendirinya selama melahirkan. banyak data yang
menunjukan bahwa kehamilan tidak menyebabkan kerusakan gigi. salivasi yang berlebihan,
ptialisme, merupakan keluhan yang kadang-kadang terjadi pada kehamilan hal tersebut
dampaknya disebabkan oleh stimulasi kelenjar saliva, akibat ingesti zat tepung ( cunningham
et al 1997 )
Meskipun banyak wanita yag mengalami mual diawal kehamilan, ada juga yang
mengalami peningkatan nafsu makan dengan asupan makanan harian meningkat hingga 200
kkal.
Hipoalamus yag mengendalikan lemak tubuh total, dipacu kembali oleh progesteron
sehingga kadar cadangan lemak tubuh yang baru dapat dicapai dengan lebih banyak dan
mengurangi energi yang digunakan. hal ini memfasilitasi ibu untuk memasuki trimester
ketiga dengan 3,5 kg cadangan lemak yang terakumulasi, yang merupakan bank energi untuk
trimester akhir saat peningkatn lemak secara praktis berhenti, tetapi energi tetap dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin( campbell-brown dan hytten 1998 ).
Banyak wanita hamil yang merasakan peningkatan rasa haus selama kehamilan akibat
pengesetan kembali ambang osmotik utnuk rasa haus dan vasopresin. hal ini berperan dalam

menurunkan osmolalitas plasma menyebabkan peningkatan retensi air yang merupakan


perubahn psiologisnormal selama kehamilan. hcg dapat mempengaruhi osmoregulasi dalam
kehamilan ( baylis dan davison1998 )
Sejalan dengan kemajuan kehamilan, uterus yang membesar juga mendorong
lambung ke usus, akibatnya , apendisitis dapat disalah artikan sebagai pylonefritis
( cunningham et al 1997, edmonds 1999 )
Pada kehamilan cukup bulan, lambung berada pada posisi vertikal. kekuatan mekanis
ini menyebabkan peningkatan tekanan intragastrik dan perubahan sudut persambungan
gastro-esofageal yang mengakibatkan terjadinya refluks esofageal yang lebih besar ( ciliberto
dan marks 1998 )
Pergeseran lambung kearah atas saat uterus mengalami pembesaran yang tidak wajar (
seperti pada kehamilan kembar atau polihidramnion ) menyebabkan timbulnya berbagai
gejal kehamilan yag mengganggu dan lebih sulit untuk diatasi ( steinfield dan wax 2001 )

4. PERBAHAN SISTEM PERKEMIHAN


Perubahan anatomis yang sangat besar terjadi pada ginjal dan ureter. ginjal mengalami
penambahan berat dan panjang sebesar 1cm. di bawah pengaruh progestero,kaliks, dan pelvis
renal mengalami dilatasi. ureter juga mengalami dilatasi dan memanjang, serta membentuk
kurva dengan berbagai ukuran . lumen pada sepertiga ureter berkurang ukuran nya karena
hiperplasia, sehingga meningkatkan dilatasi kompensasi pada dua pertiga ureter bagian atas.
ureter kanan biasanya lebih dilatasi daripada ureter kiri akibat adanya dekstrorotasi uterus,
dan sejalan dengan kemajuan kehamilan, postur terlentang atau tegak dapat menyebabkan
obstruksi ureterik akibat pembesaran uterus yang mengompresi kedua ureter pada lingkar
pelvik. semua faktor ini dapat menyebabkan statis urin dan peningkatan resiko infeksi saluran
perkemihan pada kehamilan. (steinfeld dan wax 2001).
Setelah kehamilan berusia 4 bulan,trigonal kandung kemih( dasar kandung kemih )
terangkat dan terdapat penebalan pada batas intra uterik akibta pembesaran terus, hiperemia
semua organ pelvik dan hiperplasia otot dan jaringan ikat. proses ini berlanjut hingga cukup
bulan mengakibatkan trigonal ini semakin dalam dan luas. tekanan terhadap kandung kemih
semakin besar dan mengakibatkan penurunan kapasitas kandung kemih. untuk
mengkompensasi hal ini, uretra memanjang dan tekanan inrautera meningkat. otot sfingter
uretra internal berelaksi, yang jika disertai tekanan dari uterus terhaddap kandung kemih,
akan menyebabkan sebagian ibu hamil secara signifikan mengalami inkontinensia stres.
urgensi mikturisi dan inkontinensia urgesi juga meningkat pada kehamilan, sebagian
disebabkan oleh efek progesteron pada otot detrusor. hal ini biasanya akan hilang dengan
sendirinya selama nifas ( cardozo dan gleeson 1997 ) .
Saat ini, diketahui bahwa walaupun terjadi peningkatan beban kerja ginjal yang sangat
besar, volume urin yang diekskresikan setiap hari tidak meningkat.seringnya berkemih dan
nokturia yang berkaitan dengan kehamilan kemungkinan terjadi akibat kombinasi berbagai
faktor : perubahan pola tidur, efek tekanan uterus yang membesar terhadapa tekanan kandung
kemih dan penurunan kapasitas kandung kemih akibat peningkatan tekanan.
Banyak faktor yang memppengaruhi fungsi ginjal pada kehamilan, antara lain
penigkatan volume plasma, peningkatan laju filtrasi glomerulus, peningkatan aliran ginjal dan
perubahan hormon seperti hormon adrenokortikotrofik, adh, aldosteron, kortisol, hormon
tiroid dan hcg ( steinfeld dan wax 2001 )

5. PERUBAHAN SYSTEM KARDIOVASKULAR


Perubahan besar terjadi pada system kardiovaskular yang dalam keadaan normal
dianggap patologis, tetapi pada kehamilan dianggap fisiologis. pemahaman terhadap
perubahan ini sangat penting dalam pemberian asuhan kepada ibu dengan kehamilan normal
dan kepada ibu yang sudah menderita penyakit kardiovaskular sebelumnya, yang
kesehatanyya dapat memburuk secara serius akibat peningkatan kebutuhan selama kehamilan
( steinfeld & wax 2001 )
A. jantung
Jantung mebesar sekitar 12 % antara awal dan akhir kehamilan. sebagai distensi bilik
jantung terjadi karena peningkatan hipertrofi myometrium, tetapi sebagian besar terjadi
karena peningkatan pengisian diastolic (terutama di vertikel kiri ) bersamaan
dengan peningkatan volume darah. studi ekokardiografi mengenai pembesaran jantung
selama kehamilan menunjkan bahwa ketebalan dinding mengalami peningkatan yang sangat
sedikit ( steinfeld dan wax 2001 ). pembesaran jantung tampaknya tidak berkaitan dengan
penurunan efisiensi miokardial karena proporsi darah yang dipompakan selama sistol
( fraksejeksi) menngkat diawal kehamilan. membaiknya kontraktilits miokard dianggap
terjadi karena pemanjangan serat otot atau penurunan afterload yang berkaitan dengan
vasodilatasi perifer yang nyata, yang merupakan karakteristik kehamilan. diakhir kehamilan,
tingkat vasodilitasi menurun dan fraksi ejeksi juga berkurang( dunlop, 1999 ).
Uterus yang sedang tumbuh mendorong diagfragma keatas, pembuluh darah besar
tidak berlipat, dan jantung secara bersamaan juga terdorong keatas dengan apex bergerak
secara lateral ke kiri sekitar 15% . hal ini menimbulkan kesan telah terjadi pembesaran
jantung ( de sueit, 1998 ), dan kehamilan juga dapat menyebabkan terjadinya defiasi aksial
kiriyang akan teelihat pada pemeriksaan elrktrokardiogram atau ekg, dan denyut apex akan
teraba pada ruang interkostal ke 4 bukan ke 5( steinfeld dan wax 2001 ) .
Pada pertengahan kehamilan, lebih dari 90 % wanita mengalami mur-mur ejeksi
sistolik yang berlangsung ingga minggu pertama pasca partum. jika tidak disertai dengan
abnormalitas lain,mur-mur ini menunjukan peningkatan curah jantung. ( burnett 2001 ). 20 %
mengalami mur-mur diastolik transien dan 10 % mengalami muur-mur kontinu yang
terdengar diatas dasar jantung, menyebabkan peningkatan aliran darah ke payudara.( de sueit
1998 ).
B. curah jantung
Peningkatan curah jantung pada kehamilan terjadi antara 35-50 % ,dari rata-rata 5 l /
menit sebelum kehamilan menjadi sekitar 7 l/menit pada minggu ke 20 kemudian, perubahan
yang terjadi sesudah itu tidak begitu drastis ( gb. 13.3 ).

Peningkatan curah jantung menyebabkan aliran darah ke ginjal, otak, dan arteri
koroner tetpa tidak berubah, meskipun distribusi ke organ lain bervariaasi sesuai
perkembangan kehamilan.contohnya, uterus meneerima 3 % curah jantung diawal kehamilan,
tetapi menjadi 17% pada kehamilan cukup bulan ( ekstra 400 ml/ menit ) . payudara
menerima curah jantung kurang dari 1 % pada awal gestasi dan 2 % pada kehamilan cukup
bulan ( burnett 2001, steinfeld dan wax 2001 ).
Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan isi sekuncup dan frekuensi
jantung. peningkatan frekuaensi jantung dimulai pada minggu ke 7 dan pada trimester ke 3,
frekuensi jantung tersebut meningkat hingga 1020 %. frekuensi jantung wanita hamil
biasanya 10-15 denyut permenit lebih cepat daripada curah jantung yang tidak

hamil,meningkat dari sekitar 75 menjadi 90 denyut permenit. wanita yang jantungnya normal
sering menyadari adanya ketidaktraturan pada frekuensi jantungnya selama kehamilan.namun
demikian isi sekuncup ( jumlah darahyang dipompa oleh jantung dengan satu kali denyut )
tidak bertambah hingga volume plasma bertambah. isi sekuncup meningkat hingga 10 %
selama pertangahan kehamilan, dan mencapai puncaknya pad usia gestasi 20 minggu yang
dipertahankan hingga cukup bulan ( girling 2001 ).
Selama kardiovaskuler sangat sensitif terhadapperubahan dibanding sistem organ lain.
variasi yang besar dalam curah jantung, frekuensi nadi, tekanan darah , dan aliran darah
regional dapat terjadi sesuai dengan perubahan trivial postur, aktivitas, atau ansietas. kettidak
konsistenan dalam literatur tentang waktu perubahan frekuansi jantungdan isi sekuncup, dan
faktor penyebab utama terjadinya peningkatan curah jantung pada usia gestasi tertentu,
sebagia besar terjadi karena adanya kesulitan dalam teknik pengukuran dan pengaruh postur
terhadap hemodinamik ( steinfeld dan wax 2011 ).
Hingga 1950 an telh diterima bahwa curah jantung menignkat hingga puncaknya pada
usia gestasi 28-32 minggu, dan kemudian menurun sampai jumlah yang sama dengan jumah
saat tida hamil saat cukup bulan. kemudian, disimpulkan bahwa curah jantung meningkat
pada usia stabil sebelum akhir trimester pertama dan tidak menurun sampai setelah
32 minggu. studi terdahulu yang menunjukan adanya penurunan curah jantung pada
trimester ketiga akibat kompresi uterus pada vena kava inferior sekarang dianggap tidak
akurat dirancukan dengan penggunaan posisi terlentang dan oerubahan vaskuler ( girling
2001 ). analisis terbaru mengemukakan bahwa curah jantung mencaoai jumlah maksimalnya
pada usia gestasi kira-kira 24 minggu dan dipertahankan pada jumlah ini hingga cukup bulan
( steinfeld dan wax 2001 )
C. darah
Tekanan Darah
Curah jantung menigkat, tetapi tekanan darah arteri menurun hingga 10 %, hal ini
terjadi karena tahanan aliran memang harus diturunkan ( de sweit 1998a ). penurunan dalam
tahan perifer ini dimulai pada usia gestasi 5 minggu, mencapai nadir pada trimester kedua
( penurunan 21 % ), kemudain secara bertahap meningkat sampai cukup bulan, tetapi masih
tetap mengalami sedikit penurunan pada usia gerstasi cukup bulan untuk mengompensasi
peningkatan curah jantung. pada awalnya, diasumsikan bahwa penurunan tahanan vaskular
perifer terjadi akibat bertambahnya sirkulasi uteroplasenta tahanan rendah yang menerima
curah jantung dalam jumlah besar. saat ini diasumsikan bahwa hal ini terjadi karena
mekanisme pengendalian aktifasi vaskular ( sehingga terjadi vasodilatasi pada awal
kehamilan) .
Agen yang kemungkinan menyebabkan vasodilatasi perifer antara lain prostasiklin
(vasodilator )dan tromboksan a2 (vasokonstriktor) endotelin (vasokostriktor) dan nitrit oksida
( vasodilator). penelitian yang terus dilakukan pada hal ini sangat penting dalam rangka
mencari penjelasan tentang ipertensi akibat kehamilan dan restriksi permbuhan intra uterus,
karena keduanya berkaitan dengan kegagalan vasodilatasi selama kehamilan (blackburn dan
loper 1992, dunlops 1999, steifeld dan wax 2001).
Awal kehamilan berkaitan dengan penurunan drastis tekanan darah diastolik dan
sedikit perubahan pada tekanan sistolok. dengan menurunnya tahanan vaskular perifer,
tekanan darah sistolik menurun rata-rata 5-10mmhg dibawah batas dasar dan tekanan
diastolik menurun 10-15mmhg pada usia gestasi 24 minggu . kemudian , tekanan darah
meningkat secara bertahap , kembali ketingkat tekanan pra-kehamilan pada usia kehamilan
cukup bulan . tekanan darah diastolik meningkat secara signifikan selama pertengahan kedua
masa kehamilan sampai tingkat yang setidaknya sama dengan wanita tidak hamil ( burnette
2001,steinfeld dan wax 2001 ).

Postur dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah . posisi terlentang dapat
menurunkan curah jantung hingga 25%. komprensi vena kafa inferior oleh uterus yang
membesar selama akhir trimester ke2 dn trimester ke3 mengakibatkan menurunnya aliran
balik vena , yang kemudian menurunkan isi sekuncup dan curah jantung. jika pembulu para
vertebral dan kolateral vena kava lain tidak terbentuk dengan lain dan mendapat perfusi yang
cukup ,ibu hamil dapat menderita sindrom hipotensif telentang,yang terdiri ats hipotensi,
bradikardia, pusing , mata berkunang-kunang , dan bahkan sinkop jika ia berada pada posisi
terlentang terlalu lama.
hal ini terjadi pada 10% ibu hamil. hilang nya kesadaran terjadi karena penurunan darah
serebral . dengan memberi posisi miring kekiri kepada ibu hamil tersebut, curah jantung nya
dapat pulih dengan segera ( burnet 2001, steinfeld danwax 2001)
aliran darah
Aliran darah pada ekstermitas bawah melambat pada akhir kehamilan ( de sweit
1998a ). aliran balik vena yang buruk dan peningkatan tekanan darah pada tungkai
menyebabkan meningkatmya distensibilitas dan tekanan vena tungkai, vulva, rektum, dan
pelvis, menyebabkan edema dependem, varises pada vena tungkai dan vulva, dan hemoroid
(cuningham et al 1997).
Otak,ginjang dan arteri koroner menerima beberapa bagian( tetapi dalam jumlah yang
jauh lebih besar) curah jantung selama kehamilan. aliran darah ginjal meningkat 70-80%
( yaitu 400ml/menit diatas jumlah ketika tidak hamil) pada usia gestasi 16minggu yang
membangtu meningkatkan ekresi. aliran darah tersebut berada pada tingkat yang tinggi ,
hingga akhirnya menurun pada akhir kehamilan ( desweit 1998a).
Aliran darah kedalam kapiler,membran mukosa dan kulit mengalami pengkatan,
terutama pada tanngan dan kaki menyampai maksimal 500ml/menit pada minggu ke 36. hal
ini membangtu meghilangkan kelebihan panas yang di produksi oleh peningkatan
metabolisme masa maternal janin dan kerja kardio respiratorius selama kehailan. vasidilatasi
perifer yang terkait merupakan penyebab mengapa wanita hamil merasa kepanasan,
berkeringat banyak setiap saat, merasakan tangan yang lembab, dan sering kali menderita
hidung tersumbat . ( cuningham et al 1997).
Aliran darak ke payudara meningkat hingga sekitar 2% selama kehamilan . hal ini
terlihat pada vena di sekitar permukaan payudara yang mengalai dilatasi yang disertai dengan
pembesaran payudara, rasa hangat dan gaal sejak awal kehamilan ( de swiet 1998a).
Teknik pengukuran aliran darah dalam uterus manusia penuh dengan masalah karena
ketidak terjangkaunya dan kompleksitas suplei darah . namun demikian ,kemajuan terbesar
saat ini telah berhasil dicapai dengan penggunaan ultrasound dopper. penurunan aliran darah
utero plasenta ditemukan pada ibu yang menderita preeklamsia atau pada janin yang
menderita abnormalitas kongenital. penurunan kronis pada perfusi plasenta mengakibatkan
ukuran bayi cukup bulan lebih kecil ( johnsen dan everrit 2000)
volume darah
Dua kompenen utama darah plasma dan seldarah merah mengalami serangkaian
adaptasi dramatik. volume darah maternal total meningkat 30-50% pada kehamilan tunggal,
dengan rata-rata peningkatan tersebut adalah 33%. beberapa ibu mungkin hanya terjadi
peningkatan sedanng pada ekspansi volume, sedangkan pada ibu yang lain dapt tejadi hampir
dua kali lipat nya(steinfeld dan wax 2001) .
metabolisme zat besi
Peningkatan masa sel darah merah dan kebuuhan janin yang sedang berkembang serta
plasenta menyebabkan peningkatan kebutuhan zat besi selama kehamilan, yang di sertai

dengan beberapa peningkatan absorsinya . kebutuhan zat besi meningkat dari 2mg menadi
4mg/hari, diet yang sehat mengandung 10-14mg zat besi perhari,1-2mg (5-10%) yang di
absorsi merupakan jumlah yang cukup bagi sebagian besar ibu hamil ( letsky 1998,hlm 78).
Kebutuhan zat besi selama kehamilan rata-rata sekitar 1000mg. kira-kira 500mg
diperlukan untuk meningkatkan masa sel darah merah, dan sekitar 300mg di trasportasi kan
ke janin, terutama pada 12 minggu terakhir kehamilan . sisa 200mg di butuhkan untuk
mengkompensasi kehilangan yang tidak disadari melalui kulit, veses, urin. biasanya
peningkatan kebutuhan zat besi terjadi pada pertebgahan terakhir kehamilan , dengan ratarata 6-7ml/hari .
protein plasma
Kandungan protein serum total menurun selama trimesteer pertama dan tetap rendah
seama kehamilan . konsentrasi albumin menurun dengan cukup tiba-tiba di awal
kehamilan , kemudian lebih lambat hingga akhir kehamilan.
Albumin nmemainkan peranan penting, tidak hanya sebagai pembawa protein untuk
beberapa hormon, obat, asam lemak bebas, dan bili rubin yang tidak berkonjugasi, tetapi juga
karena pengaruhnya dalam menurunkan tekanan osmotik koloid. penurunan tekanan osmotik
koloid menyebabkan air mengair dari plasma kedalam sel atau keluar dari pembulu darah dan
berperan penting dalam peningkatan kerapuhan sel darah merah, edema ekstemnitas bawah ,
dan mungkin juga dalam penungkatan glomerulus . saat ini telah disepakati bahwa edema
perifer pada ektemnitas bawah di akhir kehamilan merupakan gambaran kehamilan yang
normal tanpa koplikasi dan oleh kerena itu, hal tersebut tidak tercantum dalam definisi
preeklamsia (girling 2001).
faktor pembekuan
Perubahan besar dalam sistem koagulasi menyebabkan terjadinya status
hiperkoagulabel pada kehamilan normal. peningkatan kecenderungan pembekuan disebabkan
oleh berkurangnya aktifitas fibrinorlitik plasma dan meningkatnya produk deglarasi fibrin
yang bersilkurasi di dalam plasma ( symonds dan symonds 1998).
Sejak usia gestasi 3 bulan, terdapat peningkatan sinteis konsentrasi fibrinogen plasma
( faktor 1) sebanyak 50% hal ini diperlukan tubuh untuk mengatasi disrubsi yang sering
terjadi terhadap intergritas faskuler di dalam plasenta (coustan 1995).
Hal tersebut juga sangat penting dalam pencegahan perdarahan pada saat pelepasan
plasenta. pembentukan serat fibrin untuk melapisi sisi plasenta guna mengendalikan
perdarahan memerlukan 5-10% dari sebua fibrinogen yang bersirkulasi. jika proses ini
terganggu, misalnya jika kerja uterus tidak adekuat atau pelepasan plasenta tidak sempurna ,
terdapat deplesi yang cepat pada cadangan fibrinogen, yang dapat menyebabkan perdarahan
hebat dan kematian ( campbell dan lees 2000).
sel darah putih (leukosit)
Sejak kehamilan berusia 2 bulan, jumlah sel darah putih total meningkat selama
kehamilan dan mencapai puncak nya pada minggu ke 30. hal ini terjadi karena adanya
peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear neutrofil ( letsky 1998). dan hal tersebut
mempertinggi sifat fagositik dan bakteri sidadarah. jumlah eosinofil , basofil dan onosit
relatif konstan , dan jumlah limfosit tidak berubah secara signifigan. tidak ada perubahan
dalam proporsi sel t dan sel b yang bersirkulasi . aktifitas metabolik geranulosit meningkat
selama kehamilan, kemungkinan akibat dari stimulasi estrogen ( steinfeld dan wax 2001)
imunitas
Hcg dan prolaktin diketahui menekan respn imun paada wanita hamil . fungsi limfosit
mengalami depresi. terdapat juga penurunan resistensi terhadap infeksi virus seperti herpes,
influenza, rubela, hepatitis, mielitis, dan malaria. kadar serum inmunologlobulin iga, igg , dan
igm menurrun secara terus menerus sejak minggu ke 10 kehamilan , mencapai kadar

terendahnya pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga cukup bulan (letsky
1998).

DAFTAR PUSTAKA
Myles Buku Ajar Bidan edisi 14

Anda mungkin juga menyukai