Oleh :
Oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan Kebidanan Paripurna pada Ny “Y” G2P1001 Masa Hamil sampai dengan KB
di PMB Heni Haryani, S.Tr.Keb Desa Bojong Renged Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang
Oleh:
Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan pada Ujian Sidang
Laporan Tugas Akhir
Tanggal : 19 April 2021
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Asuhan Kebidanan Paripurna pada Ny “Y” G2P1001 Masa Hamil sampai dengan KB
di PMB Heni Haryani, S.Tr.Keb Desa Bojong Renged
Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Oleh :
SYIFAA AULIA QUR’ANI
NIM 201802050
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Kebidanan
STIKES Karya Husada Kediri
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
di dalam Naskah Laporan Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan
Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat atau hasil asuhan yang pernah tertulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
Apabila ternyata di dalam naskah Laporan Tugas Akhir ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia Laporan Tugas Akhir ini digugurkan
dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya. Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan
Paripurna pada Ny “Y” G2P1001 Masa Hamil sampai dengan KB di PMB Heni
Studi Diploma 3 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri. Ucapan terima kasih
1. Ita Eko Suparni, SSiT., M.Keb selaku Ketua STIKES yang telah memberikan
ini.
3. Qorinah Estiningtyas SA, SST., M.Keb., PhD selaku Pembimbing I yang telah
ilmu serta dukungan kepada saya selama saya belajar di kampus ini.
v
7. Ny. “Y” dan suami serta keluarga yang telah bersedia dikaji dalam pengkajian
8. Bapak dan Ibu ku tercinta (Bapak Suwadi dan Ibu Sutiah) yang tidak henti-
hentinya beliau selalu mengingatkan untuk senantiasa belajar dan berdoa, serta
keluarga besarku, yang telah memberikan dukungan dan motivasi terima kasih
atas segala dukungan, cinta kasih dan semangat yang kalian berikan sehingga
2018 yang selalu bersama dalam menempuh studi ini. Terima kasih atas
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
yang dimiliki sehingga perlu saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
Penulis
vi
INTISARI
Oleh:
SYIFAA AULIA QUR’ANI
Kesehatan ibu dan bayi merupakan indikator derajat kesehatan suatu negara.
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas diperlukan upaya
pencegahan risiko komplikasi menggunakan asuhan kebidanan komprehensif
berkelanjutan. Tujuan dari studi kasus ini adalah memberikan asuhan kebidanan pada
Ny. “Y” dari masa kehamilan TM III sampai dengan KB dengan menggunakan
metode Continuity of Care.
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. “Y” menggunakan metode studi
kasus dengan memberikan asuhan kebidanan mulai hamil sampai dengan KB
dilaksanakan di PMB Heni Haryani, S.Tr.Keb, Rumah Ny. “Y” dan RS Mitra Husada
pada 22 September 2020 sampai dengan 15 Januari 2021. Metode pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan menerapkan
etika penelitian Informed Consent, Anonymity, Confidentiality, dan Respect for
Human Dignity.
Hasil studi kasus pada Ny. “Y” umur 33 tahun G2P1001 UK 40 minggu dengan
KRT karena preekampsia, dilakukan asuhan dengan memberikan KIE agar ibu
melakukan pembatasan aktivitas dan banyak istirahat, menganjurkan ibu diet rendah
garam, dan melalukan rujukan. Pada proses persalinan ibu dirujuk ke RS Mitra
Husada untuk dilakukan tindakan Sectio Caesaria karena indikasi preeklampsia. Pada
masa nifas ditemukan ketidaknyamanan nyeri luka jahitan SC dengan pemberian KIE
menjaga kebersihan luka jahitan SC, mengajurkan ibu melakukan mobilisasi dini dan
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri. Pada neonatus tidak ditemukan masalah, serta
masa KB Ny. “Y” memilih kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
Asuhan kebidanan secaraContinuity of Care sangat penting diberikan kepada
ibu hamil dengan kasus preeklampsia, melalui asuhan kebidanan yang tepat dapat
membantu mengurangi risiko yang dapat membahayakan ibu dan bayi.
vii
ABSTRACT
By:
SYIFAA AULIA QUR'ANI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR ORISINALITAS........................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
INTISARI....................................................................................................... vii
ABSTRACT..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.3 Tujuan..................................................................................... 7
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tanda APGAR SCORE....................................................... 63
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Gambar 3.1Gambaran Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan CoC pada
Ny. “Y”............................................................................
97
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kelaikan Etik........................................................................ 154
Lampiran 7 Catatan Kesehatan Ibu Bersalin Dan Bayi Baru Lahir......... 160
xiii
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
KB : Keluarga Berencana
KH : Kelahiran Hidup
xiv
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KN : Kunjungan Neonatal
LH : Luteinizing Hormone
TB : Tinggi Badan
TT : Tetanus Toxoid
UK : Usia Kehamilan
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
kesehatan di suatu negara. Kesehatan pada ibu dan bayi meliputi masa kehamilan,
persalinan, BBL, nifas, neonatus serta KB. Menurut World Health Organisation
(WHO) kematian ibu bisa terjadi selama kehamilan dan 42 hari setelah persalinan
terkait adanya komplikasi pada saat kehamilan ataupun pada penanganan pada
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
negara dengan AKI dan AKB tertinggi di Asia. Penyebab tingginya AKI dan
ekonomi, dan pelayanan Antenatal Care (ANC) yang kurang memadai (IBI,2016).
Angka Kematian Ibu dan AKB merupakan salah satu faktor dari derajat
kesehatan. AKI dan AKB menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan ibu dan
xvi
17
kesehatan kesehatan. Jumlah kasus kematian bayi turun dari 33.278 pada tahun
2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan juga mengalami penurunan pada
tahun 2017 sebanyak 10.294 kasus. Dan demikian pula dengan jumlah angka
kematian ibu turun ditahun 2015 dari 4.999 menjadi 4.912 di tahun 2016 dan
Angka Kematian Ibu di Provinsi Banten pada tahun 2017 sebanyak 226
kasus dan Tahun 2018 sebanyak 135 Kasus. Kabupaten atau kota dengan kasus
kematian ibu tertinggi Tahun 2017 adalah Kabupaten Serang yaitu 58 kasus,
kota dengan kasus kematian ibu terendah adalah Kota Tangerang yaitu 7 kasus,
diikuti Kota Cilegon 12 kasus, dan Kota Serang 13 kasus. Kabupaten atau kota
dengan kasus kematian ibu tertinggi Tahun 2018 adalah Kota Tangerang yaitu 77
atau kota dengan kasus kematian ibu terendah adalah Kota Tangerang Selatan
yaitu 13 kasus, diikuti Kota Cilegon 14 kasus, dan Kota Serang 24 kasus. (Dinkes
Angka Kematian Bayi di Provinsi Banten tahun 2018 sebesar 822 per 1.000
kelahiran hidup Lebih rendah dibanding data tahun 2017 sebesar 1035 per 1000
kelahiran hidup. Kabupaten atau kota dengan AKB tertinggi adalah Kabupaten
Lebak yaitu 351 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Kabupaten Serang 172 per
1.000 kelahiran hidup, dan Kabupaten Tangerang 161 per 1.000 kelahiran hidup.
Kabupaten atau kota dengan AKB paling rendah adalah Kota Serang 19 per 1.000
18
kelahiran hidup, diikuti Kota Cilegon 32 per 1.000 kelahiran hidup, Kota
Tangerang 38 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten atau kota dengan AKB
tertinggi 2017 adalah Kabupaten Tangerang yaitu 268 per 1.000 kelahiran hidup,
diikuti Lebak 236 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kab Serang 197 per 1.000
kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKB paling rendah adalah Kota Serang
Serang 30 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Kota Tangerang Selatan 41 per 1.000
kelahiran hidup, Kota Tangerang 47 per 1.000 kelahiran hidup. (Dinkes Provinsi
sebanyak 43 per 100.000 KH. Angka Kematian Bayi sebanyak 161 per KH. Pada
tahun 2017 tercatat sebanyak 44 per 100.000 KH. Angka Kematian Bayi
sebanyak 268 per KH. Ada beberapa faktor penyebab kematian bayi, tingkat
pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan
KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Faktor yang menyebabkan
kematian pada ibu yaitu tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang
pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak
terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4
“terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada
19
saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak
promotif dan preventif dalam upaya penurunan AKI dan AKB dengan intervensi
seminimal mungkin.
November 2020 di Desa Bojong Renged pada Ny “Y” umur 33 tahun G2P1001
umur kehamilan 40 minggu dengan KSPR 10 (skor awal ibu hamil 2 dan
Persalinan Ny. “Y” dilakukan secara SC (sectio cessarea) dengan indikasi ibu
terbatasnya sarana dan sumber daya manusia (Syaiful, Y & lilis, F, 2019).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya faktor risiko yang
antenatal yang sesuai standar (10 T) meliputi timbang berat badan, dan ukur
tinggi badan, tentukan puncak rahim (Tinggi Fundus Uteri), pemeriksaan tekanan
20
darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas atau LILA), menentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus
(tambah darah), test laboratorium, tatalaksana atau penanganan khusus dan temu
wicara atau konseling yang bertujuan untuk mengetahui secara dini faktor risiko
apa saja yang dapat membahayakan kehamilan, apabila faktor risiko diketahui
dengan segera maka dapat ditangani dengan cepat sehingga dapat menurunkan
dapat menurunkan AKI dan AKB maka diperlukan kompetensi bidan yang
persalianan, nifas, neonatus, dan KB sebagai salah satu pencegahan risiko tinggi.
didapatkan oleh seorang wanita dari seseorang tenaga kesehatan profesional yang
sama, agar kondisi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan ibu dan bayi dapat
terpantau dengan baik, dan dapat diketahui atau dideteksi komplikasinya sejak
Upaya pencegahan umum yang dapat dilakukan oleh ibu hamil, bersalin dan
nifas di masa pandemi Covid-19 yaitu menjaga diri sendiri dan bayi yang ada
didalam kandungan, tetap di rumah dan hindari bertemu orang luar. Cuci tangan
21
dengan sabun dan air atau gunakan antiseptik berbahan dasar alkohol.
sakit. Lebih aman melahirkan di rumah sakit, bahkan selama pandemi covid-19,
mengunjungi dokter atau bidan Anda untuk pemeriksaan rutin. Segera hubungi
dokter jika timbul gejala seperti nyeri di perut, pendarahan, keluar cairan encer,
dan sakit kepala parah. Dalam kasus darurat kunjungi rumah sakit terdekat, cuci
tangan sebelum dan sesudah menyentuh dan memberi makan bayi anda. Cuci
pakaian dan sterilkan semua peralatan & barang yang bersentuhan dengan Anda
atau bayi anda, menyusui dalam waktu 1 jam setelah lahir dan lanjutkan. Ini
melindungi bayi anda dari infeksi. Jaga bayi anda tetap dekat dengan anda.
prematur, kenakan masker medis saat menyusui bayi. Cuci tangan anda dengan
sabun dan air atau gunakan antiseptik berbasis alkohol sebelum menyusui. Rutin
bersihkan dan disinfeksi permukaan di sekitar anda. Jaga jarak setidaknya 1 meter
G2P1001 Masa Hamil Sampai Dengan Masa KB PMB Heni Haryani, S.Tr.Keb
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap subjek dalam studi kasus yang telah
diteliti pada tangggal 27 November 2020 diketahui bahwa Ny. “Y” umur 33 tahun
G2P1001 umur kehamilan 40 minggu dengan KSPR 10 (2 skor awal ibu hamil,
kebidanan apakah yang sesuai untuk diberikan pada Ny “Y” Masa Hamil TM III
1.3 Tujuan
asuhan secara nyata dengan Continuity Of Care pada Ny. “Y” saat hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB di PMB Heni Haryani, S.Tr.Keb Desa
1.4 Manfaat
1. Bagi Profesi
2. Bagi Institusi
untuk lebih mengetahui proses dan perubahan yang terjadi pada masa
komprehensif.
3. Bagi Klien
1. Bagi Klien
baru lahir.
secara kompresensif.
25
BAB 2
TUJUAN PUSTAKA
1) Pengertian kehamilan
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sepuluh bulan (29-40 minggu)
(1) Uterus
menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian
atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis) (Setyowati,
2019).
(2) Serviks
2019).
(3) Ovarium
kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda
(5) Mammae
Pada ibu hamil trimester III terkadang muncul aliran air dari
2013).
(6) Kulit
2013).
(7) Jantung
mencapai 10-15 kali per menit, kemudian menetap sampai aterm (Hani,
2014).
2013).
29
buruk pada tungkai. Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang
bertambah besar dan berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat
penatalaksanaannya
(1) Hemoroid
a. Hindari konstipasi.
mau tidak mau akan mengganggu istirahat ibu termasuk waktu tidurnya.
a. Ibu hamil disarankan tidak minum saat 2-3 jam sebelum tidur.
(3) Pegal-pegal
sebagai berikut :
duduk atau berdiri lebih lama jangan lupa istirahat setiap 30 menit.
yang timbul pada trimester ketiga karena janin yang semakin membesar
yang cukup agar tidak stres dan mengganggu pikiran (Hani, 2011).
32
d. Hentikan merokok.
(6) Oedema
yang umumnya terjadi pada trimester akhir. Oedema pada ibu hamil
esterogen.
c. Jangan terlalu banyak berdiri dan juga jangan terlalu banyak duduk.
d. Pakai sepatu yang nyaman dan jangan memakai kaos kaki atau
dilakukan melalui :
gizi.
(4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi.
(5) Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila
diperlukan.
(6) Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarganya dalam menjaga kesehatan
dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
penyulit/komplikasi
dari :
35
KEK.
g. Pemeriksaan HIV.
h. Pemeriksaan BTA
i. Tes SWAB
nyeri otot (33%), rasa lemas menyeluruh (22%), sesak nafas (11%),
antenatal meliputi :
a. Kesehatan ibu.
persalinan.
epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan
i. KB pasca persalinan.
j. Imunisasi(Sulistiyawati, 2011).
dengan perjanjian agar ibu tidak menunggu lama. Apabila ibu hamil
menderita Tuberculosis.
berinsektisida.
4. Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk
kehamilan. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera
10. Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdetekdi memiliki faktor
12. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan
dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya atau riwayat obstetri
13. Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu. Setelah
15. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan
oleh tenaga kesehatan Pedoman Bagi Ibu Hamil, Nifas, Bersalin, dan
16. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi positif COVID-19 tidak
17. Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19 pasca
kehamilan dengan SARS disertai oleh IUGR dan solusio plasenta terjadi
18. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan
keluarga tersebut.
19. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak
1. Pra Pelayanan
pencegahan covid-19.
3. Pasca pelayanan
hari
43
gestational:
a. Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti
minggu kehamilan.
b. Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti
persalinan.
2019)
2. Pre-eklampsia
a. Pengertian
44
b. Faktor predisposisi
(7) Nuliparitas
c. Tanda gejala
45
b) Edema
c) Hipertensi
d) Proteinuria
d. Gejala subyektif
muntah)
e. Klasifikasi
subyektif.
proteinuria 2 gram per liter atau > 2+ pada dipstick, oligouria <
46
400 ml/24 jam, kreatinin serum > 1,2 mg/dL, nyeri epigastrum,
2016)
nifedipine.
singkat, jika tidak dilakukan tindakan yang tepat untuk mencegah hal
47
a. Menjaga kesadaran
b. Menghindari polifarmasi
4. Superimposed preeclampsia
minggu
hipertensi terkontrol
skoma atau nyeri ulu hati juga dapat disebut dengan superimposed
preeclampsia.(Alatas, 2019)
count)
49
dapat terjadi pada sebelum, saat dan setelah kehamilan. Diagnosis cukup
dibawah ini :
1.2 mg/dL
c. Trombosit <100,000/mm3
Penatalaksanaan
secara farmakologis.
spesialis.
140/90 mmHg.
plasenta.
1) Pengertian
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
2) Teori Persalinan
oleh karena itu semakin tua kehamilan, frekuensi kontraksi semakin sering.
temukan pada janin besar dan panggul sempit. Contohnya Multi paritas,
janin dapat dilahirkan, tetapi tetap berada dekat vulva. Tarikan pada
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi lain. Pada umumnya bokong sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin
berada di depan.
Atonia Uteri.
(Rohani, 2011)
4) Permulaan Persalinan
(1) Lightening
karena kepala bayi yang sudah masuk ke panggul. Penyebab dari proses
ini adalah :
kemajuan persalinan.
d) Durasi pendek.
(b) Sifat his teratur, semakin sering, dan kekuatan makin besar
menimbulkan:
c) Pengeluaran cairan
2014: 9-11).
5) Tahapan Persalinan
4 jam.
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara
jam.
Kala III adalah proses persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
Rahim
57
pernafasan
d) Kontraksi uterus.
a) Uterus
dan berelaksasi seperi otot pada umumnya. Pada saat otot retraksi,
b) Serviks
(b) Dilatasi
pembukaan serviks.
(c) Ketuban
c) Tekanan darah
mmHg
d) Suhu tubuh
selama persalinan
e) Detak Jantung
f) Pernafasan
metabolisme
a) Kontraksi Uterus
berkontraksi
b) Serviks
60
lengkap, dan pada pemeriksaan dalam tidak lagi teraba bibir portio,
d) Ekspulsi janin
kedua bahu lahir, disusul trochanter depan dan sampai lahir janin
seluruhnya
e) Tekanan darah
II persalinan.
f) Metabolisme
persalinan.
g) Denyut nadi
h) Suhu
61
i) Pernapasan
j) Perubahan gastrointestinal
sampai kala II. Biasanya mual dan muntah pada saat transisi akan
mereda selama kala II persalinan, tapi bisa terus ada pada beberapa
pasien.
a) Semburan darah
a) Tanda vital
b) Gemetar
hematologi.
c) Sistem gastrointestinal
merasa mual sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi tubuh yang
tidur.
d) Sistem renal
pembesaran.
e) Sistem kardiovaskular
f) Uterus
g) Serviks
h) Perineum
keadaan kendur.
j) Pengeluaran ASI
Pada kala II his terkoordinasi lebih kuat, cepat, dan lama kira-kira
2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul,
ibu merasa ingin buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada
perineum meregang.
dijahit.
penting karena akan memberikan efek yang positif terhadap ibu dan
tidak nyaman.
b) Mengusap keringat
c) Memberikan support
e) Memberikan minuman.
f) Mengubah posisi.
relaksasi, Beberapa hal ini juga dapat mengurangi rasa nyeri pada
ibu :
kontraksi, berusaha untuk diam, dan ada pula yang menangis. Itu
diperlukan.
f) Persiapan Rujukan
(termasuk partograf)
Pemantauan Ibu
a) TTV
b) Kandung kemih.
c) Hidrasi
1. Ibu melakukan tes swab pada usia kehamilan 38 minggu atau sebelum
persalinan dilakukan
ODP/PDP/COVID-19.
1. Pengertian
melalui suatu insisi pada dinding dengan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan uttuh serta berat janin diatas 500 gram.
(Salawati, 2013)
a. Indikasi mutlak
a) Indikasi ibu
stimulasi
b) Indikasi janin
b. Indikasi relatif
b) Presentasi bokong
d) Preeklamsi berat
c. Indikasi sosial
a. Janin mati
b. Syok
c. Anemia berat
a. Kadar HB
1) Pengertian nifas
nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium adalah masa pulih
kembali. Sekitar 50% kematian ibu terjadi alam 24 jam pertama post partum
(1) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan.
(3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
3) Lochea
Lochea adalah cairan/sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
(1) Lochea rubra: berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel desidua,
(2) Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari ke
3 – 7 nifas.
74
(3) Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke
7 – 14 nifas.
(4) Lochea alba : cairan putih, keluar setelah 2 minggu mas nifas.
(5) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
2015)
perhatian keluarga.
c. Depresi post partum sering terjadi pada masa ini (Astutik, 2015).
keadaan ibu dan Bayi Baru Lahir (BBL), selain untuk mencegah,
Tujuan :
mencegah perdarahan.
bayi.
Tujuan :
hari.
Tujuan :
1. Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas (lihat
Buku KIA). Jika terdapat risiko/ tanda bahaya, maka periksakan diri ke
tenaga kesehatan.
periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari pasca
dengan perawatan bayi, bergerak naik turun dari tempat tidur dan mengatur
posisi yang nyaman selama menyusui akibat nyeri. Rasa nyeri tersebut
dengan non farmakologi untuk mengontrol nyeri agar sensasi nyeri dapat
berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang. Salah satu terapi non
bagi ibu nifas post SC karena lebih dirasa rileks sehingga menyebabkan
Menurut Dep. Kes. RI, (2009) Bayi baru lahir Normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2
Bayi baru lahir Normal adalah berat antara 2500-4000 gram, cukup bula
n, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan conginetal (cacat bawaa
(7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup, ramb
testis sudah turun, skrotum sudah ada dan kuku agak Panjang dan lemas
(10) Refleks morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
(12) Reflex rotting mencari putting susu dengan baik rangsangan taktil pada
(13) Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama, meconiu
(1) Tahapan I
80
da tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gra
(2) Tahapan II
Intepretasi :
(1) Pernafasan
81
alveoli selain karena adanya surfaktan, yang adanya tarikan nafas dan
teratur.
tekanan jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan dan hal
(3) Suhu
a) Evaporasi
82
b) Konduksi
bayi dengan permukaan yang dingin oleh objek yang kontak secara
langsung.
c) Konveksi
pendingin ruangan.
d) Radiasi
tubuh bayi.
(4) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh orang
(5) Imunoglobulin
pertama kehidupan.
(7) Hati
lemak serta glikogen. Sel Hemopoetik juga mulai berkurang, dan enzim
a) Cara konveksi
Suhu udara dikamar bersalin tidak boleh kurang dari 20o C dan
sebaiknya tidak berangin. Tidak boleh ada pintu dan jendela yang
terbuka. Kipas angin dan AC yang kuat harus cukup jauh dari area
b) Cara evaporasi
dengan cepat melalui cara ini. Karena itu, bayi harus dikeringkan
c) Cara radiasi.
lebih cepat.
85
di dada atau perut atas ibu selama paling sedikit 1 jam untuk memberi
menunjukkan hal ini tidak bermanfaat bagi ibu ataupun bayi, bahkan
pusat dan posisi bayi dari ibunya, apakah bayi diletakkan lebih tinggi
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
tali pusat tetap kering dan bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air
Label nama bayi atau nama ibu harus dilekatkan pada pergelangan
sesuai agar tidak terlalu ketat ataupun longgar sehingga mudah lepas.
Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada bayi
dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual seperti gonore dan
sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep mata
Vitamin K1 (PDVK).
87
Hipotermi, Suhu ruang saat memandikan bayi harus hangat >25ºC dan
suhu air yang optimal 40ºC untuk bayi kurang dari 2 bulan, dandapat
367-372).
5) Kunjungan Neonatus
distribusi waktu:
(1) Ikterus
Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang ter
merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir
melebihi 12,5 mg% pada neonates cukup bulan dan peningkatan bili
Perdarahan tali pusat terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akib
at dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan pro
(3) Diare
Diare adalah proses pengeluaran feses yang tidak abnormal dan cair,
bisa juga di definisikan sebagai buang air besar yang tidak normal berb
entuk cair dan frekuensi yang sering, neonates di katakana diare jika BA
(4) Infeksi
Infeksi Perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada post
natal, yaitu infeksi pada periode postnatal dapat terjadi setelah bayi lahir
ang tidak steril, tindakan antiseptic atau dapat juga terjadi akibat infeksi
(5) Kejang
suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab atau ad
anya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama adalah kelainan baw
atau penyakit lain seperti infeksi. Kejang pada bayi baru lahir kurang bis
l ini karena ketidakmatangan organ orteks pada bayi baru lahir (Vivian,
2011: 101-106).
2. Bayi baru lahir dari ibu yang bukan ODP, PDP atau terkonfirmasi
Dini (IMD), injeksi vit K1, pemberian salep/tetes mata antibiotik, dan
imunisasi Hepatitis B.
3. Bayi baru lahir dari ibu ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19:
91
ChordClamping).
4. Bayi lahir dari ibu hamil HbsAg reaktif dan COVID-19 terkonfirmasi
b. Klinis sakit (bayi tidak bugar atau tampak sakit) tetap mendapatkan
selanjutnya)
5. Bayi baru lahir dari ibu dengan HIV mendapatkan ARV profilaksis,
6. Bayi lahir dari ibu yang menderita sifilis dilakukan pemberian injeksi
a. Bayi lahir dari Ibu ODP dapat menyusu langsung dari ibu dengan
diperhatikan.
lainnya.
10. Pada bayi yang lahir dari Ibu ODP tidak perlu dilakukan tes swab,
lahir.
11. Setelah 24 jam, sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan,
keluarga.
setelah lahir
14. Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk ASI
ekslusif dan tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai yang
Sakit.
2.5 Konsep KB
1) Pengertian KB
96
(Sulistyawati, 2011).
c. Kelebihan :
d. Kekurangan :
e. Cara kerja
terjadi ovulasi.
f. Efektifitas
a) Usia reproduksi.
tinggi.
e) Pasca keguguran.
c) Penderita hepatitis
d) Hipertensi
e) Diabetes
c. Kelebihan :
embolik.
nyeri haid.
d. Kekurangan :
kombinasi.
e. Efek samping
a) Amenorhea
badan
f. Cara kerja
100
a) Menghambat ovulasi.
mencegah implantasi
a. Pengertian
b. Mekanisme kerja
a) Mencegah ovulasi.
c. Keuntungan
a) Sangat efektif.
menopause.
ektopik.
d. Kerugian
a) Gangguan haid.
pemakaian.
102
panjang.
e. Indikasi
a) Usia reproduksi.
d) Menyusui
e) Setelah abortus.
estrogen.
f. Kontra indikasi
b) Perdarahan pervaginam.
103
amenorea.
a. Pengertian
adapula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada
b. Cara kerja
dalam endometrium.
c. Keuntungan
d. Kerugian
g) Efek umum yang terjadi perubahan siklus haid, haid lama dan
e. Indikasi
105
a) Usia reproduksi
b) Keadaan nulipara
f. Kontra Indikasi
a) Kehamilan
panggul.
a. Pengertian
b. Mekanisme Kerja
106
pergerakan sperma.
c. Indikasi
a) Usia reproduksi
c) Ibu menyusui
d. Kontra indikasi
107
d) Diabetes mellitus
e. Keuntungan
norplant.
f. Kerugian
a) Kepala nyeri.
c) Jerawat.
108
kontrasepsi.
(handscoon), masker, face shiled dan cuci tangan sebelum dan sesudah
pasien bisa test rapid terlebih dahulu untuk mengantisipasi kejadian yang
tidak diinginkan.
1) Pernyataan standar
109
2) Kriteria pengkajian
sosial budaya).
pemeriksaan penunjang).
1) Pernyataan standar
dan rujukan
1) Pernyataan standar
2) Kriteria perencanaan
komprehensif.
klien/keluarga.
(4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
1) Pernyataan standar
2) Kriteria
spiriual-kultural.
(8) Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan
sesuai.
1) Pernyataan standar
112
2) Kriteria evaluasi
(2) Hasi l evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
atau keluarga.
1) Pernyataan standar
asuhan kebidanan.
KIA).
RI, 2007).
BAB 3
METODE PENELITIAN
Fisiologis Patologis
Bersalin
Fisiologis Patologis
Nifas
Bayi Ibu
114
3.2 Pendekatan atau Desain Penelitian (case study )
Desain penelitian adalah suatu prosedur yang digunkan oleh peneliti untuk
memperoleh data penelitian. Desain penelitian yang digunkan yaitu study kasus
yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini adalah ibu hamil. Ibu hamil
yang menjadi kasus tersebut secara mendalam di analisis baik dari segi yang
kasus, maupun tindakan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan
tertentu. Meskipun didalam studi kasus ini yang diteliti hanya dalam bentuk unit
tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi berbagai aspek yang cukup
1) Tempat
dirumah pasien dan PMB Heni Haryani, S.Tr.Keb Desa Bojong Renged
2) Waktu
115
3.4 Obyek Penelitian/Partisipan
Obyek dari penelitian ini meliputi obyek primer dan sekunder. Sebagai
obyek primer yaitu Ny. “Y” G2P1001 usia kehamilan 30 minggu dilaksanakan di
trimester III, persalinan dan BBL, nifas, sampai dengan KB. Sebagai obyek
penelitian dengan memberikan asuhan sesuai kebutuhan pada Ny. “Y” sebanyak
16 kali kunjungan yaitu 6 kali kunjungan ANC trimester III, 1 kali kunjungan
saat persalinan (INC), 4 kali kunjungan pada masa nifas (PNC), 3 kali
kunjungan pada saat neonatus dan 2 kali kunjungan pada masa KB. Pengambilan
data subjektif (anamnesa dari Ny “Y”, suami dan keluarga) secara langsung dan
1) Wawancara
116
langsung. Metode dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
yang dialami. Selain itu juga untuk mengetahui keberhasilan KIE dan asuhan
kemudian bisa dijawab dengan benar atau tidak oleh Ny.”Y”. Jika jawaban
2) Observasi
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini,
117
Penelitian yang dilakukan pada Ny. “Y” menggunakan metode
3) Studi Dokumentasi
dengan cara pengambilan gambar yang berasal dari buku KIA seperti hasil
118
Informed Consent tersebut diberikan sebelum asuhan kebidanan
dilakukan. Tujuan informed consent adalah agar Ny. “Y” mengerti maksud
asuhan kebidanan, Ny. “Y” bersedia untuk menjadi responden dan bersedia
hanya menuliskan Ny. “Y”dan Tn. “I” sebagai inisial nama responden dan
3) Confidentiality (kerahasiaan)
2012)
kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
yangberasal dari hasil wawancara dengan Ny. “Y” dan data objektif dari
119
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak klien, seperti mendapatkan
(Notoatmodjo, 2012).
120
BAB 4
Pada bab ini akan disajikan hasil pendokumentasian asuhan kebidanan pada
Ny. “Y” dari kehamilan sampai dengan KB di PMB Heni Haryani, S.Tr.Keb.
tanggal 21 September 2020 sampai dengan 30 Januari 2021. Ny. “Y” usia 33
tahun G2P1001 dengan KSPR ibu hamil 10 (Skor awal 2, preeklamsia 8).
Kunjungan :1
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata/ Identitas
121
122
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Konsistensi : Cair
HPHT : 19 – 02 – 2020
TP : 26 – 11 – 2020
4. Riwayat Obstetri
39 3,8 kg / hidu
1 1 1
Mg −¿ √ −¿ −¿ −¿ √ −¿−¿ √ −¿−¿ P
47 cm
8 th √ −¿ p
2 1 2 H A M I L I N I
5. Riwayat Kontrasepsi
bulan.
Dari pihak keluarga ayah dan ibu Ny. “Y” tidak ada
Pola Kebiasaan
No Sebelum Hamil Selama Hamil Masalah
Sehari-hari
1 Pola Nutrisi
a.Makan 3x sehari porsi sedang 3-4x sehari porsi sedang Tidak ada
(Nasi, lauk, sayur) (Nasi, lauk, sayur) masalah
b. Minum 7-8 gelas air putih 8-9 gelas air putih
2 Pola Eliminasi
a. BAK 3-4x sehari 5-6x sehari Tidak ada
b. BAB 1x sehari (lunak) 1x sehari (lunak) masalah
3 Pola Istirahat
a. Tidur Siang ± 1-2 jam ± 2 jam Tidak ada
b. Tidur Malam ± 8 jam ± 8 jam masalah
4 Pola Aktivitas Mengajar, melakukan Melakukan aktivitas Tidak ada
Sehari-hari aktivitas rumah tangga ; rumah tangga sesuai masalah
masak, mencuci, dll kemampuan dan di
bantu suami
5 Pola Personal Mandi 2x sehari Mandi 2x sehari Tidak ada
hygiene Gosok gigi 2x sehari Gosok gigi 2x sehari masalah
Ganti pakaian 2x sehari Ganti pakaian 2x sehari
Keramas 3x seminggu Keramas 3x seminggu
6 Pola Aktivitas 2-3x dalam seminggu 1x dalam seminggu Tidak ada
Seksual masalah
7 Pola Kesehatan Tidak merokok/minuman Tidak Tidak ada
alkohol/obat-obatan merokok/minuman masalah
ataupun jamu tradisional alkohol/jamu
tradisional, ibu
mengonsumsi obat-
obatan dari bidan (tablet
Fe dan vitamin)
bulanan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
d. Pernapasan : 22 x/menit
e. Suhu : 36,7˚C
f. Lila : 28 cm
g. BB/TB : 64 kg/160 cm
h. BB sebelum hamil : 58 kg
2. Pemeriksaan Fisik
dan kiri.
e. Abdomen :
(kesan ekstremitas).
PAP)
Leopold IV :-
McDonald : TFU : 26 cm
f. Ekstremitas
varises kanan/kiri
3. Pemeriksaan penunjang
a. HB : 11,2
Total skor :2
129
III. INTERVENSI
Tanggal Intervensi Rasional
21-09-2020 Dx :
14.00WIB G2P1001 UK 30 minggu, janin
tunggal, hidup, intrauterine, presentasi
kepala, keadaan jalan lahir normal
dengan keadaan ibu baik.
Masalah :
Tidak ada keluhan
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan
diharapkan
a. Kehamilan ibu berjalan dengan
normal.
b. Ibu sehat dan janin mengalami
pertumbuhan sesuai dengan umur
kehamilan.
Kriteria Hasil :
a. TTV dalam batas normal Tekanan
Darah (100/60- 130/90 mmHg)
Nadi (60 - 90 x/menit)
Pernafasan (18 - 24 x/menit)
Suhu (36,5 – 37,5 x/menit)
b. Berat Badan bertambah dalam batas
normal (12,5 – 18 kg)
c. Muka : tidak oedem
d. Mata : Konjungtiva merah muda
(tidak pucat)
e. Abdomen:
Leopold I : TFU sesuai Usia
Kehamilan. Bagian fundus teraba
bulat, lunak dan tidak melenting
(kesan bokong)
Leopold II : Teraba keras
memanjang disebelah kiri atau
kanan (kesan punggung). Teraba
bagian kecil janin ( kesan
ekstremitas) disebelah kanan atau
kiri.
Leopold III : Teraba bulat, keras,
melenting (kesan kepala). Dapat
digerakkan atau tidak
Leopold IV : Divergen atau
Konvergen
f. DJJ dalam batas normal
(120-160 x/menit)
g. Ekstremitas : Tidak oedem
(atas/bawah)
h. LILA dalam batas normal (≥23,5
cm)
i. Hb ≥11 gr%/dL
j. Protein urine : Negatif (-)
k. Reduksi : Negatif (-)
131
IV. IMPLEMENTASI
Tanggal Implementasi
22-09-2020 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu
serta keadaan janin baik.
14.00 WIB 2. Mengajari ibu teknik senam hamil yang benar, karena senam hamil
berguna untuk melatih otot-otot tertentu yang dapat membantu proses
melahirkan normal, seperti otot perut, otot panggul dan otot paha.
14.10 WIB 3. Menganjurkan ibu makan makanan bergizi. Karena makanan bergizi
untuk ibu hamil sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan
pertumbuhan janin. Seperti sayur mayur khususnya yang berwarna
hijau karena banyak mengandung zat besi, kemudian makanan yang
banyak mengandung protein seperti protein hewani contohnya telur
dan protein nabati contohnya tempe dan tahu. Kemudian asupan
vitamin bisa di dapat pada buah, dianjurkan untuk mengonsusmsi buah
yang mengandung vitamin C karena bisa membantu penyerapan dari
Fe. Dan ditunjang dengan minum susu ibu hamil dan makanan
tambahan.
132
14.30 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah
setiap malam sebelum tidur satu tablet, tidak boleh diminum dengan
kopi, teh atau susu lebih baik dengan air putih atau perasan jeruk.
14.35 WIB 5. Memberikan KIE tentang Tanda bahaya kehamilan TM III yaitu
perdarahan, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak di
wajah, keluar air ketuban sebelum waktunya, bayi dalam kandungan
gerakan berkurang / tidak bergerak, nyeri perut yang hebat.
14.45 WIB 7. Membuat janji dengan ibu untuk jadwal kunjungan ulang atau
sewaktu-waktu ada keluhan segera memeriksakan ke bidan.
V. EVALUASI
Tanggal Evaluasi
22-09-2020 S : Ibu mengatakan telah mengetahui kondisi kehamilannya dan
14.50 WIB mengerti penjelasan yang diberikan bidan
P :
14.55 WIB 1. Mengingatkan ibu untuk melaksanakan KIE yang telah
diberikan.
15.00 WIB 2. Mengingatkan ibu untuk melakukan senam hamil yang sudah
diajarkan.
3. Mengingatkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan
yang bergizi
4. Mengingatkan ibu untuk selalu rutin mengkonsumsi tablet Fe
5. Meminta ibu untuk mengulangi apa saja tanda tanda bahaya
kehamilan TM III.
6. Memotivasi ibu untuk kembali kontrol atau sewaktu waktu
ada keluhan.
Kunjungan ANC 2
Tempat : PMB Heni Haryani, S.Tr.Keb Tanggal : 28-09-2020
Pukul 12.30 WIB
Subyektif Obyektif Analisis Data
Ibu mengatakan tidak Pemeriksaan umum G2P1001 UK 31 minggu 1. 12.30 W
ada keluhan dan ingin TD : 110/80 mmHg janin tunggal, hidup, Menjel
memeriksakan Nadi : 84x/menit intrauteri, presentai bahwa
kehamilannya Nafas : 20 x/menit kepala, keadaan jalan keadaa
Suhu : 36,8 ˚C lahir normal dengan E/Ibu m
133
Kunjungan ANC 3
Tempat : Rumah Ny. “Y” Tanggal : 15 -10-2020 Pukul
10.00 WIB
Subyektif Obyektif Analisis Data
Ibu mengatakan tidak Pemeriksaan umum G2P1001 UK 33 minggu 1. 10.00
ada keluhan TD : 110/80 mmHg janin tunggal, hidup, Menjel
Nadi : 84x/menit intrauteri, presentai bahwa
Nafas : 20 x/menit kepala, keadaan jalan keadaa
Suhu : 36,8 ˚C lahir normal dengan E/Ibu m
BB Sekarang : 65 kg keadaan umum ibu baik. 2. Meng
BB Sebelumnya : 64 kg puting
LILA Sekarang : 28 cm E/ Ibu
Pemeriksaan Fisik 3. Meng
Muka : tidak pucat, tidak terdapat edema E/ Ibu
Mata : konjungtiva merah muda (ka/ki), 4. Memb
sklera putih keabu”an (ka/ki). meng
Mulut : bibir lembab, tidak ada sariawan, banya
dan tidak ada caries gigi dagin
Dada : kolostrum sudah keluar E/ Ibu
Abdomen 5. Meng
Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, minum
teraba bulat, lunak dan tidak keham
melenting (kesan bokong). E/ Ibu
Leopold II : Teraba keras memanjang dikanan 6. Memb
abdomen ibu (kesan punggung/ E/Ibu t
puka) dan teraba bagian kecil janin 7. Mengev
diabdomen sebelah kiri (kesan dan m
ekstremitas) melaks
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting E/ Ibu
(kesan kepala) dan dapat digerakan 8. Mengan
(bagian terendah belum masuk PAP) kembal
Leopold IV : - keluhan
TFU : (MC Donald) : 30 cm
TBJ : (30–12) x 155 : 2.790 gram
Auskultasi : DJJ : 140 x/menit, kuat dan teratur
Ekstermitas
Atas : Tidak ada oedema kanan/kiri
Bawah : Tidak ada oedema kanan/kiri dan
tidak ada varises kanan/kiri
Pemeriksaan penunjang :
Skor Poedji Rochyati :2
135
Kunjungan ANC 4
Tempat : Rumah Ny. “Y” Tanggal : 24-10-2020 Pukul 11.00
WIB
Subyektif Obyektif Analisis Data
Ibu mengatakan tidak Pemeriksaan umum G2P1001 UK 35 minggu 1. 11.00
ada keluhan TD : 110/80 mmHg janin tunggal, hidup, Menjel
Nadi : 84x/menit intrauteri, presentasi bahwa
Nafas : 20 x/menit kepala, keadaan jalan keadaa
Suhu : 36,8 ˚C lahir normal dengan E/Ibu m
BB Sekarang : 65 kg keadaan umum ibu baik. 2. Membe
BB Sebelumnya : 64 kg mengon
LILA Sekarang : 28 cm banyak
LILA Sebelumnya : 28 cm E/ Ibu
Pemeriksaan Fisik 3. Mengin
Muka : tidak pucat, tidak terdapat edema tablet ta
Mata : konjungtiva merah muda (ka/ki), E/ Ibu
sklera putih keabu”an (ka/ki). 4. Membe
Mulut : bibir lembab, tidak ada sariawan, E/Ibu t
dan tidak ada caries gigi 5. Mengev
Dada : kolostrum sudah keluar senam h
Abdomen E/ Ibu
Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, 6. Mengev
teraba bulat, lunak dan tidak dan m
melenting (kesan bokong). melaks
Leopold II : Teraba keras memanjang dikanan E/ Ibu
abdomen ibu (kesan 7. Mengan
punggung/puka) dan teraba bagian kembal
kecil janin diabdomen sebelah kiri keluhan
(kesan ekstremitas)
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting
(kesan kepala) dan tidak dapat
digerakan (bagian terendah sudah
masuk PAP)
Leopold IV : Sebagian kecil kepala sudah masuk
PAP (Konvergen), penurunan 4/5
TFU : (MC Donald) : 32 cm
TBJ : (32–11) x 155 : 3.255 gram
Auskultasi : DJJ : 143 x/menit, kuat dan teratur
Ekstermitas
Atas : Tidak ada oedema kanan/kiri
Bawah : Tidak ada oedema kanan/kiri dan
tidak ada varises kanan/kiri
Pemeriksaan penunjang :
Skor Poedji Rochyati :2
136
Kunjungan ANC 5
Tempat : Rumah Ny. “Y” Tanggal : 06-11-2020 Pukul 16.00
WIB
Subyektif Obyektif Analisis Data
Ibu mengatakan tidak Pemeriksaan umum G2P1001 UK 37 minggu 1. 16.0
ada keluhan TD : 140/100 mmHg janin tunggal, hidup, Men
Nadi : 84x/menit intrauteri, presentai bah
Nafas : 20 x/menit kepala, keadaan jalan kead
Suhu : 36,8 ˚C lahir normal dengan E/Ib
BB Sekarang : 67 kg hipertensi dan bengkak ini.
BB Sebelumnya : 65 kg pada kaki. 2. Mem
LILA Sekarang : 28 cm men
LILA Sebelumnya : 28 cm men
Pemeriksaan Fisik E/
Muka : tidak pucat, tidak terdapat edema berg
Mata : konjungtiva merah muda (ka/ki), 3. Mem
sklera putih keabu”an (ka/ki). dara
Mulut : bibir lembab, tidak ada sariawan, men
dan tidak ada caries gigi gara
Dada : kolostrum sudah keluar E/ I
Abdomen 4. Men
Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, akti
teraba bulat, lunak dan tidak posi
melenting (kesan bokong). men
Leopold II : Teraba keras memanjang dikanan E/ i
abdomen ibu (kesan 5. Men
punggung/puka) dan teraba bagian min
kecil janin diabdomen sebelah kiri keh
(kesan ekstremitas) E/ I
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting 6. Mem
137
TD :160/100 mmHg
S : 36,7 0C
RR : 24 x/menit
Palpasi Abdomen :
Mc Donald : 33 cm
pusat kanan
tidak menumbung.
Pemeriksaan penunjang
TD :160/100 mmHg
S : 36,7 0C
RR : 24 x/menit
Palpasi Abdomen :
140
(kesan ekstermitas)
Mc Donald : 33 cm
sat kanan
tanda persalinan oleh bidan jaga dan ibu telah diberikan obat
November 2020.
masuk ruang operasi dan jam 22.20 WIB bayi lahir dengan jenis
KUNJUNGAN NIFAS II
Kunjunagan Nifas IV
KUNJUNGAN NEONATUS : II
KUNJUNGAN NEONATUS IV
Kunjungan KB ke I
Tempat : Rumah Ny “Y”
Tanggal : 8 Januari 2020
Pukul : 10.00 WIB
Kunjungan KB ke II
Tempat : PMB Heni Haryani,S.Tr.Keb
Tanggal : 15 Januari 2020
Pukul : 10.20 WIB
4.2 Pembahasan
G2P1001dengan nilai KSPR 10 berasal dari skor awal 2 dan skor 8 berasal dari
Januari 2021. Dimulai sejak kehamilan Ny. ”Y” berusia 30 minggu, bersalin,
1) Pre-eklapmsia
oedema pada kaki dan protein urine (+) sehingga ibu dikategorikan
mengalami preeklamsia.
oedema pada kaki dan protein urine (+) sehingga ibu dikategorikan
mengalami preeklamsia.
Dari data diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta
terjadinya preeklamsia.
yang bahkan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil yang mengalami
3) Oedema Ekstermitas
kakinya bengkak dan tidak kunjung hilang. Kaki bengkak saat hamil a
edema. Kaki bengkak lebih umum terjadi pada trimester ketiga. Selain
ecil, dan mengusahakan ketika duduk kaki tidak digantung dan perban
yak minum air putih agar tidak terjadi penumpukan cairan yang berle
n fakta yang ada karena kaki bengkak yang terjadi pada Ny. “Y” meru
danya protein urine (+) merupakan tanda dari kehamilan yang disertai
HUSADA.
157
teori dan kenyataan pada Intranatal Care. Asuhan Intranatal Care yang tel
ah dilakukan pada tanggal 27 November 2020 jam 16.30 WIB pada usia
masuk PAP sejauh 3/5 bagian, TFU 33 cm, TBJ 3.410 gram, DJJ
(keruh), eff 35%, molase 2, penurunan kepala janin sejauh bidang hodge
Karena ditemukan tekanan darah yang masih tetap tinggi maka dilakukan
singkat, jika tidak dilakukan tindakan yang tepat untuk mencegah hal
dilakukan persalinan secara cepat agar tidak terjadi komplikasi yang lebih
teori dankenyataan pada ibu nifas dengan Post Section Caesarea . Pada
hari ke 1 post SC Ny. “Y” mengeluh nyeri bekas luka jahitan SC.
Mengalami nyeri luka jahitan SC itu merupakan hal yang normal karena
proses penyembuhan luka ditandai dengan nyeri pada luka, kecuali jika
ada tanda infeksi yang dapat membahayakan bagi ibu, asuhan yang dapat
mengurangi rasa nyeri. Pada saat melakukan kunjungan nifas kedua pada
keluhan ini wajar karena tubuh mengalami luka dan penyembuhan tidak
100%. Terdapat 7 lapisan perut yang harus diinsisi pada saat proses
tersebut. Ada beberapa hal untuk mengurangi rasa nyeri seperti distraksi,
relaksasi napas dalam, kompres menggunakan air hangat atau dingin, dan
lebih cepat serta mibilisasi dini (Medforth, dkk, 2012 ; Sukarni dan
dan teori. Masalah yang terjadi pada Ny. “Y” yaitu ketidaknyamanan pad
a nyeri luka jahitan SC telah diberikan asuhan KIE tentang nutrisi dan mo
bilisasi sehingga masa nifas Ny.”Y” berjalan dengan normal dan tidak terj
eori dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus. Bayi Ny. “Y” lahir
masalah, pemeriksaan fisik normal, tidak ada penurunan berat badan bayi
neonatus 3700 gram, tali pusat lepas pada hari ke 7 dan asuhan yang
Pada bayi normal warna kulit kemerahan, tidak ada kelainan pada
anggota fisik bayi dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada bayi. Pernafasan
bayi dalam batas normal berkisar 40-60 x/menit dan nadi dalam batas
normal 40-60 x/menit, berat badan bayi cukup bulan normalnya antara
2500-4000 gram, panjang badan bayi cukup bulan 45-55 cm. Asuhan
161
kehilangan suhu, dan perawatan tali pusat (Latief, 2013 ; Dewi, 2010)
teori karena tidak ditemukan masalah saat kunjungan neonatus serta masa
neonatus berjalan dengan baik dan asuhan yang diberikan telah sesuai
teori dan kenyataan pada asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Ny.
memiliki 2 anak atau lebih adalah MKJP atau kontrasepsi mantap. AKDR
teori. Karena ibu sudah memiliki 2 anak ada usia ibu yang semakin
4.3 Keterbatasan
memberikan asuhan mulai dari kehamilan trimster 3 saja serta saat proses
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Asuhan kebidanan yang dilakukan secara Continuity of Care pada Ny. “Y”
Kehamilan yang semula KRR pada UK 40 minggu menjadi KRT (skor awal
ibu hamil 2 dan preeklamsia 8) dan dilakukan rujukan tepat waktu. Proses
persalinan Ny. “Y” dengan KRT karena preeklamsia dilakukan tindakan rujukan
Pada masa nifas Ny. “Y” mengeluh adanya nyeri pada luka jahitanpost
Pada bayi Ny. “Y” termasuk neonatus fisiologis dan diberikan asuhan yang
5.2 Saran
yang lebih baik lagi, menjalin komunikasi dengan baik dengan pihak
efesien, sehingga kualitas, mutu yang ada dalam sumber daya manusia di
pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB secara komprehensif yang
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, QES dan Wahyu, N. 2013. Filosofi Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Anggreni, Dhonna. Erfani Mail, dan Ferilia Adiesti. 2018. Hipertensi Dalam
Kehamilan. Mojokerto: Stikes Majapahit Mojokerto.
Ari, Sulistyawati, Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta : Salemba Medika.
Astutik, Reni Yuli. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Damayanti, Ika Putri, dkk. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif
Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Diana, Sulis dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan, dan Bayi Baru Lahir.
Surakarta: CV Oase Group
Dinkes Provinsi Banten. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Banten. Tentang AKI
dan AKB Provinsi Banten.
___________. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Banten. Tentang AKI dan AKB
Provinsi Banten.
Indah, Siti Nur dan Apriliana, Ety. 2016. Hubungan Antara Preeklamsia dalam
Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Majority,
Vol. 5, No. 5, Hal : 55-60
Kemenkes. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir
di Era Pandemi Covid-19. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Marmi K. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pitriani, Risa, Rika, Andriyani. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Normal (Askeb III). Yogyakarta : Deepublish .
Putiana, Yeyen dan Risneni. 2015. Kompetensi Bidan dalam Penanganan Awal
PEB dan Eklamsia Pada Bidan Praktik Mandiri. Jurnal Keperawatan,
Volume XI, No. 1, Hal : 101-106
Rini, Susilo dan Susanti, Indri Heri. 2018. Penurunan Nyeri Pada Ibu Post Sectio
Caesarea Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby Led Feeding.
Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 2, Hal 83-88
Roito, Juraida dkk. 2007. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Penuntun Belajar Praktik
Klinik. Jakarta: EGC.
Salawati, Liza. 2013. Profil Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2011. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala, Volume 13 Nomer 3, Hal : 139-143
Sulistyawati, Ari dan Esti Nugraheni. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika
Utama, Bima. 2015. Pdf Bab II Tinjauan Pustaka Kehamilan Risiko Tinggi.
eprints.undip.ac.id (2015)
WHO. 2020. Keeping Safe from COVID-19 : Precautions for pregnant women
and new mothers
Lampiran 1
171
Lampiran 2
172
Lampiran 3
173
Lampiran 4
174
Lampiran 5
175
Lampiran 6
176
Lampiran 7
177
Lampiran 8
178
Lampiran 9
179
Lampiran 10
180
181
Lampiran 11
182
Lampiran 12
183
Lampiran 13
184
Lampiran 14
185
Lampiran 15
Lampiran 16
186
187
Lampiran 17
NIM : 201802050
Wahyu Wijayati,SST.,M.Keb
Wahyu Wijayati,SST.,M.Keb
Konsul Revisi Judul LTA,
2. 07 Februari 2021 LTA BAB 1
190
Wahyu Wijayati,SST.,M.Keb
(BAB 1 LTA ACC)
3. 11 Februari 2021
Lanjut Konsul LTA BAB
2
Wahyu Wijayati,SST.,M.Keb
Wahyu Wijayati,SST.,M.Keb
( BAB 2 LTA ACC)
14 Februari 2021
5 Lanjut Konsul LTA BAB
3
Wahyu Wijayati,SST.,M.Keb
(BAB 4 LTA ACC)
7. 24 Februari 2021
Lanjut Konsul BAB 5
LTA
191
Wahyu Wijayati,SST.,M.Keb
Wahyu Wijayati,SST.,M.Keb