Anda di halaman 1dari 138

LAPORAN TUGAS AKHIR

LTA Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Diploma Tiga Kebidanan Di Institut
Kesehatan Deli Husada Deli Tua

OLEH :

GUSTI E PASARIBU
20.13.015

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIPLOMA TIGA


INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
ASUHAN KEBIDANAN KOMPERHENSIF PADA NY.R DI KLINIK
PRATAMA CITRA
TAHUN 2023

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :

GUSTI E PASARIBU
20.13.015

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIPLOMA TIGA


INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2023
LEMBAR HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPERHENSIF PADA NY.R DI KLINIK


PRATAMA CITRA
TAHUN 2023

Yang Dipersiapkan Dan Dipertahankan Oleh:

GUSTI ELISABETH PASARIBU

NPM : 20.13.015

Telah Diuji Dan Dipertahankan Di hadapan Tim Penguji Laporan Tugas


Akhir

Penguji I

Bd. Peny Ariani, SST.,M.Keb

NPP.19890614.201008.2.002
Penguji II Penguji III

Bd.Putri Ayu Yessy Ariescha,SST.M.Keb Bd.Stefani Anastasia Sitepu,SST.M.Tr.Keb


NPP.19900326.201008.2.001 NPP.19910527.211308.2.002
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Gusti E Pasaribu


NIM : 20.13.015
Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.R MASA HAMIL
SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI
KLINIK PRATAMA CITRA KEC.DELI TUA KAB.
DELI SERDANG TAHUN 2023

Dipertahankan Di Hadapan Pembimbing Laporan Tugas Akhir Program


Pendidikan Program Studi Kebidanan DELI HUSADA Delitua Untuk Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Pembimbing Laporan Tugas Akhir

Bd.Peny Ariani,SST,M.Keb
NPP. 19890614.201008.2.002

Mengesahkan:

Dekan Fakultas Kebidanan Ketua Jurusan Program Studi Kebidanan D-III

Institut Kesehatan Deli Husada Institut Kesehatan Deli Husada Delitua

Deli Tua

Bd.Peny Ariani,SST,M.Keb Bd.Stefani Anastasia Sitepu,SST.M.Tr.Keb

NPP. 19890614.201008.2.002 NPP. 19910527.211308.2.002


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi
Nama : Gusti E Pasaribu
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Lumban Hariara, 06 Agustus 2002
Agama : Kristen Protestan
Anak ke : 1 dari 3 Bersaudara
Nama Ayah : Ustiar Pasaribu
Nama Ibu : Masliana Siregar
Alamat : Lumban Hariara, Desa Damparan Haunatas
Kec.Saipar Dolok Hole Kab.Tapanuli Selatan

B. Riwayat Pendidikan
Tahun 2008-2014 : SD N 101670 Simanosor Tonga
Lulus dan berijazah
Tahun 2014-2017 : SMP N 1 SD HOLE
Lulus dan berijazah
Tahun 2017-2020 : SMA N 1 SIPIROK
Lulus dan berijazah
Tahun 2020-2023 : Sedang mengikuti Pendidikan Program D-III
Kebidanan di Institut Kesehatan Deli Husada Deli
Tua
ABSTARK

Tujuan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan


secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB
dengan menggunakan pendekatan manajement kebidanan yang dilakukan
pada Ny.R asuhan diberikan di klinik Pratama Citra mulai tanggal 18 Oktober
2022 s/d 26 Oktober 2022. Pengambilan data diambil secara langsung dan
melihat data rekam medis, pendokumentasian dilakukan dengan menggunakan
SOAP. Asuhan kehamilan dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali pada usia
kehamilan 27-32 minggu, 33-36 minggu, 37-39 minggu dengan HPHT 01
Februari 2022 dan TTP 08 November 2022. Selama kunjungan ibu mengeluh
pada kunjungan pertama, yaitu keputihan, dan kunjungan terakhir, susah
tidur. Keluhan ini fisiologis dan telah diberikan teknik relaksasi. Didapatkan
hasil pemeriksaan dalam keadaan umum baik dan tekanan darah 110/70
mmHg. Sehingga selama kehamilan Ny.R dalam keadaan baik dan normal.
Asuhan persalinan tanggal 27 November 2023 Pukul : 01.07 wib ibu
datang dengan keluhan mules-mules dan keluar lendir bercampur darah
dilakukan pemeriksaan jam 21.00 wib hasil VT 6 cm ketuban positif pada jam
23.30 dilakukan VT pembukaan lengkap 9 cm, effacement 100 % saat proses
persalinan ibu bersalin secara normal dengan asuhan 58 langkah APN, bayi
lahir spontan jenis kelamin laki laki, berat badan 2900 gram, panjang badan 50
cm segera dilakukan perawatan bayi baru lahir.
Masa nifas berjalan dengan fisiologis, ASI lancar dan mengajarkan ibu
menyusui dengan benar. Asuhan KB dilakukan sebanyak 1 kali, ibu telah
diberikan motivasi untuk ber KB dan telah dijelaskan jenis-jenis KB,
keuntungan dan keterbatasan KB, meyakinkan kembali tentang KB yang
digunakan dan ibu memutuskan untuk menggunakan KB alami yaitu MAL
dengan alasan tidak mengganggu proses menyusui.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan continuity of care yang telah
dilakukan pada Ny.R diharapkan klien dapat menerapkan konseling yang telah
diberikan sehingga kondisi ibu dan bayi baik dan dapat mencegah komplikasi
hingga kematian.

Kata kunci : kehamilan, persalinan, nifas


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan pada Allah yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir program Diploma
III Program Studi Kebidanan DELI HUSADA Delitua.
Adapun judul laporan tugas akhir ini adalah “Asuhan Kebidanan Pada
Ny.R Masa Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Klinik Pratama Citra.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi isi maupun bahasanya karena pengetahuan penulis yang
masih terbatas, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada
semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Dengan kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Terulin Sembiring Meliala. AM.Keb, SKM.,M.Kes selaku ketua
Yayasan Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua.
2. Bapak Drs. Johanes Sembiring, M.Pd., M.Kes selaku Direktur
Pendidikan DELI HUSADA Delitua.
3. Ibu Bd. Peny Ariani, SST, M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan DELI HUSADA Deli Tua.
4. Ibu Bd. Putri Ayu Yessy Ariescha, SST, M.Keb selaku Ketua Program
Studi Kebidanan Fakultas Kebidanan Institute Kesehatan DELI
HUSADA Deli Tua.
5. Ibu Bd. Peny Ariani, SST, M.Keb selaku Pembimbing Laporan Tugas
Akhir yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam
memberikan bimbingan kepada penulis hingga Laporan Tugas Akhir
ini selesai.
6. Ibu Bd. Tetty Junita Purba, SST, M.Kes selaku wali tingkat yang telah
banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam menyusun Laporan
Tugas Akhir ini hingga selesai.
7. Bdn Nurlela Juniarti S.keb, selaku pemilik Klinik yang telah
memberikan kesempatan dan izin melakukan penelitian serta
memperoleh data dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
8. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Program Studi Kebidanan INSTITUT
KESEHATAN DELI HUSADA Delitua yang telah memberikan bekal
dan motivasi serta bimbingan bagi penulis.
9. Teristimewa dan Tersayang kepada kedua Orang Tua Tercinta,
Ayahanda (Ustiar Pasaribu) dan Ibunda (Masliani Siregar) yang telah
memberikan semangat dan dukungan baik secara moril maupun
material serta kasih sayang dan doa selama peneliti mengikuti
pendidikan Ahli Madya Kebidanan di Institut Kesehatan Deli Husada
Deli Tua.
10. Kepada seluruh teman program studi kebidanan Angkatan, Khusunya
Kamar E314 atas semangat dan canda tawa yang telah diberikan dalam
menjalani pendidikan dan menyusun Laporan Tugas Akhir ini hingga
selesai.

Akhir kata peneliti hanya dapat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Hidayah dan Rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Laporan Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri.

Medan, 01 Mei 2023


Penulis

GUSTI E PASARIBU
20.13.015
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................6
1.4 Manfaat..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan..........................................................................................9
2.1.1 Pengertian Kehamilan..............................................................9
2.1.2 Fisiologi Kehamilan................................................................9
2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil...............11
2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil..................................................14
2.1.5 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil................................................15
2.1.6 Tanda Bahaya Kehamilan......................................................17
2.2 Persalinan.........................................................................................20
2.2.1 Pengertian Persalinan............................................................20
2.2.2 Fisiologi Persalinan...............................................................20
2.2.3 Tanda-tanda Persalinan..........................................................21
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan......................24
2.2.5 Perubahan Dalam Proses Persalinan......................................26
2.2.6 Penatalaksanaan Dalam Pross Persalinan..............................28
2.2.7 Inisiasi menyusu Dini............................................................34
2.2. Partograf .................................................................................36
2.3 Bayi Baru Lahir...............................................................................39
2.3.1 Pengertian Bayi Baru Lahir...................................................39
2.3.2 Fisiologis Bayi Baru Lahir...................................................40
2.3.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir.......................................................42
2.3.3 Penatalaksanaan Awal Bayi Segera Setelah Lahir................43
2.4 Nifas.................................................................................................47
2.4.1 Pengertian Nifas....................................................................47
2.4.2 Perubahan Fisiologis Masa Nifas..........................................47
2.4.3 Perubahan Psikologis Masa Nifas.........................................49
2.4.4 Tanda Bahaya Masa Nifas.....................................................50
2.5 Keluarga Berencana.........................................................................51
2.5.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana.......................................51
2.5.2 Pengertian Keluarga Berencana.............................................55
2.5.3 Jenis-jenis KB........................................................................52
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan........................................................57
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan.........................................................72
3.3 Asuhan Kebidanan Nifas.................................................................96
3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir..............................................106
3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana.......................................114
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan......................................................................................121
4.2 Persalinan.......................................................................................123
4.3 Nifas...............................................................................................125
4.4 Bayi Baru Lahir.............................................................................127
4.5 Keluarga Berencana.......................................................................130
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................131
5.2 Saran..............................................................................................133
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKI : Angka Kematian Ibu
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
CPD :Chepal Pelvic Disproportion
EMAS : Expanding Maternal and Neonatal Survival
IMT : Indeks Masa Tubuh
IUD : Intra Uterine Device
KB : Keluarga Berencana
KEK : Kekurangan Energi Kronik
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
K1 : Kunjungan Antenatal 1
K4 : Kunjungan Antenatal 4
KF3 : Kunjungan Masa Nifas 3
LILA : Lingkar Lengan Atas
LMP : Last Menstrual Hormone
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Essensial Dasar
PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Essensial Kompeherensip
PUS : Pasangan Usia Subur
RR : Respiration Rate
TB : Tinggi Badan
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toksoid
WHO : World Healt Organization
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan
keluarga berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis, namun dalam
prosesnya dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat yang
dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi. Kematian ibu atau kematian maternal
adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Salah
satu persiapan menghadapi persalinan, ibu hamil perlu dilakukan pelayanan
antenatal secara berkesinambungan, seperti yang tertuang didalam pilar kedua
Safe Motherhood (Prawiharjo,2015).
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015
Angka Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia diperkirakan 305/100.000 kelahiran
hidup dan angka kematian neonatal turun 47% antara tahun 1990-2015 yaitu dari
36/1000 kelahiran hidup menjadi 15/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015
(World Health Organization, 2015).
Sustainable Depelopment Goals (SDGs) merupakan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan yang menggantikan Millenium Development Goals (MDGs), yang
diadopsi oleh komunitas Internasinal pada tahun 2015 dan aktif sampai tahun
2030. SDGs mempunyai tujuan yang terkait dengan bidang kesehatan terdapat
pada tujuan yang ke-3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Dalam tujuan ke-3 ini terdiri dari
13 indikator pencapaian, yang pada point pertama dan kedua membahas tentang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dibawah SDGs,
Negara-negara berkomitmen untuk mengurangi AKI hingga dibawah 70/100.000
Kelahiran Hidup (KH) dan berusaha mengurangi angka kematian bayi hingga
12/1.000 KH pada tahun 2030 ( Dirjen Bina KIA, 2015).
Dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 AKI
sebesar 359/100.000 kelahiran hidup dan ini masih cukup jauh dari target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) yang ingin dicapai pada
tahun 2019 yaitu 306/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB di Indonesia
sebesar 32/1000 kelahiran dan target yang ingin dicapai adalah 24/1.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan laporan dari profil kabupaten/kota, AKI di Sumatera Utara
tahun 2015 hanya 93/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi
(AKB) hanya 4,3/100 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015, Dinkes Sumut, 2015).
Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Hal ini terjadi karena
banyak sekali faktor-faktor penyulit yang dapat menyebabkan terjadinya keadaan
berbahaya bagi kehamilan dan persalinan. 3 Terlambat yaitu terlambat dalam
mencapai fasilitas (transportasi ke rumah sakit/puskesmas karena jauh),
terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas
pelayanan (kurang lengkap atau tenaga medis kurang), terlambat dalam
mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan. 4 Terlalu yaitu terlalu
muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu
sering (perbedaan usia antara anak sangat dekat), terlalu banyak (memiliki
lebih dari empat orang anak). Dan faktor penyebab utama kematian neonatal di
Indonesia yaitu asfiksia, BBLR, hipotermia dan infeksi (Kemenkes RI, 2014).
Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia
menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2005 - 2015. Namun
demikian, terdapat penurunan dari 90,88% pada tahun 2013 menjadi 88,55% pada
tahun 2015. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam dekade terakhir
menekankan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu
dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG) dan bidan, serta diupayakan
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka menurunkan kematian
ibu dan kematian bayi. Terdapat 79,72% ibu hamil yang menjalani persalinan
dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target Rencana
strategis sebesar 75% (Kemenkes RI, 2015).
Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir (umur 6 - 48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana
pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal yaitu
pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan
konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali
pusat. Capaian KN1 Indonesia pada tahun 2015 sebesar 83,67%. Capaian ini
sudah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015 yang sebesar 75%
(Kemenkes RI, 2015).
Pelayanan masa nifas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu
selama periode 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Kementerian Kesehatan
menetapkan program pelayanan atau kontak ibu nifas yang dinyatakan dalam
indikator: 1) KF1, Terdapat 81,9% kontak ibu nifas pada periode 6 jam sampai 3
hari setelah melahirkan 2) KF2, Terdapat 51,8% kontak ibu nifas pada periode 7-
28 hari setelah melahirkan dan 3) KF3, Terdapat 43,4% kontak ibu nifas pada
periode 29-42 hari setelah melahirkan (Kemenkes RI, 2013).
Salah satu program terobosan Kementerian Kesehatan dalam upaya
melakukan percepatan penurunan angka kematian ibu adalah peningkatan KB
(Keluarga Berencana) pasca persalinan. KB pascasa bersalin adalah penggunaan
metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan
sebagai langkah untuk mencegah kehilangan kesempatan ber-KB. Di Indonesia
terdapat Pasangan Usia Subur (PUS) dengan jumlah 47.019.002, capaian peserta
KB aktif 74,87%. Untuk Sumatera Utara terdapat PUS capaian peserta KB aktif
yaitu 69,29% dimana peserta KB suntik sebanyak 49,93%, pil 26,36%, implan
9,63%, Intra Uterin Device (IUD) 6,81%, kondom 5,47%, Metode Operasi
Wanita (MOW) 1,64% dan Metode Operasi Pria (MOP) 0,16% (Kemenkes RI,
2015).
Pemerintah sendiri mustahil dapat melakukan upaya peningkatan
kesehatan ibu dan penurunan angka kematian ibu, terutama dengan sarana dan
prasarana, terlebih lagi dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Oleh
karena itu, mutlak diperlukan kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait
yaitu pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi profesi kesehatan, kalangan
akademis serta lembaa dan organisasi kemasyarakatan baik dalam negeri maupun
luar negeri. Dengan begitu, sebagai tenaga kesehatan, bidan harus melakukan
continuity of care sebagai salah satu perwujudan dari upaya pemerintah (Riset
Kesehatan Dasar, 2013).
Asuhan kebidanan secara Continuity of care atau asuhan kebidanan yang
berkesinambungan yaitu pelayanan yang dilakukan bidan dengan strategi
kesehatan yang efektif dan memungkinkan perempuan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang kesehatan mereka, seperti halnya pemeriksaan
kehamilan, pertolongan persalinan yang sesuai, asuhan nifas, asuhan bayi baru
lahir dan pelayanan KB (Sarwono,2016).
Berdasarkan permasalahan diatas dan sesuai kurikulum prodi D-III
Kebidanan yaitu melakukan asuhan Continuity of care. Dengan kondisi kesehatan
ibu dan bayi dapat dipantau selama masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
menjadi akseptor KB sebagai Laporan Tugas Akhir (LTA). Dan berdasarkan hasil
survei yang telah saya lakukan, saya tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan
secara berkesinambungan (Continuity of care) pada klien yaitu Ny. R yang
dilakukan di Klinik Pratama Citra.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval dan
asuhan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah
dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang dilakukan di
Klinik Pratama Citra.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara Continuity of care kepada Ny.R dari
masa kehamilan trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB fisiologis di
Klinik Pratama Citra dengan menggunakan pendekatan Manajemen Asuhan
Kebidanan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Memberikan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.R di Klinik
Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
2) Memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.R di Klinil
Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
3) Memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada pada Ny.R di
Klinik Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
4) Memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi pada
Ny.R di Klinik Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
5) Memberikan asuhan kebidanan Keluarga Berencana (KB) pada
Ny.R di Klinik Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
6) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

1.4. Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan


1.4.1. Sasaran
Ny.R dengan memperhatikan Continuity of care mulai dari kehamilan
trimester ke-III dilanjutkan dengan asuhan bersalin, nifas bayi baru lahir dan KB.
1.4.2. Tempat
Asuhan kebidanan pada Ny.R di Klinik Pratam Citra Kecamatan Deli Tua.
1.4.3. Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan pada bulan Februari sampai dengan
bulan Maret 2023.

1.5. Manfaat
1.5.1. Secara Teoritis
Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan standar pelayanan dalam memberikan asuhan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).
1.5.2. Secara Praktis/Klinis
a. Bagi Penulis
Untuk mempraktikkan teori yang didapat secara langsung dilapangan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan keluarga berencana (KB).
b. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan
terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara
komprehensif, dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang
dimiliki serta mau membimbing mahasiswa tentang cara memberikan
asuhan yang berkualitas.
c. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah sumber informasi dan referensi serta bahan bacaan
mahasiswi Program Studi Kebidanan Diploma Tiga Institut Kesehatan Deli
Husada Deli Tua.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingganya lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam
12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga (minggu ke 28 hingga ke-40) (Prawirihardjo, 2016).

2.1.2 Fisiologi kehamilan


1. Tanda pasti hamil (Asrinah, 2015)
1) Gerakan janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, dan juga bagian- bagian
janin.
2) Denyut jantung janin.
a. Didengar dengan stetoskop monoral Laennec
b. Dicacat dan didengar dengan alat dopler
c. Dicacat dengan feto Elektrokardiogram
d. Dilihat pada Ultrasonografi (USG)
e. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
2. Tanda tidak pasti hamil
1) Tidak ada selera makan (anoreksia) Hanya berlangsung pada trimester
pertama kehamilan kemudian nafsu makan timbul kembali.
2) Pingsan Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
3) Amenorea Wanita harus mengetahui tanggal Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) agar dapat ditaksir umur kehamilan dan Taksiran Tanggal
Persalinan (TTP).
4) Mual dan muntah Biasanya terjadi pada trimester pertama. Oleh karena
sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning sickness, bila mual dan
muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
5) Mengidam (ingin makanan khusus) Ibu hamil sering meminta makanan atau
minuman tertentu terutama pada trimester pertama, tidak tahan suatu bau-
bauan.
6) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus laktiferus.
7) Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.
8) Konstipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh
hormone steroid.
3. Tanda Kemungkinan hamil
1) Perut membesar
2) Teraba Ballotement.
3) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi
dari Rahim.
4) Tanda Hegar Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus
segmen bawah Rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
5) Tanda Chadwick Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi
kebiru-biruan.
6) Tanda Piscaseck Adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena
embrio biasanya terletak di sebalah atas, dengan bimanual akan terasa
benjolan yang asimetris.
7) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Braxton Hicks.
8) Reaksi kehamilan positif.
2.1.3 Perubahan anatomi dan fisiologi
1. Uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada
perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas 10 ml
atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ
yang mampu menampung janin, placenta dan cairan amnion rata-rata pada
akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20
liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr.
2. Serviks Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi.
3. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan
diovarium, folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu diawal
kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone
dalam jumlah yang relative nominal.
4. Vagina dan Perineum Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi terlihat
jelas pada kulit, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang
dikenal dengan tanda Chadwick. Dinding vagina mengalami banyak
perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada
waktu persalinan dengan meningkatnya kekebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding
vagina.
5. Kulit Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara
dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada banyak
perempuan, garis dipertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi
hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan
muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut
cloasma gravidarum.
6. Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara
akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan
berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat
dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin
ditekan oleh prolactin inhibiting hormone.
7. Perubahan Metabolik Sebagian besar penambahan berat badan selama
kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah,
dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg. Pada trimester kedua perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada
perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat
badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.
8. Sirkulasi Darah Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih segar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum
darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16
minggu.
9. Traktus urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus keluar dari rongga panggul.
10. Sistem Muskuloskeletal Lordosis yang prograsif akan menjadi bentuk yang
umum pada kehamilan akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior. Lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah dua
tungkai. Morbilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu pada
akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung
terutama pada akhir kehamilan (Prawirohardjo,2016).
2.1.4 Kebutuhan dasar ibu hamil
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis pada ibu hamil sangat diperlukan, yaitu meliputi
oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisai dan
body mekanik, senam hamil, istirahat tidur, imunisasi, traveling, persiapan
laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan bayi,
ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, dan
tanda bahaya dalam kehamilan.
2. Kebutuhan psikologis ibu hamil trimester I,II, dan III
1) Trimester 1 Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri, seringkali
ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang
hamil, ibu sering merasa bingung, sekitar 80% ibu melewati kekecewaan,
menolak, sedih dan gelisah.
2) Trimester II Periode ini sering disebut periode sehat (radian health) ibu
sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah
mengharapkan bayi. Dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin
membesar, terlihatnya gerakan bayi saat di USG semakin meyakinkan
bahwa bayinya ada dan dia sedang hamil.
3) Trimester III Periode ini sering disebut periode menunggu dan waspada
sebab saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, dan menunggu
tanda-tanda persalinan (Walyani, 2015).

2.1.5 Kebutuhan nutrisi ibu hamil


2.1.5.1 Trimester I
Selama trimester pertama hingga minggu ke12, ibu hamil harus
mengkonsumsi berbagai jenis makanan dengan kalori yang tinggi agar dapat
mencukupi kebutuhan kalori yang biasanya bertambah 170 kalori atau serta
dengan 1 porsi nasi putih. Hal itu bertujuan agar tubuh menghasilkan cukup
energy yang diperlukan oleh janin yang memang sedang mengalami
pertumbuhn yang pesat. Asumsinya minimal 2000 Kg/hari. Caranya adalah
dengan memenuhi aneka sumber karbohidrat sepeti roti, nasi,sereal, mie,
dan pasta. Lengkap bila juga tambah dengan sayuran, buah,daging,ikan,
susu, dan berbagai produk olahannya.
Pada minggu ke 7 mengkonsumsi jenis makanan dan memiliki
sumber kalsium tinggi dapat menunjang pembentukan tulang, kerangka
tubuh, dan janin yang sedang berlangsung pada saat ini. Kebutuhan kalsium
sebanyak 1000 mg/hari sumber kalsium tersebut dapat diperoleh dari keju
atau susu.
Pada minggu ke 9, untuk memenuhi asam folat sekitas 0.6 mmHg
yang dapat diperoleh dari hati telur brokoli dan aneka produk Walgreen
seperti jeruk. Mengkonsumsi vitamin c juga penting untuk pembentukan
jaringan tubuh, janin penyerapan, zat besi danmencegah terjadinya
preeklamsi. Cara mendapatkan asupan makanan yang baik ialah dengan 1
cangkir strauberri dengan berat 94 mg/hari dan 1 cangkir jus jeruk kurang
lebih 82 gr.
2.1.5.2 Timester II
Ibu perlu untuk menambah asupan 3000 asupan kalori/ hari untuk
tambahan energy yang sudah dibutuhkan dalam tumbuh kembang janin,
penuhilah antara 2 piring nasi atau penggantinya. Disamping itu perlu untuk
banyak ngemil setidaknya 3-4x/ hari untuk porsi sedang, batasilah
mengkonsumsi garam karena dapat memicu tekanan darah tinggi serta
mencetus kaki menjadi bengkak karena menahan cairan tubuh. Jika ingin
jajan atau makan di luar maka pilihlah yang bersih dan bukan hanya
mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Namun juga bergizi
lengkap tidak sekedar garam dan lemak tinggi sebagai contohnya gorengan
dan junkfood. Jika mungkin pilihlah yang mempunyai serat yang tinggi.
Konsumsilah aneka jenis seafood untuk dapat memenuhi kebutuhan asam
lemak Omega3 bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin, vitamin E
sebagai anti oksidan harus dipenuhi contohnya bayam dan buah kering.
2.1.5.3 Trimester III
Pada saat trimester ke 3 biasanya ibu memerlukan bekal energy
yang memedai nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan berlngsung akan
sangat membantu sang ibu hamil serta janinnya didalam menjalani hari-hari
kehmilan. Tentunya ibu hamil dan janin akan selalu tetap sehat asalkan
dalam masa kehamilan kebutuhan nutrisi akan meningkat, seperti kebutuhan
akan kalsium, zat besi, serta asam folat yang dipenuhi.

2.1.6 Tanda bahaya kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasi adanya
bahaya yang bisa terjadi pada masa kehamilan, yang apabila tidak di laporkan atau
tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
2.1.6.1 Tanda Bahaya Kehamilan Muda
1. Perdarahan Pervagina
Kehamilan muda normal biasanya identik dengan amenore dan tidak ada
perdarahan pervagina, tetapi banyak juga wanita yang mengalami episode
perdarahan pada trimester pertama kehamilan. Darah yang keluar adalah
segar (marah terang) dan berwarna tua (cokelat kehitaman). Perdarahan
yang terjadi biasanya ringan, tatapi menetap selama beberapa hari atau
secara tiba-tiba keluar dalam jumlah besar, kehamilan ektopik dan
molahidatidosa (Varney,2017).
2. Abortus
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan dapat terjadi pada seperlima
dari selurh kehamilan dan hampir separuh dari jumlah tersebut mengalami
keguguran. Kejadian aborsi spontan diperkirakan mencapai 15-22% dari
seluruh kehamilan (Hollyword,2012).
Abortus adalah peristiwa berakhirnya kehamilan pada usia kehamilan <
20 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram (Kusmiati,2015).
3. Molahidatidosa
Molahidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetik tidak normal,
yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. Kehamilan
molahidatidosa biasanya biasa dianggap sebagai satu tumor jinak, tetapi
berpotensi menjadi ganas (Varney,2017).
4. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi berlangsung diluar endometrium kavum uteri. Kehmilan
ektopik terjadi pada tuba, dan sangat jarang terjadi di ovarium atau rongga
abdomen. Kehailan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena
tempat implantasi janin tidak member kesempatan untuk berkembang
hingga mencapai aterm (Mangkuji,2016).
5. Hiperemis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan selama
kehamilan. Munta yang membahayakan ini dibedakan dari morning
sickness normal yang umumnya dialami wanita hamil karena intensitasnya
melebihi normal dan berlangsng pada trimester pertama.
Mual muntah biasanya merupakan salah satu gejala paling awal yang
menyebabkan strees yang dikaitkan dengan kehamilan. Mual munta
disebabkan oleh perubahan dan system endokrin yang terjadi selama
kehamilan, teruatama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar Hcg
(Humen chorionic gondotrophin).
6. Hipertensi
Hipertensi di diagnose secara empiris bila pengukuran tekanan darah
sistolik melebihi 140 mmHg atau tekanan darah diastol melebihi 90
mmHg, ibu hamil yang mengalami peningkatan tekanan sistolik sebanyak
30 mmHg atau diastolic sebanyak 15 mmHg harus di pantau lebih sering.
Tidak diragukan lagi bahwa kejang eklamtik dapat terjadi pada beberapa
perempuan yang memiliki tekanan darah dibawh 140/0 mmHg
(Cunningham, 2015).
2.1.6.2 Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut
1. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga
menutupi sebagian jalan lahir atau seluruh ostium uteri. Plasenta previa
ditandai dengan perdarahan tanpa nyeri terjadi secara tiba” dan kapan saja,
warna darah merah segar hal ini disebabkan plasenta terletak pada bagian
bawah mulut rahim.
2. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah plasenta terlepas sebelum waktunya. Secara
normal plasenta terlepas setelah bayi lahir. Tanda dan gejala dapat dilihat
dari pengeluaran darah berwarna cokelat, rasa nyeri abdomen pada saat
dipegang.
3. Sakit Kepala yang berat
Sakit kepala menunjukkan satu masalah serius yang menetap dan tidak
hilang setelah istirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari preeklamsia. Untuk itu lakukan pemeriksaan edema pada
muka/tangan, periksa tekanan darah , protein urine dan reflek. Sakit
kepala juga meneyebabkan pandangan menjadi kabur.
4. Anemia
Anemia adalah keadaan ketika kadar hemoglobin, hemotokrit dan jumlah
eretrosit kurang dari normal. Kondisi ini disebut kurang darah karena
kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb). Penyebab bisa karena kurangnya
gizi untuk pembentukan darah, asam folat, vitamin B12.

2.2 Persalinan
2.2.1 Pengertian persalinan
Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi dikelurkan
sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat. Persalinan normal
adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau
postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam
dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan
presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup
komplikasi, plasenta lahir normal (Barbara, 2009).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia
kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi
dalam keadaan baik.
2.2.2 Fisiologi Persalinan
1. Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu, setelah melewati batas waktu tertentu terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus yang terus membesar menjadi
tegang mengakibatkan iskemia otot- otot uterus.
2. Teori penurunan progesterone Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur
kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh
darah mengalami penyempitan dan buntu. Villy Khorialis mengalami
perubahan-perubahan dan produksi progesterone mengalami penurunan,
sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibat otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
3. Teori oksitosin internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hypopisis pars
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat
mengubah sensivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton-
hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan, maka
oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan di mulai.
4. Teori Prostaglandin Konsentrasi Prostaglandin meningkat sejak umur
kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian
Prostagladin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim,
sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu
terjadinya persalinan.

2.2.3 Tanda-tanda Persalinan


1. Adanya Kontraksi Rahim
Secara umum tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah
mengejangnya rahim atau dikenal denan istilah kontraksi. Kontraksi tersebut
berirama, teratur, dan involuter, umumnya kontraksi bertujuan untuk
menyiapkan mulut lahir untuk membesar dan meningkatkan aliran darah di
dalam plasenta.
Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu :
1) Increment : ketika intensitas terbentuk
2) Acme : puncak atau maximum
3) Decement : ketika otot relaksasi
Durasi kontraksi uterus sangat bervariasi, tergantung pada kala persalinan
wanita tersebut. Kontraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45 sampai
90 detik dengan durasi rata – rata 60 detik. Pada persalinan awal, kontraksi
mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20 detik. Frekuensi kontrasi
ditentukan dengan mengkur waktu dari permulaan satu kontraksi ke
permulaan kontraksi selanjutnya. Kontraksi biasanya disertai rasa sakit, nyeri,
makin mendekati kelahiran. Kejang nyeri tidak akan berkurang dengan
istirahat atau elusan, wanita primipara ataupun yang sedang dalam keadaan
takut dan tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya serta tidak
dipersiapkan dengan teknik relaksasi dan pernapasan untuk mengatasi
kontraksinya akan menangis dan bergerak tak terkendali di tempat tidur
hanya karena kontaksi ringan, sebaliknya wanita yang sudh memilii
pengalaman kelahiran dan mendapat dukungan dari orang terdekat atau
tenaga professional yang terlatih memimpin persalinan, atau wanita
berpendidikan tidak menunjukkan kehilangan kendali atau menangis bahkan
pada kontraksi yang hebat sekalipun (Varney.2017).
2. Keluarnya Lendir Bercampur Darah
Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lender servik pada awal
kehamilan. Lender mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal
pada mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lender yang
berwarna kemerahan bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontraksi
yang membuka mulut rahim yang menandakan bahwa mult rahim menjadi
lunak dan membuka. Lender inilah yang dimaksud sebagai bloody show.
Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lender bercampur darah
yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni.
Ketika terlihat rabas sering , wanita serng kali berpikir bahwa ia melihat tanda
persalinan. Bercak darah tersebut biasanya akan terjadi beberapa hari sebelum
kelahiran tiba, tetapi tidak perlu khawatir dan tidak perlu tergesa-gesa ke
rumah sakit, tungu sampai rasa sakit perut atau bagian belakang dan dibarengi
oleh kontraksi yang teratur. Jika keluar pendarahan hebat, dan banyak seperti
menstruasi segerah ke rumah sakit (Maulana,2018).
3. Keluarnya Cairan (ketuban)
Proses penting menjelang proses persalinan adalah pecahnya air ketuban.
Selama Sembilan bulan masa gestate bayi aman melayang dalam cairan
amnion. Keluarnya air-air yang jumlahnya cukup banyak, berasal dari
ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering terjadi
(Maulana,2018). Ketuban mulai pecah sewaktu-waktu sampai pada saat
persalinan. Kebocoran cairan amnion bervariasi dari segi mengalir deras
sampai yang menetes sedikit demi sedikit, sehingga dapat ditahan dengan
memakai pembalut yang bersih. Tidak ada rasa sakit yang menyertai
pemecahan air ketuban dan alirannya tergantung pada ukuran, dan
kemungkinan kepala bayi telah memasuki rongga panggul ataupun belum
(Stoppard,2018).
4. Pembukaan servik
Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-tama aktifitas uterus dimulai
untuk mencapai penipisan kemudian aktifitas uterus menghasilkan dilatasi
servik yang cepat. Membkanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi
yang berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tapi dapat diketahui
dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan pemeriksaan untuk
menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher rahim. Servik
menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan,
kematang servik mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan
(Varney,2017).

2.2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Persalinan


1. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir dibagi atas :
A. Bagian keras tulang-tulang panggul Panggul (rangka panggul)
B. Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, ligamen-ligamen, serviks
vagina, perineum, uterus.
2. Power (His dan Mengejan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-
otot perut, kontraksi difragma, dan aksi dari ligamen.
A. His (kontraksi uterus)
His adlah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang
dimulai dari daerah fundus uteri diman tuba falopi memasuki dinding
uterus, awal gelombang tersebut didapat dari “pacemaker” yang terdapat
dari dinding uterus daerah tersebut. Pembagian his dan sifatnya :
a) His palsu atau pendahuluan
1) His tidak kuat, tidak teratur
2) Dilatasi servik tidak terjadi
b) His pembukaan kala I
1) His pembukaan servik sampai terjadi pembukaan lengkap 10
3) Mulai makin, teratur dan sakit
2) His pengeluaran atau his mengejan (kala II)
4) Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama
5) His untuk mengeluarkan janin
6) Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, kontaksi
diafragma, dan ligament
c) His pelepasan uri (kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta
d) His pengiring (kala IV)
Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri pengecilan rahim dalam beberapa
jam atau hari.
B. Mengejan
Dalam proses persalinan normal ada 3 komponen yang amat menentukan
yakni passenger (janin), passage (jalan lahir), power (kontraksi). Agar proses
persalinan berjalan lancar, ketiga komponen tersebut harus sama-sama dalam
kondisi baik. Bayi yang ukurannya tidak terlalu besar, jalan lahir yang baik,
kekuatan ibu mengejan akan mendorong bayi cepat keluar.
3. Passenger
A. Janin
Selama janin dan plasenta berada dalam rahim belum tentu pertumbuhannya
normal, adanya kelainan genetik, dan kebiasaan buruk ibu dapat menjadikan
pertumbuhannya tidak normal antar lain :
1) Kelainan bentuk dan besar janin anensefalus, hidrosefalus, janin
makrosomia.
2) Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi muka,
presentasi dahi dan kelainan oksiput.
3) Selain letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak mengelak,
presentasi rangkap (kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat).
B. Plasenta
Plasenta terbentuk bundar atau oval, ukuran deiameter 15-20 cm, tebl 2-3 cm,
berat 500-00 gram. Sebab-sebab terlepasnya plasenta adalah :
Waktu bayi dilahirkan rahim sangat mengecil dan setelah bayi lahir uterus
merupakan alat dengan dinding yang tebal sedangkan rongga rahim hampir
tidak ada.
Plasenta biasanya terlepas dalam 4-5 menit setelah anak lahir, mungkin
pelepasan setelah anak lahir. Juga selaput janin menebal dan berlipat- lipat
karena pengecilan dinding rahim. Oleh kontraksi dan retraksi rahim terlepas
dan sebagian karena tarikan waktu plasenta lahir.
C. Air ketuban
Sebagai cairan pelindung dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.

2.2.5 Perubahan Dalam Proses Persalinan


Pada kala I disebut juga kala pembukaan, kala II disebut juga tahap
pengeluaran janin, kala III disebut juga kala uri, kala IV adalah 2 jam setelah
plasenta keluar (Tando, 2015).
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
timbul his dimana ibu telah mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody
show). Lendir tersebut yang berasal dari kanalis servikalis meningkat
(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I
persalinan terdiri dari dua fase yaitu:
a. Fase Laten Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks
membuka sampai 3 cm atau kurang dari 4 cm. Fase ini berlangsung ± 8
jam. Kontraksi mulai teratur lamanya diantara 20-30 detik.
b. Fase aktif Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap dimana terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih. Dari pembukaan 4 cm mencapai
pembukaan lengkap 10 cm dan akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1
cm/jam pada nullipara atau primigravida atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
pada multipara. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
2. Kala II Persalinan
kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi disebut juga kala pengeluaran. Tanda pasti kala II di
tentukan melalui pemeriksaan :
a. Pembukaan serviks telah lengkap (10cm)
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina Proses kala II
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multipara. Dalam
kondisi yang normal pada kala II kepala janin sudah masuk dalam dasar
panggul, saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara refleks menimbulkan rasa mengedan.
3. Kala III Menurut Prawirohardjo 2012
Persalinan kala III dimulai segara setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan dari fundus uteri (Prawirohardjo, 2015).
4. Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum.
2.2.6 Penatalaksanaan dalam proses persalinan (Prawirohardjo, 2010).
Asuhan Persalinan Normal
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan
ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 3 cc ke
dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan
sabun di air mengalir.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk
periksa dalam.
6. Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan oksitosin
dan letakkan kembali kedalam wadah partus set. Bila ketuban belum pecah,
pinggirkan ½ kocher pada partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah) dengan
gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan sekitarnya kotor
karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut dari kotoran).
8. Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap dan
selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ
dalam batas normal (120-160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran. 14) Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
14. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah
bokong ibu. 16) Membuka tutup partus set.
15. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
16. Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan kiri
menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat
kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-pendek).
Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir
lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan penghisap
lendir De Lee.
17. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir
dan darah lalu periksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
18. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
19. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal
kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior/depan
lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu posterior/belakang
lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat
putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan
perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat pada tali pusat dan
potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
20. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan
ke empat jari pada bahu dan dada/punggung janin, sementara tangan kiri
memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
21. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan
jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin).
22. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan
sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong.nilai bayi,
kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah
dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang
memungkinkan).
23. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat.
24. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi.
Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem diantara kedua 2
cm dari klem pertama.
25. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua klem.
Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir.
26. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus
bayi hingga kepala.
27. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.
28. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.
29. Memberi tahu ibu akan disuntik.
30. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan
bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.
31. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
32. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain
kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva.
33. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan
kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokranial. Bila uterus tidak
segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan stimulasi
putting susu.
34. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu untuk meneran
sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah kemudian
ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
35. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-
hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan
dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
36. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan
kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
37. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian
maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
memasukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
38. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium yang
menimbulkan perdarahan aktif. Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
39. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam,
pastikan kontraksi uterus baik.
40. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin
0,5%, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan dengan
air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya.
41. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul mati.
42. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya.
43. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi
larutan klorin 0, 5%.
44. Membungkus kembali bayi.
45. Berikan bayi pada ibu untuk disusui.
46. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
47. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki kontraksi
baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik.
48. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi.
49. Memeriksa nadi ibu.
50. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%.
51. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah yang di
sediakan.
52. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan menggantikan
pakaiannya dengan pakaian bersih/kering.
53. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu
apabila ibu ingin minum.
54. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
55. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5%.
56. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
57. Bereskan alat
58. Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.

2.2.7 Inisiasi Menyusu Dini


2.2.7.1 pengertian
Menurut Marmi (2012), inisiasi menyusu dini (IMD) merupakan
program bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Adapun
langkah-langkah IMD adalah :
a. Letakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini
merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk menyusu. IMD harus
dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan,
hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin
to skin antara bayi dan ibu.
b. Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, bayi akan menyesuaikan diri
dengan lingkungan barunya, maka kemungkinan saat pertama kali
diletakkan di dada ibu, bayi belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau
yang dicium dari tangannya, ini membantu bayi menemukan puting susu
ibunya. Bayi akan merangkak naik dengan menekankan kakinya pada
perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri
baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat bertambah. Ingat, bahwa
dalam IMD, petugas tidak boleh memberikan bantuan apapun pada bayi
tapi biarkan bayi menyusu sendiri. Biasanya, bayi dapat menemukan
puting susu ibu dalam jangka waktu 1 jam pertama.
2.2.7.2 Keuntungan IMD
1. Keuntungan IMD bagi ibu
a) Merangsang produksi oksitosin yang berfungsi untuk menstimulasi
kontraksi uterus dan menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan,
merangsang pengeluaran kolosterum dan meningkatkan produksi ASI,
adanya keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi, ibu
menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta dan pengaliran rasa
nyeri dan berbagai prosedur pasca persalinan lainnya.
b) Merangsang produksi prolaktin yang berfungsi untuk meningkatkan
produksi ASI, membantu ibu mengatasi stress terhadap berbagai rasa
kurang nyaman.
2. Keuntungan Bagi Bayi
a) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapatkan
kolostrum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
b) Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah
imunisasi alami pertama bagi bayi.
c) Meningkatkan kecerdasan.
d) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan
nafas.
e) Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak.

2.2.8 Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan pada fase aktif persalinan yang
berupa catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan
janin, yang sudah digunakan sejak tahun 1970, partograf dapat dianggap sistem
peringatan awal yang membantu pengambilan keputusan lebih awal kapan
seorang ibu harus dirujuk (Asri & Cristine, 2012).
1. Halaman depan partograf (Prawirohardjo, 2010). Halaman depan partograf
mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil- hasil pemeriksaan selama
fase aktif persalinan, termasuk :
a. Informasi tentang ibu diantaranya nama, umur, gravida, para, abortus,
nomor catatan medik, tanggal dan waktu mulai dirawat dan waktu pecahnya
selaput ketuban.
b. Kondisi janin diantaranya DJJ, warna dan adanya air ketuban, penyusupan
(molase) kepala janin.
c. Kemajuan persalinan diantaranya pembukaan serviks, penurunan bagian
terbawah janin atau presentasi janin, garis waspada dan garis bertindak.
d. Jam dan waktu diantaranya waktu mulainya fase aktif persalinan dan waktu
actual saat pemeriksaan atau penilaian.
e. Kontraksi uterus diantaranya frekuensi dan lamanya.
f. Kondisi ibu diantaranya nadi, tekanan darah, dan temperatur serta urin.
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
a. Denyut jantung janin yaitu nilai dan catat DJJ setiap 30 menit.
b. Warna dan adanya air ketuban Nilai air ketuban setiap kali dilakukan
pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
Gunakan lambing- lambang berikut:
U : Ketuban utuh (belum pecah).
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering).
3. Molase (penyusupan tulang kepala janin) Lakukan penilaian penyusupan
kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai dibawah lajur air ketuban.
Gunakan lambang-lambang berikut :
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan.
3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
4. Kemajuan persalinan
a. Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri dalah besarnya
dilatasi serviks, penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1-5 juga
menunjukkan penambahan penurunan janin.
b. Pembukaan serviks Catat pembukaan serviks setiap 4 jam berikan tanda X
(silang) pada garis waspada mulai fase aktif.
c. Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin Penurunan kepala 4 jam
diberi tanda (o) pada garis waktu yang sesuai. Turunnya kepala janin diukur
dengan pemeriksaan luar (abdomen) pada bagian kepala yang belum masuk
kedalam panggul. Pemeriksaan luar harus dilakukan sebelum pemeriksaan
vagina.
Palpasi kehamilan Periksa dalam Keterangan kepala janin 5/5- Kepala diatas
PAP mudah digerakkan. 4/5 I - II Sulit digerakkan,bagian terbesar kepala
belum masuk kedalam panggul. 3/5 II - III Bagian terbesar kepala belum
masuk panggul. 2/5 III + Bagian terbesar panggul sudah masuk panggul 1/5
III - IV Kepala didasar panggul 0/5 IV Diperineum (Nurasiah, 2012).
d. Garis waspada dan garis bertindak Garis waspada dimulai pada pembukaan
serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Garis bertindak tertera sejajar
dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kontak atau 4 jalur ke sisi kanan.
e. Jam dan waktu
Waktu mulainya fase aktif persalinan yaitu di bagian bawah partograf
(pembukaan serviks dan penurunan) tertera kontak-kontak diberi angka 1-
16. Setiap kontak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif
persalinan. Waktu actual saat persalinan dilakukan yaitu dibawah lajur kotak
untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu
actual saat pemeriksaan dilakukan.
5. Kontraksi uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan
“kontraksi per setiap 30 menit” disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satu detik.
a. Beri titik-titik di kotak yang sesuai menyatakan kontraksi yang lamanya
kurang dari 20 detik.
b. Beri garis-garis di kotak yang sesuai menyatakan kontraksi yang lamanya
dari 20-40 detik.
c. Isi penuh kotak yang sesuai menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari
40 detik.
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
mencatat oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan IV.
Kesehatan dan kenyamanan ibu Bagian terakhir pada lembar depan partograf
berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu yaitu tanda-tanda vital dan
volume urin, protein atau aseton. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik
lainnya Catat semua asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya di sisi
luar kolom partograf. Lembar belakang partograf Halaman belakang partograf
merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak
persalinan kala I hingga kala IV termasuk BBL.

2.3 Bayi Baru Lahir (BBL)


2.3.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi,
adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterine) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi,
2012).
2.3.2 Fisiologis BBL
Perubahan-perubahan yang terjadi sesudah kelahiran menurut (Dompas, 2010).
1.) Perubahan pernapasan Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta, setelah lahir melalui paru. Janin cukup bulan
mengalami penurunan cairan paru pada hari-hari sebelum persalinan dan
selama persalinan. Hal ini terjadi sebagai respon terhadap peningkatan hormon
stres dan terdapat peningkatan protein plasma yang bersikulasi.
2.) Perubahan kardiovaskuler Aliran darah plasenta terhenti pada saat tali pusat
diklem. Tindakan ini menyebabkan suplai oksigen melalui plasenta terputus.
Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa sistem bertekanan rendah.
3.) Perubahan termoregulasi Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat
setelah kelahiran karena lingkungan eksternal lebih dingin daripada lingkungan
di dalam uterus. Neonatus dapat menghasilkan panas dengan cara menggigil.
4.) Perubahan sistem imun Sel-sel yang mensuplai imunitas bayi mulai
berkembang pada awal kehidupan, namun sel-sel ini belum aktif selama
beberapa bulan. Selama tiga bulan pertama kehidupan, bayi dilindungi oleh
kekebalan pasif yang diterima dari ibu. Oleh sebab itu, neonatus rentan
terhadap infeksi dan respon alergi. Imunoglobin A (IgA) hilang dari saluran
pernapasan, kecuali jika bayi tersebut menyusu air susu ibu (ASI). IgA juga
tidak terdapat dalam saluran gastrointestinal. Infeksi merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas selama periode neonatus.
5.) Perubahan gastrointestinalis Enzim-enzim digestis aktif pada waktu bayi lahir
dan dapat meyokong kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38
minggu.Perkembangan otot dan refleks yang penting untuk menghantarkan
makanan sudah terbentuk waktu lahir. Pencernaan protein dan karbohidrat
telah tercapai. Mekonium, tinja berwarna hitam kehijauan lengket dan
mengandung darah samar diekskresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru
lahir normal.
6.) Perubahan ginjal Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam
pertama setelah lahir dari 2-6 kali sehari pada 1 hari pertama. Setelah itu
mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. Laju filtrasi glomerulus secara
relative rendah pada waktu lahir disebabkan oleh tidak adekuatnya area
permukaan kapiler glomerulus. Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam
urat.
7.) Perubahan hepar Selama masa janin sampai lahir hati terus membantu
pembentukkan darah. Selama masa neonatus hati memproduksi zat yang
esensial untuk pembentukkan darah. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai
bagi bayi sampai lima bulan kehidupan ekstrauterin. Pada saat ini bayi baru
lahir menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi.
8.) Perubahan neurologis Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis
belum berkembang sempurna. Bayi bary lahir menunjukkan gerakan-gerakan
tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labih, control otot yang buruk.
Perkembangan neonatus terjadi cepat, sewaktu bayi tumbuh, perilaku yang
lebih kompleks (misalnya, control kepala, tersenyum, dan meraih tujuan) akan
berkembang.
9.) Perubahan kulit Kulit neonatus tampak relative trasparan serta lunak dan
seperti beludru. Pada bayi baru lahir, produksi melanin dan pigmentasi rendah
sehingga kulit rentan terhadap kerusakan oleh sinar ultra violet.

2.3.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir


1.) Berat badan 2500-4000 gram
2.) Panjang badan 48-52 cm
3.) Lingkar dada 30-38 cm
4.) Frekuensi jantung 120-160 x/ menit
5.) Pernafasan ± 40-60 x/ menit
6.) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
7.) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurnah
8.) Kuku agak panjang dan lemas
9.) Genetalia; Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. Laki-laki
testis sudah turun, skrotum sudah ada.
10.) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
11.) Reflek morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
12.) Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
13.) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan (Marni, 2012).

2.3.4 Ciri- ciri bayi baru lahir tidak normal (Prawirohardjo, 2010)
1.) Sesak napas.
2.) Frekuensi pernapasan 60 kali/menit.
3.) Gerak retraksi di dada.
4.) Malas minum.
5.) Panas atau suhu badan bayi rendah
6.) Kurang aktif.
7.) Berat lahir rendah (1.500-2.500 gram).
8.) Berat lahir lebih > 4.000 gram (Prawirohardjo, 2010).

2.3.5 Penatalaksanaan Awal Bayi Segera Setelah Lahir


Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir,ialah (Prawirohardjo, 2010).
3 Membersihkan Jalan Nafas
Bayi normal akan menangis spontan setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis penolong segera memberikan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :
1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
2. Gulung kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang
3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tengan yang
membungkus dengan kassa steril.
4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
4 Memotong Dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan menggunakan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril, tali pusat dibersihkan dan dirawat
dengan kassa steril.
5 Mempertahankan Suhu Tubuh
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya,
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membantunya tetap hangat. Bayi
baru lahir harus dibungkus hangat setelah IMD, suhu tubuh bayi merupakan tolak
ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil,
suhu bayi harus dicatat.
6 IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
1. Pengertian IMD
Inisiasi Menyusu dini (early initiation) adalah bayi diberi kesempatan mulai
atau inisiasi menyusui sendiri segera setelah lahir/dini dengan cara
membiarkan kulit bayi melekat pada kulit ibu setidaknya satu jam atau sampai
menyusu awal selesai, dengan cara merangkak mencari payudara (The Breast
Crawl).
2. Tahapan Perilaku Bayi Sebelum Menyusui
3. Dalam 30 menit pertama : istirahat siaga, sekali-kali melihat ibunya,
menyesuaikan dengan lingkungannya.
A. 30-40 menit : mengeluarkan suara, gerakan menghisap, memasukan tangan
ke mulut.
B. Mengeluarkan air liur.
C. Kaki menekan-nekan perut ibu untuk bergerak kearah payudara.
D. Menjilat-jilat kulit ibu, menyentuh puting susu dan tangannya.
E. Menghentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri.
F. Menemukan puting, menjilat, mengulum puting susu.
G. Membuka mulut lebar dan melekat dengan baik serta menghisap dengan
kuat pada puting susu ibu.
4. Manfaat IMD
A. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, sehingga menurunkan AKB
karena hypotermia.
B. Ibu dan bayi merasa tenang.
C. Memindahkan bakteri kulit ibu ke kulit bayi, dengan menjilat kulit ibu
maka bayi menelan bakteri berkoloni dan bakteri yang berada diusus bayi
akan menyaingi bakteri ganas dari lingkungannya.
D. Jalinan kasih sayang ibu-bayi lebih baik sebab bayi siaga 1-2 jam pertama.
E. Mendapat colostrum, kaya anti bodi, penting untuk pertumbuhan usus,
ketahanan infeksi, kehidupan bayi.
F. IMD lebih berhasil menyusui eksklusif dan lebih lama disusui.
G. Sentuhan, emutan, jilatan pada puling merangsang pengeluaran hormon
oksitosin.
H. Kontraksi rahim, membantu mengurangi pendarahan.
I. Merangsang hormon lain membuat ibu tenang, rileks, mencintai bayinya,
meningkatkan ambang nyeri, kebahagiaan.
J. Merangsang pengeluaran ASI.
5. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini
A. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan.
B. Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuk tidak atau
mengurangi mempergunakan obat kimiawi.
C. Dikeringkan, kecuali tangannya, tanpa menghilangkan lemak putih (vernix).
D. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Selimuti keduanya. Kalau perlu menggunakan topi bayi
E. Biarkan bayi mencari putting susu ibu sendiri Ibu dapat
merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh
mendekatkan bayi pada puting tapi jangan memaksakan bayi ke puting susu
F. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses
menyusu pertama selesai atau setelah satu jam pertama IMD.
G. Tunda menimbang, mengukur, suntikkan vitamin K dan menetesi dengan
obat tetes mata sampai proses menyusu awal selesai.
H. Ibu melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatan skin to skin
contact.
I. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis. Rawat gabung ibu : ibu-bayi dirawat dalam satu kamar dalam
jangkauan ibu selama 24 jam.
J. Bila inisiasi dini belum terjadi dikamar bersalin : bayi tetap diletakkan
didada ibu waktu dipindah dikamar perawatan. Usaha menyusu dini
dilanjutkan dikamar perawatan ibu.
6. Peran tenaga kesehatan dalam proses IMD :
A. Menyediakan waktu dan suasana tenang.
B. Membantu ibu menemukan posisi yang nyaman.
C. Membantu bapak dan ibu menunjukkan perilaku pre-feeding yang positif
saat bayi mencari payudara.
D. Membantu meningkatkan rasa percaya diri ibu
E. Menghindarkan memaksa memasukkan puting susu ke mulut bayi.
F. Perlu Kesabaran.
7. Pendapat yang menghambat IMD pada bayi baru lahir
A. Bayi kedinginan.
B. Ibu lelah setelah melahirkan.
C. Kurang tersedia tenaga kesehatan.
D. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.
E. Ibu harus dijahit.
F. Bayi perlu diberi vitamin K dan tetes mata segera.
G. Bayi harus segera dibersihkan, ditimbang dan diukur.
H. Colostrum tidak keluar, tidak cukup, tidak baik dan bahkan tidak baik untuk
bayi.
I. Suhu kamar bersalin, kamar operasi harus dingin dan biasanya AC sentral.
J. Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya memberi
kesempatan inisiasi dini pada bayi lahir dengan operasi cesarea (Utami
Roesli, 2008).

6.1 Nifas
6.1.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih
dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang
berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “ Parous”
berarti melahirkan (Anggraini, 2010).

6.1.2 Perubahan Fisiologi Masa Nifas


1. Uterus
A. Involusi (Pengerutan Rahim) Involusi atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat
sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat
kontraksi otot-otot polos uterus.
B. Lochea, Lochea adalah eksresi cairan Rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri dari 4 tahapan :
1) Lochea Rubra / Merah Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke – 4
masa post-partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding Rahim, lemak bayi,
lanugo ( rambut bayi) dan meconium
2) Lochea Sanguinolenta Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan
dan berlendir. Berlangsung dari hari keempat sampai hari ketujuh
postpartum.
3) Lochea Serosa Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada
hari ketujuh sampai hari keempat belas postpartum.
4) Lochea Alba/Putih Mengandung leukosit, sel desidu, sel epitel, selapur
lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa
berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.
C. Serviks Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Bentuk
serviks seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri yang
mengadakan kontraksi sedangkan serviks yang tidak berkontraksi terbentuk
seperti cincin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh
dengan pembuluh darah.
D. Vulva dan vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama setelah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Pada post natal hari kelima, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan
sebelum melahirkan.
E. Perubahan sistem pencernaan Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah
melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat
pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi),
kurang makan, haemorroid, laserasi jalan lahir.
F. Perubahan sistem perkemihan Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar
steroid yang tinggi) turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal,
sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan sebagian
menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pasca partum.
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan.
G. Perubahan musculoskeletal Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post
partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan
mempercepat proses involusi.

6.1.3 Perubahan Psikologis Masa Nifas


Reva Rubin dalam Varney (20117), membagi 3 tahap yaitu :
1. Taking in (1-2 hari post partum) Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung
serta berfokus pada dirinya, tubuhnya sendiri. Mengulang-ulang menceritakan
pengalaman proses bersalin yang dialami. Wanita yang baru melahirkan ini
perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala kurang tidur dengan gejala
lelah, cepat tersinggung, campur baur dengan proses pemulihan.
2. Taking hold (2-4 hari post partum) Ibu khawatir akan kemampuannya untuk
merawat bayinya dan khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk
merawat bayinya. Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam
mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai kemampuan untuk
merawat bayinya, cara menggendong dan menyusui, memberi minum,
mengganti popok.
3. Letting go (10 hari) Pada masa ini umumnya ibu mengambil tanggung jawab
untuk merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayi, begitu juga adanya grefing karena dirasakan sebagai mengurangi interaksi
sosial tertentu. Depresi post partum sering terjadi pada masa ini.
6.1.4 Tanda Bahaya Masa Nifas
1. Perdarahan pervaginam Perdarahan pervaginam/perdarahan post partum adalah
kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus genetalia setelah
melahirkan.
2. Infeksi nifas Infeksi masa nifas atau puerpuralis adalah infeksi pada traktus
genitalia yang terjadi pada setiap saat antara pecah ketuban (ruptur membran)
atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus.
3. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama Sesudah anak lahir ibu akan
merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas
berikan minuman hangat, susu, kopi, atau teh yang bergula.
4. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki.
5. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
6. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur. Wanita yang baru melahirkan
sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
7. Pembengkakan ekstremitas.
a) Periksa kemerahan pada betis.
b) Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki dan kaki oedema.
8. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih (Wulandari, 2011).

6.2 Keluarga Berencana


6.2.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana
1. Pengertian keluarga berencana
Berencana Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahnya sel telur oleh sel
sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi.
Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara menyeluruh.
Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif dibandingkan metode
lainnya (Mulyani, 2013).
2. Tujuan program Keluarga berencana
a. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak,
agar dipetoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
b. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga (martini, 2018).

3. Jenis-jenis KB (Martini, 2018).


a.) Metode Amenorrhea Laktasi (MAL)
Selama menyusui, isapan putting susu oleh bayi akan menekan
pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi. Bila ovulasi tidak
terjadi maka tidak ada ovum yang dilepaskan sehingga tidak akan terjadi
fertilisasi.
b.) Metode kalender/pantang berkala
Pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan
salah satu cara/metode kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan
sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan sanggama pada
masa subur. Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar.
Dengan penggunaan sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat
merencanakan setiap kehamilan.
c.) Metode kontrasepsi suhu basal
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya
diambil pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur.
Suhu basal tubuh akan meningkat setelah ovulasi.
d.) Metode lendir serviks
Merupakan salah satu cara merencanakan KB secara alamiah dengan cara
menyesuaikan perilaku seksual dengan pola kesuburan seorang
perempuan, yang dapat diketahui dengan pengamatan lendir serviks.
Perubahan lender serviks dapat diamati melalui vulva dan dicatat setiap
hari. Penegcekan lender serviks dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
penampakan dan tes jari. Pada penampakan dilakukan dengan mengusap
tisu, tisu akan basah apabila ada lendir serviks, lender akan terlihat
menggumpal pada tisu. Sedangkan dengan menggunakan tes jari tes ini
dapat dilakukan pada lendir yang terdapat diatas tisu dengan cara
mengambil lendir tersebut dengan ujung jari telunjuk dan ibu jar, dengan
perlahan jari telunjuk ditarik untuk melihat elastisitas lendir. Lendir
mungkin elastis atau mudah pecah atau lembut licin seperti putih telur
yang mentah. Elastisitas ini dikenal dengan nama efek spin dan
menunjukkan bahwa lendir subur.
e.) Coitus interuptus
Yaitu dengan cara menarik keluar penis sebelum ejakulasi. Sayang nya
metode ini tidak selalu berhasil baik, kadang lelaki tak sempat menarik
keluar penisnya sebelum ejakulasi. Kalaupun ia sudah menariknya tepat
pada waktunya, tetap saja ada kemungkinan cairan mani bisa sempat
meleleh kedalam vagina sebelum ejakulasi terjadi.
f.) Kondom pria
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks,
berbentuk tabung tidak tembus cairan, salah satu ujungnya tertutup rapat
dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma.
g.) Diafragma
Diafragma adalah kontrasepsi barrier untuk wanita yaitu mangkok karet
yang fleksibel dengan pinggir yang mudah dibengkokkan dan disisipkan
dibagian atas vagina, mencegah sperma mencapai saluran reproduksi
bagian atas.
h.) Spermisida
Bahan kimia aktif untuk membunuh sperma, berbentuk cairan, krim atau
tisu vagina yang harus dimasukkan kedalam vagina 5 menit sebelum
senggama. Bahan kimia yang terkandung didalam spermisida adalah
nonilfenoksi polietanol atau nonoxynol 9.
i.) kontrasepsi Oral
Pil KB Alat kontrasepsi ini berbentuk pil yang berisi sintetis hormone
estrogen dan progesteron. Pil ini harus diminum setiap hari oleh wanita
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB bekerja dengan dua cara.
Pertama, menghentikan ovulasi (mencegah ovarium mengeluarkan sel
telur). Kedua, mengentalkan cairan (mucus) serviks sehingga menghambat
pergerakan sperma ke rahim. Efektivitas pil KB mencapai 99%. Selain pil
KB, Patch (seperti koyok) merupakan alat kontrasepsi yang cara kerjanya
hampir sama dengan pil KB. Bedanya patch ini tidak perlu diminum tetapi
cukup ditempelkan dipunggung.
j.) kontrasepsi suntik
Merupakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi (mencegah ovarium
mengeluarkan sel telur) dan mengentalkan cairan (mucus) serviks sehingga
menghambat pergerakan sperma ke rahim. Kontrasepsi suntik atau injeksi
terbagi menjadi dua, yaitu suntik satu atau tiga bulan sekali, wanita yang
memilih alat kontrasepsi ini disuntikkan dengan teknik intra muscular (IM)
untuk memasukkan obat yang berisi hormone estrogen dan progesteron.
k.) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau yang sering disebut spiral adalah alat
kontrasepsi kecil yang ditempatkan dalam rahim wanita. AKDR
mempengaruhi gerakan dan kelangsungan hidup sperma dalam rahim
sehingga sel sperma tidak mencapai sel telur untuk membuahinya. AKDR
juga mengubah lapisan dinding rahim (endometrium) sehingga tidak cocok
untuk kehamilan dan perkembangan embrio janin. Efektivitas AKDR
adalah 98%, hampir sama dengan pil KB. Jika suatu saat pasangan
menginginkan anak lagi, AKDR dapat dilepas. Kesuburan dapat
dikembalikan dengan cepat setelah AKDR dilepas.
l.) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
AKBK atau implant merupakan metode kontrasepsi dengan cara
memasukkan susuk KB yang berukuran sebesar korek api dibawah kulit
dibagian dalam lengan atas. Susuk KB adalah batang kecil berisi hormone
yang terbuat dari plastic lentur. Susuk KB terus menerus melepaskan
sejumlah kecil hormone seperti pada pil KB selama tiga tahun. Bila
pasangan suami istri menginginkan anak, susuk KB dapat dicopot dan
wanita yang menggunakan alat kontrasepsi ini akan kembali subur setelah
1 bulan.
m.) Kontrasepsi mantap
a. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur pemotongan atau penutupan tuba falopi
atau saluran indung telur yang menghubungkan ovarium ke Rahim.
Setelah tubektomi, sel-sel telur tidak akan bisa memasuki Rahim
sehingga tidak dapat dibuahi, prosedur ini juga akan menghalangi
sperma ke tuba falopi.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan memotong saluran
sperma (vas deferens) yang membawa sperma dari testis ke penis

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

3.1. Asuhan Kebidanan Ante Natal Care Pada Ny.R di Klinik Pratama Citra

1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama : NY. R Nama suami : TN. J
Umur : 24 Tahun Umur :27 Tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Buru Pabrik
Alamat rumah :Jl.Purwo Gg Serdja Alamat Rumah : Jl. Purwo Gg
Serdja

B. Anamnese (Data Subjektif)


Pada tanggal : 24 - 02 – 2023 Pukul : 12:40 WIB Oleh: Bidan
1. Alasan kunjungan saat ini : Kunjungan ulang
Keluhan utama : ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan-keluhan : Sulit tidur dimalam hari
2. Riwayat menstruasi
 Haid pertama : Umur 15 Tahun
 Siklus : 28 Hari
 Banyaknya : 3 x Ganti duk
 Dismenorhea : ada
 Teratur/Tidak teratur : Teratur
 Lamanya : 7 Hari
 Sifat darah : Encer
3. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
N Tanggal Usia Jenis Tempat Komplikas Peno BBL Nifas
o Lahir/Umur kehamilan kehamilan persalian i long

Ibu Bayi BBL Kea lakta kel


daan si ain
an

1 Hamil ini
.

Riwayat kehamilan ini :


 Hari Pertama Haid Trakhir : 20-05-2022
 TTP : 27-02-2023
 Keluhan pada :
Trismester I : Lidak Ada Keluhan
Trismester II : Keputihan
Trismester III : Sulit tidur dimalam hari
 Pergerakan anak pertama sekali : 17 minggu
 Pengerakan anak 24 jam terakhir : > 15 detik
 Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) :
 Rasa lelah : Tidak Ada
 Mual muntah yang lama : Tidak Ada
 Nyeri perut : Tidak Ada
 Panas menggigil : Tidak Ada
 Sakit kepala berat/terus menerus : Tidak Ada
 Penglihatan kabur : Tidak Ada
 Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak Ada
 Rasa gatal pada vulva,vagina : Tidak Ada
 Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak Ada
 Nyeri,kemerahan,tegang pada tungkai : Tidak Ada
 Oedema : Tidak Ada
 Lain-lain (jelaskan) : Tidak ada
 Obat-obat yang di konsumsi :
Trimester I : Folamil Geniol
Trismester II : Folamil Geniol
Trismester III : Folamil Geniol
 Kekhawatiran khusus : Tidak ada
 Pola eliminasi :
 BAK : frekuensi : 6 – 7 kali / hari warna : jernih
Keluhan BAK : Tidak Ada
 BAB : frekuensi : 1 kali / hari warna : kuning konsistensi: lunak
Keluhan BAB : Tidak Ada
 Pola aktivitas sehari-hari
 Pola istrihat dan tidur : Siang ±2 jam malam : ±6 Jam
 Seksual : 2-3/ minggu
 Immunisasi TT1 tanggal : 10 - 03 - 2022
TT2 tanggal : 15 - 04 - 2022
 Konstrasepsi yang pernah digunakan : Tidak Ada
4. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :
Jantung : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada
Ginjal : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
Epilepsi : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
5. Riwayat penyakit pada keluarga :
Jantung : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
DM : Tidak ada
Gamely : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
6. Riwayat ekonomi
 Status perkawinan : Sah
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Diterima dan
direncanakan.
 Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan : Ada dukungan
 Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
 Pola makan dan minum :
 Makan sehari-hari, frekuensi : 3 kali/hari,
1 piring, 1 mangkuk, ½ susu (100 cc)
 Jenis makanan yang di makan : Nasi, Lauk, Sayur, Buah-buahan
 Minum : 8 gelas/hari
 Kebiasaan Merokok : Tidak pernah merokok
 Minuman keras : Tidak pernah minum-minuman keras
 Mengkomsumsi obat terlarang: Tidak pernah mengkomsumsi obat
terlarang
 Kegiatan sehari-hari(bebas kerja) : Ibu Rumah Tangga
 Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan membantu persalinan :
Klinik Bersalin

C. Pemeriksaan fisik (Data Objektif)


1. Status emosional : Stabil
2. Pemeriksaan fisik : BB : 71 Kg TB : 161 Cm Lila : 25 Cm,
BB sebelum nya : 55 Kg
3. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22x/menit Temp : 36,7
4. Kepala
Kulit kepala : Bersih
Distribusi Rambut : Merata
Warna rambut : Hitam mengkilap
5. Wajah
Odema : Tidak ada odema
Gloasma gravidarum : Tidak terdapat Gloasma Gravidarium
Pucat : Wajah tidak pucat
6. Mata
Conjungtiva : Merah muda
Sclera : Tidak Ikterus
7. Hidung
Polip : Tidak meradang
Pengeluaran : Tidak ada
8. Mulut
Lidah : Bersih
Stomatitis : Tidak ada Stomatitis pada mulut
Gigi : Tidak terdapat karang gigi (caries)
Berlobang : Tidak ada gigi yang berlobang
Epulis pada gusi : Tidak ada, epulis pada gusi
Tonsil : Tidak Meradang
Pharynx : Tidak meradang
9. Telinga
Serumen : Tidak ada serumen
Pengeluaran : Tidak ada
10. Leher
Bekas luka operasi : Tidak ada bekas operasi
Kelenjar Thyroid : Tidak membesar
Pembuluh limfe : Tidak membesar
11. Dada
Mammae : Asimestris
Areola mamae : Hitam kecoklatan
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada benjolan
Pengeluaran dari puting susu : Tidak ada
12. Aksila
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
13. Abdomen
 Pembesaran : Asimestris
 Bentuk : Memanjang
 Linea : nigra
 Striae : Livide
 Bekas luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi
 Pergerakan janin : Teraba dan terlihat pergerakan janin
Pemeriksaan Kebidanaan
 Kontraksi : Tidak ada
 Tinggi Fundus : 34 Cm
o Palpasi
 Leopod I : TFU 34 Cm
Bagian Fundus lunak dan melebar
 Leopod II : teraba satu bagian yang keras dan memanjang di
sebelah kiri abdomen ibu
 Leopod III : teraba satu bagian yang keras dan bulat dibagian
terbawah janin dan masih bisa digoyangkan
 Leopod IV : kepala janin belum masuk PAP (convergen)
o Bagian janin yang terdapat di fundus uteri : lunak dan melebar
o Bagian tegang/memapan : Sisi kanan abdomen ibu
o Presentase : Kepala
o Penurunan bagian terbawah : keras dan bulat
o Auskultasi
DJJ : terdengar DJJ dibagian kiri abdomen ibu
o punctum maksimum : kuadran kiri atas pusat
o Frekuensi : 140 x/i
Pemeriksaan panggul luar :
 Distancia Spinarum : 24Cm Conjunggata Ekstrana:20 Cm
 Distancia Kristarum : 29 Cm Lingkar Panggu : 85 Cm
14. Genatalia
 Vulva : Tidak ada pengeluaran
Varices : Tidak ada, Varices pada genatalia
Kemerahan/lesi : Tidak ada
 Perineum
Bekas luka : Tidak ada bekas luka pada perineum
 Lain-lain : tidak ada
15. Pinggang (periksa ketuk : Coste-Vertebre-Angel-Tendernes=CVAT)
Nyeri : Tidak ada Nyeri pada CVAT
16. Ekstremitas :
Oedem pada tangan/jari : Tidak ada
Oedem ekstrimitas bawah : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks patella : ada (+) sebelah kiri dan kanan
17. Pemeriksaan laboratorium
1. HB : 11,3 gr%
2. Protein urine : tidak ada
3. Glukosa urine : Tidak ada
4. Lain-lain :-
18. Pemeriksaan penunjang
1. Usg : ada
2. Rontrgen : Tidak ada
3. Lain-lain :-
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : G1 P0 A0, Usia kehamilan 389 minggu 1 hari, janin hidup,
Intra uteri, janin tunggal, PU-KI, prestase kepala, belum
masuk PAP, Keadaan ibu dan janin baik.

 G1 P0 A0
DS : - Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama.
- ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran
- ibu mengatakan HPHT pada tangga 20-05-2022
DO: - Areola mammae terjadi hiperpigmentasi (hitam kecoklatan)
- Terdapat linea nigra pada abdomen ibu
 Usia Kehamilan 39 minggu 1 hari
DS : - Ibu Mengatakan HPHT 20-05-2022
- Ibu mengatakan pergerakan janin 10x/24 jam
DO: - Perhitungan usia kehamilan
TK : 24 - 02 – 2023
HPHT : 20 – 05 – 2022
4
9x4 : 36 minggu
9x2 : 18 + 4 = 22 hari : 3 Minggu 1 Hari
36 + 3 minggu 1 hari : 39 Minggu 1 hari
UK : 39 Minggu 1 Hari
 Janin Hidup
DS : - Ibu mengatakan merasakan adanya gerakan janin.
DO: - DJJ (+) 140 x/menit
- Pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Intra Uteri
DS : - Ibu mengatakan tidak merasakan sakit disaat janinnya bergerak
DO : - Perkembangan janin sesuai dengan usia kehamilan.
- Tinggi fundus uteri 34 Cm
 Janin Tunggal
DS : - Ibu mengatakan pergerakan janin di satu sisi saja
DO : - Teraba satu bagian lunak di fundus
- teraba satu bagian memanjang, keras di sisi kiri abdomen ibu
- Teraba satu bagian keras, bulat di atas simpisis
- Terdengar DJJ hanya di satu bagian saja.
 PU-KI
DS : - Ibu mengatakan pergerakanan janin disebelah kanan.
DO :- Teraba di sisi kiri abdomen ibu satu bagian keras dan
memanjang.
 Persentase Kepala
DS :-
DO : - Teraba satu bagian keras,bulat dan mudah di goyangkan di atas
simpisis
- Terdengar djj hanya dipunctum maksimum kuadran kiri atas
pusat
 Belum Masuk PAP
DS :-
DO : - Tangan masih bisa menyatu saat di lakukan leopoold IV.
- Bagian terbawah janin masih bisa di gerakan.
 Keadaan Umum Ibu Dan Janin Baik
DS : - Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya.
- Ibu mengatakan tidak sabar menunggu kelahiran anak
pertamanya.
- Ibu mengatakan janinnya bergerak.
DO : - TTV
TD : 110/70 mmHg RR : 22 x/i
HR : 82 x/i T : 36,7 oc
DJJ : 140 x/i.
- Usia perkembangan sesuai kelamilan.
Masalah : - mudah lelah
Kebutuan :
a. Pendidikan kesehatan tentang perubahan fisiologis kehamilan
trimester II akhir dan mengurangi aktifitas berat.
b. istirahat yang cukup
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
TIDAK ADA

IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


TIDAK ADA

V. PERENCANAAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Jelaskan perubahan fisiologis pada trimester II akhir
3. Anjurkan ibu istirahat yang cukup
4. Jelaskan tanda bahaya ibu trimester II akhir
5. Beritahu ibu untuk menjaga personal hygine
6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN
1. Memberikan penjelasan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa
janin yang ada di dalam kandungan ibu baik, janin hidup tunggal,
begitu pula keadaan ibu yang baik
TD : 110/70 mmHg RR : 22 x/i DJJ : 140 x/i
HR : 82 x/i T : 36,7oC
2. Memberi penjelasan pada ibu mengenai tanda-tanda ketidaknyamanan
seperti mudah lelah merupakan hal yang wajar pada ibu hamil
trimester II akhir jadi ibu tidak perlu cemas
3. Memberitahu ibu untuk menjaga pola istirahat, ibu tidak boleh
melakukan hal yang terlalu membuat lelah, jika lelah segera
beristirahat dan jangan tidur terlalu malam
4. Memberikan penkes pada ibu tentang nutrisi, ibu harus banyak
mengkonsumsi makanan yang bergizi
5. Memberi tahu ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu kedepan dan
apabila ada masalah / tanda bahaya kehamilan seperti pusing yang
hebat, mata berkunang kunang, keluar darah dari kemaluan, keluar
cairan dari alat kemaluan dan bengkak pada area muka dan tangan
segera datang ke fasilitas kesehatan.

VII. EVALUASI
1. Keadaan ibu dan janin baik
2. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
3. Ibu sudah mengerti tanda bahaya kehamilan trimester II akhir
4. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

Data perkembangan I
Tanggal : 24 Februari 2023 Oleh : Gusti Pasaribu
Asuhan Kebidanan pada ibu G1 P0 A0, Usia kehamilan 39 minggu 1 hari.

Subjektive
Ibu mengatakan keluhannya saat ini adalah sering buang air kecil dimalam hari
dan mudah lelah.

Objektive
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Berat Badan : 71 kg
4. TB : 161 cm,
5. Lila : 25 cm
6. Tanda vital : TD : 120/70 mmHg, Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit, Temp : 36,9 °C
7. Pemeriksaan Abdomen
- Kontraksi : Tidak ada
- Tinggi fundus uteri : 34 cm
o Palpasi
 Leopold I : Teraba satu bagian lunak, melebar di fundus (TFU
34 cm)
 Leopold II : Teraba satu bagian keras, memapan, memanjang di
Sisi kiri abdomen ibu dan bagian kecil disisi
Kanan abdomen ibu
 Leopold III : Teraba satu bagian keras, bulat, di pinggir atas
Simpisis ibu
 Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP
o Bagian janin yang terdapat di fundus uteri: lunak, melebar
o Bagian tegang/memapan : Kiri
o Presentase : Kepala
o Penurunan bagian terbawah : Convergen
o Auskultasi : DJJ : Ada Punctum maksimum : Kuadran kiri atas pusat
Frekuensi : 145 x/menit, reguler

Assesment
Ny.R G1 P0 A0, Usia kehamilan 37 minggu 2 hari, janin hidup, Intra uteri, janin
tunggal, PU-KI, presentase kepala, belum masuk PAP, Keadaan ibu dan janin
baik.

Planning
1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan: keadaan ibu dan janin baik
2. Menganjurkan pada ibu untuk mengurangi konsumsi cairan di malam hari
dan memperbanyak istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang
berat.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa sering BAK yang di alami adalah hal yang
normal terjadi dalam kehamilan, terutama pada trimester ke III yang
disebabkan tekanan pada kadung kemih oleh kepala janin sudah mulai
masuk PAP pada trimester III
4. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan ibu selama hamil:
- Personal Hygine
- Perawatan Payudara
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada ibu hamil, dan segera ke pelayanan
kesehatan jika terdapat salah satu tanda bahaya, yaitu:
- Perdarahan Pervaginam
- Sakit kepala yang hebat
- Masalah penglihatan yang kabur
- Bengkak pada muka dan tangan
- Nyeri perut yang hebat
- Gerakan bayi yang berkurang
6. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan, yaitu :
- Tempat persalinan
- Memilih tenaga kesehatan
- Pengambil keputusan
- Transportasi
- Tabungan dan dana
7. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu :
- Perut mules dan nyeri yang menjalar kepinggang secara
teratur dan semakin bertambah
- Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
- Keluar cairan dari jalan lahir
8. Menganjurkan kunjungan ulang
9. Ibu sudah mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah di berikan

Data perkembangan II
Tanggal : 24 Oktober 2023 Oleh : Gusti Pasaribu
Asuhan Kebidanan pada ibu G1 P0 A0, Usia kehamilan 39 minggu 1 hari.

Subjektive
Ibu mengatakan keluhannya saat ini adalah kram pada kaki, mudah lelah dan
pinggang terasa sakit.

Objektive
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Berat Badan : 71 kg
4. TB : 161 cm,
5. Lila : 25 cm
6. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit, Temp : 36,6 °C
7. Pemeriksaan Abdomen
- Kontraksi : Tidak ada
- Tinggi fundus uteri : 34 cm
o Palpasi
 Leopold I : Teraba satu bagian lunak, melebar di fundus (TFU
34 cm)
 Leopold II : Teraba satu bagian keras dan memanjang di sisi
kiri abdomen ibu dan bagian kecil dan kosong
disisi kanan abdomen ibu
 Leopold III : Teraba satu bagian keras, bulat, di pinggir atas
Simpisis ibu
 Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah memasuki PAP
o Bagian janin yang terdapat di fundus uteri: lunak, melebar
o Bagian tegang/memapan : Kiri
o Presentase : Kepala
o Penurunan bagian terbawah : Divergen
o Auskultasi : DJJ : Ada, Punctum maksimum : Kuadran kiri bawah pusat
Frekuensi : 140 x/menit, reguler

Assesment
Ny R G1 P0 A0, Usia kehamilan 39 minggu 1 hari, janin hidup, Intra uteri, janin
tunggal, PU-KI, presentase kepala, sudah masuk PAP, Keadaan ibu dan janin
baik.

Planning
1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan: keadaan ibu dan janin baik
2. Menganjurkan pada ibu untuk sering berjalan di pagi hari, memposisikan
kaki lebih tinggi dari pada kepala saat tidur, istirahat yang cukup dan
mengurangi aktifitas yang berat.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang di alami seperti nyeri
dibagian pinggang adalah hal yang normal terjadi dalam kehamilan,
terutama pada trimester ke III yang disebabkan oleh tekanan yang
disebabkan bagian terbawah janin sudah mulai masuk PAP pada trimester
III
4. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan ibu selama hamil:
- Personal Hygine
- Perawatan Payudara
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada ibu hamil trimester III, dan segera ke
pelayanan kesehatan jika terdapat salah satu tanda bahaya, yaitu:
- Perdarahan Pervaginam
- Sakit kepala yang hebat
- Masalah penglihatan yang kabur
- Bengkak pada muka dan tangan
- Nyeri perut yang hebat
- Gerakan bayi yang berkurang
6. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan, yaitu :
- Tempat persalinan
- Memilih tenaga kesehatan
- Pengambil keputusan
- Transportasi
- Tabungan dan dana
7. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu :
- Perut mules dan nyeri yang menjalar kepinggang keperut
bagian bawah secara teratur dan semakin bertambah
- Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
- Keluar air ketuban dari jalan lahir
8. Menganjurkan kunjungan ulang
9. Ibu sudah mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah di berikan
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

3.2 Asuhan Persalinan Normal Pada Ny. R di Klinik


I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. J
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buru Pabrik
Alamat rumah : Jl.Purwo Gg Serdja Alamat : Jl Purwo Gg
Serdja

B. Anamnesa (Data Subjektif)


Pada tanggal : 27-02-2023 Pukul: 21.00 wib Oleh:Bidan
1. Alasan Kunjungan saat ini: Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah
dan mules yang sering
Keluhan utama : Ibu merasakan mengeluh mules yang semakin sering
2. Tanda-tanda bersalin
Kontraksi : ada, sejak tanggal : 27-02-2023 pukul: 17.00 wib
Frekuensi : 3x10'x30"
Pengeluaran Pervaginam
Lendir bercampur darah : ada
Air Ketuban : sudah pecah
Darah : Tidak Ada
3. Riwayat kehamilan sekarang :
HPHT : 27-02-2023
Haid bulan sebelumnya : teratur
Lamanya : 7 hari
Siklus : 23 hari
ANC : Teratur, frekuensi : 3 x
Keluhan/penyulit pada kehamilan ini :
Anemia : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
PE : Tidak ada
Epilepsi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Dll, sebutkan : Tidak ada
4. Riwayat immunisasi : TT1 Tanggal 10-03-2022
TT2 Tanggal 15-04-2022
5. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir :20 x/i
6. Kesiapan menghadapi persalinan :Ibu sudah siap dalam menghadapi
persalinan baik dalam persiapan fisik maupun material
7. Pendamping persalinan yang diinginkan : suami
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

No Tanggal Usia Persalinan Komplikasi Bayi Keadaan Nifas


Lahir/ Kehamilan Jenis Tempat Penolong Ibu Bayi PB/BB Keadaan Laktasi Kelainan
Umur Jenis
1 Hamil ini

9. Makan dan minum terakhir, pukul: 05.00 wib


Jenis makanan : Nasi,sayur dan lauk pauk
10. Buang air besar terakhir :1x
Buang air kecil terakhir :4x
11. Tidur terakhir : 6 jam

C. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan fisik : Baik
Keadaan emosional : CM
2. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/70mmHg
- Denyut nadi : 82x/i
- Pernafasan : 22x/menit
- Suhu tubuh : 36,7° C
3. Tinggi badan : 161 cm, berat badan : 71 kg
4. Muka : Simetris
Kelopak mata : tidak odema
Konjungtiva : merah muda
Sklera : tidak ikterus
5. Mulut dan gigi : bersih
Lidah dan gigi : bersih
Caries : tidak ada
Tonsil : tidak meradang
Pharing : tidak meradang
6. Leher
Kelenjar thyroid : tidak meradang pembesaran kelenjar : tidak ada
Kelenjar getah bening : tidak meradang pembesaran : tidak ada
7. Dada : Asimetris
Jantung : Rhitme
Paru : tidak ada masalah
Payudara : Asimetris
Puting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : Ada (kolostrum)
Rasa Nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
8. Abdomen
Pembesaran : Asimetris
Benjolan : tidak ada
Bekas luka operasi : tidak ada
Striae : Livide
Linea : Alba
Pembesaran lien/liver : tidak ada
Kandung kemih : kosong
Pemeriksaan kebidanan (Kala I) :
 Palpasi uterus : Ada
 Tinggi fundus uteri : 34 cm
 Kontraksi : Ada
 Fetus
 Letak : memanjang
 Presentasi : kepala
 Posisi : presentasi belakang kepala
 Penurunan : hodge III
 Pergerakan : ada & aktif
 Taksiran berat badan janin : 3400 gram
 Auskultasi : Ada
 DJJ : ada dan terdengar
 Frekuensi : 140 x/i teratur
 Punctum maximum : kuadran kiri bawah pusat
9. Anogenital (inspeksi)
Perineum : luka parut : tidak ada
Vulva vagina : warna : merah luka : tidak ada
fistula: tidak ada varices : tidak ada
Pengeluaran/vaginam (warna): merah keruh Jumlah : 50 cc
Kelenjar bartolini : pembengkakan : tidak ada
Konsistensi : lembek
Anus : haemoroid : tidak ada
Pemeriksaan dalam : 4 jam sekali
Atas indikasi : ketuban sudah pecah, pukul:05.40 wib, oleh : bidan
Dinding vagina : tidak ada masalah
Portio : lunak
Posisi portio : anteflexi
Pembukaan serviks : 6 cm
Konsistensi : Lembek
Penurunan bagian terendah : Hodge : III
Persentasi fetus : UUK kiri depan
Spina ischiadica : runcing
Promontorium : tidak teraba
Linia inominata : 24 cm
Arcus pubis : <90o

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Ny. R umur 24 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 39 minggu 1 hari,
PU-KI, presentase kepala, janin tunggal, janin hidup, intra uteri,
sudah masuk PAP, inpartu kala I fase aktif.

 Ibu G1P0A0
DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama
- ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran
- ibu mengatakan HPHT pada tanggal 20-05-2022
DO : - Dari hasil pemeriksaan ibu telah dilakukan palpasi abdomen/
leopold
- Areola mammae terjadi hiperpigmentasi (hitam kecoklatan)
- Terdapat linea nigra pada abdomen ibu
 Usia kehamilan 39 minggu 1 hari
DS : Ibu mengatakan Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 20-05-2022
DO : Tanggal kunjungan :24-02-2023
HPHT : 20-05-2022 –
4
9 x 4 = 36 minggu
9 x 2 = 18 hari + 4 hari
= 22 hari
= 39 minggu 1 hari
Jadi usia kehamilan 39 minggu 1 hari
TFU : 32 cm diatas simfisis
HPHT : 20 – 05 – 2022
+7 -03 +1
27 02 2023
Jadi Tafsiran Tanggal Persalinan adalah tanggal 27 Feberuari 2023.

 Pungung kiri
DS : - Ibu mengatakan janinnya lebih aktif bergerak disebelah kanan
DO : - Dari hasil pemeriksaan leopold II teraba satu bagian panjang dan
tegang di sisi kiri abdomen ibu, dan teraba bagian kecil-kecil pada
sisi sebelah kanan abdomen ibu.
 Presentase kepala
DS : -
DO : - Pada pemeriksaan leopold III teraba bagian keras dan bulat pada bagian
terbawah janin

 Janin tunggal
DS : - Ibu mengatakan bayinya bergerak dengan aktif disatu sisi saja
DO: : - Teraba satu bagian lunak di fundus
- teraba satu bagian memanjang, keras di sisi kiri abdomen ibu
- Teraba satu bagian keras, bulat di atas simpisis
- Terdengar DJJ hanya di satu bagian saja.

 Janin hidup
DS : Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
DO : : - DJJ (+) 150 x/menit
- Pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Intra uteri
DS : - Ibu mengatakan tidak merasakan sakit disaat janinnya bergerak
DO : - Perkembangan janin sesuai dengan usia kehamilan.
- Tinggi fundus uteri 34 Cm

 Inpartu kala I
DS : - Ibu mengatakan rasa nyeri terjadi dari perut menjalar kepinggang
- Ibu mengatakan keluar tanda seperti lendir bercampur darah
DO : - Dari hasil pemeriksaan saat dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
terdapat pembukaan 5 cm,
- His 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik

Masalah : Cemas menghadapi persalinan ini


Kebutuhan : - Support keluarga
- Posisi yang nyaman
- Mobilisasi

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


“Tidak ada”

IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


‘’Tidak ada”

V. PERENCANAAN
1. Pantau tanda-tanda vital ibu dan janin
2. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
3. Beri dukungan pada ibu
4. Ajarkan ibu untuk memilih posisi persalinan yang nyaman
5. Persiapan alat-alat persalinan
6. Persiapan perlengkapan bayi dan pakaian ibu
7. Persiapan fisik dan mental ibu untuk persalinan
8. Pantau kemajuan pembukaan serviks
VI. PELAKSANAAN
1. Memantau tanda-tanda vital ibu dan janin baik, dengan hasil pemeriksaan
TD :120/70 mmHg, HR: 79x/ menit,
RR : 21x/ menit, Temp : 36,7ᵒc
DJJ : 150x/ menit
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi seperti jalan-jalan, dan
sering jongkok untuk mempercepat turunnya bagian terbawah janin
3. Memberikan dukungan emosional pada ibu agar ibu tetap semangat untuk
menghadapi persalinan dengan memberitahukan kepada ibu bahwa
persalinan merupakan suatu hal yang fisiologis
4. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu
seperti posisi litotomi dengan kaki ditekuk, posisi jongkok ataupun posisi
berdiri.
5. Mempersiapkan alat-alat persalinan, yang dimana terdapat troli yang
terdiri dari 3 saff yaitu:
Saff I
a. Partus Set : 1 doek segitiga steril, 2 arteri klem, 1 gunting tali pusat, 1
gunting episiotomi, ½ kocher, kateter Nelaton, umbilical klem, sarung
tangan 3 pasang, kasa secukupnya
b. Mono aural
c. Nearbeken/bengkok
d. Kom berisi kapas sublimat
e. Kom air DTT
f. Kotak obat berisi : Oksitosin 6 ampul, ergometrin 3 ampul, lidocain 3
ampul dan aquabides
g. Kom obat berisi : Vit K, HB unijec, Sm tetrasiclyn 1%
h. spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc, dan 10 cc
i. Stetoskop linex,
j. pita ukur
k. clorine spray

Saf II
a. Hecting set, berisi : nald holder, nald hecting, pinset anatomis, pinset
cirurgis, gunting benang
b. Alat resusitasi : kain pengganjal, kain alas, sungkup steril, Kom steril
berisi : kateter delee/slim secher, kassa
c. Piring plasenta
d. Baki berisi : Tensi meter, stetoskop, termometer, jam tangan detik

Saf III
a. Infus set : 3 botol cairan RL, abocath, set infus, plester, gunting
torniquet
b. Bengkok 3 buah
c. Alat Pelindung Diri (APD) : celemek, masker, kaca mata, topi, sarung
tangan, sepatu
d. Baju dan perlengkapan ibu dan bayi : gurita, kain sarung/panjang,
pakaian ibu, duk/pembalut, bedong bayi,topi bayi, tali dua, gurita dan
baju bayi, sarung tangan dan kaki bayi.
e. Alat Pencegahan Infeksi : box berisi larutan klorin
f. Tong sampah : kering, basah dan baju kotor
g. Tempat jarum bekas
6. Mempersiapkan perlengkapan bayi dan pakaian ibu seperti bedong bayi,
gurita, baju, tali dua, topi, sarung tangan dan kaki, pakain ibu, sarung, dan
duk/ pembalut
7. Mempersiapkan fisik dan mental ibu untuk persalinan agar persalinan
berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan komplikasi
8. Memantau kemajuan pembukaan serviks dengan partograf dengan cara
melakukan VT (Vaginal Toucher) dengan waktu 4 jam sekali

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah tahu bahwa keadaannya dan janinnya baik
2. Ibu sudah melakukan mobilisasi seperti jalan-jalan, dan jongkok
3. Ibu merasa senang karena adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya
4. Ibu sudah menerapkan posisi yang nyaman
5. Alat-alat persalinan sudah disiapkan
6. Perlengkapan bayi dan ibu sudah disiapkan
7. Ibu mengatakan siap untuk menghadapi persalinan
8. Pemantau pembukaan serviks telah didokumentasikan dalam pencatatan
II. PENGKAJIAN KALA II, PUKUL : 08.40 wib
A. ANAMNESE (SUBJEKTIF )
- Keinginan meneran : Ada
- Perasaan adanya tekanan pada anus/vagina : Ada
- Rasa nyeri : Ada
B. PEMERIKSAAN FISIK (OBJEKTIF)
1. Penampilan fisik : baik
2. Keadaan emosional : stabil
3. Tanda vital
- Tekanan darah :130/70 mmHg
- Denyut nadi : 81 x/mmHg
- Pernafasan : 22 x/menit
- Suhu tubuh : 36,7° C
4. Pem eriksaan Kebidanan :
A. Abdomen
His : Frekuensi :5x lamanya : 10’ x 50’’
DJJ : Frekuensi : 150x/i Reguler
B. Genital
- Perineum : menonjol
- Vulva : membuka
- Bagian janin : terlihat kepala
- Menetap, diameter :5-6 cm

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Ibu Inpartu kala II
DS : - Ibu mengatakan ingin BAB
- Ibu mengakatan perutnya semakin sakit dan sering
- Ibu mengatakan keluarnya air ketuban dan perasaan ingin
meneran
DO : - Dari hasil pemeriksaan kepala bayi sudah tampak divulva dan
terjadi kemajuan dalam persalinan

Masalah : Tidak ada


Kebutuhan : -Teknik meneran
- Posisi dalam persalinan

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


“Tidak Ada”

IV. TINDAKAN SEGERA


“Tidak Ada”

V. PERENCANAAN
1. Informasikan kepada ibu tentang kemajuan persalinan
2. Atur posisi ibu untuk bersalin
3. Ajari ibu cara mengedan yang baik
4. Lakukan langkah APN

VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan pada ibu tentang kemajuan persalinan bahwa ibu akan
segera melahirkan
2. Mengatur posisi ibu dengan posisi litotomi atau sesuai dengan keinginan
ibu untuk memberi rasa nyaman pada ibu saat melahirkan
3. Mengajari ibu untuk mengedan panjang dan kuat pada saat his dan
bernafas perlahan-lahan pada saat his tidak ada
4. Melakukan langkah asuhan persalinan normal untuk pertolongan
persalinan
1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala II
 Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan
vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfinger ani membuka.
2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan
bayi baru lahir.Untuk asfiksia : tempat datar dan keras, 2 kain dan 1
handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
dari tubuh bayi
 Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.
3) Pakai celemek plastik
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam
6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung plastik, gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik)
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
 Buang kapas atau pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan
dan rendam dalam larutan klorin 0,5% – Langkah 9)
8) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap (jika
selaput ketuban dalam belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi)
9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan
0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160
x/menit)
11) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
untuk meneran secara benar.
12) Minta keuarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman)
13) Melaksanakan bimbingan meneran pada ssat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran :
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada sat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir 120
menit (2 jam ) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam)
meneran (multigravida)
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah didepan vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Letakkan duk segitiga bagian di bawah bokong ibu
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tanan
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk mencegah posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat
dan dangkal.
20) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong di antara dua klem tersebut
21) Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
( masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
25) Lakukan penilaian (selintas)
 Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
 Jika bayi tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan
tindakan resusitasi (Langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah
prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia).
26) Mengeringkan tubuh bayi
 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan.
 Ganti handuk basah dengan handuk kering.
 Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikam tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal)

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah tahu keadaannya
2. Ibu sudah menerapkan posisi untuk bersalin dan ibu sudah tahu cara
mengedan yang baik
3. Pertolongan persalinan telah dilakukan
III. PENGKAJIAN KALA III, PUKUL : 08.55 Wib
A. ANAMNESE (SUBJEKTIF )
- Keinginan meneran : Ada
- Mules : Ada
- Keluhan lain jelaskan : tidak ada

B. PEMERIKSAAN FISIK (OBJEKTIF)


1. Penampilan fisik : baik
2. Keadaan emosional : stabil
3. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Denyut nadi : 80 x/i
- Pernafasan : 21 x/menit
- Suhu tubuh : 36,8° C
4. Pemeriksaan Kebidanan :
a. Abdomen
TFU : setinggi pusat
Konsistensi : keras
Kandung kemih : kosong
b. Genital
Tali pusat : semakin memanjang
Pengeluaran dari vagina : darah
5. Pemeriksaan Plasenta :
- Permukaan maternal : baik
- Permukaan fetal : baik
- Keuntuhan selaput korion dan amnion : utuh dan lengkap
- Diameter plasenta : 18 cm
6. Pengkajian tali pusat
- Insersi tali pusat : sentralis
- Panjang tali pusat : 48 cm
- Konsistensi cairan Wharton : baik
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : Inpartu kala III

DS : - Ibu mengatakan bahagia karena bayinya telah lahir


- Ibu mengatakan perutnya masih mules
DO : - Uterus teraba bulat dan keras
- Kontraksi pada uterus masih dapat dirasakan
- TFU setinggi pusat
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Suntik oksitosin dan pengeluaran plasenta dengan baik

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


“Tidak ada”

IV. TINDAKAN SEGERA


“Tidak ada”

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu bahwa keadaannya dan bayinya baik
2. Lakukan MAK III (Manajemen Aktif Kala III)

VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa keadaannya dan bayinya sehat dengan
TD : 120/80 mmHg, HR : 80 x/ menit, RR : 21 x/ menit, Temp : 36,8ᵒc.
Bayi lahir dengan spontan, jenis kelamin laki-laki, menangis kuat, dan
kulit kemerahan
2. Melakukan MAK III
28) Memakai sarung tangan
29) Memeriksa kembali uterus dengan meraba abdomen untuk memastikan
tidak ada janin kedua
30) Menjelaskan dan memberitahu ibu akan disuntik agar uterus
berkontraksi dengan baik
31) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan injeksi oksitosin IM
1/3 paha atas bagian distal lateral
32) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
33) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
34) Melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
 Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada/ perut ibu.
35) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi
36) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
37) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
38) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso
cranial) secara berhati-hati (untuk mencegah inversio uteri).
 Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 menit, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
39) Lakukan penegangan dan dorongan dorso-cranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian karah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorso-cranial)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat, beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM, lakukan
kateterisasi, siapkan rujukan, lakukan 15 menit PTT berikutnya.
(jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir,
lakukan manual plasenta)
40) Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadahnya
41) Lakukan masase uterus sampai uterus berkontraksi baik
42) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap.
43) Evaluasi laserasi jalan lahir pada vagina dan perineum

VII.EVALUASI
1. Ibu sudah tahu keadaan dirinya dan bayinya
2. Manajemen Aktif Kala III telah dilakukan
3. Plasenta lahir lengkap
4. TFU dua jari dibawah pusat
5. Terdapat laserasi jalan lahir hingga derajat 2

IV. PENGKAJIAN KALA IV PUKUL :10.55 wib


A. ANAMNESE (SUBJEKTIF)
1. Perasaan : bahagia atas kelahiran bayi nya yang pertama
2. Keluhan fisik : ibu merasa mules
- Mules : Ada
- Lelah : Ada, jelaskan: ibu merasa lelah merasakan
mules dan setelah meneran pada persalinan
- Kedinginan : tidak ada
- Nyeri : Ada, ibu merasa nyeri setelah di hecting
- Haus : Ada
- Lapar : Ada
- Lain-lain, jelaskan : Tidak ada

B. PEMERIKSAAN FISIK (OBJEKTIF)


1. Penampilan fisik : baik
- Pucat : tidak pucat
- Gelisah : tidak gelisah
- Keringat : berkeringat
- Gemetar : tidak
2. Keadaan emosional :
- Nampak takut : tidak takut
- Inkoheren : tidak ada
- Lain-lain, jelaskan: tidak ada
3. Tanda vital
- Tekanan darah :120/80mmHg
- Denyut nadi : 80x/i
- Pernafasan : 21x/menit
- Suhu tubuh : 36.6° C
4. Pemeriksaan Kebidanan
A. Abdomen
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Konsistensi uterus : keras dan melebar
- Kandung kemih : kosong
b. Genital
- Luka jalan lahir : ada
- Pengeluaran darah/vaginam : 150cc

Tanda 0 1 2 Jumlah
Nilai
Menit Frek ( ) ( )< (√)
ke-1 uens 100 >100
i Tidak ( ) (√) 10
jantu ada Menang
ng ( )Tidak Lambat is kuat
Usah ada tak (√)
a ( ) teratur
bern ( ) Gerakan
afas Lumpuh Ext.flexi aktif
Ton ( ) sedikit (√ )
us ( ) Menang
otot Tak Gerakan is
Refl bereaksi sendiri (√)
ex ( ) ( )Tumb Kemera
War uh han
na Biru/puc kemerah
at an
Menit Frek ( ) ( ) < (√ )
ke-5 uens 100 >100
i Tidak ( ) (√) 10
jantu ada Lambat Menang
ng ( ) tak is kuat
Usah teratur (√)
a Tidak ( ) Gerakan
bern ada Ext.flexi aktif
afas ( ) sedikit (√ )
Ton ( ) Menang
us Lumpuh Gerakan is
otot ( ) Tak bereaksi sendiri (√)
Refl ( ) ( ) Kemera
ex Tumbuh han
War Biru/puc kemerah
na at an

tangan
dan kaki

2. PB / BB : 50 cm / 3900 gram

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Inpartu kala IV
DS : Ibu mengatakan lemas dan bahagia karena melihat bayinya
DO : Kontraksinya baik, TFU 2 jari dibawah pusat, dan K/U baik

Masalah : Tidak ada


Kebutuhan : - Posisi yang nyaman
- Tempat yang bersih dan nyaman
- Makan dan minum
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
“Tidak ada”

IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


“Tidak ada”

V. PERENCANAAN
1. Pantau tanda-tanda vital ibu dan bayi
2. Periksa keadaan uterus ibu
3. Beri posisi yang nyaman pada ibu dan beri injeeksi vit k1 IM pada bayi
4. Ajari ibu cara menyusui yang benar dan anjurkan ibu pemberian asi
eksklusif pada bayi
5. Berikan penkes tentang pentingnya konsumsi nutrisi yang baik
6. Lakukan dokumentasi untuk hasil pemeriksaan

VI. PELAKSANAAN
1. Memantau tanda-tanda vital ibu dan bayi dengan hasil pemeriksaan yaitu:
 keadaan umum baik,
 kesadaran composmentis,
 Tanda-tanda vital:
TD: 120/70 mmHg,
HR: 80x/ menit,
RR: 21x/ menit,
T: 36,4ᵒc
2. Memberikan penkes tentang pentingnya konsumsi nutrisi yang baik
misalnya pada ibu yaitu banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
agar kebutuhan nutrisi bayi tercukupi
3. Melakukan prosedur pasca persalinan
44) Memeriksa keadaan uterus dengan merasakan adanya kontraksi agar
terjadinya involusi uteri yaitu kembalinya uterus kebentuk semula.
45) Biarkan bayi tetap melakukan IMD selama 1 jam
46) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata dan memberikan injeksi vitamin K1 IM 10 mg dipaha kiri
anterolateral
47) Setelah satu jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan Hepatitis B
di paha kanan anterolateral.
48) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
49) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
50) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
51) Memeriksa TTV ibu dan kandung kemih stiap 15 menit selama 1 jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan
52) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal 936,5-37,5 oC)
53) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di
dekontaminasi.
54) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
55) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
56) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. (Mengajari
ibu cara menyusui yang benar dan tepat agar puting susu ibu tidak
lecet dengan cara seluruh areola masuk kedalam mulut bayi jangan
hanya putingnya saja dan menganjurkan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif pada bayi karena asi awal sangat baik untuk metabolisme
tubuh bayi)
57) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
58) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% secara
terbalik
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
60) Lengkapi partograf sebagai dokumentasi
VII. EVALUASI
1. Pemantauan tanda-tanda vital ibu dan bayi telah dilakukan
2. Penilaian apgar score pada bayi telah dilakukan
3. Pemeriksaan laserasi jalan lahir pada ibu telah dilakukan
4. Pemeriksaan keadaan uterus pada ibu telah dilakukan
5. Ibu sudah tahu cara menyusui yang benar
6. Ibu bersedia memberikan asi eksklusif pada bayinya
7. Ibu sudah mengkonsumsi nutrisi yang baik
8. Ibu merasa nyaman dengan posisinya dan penyuntikan vit k pada bayi
telah dilakukan
9. Dokumentasi telah dilakukan
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

3.3 Asuhan kebidanan masa nifas fisiologis pada Ny. R di Pratama CITRA
Kecamatan Deli Tua

Hari/Tanggal : 27 Februari 2023 Tempat : BDN NURLELA


JUNIARTI
Jam : 01.07 WIB

I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama : Ny.R Nama suami : Tn. J
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buru Pabrik
Alamat rumah : Jl.Purwo Gg.Serdja Alamat rumah : Jl.Purwo Gg serdja

B. Anamnese (Data Subjektif)


1. KeluhanUtama : Mulas pada bagian abdomen
2. Riwayat Persalinan : Normal
 Tempat Melahirkan : BIDAN NURLELA JUNIARTI
 Tanggal Melahirkan : 27-02-2023
 Jenis Persalinan : Spontan
 Penolong : Bidan Yunita S.Keb
 Lama Persalinan : 12 jam
3. Bayi
 Lahir : Spontan Pukul : 08.40 wib
 BB : 3900 gram
 Bugar: Baik
 Cacat bawaan : Tidak Ada
 Masa gestasi : 39 Minggu 1 hari
 Bayi rawat gabung dengan ibunya
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
5. Pola makan/minum
 Frekuensi : 3 x sehari
 Jenis makanan : nasi, sayur, buah, ikan, daging
 Porsi : 1 porsi
 Keluhan : tidak ada
6. Pola Eliminasi
 BAK : Ada
 Warna : Jernih
 Frekuensi : 8 x sehari
 BAB : Ada
 Keluhan : tidak ada
7. Pola istirahat/Tidur
 Tidur malam : 8 jam
 Tidur siang : 2 jam
 Gangguan tidur : Tidak Ada
8. Status Psikologi
 Respon ibu terhadap pengalaman persalinan : Ibu cemas dengan
kondisinya
 Respon ibu terhadap bayi : Baik
 Hubungan ibu dan bayi : Baik
 Kekhawatiran khusus : Tidak Ada
 Taking In :-
 Taking Hold : -
9. Mobilisasi : Baik

C. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : CM
 Keadaan Emosional : Stabil
2. Tanda – tanda vital:
 TD : 120/80 mmhg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,8 ◦ c
 RR : 22 x/menit
3. Mata
 Kelopakmata : tidak ada odema
 Konjungtiva : merah muda
 Sklera : tidak ikterus
4. Mamae
 Colostrum : ada
 Putting susu : menonjol
 Pembengkakan : tidak ada
 Rasa nyeri : tidak ada
 Kebersihan : baik
 Warna : coklat
5. Abdomen
 Bekas luka operasi : tidak ada
 TFU : 2 jari dibawah pusat
 Uterus : berkontraksi/keras
 Kandung kemih : kosong
6. Genitalia
 Perineum
 Robekan perineum : ada, derajat 2
 Oedema : tidak ada
 Varises : tidak ada
 Pengeluaran pervaginam
 Lochea : sanguinolenta
 Bau : amis
 Konsisten : cair dan bercampur lendir
 Warna lochea : merah kuning
 Jumlah : 200 cc
7. Ekstremitas
 Oedema : tidak ada
 Varices : tidak ada
 Reflex patella : (+)

D. Pemeriksaan Penunjang
 Hb : 12 gr %
 Gol.darah :O
 Rhesus : (+)
 DLL :-

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN


Tanggal : 27-02-2023 Pukul : 21:05 Wib

Diagnosa : Ny.R umur 24 tahun G1P0A0, 6 jam post partum


DS : - Ibu mengatakan senang karena telah melahirkan anak pertamanya dengan
selamat pada tanggal 27 Februari 2023 jam 15.10 WIB
- Ibu mengatakan saat ini perutnya masih mulas, lochea masih keluar dari
kemaluan, ASI lancar dan bayi menyusui dengan baik.
DO : K/U ibu baik
TD : 130/70 mmHg RR : 22 x/menit
HR : 80 x/menit T : 36,8◦c
TFU : 2 jari dibawah pusat
Lokhea : Rubra
JK : Laki-laki
BB : 3900 gram
PB : 50 cm

Masalah : Tidak Ada


Kebutuhan : - Pemeriksaan Fisik
- Anjurkan Istirahat
- Asuhan ibu kala IV
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
"Tidak Ada"

IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


"Tidak Ada"

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada ibu tentang mules yang dirasakan
3. Beritahu ibu tentang cara perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Beritahu ibu tentang menjaga kehangatan bayi baru lahir
5. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup
6. Beritahu ibu tentang kebutuhan gizi pada masa nifas
7. Beritahu ibu tentang ASI eklusif
8. Beritahu ibu cara menyusui yang benar
9. Beritahu ibu tentang personal hygiene dan perawatan luka perineum
10. Dokumentasi semua asuhan

VI. PELAKSANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan saat ini yaitu keadaan umum baik,
TD : 130/70 mmHg, HR : 80 x/menit, RR: 22 x/menit, T : 36,8◦c,
TFU : 2 jari dibawah pusat
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu alami
merupakan hal yang normal, karena rahim yang keras dan mulas berarti
rahim sedang berkontraksi yang dapat mencegah terjadinya perdarahan
pada masa nifas
3. Memberitahu ibu tentang cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
yaitu agar tidak mengompresnya dengan menggunakan alkohol atau
betadine
4. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan selalu memakai
selimut dan topi pada bayi untuk mencegah hipotermi
5. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang sangat diperlukan
oleh ibu untuk memulihkan tenaga ibu
6. Memberitahu ibu tentang gizi yang seimbang, agar kebutuhan bayi pada
masa laktasi bisa terpenuhi dan tidak ada makanan yang dipantangkan
7. Menganjurkan ibu tentang pemberian ASI eksklusif karena dapat
menambah kekebalan tubuh bagi bayi
8. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar dengan posisi dan pelekatan
yang benar, sehingga menyusui efektif, yaitu seluruh badan bayi tersangga
dengan baik, kepala dan tubuh bayi lurus, badan menghadap ke dada ibu,
badan bayi dekat dengan ibu
9. Memberitahu ibu tentang kebersihan diri dan perawatan luka perineum
agar mandi setiap hari dapat membantu mengurangi sumber infeksi serta
untuk mengurangi ketidak nyamanan pada ibu, seperti mengganti
pembalut ibu 3-4 kali sehari
10. Mendokumentasikan semua asuhan dan temuan/hasil pemeriksaan.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah tahu kondisinya sekarang dalam keadaan normal
2. Ibu sudah mengerti dan faham tentang penyebab rasa mulas yang ia alami
3. Ibu sudah mengerti tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
4. Ibu sudah mengerti untuk menjaga kehangatan bayi
5. Ibu mengatakan akan beristirahat dengan cukup
6. Ibu mengerti dan mengetahui tentang gizi yang diperlukan
7. Ibu telah mengerti tentang pemberian ASI eksklusif
8. Ibu sudah tahu cara menysui dengan benar
9. Ibu telah mengerti tentang menjaga kebersihan diri dan perawatan luka
perineum
10. Semua asuhan telah didokumentasikan
Data Perkembangan I
Tanggal : 27-02-2023 Pukul : 14.00 wib oleh : Gusti Pasaribu

S : - Ibu mengatakan perutnya mules


- Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik

O : K/U baik,
TD : 120/80 mmHg,
HR : 81 x/i
RR : 21 x/i
Temp : 36,70C,
TFU : pertengahan pusat dan simfisis
Perdarahan : dalam batas normal.

A : P1A0 6 hari post partum

P : 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik


TD : 120/80 mmHg
HR : 81 x/i
RR : 21 x/i
Temp : 36,70C
TFU : pertengahan pusat dan simfisis,
Perdarahan : dalam batas normal.
 Ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Memastikan involusi uteri berjalan dengan baik dan normal, hasilnya:
TFU dipertengahan pusat dan simfisis,
uterus berkontraksi dengan baik
 Ibu sudah tahu keadaan uterusnya baik
3. Menjelaskan pada ibu cara perawatan payudara menggunakan baby oil
yang diletakkan pada kapas kemudian ditempelkan pada puting susu
selama 3-4 menit lalu bersihkan dengan menggunakan air hangat,
selanjutnya dengan air dingin sepaya kerak pada puting susu dapat
terangkat. Dan sebelum menyusui ASI dioleskan diputing susu dan
sekitarnya untuk mencegah lecet pada puting susu.
 Ibu sudah mengerti cara merawat payudara
4. Menjelaskan pada ibu tentang nutrisi yang baik dengan diet yang diberikan
harus bermutu tinggi yaitu cukup protein, cairan, serta banyak makan
buah-buahan dikarenakan mengalami hemokonsentrasi
 Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bernutrisi
5. Mengejari pada ibu tentang perawatan pada bayi yaitu dengan menjaga
bayi tetap hangat, perawatan tali pusat yaitu sering mengganti kasa steril
dan kering
 Ibu sudah memahami tentang cara merawat bayi
6. Menganjurkan ibu untuk senam nifas, yaitu tidur terlentang, kaki lurus,
kemudian lutut ditekuk kearah perut 90◦ secara bergantian antara kaki kiri
dan kaki kanan
 Ibu bersedia melakukan senam nifas
7. Mengajarkan ibu untuk istirahat yang cukup sangat perlu banyak energi
agar bisa membuat penyesuaian jadwal yang diperlukan yaitu tidur siang
selama 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam
 Ibu akan beristirahat yang cukup

Data Perkembangan II
Tanggal : 13–Maret-2023 pukul : 13.00 wib Oleh: Gusti Pasaribu

S : - Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik

O : KU baik,
TD : 120/70 mmHg,
HR : 80 x/i
RR :21 x/i
Temp : 36,6oC,
TFU : Sudah tidak teraba diatas simfisis,
perdarahan dalam batas normal
A : P1A0 2 minggu post partum

P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik
dengan hasil pemeriksaan :
TD : 120/70 mmHg,
HR : 80 x/i
RR :21 x/i
Temp : 36,6oC,
TFU : Sudah tidak teraba diatas simfisis,
perdarahan dalam batas normal
- Ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Memastikan involusi uteri ibu berjalan normal, TFU sudah tidak teraba di
atas simfisis, tidak ada perdarahan yang abnormal dan tidak berbau
- Ibu dalam keadaan normal
3. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
- Tidak ada tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, ibu
dalam keadaan baik
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang.
- Ibu akan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
- Ibu telah menerapkan pola istirahat yang cukup

Data Perkembangan III


Tanggal : 03 - 04 - 2023 Pukul : 14.00 wib oleh : Gusti Pasaribu

S :- Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik

O : KU baik,
TD : 120/80 mmHg,
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,5 C,
TFU : normal

A : P1A0 6 minggu post partum

P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik
TD : 120/80 mmHg,
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,5 C,
 TFU : normal
 Ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
 Tidak ada tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, ibu
dalam keadaan baik
3. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang.
 minum susu
 banyak mengkonsumsi sayur dan buah
 makan ikan
 minum jamu
 Ibu akan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
 Ibu akan istirahat yang cukup
5. Memberikan konseling mengenai KB kepada ibu, seperti :
● Metode kontrasepsi jangka panjang
 Metode Operasi Wanita ( MOW ), Metode Operasi Pria ( MOP )
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Ny. R di Klinik Pratama Citra
Kecamatan Deli Tua

I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/ Biodata

Nama Bayi : By Ny.R


Umur Bayi : 1 hari
Tgl/jam/lahir : 27-02-2023/18.40 wib/Spontan
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Status Reg. : -
Berat Badan : 3900 gram
Panjang Badan : 50 cm
Nama ibu : Ny.R Nama suami : Tn.J
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Suku / bangsa : jawa/Indonesia Suku / bangsa : jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh Pabrik
Alamat rumah : Jl.Purwo Alamat : Jl Purwo
Telp : 0852-9690-0525 Telp :-

B. ANAMNESE ( DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal : 28-02-2022 Pukul : 07.00 Wib
1. Riwayat penyakit kehamilan
 Perdarahan :Tidak ada
 Pre eklampsi :Tidak ada
 Eklampsi :Tidak ada
 Penyakit kelamin :Tidak ada
 Lain – lain :Tidak ada
2. Kebiasaan Waktu hamil
 Makanan : Sering Mengkonsumsi Es Krim
 Obat – Obatan/Jamu : Tablet Fe
 Merokok : Tidak ada
 Lain – lain : Tidak ada
3. Riwayat persalinan sekarang
a. Jenis persalinan : spontan
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Lama persalinan :
Kala I : 10 jam 15 menit
Kala II : 25 menit
d. Ketuban Pecah : spontan lamanya :10 menit
Warna : jernih
Bau / tidak :tidak berbau
Jumlah : 1000 cc
e. Komplikasi persalinan
- Ibu : tidak ada
- Bayi : tidak ada
f. Keadaan Bayi Baru Lahir :baik
- Nilai Apgar : 1 - 5 = 10 5 – 10 = 10
Tanda 0 1 2 Jumlah
Nilai
Menit [ ] Frekuensi [ ] Tidak ada [ ] < 100 [√ ] > 100 10
Ke I Jantung [ ] Tidak ada [ ] Lambat Tak [√] Menangis
[ ] Usaha [ ] Lumpuh Beraturan Kuat
Bernafas [ ] Tak [ ] ext.flexi sedikit [ √ ] Gerakan
[ ] Tonus Otot Bereaksi [ ] Gerakan Sedikit Aktif
[ ] Reflex [ ] Biru / pucat [ ] tumbuh kemerahan [√] Menangis
[ ] Warna tangan& kaki [√] Kemerahan

Menit [ ] Frekuensi [ ] Tidak ada [ ] < 100 [ √ ] > 100 10


Ke 5 Jantung [ ] Tidak ada [ ] Lambat Tak [ √ ] Menangis
[ ] Usaha [ ] Lumpuh Beraturan Kuat
Bernafas [ ] Tak [ ] ext.flexi sedikit [ √ ] Gerakan
[ ] Tonus Otot Bereaksi [ ] Gerakan Sedikit Aktif
[ ] Reflex [ ] Biru / pucat [ ] tumbuh kemerahan [ √ ] Menangis
[ ] Warna tangan & kaki [ √ ] Kemerahan
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

Sidik Jempol Tangan Kiri Ibu Sidik Jempol Tangan Kanan Ibu

RESUSITASI
Pengisapan lendir : ya dilakukan
Rangsangan : tidak dilakukan
Ambu : tidak dilakukan
Masase jantung : tidak dilakukan
Intubasi Endutraheat : tidak dilakukan
Oksigen : tidak dilakukan
Therapi : tidak ada
Keterangan : tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK (data objektif)
- Keadaan umum : Baik
- Suhu : 36,5°C, Axilla, Pukul : 08.40 wib
- Pernapasan : 45 x/menit, Teratur Pukul : 08.40 wib
- HR : 130 x/menit, Teratur Pukul : 08.40 wib
- Berat Badan sekarang : 3900 gram

Pemeriksaan fisik secara Sistematis :


 Kepala : terdapat verniks kaseosa pada rambut bayi
 Ubun – ubun : Sutura terlihat jelas dan menyatu
 Muka : Simetris,tidak ada kelainan
 Mata : Tidak ikterus
 Telinga : Simetris,tidak ada kelainan
 Mulut : Baik, tidak ada kelainan
 Hidung : Baik, tidak ada kelainan
 Leher : Baik, tidak ada kelainan
 Dada : Baik, tidak ada kelainan
 Tali pusat : Tidak ada perdarahan pada tali pusat bayi
 Punggung : Baik, tidak ada kelainan
 Ekstremitas : bergerak aktif
 Genetalia : Baik
 Anus : (+)
Refleks
 Refleks Moro : (+)
 Refleks Rooling : (+)
 Refleks Walking : (+)
 Refleks Graphs / Plantar : (+)
 Refleks Sucking : (+)
 Refleks Tonic Neck : (+)
Antropometri
- Lingkar Kepala : 32cm
- Lingkar Dada : 30cm
- Lingkar lengan atas : 12cm
Eliminasi
- Miksi : belum warna :- tgl: - pukul : -
- Mekonium : belum warna :- tgl: - pukul : -

II. INTERPRESTASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : By. Ny. S dengan BB lahir normal 3900 gram dan panjang 50 cm.

DS : Ibu mengatakan ini adalah anak pertamanya, usia kehamilan aterm,


partus spontan, tidak ada komplikasi pada bayi, daya hisap baik saat IMD,
dan kolostrum keluar.
DO : Dari hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
panjang badan bayi 50 cm, berat badan bayi 3900 gram, Apgar score 10,
tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik dan refleks dalam keadaan
normal.

Masalah : Tidak Ada


Kebutuhan : 1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Penkes tentang ASI ekslusif
3. Penkes tentang menjaga kehangatan bayi

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


"Tidak Ada"

IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


"Tidak Ada"

V. PERENCANAAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada bayi
2. Beri injeksi vit. K pada bayi
3. Jaga suhu bayi tetap hangat
4. Lakukan perawatan tali pusat
5. Anjurkan ibu untuk melakukan IMD
6. Anjurkan ibu untuk pemberian ASI ekslusif

VI. PERENCANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
HR : 130 x/menit
RR : 45 x/menit
T : 36,5◦C
2. Pemberian suntukan vit. K 1 mg di paha kiri dengan suntikan vit.K
diberikan 1 jam setelah bayi lahir
3. Memberikan suntikan imunisasi HB-0 dipaha kanan
4. Menjaga suhu bayi dengan cara membedong bayi dengan kain bersih dan
hangat, menutup kepala bayi dan meletakkan bayi disamping/didekapan ibu
5. Melakukan perawatan tali pusat dan mengajarkan ibu agar menjaga tali
pusat tetap kering dan bersih, dan membungkusnya dengan kassa steril
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
7. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif yaitu hanya memberi ASI
saja selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun

VII. EVALUASI
1. Ibu dan keluarga senang mendengar keadaannya
2. suntikkan vit.K sudah diberikan 1 jam setelah bayi lahir
3. Imunisasi HB-0 sudah diberikan
4. Bayi sudah dibedong dan diletakkan disamping ibu
5. Tali pusat telah dibungkus dengan kasa steril
6. Ibu sudah melakukan IMD
7. Ibu akan memberikan ASI eksklusif
Data Perkembangan I
Tanggal : 28-02-2023 Pukul: 10.00 WIB Oleh : Gusti

S : Ibu mengatakan daya hisap kuat, ASI sudah lancar, bayi menangis kuat dan
tonus otot baik, BAB dan BAK lancer

O : Dari hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,


abdomen tidak kembung. Pola eliminasi baik, tali pusat sudah putus dan
tidak ada infeksi

A : Tidak Ada

P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
HR : 138 x/menit
RR : 38 x/menit
T : 36,0 ◦C
 Ibu dan keluarga senang mendengar keadaannya
2. Memberitahu ibu untuk tetap pemberian ASI eksklusif yaitu hanya
memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun agar
kebutuhan nutrisi bayi tercukupi
 Ibu bersedia melakukannya
3. Memberikan informasi kepada ibu untuk personal hygiene pada bayinya
yaitu memberitahu ibu memandikan bayinya setiap hari, memberitahu ibu
agar sering mengganti baju bayi bila basah agar bayi tetap hangat
 Ibu sudah melakukan personal hygiene pada bayinya
4. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kebersihan payudaranya terutama
bagian puting susu yaitu sesudah dan sebelum menyusui
 Ibu sudah mengerti tentang kebersihan payudaranya
5. Memberitahu ibu untuk segera kefasilitas kesehatan apabila ada keluhan
pada bayinya
 Ibu bersedia datang kefasilitas kesehatan jika ada keluhan pada bayinya

Data Perkembangan III


Tanggal :01-03-2023 Pukul : 13.00 wib Oleh : Gusti

S : Ibu mengatakan daya hisap kuat, tidak ada masalah dalam menyusui, bayi
menagis kuat dan gerakan aktif

O : Dari hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, nadi


128 x/menit, RR 32 x/menit, suhu 36,1◦C, abdomen tidak kembung, tali
pusat telah pupus dan tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Tidak Ada

P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
HR : 128 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 36,1 ◦C
 Ibu dan keluarga senang mendengar keadaannya
2. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kebersihan payudaranya terutama
bagian puting susu yaitu sesudah dan sebelum menyusui
 Ibu sudah mengerti tentang kebersihan payudaranya
3. Memberitahu ibu untuk segera kefasilitas kesehatan apabila ada keluhan
pada bayinya
 Ibu bersedia datang kefasilitas kesehatan jika ada keluhan pada bayinya
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
KELUARGA BERENCANA

3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. R di Klinik Pratama


Citrra Kecamatan Deli Tua

Tanggal : 27 Maret 2023 Oleh : Gusti Pasaribu


I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama : Ny. R
Umur : 2$ tahun
Status : Sudah Menikah
Agama : Islam
Pendidkan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl.Purwo Serdja
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1. Alasan datang ke klinik KB : Ingin ber-KB
2. Yang mengantar : Suami
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 6 hari
d. Banyaknya : 3 x ganti doek
e. Sifat Darah : Encer
f. Warna : Merah
g. HPHT : 20-05-2022
4. Riwayat Perkawinan
Kawin ke :1
Lama Perkawinan : 1 tahun
Status Perkawinan : sah
5. Riwayat kehamilan yang lalu
a. Gravida :1
b. Partus :1
c. Abortus :0
d. Lahir hidup :1
e. Lahir mati :0
6. Riwayat persalinan/abortus terakhir
a. Tanggal persalinan yang lalu : 27-02-2023
b. Jenis persalinan : Normal
c. Apakah sedang menyusui : Ya
7. Riwayat KB sebelumnya
 Dalam 2 tahun terakhir apakah ada memakai kontrasepsi:
Tidak
 Bila ya, jelaskan masing-masing: -
No Metode Lama Pemakaian Alasan Penghentian
Metode Kontrasepsi
1. Pil
2. IUD
3. Injeksi
4. Kondom
5. Dll

8. Riwayat Medis sebelumnya


- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang :
Tidak
- Saat ini sedang menderita penyakit kronis
Tidak
9. Riwayat sosial
a. Merokok : Tidak. Banyaknya: -
b. Minum keras : Tidak. Banyaknya: -
10. Riwayat Ginekologi : Tidak ada
- Tumor ginekologi : Tidak ada
- Operasi ginekologi : Tidak ada
- Penyakit kelamin : Tidak ada
- GO : Tidak ada
- Sipilis : Tidak ada
- Herpes : Tidak ada
- Keputihan : Tidak ada
- Perdarahan : Tidak ada

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
2. Tanda Vital
 TD : 120/70 mmHg
 HR : 80 x/menit
 RR : 21 x/menit
 Suhu : 36,5◦C
 TB : 161 cm
 BB : 62 Kg
3. Abdomen
 Perut : Tidak ada nyeri pada bagian perut
4. Genitalis
 Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
 VT : Ya Tumor : Tidak Ada
Posisi Rahim : Antefleksi
 Inspekula
- Tanda-tanda peradangan : Tidak Ada
- Tanda-tanda kehamilan : Tidak Ada
- Perdarahan : Tidak Ada
- Panjang Uterus : ± 8 cm

D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Planotest : (-) Negatif
 HB : Tidak dilakukan
 HT : Tidak dilakukan

E. DATA PSIKOLOGIS
a. Pengertian ibu tentang efek samping alat kontrasepsi : Ibu sudah mengerti
dengan MAL (Metode Amenorea Laktasi)
b. Pengaruh alat kotrasepsi dengan agama yang dianut : Tidak ada pengaruh
terhadap agama yang dianut.
c. Pengaruh alat kontrasepsi dengan hubungan suami : Tidak ada pengaruh
terhadap hubungan suami.

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Ny.R usia 24 tahun P1A0 dengan akseptor Metode Amenore Laktasi
(MAL)
DS : - Ibu mengatakan ingin ber KB tanpa menggunakan alat
- Ibu ingin menunda kehamilannya
- Ibu mengatakan ini anak pertamanya
- Ibu mengatakan tidak melakukan pengobatan
- Ibu tidak sedang hamil
- Ibu belum menstruasi setelah melahirkan
DO : - Keadaan umum baik
TD : 120/70 mmHg
RR : 21x/i
HR : 80x/i
T : 36,5◦C
- Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit
- Ibu memberikan ASI Eksklusif

Masalah : Ibu ingin berKB dengan Metode Amenore Laktasi (MAL)


Kebutuhan : - Anamnesa Px
- Penkes tentang KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
"Tidak Ada"

IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


"Tidak Ada"

V. PERENCANAAN
1. Jelaskan kepada ibu tentang keadaannya.
2. Jelaskan kepada ibu tentang kontrasepsi MAL ( Metode Amenorhea
Laktasi).
3. Anjurkan kepada ibu agar selalu memberikan ASI Eksklusif.

VI. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya dengan hasil pemeriksaan :
 TD : 120/70 mmHg
 HR : 80 x/menit
 RR :21 x/menit
 T : 36,50C
2. Menjelaskan kepada ibu tentang MAL (Metode Amenorhea Laktasi)
 MAL adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya. MAL dapat dikatakan
sebagai metode KB alamiah.
3. Anjurkan kepada ibu agar tetap memberikan ASI Eksklusif
 ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain
selama 0-6 bulan dan dengan diberikan sesering mungkin. ASI
mengandung banyak manfaat.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui keadaannya.
2. Ibu sudah mengetahui tentang MAL (Metode Amenorhea Laktasi)
3. Ibu sudah memberikan ASI Eksklusif.
Data Perkembangan I
Tanggal : 27 - 03 - 2023 Pukul: 17.00 wib Oleh : Gusti

Diagnosa : Ny. R umur 24 tahun, P1A0, dengan akseptor KB Metode Amenore


Laktasi (MAL)

S : - Ibu mengatakan sedang menggunakan KB alami MAL (Metode Amenore


Laktasi)
- Ibu mengatakan takut dan khawatir akan terjadinya kehamilan

O : - Keadaan umum : baik


- Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
 TD : 120/70 mmHg
 HR : 80 x/i
 RR : 20 x/i
 Temp : 36,7oC
- Abdomen
 TFU tidak teraba,
 Involusio uteri baik
- Genetalia eksterna : tidak terdapat lokhea

A : Tidak ada

P:
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa keadaannya baik dengan hasil
pemeriksaan :
 TD : 120/70 mmHg
 HR : 80 x/i
 RR : 20 x/i
 Temp : 36,7oC
 Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan senang bahwa keadaannya
baik-baik saja.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang KB Metode Amenore Laktasi (MAL).
a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI tanpa makanan atau minuman apapun lainnya pada bayi.
b. Metode Amenore Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai kontrasepsi
bila:
 Menyusui secara penuh, lebih efektif bila ≥ 8 x/menit
 Belum haid/menstruasi setelah bersalin.
 Umur bayi kurang dari 6 bulan.
 Ibu sudah mengerti akan penjelasan yang disampaikan tentang KB MAL
dan kecemasan ibu berkurang
3. Menjelaskan kepada ibu tentang pemberian ASI yang benar
Cara menyusui yang benar agar bayi mendapatkan perlekatan yang
sempurna adalah dengan cara sebagai berikut :
 Dada bayi menghadap ke dada ibu dan dagu bayi ke payudara ibu
 Punggung ibu harus lurus
 Tubuh bayi lurus dan menghadap ibu
 Bayi menghisap payudara bukan hanya puting, tetapi mulut bayi
memenuhi areola ibu.
 Letakkan bantal atau gulungan kain dibawah tubuh bayi untuk
memudahkan bayi menyusu.
 Ibu sudah mengerti dan mau melakukannya.
4. Menjelaskan kepada ibu untuk banyak mengkonsumsi sayuran dan buah
segar, terutama daun katuk untuk memperlancar produksi ASI.
 Ibu mengerti dan akan melakukannya
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan
Ny.R G1P0A0 usia 24 tahun datang ke klinik Pratama Citra ingin
memeriksakan kehamilannya. Hari pertama haid terakhir ibu tanggal 20 Mei
2022, Tafsiran tanggal persalinan 27 Februari 2023. Pada kunjungan pertama
tanggal 06 Juli 2022 ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT1 dan
imunisasi TT2 dan tidak ada keluhan, pada kunjungan kedua tanggal 07 Agustus
2022 ibu sulit tidur dimalam hari, pada kunjungan ketiga tanggal 24 Februari
2023 ibu mengatakan keluhannya saat ini adalah kram pada kaki, mudah lelah dan
pinggang terasa sakit.
Menurut Kemenkes RI (2013) untuk menghindari resiko komplikasi
pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk
melakukan kunjungan antenatal komprehensip yang berkualitas minimal 4
kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada
trimester III. Pada rentang waktu kunjungan trimester III dari tanggal 24
Februari 2023 s/d 27 Februari 2023 asuhan yang diberikan kepada ibu
berupa melengkapi data yang berasal dari ibu (anamnesa), riwayat medis
(riwayat kehamilan sekarang, riwayat kontrasepsi, riwayat obstetri yang
lalu, riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta riwayat sosial ekonomi),
pemeriksaan fisik umum dan obstetri (head to toe), pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan kadar hemoglobin, memberikan suplemen
penambah darah (tablet Fe) dan pencegahan penyakit (imunisasi TT1 dan
TT2) serta konseling disetiap kunjungan.
Pada usia kehamilan 29 minggu hasil pengukuran TFU ibu 31 cm,
pada usia kehamilan 29-34 minggu TFU ibu 32 cm dan pada usia
kehamilan 34-37 minggu didapatkan hasil pengukuran TFU 34 cm dengan
tafsiran berat janin ±3825 gr, BB sebelum hamil 55 kg (IMT 19,84 kg/m2)
dan BB setelah hamil 71 kg.
Menurut Sofian, A (2012) tinggi fundus uteri menurut metode
pengukuran Mc. Donald pada usia kehamilan 28 minggu 26,7 cm, usia
kehamilan 30-32 minggu 29,5 cm-30 cm, usia kehamilan 34 minggu TFU
sekitar 31 cm dan usia kehamilan 36 minggu TFU sekitar 32 cm. Menurut
Walyani, E (2015) pada ibu
hamil dengan IMT normal (19,8-26) kenaikan BB yang dianjurkan
yaitu 11,5-16 kg.
Dengan demikian masih terdapat ketidaksesuaian antara usia
kehamilan dengan tinggi fundus uteri dan kenaikan BB ibu selama hamil
12 kg (normal). Hal ini bisa saja terjadi karena ibu merupakan
primigravida dengan usia 25 tahun, TB 161 cm dan ditemukan anemia
pada kunjungan pertama sehingga pola nutrisi selama hamil sangat
diperhatikan. Namun, menurut Marmi dan Kukuh (2015) berat bayi lahir
normal antara 2500-4000 gr. Sehingga dengan tafsiran berat janin ibu ±
3565 gr maka berat janin ibu sudah memenuhi berat bayi lahir normal. Ibu
mengatakan sudah mendapat imunisasi TT selama hamil ini, pada tanggal
10 - 03 – 2022 dilakukan pemberian imunisasi TT1 dan pada tanggal 15 -
04 – 2022 dilakukan pemberian imunisasi TT2.
Menurut Kemenkes RI (2013) salah satu asuhan pada ibu hamil
meliputi pemberian pencegahan penyakit berupa pemberian vaksin tetanus
toksoid (TT) sesuai dengan status imunisasinya. Pemberian vaksin TT
untuk ibu yang belum pernah imunisasi (DPT/TT/Td) atau tidak tahu
status imunisasinya maka pemberian TT1 saat kunjungan pertama (sedini
mungkin pada kehamilan), TT2 minimal 4 minggu setelah TT1, TT3
minimal 6 bulan setelah TT2, TT4 minimal 1 tahun setelah TT3, TT5
minimal 1 tahun setelah TT4. Pemberian imunisasi TT pada Ny.R sudah
sesuai dengan Kemenkes RI (2013), dimana ibu mendapat imunisasi TT
dua kali sesuai dengan status imunisasinya dengan interval waktu 4
minggu antara TT1 dengan TT2.

4.2 Persalinan
Pada tanggal 27 Februari 2023 ibu datang ke Klinik mengeluh sakit
pada pinggang dan perut sejak pukul 09.10 WIB, ada pengeluaran lendir
bercampur darah dari jalan lahir dan tidak ada pengeluaran air-air dari
jalan lahir.
1. Kala I
Kala I berlangsung selama 4 jam 10 menit mulai dari pembukaan 6 cm
pukul 04.15 Wib sampai dengan pembukaan lengkap pukul 08.25 Wib.
Kemajuan persalinan dipantau dengan menggunakan partograf.
Menurut Jannah (2017) fase dilatasi maksimal yaitu fase yang
ditandai dengan peningkatan cepat dilatasi serviks dari pembukaan 6 cm
menjadi 9 cm selama 4 jam. Normalnya, pembukaan serviks pada fase ini
konstan yaitu 3 cm per jam untuk multipara dan 1-2 cm untuk primipara.
Fase deselerasi merupakan akhir fase aktif dengan dilatasi serviks dari 9
cm menuju pembukaan lengkap (10), dilatasi pada fase tersebut lambat
rata-rata 1 cm per jam, tetapi pada multipara lebih cepat. Menurut
Kemenkes RI (2013) observasi persalinan dengan menggunakan partograf
dimulai pada pembukaan 4 cm.
2. Kala II
Kala II berlangsung selama 15 menit dari pembukaan lengkap sampai
dengan bayi lahir. Dimana dilakukan pertolongan persalinan dengan 58
langkah APN dan bayi lahir Apgar score 10 pukul 08.40 Wib.
Menurut Nurjasmi, dkk (2016) tatalaksana asuhan persalinan normal
tergabung dalam 58 langkah APN. Dengan demikian tidak ada
kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan karena sudah
sesuai dengan 58 langkah APN.
3. Kala III
Kala III pada Ny.R berlangsung 15 menit dimana segera setelah bayi lahir
dan dipastikan tidak ada janin kedua dilakukan penyuntikan oksitosin 10 IU
IM, melakukan PTT dan menilai pelepasan plasenta. Setelah ada tanda
pelepasan plasenta berupa uterus globular, tali pusat bertambah panjang dan
ada semburan darah tiba-tiba lahirkan plasenta, plasenta lahir lengkap pukul
08.55 Wib kemudian melakukan masase selama 15 detik.
Menurut Sari dan Rimandini (2014) kala III merupakan tahap ketiga
persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir.Tanda-
tanda pelepasan plasenta, yaitu adanya perubahan bentuk uterus, semburan
darah mendadak dan tali pusat bertambah panjang. Proses kala III
berlangsung selama 15 menit sesuai dengan teori dan plasenta lahir
lengkap. Hal ini disebabkan oleh penyuntikan oksitosin segera setelah bayi
lahir dan dipastikan tidak ada janin kedua, sehingga kontraksi uterus baik.
4. Kala IV
Pengawasan kala IV berlangsung selama 2 jam pukul 08.55 WIB – 10.55
Wib) dengan memantau tanda vital ibu, kontraksi, kandung kemih dan
pengeluaran pervaginam. Pengawasan dilakukan setiap 15 menit sekali pada
1 jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua.
Menurut Sari dan Rimandhini (2014) segera setelah kelahiran plasenta,
sejumlah perubahan maternal terjadi sehingga perlu dilakukan pemantauan pada
tanda vital (TD, Nadi, RR) dan TFU setiap 15 menit pada 1 jam pertama kala IV
dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala IV, suhu dipantau paling sedikit satu
kali selama kala IV dan mengosongkan kandung kemih setiap kali diperlukan.
Dengan demikian pemantauan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori dan
pemantauan dilakukan dengan menggunakan partograf.

4.3 Nifas
Kunjungan masa nifas pada Ny.R dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu
kunjungan nifas 1 pada tanggal 27 Februari 2023 pukul 21.05 wib,
kunjungan nifas 2 pada 03 Maret 2023 pukul 14.00 wib, kunjungan nifas 3
pada 17 Maret 2023 pukul 13.00 Wib dan kunjungan nifas ke 4 pada 03
April 2023 pukul 14.00 wib
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi (Saifuddin, dkk, 2013).
Frekuensi kunjungan masa nifas, yaitu kunjungan pertama 6-8 jam setelah
persalinan, kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga 2
minggu setelah persalinan dan kunjungan keempat 6 minggu setelah
persalinan (Saifuddin, dkk, 2013).
Kunjungan masa nifas yang dilakukan pada Ny.R sesuai dengan
teori. Dimana kunjungan sudah dilakukan 4 kali pada 6 jam pertama, 6
hari, 2 minggu dan 6 minggu setelah persalinan. Pada kunjungan nifas
pertama didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda vital dalam batas
normal, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, lochea rubra dan
memberikan tablet fe 1x1 tablet sehari serta vitamin A 1x1 tablet sehari.
Menurut Kemenkes RI (2013) involusi uteri setelah bayi lahir yaitu
2 jari dibawah pusat. Menurut Saifuddin, dkk (2013) tujuan asuhan
kebidanan pada kunjungan I, yaitu mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri, mendeteksi penyebab lain perdarahan serta melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut. Tidak ada kesenjangan antara asuhan
yang diberikan dengan teori, menurut Saifuddin, dkk (2013) pemberian
tablet fe dan vitamin A merupakan tindakan yang baik untuk masa nifas
dalam hal gizi.
Pada kunjungan kedua didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda-
tanda vital normal, tidak ada tanda infeksi, TFU pertengahan pusat-
simfisis, lochea sanguinolenta, tali pusat bayi kering dan belum puput,
pengeluaran ASI lancar, serta memberikan konseling dan mengajarkan ibu
cara memandikan bayi. Berdasarkan asuhan yang dilakukan oleh penulis
terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan.
Pada kunjungan masa nifas ketiga didapatkan hasil pemeriksaan,
yaitu tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda infeksi, TFU sudah tidak
teraba, lochea serosa, ibu sudah memandikan bayinya sendiri, dan tidak
ada masalah dalam pemberian ASI. Pada kunjungan nifas ke empat
didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda vital normal, tidak ada tanda
infeksi, TFU normal, lochea alba, tidak ada tanda infeksi, ibu sudah
mendapatkan konseling KB.
Menurut Saifuddin, dkk (2013) tujuan kunjungan masa nifas III
sama dengan kunjungan masa nifas II. Menurut Kemenkes RI (2015)
lochea serosa muncul pada hari ke 8-14 masa nifas. Dimana dari hasil
pemeriksaan dan teori tidak ada kesenjangan, ibu tidak mengalami
penyulit dan involusi berjalan normal.
Pada kunjungan keempat masa nifas hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital normal, lochea alba, tidak ada penyulit yang ibu alami baik dari ibu
maupun bayi dan memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi sesuai
kebutuhan. Menurut Saifuddin, dkk (2013) tujuan kunjungan IV pada
masa nifas, yaitu menanyakan kepada ibu adakah masalah/penyulit yang
dialami ibu maupun bayinya, memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi
efektif/sesuai kebutuhan.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan
yang diberikan, ibu sudah mendapat konseling mengenai kontrasepsi dan
sudah membaca leaflet yang diberikan.

4.4 Bayi Baru Lahir


Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir diawali dengan pengkajian
pada tanggal 27-02-2023 pukul 09.00 Wib. Dimana bayi baru lahir
normal, PB 50 cm, BB 3900 gr, keadaan umum baik, apgar score pada 1
menit pertama 10, IMD sudah dilakukan selama 20 menit dan sudah
berhasil. Menurut M. Sholeh Kosim, bayi baru lahir normal adalah berat
bayi lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis
dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat, evaluasi nilai
APGAR dilakukan mulai dari menit pertama sampai 5 menit (Marmi dan
Rahardjo, 2015).
Dari hasil pemeriksaan tidak ada kesenjangan dengan teori, dimana
bayi lahir dengan BB 3900 gr, cukup bulan, dan tidak ada kelainan.
Asuhan yang diberikan berupa pemberian vitamin K dan HB0, perawatan
tali pusat, menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hipotermi dan
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
Menurut Saifuddin (2014) obat mata perlu diberikan pada jam
pertama setelah persalinan, yang lazim digunakan adalah larutan Perak
Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera
setelah bayi lahir. Menurut Nurjasmi, E (2016) setelah 1 jam pemberian
vitamin K1, berikan suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
1. Kunjungan neonatus I dilakukan pada tanggal 27-02-2023 pukul 12.00
Wib. Setelah dilakukan pemeriksaan memberitahu kepada keluarga hasil
pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik, mempertahankan suhu tubuh
bayi agar tidak hipotermi, memandikan bayi dan melakukan perawatan tali
pusat, memberitahu ibu dan keluarga tanda bahaya pada bayi baru lahir dan
mengingatkan ibu menyusui bayi sesering mungkin, bayi belum BAK dan
BAB.
2. Menurut Marmi dan Kukuh (2016) dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak
mengalami masalah apapun asuhan yang diberikan, yaitu pemantauan tanda
vital, pertahankan suhu tubuh bayi, pemeriksaan fisik, perawatan tali pusat,
dan penyuluhan tanda bahaya pada bayi baru lahir sebelum bayi pulang.
Berdasarkan asuhan yang diberikan, tidak ada kesenjangan antara teori dan
asuhan, karena pemantauan, perawatan dan konseling mengenai bayi baru
lahir sudah dilakukan.
3. Kunjungan neonatus II dilakukan pada Kunjungan tanggal 02-03-2023
pukul 10.00 Wib, hasil pemeriksaan keadaan umum bayi baik,
menganjurkan ibu menjaga kebersihan bayi, mengajarkan ibu cara
memandikan bayi dan melakukan perawatan tali pusat, mengingatkan ibu
tentang ASI eksklusif dan untuk menyusui bayi sesering mungkin. Ibu
mengatakan ibu menyusui bayi sesering mungkin saat bayi menginginkan
ataupun payudara terasa penuh.
4. Kunjungan neonatus III dilakukan pada tanggal 09-03-2023 pukul 13.00
Wib, hasil pemeriksaan keadaan umum bayi baik, tali pusat sudah putus
pada hari ke 7, mengingatkan ibu tentang pemberian ASI sesering mungkin,
tanda bahaya pada bayi baru lahir dan menjaga kebersihan bayi,
menganjurkan ibu untuk membawa bayi imunisasi pada tanggal 24-03-2023
untuk mendapatkan imunisasi Hb-0. Ibu mengatakan bayi menyusu kuat,
bayi baru selesai menyusu 5 menit yang lalu dan mandi 2 kali sehari di pagi
dan sore hari oleh ibu.

4.5 Keluarga Berencana


Asuhan keluarga berencana pada Ny.R dilakukan setelah kunjungan
nifas ke empat, dimana ibu sudah memutuskan kontrasepsi jenis apa yang
akan ibu gunakan setelah mendapat penjelasan dari penulis mengenai
jenis-jenis metode dan alat kontrasepsi serta kegunaannya.
Menurut Proverawati, Islaely dan Aspuah (2015) ada beberapa
penyebab mengapa kontrasepsi tertentu tidak dapat digunakan oleh
seseorang. Masalah yang ditemukan pada kontrasepsi implan, yaitu
perdarahan pervaginam, infeksi pada daerah insersi, amenore, BB
naik/turun dan ekspulsi.Pada AKDR berupa perdarahan haid lama serta
nyeri dibawah perut. Adapun pada pengguna kontrasepsi suntik
diwaspadai nyeri dada hebat, sakit kepala hebat, nyeri tungkai dan
gangguan penglihatan.
Ibu mengatakan ingin memberikan ASI eksklusif dan menginginkan
metode kontrasepsi alami dengan alasan agar tetap menjaga pemberian
ASI eksklusif dan ingin mengatur jarak kehamilan selanjutnya.
Penulis memberikan informasi kepada Ny.R tentang kontrasepsi
MAL dengan bantuan leaflet, dimana cara kerja MAL adalah menunda
atau menekan terjadinya ovulasi yang mengandalkan pemberian ASI
secara ekslusif yang artinya hanya dan digunakan untuk menunda
kehamilan apabila ibu memberikan ASI secara ekslusif dan ibu belum
mendapatkan haid.
Ibu merasa mantap dengan pilihan kontrasepsinya dan optimis dapat
melakukannya dan menganjurkan ibu untuk menggunakan metode
kontrasepsi ini dan harus bersedia memberikan ASI secara ekslusif.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dari mulai kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny.R yang dimulai dari Februari
2023 sampai dengan April 2023 penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada kehamilan trimester III ibu telah melakukan 2 kali kunjungan yaitu
pada tanggal 02 Februari 2023 dan 24 Februari 2023. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan pada kunjungan kehamilan pertama ditemukan
bahwa ibu mengalami anemia ringan (Hb 10,3 gr%). Setelah diberikan
penatalaksanaan sesuai dengan kebutuhan ibu pada kunjungan kedua anemia
ibu dapat teratasi dimana kadar Hb ibu menjadi 11,4 gr% dan pada
kunjungan ketiga tafsiran berat janin ±3875 gr dari BB sebelum hamil 55 kg
sampai dengan menjelang persalinan BB 71 kg.
2. Ibu bersalin pada tanggal 27 – 02 - 2023 dengan usia kehamilan 39 minggu
1 hari. Dimana kala I fase aktif berlangsung selama 4 jam (pukul 04.15 Wib
– 08.25 WIB), kala II 15 menit ( tanggal persalinan sesuai dengan TTP dan
air ketuban jernih), kala III 15 menit dengan normal dan kala IV
berlangsung selama 2 jam. Persalinan Ny.R berlangsung normal dari kala I
sampai dengan kala IV.
3. Kunjungan pada masa nifas dilakukan 4 kali, yaitu pada tanggal 27 Februari
2023 dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital normal, TFU 2 jari
dibawah pusat, lochea rubra, 03 Maret 2022 dengan hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital normal, TFU pertengahan pusat-simfisis, lochea
sanguinolenta, tidak ada tanda infeksi, 17 Maret 2023 dengan hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda infeksi, TFU tidak
teraba, lochea serosa. normal, 03 - 04 – 2023 dengan hasil tanda vital
normal, tidak ada tanda infeksi, TFU normal, lochea alba, tidak ada tanda
infeksi, ibu sudah mendapatkan konseling KB.
4. Bayi lahir normal pada tanggal 27-02-2023 pukul 07.00 Wib, PB 50 cm dan
BB 3900 gr. Kunjungan neonatus dilakukan 3 kali yaitu pada tanggal 27-02-
2023, 02-03-2023 dan 09-03-2023, pemberian ASI cukup dan keadaan
umum bayi baik. Bayi sudah mendapatkan suntikan vitamin K dan Hb0
pada tanggal 05-12-2020.
5. Bayi sudah mendapatkan ASI sejak awal, untuk pelaksanaan lanjutan ibu
ingin menggunakan kontrasepsi MAL. Kunjungan keluarga berencana
dilakukan pada tanggal yang telah ditetapkan oleh bidan dimana ibu sudah
mengetahui cara kerja kontrasepsi MAL, syarat, keuntungan serta
kerugiannya.

5.2 Saran
1. Kepada Klinik diharapkan fasilitas kesehatan dapat meningkatkan kualitas
asuhan kebidanan khususnya dalam mencegah anemia pada ibu hamil dan
pemantauan TFU sesuai usia kehamilan.
2. Kepada Klien
Dengan dilaksanakannya asuhan ini klien tetap memperhatikan asupan
tablet fe minimal 90 butir selama hamil untuk mencegah terjadinya anemia
pada ibu hamil dan memperhatikan asupan nutrisi selama hamil sampai
dengan nifas.
3. Kepada Institusi
Diharapkan kepada institusi dengan penulisan Laporan Tugas Akhir yang
bersifat continuity of care dapat mempersiapkan mahasiswa lebih dini
dimulai dari kehamilan trimester II.
 PARTOGRAF
 DOKUMENTASI FOTO
DAFTAR PUSTAKA

Ani, L.S. 2013. Anemia Defisiensi Besi : Masa Prahamil dan Hamil. Jakarta :
EGC.
Arum, Dyah, N.S., dan Sujiyatini. 2016. Panduan Lengkap Pelayanan KB
Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika.
Dinkes Sumut. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2015. Medan :
Dinas Kesehatan Sumatera Utara
Hutahaean, S. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medica.
Indriyani, D. 2013. Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan Maternitas
Postpartum dengan Kematian Janin. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Jannah, N. 2017. Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta : EGC.
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015. www.depkes.go.id
(diakses 15 Januari 2017)
Mandriwati, A.G., dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis
Kompetensi. Edisi Revisi III. Jakarta : EGC.
Mangkuji, B., dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta : EGC.
Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerpurium Care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Marmi dan Rahardjo, K. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mulati, E(ed). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak Continuum of Carelife
Cycle. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Nurasiah, A., Rukmawati, A., dan Badriah, D.L. 2012. Asuhan Persalinan
Normal Bagi Bidan. Bandung : PT Refika Aditama.
Nurjasmi, E., dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta : PP IBI.
Pratami, E. 2014. Konsep Kebidanan Berdasarkan Kajian Filosofi dan Sejarah.
Magetan : Forum Ilmiah Kesehatan.
Proverawati, A., Islaely, A.D., dan Aspuah, Siti. 2015. Panduan Memilih
Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Saifuddin, AB., dkk. 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Anda mungkin juga menyukai