OLEH :
GUSTI E PASARIBU
20.13.015
OLEH :
GUSTI E PASARIBU
20.13.015
NPM : 20.13.015
Penguji I
NPP.19890614.201008.2.002
Penguji II Penguji III
Bd.Peny Ariani,SST,M.Keb
NPP. 19890614.201008.2.002
Mengesahkan:
Deli Tua
A. Identitas Pribadi
Nama : Gusti E Pasaribu
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Lumban Hariara, 06 Agustus 2002
Agama : Kristen Protestan
Anak ke : 1 dari 3 Bersaudara
Nama Ayah : Ustiar Pasaribu
Nama Ibu : Masliana Siregar
Alamat : Lumban Hariara, Desa Damparan Haunatas
Kec.Saipar Dolok Hole Kab.Tapanuli Selatan
B. Riwayat Pendidikan
Tahun 2008-2014 : SD N 101670 Simanosor Tonga
Lulus dan berijazah
Tahun 2014-2017 : SMP N 1 SD HOLE
Lulus dan berijazah
Tahun 2017-2020 : SMA N 1 SIPIROK
Lulus dan berijazah
Tahun 2020-2023 : Sedang mengikuti Pendidikan Program D-III
Kebidanan di Institut Kesehatan Deli Husada Deli
Tua
ABSTARK
Akhir kata peneliti hanya dapat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Hidayah dan Rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Laporan Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri.
GUSTI E PASARIBU
20.13.015
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................6
1.4 Manfaat..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan..........................................................................................9
2.1.1 Pengertian Kehamilan..............................................................9
2.1.2 Fisiologi Kehamilan................................................................9
2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil...............11
2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil..................................................14
2.1.5 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil................................................15
2.1.6 Tanda Bahaya Kehamilan......................................................17
2.2 Persalinan.........................................................................................20
2.2.1 Pengertian Persalinan............................................................20
2.2.2 Fisiologi Persalinan...............................................................20
2.2.3 Tanda-tanda Persalinan..........................................................21
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan......................24
2.2.5 Perubahan Dalam Proses Persalinan......................................26
2.2.6 Penatalaksanaan Dalam Pross Persalinan..............................28
2.2.7 Inisiasi menyusu Dini............................................................34
2.2. Partograf .................................................................................36
2.3 Bayi Baru Lahir...............................................................................39
2.3.1 Pengertian Bayi Baru Lahir...................................................39
2.3.2 Fisiologis Bayi Baru Lahir...................................................40
2.3.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir.......................................................42
2.3.3 Penatalaksanaan Awal Bayi Segera Setelah Lahir................43
2.4 Nifas.................................................................................................47
2.4.1 Pengertian Nifas....................................................................47
2.4.2 Perubahan Fisiologis Masa Nifas..........................................47
2.4.3 Perubahan Psikologis Masa Nifas.........................................49
2.4.4 Tanda Bahaya Masa Nifas.....................................................50
2.5 Keluarga Berencana.........................................................................51
2.5.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana.......................................51
2.5.2 Pengertian Keluarga Berencana.............................................55
2.5.3 Jenis-jenis KB........................................................................52
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan........................................................57
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan.........................................................72
3.3 Asuhan Kebidanan Nifas.................................................................96
3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir..............................................106
3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana.......................................114
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan......................................................................................121
4.2 Persalinan.......................................................................................123
4.3 Nifas...............................................................................................125
4.4 Bayi Baru Lahir.............................................................................127
4.5 Keluarga Berencana.......................................................................130
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................131
5.2 Saran..............................................................................................133
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
DAFTAR SINGKATAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara Continuity of care kepada Ny.R dari
masa kehamilan trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB fisiologis di
Klinik Pratama Citra dengan menggunakan pendekatan Manajemen Asuhan
Kebidanan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Memberikan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.R di Klinik
Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
2) Memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.R di Klinil
Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
3) Memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada pada Ny.R di
Klinik Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
4) Memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi pada
Ny.R di Klinik Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
5) Memberikan asuhan kebidanan Keluarga Berencana (KB) pada
Ny.R di Klinik Pratama Citra Kecamatan Deli Tua.
6) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
1.5. Manfaat
1.5.1. Secara Teoritis
Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan standar pelayanan dalam memberikan asuhan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).
1.5.2. Secara Praktis/Klinis
a. Bagi Penulis
Untuk mempraktikkan teori yang didapat secara langsung dilapangan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan keluarga berencana (KB).
b. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan
terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara
komprehensif, dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang
dimiliki serta mau membimbing mahasiswa tentang cara memberikan
asuhan yang berkualitas.
c. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah sumber informasi dan referensi serta bahan bacaan
mahasiswi Program Studi Kebidanan Diploma Tiga Institut Kesehatan Deli
Husada Deli Tua.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingganya lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam
12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga (minggu ke 28 hingga ke-40) (Prawirihardjo, 2016).
2.2 Persalinan
2.2.1 Pengertian persalinan
Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi dikelurkan
sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat. Persalinan normal
adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau
postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam
dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan
presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup
komplikasi, plasenta lahir normal (Barbara, 2009).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia
kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi
dalam keadaan baik.
2.2.2 Fisiologi Persalinan
1. Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu, setelah melewati batas waktu tertentu terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus yang terus membesar menjadi
tegang mengakibatkan iskemia otot- otot uterus.
2. Teori penurunan progesterone Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur
kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh
darah mengalami penyempitan dan buntu. Villy Khorialis mengalami
perubahan-perubahan dan produksi progesterone mengalami penurunan,
sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibat otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
3. Teori oksitosin internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hypopisis pars
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat
mengubah sensivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton-
hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan, maka
oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan di mulai.
4. Teori Prostaglandin Konsentrasi Prostaglandin meningkat sejak umur
kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian
Prostagladin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim,
sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu
terjadinya persalinan.
2.2.8 Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan pada fase aktif persalinan yang
berupa catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan
janin, yang sudah digunakan sejak tahun 1970, partograf dapat dianggap sistem
peringatan awal yang membantu pengambilan keputusan lebih awal kapan
seorang ibu harus dirujuk (Asri & Cristine, 2012).
1. Halaman depan partograf (Prawirohardjo, 2010). Halaman depan partograf
mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil- hasil pemeriksaan selama
fase aktif persalinan, termasuk :
a. Informasi tentang ibu diantaranya nama, umur, gravida, para, abortus,
nomor catatan medik, tanggal dan waktu mulai dirawat dan waktu pecahnya
selaput ketuban.
b. Kondisi janin diantaranya DJJ, warna dan adanya air ketuban, penyusupan
(molase) kepala janin.
c. Kemajuan persalinan diantaranya pembukaan serviks, penurunan bagian
terbawah janin atau presentasi janin, garis waspada dan garis bertindak.
d. Jam dan waktu diantaranya waktu mulainya fase aktif persalinan dan waktu
actual saat pemeriksaan atau penilaian.
e. Kontraksi uterus diantaranya frekuensi dan lamanya.
f. Kondisi ibu diantaranya nadi, tekanan darah, dan temperatur serta urin.
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
a. Denyut jantung janin yaitu nilai dan catat DJJ setiap 30 menit.
b. Warna dan adanya air ketuban Nilai air ketuban setiap kali dilakukan
pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
Gunakan lambing- lambang berikut:
U : Ketuban utuh (belum pecah).
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering).
3. Molase (penyusupan tulang kepala janin) Lakukan penilaian penyusupan
kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai dibawah lajur air ketuban.
Gunakan lambang-lambang berikut :
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan.
3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
4. Kemajuan persalinan
a. Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri dalah besarnya
dilatasi serviks, penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1-5 juga
menunjukkan penambahan penurunan janin.
b. Pembukaan serviks Catat pembukaan serviks setiap 4 jam berikan tanda X
(silang) pada garis waspada mulai fase aktif.
c. Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin Penurunan kepala 4 jam
diberi tanda (o) pada garis waktu yang sesuai. Turunnya kepala janin diukur
dengan pemeriksaan luar (abdomen) pada bagian kepala yang belum masuk
kedalam panggul. Pemeriksaan luar harus dilakukan sebelum pemeriksaan
vagina.
Palpasi kehamilan Periksa dalam Keterangan kepala janin 5/5- Kepala diatas
PAP mudah digerakkan. 4/5 I - II Sulit digerakkan,bagian terbesar kepala
belum masuk kedalam panggul. 3/5 II - III Bagian terbesar kepala belum
masuk panggul. 2/5 III + Bagian terbesar panggul sudah masuk panggul 1/5
III - IV Kepala didasar panggul 0/5 IV Diperineum (Nurasiah, 2012).
d. Garis waspada dan garis bertindak Garis waspada dimulai pada pembukaan
serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Garis bertindak tertera sejajar
dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kontak atau 4 jalur ke sisi kanan.
e. Jam dan waktu
Waktu mulainya fase aktif persalinan yaitu di bagian bawah partograf
(pembukaan serviks dan penurunan) tertera kontak-kontak diberi angka 1-
16. Setiap kontak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif
persalinan. Waktu actual saat persalinan dilakukan yaitu dibawah lajur kotak
untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu
actual saat pemeriksaan dilakukan.
5. Kontraksi uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan
“kontraksi per setiap 30 menit” disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satu detik.
a. Beri titik-titik di kotak yang sesuai menyatakan kontraksi yang lamanya
kurang dari 20 detik.
b. Beri garis-garis di kotak yang sesuai menyatakan kontraksi yang lamanya
dari 20-40 detik.
c. Isi penuh kotak yang sesuai menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari
40 detik.
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
mencatat oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan IV.
Kesehatan dan kenyamanan ibu Bagian terakhir pada lembar depan partograf
berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu yaitu tanda-tanda vital dan
volume urin, protein atau aseton. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik
lainnya Catat semua asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya di sisi
luar kolom partograf. Lembar belakang partograf Halaman belakang partograf
merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak
persalinan kala I hingga kala IV termasuk BBL.
2.3.4 Ciri- ciri bayi baru lahir tidak normal (Prawirohardjo, 2010)
1.) Sesak napas.
2.) Frekuensi pernapasan 60 kali/menit.
3.) Gerak retraksi di dada.
4.) Malas minum.
5.) Panas atau suhu badan bayi rendah
6.) Kurang aktif.
7.) Berat lahir rendah (1.500-2.500 gram).
8.) Berat lahir lebih > 4.000 gram (Prawirohardjo, 2010).
6.1 Nifas
6.1.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih
dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang
berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “ Parous”
berarti melahirkan (Anggraini, 2010).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
3.1. Asuhan Kebidanan Ante Natal Care Pada Ny.R di Klinik Pratama Citra
1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama : NY. R Nama suami : TN. J
Umur : 24 Tahun Umur :27 Tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Buru Pabrik
Alamat rumah :Jl.Purwo Gg Serdja Alamat Rumah : Jl. Purwo Gg
Serdja
1 Hamil ini
.
G1 P0 A0
DS : - Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama.
- ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran
- ibu mengatakan HPHT pada tangga 20-05-2022
DO: - Areola mammae terjadi hiperpigmentasi (hitam kecoklatan)
- Terdapat linea nigra pada abdomen ibu
Usia Kehamilan 39 minggu 1 hari
DS : - Ibu Mengatakan HPHT 20-05-2022
- Ibu mengatakan pergerakan janin 10x/24 jam
DO: - Perhitungan usia kehamilan
TK : 24 - 02 – 2023
HPHT : 20 – 05 – 2022
4
9x4 : 36 minggu
9x2 : 18 + 4 = 22 hari : 3 Minggu 1 Hari
36 + 3 minggu 1 hari : 39 Minggu 1 hari
UK : 39 Minggu 1 Hari
Janin Hidup
DS : - Ibu mengatakan merasakan adanya gerakan janin.
DO: - DJJ (+) 140 x/menit
- Pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Intra Uteri
DS : - Ibu mengatakan tidak merasakan sakit disaat janinnya bergerak
DO : - Perkembangan janin sesuai dengan usia kehamilan.
- Tinggi fundus uteri 34 Cm
Janin Tunggal
DS : - Ibu mengatakan pergerakan janin di satu sisi saja
DO : - Teraba satu bagian lunak di fundus
- teraba satu bagian memanjang, keras di sisi kiri abdomen ibu
- Teraba satu bagian keras, bulat di atas simpisis
- Terdengar DJJ hanya di satu bagian saja.
PU-KI
DS : - Ibu mengatakan pergerakanan janin disebelah kanan.
DO :- Teraba di sisi kiri abdomen ibu satu bagian keras dan
memanjang.
Persentase Kepala
DS :-
DO : - Teraba satu bagian keras,bulat dan mudah di goyangkan di atas
simpisis
- Terdengar djj hanya dipunctum maksimum kuadran kiri atas
pusat
Belum Masuk PAP
DS :-
DO : - Tangan masih bisa menyatu saat di lakukan leopoold IV.
- Bagian terbawah janin masih bisa di gerakan.
Keadaan Umum Ibu Dan Janin Baik
DS : - Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya.
- Ibu mengatakan tidak sabar menunggu kelahiran anak
pertamanya.
- Ibu mengatakan janinnya bergerak.
DO : - TTV
TD : 110/70 mmHg RR : 22 x/i
HR : 82 x/i T : 36,7 oc
DJJ : 140 x/i.
- Usia perkembangan sesuai kelamilan.
Masalah : - mudah lelah
Kebutuan :
a. Pendidikan kesehatan tentang perubahan fisiologis kehamilan
trimester II akhir dan mengurangi aktifitas berat.
b. istirahat yang cukup
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
TIDAK ADA
V. PERENCANAAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Jelaskan perubahan fisiologis pada trimester II akhir
3. Anjurkan ibu istirahat yang cukup
4. Jelaskan tanda bahaya ibu trimester II akhir
5. Beritahu ibu untuk menjaga personal hygine
6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
VI. PELAKSANAAN
1. Memberikan penjelasan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa
janin yang ada di dalam kandungan ibu baik, janin hidup tunggal,
begitu pula keadaan ibu yang baik
TD : 110/70 mmHg RR : 22 x/i DJJ : 140 x/i
HR : 82 x/i T : 36,7oC
2. Memberi penjelasan pada ibu mengenai tanda-tanda ketidaknyamanan
seperti mudah lelah merupakan hal yang wajar pada ibu hamil
trimester II akhir jadi ibu tidak perlu cemas
3. Memberitahu ibu untuk menjaga pola istirahat, ibu tidak boleh
melakukan hal yang terlalu membuat lelah, jika lelah segera
beristirahat dan jangan tidur terlalu malam
4. Memberikan penkes pada ibu tentang nutrisi, ibu harus banyak
mengkonsumsi makanan yang bergizi
5. Memberi tahu ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu kedepan dan
apabila ada masalah / tanda bahaya kehamilan seperti pusing yang
hebat, mata berkunang kunang, keluar darah dari kemaluan, keluar
cairan dari alat kemaluan dan bengkak pada area muka dan tangan
segera datang ke fasilitas kesehatan.
VII. EVALUASI
1. Keadaan ibu dan janin baik
2. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
3. Ibu sudah mengerti tanda bahaya kehamilan trimester II akhir
4. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
Data perkembangan I
Tanggal : 24 Februari 2023 Oleh : Gusti Pasaribu
Asuhan Kebidanan pada ibu G1 P0 A0, Usia kehamilan 39 minggu 1 hari.
Subjektive
Ibu mengatakan keluhannya saat ini adalah sering buang air kecil dimalam hari
dan mudah lelah.
Objektive
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Berat Badan : 71 kg
4. TB : 161 cm,
5. Lila : 25 cm
6. Tanda vital : TD : 120/70 mmHg, Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit, Temp : 36,9 °C
7. Pemeriksaan Abdomen
- Kontraksi : Tidak ada
- Tinggi fundus uteri : 34 cm
o Palpasi
Leopold I : Teraba satu bagian lunak, melebar di fundus (TFU
34 cm)
Leopold II : Teraba satu bagian keras, memapan, memanjang di
Sisi kiri abdomen ibu dan bagian kecil disisi
Kanan abdomen ibu
Leopold III : Teraba satu bagian keras, bulat, di pinggir atas
Simpisis ibu
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum memasuki PAP
o Bagian janin yang terdapat di fundus uteri: lunak, melebar
o Bagian tegang/memapan : Kiri
o Presentase : Kepala
o Penurunan bagian terbawah : Convergen
o Auskultasi : DJJ : Ada Punctum maksimum : Kuadran kiri atas pusat
Frekuensi : 145 x/menit, reguler
Assesment
Ny.R G1 P0 A0, Usia kehamilan 37 minggu 2 hari, janin hidup, Intra uteri, janin
tunggal, PU-KI, presentase kepala, belum masuk PAP, Keadaan ibu dan janin
baik.
Planning
1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan: keadaan ibu dan janin baik
2. Menganjurkan pada ibu untuk mengurangi konsumsi cairan di malam hari
dan memperbanyak istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang
berat.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa sering BAK yang di alami adalah hal yang
normal terjadi dalam kehamilan, terutama pada trimester ke III yang
disebabkan tekanan pada kadung kemih oleh kepala janin sudah mulai
masuk PAP pada trimester III
4. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan ibu selama hamil:
- Personal Hygine
- Perawatan Payudara
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada ibu hamil, dan segera ke pelayanan
kesehatan jika terdapat salah satu tanda bahaya, yaitu:
- Perdarahan Pervaginam
- Sakit kepala yang hebat
- Masalah penglihatan yang kabur
- Bengkak pada muka dan tangan
- Nyeri perut yang hebat
- Gerakan bayi yang berkurang
6. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan, yaitu :
- Tempat persalinan
- Memilih tenaga kesehatan
- Pengambil keputusan
- Transportasi
- Tabungan dan dana
7. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu :
- Perut mules dan nyeri yang menjalar kepinggang secara
teratur dan semakin bertambah
- Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
- Keluar cairan dari jalan lahir
8. Menganjurkan kunjungan ulang
9. Ibu sudah mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah di berikan
Data perkembangan II
Tanggal : 24 Oktober 2023 Oleh : Gusti Pasaribu
Asuhan Kebidanan pada ibu G1 P0 A0, Usia kehamilan 39 minggu 1 hari.
Subjektive
Ibu mengatakan keluhannya saat ini adalah kram pada kaki, mudah lelah dan
pinggang terasa sakit.
Objektive
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Berat Badan : 71 kg
4. TB : 161 cm,
5. Lila : 25 cm
6. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit, Temp : 36,6 °C
7. Pemeriksaan Abdomen
- Kontraksi : Tidak ada
- Tinggi fundus uteri : 34 cm
o Palpasi
Leopold I : Teraba satu bagian lunak, melebar di fundus (TFU
34 cm)
Leopold II : Teraba satu bagian keras dan memanjang di sisi
kiri abdomen ibu dan bagian kecil dan kosong
disisi kanan abdomen ibu
Leopold III : Teraba satu bagian keras, bulat, di pinggir atas
Simpisis ibu
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah memasuki PAP
o Bagian janin yang terdapat di fundus uteri: lunak, melebar
o Bagian tegang/memapan : Kiri
o Presentase : Kepala
o Penurunan bagian terbawah : Divergen
o Auskultasi : DJJ : Ada, Punctum maksimum : Kuadran kiri bawah pusat
Frekuensi : 140 x/menit, reguler
Assesment
Ny R G1 P0 A0, Usia kehamilan 39 minggu 1 hari, janin hidup, Intra uteri, janin
tunggal, PU-KI, presentase kepala, sudah masuk PAP, Keadaan ibu dan janin
baik.
Planning
1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan: keadaan ibu dan janin baik
2. Menganjurkan pada ibu untuk sering berjalan di pagi hari, memposisikan
kaki lebih tinggi dari pada kepala saat tidur, istirahat yang cukup dan
mengurangi aktifitas yang berat.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang di alami seperti nyeri
dibagian pinggang adalah hal yang normal terjadi dalam kehamilan,
terutama pada trimester ke III yang disebabkan oleh tekanan yang
disebabkan bagian terbawah janin sudah mulai masuk PAP pada trimester
III
4. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan ibu selama hamil:
- Personal Hygine
- Perawatan Payudara
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada ibu hamil trimester III, dan segera ke
pelayanan kesehatan jika terdapat salah satu tanda bahaya, yaitu:
- Perdarahan Pervaginam
- Sakit kepala yang hebat
- Masalah penglihatan yang kabur
- Bengkak pada muka dan tangan
- Nyeri perut yang hebat
- Gerakan bayi yang berkurang
6. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan, yaitu :
- Tempat persalinan
- Memilih tenaga kesehatan
- Pengambil keputusan
- Transportasi
- Tabungan dan dana
7. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu :
- Perut mules dan nyeri yang menjalar kepinggang keperut
bagian bawah secara teratur dan semakin bertambah
- Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
- Keluar air ketuban dari jalan lahir
8. Menganjurkan kunjungan ulang
9. Ibu sudah mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah di berikan
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
C. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan fisik : Baik
Keadaan emosional : CM
2. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/70mmHg
- Denyut nadi : 82x/i
- Pernafasan : 22x/menit
- Suhu tubuh : 36,7° C
3. Tinggi badan : 161 cm, berat badan : 71 kg
4. Muka : Simetris
Kelopak mata : tidak odema
Konjungtiva : merah muda
Sklera : tidak ikterus
5. Mulut dan gigi : bersih
Lidah dan gigi : bersih
Caries : tidak ada
Tonsil : tidak meradang
Pharing : tidak meradang
6. Leher
Kelenjar thyroid : tidak meradang pembesaran kelenjar : tidak ada
Kelenjar getah bening : tidak meradang pembesaran : tidak ada
7. Dada : Asimetris
Jantung : Rhitme
Paru : tidak ada masalah
Payudara : Asimetris
Puting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : Ada (kolostrum)
Rasa Nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
8. Abdomen
Pembesaran : Asimetris
Benjolan : tidak ada
Bekas luka operasi : tidak ada
Striae : Livide
Linea : Alba
Pembesaran lien/liver : tidak ada
Kandung kemih : kosong
Pemeriksaan kebidanan (Kala I) :
Palpasi uterus : Ada
Tinggi fundus uteri : 34 cm
Kontraksi : Ada
Fetus
Letak : memanjang
Presentasi : kepala
Posisi : presentasi belakang kepala
Penurunan : hodge III
Pergerakan : ada & aktif
Taksiran berat badan janin : 3400 gram
Auskultasi : Ada
DJJ : ada dan terdengar
Frekuensi : 140 x/i teratur
Punctum maximum : kuadran kiri bawah pusat
9. Anogenital (inspeksi)
Perineum : luka parut : tidak ada
Vulva vagina : warna : merah luka : tidak ada
fistula: tidak ada varices : tidak ada
Pengeluaran/vaginam (warna): merah keruh Jumlah : 50 cc
Kelenjar bartolini : pembengkakan : tidak ada
Konsistensi : lembek
Anus : haemoroid : tidak ada
Pemeriksaan dalam : 4 jam sekali
Atas indikasi : ketuban sudah pecah, pukul:05.40 wib, oleh : bidan
Dinding vagina : tidak ada masalah
Portio : lunak
Posisi portio : anteflexi
Pembukaan serviks : 6 cm
Konsistensi : Lembek
Penurunan bagian terendah : Hodge : III
Persentasi fetus : UUK kiri depan
Spina ischiadica : runcing
Promontorium : tidak teraba
Linia inominata : 24 cm
Arcus pubis : <90o
Ibu G1P0A0
DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama
- ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran
- ibu mengatakan HPHT pada tanggal 20-05-2022
DO : - Dari hasil pemeriksaan ibu telah dilakukan palpasi abdomen/
leopold
- Areola mammae terjadi hiperpigmentasi (hitam kecoklatan)
- Terdapat linea nigra pada abdomen ibu
Usia kehamilan 39 minggu 1 hari
DS : Ibu mengatakan Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 20-05-2022
DO : Tanggal kunjungan :24-02-2023
HPHT : 20-05-2022 –
4
9 x 4 = 36 minggu
9 x 2 = 18 hari + 4 hari
= 22 hari
= 39 minggu 1 hari
Jadi usia kehamilan 39 minggu 1 hari
TFU : 32 cm diatas simfisis
HPHT : 20 – 05 – 2022
+7 -03 +1
27 02 2023
Jadi Tafsiran Tanggal Persalinan adalah tanggal 27 Feberuari 2023.
Pungung kiri
DS : - Ibu mengatakan janinnya lebih aktif bergerak disebelah kanan
DO : - Dari hasil pemeriksaan leopold II teraba satu bagian panjang dan
tegang di sisi kiri abdomen ibu, dan teraba bagian kecil-kecil pada
sisi sebelah kanan abdomen ibu.
Presentase kepala
DS : -
DO : - Pada pemeriksaan leopold III teraba bagian keras dan bulat pada bagian
terbawah janin
Janin tunggal
DS : - Ibu mengatakan bayinya bergerak dengan aktif disatu sisi saja
DO: : - Teraba satu bagian lunak di fundus
- teraba satu bagian memanjang, keras di sisi kiri abdomen ibu
- Teraba satu bagian keras, bulat di atas simpisis
- Terdengar DJJ hanya di satu bagian saja.
Janin hidup
DS : Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
DO : : - DJJ (+) 150 x/menit
- Pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Intra uteri
DS : - Ibu mengatakan tidak merasakan sakit disaat janinnya bergerak
DO : - Perkembangan janin sesuai dengan usia kehamilan.
- Tinggi fundus uteri 34 Cm
Inpartu kala I
DS : - Ibu mengatakan rasa nyeri terjadi dari perut menjalar kepinggang
- Ibu mengatakan keluar tanda seperti lendir bercampur darah
DO : - Dari hasil pemeriksaan saat dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
terdapat pembukaan 5 cm,
- His 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik
V. PERENCANAAN
1. Pantau tanda-tanda vital ibu dan janin
2. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
3. Beri dukungan pada ibu
4. Ajarkan ibu untuk memilih posisi persalinan yang nyaman
5. Persiapan alat-alat persalinan
6. Persiapan perlengkapan bayi dan pakaian ibu
7. Persiapan fisik dan mental ibu untuk persalinan
8. Pantau kemajuan pembukaan serviks
VI. PELAKSANAAN
1. Memantau tanda-tanda vital ibu dan janin baik, dengan hasil pemeriksaan
TD :120/70 mmHg, HR: 79x/ menit,
RR : 21x/ menit, Temp : 36,7ᵒc
DJJ : 150x/ menit
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi seperti jalan-jalan, dan
sering jongkok untuk mempercepat turunnya bagian terbawah janin
3. Memberikan dukungan emosional pada ibu agar ibu tetap semangat untuk
menghadapi persalinan dengan memberitahukan kepada ibu bahwa
persalinan merupakan suatu hal yang fisiologis
4. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu
seperti posisi litotomi dengan kaki ditekuk, posisi jongkok ataupun posisi
berdiri.
5. Mempersiapkan alat-alat persalinan, yang dimana terdapat troli yang
terdiri dari 3 saff yaitu:
Saff I
a. Partus Set : 1 doek segitiga steril, 2 arteri klem, 1 gunting tali pusat, 1
gunting episiotomi, ½ kocher, kateter Nelaton, umbilical klem, sarung
tangan 3 pasang, kasa secukupnya
b. Mono aural
c. Nearbeken/bengkok
d. Kom berisi kapas sublimat
e. Kom air DTT
f. Kotak obat berisi : Oksitosin 6 ampul, ergometrin 3 ampul, lidocain 3
ampul dan aquabides
g. Kom obat berisi : Vit K, HB unijec, Sm tetrasiclyn 1%
h. spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc, dan 10 cc
i. Stetoskop linex,
j. pita ukur
k. clorine spray
Saf II
a. Hecting set, berisi : nald holder, nald hecting, pinset anatomis, pinset
cirurgis, gunting benang
b. Alat resusitasi : kain pengganjal, kain alas, sungkup steril, Kom steril
berisi : kateter delee/slim secher, kassa
c. Piring plasenta
d. Baki berisi : Tensi meter, stetoskop, termometer, jam tangan detik
Saf III
a. Infus set : 3 botol cairan RL, abocath, set infus, plester, gunting
torniquet
b. Bengkok 3 buah
c. Alat Pelindung Diri (APD) : celemek, masker, kaca mata, topi, sarung
tangan, sepatu
d. Baju dan perlengkapan ibu dan bayi : gurita, kain sarung/panjang,
pakaian ibu, duk/pembalut, bedong bayi,topi bayi, tali dua, gurita dan
baju bayi, sarung tangan dan kaki bayi.
e. Alat Pencegahan Infeksi : box berisi larutan klorin
f. Tong sampah : kering, basah dan baju kotor
g. Tempat jarum bekas
6. Mempersiapkan perlengkapan bayi dan pakaian ibu seperti bedong bayi,
gurita, baju, tali dua, topi, sarung tangan dan kaki, pakain ibu, sarung, dan
duk/ pembalut
7. Mempersiapkan fisik dan mental ibu untuk persalinan agar persalinan
berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan komplikasi
8. Memantau kemajuan pembukaan serviks dengan partograf dengan cara
melakukan VT (Vaginal Toucher) dengan waktu 4 jam sekali
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah tahu bahwa keadaannya dan janinnya baik
2. Ibu sudah melakukan mobilisasi seperti jalan-jalan, dan jongkok
3. Ibu merasa senang karena adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya
4. Ibu sudah menerapkan posisi yang nyaman
5. Alat-alat persalinan sudah disiapkan
6. Perlengkapan bayi dan ibu sudah disiapkan
7. Ibu mengatakan siap untuk menghadapi persalinan
8. Pemantau pembukaan serviks telah didokumentasikan dalam pencatatan
II. PENGKAJIAN KALA II, PUKUL : 08.40 wib
A. ANAMNESE (SUBJEKTIF )
- Keinginan meneran : Ada
- Perasaan adanya tekanan pada anus/vagina : Ada
- Rasa nyeri : Ada
B. PEMERIKSAAN FISIK (OBJEKTIF)
1. Penampilan fisik : baik
2. Keadaan emosional : stabil
3. Tanda vital
- Tekanan darah :130/70 mmHg
- Denyut nadi : 81 x/mmHg
- Pernafasan : 22 x/menit
- Suhu tubuh : 36,7° C
4. Pem eriksaan Kebidanan :
A. Abdomen
His : Frekuensi :5x lamanya : 10’ x 50’’
DJJ : Frekuensi : 150x/i Reguler
B. Genital
- Perineum : menonjol
- Vulva : membuka
- Bagian janin : terlihat kepala
- Menetap, diameter :5-6 cm
V. PERENCANAAN
1. Informasikan kepada ibu tentang kemajuan persalinan
2. Atur posisi ibu untuk bersalin
3. Ajari ibu cara mengedan yang baik
4. Lakukan langkah APN
VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan pada ibu tentang kemajuan persalinan bahwa ibu akan
segera melahirkan
2. Mengatur posisi ibu dengan posisi litotomi atau sesuai dengan keinginan
ibu untuk memberi rasa nyaman pada ibu saat melahirkan
3. Mengajari ibu untuk mengedan panjang dan kuat pada saat his dan
bernafas perlahan-lahan pada saat his tidak ada
4. Melakukan langkah asuhan persalinan normal untuk pertolongan
persalinan
1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala II
Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan
vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfinger ani membuka.
2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan
bayi baru lahir.Untuk asfiksia : tempat datar dan keras, 2 kain dan 1
handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
dari tubuh bayi
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.
3) Pakai celemek plastik
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam
6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung plastik, gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik)
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
Buang kapas atau pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan
dan rendam dalam larutan klorin 0,5% – Langkah 9)
8) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap (jika
selaput ketuban dalam belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi)
9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan
0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160
x/menit)
11) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
untuk meneran secara benar.
12) Minta keuarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman)
13) Melaksanakan bimbingan meneran pada ssat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran :
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung dan beri semangat pada sat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir 120
menit (2 jam ) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam)
meneran (multigravida)
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah didepan vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Letakkan duk segitiga bagian di bawah bokong ibu
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tanan
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk mencegah posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat
dan dangkal.
20) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong di antara dua klem tersebut
21) Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
( masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
25) Lakukan penilaian (selintas)
Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan
tindakan resusitasi (Langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah
prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia).
26) Mengeringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan.
Ganti handuk basah dengan handuk kering.
Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikam tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal)
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah tahu keadaannya
2. Ibu sudah menerapkan posisi untuk bersalin dan ibu sudah tahu cara
mengedan yang baik
3. Pertolongan persalinan telah dilakukan
III. PENGKAJIAN KALA III, PUKUL : 08.55 Wib
A. ANAMNESE (SUBJEKTIF )
- Keinginan meneran : Ada
- Mules : Ada
- Keluhan lain jelaskan : tidak ada
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu bahwa keadaannya dan bayinya baik
2. Lakukan MAK III (Manajemen Aktif Kala III)
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa keadaannya dan bayinya sehat dengan
TD : 120/80 mmHg, HR : 80 x/ menit, RR : 21 x/ menit, Temp : 36,8ᵒc.
Bayi lahir dengan spontan, jenis kelamin laki-laki, menangis kuat, dan
kulit kemerahan
2. Melakukan MAK III
28) Memakai sarung tangan
29) Memeriksa kembali uterus dengan meraba abdomen untuk memastikan
tidak ada janin kedua
30) Menjelaskan dan memberitahu ibu akan disuntik agar uterus
berkontraksi dengan baik
31) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan injeksi oksitosin IM
1/3 paha atas bagian distal lateral
32) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
33) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut.
Ikat tali pusat dengan benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
34) Melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada/ perut ibu.
35) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi
36) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
37) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
38) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso
cranial) secara berhati-hati (untuk mencegah inversio uteri).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 menit, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
39) Lakukan penegangan dan dorongan dorso-cranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian karah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorso-cranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat, beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM, lakukan
kateterisasi, siapkan rujukan, lakukan 15 menit PTT berikutnya.
(jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir,
lakukan manual plasenta)
40) Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadahnya
41) Lakukan masase uterus sampai uterus berkontraksi baik
42) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap.
43) Evaluasi laserasi jalan lahir pada vagina dan perineum
VII.EVALUASI
1. Ibu sudah tahu keadaan dirinya dan bayinya
2. Manajemen Aktif Kala III telah dilakukan
3. Plasenta lahir lengkap
4. TFU dua jari dibawah pusat
5. Terdapat laserasi jalan lahir hingga derajat 2
Tanda 0 1 2 Jumlah
Nilai
Menit Frek ( ) ( )< (√)
ke-1 uens 100 >100
i Tidak ( ) (√) 10
jantu ada Menang
ng ( )Tidak Lambat is kuat
Usah ada tak (√)
a ( ) teratur
bern ( ) Gerakan
afas Lumpuh Ext.flexi aktif
Ton ( ) sedikit (√ )
us ( ) Menang
otot Tak Gerakan is
Refl bereaksi sendiri (√)
ex ( ) ( )Tumb Kemera
War uh han
na Biru/puc kemerah
at an
Menit Frek ( ) ( ) < (√ )
ke-5 uens 100 >100
i Tidak ( ) (√) 10
jantu ada Lambat Menang
ng ( ) tak is kuat
Usah teratur (√)
a Tidak ( ) Gerakan
bern ada Ext.flexi aktif
afas ( ) sedikit (√ )
Ton ( ) Menang
us Lumpuh Gerakan is
otot ( ) Tak bereaksi sendiri (√)
Refl ( ) ( ) Kemera
ex Tumbuh han
War Biru/puc kemerah
na at an
tangan
dan kaki
2. PB / BB : 50 cm / 3900 gram
V. PERENCANAAN
1. Pantau tanda-tanda vital ibu dan bayi
2. Periksa keadaan uterus ibu
3. Beri posisi yang nyaman pada ibu dan beri injeeksi vit k1 IM pada bayi
4. Ajari ibu cara menyusui yang benar dan anjurkan ibu pemberian asi
eksklusif pada bayi
5. Berikan penkes tentang pentingnya konsumsi nutrisi yang baik
6. Lakukan dokumentasi untuk hasil pemeriksaan
VI. PELAKSANAAN
1. Memantau tanda-tanda vital ibu dan bayi dengan hasil pemeriksaan yaitu:
keadaan umum baik,
kesadaran composmentis,
Tanda-tanda vital:
TD: 120/70 mmHg,
HR: 80x/ menit,
RR: 21x/ menit,
T: 36,4ᵒc
2. Memberikan penkes tentang pentingnya konsumsi nutrisi yang baik
misalnya pada ibu yaitu banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
agar kebutuhan nutrisi bayi tercukupi
3. Melakukan prosedur pasca persalinan
44) Memeriksa keadaan uterus dengan merasakan adanya kontraksi agar
terjadinya involusi uteri yaitu kembalinya uterus kebentuk semula.
45) Biarkan bayi tetap melakukan IMD selama 1 jam
46) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata dan memberikan injeksi vitamin K1 IM 10 mg dipaha kiri
anterolateral
47) Setelah satu jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan Hepatitis B
di paha kanan anterolateral.
48) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
49) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
50) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
51) Memeriksa TTV ibu dan kandung kemih stiap 15 menit selama 1 jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan
52) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal 936,5-37,5 oC)
53) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di
dekontaminasi.
54) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
55) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
56) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. (Mengajari
ibu cara menyusui yang benar dan tepat agar puting susu ibu tidak
lecet dengan cara seluruh areola masuk kedalam mulut bayi jangan
hanya putingnya saja dan menganjurkan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif pada bayi karena asi awal sangat baik untuk metabolisme
tubuh bayi)
57) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
58) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% secara
terbalik
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
60) Lengkapi partograf sebagai dokumentasi
VII. EVALUASI
1. Pemantauan tanda-tanda vital ibu dan bayi telah dilakukan
2. Penilaian apgar score pada bayi telah dilakukan
3. Pemeriksaan laserasi jalan lahir pada ibu telah dilakukan
4. Pemeriksaan keadaan uterus pada ibu telah dilakukan
5. Ibu sudah tahu cara menyusui yang benar
6. Ibu bersedia memberikan asi eksklusif pada bayinya
7. Ibu sudah mengkonsumsi nutrisi yang baik
8. Ibu merasa nyaman dengan posisinya dan penyuntikan vit k pada bayi
telah dilakukan
9. Dokumentasi telah dilakukan
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
3.3 Asuhan kebidanan masa nifas fisiologis pada Ny. R di Pratama CITRA
Kecamatan Deli Tua
I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama : Ny.R Nama suami : Tn. J
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buru Pabrik
Alamat rumah : Jl.Purwo Gg.Serdja Alamat rumah : Jl.Purwo Gg serdja
C. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CM
Keadaan Emosional : Stabil
2. Tanda – tanda vital:
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,8 ◦ c
RR : 22 x/menit
3. Mata
Kelopakmata : tidak ada odema
Konjungtiva : merah muda
Sklera : tidak ikterus
4. Mamae
Colostrum : ada
Putting susu : menonjol
Pembengkakan : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Kebersihan : baik
Warna : coklat
5. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
TFU : 2 jari dibawah pusat
Uterus : berkontraksi/keras
Kandung kemih : kosong
6. Genitalia
Perineum
Robekan perineum : ada, derajat 2
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Pengeluaran pervaginam
Lochea : sanguinolenta
Bau : amis
Konsisten : cair dan bercampur lendir
Warna lochea : merah kuning
Jumlah : 200 cc
7. Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflex patella : (+)
D. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12 gr %
Gol.darah :O
Rhesus : (+)
DLL :-
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada ibu tentang mules yang dirasakan
3. Beritahu ibu tentang cara perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Beritahu ibu tentang menjaga kehangatan bayi baru lahir
5. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup
6. Beritahu ibu tentang kebutuhan gizi pada masa nifas
7. Beritahu ibu tentang ASI eklusif
8. Beritahu ibu cara menyusui yang benar
9. Beritahu ibu tentang personal hygiene dan perawatan luka perineum
10. Dokumentasi semua asuhan
VI. PELAKSANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan saat ini yaitu keadaan umum baik,
TD : 130/70 mmHg, HR : 80 x/menit, RR: 22 x/menit, T : 36,8◦c,
TFU : 2 jari dibawah pusat
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu alami
merupakan hal yang normal, karena rahim yang keras dan mulas berarti
rahim sedang berkontraksi yang dapat mencegah terjadinya perdarahan
pada masa nifas
3. Memberitahu ibu tentang cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
yaitu agar tidak mengompresnya dengan menggunakan alkohol atau
betadine
4. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan selalu memakai
selimut dan topi pada bayi untuk mencegah hipotermi
5. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang sangat diperlukan
oleh ibu untuk memulihkan tenaga ibu
6. Memberitahu ibu tentang gizi yang seimbang, agar kebutuhan bayi pada
masa laktasi bisa terpenuhi dan tidak ada makanan yang dipantangkan
7. Menganjurkan ibu tentang pemberian ASI eksklusif karena dapat
menambah kekebalan tubuh bagi bayi
8. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar dengan posisi dan pelekatan
yang benar, sehingga menyusui efektif, yaitu seluruh badan bayi tersangga
dengan baik, kepala dan tubuh bayi lurus, badan menghadap ke dada ibu,
badan bayi dekat dengan ibu
9. Memberitahu ibu tentang kebersihan diri dan perawatan luka perineum
agar mandi setiap hari dapat membantu mengurangi sumber infeksi serta
untuk mengurangi ketidak nyamanan pada ibu, seperti mengganti
pembalut ibu 3-4 kali sehari
10. Mendokumentasikan semua asuhan dan temuan/hasil pemeriksaan.
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah tahu kondisinya sekarang dalam keadaan normal
2. Ibu sudah mengerti dan faham tentang penyebab rasa mulas yang ia alami
3. Ibu sudah mengerti tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
4. Ibu sudah mengerti untuk menjaga kehangatan bayi
5. Ibu mengatakan akan beristirahat dengan cukup
6. Ibu mengerti dan mengetahui tentang gizi yang diperlukan
7. Ibu telah mengerti tentang pemberian ASI eksklusif
8. Ibu sudah tahu cara menysui dengan benar
9. Ibu telah mengerti tentang menjaga kebersihan diri dan perawatan luka
perineum
10. Semua asuhan telah didokumentasikan
Data Perkembangan I
Tanggal : 27-02-2023 Pukul : 14.00 wib oleh : Gusti Pasaribu
O : K/U baik,
TD : 120/80 mmHg,
HR : 81 x/i
RR : 21 x/i
Temp : 36,70C,
TFU : pertengahan pusat dan simfisis
Perdarahan : dalam batas normal.
Data Perkembangan II
Tanggal : 13–Maret-2023 pukul : 13.00 wib Oleh: Gusti Pasaribu
O : KU baik,
TD : 120/70 mmHg,
HR : 80 x/i
RR :21 x/i
Temp : 36,6oC,
TFU : Sudah tidak teraba diatas simfisis,
perdarahan dalam batas normal
A : P1A0 2 minggu post partum
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik
dengan hasil pemeriksaan :
TD : 120/70 mmHg,
HR : 80 x/i
RR :21 x/i
Temp : 36,6oC,
TFU : Sudah tidak teraba diatas simfisis,
perdarahan dalam batas normal
- Ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Memastikan involusi uteri ibu berjalan normal, TFU sudah tidak teraba di
atas simfisis, tidak ada perdarahan yang abnormal dan tidak berbau
- Ibu dalam keadaan normal
3. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
- Tidak ada tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, ibu
dalam keadaan baik
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang.
- Ibu akan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
- Ibu telah menerapkan pola istirahat yang cukup
O : KU baik,
TD : 120/80 mmHg,
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,5 C,
TFU : normal
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik
TD : 120/80 mmHg,
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,5 C,
TFU : normal
Ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
Tidak ada tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, ibu
dalam keadaan baik
3. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang.
minum susu
banyak mengkonsumsi sayur dan buah
makan ikan
minum jamu
Ibu akan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
Ibu akan istirahat yang cukup
5. Memberikan konseling mengenai KB kepada ibu, seperti :
● Metode kontrasepsi jangka panjang
Metode Operasi Wanita ( MOW ), Metode Operasi Pria ( MOP )
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Ny. R di Klinik Pratama Citra
Kecamatan Deli Tua
I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/ Biodata
Sidik Jempol Tangan Kiri Ibu Sidik Jempol Tangan Kanan Ibu
RESUSITASI
Pengisapan lendir : ya dilakukan
Rangsangan : tidak dilakukan
Ambu : tidak dilakukan
Masase jantung : tidak dilakukan
Intubasi Endutraheat : tidak dilakukan
Oksigen : tidak dilakukan
Therapi : tidak ada
Keterangan : tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK (data objektif)
- Keadaan umum : Baik
- Suhu : 36,5°C, Axilla, Pukul : 08.40 wib
- Pernapasan : 45 x/menit, Teratur Pukul : 08.40 wib
- HR : 130 x/menit, Teratur Pukul : 08.40 wib
- Berat Badan sekarang : 3900 gram
V. PERENCANAAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada bayi
2. Beri injeksi vit. K pada bayi
3. Jaga suhu bayi tetap hangat
4. Lakukan perawatan tali pusat
5. Anjurkan ibu untuk melakukan IMD
6. Anjurkan ibu untuk pemberian ASI ekslusif
VI. PERENCANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
HR : 130 x/menit
RR : 45 x/menit
T : 36,5◦C
2. Pemberian suntukan vit. K 1 mg di paha kiri dengan suntikan vit.K
diberikan 1 jam setelah bayi lahir
3. Memberikan suntikan imunisasi HB-0 dipaha kanan
4. Menjaga suhu bayi dengan cara membedong bayi dengan kain bersih dan
hangat, menutup kepala bayi dan meletakkan bayi disamping/didekapan ibu
5. Melakukan perawatan tali pusat dan mengajarkan ibu agar menjaga tali
pusat tetap kering dan bersih, dan membungkusnya dengan kassa steril
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
7. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif yaitu hanya memberi ASI
saja selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun
VII. EVALUASI
1. Ibu dan keluarga senang mendengar keadaannya
2. suntikkan vit.K sudah diberikan 1 jam setelah bayi lahir
3. Imunisasi HB-0 sudah diberikan
4. Bayi sudah dibedong dan diletakkan disamping ibu
5. Tali pusat telah dibungkus dengan kasa steril
6. Ibu sudah melakukan IMD
7. Ibu akan memberikan ASI eksklusif
Data Perkembangan I
Tanggal : 28-02-2023 Pukul: 10.00 WIB Oleh : Gusti
S : Ibu mengatakan daya hisap kuat, ASI sudah lancar, bayi menangis kuat dan
tonus otot baik, BAB dan BAK lancer
A : Tidak Ada
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
HR : 138 x/menit
RR : 38 x/menit
T : 36,0 ◦C
Ibu dan keluarga senang mendengar keadaannya
2. Memberitahu ibu untuk tetap pemberian ASI eksklusif yaitu hanya
memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun agar
kebutuhan nutrisi bayi tercukupi
Ibu bersedia melakukannya
3. Memberikan informasi kepada ibu untuk personal hygiene pada bayinya
yaitu memberitahu ibu memandikan bayinya setiap hari, memberitahu ibu
agar sering mengganti baju bayi bila basah agar bayi tetap hangat
Ibu sudah melakukan personal hygiene pada bayinya
4. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kebersihan payudaranya terutama
bagian puting susu yaitu sesudah dan sebelum menyusui
Ibu sudah mengerti tentang kebersihan payudaranya
5. Memberitahu ibu untuk segera kefasilitas kesehatan apabila ada keluhan
pada bayinya
Ibu bersedia datang kefasilitas kesehatan jika ada keluhan pada bayinya
S : Ibu mengatakan daya hisap kuat, tidak ada masalah dalam menyusui, bayi
menagis kuat dan gerakan aktif
A : Tidak Ada
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
HR : 128 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 36,1 ◦C
Ibu dan keluarga senang mendengar keadaannya
2. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kebersihan payudaranya terutama
bagian puting susu yaitu sesudah dan sebelum menyusui
Ibu sudah mengerti tentang kebersihan payudaranya
3. Memberitahu ibu untuk segera kefasilitas kesehatan apabila ada keluhan
pada bayinya
Ibu bersedia datang kefasilitas kesehatan jika ada keluhan pada bayinya
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
KELUARGA BERENCANA
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
2. Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 21 x/menit
Suhu : 36,5◦C
TB : 161 cm
BB : 62 Kg
3. Abdomen
Perut : Tidak ada nyeri pada bagian perut
4. Genitalis
Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
VT : Ya Tumor : Tidak Ada
Posisi Rahim : Antefleksi
Inspekula
- Tanda-tanda peradangan : Tidak Ada
- Tanda-tanda kehamilan : Tidak Ada
- Perdarahan : Tidak Ada
- Panjang Uterus : ± 8 cm
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Planotest : (-) Negatif
HB : Tidak dilakukan
HT : Tidak dilakukan
E. DATA PSIKOLOGIS
a. Pengertian ibu tentang efek samping alat kontrasepsi : Ibu sudah mengerti
dengan MAL (Metode Amenorea Laktasi)
b. Pengaruh alat kotrasepsi dengan agama yang dianut : Tidak ada pengaruh
terhadap agama yang dianut.
c. Pengaruh alat kontrasepsi dengan hubungan suami : Tidak ada pengaruh
terhadap hubungan suami.
V. PERENCANAAN
1. Jelaskan kepada ibu tentang keadaannya.
2. Jelaskan kepada ibu tentang kontrasepsi MAL ( Metode Amenorhea
Laktasi).
3. Anjurkan kepada ibu agar selalu memberikan ASI Eksklusif.
VI. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya dengan hasil pemeriksaan :
TD : 120/70 mmHg
HR : 80 x/menit
RR :21 x/menit
T : 36,50C
2. Menjelaskan kepada ibu tentang MAL (Metode Amenorhea Laktasi)
MAL adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya. MAL dapat dikatakan
sebagai metode KB alamiah.
3. Anjurkan kepada ibu agar tetap memberikan ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain
selama 0-6 bulan dan dengan diberikan sesering mungkin. ASI
mengandung banyak manfaat.
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui keadaannya.
2. Ibu sudah mengetahui tentang MAL (Metode Amenorhea Laktasi)
3. Ibu sudah memberikan ASI Eksklusif.
Data Perkembangan I
Tanggal : 27 - 03 - 2023 Pukul: 17.00 wib Oleh : Gusti
A : Tidak ada
P:
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa keadaannya baik dengan hasil
pemeriksaan :
TD : 120/70 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,7oC
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan senang bahwa keadaannya
baik-baik saja.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang KB Metode Amenore Laktasi (MAL).
a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI tanpa makanan atau minuman apapun lainnya pada bayi.
b. Metode Amenore Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai kontrasepsi
bila:
Menyusui secara penuh, lebih efektif bila ≥ 8 x/menit
Belum haid/menstruasi setelah bersalin.
Umur bayi kurang dari 6 bulan.
Ibu sudah mengerti akan penjelasan yang disampaikan tentang KB MAL
dan kecemasan ibu berkurang
3. Menjelaskan kepada ibu tentang pemberian ASI yang benar
Cara menyusui yang benar agar bayi mendapatkan perlekatan yang
sempurna adalah dengan cara sebagai berikut :
Dada bayi menghadap ke dada ibu dan dagu bayi ke payudara ibu
Punggung ibu harus lurus
Tubuh bayi lurus dan menghadap ibu
Bayi menghisap payudara bukan hanya puting, tetapi mulut bayi
memenuhi areola ibu.
Letakkan bantal atau gulungan kain dibawah tubuh bayi untuk
memudahkan bayi menyusu.
Ibu sudah mengerti dan mau melakukannya.
4. Menjelaskan kepada ibu untuk banyak mengkonsumsi sayuran dan buah
segar, terutama daun katuk untuk memperlancar produksi ASI.
Ibu mengerti dan akan melakukannya
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan
Ny.R G1P0A0 usia 24 tahun datang ke klinik Pratama Citra ingin
memeriksakan kehamilannya. Hari pertama haid terakhir ibu tanggal 20 Mei
2022, Tafsiran tanggal persalinan 27 Februari 2023. Pada kunjungan pertama
tanggal 06 Juli 2022 ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT1 dan
imunisasi TT2 dan tidak ada keluhan, pada kunjungan kedua tanggal 07 Agustus
2022 ibu sulit tidur dimalam hari, pada kunjungan ketiga tanggal 24 Februari
2023 ibu mengatakan keluhannya saat ini adalah kram pada kaki, mudah lelah dan
pinggang terasa sakit.
Menurut Kemenkes RI (2013) untuk menghindari resiko komplikasi
pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk
melakukan kunjungan antenatal komprehensip yang berkualitas minimal 4
kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada
trimester III. Pada rentang waktu kunjungan trimester III dari tanggal 24
Februari 2023 s/d 27 Februari 2023 asuhan yang diberikan kepada ibu
berupa melengkapi data yang berasal dari ibu (anamnesa), riwayat medis
(riwayat kehamilan sekarang, riwayat kontrasepsi, riwayat obstetri yang
lalu, riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta riwayat sosial ekonomi),
pemeriksaan fisik umum dan obstetri (head to toe), pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan kadar hemoglobin, memberikan suplemen
penambah darah (tablet Fe) dan pencegahan penyakit (imunisasi TT1 dan
TT2) serta konseling disetiap kunjungan.
Pada usia kehamilan 29 minggu hasil pengukuran TFU ibu 31 cm,
pada usia kehamilan 29-34 minggu TFU ibu 32 cm dan pada usia
kehamilan 34-37 minggu didapatkan hasil pengukuran TFU 34 cm dengan
tafsiran berat janin ±3825 gr, BB sebelum hamil 55 kg (IMT 19,84 kg/m2)
dan BB setelah hamil 71 kg.
Menurut Sofian, A (2012) tinggi fundus uteri menurut metode
pengukuran Mc. Donald pada usia kehamilan 28 minggu 26,7 cm, usia
kehamilan 30-32 minggu 29,5 cm-30 cm, usia kehamilan 34 minggu TFU
sekitar 31 cm dan usia kehamilan 36 minggu TFU sekitar 32 cm. Menurut
Walyani, E (2015) pada ibu
hamil dengan IMT normal (19,8-26) kenaikan BB yang dianjurkan
yaitu 11,5-16 kg.
Dengan demikian masih terdapat ketidaksesuaian antara usia
kehamilan dengan tinggi fundus uteri dan kenaikan BB ibu selama hamil
12 kg (normal). Hal ini bisa saja terjadi karena ibu merupakan
primigravida dengan usia 25 tahun, TB 161 cm dan ditemukan anemia
pada kunjungan pertama sehingga pola nutrisi selama hamil sangat
diperhatikan. Namun, menurut Marmi dan Kukuh (2015) berat bayi lahir
normal antara 2500-4000 gr. Sehingga dengan tafsiran berat janin ibu ±
3565 gr maka berat janin ibu sudah memenuhi berat bayi lahir normal. Ibu
mengatakan sudah mendapat imunisasi TT selama hamil ini, pada tanggal
10 - 03 – 2022 dilakukan pemberian imunisasi TT1 dan pada tanggal 15 -
04 – 2022 dilakukan pemberian imunisasi TT2.
Menurut Kemenkes RI (2013) salah satu asuhan pada ibu hamil
meliputi pemberian pencegahan penyakit berupa pemberian vaksin tetanus
toksoid (TT) sesuai dengan status imunisasinya. Pemberian vaksin TT
untuk ibu yang belum pernah imunisasi (DPT/TT/Td) atau tidak tahu
status imunisasinya maka pemberian TT1 saat kunjungan pertama (sedini
mungkin pada kehamilan), TT2 minimal 4 minggu setelah TT1, TT3
minimal 6 bulan setelah TT2, TT4 minimal 1 tahun setelah TT3, TT5
minimal 1 tahun setelah TT4. Pemberian imunisasi TT pada Ny.R sudah
sesuai dengan Kemenkes RI (2013), dimana ibu mendapat imunisasi TT
dua kali sesuai dengan status imunisasinya dengan interval waktu 4
minggu antara TT1 dengan TT2.
4.2 Persalinan
Pada tanggal 27 Februari 2023 ibu datang ke Klinik mengeluh sakit
pada pinggang dan perut sejak pukul 09.10 WIB, ada pengeluaran lendir
bercampur darah dari jalan lahir dan tidak ada pengeluaran air-air dari
jalan lahir.
1. Kala I
Kala I berlangsung selama 4 jam 10 menit mulai dari pembukaan 6 cm
pukul 04.15 Wib sampai dengan pembukaan lengkap pukul 08.25 Wib.
Kemajuan persalinan dipantau dengan menggunakan partograf.
Menurut Jannah (2017) fase dilatasi maksimal yaitu fase yang
ditandai dengan peningkatan cepat dilatasi serviks dari pembukaan 6 cm
menjadi 9 cm selama 4 jam. Normalnya, pembukaan serviks pada fase ini
konstan yaitu 3 cm per jam untuk multipara dan 1-2 cm untuk primipara.
Fase deselerasi merupakan akhir fase aktif dengan dilatasi serviks dari 9
cm menuju pembukaan lengkap (10), dilatasi pada fase tersebut lambat
rata-rata 1 cm per jam, tetapi pada multipara lebih cepat. Menurut
Kemenkes RI (2013) observasi persalinan dengan menggunakan partograf
dimulai pada pembukaan 4 cm.
2. Kala II
Kala II berlangsung selama 15 menit dari pembukaan lengkap sampai
dengan bayi lahir. Dimana dilakukan pertolongan persalinan dengan 58
langkah APN dan bayi lahir Apgar score 10 pukul 08.40 Wib.
Menurut Nurjasmi, dkk (2016) tatalaksana asuhan persalinan normal
tergabung dalam 58 langkah APN. Dengan demikian tidak ada
kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan karena sudah
sesuai dengan 58 langkah APN.
3. Kala III
Kala III pada Ny.R berlangsung 15 menit dimana segera setelah bayi lahir
dan dipastikan tidak ada janin kedua dilakukan penyuntikan oksitosin 10 IU
IM, melakukan PTT dan menilai pelepasan plasenta. Setelah ada tanda
pelepasan plasenta berupa uterus globular, tali pusat bertambah panjang dan
ada semburan darah tiba-tiba lahirkan plasenta, plasenta lahir lengkap pukul
08.55 Wib kemudian melakukan masase selama 15 detik.
Menurut Sari dan Rimandini (2014) kala III merupakan tahap ketiga
persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir.Tanda-
tanda pelepasan plasenta, yaitu adanya perubahan bentuk uterus, semburan
darah mendadak dan tali pusat bertambah panjang. Proses kala III
berlangsung selama 15 menit sesuai dengan teori dan plasenta lahir
lengkap. Hal ini disebabkan oleh penyuntikan oksitosin segera setelah bayi
lahir dan dipastikan tidak ada janin kedua, sehingga kontraksi uterus baik.
4. Kala IV
Pengawasan kala IV berlangsung selama 2 jam pukul 08.55 WIB – 10.55
Wib) dengan memantau tanda vital ibu, kontraksi, kandung kemih dan
pengeluaran pervaginam. Pengawasan dilakukan setiap 15 menit sekali pada
1 jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua.
Menurut Sari dan Rimandhini (2014) segera setelah kelahiran plasenta,
sejumlah perubahan maternal terjadi sehingga perlu dilakukan pemantauan pada
tanda vital (TD, Nadi, RR) dan TFU setiap 15 menit pada 1 jam pertama kala IV
dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala IV, suhu dipantau paling sedikit satu
kali selama kala IV dan mengosongkan kandung kemih setiap kali diperlukan.
Dengan demikian pemantauan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori dan
pemantauan dilakukan dengan menggunakan partograf.
4.3 Nifas
Kunjungan masa nifas pada Ny.R dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu
kunjungan nifas 1 pada tanggal 27 Februari 2023 pukul 21.05 wib,
kunjungan nifas 2 pada 03 Maret 2023 pukul 14.00 wib, kunjungan nifas 3
pada 17 Maret 2023 pukul 13.00 Wib dan kunjungan nifas ke 4 pada 03
April 2023 pukul 14.00 wib
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi (Saifuddin, dkk, 2013).
Frekuensi kunjungan masa nifas, yaitu kunjungan pertama 6-8 jam setelah
persalinan, kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga 2
minggu setelah persalinan dan kunjungan keempat 6 minggu setelah
persalinan (Saifuddin, dkk, 2013).
Kunjungan masa nifas yang dilakukan pada Ny.R sesuai dengan
teori. Dimana kunjungan sudah dilakukan 4 kali pada 6 jam pertama, 6
hari, 2 minggu dan 6 minggu setelah persalinan. Pada kunjungan nifas
pertama didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda vital dalam batas
normal, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, lochea rubra dan
memberikan tablet fe 1x1 tablet sehari serta vitamin A 1x1 tablet sehari.
Menurut Kemenkes RI (2013) involusi uteri setelah bayi lahir yaitu
2 jari dibawah pusat. Menurut Saifuddin, dkk (2013) tujuan asuhan
kebidanan pada kunjungan I, yaitu mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri, mendeteksi penyebab lain perdarahan serta melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut. Tidak ada kesenjangan antara asuhan
yang diberikan dengan teori, menurut Saifuddin, dkk (2013) pemberian
tablet fe dan vitamin A merupakan tindakan yang baik untuk masa nifas
dalam hal gizi.
Pada kunjungan kedua didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda-
tanda vital normal, tidak ada tanda infeksi, TFU pertengahan pusat-
simfisis, lochea sanguinolenta, tali pusat bayi kering dan belum puput,
pengeluaran ASI lancar, serta memberikan konseling dan mengajarkan ibu
cara memandikan bayi. Berdasarkan asuhan yang dilakukan oleh penulis
terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan.
Pada kunjungan masa nifas ketiga didapatkan hasil pemeriksaan,
yaitu tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda infeksi, TFU sudah tidak
teraba, lochea serosa, ibu sudah memandikan bayinya sendiri, dan tidak
ada masalah dalam pemberian ASI. Pada kunjungan nifas ke empat
didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda vital normal, tidak ada tanda
infeksi, TFU normal, lochea alba, tidak ada tanda infeksi, ibu sudah
mendapatkan konseling KB.
Menurut Saifuddin, dkk (2013) tujuan kunjungan masa nifas III
sama dengan kunjungan masa nifas II. Menurut Kemenkes RI (2015)
lochea serosa muncul pada hari ke 8-14 masa nifas. Dimana dari hasil
pemeriksaan dan teori tidak ada kesenjangan, ibu tidak mengalami
penyulit dan involusi berjalan normal.
Pada kunjungan keempat masa nifas hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital normal, lochea alba, tidak ada penyulit yang ibu alami baik dari ibu
maupun bayi dan memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi sesuai
kebutuhan. Menurut Saifuddin, dkk (2013) tujuan kunjungan IV pada
masa nifas, yaitu menanyakan kepada ibu adakah masalah/penyulit yang
dialami ibu maupun bayinya, memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi
efektif/sesuai kebutuhan.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan
yang diberikan, ibu sudah mendapat konseling mengenai kontrasepsi dan
sudah membaca leaflet yang diberikan.
5.2 Saran
1. Kepada Klinik diharapkan fasilitas kesehatan dapat meningkatkan kualitas
asuhan kebidanan khususnya dalam mencegah anemia pada ibu hamil dan
pemantauan TFU sesuai usia kehamilan.
2. Kepada Klien
Dengan dilaksanakannya asuhan ini klien tetap memperhatikan asupan
tablet fe minimal 90 butir selama hamil untuk mencegah terjadinya anemia
pada ibu hamil dan memperhatikan asupan nutrisi selama hamil sampai
dengan nifas.
3. Kepada Institusi
Diharapkan kepada institusi dengan penulisan Laporan Tugas Akhir yang
bersifat continuity of care dapat mempersiapkan mahasiswa lebih dini
dimulai dari kehamilan trimester II.
PARTOGRAF
DOKUMENTASI FOTO
DAFTAR PUSTAKA
Ani, L.S. 2013. Anemia Defisiensi Besi : Masa Prahamil dan Hamil. Jakarta :
EGC.
Arum, Dyah, N.S., dan Sujiyatini. 2016. Panduan Lengkap Pelayanan KB
Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika.
Dinkes Sumut. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2015. Medan :
Dinas Kesehatan Sumatera Utara
Hutahaean, S. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medica.
Indriyani, D. 2013. Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan Maternitas
Postpartum dengan Kematian Janin. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Jannah, N. 2017. Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta : EGC.
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015. www.depkes.go.id
(diakses 15 Januari 2017)
Mandriwati, A.G., dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis
Kompetensi. Edisi Revisi III. Jakarta : EGC.
Mangkuji, B., dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta : EGC.
Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerpurium Care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Marmi dan Rahardjo, K. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mulati, E(ed). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak Continuum of Carelife
Cycle. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Nurasiah, A., Rukmawati, A., dan Badriah, D.L. 2012. Asuhan Persalinan
Normal Bagi Bidan. Bandung : PT Refika Aditama.
Nurjasmi, E., dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta : PP IBI.
Pratami, E. 2014. Konsep Kebidanan Berdasarkan Kajian Filosofi dan Sejarah.
Magetan : Forum Ilmiah Kesehatan.
Proverawati, A., Islaely, A.D., dan Aspuah, Siti. 2015. Panduan Memilih
Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Saifuddin, AB., dkk. 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.