Anda di halaman 1dari 83

HUBUNGAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN

KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC)


DI DESA MERAPUN
TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb)


dalam Program Studi Kebidanan Program Sarjana Jalur Transfer (JT)
Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan DELI HUSADA Deli Tua

OLEH :

TIORIA MANURUNG
NPM : 21.222.343

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN

DELI HUSADA DELITUA

TAHUN 2022
HUBUNGAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN
KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC)
DI DESA MERAPUN
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH

TIORIA MANURUNG
NPM : 21.222.343

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARJANA JALUR TRANSFER


INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Judul : Hubungan Paritas dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan


kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa
Merapun tahun 2022
Nama : Tioria Manurung
Npm : 20.222.343
Jenjang : Sarjana Kebidanan
Program Study : Kebidanan

Pembimbing

Ns. Rentawati Purba, M.Kep


NPP: 19801130.200503.2.001

Mengetahui,
Institut Kesehatan Deli Husada Delitua
Fakultas Kebidanan
Dekan

Bd. Peny Ariani, SST. M.Keb


NPP: 19890614.201008.2.001

Tanggal Seminar Skripsi : 23 Juli 2022


Telah Diuji
Tanggal : 23 Juli 2022

PANITIA PENGUJI SEMINAR SKRIPSI / SIDANG SKRIPSI

Ketua : Ns. Rentawati Purba, M.Kes


NPP: 19801130.200503.2.001

Anggota : 1. Bd. Peny Ariani, SST, M.Keb


NPP: 19890614.201008.2.001

2. Ns. Siti Marlina, S.Kep, M.Kes


NPP: 19770313. 201602. 2. 001
ABSTRAK

Manurung, Tioria. Hubungan Paritas dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan


kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022.
Skripsi, Jurusan Kebidanan Fakultas Kebidanan Instiut Kesehatan Deli Husada
Deli Tua. (Dibimbing oleh : Ns. Rentawati Purba, M.Kes, Bd. Peny Ariani, SST,
M.Keb)

Menurut Word Health Organization (WHO) setiap hari pada tahun 2017, sekitar
810 wanita meninggal karena penyebab yang dapat dicegah terkait dengan
kehamilan dan persalinan. Pelayanan kesehatan ibu hamil seharusnya memenuhi
frekuensi minimal. Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan memiliki peranan
penting terkait dengan kesehatan selama kehamilan. Umumnya semakin sering
seorang wanita mengalami kehamilan maka pengetahuan mengenai kehamilan
umumnya menjadi baik dan pengalaman pun semakin banyak diperoleh. Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan paritas dan pengetahuan ibu hamil dengan
kelengkapan kunjungan antenatal care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022.
Penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh
ibu hamil trimester III di Desa Merapun sebanyak 36 responden, dan seluruh populasi
dijadikan sampel (total sampling). Berdasarkan hasil dengan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai ρ = 0,013 untuk variabel paritas dan nilai
ρ = 0,015 untuk variabel pengetahuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
adanya hubungan paritas dan pengetahuan ibu hamil dengan kelengkapan
kunjungan antenatal care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022. Diharapakan pada
seluruh ibu yang dalam masa kehamilan menambah pengetahuan dan
memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan.

Kata Kunci : Paritas, Pengetahuan, Kunjungan Antenatal (ANC)


ABSTRACT

Manurung, Tioria. The relationship between parity and knowledge of pregnant


women with the completeness of antenatal care (ANC) visits in Merapun Village
in 2022. Thesis, Department of Midwifery, Faculty of Midwifery, Deli Husada
Deli Tua Health Institute. (Guided by : Ns. Rentawati Purba, M.Kes, Bd. Peny
Ariani, SST, M.Keb)

According to the Word Health Organization (WHO) every day in 2017, about 810
women died from preventable causes related to pregnancy and childbirth. Health
services for pregnant women should meet the minimum frequency. Pregnant
women's knowledge about pregnancy has an important role related to health
during pregnancy. Generally, the more often a woman experiences pregnancy, the
knowledge about pregnancy generally becomes good and more experience is
gained. The purpose of the study was to determine the relationship between parity
and knowledge of pregnant women with the completeness of antenatal care (ANC)
visits in Merapun Village in 2022. This study used cross sectional. The population
of this study was all third trimester pregnant women in Merapun Village as many
as 36 respondents, and the entire population was used as a sample (total
sampling). Based on the results with the chi-square test with a confidence level of
95% obtained the value of ρ = 0.013 for the parity variable and the value of ρ =
0.015 for the knowledge variable. The conclusion of this study is the relationship
between parity and knowledge of pregnant women with the completeness of
antenatal care (ANC) visits in Merapun Village in 2022. It is hoped that all
mothers who are in pregnancy increase knowledge and check pregnancy at least 4
times during pregnancy.

Keywords : Parity, Knowledge, Antenatal Visits (ANC)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan terima kasih atas kehadirat Allah yang
Maha Esa atas segala limpahan dan karunia-NYA sehingga penulis masih bisa
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul pada skripsi ini yaitu Hubungan
Paritas dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan kelengkapan kunjungan Antenatal
Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022, merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjanan Kebidanan.
Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materil. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Terulin S. Meliala, AM.Keb, SKM, selaku ketua Yayasan RSU SEMBIRING
Delitua yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan S1 Kebidanan di DELI HUSADA Delitua.
2. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes selaku Rektor INSTITUT
KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti pendidikan.
3. Bd. Peny Ariani, SST, M.Keb, selaku dekan prodi sarjana kebidanan institut
kesehatan deli husada deli tua.
4. Bd. Mutiara Dwi Yanti, SST, M.Keb, selaku Wali Tingkat Program S1
Kebidanan di DELI HUSADA Delitua yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam menyusun skripsi ini.
5. Bd. Vitrilina Hutabarat, SST, M.Keb selaku Wali Tingkat Program S1
Kebidanan di DELI HUSADA Delitua yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam menyusun skripsi ini.
6. Ns. Rentawati Purba, M.Kes, selaku dosen pembimbing saya dalam
menyelesaikan skripsi ini yang telah memberikan ilmu dan nasehat serta
memberikan petunjuk, arahan, semangat dan bimbingan kepada peneliti
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada seluruh Bapak/Ibu Staff Dosen Program Studi sarjana kebidanan
yang telah memberikan begitu banyak pengetahuan selama peneliti
menjalankan proses perkuliahan.
8. Teristimewa terutama terimakasih kepada kedua orang tua saya, suami saya
yang telah mendukung baik dari segi material maupun fisik dalam
mendapatkan gelar sarjana kebidanan di fakultas sarjana kebidanan jalur
transfer Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada semua pihak yang membantu penulis secara langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Skripsi ini. Penulis mohon maaf
atas segala kekurangan yang telah penulis perbuat, semoga dapat bermanfaat
bagi dunia pendidikan dan masyarakat kiranya kesejahteraan dilimpahkan Tuhan
Yang Maha Esa kepada kita semua.

Delitua, Juli 2022


Peneliti,

Tioria Manurung
Npm.21.222.343
Riwayat Hidup
I. Identitas
Nama : Tioria Manurung
Tempat Tanggal Lahir : Pekan Baru, 07 April 1989
Agama : Katolik
Anak Ke : 2 dari 4 Bersaudara
Status : Menikah
Nama Istri/Suami : Glaister King Sitorus
Nama Anak : Jessie Felycia Feodora Sitorus
Nama Orang Tua
Ayah : J. Viktor Manurung
Ibu : Nurlinda Pakpahan
Alamat Lengkap : Jln Sejahtera, Rapak Dalam, Perumahan
Samarinda Hills No 15, Samarinda Seberang
II. Riwayat Pendidikan
2021-2022 : Program Studi Ilmu Kebidanan Program Sarjana Institut Kesehatan
Deli Husada Deli Tua
2007-2010 : D3 Kebidanan Medistra Lubuk Pakam
2014-2007 : SMA Tri Bahkti Pekanbaru
2001-2004 : SMP Negeri 03 Pekanbaru
1995-2001 : SD Negeri 007 Pekanbaru
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian............................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 6


2.1. Kehamilan.......................................................................... 6
2.1.1. Definisi Kehamilan................................................ 6
2.1.2. Pemeriksaan Kehamilan......................................... 6
2.1.3. Tujuan Antenatal Care........................................... 7
2.1.4. Frekuensi Kunjungan ANC.................................... 8
2.1.5. Standar Pelayanan ANC......................................... 9
2.1.6. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil.................. 12
2.1.7. Standar Asuhan Kehamilan.................................... 15
2.2. Paritas ................................................................................ 16
2.3. Pengetahuan....................................................................... 17
2.3.1. Definisi Pengetahuan............................................. 17
2.3.2. Dimensi Pengetahuan............................................. 18
2.3.3. Tingkat Pengetahuan.............................................. 18
2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 21
2.4 Hubungan Paritas dan Pengetahuan dengan Kelengkapan
Kunjungan Antenatal Care (ANC)..................................... 23
2.5 Kerangka Teori ................................................................. 25
2.6 Kerangka Konsep............................................................... 26
2.7 Hipotesa............................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 27


3.1. Jenis Penelitian................................................................... 27
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian........................... 27
............................................................................................

i
3.2.1. Lokasi Penelitian.................................................... 27
................................................................................
3.2.2. Waktu Penelitian.................................................... 27
................................................................................
3.3. Populasi dan Sampel.......................................................... 27
............................................................................................
3.3.1. Populasi.................................................................. 27
................................................................................
3.3.2. Sampel.................................................................... 28
................................................................................
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.................... 28
3.4.1. Variabel Penelitian................................................. 28
................................................................................
3.4.2. Definisi Operasional............................................... 28
3.5. Aspek Pengukuran Variabel............................................... 29
3.6. Instrumen Penelitian.......................................................... 30
3.7. Uji Validitas dan Reabilitas............................................... 31
3.8. Metode Pengumpulan Data................................................ 33
3.9. Prosedur Penelitian............................................................ 33
3.10. Kode Etik Penelitian.......................................................... 34
3.11. Analisis Data..................................................................... 35
3.11.1. Analisis Univariat .................................................. 35
3.11.2. Analisis Bivariat .................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................... 36


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................. 36
4.1.1 Geografi Lokasi Penelitian..................................... 36
4.1.2 Demografi Lokasi Penelitian.................................. 36
4.2 Hasil Penelitian.................................................................. 36

4.2.1 Analisis Univariat................................................... 37


4.2.2 Analisis Bivariat..................................................... 39

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 41
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................. 41
5.1.1 Hubungan Paritas dengan kelengkapan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa
Merapun tahun 2022
................................................................................

ii
................................................................................
41
5.1.2 Hubungan Pengetahuan dengan kelengkapan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa
Merapun tahun 2022
................................................................................
................................................................................
43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 46


6.1 Kesimpulan ....................................................................... 46
6.2 Saran................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Kerangka Teori......................................................................... 25

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................... 26

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)..................... 11

Tabel 3.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional................................ 29

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia,


Pendidikan dan Pekerjaan di Desa Merapun tahun 2022............ 37

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Hamil di Desa Merapun tahun
2022............................................................................................. 38

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang ANC di


Desa Merapun tahun 2022........................................................... 38

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Kunjungan ANC (Antenatal


Care) di Desa Merapun tahun 2022............................................. 39

Tabel 4.5 Tabulasi Silang antara Paritas dengan kelengkapan kunjungan


Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022................. 39

Tabel 4.6 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan kelengkapan


kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022 40

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Informed Consent Penelitian

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Master Tabel

Lampiran 4 : Hasil Pengolahan SPSS

Lampiran 5 : Dokumentasi

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan yang sehat adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan

suami istri. Setiap wanita hamil membutuhkan upaya pemantauan selama

kehamilan untuk memastikan kehamilan berjalan dengan baik, serta ibu dan janin

dalam kondisi sehat. Kondisi ibu dan janin yang sehat dipengaruhi oleh banyak

faktor, yang tidak hanya berasal dari ibu namun juga dari suami keluarga dan

lingkungan masyarakat. Kehamilan pada dasarnya adalah suatu proses alamiah

(fisiologis) namun pada kondisi tertentu dapat berubah menjadi patologis, dan jika

tidak ditangani secara tepat dapat mengakibatkan kegawatdaruratan yang akan

mengancam jiwa ibu dan janin. (Retno Yuliani dkk., 2021)

Selama kehamilan, pemeriksakan kehamilan minimal dilakukan sebanyak

empat kali agar memperoleh informasi kesehatan. Sangatlah penting bagi ibu

hamil untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga kesehatan. Dengan demikian,

maka perkembangan kondisi ibu hamil akan terpantau dengan baik dan juga lebih

percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal pemberi asuhan. (Dartiwen &

Nurhayati, 2019)

Menurut Word Health Organization (WHO) setiap hari pada tahun 2017,

sekitar 810 wanita meninggal karena penyebab yang dapat dicegah terkait dengan

kehamilan dan persalinan. Rasio kematian ibu (MMR, jumlah kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup) turun sekitar 38% di seluruh dunia. Terdapat 94% dari

semua kematian ibu terjadi di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah.


Umumnya remaja muda (usia 10-14) menghadapi risiko komplikasi dan kematian

yang lebih tinggi sebagai akibat dari kehamilan. Pemeriksaan selama kehamilan

hingga setelah persalinan merupakan salah satu hal yang dapat menurunkan angka

kematian ibu dan bayi yang baru lahir. (World Health Organization, 2019)

Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, sejak tahun tahun 2007

sampai dengan 2020 cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung

meningkat. Namun demikian penurunan terjadi pada tahun 2020 dibandingkan

tahun 2019, yaitu dari 88,54% menjadi 84,6%. Penurunan ini diasumsikan terjadi

karena implementasi program di daerah yang terdampak pandemi COVID-19.

Pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) pada tahun 2020 menunjukkan gambaran

provinsi tertinggi terdapat di DKI Jakarta sebesar 98,9%, diikuti oleh Kalimantan

Utara dan Banten. Terdapat empat provinsi dengan capaian kurang dari 50%,

yaitu Papua, Kalimantan Timur, Papua Barat, dan Riau. (Kementerian Kesehatan

RI, 2021)

Pelayanan kesehatan ibu hamil seharusnya memenuhi frekuensi minimal

di tiap trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan

0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24

minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu

sampai menjelang persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk

menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor

risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. (Kementerian

Kesehatan RI, 2021)

2
Berdasarkan Profil Kesehatan Kalimantan Timur pada tahun 2019,

cakupan K1 mencapai 100% dan untuk cakupan K4 hanya mencapai 89,3 %.

Adapun Desa dengan cakupan K4 tertinggi pada tahun 2019 adalah Desa Penajem

Paser Utara dengan presentase 99,5% dan terendah pada Desa Berau dengan

presentase 69,4%. (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2021)

Presentase cakupan K4 mengalami penurunan menjadi 32.2%. (Kementerian

Kesehatan RI, 2021)

Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan memiliki peranan penting

terkait dengan kesehatan selama kehamilan. Apabila seorang ibu hamil memiliki

pengetahuan yang baik tentang resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar

ibu akan berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah,

menghindari atau mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut sehingga ibu

memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya. Keteraturan ANC dapat

ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena

tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin terutama ibu

hamil normal sehingga kelainan yang timbul dalam kehamilan tidak dapat

terdeteksi sedini mungkin. (Senudin & Lembu, 2016)

Kurangnya kunjungan ANC ini bisa menyebabkan bahaya bagi ibu

maupun janin seperti terjadinya perdarahan saat masa kehamilan karena tidak

terdeteksinya tanda bahaya. Paritas juga dianggap mempengaruhi keteraturan

melakukan ANC. Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan maka

pengetahuan mengenai kehamilan umumnya menjadi baik dan pengalaman pun

semakin banyak diperoleh. Oleh karena itu, pelayanan ANC lebih banyak

3
dimanfaatkan oleh paritas beresiko dibandingkan dengan paritas yang tidak

beresiko. (Sari dkk., 2021)

Hasil survei awal yang telah dilakukan di desa Merapun, dari 8 orang ibu

hamil trimester III terdapat 5 orang yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan

pada trimester I. Mereka megatakan bahwa melakukan pemeriksaan hanya ketika

mereka memiliki kendala terhadap kehamilannya dan tidak dapat diatasinya

sendiri serta tidak mengetahui bahwa selama kehamilan harus memeriksakan

kehamilannya paling sedikit empat kali dengan mayoritas ibu hamil dengan

primipara.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Paritas dan Pengetahuan Ibu

Hamil dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun

tahun 2022”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan adanya masalah mengenai frekuensi pemeriksaan Ibu hamil

maka rumusan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Paritas dan

Pengetahuan Ibu Hamil dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di

Desa Merapun tahun 2022”.

1.3. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui distribusi frekuensi paritas ibu hamil di Desa

Merapun tahun 2022.

4
b) Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan tentang ANC di

Desa Merapun tahun 2022.

c) Untuk mengetahui hubungan paritas ibu hamil dengan kelengkapan

kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022

d) Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan

kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun

2022.

1.4. Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis

Dapat menjadi menjadi bahan masukan, informasi, umpan balik bagi

proses pembelajaran dam memberikan sumbangan pemikiran terhadap

penelitian di masa yang akan datang serta dapat menambah literatur

kepustakaan.

b) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan di

Desa Merapun dalam memberikan pelayanan kesehatan dan dalam upaya

pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya

pelayanan antenatal. Serta menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti tentang Antenatal Care (ANC)

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan

2.1.1. Defenisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional.

Kehamilan dapat pula disimpulkan bertemunya sel telur dan sperma di

dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui

jalan lahir . Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)

Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : trimester I, dimulai dari

konsepsi sampai tiga bulan (0-12minggu); trimester II, dimulai dari bulan

keempat sampai enam bulan (13-28minggu); trimester III dari bulan tujuh sampai

Sembilan bulan (29-42minggu). (Fatimah & Nutyaningsih, 2017)

2.1.2. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan atau yang sering di sebut dengan Antenatal Care

(ANC) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan

untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan sesuai dengan standar

pelayanan yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.


Antenatal Care (ANC) yang dilakukan secara rutin juga bermanfaat untuk

memfasilitasi hubungan saling percaya antara ibu hamil dengan tenaga kesehatan

sehingga tumbuh rasa tanggung jawab bersama untuk menjaga kehamilan tetap

sehat sampai pada proses kelahiran. (Suarayasa, 2020) Ruang lingkup asuhan

kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam

rangka penapisan untuk menjaring keadaan risiko tinggi dan mencegah adanya

komplikasi kehamilan. (Fitriahadi, 2017)

Antenatal care juga merupakan asuhan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang meliputi fisik dan mental untuk mendapatkan ibu dan bayi yang

sehat selama masa kehamilan, masa persalinan, dan masa nifas. Informasi tertulis

tentang perawatan kehamilan dapat di catat pada buku kesehatan ibu dan anak

(KIA) yang penggunaannya telah dilaksanakan. Klien yang tidak bisa membaca

dapat meminta tolong pada anggota keluarga lain untuk membacakannya setelah

mendapatkan penjelasan dari bidan. Bagi ibu yang mengalami gangguan

pendengaran atau kurang pengetahuan, maka ibu dapat memahami isi buku

dengan cara yang dapat dipahami. (Astuti dkk., 2017)

2.1.3. Tujuan Antenatal Care (ANC)   

Tujuan utama antenatal care adalah menurunkan/ mencegah kesakitan dan

kematian maternal dan perinatal. (Fitriahadi, 2017) Tujuan asuhan kehamilan

secara umum adalah memfasilitasi hasil yang sehat bagi ibu maupun bayinya

dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi

komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran

dan memberikan pendidikan. Asuhan kehamilan penting untuk menjamin bahwa

7
proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan sedemikian terus, sebab

kehamilan dapat berkembang menjadi masalah dan komplikasi setiap saat.

(Febriyeni dkk., 2021) Adapun tujuan khususnya adalah

1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu

dan bayi Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan

3. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

dan bayi dengan trauma seminimal mungkin

4. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

Ekslusif

5. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh

kembang secara normal. (Yulizawati dkk., 2017)

2.1.4. Frekuensi Kunjungan ANC

1. Kunjungan trimester I

Kunjungan trimester I dilakukan 1 kali yaitu pada usia kehamilan sebelum 14

minggu. Tindakan yang dilakukan bidan pada kunjungan ini adalah

a. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.

b. Mencegah masalah, misal: tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional

yang berbahaya)

c. Membangun hubungan saling percaya

8
d. Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi.

e. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks,

dan sebagainya)

2. Kunjungan trimester II

Kunjungan trimester II dilakukan 1 kali yaitu pada usia kehamilan 14-28

minggu. Tindakan yang dilakukan bidan pada kunjungan ini sama dengan

trimester I ditambah: kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan

(deteksi gejala preeklamsia, pantau Tekanan Darah, evaluasi edema,

proteinuria)

3. Kunjungan trimester III

Kunjungan trimester II dilakukan 2 kali yaitu pada usia kehamilan 28-36

minggu dan usia kehamilan setelah 36 minggu. Tindakan yang dilakukan

bidan pada kunjungan usia kehamilan 28-36 sama dengan kunjungan trimester

I dan II serta ditambah: deteksi kehamilan ganda. Kunjungan pada usia

kehamilan setelah 36 minggu, tindakan yang dilakukan masih sama serta

ditambahkan deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan

di RS. (Fitriahadi, 2017)

2.1.5. Standar Pelayanan ANC

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:

1. Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan dilakukan pada setiap

kunjungan antenatal untuk berat badan untuk mendeteksi adanya gangguan

pertumbuhan janin

9
2. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal

untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklampsia

(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah atau dan proteinuria)

3. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) hanya dilakukan pada kotak pertama

oleh tenaga kesehatan di trimester 1 untuk skrining ibu hamil beresiko KEK

(kurang energi protein) ibu hamil dengan KEK berpotensi melahirkan bayi

berat lahir rendah (BBLR)

4. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dilakukan pada setiap kali kunjungan

antenatal guna mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia

kehamilan

5. Penentuan letak janin atau presentasi janin dan perhitungan denyut jantung

janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan

antenatal. Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

belum masuk panggul kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain.

Bila denyut jantung janin dibawah 120 kali per menit atau di atas 160 kali

permenit menunjukkan adanya gawat janin

6. Penentuan status imunisasi tetanus toksoid untuk mencegah terjadinya tetanus

neonatorum ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT dengan jadwal

pemberian sebagai berikut:

10
Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

Interval (Selang Waktu Lama %


Antigen
Minimal) Perlindungan Perlindungan
TT1 Kunjungan ANC Pertama - -
TT2 4 Minggu setelah TT1 3 Tahun 80
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 Tahun 95
TT4 1 Tahun setelah TT3 10 Tahun 95
TT5 1 Tahun setelah tt4 >25 Tahun 99
Sumber : (Suarayasa, 2020)

7. Pemberian tablet penambah darah (tablet besi) : untuk mencegah anemia gizi

besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan

asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang di berikan sejak kontak

pertama.

8. Pemeriksaan laboratorium, meliputi :

a. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor darah bagi ibu hamil

bila diperlukan

b. Tes Hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah

(anemia)

c. Tes pemeriksaan urine

d. Tes pemeriksaan darah lainnya sesua indikasi seperti Malaria, HIV, Sifilis

dan lainnya

9. Tata Laksana/Penanganan kasus: Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani

dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak

dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan

11
10. Temu wicara (Konseling): dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang

meliputi:

a. Kesehatan ibu

b. Perilaku hidup bersih dan sehat

c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan

d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan

menghadapi komplikasi

e. Asupan gizi seimbang

f. Gejala penyakit menular dan tidak menular

g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah Epidemi

meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan Tb di daerah

epidemi rendah.

h. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif

i. KB paska persalinan

j. Imunisasi

k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (brain booster).

(Suarayasa, 2020)

2.1.6. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil

1. Riwayat kesehatan, sosial, riwayat kebidanan, penyakit keluarga

a. Menanyakan identitas, meliputi: nama isteri/suami, umur, suku,

suku/bangsa/etnis/keturunan, agama, pendidikan /minat/ hobby, pekerjaan,

alamat bekerja, no.rekam medik.

b. Menanyakan keluhan utama klien

12
c. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang, yang meliputi:

1) Riwayat haid, seperti: menarche, siklus, lamanya, banyaknya, disminorhea.

2) Riwayat hamil sekarang, seperti: HPHT, TTP, kehamilan yang ke

tempat pelayanan ANC yang dikunjungi selama hamil, penggunaan

obat-obatan, imunisasi, penyuluhan yang didapat.

3) Riwayat kehamilan lalu, seperti: jumlah kehamilan, jumlah anak yang

hidup, jumlah kelahiran prematur, jumlah keguguran, persalian yang

dilakukan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada persalinan atau

pasca persalinan, kehamilan dengan tekanan darah tinggi, berat badan

bayi lahir, masalah lainnya.

d. Menanyakan riwayat kesehatan, meliputi: riwayat kesehatan ibu, penyakit

yang sedang diderita, apakah pernah dirawat, berapa lama dirawat, dengan

penyakit apa dirawat.

e. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga, meliputi: penyakit menular,

penyakit keturunan.

f. Menanyakan riwayat sosial ekonomi, meliputi:

1) Status pernikahan (usia saat menikah, lamanya usia pernikahan,

lamanya dengan suami sekarang, isteri keberapa dengan suami

sekarang).

2) Riwayat KB ( metode, lamanya penggunaan, masalah).

3) Kebiasaan hidup, seperti:

a) Pola nutrisi (jenis makanan, porsi frekuensi, pantangan, alasan

pantangan).

13
b) Personal hygiene (frekuensi mandi, frekuensi gosok gigi, frekuensi

ganti pakaian, kebersihan vulva, pola aktifitas, pola eliminasi, pola

istirahat dan tidur, pola seksual, merokok/ minuman keras /obat

terlarang).

g. Menanyakan persiapan tempat untuk persalinan

h. Menanyakan persiapan petugas untuk persalinan

i. Menanyakan data fisiologis, meliputi:

1) Respon ibu hamil terhadap kehamilan

2) Respon suami terhadap kehamilan

3) Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan

4) Pengambilan keputusan

j. Menanyakan data spiritual

k. Menanyakan data sosial budaya,meliputi:

l. Tradisi yang mempengaruhi kehamilan

m. Kebiasaan yang merugikan kehamilan

2. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan umum dan kesadaran

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi: tekanan darah, suhu, nadi

(bradikardi <60 x/menit, takikardi > 100x/menit), pernafasan, tinggi

badan, berat badan, lingkar lengan atas.

c. Pemeriksaan sistematis, meliputi: Kepala, leher, dada dan mamae,

abdoment, genitalia, ekstermitas.

14
d. Pemeriksaan panggul, meliputi: distansia spinarum, distansia kristarum,

konjugata eksterna, lingkar panggul.

e. Pemeriksaan penunjangan, meliputi: pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan rontgen, pemeriksaan USG

f. Pengkajian emosional. (Rukiyah & Yulianti, 2014)

2.1.7. Standar Asuhan Kehamilan

Menurut standar asuhan kehamilan terdapat 6 standar dalam standar

pelayanan antenatal sebagai berikut:

1. Standar 1 : Identifikasi ibu hamil

Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara

berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur.

2. Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal care sedikitnya 4 kali

pelayanan kehamilan:

a. Satu kali pada TM I (usia kehamilan 0-13 minggu)

b. Satu kali pada TM II (usia kehamilan 14-27 minggu)

c. Dua kali pada TM III (usia kehamilan 28-40 minggu)

Pemeriksaan meliputi:

3. Standar 3 : Palpasi abdominal

4. Standar 4 : Pengelolaan anemia pada kehamilan

5. Standar 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

6. Standar 6 : Persiapan persalinan :

15
Memberi saran pada ibu hamil, suami, dan keluarga untuk memastikan

persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, serta biaya.

(Rukiyah & Yulianti, 2014)

2.2. Paritas

Menurut kamus saku Mosby (Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan),

Paritas merupakan klasifikasi perempuan berdasarkan jumlah bayi lahir hidup dan

lahir mati yang dilahirkan pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu. Saat masa

kehamilan, rahim ibu terenggang oleh adanya janin, apabila terlalu sering

bersalin/ melahirkan maa rahim akan semakin lemah. Ibu dengan paritas lebih dari

3 anak beresiko memiliki gangguan pada saat kehamilan, persalinan dan nifas.

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut maternal.

Primipara dan Multipara (>3 anak) mempunyai angka kesakitan dan kematian

yang cukup tinggi di bandingkan paritas dengan anak 2-3. Umumnya paritas yang

tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik ibu

maupun bayi yang dilahirkan. (Rohmatin dkk., 2018)

Paritas juga merupakan suatu kondisi dimana berapa jumlah anak yang

dilahirkan oleh seorang wanita. Ibu yang baru pertama kalinya mengalami

kehamilan merupakan hal yang baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan

kehamilannya ke tenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang pernah melahirkan lebih

dari satu anak, mempunyai pendapat bahwa ia sudah berpengalaman sehingga

tidak mempunyai semangat untuk memeriksakan kehamilannya. Sementara pada

kenyataannya paritas tinggi mempunyai resiko angka kematian maternal lebih

tinggi. Walaupun sebenarnya risiko pada paritas tinggi dapat diantisipasi dengan

16
keluarga berencana, karena sebagian besar kehamilan pada paritas tinggi adalah

tidak dipersiapakan atau direncanakan. Bagi ibu primigravida, kehamilan

merupakan hal yang pertama bagi mereka, sehingga secara tidak langsung lebih

memperhatikan kehamilannya, mereka menganggap kalau pemeriksaan kehamilan

merupakan suatu hal yang baru. Namun pada ibu multigravida, mereka sudah

mempunyai pengalaman memeriksakan kehamilan dan riwayat melahirkan anak,

mereka menganggap sudah pernah memilki pengalaman sehingga kurang

termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang berikutnya. (Daryanti,

2019)

2.3. Pengetahuan

2.3.1. Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) bahwa pengetahuan adalah hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan tiap orang

akan berbeda-beda tergantung dari bagaimana penginderaannya masing-masing

terhadap objek atau sesuatu.

Pengetahuan juga merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau

17
responden. Pengetahuan seseorang dapat diketahui atau diinterpretasikan dengan

skala yang bersifat kualitatif, yaitu tingkat pengetahuan: (Masturoh & T, 2018)

1) baik bila skor atau nilai 76-100 %

2) cukup bila skor atau nilai 56-75 %

3) kurang bila skor atau nilai < 56 %

2.3.2. Dimensi Pengetahuan

Lorin W Anderson mengungkapkan bahwa terdapat beberapa dimensi di

dalam pengetahuan, sebagai berikut:

a. Pengetahuan Faktual

Pengetahuan Faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh

para pakar dalam menjelaskan, memahami dan secara sistematis menata

disiplin ilmu mereka.

b. Pengetahuan Konseptual

Pengetahuan Konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi,

dan hubungan antara dua atau lebih kategori atau klasifikasi pengetahuan yag

lebih kompleks dan tertera.

c. Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan Prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu.

Melakukan sesuatu ini boleh juga jadi mengerjakan latihan rutin sampai

menyelesaikan masalah-masalah baru. Pengetahuan Prosedural ini mencakup

pengetahuan tentang keterampilan, algoritma, teknik dan metode yang

semuanya disebut sebagai prosedur.

18
d. Pengetahuan Metakognitif

Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi secara umum

dan kesadaran akan, serta pembelajaran tentang, kognisi diri sendiri.

(Anderson, 2015)

2.3.3. Tingkat Pengetahuan

Secara garis besar terdapat 6 tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2014),

yaitu:

1. Tahu (know) Pengetahuan yang dimiliki baru sebatas berupa mengingat

kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya, sehingga tingkatan

pengetahuan pada tahap ini merupakan tingkatan yang paling rendah.

Kemampuan pengetahuan pada tingkatan ini adalah seperti menguraikan,

menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan. Contoh tahapan ini antara

lain: menyebutkan definisi pengetahuan, menyebutkan definisi rekam

medis, atau menguraikan tanda dan gejala suatu penyakit.

2. Memahami (comprehension) Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini

dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan tentang objek atau

sesuatu dengan benar. Seseorang yang telah faham tentang pelajaran atau

materi yang telah diberikan dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan

menginterpretasikan objek atau sesuatu yang telah dipelajarinya tersebut.

Contohnya dapat menjelaskan tentang pentingnya dokumen rekam medis.

3. Aplikasi (application) Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini yaitu

dapat mengaplikasikan atau menerapkan materi yang telah dipelajarinya

pada situasi kondisi nyata atau sebenarnya. Misalnya melakukan

19
assembling (merakit) dokumen rekam medis atau melakukan kegiatan

pelayanan pendaftaran.

4. Analisis (analysis) Kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen yang ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis yang dimiliki seperti dapat menggambarkan

(membuat bagan), memisahkan dan mengelompokkan, membedakan atau

membandingkan. Contoh tahap ini adalah menganalisis dan

membandingkan kelengkapan dokumen rekam medis menurut metode

Huffman dan metode Hatta.

5. Sintesis (synthesis) Pengetahuan yang dimiliki adalah kemampuan

seseorang dalam mengaitkan berbagai elemen atau unsur pengetahuan

yang ada menjadi suatu pola baru yang lebih menyeluruh. Kemampuan

sintesisini seperti menyusun, merencanakan, mengkategorikan, mendesain,

dan menciptakan. Contohnya membuat desain form rekam medis dan

menyusun alur rawat jalan atau rawat inap.

6. Evaluasi (evalution) Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini berupa

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Evaluasi dapat digambarkan sebagai proses

merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat

diperlukan untuk membuat alternatif keputusan.

Tahapan pengetahuan tersebut menggambarkan tingkatan pengetahuan

yang dimiliki seseorang setelah melalui berbagai proses seperti mencari, bertanya,

mempelajari atau berdasarkan pengalaman. (Masturoh & T, 2018)

20
2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau

kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi sehingga

pengetahuan yang dimiliki semakin tinggi.

2. Informasi/media massa

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Informasi mempengaruhi

pengetahuan seseorang, jika sering mendapatkan informasi tentang suatu

pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya,

sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan

menambah pengetahuan dan wawasannya.

3. Sosial, budaya, dan ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah

yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan

tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu sehingga

status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang

21
yang mempunyai sosial budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik

tapi jika sosial budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan kurang

baik. Status ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan

karena seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka

seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan

untuk meningkatkan pengetahuan.

4. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik maka

pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik

maka pengetahuan yang didapatkan juga kurang baik.

5. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri

sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang tentang suatu

permasalahan akan membuat orang tersebut mengetahui bagaimana cara

menyelesaikan permasalahan dari pengalaman sebelumnya yang telah

dialami sehingga pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai

pengetahuan apabila mendapatkan masalah yang sama. (Budiman &

Riyanto, 2013)

22
2.4. Hubungan Paritas dan Pengetahuan dengan Kelengkapan Kunjungan

Antenatal Care (ANC)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Repupik Indonesia Nomor 97 Tahun

2014 pelayanan kesehatan masa hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu

hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu

menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi

yang sehat dan berkualitas. Keuntungan layanan antenatal care sangat besar

karena bisa mengetahui resiko komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan

untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. Manfaat dari deteksi dini diharapkan

dapat mencegah komplikasi lebih lanjut atau meminimalkan risiko akibat

terjadinyaa komplikasi. (Fadlun, 2013)

Menurut teori Green, (2005) pengetahuan adalah salah satu faktor

predisposing terhadap pembentukan perilaku kesehatan. Pengetahuan ibu hamil

tentang kehamilan memiliki peranan penting terkait dengan kesehatan selama

kehamilan. Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik tentang

resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk

menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi

masalah resiko kehamilan tersebut sehingga ibu memiliki kesadaran untuk

memeriksakan kehamilannya.

Pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan (ANC) dapat ditingkatkan

dengan melakukan penyuluhan sehingga masyarakat akan sadar pentingnya

melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC). Ketidaktahuan ibu hamil

terhadap standar pelayanan antenatal care dikarenakan tidak adanya informasi dari

23
petugas kesehatan tempat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan tentang jadwal

kunjungan wajib yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilannya. Hal ini

menyebabkan ibu hamil hanya akan datang ke pelayanan antenatal care apabila

ibu hamil merasa ingin memeriksakan kehamilan saja dan apabila terdapat

keluhan yang berarti terhadap kehamilannya. Ibu dengan jumlah paritas yang

tinggi tidak terlalu khawatir dengan kehamilannya lagi sehingga menurunkan

angka kunjungannya, sedangkan ibu dengan kehamilan pertama merasa ANC

merupakan sesuatu yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih tinggi

dalam pelaksanaannya sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam

pelaksanaannya. (Junianti, 2020)

Seseorang dengan kehamilan pertama akan lebih giat dalam melakukan

pemeriksaan kesehatan saat dia hamil dibandingkan ibu hamil yang sudah

memiliki banyak anak. Hal ini terjadi karena ibu dengan kehamilan pertama masih

tidak mengetaui tentang hal hal yang harus dilakukan selama kehamil selain itu

diaa juga masih belumtahu tentang bagaimna perubahan fisiologis yang

dirasakannya sehingga cenderung akan selalu takut dengan hal – hal baru yang

membuat dia akan datang ke tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan

rutin. berbeda dengan ibu dengan jumlah anak yang sudah banyak, dia cenderung

akan menganggap bahwa sudah tahu tentang segalah sesuatu yang harusnya

dilakukan selama kehamilannya selain itu dia juga sudah terbiasa mendapatkan

keluhan keluhan kecil sehingga cederung akan lebih malas dalam melakukan

pemeriksaan ANC. (Palancoi dkk., 2021)

24
2.5. Kerangka Teori

Pendidikan
Media Masa/Informasi
Sosial Budaya dan Ekonomi
Lingkungan
Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Antenatal Care Pengalaman
(ANC)

Tahu (Know)
Memahami
(Comprehension)
Aplikasi (Application)
Analisis (Analysis)
Sintesis (Synthesis)
Evaluasi (Evalution)

Kelengkapan
Tingkat Pengetahuan Kunjungan ANC
Baik Ibu Hamil Lengkap
Cukup Tidak Lengkap
Kurang

Keteranngan :

= Yang diteliti

= Yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

25
2.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang di buat sehubungan dengan Hubungan Paritas dan

Pengetahuan Ibu Hamil dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC)

berdasarkan tinjauan pustaka serta kerangka teori penelitian, maka di susunlah

kerangka konsep seperti bagan di bawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

1) Paritas Kelengkapan Kunjungan


2) Pengetahuan Ibu Hamil Antenatal Care (ANC)

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.7. Hipotesis

Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas

pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian. Untuk

mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka dalam perencanaan penelitian perlu

dirumuskan jawaban sementara dari penelitian. Jawaban sementara dari suatu

penelitian ini disebut dengan hipotesisa Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari :

Ha : Ada hubungan paritas dan pengetahuan ibu hamil dengan kelengkapan

kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022.

H0 : Tidak da hubungan paritas dan pengetahuan ibu hamil dengan

kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun

2022.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu

penelitian yang dilakukan pada satu waktu, dengan tujuan untuk mengungkapkan

hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui ada Hubungan Paritas dan Pengetahuan Ibu Hamil

dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun

2022.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian (Lokus)

Penelitian dilakukan di Desa Merapun, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau,

Kalimantan Timur.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2022

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini adalah seluruh

ibu hamil trimester III di Desa Merapun sebanyak 32 responden.

27
3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau keseluruhan dari populasi. pengambilan

sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan total populasi (Total

population), dimana semua populasi akan dijadikan sampel yaitu seluruh ibu

hamil trimester III di Desa Merapun sebanyak 32 orang sebagai responden.

3.4. Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen),

variabel terikat (dependen). Variabel bebas (independen variable) adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan/timbulnya

variabel dependen (terikat) variabel dependen. Baik yang pengaruhnya positif

namun yang pengaruhnya negatif. Variabel independen yang digunakan adalah

paritas dan pengetahuan. Variabel dependen (dependen variable) adalah variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen yang digunakan adalah kelengkapan kunjungan Antenatal Care

(ANC).

3.4.2. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran

dalam penelitian.(27) Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

28
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Hasil Skala


Independent Operasional Ukur Pengukuran Ukur
Jumlah persalinan
Paritas 1 = Primipara Nominal
yang telah di alami Kuesioner
≥2 = Multipara
oleh ibu
0 = Kurang
(Skor 0-8)
Segala sesuatu yang
1 = Cukup
Pengetahuan ibu ketahui
(Skor 9-11) Ordinal
mengenai Kuesioner.
Antenatal Care
2 = Baik
(ANC)
(Skor 12-15)

Variabel Definisi Alat Hasil Skala


Dependent Operasional Ukur Pengukuran Ukur
Kesesuaian jumlah
Kelengkapan 0 = Tidak Lengkap
kunjungan yang
Kunjungan (Skor 0-3)
dilakukan ibu Kuesioner Nominal
Antenatal 1 = Lengkap
hamil pada tiap
Care (Skor = 4)
trimesternya

3.5. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur

(instrumen), hasil pengukuran, kategori dan skala ukur yang digunakan untuk

menilai suatu variabel.

3.5.1. Paritas

Pengukuran paritas menggunakan 1 pertanyaan dalam kuesioner

dimana pada responden yang menjawab pernah bersalin sebanyak 1 kali disebut

primipara, dan pada responden yang menjawab >1 kali disebut multipara.

3.5.2. Pengetahuan Ibu

29
Pengukuran pengetahuan ibu menggunakan 15 pertanyaan dalam

kuesioner dimana setiap pertanyaan yang jawabannya benar diberikaan nilai 1 dan

setiap pertanyaan yang jawabannya salah diberikaan nilai 0. Pengetahuan ibu

dibagi menjadi 3 Kategori yaitu Pengetahuan Baik, Pengetahuan Cukup dan

Pengetahuan Kurang. Pengukuran skala pengetahuan menggunakan referensi dari

Budiman & Rianto yakni :

1) Baik bila skor atau nilai 76-100 %, sehingga skor 12-15.

2) Cukup bila skor atau nilai 56-75 %, sehingga skor 9-11.

3) Kurang bila skor atau nilai < 56 %, sehingga skor 0-8.

3.5.3. Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care

Kelengkapan kunjungan Antenatal Care menggunakan 4 pertanyaan.

Kuesioner kelengkapan kunjungan antenatal care dibuat berdasarkan standart

asuhan kehamilan yakni :

1) Satu kali pada TM I (usia kehamilan 0-13 minggu)

2) Satu kali pada TM II (usia kehamilan 14-27 minggu)

3) Dua kali pada TM III (usia kehamilan 28-40 minggu)

Sehingga ibu dinyatakan lengkap apabila melakukan pemeriksaan sebanyak 4 kali

dalam kehamilannya atau skor pertanyaan adalah 4, sedangkan pada ibu dengan

skor 0-3 dinyatakan tidak lengkap dikarenakan tidak sesuai dengan standart

pemerksaan asuhan kehamilan).

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner mengenai

paritas, pengetahuan dan kelengkapan kunjungan antenatal care.

30
3.7. Uji Validitas Dan Reliabilitas

3.7.1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu pengukuran untuk menilai kuesioner dalam

suatu penelitian mempunyai tingkat keakuratan yang baik untuk menguji variable

yang hendak diteliti. Uji validitas menggunakan Product Moment Tes, dengan

ketentuan dilakukan validitas apabila rhitung lebih besar dari rtabel (0,514).(20)

Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut

N Σ XY − ( Σ X ) (Σ Y )
Rℎitung =
√ { N Σ X − ( Σ X ) }{ N Σ Y
2 2 2 2
− ( ΣY ) }

Keterangan :

XY = Korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah responden

ΣX = Jumlah skor total distribusi X

ΣY = Jumlah skor total distribusi Y

ΣXY = Jumlah perkalian skor X dan Y

ΣX² = Jumlah kuadrat skor distribusi X

ΣY² = Jumlah kuadrat skor distribusi Y

3.7.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini bearti menunjukan sejauh

mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan

31
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan

alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS

melalui uji Cronbach’s Alpha yang dibandingkan dengan menguji butir soal yang

sudah valid secara bersama-sama di ukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui

reliabilitas caranya dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Uji

signifikansi dilakukan taraf signifikan 0,05 artinya instrumen dikatakan reliabel

bila nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,514).

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS melalui uji

Cronbach’s Alpha yang dibandingkan dengan menguji butir soal yang sudah valid

secara bersama-sama di ukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas

caranya dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Uji signifikansi

dilakukan taraf signifikan 0,05 artinya instrumen dikatakan reliabel bila nilai

rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,514).(20) Rumus korelasi product moment

adalah sebagai berikut:

r 11= [ ][
k
k −1
1− Σ σ 12
σ 12 ]
Keterangan:

ʳ11 = Reliabilitas instrumen Cronbach Alpha

K = Banyaknya butir pertanyaan

𝛴σ₁² = Jumlah varians skor total

σ₁² = Varians responden untuk item ke-ⅰ

3.8. Metode Pengumpulan Data

32
3.8.1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari responden. Data

Primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur

variabel paritas dan pengetahuan dengan kelengkapan kunjungan ANC

3.8.2. Data Sekunder

Teknik pengumpulan data diambil dengan data sekunder yaitu dengan

melihat data ibu hamil trimester III yang diperoleh dari Desa Merapun.

3.8.3. Data Tersier

Data tersier diperoleh dari naskah yang sudah dipublikasikan, seperti WHO,

Profil Kesehatan Indonesia

3.9. ProsedurPenelitian

Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara

teratur dan sistematis untuk mencapai penelitian. Adapun langkah yang dilakukan

yaitu:

1. Dalam melakukan penelitian ini, panitia mengajukan permohonan izin

penelitian kepada Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.

2. Penelitian meminta izin kepada kepala desa setempat dengan pemberian

rekomendasi dari Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.

3. Penelitian meminta izin kepada Bidan Desa di lokasi penelitian

4. Lembar persetujuan yang diberi peneliti kepada responden yang akan di teliti

setelah responden mendatangani surat persetujuan menjadi responden.

5. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti diberikan oleh peneliti kepada

responden mendatangani lembar persetujuan menjadi responden.

33
6. Rahasia responden juga sangat di perhatikan dengan pihak tidak

mencantumkan nama tetapi hanya mencantumkan inisial nama responden

pada lembar kuesioner serta peneliti yang mempunyai akses dalam informasi

tersebut.

3.10. Kode Etik Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari ketua Institut

Kesehatan Deli Husada Deli Tua. kemudian penelitian meminta persetujuan dari

Kepala Desa, dalam penelitian ada beberapa pertimbangan kode etik yaitu

kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden, serta bebas dari rasa sakit baik

non fisik maupun tekanan pisikologis. Pada pelaksanaan penelitian ini responden

diberi penjelasan tentang informasi esensial dari penelitian yang akan di lakukan

antar lain, tujuan, manfaat, kegiatan dalam penelitian, serta hak-hak responden

dalam penelitian ini. Jika responden bersedia untuk di teliti maka responden

terlebih dahulu mendatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk

diteliti maka peneliti tetap akan menghormati haknya, untuk menjaga rahasia

responden penelitian tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar

tersebut hanya akan diberikan kode nomor tertentu, kerahasiaan informasi yang di

berikan oleh responden di jamin oleh peneliti.

3.11. Analisis Data

3.11.1. Analisis Univariat

34
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian dengan tujuan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dari tiap variabel.

3.11.2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan apabila telah dilakukan analisis univariat diatas,

akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel. Analisa bivariat yang

dilakukan untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel bebas dan

variabel terikat.

Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel

bebas dengan varibel terikat digunakan analisis Chi-square, pada batas

kemaknaan perhitungan statistik p-value (0,05). Apabila hasil perhitungan

menunjukkan nilai p <p-value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua

variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian untuk

menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variabel terikat dengan variabel

bebas digunakan analisis tabulasi silang. (Muhammad, 2015).

35
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Geografi Lokasi Penelitian

4.2 Desa Merapun


mempunyai luas wilayah
720,20 Km2 (BPS,
4.3 2014). Desa Merapun
terdiri dari empat Rukun
Tetangga
4.4 (RT) yaitu: RT 1, RT 2,
RT 3, dan RT 4. Dari
keempat
4.5 RT tersebut mempunyai
karakteristik penduduk yang
4.6 berbeda-beda. Pada RT 1
mayoritas penduduknya
adalah

36
4.7 suku Dayak, RT 2 dan 3
mayoritas penduduknya
adalah
4.8 suku campuran, dan RT 4
mayoritas penduduknya
adalah
4.9 pendatang. Jumlah
penduduk di Desa Merapun
berdasarkan
4.10data BPS 2014 yaitu 937
jiwa dan jumlah rumahtangga
4.11sebanyak 316
rumahtangga. Fasilitas yang
ada di desa
4.12Merapun berupa listrik,
fasilitas olah raga, sekolah,
fasilitas

37
4.13kesehatan, dan jalan.
Listrik di Desa Merapun
bersumber
4.14dari non PLN (genset)
yang mengaliri 297
rumahtangga,
4.15tenaga surya yang
mengaliri 9 rumahtangga, dan
petromak
4.16yang mengaliri 10
rumahtangga. Selain itu
terdapat akses
4.17Credit Union (CU), gereja,
dan masjid. Infrastruktur
4.18berupa jalan sudah ada
sejak tahun 2000-an tetapi
jalan

38
4.19tersebut jika musim hujan
sulit untuk diakses.Pada
tahun
4.202010 jalan tersebut
diperbaiki oleh perusahaan
perkebunan
4.21kelapa sawit sehingga
masyarakat dapat mengakses
jalan
4.22setiap waktu baik pada
musim kemarau dan musing
4.23penghujan. Mayoritas
masyarakat di Desa Merapun
masih
4.24memanfaatkan air sungai.
Desa Merapun merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan
Kelay, Kabupaten Berau, Provinsi Kaliantan Timur. Desa Merapun terdiri dari
empat Rukun Tetangga (RT) yaitu: RT 1, RT 2, RT 3, dan RT 4. Batas – batas
wilayah Kelurahan Kota Bangun yaitu:
1. Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Miau Baru
2. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Merabu

39
3. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Miau Baru
4. Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Sido Bangen dan Desa
Lesan Dayak
4.1.1 Demografi Lokasi Penelitian

Desa Merapun mempunyai luas wilayah 720,20 Km2. Desa Merapun


memiliki karakteristik penduduk yang berbeda-beda. Pada RT 1 mayoritas
penduduknya adalah suku Dayak, RT 2 dan 3 mayoritas penduduknya adalah suku
campuran, dan RT 4 mayoritas penduduknya adalah pendatang. Jumlah penduduk
di Desa Merapun berdasarkan data yaitu 1103 jiwa dan jumlah rumahtangga
sebanyak 389 rumah tangga. Fasilitas yang ada di desa Merapun berupa listrik,
fasilitas olah raga, sekolah, fasilitas kesehatan, dan jalan. Listrik di Desa Merapun
bersumber dari non PLN (genset) yang mengaliri rumahtangga, tenaga surya dan
petromak. Selain itu terdapat akses Credit Union (CU), gereja, dan masjid.
Mayoritas masyarakat di Desa Merapun masih memanfaatkan air sungai.

4.2 Hasil Penelitian


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Hubungan Paritas
dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care
(ANC) di Desa Merapun tahun 2022 diperoleh hasil sebagai berikut :

4.2.1 Analisa Univariat


Hasil analisa univariat mengenai Paritas dan Pengetahuan Ibu Hamil
dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun
2022, diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia, Pendidikan


dan Pekerjaan di Desa Merapun tahun 2022

Jumlah
No Karakteristik Responden
f %
1 Umur
< 20 tahun 3 9,4
20-35 tahun 28 87,5
>35 tahun 1 3,1

40
Jumlah
No Karakteristik Responden
f %
Jumlah 32 100,0
2 Pendidikan
SMP 4 12,5

SMA 22 68,8

PT (Pergutuan Tinggi) 6 18,8

Jumlah 32 100,0
3 Pekerjaan
14 43,8
IRT
7 21,9
Wirausaha/Wiraswasta
11 34,4
Karyawan/Pegawai
Jumlah 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari jumlah 32 responden

(100%), mayoritas responden berada pada usia 20-35 tahun sebanyak 28

responden (87,5%) dan minoritas responden berada pada usia > 35 tahun

sebanyak 1 responden (3,1%). Berdasarkan pendidikan, mayoritas responden

berpendidikan SMA sebanyak 22 responden (68,8%) dan minoritas responden

berpendidikan SMP sebanyak 4 responden (12,5%). Berdasarkan Pekerjan,

mayoritas responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 14

responden (43,84%) dan minoritas responden dengan pekerjaan

Wirausaha/Wiraswasta sebanyak 7 responden (21,9%)

1. Paritas Responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Hamil di Desa Merapun tahun
2022
Total
No Pengetahuan
f %
1 Primigravida 15 46,9
2 Mulitgravida 17 53,1

41
Total 23 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 32 responden (100%)

jumlah ibu dengan paritas primigravida (kehamilan pertama) sebanyak 15

responden (46,9%), dan ibu dengan paritas multigravida (kehamilan anak yang

kedua atau lebih) sebanyak 17 responden (53,1%).

2. Pengetahuan Responden

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang ANC di


Desa Merapun tahun 2022

Total
No Pengetahuan
f %
1 Baik 5 15,6
2 Cukup 15 46,9
3 Kurang 12 37,5
Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 32 responden (100%)

ibu yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 5 responden (15,6%), ibu

yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (46,9%) dan ibu yang

berpengetahuan kurang sebanyak 12 responden (37,5%).

3. Kelengkapan Kunjungan ANC (Antenatal)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Kunjungan ANC (Antenatal


Care) di Desa Merapun tahun 2022

Total
No Kelengkapan Kunjungan ANC
f %
1 Lengkap 11 34,4
2 Tidak Lengkap 21 65,6
Total 32 100,0

42
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 32 responden (100%)

ibu memiliki frekuensi pemeriksaan kehamilan lengkap sebanyak 11 responden

(34,4%) dan frekuensi pemeriksaan kehamilan tidak lengkap sebanyak 21

responden (65,6%).

4.2.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel

bebas dengan variabel terikat menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada

hubungan bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p<0,05. Hubungan antar

variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Tabulasi Silang antara Paritas dengan kelengkapan kunjungan


Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022

Kelengkapan Kunjungan
ANC
Total
No Paritas Tidak P
Lengkap
Lengkap
f % f % F %
1 Primigravida 9 28,1 6 18,8 15 46,9 0,01
2 Multigravida 2 6,3 15 46,9 17 53,1 3
Total 11 34,4 21 65,6 32 100,
0

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari total 32 responden, terdapat 15

responden (46,9%) yang merupakan primigravida dengan kunjunan ANC lengkap

sebanyak 9 responden (28,1%) dan tidak lengkap sebanyak 6 responden (18,8%).

Sedangkan dari 17 responden yang merupakan multigravida terdapat yang

kunjungan ANC lengkap sebanyak 2 responden (6,3%) dan tidak lengkap

sebanyak 15 responden (46,9%)

43
Dari hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,013 dimana p< a (0,000<

0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Paritas dengan

kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022.

Tabel 4.6 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan kelengkapan


kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022

Kelengkapan Kunjungan
ANC
Total
No Pengetahuan Tidak P
Lengkap
Lengkap
f % f % F %
1 Baik 4 12,5 1 3,1 5 15,6 0,01
2 Cukup 6 18,8 9 28,1 15 46,9 5
3 Kurang 1 3,1 11 34,4 12 37,5
Total 11 34,4 21 65,6 32 100,
0

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari total 32 responden, terdapat 5

responden (15,6%) yang memiliki pengetahuan baik dengan kunjunan ANC

lengkap sebanyak 4 responden (12,5%) dan tidak lengkap sebanyak 1 responden

(3,1%). Terdapat 15 responden (46,9) yang memiliki pengetahuan cukup dengan

kunjungan ANC lengkap sebanyak 6 responden (18,8%) dan tidak lengkap

sebanyak 9 responden (28,1%). Adaplula 12 responden (37,5%) yang memiliki

pengetahuan kurang, dengan kunjungan ANC lengkap sebanyak 1 responden

(3,1%) dan tidak lengkap sebanyak 1 responden (3,1%).

Dari hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,015 dimana p< a (0,000<

0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Pengetahuan dengan

kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022.

BAB V
PEMBAHASAN

44
5.1 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang Paritas dan

Pengetahuan Ibu Hamil dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di

Desa Merapun tahun 2022 maka pembahasannya sebagai berikut :

5.1.1 Hubungan Paritas dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care


(ANC) di Desa Merapun tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari total 32 responden, terdapat

15 responden (46,9%) yang merupakan primigravida dengan kunjunan ANC

lengkap sebanyak 9 responden (28,1%) dan tidak lengkap sebanyak 6 responden

(18,8%). Sedangkan dari 17 responden yang merupakan multigravida terdapat

yang kunjungan ANC lengkap sebanyak 2 responden (6,3%) dan tidak lengkap

sebanyak 15 responden (46,9%). Hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,013

dimana p< a (0,000< 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

Paritas dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun

tahun 2022.

Sejalan dengan penelitian Wahyuni Maria Prasetyo Hutomo tahun 2021

yang menunjukkan ada hubungan Paritas (p-value=0,010), dengan

kunjungan antenatal care di Puskesmas Dum Distrik Sorong Kepulauan Kota

Sorong. Peneliti juga menambahkan bahwa Ibu hamil dengan Parietas Multipara

terlihat lebih patuh dikarenakan mereka sudah berpengalaman

Ibu multipara merasa setiap kehamilan itu berbeda keadaan dan kondisi akan

berbeda beda. Pada masa pandemic Covid-19 ibu multipara merasa pengalaman

kehamilan sebelumnya tidak bisa dijadikan ukuran untuk tidak teratur berkunjung

ke puskesmas.

45
Hasil penelitian berbanding terbalik pula dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fransiska Dominika Riberu dan Adeline Lebuan pada tahun 2017 yang

menunjukkan dalam penelitiannya bahwa ibu hamil primigravida (persalinan anak

pertama) yang melakukan pemeriksaan lengkap 75,0% dan ibu multigravida

(persalinan anak kedua atau lebih) yang melakukan pemeiksaan kehamilan

lengkap 67,8%, uji statistic Chi-Square didapatkan hasil p value 0,426. Peneliti

juga berasumsi bahwa Ibu hamil harusnya bertanggung jawab atas kesehatan

dirinya dan kesehatan janinnya dan mengatakan lebih banyak ibu multigravida

yang melakukan pemeriksaan kehamilan secara lengkap hal ini dikarenakan ibu

multigravida yang memiliki resiko pada kehamilan sebelumnya merasa perlu

untuk memeriksakan kehamilan pada kehamilan berikutnya agar tidak terjadi

tanda bahaya saat kehamilan.

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang

wanita. Prawirohardjo mengklasifikasikan paritas menjadi tiga bagian,

diantaranya yaitu: primipara, mutipara dan grandemultipara. Berbeda dengan

definisi yang dicatat oleh JHPIGO, paritas adalah jumlah kehamilan yang

menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim selama 28 minggu.

Menurut teori Wiknojosastro bahwa, ibu yang pertama kali hamil

merupakan hal yang sangat baru, sehingga termotivasi untuk memeriksakan

kehamilannya kepada tenaga kesehatan. Sebaliknya, ibu yang sudah melahirkan

lebih dari satu orang anak mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman.

Berdasarkan Asumsi peneliti, mayoritas yang memeriksakan kehamilan

lengkap (sesuai dengan usia kehamilan dan teratur) merupakan ibu dengan paritas

46
primi yaitu ibu yang baru pertama kalinya mengalami kehamilan. Hal ini

dikarenakan pada ibu dengan kehamilan pertama, kehamilan merupakan sesuatu

yang dinanti dan harus di persiapkan dengan segala baik. Sehingga ibu

primigravida biasanya akan lebih sering dan teratur melakukan kontrol di petugas

kesehatan karena ingin mengetahui kondisi janinnya. Tidak hanya itu, pada ibu

primi dikarenakan kehamilan merupakan hal yang pertama kali dirasakan

sehingga apabila ibu mengalami ketidaknyamanan selama kehamilan maka ibu

langsung kontrol ke petugas kesehatan.

Namun, adapula ibu primigravida yang tidak rutin dan teratur

memeriksakan kehamilannya terlebih pada awal kehamilan dikarenakan rasa malu

untuk memeriksakan kehamilan apalagi pada ibu dengan kehamilan yang tidak

diinginkan. Ibu dengan paritas multipara juga umumnya tidak teratur

memeriksakan kehamilannya dikarenakan merasa sudah memiliki pengalaman

kehamilan pada kehamilan sebelumnya. Meskipun demikian tetap terdapat pula

multipara yang rutin dan teratur memeriksakan kehamilannya dikarenakan

kecemasannya terhadap janin, apalagi dalam masa pandemi Covid-19.

5.1.2 Hubungan Pengetahuan dengan kelengkapan kunjungan Antenatal


Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari total 32 responden, terdapat

5 responden (15,6%) yang memiliki pengetahuan baik dengan kunjunan ANC

lengkap sebanyak 4 responden (12,5%) dan tidak lengkap sebanyak 1 responden

(3,1%). Terdapat 15 responden (46,9) yang memiliki pengetahuan cukup dengan

kunjungan ANC lengkap sebanyak 6 responden (18,8%) dan tidak lengkap

sebanyak 9 responden (28,1%). Adaplula 12 responden (37,5%) yang memiliki

47
pengetahuan kurang, dengan kunjungan ANC lengkap sebanyak 1 responden

(3,1%) dan tidak lengkap sebanyak 1 responden (3,1%). Hasil uji statistic

didapatkan nilai p = 0,015 dimana p< a (0,000< 0.05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan Pengetahuan dengan kelengkapan kunjungan Antenatal

Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022.

Hal ini sejalan dengan penelitian Agustini, Ni Nyoman Mestri, dkk.

Penelitian menunjukkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan cakupan

pelayanan antenatal dimana ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki

kemungkinaan cakupan pelayanan antenatal lengkap 9,250 kali lebih tinggi

daripada ibu yang tingkat pengetahuannya rendah (OR= 9,250; CI 95% 1,844

hingga 46,401). Ibu dengan dukungan keluarga tinggi memiliki kemungkinan

cakupan pelayanan antenatal 8,571 kali lebih tinggi daripada ibu yang dukungan

keluarganya rendah (OR= 8,571; CI 95% 1,712 hingga 42,913). Secara

keseluruhan variabel tingkat pengetahuan ibu dan dukungan keluarga memberi

pengaruh terhadap cakupan pelayanan antenatal sebesar 33,5%. 22

Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat

kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja

dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak pengamatan terhadap suatu objek

tertentu. Perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (misalnya perilaku karena paksaan

atau adanya aturan wajib).

Cakupan pemeriksaan kehamilan menurut standar WHO dilakukan dengan

frekuensi ANC 1-1-2 (minimal 1 kali pada TM I, minimal 1 kali pada TM II, dan

48
minimal 2 kali pada TM III). Ketidaktahuan ibu hamil terhadap pemeriksaan

kehamilan dan tanda-tanda bahaya kehamilan akan dapat menimbulkan

kegawatdaruratan pada ibu dan janinnya. Oleh karena itu, pelayanan asuhan

pemeriksaan kehamilan sangat di perlukan untuk mendeteksi dini adanya

komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama kehamilan. Pelayanan asuhan

pemeriksaan kehamilan, dapat dilakukan ditempat pelayanan kesehatan seperti

klinik bidan, puskesmas, rumah sakit dan lain sebagainya.

Menurut peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan minimnya ibu hamil

yang berpengetahuan baik dikarenakan sumber informasi yang minim diperoleh

ibu sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan responden. Petugas kesehatan

sangat memegang peran terkait dengan pengetahuan ibu hamil yang mayoritasnya

kurang ini, karena informasi mengenai Antenatal Care (ANC) umumnya paling

banyak di dapatkan dari penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.

Adanya hubungan antara pengetahuan tentang ANC dengan frekuensi

pemeriksaan kehamilan karena pada ibu yang sudah mengetahui tentang berapa

kali pemeriksaan kehamilan dilakukan selama masa kehamilan, apa manfaat

pemeriksaan kehamilan, tanda bahaya kehamilan, maka ibu akan melakukan

pemeriksaan kehamilan sebagai salah satu upaya yang dilakukan ibu memastikan

kondisi ibu dan janin nya sehat.

49
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji chi-square dan

pembahasan yang telah dilakukan mengenai tentang Paritas dan Pengetahuan Ibu

Hamil dengan kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun

tahun 2022, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,013 dimana p < a (0,013 < 0.05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Paritas dengan kelengkapan

kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022

2. Hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,015 dimana p < a (0,015 < 0.05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Pengetahuan dengan

kelengkapan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Merapun tahun 2022

6.2 Saran

1. Bagi Ibu Hamil

Disarankan pada para ibu dan keluarga untuk selalu memeriksakan

kehamilan di pelayanaan kesehatan seperti klinik/rumah bersalin, puskesmas dan

lainnya sekurang-kurangnya 4x pemeriksaan ANC selama kehamilan.

2. Bagi Petugas Keehatan di Desa Merapun

Disarankan kepada petugas kesehatan di Desa merapun, khususnya bidan

untuk dapat memberikan informasi dan penyuluhan kepada ibu hamil tentang

frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan metode ceramah dan menggunakan

50
media seperti leafleat atau bahkan video mengenai tanda bahaya jika tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan dan manfaat pemeriksaan kehamilan.

3. Bagi Institut Kesehatan

Disarankan laporan penelitian ini dijadikan untuk bahan evaluasi dan

masukan untuk bahan bacaan kepustakaan dan sebagai bahan pembanding peneliti

selanjutnya.

4. Peneliti Selanjutnya

Mengingat penelitian ini masih banyak kekurangannya disarankan kepada

peneliti selanjutnya untuk menambah referensi tentang frekuensi pemeriksaan

kehamilan.

51
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. (2015). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran

dan Asesmen. PelajarPustaka.

Astuti, S., Susanti, A. I., Nurparidah, R., Mandiri, A., Dewi, E. K., & Astikawati,

R. (2017). Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Erlangga.

Budiman, & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Salemba.

Dartiwen, & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. ANDI.

Daryanti, M. S. (2019). Paritas Berhubungan dengan Pemeriksaan Antenatal

Care pada Ibu Hamil di PMB Sleman Yogyakarta. 8(1), 56–60.

https://doi.org/10.26714/jk.8.1.2019.56-60

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. (2021). Profil Kesehatan Tahun 2020.

https://fietra.s3-ap-southeast1.amazonaws.com/Lak/ADYia3oXEaX6rYpWFSCC.

pdf

Fadlun, A. F. (2013). Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika.

Fatimah, & Nutyaningsih. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Febriyeni, Medhyna, V., Zuraida, Oktavianis, & Delvina, V. (2021). Asuhan

Kebidanan Kehamilan Komprehensif. Yayasan Kita Menulis.

Fitriahadi, E. (2017). Buku Ajar Asuhan Kehamilan Disertai Daftar Tilik.

Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.

Junianti. (2020). Faktor Yang Berhubungan dengan Ibu Melakukan Kunjungan

ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Maga Kecamatan Lembah Sorik

52
Marapi Kabupaten Mandailing Natal. Universitas Sumatera Utara.

https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30759/161000059.

pdf?sequence=1&isAllowed=y

Kementerian Kesehatan RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020.

Masturoh, I., & T, N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Pusat

Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Muhammad, I. (2015). Pemenfaatan SPSS dalam Bidang Pengetahuan dan

Umum. Citapustaka Media.

Palancoi, N. A., M, Y. I., & Azizah, N. (2021). Hubungan Usia, Lama

Pendidikan, Pekerjaan, dan Paritas Ibu dengan Tingkat Kepatuhan ANC

di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. 6(1).

Retno Yuliani, D., Saragih, E., Astuti, A., & Wahyuni. (2021). Asuhan

Kehamilan. Yayasan Kita Menulis.

Rohmatin, H., Widayati, & Narsih, U. (2018). Mencegah Kematian Neonatal

dengan P4K. Unidha Press.

Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan

Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Trans Info Media.

Sari, D. I., Ninik, W., & Sucipto, C. D. (2021). Hubungan Pengetahuan, Paritas,

Pekerjaan Ibu dengan Keteraturan Kunjungan Ibu Hamil untuk ANC

selama Masa Pandemi Covid- 19. 6(1), 22–31.

https://doi.org/10.31965/jkp

53
Senudin, P. K., & Lembu, Y. U. (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

tentang Antenatal Care dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care di

Puskesmas Kota Ruteng. 1. file:///C:/Users/User/Downloads/26-Article

%20Text-37-1-10-20190213.pdf

Suarayasa, K. (2020). Strategi Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia. Deepublish.

World Health Organization. (2019, September 19). Maternal Mortality.

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality

Yulizawati, Iryani, D., & Elsinta, L. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada

Kehamilan. ERKA.

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN


KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC)
DI DESA MERAPUN TAHUN 2022

54
I. IDENTITAS RESPONDEN No Responden :
Nama :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :

II. Pertanyaan Paritas


Berikan tanda checklist (√)dari pertanyaan dibawah ini.

1. Jumlah Anak yang dimiliki ibu adalah ......


Primipara (Ibu memiliki 1 anak)
Multipara (Ibu memiliki lebih dari 1 anak)

III. Pertanyaan Pengetahuan


Berikan tanda silang (X) dari pertanyaan dibawah ini sesuai pendapat
anda.

1. Pengertian dari pemeriksaan kehamilan adalah…..


a. Suatu program yang terecana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proes
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
b. Suatu alat ukur untuk memeriksakan kehamilan yang terencana
dalam penanganan dukun.
c. Suatu program yang terecana berupa tindakan pengamatan keadaan
umum ibu dan janin agar pada saat persalinan berjalan aman,
normal dan aman.
d. Suatu program yang terecana berupa tindakan memperjsyoksn dsn
menjadi keadaan umum ibu dan janin agar pada saat persalinan
berjalan aman, normal dan aman

2. Pemeriksaan kehamilan dikakukan minimal sebanyak…..


a. 4 kali selama kehamilan
b. tiap bulan selama kehamilan
c. 2 kali selama kehamilan
d. 1 kali selama kehamilan
3. Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah…..
a. Mempersiapkan kehamilan dan kesehatan ibu dan bayi dengan
pemberian suplemen tambah darah dan vitamin saat selesai
pemeriksaan

55
b. Mempersiapkan kehamilan dan kesehatan ibu dan bayi dengan
pemeriksaan kondisi ibu dan janin serta pemberian suplemen
tambah darah dan vitamin saat selesai pemeriksaan
c. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan
bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran bayi.
d. Menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayi dengan pemeriksaan
kondisi ibu dan janin dan melakukan penanganan jika terjadi
sebuah penyulit.

4. Keuntungan yang didapatkan dari pelayanan pemeriksaan kehamilan


adalah…..
a. Untuk memantau kehamilan
b. Untuk menyelamatkan ibu dan anak dari kehamilan
c. Untuk memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi
dan menangani masalah yang terjadi.
d. Untuk meriksakan kehamilannya

5. Pemeriksaan kehamilan yang pertama kali sebaiknya dilakukan pada…..


a. Kehamilan 0-3 bulan
b. Kehamilan 4-6 bulan
c. Kehamilan 7-9 bulan
d. Tidak tahu

6. Banyaknya tablet Fe (Tablet ZAT BESI/ Tablet TAMBAH DARAH)


yang dikonsumsi ibu saat hamil adalah sebanyak…..
a. 90
b. 30
c. 10
d. 20

7. Fungsi menilai lingkar lengan atas (LILA) ibu saat pemeriksaan kehamilan
adalah…..
a. Menilai status gizi ibu
b. Menilai besar tangan ibu
c. Menilai kesejahteraan janin
d. Menilai berat badan janin
8. Fungsi mengukur berat badan ibu saat kehamilan adalah…..
a. Untuk menafsirkan berat janin
b. Tidak memiliki fungsi apapun
c. Untuk melihat kenaikan berat.

56
d. Menilai kesejahteraan janin

9. Manfaat dari mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil adalah…..
a. Terhindar dari Anemia
b. Mengatasi rasa pegal yang dirasa ibu saat kehamilan
c. Mengurangi rasa keram dan kebas saat kehamilan
d. Terhindar dari rasa pening dan sakit kepala selama kehamilan

10. Tindakan yang dilakukan apabila tidak merasakan gerakan dari janinnya
adalah…..
a. Periksa/Dengarkan denyut jantung janin, dan USG
b. Periksa Hb
c. Periksa tekanan darah ibu
d. Ibu disuruh berbaring.

11. Resiko yang terjadi pada ibu hamil yang kurang gizi adalah…..
a. Janin tidak berkembang
b. Bayi yang dilahirkan BB kurang
c. Ibu mudah terkena penyakit
d. Mudah lelah

12. Tanda-tanda terjadinya hipertensi dalam kehamilan adalah…..


a. Tekanan Darah diatas 140 / 90mmHg
b. Tekanan Darah 100 / 70mmHg
c. Tekanan Darah 120 / 80mmHg
d. Tekanan Darah 100 / 60mmHg

13. Dibawah ini yang termasuk ke dalam tanda bahaya kehamilan adalah.....
a. Perdarahan,sakit pinggang, dan sakit pada kemaluan
b. Perdarahan dan sakit kepala yang hebat
c. Sakit kepala dan sakit pinggang
d. Mudah lelah

14. Hal yang perlu dilakukan ibu ketika usia kehamilan sudah masuk ke dalam
trimester III adalah…..
a. Persiapan Persalinan
b. Banyak mengkonsumsi tablet zat besi dan asam folat
c. Menjaga makanan yang berlemak dan berminyak

57
d. Mengkonsumsi susu ibu hamil lebih rutin

15. Di bawah ini yang termasuk ke dalam tanda bahaya kehamilan adalah.....
a. Penglihatan tiba-tiba kabur berbayang, bengkak pada muka dan
tangan
b. Penglihatan tiba-tiba kabur berbayang
c. Bengkak pada wajah dan tangan, sakit pada kemaluan
d. Merasa sering lelah.

IV. Kelengkapan Kunjungan ANC


Berikan tanda checklist (√ ) dari pertanyaan dibawah ini sesuai pendapat
anda.

No Pertanyaan Ada Tidak Ada

1 Adakah ibu memeriksakan kehamilan pada


Trimester I (usia kehamilan 1-14 minggu)
minimal 1 x ?

2 Adakah ibu memeriksakan kehamilan pada


Trimester II (usia kehamilan 15-28 minggu)
minimal 1 x ?

3 Adakah ibu memeriksakan kehamilan pada


Trimester III (usia kehamilan 29-36 minggu)
minimal 1 x ?

4 Adakah ibu memeriksakan kehamilan pada


Trimester III ( >36 minggu) minimal 1 x?

58
MASTER TABEL

HUBUNGAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI DESA
MERAPUN TAHUN 2022

Umu Kat_ Pekerjaa J_Ana Parita P_TOTA KAT_ K_TOTA KAT_


No r U Pend n k s P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 L P K1 K2 K3 K4 L K
1 20 2 3 1 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 8 1 1 0 1 0 2 1
2 32 2 2 3 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 2 1 1 1 1 4 2
3 26 2 3 1 2 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 10 2 1 1 1 0 3 1
4 24 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 3 1 1 1 1 4 2
5 22 2 3 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 8 1 0 1 1 0 2 1
6 27 2 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 1 4 2
7 27 2 3 1 2 2 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 7 1 1 0 1 0 2 1
8 24 2 4 3 2 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7 1 1 1 1 0 3 1
9 24 2 3 3 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 8 1 1 1 1 1 4 2
10 25 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 3 1 1 1 1 4 2
11 25 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 10 2 1 1 0 1 3 1
12 32 2 4 1 4 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 11 2 1 1 1 1 4 2
13 20 2 2 2 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 7 1 0 1 0 0 1 1
14 34 2 3 3 2 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 10 2 0 1 1 1 3 1
15 19 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 8 1 1 0 1 0 2 1
16 20 2 3 1 2 2 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 8 1 0 1 0 1 2 1
17 18 1 3 2 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 7 1 0 0 1 1 2 1
18 36 3 3 3 3 2 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 9 2 0 1 1 1 3 1
19 30 2 3 1 3 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12 3 1 1 1 1 4 2
20 28 2 3 1 3 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 9 2 1 0 1 1 3 1
21 28 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 11 2 1 1 1 1 4 2
22 19 1 3 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 1 2 1
23 26 2 4 3 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 4 2
24 21 2 3 3 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 8 1 0 0 1 1 2 1
25 21 2 3 1 2 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 9 2 0 1 1 1 3 1
26 25 2 4 3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 2 1 1 1 1 4 2
27 32 2 4 3 3 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 3 0 1 1 1 3 1
59
Umu Kat_ Pekerjaa J_Ana Parita P_TOTA KAT_ K_TOTA KAT_
No r U Pend n k s P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 L P K1 K2 K3 K4 L K
28 21 2 3 1 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 9 2 1 1 0 1 3 1
29 31 2 3 3 4 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 9 2 0 1 1 0 2 1
30 22 2 3 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 9 2 1 1 1 1 4 2
31 28 2 3 2 4 2 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 8 1 0 0 1 1 2 1
32 35 2 2 1 3 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 9 2 0 1 1 1 3 1

60
HASIL OUTPUT SPSS

Frequencies

Stati
stics
P P P P P P
KAT_ Pe Peke KAT_PA P P P P P P P P P 1 1 1 1 1 1 KA F F F F KA
USIA nd rjaan RITAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 T_P 1 2 3 4 T_F
N Val 32 32 32 32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 32
id 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Mis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sing

Frequency Table
KAT_USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 20 Tahun 3 9,4 9,4 9,4
20 - 35 Tahun 28 87,5 87,5 96,9
> 36 Tahun 1 3,1 3,1 100,0
Total 32 100,0 100,0

Pend
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMP 4 12,5 12,5 12,5
SMA 22 68,8 68,8 81,3
PT 6 18,8 18,8 100,0
Total 32 100,0 100,0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 14 43,8 43,8 43,8
WIRASWASTA/WIRAUSAHA 7 21,9 21,9 65,6
KARYAWAN/PEGAWAI 11 34,4 34,4 100,0
Total 32 100,0 100,0

61
KAT_PARITAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PRIMIGRAVIDA 15 46,9 46,9 46,9
MULTIGRAVIDA 17 53,1 53,1 100,0
Total 32 100,0 100,0

P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 2 6,3 6,3 6,3
BENAR 30 93,8 93,8 100,0
Total 32 100,0 100,0

P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 12 37,5 37,5 37,5
BENAR 20 62,5 62,5 100,0
Total 32 100,0 100,0

P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 13 40,6 40,6 40,6
BENAR 19 59,4 59,4 100,0
Total 32 100,0 100,0

P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 14 43,8 43,8 43,8
BENAR 18 56,3 56,3 100,0
Total 32 100,0 100,0

62
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 12 37,5 37,5 37,5
BENAR 20 62,5 62,5 100,0
Total 32 100,0 100,0

P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 11 34,4 34,4 34,4
BENAR 21 65,6 65,6 100,0
Total 32 100,0 100,0

P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 16 50,0 50,0 50,0
BENAR 16 50,0 50,0 100,0
Total 32 100,0 100,0

P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 15 46,9 46,9 46,9
BENAR 17 53,1 53,1 100,0
Total 32 100,0 100,0

P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 10 31,3 31,3 31,3
BENAR 22 68,8 68,8 100,0
Total 32 100,0 100,0

63
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 13 40,6 40,6 40,6
BENAR 19 59,4 59,4 100,0
Total 32 100,0 100,0

P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 11 34,4 34,4 34,4
BENAR 21 65,6 65,6 100,0
Total 32 100,0 100,0

P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 15 46,9 46,9 46,9
BENAR 17 53,1 53,1 100,0
Total 32 100,0 100,0

P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 12 37,5 37,5 37,5
BENAR 20 62,5 62,5 100,0
Total 32 100,0 100,0

P14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 11 34,4 34,4 34,4
BENAR 21 65,6 65,6 100,0
Total 32 100,0 100,0

64
P15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SALAH 11 34,4 34,4 34,4
BENAR 21 65,6 65,6 100,0
Total 32 100,0 100,0

KAT_P
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KURANG 12 37,5 37,5 37,5
CUKUP 15 46,9 46,9 84,4
BAIK 5 15,6 15,6 100,0
Total 32 100,0 100,0

K1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK 13 40,6 40,6 40,6
YA 19 59,4 59,4 100,0
Total 32 100,0 100,0

K2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK 8 25,0 25,0 25,0
YA 24 75,0 75,0 100,0
Total 32 100,0 100,0

K3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK 4 12,5 12,5 12,5
YA 28 87,5 87,5 100,0
Total 32 100,0 100,0

65
K4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK 8 25,0 25,0 25,0
YA 24 75,0 75,0 100,0
Total 32 100,0 100,0

KAT_K
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK LENGKAP 21 65,6 65,6 65,6
LENGKAP 11 34,4 34,4 100,0
Total 32 100,0 100,0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_PARITAS * KAT_K 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%
KAT_P * KAT_K 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%

KAT_PARITAS * KAT_K

Crosstab
KAT_K
TIDAK LENGKAP LENGKAP Total
KAT_PARITAS PRIMIGRAVIDA Count 6 9 15
% of Total 18,8% 28,1% 46,9%
MULTIGRAVIDA Count 15 2 17
% of Total 46,9% 6,3% 53,1%
Total Count 21 11 32
% of Total 65,6% 34,4% 100,0%

66
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8,219a 1 ,004
Continuity Correction b
6,220 1 ,013
Likelihood Ratio 8,678 1 ,003
Fisher's Exact Test ,008 ,006
Linear-by-Linear Association 7,962 1 ,005
N of Valid Cases 32
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for KAT_PARITAS ,089 ,015 ,538
(PRIMIGRAVIDA / MULTIGRAVIDA)
For cohort KAT_F = TIDAK LENGKAP ,453 ,238 ,863
For cohort KAT_F = LENGKAP 5,100 1,301 19,987
N of Valid Cases 32

KAT_P * KAT_K

Crosstab
KAT_K
TIDAK LENGKAP LENGKAP Total
KAT_P KURANG Count 11 1 12
% of Total 34,4% 3,1% 37,5%
CUKUP Count 9 6 15
% of Total 28,1% 18,8% 46,9%
BAIK Count 1 4 5
% of Total 3,1% 12,5% 15,6%
Total Count 21 11 32
% of Total 65,6% 34,4% 100,0%

67
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 8,432 a
2 ,015
Likelihood Ratio 9,105 2 ,011
Linear-by-Linear Association 8,114 1 ,004
N of Valid Cases 32
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,72.

68
DOKUMENTASI

69

Anda mungkin juga menyukai