Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA DIARE ANAK

I. Latar Belakang
Peran keluarga dalam pertolongan pertama pada anak diare anak sangatlah
penting guna mencegah keparahan. Namun, orang tua sering terlalu panik dan cemas
bila anaknya diare sehingga melupakan pesan penting dari lagu anak-anak tersebut.
Kurangnya pengetahuan anggota keluarga merupakan penyebab utama keluarga tidak
Sebaiknya orang tua bersabar dan lebih tenang menilai kondisi anaknya, pada
dasarnya diare merupakan penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), yang
dikhawatirkan dari diare adalah terjadinya dehidrasi, karena itu orang tua harus tahu
bagaimana cara memberikan pertolongan pertama pada anak diare secara tepat.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan ibu dapat
memahami tentang diare pada anak dan dapat mengimplementasikan bagaimana
cara melakukan pertolongan pertama pada anak diare dengan tepat sehingga dapat
mengurangi resiko diare bertambah parah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan masyarakat
dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian Diare dan pola umum BAB pada anak
2. Gejala umum yang timbul akibat diare
3. Pertolongan pertama pada anak diare dengan benar
4. Pencegahan diare
5. Pengobatan diare (Oralit, LGG)
III. SASARAN
Sasaran penyuluhan adalah ibu balita di posyandu.

IV. METODE
1. Pembukaan
2. Penyuluhan
3. Tanya Jawab
4. Penutupan

V. WAKTU DAN TEMPAT


Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Acara : Penyuluhan tentang Pertolongan Pertama Pada Diare Anak

VI. MEDIA
Media penyuluhan digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1. Leaflet

VII. MATERI PENYULUHAN


Terlampir

VIII. SUSUNAN ACARA KEGIATAN PENYULUHAN


Terlampir

IX. POA KEGIATAN


Terlampir

X. EVALUASI
1. Keikutsertaan atau partisipasi ibu balita yang cukup antusias dalam mengikuti
kegiatan penyuluhan mengenai Pertolongan pertama pada diare anak
2. Penyampaian materi dan media yang mudah dimengerti oleh ibu balita.
3. Pemahaman atau daya terima ibu balita tentang pertolongan pertama pada diare
anak
XI. PENUTUP
Demikian proposal rencana kegiatan penyuluhan tentang Pertolongan pertama pada
diare anak ini dibuat. Besar harapan saya supaya kegiatan ini dapat terlaksana
dengan baik dan semoga dapat bermanfaat. Atas partisipasi dan kerjasamanya
diucapkan terimakasih

Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA DIARE ANAK

Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadiandan


angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan mengalami
diare 2-3 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya oralit, angka kematian akibat diare
telah sangat menurun. Walaupun demikian, balita yang mengalami gizi kurang masih
cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan akibat penyakit diare pada anak. Secara
umum penyebab diare adalah:
1. Adanya Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau efek samping obat tertentu, misalnya
makananpedas atau susu yang tidak cocok dengan anak tersebut.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti:
Campak,Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan, tidak tahan terhadap laktosa.

A. Pola buang air besar pada anak


Pada umumnya, anak buang air besar paling sering 3 kali sehari danpaling
sedikit 3 hari sekali. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalamtinja. Pada
keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk
tinja bervariasi mulai dari cair (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada
diare akut), lembek (seperti bubur),berbentuk (tinja normal, seperti pisang), dan
keras (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit).
Pada bayi berusia 0-2 bulan khususnya bagi bayi yang mengkonsumsiASI,
frekuensi buang air besarnya lebih sering dialami, yaitu bisa 8-10 kalisehari dengan
tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badanbayi meningkat
normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakanintoleransi laktosa
sementara akibat belum sempurnanya perkembangansaluran cerna.Warna tinja yang
normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapatbervariasi tergantung makanan yang
dikonsumsi anak. Yang perludiperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin
darah) atau hitam(mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada
penyakit hati).
Kapan disebut diare ?
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya lebih encerdan
lebih sering dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah,
tergantung pada penyebabnya. Gejala lainnya adalah demam danmuntah. Kadangkala
gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.

B. Gejala yang timbul akibat penyakit diare


Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, padaawalnya anak
akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangancairan tubuh) ringan. Bila
tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dantimbullah gejala-gejala: anak tampak
cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkandiri pada dehidrasi berat. Mata tampak
cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi),bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata
walaupun menangis, turgorberkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi
melemah sampaitidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing berkurang.
Padakeadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat
basa(menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.

C. Prinsip pengobatan diare


Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi
dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kuranggizi) bila tidak
diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare padaanak akan sembuh
sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan
penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsippengobatan diare adalah:
1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut
(minum)maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak,pemberian
makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harusdilanjutkan, termasuk
pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu
formula.
3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan
sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkanpemberian
antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.
D. Pertolongan Pertama pada Anak Diare
1. Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikanminum
sebanyak 10 ml per satu kilogram berat badan setiap kali mencretagar cairan tubuh
yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegahterjadinya dehidrasi,
sehingga mencegah terjadinya kematian.
2. Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit dengan takaran sebagaiberikut :
1 bungkus oralit di campur dengan 200 ml air matang hangat (1gelas)
Berikan sesendok setiap 1-2 menit sekali untuk anak dibawah umur 2tahun.
Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua.
Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian berikan cairan lebihlama
(misalnya sesendok tiap 2-3 menit)
Bila diare berlanjut setelah oralit habis hendaknya kembali kepadapetugas
kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
3. Segera bawa anak ke dokter atau puskesmas jika:
Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat
Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit
kurang berhasil
dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu,
prinsippengobatan diare adalah:
1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut
(minum)maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak,pemberian
makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harusdilanjutkan,
termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan
penggantian susu formula.
3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan
sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkanpemberian
antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.

E. Pencegahan Diare pada Anak


Untuk pencegahan diare pada anak dapat dilakukan beberapa upaya praktisseperti :
1. Siapkan makanan yang bersih dan higienis. Sebaiknya kita memasaknyasendiri.
2. Penyediaan air minum yang bersih, tentunya di masak dengan baik.
3. Kebersihan perorangan, baik kebersihan anak maupun kebersihan orangyang
merawat anak tersebut.
4. Cuci tangan sebelum makan. Biasakan ini sedari dini.
5. Pemberian ASI eksklusif
6. Buang air besar pada tempatnya
7. Buang sampah pada tempatnya.
8. Lindungi makanan dari serangga, seperti lalat, semut dan sebagainya yangsering
hinggap pada makanan.
9. Lingkungan hidup yang sehat

F. Pemberian Larutan Gula Garam Sebagai Pengganti Oralit


Bahan yang diperlukan:
Gula pasir 1 sdt
Garam dapur sdt
Air matang/ teh hangat 200 ml
Alat yang diperlukan:
Gelas
Sendok teh
Cara pembuatan:
1. Cuci tangan dengan bersih
2. Isi gelas dengan air matang atau teh hangat
3. Tuangkan 1 sdt gula pasir dan sdt garam ke dalam gelas lalu aduk sampai
keduanya tercampur rata

Lampiran 2
SUSUNAN ACARA KEGIATAN PENYULUHAN
1. Pembukaan
2. Penyuluhan
3. Tanya jawab
4. Penutupan

WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB


14.30 14.35 Pembukaan dan Perkenalan

14.35 14.45 Penyuluhan

14.45 14.55 Tanya jawab

14.55 15.00 Penutup

Lampiran 3
POA KEGIATAN

No Tahapan Kegiatan Media Metode Waktu


Penanggung
Sasaran
Jawab

Nutrisionis Ibu Balita


1. Pembukaan dan - Ceramah 5 menit
Perkenalan

Penyuluhan Ibu Balita


2. leaflet Ceramah 10 menit

Tanya jawab Ibu Balita


3. Tanya 5 menit
jawab
a.
Ibu Balita
4. Penutup Ceramah 5 menit

Anda mungkin juga menyukai