RAHEL MAANARY
202111038
RAHEL MAANARY
202111038
Rahel Maanary
202111038
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi
D-III Kebidanan
iv
PENGESAHAN
Rektor
Universitas Citra Bangsa
v
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Telah diuji
Pada tanggal, 24 Juli 2023
Panitia Penguji
Dekan Ketua
Fakultas Kesehatan Program Studi
Universitas Citra Bangsa DIII Kebidanan
vi
BIODATA PENULIS
MOTTO
vii
ABSTRAK
Universitas Citra Bangsa Kupang
Program Studi DIII Kebidanan
Laporan Tugas Akhir
Tahun 2023
Rahel Maanary
Nim 202111038
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.A.N Di Puskesmas Pembantu Lasiana Kota
Kupang Periode 27 Maret s/d 27 Mei 2023
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu yang tergambar dalam profil Kesehatan tahun 2022,
mengalami penurunan sebanyak 10 kasus dalam 2 tahun yaitu 181 kasus tahun 2021 turun
menjadi 171 kasus pada tahun 2022. Sedangkan jumlah kematian bayi di NTT masih terus
meningkat, terjadi peningkatan sebanyak 184 kasus yaitu 955 kasus kematian bayi tahun
2021 naik menjadi 1,139 kasus tahun 2022. DATA PWS KIA di Puskesmas Oesapa dalam
satu tahun terakhir 2022 sasaran ibu hamil berjumlah 1472, ibu hamil yang melakukan
kunjungan K1 sebanyak 1585 (107, 6%), dan cakupan K4 sebanyak 1410 ibu hamil dengan
presentase (95, 7%), serta cakupan K6 sebanyak 1410 ibu hamil dengan presentase (95, 7%),
sasaran ibu bersalin sebanyak 1405 ibu, dimana yang bersalin di tenaga kesehatan kesehatan
sebanyak 1489 ibu dengan presentase (105, 9%). Sasaran bayi baru lahir yang melakukan
kunjungan lengkap sebanyak 1338, bayi baru lahir yang melakukan kunjungan KN1
sebanyak 1506 bayi dengan presentase (112, 5%), sedangkan bayi baru lahir yang melakukan
kunjungan secara lengkap KN3 sebesar 1504 dengan presentase (112, 4%). Sasaran ibu nifas
berjumlah 1405, ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas KF1 berjumlah 1508 dengan
presentase (107, 3%), sedangkan ibu nifas yang melakukan kunjungan secara lengkap KF4
sebesar 1501 dengan presentase (106,8%). Sasaran pasangan usia subur berjumlah 5722
tetapi hanya 4735 (82, 7%) pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi. Tujuan
dalam penelitian ini adalah menerapkan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny.A.N di
Puskesmas Pembantu Lasiana Kota Kupang dengan Pendekatan Menajemen Kebidanan dan
Menggunakan Pendokumentasian Metode SOAP.
Metode Penelitian: Menggunakan metode case study atau metode penelahan kasus.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Oesapa. Sampel yang dipilih sampel yang dipilih dalam penelitian
ini adalah Ny.A.N G1P0A0AH0 Usia Kehamilan 35 Minggu 4 Hari di Puskesmas Pembantu
Lasiana Kota Kupang. Teknik pengumpulan data dalam studi kasus ini adalah porpostive
sample.
Hasil dan Pembahasan: Asuhan Kebidanan Berkelanjutan yang diberikan pada Ny.A.N
selama kehamilan TM III yaitu kunjungan rumah 2 kali, kunjungan di Puskesmas Pembantu
Lasiana 1 kali. Ny.A.N melahirkan di Tempat Praktik Mandiri Bidan Eta lahir spontan
pervaginam pada tanggal 12 April 2023, bayi lahir langsung menangis, jenis kelamin
perempuan, keadaan bayi normal, dilakukan pemantauan bayi baru lahir (KN1-KN3) dan
pemantauan ib nifas (KF1-KF4), serta persetujuan suami/istri untuk ibu menggunakan
metode kontrasepsi suntik 3 bulan pada tanggal 27 Mei tahun 2023.
Simpulan: Penulis telah melakukan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan yang diberikan
kepada Ny.A.N di Puskesmas Pembantu Lasiana dengan hasil keluhan ibu selama hamil
teratasi, ibu melahirkan di fasilitas kesehatan, bayi baru lahir dalam keadaan normal, masa
nifas normal, dan ibu akan menggunakan alat kontrasepsi setelah masa nifas.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esayang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir berjudul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada
Ny. A.N di Puskesmas Pembantu Lasiana pada tanggal 27 Maret sampai dengan
tanggal 27 Mei 2023”. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan di Prodi
DIII Kebidana Universitas Citra Bangsa Kupang.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak
bimbingan dan bantuan untuk penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
teristimewa kepada Odilia Esem, S.ST., MH (Kes) selaku Pembimbing yang sudah
meluangkan waktu membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
bimbingan kepada:
1. Prof. Dr. Frans Salesman, SE,.M.Kes selaku Rektor Universitas Citra Bangsa
Kupang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan DIII Kebidanan.
2. Vinsensius B. Lemaking, S.KM., M.Kes selaku Dekan program Studi DIII
Kebidanan Universitas Citra Bangsa Kupang.
3. Meri Flora Ernestin, S.ST.,M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Universitas Citra Bangsa Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk belajar dengan baik melalui pendidikan dikelas, laboratorium
maupun dilahan praktek.
4. Arijanti S Ulnang, S.ST., MHlthServMt selaku wali kelas yang telah bersedia
membimbing penulis selama menempuh pendidikan DIII Kebidanan di
Universitas Citra Bangsa Kupang.
5. Siti Nur A. J Ahmad, STr.Keb., MH selaku penguji I dan Mili A. Jumetan,
STr.Keb., MKM selaku penguji II yang sudah meluangkan waktu untuk
menguji dan memberikan masukan guna menyempurnakan lapotan tugas akhir
ini.
ix
6. drg. Ovlian A. Manafe, M.Kes selaku kepala Puskesmas Oesapa yang
mengijinkan saya mengambil kasus di wilayah kerja Puskesmas Oesapa.
7. Margareta Lay Amd. Keb selaku Bidan Praktik Mandiri yang telah
membimbing penulis untuk menolong persalinan.
8. Ny.A.N di Puskesmas Pembantu Lasiana dan Keluarga atas ketersediaan
sebagai responden atas pengambilan laporan tugas akhir ini
9. Orang tua tercinta Bapak Lazarus Maanary dan Mama Aksamina Kanety,
Kakak Maku, Ojhon, Adik Utha, Uce, dan Almh. Oma Terkasih, serta semua
anggota keluarga yang selalu mendukung dalam doa dan penuh kasih sayang,
serta memberikan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan laporan tugas akhir.
10. Seluruh teman-teman mahasiswa kebidanan angkatan XIII Universitas Citra
Bangsa Kupang yang telah memberikan dukungan berupa motivasi dalam
penyusunan laporan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan, hal ini terselesainya karena adanya kekurangan dan keterbatasan
kemampuan penulis. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
COVER....................................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN…………………………..........................……………iii
PERSETUJUAN…………………………............................................…………iv
PENGESAHAN......................................................................................................v
PENETAPAN PANITIA PENGUJI....................................................................vi
BIODATA PENULIS……………...........................................................………vii
ABSTRAK………………………...........................................................………viii
KATA PENGANTAR………………………...................................……………ix
DAFTAR ISI………………………..........................................…………………xi
DAFTAR TABEL………………………………………xiii
DAFTAR GAMBAR……………………….......................................…………xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………....................................……………xv
DAFTAR SINGKATAN………………………..........................................…...xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………...........................………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………....................…………………….4
1.3 Tujuan Penelitian……………………...........................................................4
1.4 Manfaat Penelitian……………….....................................…………………5
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Teori………………………….....................……………….7
2.1.1 Asuhan Continuity Care (COC)......................................................... 7
2.1.2 Konsep Dasar Kehamilan……………….............................………10
2.1.3 Konsep Dasar Persalinan……………......................................……35
2.1.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir……………….................…………75
2.1.5 Konsep Dasar Nifas……………..................................................…82
2.1.6 Konsep Dasar Keluarga Berencana………....................…………102
2.2 Konsep Menajemen Asuhan Kebidanan………..........................………109
2.3 Pathway…………………………………………………………………145
xi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian.....................................................................................146
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……......................................……………147
3.3 Populasi dan Sampel…………..............................................………….147
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………..........................……148
3.5 Etika Penelitian ………………….............................................……….151
BAB IV TINJAUAN KASUS
4.1 Gambaran Lokasi……………………....................................................153
4.2 Tinjauan Kasus………………………….....................………………...154
4.3 Pembahasan………………………………….........................…………196
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………….....................................................218
5.2 Saran ………………………...............................................……………218
DAFTAR PUSTAKA……………………………..........................…………...220
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
KN : Kunjungan Neonatal
KPD : Ketuban Pecah Dini
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
KRR : Kehamilan Resiko Rendah
KRST : Kehamilan Resiko Sangat Tinggi
KRT : Kehamilan Resiko Tinggi
KSPR : Kartu Skor Poedji Rochjati
LBK : Letak Belakang Kepala
LH : Luteinizing Hormone
LILA : Lingkar Lengan Atas
MAL : Metode Amenore Laktasi
MTBS : Menajemen Terpadu Balita Sakit
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
OUE : Ostium Uteri Eksternum
OUI : Ostium Uteri Internum
PAP : Pintu Atas Panggul
PBP : Pintu Bawah Panggul
PHBS : Perlaku Hidup Bersih dan Sehat
PHS : Penyakit Hubungan Seksual
PID : Pelvic Inflammatory Disease
PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
PKM : Puskesmas
PNC : Postnatal Care
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PUS : Pasangan Usia Subur
SAR : Search And Resue
SBR : Segmen Bawah Rahim
SC : Sectio Caesarea
SDG’s : Sustainable Development Goals
SDKI : Survei Demokrasi dan Kesehatan Indonesia
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TIPK : Tes HIV Inisiasi Petugas Kesehatan
TP : Tafsiran Persalinan
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TFR : Total Fertility Rate
TT : Tetanus Toksoid
UDPGT : Uridin Difosfat Glukorinide Transferase
UNICEF : United Station Children’s Fund
xvii
USG : Ultrasonografi
UUK : Ubun-ubun Kecil
VT : Vagina Touch
WHO : World Health Organisation
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
se (95, 7%), sasaran ibu bersalin sebanyak 1405 ibu, dimana yang bersalin di
tenaga kesehatan kesehatan sebanyak 1489 ibu dengan presentase (105, 9%).
Sasaran bayi baru lahir yang melakukan kunjungan lengkap sebanyak 1338,
bayi baru lahir yang melakukan kunjungan KN1 sebanyak 1506 bayi dengan
presentase (112, 5%), sedangkan bayi baru lahir yang melakukan kunjungan
4
secara lengkap KN3 sebesar 1504 dengan presentase (112, 4%). Sasaran ibu
nifas berjumlah 1405, ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas KF1
berjumlah 1508 dengan presentase (107, 3%), sedangkan ibu nifas yang
melakukan kunjungan secara lengkap KF4 sebesar 1501 dengan presentase
(106, 8%). Sasaran pasangan usia subur berjumlah 5722 tetapi hanya 4735 (82,
7%) pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi diantaranya IUD
166 (3, 5%), MOW 1 (0, 01%), MOP 0 (0, 0%), KONDOM 32 (0, 6%),
IMPLANT 776 (16, 3%), SUNTIK 3493 (73, 7%), PIL 267 (5, 6%)
(Puskesmas Oesapa, 2022).
Berdasarkan PWS KIA di Puskesmas Pembantu Lasiana dalam satu
tahun terakhir 2022 sasaran ibu hamil berjumlah 315, ibu hamil yang
melakukan kunjungan K1 sebanyak 328 (104, 1%), dan cakupan K4 sebanyak
305 ibu hamil dengan presentase (96, 8%), serta cakupan K6 sebanyak 264 ibu
hamil dengan presentase (83, 3%), sasaran ibu bersalin sebanyak 301 ibu,
dimana yang bersalin di tenaga kesehatan kesehatan sebanyak 312 ibu dengan
presentase (103, 6%). Sasaran bayi baru lahir yang melakukan kunjungan
sebanyak 1338, bayi baru lahir yang melakukan kunjungan KN1 sebanyak
1506 bayi dengan presentase (112, 5%), sedangkan bayi baru lahir yang
melakukan kunjungan secara lengkap KN3 sebesar 1504 dengan presentase
(112, 4%). Sasaran ibu nifas berjumlah 312, ibu nifas yang melakukan
kunjungan nifas KF1 berjumlah 312 dengan presentase (100%), sedangkan ibu
nifas yang melakukan kunjungan secara lengkap KF4 sebesar 312 dengan
presentase (100%). Sasaran pasangan usia subur berjumlah 1272 tetapi hanya
1506 (118, 3%) pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi
diantaranya IUD 23 (1, 5%), MOW 0 (0, 0%), MOP 0 (0, 0%), KONDOM 16
(1, 06%), IMPLANT 189 (17, 8%), SUNTIK 1216 (115, 1%), PIL 62 (5, 8%)
(Pustu Lasiana, 2022).
Masalah kematian ibu dan bayi masih menjadi salah satu fokus utama
pemerintah. Upaya penanganan dari pemerintah dalam mencegah komplikasi
pada kehamilan yaitu melalui penetapan frekuensi jumlah minimal kunjungan
kehamilan yaitu 2 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II serta 3 kali pada
trimester III. Pemerintah juga mengadakan program pemberdayaan keluarga
5
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari selama perkuliahan
serta menambah wawasan tentang asuhan kebidanan berkelanjutan
meliputi Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas, dan Keluarga
Berencana.
7
8
9
2.1.2 Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Walyani, 2015).
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 trimester
yaitu: kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan
trimester kedua mulai 14-28 minggu dan kehamilan trimester ketiga
mulai dari 28-42 minggu (Yuli, 2017).
2. Klasifikasi Usia Kehamilan
Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester, dimana trimester satu
berlangsung 1 sampai 12 minggu, trimester kedua 13 minggu sampai
28 minggu dan trimester ketiga 29 minggu hingga 42 minggu. Jika
ditinjau dari lamanya kehamilan kita bisa menentukan periode
kehamilan dengan membaginya dalam 3 bagian (Walyani, 2015).
1. Kehamilan trimester I (antara 1-12 minggu)
Masa kehamilan trimester I disebut juga masa
organogenesis dimana dimulainya perkembangan organ-organ
12
6) Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15, 0
ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan
peningkatan vaskularisasi.
7) Sistem Perkemihan
Pada kehamilan trimester III kepala janin sudah turun ke
pintu atas panggul. Keluhan kencing sering timbul lagi
karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.
8) Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung
juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar
dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam
perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah
atas dan lateral.
9) Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit bergerak.
Perubahan tubuh secara bertahan dan peningkatan berat
wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita
berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen
yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus
otot dan peningkatan beban berat badan pada akhir
kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang.
10) Sistem kardiovaskular
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh
adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh yang membesar, dan volume darah
akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncak
kehamilan 32 minggu (Marmi, 2014).
11) Sistem Integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh Melanophore Stimulating
15
b. Seksual
Hubungan seksual pada trimester III tidak berbahaya kecuali ada
beberapa riwayat berikut yaitu:
1) Pernah mengalami abortus sebelumnya.
2) Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya.
3) Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan
disertai rasa nyeri dan panas pada jalan lahir.
Walaupun ada beberapa indikasi tentang bahaya jika
melakukan hubungan seksual pada trimester III bagi ibu hamil,
namun faktor lain yang lebih dominan yaitu turunnya
rangsangan libido pada trimester ini yang membuat
kebanyakan ibu hamil tidak tertarik untuk berhubungan intim
dengan pasangannya, rasa nyaman yang sudah jauh berkurang
disertai ketidaknyamanan seperti pegal/nyeri di daerah
punggung bahkan terkadang ada yang merasakan adanya
kembali rasa mual seperti sebelumnya, hal inilah yang
mempengaruhi psikologis ibu di trimester III.
c. Istirahat
Cukup istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan
kesehatan jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu
sendiri dan tumbuh kembang janinnya di dalam kandungan.
Kebutuhan tidur yang efektif yaitu 8 jam/hari.
d. Kebersihan Diri (Personal hygiene)
Penting bagi ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil, hal
ini dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. Kebersihan
lain yang juga penting dijaga yaitu persiapan laktasi dengan cara
penggunaan bra yang longgar dan menggangga membantu
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi ibu.
e. Mobilitas dan Mekanika Tubuh
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa
selama tidak melelahkan. Ibu dapat melakukan pekerjaan seperti
menyapu, mengepel, memasak atau pekerjaan rumah lainnya.
18
c. Penglihatan kabur
Wanita hamil mengeluh pandangan kabur. Karena pengaruh
hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan atau minor adalah normal.
Perubahan penglihatan disertai dengan sakit kepala yang hebat
diduga gejala preeclampsia. Deteksi dini dari pemeriksaan data
yaitu periksa tekanan darah, protein urine, refleks dan oedema.
d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
Bengkak/oedema bisa menunjukkan masalah yang serius jika
muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang jika telah
beristrahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan preeklamsia.
e. Keluar cairan pervaginam
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung.
f. Gerakan janin tidak terasa
Jika ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan
trimester III. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam. Gerakan janin
akan terasa jika berbaring atau makan dan minum dengan baik.
g. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang menunjukkan masalah adalah yang hebat,
menetap, dan tidak hilang setelah beristrahat. Hal ini bisa berarti
apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit radang pelvis,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi
uterus, absurpsi plasenta, infeksi saluran kemih, dan lain-lain
(Walyani, 2015).
7. Deteksi Dini Faktor Resiko Kehamilan Trimester III dan Prinsip
Rujukan Kasus
Menurut Kementrian Kesehatan RI, 2015, Skor Poedji Rochjati
merupakan kartu skor yang digunakan sebagai alat skrining antenatal
22
9) Tatalaksana Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil
pemeriksaan laboratorium, selain kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan bidan.
10) Pelaksanaan Temu Wicara
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan
antenatal, meliputi: kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan
sehat, peran suami/keluarga dalam kehamilan dan
perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan,
asupan gizi seimbang, dan seputar kesehatan ibu hamil.
9. Program Puskesmas P4K (Program Perencanaan Persalinan Dan
Pencegahan Komplikasi)
P4K merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan,
khususnya dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan
penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai
media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Fokus dari P4K adalah pemasangan stiker pada setiap rumah
yang ada ibu hamil. Diharapkan dengan adanya stiker di depan
rumah, semua warga masyarakat mengetahui dan dapat memberi
bantuannya. Masyarakat juga diharapkan dapat mengembangkan
norma-norma sosial termasuk kepeduliannya untuk menyelamatkan
ibu hamil dan ibu bersalin. Dianjurkan kepada ibu hamil untuk
melahirkan ke fasilitas kesehatan termasuk bidan desa. Bidan
diharuskan melaksanakan pelayanan kebidanan antara lain
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, asuhan masa nifas
dan perawatan bayi baru lahir sehingga kelak dapat mencapai dan
mewujudkan Visi Departemen Kesehatan, yaitu”Masyarakat Mandiri
31
untuk Hidup Sehat”. Peran dan fungsi bidan pada ibu hamil dalam
P4K yaitu:
a. Melakukan pemeriksaan ibu hamil (ANC) sesuai standar
(minimal 4 kali selama hamil) mulai dari pemeriksaan keadaan
umum, menentukan taksiran partus (sudah dituliskan pada
stiker), keadaan janin dalam kandungan, pemeriksaan
laboratorium yang diperlukan, pemberian imunisasi TT (dengan
melihat status imunisasinya), pemberian tablet Fe, pemberian
pengobatan atau tindakan apabila ada komplikasi.
b. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan
keluarga mengenai: tanda-tanda persalinan, tanda bahaya
persalinan dan kehamilan, kebersihan pribadi dan lingkungan,
kesehatan serta gizi, perencanaan persalinan (bersalin di bidan,
menyiapkan transportasi, menyiapkan biaya, menyiapkan calon
donor darah), perlunya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif, KB pasca persalinan.
c. Melakukan kunjungan rumah untuk penyuluhan/konseling
pada keluarga tentang perencanaan persalinan, memberikan
pelayanan ANC bagi ibu hamil yang tidak datang ke bidan,
motivasi persalinan di bidan pada waktu menjelang taksiran
partus, dan membangun komunikasi persuasif dan setara, dengan
forum peduli KIA dan dukun untuk peningkatan partisipasi aktif
unsur-unsur masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu dan
anak.
d. Melakukan rujukan apabila diperlukan. Memberikan penyuluhan
tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas. Melibatkan
peran serta kader dan tokoh masyarakat, serta melakukan
pencatatan pada kartu ibu, Kohort ibu, Buku KIA.
10.Triple Eliminasi
Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) adalah
kegiatan yang komprehensif dari pelayanan, pencegahan, terapi dan
perawatan untuk ibu hamil dan bayinya, selama masa kehamilan,
32
perjalanan.
KELUARGA (K) Beritahu ibu dan keluarga mengenai
kondisi terlahir ibu atau bayi dan mengapa ibu atau bayi
perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan
upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga lain
harus menemani ibu atau bayi bayi baru lahir ke tempat
rujukan.
SURAT (S) Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini
harus memberikan identifikasi mengenai ibu atau bayi
baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil
pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu
atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan
persalinan ibu pada saat rujukan.
OBAT (O) Bawa obat obatan esensial pada saat
mengantar ibu ketempat rujukan. Obat-obatan mungkin
akan diperlukan selama perjalanan.
KENDARAAN (K) Siapkan kendaraan yang paling
memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang
cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi keadaan
itu cukup bayi untuk mencapai tempat rujukan dalam
waktu yang tepat.
UANG (U) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang
dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan
yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang
diperlukan.
DARAH (D) Siapkan darah untuk sewaktu-waktu
membutuhkan transfusi darah apabila terjadi perdarahan.
POSISI (P) Perhatikan posisi ibu hamil saat menuju
tempat rujukan.
NUTRISI (N) Pastikan nutrisi ibu tetap terpenuhi selama
dalam perjalanan.
36
2.1.3 Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dikatakan normal jika
prosesnya tanpa disertai penyulit terjadi pada kehamilan cukup bulan
mulai dari 37-40 minggu (JNPK-KR, 2017).
Menurut WHO (World Health Organization) 2019, persalinan
normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan berisiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang
kepala pada usia kehamilan antara 37 sampai 42 minggu tanpa
disertai penyulit.
2. Tujuan Asuhan Persalinan
a. Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap.
b. Meminimalkan intervensi dengan asuhan kebidanan persalinan
yang adekuat sesuai dengan tahapan persalinan sehingga prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
optimal.
3. Tahapan Persalinan
Tahapan persalinan terdiri dari:
2) Kemajuan persalinan
Menurut (Ilmiah, Widia Shofa, 2015) hal yang diamati
pada kemajuan persalinan dalam menggunakan
partograf adalah:
(1) Pembukaan serviks
Pembukaan serviks dinilai pada saat melakukan
pemeriksaan vagina dan ditandai dengan huruf (x).
garis waspada adalah sebua garis yang dimulai pada
saat pembukaan servik 4 cm hingga titik
pembukaan penuh yang diperkirakan dengan laju 1
cm per jam.
(2) Penurunan bagian terbawa janin
Metode perlimaan dapat mempermudah penilaian
terhadap turunnya kepala maka evaluasi penilaian
dilakukan setiap 4 jam melalui pemeriksaan luar
dengan perlimaan diatas simphisis, yaitu dengan
memakai 5 jari, sebelum dilakukan pemeriksaan
dalam. Bila kepada masih berada diatas PAP maka
masih dapat diraba dengan 5 jari (rapat) dicatat
dengan 5/5, pada angka 5 digaris vertikal sumbu X
pada partograf yang ditandai dengan “O”.
Selanjutnya pada kepala yang sudah turun maka
akan teraba sebagian kepala di atas simphisis (PAP)
oleh beberapa jari 4/5, 3/5, 2/5, yang pada partograf
turunnya kepala ditandai dengan “O” dan
dihubungkan dengan garis lurus (Marmi, 2012).
(3) Kontraksi uterus (His)
Persalinan yang berlangsung normal his akan terasa
makin lama makin kuat, dan frekuensinya
bertambah. Pengamatan his dilakukan tiap 1 jam
dalam fase laten dan tiap ½ jam pada fase aktif.
Frekuensi his diamati dalam 10 menit lama his
39
b. Tanda-tanda inpatu
1) Terjadinya his persalinan.
2) Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (Show).
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Dilatasi dan effacement, yaitu terbukanya kanalis servikalis
secara berangsur-angsur akibat pengaruh his. Effacement
adalah pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang
semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali,
sehingga tinggal hanya ostum yang tipis seperti kertas
(Oktarina, 2016).
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan menurut (JNPK-KR,
2017) adalah:
a. Power/tenaga yang mendorong anak
1) His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.
His persalinan menyebabkan pendataran dan pembukaan
serviks. Terdiri dari his pembukaan, his pengeluaran dan
his pelepasanuri.
2) Tenaga mengejan
a) Kontraksi otot-otot dinding perut.
b) Kepala di dasar panggul merangsang mengejan
c) Paling efektif saat kontraksi/his
b. Passage (jalan lahir)
Passage atau jalan lahir terdiri dari bagian keras (tulang-tulang
panggul dan sendi-sendinya) dan bagian lunak (otot-otot,
jaringan, dan ligamen).
c. Passanger
Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir
dari faktor passanger adalah:
1) Presentase janin dan janin yang terletak pada bagian
depan jalanlahir, seperti presentase kepala (muka, dahi),
presentasi bokong (letak lutut atau letak kaki), dan
presentase bahu (letak lintang).
2) Sikap janin
Hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian janin
lainnya (badan), misalnya fleksi, defleksi.
3) Posisi janin
Hubungan bagian atau point penentu dari bagian terendah
janin dengan panggul ibu, dibagi dalam 3 unsur:
a) Sisi panggul ibu: kiri, kanan dan melintang.
b) Bagian terendah janin: oksiput, sacrum, dagu, scapula.
c) Bagian panggul ibu: depan, belakang.
4) Bentuk atau ukuran kepala janin menetukan kemampuan
kepala untuk melewati jalan lahir.
6. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi Psikologi Pada Ibu Bersalin
a. Kala I
1) Perubahan dan adaptasi fisiologi:
a) Perubahan uterus
Kehamilan yang lanjut uterus terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu segmen atas rahim (SAR) yang dibentuk oleh
korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terbentuk
oleh istmusuteri. SAR memegang peranan yang aktif
karenaberkontraksi dan dindingnya bertambah tebal
dengan majunya persalinan. Sebaiknya segmen bawah
rahim (SBR) yang memegang peranan pasif makin tipis
dengan majunya persalinan karena meregang. Jadi
secara singkat SAR berkontraksi, menjadi tebal dan
mendorong anak keluar sedangkan SBR dan serviks
52
isi tali pusat kearah ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2
cm distal dari klem pertama.
31. Melakukan pemotongan dan mengikat tali pusat, dengan
satu tangan pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara
2 klem tersebut. Kemudian ikat tali pusat dengan benang
DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan lagi
benangtersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci
pada sisi lainnya. Dan lepaskan klem dan masukan dalam
wadah yang telah disediakan.
32. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit
ibu-bayi. Meluruskan bahu bayi sehingga dada bayi
menempel di dada ibunya. Mengusahakan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting susu atau aerola mamae ibu. Kemudian selimut
ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi. Biarkan bayi melakukan kontak kulit paling sedikit 1
jam.
h. Penatalaksanaan aktif persalinan kala II
33. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu
(diatas simpisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain
memegang klem untuk meregangkan tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah
darsokranial (belakang atas) secara hati-hati (untuk
mencegah inversiouteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di
atas.
72
d. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan
alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri
dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau
meminimalkan infeksi.
e. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir
masih dalam keadaan belum matang. Enzim hati belum aktif
benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada
neonatus juga belum sempurna.
4. Asuhan segera bayi baru lahir
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir
merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti
jaga bayi tetap hangat, isap lendir dari mulut dan hidung bayi,
keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem dan potong tali pusat,
IMD, pemberian suntikan vitamin K1 (I mg intramuscular), beri
salep mata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0,5 ml
intramuskular.
a. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang
harus dilakukan pada bayi baru lahir karena BBL sangat rentan
terhadap infeksi. Pencegahan infeksi adalah sebagai berikut
(Marmi, 2012):
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi.
2) Menggunakan sarung tangan bersih sebelum menangani
bayi yang belum dimandikan.
3) Memastikan semua peralatan, termasuk klem guntingdan
benang tali pusat telah di disinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
79
2.1.5 Nifas
1. Pengertian masa nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah lahirnya plasenta
hingga organ reproduksi khususnya alat-alat kandungan kembali
pulih seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau disebut
puerperium dimulai sejak 2 (dua) jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Postpartum adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya
rahim dan organ kewanitaan yang umumnya diiringi dengan
keluarnya darah nifas, lamanya periode postpartum yaitu sekitar 6-8
minggu. Selain terjadinya perubahan-perubahan tubuh, pada periode
postpartum juga akan mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi
psikologis (Erni Hernawati & Lia Kamila, 2017).
2. Tujuan masa nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi secara fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif.
c. Melakukan deteksi dini terhadap masalah.
d. Mengobati atau merujuk merujuk jika terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya.
e. Men-support dan memperkuat keyakinan diri ibu sehingga ibu
mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga maupun
budaya yang khusus yang ada pada keluarga.
84
c) Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang
terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteotik akan
memendekan jaringan otot yang telah mengendur
sehingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil
dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi
selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena
penurunan hormone estrogen dan progesterone.
d) Efek oksitosin.
Kontraksi dan retraksi otot uterus disebabkan oleh
hormon oksitosin, sehingga akan menekan pembuluh
darah dan mengakibatkan berkurangnya suplai darah
ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs
atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan.
Perubahan ukuran normal pada uterus selama masa
nifas adalah:
Tabel 2.7 Involusi Uterus
Involus TFU Berat Diameter
Uterus Uterus Uterus
Plasenta Setinggi Pusat 1000 gram 12,5 cm
Lahir
2 minggu Pertengahan 500 gram 7,5 cm
pusat dan
simpisis
14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm
(minggu 2)
6 minggu normal 60 gram 2,5 cm
Sumber: Erni Hernawati, 2017
2) Lochia
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang
mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua
yang mati akan keluar bersama dengan sisa-sisa cairan.
Pencampuran antara darah dan desidua inilah yang
dinamakan lochia. Lokia merupakan pengeluaran cairan
pada uterus selama masa nifas berlangsung dan
88
1) Hormon plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormone
yang diproduksi oleh plasenta. Hormone plasenta menurun
dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormone
plasenta (human placenta lactogen) menyebabkan kadar
gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam sehingga hari ke 7 postpartum
dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3
postpartum.
2) Hormon pituitary
Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan
LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada
wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu.
Hormone prolaktin berperan dalam peembesaran payudara
untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat
pada fase konsentrasi folikel pada minggu ke 3 dan LH
tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3) Hipotalamik pituitary ovarium
Hopotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi
lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang
menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita
menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca
salin berkisar 16 persen dan 45 persen setelah 12 minggu
pasca salin. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui,
akan mendapatkan menstruasi berkisar 40 persen setelah 6
minggu pasca melahirkan dan 90 persen setelah 24 minggu.
4) Hormon oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian
belakang, berkerja terhadap otot uterus dan jaringan
payudara. Selama tahap ke 3 persalinan, hormon oksitosin
beerperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan
93
h. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan.
Hindari makanan asin.
i. Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3
liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih,
sari buah, susu dan sup.
j. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan.
Vitamin yang diperlukan antara lain: Vitamin A yang berguna
bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat
dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1.300
mcg, Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan
meningkatkan fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0
mg per hari. Vitain B6 dapat ditemui dari daging, hati, padi-
padian, kacang polong dan kentang; Vitamin E berfungsi
sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan
tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan,
minyak nabati dan gandum.
k. Zinc (seng)
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuh luka dan
pertumbuhan. Kebutuhan zinc didapat dalam daging, telur dan
gandum. Enzim dalam pencernaan ddan metabolisme
memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg.
sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.
l. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi,
asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI.
Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.
m. Ambulasi
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu
harus istirahat. Mobilisasi yang akan dilakukan pada
98
p. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam
pada siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam
memenuhi kebutuhan istirahatnya antara lain anjurkan ibu
untuk cukup istirahat, sarankan ibu untuk melakukan kegiatan
rumah tangga secara perlahan, tidur siang atau istirahat saat
bayi tidur, kurang istirahat dapat menyebabkan jumlah ASI
berkurang, memperlambat proses involusi uteri, menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi.
q. Seksual
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti.
Namun demikian hubungan seksual dilakukan tergantung
suami istri tersebut. Selama periode nifas, hubungan seksual
juga dapat berkurang. Hal yang dapat menyebabkan pola
seksual selama masa nifas berkurang antara lain: Gangguan
atau ketidaknyamanan fisik, kelelahan, ketidakseimbangan
berlebihan hormon, kecemasan berlebihan.
Program Keluarga Berencana sebaiknya dilakukan ibu
setelah masa nifas selesai atau 40 hari (6 minggu), dengan
tujuan menjaga kesehatan ibu. Pada saat melakukan hubungan
seksual sebaiknya perhatikan waktu, penggunaan kontrasepsi,
dipareuni, kenikmatan dan kepuasan pasangan suami istri.
Beberapa cara yang dapat mengatasi kemesraan suami istri
setelah periode nifas antara lain (hindari menyebut ayah dan
ibu, mencari pengasuh bayi, membantu kesibukan istri,
menyempatkan berkencan, meyakinkan diri, bersikap terbuka
dan konsultasi dengan ahlinya.
r. Latihan atau senam nifas
Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti
semula sekitar 6 minggu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan
100
e) Pendidikan
Mengetahui tingkat intelektual tingkat pendidikan yang
dapat mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
f) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi
agar nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui
untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan
seperti bekerja di pabrik rokok, percetakan dan lain-lain.
g) Alamat
Hal ini untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan.
Ditanyakan alamatnya, agar dapat dipastikan ibu yang
mana hendak ditolong itu. Alamat juga diperlukan bila
mengadakan kunjungan kepada penderita.
h) Telepon
Ditanyakan bila ada, untuk memudahkan komunikasi.
2) Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang kefasilitas pelayanan kesehatan.
3) Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama ditanyakan dengan tujuan untuk
mengetahui sejak kapan seorang klien merasakan keluhan
tersebut.
4) Riwayat menstruasi
Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat
menstruasi antara lain yaitu menarche (usia pertama kali
mengalami menstruasi yang pada umumnya wanita
Indonesia mengalami menarche pada usia sekitar 12 sampai
16 tahun), siklus menstruasi (jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari
yang biasanya sekitar 23 sampai 32 hari), volume darah
(data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi
112
7) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda
(warning) akan adanya penyulit masa hamil. Adanya
perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil yang
melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi
organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting
tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu diketahui adalah
apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit seperti
jantung, diabetes mellitus, ginjal, hipertensi/dipotensi dan
hepatitis.
8) Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap
karena riwayat ini memberikan informasi medis yang
penting sehingga klinisi dapat lebih memahami klien.
9) Riwayat sosial
Riwayat sosial meliputi data status perkawinan, respon ibu
dan keluarga terhadap kehamilan ini, pengetahuan ibu
tentang perawatan kehamilan, dan adat istiadat setempat
yang berkaitan dengan masa hamil.
10) Pola kehidupan sehari-hari:
a) Pola makan
Penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya
selama hamil, jika data yang diperoleh tidak sesuai
dengan standar pemenuhan, maka kita dapat
memberikan klarifikasi dalam pemberian pendidikan
kesehatan mengenai gizi ibu hamil. Beberapa hal yang
perlu kita tanyakan berkaitan dengan pola makan yaitu
menu makanan, frekuensi, jumlah perhari dan
pantangan.
114
b) Pola minum
Kita juga harus memperoleh data tentang kebiasaan
pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi
dalam masa hamil asupan cairan yang cukup sangat
dibutuhkan. Hal-hal yang perlu kita tanyakan pada
pasien tentang pola minum adalah frekuensi minum,
jumlah minum perhari dan jenis minuman.
c) Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena
itu, bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya
diketahui hambatan ibu yang mungkin muncul jika
didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan
kebutuhan istiahat. Bidan dapat menanyakan tentang
berapa lama ia tidur dimalam dan siang hari.
d) Aktivitas sehari-hari
Kita perlu mengkaji kebiasaan sehari-hari pasien karena
data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat
aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien dirumah. Jika
kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat
menimbulkan penyulit masa hamil, maka kita dapat
memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien
untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai dia sehat
dan pulih kembali. Aktivitas yang terlalu berat dapat
menyebabkan abortus dan persalinan premature.
e) Personal hygiene
Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun, kebersihan
akan mempengaruhi kesehatan pasien dan janinya, jika
pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam
perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat
memberi bimbingan mengenai cara perawatan
kebersihan diri diantaranya adalah mandi, keramas,
mengganti baju dan celana dalam dan kebersihan kuku.
115
f) Aktivitas seksual
Walaupun ini hal yang cukup pribadi bagi pasien,
namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini,
karena terjadi beberapakasus keluhan dalam aktivitas
seksual yang cukup mengganggu pasien. Dengan teknik
yang senyaman mungkin bagi pasien, bidan dapat
menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
seksual seperti frekuensi berhubungan dalam seminggu
dan gangguan atau keluhan apa yang dirasakan.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Kesadaran: Composmentis (kesadaran penuh/baik),
gangguan kesadaran (apatis, samnolen, sopor, koma)
b) Berat badan: ditimbang tiap kali kunjungan untuk
mengetahui penambahan berat badan ibu. Normalnya
penambahan berat badan tiap minggu adalah 0,5 kg dan
penambahan berat badan ibu dari awal sampai akhir
kehamilan adalah 6,5 sampai 16,5 kg (Romauli, 2011).
c) Tinggi badan: ibu hamil dengan tinggi badan kurang
dari 145 cm tergolong risiko kemungkinan terjadi
Cevalo Pelvik Disporpotion (CPD).
d) Tanda-tanda vital :
(1) Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik
30 mmHg atau lebih, dan atau diastolic 15 mmHg
atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi kalau tidak ditangani dengan
tepat.
(2) Nadi
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80
x/menit. Denyut nadi 100 x/menit atau lebih dalam
116
(14) Ekstrimitas.
(15) Normal, simetris dan tidak odema.
f) Pemeriksaan penunjang kehamilan trimester III
g) Pemeriksaan laboratorium
Tes laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
komplikasi komplikasi dalam kehamilan. Melakukan
pemeriksaan laboratorium diantaranya protein urin
untuk mengetahui kadar protein dalam urine serta
mendeteksi pre eklampsia dalam kehamilan. Glukosa
urin dilakukan untuk mengetahui kadar glukosa dalam
urin serta untuk mendeteksi diabetes melitus
gravidarum. Pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui
kadar Hb pada ibu hamil serta untuk mendeteksi anemia
gravidarum (Pantikawati dan Saryono, 2012).
h) Pemeriksaan ultrasonografi
USG kehamilan adalah sebuah tes yang menggunakan
gelombang suara frekuensi tinggi untuk
menggambarkan perkembangan janin dan juga organ
reproduksi ibu hamil. Pemeriksaan USG saat hamil
tidak hanya dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin,
tetapi juga untuk melihat kondisi bayi secara
keseluruhan (Septina, 2020).
2. Interpretasi data (Diagnosa atau masalah)
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan. Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi
masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan interpretasi akurat
dari data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnose atau masalah yang spesifik.
Masalah tidak dapat dirumuskan seperti diagnosa tapi membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang dialami
121
a. Subyektif
Pengkajian dari data subyektif bahwa ibu merasa lelah setelah
persalinan, perutnya mulas dan ari-ari atau plasenta sudah
keluar dan senang bayinya selamat.
b. Obyektif
Pada data obyektif dilakukan observasi dan pengukuran tekanan
darah, pernafasan, nadi, dan suhu.Setelah kelahiran plasenta,
uterus dapat ditemukan ditengah-tengah abdomen kurang lebih
dua per tiga sampai tiga per empat antara simpisis pubis dan
umbilicus. uterus harus berkontraksi normal, keras bila disentuh
dan hendaknya dilakukan inspeksi perineum, vagina bawah
untuk mengetahui adanya memar, pembentukan hematoma,
laserasi pada pembuluh darah, atau mengalami perdarahan dan
memberitahukan ibu dalam 2 jam post partum ibu harus sudah
bisa BAK, jika belum bisa maka lakukan kateterisasi (Hidayat,
2014).
c. Analisa
Diagnosa yang ditegakan dalam asuhan kala IV didapatkan dari
data subyektif dan data obyektif bahwa telah dilakukan
pemantauan dan observasi secara teratur sehingga kondisi ibu
baik dengan memberikan asuhan pada Ny.A.N umur…
tahunP… A… inpartu kala IV.
d. Penatalaksanaan
Pada kala IV ini bidan melakukan pemantauan Selama
satu jam pertama setelah pelahiran, tanda-tanda vital ibu,
uterus, lokia, perineum, dan kandung kemih dipantau dan
dievaluasi secara teratur sampai semua stabil dalam kisaran
normal. Pada kala IV persalinan ini bidan juga melakukan
penatalaksanaan asuhan sesuai tahapan persalinan normal yaitu
melakukan pemantauan terhadap jumlah darah yang keluar,
pemeriksaan perineum, pemantuan keadaan umum ibu,
menganjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, biarkan
132
b. Obyektif
Pada pemeriksaan obyektif dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital seperti tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan.
Memeriksa payudara dan puting, apakah ada pembengkakan
atau lecet puting dan infeksi, dan ASI belum
keluar.Memeriksa abdomen terdiri dari palpasi uterus
(memastikan kontraksi baik), TFU teraba 2 jari dibawah
pusaat, dan ibu sudah BAK. Pemeriksaan dalam dilakukan
untuk mengetahui pengeluaran pervaginam serta mengetahui
luka jahitan perineum ibu. Memantau pengeluaran
pervaginam ibu pada 6 jam post partum umumnya lochea
yang keluar rubra yaitu darah segar sisa – sisa selaput
ketuban, sel – sel desidua, vernix caseosa, lanugo dan
meconium, selama 2 hari pasca persalinan (Marmi, 2014).
c. Analisa
Diagnosa atau masalah yang ditegakan berdasarkan data
subyektif dan data obyektif ibu, pada periode 6-8 jam ini
masalah yang sering muncul yaitu ibu merasa masih takut
dan pasif terhadap lingkungan sehingga ibu selalu
ketergantungan dan cenderung fokus pada diri sendiri.
Sehingga didapatkan diagnosa asuhan yang diberikan pada
Ny. X umur…tahun P…A… fase taking in 6 jam post
partum (Marmi, 2014).
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kunjungan pertama yang sering
dilakukan adalah mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri, memberikan konseling kepada ibu dan keluarga
cara mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia
uteri, menganjurkan ibu selalu memberikan ASI di awal,
menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi dan penting sebagai pemenuhan kebutuhan dalam
pemberian ASI. Melakukan rawat gabung antara ibu dan
141
2.3 Pathway
KEHAMILAN
Standar pelayanan ANC 10 T Ukur BB & TB, Ukur TD, Ukur LILA, Ukur TFU, Tentukan
presentase & DJJ, TT, Tablet Fe, Tes Lab, Penanganan kasus, dan Temu wicara
PATOLOGI FISIOLOGI
RUJUK PERSALINAN
147
148
dokumentasi melalui buku KIA, kohort ibu, kartu ibu dan arsip
laporan.
3.4.2 Instrumen Studi Kasus
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Agusta I, 2014). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah pedoman observasi, wawancara dan studi
dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan. Alat dan bahan
yang digunakan dalam pelayanan asuhan kebidanan komperhensif
sebagai berikut:
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan kehamilan
yaitu: Timbangan berat badan, tensimeter, stetoscope, kalender
kehamilan, doppler/fundus cope, meteran pengukur tinggi fundus
uteri, meteran pengukur LILA dan refleks hammer serta informed
consent untuk pasien, kartu skor Poedji Rochjati.
2. Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan INC yaitu:
a. Troli bagian atas berisi Bak instrumen besar (2 sarung tangan
steril, duk steril, kateter nelaton 1 buah, 1/2 kocher 1 buah,
klem tali pusar 2 buah, gunting tali pusar 1 buah, benang tali
pusar, kassa steril, gunting episiotomi 1 buah), com tertutup
berisi kapas DTT yang berjumlah 8 buah, com berisi betadine,
spuit 3 cc 1 buah, obat-obatan seperti oksitosin dan metergin,
delee, fundus cope/dopller, jam tangan, gelas berisi air minum
dan infuse set (jika perlu).
b. Troli bagian bawah berisi alat untuk TTV (tensimeter,
stetoscope, termometer), botol berisi air bersih dan air klorin,
nierbeken 2 buah, tempat plasenta, handuk besar 2 buah,
perlengkapan ibu (baju ibu, kain, bra, celana dalam dan
pembalut), perlengkapan bayi (baju bayi, popok, kain bayi dan
topi bayi), APD (topi, kacamata google, masker, celemek,
handuk kecil dan sepatu boot) dan Underpads.
a) Lampu sorot
b) Tabung oksigen
151
c. Lampu sorot.
d. 1 buah tempat sampah medis (kuning), 1 tempat sampah non
medis/kering (hitam).
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan calon akseptor
KB yaitu: buku pedoman KB (Leaflet), timbangan berat badan,
pengukur tinggi badan, stetoscope, tensimeter, thermometer.
154
155
lebih 854 km2. Puskesmas Pembantu Lasiana memiliki 8 buah posyandu balita
dan 2 buah posyandu lansia. Puskesmas Pembantu Lasiana dibagi dalam
beberapa ruangan yaitu poli KIA, poli KB, dan poli Umum. Wilayah kerja
Puskesmas Pembantu Lasiana berbatasan dengan wilayah-wilayah Sebelah
Timur berbatasan dengan keluarga Bule logo, Sebelah Barat berbatasan dengan
sebelah jalan, Sebelah Utara berbatasan dengan keluarga Bule Logo, dan
Sebelah Selatan berbatasan dengan SD Inpres Lasiana. Puskesmas Pembantu
Lasiana menjalankan beberapa program diantaranya Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), KB, Imunisasi Anak, ANC, dan konseling persalinan.
Data subyektif
Ibu mengatakan hamil anak pertama, belum pernah
melahirkan, tidak pernah keguguran, ibu merasakan pergerakan
janin dari usia kehamilan 5 bulan dan masih sering merasakan
pergerakan janin dalam 24 jam terakhir sebanyak 8 kali. Ibu
mengatakan HPHT: 21 Juli 2022.
Data obyektif
Tafsiran persalinan 28 April 2023. Pada pemeriksaan umum
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital yakni tekanan darah 110/80 mmHg,
nadi 80 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit dan suhu 36, 5ºC.
Palpasi: Leopold I 2 jari dibawah prosesus xipoideus (teraba
bokong), leopold II pada perut bagian kanan ibu teraba punggung,
pada perut bagian kiri ibu teraba ekstremitas, leopold III pada perut
bagian bawah ibu teraba kepala dan sudah masuk pintu atas
panggul (PAP), leopold IV divergen penrunan kepala 4/5. Mc
Donald TFU; 30 cm, TBBJ: (30 cm - 11) × 155 = 2.945 gram.
Auskultasi: DJJ positif (+) dengan frekuensi 139 x/menit, kuat, jelas
dan teratur pada perut ibu bagian kanan, Perkusi: refleks patella
ka+/ki+.
3. Antisipasi Masalah potensial
Berdasarkan diagnosa diatas tidak ada antisipasi masalah potensial.
4. Tindakan Segera
Tidak ada tindakan segera yang dilakukan pada G1P0A0AH0 UK 35
minggu 4 hari, janin tunggal, hidup intrauterin, presentasi kepala,
keadaan ibu dan janin baik.
160
5. Perencanaan
Tanggal : 27 Maret 2023
Jam : 10.00 WITA
Tempat : Puskesmas Pembantu Lasiana
a. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga rasionalnya
menjalin hubungan yang baik dan saling percaya antara ibu,
petugas kesehatan (bidan) dan mahasiswa.
b. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu rasionalnya
informasi yang jelas merupakan hak ibu untuk mengetahui
kondisi kehamilannya, sehingga ibu lebih kooperatif terhadap
asuhan yang diberikan.
c. Jelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan yang ibu rasakan
selama kehamilan trimester III, dan cara mengatasinya.
d. Jelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III
rasionalnya ibu hamil akan mengalami perubahan fisik dan
psikis yang fisiologis ketika tubuh tidak mampu beradaptasi
dengan perubahan itu maka akan berubah menjadi keadaan
yang patologis.
e. Jelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan rasionalnya agar ibu
mengetahui secara dini apa yang merupakan tanda-tanda
persalinan, sehingga ketika tanda-tanda itu dirasakan ibu
segera ke tenaga kesehatan.
f. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya rencana persiapan
persalinan rasionalnya persiapan persalinan merupakan cara
untuk mengurangi kecemasan dalam menghadapi persalinan
dan ibu mendapat pertolongan tepat waktu serta semua
kebutuhan ibu terpenuhi saat persalinan.
g. Jelaskan pada ibu untuk makan makanan yang bergizi
rasionalnya agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan
membantu pertumbuhan janin, pola istirahat secara teratur
sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
161
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu: tekanan darah
110/70 mmHg, Suhu 36,70C, Nadi 82×/menit, pernapasan
20×/menit. Pembukaan serviks 6 cm, His 3 kali dalam 10 menit
durasi 25-30 detik, DJJ 148×/menit. Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Mengajarkan ibu melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi
rasa nyeri yaitu dengan menarik napas panjang melalui hidung dan
hembuskan perlahan melalui mulut. Ibu mengerti dan sudah
melakukann relaksasi.
3. Menganjurkan pada ibu untuk tidur miring kiri jika ibu berada di
tempat tidur, menyarankan ibu untuk berjalan disekitar ruangan,
dan menyarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin. Ibu
mengerti dan mau melakukannya.
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada
kontraksi untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah
dehidrasi pada saat proses persalinan nanti. Ibu mau minum dan
makan saat belum ada kontraksi.
5. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu dengan cara menjaga privasi ibu, menjelaskan
proses dan kemajuan persalinan, menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan dan keterlibatan ibu dan menjaga kandung kemih ibu
tetap kosong. Ibu mengerti dan mau melakukannya.
6. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama proses
persalinan dan meja resusitasi.
Saff I: Partus Bak instrument berisi handscon steril 2 pasang, klem
steril 2 buah, gunting episiotomi 1 buah, gunting tali pusat 1 buah,
penjepit tali pusat, ½ kocher 1 buah, kasa secukupnya. Tempat
berisi obat; oxytocin 1 ampul (10 IU), jarum suntik 3 cc dan 5 cc,
Vitamin K, salep mata oxythetracylin 1%.
saff II: Heacting set, handscon steril 1 pasang, nealfooder, catgut
benang 1 buah, catgut cromik ukuran 0.3 gunting benang 1 buah,
170
membuka. Sudah ada tanda dan gejala kala II. Sudah ada tanda
dan gejala kala dua.
2. Memastikan kelengkapan alat dan mematahkan oxytocin 10 IU (1
ml) serta membuka spuit 3 cc sudah dimasukkan dalam partus set.
Alat sudah lengkap, ampul oksitosin sudah dipatahkan, dan spuit 3
cc sudah dimasukkan dalam partus set.
3. Memakai topi, kacamata, masker, celemek dan sepatu boot. APD
sudah dipakai kecuali kacamata, topi, dan sepatu boot tidak ada.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan denga sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk yang bersih dan kering. Semua
perhiasan sudah dilepas dan sudah mencuci tangan dibawah air
mengalir.
5. Memakai sarung tangan DTT di tangan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam. Sarung tangan telah dipakai.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung. Isi dengan
okxytocin dan letakan kembali dalam partus set. Oksitosin
merangsang kontraksi uterus untuk membantu pelepasan placenta
dan mencegah perdarahan. Oksitosin sudah disiapkan.
7. Menggunakan sarung tangan lengkap dan lakukan vulva haygiene.
Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan dari vulva ke perineum. Vulva merupakan pintu
masuknya mikrooganisme kedalam tubuh. Vulva haygiene sudah
dilakukan.
8. Melakukan pemeriksaan dalam, mendeteksi dini komplikasi dan
memantau jalan pesalinan. Hasil pemeriksaan yaitu vulva vagina
tidak ada kelainan, pembukaan 10 cm, kantung ketuban negativif,
presentasi belakang kepala ubun-ubun bagian depan, penurunan
hodge IV, dan tidak ada molase.
9. Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0, 5%
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan clorin 0, 5%. Dekontaminasi dalam
172
Kala III
Tanggal : 12 April 2023
Jam : 14.12 WITA
Tempat : Tempat Praktik Mandiri Bidan
Subyektif
Ibu mengatakan perutnya terasa mules.
Obyektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, terjadi semburan
darah yang tiba-tiba, uterus teraba bundar kontraksi uterus baik, TFU
setinggi pusat ada keluar darah dari jalan lahir, tali pusat bertambah
panjang.
Analisa: Inpartu Kala III
Penatalaksanann
27. Memeriksa uterus dan pastikan tidak ada bayi kedua dalam uterus;
uterus telah diperiksa, TFU setinggi pusat dan tidak ada bayi
kedua.
28. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oxytosin agar fundus
berkontaksi dengan baik. Ibu mengerti dan mau disuntik.
29. Dalam 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikan oksitosin 10 IU
dengan dosis 1 ml secara intra muscular (IM) di 1/3 paha kanan
atas ibu bagian luar, aspirasi terlebih dahulu. Oksitosin
merangsang kontraksi uterus dengan kuat dan efektif sehingga
mempercepat pelepasan plasenta dan mengurangi perdarahan.
Oksitosin sudah disuntikan di paha kanan.
30. Menjepit tali pusat dengan klem tali pusat, kira-kira 3-5 cm dari
pangkal tali pusat (umbilicus bayi) kemudian dari sisi luar klem
penjepit, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan
penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari klem yang pertama.
31. Melakukan pemotongan tali pusat yang telah diklem. Tali pusat
telah dipotong dengan cara tangan kiri melindungi perut bayi dan
tangan kanan melakukan pemotongan diantara kedua klem.
175
Penatalaksanaan
180
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa kondisi bayinya baik-
baik saja, tanda vital dalam batas normal, ibu terlihat senang
mendengar informasi yang diberikan.
2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu warna
kulit biru atau pucat, muntah yang berlebihan, tali pusat
bengkak atau merah, kejang, demam atau panas tinggi, bayi
tidak mau menyusui, BAB encer lebih dari 3x/hari dan
anjurkan ibu untuk segera ketempat pelayanan terdekat bila
ada tanda tanda tersebut. Ibu mengerti dan bersedia ke
pelayanan kesehatan terdekat bila ada tanda bahaya pada
bayinya.
3. Memberitahu ibu kembali cara merawat tali pusat yang baik
dan benar agar ibu dapat melakukannya dirumah yaitu selalu
cuci tangan dengan bersih sebelum bersentuhan dengan bayi,
jangan membubukan apapun pada tali pusat bayi, biarkan tali
pusat bayi terbuka, tidak perluh ditutupi dengan kain kasa atau
gurita. Selalu jaga agar tali pusat selalu kering tidak terkena
kotoran bayi atau air kemihnya. Jika tali pusat terkena kotoran
segera cuci tangan dengan air bersih, lalu keringkan. Lipat
popok atau celana bayi dibawah tali pusat, biarkan tali pusat
terlepas, jangan pernah coba untuk menariknya karena dapat
menyebabkan perdarahan, perhatikan tanda-tanda infeksi
berikut ini: bernanah, tercium bau yang tidak sedap, ada
pembengkakan disekitar tali pusat. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberkan dan dapat mengulangi penjelasan
yang diberikan yaitu tidak menaburkan apapun pada tali pusat
bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi pada pagi hari, untuk
mencegah agar bayi tidak kuning. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan mau menjemur bayi pada pagi
hari.
185
Obyektif
Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis, tanda vital heart
rate 142×/menit, pernapasan 45×/menit, suhu 36,7 0C, bayi
menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan, tidak ada nanah
186
pada mata, isapan kuat, tidak ada tarikan dinidng dada, dan tali
pusat sudah terlepas dan tidak ada tanda infeksi.
Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 28 hari
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa kondisi bayinya baik-
baik saja, tanda vital dalam batas normal, ibu terlihat senang
mendengar informasi yang diberikan.
2. Mengingatkan ibu utuk tetap memberikan ASI saja pada bayi
tanpa makanan tambahan apapun. Ibu mengerti dan mau
memberikan ASI saja pada bayi.
3. Mengingatkan ibu agar selalu menjaga kehangatan bayi untuk
mencegah terjadinya hipotermi pada bayi, yaitu bayi
dibungkus dengan kain dan selimut serta dipakaikan topi agar
tubuh bayi tetap hangat. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan bersedia untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
4. Mengingatkan kembali pada ibu tanda-tanda bahaya pada
bayi. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
5. Memberitahu ibu untuk menjaga personal hygiene bayi
seperti, mengganti pakaian bayi setiap kali basah, serta
memandikan bayi 1×1/hari dengan menggunakan air hangat.
Ibu mengerti dengan penjelasan dan bersedia menjaga
personal hygiene pada bayinya.
6. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya imunisasi dasar
pada bayi, berupa imunisasi BCG dan polio tetes 1 diberikan
pada usia 1 DPT 1 – HB-Hib 1 polio tetes 2 diberikan pada
usia 2 bulan, DPT2 – HB-Hib 2 dan polio tetes 3 diberikan
pada usia 3 bulan, dan DPT 3 – HB-Hib 3 dan polio tetes 4
dan IPV diberikan pada usia 4 bulan, dan campak iberikan
pada usia 9 bulan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
disampaikan dan bersedia membawa bayinya untuk mengikuti
imunisasi sesuai penjelasan yang diberikan.
187
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga; hasil pemeriksaan sebagai berikut tanda-tanda vital
TD: 100/70 mmHg, RR: 20×/menit, Nadi: 80×/menit, S:
188
pembesaran kelenjar gondok atau tyroid. Dada simetris kiri dan kanan,
putting susu menonjol, tidak ada benjolan, radang atau luka.
Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada kelainan, tidak terdapat
oedema dan varises.
Analisa
P1A0AH1 akseptor baru KB suntik 3 bulan
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, hasil pemeriksaan
di dapati tanda-tanda vital dalam keadaan normal, pemeriksaan
fisik tidak ada kelainan. Ibu mengerti dan senang dengan hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan KIE tentang jenis-jenis metode kontrasepsi, tujuan
penggunaan kontrasepsi, manfaat, efek samping, dan kontra
indikasi. Ibu memahami penjelasan yang diberikan. Ibu
memutuskan untuk menggunakan kontrsepsi 3 bulan.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang tujuan, manfaat, efek samping
dan kontraindikasi penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan. Tujuan
kontrasepsi suntik 3 bulan yakni untuk mencegah kehamilan,
manfaat mencegah kehamilan dengan melepaskan hormon
progestin ke dalam pembuluh darah. Progestin merupakan hormon
yang serupa dengan progesteron dan diproduksi ovarium. Hormon
ini bekerja dengan cara menghentikan pelepasan sel telur ke dalam
rahim, sehingga mencegah terjadinya proses pembuahan. Efek
sampingnya sakit kepala, kenaikan berat badan, nyeri payudara,
perdarahan, menstruasi tidak teratur. Efek ini bisa muncul selama
suntik KB masih digunakan dan kontraindikasi, hamil atau
dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya, wanita yang tidak dapat menerima terjadinya
gangguan haid, penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker
payudara, penderita diabetes melitus, disertai komplikasi. Ibu
memahami dengan penjelasan yang diberikan.
196
4.3 Pembahasan
197
siklus haid normal biasanya adalah 28-32 hari, pada kasus Ny.A.N
siklus menstruasi selama 28 hari. Lamanya haid yang normal ±7
hari, apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhi Walyani (2015), pada kasus Ny.A.N lamanya
menstruasi selama 3 hari. Nyeri haid perlu ditanyakan untuk
mengetahui apakah klien menderita atau tidak ditiap haidnya, nyeri
haid juga menjadi tanda bahwa kontraksi uterus klien begitu hebat
sehingga menimbulkan nyeri haid, pada kasus Ny.A.N tidak ada
nyeri haid. Hari pertama haid terakhir sangat penting ditanyakan
untuk mengetahui lebih pasti usia kehamilan ibu dan tafsiran
persalinan, maka dapat dijabarkan tafsiran persalinan memakai
rumus Neagle yaitu hari +7, bulan -3 dan tahun +1, pada kasus
Ny.A.N mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 21 Juli
2022, dan perkiraan tafsiran persalinan pada tanggal 28 April 2023,
karena Ny.A.N dapat memberikan keterangan yang jelas mengenai
hari pertama haid terakhir sehingga memudahkan untuk
memperkirakan tafsiran persalinan.
Menurut Mandriwati (2017), dalam riwayat perkawinan yang
perlu dikaji adalah status menikah sah, lamanya kawin, umur saat
kawin, dan berapa kali kawin karena berkaitan dengan psikologis
pada kehamilan, persalinan dan nifas, pada kasus Ny.A.N
mengatakan sudah menikah sah, sehingga tidak dapat berpengaruh
terhadap psikologisnya. Menurut Walyani (2015), yang perlu dikaji
dalam riwayat KB di antaranya metode KB apa yang selama ini ia
gunakan, berapa lama ia telah menggunakan alat kontrasepsi
tersebut, dan apakah ia mempunyai masalah saat menggunakan alat
kontrasepsi tersebut, serta alasan berhenti, pada kasus Ny. A.N
mengatakan belum pernah menggunakan KB. Menurut Marmi
(2014), yang masuk dalam riwayat kehamilan yang lalu adalah
informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan
dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia getsasi pada saat itu,
200
4. Tindakan Segera
205
6. Penatalaksanaan
206
4.3.2 Persalinan
Kala I Fase Aktif
Ibu datang ke Tempat Praktik Mandiri Bidan pada tanggal 12
April 2023 pukul 09.55 WITA mengatakan merasa sakit pinggang
menjalar keperut bagian bawah disertai dengan keluarnya lendir
bercampur darah tanggal 11 April 2023 sejak jam 22.30 WITA. Usia
kehamilannya sudah 37 minggu 5 hari. Menurut Marni (2012) nyeri
pada pinggang dan keluar lendir bercampur darah merupakan tanda-
tanda persalinan yang fisiologis teori ini diperkuat oleh IBI dalam Buku
Acuan Midwery Update (2020) dimanan tanda-tanda persalinan adanya
perubahan serviks, ketuban pecah, keluar lendir bercampur darah, dan
gangguan pada saluran pencernaan, usai kehamilan sudah masuk aterem
untuk melahirkan sesuai teori yang dikemukakan oleh Odi L.
Namangjabar (2021) bahwa usia kehamilan cukup bulan adalah usia
kehamilan 37 - 42 minggu. Dari usia kehamilan dan keluhan yang
dialami ibu semuanya merupakan hal normal dan fisiologis, karena ibu
sudah memasuki proses persalinan.
Pemeriksaan tanda-tanda vital tidak ditemukan kelainan
semuanya dalam batas normal yaitu Tekanan Darah 110/70 mmHg,
Nadi 82×/menit, Pernapasan 20×/menit, Suhu 36,70C, His 3 kali dalam
10 menit lamanya 35-40 kali/menit, DJJ 148×/menit, kandung kemih
kosong, pada pemeriksaan abdomen menunjukan hasil normal yaitu
teraba punggung terletak disebalah kanan. Pada pemeriksaan dalam
pukul 10.00 WITA sudah keluar lendir darah, portio tipis, pembukaan 6
cm, selaput ketuban utuh. Penulis menganjurkan ibu untuk miring kiri.
209
Kala II
Hasil pemeriksaan dalam pada tanggal 12 April 2023 pukul
14.00 WITA vulva vagina tidak ada kelainan, ada pengeluaran lendir
darah, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban pecah spontan
dan jernih, presentasi belakang kepala. Pemeriksaan tanda-tanda vital
tidak ditemukan adanya kelainan semuanya dalam batas normal yaitu,
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 ×/menit, suhu 36,70C, pernapasan
20 ×/menit his bertambah kuat dan sering 5 kali dalam 10 menit
lamanya 45-55 detik, DJJ 148 ×/menit, kandung kemih kosong, pada
pemeriksaan abdomen menunjukan hasil yang normal yaitu teraba
punggung disebelah kanan dan penurunan kepala 0/5.
Hasil pengakajian data subjektif dan objektif, didapatkan
diagnosa saat memasuki fase persalinan yaitu inpartu kala II. Diagnosa
ditegakkan berdasarkan keluhan yang disampaikan ibu dan hasil
pemeriksaan oleh bidan serta telah sesuaikan dengan standar II adalah
standar perumusan diagnosa penatalaksanaan kala II berlangsung 11
menit.
Penulis dan bidan mengajarkan cara ibu mengedan yang baik,
serta melakukan pertolongan persalinan sehingga jam 14.11 WITA bayi
lahir spontan, langsung menangis, jenis kelamin perempuan, berat
badan 2700 gram, PB, LK, LD, LP, tanda vital HR 142×/menit,
Pernapasan 50×/menit, Suhu 36,50C. IMD dilakukan pada bayi setelah
bayi lahir, hal tersebut sesuai dengan anjuran dalam buku Acuan
Midwery Update Asuhan Persalinan Normal (2020) tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) sebagai kontak awal antara bayi dan ibunya. Pada
kasus ini kala II berlangsung selama 1 jam, hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan bahwa pada primigravida kala II berlangsung
kurang dari 2 jam dan 1 jam pada multigravida (Dwi Rahmawati,
2020).
210
Kala III
Pukul 14.12 WITA ibu mengatakan merasa senang bayinya
sudah lahir dan perutnya terasa mules kembali, hal tersebut merupakan
tanda bahwa plasenta akan segera lahir, ibu dianjurkan untuk tidak
mengedan untuk menghindari tejadinya inversio uteri. Segera setelah
bayi lahir ibu diberikan suntikan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 paha
kanan atas, terdapat tanda-tanda pelepasan plsenta yaitu uterus
membundar, tali pusat memanjang, terdapat semburan darah dari vagina
ibu, kontraksi uterus baik dan kandung kemih kosong, kemudian
dilakukan peregangan tali pusat terkendali yaitu tangan kiri menekan
uterus secara dorsokranial dan tangan kanan menengkan tali pusat dan 1
menit kemudian plasenta lahir spontan dan selaput amnion, korion, dan
kotiledon lengkap. Pukul 14.20 WITA plasenta lahir. Setelah plasenta
lahir uterus ibu di masase selama 15 detik uterus berkontraksi dengan
baik. Hal ini sesuai dengan menajemen kala III dalam Buku Acuan
Midwery Update (2020). Pada kala III pelepasan plasenta dan
pengeluaran plasenta berlangsung selama 8 menit dengan jumlah
perdarahan kurang lebih 100 cc, kondisi tersebut normal sesuai dalam
Buku Acuan Midwery Update (2020) bahwa kala III berlangsung tidak
lebih dari 30 menit dan perdarahan yang normal yaitu perdarahan yang
tidak melebihi 500 ml. Hal ini berarti menajemen aktif kala III
dilakukan dengan benar dan tepat.
Kala IV
Pada kala IV ibu mengatakan perutnya masih terasa mules,
namun kondisi tersebut merupakan kondisi yang normal karena rasa
mulas tersebut timbul akibat dari kontraksi uterus. Dilakukan
pemantauan dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum, kala IV berjalan normal yaitu tekanan darah 110/70 mmHg,
suhu 36, 50C, nadi 78×/menit, pernapasan 20×/menit tinggi fundus uteri
2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
jahitan derajat 1 (mukosa vagina, komisura anterior, kulit pereneum)
dan sudah melakukan penjahitan, perdarahan ± 100 cc. Hal ini sesuai
211
bayi serta jaga kehangatan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
Asri, dkk (2012) penatalaksanaan yang diberikan pada bayi baru lahir
adalah jaga bayi tetap hangat, perawatan tali pusat pencegahan infeksi,
dan insiasi menyusu dini.
KN 3 (Usia 28 Hari)
Kunjungan 28 hari bayi baru lahir normal Ny.A.N mengatakan
bayinya dalam keadaan sehat. Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, HR 142×/menit, pernapasan 45×/ menit, suhu 36, 7 0C,
ASI lancar, isapan kuat, BAB, BAK. Pemeriksaan bayi baru lahir 28
hari tidak ditemukan adanya kelainan, keadaan bayi baik. Asuhan yang
diberikan yaitu pemberian ASI ekslusif, meminta ibu untuk tetap
memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan menyusui bayinya 10-15
kali dalam 24 jam, serta memberikann imunisasi BCG saat berumur I
bulan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan kunjungan ketiga
bayi baru lahir, sesuai yang ada dalam Kemenkes RI (2015) KN 3 pada
hari ke 8 sampai hari ke 28. Menurut Marni (2015) penatalaksanaan
pada kunjungan ketiga yaitu pemeriksaan fisik, jaga kehangatan,
memberikan ASI ekslusif, memberitahu ibu tentang imunisasi BCG,
dan penanganan rujukan.
sudah mulai turun dari tempat tidur, sudah makan dan minum dengan
meni nasi, sayur, dan ikan, dan sudah BAK 1 kali. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk mobilisasi ibu nifas untuk mempercepat
involusi uterus sesuai menurut Erni Hernawati (2017) yang menjelaskan
tahapan masa nifas salah satunya puerperium dini
(immediatepostpartum periode) kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Asuhan yang diberikan yaitu tanda-tanda bahaya masa nifas,
menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri, mengajarkan
pada ibu cara menyusui yang baik dan benar, dan menganjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup, serta menganjurkan ibu untuk minum obat
secara teratur yaitu asam mefenamat 500 mg, amoxcilin 500 mg, tablet
Fe dan vitamin A sebanyak 200.000 unit selama masa nifas sesuai teori
(Erni Hernawati, 2017).
KF 2 (4 Hari Post Partum)
Pada tanggal 16 April 2023 ibu mengatakan tidak ada keluhan dan
kunjungan kali ini ibu merasa sehat. ASI yang keluar sudah banyak,
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 78×/menit, pernapasan 22×/menit, suhu 36, 7 0C, kontraksi
uterus baik, tinggi fundus tidak teraba, lochea sangulenta, warna putih
bercampur merah, kandung kemih kosong. Hal ini sesuai yang
dikemukakan oleh Sulistyawati (2015), bahwa pengeluaran lochea pada
hari ketiga sampai hari ketujuh adalah sangulenta, berwarna putih
bercampur merah karena merupakan sisa lendir dan darah.
Asuhan yang diberikan pada ibu nifas yaitu tanda-tanda bahaya
masa nifas, menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan
genetalia, dan menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi.
KF 3 (28 Hari Post Partum)
Pada tanggal 10 Mei 2023 ibu mengatakan tidak ada keluhan
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/70
mmHg, nadi 82×/menit, pernapasan 20×/menit, suhu 36, 6 0C, kontraksi
217
5.1 Simpulan
Bab ini penulis mengambil kesimpulan dari studi kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny.A.N G1P0A0AH0 uk 35 minggu 4
hari, janin tunggal hidup, intrauterin, presentasi kepala, dari kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas yang dilakukan dengan pendekatan menajemen
asuhan kebidanan dengan penerapan SOAP, dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut, yaitu mahasiswa telah melakukan asuhan kebidanan kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, keluarga berencana (KB) pada Ny.A.N
dengan KB suntik 3 bulan di Puskesmas Pembantu Lasiana.
5.2 Saran
5.2.1 Institusi
Agar meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan
penyediaan fasilitas dan saran dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa, sehingga dapat menghasilkan
bidan yang berkualitas.
5.2.2 Puskesmas Pembantu
Agar meningkatkan mutu pelayanan dan memberikan asuhan yang lebih
baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan
asuhan kebidanan sesuai dengan teori mulai dari kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.
5.2.3 Klien dan Masyarakat
Diharapakan Klien dan masyarakat untuk lebih memiliki kesadaran
dalam memeriksakan kehamilannya secara teratur sehingga akan
merasa lebih yakin dan nyaman, karena mendapatkan gambaran tentang
pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,
dan melakukan pemeriksaan secara rutin dipelayanan kesehatan.
219
220
5.2.4 Penulis
Diharapakan Laporan Tugas Akhir ini dapat menambah pengetahuan
tentang asuhan kebidanan pada ibu mulai sari hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir sampai ibu menggunakan KB.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta I, 2014. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Bandung: Pustaka
Setia
Armini, Ni Wayan, 2017. Asuhan Kebidana Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta: ANDI
Astuti, dkk. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga
Damayanti, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu
Bersalin Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish
Dewi. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dinas Kesehatan Kota Kupang. 2022. Profil Kesehatan Kota Kupang. Kupang
Dwi Rahmawati, 2020. Buku Ajar Asuhan Kebidanan dan BBL Fisiologis dan
Patologis S1 Kebidanan. Jakarta Selatan. Mahakarya Citra Utama
Erawati, Ambar Dewi, 2011. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. Jakarta: EGC
Erni Hernawati. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta
IBI. (2020). Buku Acuan Midwery Update. Jakarta Selatan: Mahakarya Citra Utama
221
222
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2020. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18
Bulan. Jakarta, EGC
Ilmiah, Widia Shofa. 2015. Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika
JNPK-KR, 2017. Buku Ajar Asuhan Persalinan Berbasis Evidence Based. Jakarta
Selatan: Mahakarya Citra Utama
Kemeskes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta:
Kementrian Kesehatan
Kemenkes RI. 2015. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Kedua. Jakarta
Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Kemenkes RI, 2015. Deteksi Dini Faktor Resiko Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementrian
Kesehatan
Kemenkes RI, 2017. Pedoman dan Standar Etik Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Nasional. Jakarta: GP Press
Kemenkes RI, 2021. Profile Kesehatan Indonesia 2021 (Indonesia Health Profile
2018). Jakarta
Kemenkes, 2022. Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan BBL. Jakarta Selatan:
Mahakarya Citra Utama
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta. Departemen Kesehatan
223
Kementrian Kesehatan RI, 2019. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan, 2020. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Laporan Tahunan Puskesmas Oesapa, 2022. Profil Kesehatan Kota Kupang Tahun
2022. Kupang
Mansyur, N. Dahlan A.K. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang:
Selaksa Medika
Manuaba, IBG, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta.
EGC
Maritalia Dewi. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Maternal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Marmi dan Rahardjo, 2015. Asuhan Neonatus Bayi, Balita, Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
224
Mulyani, Nina Siti dan Mega Rinawati. 2013. Keluarga Berencana dan Alat
Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika
Natalia, 2019. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta Selatan: Mahakarya Citra
Utama
Nugroho S, 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika
Nurul Azizah, 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifasdan Menyusui. Jawa Timur:
UMSIDA Press
Odi L. Namangdjabar. 2021. Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru
Lahir. Malang: Cipta Mandiri
Oktarina, 2016. Buku Ajar Asuhan Persalinan Berbasis Evidence Based. Jakarta
Selatan: Mahakarya Citra Utama
Septina, 2020. Pengantar Praktik Ilmu Kebidanan II. Bogor: Lindan Bestari
Sulistyawati, (2015). Buku Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Salemba
Medika
Wagiyono, 2016. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta Selatan: Mahakarya Citra
Utama
WHO, 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan dan BBL Fisiiologi dan Patologis S1
Kebidanan. Jakarta Selatan: Mahakarya Citra Utama
Yuli. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Maternitas. Jakarta: Trans Info Medika
226
227
228
229
230
231
232
DOKUMENTASI
233
234
235
236
237