Anda di halaman 1dari 167

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

M
DI PMB “LANGGENG SRI ASIH”, S.ST KECAMATAN
PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU

LAPORAN TUGAS AKHIR

VEVI INDRIANI
NPM. 200105032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023
STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M
DI PMB “LANGGENG SRI ASIH”, S.ST KECAMATAN
PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli


Madya Kebidanan Pada Pendidikan Diploma III Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu

VEVI INDRIANI
NPM. 200105032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023

ii
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

Laporan Tugas Akhir, Juni 2023

Vevi Indriani, NPM 200105032


STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY ”M”
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN LANGGENG SRI ASIH, S.ST
KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU
Xv + 123 halaman + 3 tabel + 5 lampiran

ABSTRAK

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan dimana


seseorang mengalami kekurangan gizi yaitu kalori dan protein yang berlangsung
secara menahun dengan tanda gejala berat badan kurang dari 40 kg dan tampak
kurus dengan lingkat lengan atas < 23.5 cm. . Rata-rata prevalensi ibu hamil
yang mengalami KEK didunia adalah 15-47% adapun negara yang mengalami
prevalensi tertinggi adalah Bangladesh yaitu 47% dan yang paling rendah
adalah Thailand dengan prevalensi 15-25%.(WHO, 2021). Tujuan asuhan
kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny.M di
PMB Langgeng Sri Asih, S.ST Desa Blitar, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten
Pringsewu.
Metode yang digunakan pada Laporan Tugas Akhir yaitu Observasional
Deskriptif. Subjek pada laporan kasus ini adalah Ny.M umur 30 tahun, dari mulai
hamil trimester III, bersalin, nifas, dan KB serta Bayi Ny.M. Waktu studi kasus ini
dilakukan pada bulan Maret – Mei 2023. Tempat studi dilakukan di PMB
Langgeng Sri Asih, S.ST dan kediaman Ny.M Kecamatan Pringsewu Kabupaten
Pringsewu.
Hasil dari studi kasus ini didapat pada ANC Ny.M ada kesenjangan yaitu
pada trimester III hanya melakukan 2 kali pemeriksaan, pada INC ibu bersalin
normal tanpa komplikasi, PNC ibu tidak terjadi pendarahan, dan pada BBL By.
Ny. M tidak BBLR. Sehingga pada ANC, INC, PNC, BBL ada kesenjangan
antara teori dan praktik. Pada saat KB ibu memilih KB Implant 3 Tahun. Saran
bagi Ny.M untuk sebaiknya untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
minimal 6 kali sesuai standar asuhan kebidanan serta mengonsumsi makanan yang
bergizi agar supaya tidak terjadi KEK berulang.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif, ANC, INC, PNC, BBL, dan
KB
Pustaka : 25 (2015-2022)

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Laporan Tugas Akhir :

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M”


DI PMB “LANGGENG SRI ASIH”, S.ST KECAMATAN PAGELARAN
KABUPATEN PRINGSEWU

Nama : VEVI INDRIANI


NPM : 200105032

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar hasil.

Pingsewu, Juni 2023


Pembimbing

(Psiari Kusuma Wardani, S.ST., M. Kes)


NIDN. 0216019002

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

(Mareza Yolanda Umar, S.ST., M. Kes)


NIDN. 0228059102

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan Tugas Akhir :

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “M”


DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “LANGGENG SRI ASIH, S.ST., M.KES”
KECAMATAN PAFELARAN KABUPATEN PRINGSEWU

NAMA : Vevi Indriani

NPM : 200105032

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir
Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
Pringsewu Tahun Akademik 2022/2023.

1. Penguji I
Nama Penguji : Rini Wahyuni, S.ST., M.Kes (…………….)
NIDN : 0226079101
2. Penguji II
Nama Penguji : Siti Rohani, S.ST., M.Kes (…………….)
NIDN : 0225118802
3. Penguji III
Nama Penguji : Psiari Kusuma Wardani, S.ST., M.Kes (…………….)
NIDN : 0216019002
Tanggal Ujian : 09 Juni 2023

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu

(Ikhwan Amirudin, S.Kep., Ners., M.Kep)


NIDN. 0228108701

v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Vevi Indriani

NIM : 200105032

Program Studi : DIII Kebidanan

Judul : Studi Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada


Ny.M Di PMB Langgeng Sri Asih, S.ST., M.Kes”
Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Seminar Laporan Tugas Akhir yang saya buat tidak pernah/belum pernah
dibuat oleh orang lain dan saya menjamin Orisinalitas LTA yang saya
buat.
2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam laporan tugas
akhir tersebut, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan


dapat dipertanggung jawabkan.

Pringsewu, 05 Juni 2023

(Vevi Indriani)

vi
BIODATA PENULIS

Nama : Vevi Indriani


NPM : 200105032
Tempat tanggal lahir : Air Itam, 13-02-2002
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lintas Sumatera , Desa Way Apus, Kec. Bakauheni,
Kab. Lampung Selatan, Lampung
No HP : 0821-8393-xxxx
E-Mail : veviindriani13@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Negeri 4 Penukal Lulus Tahun 2013
SMP Negeri 1 Penukal Lulus Tahun 2016
SMA Negeri 1 Kalianda Lulus Tahun 2019
Mahasiswi Tingkat Akhir D III Kebidanan Universitas Aisyah Pringsewu Tahun
2022

vii
MOTTO

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang

berilmu di antara kamu sekalian." - QS. Al-Mujadilah: 11”

(QS. Al-Mujadilah : 11)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi

pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui

sedang kamu tidak mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah : 216)

"Jika kamu mengucap syukur, Saya akan memberi kamu lebih banyak." –

(QS. Ibrahim : 71)

viii
PERSEMBAHAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan


kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir dengan baik.
2. Kedua orang tuaku tersayang atas semua do’a nya yang amat sangat luar
biasa kepada Allah, sehingga tersampaikan dan bisa membuat semua
urusanku dipermudahkan oleh yang kuasa dan terima kasih atas kerja
keras dan usahanya selama ini bisa menghantarkan anak kesayanganmu
sampai di titik ini, kakak-kakakku yang tak kunjung henti mendoakan dan
memberikan support di kala aku menyerah dengan keadaan.
3. Teruntuk pembimbing Ibu Psiari Kusuma Wardani S.ST., M.Kes yang
selalu sabar membimbing dan mengarahkan untuk menjadi yang lebih
baik lagi.
4. Terima kasih kepada teman- teman yang telah memberikan support dan
dukungan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT dan segala limpahan Rahmat,
Hidayah serta Karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul "Studi Kasus Kebidanan Komprehensif pada Ny M di PMB
"Langgeng Sri Asih”, S. ST. Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu”,
sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan pada
Universitas Aisyah Pringsewu. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Sukarni, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung.
2. Wisnu Probo Wijayanto, S.Kep, Ners, MAN selaku Rektor Universitas
Aisyah Pringsewu.
3. Ikhwan Amirudin, S. Kep.,Ners.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu.
4. Mareza Yolanda Umar, S.ST. M.Kes Selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Universitas Aisyah Pringsewu.
5. Psiari Kusuma Wardani, S.ST. M.Kes selaku Pembimbing Laporan Tugas
Akhir.
6. Rini Wahyuni, S.ST., M.Kes selaku Penguji 1 Laporan Tugas Akhir.
7. Siti Rohani, S.ST., M.Kes selaku Penguji 2 Laporan Tugas Akhir.
8. Langgeng Sri Asih S.ST Selaku Kepala PMB yang telah membantu penulis
dalam pengumpulan data.
9. Ny. M dan keluarga atas kerjasamanya yang baik.
10. Seluruh dosen dan Staf prodi DIII Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas
Aisyah yang telah membekali ilmu pengetahuan, memberikan petunjuk dan
nasehat selama penulis menjadi pendidik.
Semoga Allah SWT membalasan pahala atas segala amal baik yang telah
diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan pedoman berguna
bagi semua pihak yang memanfaatkannya.
Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini tentu banyak
sekali kekurangan, maka dari itu penulis berharap adanya masukan ataupun saran
yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Pringsewu, Juni 2023

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR...................................................................................i


HALAMAN JUDUL DALAM..............................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................vi
BIODATA PENULIS...........................................................................................vii
MOTTO...............................................................................................................viii
PERSEMBAHAN..................................................................................................ix
KATA PENGANTAR............................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
D. Manfaat.........................................................................................................6
E. Ruang Lingkup..............................................................................................8

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................9


A. Kehamilan.....................................................................................................9
B. Persalinan....................................................................................................17
C. Nifas............................................................................................................36
D. Bayi Baru Lahir (BBL)...............................................................................43
E. Keluarga Berencana (KB)...........................................................................47
F. Standar Asuhan Kebidanan.........................................................................59

BAB III METODE LAPORAN KASUS...........................................................62


A. Jenis Laporan Studi Kasus..........................................................................62
B. Lokasi dan Waktu.......................................................................................62
C. Subjek Laporan Studi Kasus.......................................................................62
D. Instrumen Laporan Studi Kasus..................................................................62
E. Etika Pengumpulan Data.............................................................................64
F. Triangulasi Data..........................................................................................65
G. Alat dan Bahan............................................................................................65

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN.......................................62


A. Hasil Penelitian Tinjauan Kasus.................................................................67
B. Pembahasan...............................................................................................104

xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................118
A. Kesimpulan...............................................................................................118
B. Saran..........................................................................................................120

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri...........................................................12


Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi TT........................................................................13
Tabel 2.3 Penilaian Selintas Pada Bayi Baru Lahir...............................................44

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent


Lampiran 2 Surat Izin PMB
Lampiran 3 Leaflet
Lampiran 4 Foto Kunjungan
Lampiran 5 Lembar Konsul

xiv
DAFTAR SINGKATAN

AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit


AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
DJJ : Detak Jantung Janin
FE : Ferrum
HB : Hemoglobin
IM : IntraMuscular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
IMT : Indeks Masa Tubuh
IUCD : Intra-urine contraception Device
IUD : Intra-Urine Device
KB : Keluarga Berencana
KEK : Kekurangan Energi Kronik
KKB : Kependudukan dan Keluarga Berencana
KIA : Kartu Ibu dan Anak
KMS : Kartu Menuju Sehat
LILA : Lingkar Lengan Atas
PMT : Pemberian Makanan Tambahan
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TD : Tekanan Darah
TT : Tetanus Toxoid
WHO : World Health Organisation
WUS : Wanita Usia Subur

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan dimana

seseorang mengalami kekurangan gizi yaitu kalori dan protein yang

berlangsung secara menahun dengan tanda gejala berat badan kurang dari 40

kg dan tampak kurus dengan lingkat lengan atas < 23.5 cm. Indikator

prevalensi ibu hamil kurang energi kronik (KEK) juga mengalami penurunan

yang cukup signifikan, yaitu 24,2% tahun 2013 menjadi 17,3% tahun 2018.

(Safitri & Husna, 2022)

World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh

dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin.

Angka kematian ibu digunakan sebagai indikator untuk menggambarkan

tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu

serta kondisi kesehatan saat persalinan dan masa nifas. Rata-rata

prevalensi ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK)

didunia adalah 15-47% adapun negara yang mengalami prevalensi

tertinggi adalah Bangladesh yaitu 47% dan yang paling rendah adalah

Thailand dengan prevalensi 15-25%. (WHO, 2012)

Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia (2018), proporsi wanita

usia subur resiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) usia 15-19 tahun yang

hamil sebanyak 38,5% dan yang tidak hamil sebanyak 46,6%. Pada usia 20-

1
2

24 tahun adalah sebanyak 30,1% yang hamil dan yang tidak hamil sebanyak

30,6%. Selain itu, pada usia 25-29 tahun adalah sebanyak 20,9% yang hamil

dan 19,3% yang tidak hamil. Serta pada usia 30-34 tahun adalah sebanyak

21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak hamil. Hal in menunjukkan proporsi

WUS (Wanita Usia Subur) risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK)

mengalami peningkatan dalam kurun waktu selama 7 tahun. Berdasarkan

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017, prevalensi anemia diantara

anak umur 5-12 di Indonesia adalah 26%, pada wanita umur 13-18 yaitu 23%.

(Profil Kesehatan Indonesia, 2018)

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada wanita hamil sebesar 24,2%.1

Prevalensi KEK wanita hamil di Provinsi Lampung sebesar 21,3% yang

masuk kedalam kategori masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya

kebih dari 20%. Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang berada di

Provinsi Lampung yang memiliki prevalensi Kekurangan Energi Kronik

(KEK) wanita hamil sebesar 24,5%. Sedangkan kejadian kekurangan energi

kronik pada Wanita hamil di Kabupaten Pringsewu sebesar 14,1% pada tahun

2016. (Profil Kesehatan Indonesia, 2018)

Dampak dari Kekurangan Energi Kronik (KEK) itu sendiri bagi ibu

adalah anemia, pendarahan, dan terkena penyakit infeksi. Dampak pada

pertumbuhan janin adalah menimbulkan keguguran, abortus, anemia pada

bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan

lahir rendah (BBLR), bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan.

Sedangkan hemoglobin (Hb) merupakan parameter yang digunakan untuk


3

mengetahui prevalensi anemia. Dampak yang ditimbulkan dari ibu hamil

yang mengalami anemia adalah meningkatnya resiko melahirkan bayi dengan

BBLR. (Indrasari et al., 2022)

Status gizi ibu hamil berhubungan erat dengan kejadian BBLR. Untuk

mengetahui status gizi ibu hamil perlu dilakukan pengukuran antopometri,

salah satunya adalah indeks massa tubuh (IMT). Ibu hamil yang memiliki

IMT 18 tahun), dan tidak sedang hamil. Karena pada massa kehamilan terjadi

peningkatan berat badan pada ibu, maka IMT yang digunakan sebagai

pedoman status gizi ibu hamil adalah IMT pra hamil. World Health

Organization (WHO) mengklasifikasikan IMT menjadi underweight, normal,

overweight, dan obesitas. Dikatakan underweight apabila IMT 30. (Fahmi,

2020)

Elizabeth (2008) menyatakan bahwa, kenaikan berat badan selama

kehamilan berkisar 11 kg – 12,5 kg atau 20 % dari berat badan sebelum

hamil, penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada trimester pertama dan 0,5

kg setiap minggu pada trimester berikutnya. Depkes RI (2006) menganjurkan

kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-12 kg. Bertambahnya berat karena

hasil konsepsi yaitu janin, plasenta, dan cairan omni. Selain itu alat-alat

reproduksi ibu seperti rahim dan payudara membesar, volume darah

bertambah selain lemak tubuh yang meningkat. (Nursihhah, 2022)

Menurut Kementerian Kesehatan RI, 2017. kejadian Kekurangan

Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dapat dicegah dengan pemberian
4

makanan tambahan (PMT). PMT dimaksudkan berbasis bahan makanan lokal

dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat. PMT

yang diberikan kepada ibu hamil dalam hal ini hanya untuk sebagai tambahan

makanan atau cemilan, disaat ibu hamil tidak nafsu makan maka PMT

menjadi alternatif untuk pemenuhan nutrisi ibu hamil, pada trimester 1 PMT

yang dikonsumsi yaitu 2 keping/hari, sedangkan pada trimester II dan III

PMT yang dikonsumsi 3 keping/hari. (Puspitasari et al., 2021)

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Taslim (2010) ibu hamil kurang

energi kronis yang menerima PMT yang mengandung kurang lebih 600-700

kkal dan 15-20 g protein setiap hari selama 3 bulan berturut-turut. Pengaturan

makan ibu hamil akan mempengaruhi kecukupan zat gizi dan status gizi ibu

hamil. Hal ini didukung oleh studi Kohor yang dilakukan oleh P Lagiou, dkk

yang menunjukkan adanya hubungan antara pengaturan asupan energi dengan

peningkatan berat badan ibu hamil pada akhir trimester II (p=0,006). Begitu

pula hasil penelitian yang dilakukan oleh L M Sacco yang menunjukkan

adanya hubungan antara pengaturan asupan energi dan protein terhadap

kecukupan zat gizi pada ibu hamil. (Nursihhah, 2022)

Berdasarkan hasil Prasurvey pada Ny. M G2P1A0 umur 30 tahun,

usia kehamilan 30 minggu 2 hari di PMB Langgeng Sri Asih S, ST. Desa

Blitar Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Hasil

pemeriksaan BB 45 kg, TB 150 cm, HB 12,4 gl/dl, TFU 27 cm, DJJ 151 cm,

LILA Ny. M hanya 21 cm sedangkan menurut ketentuan normal LILA ibu

hamil itu 23,5 cm. maka dari itu Ny. M mengarah ke KEK. Untuk itu penulis
5

tertarik melakukan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Ny. M

mulai dari Hamil, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga

Berencana dengan menggunakan metode pendekatan Manajemen Kebidanan

pada Ny. M di PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan

Pagelaran Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Kebidanan terhadap Ny. M di PMB Langggeng

Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. pada

masa kehamilan TM III, Persalinan, Masa Nifas, Bayi Baru Lahir dan

Keluarga Berencana (KB)?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Telah diberikan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Ibu

Hamil, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga Berencana dengan

menggunakan metode pendekatan Manajemen Kebidanan pada Ny. M di

PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, Tahun 2023

2. Tujuan Khusus

a. Telah dilakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. M di

PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.


6

b. Telah dilakukan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin terhadap Ny. M

di PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

c. Telah dilakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny. M di

PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

d. Telah dilakukan Asuhan Kebidanan pada BBL terhadap By. Ny. M di

PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

e. Telah dilakukan Asuhan Kebidanan pada ibu KB terhadap Ny. M di

PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

f. Telah dilakukan pendokumentasikan Asuhan Kebidanan Secara

Komprehensif yang akan dilakukan pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas,

Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana terhadap Ny. M di PMB

Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

g. Telah dilihat apakah ada kesenjangan antara teori dengan praktik

dalam penerapan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil,

Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana terhadap Ny.

M di PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

D. Manfaat
7

1. Manfaat Teorotis

Sebagai bahan bacaan dan dan refrensi serta untuk menambah dan

meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam Asuhan Kebidanan secara

Komprehensif pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir, Keluarga

Berencana (KB).

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi (Ny. M)

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi Ny. M untuk

menambah pemahaman Ibu dan Keluarga mengenai Asuhan

Kebidanan serta pengetahuan tentang kehamilan dengan Kekurangan

Energi Kronik (KEK) dan kenaikan berat badan rendah pada

kehamilan dan memahami bagaimana cara mengatasinya.

b. Bagi PMB Langgeng Sri Asih S,ST.

Sebagai bahan masukan dan informasi terkait pemberian Asuhan

Kebidanan secara Komprehensif, terutama pada kasus Kekurangan

Energi Kronik (KEK) dan kenaikan berat badan rendah, serta

kerjasama dengan para bidan untuk memberikan sosialisasi mengenai

Kekurangan Energi Kronik (KEK) mulai dari kehamilan sampai

dengan setelah melahirkan.

c. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu


8

Sebagai sumber Informasi, Referensi mengenai Kekurangan Energi

Kronik (KEK) dan kenaikan berat badan rendah pada ibu hamil dan

sebagai Dokumentasi serta Bahan Pustaka.

E. Ruang Lingkup

Subjek sasaran Asuhan Kebidanan di tujukan kepada Ibu Hamil Ny. M

G2P1A0 umur 30 tahun dimulai dari Kehamilan TM III, Bersalin, Nifas, dan

Keluarga Berencana (KB), serta Bayi Ny. M. Tempat dalam pengambilan

kasus dilakukan di PMB Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan

Pagelaran Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung dan kediaman Ny. M.

Waktu pengkajian mulai dari Maret – Mei Tahun 2023. Metode yang

digunakan pada Laporan Tugas Akhir yaitu Observasional Deskriptif dengan

jenis Studi Kasus Laporan Tugas Akhir.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Merupakan suatu proses sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

hasil spermatozoa dan ovum dan dilanjut kan dengan nidasi atau

implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi,kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu atau 10 bulan

atau 9 bulan menurut Kalender national .kehamilan terjadi menjadi tiga

trimenster diamna trimenster 1 berlangsung dalam 12 minggu,trimenster

dua 15minggu (minggu ke -13 hingga 27) dan trimenster tiga 13minggu

(minggu ke 28 hingga ke 40). (Walyani, 2015)

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka

melanjutkan yang terjadi secara alami menghasilkan janin yang tumbuh di

rahim ibu. Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap

konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 38

minggu - 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan

dibagi dalam 3 Trimester yaitu Trimester I mulai dari konsepsi sampai 12

minggu, Trimester II >12 minggu sampai 28 minggu, Trimester III >28

minggu sampai 42 minggu. Selama proses kehamilan berlangsung tidak

menutup kemungkinan untuk seorang ibu akan mengalami masalah tanda

bahaya kehamilan yang dapat berpengaruh pada proses kehamilannya

9
10

maupun proses persalinannya apabila usia kehamilan sudah memasuki

aterm 37-40 minggu. (Walyani, 2015)

2. Pelayanan Antenatal Care

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Kunjungan ibu

hamil ke pelayanan kesehatan dianjurkan yaitu 2 kali pada trimester 1 (1

kali bertemu bidan dan 1 kali Dokter Sp.Og), 1 kali pada trimester II

(Bidan ), dan 3 kali pada trimester III ( 2 kali bertemu Bidan, 1 kali Doketr

Sp.Og).

Tujuan Antenatal Care Menurut World Health Organisation

(WHO) Antenatal Care selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya

resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan

angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Setiap wanita hamil

ingin memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-

kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut

cepat diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik

terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan Antenatal

Care. (Kemenkes, 2021)

Tujuan dari Antenatal Care adalah ibu hamil mendapatkan asuhan

selama kehamilan meliputi pemeriksaan kehamilan,edukasi dan deteksi

risiko tinggi sehingga apabila ada temuan bisa segera dilakukan upaya
11

preventif dan kuratif guna mencegah morbiditas dan mortalitasTujuan

pelayanan Antenatal Care menurut Kementrian Kesehatan (2021) adalah :

a) Memantau kemajuan proses kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang janin di dalamnya.

b) Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi

selama kehamilan sejak usia dini,termasuk riwayat penyakit dan

pembedahan.

c) Meningkatkan dan memelihara kesehatan ibu dan bayi.

d) Mempersiapkan proses persalinan agar bayi dapat dilahirkan dengan

selamat dan meminimalkan trauma yang mungkin terjadi selama

persalinan.

e) Menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu.

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran

anak agar mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

g) Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik dan dapat

memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.

3. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Standar asuhan kehamilan untuk pemeriksaan fisik pada ibu hamil ialah

standar pelayanan 10 T yaitu :

a. Timbang berat badan

Pengkajian dari sebelum hamil dan saat hamil, untuk mengetahui

adanya peningkatan berat badan selama ke hamilan. Kenaikan berat

badan normal ibu selama hamil dihitung dari trimester 1 sampai


12

trimester 3 minimal naik sebanyak 9 kg dan kenaikan berat badan

setiap bulannya minimal 1 kg.

b. Tentukan Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) bila 23,5 cm

menunjukan ibu hamil menderita kurang energi kronis (ibu hamil

KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

c. Tekanan darah (TD)

Pengukuran tekanan darah hparus dilakukan secara rutin dengan

tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya 3 gejala

preeklamsi, gejala preeklamsi yang apabila tidak segera diatasi, maka

akan berlanjut menjadi eklamsi dimana eklamsi merupakan salah satu

faktor penyebab terjadinya kematian maternal.

d. Tinggi fundus uteri (TFU)

Tabel 2.1

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

NO Tinggi Fundus Tinggi Fundus Uteri ( Leopold) Umur

Kehami

1 12 1/3 diatas simpisis lan 1


2 16 ½ simpisis-pusat 1
2
3 20 2/ 3 dibawah simpisis 2
4 24 Setinggi pusat 62
5 28 1/3 diatas pusat 02
6 32 1/2 pusat dan px 4
7 36 Setinggi px 83
8 40 2 jari bawah px 3 3332 40
(Sumber : Walyani, 2015) 6
13

e. Tetanus Toksoid (TT)

Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil

diharapkan dapat menhindari terjadinya tetanus neonatorum dan

tetanus pada ibu bersalin dan nifas, namun sebagaian kecil tidak mau

mendapatkan pelayanann imunisasi TT dengan alasan takut berefek

pada bayinya (Walyani, 2015).

Tabel 2.2

Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval Masa Perlindungan

Minimal Perlindungan (%)

Pemberian

TT 1 Langkah awal 0%

pembentukan

kekebalan

tubuh terhadap

penyakit

Tetanus

TT 2 1 bulan 3 tahun 80%


14

setelah TT 1

TT 3 6 bulan 5 tahun 95%

setelah TT 2

TT 4 12 bulan 10 tahun 95%

setelah TT 3

TT 5 1 tahun Lebih dari 25 99%

setelah TT 4 tahun/seumur

hidup

Sumber (Walyani, 2015)

f. Tablet tambah darah (FE)

Kebijakan progam KIA di Indonesia yang mnetapkan bahwa

pemberian Fe untuk semua ibu hamil sebanyak 1x 1 tablet selama 90

hari, namun sebagian kecil responden tidak mendapat tablet fe

disebabkan ibu hamil sudah merasa sehat dan tidak merasa mengalami

anemia, padahal resiko anemia pada ibu hamil sangat besar mengingat

janin yang dikandung juga membutuhkan zat besi yang cukup.

g. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung janin menentukan kesehatan dan posisi janin

terhadap ibu. Pemeriksaan DJJ menggunakan alat dopler,

mendengarkan DJJ sejak kehamilan usia 20 minggu, jantung janin

berdenyut 120-160x/menit.

h. Tes terhadap penyakit menular seksual


15

Pelayanan kebidanan berkaitan erat dengan penyakit melalui

hubungan seksual. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh terhadap ibu

akan tetapi terhadap bayi yang dikandung atau dilahirkan.

i. Temu wicara

Salah satu penyebab sebagian ibu hamil yang tidak dilakukan

temu wicara karena pada sebagian ibu hamil tersebut tidak ditemukan

kelainan pada kehamilan.

j. Tatalaksana Kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus

ditangani sesuai standar kewenangan bidan. Kasus-kasus yang

ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan (Kemenkes RI, 2018).

4. Kekurangan Energi Kronik (KEK)

a. Pengertian ekurangan Energi Kronik (KEK)

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan

dimana seseorang mengalami kekurangan gizi yaitu kalori dan protein

yang berlangsung secara menahun dengan tanda gejala berat badan

kurang dari 40 kg dan tampak kurus dengan lingkat lengan atas < 23.5

cm. Indikator prevalensi ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK)

juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu 24,2% tahun

2013 menjadi 17,3% tahun 2018. (Safitri & Husna, 2022)

b. Dampak Kekurangan Energi Kronik (KEK)


16

Dampak dari Kekurangan Energi Kronik (KEK) itu sendiri bagi

ibu adalah anemia, pendarahan, dan terkena penyakit infeksi. Dampak

pada pertumbuhan janin adalah menimbulkan keguguran, abortus,

anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan. Sedangkan hemoglobin (Hb) merupakan

parameter yang digunakan untuk mengetahui prevalensi anemia.

Dampak yang ditimbulkan dari ibu hamil yang mengalami anemia

adalah meningkatnya resiko melahirkan bayi dengan BBLR. (Indrasari

et al., 2022)

c. Penatalaksanaan dan Pencegahan

Cara Penanganan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Menurut

Kementerian Kesehatan RI, 2017. kejadian Kekurangan Energi Kronik

(KEK) pada ibu hamil dapat dicegah dengan pemberian makanan

tambahan (PMT). PMT dimaksudkan berbasis bahan makanan lokal

dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

PMT yang diberikan kepada ibu hamil dalam hal ini hanya untuk

sebagai tambahan makanan atau cemilan, disaat ibu hamil tidak nafsu

makan maka PMT menjadi alternatif untuk pemenuhan nutrisi ibu

hamil, pada trimester 1 PMT yang dikonsumsi yaitu 2 keping/hari,

sedangkan pada trimester II dan III PMT yang dikonsumsi 3

keping/hari. (Puspitasari et al., 2021)


17

5. Penambahan Berat Badan pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik

(KEK)

Elizabeth (2008) menyatakan bahwa, kenaikan berat badan selama

kehamilan berkisar 11 kg – 12,5 kg atau 20 % dari berat badan sebelum

hamil, penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada trimester pertama

dan 0,5 kg setiap minggu pada trimester berikutnya. Depkes RI (2006)

menganjurkan kenaikan normal bagi ibu hamil sebesar 7-12 kg.

Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin, plasenta, dan

cairan omni. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti rahim dan

payudara membesar, volume darah bertambah selain lemak tubuh yang

meningkat. (Nursihhah, 2022)

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Taslim (2010) ibu hamil

kurang energi kronis yang menerima PMT yang mengandung kurang

lebih 600-700 kkal dan 15-20 g protein setiap hari selama 3 bulan

berturut-turut. Pengaturan makan ibu hamil akan mempengaruhi

kecukupan zat gizi dan status gizi ibu hamil. Hal ini didukung oleh studi

Kohor yang dilakukan oleh P Lagiou, dkk yang menunjukkan adanya

hubungan antara pengaturan asupan energi dengan peningkatan berat

badan ibu hamil pada akhir trimester II (p=0,006). Begitu pula hasil

penelitian yang dilakukan oleh L M Sacco yang menunjukkan adanya

hubungan antara pengaturan asupan energi dan protein terhadap

kecukupan zat gizi pada ibu hamil. (Nursihhah, 2022)


18

B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses alami yang berlangsung secara alamiah,

walau demikian tetap memerlukan pemantauan khusus karena setiap ibu

memiliki kondisi Kesehatan yang berbeda-beda sehingga mengurangi

resiko kematian Ibu dan janin pada saat persalinan.

Jenis persalinan dapat dikelompokan ke dalam 4 cara, yaitu:

a) Persalinan Spontan

Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang

berlangsung tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu, baik itu

induksi, vakum, atau metode lainnya.

b) Persalinan Normal

Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada

kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak

memanjang presentasi belakang kepala yang disusul dengan

pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran ini berakhir dalam

waktu kurang dari 24 jam tanpa Tindakan pertolongan buatan dan

tanpa komplikasi.

c) Persalinan Anjuran

Persalinan anjuran adalah persalinan yang baru dapat berlangsung

setelah permulaannya dianjurkan dengan suatu perbuatan atau

Tindakan, misalnya dengan pemecahan ketuban atau dengan

memberikan suntikan oksitosin.


19

d) Persalinan Tindakan

Persalinan Tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan

normal secara spontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena itu

terdapat adanya indikasi penyulit persalinan sehingga persalinan

dilakukan dengan memberikan Tindakan menggunakan alat bantu.

(Nurhayati, 2019)

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks. Masa

kehamilan di mulai dari konsepsi, dan janin turun ke dalam jalan lahir.

Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar

melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin. (Indrayani & Djami, 2016)

2. Sebab mulainya Persalinan

Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya

banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi

persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar

progesteron, teori oksitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan

teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya

persalinan adalah sebagai berikut :

a) Penurunan kadar progesterone


20

Progesteron menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya

estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan

terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam

darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun

sehingga timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur

kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan

pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi

progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif

terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah

tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

b) Teori Oksitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas

otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir

kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah

dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya

kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.

c) Keregangan Otot-otot

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan

dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila

dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi

untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka


21

denganmajunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot

rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi

kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses

persalinan.

d) Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang

peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari

biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid

dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya) persalinan.

e) Teori Prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan

oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2

yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan

kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian

prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim

sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap

sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan

adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban


22

maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau

selama persalinan. (Rukiyah et al., 2019)

3. Tanda-Tanda Persalinan

a. Tanda bahwa persalinan sudah dekat

1) Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa

bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak,

tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan

sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.

2) Pollikasuria

Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan

epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada

kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu

atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan

sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut

Pollikasuri.

3) Fase Labor

Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon

ibu diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya

merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His

pendahuluan ini bersifat :

a) Nyeri yang hanya terasa pada perut bagian bawah

b) Tidak teratur
23

c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya

waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang

d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix 4)

Perubahan cervix Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan

cervix menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup,

panjang, dan kurang lunak, kemudian menjadi lemah lembut,

dan beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan

penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing masing ibu,

misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun

pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.

e) Energy sport Beberapa ibu akan mengalami peningkatan

energy kira-kira 24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah

beberapa hari sebelumnya merasa kelalahan fisik karena tuanya

kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan

dengan energy yang penuh. Peningkatan energy ibu ini tampak

dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah,

mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah

lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang

kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.

f) Gastrointestinal upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami

tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual, dan muntah karena

efek penurunan hormone terhadap sistem pencernaan.

(Kurniarum, 2016)
24

4. Tanda-tanda awal persalinan

1) Timbulnya his persalinan

a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.

b) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat

intensitasnya

c) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat

d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan

serviks.

2) Bloody Show

Bloody show merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir

dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar

disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ni disebabkan

karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim

hingga beberapa capillair darah terputus.

3) Premature Rupture Of Membrane

Premature rupture of membrane adalah keluarnya cairan banyak

dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat

ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau

pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya

cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Kadang-kadang ketuban

pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin

robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan

akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar. (Indrayani, 2016)
25

5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1) Passage Way

Passage way merupakan jalan lahir dalam persalinan berkaitan

keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim dalam persalinan.

(Indrayani & Djami, 2016)

2) Power

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan

yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi

otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengnan

kerjasama yang baik dan sempurana. (Rukiyah et al., 2019)

3) Psychologic

Rasa takut, tegang, dan cemas mungkin mengakibatkan proses

kelahiran berlangsung lambat. Wanita yang bersalin biasanya akan

mengutarakan berbagai kekhawatiran jika ditanya, perawatan ditujukan

untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam melalui proses

persalinan supaya dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.

(Yulizawaty. et al., 2019)

4) Penolong

Penolong persalinan perlu kesiapan, dan menerapkan asuhan

sayang ibu. Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai

budaya, kepercayaan, dan keinginan sang ibu. (Kurniarum, 2016).

Kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengnan kerjasama yang

baik dan sempurana. (Rukiyah et al., 2019)


26

5) Passanger (Janin dan Plasenta)

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi,

letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati

jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang

menyertai janin. (Fitriahadi & Utamy, 2019)

6. Menolong Persalinan Sesuai 60 Langkah APN

Asuhan persalinan pada kala II

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.b. Ibu merasa tekanan

yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya.

b. Perineum menonjol.

c. Vulva -vagina dan spingter anal membuka

2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan

tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk satu kali paki/ pribadi yang

bersih.

5. Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua

permeriksaan dalam.
27

6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik ( dengan memakai

sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan

kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa

mengotaminasi tabung suntik).

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina,

perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,

membersihkannya dengan cara seksama dengan cara menyeka dari

depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi

dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika

terkontaminasi ( meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan

benar di dalam larutan dekontaminasi).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila

selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,

lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan car mencelupkan tangan

yang mash memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5

% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti diatas).

10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180x/menit).

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal


28

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan

semua hasil-hasil penilaian seta asuhan lainnya pada partograf.

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin bayi.

a. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan

keinginannya.

b. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran

c. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta

janin sesuai dengan pedoman persalinan aktip dan

pendokumentasikan temuan-temuan

d. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat

mendukung dan member semangat kepada ibu saat ibu mulai

meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisibu untuk

meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk

dan pastikan ibu merasa nyaman)

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran:

a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan

untuk meneran. Mendukung dan member semangat atas usaha ibu

untuk meneran.

b. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan

pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)

c. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.


29

d. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat

pada ibu.

e. Mengajurkan asupan per oral.

f. Menilai DJJ setiap 5 menit.

g. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan teriadi

segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu

primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk

segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.

h. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil

posisi yang aman.

i. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk

mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan

beristirahat di antara kontraksi.

j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan teriadi

segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

letakkan handuk bersih di atas perutibu untuk mengeringkan bayi

15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong.

16. Membuka partus set

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapasi dengan kain tadi, letakkan

tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan
30

tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar

perlahan-lahan. Meganjurkan ibu meneran perlahan-lahan atau

bernapas cepat saat kepala lahir.

19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain

atau kassa yang bersih

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika

hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran

bayi:

a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit leer dengan erat, mengklemnya di dua

tempat dan memotongnya

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan

di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran

saat kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya kearah bawah

dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis

dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar

untuk melahirkan bahu posterior.

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala

bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan

bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan


31

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan

lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi sat dilahirkan

menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku

dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dari lengan lair, menelusurkan tangan yang ada diatas

(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangga saat

punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki dengan hati-

hati membantu kelahiran kaki.

25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan

bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah

dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi

ditempat yang memungkinkan). Bila bai mengalami asfiksia, lakukan

resusitasi

26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitoksin/i.m

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusatdi anatara dua klem tersebut.

29. Menegeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti

bayi dengan dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,

menutupi bagian kepala bayi membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi
32

mengalami kesulitan bernapas. Jika bayi mengalami kesulitan

bernapas, ambil tindakan yang sesuai.

30. Membiarkan bayi kepada bunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya Asuhan persalinan pada kala III.

31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen

untuk menghilangkan kemungkinan adar ya bayi kedua

32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik

33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitoksin 10 unit I.M di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian

luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

34. Memindahkan klem pada tali pusat

35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas

tulang pubis, dan menggunakan tangan in untuk melakukan palpasi

kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem

dengan tangan yang lain

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan

ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang

berlawanan arah pada bagian.

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambal

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan

arah pada uterus.


33

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5- 10 cm dari vulva

b. Jika tali pusat tidak lepas setelah melakukan penegangan tali

pusat selama 15 menit:

1) Mengulangi pemberian oksitoksin 10 unit I.M

2) Menilai kandung kemih dan dilakukan katerisasi kandung

kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu

3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan

4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit

berikutnya.

5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit

sejak kelahiran bayi

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tanga. Memegang plasenta

dengan dua tangan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban

tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan

disinfeksi tingkat tinggi tau steril dan memeriksa vagina dan serviks

ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau

forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian

selaput yang tertinggal.

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase


34

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi

(fundus menjadi keras).

40. Memeriksa kedua plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin

dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput

ketuban lengkap dan utuh . Meletakkan plasenta di dalam kantung

plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah

melakukan masase selam 15 detik mengambil Tindakan yang sesuai

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera

menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif Asuhan persalinan

pada kala IV

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik’

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang masih bersarung

tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau

mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati

sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan

dengan simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin

0,5%.
35

47. Meneyelimuti kembali bayi atau menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemberian ASI

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan vagina.

a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan

d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan

yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteris

e. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukukan

penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang

sesuai.

50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus

dan memeriksa kontraksi uterus.

51. Mengevaluasi kehilangan darah.

52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap

15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30

menit selama jam kedua pascapersalinan.

a. Memeriksa temperatur suhu tubuh sekali setiap jam selama dua

jam pertama pasca persalinan.

b. Melakukan tindakan yang sesuai dengan temuan yang tidak

normal
36

53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas pakaian setelah

dekontaminasi.

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disenfeksi tingkat tinggi.

Membersikan cairan ketuban, lendir dan darah . Membantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan bahwa ibu nyaman . Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan

makanan yang dinginkan

57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan dengan larutan klorin

0,5% dan membilas dengan air bersih

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

membalikkan bagian dalam ke luar untuk merendamnya dalan larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

60. Melengkapi partograf (halaman dean dan belakang). (Sarwono, 2023)

C. Nifas

1. Pengertian Nifas

Istilah lain dari masa nifas atau masa involusi atau periode pasca

persalinan/post partum. Masa nifas disebut juga dengan istilah masa

puerperium. Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai
37

sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.

Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu. (Walyani. ES, et all,

2017)

2. Tahapan Masa Nifas

Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:

a. Peurperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan

berdiri atau berjalan.

b. Peurperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.

c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna, terutama nila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin

beberapa minggu, bulan, atau tahun.

3. Perubahan Fisik Pada Masa Nifas

a. Rasa kram dan mules di bagian bawah perut akibat penciutan rahim

(involusi).

b. Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea).

c. Kelelahan karena proses melahirkan.

d. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.

e. Kesulitan buang air besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).

f. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul, bokong).

g. Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan). (Walyani. ES, et all 2017)

4. Perubahan Psikis Pada Masa Nifas


38

a. Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan

sampai hari ke 2 (fase taking in).

b. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayi, muncul

perasaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke 3-10).

c. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase

letting go (hari ke 10-akhir masa nifas). (Walyani. ES. et all 2017)

5. Pengeluaran Lochea Pada Masa Nifas

1. Lochea rubra : hari 1-2, terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa

ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa versix kaseosa, lanugo, dan

mekonium.

2. Lochea sanguinolenta : hari ke 3-7, terdiri dari : darah bercampur

lender, warna kecoklatan.

3. Lochea serosa : hari ke 7-14, berwarna kekuningan.

4. Lochea alba : hari ke 14-selesai nifas, hanya merupakan cairan putih.

5. Lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulenta.

(Walyani. ES. et all 2017)

6. Kebutuhan masa nifas

Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan

berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk

membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu

nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan

istirahat yang cukup dan sebagainya. Kebutuhan dasar masa nifas antara

lain:
39

a. Kebutuhan nutrisi

Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan

metabolisme. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama menyusui akan

meningkat 25%, karena berguna untuk proses penyembuhan sehabis

melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup.

b. Kebutuhan cairan

Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme

tubuh. Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan selama 40

hari postpartum. Minum kapsul vit A (200.000 unit).

c. Kebutuhan ambulasi

Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah

persalinan usai. Aktivitas tersebut amat berguna bagi semua sistem

tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru.

d. Kebutuhan eliminasi BAK/BAB

Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut

dengan luka episiotomy.

e. Kebersihan diri

Kebersihan diri ini meliputi: kebersihan pakaian rambut,

kebersihan kulit, kebersihan vulva dan sekitarnya.

f. Kebutuhan istirahat dan tidur

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup,istirahat tidur yang

dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada

siang hari.
40

g. Kebutuhan seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan seksual begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke

dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu

tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami

istri kapan saja ibu siap.

h. Kebutuhan perawatan payudara

Ibu menyusui harus menjaga payudara nya untuk tetap bersih dan

kering.

i. Latihan senam nifas

Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki

sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot

tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen, memperbaiki juga

memperkuat otot pangul dan membantu ibu untuk lebih rileks dan

segar pasca melahirkan.

j. Rencana KB

Rencana KB setelah ibu melahirkan itu sangatlah penting,

dikarenakan secara tidak langsung KB dapat membantu ibu untuk

dapat merawat anaknya dengan baik serta mengistirahatkan alat

kandungannya (pemulih alat kandungan). (Walyani. ES. et all 2017)

7. Tanda Bahaya Masa Nifas

Ibu dan keluarga bukan hanya perlu mengetahui tanda-tanda

bahaya, tetapi mereka juga memerlukan petunjuk khusus tentang siapa


41

yang harus dihubungi dan kemana harus pergi jika mereka mengalami

salah satu dari tanda-tanda bahaya tersebut. Ada beberapa tanda-tanda

bahaya masa nifas:

a. Demam (>37,5c)

b. Perdarahan aktifdari jalan lahir: Perdarahan yang lebih dari perdarahan

haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam

setengah jam, bekuan darah yang banyak.

c. Muntah

d. Rasa sakit waktu buang air kecil/berkemih

e. Pusing/sakit kepala yang terus menerus atau masalah penglihatan

f. Lokhea berbau, yakni pengeluaran vagina yang baunya menusuk

g. Sulit dalam menyusui atau payudara yang berubah menjadi merah,

panas, dan terasa sakit

h. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah

i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau

diri sendiri

j. Pembengkakan pada wajah atau tangan, rasa sakit, merah, lunak dan

pembengkakan pada kaki.

k. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama. (Walyani. ES, et all,

2017)

8. Kunjungan Nifas

a. Kunjungan pertama masa nifas:


42

Kunjungan yang pertama yaitu dilakukan pada waktu 6-8 jam

setelah persalinan dengan tujuan:

1) Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas karena persalinan

atonia uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan

memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut.

3) Mendirikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

4) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.

5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bay baru

lahir. (Dalam hal in memberikan supervisi kepada ibu bagaimana

Teknik melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir).

6) Meniaga agar bayi tetap hangat dan sehat dengan cara mencegah

hipotermia. (Jika bidan menolong persalinan, maka bidan a harus

menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau

sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil).

b. Kunjungan kedua masa nifas:

Kunjungan yang ked a yaitu dilakukan pada waktu enam hari

setelah persalinan dengan tujuan:

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbiliküs, tidak adanya perdarahan abnormal dan

tidak ada bau.


43

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca

melahirkan, seperti perdarahan abnormal.

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda

penyulit.

5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,

cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bay agar tetap

hangat.

c. Kunjungan ketiga masa nifas:

Kunjungan yang ketiga yaitu dilakukan pada waktu dua minggu

setelah persalinan dengan tujuan yang sama seperti kunjungan yang

dilakukan pada waktu enam hari setelah melahirkan,yaitu:

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan

tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca

melahirkan. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

3) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda

penyulit.

4) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,

cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap

hangat.
44

d. Kunjungan ke empat masa nifas:

Kunjungan yang ke empat yaitu dilakukan setelah enam minggu

persalinan dengan tujuan:

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu

atau bayinya.

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini. (Walyani. ES, et all,

2017)

D. Bayi Baru Lahir (BBL)

1. Pengertian Bayi Baru Lahir (BBL)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilann37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram.

(Sondakh, 2013)

2. Asuhan Kebidanan Pada BBL

a. Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeks yang terpapar

ataupun terkontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan,

Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir yaitu: sebelum

menyentuh dan sesudah bersentuhan harus mencuci tangan dengan

bersih, memastikan semua perlengkapan yang digunakan bersih dan

steril.

b. Penilaian Segera Pada BBL


45

Penilaian segera pada BBL bertujuan untuk mengetahui apakah ada

kelainan pada bayi, dan untuk mengetahui apakah seluruh bagian

tubuh BBL berfungsi secara baik atau tidak. Evaluasi segera dilakukan

setelah bayi lahir.

Tabel 2.3

Penilaian Selintas Pada Bayi Baru Lahir

Penilaian Selintas Pada Bayi Baru

Lahir

Apakah Bayi Cukup Bulan

Apakah Bayi Menangis Kuat

Apakah Tonus Otot Baik

Sumber : (Walyani, 2016)

c. Pencegahan kehilangan panas.

Bayi baru lahir dapat kehilangan panasnya melalui empat cara

(Sarwono, 2023) yaitu:

1) Konduksi yaitu melalui panas yang hilang dari tubuh bayi karena

dihantarkan ke benda padat yang berkontak langsung dengan kulit

bayi.

2) Konveksi yaitu pendinginan melalui aliran sekitar pada lingkungan

bayi.
46

3) Evaporasi yaitu hilangnya panas melalui porses penguapan karena

kecepatan atau kelembapan udara.

4) Radiasi yaitu hilangnya panas yang keluar dari tubuh bavi

kelingkungan yan lebih dingin.

5) Cara pencegahan agar bayi tidak kehilangan panas dalam tubuhnya

yaitu: berikan stimulasi taktil pada bayi, mempertahankan suhu

pada tubuh bayi yaitu dengan memakaikan kan bayi dengan

pakaian yang hangat, tidak membiarkan bayi telanjang.

d. Perawatan tali pusat.

Pemotongan tali pusat menyebabkan terpisahnya fisik antara ibu

dan bayi. Klem tali pusat dengan jarak antara 2-3 cm dari pusat bayi,

potong tali pusat dengan peralatan yang steril untuk mencegah

terjainya infeksi pada tali pusat. Setelah tali pusat terpotong lakukan

pengekleman atau pengikatan pada tali pusat. Perawatan tali pusat

yang terpenting yaitu menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih,

bersihkan tali pusat dengan air bersih lalu bungkus tali pusat

menggunakan kasa steril, ganti kasa pembungkus tali pusat jika basah

atau lembab pada saat bayi BAK atau BAB.

e. Inisasi Menyusui Dini (IMD).

Pemberian ASI awal yaitu dengan cara meletakkan bayi diatasada

ibu segera setelah bayi lahir yang sering disebut dengan inisiasi

menyusui dini (IMD). Terdapat beberapa keuntungan pada pada saat

melakukan IMD diantaranya yaitu mendekatkan hubungan antara ibu


47

dan bayi, suhu tubuh bayi akan stabil, reflek oksitosin ibu akan

berfungsi secara maksimal seta mempercepat produksi ASI karena

mendapat kan rangsangan hisap dari bayi

f. Pemberian vitamin K

Kejadian perdarahan yang disebabkan ole kekurangan vitamin K

pada bayi baru lahir terbilang cukup tinggi, untuk mencegah terjadinya

perdarahan maka setiap bayi baru lair normal diberikan suntikan

vitamin K sebanyak 0,5 ml pada paha sebelah kiri dengan cara

intramuskular (IM).

g. Pemberian imunisasi.

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah terjadinya

infeksi terhadap hepatitis B pada bayi, pemberian imunisasi hepatitis B

sebanyak 0,5 ml secra intramuskular (IM) dipaha sebelah kanan

setelah 1-2 jam pemberian vitamin K.

h. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi baru lair dilakukan 1

jam setelah kontak fisik dengan ibu, pemeriksaan ini dimulai dari

ujung kepala sampai kaki bayi, serta pengukuran antropometi pada

bayi baru lahir.

3. Ciri – Ciri Bayi Lahir Normal


48

Bayi baru lahir menurut (Sondakh, 2013) memiliki beberapa ciri

diantaranya sebagai berikut:

a. Berat badan bayi yang dikategorikan normal yaitu berkisar antara

b. 2.500-4.000 gram.

c. Panjang bayi normal berkisar antara 48-52 cm.

d. Lingkar kepala bayi normal yaitu antara 33-35cm

e. Lingkar dada bayi normal yaitu 30-38 cm.

f. Frekuensi detak jantun bayi normal diantara 120-160 kali /menit.

g. Pernafasan bayi normal kurang lebih antara 40-60 kali /menit.

4. Kunjungan Bayi Baru Lahir (BBL)

Pelayanan kesehatan oleh bidan/ kunjungan neonatus dirumah

dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu:

a. Pertama pada 6 jam- 48 jam setelah lahir

b. Kedua pada hari ke 3 – 7 setelah lahir

c. Ketiga pada hari ke 8 – 28 setelah lahir

Dalam kunjungan ini bidan/ tenaga kesehatan melakukan serangkaian

pemeriksaan yaitu: penimbangan berat badan, panjang badan, suhu,

menanyakan kepada ibu apakah bayi sakit, memeriksa kemungkinan

penyakitberat atau infeksi bakteri, frekuensi nafas, frekuensi denyut

jantung, memeriksa adanya diare, memriksa status vitamin K dan

memeriksa status imunisasi HB-o. (Buku KIA, 2017)


49

E. Keluarga Berencana (KB)

a. Pengertian Keluarga

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengatur banyaknya

jumlah kelahiran sehingga ibu maupun bayinya dan ayah serta keluarga

yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat

langsung dari kelahiran tersebut. Keluarga berencana merupakan program

pemerintah yang bertujuan menyeimbangkan anatara kebutuhan dan

jumlah penduduk. (Jitowiyono & Rouf, 2019)

b. Tujuan program KB

Tujuan program KB tujuan umum untuk 5 tahun kedepan

mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan

melestarikan Pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa

mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015. Tujuan

Program KB yaitu :

a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan

pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

b. Menciptakan penduduk yang berkualitas sumber daya manusia yang

bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

c. Ruang Lingkup KB

Ruang lingkup program KB meliputi:

a. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)

b. Konseling
50

c. Pelanyanan kontrasepsi

d. Pelayanan infertilitas

e. Pendidikan sex (sex education)

f. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

g. Konsultasi genetik.

h. Tes keganasan

i. Adopsi (Jitowiyono & Rouf, 2019)

d. Jenis – Jenis Alat Kontrasepsi

a. AKDR/IUCD

Intra-urine contraception device (IUCD) yang dalam bahasa

Indonesia adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) termasuk alat

kontrasepsi metode modern. AKDR memiliki banyak jenis dan sudah

pernah dicoba di Indonesia. Jenis-jenis AKDR tersebut adalah spiral,

delcon sield, Lippes loop, M.IUCD yang terbuat dari metal, Multi load

(MICU), medusa dan Copper T.

Jenis AKDR generasi sekarang adalah Copper T, Copper 7,

Ypsilon-Y, Progestasert, dan Copper T3800A. AKDR memiliki bentuk

yang kecil, mudah dipasang dan dikeluarkan. Tingkat keefektifan

AKDR juga tinggi dengan efek samping dan komplikasi yang ringan.

Jika pemasangan dilakukan dengan baik dan benar, tidak akan terjadi

perforasi (alat keluar) dan jika terjadi perforasi pun tidak akan

membahayakan karena bentuknya terbuka.


51

1. Jenis IUD/AKDR :

Intra Uterine Devices (IUD) digolongkan dalam beberapa

jenis yaitu sebagai berikut :

1) IUD Non-Hormonal

a. Menurut bentuknya:

1) Bentuk terbuka (Open Device), contohnya: Lippes

Loop, CU-T, CU-7, Margulies, Spring Coil, Multiload,

Nova-T.

2) Bentuk tertutup (Closed Device), contohnya: Otaring,

Antigon, Graten Berg ring.

b. Menurut jenisnya:

1) Un-Medicated IUD, contohnya: Lippes Loop,

Margulies, Saf-T Coil, Antigon.

2) Medicated IUD, contohnya: Cu T 200 (daya kerja 3

tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T300 (daya

kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7,

Nova T (daya kerja 5 tahun), MLCu375 (daya kerja 3

tahun).

2. Mekanisme Kerja IUD/AKDR

Sebenarnya sampai saat ini, mekanisme kerja AKDR belum

diketahui secara pasti. Ada pendapat bahwa AKDR dihitung tubuh

sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat,

dan disebutkan bahwa leukosit yang dapat melarutkan blastosis


52

atau sperma. Berbeda lagi dengan AKDR yang dilliti kawat

tembaga. Tembaga dalam jumlah kecil juga menimbulkan radang

setempat tetapi bisa menghambat khasiat anhydrase karbon fostase

alkali. ADKR juga menyebabkan lendir serviks menebal sehingga

menghalangi sperma.

Ada pendapat lain yang diungkapkan oleh Handayani

(2011) tentang mekanisme kerja IUD atau AKDR.

1. IUD yang mengeluarkan hormone yang akan mengentalkan

lender serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma untuk

melewati cavum uteri.

2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri.

3. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.

4. IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi

perempuan sehingga mengurangi kemampuan sperma untuk

fertilisasi.

5. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan. perubahan

pada pemakaian IUD yang menyebabkan blastokista tidak

dapat hidup dalam uterus.

6. Produksi local prostaglandin yang meninggi, yang

menyebabkan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian

IUD yang dapat menghalangi nidasi. Sebagai metode biasa

(yang dipasang sebelum hubungan seksual terjadi) IUD


53

mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi

sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak teriadi. Sebagai

kontrasepsi darurat (yang dipasang setelah hubungan seksual

terjadi) IUD mencegah terjadinya implantasi atau penverangan

sel telur vang telah dibuahi ke dalam dinding rahim.

(Jitowiyono & Rouf, 2019)

b. AKBK/Implan

Susuk atau implan adalah alat kontrasepsi metode hormonal jangka

panjang. Ada dua jenis susuk/implan, yaitu norplant dan implanon

yang memiliki beberapa perbedaan. Norplant adalah kontrasepsi

berdaya guna lima tahun yang terdiri atas enam batang kapsul kecil

yang fleksibel, bahan pembuatnya adalah silastik berisi levonorgestrel

(LNG). LNG adalah suatu progestin sintetik yang memiliki panjang

3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Berbeda dengan susuk norplant, susuk

implanon memilik daya guna yang lebih pendek dari susuk norplant

yaitu sekitar tiga tahun. Susuk implanon hanya terdiri atas satu batang

putil lentur yang memiliki panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2

mm. Biasanya dalam susuk implanon telah dipersiapkan jarum yang

terpasang pada inserter khusus berbentuk semprit dispossible dalam

kemasan steril kantong aluminium. Implanon berisi progestin 3-keto-

desogestrel (3- keto-DSG). Implanon dipasang dengan cara

penyuntikan subkutan biasa yang bisa dilakukan tanpa anestesi lokal.

Buku ini hanya akan membahas norplant.


54

1. Cara Kerja Norplant

1. Mengentalkan lendir serviks sehingga bisa mencegah

penetrasi sperma.

2. Menghambat ovulasi sekitar 50% siklus haid.

3. Menekan pertumbuhan endometrium (hipoplasia).

2. Kelebihan Menggunakan Norplant sebagai Alat Kontrasepsi

a. Berdaya guna tinggi.

b. Reversibel.

c. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.

d. Cara penggunaan mudah.

e. Berefek sangat cepat (< 24 jam setelah pemakaian).

f. Setelah dicabut, kesuburan akan kembali dengan cepat.

g. Memiliki waktu efektif yang lama (5 tahun).

h. Sebelum pemasangan tidak memerlukan pemeriksaan

dalam.

i. Bebas estrogen.

j. Tidak mengganggu kegiatan hubungan seksual.

k. Ekonomis.

l. Proses penggunaannya mudah (hanya perlu follow up dan

datang kembali jika ingin melepas norplant).

m. Tingkat proteksi berkelanjutan.


55

n. Aktivitas sehari-hari tidak terganggu.

o. Tidak berpengaruh pada produksi ASI.

p. Mengurangi dismenorrhea.

q. Mengurangi kurang darah (anemia).

3. Kekurangan Norplant sebagai Alat Kontrasepsi

a. Tidak memberikan protest seriadap iS termasuk Ails.

shingza perlu alat kontrasepsi lain contohnya kondom.

b. Pemasangan dan pencabutan harus dilakukan oleh dotter.

c. Saat insersi dan pencabutan perlu dilakukan pembedahan

ecil sehingga berisiko terjadi infeksi, hematoma, dan

perdarahan.

d. Dapat berpengaruh pada berat badan.

e. Susuk dapatterlihat dari luar sehingga mengurangi estetika.

f. Pada beberapa klien pola haid dapat berubah.

g. Pada beberapa klien bisa muncul rasa nyeri, sefalgia,

jerawat atau hirsutism.

h. Bagi wanita yang pernah menderita kista ovarium pens.

gunaan norplan tidak memberikan jaminan pencegahan

terhadap terbentukya kista ovarium.

c. Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi Suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya

kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.Kontrasepsi hormonal

jenis KB suntikan in di Indonesia semakin banyak dipakai karena


56

kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif

murah dan aman. Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu

untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam

keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai

persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang

tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB

hormonal selama maksimal 5 tahun.

1. Jenis KB Suntik

1) Suntikan/bulan; contoh: Cyclofem.

2) Suntikan/3 bulan; contoh: Depoprovera, Depogeston.

2. Cara kerja

1) Menghalangi ovulasi (masa subur).

2) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi Mental.

3) Menghambat sperma dan menimbulkan perübahan pada rahim.

4) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.

5) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

3. KB suntik 3 bulan

KB Suntik 3 Bulan adalah jenis Suntikan KB yang

mengandung hormon Depo Medroxyprogenterone Alulate (hormon

progestin) dengan volume 150 mg. Alat Kontrasepsi ini diberikan

setiap 3 bulan atau 12 Minggu, Suntikan pertama diberikan 7 hari

pertama saat perlode menscues Anda, atau 6 minggu setelah


57

persalinan. Jenis Suntikan KB ini ada yang dikemas dalam cairon 1

ml atau 3 ml.

Cara kerja KB suntik 3 bulan:

a. Mengentalkan lendir pada jalan lahir, sahingga sperma

tidak bisa menembus ke rahim,

b. Mengganggu pergerakan saluran tuba/saluran sel telur

sehingga sel telur tidak bisa mencapai rahim.

a. Mencegah pematangan sel telur dan membuat kondisi rahim tidak

cocok untuk, pertumbahan sel telur efektifitasnya mencapai 99,9%

Kerugian:

1) Menyebabkan perubahn siklus haid (teratur menjadi tidak teratur, lebih

lama/lebih cepat).

2) Kembalinya kesuburan cukup lama sekitar 6- 12 (ibu harus menunggu

untuk bisa hamil lagi)

3) Tidak melindungi dari IMS atau infeksi menular seksual (kecuali

kondom).

4) Pusing/sakit kepala.

5) Penambahan berat badan.

Jelaskan pada ibu untuk tidek semua ibu akan mengalami efek

samping, efek samping ini merupakan penyesuaiian tubuh terhadap

perubahan hormon sehingga kemungkinan tidak akan berlangung lama.

a. Keuntungan
58

1) Berjangka panjang sehingga ibu hanya perlu datang setiap 3 bulan.

2) Tidak mengganggu hubungan seksual.

3) Tidak mempengaruhi proses menyusui (sangat cocok untuk ibu yang

telah menyusui > 6 minggu. (Rusmini et al., 2017)

Berdasarkan kasus pada Ny, M umur 30 tahun G2P1A0 alat

kontrasepsi yang tepat adalah kontrasepsi suntik 3 bulan, dikarenakan

tidak mempengaruhi proses menyusui (sangat cocok untuk ibu yang telah

menyusui > 6 minggu).

2. Langkah-Langkah Konseling KB SATU TUJU

Dalam memberikan konseling khususnya bagi calon klien KB yang

baru hendaknya dapat diterapkan 6 langkah yang sedah dikenal dengan

kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu

dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri

dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih banyak

perhatian pada langkah yang satu dibandingkan dengan langkah lainnya.

Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut:

SA (Sapa dan Salam) :

Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian

sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta

terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri.

Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan

apa yang dapat diperolehnya.


59

T (Tanya) :

Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk

berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan

kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diginkan oleh klien.

Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan oleh klien sesuai

dengan kata-kata, gerak Isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita di

dalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami

pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien kita dapat membantunya.

U (Uraikan) :

Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan

reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis

kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia

inginkan, serta jelaskan pula jenis-jenis lain yang ada. Juga jelaskan

alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien. Uraikan juga

mengenai risiko penularan HIV /Aids dan pilihan metode ganda.

T (Bantu) :

Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai

apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah

klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan.

Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien mempertimbangkan

kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan


60

juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan

tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut pada

pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu

keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan: Apakah anda sudah

memutuskan pilihan jenis kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih

yang akan digunakan.

J (Jelaskan) :

Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan Kontrasepsi pilihannya

setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan

alat/obat Kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsi

tersebut digunakan dan bagaimana cara penggunaannya. Sekali lagi

doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan

terbuka. Berpenjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi,

misalnya kondom yang dapat mencegah infeks; menular seksual (IMS).

Cek pengetahuan klien tantang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan

puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.

U (Kunjungan Ulang) :

Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian,

kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan

kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk

kembali apabila terjadi suatu masalah.


61

F. Standar Asuhan Kebidanan

Standar Asuhan Kebidanan dalam Panduan ini Keputusan Menteri

Republik Indonesia no. 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan

Kebidanan. Standar Asuhan Kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan

wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose, dan atau masalah kebidanan,

perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

1. Standar I: Pengkajian

a. Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Kriteria Pengkajian

1) Data tepat, akurat dan lengkap.

2) Terdiri dari data subjektif (hasil Anamnesa: biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya).

3) Data objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan

penunjang).

2. Standar II: Perumusan Diagnosa dan/atau Masalah Kebidanan.

a. Pernyataan Standar
62

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

1) Kriteria Diagnosa dan/atau Masalah Kebidanan.

2) Diagnoa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

3) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

4) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

3. Standar III: Perencanaan

a. Pernyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa

dan masalah yang ditegakkan.

b. Kriteria Perencanaan

1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

secara komprehensif.

2) Melibatkan klien/pasien dan/atau keluarga.

3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, social budaya

klien/keluarga.

4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.


63

5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada.

4. Standar IV: Implementasi

a. Pernyataan Standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based

kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

b. Kriteria Implementasi

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural.

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien /atau keluarganya (informed consent).

3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5) Menjaga privasi klien/pasien.

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai.

9) Melakukan tindakan sesuai standar.

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

5. Standar V: Evaluasi
64

1. Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

2. Kriteria Evaluasi

1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai

kondisi klien.

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien

dan/atau keluarga.

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

6. Standar VI: Pencatatan Asuhan Kebidanan

a. Pernyataan Standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

b. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan.

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (Rekam Medis/ KMS/ Status Pasien/ Buku

KIA).

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

3) S : Data subjektif, mencatat hasil anamnesa.

4) O : Data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.


65

5) A : Hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.

6) P : Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif: penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan


BAB III

METODE LAPORAN KASUS

A. Jenis Laporan Studi Kasus

Jenis laporan studi kasus ini adalah Deskriptif Observasional, Penelitian

Deskriptif yaitu dilakukan dengan memaparkan, melukiskan dan melaporkan

segala keadaan objek yang diteliti sebagaimana adanya tanpa menarik suatu

kesimpulan. (Surahman et al., 2016)

B. Lokasi dan Waktu

Dalam studi kasus ini, lokasi studi kasus ini akan dilakukan di PMB

Langgeng Sri Asih S,ST. dan Kediaman Ny. M di Desa Blitar Kecamatan

Pagelaran Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Waktu pengkajian Maret

-Mei Tahun 2023.

C. Subjek Laporan Studi Kasus

Subjek pada laporan kasus ini adalah Ny M umur 30 tahun, dari mulai

kehamilan trimester III, bersalin, nifas, dan KB serta By. Ny. M.

D. Instrumen Laporan Studi Kasus

1. Alat

Instrumen studi kasus adalah alat atau fasilitas yang digunakan

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah di olah. Variasi jenis instrumen penelitian yaitu

62
63

menggunakan SOAP. (Sujarweni, 2023) alat yang digunakan untuk

mendapatkan data dalam studi kasus ini adalah format asuhan kebidanan

kehamilan, persalinan, nifas, Bbl dan KB dengann 7 langkah VARNEY

serta data perkembangan dengan metode SOAP.

2. Metode

Metode penelitian Deskriptif Observasional adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Variasi

metode tersebut seperti angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes

dan dokumentasi. (Surahman et al., 2016). Wawancara adalah salah satu

instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan. Hal ini

haruslah dilakukan secara mendalam agar mendapatkan data yang valid

dan detail. (Sujarweni, 2023)

3. Etika Studi Kasus

a. Informed Choice

Memberikan pilihan, tujuan dan dampak bagi informan yang

diikuti selama pengumpulan data.Informed telah bersedia menjadi

responden tanpa paksaan dari pihak manapun.

b. Informed Consent

Setelah penulis melakukan informed choice, informan setuju

dengan penjelasan yang diberikan. Oleh karena itu informan

menandatangani lembar persetujuan yang telah diajukan oleh penulis.


64

c. Confidentialy

Penulis menjamin kerahasiaan informasi serta data-data yang

diperoleh dari responden yang dimulai dari masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB.Tidak ada seorangpun dapat

memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh responden

dan dengan bukti persetujuan dari respoden.

E. Etika Pengumpulan Data

Etika pengumpulan data dalam studi kasus ini metode pengumpulan data

yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data primer dan Sekunder.

1. Data primer

Adalah data yang diperoleh dari responden melalui Kuisioner,

kelompok fokus dan panel atau juga data hasil wawancara penelitian

dengan narasumber data yang diperoleh dari data primer ini harus di olah

lagi sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan

data. (Sujarweni, 2023)

Dalam studi kasus ini jawaban dari data primer diperoleh dari data

primer diperoleh dari hasil wawancara dari Ny. M sebagai pasien dalam

studi kasus ini :

a. Pemeriksaan Fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien

secara sistematis dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.

b. Wawancara adalah salah satu instrument digunakan untuk menggali

data secara lisan hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar

mendapat data yang faliddan detail tadi. (Sujarweni, 2023)


65

c. Wawancara yang dilakukan pada Ny. M Meliputi biodata Pasien

secara lengkap, keluhan, riwayat kesehatan sekarang dan lalu, riwayat

kesehatan keluarga, riwayat menstruasi, riwayat persalinan, hubungan

sosial, dan data kebiasaan sehari-hari. Wawancara dicatat di lembar

catatan yang berpedoman pada format asuhan kebidanan.

d. Observasi. Pelaksanaan observasi menggunakan format check-list

pengkajian yaitu pada Ny. M dari mulai kehamilan, Persalinan, Nifas,

Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana (KB) di PMB Langgeng Sri

Asih S,ST.

2. Data skunder

Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

seperti majalah buku artikel dan buku teori data skunder yang Peenulis

gunakan adalah Buku KIA ibu.

F. Triangulasi Data

Tringulasi data merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan Data dan sumber data

yang telah ada. (Syarif et al., 2021). Pada studi kasus ini data diambil di PMB

Langgeng Sri Asih S,ST. Desa Blitar Kecamatan Pagelaran Kabupaten

Pringsewu Provinsi Lampung pada Maret Tahun 2023 No register 445.

G. Alat dan Bahan

1. Proses pembuatan Laporan Tugas Akhir ini penulis menggunkan alat dan

bahan. Alat dan bahan yang digunakan yaitu: Format askeb kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, lembar observasi


66

dan alat tulisnya seperti buku tulis, pena, penggaris, kertas.,Laptop, alat

tulis (buku, pena, dan kertas), printer, tinta, kertas HVS A4, kamera,

jaringan internet (Google, jurnal, website, dan artikel).

2. Proses pembuatan Laporan Tugas Akhir ini penulis menggunkan alat dan

bahan. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi

yang digunakan yaitu antara lain: Tensi meter, stetoskop, doppler, medline,

handscoon, timbangan, alat cek HB, gel, tissue, pengukur LILA.


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian/Tinjauan Kasus

1. Profil Langgeng Sri Asih, S.ST

a. Keadaan Geograsfis

BPM. Langgeng Sri Asih terletak di Dusun Blitar RT 02 RW 04

Pekon Patoman Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Lokasi

dipinggir Jalan Utama Blitar, berjarak 600 meter kearah selatan dari

Pasar Induk Pagelaran Kecamatan Pagelaran.

b. Jam Kerja

PMB Langgeng Sri Asih S.ST melaksanakan kegiatan setiap

hari yaitu pada hari senin-minggu. Adapun kegiatan dimulai sejak

jam 06.00 WIB – 21.00 WIB dan 24 jam khusus persalinan.

c. Bidang Pelayanan

1. Pemeriksaan ANC

2. Pertolongan persalinan

3. Pelayanan KB

4. Kunjungan ibu nifas

5. MTBS dan MTBM

6. Pelayanan Imunisasi

7. Pelayanan Berobat/sakit

67
68

d. Visi dan Misi

1. Visi

Mewujudkan Praktik Mandiri Bidan yang berkualitas,

professional dan berstandar global.

2. Misi

a. Meningkatkan kemampuan dan keahlian diri melalui

pendidikan dan pelatihan.

b. Meningkatkan mutu pelayanan dengan sarana yang memadai.

c. Mewujudkan rasa nyaman dalam pelayanan.

d. Meningkatkan mutu pelayanan.

e. Meningkatkan kesejahteraan berdasar profesionalisme.

f. Meningkatkan kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain

sebagai upaya dalam mewujudkan PMB dengan penanganan

profesional.
69

1. Tinjauan kasus dan hasil penelitian

Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


TERHADAP NY. M UMUR 30 TAHUN G2P1A0, KEHAMILAN 30
MINGGU DI PMB LANGGENG SRI ASIH, S.ST

Tanggal Pengkajian : 05/03/2023 Jam : 16.00 WIB No. Rm : 445

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Ny. M Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 29 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Gemah Ripah Alamat : Gemah Ripah
No. Telp : 08xxxxxxxxxx No. Telp :08xxxxxxxxx

2. Alasan datang
Mahasiswa ingin memeriksa kehamilan ibu.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 12 Tahun
Menstruasi : Teratur : Tidak
Siklus : 28 Hari
Lama : 3 Hari
Jumlah : 1-2 kali ganti pembalut
Warna : Merah tua,
Konsistensi : Cair/encer
Bau : Tidak
Desminorea :Tidak
Haid sebelumnya : Tidak Haid
Lamanya : Tidak Ada
Flour Albus : Tidak Ada
Bau : Tidak
70

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


Penyulit
Tempat Kondisi Berat Keadaan
Tanggal Usia Jenis kehamilan Jenis Panjang
No persalin Penolong bayi saat badan anak
lahir kehamilan persalinan persalinan kelamin badan
an lahir (gr) sekarang
nifas
1 2019 PMB 39 mgg Normal Bidan Tidak Sehat Perempuan 2.800 49 cm Sehat
ada

2 Kehami 30 mgg 2
lan ini hari

6. Riwayat kehamilan saat ini


a. HPHT : 24 Juli 2023
b. TP : 30 April 2023
c. Ibu ANC
Trimester I : 2x di PMB dan Dokter, keluhan ibu
sering merasa pusing dan mual.
Trimester II : 1x di PMB, keluhan masih sering
pusing.
Trimester III : 1x di PMB, tidak ada keluhan
PP test tanggal : 26 September 2022 Hasil : Positif
7. Riwayat kesehatan ibu
Riwayat penyakit yang pernah diderita:
Ibu mengatakan tidak ada penyakit yang diderita.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keturunan Kembar : Tidak ada
Penyakit Menular/keturunan : Tidak ada
9. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan Selama hamil Keluhan
Nutrisi :
Makan 3x/hari, sering ngemil Tidak ada
Minum 6-8 gelas/hari
Eliminasi:
BAK 4-5x/hari Tidak ada
BAB 1x/hari
Istirahat dan Tidur siang kurang lebih
tidur 1jam/hari Tidak ada
Tidur malam 6-8 jam/hari
Aktifitas Beres-beres rumah, mengurus Tidak ada
anak dll
Pola seksual 1-2x/ minggu selama tm 3 Tidak ada
71

10. Screening TT : Lengkap


11. Pergerakan janin pertama kali dirasakan : usia 17 minggu
Pergerakan janin sekarang : 3 kali/3 jam, Kuat.
12. Perilaku Kesehatan
Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya :
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan
sejenisnya.
Merokok, makan sirih :
Ibu mengatakan tidak merokok dan tidak makan sirih.
13. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No Jenis alat Lama Keluhan Tahun lepas Alasan
kontrasepsi
1. KB suntik 3 4 th Tidak ada 2022 Ingin punya
bulan keluhan anak lagi

14. Riwayat Psiko social ekonomi


a. Riwayat perkawinan
Menikah : 1 kali
Umur : 20 tahun
Lama menikah : 10 tahun
b. Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan :
Ibu mengatakan ini kehamilan yang di rencanakan dan diinginkan
karena ibu ingin mempunyai anak jenis kelamin perempuan.
c. Kekhawatiran khusus :
Ibu mengatakan tidak khawatir.
d. Respon keluarga terhadap kehamilannya:
Ibu mengatakan respon keluarga sangat baik terhadap
kehamilannya.
d. Dukungan keluarga :
Ibu mengatakan keluarga senang dengan kehamilannya ini.
e. Ketaatan beribadah:
Ibu mengatakan sholat 5 waktu dan mengaji
f. Lingkungan yang berpengaruh :
Tinggal dengan siapa : Suami dan anaknya
Hewan peliharaan : Tidak Ada
Penghasilan keluarga:
Ibu mengatakan penghasilannya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. LILA : 21 cm
72

d. TB : 150 cm
e. BB
Sebelum hamil : 40 kg
BB sekarang : 45 kg
f. TTV
TD : 120/80 mmHg
Pernafasan : 24 x/memt
Nadi : 89 x/memt
Suhu : 36,7°C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
b. Gigi dan mulut
Mukosa bibir : lembab
Mulut dan gigi : Bersih
c. Leher : Normal
d. Dada
Auskultasi Jantung : Lup Dup : Teratur
Auskultasi paru-paru : Vasikuler
e. Payudara
Pembesaran : Simetris
Putting susu : Menonjol, Bersih
Pengeluaran : Tidak Ada
f. Abdomen
Pembesaran : Memanjang
Bekas luka operasi : Tidak ada
Tumor/benjolan : Tidak ada
Nyeri episgatrium : Tidak ada
g. Ekstermitas atas dan bawah
Odema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Sirkulasi periver : Normal
Reflek patella : Positif kanan dan kiri
h. Anogenetal
Perineum : Normal
Vulva dan vagina : Bersih
Anus : Hemoroid : Tidak ada
3. Pemeriksaan Kebidanan
a. TFU Mc.donal : 27 cm
TBJ (J. Thausack) : (TFU-12) x 155
( 27-12) x 155 = 15 x 155 = 2.325 Gram
b. Leopold
Leopold 1 : 4 jari dibawah px. Bagian atas fundus
teraba bulat,lunak tidak melenting yaitu
bokong.
73

Leopold 2 : bagian perut kiri ibu teraba panjang, keras


seperti papan yaitu punggung, sebelah
kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
yaitu esktremitas janin (PUKI)
Leopold 3 : bagian terendah janin teraba bulat, keras
dan melenting yaitu kepala. Kepala belum
masuk PAP.
Leopold 4 : Tidak dilakukan
DJJ : Positif, frekuensi 151 x/menit, Teratur

4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 05 Maret 2023
Pemeriksaan Hb 12,4 gl/dl

C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
Ny. M umur 30 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 30 minggu 2 hari, janin
tunggal, hidup intra uteri, presentasi kepala.
2. Diagnosa Potensial : Tidak ada

D. PLANNING OF ACTOIN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan : Keadaan Umum
pasien baik , kesadaran Composmentis, LILA : 21 cm, BB 45 kg, TB 150
cm, TD 120/80 mmHg , P 24x/menit, P 89x/menit, S 36,7°C, HB 12,4
gl/dl, Keadaan janin baik, TFU 27 cm, dan DJJ 151x/menit
Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Memberitahu Ibu mengenai dampak dari KEK pada masa kehamilan dan
kenaikan berat badan hamil rendah.
Dampak Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu adalah anemia,
pendarahan, dan terkena penyakit infeksi. Dampak pada pertumbuhan janin
adalah menimbulkan keguguran, abortus, anemia pada bayi, asfiksia
intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan
Ibu mengerti apa yang disampaikan.
3. Memberitahu Ibu tentang pentingnya memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi
pada Ibu hamil dengan mengatur pola makan agar BB dan LILA Ibu
Bertambah
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti saran yang diberikan.
4. Mengingatkan ibu untuk rutin melakukan pemerikasaan kehamilan setiap
bulannya atau setiap ada keluhan.
Ibu mengerti dengan yang disampaikan.
5. Melakukan kolaborasi dengan bidan dalam pemberian terapi yang tepat
pada ibu.
PMT ( Pemberian makanan tambahan), konsumsi makanan tinggi kalori,
protein hingga zat besi. Menjaga pola makan yang baik dan sesuai
kebutuhan Ibu.
74

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG pada trimester III


Ibu mengerti apa yang disampaikan.
7. Melakukan dokumentasi.
Dokumentasi telah dilakukan.
75

Persalinan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
TERHADAP NY. M UMUR 30 TAHUN P2A0 , KEHAMILAN 39 MINGGU
DI PMB LANGGENG SRI ASIH, S.ST

Tanggal Pengkajian : 17/04/2023 Jam : 02.30 WIB Rekam Medis : 445

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Ny. M Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 29 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Gemah Ripah Alamat : Gemah Ripah
No. Telp : 08xx-xxxx-xxx No. Telp : 08xxxxxxxxxx

2. Alasan Datang ke PMB


Ibu mengatakan ada rasa ingin mengedan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya mulas sampai menjalar ke pinggang dan keluar
lender bercampur darah.
4. Pergerakan Janin
Pergerakan janin dalam 3 jam terakhir sebanyak 3 kali
5. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Umur Menikah : 20 Tahun
Lama Menikah : 10 Tahun
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Penyulit Berat
Kondisi Keadaan
Tangga Tempat Usia Jenis kehamilan Jenis badan Panjang
No Penolong bayi saat anak
l lahir persalinan kehamilan persalinan persalinan kelamin badan
lahir sekarang
nifas (gr)

1 2019 PMB 39 minggu Spontan Bidan Tidak ada Baik Perempuan 2.800 49 cm Sehat

2 Hamil 39 minggu
ini
76

7. Riwayat Kehamilan
Trimester I : 2x di PMB, keluhan ibu sering merasa
pusing dan mual.
Trimester II : 1x di PMB, keluhan masih sering pusing.
Trimester III : 2x di PMB , keluhan nyeri perut menjalar
kepinggang
Screening TT : Lengkap
8. Riwayat Kesehatan Ibu
Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
Ibu mengatakan tidak ada menderita penyakit apapun.
9. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keturunan Kembar : Tidak ada
Penyakit Menular/Keturunan : Tidak ada
10. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
Kebutuhan Jam terakhir dilakukan Keterangan

Makan 18.30 WIB Ibu merasa tidak


nafsu makan dan
Minum 18.15 WIB minum

BAK 01.00 WIB Ibu merasa ingin


BAK dan BAB
BAB 21.00 WIB

Istirahat dan tidur 05.00 WIB Ibu mengatakan


sulit tidur sejak
kemarin

Aktifitas 01.00 WIB Berjalan

Personal Hygiene 17.00 WIB Mandi, gosok


gigi, dan ganti
baju

11. Riwayat Psiko Sosial Ekonomi


a. Apakah kehamilan ini direncanakan/di inginkan
Ibu mengatakan ini kehamilan yang direncanakan.
b. Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan tidak ada kekhawatir khusus.
c. Respon keluarga terhadap kehamilannya :
Ibu mengatakan respon keluarga sangat baik terhadap kehamilannya.
d. Dukungan Keluarga :
Ibu mengatakan keluarga senang dengan kehamilannya ini.
77

e. Ketaatan beribadah :
Ibu mengatakan taat beribadah.

f. Lingkungan yang berpengaruh


Tinggal dengan siapa : Suami dan anaknya
Penghasilan keluarga : Cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari.
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. TB : 150 cm
d. LILA : 23 cm
e. BB
Sebelum hamil : 40 kg
BB sekarang : 47 kg
f. TTV
TD : 120/80 mmHg
Pernafasan : 24 x/menit
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36,7 °C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Pandangan : Normal
b. Sistem Kardio : Normal
c. Payudara
Pembesaran : Simetris
Putting susu : Menonjol dan Bersih
Pengeluaran : kolostrum
d. Abdomen
Pembesaran : Memanjang
Bekas luka operasi : Tidak ada
Tumor/benjolan : Tidak ada
Nyeri episgatrium : Tidak ada
e. Ekstermitas atas dan bawah
Odema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Sirkulasi periver : Normal
Reflek patella : Positif kanan dan kiri
f. Anogenetal
Perineum : Normal
78

Anus : Hemoroid : Tidak ada


3. Pemeriksaan Kebidanan
a. TFU Mc.donal : 30 cm
TBJ : (TFU-11) x 155
( 30-11) x 155 = 2.945 gram
b. Leopold
Leopold 1 : 3 jari dibawah px, Pada bagian fundus teraba bulat,
lunak dan tidak melenting yaitu bokong.
Leopold 2 : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian terkecil
yaitu ektremitas (puka), pada bagian kiri perut ibu
terapa panjang, lurus seperti papan yaitu punggung
(puki).
Leopold 3 : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras,
dan melenting yaitu kepala. Kepala sudah masuk
PAP.
Leopold 4 : Divergen, 2/5 bagian
c. DJJ : Positif
Frekuensi : 141 x/menit dan teratur
His : 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik
Periksa dalam : Pukul : 02.30 WIB
Indikasi : untuk memantau kemajuan persalinan.
Portio : Arah : Depan
Konsistensi : tipis
Pembukaan : 8 cm
Effacement : 70 %
Presentasi : Kepala
Ketuban : Utuh (+)
Penurunan : 2/5 bagian, Hodge III
Petunjuk : UUK
Penyusupan : 0

4. Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan

C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
Ny. M umur 30 tahun G2P1A0 hamil 39 Minggu, Janin Tunggal Hidup,
Intrauteri, presentasi kepala, inpartu kala I fase aktif.
2. Diagnose Potensial : Tidak Ada

D. PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa KU ibu baik, kesadaran
composmentis, TD 120/80 mmHg, pernafasan 24 x/menit, nadi 89
x/menit, suhu 36,7°C, BB 45 kg, keadaan janin baik, TFU 30 dan DJJ:
151x/menit. Leopold I : bagian teratas fundus teraba bagian bokong.
Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba punggung janin dan sebelah
79

kanan ekstremitas janin. Leopold III: bagian terendah janin teraba kepala
janin, kepala sudah masuk PAP, Leopold IV : Divergen 2/5 bagian.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan danibu sudah memasuki masa
persalinan.
2. Memberitahu lembar inform concent pada pasien untuk ditandangani.
Pasien dan keluarga bersedia menandatangani inform concent yang
diberikan.
3. Mengajarkan Relaksasi kepada Ibu, apabila ada kontraksi untuk tidak
panik dan mengatur pernafasan
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
4. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi dan mensuport
ibu dengan baik.
Ibu sudah diberikan dukungan dan suport, ibu mau didampingi oleh
suaminya.
5. Memberitahu hasil pemeriksaan yaitu pembukaan sudah 8cm, ketuban
negatif, ada his dengan frekuensi 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik,
catat hasil pemantauan dilembar partograf, DJJ 142x/menit. Dan lakukan
observasi lanjutan.
Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan, observasi sudah dilakukan.
80

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II


Tanggal : 17/04/2023 Pukul : 03.30 WIB

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya mules semakin sering, mengeluarkan lendir
bercampur darah, dan ibu merasa seperti ingin BAB.

B. OBYEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. TTV
TD : 120/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5 °C
4. His : 5x, Frekuensi 10 menit, Lamanya 45 detik
5. DJJ : Frekuensi 140 x/menit, Teratur
6. Dilakukan pemeriksaan dalam pukul 03.30 WIB
Atas indikasi : perinium membuka
Portio : Arah : Depan
Konsistensi : Tipis
Pembukaan : 10 cm
Effacement : 100 %
Ketuban : Jernih (-)
Presentasi : Kepala
Penurunan : 0/5 bagian, Hodge IV
Petunjuk : UUK
Penyusupan : 0
C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
Ny. M umur 30 tahun G2P1A0 hamil 39 Minggu, Janin tunggal hidup,
intaruterin, presentasi kepala, inpartu kala II.
2. Diagnosa Potensial : tidak ada

D. PLANNING OF ACTION
1. Memberitahu hasil pemeriksaan KU ibu baik, kesadaran composmentis,
TD 120/60 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu
36,5°C, His 5x frekuensi 10 menit Lamanya 45 detik, DJJ Frekuensi 140
x/menit, pembukaan 10 cm, ketuban negatif, penurunan hodge IV.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan suami dan keluarga untuk meyakinkan bahwa ibu mampu
melewati proses persalinan dengan lancar. Serta rasa sakit yang ia alami
itu wajar terjadi pada saat proses persalinan.
Dukungan dan suport sudah diberikan.
3. Menganjurkan pada ibu untuk memilih posisi persalinan yang nyaman.
Ibu sudah memilih posisi yang nyaman yaitu litotomi.
81

4. Menganjurkan pada ibu untuk tarik nafas dan mengejan dengan baik bila
ada his dan dorongan seperti ingin BAB tanpa bersuara.
Ibu mengerti dan mampu mengejan dengan baik.
5. Menganjurkan ibu untuk minum apabila tidak ada his dan agar tidak
kekurangan cairan.
Ibu mengerti.
6. Memberitahu pada ibu bila akan dilakukan pertolongan persalinan
dengan 60 langkah APN.
Pada saat pembukaan sudah lengkap, atur posisi Ibu senyaman mungkin.
Meminta kepada keluarga untuk mendampingi Ibu. Memastikan
perlengkapan dan peralatan partus set sudah lengkap dan memaki APD.
Membimbing Ibu untuk meneran disaat merasakan kontraksi. Letakkan
kain bersih diatas perut Ibu serta pasang underpad dibawah bokong Ibu.
Setelah kepala tampak di depan vulva lindungi perineum dengan satu
tangan dan tangan satunya menahan kepala bayi dan tekan secara
perlahan agar tidak terjadi disfleksi serta biarkan kepala keluar secara
perlahan dan cek apakah ada lilitan tali pusat dan biarkan kepala keluar
kearah atas dan bawah hingga bahu dan seluruh badan bayi keluar.
Setelah bayi sudah keluar lakukan penilaian selintas pada bayi yaitu ;
apakah bayi menangis kuat, bergerak akif dan cukup bulan. Lalu
keringkan bayi menggunakan handuk kering dan pembebasan jalur nafas
menggunakan delle lalu periksa apakah ada janin kedua, dilanjutkan
dengan pemotongan tali pusat dan di klem lalu letakan bayi di perut ibu
lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama 1 jam.
Pertolongan 60 langkah APN sudah dilakukan, bayi lahir spontan pukul
03.30 WIB menangis kuat, bergerak aktif dan bayi tidak megap-megap,
lakukan IMD kurang lebih 1 jam biarkan bayi menyusu dan bayi sudah
diselimuti.

n
82

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

Tanggal : 17/04/2023 Pukul : 03.40 WIB

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perut bagian bawah terasa mulas dan nyeri.

B. OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. TTV
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,7 °C
4. Bayi Lahir : Spontan
5. TFU : Setinggi pusat
6. Kontraksi uterus : Baik
7. Kandung Kemih : Kosong
8. Pemeriksaan Janin Ke dua : Tidak Ada
9. Perdarahan : ± 200 cc

C. ASSESMENT
1. Diagosa Kebidanan :
Ny. M umur 30 tahun P2A0 Kala III Persalinan.
2. Diagnosa Potensial : tidak ada

D. PLANNING OF ACTION
1. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan pada abdomen
untuk memastikan ada tidak nya janin ke dua.
Pemeriksaan sudah dilakukan dan tidak ada janin kedua.
2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntikan oxcy pada 1/3 paha bagian luar
Suntikan telah diberikan.
3. Memberitahu ibu akan dilakukan manajemen aktif kala III, peregangan
tali pusat terkendali, apabila plasenta sudah lahir segera periksa
kelengkapan kotiledon nya dan bersihkan.
Manajemen aktif kala III sudah dilakukan, kotiledon lengkap, plasenta
lahir spontan pukul 03.50 WIB, Berat ± 500 gr, PTP 25 cm, Diameter
15cm. Plasenta sudah dibersihkan.
4. Memeriksa apakah ada laserasi.
Penjahitan sudah dilakukan dengan teknik jelujur.
83

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

Tanggal : 17/04/2023 Pukul : 03.55 WIB

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan keluar darah dari jalan
lahir.

B. OBYEKTIF
1. Plasenta lahir pukul 03.50 WIB : Lengkap
Berat : ± 500 gr
PTP : ± 25 cm
Diameter : ± 15 cm
Laserasi : Derajat 2
2. Kontraksi Uterus : Baik
3. TFU : 3 jari di bawah pusat.
4. Perdarahan : ±200 cc

C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
Ny. M umur 30 tahun P2A0 kala IV Persalinan.
2. Diagnosa Potensial : tidak ada

D. PLANNING OF ACTION
1. Memberitahukan pada ibu bahwa rasa mulas yang ia rasakan adalah hal
wajar, dan tidak perlu khawatir. karena uterus berkontraksi dengan baik
untuk mengeluarkan sisa-sisa darah dari dalam uterus.
Ibu mengerti dan tidak khawatir terhadap keadaan nya.
2. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan observasi dan pemantauan
apakah uterus berkontraksi dengan baik atau tidak.
Kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan pasca bersalin.
3. Memberitahukan pada ibu apabila ia merasa ingin BAK dan BAB segera
ke kamar mandi dan jangan ditahan agar tidak terjadi perdarahan post
partum.
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
4. Memberitahu pada keluarga untuk masase bagian uterus ibu, pastikan
uterus berkontraksi dengan baik. Jika uterus lembek segera panggil
bidan atau perawat yang ada.
Keluarga mengerti dan mau melakukan masase kepada ibu,uterus
berkontraksi dengan baik.
5. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan observasi kala IV setiap 15
menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam ke dua yaitu
meliputi TD, nadi, pernafasan, suhu, TFU, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan.
84

Perdarahan dalam batas normal, observasi sudah dilakukan,tidak ada


komplikasi dan masalah pada 2 jam post partum Ny. M
85

Nifas
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
TERHADAP NY. M UMUR 30 TAHUN P2A0 , 6 JAM POST PARTUM
DI PMB LANGGENG SRI ASIH, S.ST

Tgl Pengkajian: 17/04/2023 Jam: 09.00 WIB Rekam Medis : 445

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Ny. M Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 29 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Gemah Ripah Alamat : Gemah Ripah
No. Telp : 08xx xxxx xxxx No. Telp : 08xx xxxx xxxx
2. Alasan Datang ke PMB
Ibu mengatakan ingin mengetahui keadaannya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas dank eras.
4. Riwayat Persalinan Sekarang
Tempat Melahirkan : Bidan
Ditolong Oleh : Bidan
Jenis Persalinan : Spontan
5. Komplikasi/Kelainan Dalam Persalinan
ibu mengatakan tidak memiliki komplikasi/ kelainan dalam persalinan.
6. Lama Persalinan
Catatan Waktu
Kala I : 5 jam 30 menit
Kala II : 10 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Ketuban Pecah : jam 03.30 WIB, Spontan
7. Plasenta : Spontan, Jam 03.40 WIB
Lengkap, Ukuran ± 15 cm, Berat ± 500 gram
8. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
Kebutuhan Selama Nifas Keluhan

Makan, 1x/hari dengan porsi sedikit, Tidak ada


Minum 4-5 gelas air putih

Eliminasi : Belum pernah Ibu mengatakan masih takut


BAK, BAB Belum pernah untuk BAB dan BAK
86

Istirahat dan ± 30 menit Tidak Ada


Tidur

Aktivitas Melakukan aktivitas yang Tidak Ada


ringan – ringan mobilisasi
dari tempat tidur.

Personal Ganti pembalut dan ganti Tidak Ada


Hygine baju.

9. Perilaku Kesehatan
Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya : ibu mengatakan tidak
mengonsumsi alkohol/obat-obatan yang tidak diresepkan oleh Bidan atau
Dokter.
Merokok, Makan Sirih : Ibu mengatakan tidak merokok dan tidak makan
sirih.
Penggunaan Jamu-jamuan : Ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu-
jamuan.
10. Riwayat Psiko Sosial
a. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap masa nifasnya :
Ibu mengatakan bahwa kuluarga sangat mendukung dan membantu
terhadap masa nifasnya.
b. Tanggapan ibu atas kelahiran :
Ibu mengatakan bahwa ibu senang terhadap kelahiran bayinya.
c. Lingkungan yang berpengaruh :
Tinggal dengan siapa : suami dan anak
d. Kepercayaan dan adat-istiadat :
Ibu mengatakan bahwa ada beberapa makanan yang tidak boleh
dimakan oleh ibu nifas.
11. Pengetahuan Ibu Tentang Masa Nifas
Ibu mengatakan masa nifas merupakan masa pemulihan selama 40 hari
setelah persalinan.
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umun
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
TD : 100/70 mmHg
R : 22 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36,5 °C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Normal
b. Mata
Kelopak Mata : Odema : Tidak
87

Konjungtiva : Merah Muda


Sclera : Putih
c. Mamae : Tidak Ada Benjolan
Pembesaran : Simetris
Putting Susu : Menonjol dan bersih

d. Abdomen
Konsistensi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
e. Punggung dan Pinggang
Posisi : Skiolosis
Pinggang : Nyeri
f. Ekstremitas Atas dan Bawah
Ekstremitas bagian atas
Oedema : tidak ada
Kekakuan otot dan sendi : tidak ada
Ketegangan : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Ekstremitas bagian bawah
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Ketegangan : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Reflek Patella : Positif kanan dan kiri
3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Uterus : TFU : 3 jari dibawah pusat
b. Kontraksi : baik
c. Anogetalia : Nomal
d. Pengeluaran pervaginam : Lochea Rubra
Perdarahan (-)
e. Perineum : Keadaan Luka : Normal
Tanda Radang : Tidak ada tanda
radang
f. Perdarahan : Kala I : ─ ml, Kala II : ± 250 ml
Kala III : ± 100 ml, Kala IV : ± 150

ml
g. Tindakan Lain : tidak ada

4. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
Ny. M umur 30 tahun P2A0 6 jam post partum.
2. Diagnosa Potensial : tidak ada
88

D. PLANNING OF ACTION
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu:
TD 100/70 mmHg, P 22 x/menit, N 80 x/menit, S 36,5 °C, TFU 3 jari
dibawah pusat, perdarahan : lochea rubra.
Ibu sudah tau hasil pemeriksaan dan ibu dalam keadaan baik
2) Menganjurkan ibu saat setelah menyusui disarankan untuk
disendawakan.
Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
3) Menganjarkan ibu untuk membasahi puting (areola) dengan sedikit asi
agar tidak kering sehingga tidak menyebabkan lecet pada puting.
Ibu sudah mengerti dan akan melakukan yang disarankan.
4) Memberitahu ibu segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami tanda
bahaya nifas seperti : perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau,
bengkak diwajah bahkan kejang, demam payudara bengkak hingga
emosional berubah-ubah sering murung menangis tanpa sebab.
Ibu mengerti dengan anjuran bidan.
5) Memberitahu ibu dan menjelaskan pada ibu untuk memberikan ASI
secara ekslusif kepada bayinya selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan.
ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
6) Menganjurkan Ibu setelah BAB atau BAK untuk tetap membersihkan
menggunakan air bersih dan sabun tetapi tidak boleh menggunakan air
hangat.
ibu mengerti anjuran yang diberikan. x.
89

CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS 6 HARI POST PARTUM

Tanggal : 23/04/2023 Pukul : 10.30 WIB

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ASI nya sudah keluar pada hari ke 3, dan luka perineum
masih basah.

B. OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. TTV : TD : 110/80 mmHG
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
4. Kontraksi Uterus : Baik
5. TFU : Pertengahan pusat simpisis
6. Lochea : Sanguinolenta
7. Perineum : luka perineum masih basah
8. Payudara
Pengeluaran : ASI sudah keluar tapi sedikit

C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
Ny. M umur30 tahun P2A0 6 hari post partum
2. Diagnosa Potensial : Tidak ada

D. PLANNING OF ACTION
1) Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan dengan hasil KU ibu
baik, kesadaran composmentis, TD 110/80 mmHG, Nadi 80 x/menit, P 24
x/menit, TFU pertengahan pusat simpisis, lochea sanguinolenta, ASI
sudah keluar pada hari ke 3.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Menganjurkanibu untuk menjaga kebersihan dirinya dan bayi nya, lakukan
perawatan payudara atau breast care secara rutin agar memperlancar
pengeluaran ASI.
Ibu sudah mengerti
3) Memberitahukan pada ibu jika ada tanda-tanda infeksi masa nifas seperti
sakit kepala hebat, perdarahan yang abnormal, mual muntah yang
berlebihan, dan juga segera periksakan ke instalasi kesehatan.
Ibu sudah mengerti
4) Menganjurkan Ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi, sayur hijau
dan buah yang mengandung vitamin C. Seperti : brokoli, ikan gabus,
jeruk, kacang-kacangan dll.
Ibu sudah mengerti.
90

5) Mengajarkan Ibu untuk selalu menjaga kebersihan vagina dengan rajin


mengganti celana dalam jika lembab, mengganti pembalut minimal 3 jam
sekali dan setelah BAB dan BAK vagina dibersihkan dan di keringkan
menggunakan handuk atau kain yang lembut.
Ibu sudah mengerti.
6) Memberitahukan pada ibu bahwa mahasiswa akan kunjungan ulang 2
minggu post partum.
Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang
91

CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS 14 HARI POST PARTUM

Tanggal : 31/04/2023 Pukul : 15.50 WIB

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ASI keluar sedikit.

B. OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. TTV
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafan : 24 x/menit
Suhu : 36,5⁰C
4. Kontraksi Uterus : Baik / Keras
5. TFU : Tidak Teraba
6. BB : 50 kg
7. Lochea : Serosa
8. Kandung Kemih : Kosong
9. Perineum : Luka perineum sudah kering
10. Payudara
Pengeluaran : ASI sudah keluar namun jumlahnya sedikit

C. ASSESMENT
1. Diagnose Kebidanan :
Ny. M umur 30 tahun P2A0 14 hari post partum.
2. Diagnosa Potensial : Tidak ada

D. PLANNING OF ACTION
1) Memberitahukan hasil pemeriksakan pada ibu. KU ibu baik, kesadaran
compos mentis, TD 100/80 mmHG, nadi 80 x/menit, P 24 x/menit, suhu
36,5 C, TFU sudah tidak teraba, BB 50 kg, lochea serosa, kandung
kemih kosong, ASI sudah keluar tapi sedikit.
Ibu sudah mengerti
2) Anjurkan ibu untuk selalu memenuhi nutrisi dan cairan di masa nifasnya
Memberitahukan pada ibu untuk memenuhi nutrisi dan cairan,pada masa
nifas nutrisi dan cairan sangat penting untuk mempercepat pemulihan
uterus ibu dan sangat mempengaruhi susunan ASI. Salah satunya ibu
mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet
berimbang untuk mendapatkan protein,mineral dan vitamin yang
cukup,minum air putih sedikitnya 3 liter air setiap hari.
Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang disampaikan
3) Anjurkan ibu untuk tetap berusaha menyusui bayinya walaupun ASI nya
sedikit.
92

Memberitahukan pada ibu untuk tetap berusaha menyusui bayinya


walaupun ASI belum keluar dengan lancar, dan yakinlah bahwa ibu bisa
memenuhi kebutuhan ASI pada bayi.
Ibu sudah mengerti
4) Menganjurkan Ibu untuk pijat oksitosin yang bertujuan untuk
memperlancarkan ASI
Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk pijat oksitosin.
5) Memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang 40
hari post partum oleh mahasiswa.
Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang.
93

CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS 40 HARI POST PARTUM


Tanggal : 27/05/2023 Pukul : 13.40 WIB

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang ia rasakan.
B. OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. TTV
TD : 120/80 mmHG
Nadi : 76 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36,9⁰C
4. Kontraksi Uterus : Baik
5. TFU : Tidak Teraba
6. BB : 50 kg
7. Lochea : sudah tidak keluar
8. Kandung Kemih : Kosong
9. Perineum : Luka perineum sudah kering

C. ASSESMENT
10. Diagnosa Kebidanan :
Ny. M umur 30 tahun, P2A0 40 hari post partum.
11. Diagnosa Potensial : Tidak ada

D. PLANNING OF ACTION
1. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan KU Baik, kesadaran
composmentis, TD 120/80 mmHG, nadi 76 x/menit, P 24 x/menit, suhu
36,9 ⁰C, TFU sudah tidak teraba, BB 5 0 kg, lochea sudah tidak ada
pengeluaran, kandung kemih kosong, ASI sudah keluar dan lancar, ibu
mengatakan ia tidak ada pantang terhadap makanan.
Ibu sudah tau hasil pemeriksaan.
2. Memberitahukan pada ibu tentang penjelasan KB yang cocok untuk ibu
menyusui tanpa mempengaruhi ASI yaitu MAL, KB suntik 3 bulan,
Implant, AKDR/IUD, Pil KB.
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
3. Anjurkan ibu untuk benar-benar memikirkan dan yakin ingin memilih alat
kontrasepsi apa.
Ibu mengerti
4. Menganjurkan pada ibu dan menanyakan KB apa yang akan ibu gunakan
setelah masa nifas.
Ibu ingin menggunakan KB Implant..
94

Bayi Baru Lahir


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP BY. NY. M UMUR 2 JAM
DI PMB LANGENG SRI ASIH, S.ST
Tanggal Pengkajian : 17/04/2023 Pukul : 05.00 WIB No.rekam Medis : 445

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Bayi
Nama : By. Ny.M
Tgl/Jam Lahir : 17 April 2023/03.30 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Orang Tua
Nama Istri : Ny. M Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun : 29 Tahun
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : IRT : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Agama : Islam : Islam
Alamat : Gemah Ripah : Gemah Ripah
No. Telp. : 08xxx xxxx xxxx : 08xx xxxx xxxx
c. Pemerksaan Kehamilan
a) Trimester I : 2x
Tempat periksa : PMB dan Dokter
Keluhan : Mual, Pusing.
b) Trimrster II : 1x
Tempat periksa : PMB
Keluhan : masih sering pusing
Trimester III : 2x
Tempat periksa : PMB dan Dokter
Keluhan : nyeri perut menjalar ke pinggang
Imunisasi selama kehamilan : Lengkap
2. Riwayat peyakit/kehamilan : tidak ada
3. Kebiasaan waktu ibu hamil
Makanan : Nasi dan lauk pauk
Obat-obatan atau jamu : Mengkonsumsi obat-obatan dari
tenaga Kesehatan.
Merokok : Tidak merokok
95

4. Komplikasi
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
5. Riwayat proses persalinan
Usia kehamilan : 39 Minggu
Janin : Tunggal
Letak Bayi : Memanjang
Jenis Persalinan : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Lama persalinan
Kala I : 5 Jam 30 menit Kelainan : Tidak Ada
Kala II : 10 Menit Keluhan : Nyeri dibagian pinggang
Kala III : 10 Menit Keluhan : Tidak Ada
Kala IV : 2 Jam Keluhan : Tidak Ada
Jumlah perdarahan kala I, II, III, IV : ± 450 cc
Air ketuban
Warna : Jernih
Bau : Anyir
Obat yang pernah diberikan selama persalinan : Tidak ada
6. Resusitasi : Tidak dilakukan

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksan Umum Bayi : Baik
2. Tanda Vital
Nadi : 132 x/menit
Suhu : 36, 80C
Pernafasan : 45 x/menit
3. Penilaian
Menangis Kuat : Bayi Menangis Kuat
Bergerak Aktif : Bayi Bergerak Aktif
Cukup Bulan : Bayi Cukup Bulan
4. Pemeriksaaan fisik
a. Kepala : Simetris
Fontanela : Normal
Mata : Normal
Hidung :Simetris
b. Leher
Kelainan : Tidak Ada
c. Dada
Bentuk : Simetris
Auskultasi Paru-Paru : Vesikuler
Auskultasi Jantung : S1 S2 Tunggal
d. Abdomen : normal
e. Tali Pusat
Perdarahan : Tidak
96

Bau : Tidak
Hernia : Tidak
d. Kulit : Kemerahan
Turgor : Baik
Lanugo : Ada
Vernic Caseosa : Ada
e. Ekstremitas
Atas : Normal
Bawah : Normal
Tonus Otot : Baik
Pergerakan : Aktif
Reflek Patella : Positif kanan dan kiri
f. Genetalia
Perempuan Labia Mayora: Normal
Labia Minora: Normal
Uretra : Normal
Skrotum : Normal

g. Reflek : () Moro, () Rooting,


() Babinsky, ()Swallow, () Palmar
() Grasping, () Tonic Neck
h. Antopometri
Berat badan : 3000 gram
PB : 49 cm
LD : 31 cm
LK : 32 cm
5. Pemeriksaan Laboratorium (Jika Diperlukan)
Tidak dilakukan
C. ASSASMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
By. Ny. M umur 2 jam lahir spontan.
2. Diagnosa Potensial : tidak ada

D. PLANNING OF ACTION
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaanyaitu KU bayinya baik, gerak aktif,
bayi mau menyusu, tidak ada perdarahan tali pusat, BB 3000 gram, PB
49 cm.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada bayinya
2. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin, jika
bayi tidur 4 jam sekali bangunkan bayi. Berikan bayi ASI Eksklusif
selama 6 bulan tanpa ada makanan tambahan.
Ibu sudah mengerti
97

3. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan bayinya.


Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi, jangan
berikan bedak/minyak pada tali pusat bayi kecuali kasa steril yg
kering, ganti minimal 2x/hari. Biarkan sampai tali pusat kering dan
lepas.
Ibu sudah mengerti
4. Memberitahukan pada ibu untuk selalu menjemur bayi dibawah
matahari pagi ±20 menit agar bayi tidak terkena penyakit kuning.
Ibu sudah mengerti dan mau menjemur bayinya
5. Memberitahukan pada ibu apabila bayi tidak mau menyusu, demam
tinggi, rewel dan kejang segera panggil bidan atau perawat yang
berjaga.
Ibu sudah mengerti
98

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR


By. Ny.M Umur 6 hari
Tanggal : 23/04/2023 Pukul : 10.30 WIB

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi nya mau menyusu, tali pusat nya sudah lepas tadi pagi,
bayi sehat.

B. OBYEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,6oC
Nadi : 143 x/menit
Pernafasan : 49 x/menit
Bayi mau menyusu, tali pusatnya belum lepas, bayi bergerak aktif dan tidak
rewel, kulit tidak kuning.

C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan : By Ny. M umur 6 hari
2. Diagnosa Potensial : Tidak ada

D. PLANNING OF ACTION
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan KU bayi baik, bayi mau menyusu,
bayi tidak rewel, bayi tidak kuning, bergerak aktif, tidak ada demam dan
kejang, tali pusat sudah lepas, suhu 36,6 oC, nadi 143 x/menit,
pernafasan 49 x/menit.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.
2) Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya.
Menganjurkan pada ibu agar tetap memberikan ASI ekslusif pada
bayinya selama 6 bulan tanpa makanan tambahan, tetap susukan bayi
walaupun ASI belum keluar secara lancar.
Ibu sudah mengerti
3) Anjurkan ibu untuk tetap makan dengan gizi seimbang agar
memperlancar pengeluaran ASI untuk bayinya.
Menganjurkan pada ibu untuk tetap makan dengan gizi seimbang agar
bisa memenuhi nutrisi pada bayinya.
Ibu sudah mengerti
4) Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan kunjungan
ulang pada bayinya .
Ibu dan keluarga bersedia untuk dikunjungi.
99

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR


By. Ny.M Umur 14 hari

Tanggal : 31/04/2023 Pukul : 10.50 WIB

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi nya dalam keadaan sehat.
B. OBYEKTIF
1. TTV
N : 138 x/menit
S : 36,7 0C
Pernafasan : 45 x/menit
2. BAB/BAK : By. Ny. M sudah BAB dan BAK
3. Tali pusat : sudah lepas dan kering

C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
By. Ny. M umur 14 hari post partum.
2. Diagnosa Potensial : Tidak Ada

D. PLANNING OF ACTION
1. Melakukan pemeriksaan nadi : 138 x/menit, P : 45 x/menit, suhu :
36,7⁰C.
Pemeriksaan tanda-tanda vital telah dilakukan dan Ny.M telah
diberitahukan tentang hasil pemeriksaannya.
2. Memeriksa keadaan tali pusat.
Tidak ada hernia dan infeksi, tali pusat sudah lepas.
3. Memberitahu ibu :
a. Untuk menyusui bayinya saat bayi lapar minimal 2 jam sekali atau
tanpa dijadwalkan.
b. Memberitahu ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari kurang lebih
15 menit.
c. Memberi dukungan pada ibu supaya tetap semangat dalam
memberikan ASI pada bayinya.
d. Memberitahu keluarga untuk ikut serta dalam menjaga dan merawat
bayi Ny.M.
e. Memberitahu ibu untuk melakukan imunisasi setelah bayinya berumur
1 bulan.
Ibu mengerti dengan apa yang telah dijelaskan dan mau melakukannya.
100

Keluarga Berencana
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB
TERHADAP Ny. M UMUR 30 TAHUN P2A0 AKSEPTOR KB IMPLANT
DI PMB LENGGANG SRI ASIH, S.ST

Tanggal Pengkajian : 17/04/2023 Jam : 15.00 WIB Rekam Medis : 445

A.SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Ny. M Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 29 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Gemah Ripah Alamat : Gemah Ripah
No. Telp : 08xx xxxx xxxx No. Telp : 08xx xxxx xxxx

2. Alasan datang ke PMB


Mahasiswa ingin memberikan penyuluhan mengenai macam-macam KB
untuk ibu menyusui.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan yang dialaminya sekarang.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche Umur : 12 Tahun
Menstruasi : Teratur : Tidak
Siklus : 28 Hari
Lama : 3 Hari
Jumlah : 2 kali/ hari ganti pembalut
Warna : Merah tua,
Konsistensi : Cair/encer
Bau : Ya
Desminorea : Tidak
Haid bulan sebelumnya : Tidak haid
Flour Albus : Tidak Ada
101

5. Riwayat perkawinan
a. Menikah : 1 kali
b. Umur : 20 tahun
c. Lama menikah : 10 tahun

6. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun yang dirasakan saat ini.
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan memiliki riwayat penyakit terdahulu.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada penyakit menular/keturunan.
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Hamil Penyulit/ Jenis Penyulit/ Penolong
Ke Komplikasi Persalinan Komplikasi

1. Tidak ada Spontan Tidak ada Bidan

8. Riwayat KB
No Jenis alat Lama Keluhan Tahun lepas Alasan
kontrasepsi

1. KB suntik 3 4 tahun Tidak ada 2019 Ingin


bulan keluhan punya
anak lagi

9. Riwayat Psikologis dan Spiritual


a. Apakah pemasangan KB ini direncanakan oleh ibu dan bapak :
ibu mengatakan sudah direncanakan.
b. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap penggunaan KB :
Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung dengan pilihan ibu sendiri.
c. Ketaatan beribadah :
Ibu mengatakan melakukan shalat 5 waktu dalam sehari.
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
102

c. Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Pernafasan : 24 x/memt
Nadi : 80 x/memt
Suhu : 36,9⁰C
d. BB/TB : 50 kg/150 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
b. Leher : Normal
c. Dada
Auskultasi Jantung : LupDup : Teratur
Auskultasi paru-paru: Vasikuler : Normal
d. Payudara
Pembesaran : Simetris
Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
e. Abdomen
Pembesaran : Memanjang
Bekas luka operasi : Tidak ada
Tumor/benjolan : Tidak ada
Nyeri episgatrium : Tidak ada
f. Ekstermitas atas dan bawah
Odema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Sirkulasi periver : Normal
Reflek patella : Positif kanan dan kiri
g. Anogenetal
Perineum : Luka parut
Vulva dan vagina : Bersih
Anus : Hemoroid : Tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

C. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan :
Ny.M umur 30 tahun, P2A0 calon akseptor KB Implant.
2. Diagnosa Potensial : Tidak ada

D. PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan KU ibu baik, kesadaran compos
mentis, TD: 110/80 mmHg, P: 24 x/menit, N: 80 x/menit, S: 36,9 ⁰C, ibu
mengatakan tidak ada keluhan di 40 hari masa nifasnya, ASI nya sudah
keluar dengan lancar.
103

ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.


2. Menanyakan kepada ibu alat kontrasepsi apa yang akan ia gunakan, dan
ibu yakin mau menggunakan KB implant.
ibu yakin akan memakai KB Implant.
3. Memberitahu pada ibu mengenai KB implant selama 3 tahun yang
dipasangkan di bagian lengan atas. Adapun keuntungan dari KB ini yaitu
sangat efektif, bekerja dapat berlangsung dalam waktu 3 tahun, tetapi tidak
mengganggu menyusui, pasien juga tidak mengalami haid secara teratur.
ibu sudah mengerti
4. Anjurkan ibu untuk lepas implant 3 tahun kedepan di PMB
Menganjurkan ibu untuk lepas implant sesuai jadwal di PMB, agar
efektivitas KB tersebut tidak menurun.
ibu mau dan mengerti
104

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan studi kasus ini, penulis menyajikan pembahasan

untuk merumuskan kesenjangan antara teori dan praktik pada asuhan

kebidanan komprehensif yang diterapkan pada Ny.M umur 30 tahun

G2P1A0, yang dilakukan mulai tanggal 05 Maret 2023 sampai dengan

tanggal 27 Mei 2023 di PMB Langgeng, S.ST yaitu mulai masa

kehamilan 30 minggu, persalinan, nifas 6 jam post partum, nifas 3 hari

post partum, nifas 14 hari post partum, nifas 40 hari post partum, BBL,

dan KB dengan pembahasan sebagai berikut :

1. Kehamilan

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 38-40

minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.(Walyani, 2015)

Bila dihitung dari awal kehamilan Ny.M hanya melakukan

pemeriksaan kehamilan sebanyak 5 kali , 2 kali pada Trimester I di

PMB dan Dokter, 1 kali TM II di PMB, dan 2x TM III di PMB dan

Dokter, Sedangkan penulis melakukan kunjungan terhadap pasien

sebanyak 1x pada TM III. Kunjungan ANC adalah minimal 6 kali

selama kehamilan, 2 kali pada Trimester I, 1 kali pada Trimester II,

3 kali pada Trimester III. (Buku KIA, 2020)

Dampak dari Kekurangan Energi Kronik (KEK) itu sendiri

bagi ibu adalah anemia, pendarahan, dan terkena penyakit infeksi.

Dampak pada pertumbuhan janin adalah menimbulkan keguguran,


105

abortus, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam

kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan. Sedangkan

hemoglobin (Hb) merupakan parameter yang digunakan untuk

mengetahui prevalensi anemia. Dampak yang ditimbulkan dari ibu

hamil yang mengalami anemia adalah meningkatnya resiko

melahirkan bayi dengan BBLR. (Indrasari et al., 2022).

Elizabeth (2008) menyatakan bahwa, kenaikan berat badan

selama kehamilan berkisar 11 kg – 12,5 kg atau 20 % dari berat

badan sebelum hamil, penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada

trimester pertama dan 0,5 kg setiap minggu pada trimester

berikutnya. (Nursihah, 2022)

Penulis melakukan kunjungan ke 1 pada Ny. M di tanggal

05 Maret 2023 dengan usia kehamilan 30 minggu. Serta dilakukan

pemeriksaan dengan hasil KU baik, kesadaran compos mentis, TD

110/80 mmHg, pernafasan 24 x/menit, nadi 89 x/menit, suhu

36,7°C dan ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun. Hasil

pemeriksaan saat itu, LILA 21 cm, Leopold I bagian teratas

fundus teraba bokong, leopold II bagian kiri teraba punggung dan

bagian kanan perut ibu teraba ekstremitas, leopold III bagian

terendah janin teraba kepala dan sudah masuk PAP, TFU 27 cm,

DJJ positif dengan frekuensi 140x/menit secara teratur.


106

Dari pengkajian data subjektif dan objektif berdasarkan

keluhan yang dialami Ny.M pada kunjungan I, dari hasil

pemeriksaan BB Ny. M sebelum hamil 40 kg dan saat hamil 45 kg

sedangkan kenaikan berat badan normal bagi ibu hamil sebesar 7-

12 kg. Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin,

plasenta, dan cairan omni. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti

rahim dan payudara membesar, volume darah bertambah selain

lemak tubuh yang meningkat. (Nursihhah, 2022) dan TFU Ny. M

adalah 27 cm pada usia kehamilan 30 minggu 2 hari, sedangkan

TFU normal pada ibu hamil usia kehamilan 30 minggu adalah 29,5

– 30 cm dan Ny. M melakukan kunjungan ANC hanya 5 kali

sedangkan kunjungan ANC minimal 6 kali selama kehamilan, 2

kali pada Trimester pertama, 1 kali pada Trimester kedua, 3 kali

pada Trimester ketiga (Buku KIA, 2020). Sehingga ada

kesenjangan antara teori dan praktik pada Ny. M.

2. Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks. Masa

kehamilan di mulai dari konsepsi, dan janin turun ke dalam jalan

lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong

keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala


107

yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin. (Indrayani & Djami, 2016)

Dampak dari Kekurangan Energi Kronik (KEK) itu sendiri bagi

ibu adalah anemia, pendarahan, dan terkena penyakit infeksi.

Dampak pada pertumbuhan janin adalah menimbulkan keguguran,

abortus, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam

kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan. Sedangkan hemoglobin

(Hb) merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui

prevalensi anemia. Dampak yang ditimbulkan dari ibu hamil yang

mengalami anemia adalah meningkatnya resiko melahirkan bayi

dengan BBLR. (Indrasari et al., 2022).

Elizabeth (2008) menyatakan bahwa, kenaikan berat badan selama

kehamilan berkisar 11 kg – 12,5 kg atau 20 % dari berat badan

sebelum hamil, penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada

trimester pertama dan 0,5 kg setiap minggu pada trimester

berikutnya. (Nursihah, 2022).

a. kala I

Asuhan kala 1 fase aktif pada Ny.M datang ke PMB mengatakan

perutnya mulas- mulas dan punggung terasa panas serta nyeri sampai

menjalar ke pinggang, mulai terasa sejak Pukul 22.00 WIB, keluar

lendir bercampur darah. Berdasarkan teori hal ini sesuai dengan

tanda-tanda awal persalinan yaitu adanya his yang datang lebih kuat,
108

sering dan teratur. Keluar lendir yang bercampur darah (bloodshow)

disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks pada awal

kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang

tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya

lendir yang berwarna kemerahan bercampur darah dan terdorong

keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim menjadi lunak dan

membuka. Lendir inilah yang disebut dengan bloodslim/bloodshow

(Walyani, 2015).

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap Ny.M G2P1A0 hamil 39

minggu, inpartu kala 1 fase aktif, Janin tunggal hidup, intrauteri,

presentasi kepala, ketuban jernih (+). KU baik, kesadaran compos

mentis, TD 110/80 mmHg, pernafasan 23 x/menit, nadi 82x/memt,

suhu 36,5 ⁰C.

Hasil pemeriksaan kebidanan didapatkan hasil pemeriksaan palpasi

abdomen yaitu pada pemeriksaan Leopold 1 TFU 3 jari dibawah px

teraba bokong, Leopold 2 puki, Leopold 3 teraba bagian bawah janin

yaitu kepala, Leopold 4 penurunan 2/5 bagian dan di hodge III-IV,

DJJ dengan frekuensi : 142 x/menit dengan irama yang kuat dan

teratur, pembukaan 8 cm, ketuban jernih, konsistensi tipis.

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif selama proses

persalinan kala I tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktik.
109

b. Kala II

Persalinan berlangsung selama 10 menit dari pembukaan lengkap

pukul 03.30 WIB, dan bayi lahir spontan pada pukul 03.40 WIB. TD

120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, P 22 x/menit, suhu 36,5°C, his 5x

frekuensi 10 menit lamanya 45 detik, DJJ 140 x/menit secara teratur,

pembukaan 10cm, konsistensi tidak teraba, ketuban pecah jernih. Ibu

merasakan seperti ada dorongan ingin mengejan seperti ingin BAB,

seperti pada teori bahwa kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10

cm) sampai bayi lahir. Pada kala pengeluaran janin telah turun masuk

panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang

secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan,karena tekanan pada

rektum ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus

membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva

membuka, perineum meregang. Dengan adanya his ibu dipimpin

untuk mengedan, Pada proses persalinan Kala II ini seharusnya bidan

menggunakan asuhan persalinan sesuai dengan standar APN 60

langkah (Yeyeh, 2019).

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif selama proses

persalinan kala II tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktik.

b. Kala III
110

Pada kala ini Ny.M 30 tahun P2A0 dalam kala III plasenta lahir

pukul 03.40 WIB 5 menit setelah bayi dilahirkan pukul 03.00 WIB.

Hal ini normal karena plasenta lahir 2 menit sampai 15 menit setelah

bayi lahir, serta memeriksa kelengkapan dari plasenta mulai dari

jumlah kotiledon dan selaput ketuban dan hasilnya plasenta lahir

lengkap. Dari hasil pemeriksaan diameter plasenta 15 cm, berat 500

gram, serta tebal plasenta 2,5cm, hal ini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat

500-600 gram. (Walyani, 2015).

Masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran

plasenta tanda-tanda lepasnya plasenta : terjadi perubahan bentuk

uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang keluar melalui

vagina/vulva., adanya semburan darah secara tiba-tiba kala III,

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir (Yeyeh,

2019).

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif selama proses

persalinan kala III tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktik.

c. Kala IV

Observasi kala IV pada Ny. M umur 30 tahun P2A0 dengan inpartu

kala IV plasenta lahir pukul 03.32 WIB dengan keadaan umum baik,

kesadaran komposmentis, TD 110/70 mmHg, Nadi 82 kali/menit,

Pernafasan 22 kali/menit, S 36,5oC, TFU 3 jari dibawah pusat,


111

kontraksi uterus baik/ keras, kandung kemih kosong, perdarahan

dalam batas normal. Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2

jam pertama postpartum. Pada fase ini fundus uteri kira-kira setinggi

pusat, setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat

(Yeyeh, 2019). Teori mengatakan perkiraan pengeluaran darah normal

±500 cc, apabila pengeluaran darah ≤ 500 cc yaitu pengeluaran darah

yang normal (Walyani, 2015). Pada kala ini Ny.M ada robekan

dijalan lahir derajat 2 dan dilakukan penjahitan perineum yang

dilakukan oleh bidan.

Berdasarkan pengkajian data yang telah dilakukan pada Ny.M

selama proses persalinan berlangsung secara normal, seharusnya ibu

hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronik) itu sendiri bagi ibu

adalah anemia, pendarahan, dan terkena penyakit infeksi. Dampak

pada pertumbuhan janin adalah menimbulkan keguguran, abortus,

anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan. (Indrasari et al., 2022). Sehingga ada

kesenjangan antara teori dengan praktik.

2. Nifas

Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah persalinan selesai

sampai 6 minggu atau 40 hari, selama masa nifas organ reproduksi

mengalami perubahan seperti keadaan semula disebut involusi

(Maritalia, 2018).
112

Ibu yang memiliki riwayat Kekurangan Energi Kronik (KEK)

mengalami perdarahan, dari bebrapa penelitian dan juga jurnal

menyebutkan bahwa riwayat gizi ibu hamil atau KEK dapat membuat

ibu mengalami komplikasi pasca bersalin seperti perdarahan.

(Ningrum, M. dkk, 2021)

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif telah dilakukan

pada Ny. M pada pemeriksaan fisik, ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dan praktik, karena seharusnya Ibu nifas dengan

Kekurangan Energi Kronik mengalami pendarahan postpartum, tetapi

Ny. M tidak terjadi pendarahan postpartum.

Penulis melakukan kunjungan nifas pada Ny. M sebanyak 4 kali,

dengan pengulasan sebagai berikut :

a. Kunjungan I

Pada awal kunjungan nifas terhadap Ny. M P2A0

dilakukan pada 6 jam post partum pada tanggal 17 April 2023.

Dengan keluhan Ny.M masih merasa mulas pada perutnya, KU

baik, kesadaran composmentis, TD 100/70 mmHg, R 22 x/menit,

N 80 x/menit, S 36,5°C, ASI sudah keluar tapi sedikit, TFU 3 jari

di bawah pusat, kontraksi uterus baik dan keras, kandung kemih

kosong, luka perineum masih basah, lochea rubra.

Berikan penyuluhan pada Ny.M tetap makan dan minum

apapun tanpa adanya pantangan tapi juga jangan berlebihan untuk

memenuhi nutrisi pada ASI ibu terutama untuk tumbuh kembang


113

bayi, beritahu ibu untuk tetap menyusui bayi nya walaupun ASI

belum banyak, hisapan bayi akan merangsang pengeluaran ASI).

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif selama

proses kunjungan nifas I tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan praktik.

b. Kunjungan II

Kunjungan nifas terhadap Ny. M P2A0 dilakukan pada 6

hari post partum pada tanggal 23 April 2023. Dengan keluhan

Ny.M masih merasa mulas pada perutnya, KU baik, kesadaran

composmentis, TD 100/70 mmHg, R 22 x/menit, N 80 x/menit, S

36,5°C, ASI sudah keluar tapi sedikit, TFU 3 jari di bawah pusat,

kontraksi uterus baik dan keras, kandung kemih kosong, luka

perineum masih basah, lochea rubra.

Memberikan penyuluhan pada Ny.M tentang perawatan

luka perineum Menganjurkan Ibu setelah BAB atau BAK untuk

tetap membersihkan menggunakan air bersih dan sabun tetapi

tidak boleh menggunakan air hangat. Menganjurkan Ibu untuk

mengonsumsi makanan yang bergizi, sayur hijau dan buah yang

mengandung vitamin C. Seperti : brokoli, ikan gabus, jeruk,

kacang-kacangan dan makan minum apapun tanpa adanya

pantangan (Maritalia, 2018).


114

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif selama

proses kunjungan nifas II tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan praktik.

c. Kunjungan III

Kunjungan selanjutnya dilakukan pada tanggal 31 April

2023, yaitu 14 hari postpartum. Ny.M mengatakan ASI nya sudah

keluar tapi masih sedikit dan masih ada pengeluaran lochea.

Setelah dilakukan pemeriksaan terdapat hasil KU baik, Kesadaran

Composmentis, TD 110/80 mmHG, Nadi 80 x/menit, R 24

x/menit, Kontraksi Uterus baik, TFU Pertengahan pusat simpisis,

Lochea sanguinolenta, kandung kemih kosong, tidak ada tanda-

tanda infeksi post partum.

Penulis mengkategorikan pengeluaran ASI cepat bila ASI

keluar pada hari 1-3 postpartum sedangkan kategori lambat bila

ASI keluar pada hari ke 4 postpartum atau lebih. (Puspadewi. A,

dkk, 2021). Sehingga Ny. M diberikan penyuluhan tentang pijat

oksitosin yang berguna untuk memperlancarkan ASI dikarenakan

pada hari ke 14 postpartum ASI Ny. M sudah keluar namun

belum lancer.

Penyebab ASI Ny. M tidak lancar dikarenakan masalah

stress psikologis Ny. M. Stres psikologis akan memberikan

kejenuhan dan menurunkan level kebahagiaan seseorang sehingga


115

menghambat pengeluaran oksitosin yang membuat produksi ASI

menurun. (Sari, P. 2016). Berdasarkan pengkajian data subjektif

dan objektif selama proses kunjungan nifas III tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktik.

d. Kunjungan IV

Kunjungan terakhir yang dilakukan pada Ny. M tanggal

05 Mei 2023 yaitu hari ke 40 post partum dan mendapatkan hasil

pemeriksaan yaitu ibu mengatakan tidak ada keluhan, KU baik,

kesadaran compos mentis, TD 120/80 mmHG, nadi 76 x/menit,

pernafasan 24x/menit, suhu 36,9⁰C, TFU sudah tidak teraba,

lochea sudah tidak keluar, kandung kemih kosong.

Ibu yang memiliki riwayat Kekurangan Energi Kronik

(KEK) mengalami perdarahan, dari bebrapa penelitian dan juga

jurnal menyebutkan bahwa riwayat gizi ibu hamil atau KEK dapat

membuat ibu mengalami komplikasi pasca bersalin seperti

perdarahan. Pada Ny. M tidak ada komplikasi atau pendarahan

pada 40 hari postpartum.

Memberi penyuluhan pada menjelaskan tentang KB

Implant yaitu kontasepsi hormonal dengan jangka watu 3 tahun

dan memiliki efek samping yaitu haid tidak teratur, kenaikan BB,

yang tentunya tidak mempengaruhi ASI nya.

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif telah

dilakukan pada Ny. M pada pemeriksaan fisik, ditemukan adanya


116

kesenjangan antara teori dan praktik, karena seharusnya Ibu nifas

dengan Kekurangan Energi Kronik mengalami pendarahan

postpartum, tetapi Ny. M tidak terjadi pendarahan postpartum.

3. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny.M lahir pada tanggal 17 April 2023 pukul 03.30 WIB,

lahir spontan, menangis kuat, tonus otot baik, cukup bulan, jenis

kelamin perempuan, tidak ditemukannya masalah, warna kulit

kemerahan, anus (+), dan tidak ditemukan cacat bawaan. Dilakukan

pemeriksaan dengan hasik berat badan 3.000 gram, panjang badan 49

cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 31 cm, dan secara keseluruhan

baik. BBL di beri salep mata dan suntik Vit K, 1 jam setelah suntik

Vit K di paha kanan bayi di suntik Hb0.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilann 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram.

(Sondakh, 2013).

Pada pemeriksaan bayi baru lahir pemeriksan fisik PB 48-52 cm,

Lingkar dada bayi 30-38 cm, Lingkar kepala bayi 33-35 cm, Lingkar

lengan 11-12 cm, Frekuensi DJ 120- 160 x/menit, pernafasan ± 40- 60

x permenit, Bunyi jantung dalam menit pertama ±100 kali/ menit,

kemudian turun sampai 140-120 kali/ menit pada saat bayi berumur 30

menit, Pernafasan cepat pada menit pertama kira-kira 140 kali/menit,

Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa, Rambut lanugo tidak terlihat,


117

rambut kepala tumbuh baik, Kuku telah agak panjang dan lemas,

Genetalia, yaitu sudah turun (pada bayi laki-laki), dan labia mayora

menutupi labia minora ( pada bayi perempuan), Reflek hisap dan

menelan telah terbentuk, Eliminasi, urine dan mekonium normalnya

keluar pada 24 jam pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam

kehijauan dan lengket.

Dampak Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada pertumbuhan

janin adalah menimbulkan keguguran, abortus, anemia pada bayi,

asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat

badan lahir rendah (BBLR), bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat

bawaan.

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif telah dilakukan

pada By. Ny. M pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya masalah

dimana seharusnya bayi Ny.M mengalami BBLR, sedangkan keadaan

bayi baik dengan BB normal yaitu 3000 gram, sehingga ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

a. Kunjungan I

Kunjungan bayi baru lahir yang ke I dilakukan teradap bayi Ny.M

6 jam post partum tanggal 17 April 2023, Bayi menangis kuat,

bernafas spontan, warna kulit kemerahan, bergerak aktif, bayi sudah

mulai mau menyusu tetapi ASI belum keluar. Bayi dimandikan

pukul 15.00 WIB setelah itu pada pukul 16.00 WIB Ny.M dan

bayinya pulang kerumah dihari berikutnya.


118

Berikan penyuluhan pada ibu untuk memberikan ASI sesering

mungkin, jika bayi tidur 4 jam sekali bangunkan bayi. Tetapi jika

ASI belum juga keluar ibu tidak perlu khawatir karena sebenarnya

bayi bisa bertahan dari rasa hausnya selama 48 jam kehidupannya,

jadi ibu tidak perlu khawatir jika ASI belum keluar selama 1-2 hari

post partum. Berikan bayi ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa ada

makanan tambahan, Tetap jaga kebersihan bayi, jangan berikan

bedak/minyak pada tali pusat bayi kecuali kasa steril yg kering, ganti

minimal 2x/hari, Biarkan sampai tali pusat kering dan lepas.

Beritahu ibu untuk selalu menjemur bayi dibawah matahari pagi ±20

menit saja.

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif telah dilakukan

pada By. Ny. M selama asuhan pada bayi baru lahir tidak ditemukan

kesenjangan

b. Kunjungan II

Kunjungan kedua dilakukan pada 3 hari bayi baru lahir tanggal 20

April 2023. Ibu mengatakan bayi nya mau menyusu, tali pusat nya

belum lepas, bayi sehat, KU baik, kesadaran compos mentis, suhu

36,6oC, nadi 143 x/menit, pernafasan 49 x/menit, Bayi mau

menyusu, tali pusatnya sudah lepas, bayi bergerak aktif dan tidak

rewel, kulit tidak kuning.

Sesuai dengan teori yang menyatakan bayi sehat adalah bayi yang

menangis kuat, warna kulit kemerahan, bergerak aktif, berat badan


119

sesuai dengan usia bayi, dan bayi menyusu dengan kuat. (Kemenkes

RI, 2017).

Berikan penyuluhan pada ibu untuk tetap memberikan ASI

Eksklusif selama 6 bulan pada bayi tanpa makanan tambahan,

walaupun ASI keluar sedikit tapi tetap susukan pada bayi,

Beritahukan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayi nya,

segera ganti popok apabila bayi BAK/BAB, Segera periksakan bayi

apabila bayi tidak mau menyusu, rewel, demam, muntah, kejang dan

tidak bergerak aktif seperti biasanya.

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif telah dilakukan

pada By. Ny. M selama asuhan pada bayi baru lahir tidak ditemukan

kesenjangan

c. Kunjungan III

Pada kunjungan ke III terhadap By. Ny. M dilakukan pada tanggal

27 Mei 2023 dengan hasil pemeriksaan pada bayi Ibu mengatakan

bayi nya tidak rewel, tidak ada demam, mau menyusu, KU baik,

kesadaran compos mentis, suhu 36,7oC, nadi 126 x/menit, pernafasan

43 x/menit, Bayi bergerak aktif, tidak rewel, tidak demam, bayi mau

menyusu, kulit bayi tidak kuning.

Berikan penyuluhan pada ibu, bahwa tidak perlu khawatir terhadap

pengeluaran ASI nya terganggu karena ibu KB implant nantinya.

Karena KB tersebut tidak mempengaruhi produksi ASI, Cukupi

kebutuhan ASI bayinya sampai usia 6 bulan jangan diberi makanan


120

tambahan sebelum usianya lebih dari 6 bulan, Segera periksakan

bayi apabila bayi tidak mau menyusu dan ada demam sampai kejang.

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif telah dilakukan

pada By. Ny. M pada asuhan bayi baru lahir pada pemeriksaan fisik

ditemukan adanya masalah dimana seharusnya bayi Ny.M

mengalami BBLR, sedangkan keadaan bayi baik dengan BB normal

yaitu 3000 gram, sehingga ada kesenjangan antara teori dan praktik.

4. Keluarga Berencana (KB)

Pada kunjungan KB ini Ny.M P2A0 telah menggunakan KB

implant 3 tahun, dan setelah dilakukan pemeriksaan mendapat hasil

KU ibu baik, kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg,

pernafasan 24x/menit, nadi 80 x/menit, suhu 36,9 ⁰C.

Susuk atau implan adalah alat kontrasepsi metode hormonal jangka

panjang. Cara kerja implant adalah mengentalkan lendir serviks

sehingga bisa mencegah penetrasi sperma, menghambat ovulasi

sekitar 50% siklus haid dan menekan pertumbuhan endometrium

hipoplasia. Kelebihan menggunakan implant sebagai alat kontrasepsi

yaitu, berdaya guna tinggi, reversible, dapat dicabut setiap saat sesuai

kebutuhan, berefek sangat cepat (< 24 jam setelah pemakaian), setelah

dicabut, kesuburan akan kembali dengan cepat, memiliki waktu efektif

yang lama (5 tahun), tentunya tidak mempengaruhi produksi ASI.


121

Pada saat penyuluhan dikunjungan nifas 40 hari Ny.M memilih KB

Implant di PMB Langgeng Sri Asih S.ST. Berdasarkan teori diatas

tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan

pendekatan komprehensif dan dengan menggunakan pendekatan 7 langkah

varney yang dituangkan dalam bentuk SOAP pada Ny.M mulai dari

kehamilan, persalinan, BBL, Nifas, dan KB yang dimulai 05 Maret sampai

dengan 27 Mei 2023, maka dapat disimpulkan :

1. Telah dilakukan asuhan kehamilan pada Ny.M G2P1A0 dari awal bertemu

pada saat pemeriksaan kehamilan pada tanggal 05 Maret 2023. Dari hasil

pengkajian dan pemeriksaan kehamilan pada Ny.M mengalami KEK

(Kekurangan Energi Kronik) dengan LILA : 21 cm dan kenaikan berat

badan rendah saat hamil BB sebelum hamil : 40 kg dan BB setelah hamil :

45 kg adanya kesenjangan antara teori dengan praktik di PMB Langgeng

Sri Asih, S.ST tahun 2023.

2. Telah dilakukan asuhan persalinan pada Ny.M G2P1A0 pada tanggal 17

April 2023 usia kehamilan 39 minggu, saat persalinan tidak ditemukan

penyulit. Pada kala I, kala II, kala III, kala IV, persalinan berjalan dengan

normal tanpa disertai adanya penyulit atau komplikasi tinggi sehingga ada

kesenjangan antara teori dengan praktik di PMB Langgeng Sri Asih, S.ST

tahun 2023.

122
123

3. Telah dilakukan asuhan nifas pada Ny.M P2A0 dari tanggal 17 April 2023

sampai 27 Mei 2023 yaitu 6 jam post partum, 3 hari post partum, 14 hari

post partum dan 40 hari post partum. Dari hasil pengkajian dan

pemeriksaan nifas pada kunjungan ke 1, 2, 3 dan 4 tidak ditemukan

kelainan atau komplikasi pada ibu dan bayi pada ibu nifas sehingga ada

kesenjangan antara teori dengan praktik di PMB Langgeng Sri Asih, S.ST

tahun 2023.

4. Telah dilakukan asuhan bayi baru lahir kepada bayi Ny.M yang berjenis

kelamin perempuan, BB 3000 gram, PB 49 cm, LK 32 cm, LD 31 cm.

Tidak ditemukan adanya cacat bawaan serta tanda bahaya bayi baru lahir.

Bayi Ny.M tidak mengalami berat badan lahir rendah. Bayi telah diberikan

salep mata dan vitamin K , dan telah diberikan imunisasi HB0 satu jam

setelah persalinan. Pada kunjungan dari umur 6 jam, 3 hari, dan 14 hari

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktik di PMB

Langgeng Sri Asih, S.ST tahun 2023.

5. Telah dilakukan konseling Keluarga Berencana (KB) dan pemasangan KB

pada Ny.M dan ibu memilih KB Implant karena umur Ny.M umur 30

tahun dan sudah memiliki 2 anak, sehingga tidak ada kesenjangan antara

tori dengan praktik di PMB Langgeng Sri Asih, S.ST tahun 2023.

6. Telah dilakukan asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP yang telah

dilakukan pada ibu hamil persalinan, nifas, bayi baru lahir, nifas, dan KB

pada Ny.M
124

7. Ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik pada ANC Ny.M

yaitu pada trimester III hanya melakukan 2 kali pemeriksaan, pada INC

ibu bersalin normal tanpa komplikasi, PNC ibu tidak terjadi pendarahan,

dan pada BBL By. Ny. M tidak BBLR. sehingga pada ANC, INC, PNC,

BBL ada kesenjangan antara teori dan praktik. Pada saat KB ibu memilih

KB Implant 3 Tahun yang tidak mempengaruhi produksi ASI sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada Ny. M di PMB

Langgeng Sri Asih, S.ST tahun 2023.

B. SARAN

1. Bagi Ny.M

Menyarankan Ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan minimal

6 kali yaitu 2 kali (Dokter dan Bidan) pada trimester I, 1 kali (Bidan) pada

trimester II dan 3 kali (2 Bidan dan 1 Dokter) pada trimester III. Serta

mengonsumsi makanan yang bergizi agar supaya tidak terjadi Kekurangan

Energi Kronik (KEK) berulang dan kenaikan berat badan hamil rendah.

2. Bagi Lahan Praktik (PMB Langgeng Sri Asih, S.ST)

Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya

meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan yang sesuai standar

asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan untuk mensosialisasikan tentang asuhan yang berkelanjutan

yang berhubungan dengan cara komprehensif dari kehamilan, persalinan,

nifas, BBL, dan KB.

3. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu


125

Meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan menambahkan

lagi fasilitas sarana dan prasarana buku dengan referensi yang lebih terbaru

untuk mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat

menghasilkan bidan yang berkualitas dan menerapkan asuhan yang

berkesinambungan dengan mempraktikan secara komprehensif yang sesuai

dengan standar dalam pemberian asuhan kebidanan pada pasien


DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Z. Y. (2020). Indeks Massa Tubuh Pra-Hamil sebagai Faktor Risiko


Terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
12(2), 842–847. https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.412
Fitriahadi, E. & Utamy, I. (2019). Buku Ajar Asuhan Persalinan & Managemen
Nyeri Persalinan. Yogyakarta : UNISA.
Indrasari, N., Octaviana, A., Mirah, I. G. A., & Sastri, W. (2022). Determinan Ibu
Hamil Kurang Energi Kronis ( KEK ) dan Anemia Determinants of Pregnant
Women with Chronic Energy Deficiency and Anemia. 13, 368–375.
Indrayani, & Djami, M. E. U. (2016). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Trans Info Medika.
Jitowiyono, S., & Rouf, A. M. (2019). Keluarga Berencana (KB) Dalam
Perspektif Bidan. Yogjakarta : Pustaka Baru.
Kemenkes, R. (2021). Profil Kesehatan Indo-nesia. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.
Kurniarum. (2016). Asuhan kebidanan persalinan dan bbl komperhensif. Jakarta :
Pusdik SDM Kesehatan.
Nurhayati, E. (2019). Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogjakarta : pustaka
Baru Press.
Nursihhah, M. (2022). Penambahan berat badan pada ibu hamil kekurangan
energi kronis (KEK) di Kab Bekasi. Jurnal Medika Hutama, 4(01 Oktober),
3126–3128. http://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/view/589
Profil Kesehatan Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Indonesia.
Puspitasari, M., Mitra, M., Gustina, T., Rany, N., & Zulfayeni, Z. (2021).
Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil KEK di Puskesmas Karya
Wanita Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Manarang, 7(2), 141.
https://doi.org/10.33490/jkm.v7i2.325
Rukiyah, A. Y., Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. (2019). Asuhan
Kebidanan Persalinan Dan BBL. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Rusmini, Purwandani, S., Utami, V. N., & Faizah, S. N. (2017). Pelayanan KB
dan Kesehatan Reproduksi Berbasis Evidence Base. Jakarta : CV. Trans Info
Media.
Safitri, F., & Husna, A. (2022). Faktor Risiko Kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Menggamat Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan. Journal of
Healtcare Technology and Medicine, 8(2), 609–618.
Sarwono, P. (2023). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Sondakh, J. J. S. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga.
Sujarweni, V. W. (2023). Metodologi Penelitian. Yogjakarta : Pustaka Baru Press.
Surahman, Rachmat, M., & Supardi, S. (2016). Metodologi penelitian. Jakarta :
Pusdik SDM Kesehatan.
Syarif, A. I., Utomo, E., & Prihartanto, E. (2021). Identifikasi Potensi
Pengembangan Wilayah Pesisir Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota
Tarakan. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 1(3), 225–232.
https://doi.org/10.53625/jcijurnalcakrawalaindonesia.v1i3.604
Walyani. ES. (2021). Buku Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Yogjakarta :
Pustaka Baru.
Walyani, elisabeth. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Yogjakarta : Pustaka Baru.
Walyani, elisabeth. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru.
Yulizawaty., Insani, A., Sinta, L. E., & Andriani, F. (2019). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Persalinan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
LAMPIRAN
.
1.Keluar Lendir Bercampur
Ta n d a -t a n d a Apa sih Persalinan itu???? Darah
P er sa lin a n

Persalinan adalah proses


pergerakan keluar Pengeluaran lendir bercampur
janin,Plasenta,melalui jalan lahir. darah terjadi karena pada saat
serviks mulai membuka ,secara
bersamaan cairan ketuban dan
darah keluar

Tanda-tanda Persalinan
Oleh :
Vevi indriani

(200105032)
1.Keluar Lendir Bercampur
Darah
PRODI D3 KEBIDANAN 2.Ketuban Pecah
UNIVERITAS AISYAH PRINGSEWU
2023
3.Kontraksi yang Teratur
.
1.Keluar Lendir Bercampur
Ta n d a -tPecah
2.Ketuban an da Apa sih Persalinan itu????
3.Kontraksi yang Teratur Apa
Darahyang harus
P er sa lin a n
dilakukan??

Seringkali pada ketuban pecah His Pendahuluan ini tidak Apabila tanda-tanda
ini ibu merasakan Seperti teratur dan menyebabkan nyeri persalinan tersebut segera
mengompol,namun untuk perut bagian bawah dan lipat periksakan ke Dokter atau
memastikan apa yang keluar paha tidak menyebabkan nyeri Bidan terdekat
melalui jalan lahir tersebut urin yang memancar dari pinggang
Persiapkan Persalinan ANDA
atau cairan ketuban.Urin ke perut bagian bawah seperti
Secara matang:
biasanya mempunyai bau yang His Persalinan,namun terasa
Khas ,namun Cairan ketuban ini teratur semakin sering dan  Rencana Tempat
berbau anyir kuat,frekuensi dan durasi Persalinan
seiring dengan kemajuan  Biaya Persalinan
persalinan.  Transportasi
 Pendonor Darah
 Pengambil Keputusan
Keluarga
 Perlengkapan Bayi

Sem oga P er sa lin a n a n d a


la n ca r ,Ib u d a n Ba y i Seh a t
d a n Sela m a t
NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL I. KEHAMILAN 1) Terapi Air
TRIMESTER III A. Kehamilan 2) Pengobatan OMT
Kehamilan adalah keadaan dimana 3) Akupuntur
terdapat janin pada rahim ibu, ini merupakan 4) Back Exercise
situasi yang alami dan normal untuk III. BACK EXERCISE
melanjutkan keturunan dengan diawalai A. Pengertian
proses konsepsi atau pertemuan ovum dan Back Exercise adalah satu gerakan
sperma, kemudian dilanjutkan dengan yang dilakukan pada senam hamil.
fertilisasi, nidasi dan implantasi.l(1)
B. Manfaat Back Exercise
II. LOW BACK PAIN Senam hamil mempunyai hubungan
A. Low Back Pain yang sangat erat dengan nyeri punggung.
Menurut bahasa kedokteran Inggris, Pada saat melakukan senam hamil, otot –
“Low Back Pain” diartikan sebagai nyeri otot dinding abdomen, ligament dan otot
pinggang. Keadaan tersebut merupakan dasar panggul akan semakin elastic dan tidak
nyeri yang terjadi di daerah punggung. kaku. Senam hamil dapat memberikan efek
relaksasi bagi ibu. Semakin rutin ibu
B. Klasifikasi Low Back Pain melakukan senam hamil maka elastisitas
Internasional Association for the otot akan menjadi semakin baik, sehingga
Study of Pain membagi nyeri punggung dapat menurunkan rasa nyeri pada punggung
Oleh :
menjadi 3 kategori, yaitu : ibu.
1) Nyeri punggung akut, terjadi dalam jangka C. Pedoman Untuk Melakukan Exercise For
VEVI INDRIANI
waktu kurang dari 3 bulan. Low Back Pain
(200105032)
2) Nyeri punggung kronik, terjadi dalam waktu Berikut gerakan yang dilakukan pada
3 bulan. Exercise For Nyeri punggung :
3) Nyeri punggung sub akut terjadi dalam 1. Cat and Cow Position (Astanga
waktu minimal 5 – 7 minggu, tetapi tidak Namaskar)
lebih dari 12 minggu.l a. Langkah 1 Table Position

C. Nyeri punggung pada Masa Kehamilan


Pada masa kehamilan, akan terjadi
PROGRAM STUDI DIII LBP akaibat perubahan dalam tubuh ibu
KEBIDANAN baik secara fisik maupun psikologis. Hal
FAKULTAS KESEHATAN tersebut merupakan kejadian yang normal.
UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU LAMPUNG D. Penanganan Nyeri punggung pada Masa
Kehamilan
TA. 2023/2024 Untuk meringankan nyeri punggung dapat
dilakukan beberapa hal, antara lain :
a. Langkah 2 Cow Pose 2. Downward Facing Dog Pose 4. Pose Kayang dengan menggunakan
(AdhoMukhaSvanasana) dengan Walking. birthing ball
a. Langkah 1 a. Ibu duduk di depan birthing ball.
Mulailah dengan table position,tangan pada
posisi hasta banda.
b. Langkah 2
Tekuk jari kaki dan angkat pinggul tinggi
mencapai tulang duduk ke arah langit –
langit. b. Bantu ibu untuk melakukan posisi kayang di
b. Langkah 3 Cat Pose c. Langkah 3 atas bithing ball.
Lipatan pergelangan tangan tetap sejajar c. Pastikan bahwa ibu menekuk kakinya
dengan tepi depan matras. sehingga dapat menggoyangkan birthing
ball kea rah depan dan belakang.
Lakukan cat and cow position selama 8 3. Memeluk birthing ball dan
hitungan menggoyangkan pinggul.
a. Lakukan posisi berlutut sambil kedua tangan
(8 siklus nafas) memeluk birthing ball, serta dada dan dagu
1. Child Pose (Balasana) menempel pada bola.
a. Langkah 1 b. Pastikan perut pasien tidak menempel
dengan bola guna menghindari adanya
tekanan. d. Pastikan selalu menjaga keamanan tubuh
c. Kemudian angkat kepala ke atas perlahan ibu.
sehingga terasa sedikit tarikan di bagian e. Lakukan selama 5 menit.
punggung dan pinggang.
d. Hal ini bermanfaat untuk menguatkan otot 5. Pose menggoyangkan kaki seperti bayi
pinggang. (baby pose).
b. Langkah 2 a. Lakukan posisi tiduran
e. Goyangkan pinggul ke kanan, ke kiri serta
memutar searah dengan jarum jam. b. Naikkan kedua kaki ke atas
f. Lakukan selama 5 menit. c. Pegang telapak kaki
d. Goyangkan badan ke kanan dan ke kiri

c. Langkah 3
Kekurangan Energi Pengertian
KEK adalah keadaan dimana remaja
Kronik (KEK) putri/wanita mengalami kekurangan gizi
(kalori dan protein) yang berlangsung
lama atau menahun.
Risiko KEK bilamana seseorang mempunyai
LILA <23,5 cm

Ibu Hamil dengan KEK


 Badan terasa lemah, lemas, lesu, letih
 Usia ibu hamil terlalu muda <20 tahun
 Wajah pucat
atau terlalu tua >35 tahun
 Berat badan sulit bertambah
 Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun
 Ukuran lingkar lengan atas (LILA)
dari kehamilan sebelumnya
kurang dari 23,5 cm
 Perilaku, merokok dan mengkonsumsi
 Anemia
kafein yang menghambat penyerapan
Disusun Oleh :
zat gizi.
NAMA : VEVI INDRIANI
 DAMPAK bagi BAYI
NPM : 200105032  Bayi lahir dengan berat rendah
(kurang dari 2500 kg)
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
 Bayi lahir prematur (kurang dari
PROGRAM SARJANA TERAPAN
Penyebab usia kehamilan 37 minggu)
FAKULTAS KESEHATAN
 Ketidakseimbangan antara asupan  Keguguran janin
UNIVERSITAS AISYAH
untuk pemenuhan kebutuhan dan  Bayi lahir mati
PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN
pengeluaran energi  Bayi lahir dengan cacat bawaan
2023
 DAMPAK pada IBU PASTIKAN !!!
 Proses persalinan yang sulit
 Operasi Caesar  Batasi Aktivitas Ibu Hamil
 Perdarahan post-partum pada
Gerakan Gizi Seimbang  Tingkatkan Asupan Makanan
ibu hamil
“Porsi sedikit tapi sering”
 Tingkatkan Istirahat
 Merasa kelelahan terus-menerus
 Merasa kesemutan
 Muka pucat dan tidak bugar
 Mengalami kesulitan ketika
melahirkan
 Ketika menyusui nanti, ASI ibu
tidak akan cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayi,
sehingga bayi akan kekurangan
ASI.
DOKUMENTASI KUNJUNGAN HAMIL

DOKUMENTASI KUNJUNGAN INC

DOKUMENTASI KUNJUNGAN 6 JAM


DOKUMENTASI KUNJUNGAN 6 HARI

DOKUMENTASI KUNJUNGAN 14 HARI

DOKUMENTASI KUNJUNGAN 40 HARI

Anda mungkin juga menyukai