Anda di halaman 1dari 73

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGERUHI

GIZI KURANG PADA BALITA DI POSYANDU DESA


WAELO KECAMATAN WAELATA PROVINSI MALUKU
TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Keb
idanan
Oleh :

RIZKA NOVITA MONY


NIM. 221050037

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN & PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
2022
i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rizka Novita Mony

Tempat /Tanggal Lahir : Bekasi, 17 November 1999

Program Studi : Sarjana Kebidanan & Pendidikan Profesi Bidan

Alamat : Belakang Soya, Gg Naga Kota Ambon

Alamat Email : rizkanovitamony9@gmail.com

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian saya yang

berjudul : “Faktor – Faktor Yang Mempengeruhi Gizi Kurang Pada Balita Di

Posyandu Desa Waelo Kecamatan Waelata Provinsi Maluku Tahun 2022”. Bebas

dari plagiarism dan bukan hasil karya orang lain. Apabila dikemudian hari ditemu

kan seluruh atau sebagian dari skripsi hasil – hasil penelitian tersebut terdapat indi

kasi plagiarism, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang

– undangan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa unsur paks

aan dari siapapun

Cikarang, Februari 2023

Pembimbing Yang membuat pernyataan

(Musmundiroh, S.SiT, M.Kes) (Rizka Novita Mony)

i
ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim

penguji skripsi Universitas Medika Suherman (UMS)

Cikarang, Januari 2023

Pembimbing

Musmundiroh, SST, M.Kes


NIK. 50180687

Mengetahui

Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan & Pendidikan Profesi Bidan

Neneng Julianti, SST, M.Kes


NIK. 50100227

ii
iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Pengujia Sidang Skirpsi

Universitas Medika Suherman (UMS) guna melengkapi syarat – syarat untuk men

capai gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb)

Cikarang, Januari 2023

Ketua Penguji

(Ika Kania Fatdo Wardani, SST, M.Kes)


NIK. 50100229

Anggota Penguji Pembimbing

(Neneng Julianti, SST, M.Kes) (Musmundiroh, SST, M.Kes)


NIK. 50100227 NIK. 50180687

iii
iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizka Novita Mony

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 17 November 1999

Agama : Islam

Alamat : Belakang Soya, Gg Naga Kota Ambon

Alamat Email : Rizka Novita Mony

Pendidikan :

1. SDN Wanasari 10. Tahun 2011

2. SMPIT Darul Muhsinin. Tahun 2014

3. SMA Yadika 13 Tambun. Tahun 2017

4. D3 Kebidanan STIKES PASAPUA AMBON. Tahun 2020

iv
v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya atas skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat mencapai kebulatan studi strata satu (S-1) Program

Studi Sarjana Kebidanan di Universitas Medika Suherman.

Skripsi ini dibuat secara rinci keseluruhan proses penelitian mulai dari

kegiatan pengkajian, identifikasi dan rumusan masalah, serta akan berlanjut

pembahasan, hasil serta kesimpulan dan saran.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dari penyusunan skripsi ini banyak

mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada

kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. drg. Eddy Suharso, S.H, M.Kes. selaku Ketua Yayasan Medika Bahagia

2. Dr. Triseu Setianingsih, S.KM., M.KM, selaku Rektor Universitas Medika

Suherman, Bekasi.

3. Amrulloh Ibnu Kholdun, SE., MM, selaku Ketua Senat dan LPMI Universitas

Medika Suherman

4. Ns. Retno Anggraeni, S.Kep., M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang Mutu

Pendidikan Universitas Medika Suherman.

5. Vincent Octavius, SE., MM, selaku Wakil Rektor Bidang Human Capital

Asset dan Keuangan Universitas Medika Suherman.

6. Ns. Yana Setiawan, SKM., S.Kep., M.Kep, selaku Wakil Rektor Bidang

Prestasi Kemahasiswaan Universitas Medika Suherman.

v
vi

7. Ns. Angga Saeful Rahmat Barnas, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep Kom, selaku

ketua LPPM Universitas Medika suherman.

8. Herlina Simanjuntak, SST., M.Keb, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Medika Suherman.

9. Neneng Julianti, S.ST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Sarjana

Kebidanan & Pendidikan Profesi Bidan Universitas Medika Suherman &

Penguji Utama Sidang Skripsi.

10. Musmundiroh, S.SiT., M.Kes, selaku Pembimbing Skripsi Universitas

Medika Suherman yang banyak membantu dalam proses penyusunan skripsi

ini.

11. Ika Kania Fafdo Wardani, S.ST., M.Kes., selaku Ketua Penguji Skripsi Prodi

Sarjana Kebidanan Universitas Medika Suherman.

12. Seluruh Staf dan Dosen Universitas Medika Suherman yang telah

memberikan ilmu dan pelajaran bagi penulis.

13. Orangtua yang telah memberikan inspirasi dan dukungan moril yang selalu

mendo’akan tiada henti kepada penulis.

14. Rekan-rekan mahasiswi Sarjana Kebidanan Kelas Ekstensi Universitas

Medika Suherman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

memberikan semangat dan motivasi selama penyusunan skripsi.

15. Rekan-rekan Bidan di Puskesmas Waelo dan Kader Posyadu yang telah

memberikan semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi.

vi
vii

16. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Penulis hanya bisa memberikan doa dan rasa terima kasih kepada semua

orang yang terlibat dalam penelitian ini. Penulis juga berharap bahwa penelitian

ini bisa memberikan sumbangsih kepada pengetahuan khususnya kebidanan.

Akhir kata, semoga penelitian bisa dilanjutkan agar bisa menjadi ilmu yang

lengkap dan utuh.

Cikarang, Februari 2023

Rizka Novita Mony


NIM. 221050037

vii
viii

UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN (UMS)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

Skripsi, Februari 2023


Nama : Rizka Novita Mony
NIM : 221050037

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGERUHI GIZI KURANG PADA BALITA di


POSYANDU DESA WAELO KECAMATAN WAELATA PROVINSI MALUKU TAHUN 2
022.

Xiii + 79 halaman + 12 tabel + 2 bagan + 8 lampiran

ABSTRAK
Gizi kurang adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Umur
(BB/U) < 2 SD yang merupakan padanan istilah severely underweight. Berdasarkan hasil studi pen
dahuluan yang dilakukan peneliti di Posyandu Waelo, bahwa pada tahun 2022 didapatkan dari 299
sampel balita terdapat 97 balita yang memiliki status gizi kurang di Desa Waelo. Dari data kejadia
n Gizi kurang yang cukup tinggi di Desa Waelo. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui fa
ktor-faktor yang mempengaruhi gizi kurang pada balita di Posyandu Desa Waelo Kecamatan
Waelata Provinsi Maluku tahun 2022.
Jenis penelitian ini menggunakan analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah 60 ibu dari balita yang anaknya mengalami gizi kurang di
Posyandu Desa Waelo periode bulan Juli - Desember 2022. Sampel dalam penelitian ini mengguna
kan teknik Total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel sebanyak 60 balita. Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Data dianalisis dengan analisis univariat dan
Bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian Gizi Kurang pada
balita di Posyandu Waelo Kecamatan Waelata Provinsi Maluku Tahun 2022 adalah Pola Asuh (P=
0,021), Pendapatan (P=0,0029), Pekerjaan (P=0,009), Pengetahuan (P=0,013), dan Pendidikan (P=
0,037). Dari 5 Variabel yang di teliti (Pola Asuh, Pendapatan, Pekerjaan, Pengetahuan, dan
Pendidikan) hasilnya semua variabel ada pengaruh gizi kurang pada balita di Posyandu Waelo
Kecamatan Waelata Provinsi Maluku Tahun 2022.
Saran dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu yang memiliki balita mendapatkan inf
ormasi agar dapat memantau dan mencegah nalita mengalami gizi kurang. Untuk tempat penelitian
dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menurunkan angka kejadian Gizi Kurang.

Kata kunci : Pengaruh, Gizi Kurang, Balita.

viii
ix

SUHERMAN MEDICAL UNIVERSITY (UMS)

GRADUATE MIDWIFE STUDY PROGRAM AND MIDWIFE PROFESSIONAL


EDUCATION

Essay, February 2023


Name : Rizka Novita Monny
NIM : 221050037

FACTORS AFFECTING LACK NUTRITION IN TODDLERS IN POSYANDU WAELO


VILLAGE WAELATA DISTRICT, MALUKU PROVINCE IN 2022.

Xiii + 79 pages + 12 tables + 2 charts + 8 appendices

ABSTRACT
Malnutrition is nutritional status based on the index Weight for Age (BB/U) < 2 SD which is the
equivalent of the term severely underweight. Based on the results of a preliminary study conducted
by researchers at the Waelo Posyandu, that in 2022 it was found that from 299 samples of toddlers
there were 97 toddlers who had poor nutritional status in Waelo Village. From the data on the
incidence of malnutrition which is quite high in Waelo Village. The purpose of this study was to
determine the factors that influence undernutrition in toddlers at Posyandu, Waelo Village,
Waelata District, Maluku Province in 2022.
This type of research uses quantitative analysis with a cross sectional approach. The population in
this study were 60 mothers of toddlers whose children were malnourished at the Waelo Village
Posyandu for the period July - December 2022. The sample in this study used a total sampling
technique, namely the entire population was taken as a sample of 60 toddlers. The instrument used
in this research is a questionnaire. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis using
the chi-square test.
The results showed that the variables associated with the incidence of malnutrition in toddlers at
Posyandu Waelo, Waelata District, Maluku Province in 2022 were Parenting (P=0.021), Income
(P=0.0029), Occupation (P=0.009), Knowledge (P= 0.013), and Education (P=0.037). Of the 5
variables studied (Parenting, Income, Occupation, Nutrition, and Education) the results are that
all variables have a less influence on toddlers at Posyandu Waelo, Waelata District, Maluku
Province in 2022.
Suggestions with this research are that it is hoped that mothers who have toddlers will get
information so they can monitor and prevent toddlers from experiencing malnutrition. For
research sites, this research is expected to reduce the incidence of malnutrition.

Keywords: Influence, Malnutrition, Toddlers.

ix
i

DAFTAR ISI

COVER

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME..........................................................I


PERNYATAAN PERSETUJUAN....................................................................II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................III
KATA PENGANTAR.........................................................................................III
ABSTRAK............................................................................................................III
ABSTRACT...........................................................................................................III
DAFTAR ISI........................................................................................................III
DAFTAR TABEL................................................................................................III
DAFTAR BAGAN...............................................................................................III
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................III
BAB I.......................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................3
C. TUJUAN PENELITIAN......................................................................................3
D. MANFAAT PENELITIAN..................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................3
A. KONSEP STATUS GIZI PADA BALITA.............................................................3
B. KONSEP GIZI KURANG PADA BALITA...........................................................3
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI KURANG PADA BALITA......3
D. KERANGKA TEORI.........................................................................................3
BAB III....................................................................................................................3
A. KERANGKA KONSEP......................................................................................3
B. DEFINISI OPERASIONAL.................................................................................3
C. HIPOTESIS...................................................................................................3
BAB IV....................................................................................................................3
A. JENIS PENELITIAN..........................................................................................3
B. POPULASI DAN SAMPEL.................................................................................3
C. VARIABEL PENELITIAN..................................................................................3
D. LOKASI PENELITIAN ( WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN )..........................3
E. INSTRUMENT PENELITIAN..............................................................................3

i
ii

F. PROSEDUR PENGAMBILAN DATA..................................................................3


BAB V......................................................................................................................3
A. PROFIL LOKASI PENELITIAN..........................................................................3
B. HASIL PENELITIAN.........................................................................................3
BAB VI....................................................................................................................3
A. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.................................................................3
BAB VII..................................................................................................................3
A. KESIMPULAN.............................................................................................3
B. SARAN.........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................3

ii
iii

DAFTAR TABEL

1. Kategori dan ambang batas …………………………………………………………… 27


status gizi anak
2. Angka Kecukupan gizi yang …………………………………………………………… 40
dianjurkan (perorang/hari)
3. Definisi Operasional …………………………………………………………… 52
4. Distribusi frekuensi factor- …………………………………………………………… 57
faktor yang mempengaruhi gizi
kurang pada balita di posyandu
desa waelo tahun 2022
5. Analisa pengaruh pola asuh …………………………………………………………… 58
dengan gizi kurang pada balita
6. Analisa pengaruh pendapatan …………………………………………………………… 59
orang tua dengan gizi kurang
pada balita
7. Analisa pengaruh pekerjaan …………………………………………………………… 60
orang tua dengan gizi kurang
pada balita
8. Analisa pengaruh pengetahuan …………………………………………………………… 61
ibu dengan gizi kurang pada
balita
9. Analisa pengaruh pendidikan …………………………………………………………… 61
ibu dengan gizi kurang pada
balita

iii
i

DAFTAR BAGAN

A. Bagan Kerangka Teori................................................................................. 37

B. Bagan Kerangka Konsep.............................................................................. 38

i
ii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian

2. Surat Balasan Penelitian

3. Lembar Konsultasi Skripsi

4. Lembar Persetujuan Responden

5. Kuesioner

6. Lembar Bebas Plagiatrisme

7. Hasil Out Put SPSS Penelitian

ii
iii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok t

ersebut mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhka

n zat-zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur yang lain sehingga balita p

aling mudah menderita kelainan gizi. Kejadian gizi kurang seperti fenomena g

unung es dimana kejadian gizi buruk dapat menyebabkan kematian (Sudargo

& Aristasari, 2018)

Gizi kurang adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan m

enurut Umur (BB/U) < 2 SD yang merupakan padanan istilah severely underw

eight. Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setia

p orang tua. Perlunya perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak di usia b

alita didasarkan fakta bahwa kurang gizi pada masa emas ini bersifat irreversib

le (tidak dapat pulih), sedangkan kekurangan gizi dapat mempengaruhi perke

mbangan otak anak (Merryana Adriani, 2016)

Gizi kurang pada balita dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental mau

pun kemampuan berpikir. Balita yang menderita gizi buruk dapat mengalami

penurunan kecerdasan (IQ) hingga sepuluh persen, dampak paling buruk dari

gizi buruk yaitu kematian pada umur yang sangat dini (Putri et al., 2015)

Status gizi kurang pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang dapat me

nghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir. Balita yan


2

g menderita gizi kurang dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga s

epuluh persen. Dampak paling buruk dari gizi kurang yaitu kematian pada um

ur yang sangat dini. Mengantisipasi makin parahnya kondisi yang mungkin ter

jadi akibat kejadian gizi kurang. (Hasan & Adisasmito, 2017)

Asupan energy yang tidak mencukupi kebutuhan dapat menyebabkan terja

dinya ketidakseimbangan energi secara berkepanjangan menyebabkan terjadin

ya masalah gizi seperti kekurangan energi kronis (KEK) serta berdampak pada

perubahan berat badan seseorang. Balita dengan tingkat asupan energi yang re

ndah mempengaruhi pada fungsi dan struktural perkembangan otak serta dapat

mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang terhambat (Set

yawati & Hartini, 2018)

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2019 te

rdapat 99 juta anak di bawah usia 5 tahun menderita gizi kurang di dunia diant

aranya 67% terdapat di Asia dan 29% di Afrika serta terdapat kematian 6,34 ju

ta anak usia dibawah 5 tahun atau hampir 17 ribu kematian setiap harinya akib

at penyakit infeksi dan status gizi (WHO, 2019).

Menurut Status gizi balita 0-59 bulan dengan indeks TB/BB menunjukkan

persentase kurus dan sangat kurus. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016

mendapatkan persentase balita 0-23 bulan yang sangat kurus sebesar 3,1%, ku

rus sebesar 8,0% dan gemuk sebesar 4,3%. Provinsi dengan persentase balita k

urus dan sangat kurus terbesar adalah Maluku (22,2%) dan terendah adalah Ba

li (5,5%). (Riskesdas RI, 2017)


3

Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Ke

menterian Kesehatan menyatakan bahwa persentase gizi buruk pada balita usia

0-59 bulan di Indonesia adalah 3,8%, sedangkan persentase gizi kurang adalah

14%. Hal tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil PSG tahun 2016 yaitu perse

ntase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan sebesar 3,4% dan persentase gizi k

urang sebesar 14,43%. Provinsi dengan persentase tertinggi gizi buruk dan giz

i kurang pada balita usia 0-59 bulan tahun 2017 adalah Nusa Tenggara Timur

dan Maluku sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Bali.(Kem

enkes RI, 2017)

Permasalah gizi balita disebabkan juga karena pendidikan ibu. Survey De

mografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menyebutkan bahwa, presenta

se wanita yang lulus sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) atau yang melanjutk

an ke perguruan tinggi yaitu sebesar 27% ini lebih rendah dibandingkan pria y

aitu sebesar 31%10. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu balita maka akan

dengan mudah bagi ibu balita untuk memperoleh dan menafsirkan informasi b

aru, sedangkan rendahnya pendidikan ibu balita akan menjadikan semakin suli

tnya ibu balita mendapatkan maupun menerima informasi baru seperti, dari m

edia massa ataupun informasi baru dari orang lain yang bertentangan dengan p

emikiran ibu balita selama ini (SDKI, 2018)

Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku cakupan prevalensi balita

gizi kurang pada tahun 2018 mencapai 4,7% dari target yang ditetapkan sebes

ar 9% atau 91,48% capaiannya, di tahun 2019 menjadi 5% dari target sebesar


4

8 %atau pencapaian 160% pada tahun 2020 prevalensi balita gizi kurang meni

ngkat 5,7% dari target sebesar 7,5% dengan capaian 131,5%.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Posyandu Waelo, bahwa p

ada tahun 2022 didapatkan dari 299 sampel balita terdapat 97 balita yang mem

iliki status gizi kurang di Desa Waelo Kabupaten Maluku (Profil Puskesmas

Waelo, 2022).

Faktor – faktor penyebab masalah gizi diantaranya adalah makanan tidak s

eimbang, adanya riwayat infeksi, pola makan anak, sosial ekonomi keluarga,

serta pelayanan kesehatan dasar, dan lingkungan seperti sanitasi air bersih (Sh

olikah, 2019)

Status gizi balita dipengaruhi banyak faktor, baik penyebab langsung mau

pun tidak langsung. Penyebab 57 Langsung yang mempengaruhi status gizi ad

alah asupan nutrisi dan penyakit infeksi yang diderita balita, penyebab tidak la

ngsung meliputi ketersediaan pangan dalam hal ini dengan mengetahui pekerja

an dan pendapatan orang tua (sosial ekonomi), pola asuh anak, serta pelayanan

kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketiga faktor penyebab tidak langsung te

rsebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan kel

uarga (Suhaimi, 2019)

Sosial ekonomi merupakan suatu konsep dan untuk mengukur status sosial

ekonomi keluarga dilihat dari variabel tingkat pekerjaan atau pendapatan kelua

rga, selain status sosial ekonomi adapun asupan makanan merupakan faktor la

ngsung yang mempengaruhi gizi kurang yaitu berupa pola makan yang dapat
5

dinilai dari jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi, serta cara pemberian

makan (Sumampouw, 2019)

Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan ibu mampu menyusun me

nu yang baik untuk dikonsumsi. Serta semakin banyak pengetahuan gizi ibu, h

ingga ibu akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang dip

erolehnya untuk dikonsumsi tapi sebaik apapun pengetahuan ibu tentang kese

hatan apabila tidak diterapkan ketika mengurus balita maka hal tersebut tidak

akan mempengaruhi status gizi balita (Sediaoetama, 2016).

Selain itu masih banyak balita yang asupan makanannya kurang dan akhir

nya status gizinya menjadi kurang. Kejadian tersebut karena balita tidak mau

makan, atau masih makan makanan miskin zat gizi, ibu tidak memberikan ma

kanan sesuai makanan tepat, meskipun sang ibu tahu makanan apa yang tepat

diberikan pada bayinya (Sumampouw, 2019)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015) menunjuka

n bahwa sebagian besar balita yang mengalami gizi kurang dipengaruhi oleh st

atus sosial ekonomi, pengetahuan ibu, penyakit penyerta, sikap ibu, BBLR dan

asupan makanan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryani A. (2017) Faktor-f

aktor yang mempengaruhi Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pay

ung Sekaki, faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita salah–satunya a

dalah social ekonomi kelurga, semakin tinggi pendapatan akan semakin muda

h untuk membeli bahan pangan sesuai kebutuhan, dari penelitian dapat diketah

ui bahwa ada hubungan antara status gizi balita deng sosial ekonomi keluarga.
6

Menurut penelitian Esra dkk. (2019), Hubungan Pola Makan, Ekonomi Ke

luarga dan Riwayat Infeksi Dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita di Wila

yah Kerja Puskesmas Benua–Benua. Ekonomi keluarga yaitu pendidikan, pen

dapatan, dan pekerjaaan saling berkaitan dalam mempengaruhi gizi balita, kur

angnya pengetahuan dan informasi orang tua, pekerjaan dengan pendapatanny

a rendah yang menyebabkan anak mengalami masalah gizi, dari penelitian dik

etauhi bahwa adanya hubungan antara ekonomi keluarga dengan status gizi ba

lita.

Berdasarkan survei yang dipapatkan, gizi kurang pada balita perlu mendap

atkan perhatian khusus karena dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan

fisik dan status kesehatan pada anak, dan apabila tidak diperhatikan anak bisa

gizi buruk yang beresiko mengalami stunting kemungkinan lebih besar tumbu

h menjadi anak individu dewasa yang tidak sehat. Maka peneliti bermaksud m

engadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi

Kurang Pada Balita di Posyandu Waelo Kabupaten Maluku Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipapatkan, gizi kurang pada balita

perlu mendapatkan perhatian khusus karena dapat menyebabkan terhambatnya

pertumbuhan fisik dan status kesehatan pada anak, dan apabila tidak

diperhatikan anak bisa gizi buruk yang beresiko mengalami stunting

kemungkinan lebih besar tumbuh menjadi anak individu dewasa yang tidak

sehat. Maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Faktor-Faktor Yang
7

Mempengaruhi Gizi Kurang Pada Balita di Posyandu Waelo Kabupaten

Maluku Tahun 2022”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah Mengetahui factor-faktor yang

mempengaruhi gizi kurang pada balita di Posyandu Waelo Kabupaten

Maluku Tahun 2022

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi gizi kurang pada balita di

Posyandu Waelo Kabupaten Maluku.

b. Untuk mengetahui usia balita terhadap kurang pada balita di Posyandu

Waelo Kabupaten Maluku.

c. Untuk mengetahui pola asuh terhadap gizi kurang pada balita di

Posyandu Waelo Kabupaten Maluku

d. Untuk mengetahui pendapatan terhadap gizi kurang pada balita di

Posyandu Waelo Kabupaten Maluku.

e. Untuk mengetahui pekerjaan terhadap gizi kurang pada balita di

Posyandu Waelo Kabupaten Maluku

f. Untuk mengetahui pengetahuan terhadap gizi kurang pada balita di

Posyandu Waelo Kabupaten Maluku.

g. Untuk mengetahui pendidikan terhadap gizi kurang pada balita di

Posyandu Waelo Kabupaten Maluku.

D. Manfaat
8

1. Manfaat praktis

a. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai bahan masukan tentang faktor yang mempengaruhi gizi

kurang pada balita dapat dijadikan evaluasi dan pengambilan kebijakan

di dinas kesehatan setempat dalam rangka menurunkan angka kejadian

status gizi kurang pada balita.

b. Bagi Posyandu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan

pembelajaran kepada penanggung jawab maupun kader kader didalam

lingkungan posyandu seingga dapat memberikan konseling kepada ibu

yang memiliki balita tentang pentingnya pengetahuan status gizi pada

balita agar tidak dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik

dan status kesehatan pada anak

c. Bagi Ibu

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada responden tentang gizi kurang pada balita.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan memfasilitasi peneliti dalam mengembangkan

kemampuan meneliti sekaligus mengaplikasikan ilmu yang telah

didapat sebelumnya.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Gizi Pada Balita

1. Pengertian Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun

atau lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita

adalah istilah umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah

(3- 5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh pada orangtua

untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan

(Setyawati & Hartini, 2018)

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai

dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan

disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya

lebih banyak dengan kualitas yang tinggi (Putri Ariani, 2017)

Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserat

didalam tubuh kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan

mudah terserang penyakit karena gizi memberi pengaruh yang besar

terhadap kekebalan tubuh (Gizi et al., 2018).-3 tahun (batita) dan anak

prasekolah (3-5 tahun).(Permenkes RI, 2014)

2. Karakteristik Balita

Karakteristik balita dibagi menjadi dua yaitu (Septiari, 2012)

a. Anak usia 1-3 tahun

9
10

Usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak menerima

makanan yang disediakan orang tuanya. Laju pertumbuhan usia balita

lebih besar dari usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah makanan

yang relatif besar. Perut yang lebih kecil menyebabkan jumlah

makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil

bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih besar oleh sebab

itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi

sering.

b. Anak usia prasekolah (3-5 tahun)

Anak prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun, mereka biasanya sudah

mampu mengikuti program prasekolah atau Taman Kanak– Kanak.

Dalam perkembangan anak usia prasekolah anak sudah siap belajar,

memiliki kepekaan menulis dan memiliki kepekaan yang bagus untuk

membaca. Usia 3-5 tahun anak menjadi konsumen aktif dan sudah

mulai memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini berat badan

anak cenderung mengalami penurunan, disebabkan karena anak

beraktivitas lebih banyak dan mulai memilih maupun menolak

makanan yang disediakan orang tuanya.

3. Pertumbuhan Balita

Masa pertumbuhan pada balita membutuhkan zat gizi yang cukup,

karena pada masa itu semua organ tubuh yang penting sedang mengalami

pertumbuhan dan perkembangan. Balita merupakan kelompok masyarakat

yang rentan gizi. Pada kelompok tersebut mengalami siklus pertumbuhan


11

dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih besar dari

kelompok umur yang lain sehingga balita paling mudah menderita

kelainan gizi (Nurtina et al., 2017)

4. Status Gizi Balita

Status gizi adalah keadaan seimbang antara asupan gizi dan kebutuhan

gizi dalam tubuh dari hasil proses biologis yang terlihat dengan

menggunakan suatu tolak ukur seperti penilaian dan pengukuran status

gizi (Sari, 2013).

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat gizi, dimana zat gizi sangat dibutuhkan oleh tubuh

sebagai sumber energi, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh,

serta pengatur proses tubuh (Auliya et al., 2015)

5. Indeks Standar Antropometri Anak

Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020 Indeks

Standar Antropometri Anak diuraikan sebagai berikut :

a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan

dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan

berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severe

underweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan

anak gemuk atau sangat gemuk. Seorang anak dengan BB/U rendah

kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan, sehingga perlu

dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau IMT/U sebelum


12

diintervensi.

b. Indeks Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan

Menurut Umur (TB/U) Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan

pertumbuhan panjang atau tinggi badan anak berdasarkan umurnya.

Indeks ini dapat mengidentifikasikan anak-anak yang pendek (stunted)

atau sangat pendek (severely stunted) yang disebabkan oleh gizi

kurang dalam waktu yang lama atau sering sakit. Anak-anak dengan

tinggi badan di atas normal (tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh

gangguan endokrin.

c. Indeks Berat Badan Menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB

atau BB/TB)

Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan

anak sesuai terhadap pertumbuhan panjang/ tinggi badannya. Indeks

ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted),

gizi buruk (severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih

(possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan

oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut)

maupun yang telah lama terjadi (kronis).

d. Indeks Masa Tubuh Menurut Umur (IMT /U)


13

Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk, gizi

kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik

IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukan hasil

yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitive untuk penapisan

anak gizi lebih dan obesitas.

6. Angka Kecukupan Gizi

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (perorang/hari)

Kelompok umur Berat Tinggi badan Energi (kkal) Protein (g)

badan (kg) (cm)

0-5 bulan 6 60 550 9

6-12 bulan 9 72 800 15

1-3 tahun 13 92 1350 20

4-6 tahun 19 113 1400 25

Sumber:PermenkesRI No. 28 Tahun 2019

7. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Tabel 2.2 Kategori dan ambang batas status gizi anak

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas

(Z-Score)

Berat badan sangat kurang <-3 SD

(severely

Berat Badan underweight)


14

menurut Umur Berat badan kurang - 3 SD sd <- 2 SD

(BB/U) anak usia 0 (underweight)

- 60 bulan
Berat badan normal -2 SD sd +1 SD

Risiko Berat badan lebih > +1 SD

Panjang Badan Sangat pendek (severely <-3 SD

atau Tinggi Badan stunted)

menurut Umur
Pendek (stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
(PB/U atau TB/U)
Normal -2 SD sd +3 SD
anak usia 0 – 60
Tinggi > +3 SD
Bulan

Berat Badan menurut Gizi buruk (severely <-3 SD

Panjang Badan atau wasted)

Tinggi Badan
Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
(BB/PB atau
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
BB/TB) anak usia 0
Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
- 60 bulan
(possible risk of

overweight)

Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD

Obesitas (obese) > + 3 SD


15

Gizi buruk (severely <-3 SD

wasted)

Indeks Massa Tubuh


Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
menurut Umur
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
(IMT/U) anak usia
Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
0 - 60 bulan
(possible risk of

overweight)

Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD

Obesitas (obese) > + 3 SD

Sumber:PermenkesRI No. 2 Tahun 2020

Keterangan:

a. Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah

pertumbuhan, perlu dikonfirmasi dengan BB/TB atau IMT/U

b. Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi

masalah kecuali kemungkinan adanya gangguan endokrin seperti tumor yang

memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuk ke dokter spesialis anak jika

diduga mengalami gangguan endokrin (misalnya anak yang sangat tinggi

menurut umurnya sedangkan tinggi orang tua normal).

c. Walaupun interpretasi IMT/U mencantumkan gizi buruk dan gizi kurang,

kriteria diagnosis gizi buruk dan gizi kurang menurut pedoman Tatalaksana

Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks Berat Badan menurut Panjang

Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB).


16

B. Konsep Gizi Kurang Pada Balita

1. Pengertian Gizi Kurang

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat

kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan

mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi

optimal terpenuhi. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme

menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses

digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran

zat-zat yang tidak digunakan,untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan

energi (Festy, 2018)

Gizi kurang adalah suatu keadaan dimana berat badan balita tidak sesuai

dengan usia yang disebabkan oleh karena konsumsi gizi yang tidak

mencukupi kebutuhan dalam waktu tertentu. Gizi kurang merupakan suatu

masalah gizi yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi baik dalam

jangka waktu pendek maupun panjang. Jenis penyakit masalah gizi kurang

berdasarkan jenis zat gizi apa yang kurang dikonsumsi (Setyawati &

Hartini, 2018)

Gizi kurang adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan

menurut Umur (BB/U) < 2 SD yang merupakan padanan istilah severely

underweight. Status gizi balita merupakan hal penting yang harus

diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih terhadap tumbuh
17

kembang anak di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi pada

masa emas ini bersifat irreversible (tidak dapat pulih), sedangkan

kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak (Merryana

Adriani, 2016)

2. Pengukuran Status Gizi Kurang

Parameter pengukuran status gizi kurang adalah menggunakan Indeks

BB/U. Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan

gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-

perubahan yang mendadak, misalnya disebabkan oleh terserangnya

penyakit infeksi, penurunan nafsu makan atau jumlah makanan yang telah

dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil

(Supariasa, Bakri & Fajar, 2016).

Dalam keadaan normal yaitu ketika keadaan kesehatan baik dan

keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat

badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya, dalam

keadaan yang abnormal terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat

badan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan

normal. Berdasarkan karakteristik berat badan, indeks berat badan

menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi.

Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih

menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current Nutritional Status)

(Supariasa, Bakri& Fajar, 2016)


18

3. Dampak Gizi Kurang

Masalah gizi pada balita dapat memberi dampak terhadap kualitas

sumber daya manusia, sehingga jika tidak diatasi dapat menyebabkan lost

generation. Kekurangan gizi pada dapat mengakibatkan gagal tumbuh

kembang, meningkatnya angka kematian dan kesakitan serta penyakit

terutama pada kelompok usia rawan gizi yaitu balita. Dampak lain akibat

gizi kurang pada balita adalah penurunan daya tahan, menyebabkan

hilangnya masa hidup sehat balita,,terganggunya fungsi otak secara

permanen seperti perkembangan IQ dan motorik yang terhambat,serta

dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan, tingginya angka

kesakitan dan percepatan kematian (Rahman et al., 2016).

4. Cara Penanganan Gizi Kurang

a. Pendidikan Gizi Masyarakat

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran

masyarakat akan pentingnya gizi bagi SDM.

b. Pemantauan Pertumbuhan akan Balita

Dengan dilakukannya pemantauan pertumbuhan maka kondisi status

gizi anak balita dapat dipantau dari waktu ke waktu, bila terjadi akan

mengarah pada status gizi yang lebih buruk maka dapat dicegah. Hasil

penimbangan berat badan di posyandu dicatat dengan menggunakan

Kartu Menuju Sehat ( KMS).

c. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


19

PMT dapat digunakan sebagai sarana atau penyuluhan/pendidikan bagi

ibu balita tentang pemberian makanan

d. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada anak umur 6-59 bulan

Vitamin A membantu untuk meningkatkan penglihatan pada balita,

meningkatkan imunologis dan pertumbuhan badan.

e. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil

Tablet tambah darah membantu menambah asupan nutrisi pada janin,

mencegah anemia defisiensi zat besi, mencegah pendarahan saat masa

persalinan, dan juga menurunkan resiko kematian pada ibu, karena

pendarahan pada saat persalinan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Kurang Pada Balita

Adapun penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita

yakni sebagai berikut:

1. Pola asuh

Pola asuh orang tua terhadap anak pada dasarnya adalah

mempertahankan kehidupan fisik anak dan meningkatkan kesehatannya,

memasilitasi anak untuk mengembangkan kemampuan berperilaku sesuai

dengan tahap perkembangannya dari mendorong peningkatan kemampuan

berperilaku sesuai dengan nilai agama dan budaya yang diyakini (Wisanti,

2015).
20

Kemampuan orang tua atau keluarga menjalankan peran pengasuhan ini

tidak dipelajari secara formal berdasarkan pengalaman dalam menjalankan

peran tersebut secara trial dan error atau mempengaruhi orang tua atau

keluarga lain terdahulu. (Wisanti, 2015).

2. Pendapatan orang tua

Kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan makanan

dipengaruhi oleh tingkat pendapatan keluarga itu sendiri. Keluarga yang

mempunyai pendapatan relatif rendah sulit mencukupi kebutuhan

makanannya. Keadaan ini biasanya terjadi pada anak balita dari keluarga

yang berpenghasilan rendah. Kemampuan keluarga untuk mencukupi

kebutuhan makanan juga tergantung dari bahan makanan, bahan makanan

yang harganya mahal biasanya jarang dan bahkan tidak ada (Meryyana,

2014).

Pada umumnya jika pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan

cenderung membaik.Akan tetapi mutu makanan tidak selalu membaik. Hal

ini disebabkan oleh karena peningkatan pendapatan yang diperoleh tidak

digunakan untuk membeli pangan atau bahan makanan yang bergizi tinggi

(Meryyana, 2014).

3. Pekerjaan orang tua

Status ekonomi rumah tangga dapat dilihat dari pekerjaan yang

dilakukan oleh kepala rumah tangga maupun anggota rumah tangga yang

lain. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh kepala rumah tangga dan

anggota keluarga lain akan menentukan seberapa besar sumbangan mereka


21

terhadap keuangan rumah tangga yang kemudian akan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga, seperti pangan yang bergizi, dan

perawatan kesehatan. Jadi terdapat hubungan antara konsumsi pangan dan

dan status ekonomi rumah tangga serta status gizi masyarakat (Meryyana,

2014).

4. Pengetahuan orang tua

Orang tua merupakan orang yang berperan penting dalam penentuan

konsumsi makanan dalam keluaga khususnya pada anak balita.

Pengetahuan yang dimiliki ibu berpengaruh terhadap pola konsumsi

makanan keluarga. Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi menyebabkan

keanekaragaman makanan yang berkurang. Keluarga akan lebih banyak

membeli barang karena pengaruh kebiasaan, iklan, dan lingkungan. Selain

itu, gangguan gizi juga disebabkan karena kurangnya kemampuan ibu

menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari (Depkes

RI, 2014).

Hasil penelitian yang peneliti dapatkan di lapangan bahwa pengetahuan

ibu merupakan faktor yang mempengaruhi gizi kurang pada Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten

Sigi. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan ada 21 responden

(58,3%) dengan kategori pengetahuan kurang dan ditemukan 15

responden (41,7%) dengan kategori baik.


22

Hal ini sejalan dengan teori Sihombing (2015) yaitu pengetahuan ibu

juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, karena semakin tinggi

pendidikan ibu maka semakin mudah ibu menyerap dan memahami

informasi yang diterimanya sekaligus mengimplementasikannya dalam

pemberian makan balita (Sihombing, 2015).

5. Pendidikan orang tua

Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur

penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi

tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul

karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai

(Berg, 2016).

Kurangnya pendidikan dan pengertian yang salah tentang kebutuhan

pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia.

Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan

faktor penting dalam masalah kurang gizi. Salah satu faktor yang

menyebabkan 26 timbulnya kemiskinan adalah pendidikan yang rendah.

Adanya pendidikan yang rendah tersebut menyebabkan seseorang kurang

mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupan.

Rendahnya pendidikan dapat memengaruhi ketersediaan pangan dalam

keluarga, yang selanjutnya memengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi

pangan yang merupakan penyebab langsung dari kekurangan gizi pada

anak balita (Depkes RI, 2014).


23

Tingkat pendidikan terutama tingkat pendidikan ibu dapat memengaruhi

derajat kesehatan karena pendidikan ibu berpengaruh terhadap kualitas

pengasuhan anak. Tingkat pendidikan yang tinggi membuat seseorang

mudah untuk menyerap informasi dan mengamalkan dalam perilaku

sehari-hari. Pendidikan adalah usaha yang terencana dan sadar untuk

mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi diri dan ketrampilan yang diperlukan oleh

diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Tingkat pendidikan

berhubungan dengan status gizi balita karena pendidikan yang meningkat

kemungkinan akan meningkatkan pendapatan dan dapat meningkatkan

daya beli makanan. Pendidikan diperlukan untuk memperoleh informasi

yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang (Depkes RI, 2014).

Hasil penelitian nisrina (2018) menyatakan bahwa ibu yang

berpendidikan kurang dari sekolah dasar, terjadi peningkatan gizi kurang

pada balita dan peningkatan berat badan ibu (3,7%, p<0,01). Ibu yang

telah menyelesaikan sekolah dasar, sebaliknya ditemukan gizi baik pada

balita dan ibu memiliki berat badan normal (0,32 SD, p<0,01).

Kesimpulannya rendahnya pendidikan juga harus disertai dengan

komunikasi perubahan perilaku yang efektif untuk mencegah gizi kurang

pada balita dan untuk melindungi perempuan dari berat badan yang tidak

sehat.
24

D. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan Hubungan antara berbagai variabel digambarkan

dengan lengkap dan menyeluruh dengan alur dan skema yang menjelaskan

sebab akibat suatu fenomena. Sumber pembuatan kerangka teori adalah dari

paparan satu atau lebih teori yang terdapat pada tinjauan pustaka. Pemilihan

teori dapat menggunakan salah satu teori atau modifikasi dari berbagai teori,

selama teori yang dipilih relevan dengan keseluruhan substansi penelitian

yang akan dilakukan (Masturoh & Anggita, 2018). Determinan gizi kurang

pada balita ialah :

Penyebab langsung :
1. ASI Ekslusif
2. Makanan pendamping ASI
3. Asupan/gizi ibu
4. Praktik pemberian makan
5. Penyakit infeksi

Gizi kurang (underweight)


pada balita

Penyebab tidak langsung :


1. Pola asuh
2. Pengetahuan ibu
3. Ketahanan pangan keluarga
4. Sanitasi lingkungan
5. Status ekonomi
25

Sumber : Fitri I & Wiji N Rizki (2017), Irianto K (2019) dan Bappenas (2019)
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh

generalisasi dari hal-hal yang khusus, maka konsep tidak dapat langsung

diamati atau diukur. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.

(Notoatmodjo, 2014). Berdasarkan uraian teori yang disajikan pada

tinjauan pustaka maka untuk mengetahui Faktor – Faktor Yang

Mempengeruhi Gizi Kurang Pada Balita Di Posyandu Desa Waelo Kecamatan

Waelata Provinsi Maluku Tahun 2022.

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Pola asuh
2. Pendapatan Orang tua
Gizi kurang pada balita
3. Pekerjaan Orang tua
4. Pengetahuan Ibu
5. Pendidikan Ibu

26
27

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu unsur penelitian yang


menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu
variabel.
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Cara Hasil ukur Skala
ukur ukur
Variabel dependent
Gizi kurang gizi kurang adalah Kuesioner 0 = Gizi ordinal
kondisi yang Hasil kurang
diakibatkan
jawab apabila Z-
rendahnya konsumsi
energi dan protein respond score -3,0

pada anak balita, hal en s/d<-2,0

ini dapat diketahui SD

dari status gizi 1 = Gizi baik

dengan melakukan apabila Z-

pengukuran score -2,0

antropometri Berat s/d 2,0 SD


Badan menurut Umur
(BB/U) kemudian
diintepretasikan
berdasarkan standar
WHO-NCHS dengan
menggunakan
indikator BB/U.
Variabel indepent
Pola asuh Pola asuh merupakan kuesioner Hasil 0 = Cukup : ordinal
kemampuan keluarga jawab 56%-75%

untuk menyediakan respond 1= Kurang : <


28

waktu, perhatian, en 56%

dukungan terhadap
anak agar dapat
tumbuh kembang
dengan baik
29

Pendapatan Pendapatan Orang tua kuesioner Hasil 0 = Tinggi: ≥ ordnial


UMK
Orang tua adalah merupakan jawab
Kabupaten
penghasilan yang respond Maluku (Rp.
1.709.150)
diterima oleh Ibu dan en
1 = Rendah: <
Keluarga dalam
UMK
beraktivitas dan
Kabupaten
dibandingkan dengan
Maluku (Rp.
UMK di Maluku
1.709.150).
Pekerjaan Pekerjaan adalah kuesioner Hasil ja 0 = Tidak Nominal
bekerja:
Orang tua aktivitas sehari-hari wab resp
adalah ibu
yang dilakukan oleh onden rumah tangga.
1 = Bekerja:
Orang tua balita
adalah PNS,
Apakah ibunya
karyawan
seorang Ibu Rumah
swasta,
Tangga atau Bekerja,
wiraswasta,
dan ayahnya apakah
petani/buruh.
bekerja atau tidak.

Pengetahuan Pengetahuan ibu kuesioner Hasil 0 = Cukup : ordi


Ibu adalah tingkat jawab 56%-75%

pemahaman responde 1= Kurang : <


56%
mengenai gizi dalam n
memberikan
makanan pada anak
balitanya.
Pendidikan Tingkat pendidikan kuesioner 0= ≤ SMA Ordinal
Ibu berhubungan dengan 1 = ≥ SMA

status gizi balita


karena pendidikan
yang meningkat
kemungkinan akan
30

meningkatkan
pendapatan. (Depkes
RI, 2014).

C. HIPOTESIS

Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk pernyataan (Sugiono, 2013). Hipotesa dalam penelitian ini adalah :
1. Ada pengaruh terhadap pola asuh dengan kejadian gizi kurang pada balita
di wilayah kerja Posyandu Desa Waelo Kecamatan Waelata Provinsi
Maluku Tahun 2022
2. Ada pengaruh terhadap pendapatan orang tua dengan kejadian gizi
kurang pada balita di wilayah kerja Posyandu Desa Waelo Kecamatan
Waelata Provinsi Maluku Tahun 2022
3. Ada pengaruh pekerjaan orang tua dengan kejadian gizi kurang pada
balita di wilayah kerja Posyandu Desa Waelo Kecamatan Waelata
Provinsi Maluku Tahun 2022
4. Ada pengaruh pengetahuan ibu dengan kejadian gizi kurang pada balita
diwilayah kerja Posyandu Desa Waelo Kecamatan Waelata Provinsi
Maluku Tahun 2022
5. Ada pengaruh pendidikan ibu dengan kejadian gizi kurang pada balita
diwilayah kerja Posyandu Desa Waelo Kecamatan Waelata Provinsi
Maluku Tahun 2022
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendeka

tan Analitik kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah teknik yang digunakan u

ntuk mengelola data yang berhubungan dengan angka. Baik sebagai hasil pen

gukuran maupun hasil konvensi. Desain penelitian yang digunakan dalam pen

elitian ini adalah Analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana

dan mengapa fenomena kegiatan itu terjadi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pendekat

an penelitian dimana variabel dependen dan variabel independen diteliti dala

m waktu yang bersamaan dalam suatu periode tertentu.(Notoatmodjo, 2014).

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyai balita usia 1-5 tahun di Posyandu Desa Waelo Kabupaten

Maluku yang berjumlah 60 orang. Populasi terjangkaunya adalah Desa

Waelo berjumlah 60 orang .

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian jumlah ibu yang

mempunyai balita usia 1-5 tahun di Posyandu Desa Waelo Kabupaten

Maluku berjumlah 60 responden.

31
32

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampel adalah teknik pengambilan sampel. Sampling

adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel yang benar-

benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Notoatmodjo, 2014).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Total Populasi / Total Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana

jumlah sampel sama dengan populasi yaitu sebanyak 60 Balita.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel depende

n dan variabel independen.(Notoatmodjo, 2014).

1. Variabel Dependen

Variabel yang variasi nilainya dipengaruhi atau tergantung oleh sal

ah satu variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Gizi

Kurang pada Balita.

2. Variabel Independen

Variabel bebas adalah variabel yang tidak terpengaruh oleh variabe

l lain yang justru mempengaruhi variabel dependen/terikat dan merupakan

variabel resiko atau sebab. Variabel independen dalam penelitian ini adala

h Pola asuh, Pendapatan orang tua, Pekerjaan orang tua, Pengetahuan ibu

dan pendidikan ibu .


33

D. Lokasi Penelitian ( Waktu dan Tempat Penelitian )

1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukankan di wilayah Kabupaten Maluku tahun
2022 tepatnya di wilayah kerja Posyandu Waelo

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022

E. Instrument Penelitian

Alat pengumpulan data (Instrumen) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket/ kuesioner. Kuesioner telah disediakan dengan pernyataan/

pertanyaan tertutup yang nantinya peneliti melakukan wawancara pada ibu

yang memiliki balita yang mengalami gizi kurang.

F. Prosedur Pengambilan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data

dalam penelitian ini berupa data primer yang didapat dari hasil

kuisioner yang didapatkan dengan melakukan wawancara pada masing-

masing responden dan masih perlu diolah lebih lanjut agar lebih

memberikan hasil bagi penelitian.

b. Data sekunder

Adalah data yang diperoleh dari hasil rekapan secara tertulis dar

i hasil rekam medis Puskesmas Waelo tahun 2022.


34

2. Cara Pengumpulan Data

a. Peneliti mengajukan ijin melalui Universita Medika Suherman.

b. Setelah mendapat ijin, peneliti memilih responden yang bersedia

menjadi responden.

c. Peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi responden dan

memberikan penjelasan singkat tujuan penelitian.

d. Peneliti membagikan kuesioner dan menjelaskan kepada responden tata

cara pengisian kuesioner serta responden dipersilahkan bertanya jika

belum jelas.

e. Setelah semua pertanyaan pada kuesioner di jawab dengan lengkap oleh

responden, kuesioner dikumpulkan dan di periksa kembali

kelengkapannya.

f. Peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden.

G. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan melalui tahapan s

ebagai berikut :

1. Editing

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap data yang telah dik

umpulkan, dan untuk memeriksa kelengkapan serta kesalahan dari data ya

ng akan diteliti.

2. Coding
35

Data yang sudah diedit selanjutnya diberi kode untuk memudahkan

dlam pelaksanaan pengolahan data berikutnya. Kemudian dalam penelitian

ini diberi kode 0 jika jawaban ya atau beresiko, dan kode 1 jika jawaban ti

dak atau tidak beresiko.

3. Scoring

Langkah ini untuk menilai dari hasil jawaban lembar checklist dala

m bentuk skor, sehingga memudahkan dalam proses entry data.

4. Entry Data

Merupakan proses pemindahan data dalam media komputer agar di

peroleh masukan yang siap diolah dalam bentuk SPSS.

5. Tabulating

Memindahkan jawaban dalam bentuk kode kedalam master tabel d

engan menggunakan komputer.

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dengan menampilkan tabel – tabel distribusi frek

uensi untuk melihat gambaran distribusi frekuensi responden menurut vari

abel yang diteliti, baik variabel dependen maupun variabel independen.

Dengan Rumus :

P = f x 100%

Keterangan :

P = Persentasi
36

f = Frekuensi

n = Jumlah

2. Analisi Bivariat

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah bivariat yaitu b

ertujuan untuk melihat variabel independen dan variabel dependen yang di

duga saling berhubungan, uji statistik yang digunakan adalah :

a. Chi-Square

Uji chi-square digunakan karena variabel dependen dan variabel

independen dalam penelitian ini bersifat kategorik. Penelitian ini mengg

unakan batas bermakna sebesar 5% hingga jika diperlukan ( p > α (0,0

5)) yang artinya uji statistik tidak bermakna artinya tidak ada hubungan

signifikan antara variabel dependen dan variabel independen, sebalikny

a jika diperoleh nilai ( p < α (0,05)) maka hasil perhitungan statistik ber

makna artinya ada hubungan signifikan antara variabel dependen dan va

riabel independen. Uji kemaknaan didapatkan melalui uji chi-square (X


2
) dua arah pada tingkat kemaknaan 0,05. Dengan rumus dibawah ini :

X2 = ∑ (O-E)

Keterangan :

X2 = Kai Kuarat (chi-square)

O = Nilai Observasi

E = Nilai Ekspektasi ( Frekuensi yang teramati dari baris dan kolom )

b. Odds Rasio (OR)


37

Hasil dari uji chi-square hanya dapat menyimpulkan ada atau tid

aknya perbedaan proporsi antar kelompok mana yang memiliki resiko l

ebih besar dibandingkan kelompok lain. Penelitian yang menggunakan

desain cross sectional, maka untuk mengetahui derajat hubungan dua v

ariabel yang digunakan ratio (OR). Nilai OR merupakan nilai estimasi u

ntuk terjadinya outcome sebagai pengaruh adanya variabel independen,

perubahan satu unit variabel independen akan menyebabkan perubahan

sebesar nilai OR pada variabel independen, estimasi confidence interval

(CI) OR ditetapkan pada tingkat kepercayaan 95%. Interpretasi odss ras

io.
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil univariat dan bivariate bertujuan menjelaskan secara statistik

hubungan dua variabel (variabel independent dan variabel dependent) yang

menjadi variabel dependent yaitu Gizi Kurang pada Balita, sedangkan variabel

independent yaitu Pola asuh, Pendapatan orang tua, Pekerjaan orang tua,

Pengetahuan ibu, Pendidikan ibu.

1. Hasil Analisis Univariat

Table 5.1

Distribusi Frekuensi Faktor – faktor yang Mempengaruhi Gizi


Kurang pada Balita di Posyandu Desa Waelo tahun 2022

No Variabel Kategori Frekuensi Presentasi


1. Gizi Kurang Pada Gizi Kurang 34 56,7 %
Balita
Gizi Baik 26 43,3%
Total 60 100%
2. Pola Asuh Cukup 12 20,0%
Kurang 48 80,0%
Total 60 100%
3. Pendapatan Orang Tinggi 14 23,3%
Tua
Rendah 46 76,7%
Total 60 100%
4. Pekerjaan Orang Tidak bekerja 37 61,7%
Tua
Bekerja 23 38,3%
Total 60 100%
5. Pengetahuan Ibu Cukup 21 35,0%
Kurang 39 65,0%

38
39

Total 60 100%
6. Pendidikan Ibu ≤ SMA 44 73,3%

≥ SMA 16 26,7%
Total 60 100%

Berdasarkan table 5.1 dari Gizi kurang pada balita terdapat 34 respon

den (56,7%) balita dengan gizi kurang, sedangkan balita yang dengan gizi

baik sebanyak 26 responden (43,3%). Pola asuh terdapat 12 (20,0%) pada

pola asuh yang, sedangkan balita yang kurang pada pola asuh sebanyak 48

responden (80,0%). Pendapatan terdapat 46 responden (76,7%) dengan

pendapatan tinggi, sedangkan pendapatan rendah sebanyak 14 responden

(23,3%). Pekerjaan orang tua terdapat 37 responden (61,7%) orang tua yan

g tidak bekerja, sedangkan orang tua yang bekerja sebanyak 23 responden

(38,3%). Pengetahuan ibu terdapat 21 responden (35,0%) ibu dengan

pengetahuan yang cukup, sedangkan pada ibu dengan pengetahuan kurang

sebanyak 39 responden (65,0%). Pendidikan Ibu terdapat 16 responden

(26,7%) ibu yang berpendidikan rendah ≤ SMA, sedangkan ibu yang

bependidikan ≥ SMA sebanyak 44 responden (73,3%).

2. Hasil Analisis Bivariat


40

a. Analisis Pengaruh Pola Asuh dengan Gizi Kurang pada Balita

Tabel 5.2

Pengaruh Pola Asuh dengan Gizi Kurang pada Balita

Gizi Kurang pada Balita

Gizi Kurang Gizi Baik Total P OR


Pola Asuh
N % N % N % Value (CI 95%)

Cukup 3 5,0 9 15,0 12 20,0 0,183 (0,044


0,021
Kurang 31 51,7 17 28,3 48 80,0 - 0,767)

Total 34 56,7 26 43,3 60 100

Berdasarkan tabel 5.2 Pola Asuh dari 60 balita terdapat 34 (56,7%) yang

mengalami gizi kurang pada balita, balita yang mengalami gizi kurang dengan po

la asuh yang cukup sebanyak 3 (5,0%) dan balita yang mengalami gizi kurang de

ngan pola asuh yang kuang sebanyak 31 (51,7%). Hasil uji statistik chi square me

nunjukkan bahwa p-value sebesar 0.021 kurang dari 0,050, sehingga dapat dikata

kan bahwa ada pengaruh antara Pola Asuh dengan Gizi kurang pada balita. Sedan

gkan nilai OR 0,183 yang berarti responden yang Pola Asuhnya kurang

mempunyai resiko mengalami gizi kurang, 0,183 kali lebih besar dari responden

yang memiliki pola asuh yang cukup.


41

b. Analisis Pengaruh Pendapatan Orang Tua dengan Gizi Kurang pada

Balita

Table 5.3

Pengaruh Pendapatan Orang Tua dengan Gizi Kurang pada Balita.

Gizi Kurang pada Balita

Pendapatan Gizi Kurang Gizi Baik Total P OR

Orang Tua N % N % N % Value (CI 95%)

Tinggi 30 50,0 16 26,7 60 76,7 4,688 (1,266


0,029
Rendah 4 6,7 10 16,7 14 23,3 - 17,350)

Total 34 56,7 26 43,4 60 100

Berdasarkan tabel 5.3 Pendapatan orang tua dari 60 balita terdapat 34

(56,7%) pendapatan tinggi orang tua dengan gizi kurang pada balita sebanyak 30

(50,0%) dan pendapatan rendah orang tua sebanyak 4 (6,7%). Hasil uji statistik c

hi square menunjukkan bahwa p-value sebesar 0.029 kurang dari 0,050, sehingga

dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara Pendapatan dengan Gizi kurang pada

balita. Sedangkan nilai OR 0,029 yang berarti responden yang Pendapatan orang

tuanya lebih tinggi mempunyai resiko mengalami gizi kurang, 0,029 kali lebih

besar dari responden yang memiliki pendapatan rendah.


42

c. Analisa Pengaruh Pekerjaan Orang Tua dengan Gizi Kurang pada

Balita.

Table 5.4

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua dengan Gizi Kurang pada Balita

Gizi Kurang pada Balita

Pekerjaan Gizi Kurang Gizi Baik Total P OR

Orang Tua N % N % N % Value (CI 95%)

Tidak 61,
26 43,3 11 18,3 37
Bekerja 7 4,432 (1,460
0,009
38, - 13,455)
Bekerja 8 13,3 15 25,0 23
3

Total 34 56,7 26 43,3 60 100

Berdasarkan tabel 5.4 Pekerjaan orang tua dari total 60 balita terdapat 34

(56,7%) balita yang terkena gizi kurang dengan orang tuanya yang tidak bkerja se

banyak 26 (43,3%) dan Balita yang orang tuanya bekerja sebanyak 8 (13,3%). H

asil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p-value sebesar 0.009 kurang dari

0,050, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara Pekerjaan dengan Gi

zi kurang pada balita. Sedangkan nilai OR 0,009 yang berarti responden yang

Pekerjaan orang tuanya tidak bekerja mempunyai resiko mengalami gizi kurang,

0,009 kali lebih besar dari responden yang bekerja.


43

d. Analisis Pengaruh Pengetahuan Ibu dengan Gizi Kurang pada Balita.

Tabel 5.5

Pengaruh Pengetahuan Ibu dengan Gizi Kurang pada balita

Gizi Kurang pada Balita

Pengetahua Gizi Kurang Gizi Baik Total P OR

n Ibu N % N % N % Value (CI 95%)

Cukup 7 11,7 14 23,3 21 35,0 0,222(0, ,072


0,013
Kurang 27 45,0 12 20,0 39 65,0 - 0,691)

Total 34 56,7 26 43,3 60 100

Berdasarkan tabel 5.5 Pengetahuan Ibu dari total 60 balita terdapat 34

(56,7%) balita yang mengalami gizi kurang dengan ibu yang pengetahuan cukup

sebanyak 7 (11,7%) dan Balita yang ibu dengan pengetahuan kurang sebanyak 2

7 (45,0%). Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p-value sebesar 0.

013 kurang dari 0,050, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara Peng

etahuan dengan Gizi kurang pada balita. Sedangkan nilai OR 0,013 yang berarti

responden yang Pengetahuan ibu kurang mempunyai resiko mengalami gizi

kurang, 0,013 kali lebih besar dari responden yang memiliki pengetahuan yang

cukup.
44

e. Analisis Pengaruh Pendidikan Ibu dengan Gizi Kurang pada Balita

Tabel 5.6

Pengaruh Pendidikan Ibu dengan Gizi Kurang pada balita

Gizi Kurang pada Balita

Pendidikan Gizi Kurang Gizi Baik Total P OR

Ibu N % N % N % Value (CI 95%)

≤ SMA 13 21,7 3 5,0 16 26,7 4,746 (1,185


0,037
≥ SMA 21 35,0 23 38,3 44 73,7 - 19,012)

Total 34 56,7 26 43,3 60 100

Berdasarkan tabel 5.6 Pendidikan Ibu dari total 60 balita terdapat 34 (56,7

%) balita yang mengalami gizi kurang dengan ibu yang pendidikan ≤ SMA seban

yak 13 (21,7%) dan Balita yang ibu dengan pendidikan ≥ SMA sebanyak 21

(35,0%). Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p-value sebesar 0.037

kurang dari 0,050, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara

Pendidikan dengan Gizi kurang pada balita. Sedangkan nilai OR 0,037 yang berar

ti responden yang pendidikan ≥ SMA kurang mempunyai resiko mengalami gizi

kurang, 0,037 kali lebih besar dari responden yang memiliki pendidikan ≤ SMA.
BAB VI

PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Pola asuh dengan Gizi kurang pada Balita di Posyandu


Waelo Tahun 2022.
Hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Desa Waelo Tahun 20

22, Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p-value sebesar 0.021

kurang dari 0,050 yang secara statistic berarti H 0 ditolak artinya dapat dika

takan terdapat hubungan signifikan antara Pola Asuh dengan Gizi kurang p

ada balita. Yang artinya ada pengaruh antara Pola Asuh dengan Gizi kuran

g pada balita di Posyandu Desa Waelo tahun 2022.

Berdasarkan penelitian sebelumnya hasil analisis statistic

didapatkan angka kolerasi p value=0,001 yang memperlihatkan adanya

hubungan yang berarti antara pola asuh ibu dengan kejadian gizi kurang

dan gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya

Banjarmasin. Bahwa ibu yang memberikan pola asuh kurang berisiko

mendapat anak dengan gizi kurang dan gizi buruk dibandingkan ibu yang

memberikan pola asuh yang baik (Khaeriyah et al., 2020)

Berdasarkan penelitian sebelumnya hasil uji spearman ditemukan n

ilai p = 0,0002 yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara

pola asuh orangtua dengan status gizi (Mulyana, 2014)

Hasil penelitian uji statistik uji chi-square diperoleh nilai p-Value

= 0,018, sehingga dapat disimpulkan semakin baik pola asuh maka

45
46

semakin baik pula status gizi pada anak menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara pola asuh terhadap status gizi anak 12-59 bulan di

Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi dengan menggunakan

Berdasarkan data pendukung dapat disimpulkan bahwa hasil Peneli

tian ini menunjukan adanya kesesuaikan antara teori dengan apa yang terja

di pada lapangan. Maka menurut peneliti dalam penelitian ini balita denga

n pola asuh yang kurang akan lebih mudah mengalami Gizi Kurang diband

ingkan pola asuh yang cukup.

2. Pengaruh Pendapatan Orang Tua dengan Gizi Kurang pada Balita di


Posyandu Waelo tahun 2022.
Hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Desa Waelo Tahun 20

22, Hasil uji statistik chi square menunjukkan square menunjukkan bahwa

p-value sebesar 0.029 kurang dari 0,050 yang secara statistic berarti H 0 dit

olak artinya dapat dikatakan terdapat pengaruh signifikan antara

Pendapatan orang tua dengan Gizi kurang pada balita. Yang artinya ada hu

bungan antara Pendapatan orang tua dengan Gizi kurang pada balita di

Posyandu Desa Waelo tahun 2022.

Berdasarkan penelitian sebelumnya dari hasil uji chi-square

didapatkan nilai p = 0,012. Hal ini menunjukan bahwa p < α (0,05) ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan terhadap status gizi

balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tapin Utara. Pada variabel tingkat

pendapatan rendah dan status gizi kurang berjumlah 51 reponden ( 66,2%),

pada variabel tingkat pendapatan rendah dan status gizi baik berjumlah 22
47

responden (28,6 %). Pada variable tingkat pendapatan tinggi dan status

gizi kurang berjumlah 4 reponden (5,2%).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan hal ini dapat

dilihat pada hasil statistic terdapat hubungan antara pendapatan orang tua

dengan status gizi pada balita yang menunjukkan nilai p- value sebesar

0.000. Pada penelitian jumlah sampel adalah 100 responde, Sehinggaa

dapat disimpulkan bahwa orang tua dengan pendapatan baik memiliki

status gizi baik sedangkan orang tua dengan pendapatan rendah memiliki

status gizi kurang

Hasil penelitian ini sejalan dengan ( Dian Handini ) berdasarkan

hasil uji chi swuare harga p hitung adalah 0,009 untuk distribusi sampel be

rdasarkan BB/U, dan 0,010 untuk distribusi sampel berdasarkan TB/U, sert

a 0,009 untuk distribusi sampel berdasarkan BB/TB. Oleh karena itu, H0 d

itolak dan H1 diterima (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terda

pat hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita di wilay

ah kerja Puskesmas Kalijambe. menunjukan bahwa ada hubungan antara p

endapatan keluarga dengan status gizi balita. Hal ini di karenakan penyeba

b timbulnya gizi kurang pada balita dapat di pengaruhi oleh beberapa fakto

r dan penyebab tidak langsung

Semakin tinggi pendapatan, semakin besar pula persentase dari


penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayur, dan beberapa jenis bahan
makanan lainnya (Wati, 2018).
Berdasarkan data pendukung dapat disimpulkan bahwa hasil Peneli

tian ini menunjukan adanya kesesuaikan antara teori dengan apa yang terja
48

di pada lapangan. Maka menurut peneliti dalam penelitian ini Keluarga kur

ang mampu kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan z

at gizi dalam keluarga terlebih pada balita, pendapatan keluarga akan dapat

menentukan pola makan dalam keluarga.

3. Pengaruh Pekerjaan Orang Tua dengan Gizi Kurang pada Balita di


Posyandu Waelo tahun 2022.
Hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Waelo Tahun 2022,

hasil analisa data menggunakan chi square didapat nilai menunjukkan

bahwa p-value sebesar 0.009 kurang dari 0,050 yang secara statistic berarti

H 0 ditolak artinya terdapat hubungan signifikan antara Pekerjaan Orang

Tua dengan Gizi Kurang pada balita. Yang artinya ada pengaruh antara

Pekerjaan dengan Gizi kurang pada balita di Posyandu Waelo tahun 2022.

Pada hasil di peroleh bahwa dari sebagian besar responden yang

bekerja status gizi kurang pada balita sebanyak 12 balita (60%).

Sedangkan sebagian ibu yang tidak bekerja status gizi kurang baik pada

balita sebanyak 5 balita (14,7%) dengan nilai p value 0,002. Hal ini

menunjukan ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian gizi kurang

di wilayah Puskesmas Nambo.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wicaksana, Nurrizka,

Pembangunan, & Veteran, 2019) bahwa ada hubungan signifikan

terhadap pekerjaan ibu terhadap status gizi.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ardingga dan

Faridha tahun 2017 dengan judul “Hubungan Antara Tingkat


49

Pendidikan,Pekerjaan dan Pendapatan Orang Tua Dengan Status

Gizi Pada Siswa SD Hangtuah 6 Surabaya” bahwa p value> 0,05 (p

value: 0,659) yang secara statistik menunjukan tidak terdapat

hubunganyang signifikan antara pekerjaan orang tuadengan status

gizi pada SiswaSD Hangtuah 6 Surabaya

Berdasarkan data pendukung dapat disimpulkan bahwa hasil

Penelitian ini menunjukan adanya kesesuaikan antara teori dengan apa

yang terjadi pada lapangan. Maka menurut peneliti dalam penelitian ini

orang tua yang memiliki pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan keluarga

maka orang tua yang memiliki pekerjaan cenderung memiliki balita

dengan gizi baik dibandingkan orang tua balita yang tidak memiliki

pekerjaan beresiko terkena gizi kurang.

4. Pengaruh Pengetahuan Ibu dengan Gizi Kurang pada Balita di


Posyandu Waelo Tahun 2022.
Hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Waelo Tahun 2022,

hasil analisa data menggunakan chi square didapat nilai menunjukkan

bahwa p-value sebesar 0.013 kurang dari 0,050 yang secara statistic berarti

H 0 ditolak artinya terdapat hubungan signifikan antara Pengethuan Ibu

dengan Gizi Kurang pada balita. Yang artinya ada pengaruh antara

Pengetahuan ibu dengan Gizi kurang pada balita di Posyandu Waelo

tahun 2022.

Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p = 0,002 Hal ini

menunjukkan bahwa p< α (0,05) ada hubungan yang signifikan antara


50

tingkat pengetahuan terhadap status gizi di Wilayah Kerja Puskesmas

Tapin Utara

Berdasarkan hasil penelitian Oktavianis, 2016 bahwa dari 88

responden yang memiliki pengetahuan rendah dengan status gizi yang

kurang sebanyak 39 orang (86,7%) sedangkan reponden yang memiliki

pengetahuan tinggi dengan status gizi kurang sebanyak 6 orang (13,3%).

Setelah dilakukan uji statistik menggunakan sistem komputerisasi terhadap

hubungan pengetahuan dengan status gizi balita, didapatkan hasil p =0,000

(p ≤ 0,05).

Berdasarkan hasil penelitian sri maryatin 2020, Dari hasil analisa

data diperoleh nilai ρ value sebesar 0,001. Berdasarkan hasil analisa data

di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi pada balita di Desa

Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 2020 karena nilai ρ

value < α (0,001 < 0,01). Sifat hubungan kedua variabel tersebut adalah

semakin baik pengetahuan ibu balita mengenai gizi maka semakin baik

status gizi pada balitanya.

Berdasarkan data pendukung dapat disimpulkan bahwa hasil Peneli

tian ini menunjukan adanya kesesuaikan antara teori dengan apa yang terja

di pada lapangan. Maka menurut peneliti dalam penelitian ini ibu yang

memiliki pengetahuan lebih tinggi akan lebih memahami mengenai gizi

kurang maupun status gizi anaknya dibandingkan dengan ibu yang

memiliki pengetahuan kurang,


51

5. Pengaruh Pendidikan Ibu dengan Gizi Kurang pada Balita di


Posyandu tahun 2022.
Hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Waelo Tahun 2022,

hasil analisa data menggunakan chi square didapat nilai menunjukkan

bahwa p-value sebesar 0.037 kurang dari 0,050 yang secara statistic berarti

H 0 ditolak artinya terdapat hubungan signifikan antara Pendidikan Ibu

dengan Gizi Kurang pada balita. Yang artinya ada pengaruh antara

Pendidikan ibu dengan Gizi kurang pada balita di Posyandu Waelo tahun

2022.

Hal ini sejalan dengan penelitian dari (Nurmaliza & Herlina, 2019)

Berdasarkan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square

doperoleh nilai Pvalue<0,05 yaitu 0,006 dan 0,034, maka dapat

disimpulkan ada hubungan pendidikan terhadap gizi balita. menyatakan

bahwa seorang anak balita dari ibu yang mempunyai latar belakang

pendidikan tinggi akan mendapatkan kesempatan hidup serta 41

bertambah tumbuh dan mudah menerima wawasan yang lebih luas

mengenai tentang gizi. Anak dengan ibu yang mempunyai pendidikan

rendah memiliki angka mortalitas lebih tinggi daripada anak dengan ibu

berpendidikan tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan seorang ibu

menyebabkan berbagai keterbatasan dalam menangani masalah gizi dan

kesehatan pada keluarga serta anaknya

Dalam publikasi yang dilakukan oleh (Smidt, 2019) bahwa seorang

ibu bertugas untuk memberikan prioritas kesehatan, kebersihan, dan status


52

gizi anak dalam keluarga dan mengalokasikan sumber keuangan untuk

membeli bahan makanan yang bergizi seimbang dan mengasuh anak.

Level pendidikan ibu yang lebih tinggi mengurangi risiko anak mengalami

status gizi kurang atau bahkan stunting. Pendidikan menjadi tolak ukur

dalam mengukur kemampuan mengenai pengetahuan pengolahan makanan

yang baik dan benar. Kurangnya pengetahuan mengenai gizi dan makanan

sehat maka kana menjadi penyebab utama dalam masalah gizi kurang pada

anak.

Dari penelitian yang dilakukan oleh (Kunwar & Pillai, 2019)

didapatkan hasil yang berbeda dimana didalam penyataan penelitiannya

menyebutkan bahwa pendidikan orang tua memiliki hubungan yang

signifikan terhadap status gizi anak, dikarenakan jika pendidikan orang tua

baik atau lebih tinggi, maka akan berdampak pada pemahaman pemenuhan

gizi anaknya akan lebih baik

Berdasarkan data pendukung dapat disimpulkan bahwa hasil Peneli

tian ini menunjukan adanya kesesuaikan antara teori dengan apa yang terja

di pada lapangan. Maka menurut peneliti dalam penelitian ini balita

dengan pendidikan ibu ≤ SMA akan lebih beresiko dalam pengetahuan

juga pola asuh sehinggan beresiko memiliki balita dengan gizi kurang

dibandingkan balita dengan ibu yang memiliki pendidikan ≥ SMA.


53
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Gizi

Kurang pada balita di Posyandu Waelo tahun 2022.

1. Adanya hubungan antara Pola Asuh terhadap Gizi Kurang pada balita

di Posyandu Waelo Kecamatan Waelata Provinsi Maluku tahun 2022.

2. Adanya hubungan antara Pendapata Orang Tua terhadap Gizi Kurang

pada balita di Posyandu Waelo Kecamatan Waelata Provinsi Maluku

tahun 2022.

3. Adanya hubungan antara Pekerjaan Orang Tua terhadap Gizi Kurang

pada balita di Posyandu Waelo Kecamatan Waelata Provinsi Maluku

tahun 2022.

4. Adanya hubungan antara Pengetahuan Ibu terhadap Gizi Kurang pada

balita di Posyandu Waelo Kecamatan Waelata Provinsi Maluku tahun

2022.

5. Adanya hubungan antara Pendidikan Ibu terhadap Gizi Kurang pada

balita di Posyandu Waelo Kecamatan Waelata Provinsi Maluku tahun

2022.

54
55

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran-saran baik untuk

pengembangan aspek teoritis adapun kepentingan praktik sebagai berikut:

1. Bagi Ibu yang memiliki Balita.

Untuk ibu yang memiliki balita, diharapkan dari hasil penelitian ini

dapat meningkatkan pengetahuan tentang faktor – faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi gizi kurang pada balita agar ibu dapat mencegah

secara dini gizi kurang pada balita. Karena gizi kurang pada balita ini

dapat memiliki dampak yang akan mengarah bahaya terhadap balita.

2. Bagi Posyandu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi

wilayah kerja desa waelo dan sekitarnya untuk lebih memberikan informas

i terkait dalam mengatasi kasus Gizi Kurang pada balita, terutama di sekita

r wilayah kerja Kecamatan Waelo. Sehingga angka kejadian Gizi Kurang p

ada balita di Kecamatan Waelo dapat menurun.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan refensi

oleh peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian mengenai gizi

kurang pada balita. Kemudian peneliti dapat lebih mendalami faktor –

faktor penyebab terjadinya gizi kurang pada balita sehingga dapat

menambah variabel lain yang belum pernah diteliti.


DAFTAR PUSTAKA

Auliya, C., Handayani, O. W. K., & Budiono, I. (2015). Profil Status Gizi Balita

Ditinjau Dari Topografi Wilayah Tempat Tinggal (Studi Di Wilayah Pantai

Dan Wilayah Punggung Bukit Kabupaten Jepara). Unnes Journal of Public

Health, 4(2), 108–116.

Festy, P. (2018). Buku ajar gizi dan diet. UMSurabaya Publishing.

Hasan, A. G., & Adisasmito, W. B. B. (2017). Analisis Kebijakan Pemanfaatan D

ana Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas di Kabupaten Bogor Tahun 2016. J

urnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 6(3), 127–137.

Khaeriyah, F., Arifin, S., & Hayatie, L. (2020). Hubungan Pendidikan dan Pola A

suh Ibu dengan Kejadian Gizi Kurang dan Gizi Buruk Pada Balita di Wilaya

h Kerja Puskesmas Beruntung Raya Banjarmasin. Homeostasis, 3(2), 173–17

8.

Merryana Adriani, S. K. M. (2016). Pengantar gizi masyarakat. Prenada Media.

Mulyana, A. P. H. (2014). Hubungan pola asuh orang tua dengan status gizi pada

balita uisa1-5 tahun di desa selokgondang kecamatan sukodong kabupaten l

umajang. 2(2), 19–27.

Notoatmodjo, S. (2014). Metodelogi Penelitian Kesehatan.

Nurtina, wa ode, Amiruddin, & Munir, A. (2017). Faktor risiko kejadian gizi kura

ng pada balita di wilayah kerja puskesmas Benu-Benua Kota Kendari. Jurnal

Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(4), 778–787. http://ojs.uho.ac.id/index.

php/ampibi/article/view/5053

56
57

Putri Ariani, A. (2017). Ilmu Gizi Dilengkapi dengan Standar Penilaian Status Giz

i Dan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Putri, R. F., Sulastri, D., & Lestari, Y. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan d

engan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padan

g. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 254–261. https://doi.org/10.25077/jka.v4i

1.231

Rahman, N., Hermiyanty, & Fauziah, L. (2016). FAKTOR RISIKO KEJADIAN

GIZI KURANG PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI KELURAHAN T

AIPA KOTA PALU. Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 2, No : 1- 58, 7, 41–

46.

Septiari, B. B. (2012). Mencetak balita cerdas dan pola asuh orang tua.

Setyawati, V. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku ajar dasar ilmu gizi kesehatan ma

syarakat. Deepublish.

Sholikah, A. (2019). Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita

di Dusun Pangkur. E-Journal Cakra Medika, 6(2), 16. https://doi.org/10.553

13/ojs.v6i2.48

Sudargo, T., & Aristasari, T. (2018). 1000 hari pertama kehidupan. Ugm Press.

Suhaimi, A. (2019). Pangan, gizi, dan kesehatan. Deepublish.

Sumampouw, O. J. (2019). Diare Balita: Suatu Tinjauan dari bidang Kesehatan

Masyarakat. Jakad Media Publishing.

Anda mungkin juga menyukai