IDA RUFAIDAH
2123201003
PROPOSAL SKRIPSI
IDA RUFAIDAH
2123201003
i
PENGESAHAN
Mengesahkan
ii
PENETAPAN TIM PENGUJI
Telah diuji
Pada tanggal 22 Februari 2023
TIM PENGUJI
iii
PERSETUJUAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (S.K.M)
Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Oleh :
IDA RUFAIDAH
NIM 2123201003
Menyetujui,
Mojokerto, 13 Februari 2023
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Arief Fardiansyah, ST., M. Kes. Dwi Helynarti Syurandhari, S.Si., S.K.M., M.Kes.
NIK. 220 250 007 NIK. 220 250 010
iv
HALAMAN PERNYATAAN TENTANG ORIGINALITAS
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah saya yang berjudul“ HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TB PARU PADA
PENDERITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALONGPANGGANG
KABUPATEN GRESIK”. Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan
tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
IDA RUFAIDAH
NIM. 2123201003
v
MOTTO
*kesuksesan bisa diraih karena usaha, usaha ada karena kemauan, kemauan tercipta
PERSEMBAHAN
1. Kepada Bapak Abdul Hamid dan Ibu Sumiatun yang selalu memberikan
2. Untuk suami Agus Alfianto yang telah membantu baik materil maupun
3. Buat Adikku Nurma Ervanti dan Ismiwati yang tidak pernah berhenti
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT ata Karunia dan Hidahnyanya penyusuan
Kabupaten Gresik” ini dapat terselesaikan. Proposal Skripsi ini disusun untuk
Dalam penyusunan skripsi tidak lepas dari bimbingan arahan dan petunjuk dari
berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan
1. Dr. Nurwidji, M.Si., MHA. selaku Ketua Stikes Majapahit Mojokerto yang
2. Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp, M.Kes selaku Penguji yang telah meluangkan
vii
4. Dwi Helynarti Syurandhari, S.Si., S.K.M., M. Kes. selaku serta pembimbing
5. Bapak dan ibu yang telah membantu baik meteriil maupun spiritual dan
6. Semua temanku dan pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
penelitian.
Demikian, semoga proposal skripsi ini bisa memberi manfaat bagi diri kami
Mojokerto, 2023
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
HALAMAN PENETAPAN TIM PENGUJI................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ iv
HALAMAN ORIGINALITAS........................................................................ v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. vi
KATA PENGANTAR................................................................................... vii
ABSTRAK..................................................................................................... ix
ABSTRACT..................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
1. Tujuan Umum.................................................................. 5
2. Tujuan Khusus................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 6
1. Manfaat Praktis................................................................ 6
2. Manfaat Teoritis.............................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 7
A. Landasan Teori....................................................................... 7
1. Tuberculosis....................................................................... 7
a. Sejarah Tuberkulosis..................................................... 7
b. Pengertian Tuberkulosis................................................. 8
c. Etiologi Tuberkulosis..................................................... 9
d. Patofisiologi Tuberkulosis.............................................. 9
e. Gejala Klinis Tuberkulosis............................................. 10
f. Faktor yang mempengaruhi kejadian Tuberkulosis........... 11
g. Diagnosis Tuberkulosis.................................................. 16
h. Pengobatan Tuberkulosis............................................... 18
2. Dukungan Keluarga.......................................................... 22
a. Definisi Keluarga....................................................... 22
b. Fungsi Keluarga......................................................... 22
c. Pengertian Dukungan Keluarga.................................. 23
B. Kerangka Konseptual............................................................. 25
BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................. 27
xi
A. Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian................................ 27
B. Frame Work............................................................................ 28
C. Hipotesis Penelitian................................................................ 28
D. Variabel dan Data Operasional................................................. 29
1. Variabel Penelitian............................................................. 29
2. Data Operasional
E. Populasi................................................................................... 30
F. Sampel dan Teknik Sampling................................................... 31
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
I. Teknik Pengolahan dan Analisi Data
J. Etika Penelitian
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Frame Work Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat TB
Gresik ............................................................................................................... 28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
3. Lembar Observasi
xv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
/ : per
% : percent
Daftar Singkatan
TD = Tekanan Darah
Kg = Kilogram
Mg = Miligram
BMI = Body Massa Index
IUGR = Intrauterine Growth Retardation
AKI = Angka Kematian Ibu
PER = Preeklamsia Ringan
PEB = Preeklamsia Berat
mmHg = Mili meter hekto gram
RAAS= Renin angiotensin-aldosteron system
IMT = Indeks Masa Tubuh
USG = Ultrasonografi
xvi
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) paling sering menyerang organ paru dan juga bisa
menyerang organ lainnya. Penyakit ini menular yang penyebabnya adalah bakteri
tentang tuberkulosis (TB) skala global tahun 2021 termasuk di dalamnya laporan
2022. Dalam laporannya, pandemi Covid-19 masih menjadi salah satu faktor
pada tahun-tahun sebelumnya terus melambat bahkan terhenti sejak tahun 2019.
Target capaian bebas TB secara global saat ini benar-benar berada pada “luar
2021 secara global sebanyak 10,6 juta kasus atau naik sekitar 600.000 kasus
dari tahun 2020 yang diperkirakan 10 juta kasus TBC. Dari 10,6 juta kasus
tersebut, terdapat 6,4 juta (60,3%) orang yang telah dilaporkan dan menjalani
1
2
pengobatan dan 4,2 juta (39,7%) orang lainnya belum ditemukan/ didiagnosis
dan dilaporkan.
TB dapat diderita oleh siapa saja, dari total 10,6 juta kasus di tahun
2021, setidaknya terdapat 6 juta kasus adalah pria dewasa, kemudian 3,4 juta
kasus adalah wanita dewasa dan kasus TB lainnya adalah anak-anak, yakni
sebanyak 1,2 juta kasus. Kematian akibat TB secara keseluruhan juga terbilang
sangat tinggi, setidaknya 1,6 juta orang mati akibat TB, angka ini naik dari
tahun sebelumnya yakni sekitar 1,3 juta orang. Terdapat pula sebesar 187.000
orang yang mati akibat TB dan HIV. (WHO,Global Tuberculosis Report 2022).
berutan. Pada tahun 2020, Indonesia berada pada posisi ketiga dengan beban
jumlah kasus terbanyak, sehingga tahun 2021 jelas tidak lebih baik. Kasus TB
detik). Angka ini naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus.
artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di antaranya yang
kasus (satu orang setiap 4 menit), naik 60% dari tahun 2020 yang sebanyak
93.000 kasus kematian akibat TB. Dengan tingkat kematian sebesar 55 per
Pada tahun 2021 kasus TB paling banyak ditemukan di Jawa Barat, diikuti
Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan rincian jumlah kasus seperti terlihat pada
3
Pada 2021 sebanyak 57,5% dari kasus TB nasional ditemukan pada laki-laki,
ditemukan di kelompok umur 45–54 tahun dengan proporsi 17,5% dari total kasus
nasional. Diikuti kelompok umur 25–34 tahun dengan proporsi 17,1%, dan
penduduk 37170 ditemukan pengidap TB sebanyak 580 yang mengidap TBC dan
penyakit TB akan sangat sulit untuk disembuhkan dan juga angka kematian akan
untuk sembuh, jarak, biaya berobat, efek samping obat, dukungan keluarga, dan
system pendukung bagi anggota keluarganya yang sakit, selain itu keluarga juga
4
siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Irnawati, 2016). Jika
kondisi kesehatan yang lebih baik, karena dukungan keluarga dianggap dapat
individu, seperti penurunan rasa cemas, rasa tidak berdaya dan putus asa sehingga
obat.
Paru di Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan. Metode penelitian
sampel penelitian ini adalah pasien TB yang menjalani rawat jalan di poliklinik
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2019. Uji statistik yang digunakan
paru di Puskesmas Padang Bulan, Medan. Tujuan dari penelitian ini untuk
pada Penderita TB Paru. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik
dengan pendekatan cross sectional menggunakan uji chi square. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 163 orang. Sampel penelitian ini yaitu 62 orang. Teknik
B. Rumusan Masalah
apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat
Gresik?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
keluarga dengan kepatuhan minum obat TB Paru pada penderita di wilayah kerja
2. Tujuan Khusus
Gresik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
keluarga.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Tuberkulosis
a. Sejarah Tuberkulosis
menyerang paru-paru tetapi dapat menyerang hampir semua organ yang ada di
dalam tubuh manusia. Hakekatnya infeksi tuberkulosis sudah ada sejak zaman
penemuan yang berasal dari ukiran dinding pyramid. Pada zaman neolitikum di
berhasil ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882, selanjutnya Albert
manusia pada tahun 1921. Sejarah eradikasi dengan kemoterapi pada tuberkulosis
penemuan asam para amino salisilik (PAS). Robitzkk dan Selikoff pada tahun
1952 berhasil menemukan isoniazid yang memiliki potensi tinggi sebagai anti
rifampisin (1963) yang menjadi obat utama bagi penderita tuberkulosis atau
sekarang dikenal dengan sebagai obat anti tuberkulosis (OAT) ini pertama.
tersebut turun 2,04% dari tahun sebelumnya. Pada 2020, tercatat jumlah kasus TB
tahun berikutnya hingga mencapai 570.289 kasus pada 2018. Kasus TB baru
mulai menurun pada 2019 menjadi 568.997 kasus. Lalu, angkanya kembali
dalam negeri masih jauh lebih banyak dari yang ditemukan dan diobati tersebut.
Maka dari itu, pemerintah terus mendorong upaya untuk melakukan skrining
b. Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) paling sering menyerang organ paru dan juga bisa
menyerang organ lainnya. Penyakit ini menular yang penyebabnya adalah bakteri
meskipun banyak negara yang telah melakukan berbagai macam upaya untuk
dilaporkan bahwa di dunia penderita TB sekitar 10 juta jiwa dan yang meninggal
basil tahan asam. Bakteri ini ditularkan melalui droplet ketika penderita batuk atau
bersin. Droplet bisa bertahan hidup diudara dalam hitungan menit sampai jam
c. Etiologi Tuberkulosis
Tuberculosis yang merupakan bakteri tahan asam (BTA). Bakteri ini memiliki
bentuk basil atau seperti batang yang memiliki ukuran sebesar l-4μm dan
matahari sehingga dalam beberapa menit akan mati. Selain itu, bakteri
tuberkulosis juga mudah mati dalam waktu yang singkat apabila terkena alkohol
70%. Bakteri ini memiliki sifat dormant (tidak dalam bentuk aktif) yaitu sifat
istirahat pada bakteri dan dapat aktif kembali. Bakteri ini bersifat aerob yaitu
d. Patofisiologi Tuberkulosis
penyakit tuberculosis terjadi melalui hubungan dekat antara penderita dan orang
yang tertular (terinfeksi), misalnya berada didalam ruangan tidur atau ruang kerja
dapat melayang diudara sehingga kurang lebih 1-2 jam tergantung ada atau
11
tidaknya sinar matahari serta kualitas ventilasi ruangan dan kelembaban. Dalam
suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari-hari bahkan
bisa berbulan-bulan. Jika droplet terhirup oleh orang lain yang sehat, maka droplet
akan masuk ke sistem pernapasan. Droplet besar akan terdampar pada saluran
pernapasan bagian atas, sedangkan droplet kecil akan masuk kedalam alveoli
akan memberikan reaksi inflamasi. Setelah itu infeksi tersebut akan menyebar
akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrophage. Karena fungsi dari
macrophage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan
meningkat. Apabila kekebalan tubuhnya menurun pada saat itu maka kuman
besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama akan timbul perkejuan di tempat
tersebut. Apabila jaringan yang nekrosis tersebut dikeluarkan saat penderita batuk
yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah
berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Gejala lain yang sering dijumpai adalah
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise),
12
berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan
(Amin,H. 2015).
dapat dikatakan seperti halnya kurva normal tebalik, yakni tinggi ketika
awalnya, menurun karena di atas 2 tahun hingga dewasa memiliki daya tangkal
terhadap TB dengan baik. Puncaknya tentu dewasa muda dan menurun kembali
kadar gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bagi setiap anggota keluarga
sehingga mempunyai status gizi yang kurang dan akan memudahkan untuk
3. Kondisi rumah menjadi salah satu faktor resiko penularan TB paru. Atap,
dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembang biakan kuman. Lantai
kuman,
4. Kualitas hidup seperti membuka jendela setiap pagi dan merokok berpengaruh
setiap pagi, maka dimungkinkan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah
Demikian juga dengan perokok pasif yang menghisap rokok, akan lebih mudah
terinfeksi TB paru,
dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepaa 2-3 orang di dalam
dengan penderita lebih dari 1 orang adalah 4 kali dibanding rumah tangga
Dalam penelitian Girsang (2011) dijelaskan bahwa ada dua faktor resiko
yaitu kondisi rumah penderita yang tidak memenuhi syarat antara lain dinding
tidak permanen, kepadatan hunian tinggi, tidak ada pembuangan sampah, rumah
berlantai tanah dan mengkonsumsi air yang tidak memenuhi syarat. Kedua faktor
perilaku yaitu masyarakat masih memiliki pola hidup yang belum sehat dan masih
yaitu kondisi sosial ekonomi, pencahayaan ruangan dan luas ventilasi. Kondisi
kemampuan untuk membuat rumah yang sehat atau memenuhi syarat, kurangnya
jangkauan layanan kesehatan dan kurangnya pemenuhan gizi yang berakibat pada
daya tahan tubuh yang randah sehingga mudah untuk terinfeksi. Pencahayaaan
yang kurang menyebabkan kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup pada tempat
yang sejuk, lembab, dan gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun tahun
lamanya, dan mati bila terkena sinar matahari. Luas ventilasi yang kurang
14
penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ruangan yang tinggi
akan menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biaknya bakteri-
berhubungan dengan kondisi lingkungan fisik rumah tidak berdiri sendiri oleh
satu faktor saja tetapi banyak faktor yang berhubungan secara bersama-sama
adalah kelembaban dan ventilasi kamar tidur. Pada keadaan ventilasi yang kurang
maka udara terperangkap dalam kamar dan keadaan kamar menjadi pengap dan
yang kecil erat kaitannya dengan kejadian penyakit TB paru. Ventilasi kurang dari
15% dari luas lantai beresiko terjadinya TB paru 16,9 lebih besar. Ventilasi kamar
tidur berperan besar dalam sirkulasi udara terutama mengeluarkan CO2 termasuk
bahan - bahan yang tercemar seperti kuman bakteri, sehingga ventilasi suatu
ruangan tidak memenuhi standar minimal, maka ruang akan menjadi panas dan
penularan anggota keluarga jika ada yang menderita TB paru akan mampu
menularkan 79,781 kali dari keluarga yang tidak ada yang menderita TB paru.
Riwayat kontak penderita dalam satu keluarga dengan anggota keluarga yang lain
yang sedang menderita TB paru merupakan hal yang sangat penting karena kuman
yang sangat kecil, bersifat aerob dan mampu bertahan hidup dalam sputum yang
kering atau ekskreta lain dan sangat mudah menular melalui ekskresi inhalasi baik
15
adanya anggota keluarga yang menderita TB paru aktif, maka seluruh anggota
keluarga yang lain akan rentan dengan kejadian TB paru termasuk juga anggota
keluarga dekat. Riwayat kontak anggota keluarga yang serumah dan terjadi kontak
lebih dari atau sama dengan 3 bulan berisiko untuk terjadinya TB paru terutama
berasal dari kontak serumah dengan keluarga atau orang tua yang menderita TB
paru. Keadaan status gizi dan penyakit infeksi merupakan pasangan yang
berlebih, penurunan giziatau gizi kurang akan memilikidaya tahan tubuh yang
rendah dan sangat peka terhadap penularan penyakit. Padakeadaan gizi yang
memenuhi syarat, kondisi lingkungan yang padat dan rapat berpengaruh terhadap
jumlah dan ukuran ventilasi di setiap rumah responden. Dengan ventilasi yang
kurang akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan akan menjadi tinggi,
kurangnya cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah membuat bakteri atau
penghuninya. Selain itu penempatan ventilasi juga penting agar cahaya matahari
dapat masuk menyinari rumah dengan baik. Cahaya yang masuk ke dalam rumah
sangat kurang hal ini terlihat dengan gelapnya kondisi ruangan rumah. Gelapnya
membuat cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah menjadi berkurang dan
udara menjadi tinggi atau tidak memenuhi syarat. Selain itu kondisi rumah
responden yang kurang luas dengan berbagai barangbarang yang ada semakin
membuat kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat akan menjadi tempat
yang baik untuk berkembangnya kuman TB. Responden sebagian besar berumur
lanjut yang pada jaman dahulu menganggap pendidikan tidak seberapa penting.
terhadap tingkat pendapatan, namun dalam penelitian ini tingkat pendapatan tidak
memiliki jenis pekerjaan yang sama. Pekerjaan responden sebagian besar adalah
pedagang dan ibu rumah tangga karena kurangnya tingkat pendidikan dan
g. Diagnosis Tuberkulosis
TB yang biasa dilakukan adalah dengan pemeriksaan BTA. Dulu, pemeriksaan ini
dilakukan sebanyak tiga kali, namun saat ini pemeriksaan ini cukup dilakukan
hanya sebanyak dua kali saja, yaitu dahak sewaktu dan dahak pagi. Dahak
sewaktu adalah dahak yang dikeluarkan pada saat pasien datang pertama kali
untuk pemeriksaan atau siang setelah pemeriksaan dahak pagi. Sedangkan dahak
pagi adalah dahak yang dikeluarkan pada saat bangun tidur sebelum makan dan
dahak yang baik dan benar sehingga akurat untuk dilakukan pemeriksaan.
dahak yang lebih canggih dengan sensitifitas yang lebih baik dibandingkan
Gene Xpert. Pemeriksaan Gene Xpert merupakan suatu tes molekuler berbasis
PCR, yaitu tes amplifikasi asam nukleat secara automatis sebagai sarana deteksi
TB dan uji kepekaan untuk Rifampisin (salah satu obat TB). Dengan kata lain,
pemeriksaan dengan alat ini langsung meneliti dan mengurai DNA bakteri,
lebih cepat karena hasilnya dapat diketahui hanya dalam waktu 1 - 2 jam saja.
Dengan alat ini, pasien TB awal yang jumlah BTAnya tidak terdeteksi dengan
akan bisa terdeteksi serta mempercepat penanganan dan pengobatan. Saat ini,
Puskesmas Balongpanggang.
Suspek TB
Keterangan :
Garis putus putus menunjukkan bila terdapat fasilitas bisa dilakukan Foto
Thorax
Bila terdapat riwayat OAT sebelumnya, selain melakukan pemeriksaan
sputum mikroskopis BTA juga dilakukan pemeriksaan biakan sputum M.Tb /
Identifikasi kuman dan uji kepekaan obat
19
h. Pengobatan Tuberkulosis
pengobatan obat anti TB (OAT) kombinasi selama beberapa bulan yang harus
dilakukan secara rutin dan tidak boleh terputus. Selain untuk mempercepat proses
berkembang menjadi TB kebal obat atau TB Multi Drugs Resistance (TB MDR).
resep dan aturan minum obat yang benar, penderita tersebut dapat dicurigai
pengobatan dari awal dengan kombinasi obat yang lebih banyak dalam jangka
waktu 18 - 24 bulan.
- Mencegah kekambuhan TB
Dengan KDT pasien tidak dapat memilih obat yang diminum, jumlah butir obat
20
yang harus diminum lebih sedikit sehingga dapat meningkatkan ketaatan pasien
dan kesalahan resep oleh dokter juga diperkecil karena berdasarkan berat badan.
badan 30-37 kg BB, 38-54 kg BB, 55-70 kg BB dan lebih dari 70 kg BB.
Pasien berusia di atas 60 tahun tidak dapat mentoleransi lebih dari 500-700 mg per
kelompok usia ini. Pasien dengan berat badan di bawah 50 kg tidak dapat
Pasien yang menerima OAT tiga kali seminggu memiliki angka resistensi
obat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menerima pengobatan harian.
pengawasan ketat secara langsung oleh pengawas menelan obat (PMO). Obat
Tabel 2.2. Paduan obat standar pasien TB kasus baru (dengan asumsi atau
Hasil Deinisi
sebelumnya.
positif.
Putus obat (pada revisi Pasien TB yang tidak memulai pengobatan atau
dilacak”)
“tidak dievaluasi”)
2. Dukungan Keluarga
23
a. Definisi Keluarga
b. Fungsi Keluarga
dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian
informasi.
yang positif terhadap suatu ide-ide melalui ekspreasi yang baik dan positif.
pendukung bagi anggota keluarganya yang sakit, selain itu keluarga juga
individu, seperti penurunan rasa cemas, rasa tidak berdaya dan putus asa
B. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat dibawah ini :
26
Faktor Predisposisi :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaasn
4. Pengetahuan
Faktor Pemungkin :
1. Akses
2. Biaya
3. Informasi
Keterangan :
: Yang Diperiksa
konseptual ini membahas sebagian dari kerangka teori yang dipandang lebih
predisposisi antara lain : Dukungan petugas dan dukungan keluarga yang disini
menyangkut variabel bebas yaitu dukungan keluarga dan veriabel terikat yaitu
B. Frame Work
Analisis data
Setelah data terkumpul dilakukan analisis
dengan menggunakan rumus Scort T dan di
uji dengan program SPSS uji spearman rho
Gambar 3.1 Frame Work Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat TB Paru penderita di wilayah kerja Puskesmas Balongpanggang
Kabupaten Gresik.
C. Hipotesis Penelitian
D. Variabel Penelitian
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
1. Jenis Variabel
membentuknya.
emosional, Pernah
Instrumental, 2 = Kadang
Informasional, 3 = Sering
dan Penilaian 4 =Selalu
dan
Penghargaan Kategori
Keluarga yang Skor:
tinggal dalam Puas : Jika skor
satu rumah T ≥ 50%
Kurang Puas:
Jika skor T <
50%
E. Populasi
karakteristik tertentu yang akan diteliti, tetapi bukan hanya subyek atau obyek
yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subyek
atau obyek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga
F. Sampel
32
1. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh po-
pulasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan kriteria sampel menurut
pengobatan di puskesmas.
penderita TB Paru.
2. Besar Sampel
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
a. Data Sekunder
dari literatur, buku-buku serta dokumen. Data sekunder pada penelitian ini
Kabupaten Gresik.
angket atau kuesioner terstruktur. Kuesinoner atau angket adalah suatu alat
pengumpul data dalam assesment non tes, berupa serangkaian yang diajukan
kepada responden.
Dukungan keluarga
Kuesioner yang digunakan kuesioner baku berisi tentang dukungan keluarga yang
bersumber dari Nursalam (2017). Skala yang dipakai adalah skala likert dengan
keluarga.
1. Teknik Pengolahan
masuk sampah maka keluarnya juga sampah. Oleh karena itu proses
a. Editing
35
dengan pernyataan.
b. Pengkodean (coding)
bila ada data yang salah ataupun tidak sesuai dengan jumlah responden
e. Analisis Data
Uji Korelasi Spearman Rho dipilih klarena tujuan uji adalah korelasi,
ordinal ).
SPSS. Kekuatan korelasi (r) jika 0,00 – 0,25 : sangat lemah, 0,26 –
Korelasi Sempurna.
K. Etika Penelitian
sehingga tidak ada tuntutan dikemudian hari serta tidak ada yang merasa
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Sukarmani et al, (2012 ). Sukumani JT, Lebese R.T., Khoza L.B., Risenga P.R.”
Expeiences of Family members caring for Tuberculosis patients at home at
Vhembe District in Limpopo Province”. CURATIONIS Journal. 2012;35:8. Epub
18 May 2012.
Tukayo, ( 2020 ). “Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Anti TBC
pada Penderita TBC”. Jurnal Vol II No.2 ( 2020 ) Juli-Artikel “Perbandingan
Produktivitas Kerja Perawat dengan Wawasan Keperawatan Kesehatan Kerja
( OHN ) dan Tanpa WAwasan”.