Anda di halaman 1dari 48

HUBUNGAN MASA KERJA PETUGAS PMIK

TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSA PENYAKIT


DI RUMAH SAKIT IBU ANAK ANNISA PEKANBARU
TAHUN 2023

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

WILDA KENCANA
NIM : 19021096

PROGRAM STUDI D III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2023

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL KARYA TULIS ILMIAH : HUBUNGAN MASA KERJA PETUGAS


PMIK TERHADAP KEAKURATAN
KODE DIAGNOSA PENYAKIT DI
RUMAH SAKIT IBU ANAK ANNISA
PEKANBARU TAHUN 2023
NAMA : WILDA KENCANA
NIM : 19021096
PROGRAM STUDI : DIII RMIK

Proposal Karya Tulis Ilmiah Telah diperiksa, disetujui dan telah


Dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah
Program Studi D III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Hang TuahPekanbaru

Pekanbaru, 2022
Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Siti Hasanah,A.Md.PK,SKM,MKM) (Marlya Risma, A.Md.PK, SST)


NoReg: 10306114252

i
PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul :


HUBUNGAN MASA KERJA PETUGAS PMIK
TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSA PENYAKIT
DI RUMAH SAKIT IBU ANAK ANNISA PEKANBARU
TAHUN 2023

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

Wilda Kencana
NIM :19021096

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Proposal


Karya Tulis Ilmiah
Pada Tanggal, 2023 dan Dinyatakan Telah
Memenuhi Syarat Untuk Diterimakan

KetuaPenguji

(Siti Hasanah, A.Md.PK, SKM, MKM)


NoReg : 10306114252

Penguji I Penguji II

(Sivia Sumarda, A.Md.PK, SKM) (Yusli Herawati, A.Md.PK, SKM)


NIK :13240017 NIK : 198410252009032003

Pekanbaru, 2023
Ketua Program Studi D III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru

(Tona Doli Silitonga,A.Md.PK,SKM,M.KM)


NIDN

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan


Masa Kerja Petugas PMIK Terhadap Keakuratan Kode Diagnosa Penyakit di
Rumah Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru” ini, sepenuhnya karya saya sendiri.
Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan bagian plagiat dari orang lain dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara–cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menaggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.

Pekanbaru, 2023
Yang membuat pernyataan

(Wilda Kencana)

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmad-Nya sehingga penulis dapat menyeselaikan Proposal Penelitian, yang
diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di STIKes
Hang Tuah Pekanbaru Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
denganjudul : “HUBUNGAN MASA KERJA PETUGAS PMIK TERHADAP
KEAKURATAN KODE DIAGNOSA PENYAKIT DI RUMAH SAKIT IBU
ANAK ANNISA PEKANBARU TAHUN 2023”.
Dalam pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini penulis banyak
menemukan kendala, namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak
yang terkait sehingga proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini peneliti menyampaikan banyak ucapan terimakasih atas segala
dukungan dan bantuan terutama kepada :
1. Bapak H. Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes, selaku Ketua Universitas Hang Tuah
Pekanbaru.
2. Ibu Sri Widia Trisna,A.Md.PK selaku direktur Rumah Sakit Ibu Anak Annisa
Pekanbaru.
3. Bapak Tona Doli Silitonga,A.Md.PK,SKM,M.KM selaku ketua Program
Studi D III RekamMedis dan Informasi Kesehatan STIKes Hang
TuahPekanbaru.
4. Ibu Siti Hasanah,A.Md.PK,SKM,MKM selaku Ketua Penguji dan
Pembimbing I Proposal Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
5. Ibu Marlya Risma, A.Md.PK, SST selaku Pembimbing II Proposal Karya
Tulis Ilmiah Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
6. Ibu Sivia Sumarda, A.Md.PK, SKM selaku Penguji I Proposal Karya Tulis
Ilmiah Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKes
Hang Tuah Pekanbaru.
7. Ibu Yusli Herawani, A.Md.PK, SKM selaku Penguji II Proposal Karya Tulis
Ilmiah Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKes
Hang Tuah Pekanbaru.

iv
8. Kepada para staff dan petugas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Annisa
Pekanbaru.
9. Seluruh Pengajar Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
STIKes Hang Tuah Pekanbaru yang telah memberikan pengetahuan dan
bimbingan kepada peneliti selama mengikuti penelitian.
10. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan do’a
serta support yang tiada hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Terima Kasih Untuk Abang, Kakak, Adik, dan Teman-Teman yang
memberikan doa dan melimpahkan kasih sayangnya.
12. Kepada sahabat dekat yang telah memberikan do’a serta support tiada
hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini.
13. Kepada rekan-rekan seperjuangan yang saya sayangi serta Mahasiswa/i DIII
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru yang
selalu berjuang bersama dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan dan kemurahan hati penulis
menerima kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini. Akhir kata semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah dapat
bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan.

Pekanbaru, 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI
Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT.............................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................4
C. Batasan Masalah.............................................................................4
D. Tujuan Penelitian............................................................................4
1. Tujuan Umum...........................................................................4
2. Tujuan Khusus..........................................................................5
E. Manfaat Penelitian..........................................................................5
1. Manfaat Teoritis........................................................................5
2. Manfaat Praktis.........................................................................5
a. Bagi Rumah Sakit...............................................................5
b. Bagi Institusi Pendidikan....................................................5
c. Bagi Peneliti........................................................................5

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Telaah Kepustakaan........................................................................6
1. Rumah Sakit..............................................................................6
a. Pengertian Rumah Sakit...............................................6
b. Asas dan Tujuan Rumah Sakit......................................6
c. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit....................................8
2. Rekam Medis............................................................................8
a. Pengertian Rekam Medis..............................................8
b. Isi Rekam Medis ..........................................................9
3. Masa Kerja Pegawai.................................................................12
a. Pengertian Masa Kerja..................................................12
b. Klasifikasi Masa Kerja.................................................13
4. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan................................13
5. Diagnosa atau Diagnosis...........................................................14

vi
6. Coding atau Pengodean Diagnosis...........................................15
7. Keakuratan Kode......................................................................17
8. Tinjauan Tentang Rawat Inap...................................................18
B. Landasan Teori...............................................................................19
C. Kerangka Berfikir...........................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian......................................................................20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................20
C. Informan Penelitian dan Subjek Penelitian.....................................21
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional................................22
E. IstrumenPenelitian..........................................................................23
F. Teknik Pengolahan Data.................................................................24
G. Analisa Data....................................................................................25
H. JadwalPenelitian.............................................................................26
I. Etika................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel1.1 Kunjungan Pasien Rawat Inap Periode Juni-Agustus.......................3


Tabel 3.1 Karakteristik Informan.....................................................................22
Tabel 3.2 Variabel dan Definisi Istilah.............................................................22
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian..............................................................................26

viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Landasan Teori.............................................................................19
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir.........................................................................19

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Kampus


Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Penelitian dari Rumah Sakit
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Pedoman Observasi
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit ialah suatu institusi yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasiennya melalui pelayanan rawat jalan, rawat inap,
dan gawat darurat. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, rumah
sakit harus sangat memperhatikan mutu dan kualitas yang diberikan.
Peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien di rumah sakit dapat dilihat
dari kualitas pendokumentasian rekam medisnya. Semakin baik
pendokumentasian rekam medis suatu rumah sakit, maka mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan rumah sakit sudah dapat dikatakan baik pula.
Administrasi merupakan suatu kewajiban bagi rumah sakit untuk
membuat dan memelihara rekam medis pasiennya. Rekam medis
merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien. Tingginya mutu rekam medis dilihat ketika rekam medis tersebut
akurat, lengkap, dapat dipercaya, valid, dan tepat waktu (Maimun, dkk.,
2018).
Rekam medis merupakan berkas yang sangat rahasia, maka
dibutuhkan profesi seorang perekam medis yang mampu mengelola dan
melaksanakan kegiatan data rekam medis seperti : penataan berkas rekam
medis (assembling), pemberian kode (coding), Tabulasi (indeksing),
statistik dan pelaporan rumah sakit, korespondensasi rekam medis, analisa
rekam medis, sistem penyimpanan rekam medis (filling system), sistem
pengambalian rekam medis (retrieval), penyusutan (retensi) dan
pemusnahan rekam medis (Depkes RI, 2009).
Terdapat salah satu sistem pengolahan data yang penting dalam
rekam medis yaitu sistem pemberian kode (coding) diagnosa penyakit,
dimana pemberian kode itu sendiri merupakan penetapan kode dengan
menggunakan huruf, angka atau kombinasi huruf dalam angka yang
mewakili komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada
di dalam rekam medis harus diberi kode selanjutnya akan diindeks agar

1
2

memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi


perencanaan, manajemen, dan riset bidang kesehatan (Depkes RI, 2009).
Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban, hak, dan
tanggung jawab dokter (tenaga medis).
Sistem pengkodean atau sistem klasifikasi penyakit merupakan
pengelompokkan penyakit yang sejenis ke dalam satu grup nomor kode
penyakit sejenis sesuai dengan International Statistical Classification of
disease and Rekated Health Problom revisi 10 (ICD-10) untuk istilah
penyakit dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan, dan International
Classification of Disease Clinical Modification revisi kesembilan (ICD-9
CM) untuk prosedur atau tindakan medis yang merupakan klasifikasi
komprehensif (Maimun, dkk., 2018).
Pengkodean diagnosis yang akurat, komplet, dan konsisten tentu
akan menghasilkan data yang berkualitas. Ketepatan data diagnosis sangat
krusial di bidang manajemen data klinis, penagihan kembali biaya, beserta
hal-hal lain yang berkaitan dengan asuhan dan pelayanan kesehatan (Hatta.
GR, 2008). Oleh karena itu ketepatan dalam pemberian kode diagnosis
merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh tenaga perekam
medis.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
377/MenKes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan menyatakan bahwa salah satu atau kompetensi yang
harus dimiliki oleh perekam medis adalah klasifikasi dan kodefikasi
penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan
medis. Sebagai seorang coder seharusnya mampu melakukan suatu
pekerjaan dengan kompetensi, keterampilan, dan pengetahuan yang
dimiliki, serta juga didukung oleh sikap kerja yang menjadi karakteristik
individu. Kompetensi sering dikenal sebagai kecakapan dan keberdayaan
merujuk pada keadaan atau kualitas mampu dan sesuai (Kartika dan
Sugiarto, 2014).
3

Bekerja dengan dilandasi oleh kompetensi, keterampilan,


pengetahuan, dan didukung oleh sikap kerja yang menjadi karakteristik
individu tentunya akan dipengaruhi oleh masa kerja seorang coder
tersebut. Senioritas atau masa kerja adalah lamanya seorang karyawan
menyumbangkan tenaganya pada perusahaan tertentu. Sejauh mana tenaga
dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam bekerja tergantung dari
kemampuan, kecakapan dan ketrampilan tertentu agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik. Masa kerja dapat diartikan sebagai jumlah
waktu seoarang pegawai untuk bekerja pada sebuah perusahaan atau
instansi (Kereh, dkk., 2018).
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa yang
merupakan salah satu rumah sakit swasta berbasis Syari’ah yang berada di
Pekanbaru dan berlokasi di Jalan Garuda No. 66, Pekanbaru. Rumah Sakit
Ibu Anak Annisa memiliki komitmen terhadap mutu, kualitas pelayanan,
dan dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu yang ditunjang dengan
peralatan medis yang cukup lengkap. Tenaga coder di Rumah Sakit ini
berjumlah 7 orang dengan latar belakang pendidikan D3 Rekam Medis.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata masih ditemukan kesalahan atau
belum tepatnya pongkodingan yang dilakukan seperti yang dapat dilihat
pada Tabel 1.1. Hal ini tentu dapat merugikan pihak rumah sakit.
Tabel 1.1
Hubungan Masa Kerja dengan Kesesuian Kode Diagnosis
Kesesuaian Koding
Massa
Sesuai Tidak Sesuai Jumlah
Kerja
R.I R.J Total R.I R.J Total
Januari 2023 75 180 255 81 165 246 501
Sumber :Rumah Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru Tahun 2023
Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa coder dengan masa kerja
kurang dari atau sama dengan 1 Bulan memiliki tingkat kesesuaian kode
diagnosis yang lebih tinggi dari pada coder dengan masa kerja lebih dari 1
Bulan, yaitu sebanyak 501 berkas. Hal ini menunjukkan bahwa ada
4

hubungan yang signifikan antara masa kerja coder dengan kesesuaian kode
diagnosis pada rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa
Pekanbaru.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “HUBUNGAN MASA KERJA PETUGAS
PMIK TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSA
PENYAKIT DI RUMAH SAKIT IBU ANAK ANNISA PEKANBARU
TAHUN 2023”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
hubungan masa kerja petugas PMIK terhadap keakuratan kode diagnosa
penyakit di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru tahun 2023?

C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tetap fokus dan terarah sesuai dengan pokok
pembahasan serta mengingat luasnya ruang lingkup yang terkait dengan
permasalahan dan keterbatasan waktu yang dimiliki dalam melakukan
penelitian, maka penelitian ini hanya akan berfokus pada hubungan masa
kerja petugas PMIK terhadap keakuratan kode diagnosa penyakit di
Rumah Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru pada tahun 2023.

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan masa kerja petugas PMIK terhadap
keakuratan kode diagnosa penyakit di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa
Pekanbaru pada tahun 2023.
5

2. Tujuan Khusus
A. Diketahui deskripsi pelaksanaan pengkodean diagnosis rawat inap
dan rawat jalan di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru pada
tahun 2023.
B. Diketahui SOP pada pelaksanaan pengkodean diagnosis rawat inap
dan rawat jalan di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru pada
tahun 2023.
C. Diketahui hubungan antar latar belakang pendidikan coder dengan
keakuratan kode diagnosis rawat inap dan rawat jalan di Rumah
Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru pada tahun 2023.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang hubungan masa kerja petugas PMIK terhadap
keakuratan kode diagnosis penyakit di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa
Pekanbaru pada tahun 2023.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi rumah sakit
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan
bagi rumah sakit dalam menyusun kebijakan dan pelaksanaan
pengkodean yang berguna dalam meningkatkan pelayanan dan
mutu rumah sakit.
b. Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan dalam pembelajaran di
bidang ilmu rekam medis dan manajemen informasi kesehatan
serta dapat meningkatkan pengetahuan di bidang pengkodean
diagnosis.
c. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai acuan dalam memperdalam materi
pengkodean untuk kelanjutan penelitan yang relevan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Rumah Sakit
a. Pengertian Rumah Sakit
Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor.
159b/MEN.KES/PER/II/1988 disebutkan bahwa Rumah Sakit
adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan
tenaga kesehatan dan penelitian. Dalam pelaksanaannya, sebuah
Rumah Sakit mempunyai 3 peranan, yaitu (Prasetya, 2001):
1) Menyediakan dan menyelenggarakan :
a. Pelayanan medik
b. Pelayanan penunjang medik
c. Pelayanan perawatan
d. Pelayanan Rehabilitasi
e. Pencegahan dan peningkatan kesehatan
2) Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik
dan para medik
3) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan
teknologi bidang kesehatan.

b. Asas dan Tujuan Rumah Sakit


Undang-Undang No 44 Pasal 2 tahun 2009 menyatakan
“Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan
didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta
mempunyai fungsi sosial”.

6
7

Penyelenggaraan Rumah Sakit tidak lepas dari tujuan


ketentuan bahwa masyarakat berhak atas kesehatan sebagaimana
dirumuskan dalam berbagai ketentuan undang-undang, salah
satunya dalam undang-undang No 36 tahun 2009 tentang
kesehatan. Sementara itu pemerintah memiliki tanggung jawab
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tinginya,
diantaranya dengan menyediakan fasilitas kesehatan sesuai
kebutuhan, dan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah
Rumah Sakit (Wahyati, 2012).
Tujuan penyelenggaraan Rumah Sakit adalah seperti
dirumuskan dalam pasal 3 Undang-Undang kesehatan, dimana
disebutkan bahwa: “Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.”
Sedangkan Dalam pasal 3 Undang Undang No 44 tahun 2009
penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia
di rumah sakit.
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit, dan
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,
sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
8

c. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit menjelaskan Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk
menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah
Sakit mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan, dan
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika
ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2. Rekam Medis
a. Pengertian Rekam Medis
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis, dijelaskan
bahwa rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan
kesehatan.
9

Kemudian diperbaharui dengan PERMENKES No:


269/MENKES/PER/ III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah
berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,
hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Kedua
pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu
Permenkes Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 hanya menekankan
pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik
Kedokteran tidak. Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU
Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan
maupun di luar sarana kesehatan. Namun dengan terbitnya
PERMENKES No: 269 / MENKES / PER / III / 2008 sudah tidak
ada perbedaan lagi.
Rekam medis merupakan bagian dari arsip yang
menggambarkan segala aktivitas oleh sebuah instansi dalam kurun
waktu tertentu. Rumah sakit harus memiliki rekam medis sebagai
suatu standar pelayanan bidang kesehatan yang berguna untuk
peningkatan kualitas dalam memberikan pelayanan yang optimal
terhadap seluruh klien. Keberadaan arsip memegang peranan yang
cukup besar dalam penentuan kebijakan dan pedoman kerja guna
pencapaian visi misi sebuah instansi. Rekam medis mempunyai
peranan penting untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit serta
harus dikelola dengan baik yang bermanfaat bagi pasien, dokter dan
rumah sakit (Nugraheni, 2015).

b. Isi Rekam Medis


Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008
data-data yang harus dimasukkan dalam rekam medis dibedakan
untuk pasien yang diperiksa di unit rawat jalan dan rawat inap dan
gawat darurat. Setiap pelayanan baik rawat jalan, rawat inap dan
10

gawat darurat dapat membuat rekam medis dengan datadata


sebagai berikut (Kholili, 2011):
Pasien Rawat Jalan Data pasien rawat jalan yang dimasukkan
dalam medical record sekurang-kurangnya antara lain:
1. Identitas Pasien.
2. Tanggal dan waktu.
3. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
4. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
5. Diagnosis.
6. Rencana penatalaksanaan.
7. Pengobatan dan atau tindakan.
8. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
9. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik
dan
10. Persetujuan tindakan bila perlu.
Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam rekam medis,
sekurang-kurangnya antara lain:
1. Identitas Pasien.
2. Tanggal dan waktu.
3. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
4. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
5. Diagnosis.
6. Rencana penatalaksanaan.
7. Pengobatan dan atau tindakan.
8. Persetujuan tindakan bila perlu.
9. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan.
10. Ringkasan pulang (discharge summary).
11. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
12. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan
tertentu.
11

13. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik.


Ruang Gawat Darurat data pasien rawat inap yang harus
dimasukkan dalam rekam medis sekurang-kurangnya antara lain:
1. Identitas Pasien.
2. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan.
3. Identitas pengantar pasien.
4. Tanggal dan waktu.
5. Hasil Anamnesis (sekurang kurangnya keluhan, riwayat
penyakit).
6. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
7. Diagnosis.
8. Pengobatan dan/atau tindakan
9. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan
unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut.
10. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga ke
sehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
11. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain dan
12. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan
tertentu.
Contoh data identitas pasien antara lain:
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Tempat Tanggal lahir
4. Umur
5. Alamat:
6. Pekerjaan:
7. Pendidikan:
8. Golongan Darah:
9. Status pernikahan:
10. Nama orang tua:
12

11. Pekerjaan Orang tua:


12. Nama suami/istri:
Data rekam medis diatas dapat ditambahkan dan dilengkapi
sesuai kebutuhan yang ada dalam pelayanan kesehatan.

3. Masa Kerja Pegawai


a. Pengertian Masa Kerja
Masa kerja merupakan salah satu indikator tentang
kecenderungan para pekerja dalam melakukan aktivitas kerja
(Siagian, 2012), sehingga dapat dikatakan bahwa masa kerja yang
lama menunjukkan pengalaman yang lebih dari seseorang dengan
rekan kerja yang lain. Menurut Muchdarsyah (1987) bahwa masa
kerja dapat dilihat dari berapa lama masa kerja atau pengabdian
seseorang karyawan maka setiap pegawai memiliki rasa
tanggungjawab, rasa ikut memiliki, keberanian dan mawas diri
dalam kelangsungan hidup perusahaan sehingga berpengaruh
terhadap produktivitas tenaga kerja.
Masa kerja seseorang dapat dikaitkan dengan pengalaman
yang didapatkan di tempat kerja. Semakin lama seseorang bekerja
semakin banyak pengalaman dan semakin tinggi pengetahuan dan
keterampilannya (Simanjuntak, 1985). Menurut Tulus, 1992, masa
kerja merupakan kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja
di suatu tempat. Masa kerja dapat memberikan pengaruh positif
pada kinerja apabila dengan semakin lamanya masa kerja personal
semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.
Sebaliknya dapat memberikan pengaruh negatif apabila
dengan semakin lama masa kerja akan timbul perasaan terbiasa
dengan keadaan dan menyepelekan pekerjaan serta akan
menimbulkan kebosanan.
13

b. Klasifikasi Masa Kerja


Secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan menjadi
tiga yaitu (Kemenkes, 2020):
1. Masa kerja baru adalah < 6 tahun.
2. Masa kerja sedang adalah 6 - 10 tahun.
3. Masa kerja lama adalah > 10 tahun.

4. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan


Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No
HK.01.07/MENKES/312/2020 tentang Standar profesi ini dimaksudkan
sebagai pedoman bagi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam
memberikan pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang
terukur, terstandar dan berkualitas di fasilitas pelayanan kesehatan.
Standar profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan terdiri atas:
a. standar kompetensi.
b. kode etik profesi.
Kedua kompetensi tersebut harus dimiliki oleh seorang perekam
medis dan informasi kesehatan untuk menjalankan tugas di sarana
pelayanan kesehatan. Kompetensi perekam medis dan informasi
kesehatan merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki oleh seorang profesi perekam medis dan informasi
kesehatan dalam melakukan tanggung jawab diberbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Seorang perekam medis dan informasi kesehatan
harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
merupakan kompetensi dari profesinya.
Kompetensi pokok merupakan kompetensi mutlak yang harus
dimiliki oleh profesi perekam medis. Sedangkan kompetensi
pendukung merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebagai
pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung
tugas. Artinya bahwa seorang profesi perekam medis harus menguasai
kompetensi pokok yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi untuk
14

menjalankan kegiatan rekam medis dan informasi kesehatan, selain itu


juga harus menguasai kompetensi pendukung sebagai pengembangan
dari kompetensi dasar. Berikut merupakan 2 kategori kompetensi yang
harus dimiliki profesi perekam medis dan informasi kesehatan, yaitu:
Kompetensi Pokok Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan, meliputi
(Kholili, 2011):
1. Klasifikasi dan Kodifikasi Penyakit, Masalah-masalah Yang
Berkaitan Dengan Kesehatan dan Tindakan Medis
2. Aspek Hukum dan Etika Profesi
3. Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
4. Menjaga Mutu Rekam Medis
5. Statistik Kesehatan
Kompetensi Pendukung Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan,
meliputi (Kholili, 2011):
1. Kemitraan Profesi
2. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis
Jadi seorang perekam medis dan informasi kesehatan harus
menguasai 7 butir kompetensi di atas yang dibagi menjadi kompetensi
pokok dan pendukung.

5. Diagnosa atau Diagnosis


Diagnosis sering digunakan dokter dalam menyebutkan suatu
penyakit yang diderita oleh seorang pasien atau suatu keadaan yang
menyebabkan seorang pasien memerlukan atau menerima asuhan
medis dengan tujuan untuk memperoleh pelayanan pengobatan,
mencegah memburuknya suatu masalah kesehatan dan juga untuk
peningkatan kesehatan. Diagnosis utama adalah keadaan sakit, cacat,
luka penyakit yang utama yang menyebabkan pasien dirawat di rumah
sakit. Dengan batasan diagnosis utama adalah diagnosis yang
ditentukan dan ditegakkan setelah cermat dikaji, menjadi alasan untuk
15

dirawat dan menjadi arahan untuk dilakukan pengobatan (Magentang,


2015).
Adapun pengertian diagnosis menurut dibagi menjadi dua, yaitu
(Maryati, 2016):
a. Diagnosis utama atau kondisi utama adalah suatu diagnosis atau
kondisi yang menyebabkan pasien memperolah perawatan atau
pemeriksaan yang ditegakkan pada akhir episode pelayanan dan
bertanggung jawab atas kebutuhan sumber daya pengobatannya.
b. Diagnosis Sekunder, Komorbiditas,dan Komplikasi
1) Diagnosis sekunder adalah diagnosis yang menyertai diagnosis
utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi sebelum
episode pelayanan.
2) Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama
atau kondisi pasien saat masuk dan membutuhkan pelayanan
atau asuhan khusus setelah masuk dan selama rawat.
3) Komplikasi adalah penyakit timbul dalam masa pengobatan
dan memerlukan pelayanan tambahan sewaktu episode
pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi yang ada atau
muncul sebagai akibat dari pelayanan yang diberikan kepada
pasien.

6. Coding atau Pengodean Diagnosis


Menurut Depkes RI (1997), coding merupakan pemberian
penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi
huruf dalam angka yang mewakili komponen data. Pengodean yang
sesuai dengan ICD-10 adalah sebagai berikut (Pramono dan Nuryati,
2013):
a. Tentukan tipe pernyataan yang akan dikode, dan buka volume 3
Alfabetical Indeks (kamus). Bila pernyataan adalah istilah penyakit
atau cidera atau kondisi lain yang terdapat pada Bab I-XIX dan
XXI (Z00-Z99), lalu gunakan ia sebagai “lead term” untuk
16

dimanfaatkan sebagai panduan menelusuri istilah yang dicari pada


seksi 1 indeks (Volume 3). Bila pernyataan adalah penyebab luar
(external cause) dari cedera (bukan nama penyakit) yang ada di
Bab XX (Volume 1), lihat dan cari kodenya pada seksi II di Indeks
(Volume 3).
b. “Lead term” (kata panduan) untuk penyakit dan cedera biasanya
merupakan kata benda yang memaparkan kondisi patologisnya.
Sebaiknya jangan menggunakan istilah kata benda anatomi, kata
sifat atau kata keterangan sebagai kata panduan. Walaupun
demikian, beberapa kondisi ada yang diekspresikan sebagai kata
sifat atau eponim (menggunakan nama penemu) yang tercantum di
dalam indeks sebagai “lead term”.
c. Baca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul di
bawah istilah yang akan dipilih pada Volume 3.
d. Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” sesudah lead
term (kata dalam tanda kurung = modifier, tidak akan
mempengaruhi kode). Istilah lain yang ada di bawah lead term
(dengan tanda (-)minus = idem = indent) dapat memengaruhi
nomor kode, sehingga semua kata-kata diagnostik harus
diperhitungkan).
e. Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang (cross references) dan
perintah see dan see also yang terdapat dalam indeks.
f. Lihat daftar tabulasi (Volume 1) untuk mencari nomor kode yang
paling tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus
pada posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter
keempat itu ada di dalam volume 1 dan merupakan posisi tambahan
yang tidak ada dalam indek (Volume 3). Perhatikan juga perintah
untuk membubuhi kode tambahan (additional code) serta aturan
cara penulisan dan pemanfaatannya dalam pengembangan indeks
penyakit dan dalam sistem pelaporan morbiditas dan mortalitas.
17

g. Ikuti pedoman Inclusion dan Exclusion pada kode yang dipilih atau
bagian bawah suatu bab (chapter), blok, kategori, atau subkategori.
h. Tentukan kode yang anda pilih.
i. Lakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data diagnosis yang
dikode untuk memastikan kesesuaiannya dengan pernyataan dokter
tentang diagnosis utama di berbagai lembar formulir rekam medis
pasien, guna menunjang aspek legal rekam medis yang
dikembangkan.

7. Keakuratan Kode
Keakuratan kode diagnosis merupakan penulisan kode diagnosis
penyakit yang sesuai dengan klasifikasi yang ada di dalam ICD-10.
Kode dianggap tepat dan akurat bila sesuai dengan kondisi pasien
dengan segala tindakan yang terjadi, lengkap sesuai aturan klasifikasi
yang digunakan. Bila kode mempunyai 3 karakter dapat diasumsikan
bahwa kategori tidak dibagi. Seringkali bila kategori dibagi, kode
nomor pada indeks akan memberikan 4 karakter. Suatu dash pada
posisi ke-4 (mis. O03.-) mempunyai arti bahwa kategori telah dibagi
dan karakter ke-4 yang dapat ditemukan dengan merujuk ke daftar
tabular. Sistem dagger (†) dan asterisk (*) mempunyai aplikasi pada
istilah yang akan diberi dua kode (WHO, 2004).
Terincinya kode klasifikasi penyakit dan masalah terkait kesehatan
dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menetapkan suatu
kode. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam
menetapkan kode berdasarkan hasil penelitian Institute of Medicine
(Pramono dan Nuryati, 2013) adalah:
a. Kesalahan dalam membaca diagnosis yang terdapat dalam berkas
rekam medis, dikarenakan rekam medis tidak lengkap
b. Kesalahan dalam menentukan diagnosis utama yang dilakukan oleh
dokter
18

c. Kesalahan dalam menentukan kode diagnosis ataupun kode


tindakan
d. Kode diagnosis atau tindakan tidak valid atau tidak sesuai dengan
isi dalam berkas rekam medis
e. Kesalahan dalam menuliskan kembali atau memasukkan kode
dalam komputer.
Kecepatan dan ketepatan pengodean dari suatu diagnosis sangat
tergantung kepada pelaksana yang menangani rekam medis, yaitu:
a. Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis;
b. Tenaga rekam medis yang memberikan kode diagnosis;
c. Tenaga kesehatan lainnya yang terkait dalam melengkapi pengisian
rekam medis.

8. Tinjauan Tentang Rawat Inap


Unit rawat inap merupakan inti kegiatan rumah sakit yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada pasien satu hari atau lebih
dengan berbagai jenis didalam suatu ruangan dengan kelas perawatan
berbeda. Pasien rawat inap adalah pasien yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan, perawatan maupun tindakan medis lebih
lanjut. Tempat penerimaan pasien rawat inap (TP2RI) biasa disebut
admitting office atau sentaral opname (SO). Fungsi utamanya adalah
penerimaan pasien untuk dirawat. Untuk kelancaran pasien rawat inap
diperlukan:
1. Pasien yang kompeten dan cara penerimaan pasien yang bagus dan
jelas serta lokasi yang dekat dari tempat penerimaan pasien rawat
inap.
2. Bagian penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
pencatatan dan seluruh informasi yang berkenaan dengan
penerimaan pasien di rumah sakit.
3. Semua bagian harus memberitahukan bagian-bagian lain terutama
bagian yang berkepentingan langsung.
19

4. Membuat catatan yang lengkap tentang jumlah tempat tidur yang


terpakai dan yang tersedia diseluruh rumah sakit.
20

B. Landasan Teori
Menurut Sugiyono, 2010, mengatakan bahwa landasan teori adalah
alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proporsi yang disusun secara sistematis. Kerangka teori di dalam
desain penelitian merupakan blue print dari kerangka berpikir.
Gambar 2.1
Landasan Teori

C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir ialah penjelasan sementara terhadap gejala yang
menjadi objek permasalahan. Kerangka berpikir disusun berdasarkan
tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka berpikir
merupakan argumentasi dalam merumuskan hipotesis (Gunardi, 2005).
Gambar 2.2
KerangkaBerfikir

Input Proses Output

BAB III
21

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu prosedur
pengambilan data yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dari fenomena dan perilaku tertentu. Masalah masalah pada
penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat
variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas
(Mulyadi, 2011).
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si
peneliti sebagai instrumen. Dalam pendekatan kualitatif peneliti
menempatkan diri sebagai instrumen, karena instrumen non manusia sulit
digunakan secara luwes untuk menangkap berbagai realitas dan interaksi
yang terjadi. Peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan
dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya. Dengan demikian,
peneliti harus dapat diterima oleh informan dan lingkungannya agar
mampu mengungkap data yang tersembunyi melalui bahasa tutur, bahasa
tubuh, perilaku maupun ungkapan-ungkapan yang berkembang dalam
dunia dan lingkungan informan (Lincoln dan Guba, 1985).
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan masa kerja petugas PMIK terhadap
keakuratan kode diagnosa penyakit di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa
Pekanbaru pada tahun 2023.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 2023.
22

C. Informan Penelitian dan Objek Penelitian


1. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak di maksudkan untuk membuat
generalisasi dari suatu hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang
telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara
sengaja. Subjek penelitian akan berperan menjadi informan yang akan
memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses
penelitian berlangsung. Terdapat tiga jenis dari informan penelitian
yaitu sebagai berikut (Suyanto, 2005) :
a. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang di perlukan dalam
penelitian.
b. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti.
c. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan
informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial
yang diteliti.
Berdasarkan uraian, maka informan ditentukan dengan teknik
purposive yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau
berdasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalaman
informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan menemukan informan kunci
yang kemudian akan dilanjutkan pada informan lainnya dengan tujuan
mengembangkan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya yang
berhubungan dengan hubungan masa kerja petugas PMIK terhadap
keakuratan kode diagnosa penyakit di Rumah Sakit Ibu Anak Annisa
Pekanbaru. Maka yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri
dari:
23

Tabel 3.1
Karakteristik Informan
Latar Belakang Kode
No Informan Jabatan Jumlah
Pendidikan Informan
1 Informan Kepala Rekam DIII RMIK 1 orang IU
1 Medis
2 Informan Koordinator DIII 1 orang IP 1
2 Pengolahan Data Keperawatan
3 Informan Pelaksana DIII RMIK 1 orang IP 2
3 Koding
Ket: IU = Informasi Utama
IP = Informasi Pendukung
Sumber : RSIA Annisa (2023)

2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Hubungan Masa Kerja Petugas
PMIK terhadap keakuratan kode diagnosa penyakit di Rumah Sakit
Ibu Anak Annisa Pekanbaru tahun 2023.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Istilah


Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Fungsi
ditetapkannya variabel adalah untuk mempersiapkan alat dan metode
analisis/ pengolahan data dan untuk pengujian hipotesis (RSIA Annisa
2023).
24

Tabel 3.2
Variabel dan definisi istilah
Variabel
No Definisi Istilah Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Penelitian
1. Masa Kerja Kurun waktu atau lamanya Pedoman Wawancara Deskriptif
Pegawai tenaga kerja bekerja di suatu Wawancara dan Kualitatif
PMIK tempat yang dapat dan Observasi
memberikan pengaruh positif Observasi
pada kinerja apabila dengan
semakin lamanya masa kerja
personal semakin
berpengalaman dalam
melaksanakan tugasnya
begitu pula sebaliknya.
2. Kompetensi Pengetahuan, ketrampilan, dan Pedoman Wawancara Deskriptif
perilaku yang harus dimiliki Wawancara dan Kualitatif
oleh seorang profesi perekam dan Observasi
medis dan informasi kesehatan Observasi
dalam melakukan tanggung
jawab diberbagai tatanan
pelayanan kesehatan.
3. Diagnosa Suatu keadaan yang Pedoman Wawancara Deskriptif
menyebabkan seorang pasien Wawancara, dan Kualitatif
memerlukan atau menerima Observasi Observasi
asuhan medis dengan tujuan dan
untuk memperoleh pelayanan penelusuran
pengobatan, dan untuk dokumen
peningkatan kesehatan
4. Keakuratan Penulisan kode diagnosis Pedoman Wawancara Deskriptif
Koding penyakit yang sesuai dengan Wawancara, dan
25

klasifikasi yang ada di dalam Observasi, Observasi Kualitatif


ICD-10. dan
penelusuran
dokumen

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Miftah, 2013). Pada penelitian ini
pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan metode teknik
observasi, wawancara dan penelusuran dokumen. Untuk mendukung
metode tersebut maka diperlukan instrumen penelitian berupa:
1. Pedoman wawancara
2. Pedoman observasi
3. Pedoman penelusuran dokumen
4. Alat tulis
5. Laptop atau komputer

F. Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan setelah peneliti menyelesaikan seluruh
rangkaian kegiatan penelitian baik dari mulai observasi, penyebaran
instrument penelitian serta pengumpulan sebaran hasil penelitian, lalu
berikutnya adalah melakukan pengolahan hasil data penelitian. Pengolahan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data
menggunakan triangulasi, triangulasi sumber, triangulasi metode,
triangulasi data (Bachri, 2010).

1. Triangulasi Sumber
26

Triangulasi sumber berarti membandingkan mencek ulang derajat


kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang
berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan
wawancara, membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan
yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara
dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode merupakan usaha mencek keabsahan data, atau
mencek keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode dapat
dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu tenik pengumpulan
data untuk mendapatkan data yang sama. Pelaksanaannya dapat juga
dengan cara cek dan recek.
3. Triangulasi Data
Membandingkan data yang diperoleh, menerima umpan balik dari
informan berupa saran dan informasi tambahan, serta membandingkan
dengan teori dan penelitian sebelumnya.

G. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah intepretasi konsep dari keseluruhan data
yang ada dengan menggunakan strategi analitik yang bertujuan untuk
mengubah atau menerjemahkan data mentah ke dalam bentuk uraian atau
deskripsi dan eksplanasi dari fenomena yang sedang diteliti dan dipelajari
(Junaid, 2016). Setelah seluruh data yang dibutuhkan terkumpul, maka
hasilnya bisa diidentifikasikan dan membandingkan dengan teori yang ada
dan penelitian orang lain.
27

H. Jadwal Penelitian

Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Pengajuan
Judul KTI
2 Bimbingan
Proposal
KTI
3 Sidang &
Perbaikan
Proposal
4 Penelitian
dan
Bimbingan
KTI
5 Sidang
Hasil KTI
86 Perbaikan
dan Laporan
KTI
28

I. Etika
Etika Penelitian Penelitian harus menjunjung tinggi etika penelitian
yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian. Adapun
prinsip-prinsip etika penelitian adalah :
1. Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (respect for
persons). Tuliskan bahwa peneliti akan menghormati hak-hak
responden yang terlibat dalam penelitian,termasuk diantaranya: hak
untuk membuat keputusan untuk terlibat atau tidak terlibat dalam
penelitian dan hak untuk dijaga kerahasiaannya berkaitan dengan data
yang diperoleh selama penelitian.
2. Prinsip berbuat baik (beneficence). Tuliskan manfaat yang didapatkan
melalui keikutsertaan dalam penelitian secara spesifik. bagian-bagian
dari prinsip (beneficience) anatar lain :bebas dari bahaya (non
maleficence). tuliskan bahwa penelitian yang dilakukan tidak
membahayakan jiwa dan membahayakan responden/partisipan apabila
ada perlakukan yang dilakukan maka tuliskan bahwa perlakuan
tersebut sudah melewati uji etik sehingga telah dinilai untuk aman
dilakukan . selanjutnya adalah bebas dari eksploitasi: manfaat dari
penelitian dan mempertimbangkan resiko dan manfaat penelitian.
3. Prinsip keadilan (justice). dituliskan bahwa peneliti akan
memperlakukan semua yang terlibat dalam penelitian secara adil dan
tidak membedabedakan berdasarkan ras, agama atau status social
ekonomi. Peneliti memperlakukan respondens/partisipan sesuai
dengan desain penelitian dan tujuan penelitian, antara lain hak untuk
mendapat perlakuan yang sama dan hak untuk dijaga privasinya .
29

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, B., S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi pada


Penelitian Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 10 No. 1.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Panduan Pelaksanaan Jaminan Kualitas Model
Evaluasi Pelayanan Kesehatan Dasar bagi Puskesmas. Jakarta:
Direktorat Kesehatan Khusus, Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat
Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.
Gunardi. (2005). Kerangka Konsep dan Kerangka Teori dalam Penelitian Ilmu
Hukum. Era Hukum.
Hatta, G, R, (2008). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. UI-PRESS.
Junaid, I., (2016) Analisis Data Kualitatif dalam Penelitian Pariwisata. Jurnal
Kepariwisataan. Vol. 10 No. 1.
Kartika, L, N., dan Sugiarto A. (2014). Pengaruh Tingkat Kompetensi Terhadap
Kinerja Pegawai Administrasi Perkantoran. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis. Vol. 17 No. 1.
Kereh, E., Lengkong, V., P, dan Rumokoy, F., S. (2018). Pengaruh Masa Kerja,
Pengalaman Kerja, Pendidikan, Pelatihan, dan Kompetensi Terhadap
Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Area Manado. Jurnal EMBA.
Vol. 6 No. 4.
Khulili, U. (2011). Pengenalan llmu Rekam Medis pada Masyarakat Serta
Kewajiban Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan
Komunitas. Vol. 1 No. 2.
KMK, (2020) Standar profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Lincoln, Yvonna S. & Egon G. Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills:
Sage Publications.
30

Magentang, F., R. (2015). Kelegkapan Resume Medis dan Kesesuaian Penulisan


Diagnosis Berdasarkan ICD-10 Sebelum dan Sesudah JKN di RSU
Bahteramas. Jurnal ARSI. Vol. 1 No. 3.
Maimun, N., dkk. (2018). Pengaruh Kompetensi Coder Terhadap Keakuratan dan
Ketepatan Pengkodean Menggunakan ICD-10 di Rumah Sakit “X”
Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal Kesmas. Vol. 1 No. 1.
Maryati, W. (2016). Hubungan Antara Ketepatan Penulisan Diagnosis dengan
Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri di RS PKU
Muhammadiyah Sukoharjo. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan. Vol. 6 No. 2.
Miftah, M. (2013). Model dan Format Instrumen Review Program Multimedia
Pembelajaran Interaktif.
Mulyadi, M. (2011). Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Media. Vol. 5 No.
1.
Nugraheni, R. (2015). Analisis Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit X Kediri
Jawa Timur. Jurnal Wiyata. Vol. 2 No. 2.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008
Tentang Rekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Pramono, A., E., dan Nuryati. (2013). Keakuratan Kode Diagnosis Peyakit
Berdasarkan ICD-10 di Puskesmas Gondokusuman II Kota
Yogyakarta.
Prasetya, H. (2001). Rumah Sakit Umum Daerah Bantul. Yogyakarta: Tugas
Akhir, Universitas Gadjah Mada.
Siagian, S. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua. Yogyakarta :
STIE YKPN,
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suyanto. (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta: Prenada Media.
31

Kemenkes, (2020) Manejemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.
Ulfa, R. (2021). Variabel Penelitian dalam Penelitian Keislaman. Jurnal
Pendidikan dan Keislaman.
Wahyati, E. (2012). Mengenal Hukum Rumah Sakit. Bandung: Keni Media.
World Health Organization. (2004). International Statistical Classification of
Diseases and Ralated Health Problem. Geneva: WHO.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

HUBUNGAN MASA KERJA PETUGAS PMIK


TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSA PENYAKIT
DI RUMAH SAKIT IBU ANAK ANNISA PEKANBARU

UNTUK KEPALA INSTALASI REKAM MEDIS

Responden :

Nama :

Umur :

Lama Kerja :

1. Berapa lama rata-rata masa kerja petugas PMIK di rumah sakit ini ?
2. Apakah terdapat kendala yang dihadapi petugas PMIK dalam
melaksanakan tugasnya?
3. Bagaimana kinerja petugas PMIK di rumah sakit ini jika ditinjau dari
lamanya bekerja ?
4. Apakah petugas PMIK sudah melaksanakan tugasnya melakuka
pengkodean diagnosis sesuai dengan SOP yang berlaku ?
5. Bagaimana jalinan komunikasi antara petugas PMIK dalam melaksanakan
tugasnya di rumah sakit ini?
6. Apakah seluruh petugas memiliki kode etik dalam melaksanakan
tugasnya?
7. Siapa saja yang bertanggung jawab terhadap keakuratan kode diagnosa
peyakit di rumah sakit ini?
8. Apakah ada kaitan antara masa kerja petugas PMIK terhadap keakuratan
kode diagnosa penyakit di rumah sakit ini?
9. Bagaimana tindakan petugas apabila terdapat ketidaktepatan dalam
keakuratan kode diagnosa penyakit?
10. Bagaimana cara pihak rumah sakit untuk mengatasi kendala keakuratan
kode diagnosa penyakit.
PEDOMAN OBSERVASI

HUBUNGAN MASA KERJA PETUGAS PMIK TERHADAP


KEAKURATAN KODE DIAGNOSA PENYAKIT DI RUMAH
SAKIT IBU ANAK ANNISA PEKANBARU TAHUN 2023

No Yang diamati Keterangan


Ada Tidak
1 Hubungan masa kerja petugas dengan
kinerjanya
2 Pengetahuan petugas dalam melakukan
keakuratan koding
a. Prosedur dalam melakukan koding
b. Kendala dalam melakukan koding
3 Perilaku petugas dalam melakukan
pengkodingan
a. Saling menghormati
b. Saling menghargai
LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Wilda Kencana
Judul : Hubungan Masa Kerja Petugas PMIK Terhadap
Keakuratan Kode Diagnosa Penyakit di Rumah
Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru
PembimbingUtama : Siti Hasanah,A.Md.PK,SKM,MKM

No Hari/Tanggal Topik Konsultasi Tanda Tangan


Pembimbing

1.

2.

3.

4.

5.

6.

LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Wilda Kencana


Judul : Hubungan Masa Kerja Petugas PMIK Terhadap
Keakuratan Kode Diagnosa Penyakit di Rumah
Sakit Ibu Anak Annisa Pekanbaru
Pembimbing : Marlya Risma,A.Md.PK,SST
Pendamping

No Hari/Tanggal Topik Konsultasi Tanda Tangan


Pembimbing

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Anda mungkin juga menyukai