Anda di halaman 1dari 82

Unggul dalam IPTEK

Kokoh dalam IMTAQ

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPAN PEREMPUAN DALAM


MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA KENALI KECAMATAN
BALALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2021

SKRIPSI

CHIKA INDAH PUTRI

2019727067

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2021
Unggul dalam IPTEK
Kokoh dalam IMTAQ

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPAN PEREMPUAN


DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA KENALI
KECAMATAN BALALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT
TAHUN 2021

CHIKA INDAH PUTRI


2019727067

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan


(S.Kep) pada Progam Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan hasil penelitian ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Chika Indah Putri

NPM : 2019727067
Tanda Tangan :

Tanggal : 03 Februari 2021

ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Chika Indah Putri

NPM : 2019727067

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan penelitian ini saya susun tanpa

tindakan plagiarism sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas

Muhammadiyah Jakarta. Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan

plagiarism saya bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang

dijatuhkan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Jakarta, 03 Februari 2021

Chika Indah Putri

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPAN PEREMPUAN


DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA KENALI
KECAMATAN BALALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT
TAHUN 2021

Telah mendapat pesetujuan melakukan uji hasil penelitian

Jakarta, Januari 2021

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Irna Nursanti, M.Kep., Sp.Mat


NIDN : 0311057003

Mengetahui,
Ketua Progam Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatam
Universitas Muhammadiyah Jakarta

(Ns. Neneng Kurwiyah, S. Kep., MNS)

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skirpsi ini ditujukan oleh


Nama : Chika Indah Putri
NPM : 2019727067
Progam Studi : S1 Keperawatan
Judul Skripsi :Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapan
Perempuan Dalam Menghadapi Menopause Di
Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2021
Telah di pertahankan didepan penguji dan diterima sebagi bagian persyaratan

yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Progam

Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dewan Penguji :

1. Dr. IrnaNursanti, M.Kep., Sp.Mat (…………………………….)

2. Giri Widagdo, S.Kp.,MKM (…………………………….)

3. Ns.Idriani, Skep,M.Kep, Sp.Mat. (…………………………….)

Ditetapkan : Jakarta

Tanggal : 03 Februari 2021

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas


Muhamadiyah Jakarta, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Chika Indah Putri
NPM : 2019727067
Progam Studi : Keperawatan
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi Penelitian

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui hak kepada Fakultas Ilmu


Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk memplubikasikan
skrispi saya yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapan
Perempuan Dalam Menghadapi Menopause Di Desa Kenali Kecamatan
Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021” beserta perangkat yang ada
(jika di perlukan). Dengan hak bebas royalty noneksklusif ini, Universiatas
Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan, mengalihkan media/ formatikan,
mengelola dalam bentuk pengangkatan data (database), merawat dan
mempublikasikan selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 03 Februari 2021

Yang Menyatakan

Chika Indah Putri

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji atas kebesaran Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kira, baik itu nikmat iman maupun nikmat

jasmani dan rohani sehingga sampai saat ini saya dapat mengerjakan penelitian

dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapan Perempuan Dalam

Menghadapi Menopause Di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten

Lampung Barat Tahun 2021”. Dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari dalam

penyusunan penelitian ini terdapat banyak hambatan dan kesulitan, namun

berkat bantuan, bimbingan, serta dorongan semangat dari berbagai pihak yang

sangat berarti bagi peneliti sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan

tepat waktu. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang

sangat tulus kepada :

1. Dr. Muhammad Hadi, SKM., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu


Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Ns. Neneng Kurwiyah, S. Kep., MNS selaku ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Dr. Irna Nursanti, M.Kep., Sp.Mat selaku pembimbing dan penguji yang
begitu sabar dan baik untuk memberikan semangat dan mencurahkan
segala perhatiannya dalam penyusunan proposal penelitian ini.
4. Giri Widagdo, S.Kp.,MKM selaku penguji dua yang selalu baik kepada
kami dalam memberikan materi penelitian.
5. Ns.Idriani, Skep,M.Kep, Sp.Mat selaku penguji tiga juga begitu sabar
dalam mengajar kelas 3B transfer.
6. Seluruh Staf Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah
mendidik, mendorong dan membantu baik moral maupun spiritual selama
mengikuti Pendidikan sampai selesainya makalah ini

viii
7. Kedua orang tuaku tercinta bapak Baheram, S.pd dan Ibu Samsidar yang
selalu berdoa dan memberi support moril atau materil kepada saya dalam
penyusunan skripsi penelitian ini.
8. Kedua adikku tercinta Nova Lianti dan Nanda Azalia yang selalu memberi
motivasi dan support kepada saya dalam penyusunan skripsi penelitian ini.
9. Semua sahabatku Himajo, Calon Isti Idaman yang memberi support dan
banyak membantu.
10. Seluruh anggota kelompok penelitian maternitas yang selalu kompak dan
bekerjasama dengan baik. .

Akhir kata, penulis mengucapkan Alhamdulillah hirobbil’aalamiin dan


semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan yang telah diberikan
bapak, ibu dan saudara sekalian. Penulis berharap semoga skripsi penelitian
ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sejawat dan dapat dipergunakan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan proposal peneltian ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Jakarta, 03 Februari 2021

Chika Indah Putri

2019727067

ix
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

SKRIPSI, 03 Februari 2021

CHIKA INDAH PUTRI


Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapan Perempuan Dalam Menghadapi
Menopause Di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun
2021

82Halaman + 4 Tabel + 2 Bagan +3 Lampiran

ABSTRAK

Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan
produksi wanita yang umumnya dimulai pada usia 45-55 tahun, banyak terjadi perubahan
fisik, seksual, maupun psikis pada diri seorang perempuan yang dapat mengakibatkan
banyak keluhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan
pengetahuan dan kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause. Jenis penelitian ini
adalah analitik korelasional dan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel
didapatkan dengan teknik Random Sampling dan didapatkan 80 responden. Analisa
penelitian dilakukan secara bertahap, yaitu analisa univariat untuk mengetahui gambaran
karakteristik responden dan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil
yang didapatkan adalah pengetahuan kurang baik dengan kesiapan menghadapi menopause
kurang kesiapan sebanyak 17 responden (94.4%), dan pengetahuan responden kategori
baik dengan tingkat kesiapan kurang dalam menghadapi menopause yaitu 9 responden
(14.5%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan dengan kesiapan
perempuan dalam menghadapi menopause di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten
Lampung Barat, dengan p-value (0,000) yang berarti < 5% (0,05) dan nilai OR 100.111
dan CI 95% 11.814 - 848.333 yang artinya pengetahuan kurang baik berisiko 100.111 kali
perempuan tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi menopause dan penelitian ini
menunjukan bahwa Ho berhasil ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada
hubungan pengetahuan dengan kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kesiapan, dan Menopause


Daftar Pustaka : 30 literatur (2010-2020)

x
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY JAKARTA

NURSING STUDY PROGRAM

FACULTY OF NURSING SCIENCE

Thesis, February 03, 2021

CHIKA INDAH PUTRI

The Relationship between Knowledge and Women's Readiness in Facing Menopause


in Kenali Village, Balalau District, West Lampung Regency, 2021

82Pages + 4 Tables + 2 Charts +3 Attachments

ABSTRACT

Menopause is the final stage of the biological process experienced by women in the form
of a decrease in female production, which generally starts at the age of 45-55 years, there
are many physical, sexual, and psychological changes in a woman which can cause many
complaints. The purpose of this study was to identify the relationship between knowledge
and readiness of women in facing menopause. This type of research is correlational
analytic and uses a cross-sectional approach. Samples were obtained by random sampling
technique and obtained 80 respondents. The research analysis was carried out in stages,
namely univariate analysis to describe the characteristics of the respondents and bivariate
analysis using the chi-square test. The results obtained were that 17 respondents (94.4%)
had poor knowledge with poor readiness to face menopause (94.4%), and 9 respondents
(14.5%) had knowledge of good categories with less readiness to face menopause. The
results showed that there was a relationship between knowledge and women's readiness to
face menopause in Kenali Village, Balalau District, West Lampung Regency, with a p-
value (0,000) which means <5% (0.05) and an OR value of 100,111 and 95% CI 11,814 -
848,333 which This means that poor knowledge is at risk of 100,111 times women who are
not prepared to face menopause and this study shows that Ho is successfully rejected. The
conclusion of this study is that there is a relationship between knowledge and women's
readiness to face menopause.

Keywords: Knowledge, Readiness, and Menopause

Bibliography: 30 literature (2010-2020)

xi
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan..............................................................................................iv
Lembar Pengesahan.................................................................................................v
KataPengantar..........................................................................................................viii
Daftar Isi...................................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSATAKA


A. Pengetahuan TentangMenopause...............................................................................10
B. Kesiapan Menghadapi Menopause.............................................................................27
C. Kerangka Teori...........................................................................................................32
D. Penelitian Terkait.......................................................................................................34

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL


A. Kerangka Konsep.......................................................................................................35
B. Hipotesis.....................................................................................................................36
C. Definisi Operasional...................................................................................................37

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian........................................................................................................38
B. Populasi dan Sampel..................................................................................................38
C. Tempat dan WaktuPenelitian.....................................................................................41
D. Etika Penelitian..........................................................................................................41
E. Instrumen Penelitian...................................................................................................42
F. Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................................................43
G. Prosedur Pengolahan Data.........................................................................................45
H. Pengolahan Data........................................................................................................46
I. Rencana Analisa Data..................................................................................................47

xii
BAB V METODE PENELITIAN
5.1 Analisis Univariat.....................................................................................................49
5.2 Analisis Bivariat.......................................................................................................51

BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN


6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................................52
6.2 Analisis Univariat....................................................................................................52
6.3 Analisis Bivariat.......................................................................................................58

BAB VII PEMBAHASAN PENELITIAN


7.1 Kesimpulan ..............................................................................................................63
7.2 Saran........................................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................64
LAMPIRAN

xii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang
Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa

penurunan produksi hormon seks wanita yaitu esterogen dan progesterone dari

indung telur. Gejala-gejala menopause sangat bervariasi dari satu perempuan

dengan perempuan lain, tetapi kebanyakan perempuan mengalami hot flashes atau

flushing, nyeri persendian, sulit tidur (insomnia). Rasa tertekan tanpa sebab,

fluktuasi suasana hati, rasa sakit berhubungan intim, vagina kering, sakit kepala,

rasa lelah, dan banyak lagi.Wanita disebut mengalami menopause jika orang tidak

lagi menstruasi selama 1 tahun.(Mangoenprasodjo, 2014).

Saat memasuki menopause, ada wanita yang menyambutnya dengan biasa karena

menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus kehidupan alamiah. Sebaliknya

ada beberapa wanita menganggap masa tua itu sebagai momok yang menakutkan,

kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

tidak bugar dan tidak cantik lagi ketika menopause itu datang. Keadaan ini

dikhawatirkan akan mempengaruhi hubungan dengan suami maupun lingkungan

sosialnya. Kurang minat bekerja dan menekuni hobi. Wanita menopause memilliki

ketergantungan tinggi pada orang lain. Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang

lamban, sering mondar-mandir, mengeluh, menangis (Manuaba,1999 ; h.188).

1
Kondisi emosi tidak stabil ini bisa karena pengaruh perubahan hormon dalam

tubuh, atau bisa karena faktor yang sifatnya sangat individual. Selain itu, fase

menopause sering bersama dengan keadaan menegangkan lain dalam kehidupan

wanita seperti merawat orang tua lanjut usia, memasuki masa pensiun, melihat

anak-anak tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah serta penyesuaian-

penyesuaian lain dalam kehidupan setengah baya. (Kasdu, 2012).

Pengetahuan akan mempengaruhi sikap terhadap prilaku hidup sehat dan dalam

menanggulangi masalah yang kurang mengerti tentang sikap dalam menghadapi

menopause. Sikap dalam prilaku tersebut tidak akan terjadi apabila wanita

menopause mempunyai pengetahuan yang cukup bahwa periode menopause itu

akan timbul gejala yang normal. (Palupi, S. (2006).

Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization) memperkirakan usia

harapan hidup orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. Hal ini berarti

wanita memiliki kesempatan untuk hidup rata-rata 25 tahun lagi sejak awal

menopause.Data dari WHO (World Health Organization) tahun 2013 jumlah

wanita di dunia yang memasuki fase menopause diperkirakan mencapai 1,42

milyar orang. Jumlah wanita menopause di Indonesia tahun 2013 sebanyak 15,5

juta orang bahkan pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita

mengalami menopause. Sebagai salah satu kota berkembang di Pulau Sumatera,

Kota Lampung mempunyai jumlah penduduk 1,595,187 jiwa pada tahun 2015.

Data penduduk wanita usia 40 tahun mencapai 61.953 jiwa dan usia 50 tahun

mencapai 45.403 jiwa. Data proyeksi penduduk wanita pada kelurahan kenali

kecamatan belalau sendiri yaitu mencapai 65.350 jiwa. Data penduduk wanita usia

40-55 tahun 2016 mencapai 1.744 jiwa. Wanita memiliki angka harapan hidup ini

2
lebih besar, bisa limatahun lebih tinggi. Peningkatan angka harapan hidup ini

menyebabkan bertambahnya populasi penduduk wanita. Meningkatnya jumlah

penduduk wanita tersebut berpengaruh terhadap jumlah dan proporsi penduduk

perempuan yang memasuki usiamenopause.

Klimakterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia

tua. Fase klimakterium pertama yang dialami wanita sebelum menopause yaitu

premenopause.Wanita yang mengalami fase premenopause mengalami beberapa

perubahan fisik dan psikologis. Keluhan fisik yang sering dirasakan dan paling

sering dijumpai yaitu ketidakteraturan siklus haid, adanya semburan panas (hot

flushes) dari dada keatas yang sering disusul dengan keringat banyak dan

berlangsung selama bebrapa detik sampai 1 jam, dada berdebar- debar, vertigo,

nafsu seks (libido) menurun, susah tidur (insomnia), hipertensi, cepat lelah, nyeri

tulang belakang, adanya pengeroposan tulang, gangguan sirkulasi darah, berat

badan meningkat karena terjadi adipositas (penimbunan lemak). Keluhan psikis

yang dirasakan yaitu merasa cemas, adanya ketakutan, lebih cepat marah, emosi

kurang terkontrol, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, gugup, rasa

kekurangan, rasa kesunyian, tidak sabar, rasa lelah, merasa tidak berguna, stres,

dan bahkan hingga mengalami depresi.Keadaan ini berlangsung dengan kurun

waktu 4 - 5 tahun sebelummenopause.

Dampak perubahan pada fase klimakterium pada wanita yaitu wanita merasakan

banyak keluhan, tetapi antara wanita yang satu dengan yang lainya berbeda karena

efek biologis dan reaksi individual akibat rendahnya estrogen sehingga

menyebabkan gejala yang berbeda.Dampak yang ditimbulkan yaitu wanita menjadi

kurang percaya diri karena mengalami atau adanya penerimaan yang kurang atas

3
perubahan fisik dan psikis yang dialami. Kecemasan dan ketakutan yang

berlebihan ini dapat mempengaruhi tingkat kesiapan sehingga wanita memerlukan

pengetahuan dan kesiapan yang baik terkait perubahan fisik maupun psikologi

yang akandihadapi.

Tingkat kesiapan wanita premenopause dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

meliputi pengetahuan, pendidikan, sosial ekonomi, budaya lingkungan, riwayat

kesehatan, dan usia. Faktor pengetahuan dapat menurunkan angka depresi dan

kecemasan yang berlebihan sehingga dapat meningkatkan kesiapan secara fisik,

psikis dan spiritual.Menurut penelitian Estiani tahun 2015 tentang hubungan

pendidikan dan pengetahuan wanita premenopause terhadap sikap menghadapi

menopause dalam penelitiannnya menyatakan bahwa pengetahuan tentang

menopause merupakan faktor yang menentukan dalam upaya menyesuaikan

dengan perubahan dalam siklus kehidupan yang akan dialami setiap wanita dan

tidak perlu menimbulkan ketidaksiapan yang berlebihan dalam menghadapi dan

menjalani masa menopause. Pengetahuan diperoleh dari informasi secara lisan

ataupun tertulis dari pengalaman seseorang, fakta atau kenyataan dengan

mendengar radio, melihat televisi, serta dapat diperoleh dari pengalaman

berdasarkan pemikiran kritis.

Mekanisme koping wanita dalam menghadapi menopause dipengaruhi oleh

pengetahuan dengan tingkat pendidikan, kedewasaan berpikir, faktor sosial

ekonomi, budaya mengenai menopause, dan kematangan mental. Bila seorang

wanita tidak siap mental menghadapi fase menopause dan lingkungan psikososial

tidak memberikan dukungan positif akan berakibat tidak baik dan berdampak pada

kualitas hidup. Kualitas hidup ini meliputi aspek fisik, aspek fisik, aspek hubungan

4
sosial dan aspek lingkungan.

Kualitas hidup dalam aspek fisik meliputi perubahan kesehatan fisik seperti cepat

lelah, pusing, insomnia dan berkeringat, yang mempengaruhi aktivitas sehari – hari,

aspek psikis meliputi suasana hati yang sensitif, susah berkonsentrasi, kecemasan

yang berlebihan tanpa disadari penyebabnya, aspek hubungan sosial meliputi

kurangnya penerimaan dan dukungan sosial dari keluarga maupun orang terdekat

sehingga dapat menimbulkan masalah rumah tangga, dan aspek lingkungan yang

meliputi interaksi dengan lingkungan yang kurang baik seperti komunikasi dengan

teman dan tetangga. Semua aspek kualitas hidup tersebut dapat menimbulkan

keluhan dari ringan hingga berat dan memperburuk masalah kesehatan jika tidak

ditangani dengan baik dan benar.

Pengetahuan yang cukup tentang menopause dapat membantu wanita

premenopause menyiapkan dirinya menjalani masa menopause, melalui

pengetahuan ini merupakan salah satu peran dalam mempengaruhi

keputusanseorang wanita untuk berperilaku sehat nantinya.Pengetahuan merupakan

faktor penting dalam membentuk tindakan seseorang yang berasal dari hasil tidak

tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan untuk mempertahankan dan

mengembangkan hidup.Pengetahuan dapat mempengaruh tingkat kesiapan

menghadapi menopause karena tingkat pengetahuan mempengaruhi seseorang

dalam pengembangan nalar dan analisa, karena dengan daya nalar yang baik akan

memudahkan untuk meningkatkan pengetahuan, salah satu cara yang baik dalam

rangka memberikan informasi dan pesan kesehatan.Wanita lebih siap dan mandiri

secara fisik, psikis, dan spiritual dengan berbekal pengetahuan yang baik sebelum

atau yang sedang memasuki fase premenopause dengan segala perubahan yang

5
terjadi.

Berdasarkan penelitian Wuryanto tahun 2018 dengan tentang gambaran tingkat

pengetahuan ibu usia 40 - 55 tahun mengenai masa menopause yang memiliki

pengetahuan dengan kategori baik tentang menopause sebesar 10%,

berpengetahuan cukup 77,5% dan berpengetahuan kurang sebesar 12,5%.(13) Hasil

ini sejalan dengan penelitian Hastutik tahun 2017 tentang tingkat pengetahuan ibu

tentang menopause yang menyimpulkan bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 25 ibu (54,30%), 17 ibu

(37,00%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 4 ibu (8,70%) pengetahuan

kurang.Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu-

ibu tentang menopause sebagian besar masuk dalam kategori berpengetahuan

cukup.

Kesiapan seorang wanita dalam memasuki usia menopause meliputi kesiapan baik

secara fisik seperti menerima proses menopause dengan memperhatikan gaya hidup

meliputi berolahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi,

menghindari rokok dan alkohol dan berkonsultasi dengan dokter, kesiapan psikis

meliputi berpikiran positif melalui penerimaan yang baik dan menghindari stress,

dan spiritual dengan lebih mendekatkan diri, memperkuat ibadah sehingga

menimbulkan penerimaan yang positif. Gejala yang ditimbulkan seperti

berkeringat, mudah lelah, susah tidur, mudah marah, perasaan berupa rasa takut,

tegang, depresi. Hal ini di pengaruhi oleh faktor usia, aktifitas, serta latar belakang

pendidikan dan ekonomi.Penelitian Desti tahun 2014 tentang gambaran tingkat

kesiapan yang dilakukan di Nagari Sungai Beringin Wilayah Kerja Puskesmas

Koto Baru Simalanggang lebih dari responden (88,1%) mempunyai ketidaksiapan

6
dalam menghadapi datangnya menopause.

Berdasarkan data desa Kenali kecamatan Belalau, pendidikan akhir yang paling

banyak dimiliki wanita wilayah Kelurahan Kenali yaitu Tamat SD sebanyak 1.224

jiwa, Tamat SLTA sebanyak 2.753 jiwa, dan Tamat SLTP sebanyak 2.053.

Kurangnya bahkan tidak adanya penyuluhan atau pendidikan kesehatan mengenai

menopause yang ada di RW 01 membuat pengetahuan ibu kurang bahkan ada yang

tidak tahu sama sekali. Hasil wawancara 10 ibu mengatakan merasakan gejala fisik

seperti menstruasi sudah tidak teratur 4 bulan sekali, mudah lelah, emosi tidak

terkontrol dan tekanan darah naik, Ibu berinisiatif memanfaatkan pelayanan

kesehatan dengan berkonsultasi dengan dokter. Berdasarkan latar belakang di atas

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan

dan kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause di Desa Kenali Kecamatan

Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020

B. RUMUSAN MASALAH

Perubahan fisik dan psikis pada wanita menopause akan berdampak pada kehidupan

sehari-hari sehingga mempengaruhi kualitas hidup. Salah satu faktor yang

mempengaruhi adanya keluhan pada perubahan fisik dan psikis yang secara tidak

langsung dapat mempengaruhi tingkat kesiapan yaitu faktor pengetahuan.Ketika

pengetahuan yang dimiliki rendah maka tingkat kesiapan yang dimiliki juga

cenderung rendah, karena pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam

pengembangan nalar dan analisa. Daya nalar yang baik akan memudahkan untuk

meningkatkan pengetahuan dalam rangka memberikan informasi dan pesan

kesehatan. Wanita lebih siap dan mandiri secara fisik, psikis, dan spiritual dengan

berbekal pengetahuan yang baik sebelum memasuki fase premenopause dengan

7
segala perubahan – perubahan yang terjadi. Pengetahuan ini merupakan salah satu

peran dalam mempengaruhi keputusan seorang wanita untuk meningkatkan

kualitas hidup dengan berperilaku sehat dan dapat meningkatkan kesiapan baik

secara fisik, psikis danspiritual. Melihat fenomena yang ada peneliti tertarik

melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan kesiapan

perempuan dalam menghadapi menopause di Desa Kenali Kecamatan Balalau

Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020

C. TUJUAN
1. TujuanUmum
Diketahui hubungan pengetahuan dan Kesiapan Perempuan dalam
menghadapi menopause di Desa Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten
Lampung Barat tahun 2020.

2. TujuanKhusus
a. Teridentifikasi gambaran karakteristik responden meliputi: usia,
pendidikan, pekerjaan, suku dan agama.
b. Teridentifikasi faktor pengetahuan perempuan dalam menghadapi
menopause Di Desa Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung
Barat tahun 2021.
c. Teridentifikasi faktor kesiapan diri perempuan dalam menghadapi
menopause Di Desa Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung
Barat tahun 2021.
d. Teridentifikasi hubungan pengetahuan dan kesiapan perempuan dalam
menghadapi menopause di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2021

D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

8
1. Teoritis

Secara teoritis, bagi institusi pendidikan dijadikan sebagai bahan kajian

dalam meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.Untuk menambah

literatur atau bacaan diperpustakaan berkaitan dengan Hubungan

Pengetahuan dan kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause di

Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021

2. Aplikatif

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat bermanfaat dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang

Hubungan Pengetahuan dan kesiapan perempuan dalam menghadapi di

Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun

2020

b. Bagi Kader

Untuk memberi informasi tambahan kepada perempuan dan masyarakat

mengenai Hubungan Pengetahuan dan kesiapan perempuan dalam

menghadapi menopause di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten

Lampung Barat Tahun 2020

c. Bagi Perempuan

Dapat menambah informasi mengenai pengetahuan Pengetahuan

kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause.

3. Manfaat Metodologi

Dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian selanjutnya

dengan desain penelitian yang berbeda dan menjadi landasan evidencebase

keperawatan khususnya dibidang keperawatan maternitas

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini membahas tentang konsep pengetahuan dan kesiapan pada

perempuan dalam menghadapi menopause, penelitian terkait dan kerangka teori

penelitian

A. Pengetahuan TentangMenopause
1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki sehingga menghasilkan

sebuah pengetahuan.Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide,

konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya

termasuk kehidupan.

Pengetahuan tentang menopause merupakan segala sesuatu yang diketahui

mengenai menopause yang meliputi pengertian menopause, tanda- gejala,

faktor yang mempengaruhi usia menopause, dan upaya penanganan.

Berdasarkan penelitian Intan tahun 2018 tentang tingkat pengetahuan wanita

usia 40-50 tahun tentang menopause, menjelaskan bahwa pengetahuan tentang

menopause dapat diperoleh dari 2 sumber yaitu formal dan nonformal. Formal

meliputi program pendidikan seperti penyuluhan kesehatan dan seminar,

sedangkan nonformal dapat diperoleh dari pengalaman dan media massa.

Pengetahuan tentang menopause ini merupakan faktor yang menentukan

seseorang tersebut dapat menerima terjadinya menopause sebagai perubahan

yang wajar yang akan dialami setiap wanita dan tidak perlu melakukan

pengobatan atau harus menimbulkan rasa kecemasan yang berlebihan.

10
2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan dan tata laku seseorang serta usaha

untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Tingkat

pendidikan sangat berpengaruh dalam pemberian respon oleh seorang

individu terhadap seauatu yang datang dari luar, respon tersebut dapat

berupa pengetahuan, kaitannya dengan penelitian ini adalah pengetahuan

ibu mengenai menopause, tanda gejala dan dampak yang ditimbulkan.

Hasil penelitian Estianti tahun 2015 tentang hubungan pendidikan dan

pengetahuan wanita premenopause terhadap sikap menghadapi menopause

menunjukkan pengaruh pendidikan terhadap pola pikir seseorang yang akan

menentukan sikap seseorang itu untuk bersikap positif dalam kehidupan

yang akan dilewatinya. Responden yang memiliki pengetahuan baik, lebih

banyak bersikap positif dalam menghadapi masa menopause, sikap positif

wanita pramenopause yang memiliki pengetahuan baik dapat mengantarkan

wanita pramenopause untuk lebih siap dan menerima adanya perubahan

fisik maupun psikologis dan tidak menganggap bahwa proses penuaan

merupakan hal yang harusdihindari.

Hasil penelitian lain yaitu Mutalazimah tahun 2010 tentang hubungan

pengetahuan dan sikap terhadap perubahan fisik masa menopause

menyatakan bahwa latar belakang pendidikan seseorangberhubungan

dengan tingkat pengetahuan seseorang. Ibu yang tingkat pendidikan

formalnya lebih tinggi cenderung akan mempunyai pengetahuan yang lebih

dibandingkan orang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih rendah,

11
karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti kesehatan serta

pentingnya kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah

menerima konsep hidup sehat secara mandiri,mudah menerima informasi

yang dapat diterapkan untuk masalah kesehatan, kreatif dan

berkesinambungan.

b. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan

sekunder, sebuah keluarga dengan ekonomi tinggi akan mudah untuk

mencukupinya dibandingkan keluarga dengan ekonomi rendah. Kondisi

sosial ekonomi keluarga ini akan berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan

informasi, sehingga secara tidak langsung keluarga dengan tingkat ekonomi

rendah akan kurang dalam pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian Marni tahun 2011 tentang hubungan tingkat

pengetahuan tentang menopuase dengan kesiapan ibu premenopause

dijelaskan bahwasosial ekonomi menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi pendidikan dan pengalaman dalam memperoleh informasi

dimana informasi tersebut akan mempengaruhi pengetahuan.(19) Keadaan

sosial ekonomi seseorang berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh

pendidikan serta kemampuan untuk

mengakses informasi khususnya informasi kesehatan. Kemampuan tersebut

secara tidak langsung akan berdampak dengan tingkat pengetahuan orang

tersebut. Seseorang dengan tingkat ekonomi lebih tinggi akan lebih mudah

mendapatkan informasi karena kemampuannya dalam penyediaan media

informasi.

12
c. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang dan

dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan

baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Misalnya, seseorang

yang bekerja dibidang kesehatan mereka akan sering terpapar informasi

mengenai menopause.

Berdasarkan penelitian Marni tahun 2010 tentang hubungan tingkat

pengetahuan tentang menopuase dengan kesiapan ibu premenopause

pekerjaan yang dijalani oleh seorang wanita premenopause berhubungan

dengan adanya kesempatan ibu untuk bersosialisasi dan menyerap

informasi kesehatan.Selain itu wanita yang bekerja karena kesibukannya

mereka tidak sempat memikirkan gangguan-gangguan menjelang

menopause. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli gizi Melani tahun 2017,

yaitu dengan tetap berusaha hidup aktif akan menekan gangguan- gangguan

menjelang menopause seperti insomnia, memperlambat osteoporosis,

penyakit jantung, serta mencegah hot flushes.

d. Usia

Bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan pada fisik dan

psikologis. Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada 4 kategori yaitu

pertama perubahan ukuran, kedua perubahan proposi, ketiga hilangnya ciri-

ciri lama, keempat timbulnya ciri-ciri baru.Ini terjadi akibat pematangan

fungsi organ.Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang

semakin matang dan dewasa. Seseorang yang masih muda akan lebih mudah

dalam menerima informasi atau pengetahuan mengenai menopause, misalnya

dalam menghafal tanda gejala menopause, mereka akan mudah mengingat

13
dibandingkan orang yang sudah lanjut usia.Semakin tua umur seseorang,

maka pengalamannya akan bertambah, sehingga akan meningkatkan

pengetahuannya tentang suatu objek. Berdasarkan penelitian Sulastri tahun

2012 tentang tingkat pengetahuan wanita tentang klimakterium, didapatkan

bahwa ada hubungan antara usia wanita dengan tingkat pengetahuan tentang

klimakterium.

e. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni

suatu hal dan pada akhirnya memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

Berdasarkan penelitian Kristiantiningtyas tahun 2011 tentang hubungan

tingkat pengetahuan menopause dengan perilaku ibu dalam menghadapi

masa menopause didapatkan hasil terdapathubunganpengetahuan dengan

perilaku yaitu semakin baik pengetahuan ibu maka akan semakin baik

perilaku dalam menghadapi masa menopause. Wanita dengan pengetahuan

buruk cenderung berperilaku salah dengan menganggap menopause sebagai

proses penyakit dan mengambil keputusan mengkonsumsi obat yang dijual

bebas di warung, sebaliknya wanita dengan pengetahuan baik akan

berperilaku baik dan menyikapi masalah kesehatan yang dihadapi.

f. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang

kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika

pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis

akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi

14
kejiwaannya dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam

kehidupannya.Misalnya pengalaman dalam mengikuti pendidikan kesehatan

tentang menopause yang kemudian pengalaman ini dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kesehatannya.

Menurut penelitian Marni tahun 2011 tentang hubungan tingkat pengetahuan

tentang menopuase dengan kesiapan ibu premenopause didapatkan hasil

bahwa pengalaman erat kaitannya dengan umur yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan kematangan seorang wanita dalam menghadapi menopause.

Menurut Proverawati tahun 2009 dalam buku “menopause dan sindrom

menopause”, menyebutkan bahwa wanita yang bekerja umumnya lebih

memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baik dan siap menghadapi

menopause.

g. Faktor Lingkungan Sekitar


Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi

seseorang.Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya atau kebiasaan

untuk rutin memeriksa kesehatan, adanya penyuluhan kesehatan melalui

kader kesehatan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai

pengetahuan yang bagus mengenai pencegahan suatu penyakit atau masalah

kesehatan khususnya menopause.

Berdasarkan penelitian Khasanah tahun 2013 tentang hubungan tingkat

pengetahuan dan faktor lingkungan dengan kesiapan menjelang menopause

pada ibu premenopause didapatkan hasil terdapat hubungan faktor

lingkungan dengan kesiapan menjelang menopause, faktor lingkungan disini

yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan untuk berkonsultasi mengenai gejala

yang dialami sehingga pengetahuan masalah kesehatan meningkat sehingga

15
wanita lebih siap menghadapi menopause.

h. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Sumber

informasi bisa didapatkan melalui media masa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah, dan internet. Sumber informasi juga bisa didapatkan melalui

pendidikan kesehatan.

Berdasarkan penelitian Estiani tahun 2015 tentang hubungan pendidikan dan

pengetahuan wanita premenopause terhadap sikap menghadapi menopause

didapatkan hasil bahwa sikap positif seorang wanita dalam menghadapi

menopause diimbangi dengan informasi yang baik sehingga berpengaruh

dengan tingkat pengetahuan sehingga wanita lebih siap secara fisik, psikis,

maupun spiritual.

i. HubunganSosial
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupan saling berinteraksi

satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih

besar terpapar informasi. Hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan

individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media dengan demikian hubungan sosial dapat mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal.Dalam berhubungan sosial

ini seperti perkumpulan kader kesehatan, bisa bertukar informasi dan

pengetahuan mengenai menopause.

3. Pengukuran tingkatpengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau melalui

angket yang menanyakan tentang suatu materi yang ingin di ukur dari subjek

16
penelitian atau responden.Tingkatan pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga

yaitu :

a. Baik, apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh

pernyataan.

b. Cukup, apabila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari

seluruhpernyataan.

c. Kurang, apabila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari


seluruhpernyataan.
4. Menopause

a. Definisi Klimakterik

Klimakterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase

usia tua yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun

endokrinologik dari ovarium dan merupakan suatu fase peralihan yang

normal ,berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause dan

dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium yang terjadi pada wanita

umur kurang dari 40 tahun disebut dengan klimakterium prekok yang dapat

disebabkan oleh bebrapa faktor diantaranya pengangkatan kedua ovarium

karena alasan tertentu, penyinaran ovarium, akibat kemoterapi, dan

penggunaan obat obatan secara tidak benar.

Menopause merupakan perdarahan haid yang terakhir dan berhentinya

siklus menstruasi. Menurut WHO menopause merupakan penghentian

secara permanen akibat hilangnya aktifitas folikular ovarium dan 12 bulan

amenorea secara berturut-turut.Sekitar 10% wanita berhenti menstruasi pada

usia 40 tahun dan 5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60 tahun.

Bagian klimakterium menopause dimulai denganfase pramenopause dan

17
sesudah menopause disebut dengan fase pascamenopause.

5. Fase Klimakterik

a. Premenopause

Premenopause merupakan peristiwa yang di alami oleh setiap wanita

rentang usia 40 tahun dan memasuki fase klimakterik. Fase ini ditandai

dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang

memanjang dan jumlah darah haid yang relative banyak.Perubahan

endrokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek,

kadar esterogen dan dan sekitar 3-4 tahun sebelum premenopause kadar

FSH mulai meningkat dan produksi esterogen, inhibin dan progesteron

ovarium menurun setelah usia 40 tahun.(25)Dampak dari perubahan tersebut

dapat menimbulkan meunculnya gejala yang sering dikeluhkan wanita

premenopause.Sekitar 80% - 90% wanita pra-menopause merasakan adanya

masalah, 10-30 % diantaranya mempunyai keluhan dan masalah yang berat

dapat mengganggu aktifitas sehari-hari sehingga membutuhkan pertolongan

medis sertaperawatan.

Pada fase ini seorang wanita akan mengalami perubahan

psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik berlangsung selama antara 4-5

tahun, akibat penurunan hormon estrogen, hampir 80% wanita merasakan

keluhan kesehatan berupa gejala panasberkeringat, berdebar-debar, sakit

kepala, insomnia, perubahan bentuk tubuh, perubahan hubungan seksual,

dan masalah psikologi yang perlu mendapat perhatian. Selain itu fertilitas

juga menurun secara drastis pada wanita saat memasuki usia 35 tahun dan

lebih cepat lagi setelah usia 40 tahun. Steroid seks sangat berperan terhadap

fungsi susunan saraf pusat yang berpengaruh terhadap perilaku, suasana

18
hati fungsi kognitif dan sensorik seseorang dengan demikian timbul

perubahan psikis yang berat.

b. Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan

pascamenopause.Fase ini ditandai dengan siklus haid pada wanita > 38 hari

dan < 18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid anovulatorik

yaitu siklus haid yang terjadi tanpa adanya proses ovulasi (pelepasan sel

telur dari kandung telur). Masa subur mulai dihitung sejak terjadinya

ovulasi (pelepasan sel telur dari kandung telur) yang umumnya terjadi pada

hari ke-14 setelah haid hari pertama. Pada siklus haid anovulatorik, ovulasi

tidak terjadi, sehingga masa subur akan sangat sulit atau bahkan tidak dapat

ditentukan. Meskipun terjadi ovulasi kadar progesterone tetap rendah, kadar

FSH, LH dan esterogen yangbervariasi.

c. Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat, sehingga tidak

tersedia lagi folikel yang cukup.Produksi esterogen jugaberkurang dan tidak

terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause.Oleh karena

itu menopause dapat disebut haid terakhir yang alami, dan hal ini tidak

terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal pada fase

perimonopause. Diagnosa menopause merupakan diagnose retrospektif,

apabila wanita tidak mengalami haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar

FSH dalam darah > 40 mIU/ml dan kadar estradiol < 30 pg/ml, telah dapat

dikatakan wanita telah mengalami menopause. Untuk menentukan diagnosa

ini perlu dilakukan penghentian pil kontrasepsi dan satu bulan kemudian

dilakukan pemeriksaan FSH danestradiol.

19
d. Pasca menopause

Pada fase ini ovarium tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada

antara 20-30 pg/ml dan kadar gonadotropin yang meningkat. Peningkatan

hormon gonadotropin ini disebabkan oleh terhentinya produksi Inhibin

akibat tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup. Akibat

rendahnya kadar estradiol endometrium menjadi atropik dan tidak mungkin

muncul haid lagi. Namun pada wanita gemuk masih ditemui kadar estron

yang tinggi dan akan diubah menjadiestradiol.

6. Faktor- faktor yang mempengaruhi usia menopause

a. Usia saat haid pertama kali(menarche)

Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama

kali mendapat haid dengan usia seorang wanitamemasuki menopause.

Semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua

atau lama ia memasuki masa menopause.

b. Faktor psikis

Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja dapat

mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita.Wanita akan

mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang

menikah dan tidak bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja.

c. Jumlah anak

Beberapa penelitian menemukan bahwa semakin sering seorang wanita

melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa

menopause.Pengaruh jumlah paritas dengan nusia menopause

disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron pada saat akhir

kehamilan dan dan sesudah melahirkan sehingga akan memperlambat

20
usiamenopause.

d. Usia melahirkan

Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua iamulai memasuki

usia menopause. Wanita yang masih melahirkan di atas usia 40 tahun

akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena

kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ

reproduksi, bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.

e. Pemakaian kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi jenis hormonal memiliki pengaruh dalam usia

menopause. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang

menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur.

Wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua

memasuki usia menopause.

f. Merokok

Wanita perokok akan lebih cepat memasuki masamenopause.

Berdasarkan beberapa penelitian didapatkan hasil bahwa merokok

mempengaruhi usia wanita menopause. Wanita yang mengkonsumsi

rokok lebih banyak (16 batang perhari) akan mempercepat usia

menopause. Hal ini disebabkan merokok mempengaruhi cara tubuh

memproduksi dan membuang hormone esterogen. Banyaknya rokok

yang dihisap tiap harinya berpengaruh terhadap ovarium yang

disebabkan efek toksik asap rokok. Efek nikotin terhadap regulasi dan

metabolism hormone seks menimbulkan menopause 2 tahun lebih awal.

g. Sosial ekonomi

Usia menopause seorang wanita juga dipengaruhi faktor social ekonomi.

21
Beberapa penelitian menunjukkan beberapa hal yang mempengaruhi

persepsi seorang perempuan antara lain faktor sosial ekonomi. Tingkat

ekonomi akan berhubungan dengan pengetahuan, apabila tingkat

ekonomi rendah akibatnya pengetahuan yang didapatjuga rendah atau

tidak tahu sama sekali mengenai premenopause yang sedang dialami.

Berdasarkan ketidaktahuan ini banyak wanita banyak mengamai keluhan

yang dirasakan sebagai tanda gejala menopause.

h. Beban Kerja

Berdasarkan penelitian Sintania tahun 2014 tentang faktor faktor yang

berhubungan dengan kejadian menopause dinibeban kerja dengan usia

menopause didapatkan bahwa semakin berat beban kerja seorang wanita

maka akan lebih cepat mengalami menopause, karena berpengaruh ke

perkembangan psikis seorang wanita.

7. Tanda dan Gejala yang Terjadi pada WanitaMenopause

Menjelang menopause atau ketika memasuki fase premenopause wanita

banyak mengalami tanda-gejala yang menimbulkan perubahan baik perubhan

fisik maupun psikologi yang akan dialami.

1. Gejala fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman adalah:

a) Ketidakteraturan siklus haid

Ketidakteraturan siklus haid merupakan tanda gejala utama dan umum

yaitu terjadi fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala menstruasi

muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya.

Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat

banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal.

22
b) Rasa panas (hotflushes)

Rasa panas terjadi sekitar 75% pada wanita premenopause. Semburan

panas ini bisa berlangsung selama beberapa detik sampai 1 jam dan

merupakan gejala yang paling sering dijumpai. Sebagian besar wanita

merasakan sensasi tekanan pada kepala yang diikuti rasa panas atau

terbakar.Sensasi ini dimulai daerah kepala, leher, dan meluas ke

seluruh tubuh disertai dengan keringat banyak.Hot flushes nokturnal

sering membangunkan wanita dari tidurnya dan dapat menyebabkan

gangguan tidur berat atau insomnia.Munculnya keluhan ini dapat

diperberat dengan adanya strees, alkohol, konsumsi kopi, dan

makanan – minuman yangpanas.

c) SakitKepala

Sakit kepala terjadi sekitar 70% pada wanita premenopause dapat

dipengaruhi oleh gangguan tidur dan gangguan fisik lain yang

mengganggu pikiran sehingga menurunkan kenyamanan.

d) Berat badanbertambah

Naiknya berat badan terjadi sekitar 60% pada wanita premenopause

Banyak wanita menjadi gemuk dalam menopause.Rasa letih yang

dialami pada masa menopause, diperburuk dengan 11 perilaku makan

yang sembarangan.Banyak wanita yang bertambah berat badannya

pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan dan

kurang olahraga.

e) Gangguantidur

Gangguan tidur terjadi sekitar 50 % pada wanita premenopause

dipengaruhi oleh perubahan fisik yang terjadi dan menjadi tanda

23
gejala pasti wanita premenopause.Insomnia (sulit tidur terjadi pada

waktu menopause, hal ini berkaitan dengan rasa tegang akibat

berkeringat malam hari.

f) Nyeri tulang danotot

Keadaan ini terjadi sekitar 50% pada wanita premenopause.

Hilangnya masa tulang pada wanita dimulai pada usia 30 tahun dan

keadaan ini terjadi lebih cepat saat menopause. Kehilangan masa

tulang paling cepat terjadi dalam 3-4 tahun menopause dan terjadi

lebih cepat pada wanita menopause perokok serta memicu terjadinya

osteoporosis.Osteoporosis yang disebabkan oleh defisiensi esterogen

berkepanjangan meliputi penurunan kuantitas tulang tanpa perubahan

pada komposisi kimianya.

g) Jantung berdebar-debar

Keadaan ini terjadi sekitar 40% pada wanita premenopause yang

disebabkan oleh perubahan hormon dan diperberat dengan adanya

stress, alkohol dan konsumsi kopi yang berlebihan.

h) Gangguan Libido

Keadaan ini terjadi sekitar 30% pada wanita premenopause,

menurunnya gairah seks ini adalah hal yang umum dan sering

disebabkan oleh kondisi sementara seperti kelelahan. Menurunnya

gairah seks pada wanita premenopause disebabkan oleh menurunnya

tingkat esterogen, faktor strees, dan depresi.

i) Kekeringan vagina

Keadaan ini terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan

lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan

24
liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis. Alat

kelamin mulai mengerut, keputihan, dan rasa sakit pada saat kencing.

2. Gejala Psikologi yang ditimbulkan diantaranya:

a) Sulit berkonsentrasi dan mudahlupa.

Kurangnya alirah darah ke otak menyebabkan susah berkonsentrasi,

yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu seperti khawatir, pikiran

kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai

sangat sensitif, merasa tidakberdaya.

b) Sikap mudahtersinggung

Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya hormone esterogen

sehingga wanita akan lebih mudah marah dan tertekan.

c) Kecemasan yangberlebihan

Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya

kekawatiran pada wanita menjelang menopause yang bersifat relatif,

artinya ada orang yang kembali cemas dan dapat kembali tenang,

setelah mendapat semangat atau dukungan dari orang

sekitarnya.Akan tetapi banyak juga wanita mengalami menopause

namun tidak mengalami perubahan yang tidak berarti dalam

kehidupannya.

d) Suasana hati

Keadaan ini yang menunjukkan ketidak tenangan pikiran seperti

mudah marah dan tidak dapat mengontrol emosi.

e) Perilakugelisah

Keadaan diri yang tidak terkendali, seperti gugup, kewaspadaan yang

berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.Reaksi-reaksi biologi yang

25
tidak terkendali.

f) Stres

Ketegangan perasaanyang dapat terjadi dalam lingkungan pekerjaan,

pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga sehingga dapat

menyebabkan gangguan tidur.

g) Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering mengalamikesedihan, karena

beranggapan kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, merasa tua,

kehilangan daya tarik, merasa tertekan karena kehilangan seluruh

perannya sebagai wanita, rasa kesepian, dan harus menghadapi masa

tuanya yang menyebabkan ketakutan yang berlebihan.

Menurut Proverawati tahun 2009 dalam buku “menopause dan

sindrom premenopause”, Perubahan kejiwaan yang dialami

perempuan menjelang menopause dan semua gejala yang

mengganggu itu pada umumnya diiringi suasana hati yang cepat

berganti atau berubah. Perempuan tersebut menjadi sangat sulit,

banyak menuntut, rewel, gelisah dancerewet.

8. Upaya menghadapimenopause

Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi menopause yaitu :

a. Menjaga pola makan yang teratur dengan gizi yang seimbang. Asupan

vitamin dan mineral yang cukup, sangat baik untuk mencegah osteoporosis

dan kulit keriput, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.

b. Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik.

c. Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok atau mengkonsumsi

alkohol.

26
d. Berpikirpositif

e. Berkonsultasi dengan dokter apabila menderita penyakit tertentu, supaya

mendapat pengobatan yang tepat danaman.

B. Kesiapan Menghadapi Menopause

1. Definisi

Kesiapan adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan

yang menguntungkan dalam mempraktikkan sesuatu,dapat juga diartikan

sebagai keadaan siap siaga untuk mereaksikan atau menanggapi sesuatu.

Kesiapan disini diartikan sebagai suatu keadaan ibu untuk mempersiapkan

dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara fisik, psikismaupun

spiritual.

Sindrom menopuase merupakan gejala normal yang dialami oleh wanita

menopause.Gejala ini timbul akibat terjadinya perubahan fisik dan psikis yang

dialami wanita. Namun gejala yang timbul bersifat individual yang berarti

tidak semua wanita mengalami gejala yang sama dan mengalami perubahan

ketika memasuki usia menopause, dan bergantung pada kondisi kesehatan,

daya tahan terhadap stres, asupan makanan dan aktivitas fisik.(12) Menopause

merupakan hal yang normal, sedangkan penerimaannya bisa berbeda-beda di

antara para wanita. Resiko timbulnya keluhan bisa menurun jika

mempersiapkan diri secara fisik maupun psikis sejak jauh-jauh hari

sebelumnya, apabila keluhan tetap ada dengan persiapan diri yang lebih baik

lagi, artinya segala perubahan yang akan dialami dapat lebih diterima dengan

baik.

27
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup akan membantu wanita memahami dan

mempersiapkan dirinya menghadapi masa menopause dengan lebih baik.

Diperlukan persiapan dan pengetahuan yang memadai dalam

mengahadapinya.Pemahaman wanita tentang menopause diharapkan wanita

dapat melakukan upaya pencegahan sedini mungkin untuk siap memasuki

umur menopause tanpa harus mengalami keluhan yang berat.

Berdasarkan penelitian Ismiyati tahun 2010 tentang hubungan tingkat

pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kesiapan, dalam

penelitiannnya menyatakan bahwa pengetahuan diperoleh dari

informasibaik secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman seseorang, fakta

atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi, serta dapat

diperoleh dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis didapatkan bahwa

pengetahuan sangat mempengaruhi kesiapan seseorang dalam menghadapi

menopause, semakin baik dan luas pengetahuan yang di miliki seorang

wanita tentang pengertian menopause, patofisiologi, gejala, dampak, dan

upaya yang dapat dilakukan, maka akan semakin siap pula wanita tersebut

dalam menghadapi masa menopause. Begitu juga sebaliknya, semakin

kurang pengetahuan yang di miliki seorang wanita tentang menopause,

maka akan semakin tidak siap pula wanita tersebut dalam menghadapi

masamenopause.

Berdasarkan hasil penelitian Estiani tahun 2015 tentang hubungan

pendidikan dan pengetahuan wanita premenopause terhadap sikap

28
menghadapi menopause, responden yang memiliki pengetahuan baik, lebih

banyak bersikap positif dalam menghadapi masa menopause, sikap positif

wanita pramenopause yang memiliki pengetahuan baik dapat mengantarkan

wanita pramenopause untuk lebih siap dan menerima adanya perubahan

fisik maupun psikologis dan tidak menganggap bahwa proses penuaan

merupakan hal yang harus dihindari. Menurut penelitian Fitriani tahun 2012

tentang hubungan tingkat pengetahuan dan upaya penanganan ibu dengan

kecemasan dalam menghadapi menopause, kurangnya pengetahuan atau

informasi tentang menopause dapat menyebabkan suatu kecemasan dalam

menghadapimenopause, karena informasi sangat penting bagi ibu untuk

mengetahui tentang perubahan saat menopause maupun tanda-tanda

menjelang.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan, selain itu informasi dan faktor pengalaman akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal. Wanita yang

berpendidikan akan mempunyai pengetahuan kesehatan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian Ismiyati tahun 2010 tentang hubungan tingkat

pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan,menunjukkan bahwa

wanita yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih mudah menyerap

informasi, mengembangkan, serta menerapkan dalam kehidupannya.

Seiring dengan peningkatan pengetahuan tentang menopause, maka akan

meningkatkan kesiapan ibu menghadapi masa menopause.

c. Sosialekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan, dan

29
pendidikan.Wanita yang berasal dari golongan ekonomi rendah cenderung

pasrah dan mampu beradaptasi dengan baik saat mengalami menopause.

Keadaan ekonomi yang baik memungkinkan wanita lebih mudah mendapat

sarana dan fasilitas penunjang, seperti majalah, koran, buku kesehatan, dan

lain sebagainya untuk memperoleh informasi kesehatan dan pengetahuan

tentang menopause.

Berdasarkan penelitian Nurvita tahun 2009 tentang hubungan kesiapan

menghadapi menopause dengan tingkat kecemasan, menyatakan bahwa

kondisi sosial ekonomi seseorang secara tidak langsung akan berpengaruh

pada kesiapannya menghadapi masa menopause. Keadaan ekonomi yang

baik memungkinkan wanita lebih mudah mendapat sarana dan fasilitas

penunjang, seperti majalah, koran, buku kesehatan, dan lain sebagainya

untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang menopause. Selain

itu, kondisi kesehatan seseorang juga dapat mempengaruhi kondisi

psikologis, misalnya pada penderita penyakit kronis. Kondisi tersebut dapat

mempengaruhi kesiapan seorang wanita menjelang menopause, karena di

sana terjadi masaperalihan atau perubahan-perubahan. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang dikutip dari sebuah buku, dimana keadaan sosial ekonomi

mempengaruhi faktor fisik, kesehatan, dan pendidikan.

d. Budaya danlingkungan

Budaya berpengaruh sangat besar terhadap cara wanita menanggapi proses

berhentinya haid. Wanita Indonesia yang mayoritas adalah muslim,

umumnya dapat menerima menopause dengan baik. Masalah yang dihadapi

oleh wanita premenopause adalah dimana tanggapan masyarakat tentang

menopause semakin meningkat baik positif maupun negative.

30
e. Riwayat kesehatan

Kondisi kesehatan seseorang dapat mempengaruhi kondisi psikologis,

misalnya pada penderita penyakit kronis. Hal itu dapat terjadi pada wanita

menjelang menopause, karena di sana terjadi masa peralihan atau

perubahan fisik dan dapat mempengaruhi tingkat kesiapan.

f. Umur

Semakin bertambahnya umur seseorang, pengalamannya akan bertambah

sehingga akan lebih siap dalam menghadapi menopause. Menurut penelitian

Nurvita tahun 2009 tentang hubungan kesiapan menghadapi menopause

dengan tingkat kecemasan, menyatakan bahwa umur seseorang berkaitan

dengan bertambahnya pengalaman, dimana pengalaman tersebut akan

meningkatkan pengetahuan dan kematangan seseorang dalam menghadapi

masalah yang terjadi dalam kehidupan.

3. Kategori Kesiapan

Kesiapan Perempuan menghadapi menopause digolongkan dalam kesiapan

siap dan tidak siap.Kesiapan ini meliputi kesiapan fisik, kesiapan psikis dan

kesiapan spiritual.

a. Kesiapan Fisik

Kesiapan fisik meliputi gaya hidup, olahraga teratur, pola konsumsi alcohol

pola makan dan minum serta pekerjaan sehari-hari yang dapat berdampak

besar bagi kesehatan tubuh

b. Kesiapan psikologi

Kesiapan psikologi ini meliputi keadaan yang membebani pikiran yang

pada akhirnya dapat berdampak pada kesehatan tubuh seperti gelisah,

kecemasan, dan ketakutan, dalam hal ini dapat dilakukan upaya relaksasi,

31
menjaga pola makan sehat dan dukungan keluarga maupun orang terdekat.

c. Kesiapan Spiritual

Keadaan spiritual ini meliputi peningkatan ibadah sesuai kepercayaaan,

rutin mengikuti bimbingan agama, dan mengikuti acara agama yang dapat

meningkatkan kepercayaan diri yang dilakukan untuk mempersiapkan diri.

C. PENELITIAN TERKAIT

Penelitian (Sixtia Kusumawati, 2019) yang berjudul “Hubungan tingkat

pengetahuan dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di desa Berangas

Timur Kab. Barito Kuala”. Hasil penelitian dari penelitian terebut dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan tentang menopause sebagianbesar dalam kategori

cukup sebanyak 53 orang (53%) dan kesiapan dalam menghadapi menopause

sebagian besar Tidak siap sebanyak 60 orang (60%), dengan hasil akhir terdapat

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan

ibu dalam menghadapi menopause Di Desa Berangas Timur dengan nilai 𝜌= 0,003

pada derajat kemaknaan 0,05.

Penelitian (Rahayu Asih Indah, 2018) yang berjudu “Hubungan pengetahuan dan

Kesiapan Ibu dalam menghadapi Menopause di Dusun Krandon Malangan

Sumberagung Moyudan Sleman Yogyakarta”.Hasil penelitian menunjukkan

pengetahuan ibu menopause paling banyak kategori sedang sebanyak 25 (89,9%)

responden. Kesiapan ibu dalam menghadapi menopause paling banyak kategori

sedang sebanyak 33 (56,9%). Ada hubungan pengetahuan dengan kesiapan ibu

dalam menghadapi menopause memiliki keeratan hubungan sebesar 0,359 yang

artinya memiliki keeratan hubungan rendah. Dengan hasil akhir terdapat hubungan

pengetahuan dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di Dusun

32
Krandon Malangan Sumberagung Moyudan SlemanYogyakartadengan harga

koefisien nilai p-value sebesar 0,004 <0,05memiliki keeratan hubungansebesar

0,359 yang artinya memiliki keeratan hubungan rendah.

33
D. Kerangka Teori

Wanita usia Pengetahuan Faktor –faktor yang


diatas 40 tahun tentang mempengaruhi
menopause Pengetahuan

1.Umur
2.Pendidikan
3.Pekerjaan
1. Definisi
4.Sosial
2. Tanda ekonomi
Geajala 5.Riwayat Kesehatan
a.fisik 6.Budaya

b.Psikis

3. Faktor yang
mempengaruhi
Faktor –faktor yang
usiamenopause
mempengaruhiKesia
pan

Kesiapan 1.Pengetahuan
1.Fisik 2.Pendidikan

2.PSikis 3.Sosial ekonomi


3.Spiritual 4.Budaya lingkungan
5.Riwayat Kesehatan
6.Umur

Sumber : (Intan 2018), (Estianti 2015), (Sintania 2014), (Ismiyati 2010), (Nurvita 2009),
dan (Khasanah 2013).
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Pada bab ini dijelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian

dan definisi operasional.

A. Kerangka Konsep Penelitian

kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan

dan membetuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antarvariabel (Nursalam,

2017). Kerangka Konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin di amati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan atau kerangka

konsep merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori

yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu kerangka konsep ini terdiri

dari variabel-variabel serta hubungan variabel satu dengan yang lain.

(Notoatmodjo, 2012).

Dalam kerangka konsep ini mengetahui apakah variabel yang ditentukan dan

diukur memiliki hubungan atau tidak. Variabel yang akan diukur dalam penelitian

ini meliputi variabel independen (independent variabel) yaitu pengetahuan dan

kesiapan perempuan dan variabel dependen (dependent variabel) yaitu menghadapi

menopause. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dan

kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause di Desa Kenali kecamatan

Balalau Kabupaten Lampung Barat tahun 2021


Kerangka Konsep Penelitian

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep

Variable Independen Variable Dependen

Kesiapan perempuan
Pengetahuan Menghadapi
menopause

Karakteristik
perempuan menopause
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Suku
Agama
Keterangan:

: Variable diteliti tetapi tidak dicari hubungannya

: Variable diteliti dan dicari hubungannya

B. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pernyataan penelitian. Hipotesis ini harus dibuktikan kebenarannya(Notoatmodjo

2018),berikut hipotesis dalam penelitian ini:

Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatf (Ha) merupakan hipotesis penelitian yang menyatakan adanya

suatu hubungan dan perbedaan antara dua atau lebih variabel (Nursalam, 2015).

Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis Nol (Ho) merupakan hipotesis penelitian yang menyatakan tidak adanya

suatu hubungan dan perbedaan antara dua atau lebih variabel (Nursalam, 2015).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah, ada hubungan pengetahuan dan kesiapan

perempuan dalam menghadapi menopause di Desa Kenali kecamatan Balalau

Kabupaten Lampung Barat tahun 2021

C. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Definisi operasional adalah variabel operasional yang dilakukan dalam penelitian

berdasarkan karakteristk yang diamati. Definisi operasional ditentukan berdasarkan

parameter ukuran dalam penelitian. Definisi operasional mengungkapkan variabel

dari skala pengukuran dari masing-masing variable tersebut. Adapun rumusan dari

variabel ini adalah (Donsu 2017). Berkut rumusan dari penelitian ini adalah :

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

NO Variable Definisi Alat ukur dan Hasil ukur Skala ukur


operasional cara ukur
Variable Independen
1. Pengetahuan Pemahaman Kuesioner. 0 Ordinal
perubahan fisik Responden diberikan daftar mean < 3.75 dan median <
dan seksual pada
pertanyaan dengan 15 4.00
wanita menopause
pernyataan berbentuk 1
pengisian ceklis. Responden 3.75 dan median > 4.00
memilih satu jawaban dari
pernyataan benar
atau salah
2. Kesiapan Keadaan ibu untuk -Kuesioner. Kuesioner. 0. kesiapan perempuan Ordinal
mempersiapkan Responden diberikan daftar menopause kurang <
dirinya dalam
pertanyaan dengan 10 50%
menghadapi
menopause, baik pernyataan, dengan memilih 1. Kesiapan perempuan
secara fisik, psikis : menopause baik 50 –
maupun spiritual
1. sangat setuju skor 4 100%
2. setuju skor 3
3. tidak setuju skor 2
4. STS skor 1
Data Demografi
3. Usia Jumlah tahun Kuesioner. Responden 0. Usia Early Menopause Interval
yang dihitung mengisi pertanyaan pada < 50
sejak responden
lembar formulir kuesioner 1. Usia Menopause ≥ 50
dilahirkan hingga
ulangtahun
terakhir
NO Variable Definisi Alat ukur dan Hasil ukur Skala ukur
operasional cara ukur
4. Pendidikan Pendidikan Kuesioner. Responden 0. PendidikanRendah Ordinal
formal yang menjawab pertanyaan (tidak sekolah, SD,
pernah dijalani
sesuai dengan pendidikan SMP)
oleh responden
dan dinyatakan terakhir saat mengisi 1. Pendidikan Tinggi
lulus dari kuesioner (SMA, PT)
pendidikan
tersebut dengan
bukti kepemilikan
ijazah
5. Pekerjaan Rutinitas yang Kuesioner. Reponden 0. Tidak bekerja (ibu Nominal
dijalankan oleh menjawab pertanyaan rumah tangga)
responden pada
pekerjaan 1. Bekerja
bidang pekerjaan
tertentu untuk
memenuhi
kebutuhan hidup
6. Suku Suatu golongan Kuesioner. Responden 1. Jawa Nominal
manusia yang menjawab pertanyaan suku 2. Non jawa
anggota-
atau keturunan
anggotanya
mengidentifikasik
an dirinya dengan
sesamanya,ditentu
kan dengan garis
keturunan
7. Agama Keyakinan atau Kuesioner. Responden 1. Islam Nominal
kepercayaan yang menjawab pertanyaan 2. Non islam
dianut oleh
sesuai dengan agama yang
responden
berhubungan dianut
dengan TYE

BAB IV
METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang desain penelitian, populasi dan sampel, tempat

penelitian dan waktu penelitian, etika penelitian, instrument penelitian, tahap

pengambilan data, pengolahan data dan rencana analisa data.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian

analitik korelasional dan menggunakan pendekatan cross-sectional. Penelitian

analitik merupakan survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Dalam penelitian cross-sectional variable

sebab dan resiko (independent variable) atau variable akibat (dependent variable)

yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan atau

dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo,2018).

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan pengetahuan dan kesiapan

perempuan dalam menghadapi menopause di Desa Kenali kecamatan Balalau

Kabupaten Lampung Barat tahun 2021

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2018) mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian ini adalah perempuan dalam menghadapi menopause

sebanyak 126 di Desa Kenali kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat

tahun 2021 (Puskesmas Kenali, 2020)

2. Sampel
Sugiyono (2018) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Notoatmodjo

(2018), sampel penelitian adalah merupakan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah dengan probability sampling yaitu dengan cara sampel

random sampling, mengambil secara acak. Agar karakteristik sampel tidak

menyimpang dari populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel

perlu ditentukan kriteria inklusi maupun eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria

atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat

diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi sendiri merupakan ciri-ciri

anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,2018).

Maka jumlah sampel ditentukan dalam rumus slovin :

Keterangan:
N = Total populasi
n = Jumlah sampel minimal
d2 = derajat kesalahan yang dapat ditolerir (1%)
Jumlah sample yang dibutuhkan berdasarkan rumus diatas adalah :
n= 126
1 + 126(0,01)
n = 126
1,126
n = 80 responden

Dalam penentuan sempel peneliti perlu ditetapkan kriteria inklusi dan eksklusi

agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi. Dalam penelitian ini

sampel yang akan dipilih oleh peneliti dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria Inklusi
Pada penelitian ini kriteria inklusi yaitu:

a. Perempuan yang sudah tidak mengalami haid selama 12 bulan berturut-turut

b. Perempuan yang sudah menopause

c. Mampu membaca dan menulis.

d. Bersedia menjadi responden.

Kriteria Eksklusi

Pada penelitian ini kriteria enklusi yaitu:

a. Perempuan dengan usia subur

b. Tidak mampu membaca dan menulis.

c. Tidak bersedia dan tidak sukarela menjadi responden.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di Desa Kenali Kecamatan Belalau tahun dan waktu

penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember- Februari 2021.

D. Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2018) etika penelitian adalah ilmu atau pengetahuan yang

membahas manusia, terkait dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama

manusia. Kegiatan keilmuan yang berupa penelitian, manusia sebagai pelaku

penelititian dengan manusia yang lain sebagai obyek penelitian juga tidak terlepas

dari etika atau sopan santun.

Menurut Hidayat dalam Sarjono (2015) maka etika yang harus ditaati adalah:

1. Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden sesuai dengan

kriteria inklusi yaitu hubungan pengetahuan dan kesiapan perempuan dalam

menghadapi menopause di Desa Kenali kecamatan Balalau Kabupaten Lampung


Barat dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuannya agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika

menyetujui dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghargai hak klien.

2. Anomity

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

kepada responden yaitu perempuan menopause dengan cara tidak

mencantumkan nama responden perempuan menopause pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode yang diisi sendiri oleh peneliti pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian.

3. Confidentiality

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasian

hasil penelitian. Semua informasi yang didapat peneliti dari responden yaitu

perempuan menopause dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil riset.

E. Instrumen Penelitian

Instrumental adalah semua jenis alat atau instrumental yang akan digunakan untuk

pengumpulan data selama proses penelitian (Fathnur, 2017). Jenis instrumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat yang

digunakan untuk penelitian dalam berbentuk pertanyaan yang sudah terstruktur,

tervalidasi dan reliable yang mampu menjawab tujuan dari penelitian (Fathnur,

2017). Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Kuesioner A
Kuesioner ini merupakan data karakteristik atau demografi responden, yang

terdiri atas, umur, pendidikan, pekerjaan, suku, agama, dan status pernikahan.

Responden memiliki salah satu dari pertanyaan yang ada.

2. Kuesioner B

Kuesioner ini berisi tentang pengetahuan perempuan menopause dalam

menghadapi masa menopause yang terdiri atas 15 pertanyaan berbentuk

pengisian ceklis. Responden memilih satu jawaban dari pernyataan benar atau

salah

3. Kuesioner C

Kuesioner ini digunakan untuk mengidentifikasi kesiapan perempuan menopause

dalam menghadapi masa menopause yang terdiri atas 10 pertanyaan berbentuk

pengisian ceklis. Responden memilih satu jawaban dari pernyataan, dengan

memilih : sangat setuju skor 4, setuju skor 3, tidak setuju skor 2, dan STS skor 1

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur ( Notoatmodjo, 2018 ). Suatu variable ( pertanyaan )

dikatakan valid jika skor variable tersebut mempunyai korelasi yang signifikan

dengan skor totalnya.

Teknik korelasi yang digunakan adalah dengan menggunakan uji korelasi.

Pearson Product Moment :

Keterangan :
R = Koefesien Korelasi
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
n = Jumlah responden

Keputusan uji :

Bila r hitung lebih besar dari r tabel maka artinya variabel dinyatakan valid, tetapi

bila r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel maka nilai variabel tersebut tidak

valid (Sutanto Priyo, 2020). Nilai r tabel dapat dilihat menggunakan lampiran

dengan ditentukan df = n-2. Pada tingkat kemaknaan 5%.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Notoatmodjo (2018), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Pertanyaan dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Repeated Measure atau ukur ulang.

Pertanyaan ditanyakan pada responden berulang pada waktu yang berbeda,

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

b. One shot atau ukur sekali saja.

Pengukurannya hanya sekali saja dan hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain. Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitas

terlebih dahulu. Jika pertanyaan tidak valid maka pertanyaan tersebut

dibuang dan pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid diukur secara bersama-

sama reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah

membandingkan nilai r hasil dengan r tabel dalam uji reliabilitas sebagai


nilai r hasil adalah nilai ‘’Alpha’’( terletak di akhir output ) yaitu jika r

Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan di tempat penelitian dengan prosedur sebagai

berikut :

a. Tahap persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan izin

penelitian dari FIK UMJ yang nantinya akan diajukan keketua RT di wilayah

Desa Kenali kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat tahun 2020. Setelah

surat sudah diberikan oleh FIK UMJ maka peneliti mendatangi pihak RT di

Desa Kenali kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat untuk meminta izin

penelitian dan kerjasamanya untuk kelancaran penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

Mengidentifikasi perempuan menopause sesuai kriteria sempel, lalu peneliti

menjelaskan tujuan penelitian, kerahasian data serta hak responden untuk

menolak ke ikut sertaan bila tidak bersedia. Apabila responden bersedia dan

setuju diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Lalu peneliti

menjelaskan cara pengisian kuesioner dan memberi waktu kepada responden

untuk menjawab pertanyaan serta mendampingi dan memberi arahan kepada

respon bila ada yang tidak dimengerti, sebelum menggumpulkan kuesioner

peneliti mempersilahkan responden untuk memeriksa kembali kuesioner yang

telah diisi apakah sudah terisi sesuai dengan petunjuk.

c. Tahap terminasi

Mengecek kembali lembar kuesioner apakah berjumlah seperti semula atau tidak

dan mengakhiri pertemuan setelah sudah mengumpulkan data.


H. Pengolahan Data
Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam pengolahan data adalah :

1. Editing

Berfungsi meneliti kembali apakah isian lembar kuesioner sudah lengkap.

Editing dilakukan ditempat pengumpulan data, sehingga bila ada kekurangan

bisa langsung dilengkapi.

2. Coding

Usaha mengklasifikasi jawaban atau hasil-hasil yang ada menurut macamnya.

Klasifikasi dilakukan dengan cara menandai masing-masing dengan kode berupa

angka kemudian dimasukan kedalam lembar table kerja guna mempermudah.

Kode yang dimaksud adalah :

a. Pengetahuan

Pengetahuan kurang = 0

Pengetahuan baik =1

b. Kesiapan

Kesiapan kurang = 0

Kesiapan baik =1

c. Menopause

Perempuan belum mengalami usia menopause = 0

Perempuan sudah mengalami usia menopause lebih sama dengan 12 bulan


=1

d. Processing

Memproses data yang dilakukan dengan cara meng-entry data dari format

hasil observasi harian dengan metode komputerisasi


e. Cleaning

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan

atau tidak.

I. Rencana Analisa Data

Untuk mengolah data kuantitatif dapat dilakukan melalui proses statistik.

Pengolahan ini mencangkup tabulasi data dan perhitungan-perhitungan statistik.

Tahap-tahap yang dilakukan adalah :

1. Analisa Univariat

Notoadmodjo dalam Donsu (2019), menjelaskan bahwa analisa univariat

merupakan analisa data yang menganalisis satu variabel, disebut sebagai analisa

univariat karena pengumpulan data awal masih secara acak dan abstrak,

kemudian data diolah menjadi informasi yang informatif. Analisis ini berfungsi

untuk meringkas hasil dari pengukuran menjadi bermanfaat pada penelitian.

Univariat pada penelitian ini dengan distribusi frekuensi, mean, median, modus

dan standar devisiasi.

2. Analisa Bivariat

Bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variable, dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pengetahuan dan kesiapan

perempuan dalam menghadapi menopause, untuk menguji hipotesis ini

menggunakan Uji Chi Square.

Rumus Uji Chi Square :

X2 = ∑

Keterangan:
X2 = Chi Square
O = Data yang didapat

E = data yang diharapkan

Uji hipotesa yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Ha ditolak apabila X2 hitung > X2 tabel dengan nilai value p=0,05

b. Ha diterima X2 hitung < X2 tabel dengan nilai value p=0,05


BAB V
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan
pengetahuan dan kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause di Desa Kenali
Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021” Adapun hasil penelitian
tersebut disajikan dalam bentuk analisa univariat dan bivariat yang dijelaskan dalam
bentuk distribusi frekuensi.

5.1 Analisis Univariat

Analisis univariat mendeskripsikan karakteristik variabel yang terdiri dari

karakteristik responden. Analisa univariat peneliti ini bedasarkan data demografi

dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, pekerjaan, suku, agama,

pengetahuan dan kesiapan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Usia, Pendidikan, Pekerjaan,


suku, agama pada perempuan dalam menghadapi menopause di Desa Kenali
Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021
(n-80)

Karakteristik Kategori Persenan (%)


Usia <50 15,5
≥50 82,5
Pendidikan Rendah 28,8
Tinggi 71,3
Pekerjaan Tidak Bekerja 22,5
Bekerja 77,5
Suku Non Jawa 100
100
Agama Islam

Berdasarkan dari tabel 5.1 didapatkan distribusi responden berdasarkan usia, dimana

responden dengan responden dengan usia sebagain besar berusia 50-55 tahun

sebanyak 66 responden (82.5%) dan usia 40-50 sebanyak 14 responden (15.5%),

pendidikan responden didapatkan lebih dari sebagian besar pendidikan tinggi yaitu

57 responden (71.3%) dan pendidikan rendah sebanyak 23 responden (28.8%).


Pekerjaan responden didapatkan data lebih dari sebagian besar responden bekerja

yaitu 62 (77.5%) dan tidak bekerja yaitu 18 (22.5%), untuk suku didapatkan data

keseluruhan responden bersuku non jawa (100%) dan agama responden keseluruhan

beragama isalam (100%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Bedasarkan Pengetahuan, dan kesiapan perempuan dalam


menghadapi menopause di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2020
(n-80)

Pengetahuan (n=80) (%)


Kurang Baik 18 22.5
Baik 62 77.5
Total 80 100%
Kesiapan (n) (%)
Kesiapan Kurang 26 32.5
Kesiapan Baik 54 67.5
Total 80 100%

Berdasarkan dari tabel 5.2 didapatkan distribusi responden berdasarkan

pengetahuan responden didapatkan data lebih dari sebagian besar responden

berpengetahuan baik yaitu 62 (77.5%) dan pengetahuan kurang baik yaitu 18

responden (22.5%) sedagkan didapatkan data lebih dari sebagian besar responden

mempunyai kesiapan baik yaitu 55 (67.5%) dan kesiapan kurang 26 responden

(32.5%).

5.2 Analisa bivariat


Analisa yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independent pengetahuan dengan kesiapan perempuan dalam

menghadapi menopause yaitu variabel dependen.

Tabel 5.3
Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Perempuan Dalam
Menghadapi Menopause di Desa Kenali Kecamatan Balalau
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021
Kesiapan Total P Value OR CI 95%

Pengetahuan Kurang Baik N %

N % N %

Kurang Baik 17 94.4 1 5.6 18 100 0.000 100.111

(11.814-
Baik 9 14.5 53 85.5 62 100
848.333)

Jumlah 26 32.5 54 67.5 80 100

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan

kurang baik dengan kesiapan menghadapi menopause kurang kesiapan sebanyak 17

responden (94.4%), lebih rendah dengan tingkat pengetahuan responden kategori

baik dengan tingkat kesiapan kurang dalam menghadapi menopause yaitu 9

responden (14.5%). Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa ada

hubungan pengetahuan dengan kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause

di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020, dengan

p-value (0,000) yang berarti < 5% (0,05) dan nilai OR 100.111 dan CI 95% 11.814

- 848.333 yang artinya pengetahuan kurang baik berisiko 100.111 kali perempuan

tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi menopause dan penelitian ini

menunjukan bahwa Ho berhasil ditolak.

BAB VI
PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang dibandingkan dengan teori atau
konsep yang telah diuraikan pada Bab II untuk melihat kesenjangan antara teori dan
hasil penelitian.

6.1 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti mealukan pengambilan data

dilakukan dalam satu waktu dan tidak dilakukan wawancara mendalam untuk

mengali tingkat pengetahuan dan kesiapan responden dalam menghadapi

menopause hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti dalam hal waktu dan lokasi

rumah responden yang jauh satu dengan lainya dan berada di daerah pelosok.

Kemungkinan bias dalam penelitian ini masih ada seperti dimungkinkan karena

ada faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi responden dalam

menjawab pertanyaan dalam kuesioner seperti tingkat pendidikan, usia, sumber

informasi dan pekerjaan responden.

6.2 Analisa Univariat


Analisa univariat menjelaskan tentang distribusi frekuensi dan persentase setiap

variabel. Analisa univariat ini meliputi karakteristik demografi.

6.2.1 Distribusi Frekuensi Usia

Diketahui hasil penelitian bahwa dari 80 responden, karakteristik

responden berdasarkan usia sebagain besar berusia 50-55 tahun

sebanyak 66 responden (82.5%) dan 40-50 sebanyak 14 responden

(15.5%). Umur seseorang juga berpengaruh terhadap kesiapan

seseorang dalam menghadapi menopause. Umur seseorang berkaitan

dengan bertambahnya pengalaman, dimana pengalaman tersebut akan

meningkatkan pengetahuan dan kematangan seseorang dalam

menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan. Keadaan ini

disebabkan karena wanita yang sudah maupun menjelang menopause


mempunyai anggapan bahwa menopause merupakan peristiwa alami

dan akan dialami oleh semua wanita, semakin bertambahnya umur

seseorang, pengalamannya akan bertambah sehingga akan lebih siap

dalam menghadapi menopause .

Berdasarkan penelitian , menyatakan banyaknya jumlah responden

dengan sikap positif menyatakan bahwa sebagian besar wanita usia 40-

50 tahun di Kecamatan Langsa Timur mampu menjalani masa

menopause dengan baik. Adanya hubungan sikap dengan kesiapan

wanita dalam menghadapi menopause di Kecamatan Langsa Timur

Kota Langsa disebabkan karena responden yang siap menghadapi

menopause dengan sikap positif.

6.2.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 80 responden

yang tinggal di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung

Barat didapatkan lebih dari sebagian besar berpendidikan tinggi yaitu

57 responden (71.3%). Tingkat pengetahuan sangat dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan, selain itu informasi dan faktor pengalaman akan

menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.

Semakin tinggi pendidikan, maka akan semakin tinggi daya serapnya

terhadap informasi sehingga informasi-informasi yang didapatkannya

dapat dipahami dengan baik. Sebaliknya semakin rendah tingkat

pendidikan, maka pola pikirnya menjadi rendah sehingga daya

serapnya terhadap informasi juga menjadi kurang .


Berdasarkan hasil penelitian , diperoleh bahwa ada hubungan tingkat

pendidikan terhadap kesiapan menghadapi menopause, yang mana

responden dengan pendidikan tinggi lebih siap menghadapi menopause

yaitu sebanyak 69% dibandingkan wanita dengan tingkat pendidikan

menengah dan rendah.

6.2.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 80 responden yang

tinggal di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat,

didapatkan lebih dari sebagian besar responden bekerja yaitu 62

(77.5%). Pekerjaan yang dijalani oleh seorang wanita premenopause

berhubungan dengan adanya kesempatan ibu untuk bersosialisasi dan

menyerap informasi kesehatan. Wanita yang bekerja, karena

kesibukannya, mereka tidak sempat memikirkan gangguan-gangguan

menjelang menopause. Begitu juga dengan wanita yang tidak bekerja,

dimana pekerjaan rumah tangga cukup membuatnya sibuk, sehingga

mereka juga tidak sempat memikirkan gangguan-gangguan menjelang

menopause .

Berdasarkan hasil penelitian , sebagian besar wanita yang bekerja akan

lebih siap dan mampu menjalani masa menopause dengan baik

dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja atau hanya sebagai ibu

rumah tangga, dikarenakan pada wanita yang bekerja sudah terbiasa

dengan aktivitas fisik dan masalah-masalah yang sering dihadapi dalam

pekerjaan, sehingga ketakutan terhadap menopause lebih berkurang dan

dianggap bukan masalah yang sulit untuk dihadapi


6.2.4 Distribusi Frekuensi Suku

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa 80 responden yang tinggal di

Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat,

didapatkan data seluruh responden bersuku Lampung (100%).

Menopause merupakan peristiwa alami yang terjadi pada setiap wanita.

Peristiwa alami tersebut dipengaruhi konteks budaya yang berbeda dan

persepsi individual. Pada masyarakat pada umumnya, usia dewasa

memiliki penghargaan yang tinggi dibandingkan usia lanjut,

khususnya wanita yang memiliki keyakinan dalam diri bahwa sebagai

wanita sudah merasa tidak sempurna, dengan berakhirnya proses

menstruasi dan merasa tidak subur lagi . Menurut (Lisy, 2016)

penerimaan terhadap peristiwa menopause merupakan hasil dari proses

pengenalan dan penyesuaian diri dengan tradisi dan adat istiadat

budaya di lingkungan. Pandangan budaya dan individual

mempengaruhi persepsi wanita berhubungan dengan proses menopause

dan gejala yang ditimbulkan dari menopause

6.2.5 Distribusi Frekuensi Agama

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa 80 responden yang tinggal di

Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat,

didapatkan data seluruh responden beragama isalam (100%). Sebagian

perempuan memandang menopause sebagai hal yang

alamiah/sunatullah bahkan disyukuri sebagai kenikmatan dari allah

sehingga seseorang akan menghadapinya dengan penuh penerimaan

dan keikhlasan sehingga berbagai gangguan fisiologis yang dialaminya


tidak berdampak pada gangguan psikologis . Menurut , bahwa tingkat

religiusitas yang tinggi dapat membantu perempuan menghadapi

menopause dan menjalani kehidupan paska menopause dengan lancar

karena menurut mereka ibadah shalat dan puasa lebih lancar dibanding

saat masih menstruasi

6.2.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa 80 responden yang tinggal di

Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat,

didapatkan data lebih dari sebagian besar responden mempunyai

tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 62 (77.5%) dan tingkat

pengetahuan kurang baik yaitu 18 (22.5%) terhadap kesiapan

perempuan dalam menghadapi menopause. Pengetahuan merupakan

hasil tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Seseorang dikatakan mempunyai pengetahuan yang luas

tentang menopause, bila didukung oleh banyaknya sumber informasi

yang diperoleh, semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin

tinggi pula tingkat pengetahuannya. Bahwa seseorang yang mempunyai

sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang

lebih luas .

Menurut penelitian , dengan judul hubungan antara pengetahuan

dengan kesiapan dalam menghadapi menopause pada ibu di Desa

Berangas Timur di dapatkan 𝜌 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0,003 yang artinya ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang Menopause

dengan kesiapan dalam menghadapi menopause. Hal ini menunjukkan


bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu tentang menopause maka

semakin Siap dalam menghadapi menopause, dengan pengetahuan

yang baik akan mempengaruhi kesiapan ibu dalam menghadapi

menopause.

6.2.7 Distribusi Frekuensi Kesiapan

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa 80 responden yang tinggal di

Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat,

didapatkan data lebih dari sebagian besar responden mempunyai

tingkat kesiapan kategori baik sebanyak 54 (67.5%) dan tingkat

kesiapan kurang baik yaitu 26 (32.5%) dalam menghadapi menopause.

Kesiapan disini diartikan sebagai suatu keadaan ibu untuk

mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara

fisik, psikologis, maupun spiritual. Seorang wanita yang menjelang

menopause sebaiknya selalu berpikir positif bahwa kondisi tersebut

merupakan sesuatu yang sifatnya alami. Masa perubahan ini akan dapat

dilalui dengan baik, tanpa gangguan yang berarti, jika wanita tersebut

mampu menyesuaikan diri dengan kondisi baru yang muncul .

Menurut (Utami, 2017), ibu yang telah siap dalam menghadapi

menopause umumnya telah mengetahui penyebab, tanda gejala, serta

faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menopause

seperti psikis, informasi, peran keluarga serta sosial budaya. Kesiapan

dalam menghadapi menopause bisa berupa kesiapan fisik, mental, dan

spiritual

6.3 Analisa Bivariat


Analisa bivariat menjelaskan hubungan antara variabel independen

(pengetahuan) terhadap variabel dependen (kesiapan) dalam menghadapi

menopouse.

6.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Perempuan Dalam


Menghadapi Menopause di Desa Kenali Kecamatan Balalau
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2021.
Berdasarkan analisa bivariat diketahui hasil uji chi-square

menunjukkan bahwa ada pengaruh antara hubungan pengetahuan

dengan kesiapan perempuan dalam menghadapi menopause di Desa

Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020,

dengan nilai p-value 0,000 Odds Ratio 100.111 dan Confident

Interval (11.814 - 848.333), artinya pengetahuan yang baik pada

responden memiliki kesiapan yang baik 100.111 kali lipat dibandigkan

dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki erat kaitanya dengan

kesiapan seorang perempuan dalam menghadapi menopause.

Berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa kesiapan seorang

perempuan dalam menghadapi menopause didominasi dengan tingkat

pengetahuan yang baik (77.5%). Hal ini menunjukan bahwa

pengetahuan memiliki korelasi yang penting dalam menunjang

kesiapan seorang perempuan dalam menghadapi fase peralihan

berhentinya menstruasi atau menopause dengan segala tanda gejala

yang akan dihadapi dampak dari penurunan hormone estrogen dan

progesterone.
Menurut Utami (2017) menyatakan bahwa kesiapan adalah suatu

keadaan perempuan untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi

menopause baik secara fisik, psikologis dan spiritual. Kesiapan seorang

perempuan dalam menghadapi masa menopause sangat membantu

dalam menjalani menopause dengan lebih baik. Sejalan dengan

penelitian (Sixtia Kusumawati, 2019) menyampaikan bahwa responden

yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi masa menopause

sebanyak 40% dari 100 responden, sedangkan 60% lainya tidak siap

dalam menghadapi menopause dengan tingkat pengetahuan kurang.

Faktor yang mempengaruhi seorang perempuan dalam menghadapi

kesiapan menghadapi menopause yaitu psikis, peran keluarga,

informasi dan budaya, sedangkan menurut Notoadmojo (2003) faktor

yang mempengaruhi kesiapan perempuan dalam menghadapi

menopause adalah pendidikan, usia, pekerjaan, sosial ekonomi dan

pengetahuan.

Berdasarkan teori Notoadmojo (2010) yang menyatakan bahwa

pengetahuan merupakan hasil dari menganalisa sesuatu melalui

pengindraan manusia baik dari mata, hidung, mulut dan sebagainya.

Pada saat pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi objek. Sejalan

dengan penelitian Srie Wahyuni dkk (2020) menyampaikan bahwa

pengetahuan merupakan faktor yang erat kaitanya dengan perubahan

pola pikir seseorang yang didapat dari berbagai sumber, seorang

perempuan yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi lenih mudah

dalam memahami dan menyerap informasi yang diperoleh


dibandingkan dengan seorang perempuan yang mempunyai

pengetahuan rendah. Selain itu perempuan yang telah memasuki masa

menopause dengan pengetahuan yang mumpuni akan mempunyai

kesiapan yang lebih baik dalam menghadapi masa menopause yang

akan mengalami perubahan sistem reproduksi dan psikologis.

Hasil penelitian sejalan dengan (Atika Ismiati, 2010) menunjukan

bahwa responden yang memiliki pengetahuan kategori baik lebih siap

dalam menghadapi menopause. Hal ini menunjukan bahwa

pengetahuan yang baik akan membantu seorang perempuan memahami

dan mempersiapkan dirinya dalam menjalani masa menopause dengan

lebih baik. Sejalan dengan penelitian Sasrawita (2017) dengan judul

hubungan pengetahuan, sikap tentang menopause dengan kesiapan

menghadapi manopouse di Puskesmas Pekanbaru menunjukan bahwa

40% responden memiliki ketidaksiapan dalam menghadapi menopause

dengan pengetahuan kurang baik. Hasil uji statistik didapatkan p-value

0.011.

Penelitian lain dari Rahayu Asih Indah dan Yuni Purwati (2018)

dengan judul hunungan pengetahuan dengan kesiapan ibu dalam

menghadapi menopause di Dusun Krandon Malangan Sumeragung

Moyudan Sleman Yogyakarta menyampaikan bahwa tingkat

pengetahuan lebih dari Sebagian besar kategori sedang yaitu 89,9% dan

tigkat kesiapan menghadapi menopause kategori sedang sebanyak

56,9%, hasil analisis statistik menunjukan adanya hubungan


pengetahuan dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause

dengan keeratan hubungan sebesar 0.359 dan p-value 0.004.

Kesimpulan peneliti : tingkat pengetahuan perempuan dalam penelitian

ini mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menopause, responden

yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi lebih mudah memahami

informasi dan masalah-masalah yang akan terjadi terhadap kesehatan

dirinya. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang didapatkan seorang

perempuan yang telah memasuki masa menopause akan menambah

wawasan, informasi dan lebih memahami masalah reproduki dan

perubahanya selama menopause, dengan begitu akan lebih mudah

merubah pola berfikir kea rah yang benar. Selain itu pengetahuan

dipengaruhi oleh faktor pendidikan, usia, pekerjaan, lingkungan dan

sosial budaya. Berdasarkan uraian penelitian ini menunjukan bahwa

adanya hubungan yang signifikan antara variabel independent

(pengetahuan) antara variabel dependen (kesiapan), menghidentifikasi

bahwa tingkat pengetahuan merupakan faktor penting yang

mempengaruhi kesiapan seorang perempuan dalam menghadapi

menopause.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

7.1.1 Karakteristik responden perempuan menopause di Desa Kenali Kecamatan

Balalau Kabupaten Lampung Barat, sebagain besar berusia 50-55 tahun

sebanyak 66 responden (82.5%), pendidikan responden didapatkan lebih dari

sebagian besar pendidikan tinggi yaitu 57 responden (71.3%), Pekerjaan

responden didapatkan data lebih dari sebagian besar responden bekerja yaitu

62 (77.5%), untuk suku didapatkan data keseluruhan responden bersuku non

jawa (100%) dan agama responden keseluruhan beragama isalam (100%).

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden didapatkan data

lebih dari sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 62 (77.5%), dan

didapatkan data lebih dari sebagian besar responden mempunyai kesiapan baik

yaitu 55 (67.5%).

7.1.2 Berdasarkan variabel Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Perempuan

Dalam Menghadapi Menopause di Desa Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten

Lampung Barat, diketahui dari 80 responden yang mempunyai pengetahuan

kurang baik dengan kesiapan menghadapi menopause kurang kesiapan

sebanyak 17 responden (94.4%), lebih rendah dengan tingkat pengetahuan

responden kategori baik dengan tingkat kesiapan kurang dalam menghadapi

menopause yaitu 9 responden (14.5%).

7.1.3 Terdapat hubungan yang signifikan antara Hubungan Pengetahuan dengan

Kesiapan Perempuan Dalam Menghadapi Menopause di Desa Kenali

Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat, pada taraf kepercayaan 95%

(α=0,05%), dimana berdasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai p-value

(0,000) yang berarti < 5% (0,05) dan nilai OR 100.111 dan CI 95% 11.814 -

848.333 yang artinya pengetahuan kurang baik berisiko 100.111 kali


perempuan tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi menopause dan

penelitian ini menunjukan bahwa Ho berhasil ditolak.

7.2. SARAN

Dari kesimpulan hasil penelitan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran untuk

pihak-pihak yang mungkin terkait, yakni sebagai berikut.

7.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat memberikan informasi dan pendidikan kesehatan menganai perubahan

fisik dan seksual serta psikologis yang dapat terjadi pada perempuan

menopause, khususnya untuk tenaga kesehatan dalam bidang ilmu

keperawatan maternitas.

7.2.2 Bagi Perempuan Menopause

Diharapkan untuk perempuan menopause dapat mencari informasi sehingga

dapat memahami perubahan fisik, seksual maupun psikologis yang terjadi pada

masa menopuase. Sebaiknya, informasi didapatkan sebelum menopause

terjadi, sehingga saat memasuki usia menopause, perempuan dapat bersikap

lebih positif dalam menghadapi perubahan tersebut.

7.2.3 Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat memberikan pandangan awal tentang penelitian selanjutnya

yang dapat dilakukan. Masih banyak variabel yang berhubungan yang tidak

diteliti dalam penelitian ini. Sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya,

untuk dapat melihat hubungan dari berbagai variabel yang bisa diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, M., Nursanti, I., & Nugroho, N. (2018). Efek “paket harmonis” terhadap
pengelolaan diri perempuan menopause dalam mengatasi perubahan masa
menopouse di kota bogor.
Donsu, Jenita Doli Tine. 2019. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru.

Fathnur, Sani K. (2017). Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental.


Yogyakarta: Deepublish Publisher

Indah, R. (2018). Hubungan pengetahuan dengan kesiapan ibu dalam menghadapi


menopausedi dusun krandon malangan sumberagung moyudan sleman yogyakarta.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Ismiyati, A. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause Dengan


Kesiapan Menghadapi Menopause Pada Ibu Premenopause Di Perumahan Sewon
Asri Yogyakarta Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.

Kusumawati, S. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan dengan kesiapan ibu dalam


menghadapi menopause di desa berangas timur kab. Barito kuala. Jurnal Publikasi
Kebidanan, Vol.10 No.1, 13-20

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (R. ed.) Ed.). Jakarta: Rineka
Cipta.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan (3 Ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatan (3 Ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.

Rizqy, D. (2018). Gambaran kesiapan wanita dalam menghadapi menopause di wilayah


rt 008 rw 009 cilincing jakarta utara tahun 2018 Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Politeknik Kesehatan Jakarta III, Jakarta

Rosyada, A., Pradigno, F., & Aruben, R. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Usia Menopause (Studi di Puskesmas Bangetayu tahun 2015). Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol 4, No 1.

Priyo, S. (2020). Statistik Kesehatan (Ed 1, Cet 9 ed.). Depok: Rajawali Press.

Puskesmas Kenali (2020). Data Perempuan Menopause Berdasarkan dari Puskemas


Kecamatan Kenali Kabupaten Lampung Barat tahun 2020

Purnomo, A. (2016). Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS (1 ed.). Ponorogo
CV Wade Group.

Sasrawita. (2017). Hubungan pengetahuan, sikap tentang menopause dengan kesiapan


menghadapi menopause di puskesmas pekanbaru Journal Endurance, 2(2). doi:
http://doi.org/10.22216/jen.v2i2.1853

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
LAMPIRAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPAN PEREMPUAN DALAM
MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA KENALI KECAMATAN BALALAU
KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2020

Lampiran : Satu berkas


Perihal : Permohonan Pengisian Angket

KepadaYth,
Ibu...............................
Di
Tempat

Dengan Hormat, dalam rangka penulisan proposal yang berjudul “Hubungan

Pengetahuan dengan Kesiapan Perempuan Dalam Menghadapi Menopause Di Desa

Kenali Kecamatan Balalau Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020”, maka saya mohon

dengan hormat kepada Ibu untuk menjawab beberapa pertanyaan angket yang telah

disediakan. Jawaban ibu diharapkan obyektif, artinya diisi apa adanya.

Angket ini bukan tes psikologi dan tidak ada unsur politiknya maka dari itu ibu tidak

perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Artinya semua

jawaban yang ibu berikan adalah benar dan jawaban yang diminta adalah sesuai dengan

kondisi yang ibu rasakan. Oleh karena itu, data dan identitas ibu akan dijamin

kerahasiaannya.

Demikian atas perhatian, bantuan, dan kerja samanya saya ucapkan terimakasih.

Jakarta, 2021

Chika Indah Putri


No Responden

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPAN PEREMPUAN DALAM


MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA KENALI KECAMATAN BALALAU
KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2020

I. Karakteristik Responden
Nama (inisial) :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku :
Agama :
II. Pertanyaan Tentang Variabel Penelitian
A. Pengetahuan perempuan dalam menghadapi menopause
Petunjuk Pengisian :
1. Dibawah ini terdapat 15 pernyataan mengenai perubahan perempuan
menopause.
2. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar, dengan memberi tanda
ceklist (√) pada kolom benar atau salah
3. Setelah selesai mengerjakan diharapkan memastikan kembali semua jawaban telah
terisi.

Benar Salah
No Pernyataan
2 1

1. Usia menopause bervariasi antara usia 45-50 tahun


tetapi dimulai sejak wanita berusia 40 tahun

2. Menopause merupakan tahap atau masa yang di tandai


dengan berhentinya haid selama 12 bulan berturut-turut

3. Usia pertama kali mendapatkan menstruasi tidak


mempengaruhi terjadinya masa menopause

4. Penyebab terjadinya menopause adalah penurunan


kadar hormon estrogen dalam tubuh.
5. Menopause suatu masa kritis dalam hidup wanita karena
terjadi banyak perubahan pada tubuh

6. Menopause ditandai dengan pengeluaran keringat yang


berlebih di malam hari sehingga mengakibatkan susah
tidur

7. Perempuan menopause cenderung sering mengalami


lupa/pikun.

8. Perubahan fisik pada perempuan menopause yang sering


terjadi yaitu berat badan menurun.

9. Tanda perubahan sirkulasi pada perempuan menopause


kecuali, kulit terasa kering, keriput, dan longgar dari
ototnya, wajah dan badan sering terasa panas.

10. Masalah menopause sering terjadi pada saluran kemih (sulit


buang air kecil, sering buang air kecil, buan air kecil
yang tidak terkontrol)

11. Gangguan pada fungsi tulang adalah proses penuaan yang


dapat menguras kalsium, sehingga akan menimbulkan
rasa nyeri ada persendian tulang.

12. Berhentinya haid meningkatkan daya tarik fisik dan seksual


pada perempuan menopouse.

13. Saat berhubungan intim, perempuan menopause cenderung


akan merasakan peningkatan dalam gairah seksual.

14. Saat berhubungan intim, perempuan menopause akan


merasa kurang puas dalam melakukan hubungan
seksual.

15. Perubahan pada alat kelamin seperti menjadi kering pada


perempuan menopause membuat hubungan seksual
terasa sakit dan tidak nyaman.
B. Kesiapan Perempuan dalam Menghadapi Menopause
Petunjuk Pengisian :
1. Dibawah ini terdapat 10 pernyataan mengenai kesiapan perempuan menghadapi
menopause.
2. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling tepat, dengan memberi tanda ceklist
(√) pada kolom sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak
setuju (STS)
3. Setelah selesai mengerjakan diharapkan memastikan kembali semua jawaban
telah terisi.

Pernyataan SS S TS STS
No
4 3 2 1

1 Menurut saya, menopause merupakan bagian


siklus kehidupan wanita sehingga kita
harus mensyukurinya

2 Setiap hari saya mengkonsumsi sayuran


untuk mengurangi keluhan menghadapi
menopause.

3 Saya sudah siap jika sekarang berhenti haid


atau datang bulan.

4 Meskipun buah-buahan dapat mengurangi


gejala fisik sebelum menopause, saya
jarang mengkonsumsinya.

5 Menjelang menopause, berat badan saya


mengalami peningkatan

6 Saya tetap mengerjakan pekerjaan rumah


tangga sendiri, meskipun akhir-akhir ini
saya merasa mudah lelah

7 Saya menganggap menopause itu hal yang


menakutkan

8 Saya merasa cemas menghadapi masa


menopause.

9 Diumur saya yang lebih dari 40 tahun, saya


merasa mudah marah
Pernyataan SS S TS STS
No
4 3 2 1

10 Setiap wanita akan mengalami masa tua,


sehingga saya tidak khawatir jika terjadi
menopause

Anda mungkin juga menyukai