0leh :
Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjan Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Dan
Kebidanan Universitas Megarezky.
0leh :
NIM : 183145105035
UNIVERSITA MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Penelitian dengan judul:
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA
PREMENOPAUSE DENGAN TINGGKAT KECEMASAN DALAM
MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR
Disusun dan diajuakan oleh :
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji
(Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep)
NIDN : 0911128602
Mengetahui,
Ketua Program Studi
SUDIRMAN EFENDI.S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIDN : 09 151186 03
iii
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan upaya dan kerja keras dari penulis untuk mendapatakan
sesuatu yang terbaik, meskipun penulis menyadari bahwa didalamnya masi
banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan serta masih jauh dari apa yang
diharapakan.
iv
1. Bapak Dr. H. Allimuddin, SH., MH., MKn. Selaku Pembina YPI Mega
Rezky Makassar.
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. Selaku Ketua YPI Mega Rezky Makassar.
3. Bapak Prof. dr. H. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku Rektor
Universitas Mega Rezky.
4. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan.
5. Bapak Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi
Program Profesi Ners.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf universitas Megarezky yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan selama
ini.
7. Bapak/Ibu/Staf Puskesmas Bangkala yang telah memberikan izin untuk
melakukan pengambilan data awal.
8. Bapak/ Ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi
responden penilitian ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Angkatan 2018 yang dapat penulis sebutkan satu
persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah diberikan
dukungan, dorongan moral dan berbagai bantuan selama perkuliahan sampe
menyelesaikan pendidikan.
10. Dan taklupa pula saya ucapakan terima kasih buat tuju orang, yang selama ini
temani saya menyusun proposal yaitu : Kim Namjoon, Kim Seok Jin, Min
Yoongi, Jung Hoseok, Prak Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook BTS.
Penulis menyadari Laporan Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penilis harapkan demi
menyempurnakan laporan proposal ini agar menjadi jauh lebih baik lagi.
v
Legayatri Tasyalwi Suat
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
BIODATA PENULIS............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
vi
F. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................36
G. Rencana Analisa Penelitian .....................................................................36
H. Etika Penelitian .......................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
20-30 tahun atau sepertiga lama hidupnya, perempuan dalam keadaan menopause.
Banyak dari ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah
mengalami rasa cemas. Akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan, hal itu
juga dapat menimbulkan kecemasan. Dampak menopause yang sering terjadi di
masyarakat diantaranya kecemasan, takut, cepat marah, ingatannya menurun, sulit
konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, mudah tersinggung, stress bahkan
depresi (Kulsum, 2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas adapun masalah pada penelitian ini
adalah “Apakah ada Hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di Wilaya Kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kota makassar ?.
C. Tujuan Penelitan
1) Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di Wilaya
Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar
2) Tujuan Khususs
a. Untuk mengetahui dukungan keluarga pada wanita premenopause
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada wanita premenopause
c. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga pada wanita
premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa
menopause.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai suatu wadah untuk menghubungkan ilmu yang dimiliki khususnya
bagi peneliti, untuk menambah wawasan atau pengalaman dan memperluas
cakrawala pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dibidang
pendidikan.
2. Manfaat Teoritis
5
7. Manfaat Praktis
a. Bagi IPTEK
Dapat dijadikan dasar untuk mengurangi kemampuan suport sistem
ketidak nyamanan yang berkaitan dengan keluhan masa premenopause
pada wanita
b. Bagi Peneliti
Menambah pemahaman dan pengalaman melalui penelitian sebagai sarana
menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh, terutama tentang
premenopause.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi untuk data dan
pengembangan penelitian selanjutnya terkait premenopuse yaitu
6
TINJAUAN PUSTAKA
4) Fitoestrogen
Fitoestrogen memiliki efek menyerupai estrogen alami yang dapat
menurunkan risiko penyakit pada masa menopause. Sumber
fitoestrogen dapat diperoleh dari beras merah, wijen, biji labu kuning,
buah-buahan seperti stroberi, kismis, anggur, ceri, jeruk, melon,
bengkuang, serta sayuran seperti kacang panjang, buncis, brokoli,
paprika, seledri, daun bawang, bawang putih, bawang bombay, kacang
merah, kecambah, atau kedelai serta olahannya. Isoflavon merupakan
salah satu fitoestrogen yang banyak diteliti.
5) Kalsium
Bagi perempuan tabungan kalsium akan sangat berharga
terutama dimasa premenopause, menopause dan postmenopause. Di
13
c. Aktivitas seksual
melahirkan. Selain itu, perempuan lanjut usia yang memiliki berat badan
lebih juga dapat mengalami kelemahan otot panggul. Senam kegel sangat
baik dilakukan untuk mencegah keluhan pada premenopause, yaitu
inkontinensia urine karena dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengontrol keluarnya urin. Latihan kegel juga dapat meningkatkan
kepuasan seksual pada pria dan perempuan.
d. Teknik relaksasi
Menurut (Proverawati, 2010) relaksasi merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan sendiri untuk mengurangi stress, emosi bahkan dapat
mereduksi berbagai gangguan fisiologis tubuh. Beberapa penelitian
menunjukan teknik relaksasi mempunyai hubungan yang positif secara
psikologis dan kesehatan fisik, tidak hanya memberikan perasaan damai atau
ketenangan di dalam diri individu teknik ini juga dapat menjadi sebuah hobi
yang positif bila dilakukan secara rutin. Melakukan relaksasi pada perempuan
premenopause sangat baik karena dengan ini dapat memberikan persaan
tenang dan terhindar dari rasa panik serta dapat memberikan keuntungan baik
secara fisik dan psikis. Keuntungan yang diperoleh antara lain :
1) Memberikan rasa tenang
2) Memperlancar aliran darah
3) Mengatur nafas
4) Mengurangi pegal akibat meningkatnya tekanan otot di saat stress
5) Mengurangi sakit kepala (migrain), sakit punggung
6) Memberikan kontrol baik ketika marah atau frustasi
7) Memberikan tenaga lebih dalam menghadapi stress
8) Meningkatkan kemampuan konsentrasi
9) Memberikan ketenangan dalam mengambil keputusan.
B. Menopause
1. Pengertian Menopause
Menopause adalah istilah dari bahasa Yunani yang diambil dari kata
menos, yang berarti “bulan” dan pause yang berarti “berhenti”, secara
keseluruhan dapat diartikan sebagai berhentinya siklus datang bulan. Dalam
15
pengertian sehari-hari, kata menopause lebih merujuk pada proses dari pada
momen khusus dalam siklus menstruasi. Secara medis menopause mengacu pada
satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi terakhir (Silalahi, 2016).
Pengertian menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi wanita
ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita
menimbulkan rasa cemas atau risau, namun sebaigan mendatangkan rasa
percaya diri. Menurut WHO menopause adalah berhentinya menstruasi secara
permanen, sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alami
dikenal, bila terjadi amenore selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan
penyebab patofisiologi atau fisiologi. Menopause adalah suatu proses peralihan
dari masa produktif menuju ke masa non produktif secara perlahan, yang
disebabkan kurangnya hormone esterogen maupun progesterone (Suparmi &
Astutik, 2016).
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Kebanyakan menita mengalami menopause pada usia 56 samapi 60 tahun
dengan rata-rata mengalami menopause diusia 51 tahun. Menopause bukanlah
peristiwa yang terjadi mendadak. Menopause merupakan proses yang
berlangsung lama. Artinya, meskipun seorang wanita mengalami henti haid
untuk selamanya pada usia 50 tahun, ia mungkin sudah merasa bahwa siklus
haidnya mulai berubah sejak usia 40 tahun. Menopause alami akan dilalui
seorang perempuan secara bertahap selama beberapa tahun. Umumnya
menopause alami terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau diawal 50 tahun.
Menopause buatan adalah menopause yang terjadi akibat prosedur medis seperti
pembedahan atau penyinaran.Menopause akibat pembedahan terjadi akibat
histerektomi dan oforektomi bilateral. Pengangkatan ovarium dilakukan sebagai
tindakan preventif terhadap karsinoma ovarium (Kumolontang, Kundre, &
Hamel, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) menopause di artikan
sebagai tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut yang
diakibatkan ovarium secara progresif telah gagal dalam memproduksi hormone
estrogen, folikel dalam ovarium menagalami penurunan aktivitas yang dapat
16
ovarium semakin tua tidak dapat merespons FSH dan LH sebagaimana yang
seharusnya, sehingga menyebabkan estrogen dan progesterone yang di produksi
semakin berkurang. Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak dapat
menghasilkan hormon estrogen dan progesterone dalam jumlah yang cukup
untuk bisa mempertahankan siklus menstruasi (Brown, P & Spencer, R. F,
2007).
4. Hormon yang mempengaruhi menopause
Menurut (Khofifah dkk, 2017) menstruasi berhenti karena kedua indung
telur (ovarium) tidak memproduksi hormon estrogen lagi. Di antara ketiga
hormon yang diproduksi kedua indung telur (estrogen, progesterone, dan
testosterone), hormon estrogenlah yang mempegaruhi secara langsung
perubahan emosi, fisik, dan organ reproduksi. Jadi, ada tiga hormone penting
bagi wanita yang diproduksi oleh indung telur, yaitu estrogen, progesterone, dan
testosterone.
a. Estrogen
Hormon estrogen berfungsi mengontrol perkembangan seksual
wanita dan fungsi organ seks beserta ciri seks sekunder. Produksi hormon
estrogen akan meningkat saat masa puber. Peningkatan ini yang
menyebabkan terjadinya perubahan fisik pada tubuh wanita seperti payudara
akan mulai membesar dan bentuk pinggul yang mulai membesar juga.
Selain perubahan fisik, perkembangan intelektual dan emosi juga terjadi
pada fase ini. Hormon estrogen inilah yang paling berpengaruh dalam
kehidupan seks yang sehat.
Hormon iniilah yang menyebabkan vagina menjadi lembab saat
melakukan hubungan seksual. Pada masa menopause, tingkat hormon
estrogen menurun yang menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih tipis
dan mongering. Lubrikasi oleh hormon estrogen untuk aktivitas seksual
menurun.
b. Progesterone
18
2) Uterus (Rahim)
Uterus mengecil disebabkan karena atrofi endometrium juga
disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat
interstisal.
3) Vagina
Terjadinya atrofi pada epitel vagina hingga hanya tinggal lapisan
sel basal, vagina menjadi kering, dan hal ini yang menyebabkan rasa
sakit ketika berhubungan seksual.
4) Serviks
Serviks (mulut rahim) mengkerut terselubung dinding vagina,
saluran memendek dan menyempit.
5) Dasar Panggul
Kekuatan serta elastisitas dasar panggul berkurang karena atrofi
dan lemahnya daya sokong.
6) Perenium dan Anus
Lemak subcutan menghilang, atrofi, dan otot sekitarnya
menghilang sehingga menyebabkan tonus spinkter melemah dan
menghilang.
7) Kelenjar Payudara
Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang,
sehingga payudara menjadi mengendor dan mendatar. Disaat wanita
memasuki menopause, turunnya kadar esterogen ini akan
menyebabkan bentuk payudara yang kurang menarik lagi.
8) Kandung Kencing
Aktivitas kendali spinkter dandestrussor menghilang sehingga
menyebabkan sering kencing tanpa disadari.
20
b. Perubahan hormone
Hormon berperan dalam mengendalikan pertumbuhan,
perkembangan ciri-ciri seksual dan penyimpanan energi serta
mengendalikan volume cairan, kadar air, dan gula dalam darah. Hormon
mempunyai peranan penting bagi kesehatan tubuh terutama pada laki-laki
dan perempuan. Laki-laki yang kekurangan hormon testoteron dapat
berakibat terjadinya disfungsi ereksi, sedangkan pada wanita ketika ada
peningkatan sinyal hormon dari pituitari ke ovarium membantu dalam
produksi hormon progesterone dan estrogen yang dapat meningkatkan
terjadinya kehamilan, premenstrual syndrome (PMS) perimenopause
syndrome, siklus menstruasi yang kadang tidak teratur, dan lain sebagainya.
Kadar hormon akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.
Hormon estrogen terdiri dari tiga jenis yaitu estradiol, estron, dan
estriol. Estradiol, estron, dan estriol memiliki fungsi yang sama yaitu
menjaga kesehatan jantung, tulang, kehalusan kulit, serta kelembapan
vagina. Pada masa remaja, ketika sudah mengalami menstruasi dan ovarium
sudah aktif, produksi estradiol menjadi meningkat dua belas kali lebih tinggi
dibandingkan ketika masa kanak-kanak. Setelah wanita mendekati masa
menopause produksi estradiol mulai menurun dan pada masa menopause
akan berhenti.
Selain itu, kadar hormon tiroid berpengaruh pada kadar hormone
estrogen dalam tubuh. Wanita yang memiliki kadar hormon tiroid terlalu
banyak maka metabolisme estrogen akan semakin cepat sehingga terjadinya
penurunan estrogen bebas dalam sirkulasi darah. Sebaliknya jika seorang
wanita memiliki kadar hormon tiroid yang rendah, kadar estrogen dalam
darah akan meningkat. Terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar hormon
tiroid dapat berpengaruh pada penurunan tingkat ovulasi. Keluhan yang
dapat dialami ketika masa menopause dapat diakibatkan oleh abnormal
produksi hormon tiroid.
21
c. Perubahan fisik
1) Berat Badan Bertambah
Sebagian besar wanita mengalami pertambahan berat badan, hal
ini diduga ada hubungannya dengan gangguan pertukaran zat dasar
metabolik lemak dan turunnya kadar hormon estrogen dalam darah
menyebabkan lemak yang biasa digunakan untuk membentuk pantat
dan paha menjadi berkurang dan hilang. Akibatnya lemak akan
menumpuk di perut dan pinggul.
2) Perut Kembung
Wanita biasanya mengalami perut kembung sebelum periode
menstruasi disebabkan karena retensi gas dan cairan, dapat juga
disebabkan oleh terapi hormon pengganti atau yang disebut terapu
sulih hormon.
3) Mudah Lelah
Kondisi ini disebabkan karena berat badan yang berlebih atau
karena menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot
persendian, dan kelelahan yang terjadi setelah makan merupakan
kondisi terkait dengan fluktasi hormon.
4) Insomnia dan Gangguan Tidur
Gejala menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh,
sehingga dapat menyebabkan insomnia maupun gangguan tidur.
22
5) Kerontokan Rambut
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-laki karena
pengaruh usia dan stress tetapi juga dapat terjadi pada perempuan
menopause.
6) Pusing
Kondisi ini bisa terjadi dari tekanan darah rendah, fluktuasi
kadar gula darah, dan hipoglikemia yang semuanya merupakan
gejala menopause.
8. Tahap-tahap menopause
Menurut Mulyani (2013), fase klimakterium ada 4, yaitu :
a. Pramenopause
Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan
perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif
banyak serta kadang-kadang disertai nyeri haid.
b. Perimenopause
Fase peralihan antara masa pramenopause dan pasca menopause
yang ditandai dengan siklus menstruasi menjadi lebih panjang.
c. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir yang diakibatkan
menurunnya fungsi hormone esterogen dalam tubuh.
d. Postmenopause
Pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya
keadaan fisik dan psikologisnya sudah stabil karena sudah dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan hormonalnya.
9. Hormone yang berperan dalam menopause
Hormon merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan dalam
system peredaran darah yang akan mempengaruhi organ yang ada di seluruh
tubuh. Hipotalamus akan mengontrol menstruasi dengan mensekresikan
26
b. Cemas
Seorang perempuan lebih cenderung mengalami kecemasan
dalam hidupnya, maka bisa di perkirakan bahwa dirinya akan
mengalami menopause lebih dini. Sebaliknya, apabila seorang wanita
yang lebih santai dan rileks dalam menjalani hidup biasanya masa-
masa menopausenya akan lebih lambat.
c. Usia pada saat pertama haid (menarche)
Wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau
17 tahun akan mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita
yang menstruasi lebih dini seringkali akan mengalami menopause
sampai pada usia mencapai 50 tahun.
d. Usia Melahirkan
Ketika seorang wanita yang masih melahirkan diatas usia 40
tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Hal
ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat
sistem kerja organ reproduksi bahkan memperlambat sistem penuaan
tubuh.
e. Merokok
29
Menurut Mulyani (2013) dan Fox-Spencer & Brown (2007) banyak wanita
melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis untuk
menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi, perubahan kadar hormon,
khususnya hormon estrogen dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi di
kemudian hari. Komplikasi yang dapat terjadi pada wanita usia menopause
menurut diantaranya:
a. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit serius yang berpotensi terjadi di mana
kepadatan tulang menjadi berkurang sehingga menyebabkan tulang menjadi
lemah dan mudah patah. Faktor risiko osteoporosis yang paling penting pada
wanita adalah menopause dan hal ini secara langsung berkaitan dengan
penurunan kadar estrogen yang terjadi pada saat menopause. Hormon
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membantu mengontrol regenerasi
tulang. Pada masa menopause, produksi hormon estrogen menurun sehingga
menyebabkan tulang menjadi mudah keropos.
b. Penyakit Kardiovaskuler
Risiko wanita terkena penyakit kardiovaskuler mulai meningkat secara
signifikan setelah mengalami menopause. Hal ini dikarenakan penurunan
kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang
mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir ke jantung tidak bergerak
dengan baik. Selain itu terjadi peningkatan kadar LDL (kolesterol jahat)
sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
c. Penyakit Kanker
Pada usia menopause, risiko terkena kanker menjadi meningkat. Hal
ini disebabkan turunnya beberapa fungsi organ tubuh dan beberapa hormon
lainnya sehingga menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit kanker
payudara, kanker serviks, maupun kanker endometrium.
d. Obesitas
Menopause sering kali dijadikan sebagai penyebab peningkatan berat
badan, hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk
31
plester (patch), implan, semprot hidung, cincin vagina, gel, dan krim atau
tablet vaginal.
b. Terapi Non-hormonal
Rasa kurang nyaman dalam menghadapi menopause akan semakin
terasa berat bila wanita dalam kondisi takut atau cemas. Terdapat beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk membantu wanita lebih siap dalam
menghadapi masa menopause, diantaranya:
1) Teknik Relaksasi
Relaksasi seperti meditasi dan yoga merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres, kekalutan emosi, dan
mengurangi berbagai gangguan fisiologi dalam tubuh. Melakukan
relaksasi sangat menguntungkan terutama bagi wanita yang mengalami
sindrom menopause karena dapat memberikan rasa tenang dan terhindar
dari rasa panik.
2) Menjaga pola makan
Pola makan yang dianjurkan untuk wanita yang mendekati usia
tengah baya diantaranya adalah menghindari makanan berlemak,
mengurangi asupan garam untuk mengurangi kemungkinan tekanan darah
tinggi, serta meningkatkan asupan serat yang akan melindungi dari
berbagai penyakit seperti diabetes dan kanker.
3) Olahraga teratur
Olah raga ringan seperti bersepeda, berenang, atau berlari dapat
menjaga jantung tetap sehat sehingga menurunkan risiko terkena penyakit
kardiovaskular, selain itu olah raga juga dapat membantu mempertahankan
bahkan meningkatkan massa tulang sehingga dapat mencegah
osteoporosis.
C. Tinjaun Umum Tentang Dukungan Keluarga
1. Pengertian Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat yang mampu membuat
penerima dukungan akan merasa di sayang, dihargai dan tentram. Dukungan
33
ini merupakan sikap atau tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita
yang sakit. Menurut Effendi, 2008 dalam (Luthfiyaningtyas, 2016).
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
akan selalu siap memberi pertolongan dan bantuan yang di perlukan.
Dukungan keluarga yang di terima salah satu anggota keluarga dari dari
anggota keluarga yang lainnya dalam rangka menjalangkan fungsi-fungsi yang
terdapat dalam sebuah keluarga.
2. Jenis- jenis dukungan keluarga
a. Dukungan instrumental
Keluarga meruapakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.
Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan keluarga
kepada anggota keluarga lain yang ditunjukan dalam bentuk pemberian
dana,tenaga dan fasilitas bagi anggota keluarga. Dukungan keluarga .
dukungan instrumental termasuk dalam pemenuhan fungsi ekonomi dan
fungsi pemenuhan kesehatan keluarga.
b. Dukungan informatif
Keluarga berfungsi sebuah kolektor dan diseminator (penyebar
informasi). Dukungan informatif merupakan suatu dukungan yang
diberiakan oleh keluarga kepada anggota keluarga yang lain dalam hal
pemberian saran dan sugesti untuk menyelesaikan suatu masalah. Manfaat
dari dukungan informasi adalah menekan munculnya stressor karena
informasi yang diberiakan dapat menyubang sugesti positif pada individu.
Aspek – aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran,
pertunjuk, dan pemberian informasi.
c. Dukungan Penghargaan
e. Sikap
Bila keluarga mempunyai sikap yang positif terhadap wanita pre
menopause maka, akan dapat melakukan pendampingan dengan baik.
f. Umur
Umur merupakan salah satu salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Semakin tinggi umur semakin bertambah pula ilmu atau
pengetahuan seseorang.
g. Pengetahuan
Bila keluarga mempunyai pengetahuan dengan baik maka akan
dapat mengindra suatu keadaan dimana kehadiran sangat sangat diperlukan
dalam pendampingan pada wanita pre menopause dalam menghadapi masa
menopause.
h. Pendidikan
Tingkat pendidikakan akan mempengaruhi wawasan dan
pengetahuan keluarga pada wanita pre menopause.
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,
2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan
adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan,
apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang
dalam kehidupannya.
Salah satu gejala yang dialami oleh semua orang dalam hidup adalah
kecemasan. Kecemasan adalah ke khawatiran yang tidak jelas dan
menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik kecemasa berbeda
dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart.
2013).
Cemas adalah emosi dan merupakan pengalam subjektif individual
yang di komunikasikan secara interpersonal, mempunyai kekuatan tersendiri
dan sulit untuk di observasi secara langsung (Nursalam. 2017).
2. Aspek – aspek kecemasan
38
3. Tanda-tanda cemas.
Menurut Stuart dan Stundeen (2003) dalam Priyoto (2015), efek
terhadap respons cemas dapat di ketahui dari hal-hal berikut :
e. Fisiologis
Muncul dalam keadaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare,
sering kencing, nadi cepat, tensi meningkat, ketegangan otot, sukar
39
5. Tingkat Kecemasan
Menurut Carpenito, (2013), tingkat kecemasan terbagi atas:
a. Kecemasan ringan
Waspada, persepsi dan perhatian meningkat, gerakan mata,
ketajaman pendengaran bertambah, kesadaran meningkat, mampu mengatasi
situasi bermasalah.
b. Kecemasan sedang
Berfokus pada dirinya, menurunnya perhatian terhadap lingkungan,
persepsi menyempit, secara elektif dapat mengarahkan perhatian, sedikit
41
b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering
dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi
sering juga dihinggapi depresi.
c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution
(delusi yang dikejar-kejar).
d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak
berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan
jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
1. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan
Zakiah Daradjat dan Kholil Lur Rochman, (2010). mengemukakan
beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas didalam pikiran
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula
menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat
dalam bentuk yang umum.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.
2. Jenis Jenis Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan
didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan
dari luar (Pedak Mustamir, 2009) membagi kecemasan menjadi tiga jenis
kecemasan yaitu :
a. Kecemasan Rasional
Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang
mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini
43
1. Premenopause
2. Menopause
3. Pascamenopause
45
Masalah
1. Kecemasan
ringan Perubahan psikologi yang terjadi
2. Kecemasan saat menopause
sedang 1. Kecemasan
3. Kecemasan 2. Stres yang berkepanjangan
berat/panik 3. Emosional
Faktor yang
mempengaruhi
kecemasan
1. Dukungan
emosional
2. Dukungan
instrumental
3. Dukungan
informatif
4. Dukungan
G. Kerangka konsep
penilaian
Konsep adalah abstrak dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan, dan
5. Dukungan
membentuk suatu teori yang keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti
maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2017).
Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat, peneliti kemudian membuat
kerangka penelitian yang akan dilakukan jelas, dan tidak keluar dari tema
penelitian. Untuk itu yang menjadi variabel independen (bebas) yaitu hubunga
46
dukungan keluarga dan yang menjadi variabel dependen yaitu kecemasan pada
wanita premenopause.
Berdasarkan kerangka konsep dalam penelitian digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Tingkat
Dukungan keluarga
kecemasan
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel Dependen
46
H. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas, variabel
yang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi atau
nilai yang lain. Menurut Tritjahjo Danny Soesilo, variabel Independen
merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (Surahman, 2018). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga pada wanita
menopause.
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara struktur
berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya peru bahan
variabel lainnya. Variabel tak bebas ini menjadi primaryinterest to the
researcher atau persoalan pokok bagi si peneliti, yang selanjutnya menjadi objek
penelitian (Hardani.ddk, 2017) Variabel dependen pada penelitian ini adalah
tingkat kecemasan wanita premenopause.
I. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Berdasarkan
kerangka konsep di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis alternatif (Ha)
Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pada wanita premenopause
2. Hipotesis (H0)
Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pada wanita premenopause.
47
BAB III
METODE PENILITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik deskriptif
bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga, tingkat kecemasan dan
hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi
masa manopause di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota
Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross
Sectional dengan melakukan pengukuran pada saat yang bersamaan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu
yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perempuan
yang berusia 40-49 tahun di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09
Kota Makassar, yang berjumlah 78 jiwa.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan satuan unit yang kita ambil dari
populasi studi dimana pengambilan data atau pengukuran data (Sri, 2019).
Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah wanita yang akan
memasuki masa menopause yang bertempat tinggal Wilayah kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar.
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = presisi 5%
Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah
sampel penelitian adalah
N
n=
N . d 2+1
78
n=
78.5 % 2+1
78
=
78.0,0025+ 1
78
1) = =65 jiwa
1,195
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan
kriteria spsesifik yang telah ditetepkan oleh peneliti. Teknik purposive
sampling adalah salah satu teknik dalam mengambil sampel dengan
tidak berdasarkan random, daerah atau sastra melainkan berdasarkan
atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu
(Muafira,2018).
4. Kriteria Inklusi Dan Eklusif
a) Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
a. Wanita yang berusia 40-49 tahun yang belum
mengalami menopause.
b. Bertempat tinggal di Kelurahan Bangkala
c. Bersedia menjadi responden
b) Adapun kriteria ekslusif Responden
a. Tidak bisa membaca dan menulis
b. Tidak mengikuti proses penelitian sampai selesai
49
C. Definisi Oprasional
yaitu Selalu, Sering, Jarang , dan Tidak Pernah dalam bentuk pernyataan
positif dan negatif. Untuk pernyataan yang bersifat negative adalah pada
dukungan emosional nomor 3 dan 6, dukungan penghargaan nomor.1,
dukungan instrumental nomor 3 dan dukungan informatif nomor 3. Adapun
pemberian nilainya favorable yaitu jika Selalu memperoleh skor 1, Sering
memperoleh skor 2, Jarang memperoleh skor 3, Tidak Perna memperoleh skor
4. Untuk pernyataan unfavorable pemberian nilainya yaitu Selalu memperoleh
skor 4, Sering memperoleh skor 3, Jarang memperoleh skor 2, Tidak Pernah
memperoleh skor 1.
Menentukan kategori menggunakan rumus Azwar (2012) sebagai
berikut :
Keterangan :
Minimum : 36
Maksimum : 68
𝜇 : mean teoritis = 52,88
𝜎 : besar satuan standar deviasi untuk kategori = 7,516
× : nilai scoring (Azwar, 2012) Atau
× < (𝜇 − 𝜎) = kurang
(𝜇 − 𝜎 ) ≤ × < (𝜇 + 𝜎) = cukup
(𝜇 + 𝜎 ) ≤ × = baik Atau
× < (52,88 − 7,516 ) = kurang
(52,88 − 7,616 ) ≤ × < (52,88 + 7,516)= cukup
(52,88 + 7,516 ) ≤ × = baik
Setelah ditetapkan kriteria seperti diatas maka responden mendapat skor:
< 45 = kurang
45 – 60 = cukup
> 60 = baik
pernyataan positif terdiri dari 16 pernyataan. Kuesioner ini terdiri dari 2 pilihan
jawaban yang dimana untuk pernyataan negatif jika responden menjawab Ya=0
dan jika menjawab tidak=1. Sedangkan jawaban untuk pernyataan positif jika
responden menjawab Ya=1 dan jika menjawab tidak=0.
Hasil uji reliabilitas pada kuesioner dukungan keluarga pada wanita dalam
menghadapi menopause adalah sebesar 0,9453. Sedangka hasil uji reliabilitas pada
kuesioner tingkatat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause adalah sebesar
0,8020. Hasil uji reliabilitas > 0,7 sehingan kuesioner dinyatakan reliabel.
E. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden berdasarkan
kuesioner yang diberikan kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain
badan/intansi yang secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu: data jumlah penduduk wanita di
wilayah kerja Puskesmas Bangkala RW 09 dari Pusat Informasi Kantor
Kelurahan Bangkala Kota Makassar
F. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09
Kota Makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Agustus 2022.
G. Rencana Analisa penelitian
Analisis data diartikan pengupayaan data yang ada dan diolah dalam
bentuk statistik untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam
penelitian (Sujarweni, 2014). Analisa data hasil penelitian dilakukan
dengan menggunakan SPSS versi 22.0 salah satu software yang dapat
digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan, dan analisis data
secara statistik (Sujarweni, 2014). Sumber data pada penelitian terdiri dari 2
sumber yaitu:
1. Analisis Data
a) Analisa Univariat
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa
univariate atau biasa juga di sebut analisis deskriptif untuk
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW
09 Kecamatan Manggala Kota Makassar pada 09 Agustus sampai dengan 08
September 2022 dengan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 65
responden yang merupakan wanita premenopause. Dengan mengunakan
rancangan penelitian analitik deskriptif dimana responden akan minta untuk
mengisi kuesioner tentang dukungan keluarga dan tingkat kecemasan. Hasil
penelitian ini di sajikan secara berurutan yaitu dengan analisis univariat dan
bivariat, selanjutnya dilakukan pembahasan tehadap hasil penelitian.
1. Karakteristik Responden
Adapun karakteristik sampel penelitian berdasarkan usia, siklus haid,
status responden, usia ketika menikah, usia pertama kali melahirkan,
usia terakhir kali melahirkan, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah
anak dan status tempat tingal.
a. Usia
Tabel 4.1. karakteristik responden berdasarkan usia pada wanita
yang menghadapai menopause di Wilaya Kerja Pusekesmas
Bangkala RW 09 Kota Makassar.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Wanita
Premenopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW
09
USIA Frequenc Percent Valid Cumulative
RESPONDEN y Percent Percent
40-45 38 58,5 58,5 58,5
2. Siklus haid
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Siklus Haid Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala
SIKLUS HAID Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
2. Analisis Univariat
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap 2 variabel, yang diduga
berhubungan, dalam hal ini variabel independen (dukungan keluarga)
dengan variabel dependen (tingkat kecemasan). Adapun hasil Analisi
bivariat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Chi Square
dengan tingkat kemknaan p = 0,05 dapat dilihat dalam uraian di bawa ini.
Berdasarkan tabel 4.12. uji statistik dengan menggunakan uji chi – square
di peroleh nilia p-value = 0,000 lebih kecil dari nilai ά = 0,05. Hasil tersebut
memberikan makna bahwa hipotesis 0 di tolak yang berarti bahwa ada hubungan
dukungan keluarga pada wanita premenopause dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi masa menopause.
C. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden.
Dari hasil karakteristik responden pada usia wanita premenopause yang
paling banyak adalah 40 – 45 tahun dengan responden sebanyak 38 atau (58,5%)
dan untuk responden yang berusiah 46 – 49 tahun sebanyak 27 responden atau
(41,5%). Sesuai Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita dengan usia
40-45 tidak berpengaruh terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause. Hal
ini sependapat oleh Mulyani (2016), bahwa premenopause adalah Fase terjadi pada usia
40 tahun dan dimulainya fase klimakterium.
Data karakteristik responden wanita premenopause yang mengalami sklus haid
teratur sebanyak 36 responden (55,4%) dan wanita yang mengalami siklus haid tidak
terartur sebanyak 27 responden (41,5%) hal ini menujukan bahwa wanita yang berusia
40 -45 tidak semua wanita premenopause yang mengalami siklus haid yang tidak teratur
atau mengalami fase klimaterimum. sedangkan menurut Mulyani (2016), bahwa Fase
klimaterium ini timbul ditandai dengan siklus menstruasi menjadi tidak teratur,
perdarahan menstruasi memanjang, jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak, dan
adanya rasa nyeri saat menstruasi. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak
menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Premenopause Menghadapi
Kecemasan Menopause Di wilaya kerja puskesama bangakal RW 09, Responden
terbanyak berdasarkan pekerjaan adalah responden yang bekerjaan sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 38 responden (58,5%).
Hasil penelitian menunjukkan wanita bekerja atau tidak bekerja akan meghadapi
menopause, ibu rumah tangga memiliki kesibukan dengan urusan rumah tangga sehingga
63
psikologis pada masa sulit dan menekan, membantu individu agar tetap waras
serta membantu individu cepat pulih dari sakit.
Sarason dkk. (Aziz & Noviekayati, 2016) mengatakan bahwa pemberian
bantuan tingkah laku atau materi melalui hubungan sosial yang akrab atau hanya
disimpulkan dari keberadaan mereka yang membuat seseorang merasa
diperhatikan, bernilai dan dicintai. Dukungan penghargaan adalah salah satu bukti
keluarga atau orang lain menyayangi individu. Wanita menjelang masa
menopause membutuhkan dukungan penghargaan karena akan memasuki dunia
baru yang memiliki banyak tantangan.
Berdasarkan hal tersebut, ada sekitar 87.7% faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kecemasan pada wanita premenopause. Menurut Supriani dan
Trisnawati (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi masa
menopause tidak hanya dukungan suami melainkan pengetahuan wanita mengenai
menopause, sikap yang dilakukan atau cara pandang wanita mengenai menopause,
kondisi ekonomi dan gaya hidup wanita juga turut mempengaruhi kecemasan
menjelang masa menopause.
Pada hasil deskripsi data penelitian (tabel 11 dan 12) dapat dilihat bahwa
dukungan dukungan keluarga memiliki kecenderungan kategori pada posisi tinggi
yaitu sebesar 81,1%. Hasil deskripsi data penelitian tingakat kecemasan pada
wanita premenopause memperlihatkan kecenderungan berada pada kategori
rendah yaitu sebesar 33,8%. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian bahwa
semakin tinggi dukungan dukungan keluarga yang dimiliki seorang wanita maka
semakin rendah pula kecemasan yang dirasakan menjelang masa menopause
Menurut Jannah (Putri, Asih & Hidayat, 2017) seorang wanita yang
memasuki masa menopause membutuhkan dukungan dari orang yang dicintai
seperti dukungan dari suami. Dukungan keluarga sangat penting karena
menentukan bahkan dapat menurunkan tingakt kecemasan pada wanita
premenopause. Suami yang tidak banyak menuntut kepada istri untuk tampil
dengan kesempurnaan fisik dan dapat meyakinkan baik dalam perkataan maupun
tindakan dapat membantu menghilangkan kecemasan ketika datang masa
menopause.
Berdasarkan hasil analisis korelasi antara aspek-aspek dukungan keluarga
66
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2018). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,34
Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/20%0A18/11/05/1485/agustus-
2017--%0Atingkatpengangguran-terbuka--tpt--%0Asebesar-5-34-
persen.html
Hanifah, I., Hidayati, T., & Yuliana, W. (2021). Pengaruh Penyuluhan Tentang
Menopause Terhadap Kecemasan Seks Masa Menopause Pada Komunitas
Muslimatan. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery),
7(2), 91–96. https://doi.org/10.33023/jikeb.v7i2.824
Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan mental (Rohmad (ed.)). STAIN Press
dan kerjasama dengan Fajar Media Press Bibliografi.
Lampiran I
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Bapak/Ibu
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky :
Nama : Legayatri Tasyalwi Suat
Nim : 183145105035
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingkat
Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopasue Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar”.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi responden.
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Bapak/Ibu
menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan menandatangani
lembar persetujuan dan menjadi responden yang akan diteliti.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden saya
ucapkan terimakasih.
Makassar 2022
Penelitian
74
(LegayatriTasyalwi Suat)
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Nama :
Alamat :
Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya siap berpartisipasi dalam penelitian ini.
Makassar, 2022
Responden
( )
75
a. Dukungan Emosional
b. Dukungan penghargaan
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan Informatif
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
Perna
1. Keluarga memberikan solusi yang baik terhadap
kenaikan berat badan yang saya alami
2. Saya merasa senang jika berkumpul bersama
keluarga
3. Keluarga tidak memberikan pujian, saat saya
berhasil melakukan sesuatu
77
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya merasakan banyak keringat berlebih walaupun tidak
beraktivitas
2 Rasa panas pada wajah saya akhir-akhir ini berpengaruh banyak
pada penampilan saya
3 Saya sering mudah kelelahan belakangan ini
4 Saya sering terganggu oleh rasa pusing
5 Saat saya berhubungan seksual dengan suami saya merasakan
sakit pada vagina
6 Saya merasa kerutan pada kulit cukup mengganggu penampilan
saya
7 Saya tetap dapat tidur dengan nyenyak
8 Di usia saya sekarang, saya masih dapat mengingat sesuatu
dengan baik
9 Saya kurang percaya diri belakangan ini
10 Belakangan ini saya lebih dapat meredam amarah saya
11 Saya mengalami kesukaran untuk memusatkan perhatian
terhadap suatu pekerjaan
12 Jika sudah berhenti haid saya merasa peran saya sebagai istri dan
ibu akan hilang
13 Saya seringkali dalam keadaan tegang
14 Saya merasa lebih rileks saat menghadapi menopause
78