0leh :
SKRIPSI
1
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA
PREMENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN
DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA
RW 09 KOTA MAKASSAR
Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjan Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Dan
Kebidanan Universitas Megarezky.
0leh :
NIM : 183145105035
UNIVERSITA MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
2
Proposal Penelitian dengan judul:
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA
PREMENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM
MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh :
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji
(Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep)
NIDN : 0911128602
Mengetahui,
Ketua Program Studi
SUDIRMAN EFENDI.S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIDN : 09 151186 03
HALAMAN PENGESAHAN
3
Pada Hari ini ............. Tanggal .... Bulan ........... Tahun ............. bertempat di
Ruangan ....... Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Mega Rezky, telat dilaksanakan Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Keperawatan Terhadap
mahasiswa atas nama :
Nim : 183145105035
KATA PENGANTAR
4
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul : “ hubungan dukungan keluarga pada wanita perimenopause dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di puskesmas bangkala”
yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Mega Rezky.
Skripsi ini merupakan upaya dan kerja keras dari penulis untuk mendapatkan
sesuatu yang terbaik, meskipun penulis menyadari bahwa di dalamnya masih
banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan serta masih jauh dari apa yang
diharapkan.
5
1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH., MH., MKn. Selaku Pembina YPI Mega
Rezky Makassar.
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. Selaku Ketua YPI Mega Rezky Makassar.
3. Bapak Prof. dr. H. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku Rektor
Universitas Mega Rezky.
4. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan.
5. Bapak Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi
Program Profesi Ners.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf universitas Mega Rezky yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan selama
ini.
7. Bapak/Ibu/Staf Puskesmas Bangkala yang telah memberikan izin untuk
melakukan pengambilan data awal.
8. Bapak/ Ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi
responden penelitian ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Angkatan 2018 yang dapat penulis sebutkan satu
persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah diberikan
dukungan, dorongan moral dan berbagai bantuan selama perkuliahan sampe
menyelesaikan pendidikan.
10. Dan tak lupa pula saya ucapkan terima kasih buat tujuh orang, yang selama
ini temani saya menyusun proposal yaitu : Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min
Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook BTS.
Penulis menyadari Laporan Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan laporan proposal ini agar menjadi jauh lebih baik lagi.
6
Legayatri Tasyalwi Suat
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
ABSTRAK .............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
7
A. Desain Penelitian ....................................................................................28
B. Populasi dan Sampel................................................................................28
C. Definisi Operasional ...............................................................................29
D. Alat Pengukuran Data..............................................................................32
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................................35
F. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................36
G. Rencana Analisis Penelitian ....................................................................36
H. Etika Penelitian .......................................................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN .....................................................................................
B. SARAN ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian…………………………………………………........…....6
Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………...….......….49
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Premenopause ………….….............56
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Siklus Haid....................................................................57
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Responden ……….......................................…..57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Usia Ketika Menikah…………………………........….57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Usia Pertama Kali Melahirkan …..................................58
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Usia Terakhir Kali Melahirkan ……….....................…58
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir.......................................................59
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pekerjaan .......................................................................60
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak .................................................................60
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Status Tempat Tinggal ..................................................60
Tabel 4. 11 Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause ......................................61
Tabel 4.12 Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause .......................61
Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingkat
Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause ........................................................62
Tabel 4.14 Hasil Uji Chi – Square .................................................................................62
9
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 kerangka teori…………………………………………………45
Bagan 2.2 kerangka konsep……………………………………………….46
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause merupakan proses perkembangan yang penting dan norma
dalam kehidupan seorang perempuan yang ditandai dengan penghentian
menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium (Kim,
2014). Sebagian besar orang beranggapan menopause adalah sesuatu yang
menakutkan sehingga berdampak pada gangguan psikologis. Kondisi tersebut
dipengaruhi oleh perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk beradaptasi
dengan cara-cara baru yang membuat masa menopause menjadi sangat sulit
(Jorge, 2016). Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami,
yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Perubahan
fisiologis akibat menopause kadang kadang mengganggu aktivitas dan
gairah seksual pada sejumlah wanita.Karena perubahan-perubahan tersebut
mengakibatkan kegiatan seksual menjadi kurang menyenangkan (Hanifah et
al., 2021).
Pada dasarnya kaum wanita memiliki dua fase dalam kehidupannya yaitu
haid pertama (menarche) dan menstruasi terakhir (menopause). Dua fase ini
memiliki begitu banyak kesamaan proses yang bertahap dan akan dilalui kaum
wanita karena keduanya berkaitan dengan hormone estrogen, selain itu fase ini
juga merupakan suatu ada saat wanita telah memasuki tahapan menopause kadar
estrogen dan progesteron berangsur turun sehingga ikut mempengaruhi hormon
lainnya. Kondisi inilah yang sering mengakibatkan banyak wanita mengalami
sejumlah gejala klinis dan psikologis yang mengganggu aktifitas sehari-hari serta
menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri
(Lusiana, 2014).
1
hidup perempuan Indonesia bertambah menjadi rata-rata 69 tahun. Maka sekitar
20-30 tahun atau sepertiga lama hidupnya, perempuan dalam keadaan menopause.
Banyak dari ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah
mengalami rasa cemas. Akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan, hal itu
juga dapat menimbulkan kecemasan. Dampak menopause yang sering terjadi di
masyarakat diantaranya kecemasan, takut, cepat marah, ingatannya menurun, sulit
konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, mudah tersinggung, stress bahkan
depresi (Kulsum, 2017).
2
Tahun 2019, jumlah lansia Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi
27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (Badan
Pusat Statistik, 2018).
3
dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, khawatir
pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungan
dengan perasaan tidak menentu atau tidak berdaya. Kecemasan yang timbul
biasanya berupa ketidaktahuan wanita tentang gejala menopause seperti rasa
panas, pusing, perasaan yang berubah-ubah, rasa mual, muka merah, dan
berkeringat (Suliswati.2005 dalam Richard.2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas adapun masalah pada
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan dukungan keluarga pada wanita
premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota makassar ?.
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahui hubungan dukungan keluarga
pada wanita premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
masa menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota
Makassar
2) Tujuan Khusus
a. Diketahui dukungan keluarga pada wanita premenopause
b. Diketahui tingkat kecemasan pada wanita premenopause
c. Diketahui hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai suatu wadah untuk menghubungkan ilmu yang dimiliki khususnya
bagi peneliti, untuk menambah wawasan atau pengalaman dan memperluas
cakrawala pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dibidang
pendidikan.
4
2. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya dalam hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa
menopause.
3. Manfaat Institusi Pelayanan
Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause
4. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan
merupakan salah satu sumber bahan bacaan.
5. Manfaat dari Peneliti
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
6. Manfaat Teoritis
Penelitian ini berguna sebagai bahan keilmuan yang dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan terkait dengan dukungan keluarga terhadap wanita
yang mengalami pada masa pre menopause.
7. Manfaat Praktis
a. Bagi IPTEK
Dapat dijadikan dasar untuk mengurangi kemampuan support system
ketidaknyamanan yang berkaitan dengan keluhan masa premenopause
pada wanita
b. Bagi Penelit
Menambah pemahaman dan pengalaman melalui penelitian sebagai sarana
menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh, terutama tentang
premenopause.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi untuk data dan
pengembangan penelitian selanjutnya terkait premenopause yaitu
“gambaran dukungan keluarga pada wanita premenopause dalam
menghadapi masa menopause.
5
d. Bagi masyarakat
Khususnya pada wanita premenopause sebagai masukan yang bermanfaat
untuk peningkatan respon positif dalam menghadapi masa menopause.
6
E. Keaslian Penelitian
No. Judul, peneliti Variabel Desain Hasil Penelitian Perbedaan
dan tahun penelitian Penelitian Penelitian
7
yaitu yang ● Analis
rancangan mendapatkan a data
penelitian dukungan yang
dengan keluarga digun
melakukan sebanyak akan
pengukuran 42,9%, hal ini adalah
atau menggambar analisi
pengamatan kan bahwa s
pada saat masih banyak univar
bersamaan ibu yang iat
(sekali tidak ● Lokas
waktu) antara mendapatkan i
faktor resiko dukungan peneli
(Hidayat, keluarga tian
2010).
8
terhadap dilakukan menghadapi dukungan
kesiapan pada suatu menopause. keluarga
wanita dalam waktu (at Berdasarkan hasil ● Lokasi
menghadapi one point in penelitian antara penelitian
menopause time). Uji dukungan
statistik keluarga dan
digunakan kesiapan wanita
adalah dalam
regresi menghadapi
logistik menopause.
berganda Responden yang
(Sugiyono mendapatkan
2013). dukungan dari
keluarga
berpeluang lebih
siap menghadapi
menopause
dibandingkan
pada respnden
yang tidak
mendapatkan
dukungan dari
keluarganya.
9
Kesiapan kesiapan ibu dengan pengetahuan, dan yaitu
Menghadapi dalam pendekatan/d sikap ibu secara dukungan
Perubahan menghadapi esain dengan keluarga
Pada Masa perubahan penelitian premenopause ibu ● Metode
Premenopause pada masa cross usia 45-50 tahun penelitian
premenopause sectional yang
Sri Handayani
yaitu digunakan
tahun 2021
pengukuran / deskriptif
Variabel observasi
Dependen: variabel
pengetahuan independen
dan sikap ibu dan
terhadap dependen
menghadapi yang
perubahan bersamaan
pada masa
premenopause
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan
haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadang-kadang
disertai dengan nyeri haid (Price, 2012).
Premenopause merupakan masa terjadinya penurunan estrogen yang
tajam, meningkatnya hormone gonadotropin, gangguan keseimbangan
hormonal (menstruasi tidak teratur, menstruasi anovulatoir (haid tanpa
ovulasi), hanya terdapat rangsangan estrogen, menimbulkan gejala psikologis
(takut tua, takut tidak menarik, emosi labil, cepat marah, senang sedih, sulit
tidur) dan kardiovaskular seperti hot flashes, sering berdebar, dan kulit terasa
kering (Kusuma, 2011).
Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 –
51 tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masing-masing individu
tidaklah sama (Lauren dkk, 2012).
2. Proses premenopause
Menurunnya kadar hormon estrogen dari ovarium. Masa ini bisa terjadi
selama 2-5 tahun, sebelum menopause (Proverawati, 2010). Fase
premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan
haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadang-kadang
disertai dengan nyeri haid (Price, 2012). Premenopause merupakan masa
terjadinya penurunan estrogen yang tajam, meningkatnya hormone
gonadotropin, gangguan keseimbangan hormonal (menstruasi tidak teratur,
menstruasi anovulatoir (haid tanpa ovulasi), hanya terdapat rangsangan
estrogen, menimbulkan gejala psikologis (takut tua, takut tidak menarik, emosi
11
labil, cepat marah, sering sedih, sulit tidur) dan kardiovaskular seperti hot
flushes, sering berdebar, dan kulit terasa kering (Kusuma, 2009).
Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 – 51
tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masing-masing individu
tidaklah sama (Lauren dkk, 2012).
3. Tanda tanda menopause
12
menyebabkan tekanan darah meningkat tajam. Kopi juga bisa
meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi urin
bertambah, jadi tidak lama setelah mengkonsumsi kopi kandung kemih
cepat penuh. Bagi perempuan usia menopause, minum kopi dalam
jumlah banyak bisa menambah resiko kekeroposan tulang (osteoporosis).
Minum kopi terlalu banyak dapat juga mengurangi kesuburan
perempuan, apalagi jika dikombinasikan dengan alkohol. Minuman
alkohol yang dikonsumsi secara teratur dalam jumlah yang lebih, maka
akan meningkatkan tekanan darah dan mengganggu obat tekanan darah.
2) Merokok
Perempuan menopause memiliki resiko osteoporosis dan penyakit
kardiovaskuler, dan kedua resiko itu akan meningkat lebih tinggi lagi bila
perempuan tersebut merokok. Berdasarkan penelitian dokter dari
Universitas Oslo perempuan yang aktif merokok lebih mungkin
mengalami menopause dini dibandingkan dengan yang tidak merokok.
3) Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kacang-kacangan
Makanan berlemak sering dikaitkan dengan berbagai penyakit,
seperti kolesterol dan stroke. Makanan seperti daging, sosis, kulit ayam,
krim, karena mengandung lemak jenuh hewani. Pilihlah makanan yang
rendah lemak seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
4) Fitoestrogen
Fitoestrogen memiliki efek menyerupai estrogen alami yang dapat
menurunkan risiko penyakit pada masa menopause. Sumber
fitoestrogen dapat diperoleh dari beras merah, wijen, biji labu kuning,
buah-buahan seperti stroberi, kismis, anggur, ceri, jeruk, melon,
bengkoang, serta sayuran seperti kacang panjang, buncis, brokoli,
paprika, seledri, daun bawang, bawang putih, bawang bombay, kacang
merah, kecambah, atau kedelai serta olahannya. Isoflavon merupakan
salah satu fitoestrogen yang banyak diteliti.
13
5) Kalsium
Bagi perempuan tabungan kalsium akan sangat berharga
terutama di masa premenopause, menopause dan postmenopause. Di
usia 40-50 tahun, tubuh perempuan akan mengalami penurunan
kadar estrogen dalam darah secara drastis.
b. Aktivitas Fisik dan olahraga
Aktivitas fisik menurut penelitian Maghfiroh (2014) menyatakan
bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian konstipasi pada
perempuan menopause. Aktivitas fisik adalah segala kegiatan
menggerakkan anggota tubuh. Salah satu cara mengatasi konstipasi adalah
dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin setiap hari, karena dengan
aktivitas fisik dapat merangsang aktivitas usus sehingga memperlancar
proses buang air besar (Maghfiroh, 2014).
c. Aktivitas seksual
14
keluarnya urin. Pada perempuan, selama proses kehamilan dan melahirkan
otot panggul dapat teregang dan lemah, yang mengakibatkan gangguan
kontrol buang air kecil (BAK) berbulan-bulan atau tahunan setelah
melahirkan. Selain itu, perempuan lanjut usia yang memiliki berat badan
lebih juga dapat mengalami kelemahan otot panggul. Senam kegel sangat
baik dilakukan untuk mencegah keluhan pada premenopause, yaitu
inkontinensia urine karena dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengontrol keluarnya urin. Latihan kegel juga dapat meningkatkan
kepuasan seksual pada pria dan perempuan.
d. Teknik relaksasi
Menurut (Proverawati, 2010) relaksasi merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan sendiri untuk mengurangi stress, emosi bahkan dapat
mereduksi berbagai gangguan fisiologis tubuh. Beberapa penelitian
menunjukan teknik relaksasi mempunyai hubungan yang positif secara
psikologis dan kesehatan fisik, tidak hanya memberikan perasaan damai atau
ketenangan di dalam diri individu teknik ini juga dapat menjadi sebuah hobi
yang positif bila dilakukan secara rutin. Melakukan relaksasi pada perempuan
premenopause sangat baik karena dengan ini dapat memberikan perasaan
tenang dan terhindar dari rasa panik serta dapat memberikan keuntungan baik
secara fisik dan psikis. Keuntungan yang diperoleh antara lain :
1) Memberikan rasa tenang
2) Memperlancar aliran darah
3) Mengatur nafas
4) Mengurangi pegal akibat meningkatnya tekanan otot di saat stress
5) Mengurangi sakit kepala (migrain), sakit punggung
6) Memberikan kontrol baik ketika marah atau frustasi
7) Memberikan tenaga lebih dalam menghadapi stress
8) Meningkatkan kemampuan konsentrasi
9) Memberikan ketenangan dalam mengambil keputusan.
15
B. Menopause
1. Pengertian Menopause
Menopause adalah istilah dari bahasa Yunani yang diambil dari kata
manus, yang berarti “bulan” dan pause yang berarti “berhenti”, secara
keseluruhan dapat diartikan sebagai berhentinya siklus datang bulan. Dalam
pengertian sehari-hari, kata menopause lebih merujuk pada proses dari pada
momen khusus dalam siklus menstruasi. Secara medis menopause mengacu pada
satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi terakhir (Silalahi, 2016).
Pengertian menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi wanita
ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita
menimbulkan rasa cemas atau risau, namun sebagian mendatangkan rasa
percaya diri. Menurut WHO menopause adalah berhentinya menstruasi secara
permanen, sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alami
dikenal, bila terjadi amenore selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan
penyebab patofisiologi atau fisiologi. Menopause adalah suatu proses peralihan
dari masa produktif menuju ke masa non produktif secara perlahan, yang
disebabkan kurangnya hormon estrogen maupun progesterone (Suparmi &
Astutik, 2016).
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Kebanyakan wanita mengalami menopause pada usia 56 sampai 60 tahun
dengan rata-rata mengalami menopause di usia 51 tahun. Menopause bukanlah
peristiwa yang terjadi mendadak. Menopause merupakan proses yang
berlangsung lama. Artinya, meskipun seorang wanita mengalami henti haid
untuk selamanya pada usia 50 tahun, ia mungkin sudah merasa bahwa siklus
haidnya mulai berubah sejak usia 40 tahun. Menopause alami akan dilalui
seorang perempuan secara bertahap selama beberapa tahun. Umumnya
menopause alami terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau di awal 50 tahun.
Menopause buatan adalah menopause yang terjadi akibat prosedur medis seperti
pembedahan atau penyinaran.Menopause akibat pembedahan terjadi akibat
histerektomi dan ooforektomi bilateral. Pengangkatan ovarium dilakukan
16
sebagai tindakan preventif terhadap karsinoma ovarium (Kumolontang, Kundre,
& Hamel, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) menopause diartikan
sebagai tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut yang
diakibatkan ovarium secara progresif telah gagal dalam memproduksi hormone
estrogen, folikel dalam ovarium mengalami penurunan aktivitas yang dapat
menyebabkan menstruasi berhenti sehingga wanita tidak mengalami
menstruasi selamanya.
Menopause merupakan berakhirnya masa subur atau masa
reproduksi wanita dan dapat diartikan sebagai masa berakhirnya seorang
wanita mendapatkan menstruasi bulannya. Menurut ilmu kedokteran seseorang
dikatakan menopause apabila tidak mendapatkan perdarahan selama 12 bulan
(Krishna, 2015).
2. Patofisiologi menopause
17
semakin lama mencapai titik pada masa klimakterium dengan keadaan
menopause (Nirmala, 2017).
3. Penyebab menopause
18
pada fase ini. Hormon estrogen inilah yang paling berpengaruh dalam
kehidupan seks yang sehat.
Hormon inilah yang menyebabkan vagina menjadi lembab saat
melakukan hubungan seksual. Pada masa menopause, tingkat hormon
estrogen menurun yang menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih tipis
dan mongering. Lubrikasi oleh hormon estrogen untuk aktivitas seksual
menurun.
b. Progesterone
19
5. Perubahan-perubahan pada masa menopause
20
Kekuatan serta elastisitas dasar panggul berkurang karena atrofi
dan lemahnya daya sokong.
21
menjaga kesehatan jantung, tulang, kehalusan kulit, serta kelembaban
vagina. Pada masa remaja, ketika sudah mengalami menstruasi dan ovarium
sudah aktif, produksi estradiol menjadi meningkat dua belas kali lebih tinggi
dibandingkan ketika masa kanak-kanak. Setelah wanita mendekati masa
menopause produksi estradiol mulai menurun dan pada masa menopause
akan berhenti.
Selain itu, kadar hormon tiroid berpengaruh pada kadar hormone
estrogen dalam tubuh. Wanita yang memiliki kadar hormon tiroid terlalu
banyak maka metabolisme estrogen akan semakin cepat sehingga terjadinya
penurunan estrogen bebas dalam sirkulasi darah. Sebaliknya jika seorang
wanita memiliki kadar hormon tiroid yang rendah, kadar estrogen dalam
darah akan meningkat. Terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar hormon
tiroid dapat berpengaruh pada penurunan tingkat ovulasi. Keluhan yang
dapat dialami ketika masa menopause dapat diakibatkan oleh abnormal
produksi hormon tiroid.
Perubahan hormon pada menopause tidak hanya hormon estrogen,
tetapi ada perubahan pada hormon progesteron namun hormon ini tidak
mempengaruhi langsung pada perubahan wanita. Produksi hormone
estrogen yang mengalami penurunan akan mengakibatkan terjadinya
perubahan pada menstruasi menjadi jarang, sedikit, bahkan siklusnya
menjadi terganggu. Produksi hormon estrogen yang menurun akan
mempengaruhi langsung pada kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi
wanita.
c. Perubahan fisik
22
dan paha menjadi berkurang dan hilang. Akibatnya lemak akan
menumpuk di perut dan pinggul.
2) Perut Kembung
Wanita biasanya mengalami perut kembung sebelum periode
menstruasi disebabkan karena retensi gas dan cairan, dapat juga
disebabkan oleh terapi hormon pengganti atau yang disebut terapi
sulih hormon.
3) Mudah Lelah
Kondisi ini disebabkan karena berat badan yang berlebih atau
karena menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot
persendian, dan kelelahan yang terjadi setelah makan merupakan
kondisi terkait dengan fluktuasi hormon.
4) Insomnia dan Gangguan Tidur
Gejala menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh,
sehingga dapat menyebabkan insomnia maupun gangguan tidur.
5) Kerontokan Rambut
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-laki karena
pengaruh usia dan stress tetapi juga dapat terjadi pada perempuan
menopause.
6) Pusing
Kondisi ini bisa terjadi dari tekanan darah rendah, fluktuasi
kadar gula darah, dan hipoglikemia yang semuanya merupakan
gejala menopause.
7) Denyut Jantung Tidak Teratur
Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause yang
disebabkan karena penurunan hormon sehingga mempengaruhi
sistem kardiovaskuler.
8) Inkontinensia Urin
23
Masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi selama
menopause. Kadar hormon estrogen yang rendah menyebabkan
penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat
penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudah terjadinya
kebocoran air seni akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih.
9) Perubahan Kulit
Perubahan kulit saat menopause dipengaruhi oleh hormon
estrogen yang berperan dalam menjaga elastisitas kulit. Ketika
menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis
terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan kulit.
10) Alergi
Pada kondisi menopause tingkat sensitivitas akan meningkat
sampai pasca menopause. Biasanya ditandai kulit yang gatal, merah-
merah, ataupun berwarna biru.
11) Osteoporosis
Kondisi ini merupakan salah satu dampak yang paling merusak
dari menopause, tulang yang lemah atau rapuh lebih beresiko untuk
mengalami patah tulang kecil (small bone fractures).
d. Perubahan emosi
1) Perubahan Mood
Perubahan mood atau yang disebut mood swing merupakan
suatu kondisi yang umum terjadi pada wanita menopause seperti
mudah marah, cemas, tidak sabaran, dan depresi.
2) Munculnya Kecemasan
Kondisi ini dapat terjadi pada wanita menopause.
Kecemasan merupakan respon alamiah terhadap suatu hal yang
akan atau sudah dihadapi seperti khawatir, detak jantung yang
cepat, berkeringat, tremor otot, mual, ketegangan, dan ketakutan
yang tidak beralasan
3) Kehilangan Kesenangan
24
Sebagian wanita mulai kehilangan kesenangannya ketika
melakukan kegiatan yang disukai. Kondisi ini seringkali
memulai siklus kemarahan dan depresi.
4) Stres
Kondisi ini disebabkan karena penurunan kadar hormon
estrogen sehingga menyebabkan turunnya neurotransmitter di
dalam otak yang akan mempengaruhi suasana hati seseorang.
5) Gangguan Panik
Gangguan panik (panic disorder) dapat menyebabkan
ketakutan yang intens, berkeringat, menangis, detak jantung
yang semakin cepat, serta perasaan sedih yang mendalam.
6) Gangguan atau Penyimpangan Memori
Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon
dalam tubuh dapat terjadi baik jangka pendek (short term
memory) maupun jangka panjang (long term memory). Tidak
semua wanita mengalami perubahan emosi ketika menghadapi
menopause adapun wanita yang merasa tidak ada perubahan
psikis yang dialaminya. Bagi wanita yang menganggap dan
menilai bahwa menopause itu hal yang menakutkan maka
perubahan emosi yang menjurus pada arah negative sulit untuk
dihindari dan akan membuat dirinya merasa menderita. Semua
tergantung penilaian setiap individu terhadap menopause.
6. Macam-macam menopause
25
seluruh proses ini kadang-kadang memerlukan waktu 13 tahun. Selama
itu, menstruasi mungkin berhenti beberapa bulan dan kemudian kembali
lagi. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin
membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan
apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik.
Selain itu, proses terjadinya menopause berjalan sangat lambat sehingga
tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi saat
menopause.
b. Menopause dini
26
8. Tahap-tahap menopause
Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan
perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif
banyak serta kadang-kadang disertai nyeri haid.
b. Perimenopause
27
menentukan jumlah hormon estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh
ovarium atau indung telur (Guyton, 2011).
Hormon FSH akan merangsang produksi ovum atau sel telur dan
hormone LH akan merangsang untuk terjadinya ovulasi atau pelepasan sel
telur. Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin
jarang terjadi. Hal ini yang menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur
dan tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga
untuk mengimbanginya maka tubuh akan lebih banyak untuk mensekresikan
hormone FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur
(Guyton, 2011).
Hormon estrogen bertanggung jawab atau juga ikut terlibat dalam
mempertahankan suhu tubuh. Hal ini yang juga banyak menyebabkan banyak
wanita yang mengalami hot flush ketika kadar hormone estrogen dalam tubuh
menurun. Penurunan hormon progesteron selama masa menopause akan
menyebabkan timbulnya rasa gelisah, depresi, mudah tersinggung atau marah,
libido menjadi rendah, dan bertambahnya berat badan (Guyton, 2011).
10. Tanda dan gejala menopause
Gejala ini akan dirasakan dari dada hingga ke wajah. Selain terasa
panas, biasanya juga disertai dengan ada warna kemerahan pada kulit.
b. Berkeringat di malam hari (night sweat)
Kondisi ini merupakan dari rasa panas pada malam hari, sehingga
seringkali menimbulkan berupa keringat yang banyak.
c. Kekeringan di vagina (dryness vagina)
28
d. Insomnia
e. Penurunan libido
29
Gejala pada seorang wanita yang akan mengalami menopause
salah satunya yaitu sakit pada tubuh atau nyeri karena tingkat estrogen
yang rendah.
j. Mudah tersinggung
30
Ketika seorang wanita yang masih melahirkan diatas usia 40
tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Hal
ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat
sistem kerja organ reproduksi bahkan memperlambat sistem penuaan
tubuh.
e. Merokok
31
j. Status Gizi
k. Stres
Menurut Mulyani (2013) dan Fox-Spencer & Brown (2007) banyak wanita
melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis untuk
menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi, perubahan kadar hormon,
khususnya hormon estrogen dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi di
kemudian hari. Komplikasi yang dapat terjadi pada wanita usia menopause
menurut diantaranya:
a. Osteoporosis
32
Risiko wanita terkena penyakit kardiovaskuler mulai meningkat secara
signifikan setelah mengalami menopause. Hal ini dikarenakan penurunan
kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang
mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir ke jantung tidak bergerak
dengan baik. Selain itu terjadi peningkatan kadar LDL (kolesterol jahat)
sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
c. Penyakit Kanker
Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur
protein (zat purin), yang kestabilan kadar dan pembuangan sisanya melalui air
seni diatur oleh ginjal. Penyakit asam urat yang dikenal dengan penyakit gout
terjadi karena penimbunan kristal monosodium urat dalam tubuh sehingga
menyebabkan nyeri sendi, benjolan-benjolan pada bagian tubuh tertentu, dan
gangguan pada saluran kemih.
f. kencing manis
33
gula dalam darah. Jika kadar gula tidak dapat dikontrol, akan meningkatkan
risiko penderitanya mengalami peningkatan kadar gula darah.
g. Demensia (pikun)
Menurut Pinem (2009) secara garis besar, terdapat dua cara penanganan
dalam menghadapi menopause, yaitu terapi hormonal dan terapi non-hormonal.
a. Terapi Hormonal (Terapi Sulih Hormon/TSH)
34
sindrom menopause karena dapat memberikan rasa tenang dan terhindar
dari rasa panik.
2) Menjaga pola makan
Pola makan yang dianjurkan untuk wanita yang mendekati usia
tengah baya diantaranya adalah menghindari makanan berlemak,
mengurangi asupan garam untuk mengurangi kemungkinan tekanan darah
tinggi, serta meningkatkan asupan serat yang akan melindungi dari
berbagai penyakit seperti diabetes dan kanker.
3) Olahraga teratur
Olahraga ringan seperti bersepeda, berenang, atau berlari dapat
menjaga jantung tetap sehat sehingga menurunkan risiko terkena penyakit
kardiovaskular, selain itu olahraga juga dapat membantu mempertahankan
bahkan meningkatkan massa tulang sehingga dapat mencegah
osteoporosis.
C. Tinjaun Umum Tentang Dukungan Keluarga
1. Pengertian Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat yang mampu membuat
penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai dan tentram. Dukungan ini
merupakan sikap atau tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita
yang sakit. Menurut Effendi, 2008 dalam (Luthfianingtyas, 2016).
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
akan selalu siap memberi pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan
keluarga yang diterima salah satu anggota keluarga dari dari anggota keluarga
yang lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam
sebuah keluarga.
2. Jenis- jenis dukungan keluarga
a. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.
Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan keluarga
kepada anggota keluarga lain yang ditunjukan dalam bentuk pemberian
35
dana,tenaga dan fasilitas bagi anggota keluarga. Dukungan keluarga .
dukungan instrumental termasuk dalam pemenuhan fungsi ekonomi dan
fungsi pemenuhan kesehatan keluarga.
b. Dukungan informatif
Keluarga berfungsi sebuah kolektor dan diseminator (penyebar
informasi). Dukungan informatif merupakan suatu dukungan yang
diberikan oleh keluarga kepada anggota keluarga yang lain dalam hal
pemberian saran dan sugesti untuk menyelesaikan suatu masalah. Manfaat
dari dukungan informasi adalah menekan munculnya stress karena
informasi yang diberiakan dapat menyubang sugesti positif pada individu.
Aspek – aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk,
dan pemberian informasi.
c. Dukungan Penghargaan
Dukungan penghargaan yaitu ungkapan hormat atau penghargaan,
persetujuan akan gagasan dan perasaan individu penerima dukungan dari
luar. Dukungan penghargaan kepada wanita memasuki masa
premenopause dapat dilihat dari:
1) Keluarga memberi penghormatan sehingga wanita tersebut
merasa dihargai
36
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain, individu yang berinteraksi
kontinyu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan
sosial juga mempengaruhi hubungan individu sebagai komunikasi untuk
untuk menerima pesan menurut komunikasi media. Dengan demikian
hubungan sosial dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
tentang suatu hal.
b. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga
dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan
keluarga status ekonomi lemah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan tentang berbagai hal.
c. Budaya
Berbagai wilayah Indonesia terutama di dalam masyarakat yang
masih tradisional kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria.
Anggapan seperti ini mempengaruhi kelakuan keluarga terhadap kesehatan
reproduksi wanita, misal: kualitas dan kuantitas makanan yang lebih baik
dibanding wanita.
d. Lingkungan
Adanya kesadaran, sikap, praktik kelestarian lingkungan intern
keluarga, lingkungan eksternal keluarga, pola hidup keluarga menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. Sikap
Bila keluarga mempunyai sikap yang positif terhadap wanita
premenopause maka, akan dapat melakukan pendampingan dengan baik.
f. Umur
37
Umur merupakan salah satu salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Semakin tinggi umur semakin bertambah pula ilmu atau
pengetahuan seseorang.
g. Pengetahuan
Bila keluarga mempunyai pengetahuan dengan baik maka akan
dapat mengindera suatu keadaan dimana kehadiran sangat sangat
diperlukan dalam pendampingan pada wanita premenopause dalam
menghadapi masa menopause.
h. Pendidikan
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan
keluarga pada wanita pre menopause.
4. Ciri-ciri dukungan keluarga
a. Informatif
Bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang
dalam menanggulangi persoalan – persoalan yang dihadapi, meliputi
pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang
dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang
mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.
b. Perhatian emosional
Setiap orang pasti membutuhkan bantuan efektif dari orang lain,
dukungan ini merupakan dukungan simpati dan empati, cinta, dan kepercayaan
dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan
merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain
yang memperhatikan, mau mendengar, segala keluhannya, bersimpati dan
empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu
memecahkan masalah yang dihadapi seseorang tersebut.
c. Bantuan instrumental
Bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam
melakukan aktivitasnya, berkaitan dengan persoalan-persoalan yang
38
dihadapinya, misal dengan menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan dan
lain-lain.
d. Bantuan penilaian
Suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain
berdasarkan kondisi sebenarnya dan penderita. Penilaian ini bisa dalam bentuk
positif dan negatif yang nama pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang
(Luthfianingtyas, 2016).
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,
2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
39
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan
adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan,
apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang
dalam kehidupannya.
Salah satu gejala yang dialami oleh semua orang dalam hidup adalah
kecemasan. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik kecemasan berbeda dengan
rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart.
2013).
Cemas adalah emosi dan merupakan pengamalan subjektif individu
yang dikomunikasikan secara interpersonal, mempunyai kekuatan tersendiri
dan sulit untuk di observasi secara langsung (Nursalam. 2017).
2. Aspek – aspek kecemasan
Aspek-aspek Kecemasan Menurut Nolen-Hoeksema (2004)
terdapat empat aspek kecemasan:
a. Somatic symptoms
Berhubungan dengan bagian tubuh, dengan indikator, yaitu
merinding, tekanan otot, detak jantung meningkat, pernafasan
meningkat, pernafasan mendalam, limpa kecil berkontraksi,
pembuluh darah membesar, liver mengeluarkan karbohidrat, paru-
paru melebar, pupil membesar, mengeluarkan banyak keringat,
40
adrenalin mengeluarkan cairan, zat kimia perut hanya sedikit, air
liur berkurang, dan kandung kemih berelaksasi.
b. Behavioral symptom
Menghindar dari segala situasi karena ketakutan, dengan
indikator, yaitu melarikan diri, menghindar, menyerang, kaku,
respon terhadap selera berkurang, dan respon antipati meningkat.
c. Emotional symptoms
Merupakan rasa ketakutan dan kewaspadaan, dengan indikator,
yaitu rasa takut, ancaman, kurang istirahat, dan mudah marah.
d. Cognitive symptoms
Rasa khawatir yang tidak nyata dan sesuatu yang buruk
akan terjadi, dengan indikator, yaitu harapan akan kekerasan,
memperbesar bahaya, bermasalah dalam konsentrasi, terlalu
waspada, khawatir dan suka termenung, ketakutan akan kehilangan
kendali, ketakutan akan kematian, dan rasa ketidaknyataan.
3. Tanda-tanda cemas.
Menurut Stuart dan Sundeen (2003) dalam Priyoto (2015), efek
terhadap respons cemas dapat diketahui dari hal-hal berikut :
a. Fisiologis
Muncul dalam keadaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare,
sering kencing, nadi cepat, tensi meningkat, ketegangan otot, sukar
bernafas, berkeringat, pupil mata, anoreksia, konstipasi, sakit kepala,
penglihatan kabur, mual muntah, dan gangguan tidur.
b. Perilaku
Gelisah, tremor, mudah terkejut, bicara cepat, aktivitas gerakan
kurang terkoordinasi atau gerakan tidak menentu seperti gemetar , serta
perasaan tegang yang berlebihan.
c. Kognitif
Tidak mampu memusatkan perhatian atau konsentrasi, persepsi
menyempit atau kreativitas menurun, sering kali memikirkan tentang
malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi.
41
4. Jenis-jenis kecemasan
Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu :
a. Kecemasan Realitas atau objektif (Reality or Objective Anxiety)
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap
bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya
ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang
buas. Kecemasan ini kita untuk berperilaku bagaimana menghadapi
bahaya. Tidak jarang ketakutan yang bersumber pada realitas ini terjadi
ekstrim. Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena
takut kecelakaan pada dirinya atau takut menyalakan korek api karena
takut terjadi kebakaran.
b. Kecemasan Neurosis (Neurotic Anxiety)
Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik
antara kepuasan instigual dan realitas. Pada masa kecil, terkadang
beberapa kali seorang anak mengalami hukuman dari orang tua akibat
pemenuhan kebutuhan insting seksual dan agresif. Anak biasanya dihukum
karena secara berlebihan mengekspresikan impuls seksual atau agresifnya
itu, kecemasan atau ketakutan untuk itu berkembang karena adanya
harapan untuk memuaskan impuls tertentu. (Hawari. 2013).
c. Kecemasan Moral (Moral Anxiety)
Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan
superego. Secara dasar merupakan ketakutan akan suara hati individu
sendiri. Ketika individu termotivasi mengekspresikan impuls instingtual
yang berlawanan dengan nilai normal yang termasuk dalam super ego
individu itu maka ia akan merasa malu atau bersalah. Pada kehidupan
sehari-hari ia akan menemukan dirinya sebagai “Conscience stricken”.
Kecemasan moral menjelaskan bagaimana berkembangnya superego.
Biasanya individu dengan kata hati yang kuat dan akan mengalami konflik
yang lebih hebat dari pada individu yang mempunyai kondisi toleransi
moral yang lebih longgar. Seperti kecemasan neurosis, kecemasan lebih
longgar.anak-anak akan dihukum bila melanggar aturan yang diterapkan
42
orang tua mereka . orang dewasa juga akan mendapatkan hukuman jika
melanggar norma yang ada di masyarakat. Rasa malu dan perasaan
bersalah menyertai kecemasan moral.
Dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan kecemasan adalah kata
individu itu sendiri. Freud mengatakan bahwa superego dapat memberikan
balasan yang setimpa karena pelanggaran terhadap aturan moral.apapun
tipenya, kecemasan merupakan suatu tanda peringatan kepada individu
5. Tingkat Kecemasan
Menurut Carpenito, (2013), tingkat kecemasan terbagi atas:
a. Kecemasan ringan
Waspada, persepsi dan perhatian meningkat, gerakan mata, ketajaman
pendengaran bertambah, kesadaran meningkat, mampu mengatasi situasi
bermasalah.
b. Kecemasan sedang
Berfokus pada dirinya, menurunnya perhatian terhadap lingkungan,
persepsi menyempit, secara elektif dapat mengarahkan perhatian, sedikit
lebih sulit untuk berkonsentrasi, memandang pengalaman saat ini dengan
arti masa lalu.
c. Kecemasan berat
Perubahan pola pikir, tidak selera pikiran, tindakan dan perasaan,
lapang persepsi menyempit, belajar sangat terganggu, mudah mengalihkan
perhatian, tidak mampu berkonsentrasi, memandang pengalaman ini dengan
arti masa lalu, tidak mampu memahami situasi saat ini, komunikasi sulit di
pahami, hiperventilasi, takikardi, pusing dan mual.
d. Kecemasan panik dari kecemasan
Ketidakmampuan memahami situasi, respon tidak dapat diduga,
aktivitas motorik yang tidak menentu, persepsi menyimpang, berfokus pada
hal-hal yang tidak jelas, tidak dapat mengintegrasikan pengalaman, hilang
kemampuan mengingat, komunikasi tidak dapat dipahami, muntah dan
merasa mau pingsan.
43
6. Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan
takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak
menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada
masing-masing orang (Fitri Fauziah & Julianti Widury, 2007:74)
Kholil Lur Rochman, (2010) menyebutkan bahwa takut dan cemas
merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu
bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata,
berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu.
Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas,
atau menyebabkan konflik bagi individu. Kecemasan berasal dari perasaan
tidak sadar yang berada di dalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan
dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada. Beberapa
gejala-gejala dari kecemasan antara lain :
a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian
menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk
ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.
b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering
dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi
sering juga dihinggapi depresi.
c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution
(delusi yang dikejar-kejar).
d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak
berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan
jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
1. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan
44
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas di dalam pikiran
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula
menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat
dalam bentuk yang umum.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.
2. Jenis Jenis Kecemasan
45
3. Dampak Kecemasan
46
keluarga merupakan dukungan yang diterima individu dari orang yang berada
dalam lingkungan keluarga seperti suami, anak dan orang tua sehingga individu
tersebut merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Dukungan keluarga meliputi
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan
informatif. Manfaat dukungan keluarga yaitu menjadi seorang wanita yang
menghadapi masa menopause lebih nyaman. ( Tri Mistina, 2017)
Sedangkan Dukungan sosial dapat diartikan sebagai sejauh mana individu
memandang bahwa orang-orang peduli terhadap dirinya dan bahwa orang-orang
tersebut mengekspresikan kepedulian mereka dengan menyediakan bantuan dan
juga saling memiliki perasaan terhubung atau memiliki ikatan sosial (Sirgy, 2017).
Dengan adanya dukungan sosial individu akan merasa dirinya berharga, dicintai
dan menjadi bagian dari komunitas. Dukungan sosial wanita menopause dapat
diperoleh baik dari keluarga khususnya suami dan anak maupun dari teman atau
komunitas (Siregar, 2018). Dukungan sosial termasuk faktor eksternal yang dapat
memengaruhi kualitas hidup wanita menopause. Bentuk dukungan tersebut dapat
berupa memberikan saran, informasi dan membantu meringankan keluhan-keluhan
yang dialami wanita menopause. Selain itu juga dapat berempati dan memberikan
semangat sehingga wanita menopause tidak merasa sendiri dan keluhan yang
terjadi.
47
8. Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi
kecemasan
Dukunga
n emosional 48
Dukunga
n
instrumental
Dukunga
n informatif
Sumber: Mulyani 2013
9. Kerangka konsep
Konsep adalah abstrak dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan, dan
membentuk suatu teori yang keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti
maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2017).
Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat, peneliti kemudian membuat
kerangka penelitian yang akan dilakukan jelas, dan tidak keluar dari tema
penelitian. Untuk itu yang menjadi variabel independen (bebas) yaitu hubungan
dukungan keluarga dan yang menjadi variabel dependen yaitu kecemasan pada
wanita premenopause.
Berdasarkan kerangka konsep dalam penelitian digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
: Variabel independen
49
: Variabel Dependen
50
46
10.Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
1. Hipotesis (H0)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik deskriptif
bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga, tingkat kecemasan dan
hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi
masa menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota
Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross
Sectional dengan melakukan pengukuran pada saat yang bersamaan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu
yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perempuan
yang berusia 40-49 tahun di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09
Kota Makassar, yang berjumlah 78 jiwa.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan satuan unit yang kita ambil dari
populasi studi dimana pengambilan data atau pengukuran data (Sri, 2019).
Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah wanita yang akan
memasuki masa menopause yang bertempat tinggal Wilayah kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar.
Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara
perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus
tersebut digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang
telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 78 jiwa Menurut Sugiyono
(2017:81). Untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel
adalah 5 %.
Rumus Slovin:
𝑛 = 𝑁 / (1+(𝑁 x d2) Dimana:
48
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = presisi 5%
Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah
sampel penelitian adalah
N
n=
N . d 2+1
78
n=
78.5 % 2+1
78
=
78.0,0025+ 1
78
1) = =65 jiwa
1,195
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan
kriteria spesifik yang telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik purposive
sampling adalah salah satu teknik dalam mengambil sampel dengan
tidak berdasarkan random, daerah atau sastra melainkan berdasarkan
atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu
(Muafira,2018).
4. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi
a. Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
a) Wanita yang berusia 40-49 tahun yang belum
mengalami menopause.
b) Bertempat tinggal di Kelurahan Bangkala
c) Bersedia menjadi responden
b. Adapun kriteria eksklusi Responden
a. Tidak bisa membaca dan menulis
b. Tidak mengikuti proses penelitian sampai selesai
49
C. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil ukur Skala
Independen Operasional ukur ukur
Dukungan Dukungan Lembaran Kuesione Setiap pernyataan Ordinal
keluarga pada keluarga adalah pernyataan r diberikan penilain
wanita hubungan ini pernyataan positif.
premenopause keberadaan, mengguna
Selalu: 4
kesedihan, kan skala
kesiapan keluarga likert Sering : 3
untuk memberi terdiri dari
Jarang :2
perhatian, 17
menyayangi dan pernyataan Tidak perna : 1
menolong. Sosial alternatif
Kriteria pernyataan
dari House jawaban
(negatif 3 dan 6
(Smet,1994) 1. Selalu :
dukungan
dengan aspek: 2. Sering :
emosional,
dukungan 3. Jarang :
dukungan
informatif, 4. Tidak
penghargaan,1
dukungan Perna :
dukungan
instrumental,duku
instrumental,3
ngan emosional
dukungan
dan dukungan
informatif 3)
penilain
Selalu : 1
Sering : 2
Jarang : 3
Tidak Perna: 4
Kurang ≤ 62%
Tingkat Perasaan Lembaran kuesioner Ordinal
Kecemasan takut,khawatir pertanyaan
Ringan <10
dalam dalam ini
50
pernyataan menghasilkan 17 item yang valid 6 item yang gugur, hasil koefisien
corrected item-total correlated bergerak antara 0,336 hingga 0,709,
Uji validitas ini dilakukan dengan analisa bukti yaitu skor yang ada pada
bukti dipandang sebagai nilai x dan skor total dipandang sebagai nilai y.
Selanjutnya dihitung dengan korelasi product moment (Notoatmodjo,2005).
Hasil uji coba kuesioner dukungan keluarga pada wanita menopause sebanyak
30 orang, hasil dari 23 item pernyataan menghasilkan 17 item yang valid 6
item yang gugur, hasil koefisien corrected item-total correlated bergerak antara
0,336 hingga 0,709 (Hartinah,2018). Sedangkan pada kuesioner pada tingkat
kecemasan wanita dalam menghadapi masa menopause dari 25 soal diperoleh
20 soal valid dan 5 soal tidak valid. Hasil uji validitas terlampir.
d. Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat
dipercaya sebagai alat ukur penelitian. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus
spearman-brown, sebagai berikut (Hidayat,2017)
2 xr xy keterangan :
r 11=
1+r xy
Hasil uji reliabilitas pada kuesioner dukungan keluarga pada wanita dalam
menghadapi menopause adalah sebesar 0,9453. Sedangkan hasil uji reliabilitas pada
kuesioner tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause adalah sebesar
0,8020. Hasil uji reliabilitas > 0,7 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.
E. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
53
Analisis data diartikan pengupayaan data yang ada dan diolah dalam
bentuk statistik untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam
penelitian (Sujarweni, 2014). Analisa data hasil penelitian dilakukan
dengan menggunakan SPSS versi 22.0 salah satu software yang dapat
digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan, dan analisis data
secara statistik (Sujarweni, 2014). Sumber data pada penelitian terdiri dari 2
sumber yaitu:
1. Analisis Data
a) Analisa Univariat
b) Analisa Bivariat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
(f) (%)
40-45 38 58,5
46-49 27 41,5
Total 65 100,0
(n) (%)
TERATUR 36 55,4
Total 65 100,0
(f) (%)
MENIKAH 62 95,4
JANDA 3 4,6
Total 65 100,0
58
6. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
PENDIDIKAN Frekuensi Persentase
TERAKHIR
(f) (%)
SD 17 26,2
SMP 13 20,0
SMA 23 35,4
AKADEMIA/PT 12 18,5
Total 65 100,0
(f) (%)
IRT 38 58,5
WIRASWASTA 19 29,2
Total 65 100,0
62
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui pekerja responden sebagian besar yaitu
Ibu Rumah Tangga (58,5%).
8. Jumlah anak
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden Wanita Premenopause Di
Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
JUMLAH ANAKAN Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 -2 ANAK 29 44,6
Total 65 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 karakteristik responden menurut jumlah anak paling banyak
yaitu lebih dari 2 (55,4%).
9. Status Tempat Tinggal
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Status Tempat Tinggal Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
STATUS TEMPAT Frekuensi Persentase
TINGGAL
(f) (%)
Bersama Mertua 6
Total 65 100,0
2. Analisis Univariat
a. Dukungan keluarga
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
DUKUNGAN Frekuensi Persentase
KELUARGA
(f) (%)
CUKUP 55 83,3
KURANG 10 16,6
Total 65 100,0
RINGAN 20 30,3
SEDANG 45 69,6
Total 65 100,0
menopause adalah 51 tahun. Diketahui, 1 dari 100 orang wanita mengalami menopause
sebelum usia 40 tahun. Peristiwa tersebut dikenal sebagai perimenopause atau menopause
dini (insufisiensi ovarium prematur).
Dari data karakteristik responden wanita premenopause yang mengalami siklus
haid teratur sebanyak 36 responden (55,4%) dan wanita yang mengalami siklus haid
tidak teratur sebanyak 27 responden (41,5%) hal ini menunjukkan bahwa wanita yang
berusia 40 -45 tidak semua wanita premenopause yang mengalami siklus haid yang tidak
teratur atau mengalami fase klimakterium. sedangkan menurut Mulyani (2016), bahwa
Fase klimakterium ini timbul ditandai dengan siklus menstruasi menjadi tidak teratur,
perdarahan menstruasi memanjang, jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak, dan
adanya rasa nyeri saat menstruasi. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak
menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Premenopause Menghadapi
Kecemasan Menopause Di wilaya kerja puskesama bangakal RW 09, Responden
terbanyak berdasarkan pekerjaan adalah responden yang bekerjaan sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 38 responden (58,5%).
Hasil penelitian menunjukkan wanita bekerja atau tidak bekerja akan menghadapi
menopause, ibu rumah tangga memiliki kesibukan dengan urusan rumah tangga sehingga
dapat mengalihkan keluhan-keluhan yang dapat dirasakan menjelang menopause.
Menurut Darmojo (2018) menunjukan bahwa wanita mempunyai aktivitas sosial di luar
rumah akan lebih banyak mendapatkan informasi baik misalnya melalui bersosialisasi
dan berinteraksi dalam kegiatan berbelanja, posyandu, pengajian, selain dari media cetak
dan elektronik yang dapat mengurangi kecemasan menghadapi menopause.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Premenopause Menghadapi
Kecemasan Menopause Di wilayah kerja puskesmas bangkala RW 09, Responden
terbanyak berdasarkan pendidikan adalah responden dengan pendidikan Menengah
dengan yaitu sebanyak 18 responden (36,7%). Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian
Aprillia (20017) menunjukkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan seseorang dalam
memberikan respon terhadap suatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
Responden terbanyak berdasarkan pendidikan dengan pengetahuan adalah responden
67
BAB V
71
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, simpulan yang dapat
diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian didapatkan dukungan keluarga terbanyak yaitu 55 responden
(83,3%) dengan kategori dukungan keluarga cukup.
2. Hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan terbanyak yaitu 45 responden
(69,6%) dengan kategori tingkat keluarga sedang.
3. Hasil penelitian didapatakan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
dalam mengadapi masa menopause di dapatkan hasil, responden dengan
dukungan keluarga yang cukup sebanyak 55 responden atau (83,3%) dan
responden dengan tingakat kecemasan sebanyak 45 responden atau(96,6%)
dari hasil Uji Chi- Square diperoleh nilai Asimp.Sig 0,338> ά = 0,05. Dengan
demikian H0 diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa
menopause.
Hasil penelitian memberikan pula keterangan yang menjelaskan bahwa,
Tidak ada hubungan yang sangat signifikan antara jenis dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan menghadapi menopause berdasarkan hasil tersebut,
dapat dijelaskan bahwa hipotesis ditolak.
2. Saran
1. Bagi subjek
Hendaknya subjek dapat mengelola kecemasannya dalam menghadapi
menopause. Melalui hasil penelitian ini, maka dapat disarankan bahwa salah
satu upaya dalam mengelola kecemasannya adalah dengan mencari dukungan
keluarga berupa dukungan emosional, atau jika sudah mendapat dukungan
sosial keluarga berupa dukungan emosional, maka subjek hendaknya dapat
memanfaatkan dukungan yang sudah ada dari keluarganya. Upaya dalam
mencari dukungan keluarga sepenuhnya, berkaitan dengan dukungan
informatif, dukungan penghargaan, dan dukungan instrumental, diharapkan
72
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2018). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,34
Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/20%0A18/11/05/1485/agustus-
2017--%0Atingkatpengangguran-terbuka--tpt--%0Asebesar-5-34-
persen.html
Hanifah, I., Hidayati, T., & Yuliana, W. (2021). Pengaruh Penyuluhan Tentang
Menopause Terhadap Kecemasan Seks Masa Menopause Pada Komunitas
Muslimatan. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery),
7(2), 91–96. https://doi.org/10.33023/jikeb.v7i2.824
21. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2411.
Lampiran 1.
Makassar 2022
Penelitian
(LegayatriTasyalwi Suat)
77
INFORMED CONSENT
Nama :
Alamat :
Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya siap berpartisipasi dalam penelitian ini.
Makassar, 2022
Responden
( )
78
Lampiran: 3
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama : ……………………………………………..
2. Usia : …………………………………………….tahun.
3. Usia menarche : ……………………………………. tahun.
4. Status : ( ) Menikah, ( ) Belum Menikah, ( ) Janda
5. Usia ketika menikah : ……………………………… tahun.
6. Usia pertama kali melahirkan : …………………….. tahun.
7. Usia terakhir kali melahirkan : ……………………… tahun.
8. Isi jika ibu menggunakan/pernah menggunakan alat kontrasepsi :
………………………………………… (tuliskan jenis alat kontrasepsinya)
9. Ibu menderita penyakit : ( ) Diabetes, ( ) Hipertensi, ( ) Osteoporosis
10. Pendidikan Terakhir : ( ) SD, ( ) SMP, ( ) SMA, ( ) Akademi/PT
11. Pekerjaan : ( ) Belum/Tidak bekerja, ( ) IRT, ( ) Wiraswasta,
( ) Pegawai negeri/swasta, ( ) Petani/nelayan, ( ) Buruh dan sejenisnya.
12. Pekerjaan Suami : ( ) Belum/Tidak bekerja, ( ) Wiraswasta, ( ) Pegawai
negeri/swasta, ( ) Petani/nelayan, ( ) Buruh dan sejenisnya.
13. Jumlah Anak : ( ) Belum/tidak punya anak
( ) 1-2 anak
( ) >2 anak
14. Dalam satu rumah tinggal bersama :
( ) Tinggal sendiri
( ) Bersama keluarga inti (pasangan dan anak)
( ) Bersama keluarga besar, sebutkan : …………………………………….
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
15. BB : ………………… Kg, TB : ……………. cm.
16. TD : ………………… mmHg.
79
a. Dukungan Emosional
b. Dukungan penghargaan
No Pernyataan Selalu Sering Jaran Tidak
. g perna
c. Dukungan instrumental
No Pernyataan Selalu Sering Jaran Tidak
. g perna
d. Dukungan Informatif
No Pernyataan Selalu Sering Jaran Tidak
. g Perna
No Pernyataan Ya Tidak
12 Jika sudah berhenti haid saya merasa peran saya sebagai istri dan
ibu akan hilang
Jumlah
Andriani 48 9 15 6 Teratur 1
Sumarni 45 6 16 7 TIdak teratur 2
Hj. Samsia 46 7 15 6 Tidak teratur 2
Nurliana 48 9 16 7 Tidak teratur 2
Siti Aminah 45 6 13 4 Teratur 1
Sulastri 47 8 14 5 Tidak teratur 2
Darma 42 3 15 6 Teratur 1
Jumra 43 4 15 6 Teratur 1
Rosmani 48 9 15 6 Tidak teratur 2
Ibu Nurul 49 10 11 2 Teratur 1
Zubaedah 45 6 15 6 teratur 1
Sumiati 45 6 13 4 Tidak teratur 2
Christin 40 1 12 3 Tidak teratur 2
Juleha 44 5 11 2 Tidak teratur 2
Indriani 42 3 11 2 teratur 1
Hj.Fatimah 48 9 12 3 Teratur 1
Ani 44 5 14 5 Tidak teratur 2
Nurfaika 44 5 14 5 Tidak teratur 2
Nurkudarma 40 1 12 3 Teratur 1
Rini 41 2 12 3 Tidak teratur 2
Rasmawati 43 4 11 2 Tidak teratur 2
Damayanti 40 1 11 2 teratur 1
Fatmawati 48 9 10 1 Tidak teratur 2
Desi 46 7 11 2 Tidak teratur 2
Halimah 46 7 12 3 Tidak teratur 2
Suriani 45 6 10 1 teratur 1
Nurwana 43 4 12 3 Tidak teratur 2
Yuli 44 5 10 1 teratur 1
Suriani 47 8 13 4 teratur 1
Suriati 46 7 14 5 Tidak teratur 2
Nurlia 40 1 15 6 teratur 1
Rohani 46 7 11 2 teratur 1
Nur 40 1 10 1 teratur 1
Sara 48 9 16 7 Tidak teratur 2
Rahmani 42 3 11 2 Tidak teratur 2
Ros 45 6 12 3 teratur 1
Sumarni 42 3 14 5 teratur 1
Asriani 46 7 11 2 teratur 1
Natalia 45 6 15 6 teratur 1
Hasni 47 8 13 4 Tidak teratur 2
Tati 40 1 13 4 teratur 1
Aprianti 45 6 12 3 teratur 1
Lala 41 2 14 5 teratur 1
85
Murniati 43 4 11 2 teratur 1
Riskiya 45 6 14 5 Tidak teratur 2
Rafik 44 5 12 3 Tidak teratur 2
Rahmatia 40 1 11 2 teratur 1
Indah 46 7 13 4 teratur 1
Ny. S 45 6 16 7 teratur 1
Ny.E 49 10 17 8 teratur 1
Ny.N 45 6 17 8 teratur 1
Ny.N 46 7 17 8 teratur 1
Ny.P 40 1 16 7 teratur 1
Ny.U 42 3 18 9 teratur 1
Ny.N 45 6 18 9 teratur 1
Ny.M 47 8 16 7 teratur 1
Ny.A 40 1 16 7 teratur 1
Ny.S 45 6 17 8 teratur 1
Ny.R 48 9 17 8 teratur 1
Ny.B 40 1 18 9 teratur 1
Ny.F 47 8 17 8 teratur 1
Ny.Y 46 7 16 7 teratur 1
Usia Usia
Status kode status K.M Usia P.K.M T.K.M Kontrasepsi
janda 3 19 20 31 Tidak pernah
menikah 1 23 25 38 Tidak pernah
menikah 1 22 23 36 Suntikan
menikah 1 24 32 32 Tidak pernah
menikah 1 21 22 36 Suntikan
Menikah 1 28 30 31 Spiral
Janda 3 25 27 39 Tidak pernah
Menikah 1 24 25 34 Pil KB
Menikah 1 20 23 30 Spiral
Menikah 1 23 24 32 Implan
Menikah 1 22 25 30 Tidak pernah
Menikah 1 20 21 45 Tidak pernah
Menikah 1 22 22 40 Pil KB
TOTA Dukungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
L Keluarga
4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 51 Cukup
2 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 52 Cukup
3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 44 Cukup
2 2 1 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 3 4 4 4 54 Cukup
4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 46 Cukup
2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 48 Cukup
3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 2 3 1 3 4 4 2 53 Cukup
4 3 2 2 3 4 3 4 5 3 2 2 3 4 3 3 3 54 Cukup
4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 2 4 3 3 55 Cukup
2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 46 Cukup
4 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 4 3 4 1 51 Cukup
4 3 2 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 52 Cukup
4 4 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 49 Cukup
90
3 3 3 3 2 2 2 4 1 4 1 3 5 3 3 4 3 52 Cukup
4 3 3 3 3 2 4 1 4 3 3 3 3 3 3 5 2 47 Cukup
3 2 4 4 4 4 1 1 1 4 1 3 3 2 5 2 3 55 Cukup
4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 2 3 2 3 4 3 3 55 Cukup
4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 2 3 3 4 3 3 3 33 Cukup
2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 4 39 Cukup
3 2 2 3 4 2 2 1 1 4 1 3 2 3 1 3 2 43 Cukup
2 2 4 4 3 4 1 1 2 3 2 2 4 3 4 1 1 41 Cukup
3 2 2 3 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 4 2 46 Cukup
4 3 2 4 3 2 2 1 1 4 2 3 2 3 3 4 3 41 Cukup
4 3 4 2 2 2 2 1 1 4 2 3 2 2 3 2 2 47 Cukup
4 4 2 4 3 2 4 2 2 3 1 4 2 3 2 2 3 43 Cukup
3 2 3 4 3 1 2 2 3 1 3 2 4 1 4 3 2 49 Cukup
3 2 3 4 3 1 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 48 Cukup
4 4 4 1 1 1 1 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 37 Cukup
4 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 52 Cukup
4 3 4 4 4 4 1 2 3 3 2 2 3 4 3 2 4 52 Cukup
3 2 4 4 4 1 1 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 53 Cukup
4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 50 Cukup
4 3 4 3 3 1 1 3 3 4 2 4 4 3 3 4 1 45 Cukup
4 1 4 3 3 3 1 1 1 4 2 4 1 3 2 4 4 54 Cukup
4 3 4 4 4 4 3 3 3 1 4 3 2 2 4 3 3 48 Cukup
4 3 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 60 Cukup
3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 50 Cukup
3 4 4 3 1 2 3 4 4 1 4 4 3 1 3 3 3 58 Cukup
3 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 63 Cukup
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 61 Cukup
3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Cukup
4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 42 Cukup
3 2 4 3 2 3 3 2 2 4 3 2 1 1 3 2 2 49 Cukup
4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 2 1 4 4 48 Cukup
3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 1 4 3 2 3 49 Cukup
2 4 2 4 2 2 3 3 3 4 4 1 4 4 2 3 2 52 Cukup
4 3 1 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 3 2 1 54 Cukup
1 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 53 Cukup
4 3 2 4 3 2 4 4 2 2 2 3 3 4 3 4 4 51 Cukup
3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4 58 Cukup
2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 45 Cukup
3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 4 3 2 1 2 54 Cukup
4 2 4 3 2 2 4 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 44 Kurang
3 1 4 4 3 3 2 4 2 3 4 3 2 2 1 1 2 49 Cukup
2 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 4 59 Cukup
4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 47 Cukup
91
3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 52 Cukup
4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 46 Cukup
4 2 1 1 2 3 4 2 3 3 4 4 2 1 4 4 2 50 Cukup
3 2 3 3 2 4 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 3 50 Cukup
3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 2 2 3 4 56 Cukup
2 4 4 2 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 49 Cukup
2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 3 2 2 2 54 Cukup
3 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 55 Cukup
3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2 0 Cukup
P P1 P1
1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 2 P13 P14 P15 P16 7 P18 P19 P20 JUMLAH
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 7
1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 10
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 14
0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 11
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 12
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 13
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 15
0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 9
0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 8
92
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 15
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 13
0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 9
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 14
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 13
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13
0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 11
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 14
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 11
1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 13
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 10
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 11
1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 11
1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 11
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14
0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8
0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 11
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 10
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 11
0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 9
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 12
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 12
93
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 12
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 8
0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 8
1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 13
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 14
INSIAL RESPODEN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali A 3 4,6 4,6 4,6
d C 1 1,5 1,5 6,2
D 5 7,7 7,7 13,8
E 2 3,1 3,1 16,9
F 3 4,6 4,6 21,5
G 1 1,5 1,5 23,1
H 2 3,1 3,1 26,2
HM 1 1,5 1,5 27,7
HS 1 1,5 1,5 29,2
H 1 1,5 1,5 30,8
SS
I 2 3,1 3,1 33,8
J 2 3,1 3,1 36,9
L 1 1,5 1,5 38,5
M 4 6,2 6,2 44,6
N 6 9,2 9,2 53,8
NI 1 1,5 1,5 55,4
94
USIA RESPONDEN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
40- 38 58,5 58,5 58,5
45
Vali 46- 27 41,5 41,5 100,0
d 49
Total 65 100,0 100,0
SIKLUS HAID
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
TERATUR 36 55,4 55,4 55,4
Vali TIDAK 29 44,6 44,6 100,0
d TERATUR
Total 65 100,0 100,0
STATUS RESPONDEN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
MENIKA 62 95,4 95,4 95,4
Vali H
d JANDA 3 4,6 4,6 100,0
Total 65 100,0 100,0
PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
SD 17 26,2 26,2 26,2
SMP 13 20,0 20,0 46,2
Vali SMA 23 35,4 35,4 81,5
d AKADEMI/ 12 18,5 18,5 100,0
PT
Total 65 100,0 100,0
PEKERJAAN RESPONDEN
96
JUMLAH ANAK
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
1-2 29 44,6 44,6 44,6
Vali ANAK
d >2 ANAK 36 55,4 55,4 100,0
Total 65 100,0 100,0
Keluarga
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
CUKUP 55 83,3 83,3 83,3
Vali KURAN 11 16,7 16,7 100,0
d G
Total 66 100,0 100,0
TINGKAT KECEMASAN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
RINGA 20 30,3 30,3 30,3
N
Vali SEDAN 46 69,7 69,7 100,0
d G
Total 66 100,0 100,0
CUKUP 18 37 55
DUKUNGAN
KELUARGA KURAN 2 9 11
G
Total 20 46 66
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,918a 1 ,338
Continuity Correction b ,359 1 ,549
Likelihood Ratio ,994 1 ,319
Fisher's Exact Test ,482 ,283
Linear-by-Linear ,904 1 ,342
Association
McNemar Test ,000c
N of Valid Cases 66
Lampiran 13 dokumentas
103