Anda di halaman 1dari 120

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA


PREMENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN
DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA
RW 09 KOTA MAKASSAR

0leh :

LEGAYATRI TASYALWI SUAT


NIM : 183145105035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITA MEGAREZKY
MAKASSAR
2022

SKRIPSI
1
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA
PREMENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN
DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA
RW 09 KOTA MAKASSAR

Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjan Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Dan
Kebidanan Universitas Megarezky.

0leh :

LEGAYATRI TASYALWI SUAT

NIM : 183145105035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITA MEGAREZKY

MAKASSAR

2022

HALAMAN PERSETUJUAN

2
Proposal Penelitian dengan judul:
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA
PREMENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM
MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh :

Legayatri Tasyalwi Suat


183145105035

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keperawatan dan Kebidanan Universitas Mega Rezky
Hari : Sabtu Tanggal :16 juli

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

(Ayu Lestari, S.Kp.,M.Kep) (Nusdin, S.Kep.,Ns.,M.Kes)


NIDN : 0916107303 NIDN : 0902095501

Penguji

(Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep)
NIDN : 0911128602

Mengetahui,
Ketua Program Studi
SUDIRMAN EFENDI.S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIDN : 09 151186 03

HALAMAN PENGESAHAN

3
Pada Hari ini ............. Tanggal .... Bulan ........... Tahun ............. bertempat di
Ruangan ....... Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Mega Rezky, telat dilaksanakan Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Keperawatan Terhadap
mahasiswa atas nama :

Nama : Legayatri Tasyalwi Suat

Nim : 183145105035

Jenjang : Program Studi S1 Keperawatan

Judul proposal : Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita

Premenopause Dengan Tingkat Kecemasan Dalam

Menghadapi Masa Menopause

Yang telah diuji oleh tim penguji Skripsi, sebagai berikut:

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( ................................)


2. Nusdin, S. Kep.,Ns.,M.Kes ( ................................)
3. Ayu Lestari, S.Kp.,M.Kep ( ................................)
Mengetahui,
Dekan, Ketua Program Studi,

Dr.Syamsuryanti, S.,ST.,SKM.,Keb. Sudirman Efendi


S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN. 0927047301 NIDN. 0913068603

KATA PENGANTAR

4
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul : “ hubungan dukungan keluarga pada wanita perimenopause dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di puskesmas bangkala”
yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Mega Rezky.

Skripsi ini merupakan upaya dan kerja keras dari penulis untuk mendapatkan
sesuatu yang terbaik, meskipun penulis menyadari bahwa di dalamnya masih
banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan serta masih jauh dari apa yang
diharapkan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengalami banyak tantangan dan


hambatan, namun berkat usaha dan kemauan serta kerjasama yang baik dari
semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
perkenanlah penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya terkhusus penulis ucapkan
kepada Ayahanda Alwi Suat dan Ibunda Tety Kadi Suat serta seluruh keluarga
besar penulis atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang, serta doa restunya
yang luar biasa selama ini. Kepada Ibu Ayu lestari, S.Kp.,M.Kep. Selaku
Pembimbing I dan Bapak Nusdin,S.Kep.,Ns.,M.kep. Selaku Pembimbing II
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan perhatian, bimbingan dan arahan kepada penulis
serta Bapak Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Penguji yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya dalam memberikan masukan dan arahan guna perbaikan
skripsi ini.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada :

5
1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH., MH., MKn. Selaku Pembina YPI Mega
Rezky Makassar.
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. Selaku Ketua YPI Mega Rezky Makassar.
3. Bapak Prof. dr. H. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku Rektor
Universitas Mega Rezky.
4. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan.
5. Bapak Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi
Program Profesi Ners.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf universitas Mega Rezky yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan selama
ini.
7. Bapak/Ibu/Staf Puskesmas Bangkala yang telah memberikan izin untuk
melakukan pengambilan data awal.
8. Bapak/ Ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi
responden penelitian ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Angkatan 2018 yang dapat penulis sebutkan satu
persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah diberikan
dukungan, dorongan moral dan berbagai bantuan selama perkuliahan sampe
menyelesaikan pendidikan.
10. Dan tak lupa pula saya ucapkan terima kasih buat tujuh orang, yang selama
ini temani saya menyusun proposal yaitu : Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min
Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook BTS.
Penulis menyadari Laporan Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan laporan proposal ini agar menjadi jauh lebih baik lagi.

Makassar, 10 April 2022

6
Legayatri Tasyalwi Suat

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

ABSTRAK .............................................................................................................v

DAFTAR ISI .........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBARA .........................................................................................xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................5
C. Tujuan
Penelitian .........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................5
E. Keaslian Penelitian ......................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Menopause .........................................................7


B. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga .........................................13
C. Tinjauan Tentang Kecemasan ...................................................................17
D. Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan
Tingkat kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause ......................22
E. Kerangka Konsep ......................................................................................24
F. Kerangka Teori ..........................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN

7
A. Desain Penelitian ....................................................................................28
B. Populasi dan Sampel................................................................................28
C. Definisi Operasional ...............................................................................29
D. Alat Pengukuran Data..............................................................................32
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................................35
F. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................36
G. Rencana Analisis Penelitian ....................................................................36
H. Etika Penelitian .......................................................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian .....................................................................51


B. Hasil Penelitian .........................................................................................52
C. Pembahasan ...............................................................................................61
D. Keterbatasan penelitian .............................................................................67
BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN .....................................................................................
B. SARAN ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

8
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian…………………………………………………........…....6
Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………...….......….49
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Premenopause ………….….............56
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Siklus Haid....................................................................57
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Responden ……….......................................…..57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Usia Ketika Menikah…………………………........….57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Usia Pertama Kali Melahirkan …..................................58
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Usia Terakhir Kali Melahirkan ……….....................…58
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir.......................................................59
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pekerjaan .......................................................................60
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak .................................................................60
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Status Tempat Tinggal ..................................................60
Tabel 4. 11 Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause ......................................61
Tabel 4.12 Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause .......................61
Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingkat
Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause ........................................................62
Tabel 4.14 Hasil Uji Chi – Square .................................................................................62

9
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 kerangka teori…………………………………………………45
Bagan 2.2 kerangka konsep……………………………………………….46

10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 lembaran permohonan menjadi responden

Lampiran 2 Lembaran Persetujuan Responden (Informed consent)

Lampiran 3 Lembaran karakteristik responden

Lampiran 4 Lembaran kuesioner dukungan keluarga

Lampiran 5 Lembaran kuesioner tingkat kecemasan

Lampiran 6 Master Tabel kerangka konsep

Lampiran 7 Master Tabel Dukungan Keluarga

Lampiran 8 Master Tabel Tingkat Kecemasan

Lampiran 9 Dokumentasi penelitian

Lampiran 10 Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS

Lampiran 11 Surat Rekomendasi Pengambilan Data Awal

Lampiran 12 Surat Rekomendasi Penerbitan Izin Penelitian

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian

Lampiran 14 Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian dari Instansi


Tempat Penelitian ata yang berwenang

Lampiran 15 Lembar Konsultasi Pembimbing Skripsi yang dari Logbook

11
12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menopause merupakan proses perkembangan yang penting dan norma
dalam kehidupan seorang perempuan yang ditandai dengan penghentian
menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium (Kim,
2014). Sebagian besar orang beranggapan menopause adalah sesuatu yang
menakutkan sehingga berdampak pada gangguan psikologis. Kondisi tersebut
dipengaruhi oleh perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk beradaptasi
dengan cara-cara baru yang membuat masa menopause menjadi sangat sulit
(Jorge, 2016). Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami,
yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Perubahan
fisiologis akibat menopause kadang kadang mengganggu aktivitas dan
gairah seksual pada sejumlah wanita.Karena perubahan-perubahan tersebut
mengakibatkan kegiatan seksual menjadi kurang menyenangkan (Hanifah et
al., 2021).

Pada dasarnya kaum wanita memiliki dua fase dalam kehidupannya yaitu
haid pertama (menarche) dan menstruasi terakhir (menopause). Dua fase ini
memiliki begitu banyak kesamaan proses yang bertahap dan akan dilalui kaum
wanita karena keduanya berkaitan dengan hormone estrogen, selain itu fase ini
juga merupakan suatu ada saat wanita telah memasuki tahapan menopause kadar
estrogen dan progesteron berangsur turun sehingga ikut mempengaruhi hormon
lainnya. Kondisi inilah yang sering mengakibatkan banyak wanita mengalami
sejumlah gejala klinis dan psikologis yang mengganggu aktifitas sehari-hari serta
menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri
(Lusiana, 2014).

Secara umum sebagian besar perempuan mulai memasuki masa


menopause pada usia 49-52 tahun. Mengacu hasil penelitian bahwa usia harapan

1
hidup perempuan Indonesia bertambah menjadi rata-rata 69 tahun. Maka sekitar
20-30 tahun atau sepertiga lama hidupnya, perempuan dalam keadaan menopause.
Banyak dari ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah
mengalami rasa cemas. Akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan, hal itu
juga dapat menimbulkan kecemasan. Dampak menopause yang sering terjadi di
masyarakat diantaranya kecemasan, takut, cepat marah, ingatannya menurun, sulit
konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, mudah tersinggung, stress bahkan
depresi (Kulsum, 2017).

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menunjukan


pertambahan jumlah wanita yang memasuki fase klimakterium yang diperkirakan
meningkat hingga lebih satu miliar di tahun 2030. Proporsi di Asia diperkirakan
akan mengalami peningkatan dari 107 juta menjadi 373 juta di tahun 2025.
Sedangkan menurut Badan Sensus Penduduk, di Indonesia jumlah setiap tahunnya
mencapai 5,3 juta orang dari jumlah total penduduk perempuan Indonesia yang
berjumlah 118.010.413 juta jiwa (Koeryaman & Ermiati, 2018). Jumlah wanita
yang berusia 45-55 tahun mencapai 14,3 juta orang.

Pada tahun 2017 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 261,89 juta


orang yang terdiri dari 130,31 juta perempuan dengan jumlah perempuan yang
berusia 45-55 tahun dan jumlah wanita dengan umur menopause diperkirakan
15,8 juta orang. Pada tahun 2020 di Indonesia 30,3 juta wanita menopause (BPS,
2017).

Dilihat dari klasifikasi jumlah penduduk di Indonesia, pada tahun 2017


terdapat 14.787.721 jiwa, jumlah wanita usia 45-49 tahun sebanyak 8.485.479
jiwa, usia 50-54 tahun sebanyak 7.327.347 jiwa, usia 55-59 sebanyak 5.970.949
jiwa, 60-64 tahun 4.398.429 jiwa, 65-69 tahun sebanyak 3.084.716 jiwa, usia 70-
74 sebanyak 2.208.376 jiwa dan 75 tahun keatas sebanyak 2.726.944 jiwa
(Kemenkes RI, 2017).

2
Tahun 2019, jumlah lansia Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi
27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (Badan
Pusat Statistik, 2018).

Berdasarkan data dari Puskesmas Bangkala yang membawahi 2 kelurahan


yaitu kelurahan Bangkala dan kelurahan Biring Romang, jumlah penduduk
perempuan sebesar 15.557. jiwa dan perempuan usia 40-49 tahun sebesar 1.815
jiwa (11,67%) dan perempuan usia >50 sebesar 3.147 jiwa (20,23%). Adapun data
penduduk perempuan berdasarkan data dari kelurahan Bangkala yang terjadi atas
12 Rw adalah 7.519 jiwa (50,23%) dari total penduduk sebanyak 14.970 jiwa.
Berdasarkan kedua data diatas menunjukan bahwa jumlah perempuan di
kelurahan Bangkala lebih dari separuh jumlah penduduk, jumlah perempuan usia
premenopause dan menopause mencapai dari lebih dari 31%. Hal ini
menunjukkan perlunya upaya untuk mengidentifikasi semua hubungan yang
terkait dengan kesiapan para perempuan premenopause untuk menghadapi dan
menjalani masa menopausenya nanti.

Berdasarkan kedua data diatas menunjukkan bahwa jumlah perempuan di


Kelurahan Bangkala lebih dari separuh jumlah penduduk, dan jumlah perempuan
usia premenopause dan menopause mencapai lebih dari 31%. Hal ini
menunjukkan perlunya upaya untuk mengidentifikasi semua faktor faktor terkait
dengan wanita dalam menghadapi menopause termasuk dukungan keluarga.

Dukungan keluarga pada seorang wanita yang menghadapi masa


menopause menjadi sangat berharga dan menambah ketentraman hidup.
Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diterima individu dari orang yang
berada dalam lingkungan keluarga seperti suami, anak dan orang tua sehingga
wanita tersebut merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Wanita menjadi tidak
merasa cemas dalam menghadapi masa menopause yang terjadi, yang tentunya
akan menimbulkan perubahan fisik maupun emosional tersebut. Perubahan fisik
dan emosional dialami wanita menopause menimbulkan suatu kecemasan.
Kecemasan adalah respon emosional. Perubahan fisik dan emosional yang alami
wanita tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan

3
dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, khawatir
pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungan
dengan perasaan tidak menentu atau tidak berdaya. Kecemasan yang timbul
biasanya berupa ketidaktahuan wanita tentang gejala menopause seperti rasa
panas, pusing, perasaan yang berubah-ubah, rasa mual, muka merah, dan
berkeringat (Suliswati.2005 dalam Richard.2015).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas adapun masalah pada
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan dukungan keluarga pada wanita
premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota makassar ?.
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahui hubungan dukungan keluarga
pada wanita premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
masa menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota
Makassar
2) Tujuan Khusus
a. Diketahui dukungan keluarga pada wanita premenopause
b. Diketahui tingkat kecemasan pada wanita premenopause
c. Diketahui hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai suatu wadah untuk menghubungkan ilmu yang dimiliki khususnya
bagi peneliti, untuk menambah wawasan atau pengalaman dan memperluas
cakrawala pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dibidang
pendidikan.

4
2. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya dalam hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa
menopause.
3. Manfaat Institusi Pelayanan
Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause
4. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan
merupakan salah satu sumber bahan bacaan.
5. Manfaat dari Peneliti
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
6. Manfaat Teoritis
Penelitian ini berguna sebagai bahan keilmuan yang dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan terkait dengan dukungan keluarga terhadap wanita
yang mengalami pada masa pre menopause.

7. Manfaat Praktis
a. Bagi IPTEK
Dapat dijadikan dasar untuk mengurangi kemampuan support system
ketidaknyamanan yang berkaitan dengan keluhan masa premenopause
pada wanita
b. Bagi Penelit
Menambah pemahaman dan pengalaman melalui penelitian sebagai sarana
menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh, terutama tentang
premenopause.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi untuk data dan
pengembangan penelitian selanjutnya terkait premenopause yaitu
“gambaran dukungan keluarga pada wanita premenopause dalam
menghadapi masa menopause.

5
d. Bagi masyarakat
Khususnya pada wanita premenopause sebagai masukan yang bermanfaat
untuk peningkatan respon positif dalam menghadapi masa menopause.

6
E. Keaslian Penelitian
No. Judul, peneliti Variabel Desain Hasil Penelitian Perbedaan
dan tahun penelitian Penelitian Penelitian

1. Hubungan Variabel Jenis Berdasarkan ● Varia


Dukungan Independen: penelitian hasil bel
Keluarga yang penelitian pada
dukungan
Dengan digunakan terhadap 84 Penelitian
keluarga pada
Kecemasan adalah responden di hanya
ibu
Ibu penelitian wilayah kerja menggunakan
menghadapi
Menghadapi kuantitatif Puskesmas 1 variabel
klimakterium
dengan Berseri yaitu
Klimakterium
Variabel rancangan Pangkalan dukungan
(Siti Romlah Dependen: deskriptif Kerinci keluarga
tahun 2019) analitik yaitu mengenai ● Metod
kecemasan
ibu mencari dukungan e pada

menghadapi hubungan keluarga peneli

klimakterium antara terhadap ibu tian


dukungan klimakterium ini
keluarga diketahui adalah
dengan sebagian kuanti
kecemasan besar tatif
ibu responden denga
menghadapi tidak n
klimakterium mendapatkan meng
. Rancangan dukungan gunak
penelitian ini keluarga an
menggunakan sebanyak metod
pendekatan 57,1%, e
Cross sedangkan deksk
Sectional responden riptif

7
yaitu yang ● Analis
rancangan mendapatkan a data
penelitian dukungan yang
dengan keluarga digun
melakukan sebanyak akan
pengukuran 42,9%, hal ini adalah
atau menggambar analisi
pengamatan kan bahwa s
pada saat masih banyak univar
bersamaan ibu yang iat
(sekali tidak ● Lokas
waktu) antara mendapatkan i
faktor resiko dukungan peneli
(Hidayat, keluarga tian
2010).

2. Faktor Faktor Ada hubungan Jenis Berdasarkan hasil ● Metode


Yang yang penelitian ini yang didapat penelitian
Mempengaruh signifikan adalah bahwa sebagian kuantitatif
i Kesiapan antara umur, kuantitatif besar responden dengan
Wanita Usia tingkat dengan menjawab tidak mengguna
40-50 tahun pendidikan, dengan siap menghadapi kan
Dalam status desain periode metode
Menghadapi perkawinan, Cross- menopause deskriptif
Menopause status sectional (58.5%) dan ● Variabel
pekerjaan, yaitu sebanyak 65.1% penelitian
(Sri Wahyuni
dukungan penelitian responden mengguna
tahun 2019)
keluarga, sikap yang mendapat kan
dan tingkat pengumpula dukungan variabel
pengetahuan n datanya keluarga dalam yaitu

8
terhadap dilakukan menghadapi dukungan
kesiapan pada suatu menopause. keluarga
wanita dalam waktu (at Berdasarkan hasil ● Lokasi
menghadapi one point in penelitian antara penelitian
menopause time). Uji dukungan
statistik keluarga dan
digunakan kesiapan wanita
adalah dalam
regresi menghadapi
logistik menopause.
berganda Responden yang
(Sugiyono mendapatkan
2013). dukungan dari
keluarga
berpeluang lebih
siap menghadapi
menopause
dibandingkan
pada respnden
yang tidak
mendapatkan
dukungan dari
keluarganya.

3. Hubungan Variabel Penelitian Hasil penelitian ● Variabel


Dukungan Independen: yang menunjukkan penelitian
Keluarga, dilakukan bahwa ada yang
Hubungan
Pengetahuan adalah hubungan digunakan
Dan Sikap Ibu dukungan penelitian dukungan adalah
Dengan keluarga pada kuantitatif keluarga, variabel

9
Kesiapan kesiapan ibu dengan pengetahuan, dan yaitu
Menghadapi dalam pendekatan/d sikap ibu secara dukungan
Perubahan menghadapi esain dengan keluarga
Pada Masa perubahan penelitian premenopause ibu ● Metode
Premenopause pada masa cross usia 45-50 tahun penelitian
premenopause sectional yang
Sri Handayani
yaitu digunakan
tahun 2021
pengukuran / deskriptif
Variabel observasi
Dependen: variabel

pengetahuan independen
dan sikap ibu dan
terhadap dependen

kesiapan pada saat

menghadapi yang

perubahan bersamaan

pada masa
premenopause

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Umum Tentang Premenopause.


1. Pengertian

Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan
haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadang-kadang
disertai dengan nyeri haid (Price, 2012).
Premenopause merupakan masa terjadinya penurunan estrogen yang
tajam, meningkatnya hormone gonadotropin, gangguan keseimbangan
hormonal (menstruasi tidak teratur, menstruasi anovulatoir (haid tanpa
ovulasi), hanya terdapat rangsangan estrogen, menimbulkan gejala psikologis
(takut tua, takut tidak menarik, emosi labil, cepat marah, senang sedih, sulit
tidur) dan kardiovaskular seperti hot flashes, sering berdebar, dan kulit terasa
kering (Kusuma, 2011).
Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 –
51 tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masing-masing individu
tidaklah sama (Lauren dkk, 2012).
2. Proses premenopause

Menurunnya kadar hormon estrogen dari ovarium. Masa ini bisa terjadi
selama 2-5 tahun, sebelum menopause (Proverawati, 2010). Fase
premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan
haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadang-kadang
disertai dengan nyeri haid (Price, 2012). Premenopause merupakan masa
terjadinya penurunan estrogen yang tajam, meningkatnya hormone
gonadotropin, gangguan keseimbangan hormonal (menstruasi tidak teratur,
menstruasi anovulatoir (haid tanpa ovulasi), hanya terdapat rangsangan
estrogen, menimbulkan gejala psikologis (takut tua, takut tidak menarik, emosi

11
labil, cepat marah, sering sedih, sulit tidur) dan kardiovaskular seperti hot
flushes, sering berdebar, dan kulit terasa kering (Kusuma, 2009).
Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 – 51
tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masing-masing individu
tidaklah sama (Lauren dkk, 2012).
3. Tanda tanda menopause

Tanda-tanda premenopause perempuan yang usianya berkisar antara 40-45


tahun memasuki babak baru dalam rentang kehidupannya. Pada masa ini
perempuan mengalami menopause, yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai
menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Semua
perempuan pasti akan mengalami masa premenopause. Hal ini merupakan
tahap akhir proses biologi yang dialami perempuan berupa penurunan produksi
hormon seks perempuan yaitu hormon estrogen dan progesteron. Tanda tanda
dari premenopause adalah terjadinya perubahan, baik perubahan fisik maupun
perubahan psikis yang disebabkan oleh penurunan produksi hormone estrogen.
Perubahan fisik meliputi ketidakteraturan siklus haid, haid yang sangat banyak
atau sedikit, hot flushes, berkeringat di malam hari dan tidak ada hentinya,
kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk, dan muncul gejala penyakit.
Sedangkan perubahan psikis meliputi adanya kecemasan, ingatan menurun,
mudah tersinggung, stress dan depresi (Kasdu, 2010).
4. Tindakan mengatasi keluhan premenopause

a. Pengaturan makanan dan suplemen makanan


Menurut jurnal keperawatan tentang hubungan pengetahuan dan sikap
ibu Premenopause terhadap Menopause (Nip Ayu Sinta Puji, 2018)
menyatakan bahwa tindakan mengatasi Premenopause sebagai berikut :
1) Kopi, alkohol dan garam
Mengkonsumsi kopi secara berlebihan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, seperti jantung berdebar, gelisah, sulit tidur
(insomnia), gugup, tremor, bahkan mual sampai muntah. Minum kopi
juga berbahaya bagi penderita hipertensi karena senyawa kafein bisa

12
menyebabkan tekanan darah meningkat tajam. Kopi juga bisa
meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi urin
bertambah, jadi tidak lama setelah mengkonsumsi kopi kandung kemih
cepat penuh. Bagi perempuan usia menopause, minum kopi dalam
jumlah banyak bisa menambah resiko kekeroposan tulang (osteoporosis).
Minum kopi terlalu banyak dapat juga mengurangi kesuburan
perempuan, apalagi jika dikombinasikan dengan alkohol. Minuman
alkohol yang dikonsumsi secara teratur dalam jumlah yang lebih, maka
akan meningkatkan tekanan darah dan mengganggu obat tekanan darah.
2) Merokok
Perempuan menopause memiliki resiko osteoporosis dan penyakit
kardiovaskuler, dan kedua resiko itu akan meningkat lebih tinggi lagi bila
perempuan tersebut merokok. Berdasarkan penelitian dokter dari
Universitas Oslo perempuan yang aktif merokok lebih mungkin
mengalami menopause dini dibandingkan dengan yang tidak merokok.
3) Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kacang-kacangan
Makanan berlemak sering dikaitkan dengan berbagai penyakit,
seperti kolesterol dan stroke. Makanan seperti daging, sosis, kulit ayam,
krim, karena mengandung lemak jenuh hewani. Pilihlah makanan yang
rendah lemak seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
4) Fitoestrogen
Fitoestrogen memiliki efek menyerupai estrogen alami yang dapat
menurunkan risiko penyakit pada masa menopause. Sumber
fitoestrogen dapat diperoleh dari beras merah, wijen, biji labu kuning,
buah-buahan seperti stroberi, kismis, anggur, ceri, jeruk, melon,
bengkoang, serta sayuran seperti kacang panjang, buncis, brokoli,
paprika, seledri, daun bawang, bawang putih, bawang bombay, kacang
merah, kecambah, atau kedelai serta olahannya. Isoflavon merupakan
salah satu fitoestrogen yang banyak diteliti.

13
5) Kalsium
Bagi perempuan tabungan kalsium akan sangat berharga
terutama di masa premenopause, menopause dan postmenopause. Di
usia 40-50 tahun, tubuh perempuan akan mengalami penurunan
kadar estrogen dalam darah secara drastis.
b. Aktivitas Fisik dan olahraga
Aktivitas fisik menurut penelitian Maghfiroh (2014) menyatakan
bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian konstipasi pada
perempuan menopause. Aktivitas fisik adalah segala kegiatan
menggerakkan anggota tubuh. Salah satu cara mengatasi konstipasi adalah
dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin setiap hari, karena dengan
aktivitas fisik dapat merangsang aktivitas usus sehingga memperlancar
proses buang air besar (Maghfiroh, 2014).
c. Aktivitas seksual

Aktivitas seksual menurut (Proverawati, 2010) yaitu :

1) Aktivitas seksual tetap dilakukan


Aktivitas seksual dapat tetap dilakukan agar menjaga keharmonisan
hubungan dalam rumah tangga, kekurangan cairan vagina dapat diatasi
dengan menambahkan lubrikan. Sehingga saat berhubungan tidak terasa
sakit.
2) Gunakan air hangat untuk membasuh vagina setelah melakukan hubungan
seksual.
Setelah melakukan hubungan seksual sebaiknya segera dibasuh dengan
air hangat, ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dari organ reproduksi
dan mencegah terjadinya infeksi. Saat premenopause mudah terjadi infeksi
karena pada masa ini secret keasamaan vagina berkurang.
3) Senam untuk menguatkan otot panggul (kegel)
Senam kegel adalah senam untuk menguatkan otot dasar panggul.
Kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul yang semula digunakan
untuk terapi pada perempuan maupun pria yang tidak mampu mengontrol

14
keluarnya urin. Pada perempuan, selama proses kehamilan dan melahirkan
otot panggul dapat teregang dan lemah, yang mengakibatkan gangguan
kontrol buang air kecil (BAK) berbulan-bulan atau tahunan setelah
melahirkan. Selain itu, perempuan lanjut usia yang memiliki berat badan
lebih juga dapat mengalami kelemahan otot panggul. Senam kegel sangat
baik dilakukan untuk mencegah keluhan pada premenopause, yaitu
inkontinensia urine karena dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengontrol keluarnya urin. Latihan kegel juga dapat meningkatkan
kepuasan seksual pada pria dan perempuan.
d. Teknik relaksasi
Menurut (Proverawati, 2010) relaksasi merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan sendiri untuk mengurangi stress, emosi bahkan dapat
mereduksi berbagai gangguan fisiologis tubuh. Beberapa penelitian
menunjukan teknik relaksasi mempunyai hubungan yang positif secara
psikologis dan kesehatan fisik, tidak hanya memberikan perasaan damai atau
ketenangan di dalam diri individu teknik ini juga dapat menjadi sebuah hobi
yang positif bila dilakukan secara rutin. Melakukan relaksasi pada perempuan
premenopause sangat baik karena dengan ini dapat memberikan perasaan
tenang dan terhindar dari rasa panik serta dapat memberikan keuntungan baik
secara fisik dan psikis. Keuntungan yang diperoleh antara lain :
1) Memberikan rasa tenang
2) Memperlancar aliran darah
3) Mengatur nafas
4) Mengurangi pegal akibat meningkatnya tekanan otot di saat stress
5) Mengurangi sakit kepala (migrain), sakit punggung
6) Memberikan kontrol baik ketika marah atau frustasi
7) Memberikan tenaga lebih dalam menghadapi stress
8) Meningkatkan kemampuan konsentrasi
9) Memberikan ketenangan dalam mengambil keputusan.

15
B. Menopause
1. Pengertian Menopause

Menopause adalah istilah dari bahasa Yunani yang diambil dari kata
manus, yang berarti “bulan” dan pause yang berarti “berhenti”, secara
keseluruhan dapat diartikan sebagai berhentinya siklus datang bulan. Dalam
pengertian sehari-hari, kata menopause lebih merujuk pada proses dari pada
momen khusus dalam siklus menstruasi. Secara medis menopause mengacu pada
satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi terakhir (Silalahi, 2016).
Pengertian menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi wanita
ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita
menimbulkan rasa cemas atau risau, namun sebagian mendatangkan rasa
percaya diri. Menurut WHO menopause adalah berhentinya menstruasi secara
permanen, sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alami
dikenal, bila terjadi amenore selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan
penyebab patofisiologi atau fisiologi. Menopause adalah suatu proses peralihan
dari masa produktif menuju ke masa non produktif secara perlahan, yang
disebabkan kurangnya hormon estrogen maupun progesterone (Suparmi &
Astutik, 2016).
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Kebanyakan wanita mengalami menopause pada usia 56 sampai 60 tahun
dengan rata-rata mengalami menopause di usia 51 tahun. Menopause bukanlah
peristiwa yang terjadi mendadak. Menopause merupakan proses yang
berlangsung lama. Artinya, meskipun seorang wanita mengalami henti haid
untuk selamanya pada usia 50 tahun, ia mungkin sudah merasa bahwa siklus
haidnya mulai berubah sejak usia 40 tahun. Menopause alami akan dilalui
seorang perempuan secara bertahap selama beberapa tahun. Umumnya
menopause alami terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau di awal 50 tahun.
Menopause buatan adalah menopause yang terjadi akibat prosedur medis seperti
pembedahan atau penyinaran.Menopause akibat pembedahan terjadi akibat
histerektomi dan ooforektomi bilateral. Pengangkatan ovarium dilakukan

16
sebagai tindakan preventif terhadap karsinoma ovarium (Kumolontang, Kundre,
& Hamel, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) menopause diartikan
sebagai tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut yang
diakibatkan ovarium secara progresif telah gagal dalam memproduksi hormone
estrogen, folikel dalam ovarium mengalami penurunan aktivitas yang dapat
menyebabkan menstruasi berhenti sehingga wanita tidak mengalami
menstruasi selamanya.
Menopause merupakan berakhirnya masa subur atau masa
reproduksi wanita dan dapat diartikan sebagai masa berakhirnya seorang
wanita mendapatkan menstruasi bulannya. Menurut ilmu kedokteran seseorang
dikatakan menopause apabila tidak mendapatkan perdarahan selama 12 bulan
(Krishna, 2015).
2. Patofisiologi menopause

Menopause secara alami terjadi Karena penurunan aktivitas ovarium


yang diikuti dengan penurunan produksi hormon reproduksi. Ini terjadi secara
alamiah. Seorang wanita secara spontan telah memiliki folikel atau indung telur
dari sejak lahir. Namun, folikel – folikel ini matang dan bekerja untuk
menghasilkan sel telur pada saat memasuki usia pubertas yang ditandai dengan
proses menstruasi. Seiring dengan hal tersebut, granulosa secara otomatis
menghasilkan estrogen yang merupakan salah satu hormon reproduksi wanita.
Estrogen tadi akan memaksa folikel untuk mengeluarkan sel telur, keluarnya sel
telur dari korpus luteum ini akan meningkatkan produksi estrogen dan
progesteron. Progesteron sendiri menyiapkan tempat pembuahan dengan
menebalkan dinding endometrium. Setiap bulannya jika sel telur tidak jadi
dibuahi, akan membuat dinding endometrium yang menebal tadi luruh.
Luruhnya dinding endometrium dibuktikan dengan keluarnya darah melalui
lubang vagina dan inilah yang disebut menstruasi. Ketika ovarium tidak lagi
produktif, folikel yang dihasilkan berkurang maka rangsangan produksi hormon
estrogen dan progesteron pun berangsur angsur menurun. Kondisi ini yang

17
semakin lama mencapai titik pada masa klimakterium dengan keadaan
menopause (Nirmala, 2017).
3. Penyebab menopause

Siklus menstruasi dikontrol dua hormon yang diproduksi di kelenjar


hipofisis yang ada di otak (FSH dan LH) dan dua hormon yang dihasilkan oleh
ovarium (estrogen dan progesterone). Saat menjelang menopause FSH dan LH
akan terus diproduksi oleh kelenjar hipofisis secara normal. Tetapi, karena
ovarium semakin tua tidak dapat merespons FSH dan LH sebagaimana yang
seharusnya, sehingga menyebabkan estrogen dan progesterone yang di produksi
semakin berkurang. Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak dapat
menghasilkan hormon estrogen dan progesterone dalam jumlah yang cukup
untuk bisa mempertahankan siklus menstruasi (Brown, P & Spencer, R. F,
2007).
4. Hormon yang mempengaruhi menopause

Menurut (Khofifah dkk, 2017) menstruasi berhenti karena kedua indung


telur (ovarium) tidak memproduksi hormon estrogen lagi. Di antara ketiga
hormon yang diproduksi kedua indung telur (estrogen, progesterone, dan
testosterone), hormon estrogen lah yang mempengaruhi secara langsung
perubahan emosi, fisik, dan organ reproduksi. Jadi, ada tiga hormon penting bagi
wanita yang diproduksi oleh indung telur, yaitu estrogen, progesterone, dan
testosterone.
a. Estrogen

Hormon estrogen berfungsi mengontrol perkembangan seksual


wanita dan fungsi organ seks beserta ciri seks sekunder. Produksi hormon
estrogen akan meningkat saat masa puber. Peningkatan ini yang
menyebabkan terjadinya perubahan fisik pada tubuh wanita seperti payudara
akan mulai membesar dan bentuk pinggul yang mulai membesar juga.
Selain perubahan fisik, perkembangan intelektual dan emosi juga terjadi

18
pada fase ini. Hormon estrogen inilah yang paling berpengaruh dalam
kehidupan seks yang sehat.
Hormon inilah yang menyebabkan vagina menjadi lembab saat
melakukan hubungan seksual. Pada masa menopause, tingkat hormon
estrogen menurun yang menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih tipis
dan mongering. Lubrikasi oleh hormon estrogen untuk aktivitas seksual
menurun.
b. Progesterone

Hormon progesterone diproduksi oleh indung telur, kelenjar adrenalin


dan oleh plasenta selama kehamilan. Hormon ini berfungsi menjaga
kesehatan reproduksi wanita. Produksi hormon ini akan meningkat secara
cepat saat terjadi ovulasi. Tingkat hormon progesterone yang rendah dapat
mempengaruhi kondisi tubuh misalnya tubuh terasa kurang fit atau bahkan
mengalami gejala pramenstruasi (PMS) pada tahap tertentu dalam siklus
menstruasi. Produksi hormon progesterone akan menurun selama masa
menopause.
c. Testosterone

Hormon testosterone pada wanita diproduksi oleh indung telur dan


kelenjar adrenalin. Hormon ini membantu menentukan ciri-ciri seksual
sekunder seperti kepadatan otot dan pertumbuhan rambut. Hormon
testosterone juga berpengaruh dalam membangkitkan gairah, aktivitas, dan
respon seksual pada pria dan wanita. Tingkat hormon ini akan berkurang
pada wanita yang telah melewati masa menopause dan masih memiliki
indung telur. Namun, jika karena sesuatu hal dan terpaksa indung telurnya
diangkat maka hormone testosterone akan mengalami penurunan secara
drastis.

19
5. Perubahan-perubahan pada masa menopause

Menurut (Khofifah dkk, 2017) perubahan yang terjadi pada masa


menopause, sebagai berikut:
a. Perubahan organ reproduksi

Saat berhentinya menstruasi mengakibatkan berbagai organ


reproduksi akan mengalami perubahan karena sel telur tidak lagi
diproduksi, sehingga berpengaruh terhadap komposisi hormon dalam
organ reproduksi. Adapun perubahan organ reproduksi pada wanita, antara
lain :
1) Tuba Fallopi

Saluran tuba mengalami penipisan dan mengkerut, lipatan tuba


menjadi lebih pendek, endosalpingo menipis mendatar dan silia
menghilang
2) Uterus (Rahim)

Uterus mengecil disebabkan karena atrofi endometrium juga


disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat
interstisial.
3) Vagina

Terjadinya atrofi pada epitel vagina hingga hanya tinggal lapisan


sel basal, vagina menjadi kering, dan hal ini yang menyebabkan rasa
sakit ketika berhubungan seksual.
4) Serviks

Serviks (mulut rahim) mengkerut terselubung dinding vagina,


saluran memendek dan menyempit.
5) Dasar Panggul

20
Kekuatan serta elastisitas dasar panggul berkurang karena atrofi
dan lemahnya daya sokong.

6) Perineum dan Anus

Lemak subkutan menghilang, atrofi, dan otot sekitarnya


menghilang sehingga menyebabkan tonus sfingter melemah dan
menghilang.
7) Kelenjar Payudara

Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang,


sehingga payudara menjadi mengendur dan mendatar. Saat wanita
memasuki menopause, turunnya kadar estrogen ini akan menyebabkan
bentuk payudara yang kurang menarik lagi.
8) Kandung Kencing

Aktivitas kendali spinkter dandestrussor menghilang sehingga


menyebabkan sering kencing tanpa disadari.
b. Perubahan hormone

Hormon berperan dalam mengendalikan pertumbuhan,


perkembangan ciri-ciri seksual dan penyimpanan energi serta
mengendalikan volume cairan, kadar air, dan gula dalam darah. Hormon
mempunyai peranan penting bagi kesehatan tubuh terutama pada laki-laki
dan perempuan. Laki-laki yang kekurangan hormon testosteron dapat
berakibat terjadinya disfungsi ereksi, sedangkan pada wanita ketika ada
peningkatan sinyal hormon dari pituitari ke ovarium membantu dalam
produksi hormon progesterone dan estrogen yang dapat meningkatkan
terjadinya kehamilan, premenstrual syndrome (PMS) perimenopausal
syndrome, siklus menstruasi yang kadang tidak teratur, dan lain sebagainya.
Kadar hormon akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.
Hormon estrogen terdiri dari tiga jenis yaitu estradiol, estron, dan
estriol. Estradiol, estron, dan estriol memiliki fungsi yang sama yaitu

21
menjaga kesehatan jantung, tulang, kehalusan kulit, serta kelembaban
vagina. Pada masa remaja, ketika sudah mengalami menstruasi dan ovarium
sudah aktif, produksi estradiol menjadi meningkat dua belas kali lebih tinggi
dibandingkan ketika masa kanak-kanak. Setelah wanita mendekati masa
menopause produksi estradiol mulai menurun dan pada masa menopause
akan berhenti.
Selain itu, kadar hormon tiroid berpengaruh pada kadar hormone
estrogen dalam tubuh. Wanita yang memiliki kadar hormon tiroid terlalu
banyak maka metabolisme estrogen akan semakin cepat sehingga terjadinya
penurunan estrogen bebas dalam sirkulasi darah. Sebaliknya jika seorang
wanita memiliki kadar hormon tiroid yang rendah, kadar estrogen dalam
darah akan meningkat. Terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar hormon
tiroid dapat berpengaruh pada penurunan tingkat ovulasi. Keluhan yang
dapat dialami ketika masa menopause dapat diakibatkan oleh abnormal
produksi hormon tiroid.
Perubahan hormon pada menopause tidak hanya hormon estrogen,
tetapi ada perubahan pada hormon progesteron namun hormon ini tidak
mempengaruhi langsung pada perubahan wanita. Produksi hormone
estrogen yang mengalami penurunan akan mengakibatkan terjadinya
perubahan pada menstruasi menjadi jarang, sedikit, bahkan siklusnya
menjadi terganggu. Produksi hormon estrogen yang menurun akan
mempengaruhi langsung pada kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi
wanita.
c. Perubahan fisik

1) Berat Badan Bertambah


Sebagian besar wanita mengalami pertambahan berat badan, hal
ini diduga ada hubungannya dengan gangguan pertukaran zat dasar
metabolik lemak dan turunnya kadar hormon estrogen dalam darah
menyebabkan lemak yang biasa digunakan untuk membentuk pantat

22
dan paha menjadi berkurang dan hilang. Akibatnya lemak akan
menumpuk di perut dan pinggul.

2) Perut Kembung
Wanita biasanya mengalami perut kembung sebelum periode
menstruasi disebabkan karena retensi gas dan cairan, dapat juga
disebabkan oleh terapi hormon pengganti atau yang disebut terapi
sulih hormon.
3) Mudah Lelah
Kondisi ini disebabkan karena berat badan yang berlebih atau
karena menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot
persendian, dan kelelahan yang terjadi setelah makan merupakan
kondisi terkait dengan fluktuasi hormon.
4) Insomnia dan Gangguan Tidur
Gejala menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh,
sehingga dapat menyebabkan insomnia maupun gangguan tidur.
5) Kerontokan Rambut
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-laki karena
pengaruh usia dan stress tetapi juga dapat terjadi pada perempuan
menopause.
6) Pusing
Kondisi ini bisa terjadi dari tekanan darah rendah, fluktuasi
kadar gula darah, dan hipoglikemia yang semuanya merupakan
gejala menopause.
7) Denyut Jantung Tidak Teratur
Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause yang
disebabkan karena penurunan hormon sehingga mempengaruhi
sistem kardiovaskuler.
8) Inkontinensia Urin

23
Masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi selama
menopause. Kadar hormon estrogen yang rendah menyebabkan
penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat
penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudah terjadinya
kebocoran air seni akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih.
9) Perubahan Kulit
Perubahan kulit saat menopause dipengaruhi oleh hormon
estrogen yang berperan dalam menjaga elastisitas kulit. Ketika
menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis
terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan kulit.
10) Alergi
Pada kondisi menopause tingkat sensitivitas akan meningkat
sampai pasca menopause. Biasanya ditandai kulit yang gatal, merah-
merah, ataupun berwarna biru.
11) Osteoporosis
Kondisi ini merupakan salah satu dampak yang paling merusak
dari menopause, tulang yang lemah atau rapuh lebih beresiko untuk
mengalami patah tulang kecil (small bone fractures).
d. Perubahan emosi

1) Perubahan Mood
Perubahan mood atau yang disebut mood swing merupakan
suatu kondisi yang umum terjadi pada wanita menopause seperti
mudah marah, cemas, tidak sabaran, dan depresi.
2) Munculnya Kecemasan
Kondisi ini dapat terjadi pada wanita menopause.
Kecemasan merupakan respon alamiah terhadap suatu hal yang
akan atau sudah dihadapi seperti khawatir, detak jantung yang
cepat, berkeringat, tremor otot, mual, ketegangan, dan ketakutan
yang tidak beralasan
3) Kehilangan Kesenangan

24
Sebagian wanita mulai kehilangan kesenangannya ketika
melakukan kegiatan yang disukai. Kondisi ini seringkali
memulai siklus kemarahan dan depresi.

4) Stres
Kondisi ini disebabkan karena penurunan kadar hormon
estrogen sehingga menyebabkan turunnya neurotransmitter di
dalam otak yang akan mempengaruhi suasana hati seseorang.
5) Gangguan Panik
Gangguan panik (panic disorder) dapat menyebabkan
ketakutan yang intens, berkeringat, menangis, detak jantung
yang semakin cepat, serta perasaan sedih yang mendalam.
6) Gangguan atau Penyimpangan Memori
Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon
dalam tubuh dapat terjadi baik jangka pendek (short term
memory) maupun jangka panjang (long term memory). Tidak
semua wanita mengalami perubahan emosi ketika menghadapi
menopause adapun wanita yang merasa tidak ada perubahan
psikis yang dialaminya. Bagi wanita yang menganggap dan
menilai bahwa menopause itu hal yang menakutkan maka
perubahan emosi yang menjurus pada arah negative sulit untuk
dihindari dan akan membuat dirinya merasa menderita. Semua
tergantung penilaian setiap individu terhadap menopause.
6. Macam-macam menopause

Menurut Silalahi (2016) ada 2 macam menopause antara lain :


a. Menopause alami

Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-


55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih
mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun

25
seluruh proses ini kadang-kadang memerlukan waktu 13 tahun. Selama
itu, menstruasi mungkin berhenti beberapa bulan dan kemudian kembali
lagi. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin
membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan
apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik.
Selain itu, proses terjadinya menopause berjalan sangat lambat sehingga
tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi saat
menopause.
b. Menopause dini

Menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun.


Menopause ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama bisa karena
indung telurnya diangkat akibat penyakit yang diderita, misalnya karena
menderita kanker indung telur,. Kedua diduga karena gaya hidup, seperti
merokok, kebiasaan minum-minuman beralkohol, makanan yang tidak
sehat, dan kurang berolahraga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan
seperti obat pelangsing dan jamu-jamuan yang tidak jelas kandungan zat
kimianya, karena pada umumnya dapat menghambat produksi hormon.
Dari segi perubahan fisik penderita menopause dini terlihat dari keluhan
yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner
yang datang lebih cepat.
7. Batasan usia menopause

Usia menopause setiap wanita bervariasi, dapat dipengaruhi oleh


beberapa faktor seperti faktor keturunan, apabila ibu kandung mengalami
menopause di usia 40 tahun kemungkinan si anak juga akan mengalami
menopause di usia tersebut (Mulyani, 2013). Menopause adalah berhentinya
menstruasi secara alami yang terjadi pada wanita antara 45-55 tahun
(Chaturvedi, 2016). Pendapat lain mengatakan, usia menopause biasanya
berkisar antara 45-55 tahun. Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun
disebut menopause premature, sedangkan menopause yang terjadi pada usia
45 tahun disebut menopause dini (Krishna, 2013).

26
8. Tahap-tahap menopause

Menurut Mulyani (2013), fase klimakterium ada 4, yaitu :


a. Pramenopause

Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan
perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif
banyak serta kadang-kadang disertai nyeri haid.
b. Perimenopause

Fase peralihan antara masa premenopause dan pascamenopause


yang ditandai dengan siklus menstruasi menjadi lebih panjang.
c. Menopause

Masa menopause menandakan haid terakhir yang diakibatkan


menurunnya fungsi hormone estrogen dalam tubuh.
d. Postmenopause

Pasca Menopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya


keadaan fisik dan psikologisnya sudah stabil karena sudah dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan hormonalnya.
9. Hormone yang berperan dalam menopause

Hormon merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan dalam


sistem peredaran darah yang akan mempengaruhi organ yang ada di seluruh
tubuh. Hipotalamus akan mengontrol menstruasi dengan mensekresikan
hormone gonadotropin ke kelenjar pituitary. Selama masa reproduksi kelenjar
pituitari akan merespon dengan memproduksi dua hormon, yaitu follicle-
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon ini akan

27
menentukan jumlah hormon estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh
ovarium atau indung telur (Guyton, 2011).
Hormon FSH akan merangsang produksi ovum atau sel telur dan
hormone LH akan merangsang untuk terjadinya ovulasi atau pelepasan sel
telur. Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin
jarang terjadi. Hal ini yang menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur
dan tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga
untuk mengimbanginya maka tubuh akan lebih banyak untuk mensekresikan
hormone FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur
(Guyton, 2011).
Hormon estrogen bertanggung jawab atau juga ikut terlibat dalam
mempertahankan suhu tubuh. Hal ini yang juga banyak menyebabkan banyak
wanita yang mengalami hot flush ketika kadar hormone estrogen dalam tubuh
menurun. Penurunan hormon progesteron selama masa menopause akan
menyebabkan timbulnya rasa gelisah, depresi, mudah tersinggung atau marah,
libido menjadi rendah, dan bertambahnya berat badan (Guyton, 2011).
10. Tanda dan gejala menopause

Adapun tanda gejala pada wanita yang mengalami menopause


menurut (Bong, Mulyatiningsih 2019), antara lain :
a. Rasa panas (hot flushes)

Gejala ini akan dirasakan dari dada hingga ke wajah. Selain terasa
panas, biasanya juga disertai dengan ada warna kemerahan pada kulit.
b. Berkeringat di malam hari (night sweat)

Kondisi ini merupakan dari rasa panas pada malam hari, sehingga
seringkali menimbulkan berupa keringat yang banyak.
c. Kekeringan di vagina (dryness vagina)

Kondisi ini dikarenakan menurunnya hormone estrogen yang


menyebabkan dinding vagina menjadi tipis, dan dapat membuat rasa
tidak nyaman atau sakit saat melakukan hubungan seksual.

28
d. Insomnia

Tingkat estrogen yang lebih rendah dapat mempengaruhi


kualitas tidur. Keringat berlebih di malam hari juga dapat
menimbulkan ketidaknyamanan, sehingga menimbulkan masalah
insomnia.

e. Penurunan libido

Penurunan libido ini dikarenakan menurunnya hormone


estrogen dan hormon seks, sehingga gairah seksual juga menurun.
Serta diperparah dengan rasa tidak nyaman atau nyeri, karena vagina
kering.
f. Rasa sakit ketika melakukan hubungan seksual

Kondisi ini disebabkan keringnya vagina, sehingga


menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman.
g. Beser (inontinene urinary)

Stress inkontinensia dapat menjadi masalah, yang disebabkan


penipisan jaringan dan hilangnya elastisitas. Kondisi ini juga dapat
dipengaruhi oleh berkurangnya kapasitas kandung kemih, yang berarti
perlu buang air kecil lebih sering. Ada juga peningkatan risiko infeksi
saluran kemih.
h. Sakit kepala

Gejala pada seorang wanita yang akan mengalami menopause


salah satunya yaitu sakit pada tubuh atau nyeri karena tingkat estrogen
yang rendah.
i. Daya ingat menurun

29
Gejala pada seorang wanita yang akan mengalami menopause
salah satunya yaitu sakit pada tubuh atau nyeri karena tingkat estrogen
yang rendah.
j. Mudah tersinggung

Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya hormon estrogen


sehingga wanita akan lebih mudah marah dan tertekan.

11. Faktor yang mempengaruhi menopause

Adapun faktor yang mempengaruhi menopause menurut Mulyani


(2013) sebagai berikut :
a. Faktor Psikis

Keadaan psikis sangat mempengaruhi terjadinya menopause


pada wanita, keadaan wanita yang tidak menikah dan bekerja akan
mempengaruhi perkembangan psikis. Menurut beberapa penelitian,
mereka akan mengalami waktu menopause yang lebih mudah atau
cepat dibandingkan yang menikah dan tidak bekerja atau bekerja dan
tidak menikah.
b. Cemas

Seorang perempuan lebih cenderung mengalami kecemasan


dalam hidupnya, maka bisa diperkirakan bahwa dirinya akan
mengalami menopause lebih dini. Sebaliknya, apabila seorang wanita
yang lebih santai dan rileks dalam menjalani hidup biasanya masa-
masa menopausenya akan lebih lambat.
c. Usia pada saat pertama haid (menarche)

Wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17


tahun akan mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita yang
menstruasi lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai
pada usia mencapai 50 tahun.
d. Usia Melahirkan

30
Ketika seorang wanita yang masih melahirkan diatas usia 40
tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Hal
ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat
sistem kerja organ reproduksi bahkan memperlambat sistem penuaan
tubuh.

e. Merokok

Menurut beberapa studi yang pernah dilakukan, wanita


perokok akan mengalami masa menopause pada usia yang lebih muda
yaitu 43 hingga 50 tahun. Merokok akan mempengaruhi cara tubuh
dalam memproduksi atau membuang hormon estrogen. Penelitian
meyakini bahwa komponen tertentu dari rokok berpotensi membunuh
sel telur.
f. Pemakaian Kontrasepsi

Pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal


akan lebih lama atau tua memasuki masa menopause.
g. Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan,


dan pendidikan. Apabila faktor tersebut baik, akan mengurangi beban
fisiologis dan psikologis.
h. Budaya dan Lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan dibuktikan sangat


mempengaruhi perempuan untuk dapat atau tidak bisa menyesuaikan
diri dengan fase klimakterium.
i. Diabetes

Diabetes merupakan salah satu penyakit autoimun yang dapat


menyebabkan menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi yang
terbentuk akan menyerang FSH.

31
j. Status Gizi

Konsumsi makanan yang sembarangan ataupun pola hidup


yang tidak sehat akan mempengaruhi menopause lebih awal.

k. Stres

Stres merupakan salah satu faktor yang menentukan kapan


wanita akan mengalami menopause. Jika sering merasa stres maka
cenderung akan lebih cepat mengalami menopause.

12. Penyakit yang terjadi pada saat menopause

Menurut Mulyani (2013) dan Fox-Spencer & Brown (2007) banyak wanita
melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis untuk
menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi, perubahan kadar hormon,
khususnya hormon estrogen dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi di
kemudian hari. Komplikasi yang dapat terjadi pada wanita usia menopause
menurut diantaranya:
a. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit serius yang berpotensi terjadi di mana


kepadatan tulang menjadi berkurang sehingga menyebabkan tulang menjadi
lemah dan mudah patah. Faktor risiko osteoporosis yang paling penting pada
wanita adalah menopause dan hal ini secara langsung berkaitan dengan
penurunan kadar estrogen yang terjadi pada saat menopause. Hormon
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membantu mengontrol regenerasi
tulang. Pada masa menopause, produksi hormon estrogen menurun sehingga
menyebabkan tulang menjadi mudah keropos.
b. Penyakit Kardiovaskuler

32
Risiko wanita terkena penyakit kardiovaskuler mulai meningkat secara
signifikan setelah mengalami menopause. Hal ini dikarenakan penurunan
kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang
mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir ke jantung tidak bergerak
dengan baik. Selain itu terjadi peningkatan kadar LDL (kolesterol jahat)
sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

c. Penyakit Kanker

Pada usia menopause, risiko terkena kanker menjadi meningkat. Hal


ini disebabkan turunnya beberapa fungsi organ tubuh dan beberapa hormon
lainnya sehingga menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit kanker
payudara, kanker serviks, maupun kanker endometrium.
d. Obesitas

Menopause sering kali dijadikan sebagai penyebab peningkatan berat


badan, hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk
membakar energi akibat menurunnya efektivitas proses dinamika fisik pada
umumnya. Setelah menopause kelebihan lemak akan disimpan di sekitar
panggul dan paha yang menyebabkan bentuk butuh wanita seperti buah apel.
e. Asam Urat

Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur
protein (zat purin), yang kestabilan kadar dan pembuangan sisanya melalui air
seni diatur oleh ginjal. Penyakit asam urat yang dikenal dengan penyakit gout
terjadi karena penimbunan kristal monosodium urat dalam tubuh sehingga
menyebabkan nyeri sendi, benjolan-benjolan pada bagian tubuh tertentu, dan
gangguan pada saluran kemih.
f. kencing manis

Hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi kinerja sel-sel tubuh


dalam merespon insulin. Setelah memasuki masa menopause, kedua hormon
tersebut bisa saja mengalami ketidakseimbangan dan mempengaruhi kadar

33
gula dalam darah. Jika kadar gula tidak dapat dikontrol, akan meningkatkan
risiko penderitanya mengalami peningkatan kadar gula darah.
g. Demensia (pikun)

Hubungan antara menopause dan masalah memori tidak sepenuhnya


jelas, tetapi hormon estrogen memainkan beberapa peran dalam fungsi otak.
Penurunan hormon estrogen akan mengakibatkan berkurangnya
neurotransmitter pada otak yaitu serotonin, endorphin, dan dopamin.
Penurunan kadar neurotransmitter tersebut dapat mengakibatkan penurunan
daya ingat dan suasana hati sering berubah-ubah.
13. Penanganan menghadapi menopause

Menurut Pinem (2009) secara garis besar, terdapat dua cara penanganan
dalam menghadapi menopause, yaitu terapi hormonal dan terapi non-hormonal.
a. Terapi Hormonal (Terapi Sulih Hormon/TSH)

Terapi hormon yang biasa digunakan pada wanita menopause adalah


sulih estrogen, karena gejala menopause disebabkan oleh defisiensi estrogen.
Terapi sulih hormon terdapat dalam beberapa jenis sediaan seperti tablet,
plester (patch), implan, semprot hidung, cincin vagina, gel, dan krim atau
tablet vaginal.
b. Terapi Non-hormonal

Rasa kurang nyaman dalam menghadapi menopause akan semakin


terasa berat bila wanita dalam kondisi takut atau cemas. Terdapat beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk membantu wanita lebih siap dalam
menghadapi masa menopause, diantaranya:
1) Teknik Relaksasi
Relaksasi seperti meditasi dan yoga merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres, kekalutan emosi, dan
mengurangi berbagai gangguan fisiologi dalam tubuh. Melakukan
relaksasi sangat menguntungkan terutama bagi wanita yang mengalami

34
sindrom menopause karena dapat memberikan rasa tenang dan terhindar
dari rasa panik.
2) Menjaga pola makan
Pola makan yang dianjurkan untuk wanita yang mendekati usia
tengah baya diantaranya adalah menghindari makanan berlemak,
mengurangi asupan garam untuk mengurangi kemungkinan tekanan darah
tinggi, serta meningkatkan asupan serat yang akan melindungi dari
berbagai penyakit seperti diabetes dan kanker.
3) Olahraga teratur
Olahraga ringan seperti bersepeda, berenang, atau berlari dapat
menjaga jantung tetap sehat sehingga menurunkan risiko terkena penyakit
kardiovaskular, selain itu olahraga juga dapat membantu mempertahankan
bahkan meningkatkan massa tulang sehingga dapat mencegah
osteoporosis.
C. Tinjaun Umum Tentang Dukungan Keluarga
1. Pengertian Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat yang mampu membuat
penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai dan tentram. Dukungan ini
merupakan sikap atau tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita
yang sakit. Menurut Effendi, 2008 dalam (Luthfianingtyas, 2016).
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
akan selalu siap memberi pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan
keluarga yang diterima salah satu anggota keluarga dari dari anggota keluarga
yang lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam
sebuah keluarga.
2. Jenis- jenis dukungan keluarga
a. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.
Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan keluarga
kepada anggota keluarga lain yang ditunjukan dalam bentuk pemberian

35
dana,tenaga dan fasilitas bagi anggota keluarga. Dukungan keluarga .
dukungan instrumental termasuk dalam pemenuhan fungsi ekonomi dan
fungsi pemenuhan kesehatan keluarga.
b. Dukungan informatif
Keluarga berfungsi sebuah kolektor dan diseminator (penyebar
informasi). Dukungan informatif merupakan suatu dukungan yang
diberikan oleh keluarga kepada anggota keluarga yang lain dalam hal
pemberian saran dan sugesti untuk menyelesaikan suatu masalah. Manfaat
dari dukungan informasi adalah menekan munculnya stress karena
informasi yang diberiakan dapat menyubang sugesti positif pada individu.
Aspek – aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk,
dan pemberian informasi.
c. Dukungan Penghargaan
Dukungan penghargaan yaitu ungkapan hormat atau penghargaan,
persetujuan akan gagasan dan perasaan individu penerima dukungan dari
luar. Dukungan penghargaan kepada wanita memasuki masa
premenopause dapat dilihat dari:
1) Keluarga memberi penghormatan sehingga wanita tersebut
merasa dihargai

2) Keluarga memberi dorongan sehingga wanita tersebut bisa


percaya diri.
d. Dukungan emosional.
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat
dan pemulihan serta membantu pengusaha terhadap emosi. Dukungan
emosional merupakan bentuk dukungan yang diberikan keluarga kepada
anggota a keluarga yang lain merupakan perhatian, kasih sayang, dan
empati. Dukungan emosional merupakan fungsi afektif keluarga yang
harus diberikan kepada seluruh anggota keluarga (Luthfianingtyas, 2016).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
a. Sosial

36
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain, individu yang berinteraksi
kontinyu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan
sosial juga mempengaruhi hubungan individu sebagai komunikasi untuk
untuk menerima pesan menurut komunikasi media. Dengan demikian
hubungan sosial dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
tentang suatu hal.

b. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga
dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan
keluarga status ekonomi lemah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan tentang berbagai hal.
c. Budaya
Berbagai wilayah Indonesia terutama di dalam masyarakat yang
masih tradisional kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria.
Anggapan seperti ini mempengaruhi kelakuan keluarga terhadap kesehatan
reproduksi wanita, misal: kualitas dan kuantitas makanan yang lebih baik
dibanding wanita.
d. Lingkungan
Adanya kesadaran, sikap, praktik kelestarian lingkungan intern
keluarga, lingkungan eksternal keluarga, pola hidup keluarga menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.

e. Sikap
Bila keluarga mempunyai sikap yang positif terhadap wanita
premenopause maka, akan dapat melakukan pendampingan dengan baik.
f. Umur

37
Umur merupakan salah satu salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Semakin tinggi umur semakin bertambah pula ilmu atau
pengetahuan seseorang.
g. Pengetahuan
Bila keluarga mempunyai pengetahuan dengan baik maka akan
dapat mengindera suatu keadaan dimana kehadiran sangat sangat
diperlukan dalam pendampingan pada wanita premenopause dalam
menghadapi masa menopause.

h. Pendidikan
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan
keluarga pada wanita pre menopause.
4. Ciri-ciri dukungan keluarga
a. Informatif
Bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang
dalam menanggulangi persoalan – persoalan yang dihadapi, meliputi
pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang
dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang
mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.
b. Perhatian emosional
Setiap orang pasti membutuhkan bantuan efektif dari orang lain,
dukungan ini merupakan dukungan simpati dan empati, cinta, dan kepercayaan
dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan
merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain
yang memperhatikan, mau mendengar, segala keluhannya, bersimpati dan
empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu
memecahkan masalah yang dihadapi seseorang tersebut.
c. Bantuan instrumental
Bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam
melakukan aktivitasnya, berkaitan dengan persoalan-persoalan yang

38
dihadapinya, misal dengan menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan dan
lain-lain.
d. Bantuan penilaian
Suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain
berdasarkan kondisi sebenarnya dan penderita. Penilaian ini bisa dalam bentuk
positif dan negatif yang nama pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang
(Luthfianingtyas, 2016).

D. Tinjauan Umum Tentang Kecemasan


1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir
yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal
yang harus dicemaskan, misalnya kesehatan, relasi sosial, ujian, karir, kondisi
lingkungan dan sebagainya. Adalah normal, bahkan adaptif, untuk sedikit
cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut. Kecemasan bermanfaat bila hal
tersebut mendorong untuk melakukan pemeriksaan medis secara reguler atau
memotivasi untuk belajar menjelang ujian. Kecemasan adalah respon yang
tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila
tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau sepertinya datang
tanpa ada penyebabnya – yaitu bila bukan merupakan respon terhadap
perubahan lingkungan. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang
pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai
bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang
sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo A.
Wiramihardja, 2017).

Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,
2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai

39
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan
adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan,
apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang
dalam kehidupannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa


kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat
mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya
ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi.

Salah satu gejala yang dialami oleh semua orang dalam hidup adalah
kecemasan. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik kecemasan berbeda dengan
rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart.
2013).
Cemas adalah emosi dan merupakan pengamalan subjektif individu
yang dikomunikasikan secara interpersonal, mempunyai kekuatan tersendiri
dan sulit untuk di observasi secara langsung (Nursalam. 2017).
2. Aspek – aspek kecemasan
Aspek-aspek Kecemasan Menurut Nolen-Hoeksema (2004)
terdapat empat aspek kecemasan:
a. Somatic symptoms
Berhubungan dengan bagian tubuh, dengan indikator, yaitu
merinding, tekanan otot, detak jantung meningkat, pernafasan
meningkat, pernafasan mendalam, limpa kecil berkontraksi,
pembuluh darah membesar, liver mengeluarkan karbohidrat, paru-
paru melebar, pupil membesar, mengeluarkan banyak keringat,

40
adrenalin mengeluarkan cairan, zat kimia perut hanya sedikit, air
liur berkurang, dan kandung kemih berelaksasi.
b. Behavioral symptom
Menghindar dari segala situasi karena ketakutan, dengan
indikator, yaitu melarikan diri, menghindar, menyerang, kaku,
respon terhadap selera berkurang, dan respon antipati meningkat.
c. Emotional symptoms
Merupakan rasa ketakutan dan kewaspadaan, dengan indikator,
yaitu rasa takut, ancaman, kurang istirahat, dan mudah marah.
d. Cognitive symptoms
Rasa khawatir yang tidak nyata dan sesuatu yang buruk
akan terjadi, dengan indikator, yaitu harapan akan kekerasan,
memperbesar bahaya, bermasalah dalam konsentrasi, terlalu
waspada, khawatir dan suka termenung, ketakutan akan kehilangan
kendali, ketakutan akan kematian, dan rasa ketidaknyataan.
3. Tanda-tanda cemas.
Menurut Stuart dan Sundeen (2003) dalam Priyoto (2015), efek
terhadap respons cemas dapat diketahui dari hal-hal berikut :
a. Fisiologis
Muncul dalam keadaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare,
sering kencing, nadi cepat, tensi meningkat, ketegangan otot, sukar
bernafas, berkeringat, pupil mata, anoreksia, konstipasi, sakit kepala,
penglihatan kabur, mual muntah, dan gangguan tidur.
b. Perilaku
Gelisah, tremor, mudah terkejut, bicara cepat, aktivitas gerakan
kurang terkoordinasi atau gerakan tidak menentu seperti gemetar , serta
perasaan tegang yang berlebihan.
c. Kognitif
Tidak mampu memusatkan perhatian atau konsentrasi, persepsi
menyempit atau kreativitas menurun, sering kali memikirkan tentang
malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi.

41
4. Jenis-jenis kecemasan
Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu :
a. Kecemasan Realitas atau objektif (Reality or Objective Anxiety)
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap
bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya
ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang
buas. Kecemasan ini kita untuk berperilaku bagaimana menghadapi
bahaya. Tidak jarang ketakutan yang bersumber pada realitas ini terjadi
ekstrim. Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena
takut kecelakaan pada dirinya atau takut menyalakan korek api karena
takut terjadi kebakaran.
b. Kecemasan Neurosis (Neurotic Anxiety)
Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik
antara kepuasan instigual dan realitas. Pada masa kecil, terkadang
beberapa kali seorang anak mengalami hukuman dari orang tua akibat
pemenuhan kebutuhan insting seksual dan agresif. Anak biasanya dihukum
karena secara berlebihan mengekspresikan impuls seksual atau agresifnya
itu, kecemasan atau ketakutan untuk itu berkembang karena adanya
harapan untuk memuaskan impuls tertentu. (Hawari. 2013).
c. Kecemasan Moral (Moral Anxiety)
Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan
superego. Secara dasar merupakan ketakutan akan suara hati individu
sendiri. Ketika individu termotivasi mengekspresikan impuls instingtual
yang berlawanan dengan nilai normal yang termasuk dalam super ego
individu itu maka ia akan merasa malu atau bersalah. Pada kehidupan
sehari-hari ia akan menemukan dirinya sebagai “Conscience stricken”.
Kecemasan moral menjelaskan bagaimana berkembangnya superego.
Biasanya individu dengan kata hati yang kuat dan akan mengalami konflik
yang lebih hebat dari pada individu yang mempunyai kondisi toleransi
moral yang lebih longgar. Seperti kecemasan neurosis, kecemasan lebih
longgar.anak-anak akan dihukum bila melanggar aturan yang diterapkan

42
orang tua mereka . orang dewasa juga akan mendapatkan hukuman jika
melanggar norma yang ada di masyarakat. Rasa malu dan perasaan
bersalah menyertai kecemasan moral.
Dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan kecemasan adalah kata
individu itu sendiri. Freud mengatakan bahwa superego dapat memberikan
balasan yang setimpa karena pelanggaran terhadap aturan moral.apapun
tipenya, kecemasan merupakan suatu tanda peringatan kepada individu
5. Tingkat Kecemasan
Menurut Carpenito, (2013), tingkat kecemasan terbagi atas:
a. Kecemasan ringan
Waspada, persepsi dan perhatian meningkat, gerakan mata, ketajaman
pendengaran bertambah, kesadaran meningkat, mampu mengatasi situasi
bermasalah.
b. Kecemasan sedang
Berfokus pada dirinya, menurunnya perhatian terhadap lingkungan,
persepsi menyempit, secara elektif dapat mengarahkan perhatian, sedikit
lebih sulit untuk berkonsentrasi, memandang pengalaman saat ini dengan
arti masa lalu.
c. Kecemasan berat
Perubahan pola pikir, tidak selera pikiran, tindakan dan perasaan,
lapang persepsi menyempit, belajar sangat terganggu, mudah mengalihkan
perhatian, tidak mampu berkonsentrasi, memandang pengalaman ini dengan
arti masa lalu, tidak mampu memahami situasi saat ini, komunikasi sulit di
pahami, hiperventilasi, takikardi, pusing dan mual.
d. Kecemasan panik dari kecemasan
Ketidakmampuan memahami situasi, respon tidak dapat diduga,
aktivitas motorik yang tidak menentu, persepsi menyimpang, berfokus pada
hal-hal yang tidak jelas, tidak dapat mengintegrasikan pengalaman, hilang
kemampuan mengingat, komunikasi tidak dapat dipahami, muntah dan
merasa mau pingsan.

43
6. Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan
takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak
menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada
masing-masing orang (Fitri Fauziah & Julianti Widury, 2007:74)
Kholil Lur Rochman, (2010) menyebutkan bahwa takut dan cemas
merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu
bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata,
berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu.
Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas,
atau menyebabkan konflik bagi individu. Kecemasan berasal dari perasaan
tidak sadar yang berada di dalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan
dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada. Beberapa
gejala-gejala dari kecemasan antara lain :
a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian
menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk
ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.
b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering
dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi
sering juga dihinggapi depresi.
c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution
(delusi yang dikejar-kejar).
d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak
berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan
jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
1. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Zakiah Daradjat dan Kholil Lur Rochman, (2010). mengemukakan


beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :

44
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas di dalam pikiran
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula
menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat
dalam bentuk yang umum.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.
2. Jenis Jenis Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan


didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan
dari luar (Pedak Mustamir, 2009) membagi kecemasan menjadi tiga jenis
kecemasan yaitu :
a. Kecemasan Rasional
Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang
mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini
dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan
dasariah kita.
b. Kecemasan Irasional
Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini di bawah keadaan
keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
c. Kecemasan Fundamental
Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa
dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya
berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang
mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.

45
3. Dampak Kecemasan

Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun


situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini
tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi
ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai
dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat
menimbulkan penyakit penyakit fisik (Semiun Yustinus, 2006). membagi
beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa sistem, antara lain :
a. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang
tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan
dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
b. Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada
individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang
ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan
akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
c. Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang,
gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari
kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara
tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang
tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari
apa saja yang dirasanya mengancam.
7. Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingkat
Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause.
Dukungan keluarga menjadi seorang wanita yang menghadapi masa
menopause menjadi sangat berharga dan menambah ketentraman hidup. Dukungan

46
keluarga merupakan dukungan yang diterima individu dari orang yang berada
dalam lingkungan keluarga seperti suami, anak dan orang tua sehingga individu
tersebut merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Dukungan keluarga meliputi
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan
informatif. Manfaat dukungan keluarga yaitu menjadi seorang wanita yang
menghadapi masa menopause lebih nyaman. ( Tri Mistina, 2017)
Sedangkan Dukungan sosial dapat diartikan sebagai sejauh mana individu
memandang bahwa orang-orang peduli terhadap dirinya dan bahwa orang-orang
tersebut mengekspresikan kepedulian mereka dengan menyediakan bantuan dan
juga saling memiliki perasaan terhubung atau memiliki ikatan sosial (Sirgy, 2017).
Dengan adanya dukungan sosial individu akan merasa dirinya berharga, dicintai
dan menjadi bagian dari komunitas. Dukungan sosial wanita menopause dapat
diperoleh baik dari keluarga khususnya suami dan anak maupun dari teman atau
komunitas (Siregar, 2018). Dukungan sosial termasuk faktor eksternal yang dapat
memengaruhi kualitas hidup wanita menopause. Bentuk dukungan tersebut dapat
berupa memberikan saran, informasi dan membantu meringankan keluhan-keluhan
yang dialami wanita menopause. Selain itu juga dapat berempati dan memberikan
semangat sehingga wanita menopause tidak merasa sendiri dan keluhan yang
terjadi.

47
8. Kerangka Teori

Premenopause Fase-fae menopause


Premenop
ause
Menopaus
e
Masalah Pascamen
Perubahan fisik yang terjadi saat
menopause
Kecemasan Jantung
berdebar-debar
Perubahan
Tinggkat kecemasan
mulut
Perubahan kulit
Kece
masan Perubahan psikologi yang terjadi
ringan saat menopause
Kece
masan Kecemasan
sedang Stres yang
Kece berkepanjangan
masan Emosional

Faktor yang
mempengaruhi
kecemasan
Dukunga
n emosional 48
Dukunga
n
instrumental
Dukunga
n informatif
Sumber: Mulyani 2013

9. Kerangka konsep
Konsep adalah abstrak dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan, dan
membentuk suatu teori yang keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti
maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2017).
Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat, peneliti kemudian membuat
kerangka penelitian yang akan dilakukan jelas, dan tidak keluar dari tema
penelitian. Untuk itu yang menjadi variabel independen (bebas) yaitu hubungan
dukungan keluarga dan yang menjadi variabel dependen yaitu kecemasan pada
wanita premenopause.
Berdasarkan kerangka konsep dalam penelitian digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan keluarga Tingkat


kecemasan

Keterangan :

: Variabel independen

49
: Variabel Dependen

50
46

10.Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas, variabel


yang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi atau
nilai yang lain. Menurut Tritjahjo Danny Soesilo, variabel Independen
merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (Surahman, 2018). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga pada wanita
menopause.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara struktur


berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya perubahan
variabel lainnya. Variabel tak bebas ini menjadi primary interest to the
researcher atau persoalan pokok bagi si peneliti, yang selanjutnya menjadi objek
penelitian (Hardani.ddk, 2017) Variabel dependen pada penelitian ini adalah
tingkat kecemasan wanita premenopause.
11. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Berdasarkan

kerangka konsep di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis (H0)

Tidak ada hubungan yang antara dukungan keluarga dengan tingkat


kecemasan pada wanita premenopause.
47

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik deskriptif
bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga, tingkat kecemasan dan
hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi
masa menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota
Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross
Sectional dengan melakukan pengukuran pada saat yang bersamaan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu
yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perempuan
yang berusia 40-49 tahun di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09
Kota Makassar, yang berjumlah 78 jiwa.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan satuan unit yang kita ambil dari
populasi studi dimana pengambilan data atau pengukuran data (Sri, 2019).
Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah wanita yang akan
memasuki masa menopause yang bertempat tinggal Wilayah kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar.
Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara
perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus
tersebut digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang
telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 78 jiwa Menurut Sugiyono
(2017:81). Untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel
adalah 5 %.
Rumus Slovin:
𝑛 = 𝑁 / (1+(𝑁 x d2) Dimana:
48

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = presisi 5%
Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah
sampel penelitian adalah
N
n=
N . d 2+1
78
n=
78.5 % 2+1
78
=
78.0,0025+ 1
78
1) = =65 jiwa
1,195
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan
kriteria spesifik yang telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik purposive
sampling adalah salah satu teknik dalam mengambil sampel dengan
tidak berdasarkan random, daerah atau sastra melainkan berdasarkan
atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu
(Muafira,2018).
4. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi
a. Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
a) Wanita yang berusia 40-49 tahun yang belum
mengalami menopause.
b) Bertempat tinggal di Kelurahan Bangkala
c) Bersedia menjadi responden
b. Adapun kriteria eksklusi Responden
a. Tidak bisa membaca dan menulis
b. Tidak mengikuti proses penelitian sampai selesai
49

C. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil ukur Skala
Independen Operasional ukur ukur
Dukungan Dukungan Lembaran Kuesione Setiap pernyataan Ordinal
keluarga pada keluarga adalah pernyataan r diberikan penilain
wanita hubungan ini pernyataan positif.
premenopause keberadaan, mengguna
Selalu: 4
kesedihan, kan skala
kesiapan keluarga likert Sering : 3
untuk memberi terdiri dari
Jarang :2
perhatian, 17
menyayangi dan pernyataan Tidak perna : 1
menolong. Sosial alternatif
Kriteria pernyataan
dari House jawaban
(negatif 3 dan 6
(Smet,1994) 1. Selalu :
dukungan
dengan aspek: 2. Sering :
emosional,
dukungan 3. Jarang :
dukungan
informatif, 4. Tidak
penghargaan,1
dukungan Perna :
dukungan
instrumental,duku
instrumental,3
ngan emosional
dukungan
dan dukungan
informatif 3)
penilain
Selalu : 1
Sering : 2
Jarang : 3
Tidak Perna: 4

Cukup > 40%-62%

Kurang ≤ 62%
Tingkat Perasaan Lembaran kuesioner Ordinal
Kecemasan takut,khawatir  pertanyaan
Ringan <10
dalam dalam ini
50

menghadapi menghadapi mengguna Sedang 10-40


masa menopause kan skala
menopause terutama saat likert
mengalami fase terdiri dari
siklus haid 20
yang tidak teratur Pertanyaan
sehingga dengan
menimbulkan gejala,
perasaan cemas. masing-
masing
diberikan
penilaian
0-1

D. Alat pengumpulan data


1. Alat pengumpulan data
Pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang laporan pribadi atau hal-hal yang
diketahui (Nursalam, 2017). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian
yang pertama yaitu kuesioner demografi, yang kedua kuesioner dukungan
keluarga pada wanita dalam menghadapi masa menopause.
a. Pertama adalah kuesioner demografi yang berisi data-data personal responden,
Pendidikan, pekerjaan.
b. Instrumen dukungan keluarga
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dukungan keluarga
yaitu berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian Hartinah, (2020).
Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 17 butir pernyataan, dalam kuesioner
penelitian menggunakan skala Likert. Skala ini terdiri dari empat jawaban,
yaitu Selalu, Sering, Jarang , dan Tidak Pernah dalam bentuk pernyataan
positif dan negatif. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah pada
dukungan emosional nomor 3 dan 6, dukungan penghargaan nomor.1,
dukungan instrumental nomor 3 dan dukungan informatif nomor 3. Adapun
51

pemberian nilainya favorable yaitu jika Selalu memperoleh skor 1, Sering


memperoleh skor 2, Jarang memperoleh skor 3, Tidak Perna memperoleh skor
4. Untuk pernyataan unfavorable pemberian nilainya yaitu Selalu memperoleh
skor 4, Sering memperoleh skor 3, Jarang memperoleh skor 2, Tidak Pernah
memperoleh skor 1.
Menentukan kategori menggunakan rumus Azwar (2012) sebagai
berikut :
Keterangan :
Minimum : 36
Maksimum : 68
𝜇 : mean teoritis = 52,88
Setelah ditetapkan kriteria seperti diatas maka responden mendapat skor:
< 45 = kurang
45 – 60 = cukup
c. Instrumen tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel tingkat kecemasan


yaitu berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian Prabandani (2009).
Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan dimana untuk pernyataan negatif terdiri
dari 4 pernyataan yaitu pernyataan nomor 7,8,14 dan 16. Sedangkan untuk
pernyataan positif terdiri dari 16 pernyataan. Kuesioner ini terdiri dari 2 pilihan
jawaban yang dimana untuk pernyataan negatif jika responden menjawab Ya=0
dan jika menjawab tidak=1. Sedangkan jawaban untuk pernyataan positif jika
responden menjawab Ya=1 dan jika menjawab tidak=0.

2. Validitas dan Reliabilitas


c. Uji Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran dan pengamatan yang menunjukkan


tingkat kevalidan dan kesaksian suatu instrumen dalam pengumpulan data,
suatu instrumen yang valid memiliki nilai validitas yang tinggi (Nursalam,
2017). Kuesioner dukungan keluarga tidak dilakukan uji validitas karena sudah
diuji validitas oleh Hartinah (2018) sebanyak 30 orang, hasil dari 23 item
52

pernyataan menghasilkan 17 item yang valid 6 item yang gugur, hasil koefisien
corrected item-total correlated bergerak antara 0,336 hingga 0,709,

Uji validitas ini dilakukan dengan analisa bukti yaitu skor yang ada pada
bukti dipandang sebagai nilai x dan skor total dipandang sebagai nilai y.
Selanjutnya dihitung dengan korelasi product moment (Notoatmodjo,2005).

Setelah diperoleh harga r xy hasilnya dikonsultasi harga kritik product moment.


Jika harga r xy >r tabel berarti butir soal valid dengan tingkat kemaknaan 0,05.

Hasil uji coba kuesioner dukungan keluarga pada wanita menopause sebanyak
30 orang, hasil dari 23 item pernyataan menghasilkan 17 item yang valid 6
item yang gugur, hasil koefisien corrected item-total correlated bergerak antara
0,336 hingga 0,709 (Hartinah,2018). Sedangkan pada kuesioner pada tingkat
kecemasan wanita dalam menghadapi masa menopause dari 25 soal diperoleh
20 soal valid dan 5 soal tidak valid. Hasil uji validitas terlampir.
d. Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat
dipercaya sebagai alat ukur penelitian. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus
spearman-brown, sebagai berikut (Hidayat,2017)

2 xr xy keterangan :
r 11=
1+r xy

r 11: reliabilitas instrumen

r xy : korelasi product moment belahan

Hasil uji reliabilitas pada kuesioner dukungan keluarga pada wanita dalam
menghadapi menopause adalah sebesar 0,9453. Sedangkan hasil uji reliabilitas pada
kuesioner tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause adalah sebesar
0,8020. Hasil uji reliabilitas > 0,7 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.
E. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
53

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden berdasarkan


kuesioner yang diberikan kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain
badan/instansi yang secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu: data jumlah penduduk wanita di
wilayah kerja Puskesmas Bangkala RW 09 dari Pusat Informasi Kantor
Kelurahan Bangkala Kota Makassar

F. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09
Kota Makassar.
b. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada tanggal 09 Agustus sampai 08 September
2022.
G. Rencana Analisis penelitian

Analisis data diartikan pengupayaan data yang ada dan diolah dalam
bentuk statistik untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam
penelitian (Sujarweni, 2014). Analisa data hasil penelitian dilakukan
dengan menggunakan SPSS versi 22.0 salah satu software yang dapat
digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan, dan analisis data
secara statistik (Sujarweni, 2014). Sumber data pada penelitian terdiri dari 2
sumber yaitu:
1. Analisis Data

a) Analisa Univariat

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis


univariate atau biasa juga disebut analisis deskriptif untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik responden dan
variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2018).
54

b) Analisa Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan


variabel dependen. Dalam analisis ini dilakukan pengujian statistik
dan chi square dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
dukungan keluarga pada wanita premenopause dengan tingkat
kecemasan pada masa menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
H. Etika Penelitian
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut
1. Informed Consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan
manfaat penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan
tetap menghormati hak-hak subjek.
2. Anonymity (tanpa nama)
Dalam penelitian akan dijamin kerahasiaannya data dari responden
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Setiap orang memiliki hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi dalam memberikan
informasi. Oleh sebab itu peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas dan kerahasiaan subjek. Peneliti cukup menggunakan
coding sebagai pengganti identitas pasien. (Mencius Darus, 2018).
55

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Puskesmas Bangkala mulai berdiri sendiri pada tahun 2013. Puskesmas
bangkala berada di Wilayah Kecamatan Manggala, dengan Wilayah Kerja pada
Kelurahan Bangkala, luas wilayah sekitar 2,812,06 ha.
Batas Wilayah :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan
Antang
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan
Tamangapa
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten
Gowa
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan
Borong
Puskesmas Bangkala memiliki fasilitas dan sarana pelayanan maupun
penunjang yang baik pada suatu lokasi, Puskesmas Bangkala sebagai unit Teknis
Dinas Kesehatan Kota Makassar yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bangkala serta berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Kelurahan Bangkala adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Manggala,
Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Yang terletak di jalan Tamangapa
Raya dengan luas wilaya : ±73.71.12.002 km2 yang batas wilayahnya sebagai
berikut : sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan Bontoa, sebelah Selatan
56

Berbatasan Kelurahan Bangkala, sebelah barat Berbatasan Kelurahan Batua dan


Kelurahan Borong dengan kode pos: 90235 dan Titik koordinat:
5.10155.11928282.Di kelurahan Bangkala. (TribunNews Network.2022)
Hal yang menjadi alasan peneliti memilih kelurahan Bangkala sebagai
tempat penelitian dikarenakan banyak usia wanita 40 – 49 di wilayah tersebut,
sehingga peneliti memilih Kelurahan Bangkala untuk dilakukan penelitian tentang
hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa
menopause.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW
09 Kecamatan Manggala Kota Makassar pada 09 Agustus sampai dengan 08
September 2022 dengan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 65
responden yang merupakan wanita premenopause. Dengan menggunakan
rancangan penelitian analitik deskriptif dimana responden akan minta untuk
mengisi kuesioner tentang dukungan keluarga dan tingkat kecemasan. Hasil
penelitian ini disajikan secara berurutan yaitu dengan analisis univariat dan
bivariat, selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.
1. Karakteristik Responden
Adapun karakteristik sampel penelitian berdasarkan usia, siklus haid,
status responden, usia ketika menikah, usia pertama kali melahirkan,
usia terakhir kali melahirkan, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah
anak dan status tempat tinggal.
a. Usia
Tabel 4.1. karakteristik responden berdasarkan usia pada wanita
yang menghadapi menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkala RW 09 Kota Makassar.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Premenopause Di


Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala
UMUR RESPONDEN Frekuensi Presentase
57

(f) (%)

40-45 38 58,5

46-49 27 41,5

Total 65 100,0

Sumber : data primer 2022


Berdasarkan tabel 4.1 Diatas karakteristik responden menurut umur yang
terbanyak pada usia 40 - 46 yaitu 38 responden (58,5%) dibandingkan usia
46 – 49 dengan responden 27 (41,5%).
2. Siklus haid
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Siklus Haid responden pada Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala

SIKLUS HAID Frekuensi presentase

(n) (%)

TERATUR 36 55,4

TIDAK TERATUR 29 44,6

Total 65 100,0

Sumber : data primer 2022


Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa lebih dari separuh responden yang
mengalami siklus haid yang teratur yaitu sebanyak 36 responden (55,4%)
3. Status Responden
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Responden Wanita Premenopause Di Wilaya
Kerja Puskesmas Bangkala
STATUS RESPONDEN Frekuensi Persentase

(f) (%)

MENIKAH 62 95,4

JANDA 3 4,6

Total 65 100,0
58

Sumber : data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden bahwa status responden


terbanyak yaitu 62 responden (95,4%) sedangkan yang paling sedikit status
responden yaitu sebanyak 3 responden (4,6%).
4. Usia ketika menikah.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Usia Ketika Menikah Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala
Usia Ketika Frekuensi Presentase
Menikah
(n) (%)
15 3 4,6
16 1 1,5
17 3 4,6
18 4 6,2
19 7 10,8
20 9 13,8
21 5 7,7
22 12 18,5
23 9 13,8
24 4 6,2
25 3 4,6
26 3 4,3
27 1 1,5
28 1 1,5
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022
59

Berdasarkan tabel 4.4 Karakteristik responden menurut usia ketika menikah


sebanyak 22 tahun (18,5%) dan usia termuda ketika menikah yaitu 15 tahun
(4,6%).
5. Usia Pertama Kali Melahirkan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Usia Pertama Kali Melahirkan Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala
Usia Pertama Kali Frekuensi Presentase
Melahirkan
(n) (%)
16 2 3,1
18 2 3,1
19 3 4,6
20 5 7,7
21 3 4,6
22 8 12,3
23 12 18,5
24 12 18,5
25 6 9,2
26 4 6,2
27 6 9,2
28 1 1,5
30 1 1,5
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.5 diatas bahwa karakteristik responden menurut usia


pertama kali melahirkan sebanyak pada usia 23 dan 24 tahun (18,5%) dan usia
termuda ketika melahirkan adalah 16 tahun sebanyak (3,1%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Usia Terakhir Kali Melahirkan Responden


Wanita Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala
Usia Terakhir Kali Frekuensi Presentase
60

Melahirkan (n) (%)


20 1 1,5
26 3 4,6
27 2 3,1
28 6 9,2
29 4 6,2
30 7 10,8
31 5 7,7
32 4 6,2
33 4 6,2
34 6 9,2
35 4 6,2
36 6 9,2
37 3 4,6
38 1 1,5
39 3 4,6
40 4 6,2
41 1 1,5
42 1 1,5
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.6 karakteristik responden bahwa usia terakhir kali


melahirkan yaitu sebanyak di usia 30 tahun (10,8%) dan responden yang
terakhir kali melahirkan di usia tertua di atas 40 tahun sebanyak (9,2%).
61

6. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
PENDIDIKAN Frekuensi Persentase
TERAKHIR
(f) (%)

SD 17 26,2

SMP 13 20,0

SMA 23 35,4

AKADEMIA/PT 12 18,5

Total 65 100,0

Sumber : data primer 2022

Dari tabel 4.7 diketahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan


terbanyak yang berpendidikan SMA (35,4%) sedangkan paling sedikit yang
berpendidikan Akademi/PT(18,5%).
7. Pekerjaan
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Wanita Premenopause Di
Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
PEKERJAAN RESPONDEN Frekuensi Persentase

(f) (%)

BELUM/ TIDAK BEKERJA 2 3,1

IRT 38 58,5

WIRASWASTA 19 29,2

PEGAWAI NEGERI 6 9,2

Total 65 100,0
62

Sumber : data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui pekerja responden sebagian besar yaitu
Ibu Rumah Tangga (58,5%).

8. Jumlah anak
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden Wanita Premenopause Di
Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
JUMLAH ANAKAN Frekuensi Persentase

(f) (%)

1 -2 ANAK 29 44,6

>2 ANAK 36 55,4

Total 65 100,0

Sumber : data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.9 karakteristik responden menurut jumlah anak paling banyak
yaitu lebih dari 2 (55,4%).
9. Status Tempat Tinggal
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Status Tempat Tinggal Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
STATUS TEMPAT Frekuensi Persentase
TINGGAL
(f) (%)

Bersama Keluarga Inti 38 44,6

Bersama Keluarga besar 21 55,4

Bersama Mertua 6

Total 65 100,0

Sumber : data primer 2022


63

Berdasarkan tabel 4.10 karakteristik responden frekuensi status tempat tinggal


terbanyak yaitu tinggal bersama keluarga inti (58,5%).

2. Analisis Univariat
a. Dukungan keluarga
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
DUKUNGAN Frekuensi Persentase
KELUARGA
(f) (%)

CUKUP 55 83,3

KURANG 10 16,6

Total 65 100,0

Sumber : data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dari 65 responden yang diteliti dengan


melihat frekuensi penelitian menemukan bahwa tingkat dukungan keluarga cukup
yang paling banyak yaitu 55 responden atau (83,3%) sedangkan yang paling
sedikit dukungan keluarga sebanyak 10 responden atau (16,6%).
b. Tingkat kecemasan
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
TINGKAT Frekuensi Persentase
KECEMASAN
(f) (%)

RINGAN 20 30,3

SEDANG 45 69,6

Total 65 100,0

Sumber : data primer 2022


64

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dari 65 responden yang diteliti dengan


melihat frekuensi penelitian menemukan bahwa tingkat kecemasan yang
tertinggi sebanyak 45 responden atau (69,6%) sedangkan tingkat
kecemasan yang paling rendah sebanyak 20 responden atau (30,3%).
1. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap 2 variabel, yang diduga
berhubungan, dalam hal ini variabel independen (dukungan keluarga)
dengan variabel dependen (tingkat kecemasan). Adapun hasil Analisis
bivariat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Chi Square
dengan tingkat kemaknaan p = 0,05 dapat dilihat dalam uraian di bawa
ini.
Hubungan Dukungan Keluarga pada Wanita Premenopause dengan
Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Masa Menopause
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hubungan Dukungan keluarga
dan Tingkat Kecemasan Responden Wanita Premenopause Di
Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.

DUKUNGAN KELUARGA * TINGKAT TINGKAT Total


KECEMASAN KECEMASAN
RINGAN SEDAN
G
CUKUP 18 37 55
DUKUNGAN
KURAN 2 9 11
KELUARGA
G
Total 20 45 65

Sumber Data primer,2022

Berdasarkan 4.12. didapatakan hasil penelitian yang dilakukan tentang dukungan


keluarga dengan tingkat kecemasan dalam mengadapi masa menopause di dapatkan
hasil, responden dengan dukungan keluarga yang cukup sebanyak 55 responden atau
(83,3%) dan responden dengan tingakat kecemasan sedang sebanyak 46 responden
atau(69,7%) dari hasil Uji Chi- Square diperoleh nilai Asimp.Sig sebesar – 0,338 > ά =
0,05. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan
65

antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa


menopause.
Tabel 4.14 uji Chi-Square
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,918a 1 ,338
Continuity Correction ,359 1 ,549
Likelihood Ratio ,994 1 ,319
Fisher's Exact Test ,482 ,283
Linear-by-Linear ,904 1 ,342
Association
McNemar Test ,000c
N of Valid Cases 65

Berdasarkan tabel 4.12. melihat nilai Asimp.Sig sebesar 0,338. Karena


nilai Asymp.Sig 0,338 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
“tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan“ hal ini dapat diartikan pula bahwa dukungan keluarga tidak
mempunyai korelasi dengan tingkat kecemasan.
Maka hasil tersebut memberikan makna bahwa hipotesis 0 di terima yang
berarti tidak ada hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.
C. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden.
Dari hasil karakteristik responden pada usia wanita premenopause yang
paling banyak adalah 40 – 45 tahun dengan responden sebanyak 38 atau (58,5%)
dan untuk responden yang berusia 46 – 49 tahun sebanyak 27 responden atau
(41,5%). Sesuai Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita dengan usia
40-45 dimana fase berhenti mengalami menstruasi dan tidak lagi bisa hamil secara alami.
Haid merupakan fase meluruhnya dinding rahim akibat tidak terbuahinya sel telur. Haid
biasa terjadi sekali dalam sebulan dengan rentan rata – rata waktu 7 -14 hari.
Premenopause juga merupakan fase normal yang akan dialami wanita pada rentan usia 40
– 45 tahun. Pada usia premenopause wanita akan memiliki frekuensi haid yang sedikit
atau bahkan berhenti secara tiba – tiba. Hal ini disertai dengan adanya penurunan kadar
estrogen dalam tubuh wanita. Di inggris, usia rata – rata seorang wanita mencapai usia
66

menopause adalah 51 tahun. Diketahui, 1 dari 100 orang wanita mengalami menopause
sebelum usia 40 tahun. Peristiwa tersebut dikenal sebagai perimenopause atau menopause
dini (insufisiensi ovarium prematur).
Dari data karakteristik responden wanita premenopause yang mengalami siklus
haid teratur sebanyak 36 responden (55,4%) dan wanita yang mengalami siklus haid
tidak teratur sebanyak 27 responden (41,5%) hal ini menunjukkan bahwa wanita yang
berusia 40 -45 tidak semua wanita premenopause yang mengalami siklus haid yang tidak
teratur atau mengalami fase klimakterium. sedangkan menurut Mulyani (2016), bahwa
Fase klimakterium ini timbul ditandai dengan siklus menstruasi menjadi tidak teratur,
perdarahan menstruasi memanjang, jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak, dan
adanya rasa nyeri saat menstruasi. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak
menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Premenopause Menghadapi
Kecemasan Menopause Di wilaya kerja puskesama bangakal RW 09, Responden
terbanyak berdasarkan pekerjaan adalah responden yang bekerjaan sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 38 responden (58,5%).
Hasil penelitian menunjukkan wanita bekerja atau tidak bekerja akan menghadapi
menopause, ibu rumah tangga memiliki kesibukan dengan urusan rumah tangga sehingga
dapat mengalihkan keluhan-keluhan yang dapat dirasakan menjelang menopause.
Menurut Darmojo (2018) menunjukan bahwa wanita mempunyai aktivitas sosial di luar
rumah akan lebih banyak mendapatkan informasi baik misalnya melalui bersosialisasi
dan berinteraksi dalam kegiatan berbelanja, posyandu, pengajian, selain dari media cetak
dan elektronik yang dapat mengurangi kecemasan menghadapi menopause.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Premenopause Menghadapi
Kecemasan Menopause Di wilayah kerja puskesmas bangkala RW 09, Responden
terbanyak berdasarkan pendidikan adalah responden dengan pendidikan Menengah
dengan yaitu sebanyak 18 responden (36,7%). Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian
Aprillia (20017) menunjukkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan seseorang dalam
memberikan respon terhadap suatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
Responden terbanyak berdasarkan pendidikan dengan pengetahuan adalah responden
67

dengan pendidikan Menengah dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 17 responden


(34,7%) dari jumlah total 49 responden. Penelitian tersebut wanita yang mempunyai
pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka
yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak ibu Premenopause
Menghadapi Kecemasan Menopause Di wilayah kerja puskesama bangakal RW 09,
Responden terbanyak berdasarkan jumlah anak lebih dari 1 yaitu sebanyak 36 responden
(55,4%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah
anak lebih dari 1, sehingga dalam sebuah keluarga akan memberi dukungan dan peran
dari suami dan anggota keluarga dalam menghadapi menopause. Hal ini sesuai dengan
Aprilia (2017), bahwa dukungan keluarga memberikan arti tersendiri bahwa peran wanita
sebagai seorang istri atau ibu masih diperlukan dalam kehidupan rumah tangga

2. Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan


Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause.
Dari tabel 4.14 melihat nilai Asimp.Sig sebesar 0,338. Karena nilai
Asimp.Sig 0,338 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa “tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan“ hal ini dapat diartikan pula bahwa dukungan keluarga tidak
mempunyai korelasi dengan tingkat kecemasan.
Maka hasil tersebut memberikan makna bahwa hipotesis 0 di terima yang
berarti tidak ada hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita Sari
(2022). Yang mengatakan bahwa dukungan keluarga dengan kategori cukup
dalam menghadapi menopause dapat berupa informasi tentang masa menopause
yang meliputi tanda dan gejala serta penanganannya. Dukungan yang berupa
informasi berfungsi untuk memberikan pengetahuan kepada responden bahwa
sebelum memasuki masa menopause responden akan mengalami tanda dan gejala
yang dapat membuat tidak nyaman bahkan menimbulkan kecemasan karena bisa
dianggap sebagai penyakit yang memerlukan pengobatan khusus. Adanya
informasi tentang menopause akan memberikan ketenangan dan kesiapan
68

responden dalam menghadapi menopause. Hal ini mungkin disebabkan karena


keluarga mudah mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi terutama
tentang menopause. Untuk mengetahui informasi diperoleh bukan hanya dari
pendidikan formal melainkan dari pendidikan non formal. Pendidikan non formal
pada keluarga dapat diperoleh dari melihat, membaca, mendengarkan radio, media
cetak maupun elektronik dan penyuluhan atau informasi yang diberikan dari
rumah sakit sehingga derajat kesehatan pasien dan keluarga dapat ditingkatkan
secara optimal
Responden yang mendapatkan dukungan dengan kategori cukup akan
merasa lebih tenang dan siap dalam menghadapi menopause dibanding dengan
responden dukungan keluarga kurang. Dukungan keluarga yang cukup dapat
ditunjukan dengan perhatian dan kasih sayang seluruh keluarga terutama suami
dan anak-anaknya. Adanya perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya akan
memberikan kepuasan sendiri pada responden. Sedangkan responden yang
mendapatkan dukungan dengan kategori kurang, akan merasakan kecemasan
dalam menghadapi menopause. Hal tersebut dapat disebabkan karena perhatian
dan kepedulian keluarga terutama suami dan anak – anaknya yang kurang.
Kurangnya informasi yang dimiliki responden tentang masa menopause
merupakan salah satu bentuk kurangnya dukungan keluarga kepada responden
dalam menghadapi menopause. Hal ini mungkin disebabkan karena pengetahuan
dan pendidikan yang rendah.
Dari tabel 4.12 diatas memperlihatkan bahwa responden mayoritas
mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi menopause yaitu sebanyak 45
responden (69,6%) sedangkan responden minoritas mengalami kecemasan ringan
yaitu sebanyak 20 responden (30,3%)
Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar umur responden adalah
40-45 tahun karena terkait dengan pengalaman dan pengetahuan semakin tua usia
seseorang mungkin akan menambah pengetahuan dan pengalaman seseorang
tentang kesehatan reproduksi tentang menopause akan tetapi dalam penelitian ini
peneliti tidak melakukan pengendalian terhadap pengetahuan dan pengalaman.
Dari tabel 4.13 memperlihatkan bahwa responden mayoritas mendapatkan
69

dukungan keluarga yang kurang dalam menghadapi menopause serta mengalami


kecemasan sedang yaitu sebanyak 45 responden (69,6%) sedangkan responden
minoritas adalah mendapatkan dukungan keluarga cukup sebanyak 11 responden
(11,7%). Responden yang mendapatkan dukungan keluarga kurang dan
mengalami kecemasan sedang dapat pendidikan turut mempengaruhi tingkat
kecemasan. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai ρ sebesar 0,918 dengan
taraf signifikan (p) 0,338. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan yang dialami
sehingga wanita usia 40 -49 tahun di jetak Selomartani Kalasan Sleman yang
ditunjukan dengan nilai Asimp.Sig lebih besar dari 0,05.
Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
juga dapat disebabkan karena kecemasan yang dialami responden menghadapi
menopause lebih cenderung merupakan gejala psikologi sebagaimana yang
dinyatakan oleh (Papuli.20218) yang menyebutkan bahwa rasa khawatir yang
berlebihan disebabkan karena responden terlalu memikirkan perubahan –
perubahan yang dialaminya menjelang menopause. Hal tersebut dapat disebabkan
karena responden terlalu mengetahui bahwa setiap orang akan menjadi tua dan
mengalami perubahan sesuai dengan pertambahan usia. Kesadaran responden
tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang sebagian besar
SMA sebagaimana diperlihatkan tabel 4.7. Pendidikan akan berpengaruh terhadap
kecemasan responden dalam menghadapi menopause, responden yang
mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi akan mempunyai tingkat kecemasan
lebih rendah dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan lebih
rendah. Menurut Kaplan dan Sadock (2017). Tingkat tentang hal –hal yang
datang, seperti cemas, khawatir, takut, berpikir berulang-ulang,, membayangkan
akan datangnya kemalangan terhadap dirinya maupun orang lain, kewaspadaan
yang berlebihan sehingga mengakibatkan perhatian mudah teralih, sulit
konsentrasi, merasa nyeri dan suka tidur.
D. Keterbatasan Penelitian.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Kurangnya masyarakat yang mau bersedia menjadi responden
70

dikarenakan khawatir ada pemeriksaan dan pembayar

BAB V
71

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, simpulan yang dapat
diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian didapatkan dukungan keluarga terbanyak yaitu 55 responden
(83,3%) dengan kategori dukungan keluarga cukup.
2. Hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan terbanyak yaitu 45 responden
(69,6%) dengan kategori tingkat keluarga sedang.
3. Hasil penelitian didapatakan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
dalam mengadapi masa menopause di dapatkan hasil, responden dengan
dukungan keluarga yang cukup sebanyak 55 responden atau (83,3%) dan
responden dengan tingakat kecemasan sebanyak 45 responden atau(96,6%)
dari hasil Uji Chi- Square diperoleh nilai Asimp.Sig 0,338> ά = 0,05. Dengan
demikian H0 diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa
menopause.
Hasil penelitian memberikan pula keterangan yang menjelaskan bahwa,
Tidak ada hubungan yang sangat signifikan antara jenis dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan menghadapi menopause berdasarkan hasil tersebut,
dapat dijelaskan bahwa hipotesis ditolak.
2. Saran
1. Bagi subjek
Hendaknya subjek dapat mengelola kecemasannya dalam menghadapi
menopause. Melalui hasil penelitian ini, maka dapat disarankan bahwa salah
satu upaya dalam mengelola kecemasannya adalah dengan mencari dukungan
keluarga berupa dukungan emosional, atau jika sudah mendapat dukungan
sosial keluarga berupa dukungan emosional, maka subjek hendaknya dapat
memanfaatkan dukungan yang sudah ada dari keluarganya. Upaya dalam
mencari dukungan keluarga sepenuhnya, berkaitan dengan dukungan
informatif, dukungan penghargaan, dan dukungan instrumental, diharapkan
72

subjek mampu meminta pertolongan dari keluarga (dapat berupa bantuan


nyata atau informatif), dan bersedia mengutarakan permasalahannya kepada
keluarga
2. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai kecemasan
menghadapi menopause disarankan untuk memperhatikan kendala dan keterbatasan
dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengambilan data secara klasikal.
Saran lainnya adalah melibatkan faktor lain dari kecemasan menghadapi menopause
untuk diteliti sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai
kecemasan menghadapi menopause. Faktor-faktor tersebut antara lain ancaman
terhadap integritas fisik dan sistem diri (termasuk ancaman terhadap nilai eksistensi
dasar manusia), patofisiologis, situasional, tidak terpenuhinya kebutuhan atau
frustasi, konflik, dan proses pertumbuhan fisiologis.
73

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2018). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,34
Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/20%0A18/11/05/1485/agustus-
2017--%0Atingkatpengangguran-terbuka--tpt--%0Asebesar-5-34-
persen.html

BPS. (2017). Proyeksi Penduduk Indonesia 2005-2025. 2017 Juli 26.


https://www.bps.go.id/publication/2017/07/26/b598fa587f5112432533a65
6/statistik-indonesia-2017.html

Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi penelitian keperawatan. Pustaka Baru Press.

Hanifah, I., Hidayati, T., & Yuliana, W. (2021). Pengaruh Penyuluhan Tentang
Menopause Terhadap Kecemasan Seks Masa Menopause Pada Komunitas
Muslimatan. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery),
7(2), 91–96. https://doi.org/10.33023/jikeb.v7i2.824

Ibrahim. 2012. Kecemasan Menghadapi Persalinan. Bandung : Gramedia.


Ibrahim, Ayub Sani, 2012. Panik Neurosis & Gangguan Cemas,Jakarta :
Jelajah Nusa.

Jorge, L. (2016). Association between anxiety and severe quality-of-life


impairment in postmenopausal women: analysis of a multicenter Latin
American cross-sectional study. The Journal of The North American
Menopause Societ, 24(6).

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.2017.


http://perpustakaan.bppsdmk.kemkes.go.id//index.php?
p=show_detail&id=5998
Kim, M. (2014). Model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan
perempuan menopause di kecamatan diwek kabupaten jombang. Well
Being, 3(1), 54–70.

Koeryaman, M. T., & Ermiati, E. (2018). Adaptasi gejala perimenopause dan


pemenuhan kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun. Medisains, 16(1),
74

21. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2411.

Kulsum. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam


Menghadapi Menopause di Desa Meunasah Dayah Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireuen Factors that Influence Anxiety In Facing
Menopause in The Village of Meunasah Dayah Peusangan Sub-district In
Bireuen District. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 5(2),
2615–109.

Koeryaman, M. T., & Ermiati, E. (2018). Adaptasi gejala perimenopause dan


pemenuhan kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun. Medisains, 16(1),
21.
Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan mental (Rohmad (ed.)). STAIN Press dan
kerjasama dengan Fajar Media Press Bibliografi.

Luthfianingtyas, Siskha. 2016. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan


Tingkat Kecemasan Pada Pasien Sindrom Koroner Akut Di RSUD
Tugurejo Semarang, Skripsi. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang.
Lusiana, N. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Wanita
dalam Menghadapi Menopause di Puskesmas Melur Pekanbaru Tahun
2014. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(77).
https://www.researchgate.net/publication/318193046_Faktor-
faktor_yang_Berhubungan_dengan_Kecemasan_Wanita_dalam_Menghad
api_Menopause_di_Puskesmas_Melur_Pekanbaru_Tahun_201

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis


Edisi 4 (4th ed.). Salemba Medika.
Proverawati, A. (2010). Menopause Dan Sindrom Premenopause.
http://ucs.sulsellib.net//index.php?p=show_detail&id=116558
Stuart, Gail W. 2013 Mengenal Sebab-Sebab, Akibat-Akibat Dan Cara Terapi
Insomnia. Yogyakarta : Flashbooks.. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Jakarta : EGC.
75

Sutardjo A. Wiramihardja. (2017). Pengantar psikologi abnormal / Sutardjo A.


Wiramihardja; penyunting, Rose Herlina (edisi 2). Ferika Aditama.
76

Lampiran 1.

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada Yth:
Bapak/Ibu
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Mega Rezky :
Nama : Legayatri Tasyalwi Suat
Nim : 183145105035
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingkat
Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar”.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi responden.
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Bapak/Ibu
menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan menandatangani
lembar persetujuan dan menjadi responden yang akan diteliti.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden saya
ucapkan terimakasih.

Makassar 2022

Penelitian

(LegayatriTasyalwi Suat)
77

Lampiran 2. Informed Consent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Dengan ini bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan


oleh mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Megarezky yang
bernama Legayatri Tasyalwi Suat (183145105035) dengan judul Hubungan
Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingkat
Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar. Saya memahami penelitian ini
dimaksudkan untuk kepentingan ilmiah dalam rangka penelitian dan tidak
merugikan saya serta hal-hal yang bersifat rahasia dijaga kerahasiaannya.

Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya siap berpartisipasi dalam penelitian ini.

Makassar, 2022

Responden

( )
78

Lampiran: 3
KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama : ……………………………………………..
2. Usia : …………………………………………….tahun.
3. Usia menarche : ……………………………………. tahun.
4. Status : ( ) Menikah, ( ) Belum Menikah, ( ) Janda
5. Usia ketika menikah : ……………………………… tahun.
6. Usia pertama kali melahirkan : …………………….. tahun.
7. Usia terakhir kali melahirkan : ……………………… tahun.
8. Isi jika ibu menggunakan/pernah menggunakan alat kontrasepsi :
………………………………………… (tuliskan jenis alat kontrasepsinya)
9. Ibu menderita penyakit : ( ) Diabetes, ( ) Hipertensi, ( ) Osteoporosis
10. Pendidikan Terakhir : ( ) SD, ( ) SMP, ( ) SMA, ( ) Akademi/PT
11. Pekerjaan : ( ) Belum/Tidak bekerja, ( ) IRT, ( ) Wiraswasta,
( ) Pegawai negeri/swasta, ( ) Petani/nelayan, ( ) Buruh dan sejenisnya.
12. Pekerjaan Suami : ( ) Belum/Tidak bekerja, ( ) Wiraswasta, ( ) Pegawai
negeri/swasta, ( ) Petani/nelayan, ( ) Buruh dan sejenisnya.
13. Jumlah Anak : ( ) Belum/tidak punya anak
( ) 1-2 anak
( ) >2 anak
14. Dalam satu rumah tinggal bersama :
( ) Tinggal sendiri
( ) Bersama keluarga inti (pasangan dan anak)
( ) Bersama keluarga besar, sebutkan : …………………………………….
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
15. BB : ………………… Kg, TB : ……………. cm.
16. TD : ………………… mmHg.
79

Lampiran 4. Kuesioner penelitian


DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA PREMENOPAUSE
DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE
Berilah tanda check (√) pada kolom
jawaban yang tersedia dengan
memperhatikan kriteria di bawah ini:
● Selalu
● Sering
● Jarang
● Tidak Perna
No Pernyataan Selalu Sering Jaran Tidak
. g perna

1. Disaat saya mengalami kesedihan, keluarga saya


memberi penghiburan

2. Keluarga saya peduli dengan kulit saya yang mulai


tipis dan keriput

3. Ketika saya sakit, keluarga tidak peduli sama saya

4. Keluarga peduli dengan kesehatan saya

5. Keluarga saya sering memberikan saran yang


terbaik untuk kesehatan saya

6. Keluarga tidak peduli dengan pola makan saya

a. Dukungan Emosional
b. Dukungan penghargaan
No Pernyataan Selalu Sering Jaran Tidak
. g perna

1. Dengan perubahan tubuh saya, keluarga kurang


menghargai saya
80

2. Keluarga menganjurkan saya membaca artikel


melalui media sosial mengenai menopause

3. Keluarga meluangkan waktu untuk berbagai


pendapat mengenai menopause bersama saya

4. Keluarga saya mau menerima keadaan saya apa


adanya

c. Dukungan instrumental
No Pernyataan Selalu Sering Jaran Tidak
. g perna

1. Keluarga saya memberikan vitamin untuk menjaga


kesehatan tubuh menjelang menopause

2. Ketika saya kelelahan dalam mengerjakan


pekerjaan maka keluarga membantu menyelesaikan

3. Keluarga saya tidak memberikan saran yang


terbaik untuk kesehatan saya

4. Bila mempunyai masalah, keluarga membantu saya


mengatasinya

d. Dukungan Informatif
No Pernyataan Selalu Sering Jaran Tidak
. g Perna

1. Keluarga memberikan solusi yang baik terhadap


kenaikan berat badan yang saya alami

2. Saya merasa senang jika berkumpul bersama


keluarga

3. Keluarga tidak memberikan pujian, saat saya


81

berhasil melakukan sesuatu

Lampiran 5. Kuesioner penelitian

Tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause

Berilah tanda check ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia


dengan memperhatikan kriteria di bawah ini :

“Ya” = Bila pernyataan sesuai dengan perasaan anda

“Tidak” = Bila pernyataan tidak sesuai dengan perasaan anda

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya merasakan banyak keringat berlebih walaupun tidak


beraktivitas

2 Rasa panas pada wajah saya akhir-akhir ini berpengaruh banyak


pada penampilan saya

3 Saya sering mudah kelelahan belakangan ini

4 Saya sering terganggu oleh rasa pusing

5 Saat saya berhubungan seksual dengan suami saya merasakan


82

sakit pada vagina

6 Saya merasa kerutan pada kulit cukup mengganggu penampilan


saya

7 Saya tetap dapat tidur dengan nyenyak

8 Di usia saya sekarang, saya masih dapat mengingat sesuatu


dengan baik

9 Saya kurang percaya diri belakangan ini

10 Belakangan ini saya lebih dapat meredam amarah saya

11 Saya mengalami kesukaran untuk memusatkan perhatian


terhadap suatu pekerjaan

12 Jika sudah berhenti haid saya merasa peran saya sebagai istri dan
ibu akan hilang

13 Saya seringkali dalam keadaan tegang

14 Saya merasa lebih rileks saat menghadapi menopause

15 Akhir-akhir ini saya tidak merasakan kenikmatan saat


berhubungan intim bersama suami

16 Saya tetap dapat merasakan kepuasan seksual bersama suami


saya

17 Saya khawatir vagina saya yang terasa kering belakangan ini


mengganggu hubungan intim saya bersama suami

18 Menopause akan menghambat aktivitas sosial saya

19 Jika sudah sudah berhenti haid, produktivitas saya akan menurun

20 Menopause akan menghambat pekerjaan saya


83

Jumlah

Sumber : Prabandani (2009)

LAMPIRAN 6: Master Tabel

kode Usia kode


Nama Usia usia men men Siklus H kode siklus
Suharni 41 2 13 4 teratur 1
Rosmala 47 8 12 3 Tidak teratur 2
Hj. Sundari 48 9 13 4 Tidak teratur 2
Hj. Marwa 49 10 13 4 Tidak teratur 2
84

Andriani 48 9 15 6 Teratur 1
Sumarni 45 6 16 7 TIdak teratur 2
Hj. Samsia 46 7 15 6 Tidak teratur 2
Nurliana 48 9 16 7 Tidak teratur 2
Siti Aminah 45 6 13 4 Teratur 1
Sulastri 47 8 14 5 Tidak teratur 2
Darma 42 3 15 6 Teratur 1
Jumra 43 4 15 6 Teratur 1
Rosmani 48 9 15 6 Tidak teratur 2
Ibu Nurul 49 10 11 2 Teratur 1
Zubaedah 45 6 15 6 teratur 1
Sumiati 45 6 13 4 Tidak teratur 2
Christin 40 1 12 3 Tidak teratur 2
Juleha 44 5 11 2 Tidak teratur 2
Indriani 42 3 11 2 teratur 1
Hj.Fatimah 48 9 12 3 Teratur 1
Ani 44 5 14 5 Tidak teratur 2
Nurfaika 44 5 14 5 Tidak teratur 2
Nurkudarma 40 1 12 3 Teratur 1
Rini 41 2 12 3 Tidak teratur 2
Rasmawati 43 4 11 2 Tidak teratur 2
Damayanti 40 1 11 2 teratur 1
Fatmawati 48 9 10 1 Tidak teratur 2
Desi 46 7 11 2 Tidak teratur 2
Halimah 46 7 12 3 Tidak teratur 2
Suriani 45 6 10 1 teratur 1
Nurwana 43 4 12 3 Tidak teratur 2
Yuli 44 5 10 1 teratur 1
Suriani 47 8 13 4 teratur 1
Suriati 46 7 14 5 Tidak teratur 2
Nurlia 40 1 15 6 teratur 1
Rohani 46 7 11 2 teratur 1
Nur 40 1 10 1 teratur 1
Sara 48 9 16 7 Tidak teratur 2
Rahmani 42 3 11 2 Tidak teratur 2
Ros 45 6 12 3 teratur 1
Sumarni 42 3 14 5 teratur 1
Asriani 46 7 11 2 teratur 1
Natalia 45 6 15 6 teratur 1
Hasni 47 8 13 4 Tidak teratur 2
Tati 40 1 13 4 teratur 1
Aprianti 45 6 12 3 teratur 1
Lala 41 2 14 5 teratur 1
85

Murniati 43 4 11 2 teratur 1
Riskiya 45 6 14 5 Tidak teratur 2
Rafik 44 5 12 3 Tidak teratur 2
Rahmatia 40 1 11 2 teratur 1
Indah 46 7 13 4 teratur 1
Ny. S 45 6 16 7 teratur 1
Ny.E 49 10 17 8 teratur 1
Ny.N 45 6 17 8 teratur 1
Ny.N 46 7 17 8 teratur 1
Ny.P 40 1 16 7 teratur 1
Ny.U 42 3 18 9 teratur 1
Ny.N 45 6 18 9 teratur 1
Ny.M 47 8 16 7 teratur 1
Ny.A 40 1 16 7 teratur 1
Ny.S 45 6 17 8 teratur 1
Ny.R 48 9 17 8 teratur 1
Ny.B 40 1 18 9 teratur 1
Ny.F 47 8 17 8 teratur 1
Ny.Y 46 7 16 7 teratur 1

Usia Usia
Status kode status K.M Usia P.K.M T.K.M Kontrasepsi
janda 3 19 20 31 Tidak pernah
menikah 1 23 25 38 Tidak pernah
menikah 1 22 23 36 Suntikan
menikah 1 24 32 32 Tidak pernah
menikah 1 21 22 36 Suntikan
Menikah 1 28 30 31 Spiral
Janda 3 25 27 39 Tidak pernah
Menikah 1 24 25 34 Pil KB

Menikah 1 22 23 35 Tidak pernah


Menikah 1 18 19 36 Spiral
Janda 3 20 22 31 Suntikan
Menikah 1 26 27 27 Tidak pernah
Menikah 1 21 23 34 Suntikan
Menikah 1 20 23 42 Tidak pernah
Menikah 1 19 22 34 tidak pernah
Menikah 1 17 19 28 Pil KB
Menikah 1 20 23 32 tidak pernah
Janda 3 15 18 36 Suntikan
Menikah 1 19 22 37 Tidak pernah
86

Menikah 1 15 16 30 Tidak pernah


Menikah 1 26 27 34 Tidak pernah
Menikah 1 18 24 26 Suntikan
Menikah 1 22 23 28 Tidak pernah
Menikah 1 17 20 26 Pil KB
Menikah 1 18 19 30 SUntikan
Belum
menikah 2 0 0 0 Tidak pernah
Menikah 1 24 26 31 Tidak pernah
Menikah 1 24 25 36 Tidak pernah
Menikah 1 19 20 32 Tidak pernah
Menikah 1 15 16 31 Tidak pernah
Menikah 1 18 20 32 Suntikan
Menikah 1 19 20 35 Tidak pernah
Menikah 1 20 22 39 Tidak pernah
Menikah 1 23 24 33 Tidak pernah
Menikah 1 20 22 39 suntikan
Menikah 1 20 21 40 Suntikan
Menikah 1 20 21 28 tidak pernah
Menikah 1 27 28 33 Tidak pernah
Menikah 1 21 23 36 Tidak pernah
Menikah 1 18 20 24 Suntikan/Pil KB
Menikah 1 19 22 37 Suntikan/Pil KB
Menikah 1 20 23 38 tidak pernah
Menikah 1 21 25 30 Tidak pernah
Menikah 1 20 24 36 suntikan
Menikah 1 17 18 32 Implan
Menikah 1 22 23 40 suntik
Menikah 1 23 24 36 Suntik/pil KB
Menikah 1 22 23 41 Suntik/pil KB
Menikah 1 22 25 29 Implan
Menikah 1 19 21 28 Tidak pernah
Menikah 1 25 26 26 Tidak pernah
Menikah 1 23 24 30 Tidak pernah
Menikah 1 21 22 35 Implan
Menikah 1 18 19 42 suntik
Menikah 1 22 24 39 Pil KB
Menikah 1 22 22 38 Tidak pernah
Menikah 1 20 22 35 Pil KB
Menikah 1 20 21 38 Implan
Menikah 1 18 0 0 Tidak pernah
Menikah 1 22 23 32 Pil KB
Menikah 1 18 20 31 Implan
87

Menikah 1 20 23 30 Spiral
Menikah 1 23 24 32 Implan
Menikah 1 22 25 30 Tidak pernah
Menikah 1 20 21 45 Tidak pernah
Menikah 1 22 22 40 Pil KB

Peny. Yg Pend. Tingg.


Diderita Terakhir Pekerjaan   Jum. Anak Bersama
Osteoporosis Akademi/pt wiraswasta   1-2 anak keluarga besar
Hipertensi SMA IRT   1-2 anak keluarga inti
Hipertensi SMA Wiraswasta   >2 anak keluarga inti
Hipertensi Akademi/pt Peg.swasta   1-2 anak keluarga inti
Hipertensi SMA Wiraswasta   >2 anak keluarga inti
Hipertensi SMA Belum bek   1-2 anak keluarga inti
Hipertensi SD IRT   1-2 anak keluarga inti
Osteoporosis SD IRT   >2 Anak keluarga inti
Diabetes SMP IRT   1-2 Anak Keluarga Inti
Osteoporosis SD IRT   >2 Anak Keluarga inti
Tidak ada SMA wiraswasta   1-2 Anak Keluarga inti
Osteoporosis Akademi/pt Peg.negri   1-2 Anak Keluarga Besar
osteoporosis SMP Wiraswasta   >2 Anak Keluarga Besar
Tidak ada SD IRT   1-2 anak keluarga inti
tidak ada Smp wirawasta   1-2 Anak Kelurga Inti
Tidak ada SMA IRT   > 2 anak Keluarga inti
Hipertensi SMA IRT   1-2 anak keluarga inti
tidak ada SD wiraswasta   >2 anak Kelurga Inti
Diabetes SMP IRT   >2 Anak Keluarga Inti
Hipertensi SD IRT   > 2 anak Keluarga Inti
Hipertensi SMA IRT   1-2 anak Keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   1-2 anak Keluarga inti
Tidak ada Akademi/pt Irt   > anak keluarga inti
Tidak ada SD Wiraswasta   1-2 Anak Keluarga inti
tidak ada SMA IRT   >2 ANAK keluarga inti
Hipertensi SMP Belum bek   T.Punya keluarga besar
Diabetes Akademi/pt Peg.negri   >2 anak keluarga inti
Hipertensi Sma Irt   >2 anak Kelarga besar
Tidak ada Smp IRT   >2 anak keluarga inti
Tidak ada Sd Belum bek   >2 anak keluarga inti
Tidak ada Sd Irt   >2 ank keluarga inti
Tidak ada Smp Irt   >2 anak keluarga inti
Tidak ada Sma Irt   >2 anak keluarga inti
Tidak ada Smp Irt   >2 anak keluarga inti
88

Tidak ada SD IRT   1-2 anak Keluarga Inti


Tidak ada SD IRT   > 2 Anak Keluarga inti
Tidak ada SMA Wirawasta   1-2 anak keluarga inti
Tidak ada Akademi/pt Wirawasta   1-2 Anak keluarga inti
Hipertensi Sma IRT   >2 Anak Keluarga inti
Tidak ada SD IRT   > 2 anak keluarga inti
Diabetes Akademi/pt Peg.negri   >2 Anak keluarga besar
Tidak ada SMA wiraswasta   1-2 Anak Keluarga besar
Tidak ada SMA wiraswasta   1-2 anak keluarga inti
tidak ada akademi/pt Peg.negri   1-2 anak Keluarga inti
Tidak ada SMP IRT   > 2 anak keluarga besar
Hipertensi SD IRT   >2 anak keluarga inti
Hipertensi SMA IRT   1-2 anak keluarga inti
Tidak ada Akademi/pt Peg.swasta   > 2 anak Keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   > 2 anak keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   1-2 anak keluarga inti
Osteoporosis Akademi/pt Peg.swasta   1-2 anak keluarga inti
Hipertensi Akademi/pt Peg.negri   1-2 anak keluarga inti
Hipertensi SMP IRT   1-2 anak keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   > 2 anak keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   1-2 anak keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   > 2 anak keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   1-2 anak keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   1-2 anak keluarga inti
Hipertensi SMA IRT   t.Punya keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   > 2 anak keluarga inti
Hipertensi SMA IRT   > 2 anak keluarga inti
Tidak ada SD IRT   1-2 anak keluarga inti
Tidak ada SMP IRT   > anak keluarga inti
Tidak ada SMA wiraswasta   1-2 anak keluarga inti
Tidak ada SMA wiraswasta   > anak keluarga inti
Tidak ada SMA IRT   > anak keluarga inti
89

LAMPIRAN 7 : Mastre tabel dukungan keluarga

TOTA Dukungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
L Keluarga

4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 51 Cukup
2 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 52 Cukup
3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 44 Cukup
2 2 1 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 3 4 4 4 54 Cukup
4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 46 Cukup
2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 48 Cukup
3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 2 3 1 3 4 4 2 53 Cukup
4 3 2 2 3 4 3 4 5 3 2 2 3 4 3 3 3 54 Cukup
4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 2 4 3 3 55 Cukup
2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 46 Cukup
4 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 4 3 4 1 51 Cukup
4 3 2 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 52 Cukup
4 4 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 49 Cukup
90

3 3 3 3 2 2 2 4 1 4 1 3 5 3 3 4 3 52 Cukup
4 3 3 3 3 2 4 1 4 3 3 3 3 3 3 5 2 47 Cukup
3 2 4 4 4 4 1 1 1 4 1 3 3 2 5 2 3 55 Cukup
4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 2 3 2 3 4 3 3 55 Cukup
4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 2 3 3 4 3 3 3 33 Cukup
2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 4 39 Cukup
3 2 2 3 4 2 2 1 1 4 1 3 2 3 1 3 2 43 Cukup
2 2 4 4 3 4 1 1 2 3 2 2 4 3 4 1 1 41 Cukup
3 2 2 3 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 4 2 46 Cukup
4 3 2 4 3 2 2 1 1 4 2 3 2 3 3 4 3 41 Cukup
4 3 4 2 2 2 2 1 1 4 2 3 2 2 3 2 2 47 Cukup
4 4 2 4 3 2 4 2 2 3 1 4 2 3 2 2 3 43 Cukup
3 2 3 4 3 1 2 2 3 1 3 2 4 1 4 3 2 49 Cukup
3 2 3 4 3 1 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 48 Cukup
4 4 4 1 1 1 1 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 37 Cukup
4 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 52 Cukup
4 3 4 4 4 4 1 2 3 3 2 2 3 4 3 2 4 52 Cukup
3 2 4 4 4 1 1 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 53 Cukup
4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 50 Cukup
4 3 4 3 3 1 1 3 3 4 2 4 4 3 3 4 1 45 Cukup
4 1 4 3 3 3 1 1 1 4 2 4 1 3 2 4 4 54 Cukup
4 3 4 4 4 4 3 3 3 1 4 3 2 2 4 3 3 48 Cukup
4 3 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 60 Cukup
3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 50 Cukup
3 4 4 3 1 2 3 4 4 1 4 4 3 1 3 3 3 58 Cukup
3 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 63 Cukup
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 61 Cukup
3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Cukup
4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 42 Cukup
3 2 4 3 2 3 3 2 2 4 3 2 1 1 3 2 2 49 Cukup
4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 2 1 4 4 48 Cukup
3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 1 4 3 2 3 49 Cukup
2 4 2 4 2 2 3 3 3 4 4 1 4 4 2 3 2 52 Cukup
4 3 1 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 3 2 1 54 Cukup
1 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 53 Cukup
4 3 2 4 3 2 4 4 2 2 2 3 3 4 3 4 4 51 Cukup
3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4 58 Cukup
2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 45 Cukup
3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 4 3 2 1 2 54 Cukup
4 2 4 3 2 2 4 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 44 Kurang
3 1 4 4 3 3 2 4 2 3 4 3 2 2 1 1 2 49 Cukup
2 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 4 59 Cukup
4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 47 Cukup
91

3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 52 Cukup
4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 46 Cukup
4 2 1 1 2 3 4 2 3 3 4 4 2 1 4 4 2 50 Cukup
3 2 3 3 2 4 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 3 50 Cukup
3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 2 2 3 4 56 Cukup
2 4 4 2 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 49 Cukup
2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 3 2 2 2 54 Cukup
3 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 55 Cukup
3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2 0 Cukup

LAMPIRAN 8: Master Tabel Tingkat Kecemasan

P P1 P1
1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 2 P13 P14 P15 P16 7 P18 P19 P20 JUMLAH
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 7
1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 10
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 14
0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 11
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 12
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 13
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 15
0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 9
0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 8
92

1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 15
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 13
0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 9
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 14
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 13
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13
0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 11
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 14
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 11
1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 13
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 10
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 11
1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 11
1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 11
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14
0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8
0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 11
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 10
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 11
0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 9
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 12
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 12
93

1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 12
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 8
0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 8
1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 13
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 14

Lampiran : 7 Output Spss

INSIAL RESPODEN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali A 3 4,6 4,6 4,6
d C 1 1,5 1,5 6,2
D 5 7,7 7,7 13,8
E 2 3,1 3,1 16,9
F 3 4,6 4,6 21,5
G 1 1,5 1,5 23,1
H 2 3,1 3,1 26,2
HM 1 1,5 1,5 27,7
HS 1 1,5 1,5 29,2
H 1 1,5 1,5 30,8
SS
I 2 3,1 3,1 33,8
J 2 3,1 3,1 36,9
L 1 1,5 1,5 38,5
M 4 6,2 6,2 44,6
N 6 9,2 9,2 53,8
NI 1 1,5 1,5 55,4
94

R 9 13,8 13,8 69,2


S 11 16,9 16,9 86,2
SA 1 1,5 1,5 87,7
T 3 4,6 4,6 92,3
Y 4 6,2 6,2 98,5
Z 1 1,5 1,5 100,0
Tota 65 100,0 100,0
l

USIA RESPONDEN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
40- 38 58,5 58,5 58,5
45
Vali 46- 27 41,5 41,5 100,0
d 49
Total 65 100,0 100,0

SIKLUS HAID
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
TERATUR 36 55,4 55,4 55,4
Vali TIDAK 29 44,6 44,6 100,0
d TERATUR
Total 65 100,0 100,0

STATUS RESPONDEN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
MENIKA 62 95,4 95,4 95,4
Vali H
d JANDA 3 4,6 4,6 100,0
Total 65 100,0 100,0

USIA PERTAMA KALI MELAHIRKAN


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali 16 2 3,1 3,1 3,1
d 18 2 3,1 3,1 6,2
19 3 4,6 4,6 10,8
20 5 7,7 7,7 18,5
21 3 4,6 4,6 23,1
22 8 12,3 12,3 35,4
23 12 18,5 18,5 53,8
24 12 18,5 18,5 72,3
25 6 9,2 9,2 81,5
26 4 6,2 6,2 87,7
27 6 9,2 9,2 96,9
95

28 1 1,5 1,5 98,5


30 1 1,5 1,5 100,0
Tota 65 100,0 100,0
l

MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
YA 30 46,2 46,2 46,2
Vali TIDA 35 53,8 53,8 100,0
d K
Total 65 100,0 100,0

PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
SD 17 26,2 26,2 26,2
SMP 13 20,0 20,0 46,2
Vali SMA 23 35,4 35,4 81,5
d AKADEMI/ 12 18,5 18,5 100,0
PT
Total 65 100,0 100,0

USIA TERAKHIR KALI MELAHIRKAN


Frequenc Percent Valid Cumulative Percent
y Percent
20 1 1,5 1,5 1,5
26 3 4,6 4,6 6,2
27 2 3,1 3,1 9,2
28 6 9,2 9,2 18,5
29 4 6,2 6,2 24,6
30 7 10,8 10,8 35,4
31 5 7,7 7,7 43,1
32 4 6,2 6,2 49,2
33 4 6,2 6,2 55,4
Valid 34 6 9,2 9,2 64,6
35 4 6,2 6,2 70,8
36 6 9,2 9,2 80,0
37 3 4,6 4,6 84,6
38 1 1,5 1,5 86,2
39 3 4,6 4,6 90,8
40 4 6,2 6,2 96,9
41 1 1,5 1,5 98,5
42 1 1,5 1,5 100,0
Total 65 100,0 100,0

PEKERJAAN RESPONDEN
96

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percent Percent
BELUM/TIDAK 2 3,1 3,1 3,1
BEKERJA
Vali IRT 38 58,5 58,5 61,5
d WIRASUASTA 19 29,2 29,2 90,8
PEGAWAI NEGERI 6 9,2 9,2 100,0
Total 65 100,0 100,0

JUMLAH ANAK
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
1-2 29 44,6 44,6 44,6
Vali ANAK
d >2 ANAK 36 55,4 55,4 100,0
Total 65 100,0 100,0

STATUS TEMPAT TINGGAL


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
BERSAMA KELUARGA INTI 38 58,5 58,5 58,5
BERSAMA KELUARGA 21 32,3 32,3 90,8
Vali BESAR
d BERSAMA MERTUA 6 9,2 9,2 100,0
Total 65 100,0 100,0

Keluarga
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
CUKUP 55 83,3 83,3 83,3
Vali KURAN 11 16,7 16,7 100,0
d G
Total 66 100,0 100,0

TINGKAT KECEMASAN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
RINGA 20 30,3 30,3 30,3
N
Vali SEDAN 46 69,7 69,7 100,0
d G
Total 66 100,0 100,0

DUKUNGAN KELUARGA * TINGKAT KECEMASAN Crosstabulation


Count
TINGKAT Total
KECEMASAN
RINGAN SEDAN
G
97

CUKUP 18 37 55
DUKUNGAN
KELUARGA KURAN 2 9 11
G
Total 20 46 66

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
DUKUNGAN KELUARGA 65 100,0% 0 0,0% 65 100,0%
* TINGKAT KECEMASAN

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,918a 1 ,338
Continuity Correction b ,359 1 ,549
Likelihood Ratio ,994 1 ,319
Fisher's Exact Test ,482 ,283
Linear-by-Linear ,904 1 ,342
Association
McNemar Test ,000c
N of Valid Cases 66

LAMPIRAN : 8 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal.


98

Lampiran : 9 Surat Izin Penelitian LPPM


99

Lampiran : Izin Penelitian Dari DPMPT


100

Lampiran: 11 Surat Izin Penelitian Dari Walikota Makassar


101

Lampran 12 : Surat Izin Penelitian Dari Puskesmas Bangkal


102

Lampiran 13 dokumentas
103

Anda mungkin juga menyukai