LULUK MAUFIROH
1714201013
SKRIPSI
LULUK MAUFIROH
1714201013
Mengesahkan
Telah diuji
Pada tanggal
TIM PENGUJI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep.)
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
OLEH:
LULUK MAUFIROH
NIM 1714201013
Menyetujui,
Mojokerto, juni 2021
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ike Prafita Sari, S. Kep. Ns., M. Kep Yudha Laga Hadi Kusuma, S. Psi.S.Kep.Ns.,M.Kes.
KATA PENGANTAR
Mojokerto, 13-juli-2021
penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah..............................................
C. Tujuan Penelitian..........................................................................
1. Tujuan Umum.........................................................................
2. Tujuan Khusus........................................................................
D. Manfaat Penelitian........................................................................
1. Manfaat Teoritis......................................................................
2. Manfaat Praktis.......................................................................
A. Landasan Teori.............................................................................
B. Kerangka Konseptual...................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Dan untuk
saat ini pelayanan kesehatan meningkat dan begitu juga lansia yang mempunyai pasangan
hidup juga meningkat. Lansia cenderung mempunyai segala penyakit merasa cepat
capek,stamina menurun yang dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu lansia yang
beberapa penurunan fungsi fisik yang menjadikannya semakin rentan terhadap penyakit
penyakit kronis. Pengalaman akan kematian orang lain terutama orang terdekat atau
terhadap kematian. Oleh karena itu kematian pasangan hidup merupakan peristiwa
yang paling sulit untuk dihadapi sehingga sulit juga untuk melakukan penyesuain
diri.
Menurut data pemerintah, hingga kini jumlah lansia mencapai 18 juta jiwa dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari 80 juta
jiwa ditahun 2050. Salah satu penyebab kesepian pada lansia disebabkan karena
ditinggal mati oleh pasangannnya laki-laki 15,04% dan perempuan 56,045% dan
provinsi terbanyak adalah jawa tengah 13,4% dan lansia tersedikit adalah papua
Jadi sangat diperlukan penyesuain diri yang baik oleh lansia untuk memenuhi
fisik dan penyakit yang diderita kemudian menyebabkan lansia membutuhkan orang
mental dan emosional pada lansia yang ditinggal mati oleh pasangannya hidupnya
dapat menyebabkan penyesuaian diri yang tidak baik. Pada saat lanjut usia terdapat
kemunduran fisik, psikologis, kognitif, depresi dan cemas sebagainya yang tentu
memerlukan penyesuaian bagi lansia untuk menjalani peran baru tersebut. Proses
penyesuaian diri pada setiap lansia pun juga berlangsung secara berbeda-beda dalam
menghadapi berbagai kemunduran diri serta masalah yang muncul dalam sehari-
hari. Salah satu masalah yang cukup penting yang harus dihadapi lansia adalah
Kehidupan pada lansia setelah ditinggal mati oleh pasangannya hidupnya memiliki
dinamika tersendiri, Seorang lansia yang dimana pada umur tersebut seseorang mulai
mengalami kemunduran diri dan setiap lansia mempunyai proses yang berbeda-beda
kehidupan lansia setelah ditinggal mati oleh pasangannya. Faktor lain yang dapat
lingkungan tempat tinggal dan lama nya waktu ditinggal pasanggannya. Semakin lama
waktu ditinggalkan pasangannya maka penyesuain diri yang dilakukan akan semakin
baik, karena seiring dengan berjalannya waktu, seseorang akan dapat menerima kematian
pasangan hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru tanpa pasangan
hidupnya. Mungkin proses ini tidak mudah dan membutuhkan kesabaran dari berbagai
pihak, namun dapat sangat membantu lansia yang kehilangan pasangan terhindar dari
terjadi pada lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya, peniliti ingin meneliti lebih
lanjut mengenai penyesuain diri lansia yang ditinggal mati oleh pasangannya.
Berdasarkan hal tersebut diatas,maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai
PASANGAN HIDUP?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
a) Mengetahui faktor faktor jenis kelamin lansia yang ditnggal mati pasangan hidup di
b) Mengetahui umur lansia yang ditnggal mati pasangan hidup di Yayasan Karya Luhur
Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam memberikan dan meningkatkan
pelayanan keperawatan dalam penyesuian diri lansia yang ditinggal mati oleh pasangan.
Manfaat Praktis
b) Bagi Responden
Diharapkan responden bisa mengatasi penyesuaian diri nya setelah ditinggal mati oleh
pasangannya.
Diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat bagi tempat penelitian yaitu
masukan agar lansia dapat mengatasi masalah terjadinya penyesuaian diri setelah
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
a. DEFINISI
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
ini menjadi dua, yaitu tua awal (65-74 tahun), tua menengah atau lanjut usia 75
tahun lebih.
berikut:
(income) keluarga.
tersebut menjadi renta dan semakin besar pula kemungkinannya merasa puas
Menurut teori ini, gangguan sosial dimulai dari pandangan dunia sosial dari
label untuk seseorang sebagai individu yang tidak mampu. Rekonstruksi sosial
dan kompetensi lansia jauh lebih tinggi daripada pengakuan masyarakat masa
lampau.
a. Perubahan fisik
Sistem indra
Sistem intergumen
Pada lansia kulit akan menjadi kendor, berkerut, dan kulit menjadi tipis dan berbecak
Sistem reproduksi
Perubahan reproduksi lansia biasanya ditandai dengan menciut nya ovary dan uterus.
Tetapi pada lelaki testi masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada
b. Perubahan kognitif
Memory
Kemampuan pemahaman
Pemecahan masalah
c. Perubahan mental
d. Perubahan spiritual
Lansia akan semakin matang untuk kehidupan keagamaan nya,hal ini terlihat dalam
e. Perubahan psikososial
Kesepian
Terjadi ketika pasangan hidup atau teman terdekat nya meninggal dunia.
Duka cita
Depresi
Duka cita yang mendalam atau berkelanjutan biasanya akan menimbulkan perasaan
beradaptasi.
B.KONSEP PENYESUAIAN
terhadap diri sendiri, orang lain, serta dunia sekitar. Penyesuaian diri dapat dilakukan
dengan mengubah tingkah laku sampai ditemukan reaksi yang tepat, sehingga
penuh, oleh karena itu diperlukan konsep diri yang luas dan fleksibel.
Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang dialami individu dalam usaha
menuju peningkatan diri . Hal tersebut didukung oleh ahli psikologi eksistensial
yang menyamankan penyesuaian diri yang baik dengan realisasi potensi diri.
selanjutnya.
Penyesuaian diri dan keseimbangan akan dapat dicapai bila seseorang dapat
atau berpasangan dengan orang lain. Pada waktu tertentu, individu juga akan
pasangan hidup merupakan proses penerimaan secara sadar dari individu terhadap
lingkungan, baik secara fisik, psikis, maupun sosial sesuai dengan kondisi yang
dimiliki dan membutuhkan perhatian dan pengertian dari lingkungannya karena
hal-hal negatif dapat terjadi pada seseorang yang kehilangan pasangan hidup,
antara lain: menjadi sangat perasa dan banyak menuntut pada orang-orang
dapat mmbantu individu tersebut dalam mengatasi perasaan sedih, perasaan kesepian,
Penyesuaian diri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyesuaian diri yang
a. Kepuasaan psikis
b. Efisiensi kerja
Penyesuaian diri yang baik akan tampak dalam kerja atau kegiatan yang
c. Gejala fisik
Penyesuaian diri yang baik akan memunculkan gejala fisik yang postif dan
sehat, tidak mudah sakit kepala ataupun perut, tidak mengalami gangguan
d. Penerimaan sosial
Penyesuaian diri yang baik akan menimbulkan reaksi setuju dari masyarakat
lain.
Penyesuaian diri merupakan suatu proses mental dan tingkah laku yang
kehidupan. Reaksi yang dilakukan sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam
diri dan dapat diterima oleh lingkungannya. Kemampuan penyesuaian diri antara
a. Keadaan fisik dan faktor genetik yang diturunkan meliputi: persyarafan, kelenjar,
Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri lebih banyak berasal dari internal
c) Kecemasan
Penyesuaian diri secara terus menerus diupayakan oleh setiap individu untuk
penyesuain diri terhadap hilangnya pasangan hidup terlebih yang sangat dicintai
karena akan meninggalkan duka cita. Fase duka cita adalah terkejut, putus asa, dan
pulih kembali. Fase pertama, terkejut, orang yang ditinggalkan akan merasa
terkejut, tidak percaya, dan emosi, serta menolak, sehingga akan mebuatnya sering
menangis, atau bahkan mudah marah dan tersinggung. Fase ini biasanya terjadi
pada 1-3 hari setelah kematian orang yang disayangi. Fase kedua, putus asa,
kegelisahan. Fase putus asa ini dapat terjadi beberapa minggu saja, tetapi ada
yang mengalami 1-2 tahun setelah kematian. Fase ketiga, pulih kembali, biasanya
terjadi setelah 1 tahun setelah kematian. Fase pulih kembali diiringi dengan
didalamnya. Individu menyesuaikan diri dengan cara-cara yang dapat diterima oleh
diri dipengaruhi oleh faktor internal berupa faktor fisik, psikis, dan kognitif serta
Penyesuaian diri yang efektif dapat memberikan pengaruh yang positif, seperti
tanda adanya kemampuan individu dalam menyesuaikan diri terhadap apa yang
sedang dihadapinya.
Ciri-ciri individu yang dapat menyesuiakan diri degan baik yaitu:
diinginkan individu dan harapanny dengan apa yang dilihat dan dialami individu.
Penyesuaian diri merupakan proses yang berkelnajutan antara diri sendiri, orang lain,
dan dunia sekitar. Penyesuaian diri dilakukan untuk menghadapai perubaha dalam
a) Kepuasaan psikis
b) Efisiensi kerja
c) Gejala fisik
d) Penerimaan sosial
dirumahnya sendiri, atau tinggal bersama keluarga sehingga ada yang mengawasi dan
memenhi kebutuhannya karena lansia sangat membutuhkan perhatian dan dukungan
LANSIA
dari keluarga sebagai tempat bergatung yang terdekat. Hubungan yang baik diantara
semua anggota keluarga merupakan suatu kebahagiaan yang besar bagi lansia.
Lansia juga dapat memilih tinggal di panti sosial karena alasan-alasan tertentu.
Penelitian ini mengambil lansia yang tinggal dirumah sendiri bersama keluarga
B.KERANGKA KONSEPTUAL
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
penyesuain diriLANSIA
terhadap hilangnya
pasangan hidup:
Perubahan pada lansia
1.kondisi ekonomi
2.lama ditinggalnya
pasangan hidup
Fisik Kognitif Psikososial
3.tempat tinggal
atau linkungan
1.Sistem 1.Daya Pensiun
persyarafan ingat
menurun
2.Sistem
Merasa sadar
pendengaran 2.Emosi
akan kematian
dan
3.Sistem perasaan
penglihatan yang lebih Kehilagan
sensitif pasangan hidup
Penyesuain diri aspek-
Faktor-faktor yang
aspek:
mempengaruhi
penyesuain diri 1.Kepuasan psikis
terhadap hilangnya 2.Efisiensi kerja
pasangan hidup: 3.Gejala fisik
4.Penerimaan sosial
1.kondisi ekonomi
2.lama ditinggalnya
pasangan hidup
3.tempat tinggal
atau linkungan
BAB III
METODE PENELITIAN
akurasi suatu hasil. Rancangan juga dapat digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab
suatu pertanyaan penelitian. Maka dari itu peneliti harus mempertimbangkan beberapa
penelitian dan harus secara cermat merencanakan pengumpulan data karena akan
berdampak pada kualitas, kesatuan, dan interpretasi dari suatu hasil (Nursalam, 2016).
A. Frame Work
Pengolahan Data
Editing, Coding,
Skoring, Tabulating
Penyajian Data
C.Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu pernyataan atau asumsi tentang hubungan anatara dua atau
lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian
(Muhith, 2011).
H2 :Ada hubungan usia lansia lama ditiggal mati pasangan dengan penyesuain diri lansia.
H3 : Ada hubungan lama ditinggal mati pasangan dengan penyesuain diri lansia.
D.Variabel Penelitian
1.Jenis Variabel
Dalam penelitian ini akan diteliti dua variabel yang terdiri dari :
Variabel Independen (Variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti
terhadap variabel lain. Dalam ilmu keperawatan. Variabel bebas biasanya merupakan
stimulus atau intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi
tingkah laku klien (Nursalam, 2008). variabel independen pada penelitian ini adalah :
ditentukan oleh variabel lain. Variabel respons akan muncul sebagai akibat dari
manipulasi variabel-variabel lain. Dalam ilmu perilaku variabel adalah aspek tingkah
laku yang diamati dari suatu organisme yang di kenai stimulus. Dengan kata lain,
Variabel terikat adalah faktor yang di amati dan di ukur untuk menentukan ada
dependen pada penelitian ini adalah penyesuain diri lansia pada kematian pasangan
hidup lansia
2.Definisi Operasional
atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Operasio
nal
perempua
n dan
laki-laki
sampai 3.>90
meninggal ( usia
sangat tua)
mati oleh
pasangan
: suatu kebutuhan
laku nya
lansia. 3.mampu
melakukan
tanggung
jawab
terhadap
lingkunga
n tempat
tinggal
E. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiriata subyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk
ini adalah lansia yang berada di Yayasan Karya Luhur Bina Kasih Medokan
Semampir Surabaya.
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
didapatkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini lansia yang pernah menikah
dan saat ini sudah tidak memiliki pasangan karena suami atau istrinya meninggal.
Sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Untuk menentukan
sampel dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampel yang digunakan. Dalam
dokumentasi.
adalah merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan. Pemilihan lokasi harus
dengan topik yang dipilih. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Yayasan
diseminarkan.
Proses pengumpulan data dari penelitian ini yakni, setelah mendapatkan persetujuan
dari institusi STIKes Majapahit Mojokerto dan mendapatkan surat keterangan untuk
penelitian, maka peneliti kemudian mengajukan surat tersebut ke Pengurus Yayasan
lansia yang telah ditinggal mati oleh pasangannya, untuk mengetahui jumlah
responden yang masuk dalam kriteria inklusi. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
kuesioner.
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu
data primer dengan metode survei yang berbentuk seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis untuk nantinya dijawab oleh responden. Kuesioner dapat digunakan
untuk mendapatkan informasi pribadi dari responden misalnya opini, sikap, keinginan dan
harapan dari responden Pujihastuti (2010) Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan
skala likert untuk menunjukkan opini atau jawaban dalam kuesioner yang ada. Menurut
Budiaji (2013), skala likert dianggap sebagai skala yang mudah untuk digunakan dalam
kuesioner penelitian. Jenis skala ini banyak digunakan oleh peneliti karena kemudahan
dalam penggunaannya (Kelly dan Tincani dalam Budiaji 2013). Skala likert ini
menggunakan beberapa butir pertanyaan atau pernyataan dengan cara memberikan respon
pada 5 titik pilihan pada setiap butir pertanyaan tau pernyataan, yang bisanya terdiri dari
sangatsetuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Likert dalam Budiaji
2013). Dalam kuesioner penelitian ini, peneliti menggunakan skala 1-5, dengan
Keterangan :
STS : SangatTidakSetuju
TS : TidakSetuju
N : Netral
S : Setuju
SS : SangatSetuju
pernyataan yang tertera pada kuesioner dengan cara memberi tanda centang (√) pada
1.Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh yang
diperoleh atau dilakukan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data setelah
dengan memberi kode angka, untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa
data.
1) Data umum
1) Umur lansia
2) Data khusus
3.Scoring
Scoring adalah penelitian jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala
4. Tabulating
data di lapangan. Hal ini dilakukan setelah editing, coding dan scoring selesai dilakukan
5. Analisa data
a. Univariat
Untuk mengetahui hubungan penyesuain diri lansia setelah ditinggal mati oleh
b. Bivariat
Untuk mengukur hipotesi penelitian menggunakan uji Chi Square apakah terdapat
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat maka digunakan p value yang
dibandingkan dengan tingkat kemaknaan (alfha) yang digunakan yaitu 5% atau 0.05.
Apabila p value < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 (hipotesis penelitian) diterima, yang
berarti ada hubungan antara variabel-variabel bebas dan terikat, sedangkan bila p value >
J. Etika Penelitian
Diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subjek penelitian yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi. Subjek diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika
subjek bersedia menjadi responden maka diperkenankan untuk menandatangani di lembar
persetujuan.
Cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk menjamin kerahasiaan identitas
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
hanya sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
4. Beneficient (Bermanfaat)
Keuntungan bagi responden pada penelitian ini adalah penelitian ini bermanfaat bagi
responden. Responden akan mendapat ilmu baru dan dapat digunakan untuk menjaga
5. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip
penelitian.
Angket\kuesioner
Usia :
Jenis kelamin :
Lama ditinggal pasangan :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat sejumlah peryataan tentang situasi yang dapat terjadi pada siapa
saja. Baca dan pahamilah setiap peryantaan, kemudian anda diminta untuk
menegemukakan apakah peryataan peryataan tersebut sesuai dengan diri anda saat ini.
Cara memberikan respon dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom jawabang
yang sesuai dengan keadaan anda saat ini.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
STS : SangatTidakSetuju
TS : TidakSetuju
N : Netral
S : Setuju
SS : SangatSetuju
Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda beda atas peryataan yang tersedia,
karena itu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda saat ini. Dalam
SELAMAT MENGERJAKAN
TERIMAKASIH
N PERYATAAN STS TS N S SS
O
1. Saya tidak merasa gelisah tanpa adanya
pasangan hidup saya.
2. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk
segera bangkit dari kesedihan setelah
kepergian pasangan saya.
3. Saya mampu menikmati kesendirian tanpa
pasangan saya.
4. Walaupun saya merasa sedih atas kepergian
pasangan hidup, saya segera bangkit karena
kehidupan saya masih panjang.
5. Hidup saya hampa tanpa ada pasangan
hidup.
6. Saya belum dapat menerima kepergian
pasangan hidup saya.
7. Saya tidak merasa kesepian tanpa pasangan
saya sudah meninggalkan saya.
8. Saya dapat menerimakepergian pasangan
hidup saya.
9. Saya membutuhkan waktu yang lama
setelah kepergian pasangan hidup untuk
kembali beraktivitas.
10. Saya menikmati kegiatan yang saya
lakukan setelah kepergian pasangan saya.
11. Saya sering melamun kemudian menangis
ketika memikirkan pasangan hidup saya.
12. Saya tetap tenang ketika mau tidur tanpa
pasangan saya lagi.
13. Saya mudah mengeluh akibat keadaan baru
saya yang tanpa pasangan lagi.
14. Saya dapat melakukan aktivitas sesuai
minat saya setelah kepergian pasangan
hidup.
15. Setelah saya menyadari kepergian
pasangan hidup , saya tidak mengalami
gangguan kesehatan yang berarti.
16. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk
menerima kepergian pasangan hidup saya.
17. Saya mengalami gangguan gangguan
kesehatan yang cukup berarti setelah
kepergian pasangan hidup.
18. Kepergian pasangan hidup membuat saya
merasa kecewa karena kemudian saya
harus hidup sendiri.
19. Saya sering menolak ikut kegiatan sosial
setelah kepergian pasangan hidup.
20. Saya selalu mengenang masa lalu bersama
pasangan yang sudah meninggalkan saya
sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan
sosial lagi.