Anda di halaman 1dari 69

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN


DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RSUD LABUANG BAJI
MAKASSAR

RESTY ENJELIA IBRAHIM


2180606

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2023

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini dengan judul “Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian


Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar” telah dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi dan disetujui untuk diperbanyak, sebagai
salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Keperawatan pada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar.

Makassar, 13 Maret 2023

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H.Suradi Effendi, S.Kep, Ns, M.Kes Andi Yulia Kasma, SKM, M.kes

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

Muhammad Sahlan Zamaa, Ns, Sp.Kep.M.

ii
ABSTRAK

Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 Di RSUD


Labuang Baji Makassar

RESTY ENJELIA IBRAHIM

(dibimbing oleh SURADI EFENDI dan ANDI YULIA KASMA)

Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan utama yang telah mencapai


tingkat mengkhawatirkan. Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan di
RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan Juli tahun 2022, bahwa pada tahun 2019
terdapat 117 jiwa , tahun 2020 sebanyak 554 jiwa dan pada tahun 2021, dari bulan Juli
sampai pada bulan September sebanyak 644 jiwa Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Hubungan Gaya Gidup Dengan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD
Labuang Baji Makassar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan populasi sebanyak
644 orang yang menderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang berada di RSUD Labuang Baji
Makassar. Teknik pengambilan sampel yang akan pada penelitian ini menggunakan
teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel 247 responden yang dilakukan dengan
cara memberikan lembar kuesioner
Hasil penelitian ini diperoleh responden paling banyak gaya hidup buruk sebanyak 143
responden (579%) dan gaya hidup baik sebanyak 103 responden (42,1%). hasil penelitian
ini diperoleh responden dengan kejadian dm sebanyak 144 responden (58,3%) sedangkan
responden yang tidak menderita dm sebanyak 103 responden (41,7%).Hasil uji statistik
Chi-Square pada variabel gaya hidup dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 menunjukkan
ρ= 0,000 (ρ= < 0,05).
Simpulan penelitian ini adalah adanya hubungan gaya hidup dengan kejadian
diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar. Disarankan bagi masyarakat
untuk menerapkan gaya hidup sehat.

Kata kunci: gaya hidup,kejadian diabetes melitus tipe 2.


Daftar pustaka : 57 ( 2006-2022)

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah

Subḥānahu wataʿālā karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul

“Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2

Di RSUD Labuang Baji Makassar”, sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana keperawatan. Salam serta shalawat tak

lupa pula tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga

beliau, para sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in serta orang- orang

yang senantiasa istiqomah di jalan Allah Subḥānahu wataʿālā

hingga yaumil akhir.

Terkhusus penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

tak terhingga untuk kedua orang tua yaitu Ayahanda saya Peltu

Ibrahim dan Ibunda Yuniati Ningsih serta adik-adikku Febrian

Alamsyah Ibrahim, Zaskia Anisa Ibrahim dan Muhamad

Hildansyah Ibrahim yang senantiasa mendoakan, memberikan

nasehat dan dorongan serta telah berkorban agar penulis dapat

menyelesaikan pendidikan, dan semoga Allah Subḥānahu

wataʿālā membalasnya dengan Rahmat, Rahim, keberkahan yang

berlimpah, kelancaran rezeki, kesehatan, panjang umur,

perlindungan dan juga kebahagiaan hidup dunia akhirat.


Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr.

Suradi Efendi, S.Kep., Ns., M.Kes., CWCC, selaku pembimbing I

dan ibu Andi Yulia Kasma SKM., M.Kes. selaku pembimbing II

yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga

mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Ilham Syam,

SKM.,M.Kes, dan ibu Nour Sriyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. sebagai

tim penguji yang telah memberikan masukan dan arahan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini tidak akan

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus

kepada:

1. Ketua Yayasan Pendidikan Makassar Ibu Andi Indri

Damayanti Asaad Lantara, SH., M.Adm., SDA.

2. Ketua STIK Makassar Ibu Esse Puji Pawenrusi, SKM., M.Kes.

3. Direktur RSUD Labuang Baji Bapak drg.Abd.Haris

Nawawi,M.Kes yang telah memberikan izin penelitian.

4. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Makassar

Bapak Muhammad Sahlan Zamaa S.Kep., Ns., Sp.Kep., M.B.

5. Pengelola Akademik Bapak Iskandar Zulkarnanen, S.Kep.,

Ns.,.,M.Kep yang telah memberikan arahan dan bantuan

sehingga penulis diberi kelancaran selama ujian dan

ix
kemudahan dalam penyusunan penelitian ini.

6. Seluruh keluarga besar Civitas Akademika STIK Makassar

yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama

mengikuti pendidikan

7. Sampel atau responden yang bersedia meluangkan waktunya

untuk mengisi kuesioner pada saat peneliti melakukan

penelitian, sehingga peneliti diberi kemudahan dan kelancaran

mendapatkan data dari responden sebagai kelengkapan

penyusunan skripsi ini

8. Sahabat-sahabatku yang selama ini membantu dan

memberikan arahan serta motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2018 Program Studi Ilmu

Keperawatan Kelas Reguler STIK Makassar yang senantiasa

membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih semoga kebaikan dan

bantuan yang telah diberikan kepada penulis dapat memperoleh

imbalan yang berlipat ganda dari Allah Subḥānahu wataʿālā.

Makassar, 2023
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


ABSTRAK............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... iv
ARTI NOTASI/SIMBOL DAN SINGKATAN..................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus tipe 2...................................................... 4
B. Tinjauan Tentang Gaya Hidup......................................................................... 11

BAB III KERANGKA KONSEP


A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti.......................................................... 17
B. Pola Pikir Variabel ......................................................................................... 18
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ..................................................... 18
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 19

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Jenis penelitian ................................................................................................ 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 20
C. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 20
D. Pengumpulan Data .......................................................................................... 22
E. Pengolahan Data .............................................................................................. 22
F. Analisis Data ................................................................................................... 23
G. Penyajian Data ................................................................................................. 24
H. Etika Penelitian ............................................................................................... 24

BAB V METODE PENELITIAN


A. Hasil Penelitian............................................................................................. 38
B. Pembahasan ................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1 Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya ……………….. 15

2. Tabel distribusi frekuensi berdasarkan umur reponden dengan kejadian diabetes

mellitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassr ......................... 37

3. Karakteristik Variabel penelitian di RSUD Labuang Baji Makassar.

4. Hubungan Gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

Labuang Baji Makassar.............................................................. 39

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran I : Lembar permintaan menjadi responden

Lampiran II : Lembar persetujuan menjadi responden

Lampiran III : Kuesioner penelitian

Lampiran IV : Master Tabel

Lampiran V : Hasil Pengolahan Data

Lampiran VI :Surat Izin pengambilan data awal dari STIK Makassar

Lampiran VII :Surat Izin Penelitian Dari Dinas penanaman Modal Makassar

Lampiran VIII : Surat Selesai Penelitian

Lampiran IX : Dokumentasi Kegiatan

viii
ARTI NOTASI/SIMBOL DAN SINGKATAN

Notasi/Simbol dan Singkatan Arti

= Sama dengan

% Persen

< Kurang dari

> Lebih dari

Lebih dari atau sama dengan



Alfa
α
Beta

Glycated Hemoglobin
Hb1ac
American Diabetes Association
ADA
adult-onset atau non-insulin-dependent diabetes
NIDDM
mellitus

International Diabetes Federation


IDF

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan utama yang telah

mencapai tingkat mengkhawatirkan. Lebih dari empat juta orang pada kelompok usia

20-79 tahun meninggal disebabkan penyakit tersebut. Pada tahun 2019, prevalensi

diabetes mellitus sebesar 9,3% (463 juta) dari populasi dunia. DM tipe 2 (DMT2)

adalah tipe diabetes yang paling umum, terhitung sekitar 90% dari semua diabetes di

seluruh dunia (Atlas, 2019).

Dalam skala global, DMT2 menyerang kelompok usia pertengahan antara 40

hingga 59 tahun. Selain itu, DMT2 mempengaruhi terutama negara-negara

berpenghasilan rendah dan menengah karena 77% dari semua penderita DM di

seluruh dunia tinggal di negara-negara tersebut. Menurut International Diabetes

Federation (IDF). Indonesia menduduki urutan ketujuh di dunia sebagai negara

dengan jumlah penderita DMT2 setelah China, India, Amerika Serikat, Pakistan,

Brazil dan Mexico (Atlas, 2019).

Peningkatan prevalensi pada tahun 2013-2018, kecuali provinsi Nusa Tenggara

Timur, terdapat empat provinsi dengan prevalensi tertinggi pada tahun 2013 dan

2018, yaitu DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur.

Terdapat beberapa provinsi dengan peningkatan prevalensi tertinggi sebesar 0,9%

yaitu Riau, DKI Jakarta , Banten,Gorontalo, dan Papua Barat (P2PTM, 2020).

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes mellitus di

Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur ≥15 tahun sebesar 2%. Angka ini

menunjukkan peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes mellitus pada penduduk

≥15 tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5%. Namun prevalensi diabetes
2
mellitus hasil pemeriksaan gula darah meningkat 6,9% pada tahun 2013 menjadi

8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan bahwa baru sekitar 25% penderita

diabetes yang mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes (P2PTM, 2020).

Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan diabetes terpopuler yang ditemui pada

seseorang yang berusia 40 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Faktor risiko

penyakit ginjal , kebutaan pada lansia merupakan penyebab dari Diabetes Mellitus

tipe 2 (jill hill, 2013). Sebab meningkatnya resistensi insulin pada tubuh sehingga

glukosa dalam darah tidak sempurna yang menyebabkan pankreas terpacu untuk

menghasilkan banyak insulin dengan maksud menurunkan kadar glukosa darah yang

akibatnya kadar insulin dalam darah berlebih (Nugroho et al., 2013). Aktivitas fisik

merupakan gerakan yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan

pengeluaran energi (Hillman, 2016).

Budaya dan pola hidup tidak sehat juga rentan mengakibatkan seseorang

terkena Diabetes Mellitus terutama pada pola makan tidak sehat yang menyebabkan

kadar gula darah meningkat seperti mengkonsumsi minuman kemasan (Agustina

dan Rayanti, 2020). Faktor yang meningkatkan risiko penyakit Diabetes Mellitus

tipe 2 ialah perilaku yang tidak sehat, pola makan yang salah, kurangnya aktivitas

fisik , perokok (Prasetyani, 2017). Yang lebih memprihatinkan, Diabetes jelas

memberi beban ekonomi yang tidak sedikit, lebih-lebih jika penderitanya telah

terkena komplikasi. Tanpa pengobatan yang baik, diabetes akan menyerang banyak

organ penting dalam tubuh, bahkan bisa berakibat fatal. Dikarenakan biaya untuk

berobat relatif mahal untuk sekali beobat dan akan berdampak pada dampak sosial

dan ekonomi karena penderita tidak mampu bekerja (Hans Tandra, 2017).

Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan di RSUD Labuang Baji

Makassar pada bulan Juli tahun 2022, bahwa pada tahun 2019 terdapat 117 pasien yang

3
menderita diabetes mellitus tipe 2, tahun 2020 sebanyak 554 penderita dan pada tahun

2021, dari bulan Juli sampai pada bulan September sebanyak 644 pasien penderita

diabetes mellitus (Rekam Medik, RSUD Labuang Baji Makassar). Jumlah yang relatif

banyak ini tentunya perlu mengingat pentingnya pencegahan terhadap kondisi pasien

diabetes mellitus.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Gaya Hidup

Dengan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan gaya hidup dengan kejadian diabetes Melitus tipe 2 di

Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar

2. Tujuan khusus

a. Diketahui gaya hidup penderita Diabetes Mellitus tipe 2

b. Diketahui kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

c. Diketahui hubungan gaya hidup dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang Hubungan

Gaya Hidup Dengan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum

Daerah Labuang Baji

2. Manfaat Institusi

2
Bagi institusi pendidikan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar

referensi dan bahan masukan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar dalam

bidang penelitian. Sedangkan untuk RSUD Labuang Baji Makassar dalam upaya

meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penyakit Diabetes Melitus dan dapat

memberikan pendidikan kesehatan tentang gaya hidup yang baik sehingga dapat

mengurangi risiko terjadinya Diabetes Melitus

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti dalam bentuk

pengabdian dan pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh serta memperluas

wawasan peneliti.

4. Manfaat Masyarakat

Sebagai informasi bagi masyarakat agar membiasakan gaya hidup sehat dalam

kehidupan sehari hari untuk mencegah terjadinya penyakit Diabetes Melitus

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN tentang Diabetes Melitus

1. Pengertian Diabetes Melitus

Istilah Diabetes berasal dari bahasa Yunani “siphon”yang berarti mengalirkan,

sedangkan “mellitus” berarti madu atau manis (World Health Organization, 2019).

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme heterogen yang temuan

utamanya adalah hiperglikemia kronis. Penyebab utama yaitu gangguan sekresi

insulin.(Kerner, 2014).

2. Klasifikasi

Menurut American Diabetes Association (ADA) mengklasifikasikan diabetes

melitus berdasarkan etiologi dibagi menjadi empat kelompok yaitu :

a. Diabetes Melitus Tipe 1 (DMT1)

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit heterogen karena gejala khas pada penyakit

ini adalah poliuria dan sepertiga hadir dengan ketoasidosis diabetik (DKA). Diabetes

ini hanya dialami oleh anak-anak karena faktor genetik dari orang tua (American

Diabetes Association, 2018).Diabetes mellitus tipe disebut juvenile-onset atau

insulindependent diabetes mellitus (IDDM) .Diabetes mellitus tipe 1 adalah penyakit

autoimun yang diperantara sel T dimana penghancuran sel pankreas menyebabkan

defisiensi insulin yang mengarah hiperglikemia dan kecenderungan ketoasidosis.

Diabetes ini muncul pada masa kanak-kanak atau remaja , namun penyakit ini

muncul pada usia berapapun (Kahanovitz et al., 2018). Insidens DMT1 sangat

bervariasi, dibeberapa negara barat kasus DMT1 mencakup 5-10% . dari jumlah

seluruh jumlah penderita diabetes di masing-masing negara. Dan melebihi dari 90%

2
penderita diabetes ini anak-anak dan remaja. Data registri nasional DMT1 pada anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia hingga tahun 2014 tercatat 1021 kasus dengan 2

puncak insidens yaitu pada usia 5-6 tahun dan 11 tahun (Unit Kerja Koordinasi

Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2017).

b. Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2)

DMT2 disebut dengan adult-onset atau non-insulin-dependent diabetes mellitus

(NIDDM). Lebih dari 90-95% dari semua diabetes ,Keadaan ini dikarenakan defisiensi

insulin ( bukan absolut) dan memiliki resistensi insulin perifer (American Diabetes

Association, 2018). DMT2 merupakan gangguan metabolisme akibat kelebihan asupan

kalori atas pengeluaran energi. Hal ini ditandai dengan efek sekreksi insulin progresif

karena resistensi insulin. Meningkatkan kebutuhan tubuh akan insulin untuk

mempertahankan hemeotasis glukosa. Jika sel pankreas gagal mensekresi insulin yang

cukup maka kadar glukosa darah akan meningkat secara bertahap (Zhao et al., 2015).

c. Gestational Diabetes Mellitus (GDM)

GDM didefinisikan sebagai intoleransi glukosa selama kehamilan yang

ditemukan pada trimester kedua dan ketiga. Karena GDM memberikan peningkatan

risiko diabetes tipe 2 setelah melahirkan (American Diabetes Association, 2018).

GDM yang tidak melakukan perawatan akan berisiko pada ibu dan anak. Dan

memiliki risiko jangka pendek dan jangka panjang termasuk komplikasi neonatal

selama kehamilan dan persalinan seperti kelahiran prematur, cedera lahir dan

preeklamsia (Hillie, 2017).

d. DM tipe lain

Diabetes Mellitus tipe ini disebabkan oleh cacat genetik yang spesifik pada fungsi

sel ꞵ dan aktivitas insulin. Penyakit endkropati dan disfungsi pankreas yang

disebakan oleh obat-obatan, bahan kimia atau infeksi. Pengelompokkan kedua

3
adalah kelainan kromosom sindrom down dan sindrom turner (World Health

Organization, 2019).

3. Patofisiologi

Pada hiperglkemia memiliki kadar insulin plasma tertimggi, menunjukkan bahwa

resistensi insulin dan defisiensi insulin adalah penyebab dari penyakit DMT2

(Ozougwu, 2013). Diabetes mellitus tipe 2 bukan disebabkan sekresi urin tetapi

karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara

normal. Keeadaan ini disebut “resistensi urin”. Resistensi urin banyak terjadi akibat

dari obesitas dan kurang aktivitas fisik serta penuaan.pada penderita DMT2 terjadi

produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B

langerhas secara autoimun seperti DMT2. Defisiensi fungsi inuslin pada penderita

DMT2 hanya bersifat relatif dan absolut (Fatimah, 2015).

4. Diagnosis

Diagnosis Diabetes Mellitus ialah bila dianjurkan melaksanakan pemeriksaan

Hb1Ac (Glycated Hemoglobin atau Glycosilated Hemoglobin ) setiap 2-3

bulan.pemeriksaan ini memberi gambaran tentang kadar glukosa dalam 2-3 bulan

terakhir. Dalam pemeriksaan laboratorium, kisaran normal Hb1Ac 4%-5,9% . pada

pasien yang tidak terkontrol dengan baik kadarnya > 7,0% dan bila ada keraguan

maka dilakukan tes toleransi oral (TTGO) atau popular disebut OGTT (oral Glukose

Toreance test ) dengan mengukur kadar glukosa selama 2 setelah minum 75 g

glukosa. Apabila normal glukosa darah adalah 70-110 mg/dL (Widyasari, 2017).

5. Komplikasi

Komplikasi Diabetes Mellitus terbagi menjadi kategori yaitu , Komplikasi

metabolik akut seperti ketoasidosis diabetitkum (KAD) dan komplikasi sistemik jangka

panjang terbagi ada dua jenis yakni, komplikasi mikro vaskular seperi nefropati diabeteik,

2
retinopati diabetik, mikroangiopati diabetik , dan neuropati diabeteik. Sedangkan

komplikasi vaskular makro termasuk penyakit kardiovaskuler , serangan jantung dan

stroke (Alhassan, 2019). Lebih lanjut , neuropati otonom menghhasilkan penyakit yang

menyerang gastrointestinal,genitourinari dan kadriovaskuler serta disfungsi seksual (Okur

et al., 2017). DMT2 juga berdampak buruk pada jaringan lunak dan keras di sekita gigi.

Penderita DMT2 , yang kontrol kurang optimal, mengalami bebrapa penyakit di area oral

seperti gingivitis,periodotitis,karies,kehilangan banyak gigi,kanker mulut,berkurangnya

aliran saliva (hiposalivasi) dan perubahan rasa (Atlas, 2019).

6. Faktor resiko

a. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi

1) Umur

Umur meningkatkan risiko diabetes. Pada negara berkembang usia yang berisiko

adalah usia 45 tahun keatas, pada negara maju penduduk yang berisiko adalah pada

usia 65 tahun keatas. (Utomo et al., 2020).

2) Riwayat keluarga DMT

Risiko seorang menderita Diabetes Mellitus ialah 15% jika salah satu orang

tuangnya penderita Diabetes Mellitus. Jika kedua orang tuanya penderita Diabetes

Mellitus maka anak tersebur berisiko 75%. Orang yang mmeiliki ibu menderita penyakit

Diabates mellitus berisiko 10-30 % besar dari ayah dikarenakan penurunan gen sewaktu

dalam kandungan lebih besra ibu (Diabetes in the UK , 2010).

3) Riwayat pernah menderita diabetes gestasional

Ada beberapa komponen genetik yang membuat peningkatan risiko sehingga

lebih rentan daripada yang lain. Ada varian gen kunci dengan patogenesis resistensi

dan reseptor proklatin,dan reseptor melatonin dimana semua gen ini berperan dalam

homeotasis dan metabolisme glukosa. Sindrom ovarium polikistik, kondisi medis

3
lain yang menyebabkan disfungsi metabolik dan hormonal dan juga meningkatkan

risiko GDM (Farhan kamali adli, 2021)

4) Jenis kelamin

Wanita lebih berisiko terkena DMT2 dikarenakan jumlah perbandingan antara

komposisi berupa estradiol akan membuat gen Estrogen reseptor ( ER) dan Estradiol

Reseptor (ER) teraktivasi, hal tersebut meneybabkan metabolisme akan bekerja dan

kedua gen berkoordinasi dalam sensitivitas insulin dan peningkatan ambilan glukosa

dalam darah.sejalan dengan meningkatnya usia maka hormon estrogen akan mengalami

penurunan dalam tubuh perempuan. Aktivasi dari gen ER dan ER yang menyebabkan

kondisi sensitivitas insulin dan pengambilan gula akan turun , sehingga gula akan

menumpuk lemak dalam tubuh yang mengakibtkan obesitas (Isnaini, 2018).

b. Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi

1) Pola konsumsi makanan

Makanan dengan nilai tinggi glukosa adalah memiliki nilai Indeks Glikemik (IG).

Makanan dengan IG tinggi dapat meningkatkan kadar glukosa darah sedangkan makanan

dengan IG rendah sehingga mampu menurunkan kadar glukosa darah. Mengkonsumsi

makanan IG tinggi dalam frekuensi sering dapat menyebabkan terjadinya penyakit

DMT2. Indeks glikemik terdapat dalam makanan yang mengandaung karbohidrat tinggi ,

kandungan lemak yang meneybabkan kenaikan kadar glukosa dalam darah (Marine dan

Adiningsih, 2015).

2) Obesitas sentral

Obesitas sentral lebih kuat hubungannya dengan kelainan metabolik.adiposit

jaringan lemak ini adiposit berukuran besar,kurang peka terhadap kerja antipolisis

sehingga lebih mudah diliposis yang menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas

(Djafri dan Sanusi, 2021).

2
3) Kurang aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas membuat sistem sekresi melambat. Akibatnya terjadi

penumpukan lemak di dalam tubuh yang berisiko diabetes mellitus. Dan sebagian

penderita diabetes mellitus memiliki aktivitas fisik rendah. (hamdan hariawan dan

akhmad fatoni, 2019).

4) Hipertensi

Seseorang akan dikatakan hipertensi jika sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥90

mmHg. Hipetensi disebabkan resistensi insulin sehingga terjadi hiperinsulinemia,terjadi

mekanisme kompensasi tubuh agar glukosa darah normal. Bila tidak dapat diatasi maka

akan terjadi gangguan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) yang berdampak pada

kerusakan sel ꞵ dan menyebabkan DMT2 (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

5) Dislipidemia

Dislipidemia adalah suatu keadaan lemak dalam darah meningkat. Hal ini

berisiko mengalami penyakit DMT2. Dislipidemia sering menyertai Diabatets Mellitus ,

baik dislipidemia primer (kelainan genetik) maupun dislipidemia sekunder (akibat

diabetes mellitus, baik karena defisiensi insulin maupun resistensi inuslin).Toksisitas

lipid menyebabkan proses aterogenesis menjadi progresif. Lipoprotein akan mengalami

perubahan metabolik pada diabetes mellitus seperti proses glikasi serta oksidasi. Yang

merupakan salah satu penyebab meningkatnya risiko resistensi insulin yang kemudian

akan menjadi diabetes mellitus tipe 2 (Dewi Endah Setyaningrum, 2015).

6) Kebiasaan merokok

Merokok merupakan faktor risiko dalam banyak penyakit salah satunya yakni

DMT2. Adanya zat nikotin dan senyawa kimia lain yang terdapat dalam rokok yang

menyebabkan menurunkan sensitivitas insulin. Di dalam tubuh nikotin dapat

meningkatkan kadar hormon katekolamin , yang meliputi nonadrenalin dan adrenalin

3
yang menimbulkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, pernapasan dan

glukosa darah. Merupakan efek yang ditimbulkan dari pelepasan adrenalin tersebut

(Gita Kusnadi dan Etisa Adi Murbawani, 2017).

B. Tinjauan tentang Gaya Hidup

1. Pengertian Gaya Hidup

Menurut Kemenkes RI, Gaya hidup merupakan upaya menerapkan kebiasaan atau

pola hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu

kesehatan, ada 3 kebiasaan hidup sehat antara lain : tidak merokok, mengonsumsi

makanan sehat dan aktivitas fisik teratur (Ditjen P dan PL Depkes, 2008).

Menurut Kotler (2002 : 192) Gaya Hidup adalah pola hidup seseorang didunia

yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

diri seseorang dalam berinteraksi sosial. Beberapa diantara gaya hidup ialah pada pola

makan dan aktivitas fisik. Pengaruh gaya hidup yang signifikan terhadap terjadinya

diabetes mellitus tipe 2 (Nathan, 2009)

2. Indikator Gaya Hidup

a. Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang

membentuk pola perilaku makan berdasarkan rasa kemauan dan rasa suka. Oleh, karena

itu ekspresi setiap manusia dalam memilih makanan berbeda satu sama lain. Kebiasaan

makan merupakan cara individu memilih makanan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi

terhadap pengaruh fisiologis,psikologis, dan sosial budaya (Hasdianah. HR, 2013).

Kebiassan makan yang baik mengandung sumber energi, sumber zat pengatur, karena

semua zat gizi diperlukan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta

perkembangan otak dan produktivitas kerja, serta makan dalam jumlah cukup dengan

kebutuhan. Dengan kebiasaan makan yang seimbang berguna untuk mecapai dan

2
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal (Nurrahmani, 2012). Peranan

gizi pada usia pra lansia terutama untuk mencegah penyakit dan meingkatkan kesehatan.

Memilih makanan secara baik dapat menunjang kemampuan sesorang dalam menjaga

kesehatan fisik,emosional,mental,dan mencegah penyakit. Tujuan utama kesehatan gizi

pada pra lansia ialah meningkatkan kesehatan secara menyeluruh,mencegah penyakit dan

memperlambat proses menjadi tua (Hasdianah. HR, 2013). Kebiasaan mengonsumsi

makanan yang tidak sehat memperbesar risiko kejadian munculnya bebrbagai penyakit

degeneratif salah satunya diabetes mellitus antara lain mengandung kadar gula tinggi.

Asupan kalium yang berasal dari makanan seperti buah-buahan dna sayur-sayuran dalam

jumlah cukup mungkin dapat melindungi tubuh dari diabetes mellitus dan berperan

menurunkan kadar gula darah (Ditjen P dan PL Depkes, 2008). Saat ini karbohidrat

sederhana seperti nasi putih,mie,kentang dan gula pasir telah menjadi favorit masyarakat

Indonesia. Namun banyak yang belum mengetahui, karbohidrat sederhana , jika

dikonsumsi berlebihan , tidak hanya membuat melar tetapi akan meningkatkan risiko

diabetes. Konsumsi karbodidrat sederahana umumnya akan membuat kadar gula dalam

darah akan naik dengan cepat yang akan meingkatkan risiko penyakit yang sering disebut

kencing manis. Pola makan masyarakat Indonesia seringkali mengonsumsi kerbohidrat

secara berlebihan seperti makan nasi putih dengan mie instan ( keduanya karbohidrat),

bisa bikin runyam. Tentunya akan semakin membuat risiko terkena obesitas dan diabetes

semakin tinggi (soedarsono, 2016). Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan

lemak dalam tubuh menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar

pankreas harus bekerja keras memproduksi hormon insulin untuk mengolah gula yang

masuk. Jika saat pankreas tidak mampu memenuhi kebutuhan hormon insulin yang terus

bertambah , maka kelebihan gula darah tidak dapat terolah lagi dan akan masuk kedalam

darah dan urin (Arisman, 2013).

3
b. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kasehatan fisik, mental

dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

Aktivitas fisik yang dapat dilakukan bisa berupa mengepel lantai, naik turun tangga,

membawa pembelanjaan atau berupa olahraga yaitu : push-up, lari ringan, bermain

bola,berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat. Aktivitas

fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit sehari, sehingga dapat

menyehatkan jantung. Paru-paru serta organ tubuh lainnya. Jika banyak waktu yang

digunakan untuk beraktivitas fiisk maka akan bermanfaat yang akan diperoleh. Jika

kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu tiga bulan

kedepan akan terasa hasilnya (Proverawati,A., 2017). Kurangnya aktivitas fisik

menyebabkan pembakaran energi oleh tubuh sehingga kelebihan energi dalam tubuh

akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. Sehingga penyimpanan lemak yang

berlebihan akan mengakibatkan obesitas (Almatsier, 2013) Aktivitas fisik 30 menit

sehari lima kali seminggu, dapat menghasilkan penurunan berat badan, memperbaiki

tekanan darah, memperbaiki kadar kolestrol darah dan menurunkan risiko diabetes

mellitus tipe 2. Jalan kaki 30 menit sehari pada hampir setiap hari sudah dibuktikan

merupakan cara terbaik untuk mencegah diabetes mellitus tipe 2 bagi mereka yang

mempunyai risiko tinggi. Memulai latihan jasmani,. Namun kalau sudah dilakukan

secara teratur akan merasakan manfaatnya (yunir,Em, 2015).

c. Kebiasaan merokok

Merokok merupakan faktor risiko dalam banyak pentakit salah satunya yakni

DMT2. Adanya zat nikotin dan senyawa kimia lain yang terdapat dalam rokok yang

menyebabkan menurunkan sensitivitas insulin. Di dalam tubuh nikotin dapat

2
meningkatkan kadar hormon katekolamin , yang meliputi nonadrenalin dan adrenalin

yang menimbulkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, pernapasan dan

glukosa darah. Merupakan efek yang ditimbulkan dari pelepasan adrenalin tersebut

(Gita Kusnadi dan Etisa Adi Murbawani, 2017).

3
Tabel 1
Sintesa Penelitian Sebelumnya
No Sampel dan
Judul Jenis Teknik Hasil Penelitian
Penelitian dan Penelitian Pengambilan
Nama Jurnal Sampel
1 Gaya Hidup literature Penelitian ini Hasil penelitian ini
sebagai review dilakukan pada menunjukkan bahwa
periode September terdapat pengaruh gaya
Faktor Risiko
hingga Desember hidup pada pola
Diabetes 2020 Penelusuran makan dan aktivitas fisik
Melitus Tipe literatur dilakukan sabagai faktor
2 ( e-CliniC. melalui database risiko DMT2. Individu
2021;9(2):328- Pubmed yang memiliki pola makan
333) dan Google tidak teratur memiliki
Made K. Scholar dengan kadar gula
Murtiningsih.1 kata kunci darah lebih buruk
Karel faktor risiko gaya dibandingkan dengan
Pandelaki.2 hidup dan diabetes yang memiliki pola makan
Bisuk P. Sedli mellitus tipe 2 dan tidak teratur.
kata kunci dalam Individu yang beraktivitas
Bahasa fisik sehariharinya ringan
Inggris (risk memiliki risiko 2,68 kali
factors life style untuk menyandang DMT2
and type 2 dibandingkan
diabetes mellitus). dengan yang melakukan
Kriteria inklusi aktivitas fisik
penelitian ini ialah sehari-harinya sedang dan
pengaruh gaya berat
hidup pada pola
makan tidak
sehat dan aktivitas
fisik kurang pada
kejadian DMT2
2
HUBUNGAN cross Populasi Dari hasil penelitian dan
GAYA HIDUP sectional dalam penelitian ini pembahasan
DAN POLA study adalah seluruh yang dilakukan, disumpulkan
MAKAN masyarakat bahwa ada
DENGAN yang datang berobat hubungan kebiasaan merokok
KEJADIAN di Rumah Sakit (p-value=0,042),
DIABETES Bhayangkara pada aktivitas fisik (p-
MELLITUS DI periode Januari – value=0,027), pola makan
RUMAH April 2020 responden (p-value=0,010)
SAKIT yaitu sebanyak 193 dengan kejadian
BHAYANGKAR pasien, sedangkan Diabetes Melitus. Dan tidak
A sampel ada hubungan
25
KOTA yang diambil kebiasaan mengkonsumsi
MAKASSAR sebanyak 64 alkohol responden
responden dihitung (pvalue=0,628) dengan
(JURNAL menggunakan rumus kejadian DM.
Promotif Lemeshow (1991)

Preventif
Vol. 4 No. 1
Agustus 2021,
Hal. 01 – 09 )
Suryanti S1,
Sumardi
Sudarman2,
Aswadi
3
Obesitas Sentral Kriteria Inklusi Dari penelitian ini juga
dengan cross meliputi : disimpulakan bahwa yang
Kejadian sectional tidak terdiagnosa artinya responden
Hiperglikemia sebagai penderita yang obesitas sentral
pada Pegawai DM tipe 2 memiliki risiko 1,04 kali
Satuan Kerja dan tidak (95% CI ; 0,99-1,10) lebih
Perangkat mempunyai tinggi untuk
Daerah riwayat minum mengalami hipergikemi
HIGEIA obat dibandingkan dengan
JOURNAL OF diabetes serta yang tidak obesitas sentral.
PUBLIC mempunyai data Perubahan gaya
HEALTH hasil hidup pada individu yang
RESEARCH pemeriksaan gula mempunyai faktor
AND darah sewaktu dan risiko dapat mencegah
DEVELOPMEN pengukuran lingkar terjadinya diabetes
T perut. Sedangkan mellitus. Semua jenis
(HIGEIA 5 (3) kriteria aktivitas fisik baik itu
(2021)) eksklusi yaitu Ibu olahraga, pekerjaan rumah
Junita Rosa hamil, tidak tangga, berkebun,
Tiurma1, memiliki data atau aktivitas fisik lainnya
Syahriza hasil pemeriksaan yang berhubungan
lengkap terkait dengan pekerjaan memiliki
variabelvariabel manfaat yang sama
yang akan diteliti. dalam mencegah terjadinya
Berdasarkan diabetes. Intervensi
kriteria gaya hidup tersebut
tersebut maka diharapkan dapat mencegah
didapatkan atau menunda terjadinya
sebanyak 133 diabetes mellitus
orang maupun komplikasi yang
terkait dengan
26
yang tidak dapat diabetes mellitus.
dimasukkan
sebagai responden
penelitian sehingga
diperoleh subyek
penelitian
yang eligible
sebesar 397
responden
4
Analisis Faktor case control Populasi kasus Hasil penelitian
adalah penderita diketahui faktor yang
Risiko Kejadian
berhubungan dengan kejadian
Diabetes diabetes usia diabetes mellitus pada usia di
Mellitus pada di bawah 45 tahun bawah 45 tahun adalah obesitas
Kelompok Usia sebanyak 54 orang, sentral (OR=6,91; 95% CI :2,87-
di Bawah 45 sedangkan kontrol 16,63), merokok (OR=3,01; 95%
Tahun di adalah pasien rawat CI :1,35-6,71), pola makan
(OR=2,92; 95% CI :1,28-6,65),
Kabupaten Pidie jalan yang tidak aktivitas fisik (OR=3,2; 95%
Jaya menderita diabetes. CI :1,44-7,08) dan umur
(Jurnal Aceh Jumlah sampel (OR=4,85; 95% CI : 2,13-11,04).
Medika, Vol.5, dalam penelitian Faktor dominan terhadap
No. 2, Oktober ini adalah 108 kejadian DM pada kelompok
usia di bawah 45 tahun adalah
2020 : 1-11) orang obesitas sentral (p value
Herlina*1, 0,0001), (OR= 6,68; 95% CI:
Defriman Djafri1, 2,54-17,53)
Sri Rahayu
Sanusi

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Berdasarkan pada tinjauan pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya,

dikatakan bahwa gaya hidup yang tidak sehat dapat meyebabkan terjadinya diabetes

mellitus tipe 2. Pada penelitian ini yang akan menjadi variabel independen adalah

27
gaya hidup sementara yang menjadi variabel dependen adalah kejadian diabetes

mellitus tipe 2.

1. Gaya hidup

Gaya hidup yang dimaksud disini adalah kebiasaan atau perilaku responden

yang tidak sehat sebelum terjadinya diabetes mellitus

2. Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

Terjadinya diabetes mellitus yang dimaksud disni adalah penyakit yang diderita

responden

B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka

dapat dilihat variabel pada skema variabel di bawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gaya Hidup Kejadian Diabetes

Mellitus tipe 2

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Penghubung Variabel

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Gaya hidup

a. Definisi Operasional

Gaya hidup yang dimaksud dari penelitian ini adalah kebiasaan atau perilaku dari

penderita seperti pola makan, kebiasaan merokok dan aktivitas fisik Sebelum

28
menderita penyakit diabetes melitus tipe 2. Untuk mengetahui tentang gaya hidup

pasien sampel/responden digunakan yaitu dengan cara membagikan kuesioner

kepada responden untuk dilakukan pengisian.

b. Kriteria objektif

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor

yang diharapkan.

1) Buruk : jika skor yang didapat < 50%

2) Baik : jika skor yang didapat ≥ 50%

2. Kejadian diabetes melitus tipe 2

a. Definisi operasional

Kelainan metabolisme akibat kelebihan asupan kalori yang menyebabkan kadar

gula darah meningkat

b. Kriteria objektif

1) Ya : jika menderita DMT2 dengan hasil Hb1ac > 7%

2) Tidak : jika tidak menderita DMT2 dengan hasil Hb1ac ≤7%

D. Hipotesis penelitian

29
Ada hubungan gaya hidup dengan kejadian diabetes melitus tipe
2 BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian kuantitatif yang

menggunakan pendekatan Cross Sectional, yaitu untuk mengetahui hubungan antara

variabel yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan diPoliklinik Interna Rumah Sakit Labuang Baji kota Makassar

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 17 Januari 2023 – 17 Februari 2023.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini merupakan pasien yang berobat ke RSUD Labuang Baji

Makassar kira-kira berjumlah 644-780 perbulan (setelah survei pendahuluan) di

RSUD Labuang Baji Makassar

2. Sampel

a. Besar sampel

Sampel dalam penelitian ini ditarik dari populasi penelitian di Rumah Sakit

Labuang Baji sehingga diasumsikan sebagai berikut: Besar populasi 644, maka

digunakan perhitungan rumus slovin sebagai berikut

Rumus : N
n=
1 + N (d)2

Keterangan :
30
N : Besar populasi

n : Besar sampel

d : Tingkat ketetapan yang digunakan (0,05)

Sehingga didapat jumlah sampel sebagai berikut:

644
n=
1 + 644 (0,05)2

644
n=
1 + 644 (0,0025)

644
n=
1 + 1,61

644
n=
2,61

n = 246,74 atau 247

Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel yang digunakan adalah 247 orang

responden.

b. Teknik Pengambilan sampel

Teknik Pengambilan sampel yang akan pada penelitian ini menggunakan teknik

Purposive Sampling dimana pengambilan sampel dengan menetapkan ciri-ciri

khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian

Dengan kriteria sebagai berikut :

1) Kriteria Inklusi

a) Pasien yang berobat di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar

b) Usia 40- 60 tahun

31
c) Pasien dapat membaca, menulis dan dapat berinteraksi secara verbal maupun non

verbal

2) Kriteria Eksklusi

tidak bersedia menjadi responden

D. Pengumpulan Data

1. Sumber data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dengan cara membagikan kuesioner.

b. Data sekunder

Diperoleh dari Rekam Medis RSUD Labuang Baji Kota Makassar tentang jumlah

data pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dan data dari lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.

3. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah dengan

mengunjungi ruang rawat calon responden untuk memberikan lembar kuesioner.

Sebelum diberikan kuesioner, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu agar

terciptanya hubungan saling percaya dengan responden. Kemudian menyampaikan

maksud dan tujuan untuk melakukan penelitian, dan langkah-langkah pengumpulan

data yang akan dilakukan kepada responden, setelah itu memberikan kuesioner

penelitian kepada responden.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner berisi

16 pertanyaan yang telah disediakan dan akan dijawab oleh responden sesuai dengan

32
jawaban yang dikemukakan oleh responden. Pertanyaan pada lembar kuesioner

berisi tentang gaya hidup responden sebelum terkena diabetes mellitus tipe 2.

F. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Adapun tahapan

pengolahan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Penyuntingan (Editing)

Penyuntingan atau Editing akan dilakukan pada saat tahap pengumpulan data atau

setelah semua data terkumpul, kemudian memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan.

2. Pengkodean (Coding)

Pengkodean atau Coding akan dilakukan setelah semua data telah terkumpul dan

selesai diedit, kemudian dilakukan pengkodean dengan memberikan kode numerik

(angka) pada saat pengolahan dan analisis data menggunakan komputer agar dapat

memudahkan peneliti untuk mengolah atau menganalisis data yang berupa kalimat.

3. Pemasukan Data (Entry Data)

Pemasukan Data atau Entry Data akan dilakukan untuk memasukkan data yang

telah terkumpul ke dalam master tabel yang diolah dengan menggunakan program

microsoft excel

4. Pembersihan (Cleaning)

Pembersihan atau Cleaning akan dilakukan ketika semua data telah dikumpulkan

kemudian dicek kembali kemungkinan terjadinya kesalahan dalam data yang telah

dimasukkan seperti kelengkapan data, coding dan sebagainya apakah sudah lengkap

atau belum

33
G. Analisis Data

Setelah data diolah selanjutnya akan dilakukan analisis data menggunakan program

komputer (SPSS). Adapun analisis yang akan dilakukan yaitu:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat akan dilakukan agar dapat menganalisis variabel-variabel yang

ada yaitu variabel independen (Gaya hidup ) dan variabel dependen (kejadian

diabetes mellitus tipe 2) yang ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan persentase pada tiap-tiap variabel.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat akan dilakukan agar dapat melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen, apakah variabel tersebut memiliki hubungan

yang signifikan. Uji statistik yang digunakan dalam analisis ini adalah uji chi-square

dengan uji alternatif penggabungan sel atau uji kolmogorov-smirnov.

H. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel yang

disertai dengan penjelasan atau narasi.

I. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti perlu mengajukan permohonan izin kepada

responden untuk mendapatkan persetujuan dengan tetap memperhatikan masalah

etika penelitian. Adapun etika penelitian yang akan dilakukan meliputi:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Informed Consent akan dilakukan sebelum memberikan lembar kuesioner dengan

memberikan lembar persetujuan antara peneliti dengan responden untuk

ditandatangani jika calon responden bersedia menjadi responden dari penelitian ini.

34
Jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak calon

responden.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Anonymity yang dimaksud adalah peneliti hanya akan menuliskan inisial nama

atau hanya diberikan kode/nomor responden.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality yang dimaksud adalah semua informasi yang akan dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.

35
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar

pada tanggal 17 Januari hingga 17 Februari 2023. Jenis penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan

kejadian diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar.

Data diperoleh dari hasil observasi peneliti terhadap responden berdasarkan

kuesioner yang memuat pertanyaan terkait gaya hidup terhadap kejadian diabetes mellitus

tipe 2 yang sedang diderita sekarang.

Penelitian ini memiliki responden 247 orang yang memenuhi kriteria sesuai

dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditentukan. Data yang telah

diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang disertai penjelasan dari data-data

tersebut. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada uraian berikut

ini.

1. Karakteristik Responden

Setelah dilakukan pengumpulan data maka didapatkan data berdasarkan karakteristik

responden dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar

berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut ini.

36
Tabel 2
Karakteristik Responden di RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2023
Karakteristik Responden n %
Umur
Remaja akhir (22-23 tahun) 4 1,6
Dewasa akhir (40-49 tahun ) 72 29,1
Lansia awal (50-59 tahun) 114 46,2
Masa manula (60-67 tahun) 57 23,1

Jenis kelamin
Laki-laki 103 41,7
Perempuan 144 100

Pendidikan
SD 23 9,3
SMP 15 6,1
SMA 186 75,3
PT 23 9,3

Pekerjaan
Wiraswasta 66 26,7
IRT 135 54,7
Pegawai 22 8,9
Mahasiswa 4 1,6
Tidak bekerja 19 7,7
Supir 1 ,4

Jumlah 247 100

Sumber Data Primer 2023

Berdasarkan Tabel 2 karakteristik responden menunjukkan bahwa dari 247

responden (100,0%) yang dirawat di poliklinik interna RSUD Labuang Baji

Makassar terdapat kategori kelompok umur tertinggi pada responden dengan

kategori lansia awal yaitu umur 50-59 tahun sebanyak 114 responden ( 46,2%).

Kategori dewasa akhir yaitu umur 40-49 tahun sebanyak 72 responden ( 29,1%).

Kategori masa manula yaitu umur 60-67 tahun sebanyak 57 responden ( 23,1%).

Kategori terendah adalah kategori remaja akhir yaitu umur 22-23 tahun sebanyak 4

responden ( 1,6%). Karakteristik jenis kelamin tertinggi adalah responden dengan

37
jenis kelamin perempuan sebanyak 144 responden ( 100,0%). Dan kelompok jenis

kelamin terendah adalah dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 103 responden

(41,7%).

Karakteristik kelompok pendidikan tertinggi adalah responden dengan tingkat

pendidikan SMA sebanyak 186 responden (75,3%). Pendidikan SD dan Perguruan

tinggi sebanyak 23 responden ( 9,3%). Dan kelompok pendidikan terendah adalah

SMP sebanyak 15 responden ( 6,1%). Karakteristik kelompok pekerjaan tertinggi

adalah IRT sebanyak 135 responden ( 54,7%). Pekerjaan wiraswasta sebnayak 66

responden,pekerjaan pegawai sebanyak 22 responden ( 8,9%),tidak bekerja sebanyak

19 responden ( 7,7%),mahasiswa sebanyak 4 responden ( 1,6%), dan kelompok

pekerjaan terendah adalah supir sebanyak 1 responden (.4%).

2. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian.

Analisis ini menghasilkan tabel karakteristik variabel penelitian dan

diinterpretasikan dalam bentuk persen. Varaibel yang diteliti adalah gaya hidup

Tabel 3
Karakteristik Variabel Penelitian di RSUD Labuang Baji
Makassar
Variabel n %
Gaya hidup
Baik 104 42,1
Buruk 143 57,9

Kejadian DM tipe 2
Tidak 103 41,7
Ya 144 58,3

Jumlah 247 100


Sumber : Data Primer 2023

38
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 247 responden (100,0%)

yang paling banyak adalah responden responden yang gaya hidupnya buruk

sebanyak 143 responden (57,9%). Sedangkan yang gaya hidupnya baik

sebanyak 104 responden (42,1%). Dan untuk kejadian diabetes nellitus tipe 2

sebanyak 144 reponden (58,3%). Sedangkan yang tidak menderita diabetes

mellitus tipe 2 sebanyak 103 responden (41,7%).

3. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen ( Gaya hidup ) dan variabel dependen ( Kejadian DM tipe 2 ). Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square dengan uji

alternatif penggabungan sel. Adapun hasilnya dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 4
Hubungan Gaya hidup dengan Kejadian Diabetes mellitus tipe 2
di RSUD Labuang Baji Makassar

Gaya Kejadian DMT2 Uji Chi-


Hidup square test
Ya Tidak Total
n % n % n %
Buruk 143 83,4 0 59,6 143 100,0% ρ= 0,000
Baik 1 60,6 103 43,4 104 100,0%
Jumlah 144 144,0 103 103,0 247 100,0%
Sumber: Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4 hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dsri 247 responden

(100,0%) yang termasuk dalam gaya hidup baik sebanyak 103 responden (43,3%)

sedangkan gaya hidup buruk sebanyak 143 responden (83,4%).

Dari hasil analisis hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji statisti

Chi-square test dengan uji alternatif penggabungan sel menunjukkan bahwa

kemaknaan/signifikan dari kedua variabel tersebut adalah ρ= 0,000, maka nilai

signifikan ρ>0,05 (0,000<0,05), berarti Hipotesis alternatif (Ha) diterima.Hal ini dapat
39
disimpulkan adanya hubungan antara gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2

di RSUD Labuang Baji Makassar.

B. Pembahasan

1. Gaya hidup

Gaya hidup kurang sehat adalah kebiasaan buruk yang menyebabkan 1 dari 10

kematian di dunia. Diabetes mellitus merupakan ancaman bagi masyarakat yang dapat

menyebabkan komplikasi sakit jantung,obesitas dan hipertensi bahkan kematian.

(Fareed et al., 2017).

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dari 247 responden paling banyak yang

termasuk dalam gaya hidup buruk yaitu sebanyak 143 responden (83,4%). Dan yang

termsuk dalam gaya hidup baik sebanyak 103 responden (43,3%). Hal ini dikarenakan

terjadi pada beberapa reponden yang kurang memperhatikan kesehatannya.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meta rosaulina dkk. (2017)

tentang Hubungan gaya hidup penderita diabetes mellitus dengan komplikasi penyakit

diabetes mellitus di puskesmas tanjung morawa kabupaten deli serdang. Yang

mengatakan bahwa dari 104 responden (100,0%). Yang paling banyak gaya hidup

tidak baik sebanyak 65 responden (62,5%). Sedangkan gaya hidup baik paling sedikit

39 responden (37,5%). Begitu pula pada penelitian lain mengatakan bahwa gaya hidup

kurang sehat menjadi faktor penyebab diabetes mellitus (Latifah,2020). Berdasarkan

penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan tertinggi adalah IRT sebanyak 135

responden ( 54,7%). Pekerjaan wiraswasta sebnayak 66 responden,pekerjaan pegawai

sebanyak 22 responden (8,9%),tidak bekerja sebanyak 19 responden

( 7,7%),mahasiswa sebanyak 4 responden ( 1,6%), dan kelompok pekerjaan terendah

adalah supir sebanyak 1 responden (.4%).Dan begitu juga dengan penelitian lain

40
mengatakan bahwa perubahan gaya hidup pola makan yang serba instan dengan

komposisi terlalu banyak mengandung lemak dan sedikit serat (Febriyan, 2020).

Berdasarkan asumsi peneliti gaya hidup buruk dapat berisiko terkena diabetes

melitus tipe 2 dikarenakan kurangnya aktivitas fisik dan tidak mengatur pola makan

yang baik sehingga terjadinya penumpukan kadar glukosa dalam darah.

2. Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas

tidak dapat memproduksi insulin yang atau ketika tubuh tidak dapat menerima insulin

yang dihasilkan secara efektif. Hiperglikemia atau kadar gula darah yang meningkat

merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan

pada banyak sistem tubuh,khususnya pada saraf dan pembuluh darah (Murtiningsih.,

2021). Dm disebabkan destruks sel ꞵ, biasanya menyebabkan kekurangan insulin absolut

dan disebabkan oleh pengeluaran insulin yang progesif sehingga terjadinya resistensi

urin(Sari dan Purnama, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi reponden

berdasarkan diabetes melitus sebanyak 144 responden (58,3),sedangkan distribusi

frekuensi responden yang tidak DM sebayak 103 (41,7).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh winda (2020) tentang

hubungan keturunan,kebiasaan makan dan gaya hidup dengan penyakit diabetes

melitus diwilayah kerja puskesmas sungai mesa kota banjarmasin mengatakan bahwa

kurangnya mengelolah gaya hidup seperti aktivitas fisik yang dilakukan secara tidak

rutin dapat berisiko terjadi diabetes melitus. Berdasarkan penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden pada jenis kelamin perempuan sebanyak 144

responden ( 100,0%). Sedangkan jenis kelamin terendah adalah dengan jenis kelamin

laki-laki sebanyak 103 responden (41,7%). Dan berdasarkan penelitian dengan

41
kelompok umur kategori lansia awal yaitu umur 50-59 tahun sebanyak 114

responden ( 46,2%). Kategori dewasa akhir yaitu umur 40-49 tahun sebanyak 72

responden ( 29,1%). Kategori masa manula yaitu umur 60-67 tahun sebanyak 57

responden ( 23,1%). Oleh karena itu penerapan gaya hidup yang sehat dalam

kehidupan sehari-hari sangatlah penting.

Berdasarkan asumsi peneliti diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak

dapat disembuhkan. Meskipun tidak dapat disembuhkan penyakit ini masih bisa

dikontrol, yang artinya penderita bisa mempertahankan kadar gula agar tetap normal

sehingga tidak menyebabkan komplikasi. Yakni dengan melakukan gaya hidup sehat

seperti pengaturan pola makan, tidak merokok dan melakukan aktivitas fisik.

3. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2

Menurut Kotler (2002 : 192) Gaya Hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang di

ekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa dari 247 responden yang gaya hidup

baik sebanyak 103 responden (43,3), sedangkan gaya hidup buruj sebanyak 143

responden (83,4%).

Dari hasil analisis hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji statistik

chi-square menunjukkan bahwa kemaknaan/signifikan dari kedua variabel tersebut

adalah ρ= 0,000, maka nilai signifikan ρ<0,05 ( 0,000<0,05), berarti hipotesis

alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol ditolak (H0). Hal ini dapat

disimpulakn bahwa ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian diabetes

melitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makaasar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh sukhri

(2021) tentang hubungan gaya hidup dengan kualitas hidup pada penderita

42
masalah kaki diabeteik mengatakan bahwa gaya hidup memiliki peran yang

signifikan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita DM tipe 2 khususnya

dengan masalah kaki diabetik. Sehingga pentalaksaan gaya hidup yang tepat

dapat memperlambat progresifitas penyakit dan pada akhirnya dapat

mempertahankan kualitas hidup yang optimal. Begitu pula dengan penelitian

lain yang mengatakan faktor yang mempengaruhi adalah stress dalam bekerja,

kurangnya aktivitas fisik dan pola hidup tidak sehat (Alfiani, 2017)

Berdasarkan asumsi peneliti gaya hidup yang tidak sehat merupakan

kontributor utama dalam perkembangan penyakit kronis yang dapat dicegah,

termasuk diabetes melitus.

43
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh responden paling banyak gaya hidup

buruk sebanyak 143 responden (579%) dan gaya hidup baik sebanyak 103

responden (42,1%).

2. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh responden dengan kejadian dm sebanyak

144 responden (58,3%) sedangkan responden yang tidak menderita dm sebanyak

103 responden (41,7%).

3. Didapatkan hasil nilai signifikan (0,000= < 0,05). Berdasarkan penelitian

diperoleh ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus tipe

2. Maka Ha diterima.

B. Saran

1. Bagi masyarakat khususnya yang berusia ≥45 tahun diharapkan dapat

menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, mengurangi

makanan lemak dan karbohidrat tinggi , dan olahraga yang teratur.

2. Bagi pihak RSUD Labuang Baji Makassar diharapkan agar dapat memberikan

informasi kepada pasien tentang besar risiko dari faktor umur ≥45 tahun dan

adanya riwayat keluarga menderita diabetes mellitus.

44
DAFTAR PUSTAKA

Atlas, I. D. F. Diabetes. 2019. Idf Diabetes Atlas.


American Diabetes Association. 2018. “2 . Classi Fi Cation and Diagnosis of Diabetes :
Standards of Medical Care in Diabetes d 2018.” 41(January):13–27. doi:
10.2337/dc18-S002.
Alhassan, Adamu Jibrine. 2019. “COMPLICATIONS OF DIABETES MELLITUS : AN
INSIGHT IN TO BIOCHEMICAL COMPLICATIONS OF DIABETES
MELLITUS : AN INSIGHT IN TO BIOCHEMICAL.” (February).
Almatsier, S. 2013. Penuntun Diet. jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Arisman. 2013. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus Dan Dislipdemia.
Chalabi, Dler A. K. Nooruldeen. 2022. “Effect of Vitamin D Supplementation on HbA1c
Level in a Cohort of Type 1 Diabetic Patients Effect of Vitamin D Supplementation
on HbA1c Level in a Cohort of Type 1 Diabetic Patients.” (January). doi:
10.15218/zjms.2021.031.

Djafri, Defriman, and Sri Rahayu Sanusi. 2021. “Jurnal Aceh Medika.” 5(2):1–11.

Ditjen P & PL Depkes, 2008. 2008. Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana
Penyakit Diabetes Melitus. jakarta selatan: Ditjen P & PL Depkes.

Farhan kamali adli. 2021. “Open Acces.” 03(01).


Fatimah, Restyana Noor. 2015. “DIABETES MELITUS TIPE 2.” 4:93–101.

Febriyan, Heironimus Billy. 2020. “Wellness and Healthy Magazine.” 2(2):361–


68.
Feldman, Eva L., David L. H. Bennett, Klaus-armin Nave, and Troels S. Jensen. 2018.
“New Horizons in Diabetic Neuropathy: Mechanisms, Bioenergetics, and Pain.”
93(6):734–63. doi: 10.1016/j.neuron.2017.02.005.New.
Latifah, Maryam, Akademi Kebidanan, and Darmais Padangsidimpuan. 2020.
“Gaya, Pengaruh Terhadap, Hidup Diabetes, Kejadian Pada, Mellitus Lansia,
P R A Rumah, D I Umum, Sakit Kota, Daerah Harahap.” 5(3):48–54.
hamdan hariawan,akhmad fatoni, dewi purnawati. 2019. “JURNAL KEPERAWATAN
TERPADU (Integrated Nursing Journal).” 1(1):1–7.
Hillman, Charles. 2016. “Physical Activity , Fitness , Cognitive Function , and Academic
Achievement in Children : A Systematic Review.” (October 2019). doi:
10.1249/MSS.0000000000000901.
Hillie, Saakje. 2017. Gestational Diabetes Mellitus : Diagnosis and Outcome.
Isnaini, Nur. 2018. “Faktor Risiko Mempengaruhi Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Dua
Risk Factors Was Affects of Diabetes Mellitus Type 2.” 14(1):59–68.
jill hill. 2013. “Diabetes Monitoring : Riskfactors, Complication and Management.”
Nurse Prescribing 9(clinical focus):122–30. doi:
https://doi.org/10.12968/npre.2011.9.3.122.
Kahanovitz, Lindy, Patrick M. Sluss, Steven J. Russell, Massachusetts General Hospital,
and Massachusetts General Hospital. 2018. “HHS Public Access.” 16(1):37–40. doi:
10.1097/POC.0000000000000125.Type.
Kesehatan, Fakultas, and Universitas Dian. 2015. “Jurnal Kesehatan.” (2).
Kerner, Wolfgang. 2014. “Definition , Classification and Diagnosis of Diabetes
Mellitus.” 384–86.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes
Melitu. jakarta: Jakarta Kementerian Kesehatan RI , 2011.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. “HARI DIABETES SEDUNIA TAHUN 2018.”
jakarta selatan: Pusat Data dan Informasi.
Klinis, Panduan Praktik, Ikatan Dokter, and Anak Indonesia. 2017. “Diagnosis Dan Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 Pada Anak Dan Remaja Diagnosis Dan Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 Pada Anak Dan Remaja.”
Kotler, Philip; Armstrong, Gary; 2006. Principles of Marketing. 12th ed. new
jersey.
Hasdianah. HR. 2013. Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa Dan Anak-Anak
Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha medika.

Hans Tandra. 2017. Segala Sesuatu Yang Anda Ketahui Tentang Diabetes Panduan
Lengkap Mengenal Dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat Dan Mudah Edisi
Kedua Dan Paling Komplit. kedua. edited by isran febrianto siregar. jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
hamdan hariawan,akhmad fatoni, dewi purnawati. 2019. “JURNAL KEPERAWATAN
TERPADU (Integrated Nursing Journal).” 1(1):1–7.

Hillman, Charles. 2016. “Physical Activity , Fitness , Cognitive Function , and Academic
Achievement in Children : A Systematic Review.” (October 2019). doi:
10.1249/MSS.0000000000000901.
Hillie, Saakje. 2017. Gestational Diabetes Mellitus : Diagnosis and Outcome.
Isnaini, Nur. 2018. “Faktor Risiko Mempengaruhi Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Dua
Risk Factors Was Affects of Diabetes Mellitus Type 2.” 14(1):59–68.
Kahanovitz, Lindy, Patrick M. Sluss, Steven J. Russell, Massachusetts General Hospital,
and Massachusetts General Hospital. 2018. “HHS Public Access.” 16(1):37–40. doi:
10.1097/POC.0000000000000125.Type.
Kesehatan, Fakultas, and Universitas Dian. 2015. “Jurnal Kesehatan.” (2).
Kerner, Wolfgang. 2014. “Definition , Classification and Diagnosis of Diabetes
Mellitus.” 384–86.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes
Melitu. jakarta: Jakarta Kementerian Kesehatan RI , 2011.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. “HARI DIABETES SEDUNIA TAHUN 2018.”
jakarta selatan: Pusat Data dan Informasi.
Klinis, Panduan Praktik, Ikatan Dokter, and Anak Indonesia. 2017. “Diagnosis Dan Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 Pada Anak Dan Remaja Diagnosis Dan Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 Pada Anak Dan Remaja.”
Latifah, Maryam, Akademi Kebidanan, and Darmais Padangsidimpuan. 2020.
“Gaya, Pengaruh Terhadap, Hidup Diabetes, Kejadian Pada, Mellitus Lansia,
P R A Rumah, D I Umum, Sakit Kota, Daerah Harahap.” 5(3):48–54.
Marine, Denov, and Sri Adiningsih. n.d. “PERBEDAAN POLA KONSUMSI DAN
STATUS GIZI ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA DIABETES
MELITUS ( DM ) DAN NON DM.” (Dm):179–83.
Nathan, DM; Linda M. 2009. Menaklukan Diabetes. jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Nugroho, Purwo Setiyo, Denny Saptono Fahrurodzi, Studi Kesehatan Masyarakat,
Universitas Muhammadiyah, and Kalimantan Timur. 2013. “RISIKO OBESITAS
TERHADAP DIABETES MELITUS DI INDONESIA ; STUDI DATA
INDONESIAN FAMILY LIFE SURVEY V.” 5(3):103–6.
Nurrahmani, U. 2012. Stop Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Familia.

hamdan hariawan,akhmad fatoni, dewi purnawati. 2019. “JURNAL KEPERAWATAN


TERPADU (Integrated Nursing Journal).” 1(1):1–7.

Okur, Mehmet Evren, Ioannis D. Karantas, and Panoraia I. Siafaka. 2017. “Diabetes
Mellitus : A Review on Pathophysiology , Current Status of Oral Medications and
Future Perspectives.” 55(1):61–82. doi: 10.23893/1307-2080.APS.0555.
Ozougwu, J. 2013. “The Pathogenesis and Pathophysiology of Type 1 and Type 2
Diabetes Mellitus.” Journal of Physiology and Pathophysiology Review Vol. 4(4),.
doi: 10.5897/JPAP2013.0001.
P2PTM, Kementerian Kesehatan RI. 2020. “Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.Pdf.” P. 6
in. jakarta selatan.
Perilaku, Penerapan, Pencegahan Penyakit, Diabetes Mellitus, Venti Agustina, and
Rosiana Eva Rayanti. 2020. “Jurnal Keperawatan Muhammadiyah.” 5(2).
Prasetyani, Dewi. n.d. “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
DIABETES MELITUS (DM) TIPE 2 Analysis Of Factor Affecting Type 2 Diabetes
Melitus Incidence.” 2(2):1–9.
Prevalence, Diagnosis, Deprivation Genes, Ethnicity Gestational, and Diabestes Obesity.
2010. “Key Statistics on Diabetes.” (March):1–21.
Proverawati,A., Rahmawati E. 2017. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Yogyakarta:
Nuha medika.
Rosaulina, Meta, and Rostiodertina Girsang. 2018. “Hubungan Gaya Hidup
Penderita Diabetes Mellitus Dengan Komplikasi Penyakit Diabetes
Mellitus Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.” 1(1):20–29.
soedarsono. 2016. Cara Alami Mencegah Dan Mengobati Diabetes. surabaya: penerbit
stomata.
Studi, Program, Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, and Universitas Diponegoro. 2017.
“Journal of Nutrition College,.” 6:138–48.
Utomo, Alya Azzahra, Sayyidah Rahmah, and Rizki Amalia. 2020. “FAKTOR RISIKO
DIABETES MELLITUS TIPE 2 :” 01:44–53.
Vadila, Amelia, M. Dody Izhar, and Helmi Suryani Nasution. 2021. “DOI :
Https://Doi.Org/10.32382/Medkes.V16i2.2282.” XVI(2):229–37.
Widyasari, Nina. n.d. “HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN
RISIKO DIABETES.” (February 2017):130–41. doi: 10.20473/jbe.v5i1.
World Health Organization. 2019. CLASSIFICATION OF DIABETES MELLITUS.
Switzerland: Department for Management of Noncommunicable Diseases,
Disability, Violence and Injury Prevention.
Zhao, Yingzheng, Guangcui Xu, Weidong Wu, and Xianwen Yi. 2015. “Type 2 Diabetes
Mellitus- Disease , Diagnosis and Treatment.” 6(5). doi: 10.4172/2155-
6156.1000533.
Lampiran I

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon Responden Penelitian

Di –

Tempat
Saya Mahasiswa Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Makassar, bermaksud melaksanakan penelitian dengan Judul “Hubungan Gaya Hidup

dengan Kejadian Diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar”.

Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam penelitian yang Saya

lakukan, Saya menjamin kerahasiaan dan identitas Anda. Informasi yang Anda berikan

hanya semata-mata digunakan untuk pengembangan Ilmu Keperawatan dan tidak

digunakan untuk maksud lain.

Apabila Anda bersedia menjadi responden, Anda menandatangani lembar

persetujuan menjadi responden. Atas perhatian dan kesediaan Anda Saya ucapkan

terima kasih.

Makassar, 2022

Peneliti

Resty Enjelia Ibrahim

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dalam penelitian dengan judul “Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian

Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar ” dengan ini Saya

menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai

responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar. Dan Saya telah mengetahui maksud dan tujuan dari

penelitian ini sesuai dengan penjelasan peneliti yang disampaikan kepada Saya.

Saya percaya yang Saya informasikan dijamin kerahasiaannya. Demikian

persetujuan ini Saya tanda tangani dengan sukarela tidak ada unsur paksaan dari

siapapun juga, Saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Makassar, 2022

Peneliti Responden

(Resty Enjelia Ibrahim)

Lampiran III

Kuesioner Penelitisn

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti


2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan menulis tanda ceklis (√)

pada jawaban yang tepat.

3. Isilah titik-titik dengan jawaban yang benar

1. Inisial nama :

2. Umur :

3. Berat Badan :

4. Jenis Kelamin : ( ) Laki-Laki

( ) Perempuan

5. Tingkat Pendidikan : ( ) Tidak Sekoalh

( ) SD

( ) SMP

( ) SMA/SMK

( ) Lainnya

6. Pekerjaan :

7. Riwayat Penyakit Keturunan :

8. Diagnosa Medis Sekarang :

KUESIONER GAYA HIDUP

Petunjuk pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti
2. Pilihlah salah satu pilihan jawaban dengan memberikan tanda checklist (√) diantara
4 pilihan
yaitu <1 kali/minggu, 1 kali/minggu, 2-3 x/minggu, setiap hari.
3. Pilihlah jawaban sesuai dengan gaya hidup sebelum terkena diabetes melitus

No Gaya Hidup Tidak 1kali/minggu 3-4kali/ Setiap Hari


pernah minggu

Pola makan

1. Saya mengkonsumsi
makanan tinggi lemak
dalam daging ,
makanan bersantan ,
telur mata sapi dalam
pola makan saya

2. Saya mengkonsumsi
makanan yang tinggi
karbohidrat seperti nasi
, kentang , ubi , mie
dalam pola makan saya

3. Saya mengkonsumsi
sayur- sayuran dalam
pola makan saya

4. Saya mengkonsumsi
Buah-Buahan dalam
pola makan saya

5. Saya mengkonsumsi
kacang-kacangan
seperti kacang kedelai ,
kacang hijau , kacang
panjang , tauge dalam
pola makan saya

6. Saya mengkonsumsi
makanan yag
berprotein seperti
telur , ikan dalam pola
makan saya

Saya mengkonsumsi
7. makanan Seafood
seperti udang, cumi
dalam pola makanan
saya

Saya mengkonsumsi
8. minuman soft drink
seperti fanta, sprite,
coca cola dalam pola
makanan saya

Kebiasaan Merokok dan mengonsumsi Alkohol

1. Saya terpapar asap rokok


dari lingkungan dan
tempat tinggal

2. Saya menghisap rokok >


20 batang/ hari

3. Saya menghisap rokok


sebanyak 11-20
batang/hari

4. Saya menghisap rokok


sebanyak ≤ 10
batang/hari

5. Saya mengkonsumsi
minuman beralkohol <
25 g (ml )/hari atau <1
gelas / minggu

6. Saya mengkonsumsi
minuman beralkohol >
25 g (ml) / hari atau >
1 gelas / minggu

Aktivitas Fisik

1. Saya melakukan aktivitas


ringan seperti mencuci,
menyapu , memasak
dalam kegiatan
seminggu saya

2. Saya melakukan aktivitas


sedang seperti berjalan
cepat , berjalan kaki
selama 20 menit ,
membersihkan rumah
10 menit dalam
kegiatan seminggu
saya

3. Saya melakukan aktivitas


berat seperti bersepeda
santai , jogging ,
berenang, senam atau
aerobic dalam kegiatan
seminggu saya

4. Saya melakukan olahraga


≥ 3,5 jam/minggu atau
30 menit/hari

5. Saya melakukan olahraga


≤ 3,5 jam/minggu atau
30 menit/hari

Sumber: Arini Milla Hanipah


Lampiran IV
LAMPIRAN V

Frequencies

FREQUENCIES VARIABLES=jeniskelamin Umur pendidikan pekerjaan


gayahidup kejadiandm
/ORDER=ANALYSIS.

Statistics

Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Gaya Hidup Kejadian DM tipe


Responden Responden Responden Responden Responden 2

Valid 247 247 247 247 247 247


N
Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin Responden


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
laki-laki 103 41.7 41.7 41.7
Valid perempuan 144 58.3 58.3 100.0
Total 247 100.0 100.0

Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
40-49 72 29.1 29.1 29.1
50-59 114 46.2 46.2 75.3
Valid 60-67 57 23.1 23.1 98.4
22-23 4 1.6 1.6 100.0
Total 247 100.0 100.0
Pendidikan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SMP 15 6.1 6.1 6.1
SMA 186 75.3 75.3 81.4
Valid Perguruan Tinggi 23 9.3 9.3 90.7
SD 23 9.3 9.3 100.0
Total 247 100.0 100.0

Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Wiraswasta 66 26.7 26.7 26.7
IRT 135 54.7 54.7 81.4
Pegawai 22 8.9 8.9 90.3
Valid Mahasiswa 4 1.6 1.6 91.9
tidak bekerja 19 7.7 7.7 99.6
supir 1 .4 .4 100.0
Total 247 100.0 100.0

Gaya Hidup Responden


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid buruk 144 58.3 58.3 58.3
baik 103 41.7 41.7 100.0
Total 247 100.0 100.0
Crosstabs
CROSSTABS
/TABLES=gayahidup BY kejadiandm
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Gaya Hidup Responden * Kejadian DM tipe 2 247 100.0% 0 0.0% 247 100.0%

Gaya Hidup responden * Kejadian Dm Crosstabulation


Kejadian Dm
DM Tidak DM Total
Gaya Hidup responden buruk Count 143 0 143
Expected Count 83.4 59.6 143.0
% within Gaya Hidup 100.0% 0.0% 100.0%
responden
% within Kejadian Dm 99.3% 0.0% 57.9%
% of Total 57.9% 0.0% 57.9%
baik Count 1 103 104
Expected Count 60.6 43.4 104.0
% within Gaya Hidup 1.0% 99.0% 100.0%
responden
% within Kejadian Dm 0.7% 100.0% 42.1%
% of Total 0.4% 41.7% 42.1%
Total Count 144 103 247
Expected Count 144.0 103.0 247.0
% within Gaya Hidup 58.3% 41.7% 100.0%
responden
% within Kejadian Dm 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 58.3% 41.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 242.926a 1 .000
b
Continuity Correction 238.870 1 .000
Likelihood Ratio 324.298 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 241.943 1 .000
N of Valid Cases 247
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 43.37.
b. Computed only for a 2x2 table

FREQUENCIES VARIABLES=gayahidup kejadiandm


/ORDER=ANALYSIS.
Lampiran VI
Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran VII
Surat Izin Penelitian

Lampiran VIII
Surat selesai Penelitian

Lampiran IX
Dokumentasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai