i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.H.Suradi Effendi, S.Kep, Ns, M.Kes Andi Yulia Kasma, SKM, M.kes
Mengetahui
ii
ABSTRAK
ix
KATA PENGANTAR
tak terhingga untuk kedua orang tua yaitu Ayahanda saya Peltu
kepada:
ix
kemudahan dalam penyusunan penelitian ini.
mengikuti pendidikan
Makassar, 2023
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran VII :Surat Izin Penelitian Dari Dinas penanaman Modal Makassar
viii
ARTI NOTASI/SIMBOL DAN SINGKATAN
= Sama dengan
% Persen
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencapai tingkat mengkhawatirkan. Lebih dari empat juta orang pada kelompok usia
20-79 tahun meninggal disebabkan penyakit tersebut. Pada tahun 2019, prevalensi
diabetes mellitus sebesar 9,3% (463 juta) dari populasi dunia. DM tipe 2 (DMT2)
adalah tipe diabetes yang paling umum, terhitung sekitar 90% dari semua diabetes di
dengan jumlah penderita DMT2 setelah China, India, Amerika Serikat, Pakistan,
Timur, terdapat empat provinsi dengan prevalensi tertinggi pada tahun 2013 dan
2018, yaitu DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur.
yaitu Riau, DKI Jakarta , Banten,Gorontalo, dan Papua Barat (P2PTM, 2020).
Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur ≥15 tahun sebesar 2%. Angka ini
≥15 tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5%. Namun prevalensi diabetes
2
mellitus hasil pemeriksaan gula darah meningkat 6,9% pada tahun 2013 menjadi
8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan bahwa baru sekitar 25% penderita
seseorang yang berusia 40 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Faktor risiko
penyakit ginjal , kebutaan pada lansia merupakan penyebab dari Diabetes Mellitus
tipe 2 (jill hill, 2013). Sebab meningkatnya resistensi insulin pada tubuh sehingga
glukosa dalam darah tidak sempurna yang menyebabkan pankreas terpacu untuk
menghasilkan banyak insulin dengan maksud menurunkan kadar glukosa darah yang
akibatnya kadar insulin dalam darah berlebih (Nugroho et al., 2013). Aktivitas fisik
Budaya dan pola hidup tidak sehat juga rentan mengakibatkan seseorang
terkena Diabetes Mellitus terutama pada pola makan tidak sehat yang menyebabkan
dan Rayanti, 2020). Faktor yang meningkatkan risiko penyakit Diabetes Mellitus
tipe 2 ialah perilaku yang tidak sehat, pola makan yang salah, kurangnya aktivitas
memberi beban ekonomi yang tidak sedikit, lebih-lebih jika penderitanya telah
terkena komplikasi. Tanpa pengobatan yang baik, diabetes akan menyerang banyak
organ penting dalam tubuh, bahkan bisa berakibat fatal. Dikarenakan biaya untuk
berobat relatif mahal untuk sekali beobat dan akan berdampak pada dampak sosial
dan ekonomi karena penderita tidak mampu bekerja (Hans Tandra, 2017).
Makassar pada bulan Juli tahun 2022, bahwa pada tahun 2019 terdapat 117 pasien yang
3
menderita diabetes mellitus tipe 2, tahun 2020 sebanyak 554 penderita dan pada tahun
2021, dari bulan Juli sampai pada bulan September sebanyak 644 pasien penderita
diabetes mellitus (Rekam Medik, RSUD Labuang Baji Makassar). Jumlah yang relatif
banyak ini tentunya perlu mengingat pentingnya pencegahan terhadap kondisi pasien
diabetes mellitus.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Gaya Hidup
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Gaya Hidup Dengan Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum
2. Manfaat Institusi
2
Bagi institusi pendidikan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar
referensi dan bahan masukan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar dalam
bidang penelitian. Sedangkan untuk RSUD Labuang Baji Makassar dalam upaya
memberikan pendidikan kesehatan tentang gaya hidup yang baik sehingga dapat
3. Manfaat Praktis
wawasan peneliti.
4. Manfaat Masyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat agar membiasakan gaya hidup sehat dalam
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sedangkan “mellitus” berarti madu atau manis (World Health Organization, 2019).
insulin.(Kerner, 2014).
2. Klasifikasi
Diabetes tipe 1 merupakan penyakit heterogen karena gejala khas pada penyakit
ini adalah poliuria dan sepertiga hadir dengan ketoasidosis diabetik (DKA). Diabetes
ini hanya dialami oleh anak-anak karena faktor genetik dari orang tua (American
Diabetes ini muncul pada masa kanak-kanak atau remaja , namun penyakit ini
muncul pada usia berapapun (Kahanovitz et al., 2018). Insidens DMT1 sangat
bervariasi, dibeberapa negara barat kasus DMT1 mencakup 5-10% . dari jumlah
seluruh jumlah penderita diabetes di masing-masing negara. Dan melebihi dari 90%
2
penderita diabetes ini anak-anak dan remaja. Data registri nasional DMT1 pada anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia hingga tahun 2014 tercatat 1021 kasus dengan 2
puncak insidens yaitu pada usia 5-6 tahun dan 11 tahun (Unit Kerja Koordinasi
(NIDDM). Lebih dari 90-95% dari semua diabetes ,Keadaan ini dikarenakan defisiensi
insulin ( bukan absolut) dan memiliki resistensi insulin perifer (American Diabetes
kalori atas pengeluaran energi. Hal ini ditandai dengan efek sekreksi insulin progresif
mempertahankan hemeotasis glukosa. Jika sel pankreas gagal mensekresi insulin yang
cukup maka kadar glukosa darah akan meningkat secara bertahap (Zhao et al., 2015).
ditemukan pada trimester kedua dan ketiga. Karena GDM memberikan peningkatan
GDM yang tidak melakukan perawatan akan berisiko pada ibu dan anak. Dan
memiliki risiko jangka pendek dan jangka panjang termasuk komplikasi neonatal
selama kehamilan dan persalinan seperti kelahiran prematur, cedera lahir dan
d. DM tipe lain
Diabetes Mellitus tipe ini disebabkan oleh cacat genetik yang spesifik pada fungsi
sel ꞵ dan aktivitas insulin. Penyakit endkropati dan disfungsi pankreas yang
3
adalah kelainan kromosom sindrom down dan sindrom turner (World Health
Organization, 2019).
3. Patofisiologi
resistensi insulin dan defisiensi insulin adalah penyebab dari penyakit DMT2
(Ozougwu, 2013). Diabetes mellitus tipe 2 bukan disebabkan sekresi urin tetapi
karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara
normal. Keeadaan ini disebut “resistensi urin”. Resistensi urin banyak terjadi akibat
dari obesitas dan kurang aktivitas fisik serta penuaan.pada penderita DMT2 terjadi
produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B
langerhas secara autoimun seperti DMT2. Defisiensi fungsi inuslin pada penderita
4. Diagnosis
bulan.pemeriksaan ini memberi gambaran tentang kadar glukosa dalam 2-3 bulan
pasien yang tidak terkontrol dengan baik kadarnya > 7,0% dan bila ada keraguan
maka dilakukan tes toleransi oral (TTGO) atau popular disebut OGTT (oral Glukose
glukosa. Apabila normal glukosa darah adalah 70-110 mg/dL (Widyasari, 2017).
5. Komplikasi
metabolik akut seperti ketoasidosis diabetitkum (KAD) dan komplikasi sistemik jangka
panjang terbagi ada dua jenis yakni, komplikasi mikro vaskular seperi nefropati diabeteik,
2
retinopati diabetik, mikroangiopati diabetik , dan neuropati diabeteik. Sedangkan
stroke (Alhassan, 2019). Lebih lanjut , neuropati otonom menghhasilkan penyakit yang
et al., 2017). DMT2 juga berdampak buruk pada jaringan lunak dan keras di sekita gigi.
Penderita DMT2 , yang kontrol kurang optimal, mengalami bebrapa penyakit di area oral
6. Faktor resiko
1) Umur
Umur meningkatkan risiko diabetes. Pada negara berkembang usia yang berisiko
adalah usia 45 tahun keatas, pada negara maju penduduk yang berisiko adalah pada
Risiko seorang menderita Diabetes Mellitus ialah 15% jika salah satu orang
tuangnya penderita Diabetes Mellitus. Jika kedua orang tuanya penderita Diabetes
Mellitus maka anak tersebur berisiko 75%. Orang yang mmeiliki ibu menderita penyakit
Diabates mellitus berisiko 10-30 % besar dari ayah dikarenakan penurunan gen sewaktu
lebih rentan daripada yang lain. Ada varian gen kunci dengan patogenesis resistensi
dan reseptor proklatin,dan reseptor melatonin dimana semua gen ini berperan dalam
3
lain yang menyebabkan disfungsi metabolik dan hormonal dan juga meningkatkan
4) Jenis kelamin
komposisi berupa estradiol akan membuat gen Estrogen reseptor ( ER) dan Estradiol
Reseptor (ER) teraktivasi, hal tersebut meneybabkan metabolisme akan bekerja dan
kedua gen berkoordinasi dalam sensitivitas insulin dan peningkatan ambilan glukosa
dalam darah.sejalan dengan meningkatnya usia maka hormon estrogen akan mengalami
penurunan dalam tubuh perempuan. Aktivasi dari gen ER dan ER yang menyebabkan
kondisi sensitivitas insulin dan pengambilan gula akan turun , sehingga gula akan
Makanan dengan nilai tinggi glukosa adalah memiliki nilai Indeks Glikemik (IG).
Makanan dengan IG tinggi dapat meningkatkan kadar glukosa darah sedangkan makanan
DMT2. Indeks glikemik terdapat dalam makanan yang mengandaung karbohidrat tinggi ,
kandungan lemak yang meneybabkan kenaikan kadar glukosa dalam darah (Marine dan
Adiningsih, 2015).
2) Obesitas sentral
jaringan lemak ini adiposit berukuran besar,kurang peka terhadap kerja antipolisis
sehingga lebih mudah diliposis yang menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas
2
3) Kurang aktivitas fisik
penumpukan lemak di dalam tubuh yang berisiko diabetes mellitus. Dan sebagian
penderita diabetes mellitus memiliki aktivitas fisik rendah. (hamdan hariawan dan
4) Hipertensi
Seseorang akan dikatakan hipertensi jika sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥90
mekanisme kompensasi tubuh agar glukosa darah normal. Bila tidak dapat diatasi maka
akan terjadi gangguan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) yang berdampak pada
5) Dislipidemia
Dislipidemia adalah suatu keadaan lemak dalam darah meningkat. Hal ini
perubahan metabolik pada diabetes mellitus seperti proses glikasi serta oksidasi. Yang
merupakan salah satu penyebab meningkatnya risiko resistensi insulin yang kemudian
6) Kebiasaan merokok
Merokok merupakan faktor risiko dalam banyak penyakit salah satunya yakni
DMT2. Adanya zat nikotin dan senyawa kimia lain yang terdapat dalam rokok yang
3
yang menimbulkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, pernapasan dan
glukosa darah. Merupakan efek yang ditimbulkan dari pelepasan adrenalin tersebut
Menurut Kemenkes RI, Gaya hidup merupakan upaya menerapkan kebiasaan atau
pola hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
kesehatan, ada 3 kebiasaan hidup sehat antara lain : tidak merokok, mengonsumsi
makanan sehat dan aktivitas fisik teratur (Ditjen P dan PL Depkes, 2008).
Menurut Kotler (2002 : 192) Gaya Hidup adalah pola hidup seseorang didunia
yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
diri seseorang dalam berinteraksi sosial. Beberapa diantara gaya hidup ialah pada pola
makan dan aktivitas fisik. Pengaruh gaya hidup yang signifikan terhadap terjadinya
a. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang
membentuk pola perilaku makan berdasarkan rasa kemauan dan rasa suka. Oleh, karena
itu ekspresi setiap manusia dalam memilih makanan berbeda satu sama lain. Kebiasaan
makan merupakan cara individu memilih makanan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi
Kebiassan makan yang baik mengandung sumber energi, sumber zat pengatur, karena
semua zat gizi diperlukan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta
perkembangan otak dan produktivitas kerja, serta makan dalam jumlah cukup dengan
kebutuhan. Dengan kebiasaan makan yang seimbang berguna untuk mecapai dan
2
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal (Nurrahmani, 2012). Peranan
gizi pada usia pra lansia terutama untuk mencegah penyakit dan meingkatkan kesehatan.
Memilih makanan secara baik dapat menunjang kemampuan sesorang dalam menjaga
pada pra lansia ialah meningkatkan kesehatan secara menyeluruh,mencegah penyakit dan
makanan yang tidak sehat memperbesar risiko kejadian munculnya bebrbagai penyakit
degeneratif salah satunya diabetes mellitus antara lain mengandung kadar gula tinggi.
Asupan kalium yang berasal dari makanan seperti buah-buahan dna sayur-sayuran dalam
jumlah cukup mungkin dapat melindungi tubuh dari diabetes mellitus dan berperan
menurunkan kadar gula darah (Ditjen P dan PL Depkes, 2008). Saat ini karbohidrat
sederhana seperti nasi putih,mie,kentang dan gula pasir telah menjadi favorit masyarakat
dikonsumsi berlebihan , tidak hanya membuat melar tetapi akan meningkatkan risiko
diabetes. Konsumsi karbodidrat sederahana umumnya akan membuat kadar gula dalam
darah akan naik dengan cepat yang akan meingkatkan risiko penyakit yang sering disebut
secara berlebihan seperti makan nasi putih dengan mie instan ( keduanya karbohidrat),
bisa bikin runyam. Tentunya akan semakin membuat risiko terkena obesitas dan diabetes
semakin tinggi (soedarsono, 2016). Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan
lemak dalam tubuh menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar
pankreas harus bekerja keras memproduksi hormon insulin untuk mengolah gula yang
masuk. Jika saat pankreas tidak mampu memenuhi kebutuhan hormon insulin yang terus
bertambah , maka kelebihan gula darah tidak dapat terolah lagi dan akan masuk kedalam
3
b. Aktivitas Fisik
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kasehatan fisik, mental
dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Aktivitas fisik yang dapat dilakukan bisa berupa mengepel lantai, naik turun tangga,
membawa pembelanjaan atau berupa olahraga yaitu : push-up, lari ringan, bermain
fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit sehari, sehingga dapat
menyehatkan jantung. Paru-paru serta organ tubuh lainnya. Jika banyak waktu yang
digunakan untuk beraktivitas fiisk maka akan bermanfaat yang akan diperoleh. Jika
kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu tiga bulan
menyebabkan pembakaran energi oleh tubuh sehingga kelebihan energi dalam tubuh
akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. Sehingga penyimpanan lemak yang
sehari lima kali seminggu, dapat menghasilkan penurunan berat badan, memperbaiki
tekanan darah, memperbaiki kadar kolestrol darah dan menurunkan risiko diabetes
mellitus tipe 2. Jalan kaki 30 menit sehari pada hampir setiap hari sudah dibuktikan
merupakan cara terbaik untuk mencegah diabetes mellitus tipe 2 bagi mereka yang
mempunyai risiko tinggi. Memulai latihan jasmani,. Namun kalau sudah dilakukan
c. Kebiasaan merokok
Merokok merupakan faktor risiko dalam banyak pentakit salah satunya yakni
DMT2. Adanya zat nikotin dan senyawa kimia lain yang terdapat dalam rokok yang
2
meningkatkan kadar hormon katekolamin , yang meliputi nonadrenalin dan adrenalin
glukosa darah. Merupakan efek yang ditimbulkan dari pelepasan adrenalin tersebut
3
Tabel 1
Sintesa Penelitian Sebelumnya
No Sampel dan
Judul Jenis Teknik Hasil Penelitian
Penelitian dan Penelitian Pengambilan
Nama Jurnal Sampel
1 Gaya Hidup literature Penelitian ini Hasil penelitian ini
sebagai review dilakukan pada menunjukkan bahwa
periode September terdapat pengaruh gaya
Faktor Risiko
hingga Desember hidup pada pola
Diabetes 2020 Penelusuran makan dan aktivitas fisik
Melitus Tipe literatur dilakukan sabagai faktor
2 ( e-CliniC. melalui database risiko DMT2. Individu
2021;9(2):328- Pubmed yang memiliki pola makan
333) dan Google tidak teratur memiliki
Made K. Scholar dengan kadar gula
Murtiningsih.1 kata kunci darah lebih buruk
Karel faktor risiko gaya dibandingkan dengan
Pandelaki.2 hidup dan diabetes yang memiliki pola makan
Bisuk P. Sedli mellitus tipe 2 dan tidak teratur.
kata kunci dalam Individu yang beraktivitas
Bahasa fisik sehariharinya ringan
Inggris (risk memiliki risiko 2,68 kali
factors life style untuk menyandang DMT2
and type 2 dibandingkan
diabetes mellitus). dengan yang melakukan
Kriteria inklusi aktivitas fisik
penelitian ini ialah sehari-harinya sedang dan
pengaruh gaya berat
hidup pada pola
makan tidak
sehat dan aktivitas
fisik kurang pada
kejadian DMT2
2
HUBUNGAN cross Populasi Dari hasil penelitian dan
GAYA HIDUP sectional dalam penelitian ini pembahasan
DAN POLA study adalah seluruh yang dilakukan, disumpulkan
MAKAN masyarakat bahwa ada
DENGAN yang datang berobat hubungan kebiasaan merokok
KEJADIAN di Rumah Sakit (p-value=0,042),
DIABETES Bhayangkara pada aktivitas fisik (p-
MELLITUS DI periode Januari – value=0,027), pola makan
RUMAH April 2020 responden (p-value=0,010)
SAKIT yaitu sebanyak 193 dengan kejadian
BHAYANGKAR pasien, sedangkan Diabetes Melitus. Dan tidak
A sampel ada hubungan
25
KOTA yang diambil kebiasaan mengkonsumsi
MAKASSAR sebanyak 64 alkohol responden
responden dihitung (pvalue=0,628) dengan
(JURNAL menggunakan rumus kejadian DM.
Promotif Lemeshow (1991)
Preventif
Vol. 4 No. 1
Agustus 2021,
Hal. 01 – 09 )
Suryanti S1,
Sumardi
Sudarman2,
Aswadi
3
Obesitas Sentral Kriteria Inklusi Dari penelitian ini juga
dengan cross meliputi : disimpulakan bahwa yang
Kejadian sectional tidak terdiagnosa artinya responden
Hiperglikemia sebagai penderita yang obesitas sentral
pada Pegawai DM tipe 2 memiliki risiko 1,04 kali
Satuan Kerja dan tidak (95% CI ; 0,99-1,10) lebih
Perangkat mempunyai tinggi untuk
Daerah riwayat minum mengalami hipergikemi
HIGEIA obat dibandingkan dengan
JOURNAL OF diabetes serta yang tidak obesitas sentral.
PUBLIC mempunyai data Perubahan gaya
HEALTH hasil hidup pada individu yang
RESEARCH pemeriksaan gula mempunyai faktor
AND darah sewaktu dan risiko dapat mencegah
DEVELOPMEN pengukuran lingkar terjadinya diabetes
T perut. Sedangkan mellitus. Semua jenis
(HIGEIA 5 (3) kriteria aktivitas fisik baik itu
(2021)) eksklusi yaitu Ibu olahraga, pekerjaan rumah
Junita Rosa hamil, tidak tangga, berkebun,
Tiurma1, memiliki data atau aktivitas fisik lainnya
Syahriza hasil pemeriksaan yang berhubungan
lengkap terkait dengan pekerjaan memiliki
variabelvariabel manfaat yang sama
yang akan diteliti. dalam mencegah terjadinya
Berdasarkan diabetes. Intervensi
kriteria gaya hidup tersebut
tersebut maka diharapkan dapat mencegah
didapatkan atau menunda terjadinya
sebanyak 133 diabetes mellitus
orang maupun komplikasi yang
terkait dengan
26
yang tidak dapat diabetes mellitus.
dimasukkan
sebagai responden
penelitian sehingga
diperoleh subyek
penelitian
yang eligible
sebesar 397
responden
4
Analisis Faktor case control Populasi kasus Hasil penelitian
adalah penderita diketahui faktor yang
Risiko Kejadian
berhubungan dengan kejadian
Diabetes diabetes usia diabetes mellitus pada usia di
Mellitus pada di bawah 45 tahun bawah 45 tahun adalah obesitas
Kelompok Usia sebanyak 54 orang, sentral (OR=6,91; 95% CI :2,87-
di Bawah 45 sedangkan kontrol 16,63), merokok (OR=3,01; 95%
Tahun di adalah pasien rawat CI :1,35-6,71), pola makan
(OR=2,92; 95% CI :1,28-6,65),
Kabupaten Pidie jalan yang tidak aktivitas fisik (OR=3,2; 95%
Jaya menderita diabetes. CI :1,44-7,08) dan umur
(Jurnal Aceh Jumlah sampel (OR=4,85; 95% CI : 2,13-11,04).
Medika, Vol.5, dalam penelitian Faktor dominan terhadap
No. 2, Oktober ini adalah 108 kejadian DM pada kelompok
usia di bawah 45 tahun adalah
2020 : 1-11) orang obesitas sentral (p value
Herlina*1, 0,0001), (OR= 6,68; 95% CI:
Defriman Djafri1, 2,54-17,53)
Sri Rahayu
Sanusi
BAB III
KERANGKA KONSEP
dikatakan bahwa gaya hidup yang tidak sehat dapat meyebabkan terjadinya diabetes
mellitus tipe 2. Pada penelitian ini yang akan menjadi variabel independen adalah
27
gaya hidup sementara yang menjadi variabel dependen adalah kejadian diabetes
mellitus tipe 2.
1. Gaya hidup
Gaya hidup yang dimaksud disini adalah kebiasaan atau perilaku responden
Terjadinya diabetes mellitus yang dimaksud disni adalah penyakit yang diderita
responden
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka
Mellitus tipe 2
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Penghubung Variabel
1. Gaya hidup
a. Definisi Operasional
Gaya hidup yang dimaksud dari penelitian ini adalah kebiasaan atau perilaku dari
penderita seperti pola makan, kebiasaan merokok dan aktivitas fisik Sebelum
28
menderita penyakit diabetes melitus tipe 2. Untuk mengetahui tentang gaya hidup
b. Kriteria objektif
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor
yang diharapkan.
a. Definisi operasional
b. Kriteria objektif
D. Hipotesis penelitian
29
Ada hubungan gaya hidup dengan kejadian diabetes melitus tipe
2 BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan diPoliklinik Interna Rumah Sakit Labuang Baji kota Makassar
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini merupakan pasien yang berobat ke RSUD Labuang Baji
2. Sampel
a. Besar sampel
Sampel dalam penelitian ini ditarik dari populasi penelitian di Rumah Sakit
Labuang Baji sehingga diasumsikan sebagai berikut: Besar populasi 644, maka
Rumus : N
n=
1 + N (d)2
Keterangan :
30
N : Besar populasi
n : Besar sampel
644
n=
1 + 644 (0,05)2
644
n=
1 + 644 (0,0025)
644
n=
1 + 1,61
644
n=
2,61
Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel yang digunakan adalah 247 orang
responden.
Teknik Pengambilan sampel yang akan pada penelitian ini menggunakan teknik
1) Kriteria Inklusi
31
c) Pasien dapat membaca, menulis dan dapat berinteraksi secara verbal maupun non
verbal
2) Kriteria Eksklusi
D. Pengumpulan Data
1. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dengan cara membagikan kuesioner.
b. Data sekunder
Diperoleh dari Rekam Medis RSUD Labuang Baji Kota Makassar tentang jumlah
data pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dan data dari lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
Prosedur pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah dengan
data yang akan dilakukan kepada responden, setelah itu memberikan kuesioner
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner berisi
16 pertanyaan yang telah disediakan dan akan dijawab oleh responden sesuai dengan
32
jawaban yang dikemukakan oleh responden. Pertanyaan pada lembar kuesioner
berisi tentang gaya hidup responden sebelum terkena diabetes mellitus tipe 2.
F. Pengolahan Data
1. Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan atau Editing akan dilakukan pada saat tahap pengumpulan data atau
setelah semua data terkumpul, kemudian memeriksa kembali kebenaran data yang
2. Pengkodean (Coding)
Pengkodean atau Coding akan dilakukan setelah semua data telah terkumpul dan
(angka) pada saat pengolahan dan analisis data menggunakan komputer agar dapat
memudahkan peneliti untuk mengolah atau menganalisis data yang berupa kalimat.
Pemasukan Data atau Entry Data akan dilakukan untuk memasukkan data yang
telah terkumpul ke dalam master tabel yang diolah dengan menggunakan program
microsoft excel
4. Pembersihan (Cleaning)
Pembersihan atau Cleaning akan dilakukan ketika semua data telah dikumpulkan
kemudian dicek kembali kemungkinan terjadinya kesalahan dalam data yang telah
dimasukkan seperti kelengkapan data, coding dan sebagainya apakah sudah lengkap
atau belum
33
G. Analisis Data
Setelah data diolah selanjutnya akan dilakukan analisis data menggunakan program
1. Analisis Univariat
ada yaitu variabel independen (Gaya hidup ) dan variabel dependen (kejadian
diabetes mellitus tipe 2) yang ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat akan dilakukan agar dapat melihat hubungan antara variabel
yang signifikan. Uji statistik yang digunakan dalam analisis ini adalah uji chi-square
H. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel yang
I. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti perlu mengajukan permohonan izin kepada
ditandatangani jika calon responden bersedia menjadi responden dari penelitian ini.
34
Jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak calon
responden.
Anonymity yang dimaksud adalah peneliti hanya akan menuliskan inisial nama
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu yang akan
35
BAB V
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar
pada tanggal 17 Januari hingga 17 Februari 2023. Jenis penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan
kuesioner yang memuat pertanyaan terkait gaya hidup terhadap kejadian diabetes mellitus
Penelitian ini memiliki responden 247 orang yang memenuhi kriteria sesuai
dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditentukan. Data yang telah
diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang disertai penjelasan dari data-data
tersebut. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada uraian berikut
ini.
1. Karakteristik Responden
responden dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar
36
Tabel 2
Karakteristik Responden di RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2023
Karakteristik Responden n %
Umur
Remaja akhir (22-23 tahun) 4 1,6
Dewasa akhir (40-49 tahun ) 72 29,1
Lansia awal (50-59 tahun) 114 46,2
Masa manula (60-67 tahun) 57 23,1
Jenis kelamin
Laki-laki 103 41,7
Perempuan 144 100
Pendidikan
SD 23 9,3
SMP 15 6,1
SMA 186 75,3
PT 23 9,3
Pekerjaan
Wiraswasta 66 26,7
IRT 135 54,7
Pegawai 22 8,9
Mahasiswa 4 1,6
Tidak bekerja 19 7,7
Supir 1 ,4
kategori lansia awal yaitu umur 50-59 tahun sebanyak 114 responden ( 46,2%).
Kategori dewasa akhir yaitu umur 40-49 tahun sebanyak 72 responden ( 29,1%).
Kategori masa manula yaitu umur 60-67 tahun sebanyak 57 responden ( 23,1%).
Kategori terendah adalah kategori remaja akhir yaitu umur 22-23 tahun sebanyak 4
37
jenis kelamin perempuan sebanyak 144 responden ( 100,0%). Dan kelompok jenis
kelamin terendah adalah dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 103 responden
(41,7%).
2. Analisis Univariat
diinterpretasikan dalam bentuk persen. Varaibel yang diteliti adalah gaya hidup
Tabel 3
Karakteristik Variabel Penelitian di RSUD Labuang Baji
Makassar
Variabel n %
Gaya hidup
Baik 104 42,1
Buruk 143 57,9
Kejadian DM tipe 2
Tidak 103 41,7
Ya 144 58,3
38
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 247 responden (100,0%)
yang paling banyak adalah responden responden yang gaya hidupnya buruk
sebanyak 104 responden (42,1%). Dan untuk kejadian diabetes nellitus tipe 2
3. Analisis Bivariat
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square dengan uji
Tabel 4
Hubungan Gaya hidup dengan Kejadian Diabetes mellitus tipe 2
di RSUD Labuang Baji Makassar
Berdasarkan tabel 4 hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dsri 247 responden
(100,0%) yang termasuk dalam gaya hidup baik sebanyak 103 responden (43,3%)
Dari hasil analisis hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji statisti
signifikan ρ>0,05 (0,000<0,05), berarti Hipotesis alternatif (Ha) diterima.Hal ini dapat
39
disimpulkan adanya hubungan antara gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2
B. Pembahasan
1. Gaya hidup
Gaya hidup kurang sehat adalah kebiasaan buruk yang menyebabkan 1 dari 10
kematian di dunia. Diabetes mellitus merupakan ancaman bagi masyarakat yang dapat
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dari 247 responden paling banyak yang
termasuk dalam gaya hidup buruk yaitu sebanyak 143 responden (83,4%). Dan yang
termsuk dalam gaya hidup baik sebanyak 103 responden (43,3%). Hal ini dikarenakan
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meta rosaulina dkk. (2017)
tentang Hubungan gaya hidup penderita diabetes mellitus dengan komplikasi penyakit
mengatakan bahwa dari 104 responden (100,0%). Yang paling banyak gaya hidup
tidak baik sebanyak 65 responden (62,5%). Sedangkan gaya hidup baik paling sedikit
39 responden (37,5%). Begitu pula pada penelitian lain mengatakan bahwa gaya hidup
adalah supir sebanyak 1 responden (.4%).Dan begitu juga dengan penelitian lain
40
mengatakan bahwa perubahan gaya hidup pola makan yang serba instan dengan
komposisi terlalu banyak mengandung lemak dan sedikit serat (Febriyan, 2020).
Berdasarkan asumsi peneliti gaya hidup buruk dapat berisiko terkena diabetes
melitus tipe 2 dikarenakan kurangnya aktivitas fisik dan tidak mengatur pola makan
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas
tidak dapat memproduksi insulin yang atau ketika tubuh tidak dapat menerima insulin
yang dihasilkan secara efektif. Hiperglikemia atau kadar gula darah yang meningkat
merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan
pada banyak sistem tubuh,khususnya pada saraf dan pembuluh darah (Murtiningsih.,
dan disebabkan oleh pengeluaran insulin yang progesif sehingga terjadinya resistensi
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh winda (2020) tentang
melitus diwilayah kerja puskesmas sungai mesa kota banjarmasin mengatakan bahwa
kurangnya mengelolah gaya hidup seperti aktivitas fisik yang dilakukan secara tidak
bahwa distribusi frekuensi responden pada jenis kelamin perempuan sebanyak 144
responden ( 100,0%). Sedangkan jenis kelamin terendah adalah dengan jenis kelamin
41
kelompok umur kategori lansia awal yaitu umur 50-59 tahun sebanyak 114
responden ( 46,2%). Kategori dewasa akhir yaitu umur 40-49 tahun sebanyak 72
responden ( 29,1%). Kategori masa manula yaitu umur 60-67 tahun sebanyak 57
responden ( 23,1%). Oleh karena itu penerapan gaya hidup yang sehat dalam
Berdasarkan asumsi peneliti diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak
dapat disembuhkan. Meskipun tidak dapat disembuhkan penyakit ini masih bisa
dikontrol, yang artinya penderita bisa mempertahankan kadar gula agar tetap normal
sehingga tidak menyebabkan komplikasi. Yakni dengan melakukan gaya hidup sehat
seperti pengaturan pola makan, tidak merokok dan melakukan aktivitas fisik.
Menurut Kotler (2002 : 192) Gaya Hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang di
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa dari 247 responden yang gaya hidup
baik sebanyak 103 responden (43,3), sedangkan gaya hidup buruj sebanyak 143
responden (83,4%).
Dari hasil analisis hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji statistik
alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol ditolak (H0). Hal ini dapat
disimpulakn bahwa ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian diabetes
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh sukhri
(2021) tentang hubungan gaya hidup dengan kualitas hidup pada penderita
42
masalah kaki diabeteik mengatakan bahwa gaya hidup memiliki peran yang
dengan masalah kaki diabetik. Sehingga pentalaksaan gaya hidup yang tepat
lain yang mengatakan faktor yang mempengaruhi adalah stress dalam bekerja,
kurangnya aktivitas fisik dan pola hidup tidak sehat (Alfiani, 2017)
43
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh responden paling banyak gaya hidup
buruk sebanyak 143 responden (579%) dan gaya hidup baik sebanyak 103
responden (42,1%).
diperoleh ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus tipe
2. Maka Ha diterima.
B. Saran
2. Bagi pihak RSUD Labuang Baji Makassar diharapkan agar dapat memberikan
informasi kepada pasien tentang besar risiko dari faktor umur ≥45 tahun dan
44
DAFTAR PUSTAKA
Djafri, Defriman, and Sri Rahayu Sanusi. 2021. “Jurnal Aceh Medika.” 5(2):1–11.
Ditjen P & PL Depkes, 2008. 2008. Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana
Penyakit Diabetes Melitus. jakarta selatan: Ditjen P & PL Depkes.
Hans Tandra. 2017. Segala Sesuatu Yang Anda Ketahui Tentang Diabetes Panduan
Lengkap Mengenal Dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat Dan Mudah Edisi
Kedua Dan Paling Komplit. kedua. edited by isran febrianto siregar. jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
hamdan hariawan,akhmad fatoni, dewi purnawati. 2019. “JURNAL KEPERAWATAN
TERPADU (Integrated Nursing Journal).” 1(1):1–7.
Hillman, Charles. 2016. “Physical Activity , Fitness , Cognitive Function , and Academic
Achievement in Children : A Systematic Review.” (October 2019). doi:
10.1249/MSS.0000000000000901.
Hillie, Saakje. 2017. Gestational Diabetes Mellitus : Diagnosis and Outcome.
Isnaini, Nur. 2018. “Faktor Risiko Mempengaruhi Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Dua
Risk Factors Was Affects of Diabetes Mellitus Type 2.” 14(1):59–68.
Kahanovitz, Lindy, Patrick M. Sluss, Steven J. Russell, Massachusetts General Hospital,
and Massachusetts General Hospital. 2018. “HHS Public Access.” 16(1):37–40. doi:
10.1097/POC.0000000000000125.Type.
Kesehatan, Fakultas, and Universitas Dian. 2015. “Jurnal Kesehatan.” (2).
Kerner, Wolfgang. 2014. “Definition , Classification and Diagnosis of Diabetes
Mellitus.” 384–86.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes
Melitu. jakarta: Jakarta Kementerian Kesehatan RI , 2011.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. “HARI DIABETES SEDUNIA TAHUN 2018.”
jakarta selatan: Pusat Data dan Informasi.
Klinis, Panduan Praktik, Ikatan Dokter, and Anak Indonesia. 2017. “Diagnosis Dan Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 Pada Anak Dan Remaja Diagnosis Dan Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 Pada Anak Dan Remaja.”
Latifah, Maryam, Akademi Kebidanan, and Darmais Padangsidimpuan. 2020.
“Gaya, Pengaruh Terhadap, Hidup Diabetes, Kejadian Pada, Mellitus Lansia,
P R A Rumah, D I Umum, Sakit Kota, Daerah Harahap.” 5(3):48–54.
Marine, Denov, and Sri Adiningsih. n.d. “PERBEDAAN POLA KONSUMSI DAN
STATUS GIZI ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA DIABETES
MELITUS ( DM ) DAN NON DM.” (Dm):179–83.
Nathan, DM; Linda M. 2009. Menaklukan Diabetes. jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Nugroho, Purwo Setiyo, Denny Saptono Fahrurodzi, Studi Kesehatan Masyarakat,
Universitas Muhammadiyah, and Kalimantan Timur. 2013. “RISIKO OBESITAS
TERHADAP DIABETES MELITUS DI INDONESIA ; STUDI DATA
INDONESIAN FAMILY LIFE SURVEY V.” 5(3):103–6.
Nurrahmani, U. 2012. Stop Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Familia.
Okur, Mehmet Evren, Ioannis D. Karantas, and Panoraia I. Siafaka. 2017. “Diabetes
Mellitus : A Review on Pathophysiology , Current Status of Oral Medications and
Future Perspectives.” 55(1):61–82. doi: 10.23893/1307-2080.APS.0555.
Ozougwu, J. 2013. “The Pathogenesis and Pathophysiology of Type 1 and Type 2
Diabetes Mellitus.” Journal of Physiology and Pathophysiology Review Vol. 4(4),.
doi: 10.5897/JPAP2013.0001.
P2PTM, Kementerian Kesehatan RI. 2020. “Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.Pdf.” P. 6
in. jakarta selatan.
Perilaku, Penerapan, Pencegahan Penyakit, Diabetes Mellitus, Venti Agustina, and
Rosiana Eva Rayanti. 2020. “Jurnal Keperawatan Muhammadiyah.” 5(2).
Prasetyani, Dewi. n.d. “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
DIABETES MELITUS (DM) TIPE 2 Analysis Of Factor Affecting Type 2 Diabetes
Melitus Incidence.” 2(2):1–9.
Prevalence, Diagnosis, Deprivation Genes, Ethnicity Gestational, and Diabestes Obesity.
2010. “Key Statistics on Diabetes.” (March):1–21.
Proverawati,A., Rahmawati E. 2017. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Yogyakarta:
Nuha medika.
Rosaulina, Meta, and Rostiodertina Girsang. 2018. “Hubungan Gaya Hidup
Penderita Diabetes Mellitus Dengan Komplikasi Penyakit Diabetes
Mellitus Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.” 1(1):20–29.
soedarsono. 2016. Cara Alami Mencegah Dan Mengobati Diabetes. surabaya: penerbit
stomata.
Studi, Program, Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, and Universitas Diponegoro. 2017.
“Journal of Nutrition College,.” 6:138–48.
Utomo, Alya Azzahra, Sayyidah Rahmah, and Rizki Amalia. 2020. “FAKTOR RISIKO
DIABETES MELLITUS TIPE 2 :” 01:44–53.
Vadila, Amelia, M. Dody Izhar, and Helmi Suryani Nasution. 2021. “DOI :
Https://Doi.Org/10.32382/Medkes.V16i2.2282.” XVI(2):229–37.
Widyasari, Nina. n.d. “HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN
RISIKO DIABETES.” (February 2017):130–41. doi: 10.20473/jbe.v5i1.
World Health Organization. 2019. CLASSIFICATION OF DIABETES MELLITUS.
Switzerland: Department for Management of Noncommunicable Diseases,
Disability, Violence and Injury Prevention.
Zhao, Yingzheng, Guangcui Xu, Weidong Wu, and Xianwen Yi. 2015. “Type 2 Diabetes
Mellitus- Disease , Diagnosis and Treatment.” 6(5). doi: 10.4172/2155-
6156.1000533.
Lampiran I
Kepada Yth.
Di –
Tempat
Saya Mahasiswa Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
lakukan, Saya menjamin kerahasiaan dan identitas Anda. Informasi yang Anda berikan
persetujuan menjadi responden. Atas perhatian dan kesediaan Anda Saya ucapkan
terima kasih.
Makassar, 2022
Peneliti
Lampiran II
Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Labuang Baji Makassar ” dengan ini Saya
responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar. Dan Saya telah mengetahui maksud dan tujuan dari
penelitian ini sesuai dengan penjelasan peneliti yang disampaikan kepada Saya.
persetujuan ini Saya tanda tangani dengan sukarela tidak ada unsur paksaan dari
Makassar, 2022
Peneliti Responden
Lampiran III
Kuesioner Penelitisn
Petunjuk Pengisian :
1. Inisial nama :
2. Umur :
3. Berat Badan :
( ) Perempuan
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA/SMK
( ) Lainnya
6. Pekerjaan :
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti
2. Pilihlah salah satu pilihan jawaban dengan memberikan tanda checklist (√) diantara
4 pilihan
yaitu <1 kali/minggu, 1 kali/minggu, 2-3 x/minggu, setiap hari.
3. Pilihlah jawaban sesuai dengan gaya hidup sebelum terkena diabetes melitus
Pola makan
1. Saya mengkonsumsi
makanan tinggi lemak
dalam daging ,
makanan bersantan ,
telur mata sapi dalam
pola makan saya
2. Saya mengkonsumsi
makanan yang tinggi
karbohidrat seperti nasi
, kentang , ubi , mie
dalam pola makan saya
3. Saya mengkonsumsi
sayur- sayuran dalam
pola makan saya
4. Saya mengkonsumsi
Buah-Buahan dalam
pola makan saya
5. Saya mengkonsumsi
kacang-kacangan
seperti kacang kedelai ,
kacang hijau , kacang
panjang , tauge dalam
pola makan saya
6. Saya mengkonsumsi
makanan yag
berprotein seperti
telur , ikan dalam pola
makan saya
Saya mengkonsumsi
7. makanan Seafood
seperti udang, cumi
dalam pola makanan
saya
Saya mengkonsumsi
8. minuman soft drink
seperti fanta, sprite,
coca cola dalam pola
makanan saya
5. Saya mengkonsumsi
minuman beralkohol <
25 g (ml )/hari atau <1
gelas / minggu
6. Saya mengkonsumsi
minuman beralkohol >
25 g (ml) / hari atau >
1 gelas / minggu
Aktivitas Fisik
Frequencies
Statistics
Frequency Table
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
40-49 72 29.1 29.1 29.1
50-59 114 46.2 46.2 75.3
Valid 60-67 57 23.1 23.1 98.4
22-23 4 1.6 1.6 100.0
Total 247 100.0 100.0
Pendidikan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SMP 15 6.1 6.1 6.1
SMA 186 75.3 75.3 81.4
Valid Perguruan Tinggi 23 9.3 9.3 90.7
SD 23 9.3 9.3 100.0
Total 247 100.0 100.0
Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Wiraswasta 66 26.7 26.7 26.7
IRT 135 54.7 54.7 81.4
Pegawai 22 8.9 8.9 90.3
Valid Mahasiswa 4 1.6 1.6 91.9
tidak bekerja 19 7.7 7.7 99.6
supir 1 .4 .4 100.0
Total 247 100.0 100.0
Cases
Gaya Hidup Responden * Kejadian DM tipe 2 247 100.0% 0 0.0% 247 100.0%
Lampiran VII
Surat Izin Penelitian
Lampiran VIII
Surat selesai Penelitian
Lampiran IX
Dokumentasi kegiatan