Disusun oleh
ERIN NUR SA’BAN
20190320089
Disusun oleh:
ERIN NUR SA’BAN
20190320089
Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS Ari Budiarti Sri Hidayati, Ns., M.Kep
NIK : 19850103201110173177 NIDN : 0506117204
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 20190320089
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi atau yang dikutip dari karya tulis yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan proposal skripsi ini hasil
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini. Sholawat beserta
salam tak pernah lupa penulis curahkan kepada junjungan nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih ingin penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
1. Dr.dr.Sri Sundari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan
2. Sutantri, Ns., M. Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS selaku dosen pembimbing utama yang telah sangat
4. Kedua orang tua dan teman-teman saya yang selalu mendoakan dan memberi segala
skripsi ini.
5. Seluruh dosen, staf dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Penulis menyadari dalam penulisan proposal skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
BAB I..........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................10
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................................11
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................................11
E. Penelitian Terkait...........................................................................................................12
BAB II......................................................................................................................................17
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................17
A. Tinjauan Teori.............................................................................................................17
1. Discharge Planning....................................................................................................17
2. Kepuasan pasien.........................................................................................................33
D. Hipotesis........................................................................................................................43
BAB III.....................................................................................................................................44
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................44
ii
A. Desain Penelitian...........................................................................................................44
a. Populasi......................................................................................................................44
b. Sampel........................................................................................................................45
C. Variabel Penelitian.........................................................................................................47
D. Definisi Operasional......................................................................................................49
E. Instrumen Penelitian......................................................................................................52
I. Etika Penelitian..............................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................61
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................68
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) atau sering disebut dengan kencing manis merupakan suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak
dapat menggunakan insulin (resistensi insulin) dan didiagnosa melalui pengamatan kadar
glukosa di dalam darah (World Health Organization, 2021). Insulin merupakan hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berperan dalam memasukan glukosa dari aliran darah
ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi (International Diabetes Federation,
2015).
adalah 537 juta jiwa yang menunjukan peningkatan sebesar 20% dibandingkan dengan
populasi DM pada tahun 2019. Pada tahun 2030 jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi
643 juta jiwa dan pada tahun 2045 akan meningkat hingga mencapai 783 juta jiwa
berpenghasilan rendah dan menengah diperkirakan akan mencapai 94% pada tahun 2045,
akibat pertumbuhan penduduk yang lebih besar (International Diabetes Federation, 2021).
Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk ke dalam daftar
4
5
di dunia pada kategori usia 20-79 tahun dengan jumlah penyandang DM sebesar 19,5 juta
jiwa (International Diabetes Federation, 2021). Jumlah ini diperkirakan akan meningkat
menjadi 28,6 juta jiwa pada tahun 2045 (International Diabetes Federation, 2021). Pada
wilayah Pasifik Barat, Indonesia berada pada urutan kedua dengan jumlah prevalensi DM
terbesar yaitu sebanyak 19,5 juta jiwa (International Diabetes Federation, 2021).
DM pada tahun 2018 dan DI Yogyakarta termasuk dalam empat provinsi dengan
kelamin, prevalensi DM pada tahun 2018 sebanyak 1,2% laki-laki dan 1,8% perempuan
(Kemenkes, 2020).
Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit pada tahun 2019, terdapat 21.270
3,3% setelah Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 4,9%. Peringkat selanjutnya adalah
Kabupaten Bantul 3,3%, Kabupaten Kulon Progo 2,8%, dan Kabupaten Gunung Kidul 2,4%
inap (Yulia et al., 2020). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Comino et al. (2015)
jumlah penyandang DM yang menjalani hospitalisasi (Jiang et al., 2003; Kim et al., 2010).
6
Terdapat berbagai faktor risiko yang mempengaruhi angka hospitalisasi pada pasien DM yaitu
usia, jenis kelamin, status asuransi, dan tahun (Jessica, Robbins, & David, 2006). Pasien DM
dengan jenis kelamin laki-laki, berpenghasilan rendah, dan perokok atau yang memiliki
kecemasan serta depresi memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami hospitalisasi (Junaidi,
Selain berbagai faktor klinis pasien, faktor lain yang dikaitkan dengan hospitalisasi
edukasi discharge planning (Rubin, 2015). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa instuksi
dan edukasi discharge planning yang tidak adekuat cenderung meningkatkan resiko
rehospitalisasi pada pasien. Instruksi dan edukasi discharge planning yang lebih baik, lebih
melibatkan pasien dalam rekonsiliasi dan penjadwalan pengobatan, janji tindak lanjut, dan
menilai hambatan untuk mengikuti rencana pada saat pemulangan dapat mengurangi risiko
Discharge planning merupakan salah satu bagian penting dan memiliki pengaruh
dalam sebuah pelayanan keperawatan. Pelaksanaan discharge planning yang belum sesuai
dan belum optimal akan mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti meningkatnya angka
ke rumah sakit akibat penyakit yang sama, meningkatnya lama perawatan, dan
meningkatnya angka kematian (Junaidi, 2017). Perawat merupakan salah satu tenaga
7
kesehatan yang memegang peranan penting dalam pemberian layanan kesehatan di rumah
sakit, termasuk discharge planning, karena perawat berinteraksi langsung dengan pasien
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor individu, faktor psikologis dan faktor organisasi.
Faktor individu meliputi kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan demografi seseorang,
hal tersebut merupakan domain yang sangat penting dan menjadi salah satu yang
meliputi persepsi, sikap, motivasi, kepribadian dan belajar. Perawat rentan mengalami
ambiguitas peran yang menyebabkan stres di tempat kerja sebagai salah satu stresor
pekerjaan, yang akan berdampak pada pelaksanaan discharge planning yang tidak efektif
yang akan menyebabkan tidak terjadinya kontinuitas perawatan setelah kepulangan pasien
(Dewi, 2019). Faktor organisasi meliputi sumber daya, imbalan, beban kerja, struktur,
supervisi, dan kepemimpinan. Apabila organisasi tidak mampu memberikan hal-hal tersebut
maka cenderung rencana, instruksi-instruksi, saran, dan sebagainya tidak akan terlaksana
sepenuh hati atau mungkin dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rencana yang di inginkan
pemberi asuhan, kolaborator, dan motivator (Owyoung, 2010; Khoiriyati et al, 2021). Dalam
peran sebagai pendidik, selama proses discharge planning perawat bertanggung jawab
memberikan pendidikan mengenai apa yang harus dilakukan pasien selama pengobatan
8
berjalan. Dalam peran pemberi asuhan, perawat akan melakukan penilaian klinis pada
evaluasi. Perawat sebagai pendidik, selama proses discharge planning perawat memiliki
peran sebagai pendidik, dimana perawat memberikan pendidikan mengenai apa yang harus
dilakukan oleh pasien selama pasien dalam proses pengobatan dan selesai menjalani
perawatan. Perawat sebagai pemberi asuhan, perawat memiliki peran sebagai pemberi
layanan perawatan dimana perawat akan melakukan penilaian klinis terhadap pasien,
terhadap pasien. Dalam peran motivator dan kolaborator, perawat berperan penting terkait
dengan penyembuhan pasien, termasuk dalam perubahan gaya hidup meliputi pemberian
motivasi dan perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatan lain seperti dokter,
ahli gizi, apoteker, maupun dari non kesehatan lain dalam upaya memenuhi kebutuhan
pasien. Perawat sebagai komunikator berperan menyampaikan terkait semua proses atau
tindakan yang dilakukan kepada pasien maupun keluarga pasien (Khoiriyati et al., 2021).
yang dilakukan oleh Hardivianty (2017) di dapatkan hasil bahwa pelaksanaan discharge
planning di salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta belum berjalan dengan maksimal.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia (SDM) yang masih kurang paham
terkait discharge planning dan belum tersedianya standar operasional prosedur (SOP) terkait
pengetahuan yang dimiliki oleh perawat (Hardivianty, 2017). Selain itu, discharge planning
dilakukan hanya saat pasien akan pulang dan terbatas informasi obat dan informasi terkait
jadwal kontrol sehingga dengan hal tersebut dapat menyebabkan pasien merasa tidak puas
(Darliana, 2012).
kesehatan. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari pasien terhadap pelayanan kesehatan
dengan membandingkan apa yang diharapkan sesuai dengan kenyataan pelayanan kesehatan
yang diterima di suatu tatanan kesehatan rumah sakit (Kotler, 2012). Dengan demikian
kepuasan pasien di rumah sakit tergantung kepada bagaimana pelayanan yang diberikan oleh
pihak rumah sakit terhadap pasien tersebut. Namun pelayanan yang diberikan masih ada
yang belum sesuai dengan apa yang di inginkan oleh pasien dan kepuasan masih belum
Dari hasil penelitian Budiyati (2019) di dapat hasil pasien yang menjalani rawat inap
sebanyak 45 orang (50,6%) masuk dalam kategori puas, sebanyak 14 orang (15,7%) masuk
kategori sangat puas, dan 30 orang (33,7%) merasa tidak puas. Kepuasan pasien ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti perilaku perawat, pelayanan administrasi
masuk dan administrasi selama dirawat, serta faktor pelayanan yang diberikan oleh perawat
(Budiyati, 2019).
Gamping, Yogyakarta oleh Hardivianty (2017) tetapi tidak spesifik pada pasien DM. Hasil
10
penelitian melaporkan bahwa jumlah pasien rawat inap tahun 2015 di RS PKU
dan jumlah pasien rawat inap dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 30 September 2016
sebanyak 10.103 pasien (Hardivianty, 2017). Dari data di atas, di dapatkan angka kejadian
pasien rawat ulang (readmission) dalam waktu tiga bulan antara Mei - Juli 2016 sebanyak
108 pasien, antara bulan Agustus – September sebanyak 61 pasien dan pada bulan Oktober
planning pasien rawat ulang pada bulan Oktober 2016 dan didapatkan hasil bahwa dari total
19 rekam medis, 18 (95%) diantaranya tidak memiliki lembar discharge planning dan 12
(63%) rekam medis tidak memuat dokumentasi skrining discharge planning pada lembar
pengkajian awal keperawatan. Berdasar hasil wawancara dengan salah satu petugas rekam
medik, didapatkan informasi bahwa pengisian lembar discharge planning tidak begitu
ditekankan sejak tahun 2014, sehingga kebanyakan lembar discharge planning pasien tidak
terisi (Hardivianty, 2017). Penelitian tersebut telah dilakukan lima tahun yang lalu dan
dengan semakin meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit, penelitian terkait discharge
B. Rumusan Masalah
11
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka masalah yang dapat
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bisa menjadi sarana evaluasi dan referensi bagi pihak rumah sakit
rumah sakit dapat membuat program terkait discharge planning sesuai dengan hasil
2. Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat terkait
dan hubungannya dengan kepuasan penyandang DM. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan refleksi untuk peningkatan kualitas asuhan keperawatan pada
penyandang DM yang menjalani rawat inap di rumah sakit terutama terkait discharge
planning.
3. Bagi penyandang DM
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau sumber kepustakaan
serta sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian
E. Penelitian Terkait
1. Baker (2019) meneliti tentang hubungan discharge planning dengan kepuasan pasien
di ruang rawat inap kelas II dan III RSUD Prof. Dr. W. Z Johanes Kupang. Penelitian
dilakukan di Kupang, Nusa tenggara timur pada bulan Desember 2018. Penelitian
digunakan yaitu sebanyak 111 responden yang ditentukan dengan aplikasi G*Power
3.1.9.2. Hasil uji statistic Spearman's rho menunjukkan terdapat hubungan yang
Rawat Inap Kelas II dan III RSUD Prof.Dr.W.Z Johannes Kupang (p = 0,001).
Perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian kali ini yaitu non-probability sampling dengan insidental sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 200 yang dihitung dengan rumus Slovin. Lokasi penelitian
ini merupakan pasien DM. Kuisioner dalam penelitian ini meliputi kuisioner
planning dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di ruang Cathleva RS.
Perkebunan Jember Klinik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 Penelitian
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian yaitu quota sampling. Instrumen
Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 32 responden. Hasil uji statistik
dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di ruang Cathleva RS. Perkebunan Jember
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu metode pengambilan sampel menggunakan non
sampel dalam penelitian kali ini sebanyak 200 pasien DM yang ditentukan dengan
ruang rawat inap Cathleya RS. Perkebunan Jember Klinik sedangkan dalam penelitian
menggunakan skala Likert. Kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 jenis yaitu
3. Tasalim, Widodo dan Surya (2020) meneliti tentang hubungan pengetahuan perawat
tentang discharge planning dengan tingkat kepuasan pasien di rumah sakit Sari Mulia,
dengan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengukuran dalam satu
waktu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 34 orang perawat dan
32 pasien di ruang rawat inap rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan perawat dalam kategori baik sebanyak 30 orang (88,7%) dan kategori
puas, 14 orang (43,8%) menyatakan puas dan 10 orang (31,2%) menyatakan cukup
puas dengan pelaksanaan discharge planning yang dilakukan perawat di rumah sakit
Perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian kali ini yaitu non-probability sampling dengan insidental sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 200 yang dihitung dengan rumus Slovin. Lokasi penelitian
melibatkan responden pasien secara umum, sedangkan dalam penelitian ini melibatkan
pasien, sehingga tidak dapat diketahui validity dan reliability dari instrument yang
digunakan, sedangkan penelitian ini menggunakan tiga jenis instrumen yaitu kuisioner
16
Ruang rawat inap Azzahra RS Islam Jemusari pada tahun 2020. Desain penelitian
yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan
sampel sebanyak 39. Teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling
dengan teknik simple random sampling. Instrumen pada kedua variabel menggunakan
kuesioner. Hasil uji statistik Mann Whitney menunjukkan hasil bahwa terdapat
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu metode pengambilan sampel menggunakan non
sampel dalam penelitian sebanyak 200 pasien DM yang ditentukan dengan rumus
responden yang merupakan pasien rawat inap yang akan pulang di Ruang Rawat Inap
Azzahra 1 Rumah Sakit Islam Jemursari. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan
sebanyak 200 responden yang merupakan pasien DM yang memenuhi kriteria inklusi
analisis data, sedangkan pada penelitian ini menggunakan 3 jenis kuisioner yaitu
17
kusioner data demografi, Quality of Discharge Teaching Scale (QDTS), dan instrumen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Discharge Planning
fungsi utama dari keperawatan (Rezkiki & Fardilah, 2019). Discharge planning
dan keluarga sebelum pasien meninggalkan rumah sakit dengan tujuan supaya
pasien dapat mencapai kesehatan yang lebih optimal, mengurangi efek samping,
dan biaya perawatan (Natasia et al., 2014). Berdasarkan beberapa pengertian diatas,
perawatan rutin yang sebenarnya (Nursalam et al., 2009). Discharge planning juga
merupakan suatu proses yang kompleks dan bertujuan untuk menyiapkan pasien
19
dalam masa transisi di rumah sakit sampai pasien tersebut kembali ke rumahnya
(Wulandari & Hariyati, 2019). Discharge planning yang baik harus mengandung
pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial guna meningkatkan
pasien serta membantu pasien saat akan dilakukan rujukan pada sistem pelayanan
kesehatan yang lain, membantu pasien dan keluarga supaya memiliki pengetahuan
kesehatan pasien, dan untuk melaksanakan rentang perawatan antara rumah sakit
dan masyarakat (Prasetyo, 2018). Discharge planning dapat membantu pasien dan
berkelanjutan antara rumah sakit dan lingkungan pasien (Prasetyo, 2018; Safrina &
Putra, 2016).
khusus pasca pulang (NHS, 2018). Complex discharge ini mengacu pada
pasien yang membutuhkan perawatan khusus pasca keluar dari rumah sakit
(Wellchild, 2021).
21
psikologis, sosial budaya, dan ekonomi (Prasetyo, 2018). Potter dan Perry
(2006) membagi proses discharge planning atas tiga fase yaitu: akut,
akut berfokus pada usaha discharge planning, dimana pelayanan pada masa
akut meliputi perhatian perawat yang lebih terfokus pada kondisi pasien pada
secara lebih (Prasetyo, 2018). Kebutuhan pelayanan fase transisional pada fase
lebih diprioritaskan pada pasien yang memiliki risiko lebih tinggi yang
dilakukan pada awal pasien masuk dan hanya berfokus pada pasien dewasa
yang memiliki risiko tinggi tidak tercapainya discharge planning (Zwikker &
Picariello, 2003).
lainnya dan disertai diskusi dengan pihak keluarga dengan tujuan memberikan
2012).
2012).
4) Sumber daya. Dalam hal ini perawat harus mengidentifikasi sumber daya
rumah sakit seperti siapa yang akan merawat, ekonomi keluarga, dan nursing
keperawatan yang mungkin nantinya akan timbul saat pasien pulang guna
kesehatan.
efektif adalah keterlibatan pasien dan keluarga, kolaborasi antara tim kesehatan dan
dukungan dari care giver/pendamping pasien (Rofi’i, 2013). Hal yang tidak kalah
(health education) tentang diet, mobilisasi, waktu kontrol, dan tempat kontrol.
dipergunakan lagi oleh pasien, obat-obat tersebut tetap dibawa pulang oleh
pasien.
d) Hasil pemeriksaan, termasuk hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil
merupakan bagian dari program keperawatan pada pasien (Nursalam, 2014). Dalam
discharge planning, yaitu faktor yang berasal dari perawat dan tim kesehatan serta
faktor pasien. Faktor yang berasal dari perawat dan tim kesehatan meliputi:
26
a) Sikap. Sikap yang baik yang dimiliki oleh perawat akan mempengaruhi
emosi yang tidak baik akan mengarahkan perawat untuk lebih bersikap sabar,
(Nursalam, 2014).
diberikan akan lebih terarah sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat juga
dapat lebih membaca situasi pasien berdasarkan pengalaman masa lalu yang
e) Tim interdisiplin. Tim interdisiplin merupakan suatu tim yang mengacu pada
kombinasi satu atau lebih disiplin ilmu yang terlibat dalam satu proyek untuk
27
proses perawatan dan pengobatan bagi pasien. Dalam hal ini perawat
penyakit DM maka akan mempengaruhi tentang pola pikir dan gaya hidup
semakin lebih baik jika di bandingkan dengan usia yang lebih muda
seseorang maka daya fikir dan daya ingat akan semakin menurun, maka
dalam hal ini peran keluarga sangat diperlukan dalam proses pendampingan
pasien dengan kategori lansia (Yahya et al., 2021). Kategori usia menurut
Depkes, 2009 dalam Amin dan Juniati (2017) masa remaja akhir usia 17-25
tahun, masa dewasa awal usia 26-35 tahun, masa dewasa akhir usia 36-45
tahun, masa lansia awal usia 46-55 tahun, masa lansia akhir usia 56-65
baik (Potter & Perry, 2005). Hal ini akan mempengaruhi pasien saat
baik akan sangat berpengaruh terhadap kesembuhan pasien dan akan sangat
sosial, sistem eksternal dan faktor psikologis terkait manajemen DM. Pada pasien
pasien harus dilakukan dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk. Untuk
harus dikategorikan terlebih dahulu apakah pasien masuk dalam kategori complex
pasien dan keluarga untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dan maksimal.
dan petugas medis harus memastikan dengan tepat bahwa pasien telah siap untuk
pemulangan setelah fase akut perawatan selesai dan pasien sudah secara medis
dinyatakan stabil dan optimal secara fungsional. Tujuan akhir yang harus
akan lakukan di rumah dan pemberian edukasi yang detail mengenai pola gaya
DM, penggunaan obat yang tepat, perubahan pola hidup mencakup diet DM,
31
pemantau glukosa secara rutin, dan melakukan cek kesehatan secara berkala,
pemantauan indikasi dan frekuensi, kisaran target untuk alasan parameter individual
perawatan mata meliputi skrining retina karena DM sendiri berdampak pada mata,
melakukan perawatan kaki harian dan memberikan akses ke podiatri dan perawatan
Menurut Dunning (2003) dalam JBDS (2015) pada tahap penilaian akhir saat
pemulangan harus dilihat dari proses awal pasien masuk dan perawat harus
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang secara langsung terlibat dalam
discharge planning tersebut (Tomura et al., 2011). Menurut Khoiriyati et al. (2021)
dilakukan oleh pasien selama pasien dalam proses pengobatan dan saat selesai
aktivitas, cara merawat rumah, pentingnya minum obat secara teratur, diet,
mobilisasi, patuhi pola makan, motivasi untuk mematuhi jadwal kontrol, dan
untuk tetap memberi dukungan baik selama rawat inap maupun setelah di
lain seperti dokter, ahli gizi, dan apoteker. Selain itu perawat juga
pengukuran kualitas discharge planning yang diberikan oleh perawat selama pasien
pasien) terhadap proses discharge planning yang diberikan. Instrumen ini meminta
perawat selama pasien menjalani rawat inap. Instrumen ini tidak dimaksudkan
berkualitas tinggi dari perawat atau tidak. QDTS bisa diberikan pada hari dimana
pasien pulang, biasanya dalam waktu 4 jam sebelum pasien pulang. QDTS terdiri
34
dari 2 subskala yaitu konten (untuk mengukur jumlah pembelajaran yang diterima
tentang pembelajaran apa saja yang diterima dan dibutuhkan oleh pasien yang
terdiri dari 6 item pertanyaan. Sedangkan dalam skala delivery memiliki 13 item
l. Kepuasan pasien
emosional yang terkait dengan mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit serta
harapan pasien terhadap pelayanan tersebut (Mumu et al., 2015). Jika kinerja gagal
memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan
ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan
sangat puas atau senang (Kotler, 2012). Kepuasan merupakan suatu keadaan
terpenuhinya sebagian atau seluruh harapan yang diinginkan dari suatu pelayanan
terhadap pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan didapatkan
hasil bahwa terdapat beberpa faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan pasien
35
1) Faktor produk/pelayanan
tanpa didukung layanan yang baik sukar memberikan kepuasan bagi pasien.
Kualitas pelayanan baik yang ditawarkan kepada pasien akan berakhir pada
persepsi puas pasien (Jacobis, 2013). Dengan kualitas pelayanan yang baik akan
2) Faktor emphaty
terhadap kepuasan pasien rawat inap. Kurangnya emphaty dari tenaga kesehatan
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Maka dari itu sangat penting bagi
3) Faktor kinerja
pelayanan sebuah rumah sakit yang menjadi dasar minat pasien memilih dan
36
2016).
dengan kepuasan pasien di rumah sakit tersebut. Tidak sesuainya harga yang
diberikan seperti tarif dokter, laboratorium, dan biaya rawat inap dengan kualitas
tersebut. Biaya pelayanan yaitu biaya yang berisi biaya-biaya terkait pelayanan
dengan metode literatur review. Berdasar hasil penelitian Badrin et al. (2019),
Satisfaction Nursing Scale (NSNS), Patient Satisfaction with Nursing Care Quality
37
yaitu metode wawancara dan FGD dengan pasien, pencarian literatur, modifikasi
melibatkan perspektif dari pasien maupun dari pakar. Sebagian besar menggunakan
pelayanan keperawatan.
Nursing) merupakan instrument dengan tingkat validitas tertinggi dengan nilai item
correlation 0,59 - 0,75 dan nilai Cronbach alpha yang sangat baik yaitu 0,92.
Instrument ini untuk mengukur persepsi pasien tentang sejauh mana kebutuhan
content validity dan conceptual clarity oleh 6 pakar dari universitas. Kuisioner
demikian, instrumen ini kurang efektif digunakan untuk penilaian kepuasan pasien
Menurut Nursalam (2014) dalam menilai kepuasan pasien harus meliputi lima
karakteristik (RATER) dalam Nursalam (2014) terdiri dari 25 item pertanyaan yang
masing rentang skor tiap item yaitu 1-4 dengan kriteria penilaian skor 1 (sangat
tidak puas), skor 2 (tidak puas), skor 3 (puas), skor 4 (sangat puas).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baker (2019) di ruang rawat inap
kelas II dan kelas III RSUD Prof.Dr W.Z Johannes Kupang didapatkan indeks hasil
dimensi yaitu reliability, assurance, tangible dan empathy didapatkan hasil dari
masing-masing aspek tersebut yaitu sebanyak 45,0% (50 pasien), 50,5% (56
pasien), 52,3% (58 pasien), 49,5% (55 pasien) menyatakan cukup puas terhadap
pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap kelas II dan kelas III RSUD
Prof.Dr W.Z Johannes Kupang. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa
pasien di ruang rawat inap kelas II dan kelas III RSUD Prof.Dr W.Z Johannes
39
Kupang menilai pelaksanaan discharge planning yang telah diberikan masuk dalam
kategori baik. Pelaksanaan discharge planning dinilai baik oleh pasien dengan
memberikan penilaian tingkat kepuasan pada level cukup puas. Hal ini disebabkan
pelaksanaan discharge planning yang ada sudah didasarkan pada SOP (Standar
menunjukkan bahwa pasien yang menilai cukup puas berkisar antara 50% dari
oleh perawat. Penelitian tersebut dilakukan di ruang rawat inap kelas I, II, dan III di
dua rumah sakit di Kabupaten Jember dengan total sampel yang diambil dari tiga
menunjukan rata – rata nilai harapan pada rumah sakit I yaitu 3,6690 dengan rata –
rata nilai kenyataan 3,0130. Rata-rata nilai harapan pada rumah sakit II adalah
3,5510 dengan rata-rata nilai kenyataan 2,9730. Indeks kepuasan pasien di rumah
sakit I antara harapan dan kenyataan terdapat selisih 0,656 dan di rumah sakit II
selisihnya 0,578. Hasil uji statistik (t-test) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata
nilai harapan dan kenyataan, baik di rumah sakit I (p value = 0,004; α.= 0,05)
maupun di rumah sakit II (p value = 0,016; α.= 0,05). Dari hasil penelitian tersebut
terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien antara rumah sakit I terkait harapan dan
kenyataan mempunyai selisih 0,664 dan di rumah sakit II selisihnya 0,546. Hal
40
tersebut menyangkut terkait pemberian informasi dan segala hal yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban pasien masih banyak yang belum terpenuhi. Hal ini
dapat dilihat pada hasil pengumpulan data penelitian yang ditemukan indeks
kenyataan nilainya di bawah 2,00. Tetapi peneliti tidak melaporkan terkait hasil
dari rumah sakit III. Rata - rata nilai harapan yang lebih tinggi daripada kenyataan
dapat dijadikan acuan untuk menyimpulkan bahwa pasien belum merasa puas
terhadap pelaksanaan discharge planning di kedua rumah sakit (Asmuji & Faridah,
2020).
41
B. Kerangka teori
Reliability
(keandalan)
Assurance
(jaminan)
Emphaty (empati)
Responsiveness
(tanggung jawab)
Teori kepuasan pelanggan digunakan dalam menilai suatu jasa pemberi layanan dalam
menilai kepuasan pelanggan terhadap pemberian jasa layanan (Nursalam, 2014). Menurut
Leonard dan Pasuraman 2001 dalam Nursalam (2014) dalam mengidentifikasi kepuasan
pelanggan terhadap melakukan evaluasi kualitas jasa layanan harus meliputi beberapa aspek,
3. Tangibles, yaitu berupa penampilan fisik, peralatan dari pemberi layanan, dan cara
pelanggan untuk membantu dan memberikan jasa pelayanan yang cepat, serta
C. Kerangka konsep
Discharge
Kepuasan
Planning
Keterangan:
: yang diteliti
D. Hipotesis
H0: Tidak ada hubungan antara kualitas discharge planning dengan tingkat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin kita
Pendekatan corelation study adalah penelaahan antara dua variabel pada situasi atau
sekelompok subjek untuk melihat adanya hubungan antara variabel satu dengan
variabel yang lain dengan cara melakuakan identifikasi atau survey (Notoatmodjo,
2012).
a. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
hanya sekedar jumlah yang hanya ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
yang menjalani rawat inap di enam bangsal yaitu sebanyak 100 pasien, sehingga
diperkirakan jumlah populasi penelitian ini dalam satu bulan sebanyak 400 pasien.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiono, 2014). Sampel pada penelitian ini diambil dari semua populasi
yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien
secara kebetulan, dipandang cocok, serta bersedia menjadi sumber data dan sesuai
N
n= 1+ Ne 2
Keterangan:
n = Besaran sampel
N = Besaran populasi
47
e = Tingkat kesalahan
N
n=
1+ Ne2
400
n=
1+¿ ¿ ¿
400
n=
1+(400 × 0,0025)
400
n=
1+(1)
400
n= =200
2
n=200
dari perawat.
1. Lokasi Penelitian
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu kriteria atau ciri yang dimiliki oleh
lain dalam suatu penelitian. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
tingkat kepuasan.
50
D. Definisi Operasional
melakukan didapat
sampai dengan
rumah sakit.
Tingkat Tingkat kepuasan Alat ukur Nilai yang mungkin Skala data
dimodifikasi
menggunakan skala
E. Instrumen Penelitian
Alat dan metode pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu:
tinjauan literatur yang terdiri dari dua subskala utama yaitu content dan
delivery. Subskala content tediri dari 6 item pertanyaan yang terfokus pada
jumlah informasi yang diberikan oleh perawat kepada pasien selama proses
perawat. Subskala ini terdiri dari enam domain, yaitu mendengarkan dan
pasien dan nilai-nilai, mengajar dengan cara yang mudah dan pada waktu
54
yang tepat untuk pasien dan perawat, memberikan informasi yang konsisten
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat, dan mengelola
kecemasan ketika kembali ke rumah (Bobay et al., 2010; Weiss et al., 2007;
bahasa Indonesia oleh Khoiriyati et al. (2021) tetapi belum dilakukan uji
validitas dan reliabilitas, sehingga peneliti akan melakukan uji validitas dan
reliabilitas.
Likert dengan kriteria skor sangat puas= skor 1, tidak puas=2, puas= skor 3,
Discharge Teaching Scale (QDTS) versi bahasa Indonesia dan instrumen penilaian
yang sama dengan penelitian ini tetapi tidak dimasukan sebagai responden
55
Corellation dengan taraf signifikansi 0,05. Item dinyatakan valid jika nilai r hitung
lebih besar daripada nilai r table (0,42) dengan taraf signifikansi 0,05 (Budiastuti
1. Tahap Persiapan
ditentukan.
56
Yogyakarta.
tersebut.
penelitian.
prosedur penelitian.
rumah sakit.
11) Pada proses pengambilan data, peneliti akan dibantu oleh satu
berlangsung.
kuisioner.
dan juga terkait aturan-aturan apa saja yang harus dipatuhi selama
3. Tahap Pelaksanaan
antara lain:
Gamping, Yogyakarta.
ditandatangi.
digunakan dalam analisis data non parametris, uji ini dilakukan untuk
a. Editing
61
sesuai atau tidaknya data yang diperoleh dan untuk melakukan pengecekan
kuisioner apakah sudah lengkap terisi atau belum. Jika masih ada yang kurang,
dilengkapi, dan jika responden tidak ingin mengisi pertanyaan maka otomatis
b. Coding
kode berupa angka pada data yang terdiri dari beberapa kategori. Jelaskan
c. Entry
d. Processing
e. Cleaning
seluruh data hasil processing untuk melihat apakah ada kesalahan atau tidak.
2. Analisis data
62
a. Analisis Univariat
Gamping, Yogyakarta.
b. Analisis Bivariat
analisis data non parametris, uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
atau pengaruh antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas
signifikan hubungan dan arah dari antar variabel dengan taraf signifikansi
0,05. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dinyatakan H0 ditolak dan jika
nilai signifikansi > 0,05 maka dinyatakan H0 diterima. Uji analisa ini
I. Etika Penelitian
63
Penelitian ini akan diajukan uji kelayakan etik kepada komite etik RS
1. Informed Consent
partisipan maka peneliti tidak akan memaksa. Jika pasien setuju untuk
pengisian kuesioner dapat dihentikan serta data yang telah diisikan oleh
responden tidak akan digunakan dalam analisis data. Jika setelah pengisian
peneliti dan responden baru menyatakan ingin mengundurkan diri maka hal
responden di kuesioner yang telah diisi sehingga kuesioner yang telah diisi
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
menanyakan data personal meliputi nama, alamat, tanggal lahir dan nomor hp
3. Autonomy (Otonomi)
seperti yang telah dijelaskan dibagian informed consent. Jika dalam pengisian
kuisioner tidak lengkap atau terisi semua, maka dianggap tidak sah dan
reponden lain.
4. Beneficence (Manfaat)
yang sebesar-besarnya bagi pasien, perawat, dan rumah sakit dengan dengan
dapat dihentikan sementara dan dapat dilanjutkan kembali jika kondisi pasien
lainnya terus berlanjut sebelum dan selama proses pengisian kuesioner, dan
sebagai responden.
6. Justice (Keadilan)
kebutuhan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Ameliya Bangun. (2014). Pengaruh faktor - faktor pelayanan, harga dan biaya lainnya
terhadap kepuasan pasien rawat inap di rsu mitra sejati medan. Karya Tulis Ilmiah
strata dua. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Amin, M. Al, & Juniati, D. (2017). Klasifikasi kelompok umur manusia berdasarkan analisis
dimensi fraktal box counting dari citra wajah dengan deteksi tepi canny. Jurnal Ilmiah
Matematika, 2(6), 1–10.
Badrin, N. N., Rachmawaty, R., & Kadar, K. (2019). Instrumen kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan : Literature Review. Jurnal Endurance, 4(1), 87.
Bobay, K. L., Jerofke, T. A., Weiss, M. E., & Yakusheva, O. (2010). Age-related differences
in perception of quality of discharge teaching and readiness for hospital discharge.
Geriatric Nursing, 31(3), 178–187.
Candela, L., Piacentine, L. B., Bobay, K. L., & Weiss, M. E. (2018). Teaching students to
teach patients : A theory-guided approach. Jurnal Of Nursing Education and Practice,
8(11).
Comino, E. J., Harris, M. F., Islam, M. D. F., Tran, D. T., Jalaludin, B., Jorm, L., … Haas, M.
(2015). Impact of diabetes on hospital admission and length of stay among a general
population aged 45 year or more: A record linkage study. BMC Health Services
Research, 15(1), 1–13.
Dari, N. W., Nurchayati, S., & Hasanah, O. (2014). Pengaruh pendidikan kesehatan senam
67
kaki melalui media audio visual terhadap pengetahuan pelaksanaan senam kaki pada
pasien dm tipe 2. Jom Psik, 1(2).
Darliana, D. (2012). Discharge planning dalam keperawatan. Idea Nursing Journal, 3(2), 32–
41.
Dewi, R. K. (2019). Hubungan stres kerja perawat dengan pelaksanaan discharge planning
di ruang rawat inap rumah sakit umum daerah ungaran. Karya Tulis Ilmiah strata satu,
Universitas Ngudi Waluyo, Semarang.
Dinas Kesehatan DIY. (2019). Buku profil kesehatan DIY 2019. Yogyakarta
Ekawati, F. A., Saleh, M. J., & Astuti, A. S. (2020). Hubungan pengetahuan perawat tentang
newss dengan penerapannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 413–422.
Hodikoh & Femilla (2019). Pelaksana survei kepuasan pasien rsud m. Zein painan pesisir
68
Jessica M. Robbins, PhD and David A. Webb, P. (2006). Diagnosing diabetes and preventing
rehospitalizations: The Urban Diabetes Study. Gerontology, 44(3), 292–296.
Jiang, HJ, Friedman, B, Stryer, D, Andrews, R. (2003). Multiple hospitalizations for patients.
Diabetes Care, 26(5), 1421–1426.
Kemenkes. (2020). Infodatin tetap produktif, cegah, dan atasi Diabetes Melitus 2020. Pusat
Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, pp. 1–10.
Khoiriyati, A., Kusnanto, K., & Kurniawati, N. D. (2021). Nurses’ role in discharge
preparation for acute coronary syndrome patients. Proceedings of the 4th International
Conference on Sustainable Innovation 2020–Health Science and Nursing (ICoSIHSN
2020), 33(ICoSIHSN 2020), 316–320.
Kim, H., Ross, J. S., Melkus, G. D., Zhao, Z., & Boockvar, K. (2010). Scheduled and
unscheduled hospital readmissions among patients with diabetes. American Journal of
Managed Care, 16(10), 760–767.
Lees, L. (2013). Nursing practice review discharge planning. Nursing Times, 109(3), 18–19.
Lely, M., & Suryati, T. (2018). Persepsi pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan di
rumah sakit. Buletin Penelitian Kesehatan, 46(4), 239–246.
69
Lin, C. J., Cheng, S. J., Shih, S. C., Chu, C. H., & Tjung, J. J. (2012). Discharge planning.
International Journal of Gerontology, 6(4), 237–240.
Lintresa, L., Silalahi, E., & Purba, S. (2021). Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi
kepuasan pasien rawat inap pada rumah sakit umum bina kasih medan. Jurnal
Manajemen Dan Bisnis, 21(1), 113–127.
Mumu, L. J., Kandou, G. D., & Doda, D. V. (2015). Analisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepuasan pasien di poliklinik penyakit dalam RSUP Prof . Dr . R . D . Kandou
Manado. Jurnal Unsrat, 1.
Natasia, N., Andarini, S., & Koeswo, M. (2014). Hubungan antara faktor motivasi dan
supervisi dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian discharge planning di rsud
gambiran kota kediri. (66), 723–730.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Editor. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
pp. 139–142.
Nurhayati BN, MNS, N., Praneed PhD, S., & Ratjai PhD, V. (2019). The quality of
discharge teaching perceived by surgical nurses working in public hospitals of indonesia.
International Journal of Caring Sciences, 12(1), 100–106.
Nursalam, Sumiatun, & Musrini, A. (2009). Discharge planning increase therapy obedient of
patients. Jurnal Ners, 3(2).
Ostling, S., Wyckoff, J., Ciarkowski, S. L., Pai, C.-W., Choe, H. M., Bahl, V., &
Gianchandani, R. (2017). The relationship between diabetes mellitus and 30-day
readmission rates. Clinical Diabetes and Endocrinology, 3(1), 1–8.
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan
praktik. Volume 1, Edisi 7. Jakarta : EGC
Rezkiki, F., & Fardilah, V. N. (2019). Deskripsi pelaksanaan discharge planning di ruang
rawat inap. Real in Nursing Journal, 2(3), 126.
Rofi’i, M. (2013). Faktor personil dalam pelaksanaan discharge planning. Jurnal Managemen
Keperawatan, 1(2), 89–94.
Rubin, D. J. (2015). Hospital readmission of patients with diabetes. Current Diabetes Reports,
15(4).
Safrina, N., & Putra, A. (2016). Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Pentingnya discharge
planning Di Rsudza Banda Aceh. Jurnal IilmiahMahasiswa Fakultas Keperawatan, 1,
1–9.
Safrina, N., & Putra, A. (2016). Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Pentingnya discharge
planning Di Rsudza Banda Aceh. Jurnal Iilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 1,
1–9.
Shafiq, M., Naeem, M. A., Munawar, Z., & Fatima, I. (2017). Service quality assessment of
hospitals in Asian context: An empirical evidence from Pakistan. Inquiry (United States),
54. https://doi.org/10.1177/0046958017714664
Slevin AP. (1986). A model for discharge planning in nursing education. Journal of
community health nursing. 1986;3(1):35-42.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (p. 336). p. 336.
Sumiati, Y., Kurniati, T., Sabri, L., Hadi, M., & Suminarti, T. (2021). Penerapan discharge
planning terhadap kepuasan pasien pada asuhan keperawatan. Jurnal Keperawatan
Silampari, 4(2), 544–553.
Torry, T., Koeswo, M., & Sujianto, S. (2016). Faktor yang mempengaruhi waktu tunggu
pelayanan kesehatan kaitannya dengan kepuasan pasien rawat jalan klinik penyakit
dalam RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29(3), 252–257.
Weiss, M. E., & Piacentine, L. B. (2006). Psychometric properties of the readiness for
hospital discharge scale. Journal of Nursing Measurement, 14(3), 163–180.
Weiss, M. E., Piacentine, L. B., Lokken, L., Ancona, J., Archer, J., Gresser, S., … Vega-
Stromberg, T. (2007). Perceived readiness for hospital discharge in adult medical-
surgical patients. Clinical Nurse Specialist, 21(1), 31–42.
Wulandari, D. F., & Hariyati, R. T. (2019). Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU
RS X Jakarta. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 5(1), 67–76.
Yulia, L., Pahria, T., & Pebrianti, S. (2020). Pelaksanaan discharge planning pada pasien
diabetes melitus: Studi literatur. Holistik Jurnal Kesehatan, 14(4), 503–521.
Zwicker D, Picariello G. (2003). Discharge planning for the older adult. Geriatric nursing
protocols for best practice. 2003:292-316.
73
LAMPIRAN
74
Dalam rangka penyusunan proposal skripsi sebagai salah satu syarat untuk
NIM : 20190320089
Judul : Hubungan Kualitas Discharge Planning Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Diabetes
Melitus Di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai
responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Apabila saudara bersedia menjadi responden, maka saya harapkan kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan serta mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
“Hubungan Kualitas Discharge Planning Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Diabetes Melitus
jawaban kuosioner ini bersifat sukarela dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.
mestinya.
76
KUISIONER PENELITIAN
A. Data Demografi
1. Usia :
2. Jenis kelamin :
3. Pendidikan terakhir :
4. Agama :
5. Tinggal bersama :
Petunjuk pengisian
Lingkarilah jawaban Anda! Skala jawaban ada 10 poin dari 0 sampai 10. Kata-kata di bawah
angka menunjukkan arti angka 0 atau 10. Pilihlah angka 0 sampai 10 yang berarti paling
sesuai denga napa yang Anda rasakan.
1a. Seberapa banyak informasi yang Anda 0 1 2 3 4 5 6 7 8
butuhkan dari perawat tentang merawat 9 10
diri setelah Anda pulang ke rumah? Tidak ada
Banyak sekali
1b Seberapa banyak informasi yang Anda 0 1 2 3 4 5 6 7 8
. terima dari perawat Anda tentang 9 10
merawat diri sendiri setelah kamu Tidak ada
pulang? Banyak sekali
2a. Seberapa banyak informasi yang Anda 0 1 2 3 4 5 6 7 8
butuhkan dari perawat tentang emosi 9 10
Anda setelah pulang ke rumah? Tidak ada
Banyak sekali
2b Seberapa banyak informasi yang Anda 0 1 2 3 4 5 6 7 8
. terima dari perawat Anda tentang emosi 9 10
Anda setelah pulang ke rumah? Tidak ada
Banyak sekali
3a. Seberapa banyak informasi yang Anda 0 1 2 3 4 5 6 7 8
butuhkan dari perawat tentang 9 10
pengobatan/perawatan Anda (misalnya Tidak ada
perawatan luka operasi, perawatan Banyak sekali
pernapasan, Latihan/operasi, rehabilitasi
atau minum obat dalam jumlah yang
benar dan pada waktu yang tepat) setelah
pulang ke rumah?
3b Seberapa banyak informasi yang Anda 0 1 2 3 4 5 6 7 8
. terima dari perawat Anda tentang 9 10
kebutuhan pengobatan/perawatan Tidak ada
Anda setelah pulang ke rumah? Banyak sekali
4a. Seberapa banyak latihan yang Anda 0 1 2 3 4 5 6 7 8
butuhkan tentang perawatan 9 10
medis/obat-obatan sebelum Anda Tidak ada
pulang ke rumah? Banyak sekali
78
No Karakteristik 1 2 3 4
1. TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat memberi informasi tantang administrasi yang berlaku
bagi pasien rawat inap di RS.
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan yang
anda tempati.
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-alat kesehatan yang
digunakan.
d. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan fasilitas kamar
mandi dan toilet.
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya.
2. RELIABILITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah perawatan anda dengan tepat
dan profesional.
b. Perawat memberikan informasi tentang fasilitas yang tersedia,
cara penggunaannya dan tata tertib yang berlaku di RS.
c. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang harus
dipatuhi dalam perawatan anda.
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang
dalam perawatan anda.
e. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan ketika anda
membutuhkan.
3. RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada anda ketika
mengalami kesulitan walau tanpa diminta.
b. Perawat segera menangani anda ketika sampai di ruangan rawat
inap.
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk membantu anda
berjalan, BAB, BAK, ganti posisi tidur, dan lain-lain.
d. Perawat membantu anda untuk memperoleh obat.
e. Perawat membantu anda untuk pelaksanaan pelayanan foto dan
laboratorium di RS ini.
4. ASSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat memberi perhatian terhadap keluhan yang anda rasakan.
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang tindakan perawatan
81
5. EMPHATY (EMPATI)
a. Perawat memberikan informasi kepada anda tentang segala
tindakan perawatan yang dilaksanakan
b. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila anda membutuhkan.
c. Perawat sering menengok dan memeriksa keadaan anda seperti
mengukur tensi, nadi, suhu, nadi, pernafasan dan cairan infus.
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak memandang
pangkat/status tetapi berdasarkan kondisi anda.
e. Perawat perhatian dan memberikan dukungan moril terhadap
keadaan anda (menanyakan dan berbincang-bincang tentang
keadaan anda.
Keterangan:
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas
82
Perawat memiliki peran dalam discharge planning, diantaranya sebagai pemberi asuhan
Khoiriyati, A., Kusnanto, K., & Kurniawati, N. D. (2021). Nurses’ role in discharge
preparation for acute coronary syndrome patients. Proceedings of the 4th International
Conference on Sustainable Innovation 2020–Health Science and Nursing (ICoSIHSN
2020), 33(ICoSIHSN 2020), 316–320.