SKRIPSI
Disusun Oleh :
Defina Sri Rahayu
020319709
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Defina Sri Rahayu
020319709
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana keperawatan dan profesi Ners
NIK.52001119
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Ketua Penguji
Ttd
Nik. 2.1.19.06.247
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Defina Sri Rahayu lahir di Subang Jawa Barat pada tanggal 06 juni 1980
dari pasangan Ayah Arifin dan Ibu Rinda Rohaeni. Istri dari D Firman Munajat
(Alm) dan dikaruniai dua orang putri. Bertempat tinggal di Jl. Veteran gg. Anyelir
dan lulus tahun 1992. Setelah itu pada tahun yang sama penulis melanjutkan
sekolah di MTs Darul Ma’arif Pamanukan Subang dan lulus pada tahun 1995.
Setelah lulus MTs penulis melanjutkan sekolah di MAN Subang dan lulus tahun
Setelah lulus Perguruan Tinggi penulis bekerja di RSUD Bayu Asih Purwakarta
iv
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur hanyalah milik Allah SWT yang selalu
Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Ruang Anyelir Rumah Sakit Umum
tugas akhir Program Studi Ilmu Keperawatan di Institut Medika Drg. Suherman
tahun 2021.
Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan dan dukungan
serta do’a dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah
2. Dr. Triseu Setianingsih, SKM., MKM selaku Rektor Institut Medika Drg.
Suherman.
3. Ns. Yana Setiawan, S.Kep., M.Kep., selaku Wakil Rektor tiga sekali gus
penguji.
v
5. Ns. Armi, S. Kep., M. Kep selaku pembimbing yang telah banyak
7. Untuk Ayah, Ibu dan anak-anak ku tercinta serta keluarga yang tak henti-
skripsi ini, yang pada kesempatan ini tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Lembar Persetujuan....................................................................................... ii
Lembar Pengesahan...................................................................................... iii
Daftar Riwayat Hidup................................................................................... iv
Kata Pengantar.............................................................................................. v
Daftar Isi.............................................................................................. vii
Daftar Tabel......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
vii
3.1. ......................................................................Kerangka Konsep
46
3.2. Definisi Operasional................................................................. 47
3.3. Hipotesa.................................................................................... 47
viii
BAB VI PEMBAHASAN
6.1............................................................................. Kecemasan
68
6.2...........................................Peningkatan Gula Darah Sewaktu
70
6.3. Hubungan kecemasan dengan peningkatan gula darah
sewaktu...................................................................................... 71
Daftar Tabel
ix
Hubungan kecemasan dengan peningkatan gula darah sewaktu............... 64
Daftar Bagan
x
Daftar Lampiran
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
jiwa meninggal dunia pada tahun 2012 disebabkan oleh penyakit penyakit
kardiovaskuler dan lainnya dengan total 3,7 juta orang meninggal dunia
382 kasus terjadi pada tahun 2013. Pada tahun 2015 mengalami
peningkatan menjadi 415 kasus dan pada tahun 2017 peningkatan kasus
menjadi 425 kasus Diabetes Melitus. Dari 425 kasus pada tahun 2017
dari atau sama dengan 15 tahun meningkat 1,5% pada tahun 2013
Provinsi Jawa Barat pada 2018 sebesar 1,3% yaitu 73.285 penderita, dan
(Riskesdas, 2018).
mellitus yang disebabkan oleh kondisi lainnya. Tanda dan gejala pada
seperti mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah serta dapat
rasa nyaman dan sehat, sedangkan tujuan jangka panjangnya yaitu untuk
diabetes mellitus. Jika kelima pilar itu diterapkan dengan baik, maka
akses terhadap pusat kesehatan, hambatan dalam olah raga dan diet serta
faktor budaya (Stuart,2016). Salah satu yang faktor yang sering terjadi
dengan orang lain. Hal ini dapat terjadi peningkatan kecemasan dan
glukosa darah di atur oleh pankreas, bila konsentrasi gula menurun karena
darah, hingga meningkatkan kadar gula. Kadar glukosa darah yang normal
terutama pada orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula
lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan
(PARKENI, 2015).
kadarnya selalu dalam batas normal. Kadar gula darah rendah bila nilai
5
GDS < 70 mg/dl, kadar gula darah normal bila nilai GDS 70-199 mg/dl,
dan kadar gula darah tinggi bila nilai GDS ≥ 200 mg/dl. Pada keadaan DM
meningkat (PARKENI,2015).
makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut (Black
Pasien diabetes mellitus memiliki tingkat stres yang tinggi dan kecemasan
peningkatan kadar gula dalam darah, kondisi dimana kadar gula plasma
pada waktu puasa >140 mg/dl, sedangkan kadar gula darah sewaktu ≥ 200
kecemasan berat atau tinggi adalah penurunan tenaga, rasa cepat lelah dan
besar orang mengeluh tidak nafsu makan, namun ada yang mengeluh
keadaan ini ternyata akan mempengaruhi pola diet atau pola makan yang
pembuluh darah perifer dan memicu darah dari sistem gastrointestinal dan
sebagai berikut:
1. Agustus 11
2. September 14
3. Oktober 10
Jumlah 35
yang di rawat di ruang anyelir RSUD Bayu Asih Purwakarta. Hasil dari
tinggi ketika di rawat di rumah sakit dan nilai Gula Darah Sewaktu kedua
pasien tersebut sebesar 438 mg/dl dan 383 mg/dl, ini disebabkan karena
mengalami kecemasann ringan dengan rata-rata nilai gula darah antara 250
Scale (ZSAS) oleh wiliam Willian W.K Zung (1997) dalam riadi,
ringan.
ringan.
penelitian Litae dan maria, Erika Utari Dewi dan penelitian yang akan
11
jenis penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre test- dan post
on Benson Relaxation.
responden. Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar
statistik dengan wicoxon signed rank test diperoleh hasil p=0,000 pada
Benson Relaxation.
ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberi terapi. Pada
uji statistik dengan man-whitney pre test diperoleh p=0,797 > α 0,005
63,3% memiliki kadar gula darah 81-159 mg/dL. Pada kelompok kontrol
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
sewaktu.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Kecemasan
spesifik yang sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi
seseorang.
16
terapeutik.
terbakar, diare.
sering berkemih.
menghindar, hiperventilasi.
18
2. Mudah lelah.
8. Tidur terganggu.
1. Kecemasan ringan
(Stuarth, 2016).
2. Cemas sedang
3. Cemas berat
(Novitasari, 2015).
4. Panik
meliputi :
tersinggung.
sepanjang hari.
tidak stabil.
berat badan.
bulu berdiri.
muka merah
mengatasinya, meliputi :
1. Terapi Humanistika
2. Terapi Psikofarmaka
2016).
3. Terapi Somatik
yang timbul sebagai akibat dari stres, kecemasan dan depresi yang
4. Psikoterapi
26
group terapi dengan kondisi anggota yang satu tidak jauh beda
5. Terapi Psikososial
6. Terapi Psikoreligius
7. Pendekatan Keluarga
8. Koseling
ada motivasi dari kedua belah pihak, antara klien (orang yang
27
diabetes mellitus pada seseorang. Pada penyakit ini, gula belum siap
2016).
dilakukan yaitu:
Sewaktu (mg/dL)
Puasa (mg/Dl)
Darah Kapiler < 90 90-99 ≥ 100
29
Tabel 2.1. Patokan Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa untuk menyaring
dan Mendiagnosis DM
90
a. Stres
(Nasriati, 2016).
b. Olahraga
32
insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan cara
rate). Semua efek ini sangat bermanfaat pada diabetes karena dapat
c. Obat
2016).
2.Obat Insulin
3. Diet
34
dan dibakar.
semangka.
adalah suatu penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat
(IDF, 2017).
kerja dan atau sekresi insulin. Pada pasien DM gejala yang timbul
4 Inhibitor.
2. Liver
3. Otot
4. Sel Lemak
5. Usus
7. Ginjal
39
obatnya.
8. Otak
insulin yang terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur ini adalah
2.3.3. Patofisiologi
kerusakan sel beta pankreas. Tipe ini disebut tipe 1-A. Sedangkan
tipe non imun, lebih umum dari pada auto imun. Tipe non-imun
resistensi insulin dan sekresi insulin yang tidak adekut, hal tersebut
predominan kerusakan sel beta. Kerusakan sel beta yang ada bukan
2.3.4. Klasifikasi
2016).
sering terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi dapat pula terjadi
2015).
intraseluller terganggu.
(Riskesdas, 2018).
(Riskesdas, 2018).
sering kencing terutama pada malam hari, banyak makan atau mudah
lapar, dan berat badan turun dengan cepat. Kadang terjadi keluhan
lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal,
dkk, 2016).
tinggi. Jika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, ginjal akan
2015).
3. Aktifitas Fisik.
lahir> 4 kg.
Mellitus jika :
eksim, encok).
2.3.7. Komplikasi
1. Komplikasi Akut
2. Komplikasi Kronik
(Waspaji, 2015).
49
meliputi :
ahli gizi, petugas kesehatan lain dan pasien itu sendiri). Menrut
akan menurun.
diabetes mellitus.
3. Latihan Jasmani
a. Gunakan alas kaki yang tepat, dan bila perlu alat pelindung
kaki lainnya.
4. Terapi Farmakologi
teblet.
Pasien DM Tipe 2
KECEMASAN
54
55
Peningka Kadar gula Kadar gula Glukometer easy Ordinal Buruk : ≥ 180
tan darah darah touch GCU mg/dl
Kadar sewaktuyang sewaktu Sedang: 145-179
Gula di ambil mg/dl
Darah melalui Baik : 80-144
Seawakt pembuluh mg/dl
u darah kapiler
yang Sumber:
diperiksa Soegondo dan
menggunaka Sidartawan 2015
n alat
glukometer
yang
dilakukan
kapanpun
3.3. Hipotesis
METODELOGI PENELITIAN
sekali pada saat itu juga. Pengukuran data penelitian (variabel bebas dan
terikat) dilakukan satu kali dan secara bersamaan (Notoatmodjo, 2018). Pada
darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum
1. Populasi
Bayu Asih Kabupaten Purwakarta dalam kurun waktu 1 bulan yang rata-
ratanya 35 pasien.
2. Sampel
56
57
Kabupaten Purwakarta.
58
sebagai berikut:
Kabupaten Purwakarta.
Kabuparen Purwakarta.
kriteria eksklusi.
(kuisioner).
1. Uji Validitas
sejauh mana skala yang digunakan mampu menghasilkan data yang akurat
sesuai dengan tujuan ukurannya. Validitas berasal dari kata velididty yang
2. Uji Realiabilitas
1. Editing
2. Coding
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam
satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat dan arti suatu
variabel. Pemberian kode pada penelitian yang akan dilakukan antara lain:
a. Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
61
b. Umur
Umur < 20 = U1
Umur 21-35 = U2
Umur > 35 = U3
c. Tingkat Pendidikan
d. Pekerjaan
Bekerja = P1
Tidak Bekerja = P2
Pernah = I1
Tidak Pernah = I2
f. Sumber Informasi
Petugas Kesehatan = Si 1
Majalah = Si 2
Radio/Tv = Si 3
Internet = Si 4
g. Kecemasan
Kecemasan Ringan = C2
62
Kecemasan Sedang = C3
Kecemasan Berat = C4
Panik = C5
Buruk = GDS1
Sedang = GDS2
Baik = GDS3
3. Scoring
(HRS-A).
4. Tabulating
tertentu menurut sifat-sifat yang diimiliki. Pada data ini dianggap bahwa
data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format
a. 100 % = seluruhnya.
d. 50 % = setengah responden.
63
(Arikunto, 2010).
1. Analisa Univariat
(Hawari, 2016).
2. Analisa Bivariat
dengan software SPSS 16, dimana nilai p < α = 0,05 maka ada hubungan
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di ruang anyelir Rumah Sakit
HASIL PENELITIAN
Ruang Anyelir RSUD Bayu Asih Purwakarta pada tanggal 1 Maret 2021
penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data
peningkatan gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 serta tabel
dengan peningkatan gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di
veteran no. 39 Purwakarta Jawa Barat. RSUD Bayu Asih di resmikan pada
tanggal 18 oktober 1930 oleh Gubernur Jendral Mr. Andries Cornelis Dirk
Van de Graeff yang berdiri diatas tanah 5 hektar dan luas bangunan 5.000 km.
65
66
(PPK-BLUD) sejak tahun 2010 dan pada tahun 2015 telah ditetapkan kelas
rumah sakit sebagai Rumah Sakit kelas B non pendidikan oleh Kementrian
Purwakarta sejak bulan Juli 2012 sampai dengan sekarang dipimpin oleh dr.H
April 2021
April 2021.
April 2021
di Ruang Anyelir RSUD Bayu Asih Purwakarta tgl 1 Maret-1 April 2021
5.3.1.1. UNIVARIAT
1) Kecemasan
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kecemasan
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peningkatan Gula Darah
Sewaktu Pada Pasien Diabetes Millitus Tipe 2
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang rendah atau sebesar
gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang sedang
71
5.3.1.2. BIVARIAT
pada pasien diabetes mellitus tipe 2, dapat diketahui dari beberapa nilai
Tabel 5.9
Hubungan antara Kecemasan dengan Peningkatan Gula Darah
Sewaktu Pada Pasien Diabetes Millitus Tipe 2
F % F % F % F %
Tidak Ada
4 11,4 1 2,9 3 7,1 8 22,9
Kecemasan
Kecemasan
3 8,6 5 14,3 8 0 16 45,7
Rendah
Kecemasan 0,051
1 2,9 2 5,7 7 42,9 10 28,6
Sedang
Kecemasan
0 0 0 0 1 7,1 1 2,9
Berat
Panik 0 0 0 0 0 0 0 0
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang baik atau sebesar 8,6%, 5
pasien diabetes mellitus tipe 2 yang sedang atau sebesar 14,3%, dan
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang Buruk atau sebesar 22,9%.
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang baik atau sebesar
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang sedang atau sebesar
gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus yang Buruk atau
sebesar 20%.
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang baik atau sebesar 0%,
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang sedang atau sebesar
74
gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang buruk atau
sebesar 2,9 %.
gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang Baik,
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang sedang, dan terdapat
Hipotesis :
diatas 0,05 maka Ho diterima. Bila kita lihat pada hasil analisis SPSS,
PEMBAHASAN
6.1. Kecemasan
Menurut Stuart tahun 2016 membagi kecemasan menjadi lima jenis yaitu
2018).
76
77
terapeutik.
tentang hubungan tingkat kecemasan dengan kadar gula darah pada pasien
kecemasan berat.
rendah disebabkan antara lain dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor
usia dikarenakan hampir 77,1% responden berumur lebih dari 35 tahun dan
peling banyak responden memiliki Gula Darah Sewaktu yang Buruk atau
sebesar 54,3%. Menurut Tandara tahun 2015 glukosa darah merupakan gula
yang terdapat didalam darah yang berasal dari karbohidrat dalam makanan
dan dapat disimpan dalam bentuk glikogen didalam hati dan otot rangka,
78
dalam darah, kondisi dimana kadar gula plasma pada waktu puasa >140
mg/dl, sedangkan kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl (Black & Hawk,
2016).
sebagian besar memiliki kadar gula darah ≥200 mg/dL sejumlah 41 (80,4%)
responden.
79
makan dan tidak terlalu banyak beban pikiran sehinga dapat meningkatkan
kadar gula darah. Serta dapat melaksanakan lima pilar dasar penanganan
Indonesia tahun 2015 yaitu edukasi kesehatan, diet, aktifitas fisik, obat-
obatan dan monitor kadar gula darah. Tujuan jangka pendek penanganan
angka morbiditas dan mortalitas diabetes mellitus. Jika kelima pilar itu
Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Millitus Tipe 2 dapat dilakukan
atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima sedangkan bila diatas 0,05 maka
oleh wiliam Willian W.K Zung (1997) dalam riadi, sukarmin tahun 2008.
ringan
81
kecemasan berat atau tinggi adalah penurunan tenaga, rasa cepat lelah dan
besar orang mengeluh tidak nafsu makan, namun ada yang mengeluh
keadaan ini ternyata akan mempengaruhi pola diet atau pola makan yang
BAB VII
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil
7.1 Kesimpulan
yang memiliki Kecemasan berat atau sebesar 2,9%, dan tidak terdapat
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang rendah atau sebesar
gula darah sewaktu pada pasien diabetes millitus tipe 2 yang sedang
sedangkan bila diatas 0,05 maka Ho diterima. Bila kita lihat pada hasil
7.2. Saran
darahnya.
84
mellitus tipe 2.
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
xii
Kemenkes. 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta
Kurniali, P. C. 2013. Hidup Bersama Diabetes Mengaktifkan
Kekuatan Kecerdasan Ragawi Untuk Mengontrol Diabetes dan
Komplikasinya. Jakarta: PT. Gramedia
Mahendra K, D. Tobbing A & Alting. 2016. Care Your self
Diabetes Mellitus. Jakarta. Penebar Plus.
Maulana, Mirza. 2015. Mengenal Diabetes Mellitus: Panduan
Praktis Menangani Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: KataHati
Nasriati, R. 2016. Stres dan Perilaku Pasien DM dalam Mengontrol
Kadar Gula Darah.Skripsi. Ponorogo: Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah Pomorogo
Novitasari. 2015. Diabetes Mellitus (Dilengkapi dengan senam
DM). Yogyakarta. Nuha Medika
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.Cetakan
Ketiga. Jakarta: Pt. Rineka Cipta
Nugroho, S.A.2016. Hubungan antara Tingkat Stres dan Kadar
Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo I Kabupaten Sukohharjo, Jurnal Penelitian. Surakarta:
eprint.ums.ac
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015. Konsesus
Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.
Jakarta: PARKENI
Powers, M.A., Bardsley, J., Cypress, M., Duker, P, Funnell, M.M.
Fischl, A. H., Vivian, E. 2017. Diabetes Self-Management Education And
Support in Type-2 Diabetes Melittus. The Diabetes Educator, 43 (1) 40-53
Restyana, N.R. 2015. Diabetes Mellitus Tipe-2. Artikel. Medical
Faculty. Lampung University
Rustama, D.S., Dedi S., M.Connie O., Niken P. Y., Satriono., Netty
H., 2010. Diabetes Mellitus. Dalam: Jose RL. Batubara, Bambang T. AAP,
Aman B.P, Endokrinologi Anak, edisi 1. IDAI. Jakarta
RSUD Bayu Asih. 2020. Laporan Angka Kejadian DM Tipe 2 di
Ruang Anyelir. Purwakarta. Rsud Bayu Asih
Smeltzer S.C., 2015. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart (ed. 12). Jakarta : EGC
Sherwood, L. 2011. Organ endokrin Perifer dalam Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta:EGC
Soegondo, S. 2015. Panduan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Bagi Dookter dan Edukator Diabetes: Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Terpadu. Jakarta: Balai Pustaka FKUI
Soelistijo, SA. 2015. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe-2 di Indonesia tahun 2015. Jakarta
Stuart & Sudden. 2016. Prinsip dan Praktek Kesehatan Jiwa
Stuart.Indonesia. Jakarta:EGC
Susilawati, D. 2015. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa I.
Jakarta:EGC
Sutejo. 2018. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press
Suyono, S. 2015.Patofisiologi Diabetes Mellitus dalam : Soegondo,
S., Soewondo, P., Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Terpadu Bagi Dokter maupun Edukator. Jakarta : FKUI
Tandra, H. 2014. Strategi Mengalahkan Komplikasi Diabetes dari
Kepala sampai Kaki. Jakarta: Pt. Gramedia.
Tjokroprawiro Askandar, 2016. Garis Besar Pola Makan dan Pola
Hidup Sehat Sebagai Pendeukng Terapi Diabetes Mellitus. Surabaya: FK
UNAIR
WHO. 2016. Global Report on Diabetes. WHO Library
Cataloguing In Publication Data.Paris
Lampiran 3. Lembar Konsul
Npm : 020319709
dan 4
5. 16-02-2021 Seminar Proposal
6. 16-04-2021 Pembahasan bab 5
dan 6
7. 20-04-2021 Bab 7 kesimpulan
dan saran
8. 05-05-2021 Kelengkapan
sidang skripsi
Lampiran 3. Informed Consent
INFORMED CONSENT
Suherman :
Nama : Defina Sri Rahayu
NIM : 020319709
dengan Peningkatan Gula Darah Sewaktu di Ruang Anyelir Rumah Sakit Umum
Daerah Bayu Asih Kabupaten Purwakarta Tahun 2021” penelitian ini tidak
Penelitian ini bermanfaat bagi anda untuk mengetahui tingkat kecemasan gunu
mengetahui dampak pada peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus tipe 2. Kerahasian semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk
kepentingan penelitian. Jika anda tidak mau menjadi responden, tidak ada
ancaman bagi anda dan keluarga. Jika anda bersedia menjadi responden saya
Hormat Saya
Peneliti
PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
tentang prosedur dan manfaat penelitian serta resiko yang mungkin terjadi
Responden
Kuisioner Penelitian
Tanggal Penelitian :
Nomor :
Petunjuk Pengisian :
2. Pilih salah satu jawaban yang menurut bapak/ibu paling sesuain dengan
kondisi yang dialami dengan memberikan tanda ceklis (v) pada pilihan
yang dipilih.
A. Karakteristik Responden
Nama (Inisial)
:.....................................................................................................
Alamat :...............................................................................................
......
...............................................................................................
.....
...............................................................................................
....
Umur :..........................Tahun
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi
Pekerjaan : 1. Bekerja
2. Belum Bekerja
Pernah
Majalah
Radio/Tv
Internet
B. Kuisioner Kecemasan
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut bapak/ibu paling sesuai dengan
kondisi yang dialami 1 bulan terakhir dengan memberi tanda (v) pada
Keterangan:
gemetar.
mimpi menakutkan.
menurun.
stabil.
ditusuk- tusuk.
9. Saya merasa denyut jantung cepat, berdebar,
cepat.
hilang.
muka merah
JUMLAH SCORE
4 : bila terdapat semua gejala.
pemeriksaan menggunakan easy touch kemudian beri tanda (v) pada skor
Keterangan:
OUTPUT SPSS
Umur
jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Informasi
S.I
Statistics
Valid 35 35
N
Missing 0 0
Percentiles 100 4,0000 3,0000
Frequency Table
Kecemasan
Cases
Kecemasa Count 4 1 3 8
n Expected Count 1,8 1,8 4,3 8,0
Count 3 5 8 16
kecemasan Count 1 2 7 10
sedang Expected Count 2,3 2,3 5,4 10,0
Count 0 0 1 1
Chi-Square Tests
Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for Kecemasan
(tidak ada kecemasan /
kecemasan rendah)