Oleh :
SUCI DEWI FEBRIANA
NIM:1231B0045
i
USULAN PENELITIAN
OLEH :
SUCI DEWI FEBRIANA
NIM:1231B0045
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
PANITIA PENGUJI
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada TYME yang telah memberikan Rahmat dan
diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meneruskan jenjang
6. Responden ….
jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran dari semua pihak sangatlah
v
kami butuhkan demi kesempurnaan Usulan Penelitian ini. Semoga Usulan
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Amin.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Surat Pernyataan............................................................................................... ii
Halaman Persetujuan........................................................................................ iii
Halaman Penetapan Panitia Penguji................................................................. iv
Kata Pengantar.................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... viii
Daftar Gambar.................................................................................................. x
Daftar Tabel...................................................................................................... xi
Daftar Lampiran................................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 6
1. Manfaat teoritis.......................................................................................... 6
2. Manfaat praktis.......................................................................................... 7
E. Keaslian Penelitian......................................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori............................................................................................... 9
1. Konsep Dasar Kebiasaan Makan Pagi....................................................... 9
2. Konsep Konsumsi Teh............................................................................... 16
3. Konsep Anemia......................................................................................... 18
4. Konsep Remaja.......................................................................................... 36
5. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Anemia................................... 36
B. Kerangka Konsep........................................................................................... 38
C. Hipotesis......................................................................................................... 39
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian............................................................................................ 40
B. Kerangka Kerja............................................................................................... 41
C. Populasi, Sampel, dan Sampling.................................................................... 42
1. Populasi ..................................................................................................... 42
2. Sampel ..................................................................................................... 42
3. Sampling ................................................................................................... 43
D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 43
E. Definisi Operasional....................................................................................... 44
F. Lokasi Penelitian............................................................................................ 45
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 45
H. Analisis Data.................................................................................................. 47
I. Etika penelitian............................................................................................... 48
vii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Metabolisme Zat Besi................................................................
viii
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Batasan Frekuensi Hemoglobin....................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja adalah Pola
konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi,
dan sama sekali tidak makan siang. Salah satu masalah gizi utama yang
terjadi pada remaja di Indonesia adalah anemia gizi (Yayuk dkk, 2004).
darah lebih rendah dari nilai normal. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh
dan setelah makan. Kejadian anemia yang banyak diderita wanita dan remaja
putri khusunya adalah akibat remaja putri setiap bulan mengalami haid atau
memenuhi kebutuhan tubuh dan pola makan atau perilaku makan yang salah.
1
Kriteria makan yang tidak sehat terutama adalah pola mengkonsumsi
makanan yang tidak mengandung gizi seimbang. Bagi remaja putri kebutuhan
zat gizi pada makanan terutama digunakan untuk pertumbuhan fisik serta
menggantikan zat gizi yang hilang pada saat menstruasi. Faktor lain yang
dan demografi, pendidikan, jenis kelamin, umur dan wilayah. selain itu ada
faktor lain yaitu gangguan penyerapan zat besi yang berasal dari kebiasaan
minum teh. Berdasarkan penelitian Besral dkk (2007) bahwa 49% responden
memiliki kebiasaan minum teh tiap hari sehingga beresiko menderita anemia.
Indonesia.Adapun dalam dua puluh lima besar penyakit yang banyak diderita
perempuan anemia juga brada pada urutan keempat (Depkes,2006). Hal ini
penelitian tersebut ditemukan hampir enam puluh orang dari tujuh puluh dua
tahun.
Apabila oksigen berkurang tubuh akan menjadi lemah, lesu, dan tidak
remaja. Hal ini terlihat dari masih tingginya prevalensi kejadian anemia gizi
besi pada remaja putri. Prevalensi Anemia untuk perempuan dewasa (≥15
2
tahun) secara global menurut data WHO (2008) adalah sekitar 30,2% atau
adalah sekitar 45,7% atau 182 juta orang. Di negara yang sedang
berkembang, sekitar 27% remaja lelaki dan 26% wanita menderita anemia,
sementara di negara maju angka tersebut hanya berada pada bilangan 5% dan
7%. Secara garis besar, sebanyak 44% wanita di negara berkembang (10
besi). Sedangkan dari laporan hasil Riskesdas tahun 2007, diketahui bahwa di
Penelitian lain yang dilakukan Izah pada tahun 2011 terhadap siswa
responden yang berstatus anemia defisiensi besi lebih banyak pada responden
3
Sedangkan responden yang tidak memiliki kebiasaan sarapan dan berstatus
tidak anemia sebesar 0.0%, dan responden yang memiliki kebiasaan sarapan
2015 di SMA Pawyatan Daha Kota Kediri dari 14 remaja putri didapatkan 4
remaja selalu makan pagi dan mengkonsumsi teh setelah makan pagi.
g/dl.
Kusumawati (2005) tingginya anemia pada remaja ini akan berdampak pada
prestasi belajar siswi karena anemia pada remaja putri akan menyebabkan
prestasi belajar.
simpan dalam limfa dan otot. Kekurangan zat besi akan menyebabkan
4
Angka kejadian anemia pada remaja dapat diturunkan melalui 3
konsumsi teh menjadi tidak setiap hari atau minum < 3 jam setelah makan
kebiasaan minum teh bersamaan dengan saat makan pagi. Ini kekeliruan gizi
yang harus diubah. Seperti telah dijelaskan, teh mengandung tanin yang dapat
Kebiasaan Makan Pagi dan Konsumsi Teh dengan Kejadian Anemia Pada
B. Rumusan Masalah
teh dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Pawyatan Daha Kota
Kediri.
C. Tujuan Penelitian
5
1. Tujuan umum
dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Pawyatan Daha Kota
Kediri.
2. Tujuan Khusus
(X2) dengan kejadian anemia (Y) pada remaja putri di SMA Pawyatan
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya oleh
a. Bagi Remaja
penyakit anemia.
E. Keaslian Penelitian
7
No Nama Peneliti, Judul Nama Jurnal Variabel Metode Desain Sampling Hasil
Tahun Independen Dependen Penelitian
(X) (Y)
1 Ummi Kalsum, Kebiasaan Sarapan Jurnal Penelitian Kebisaan Kejadian Desain Sampel adalah siswa- Hasil analisis chi-square, ada
2016 Pagi Berhubungan Universitas Jambi Sarapan Anemia penelitian cross siswi kelas 10 yang hubungan antara kebiasaan
Dengan Kejadian Seri Sains. Pagi sectional berumur antara 14 – sarapan dengan kejadian
Anemia Pada Volume 18, 18 tahun sebanyak anemia (P-value = 0,03; OR=
Remaja di SMA Nomor 1, Hal.09- 180 orang. Penarikan 2,05; 95% CI = 1,11-3,78).
Negri Muaro Jambi 19 ISSN:0852- sampel dilakukan
8349 Januari Juni dengan metode total
2016 sampling
2 Desri Suryani, Analisis Pola Makan Jurnal Kesehatan Pola Makan Kejadian Penelitian Populasi seluruh Tidak terdapat hubungan anta
2015 Dan Pengetahuan Masyarakat Dan Anemia dengan remaja putri SMP dan pengetahuan tentang anem
Terhadap Kejadian Andalas |Oktober Pengetahua rancangan cross SMA di Kota dengan kejadian anemia da
Anemia Gizi Besi 2015 - Maret n sectional Bengkulu, dengan tidak terdapat hubungan anta
Pada Remaja Putri 2016 | Vol. 10, sampel sebanyak 1200 pola makan dengan kejadia
Kota Bengkulu No. 1, Hal. 11-18 remaja putri. Analisis anemia (p value > 0,05).
data menggunakan uji
chi-square
3 Sri Hastuty, Dkk, Hubungan Kebiasaan Jurnal ilmiah Kebiasaan Status Penelitian Jumlah sampel 148 Terdapat hubungan anta
2016 Sarapan Dan Kesehatan Sarapan Hemoglobin dengan siswi Remaja Putri di kebiasaan sarapan denga
Konsumsi Suplemen Masyarakat | Dan rancangan cross SMAN 10 Makassar status haemoglobin da
Dengan Status Februari 2016 - Konsumsi sectional dan menggunakan uji terdapat hubungan anta
Hemoglobin Pada Maret 2016 | Vol. Suplemen chi square konsumsi suplemen denga
Remaja Putri di 3, No. 1, Hal. 21- status hemoglobin (p value
SMAN 10 Makassar 28 0,05).
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian
pagi hari dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 10.00 pagi
(Almatsier, 2011).
9
masalah gizi kurang, maupun masalah gizi lebih. Pengelompokan
makanan didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sumber
berupa sayuran danbuah, serta sumber zat pengatur berupa ikan, ayam,
makanan tersebut. Dari tiap kelompok dipilih salah satu atau lebih jenis
energi.
kebutuhan energi.
10
5. Gunakan garam beryodium.
anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, individu mengalami berbagai
11
terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan apa yang akan
(Khomsan, 2009).
ini tidak sehat bagi remaja yang sedang tumbuh dan memerlukan
Ini berarti hampir sepertiga dari waktunya setiap hari dilewatkan remaja
di sekolah.
tinggi seperti itu, stamina anak akan cepat loyo kalau tidak ditunjang
12
dengan intake pangan dan gizi yang cukup serta berkualitas. Agar
stamina anak usia sekolah tetap fit selama mengikuti kegiatan ekstra
pagi bagi anak usia sekolah sangatlah penting mengingat waktu sekolah
sangat terbatas karena jarak sekolah yang cukup jauh, terlambat bangun
pagi, atautidak ada selera untuk sarapan pagi (Yusuf, dkk, 2008).
60%. Remaja putri malah melewatkan dua kali waktu makan, dan lebih
memilih kudapan yang bukan saja hampa kalori, tetapi juga sedikit
13
Sarapan pagi pada anak sekolah bertujuan untuk mencukupi
harian dan asupan nutrisi. Sarapan pagi merupakan suatu kegiatan yang
penting sebelum melakukan aktifitas fisik pada hari itu karena sarapan
zat besi pada hari itu didapatkan pada waktu sarapan pagi. Bagi anak
Of Nutrition, 2010).
14
adalah jika memenuhi asupan dari 20 – 35% AKG, diketahui bahwa
Pangan Indonesia tahun 2010 pada 35 ribu anak usia sekolah dasar
dengan menu makanan yang terdiri dari nasi, kacang kacangan dan
Kebutuhan zat besi bila dilihat dari banyaknya zat besi yang
banyaknya zat besi yang dapat diserap tubuh dari bahan makanan
prosentasi zat besi yang dapat diserap untuk beras 1%, kedelai 6%,
jagung 3%, ikan 11% dan hati 13%18. Faktor yang menghambat
penyerapan zat besi antara lain bentuk zat besi (nonheme dan ferri),
antara lain protein hewani, vitamin C, sistein, besi haem dan besi
15
banyaknya zat besi dalam bahan makanan rendah atau karena
penyerapan besi oIeh tubuh sangat rendah. Karena menu rata-rata orang
Indonesia protein hewaninya rendah maka absorpsi zat besi akan rendah
Health, 2010).
membutuhkan energi, protein dan zat-zat gizi lainnya yang lebih banyak
dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasi
(Masrizal, 2007).
dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang
tersendiri dari teh. Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan
16
luas di Indonesia dan di dunia. Aromanya yang harum serta rasanya yang
khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Untuk jenis teh yang
diminum juga lebih banyak menggunakan teh celup ketika kita minum teh,
yang selama ini kita anggap benar dan aman-aman saja, ternyata kita perlu
mengubahnya.
Salah satu jenis minuman yang paling sering diminum setelah makan
selain air putih adalah teh. Terlebih lagi setelah makan siang paling enak
tannin dan polifenol dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi
dalam saluran cerna. Minum teh dengan selang waktu yang cepat setelah
darah.Karena zat tannin yang terdapat pada teh mengikat zat besi pada
dilakukan oleh sel darah merah berkurang. Selain itu, minum teh setelah
makan dapat mempengaruhi protein yang ada dalam makanan yang masuk
17
ke saluran pencernaan. Sehingga dapat menyebabkan makanan menjadi
keras dan sulit dicerna. Teh yang sangat kental juga memiliki sifat diuretik
Ada zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik
untuk tubuh, zat itu adalah tenin. Tenin pada teh (tehine) dapat
Tanin ini dapat mengikat beberapa logam seperti zat besi, kalsium,
dalam posisi terikat terus, maka senyawa besi dan kalsium yang terdapat
3. Konsep Anemia
a. Pengertian
kadar hemoglobin atau berkurangnya jumlah dan mutu sel darah merah,
yang berfungsi sebagai sarana transportasi zat gizi serta oksigen untuk
18
berbeda-beda untuk kelompok umur dan jenis kelamin sebagaimana
ditetapkan oleh WHO (2005) yaitu umur 1-4 tahun 11 g/dl, 5-11 tahun
11,5 g/dl, 12-14 tahun 12 g/dl, laki-laki (>15 tahun) 13 g/dl, wanita
yaitu faktor gizi dan non-gizi. Adapun faktor non gizi adalah sebagai
berikut:
terutama besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C, dan zat gizi
lainnya
19
Selanjutnya faktor gizi yang menjadi penyebab anemia antara lain:
dalam pembentukan sel darah merah (Allen & Sabel 2005). Anemia
yaitu sel darah merah lebih besar dari normal dan memiliki nukleus
Sabel 2005).
dan susu) jarang terjadi, namun sering terjadi karena usus halus tidak
perut atau usus halus. Kekurangan karena vitamin ini juga dapat
merah lebih besar dari normal dan memiliki nukleus yang belum
2005).
20
4. Anemia akibat defisiensi vitamin C. Kekurangan konsumsi vitamin C
mengikat besi sehingga daya larut besi meningkat (Allen & Sabel
2005).
c. Tanda-tanda Anemia
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan
yang tidak cukup dan absorbsi zat besi yang rendah dari kebiasaan
makanan yang sebagian besar terdiri dari nasi, dan menu yang kurang
beraneka ragam. Konsumsi zat besi dari makanan sering lebih rendah
dari dua pertiga kecukupan konsumsi zat besi yang dianjurkan, dan
21
adalah bagian dari eritrosit sehingga apabila asupan energi kurang akan
merupakan sumber zat besi heme. Sumber zat besi heme lebih mudah
gizi termasuk besi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke
mudah diserap oleh usus (Khomsan dan Anwar, 2009). Hasil penelitian
22
dikonsumsi. Herman (2001), menyatakan bahwa ada hubungan kejadian
d. Dampak Anemia
a) Pada anak-anak
otak.
b) Pada wanita
3. Menurunkan kebugaran.
optimal.
d) Ibu hamil
23
2. Meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
e. Patofisiologi anemia
simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang
yang diubah menjadi heme dan akan diikuti dengan menurunnya kadar
feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu
f. Hemoglobin
tersusun dari protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang
24
hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia
2. Fungsi Hemoglobin
Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata 4-5 gram, lebih kurang
25
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi, sebagian besi
dalam bentuk feri direduksi menjadi fero. Hal ini terjadi dalam suasana
1. Definisi
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu yang
bentuk myoglobin dan jumlah yang sangat kecil tetapi vital adalah
hem enzim dan non hem enzim. Zat besi yang ada dalam bentuk
kurang lebih seperempat dari total zat besi yang ada dalam tubuh.
Zat besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk feritin dan
wanita hamil, jumlah reserve biasanya rendah. Pada bayi, anak dan
26
remaja yang mengalami masa pertumbuhan, maka kebutuhan zat
berikut :
Seni 1mg
Setiap hari turn over zat besi ini berjumlah 35 mg, tetapi tidak
27
sebanyak 34 mg didapat dari penghancuran sel-sel darah merah tua,
Hanya 1 mg zat besi dari penghancuran sel-sel darah merah tua yang
kencing. Jumlah zat besi yang hilang lewat jalur ini disebut sebagai
a) Metabolisme energi
akhirmetabolisme energi.
b) Kemampuan belajar
besi dengan fungsi otak dijelaskan oleh Lozoff dan Youdim pada
28
berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap
d) Pelarut obat-obatan
Obat-obatan tidak larut air oleh enzim yang mengandung besi dapat
akan kandungan zat besi adalah makanan yang berasal dari hewani
sayuran hijau tua) walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit
yang bisa diserap dengan baik oleh usus.Rendahnya asupan zat besi
ke dalam tubuh yang berasal dari konsumsi zat besi dari makanan
29
sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia (Mary
E. Beck, 2005).
Konsumsi Zat Besi. Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu
besi heme (40%) dan besi non hem. Besi non hem merupakan
sumber utama zat besi dalam makanan. Terdapat dalam semua jenis
ikan, ayam, hati dan organ – organ lain (Sunita Almatsier, 2011).
diabsorbsi oleh orang dewasa yang berada dalam status besi baik.
antara 10-20 persen, sedangkan dari pangan nabati hanya sekitar 1-5
30
persen. Oleh karena itu, mengkonsumsi zat besi dari pangan hewani
tubuh dua kali lipat dari pada besi-nonhem. Penyerapan zat besi
akan meningkat.
5) Adanya fitat dan oksalat dalam sayuran, serta tanin dalam teh
31
7) Fungsi usus yang terganggu, misalnya diare dapat menurunkan
penyerapan Fe.
6. Keanekaragaman Makanan
dan proporsi yang sesuai dapat dijumpai dalam susunan menu yng
menu sehari-hari.
dalam tubuh. Asam fitat dan faktor lain di dalam serat serealia dan
32
hal inilah, bayam meski tinggi kandungan zat besinya bukan
merupakan sumber zat besi yang baik. Oleh karena itu, jika hendak
seperti jambu biji, jeruk dan nanas. Namun lebih dianjurkan untuk
meminumnya dalam bentuk jus. Sebab jika dalam bentuk buah segar,
1) Pertumbuhan Fisik
2) Aktivitas Fisik
33
Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas
1) Pendarahan
2) Menstruasi
reproduksi wanita.
34
a) Lama siklus antara 21-35 hari (28+7 hari)
3) Cacingan
cacing pada setiap orang yang terinfestasi rata-rata 350 ekor. Jika
terdapat dalam tinja, jumlah zat besi yang hilang perseribu telur
4. Konsep Remaja
35
yang cukup mencolok terjadi ketika anak perempuan dan laki-laki
memasuki usia antara 9-15 tahun. Pada saat itu mereka tidak hanya
tumbuh menjadi lebih lebih tinggi dan lebih besar, tetapi juga terjadi
bereproduksi. Masa inilah yang disebut dengan masa pubertas atau masa
remaja.
berasal dari bahasa Inggris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas
merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan berada dalam
adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
telah mencpai usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai
anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu
usia 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
Menurut WHO, disebut remaja apabila telah mencapai usia 10-18 tahun.
36
Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan
tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan
bertindak terlepas dari orangtua mereka. Masa remaja atau masa puber,
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik
tahun pada laki-laki 10-15 tahun pada perempuan. Anak perempuan lebih
cepat dewasa dibandingkan anak laki-laki. Pada masa pubertas mulai ada
Djaeni, 2005).
Anemia
37
Sarapan pagi dapat memenuhi kebutuhan zat besi, kalori, vitamin,
hemoglobin dibutuhkan vitamin B12, asam folat dan zat besi. Struktur
melekatnya zat besi, sedangkan globin tersusun dari protein yang terdiri
dari dua pasang rantai amino yang disebut alfa da non alfa. Karena sintesis
dan protein, kedua nutrisi ini salah satunya bisa didapat dari pola makan
darah merah atau rendahnya kadar hemoglobin dalam sel darah merah.
daya tahan tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi
38
memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik
(Khomsan, 2010).
B. Kerangka Konsep
Kebiasaan 1.Terbiasa :
Pola makan skor > 9 (>50%)
makan pagi 2.Tidak terbiasa :
skor < 9 (<50%)
Remaja Putri An
Pola Minum 1. Anemia (jika Hb <12 g/dl)
e 2. Tidak anemia (jika Hb ≥ 12 g/dl)
Kebiasaan minum
1. Minum air putih 1. Konsumsi teh ≤ 3 jam :
Kebiasaan
2. Minum teh Konsumsi teh
Skor = 8
3. Minum jus buah 2. Konsumsi teh > 3 jam :
4. Minum kopi Skor < 8
Keterangan :
C. Hipotesis
Setelah melalui pembuktian hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau
Ada hubungan kebiasaan makan pagi dan konsumsi teh dengan kejadian
40
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian. Pada bagian ini akan diuraikan tentang metode yang digunakan dalam
prosedur pengambilan dan pengumpulan data, cara analisis data, masalah etika,
A. Desain Penelitian
41
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik Observasional, yaitu
2010).
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel bebas dan variabel
(Nursalam,2009).
B. Kerangka Kerja
Populasi
Seluruh siswi kelas XI SMA Pawyatan Daha Kota Kediri
sebanyak 47 siswi (bulan, tahun)
Purposive sampling
Sampel
Sebagian siswi kelas XI SMA Pawyatan Daha Kota Kediri
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak …. Responden
Pengumpulan Data
Analisa data
menggunakan uji statistik Chi-Square
Hasil
Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Kebiasaan Makan Pagi Dan
Konsumsi Teh Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di
SMA Pawyatan Daha Kota Kediri.
1. Populasi
2008). Dalam penelitian ini adalah Seluruh siswi kelas XI SMA Pawyatan
2. Sampel
kita ukur dan yang nantinya kita pakai untuk menduga karakteristik dari
siswi kelas XI SMA Pawyatan Daha Kota Kediri yang memenuhi kriteria
inklusi.
43
Ada dua kreteia sampel yaitu inklusi dan kreteria eksklusi.
yang bias. Kreteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eksklusi :
2. Siswa laki-laki
3. Sampling
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
44
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
Kejadian anemia.
E. Definisi Operasional
45
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Bebas : Kebiasaan mengkonsumsi Teh Kebiasaan Kuesioner Ordinal Iya = (Apabila minum teh setelah sarapan atau
Konsumsi Teh setelah sarapan Pagi setelah 3 jam Konsumsi Teh sebelum 3 jam)
sarapan pagi Tidak = (Apabila tidak minum teh setelah sarapan
(Sukidjo,2018) pagi atau lebih dari 3 jam)
Pengkatagorian :
2 = konsumsi teh setelah sarapan > 3 jam
1 = konsumsi teh ≤ 3 jam setelah saranan
Terikat : suatu keadaan dimana kadar Pemeriksaan HB Observasi Nominal 1 = Tidak Anemia
Kejadian Anemia hemoglobin ( Hb) dalam darah dari (Apabila jika Hb lebih dari 11 g/dl)
11 gr/dl yang diukur dengan 0 = Anemia
menggunakan metode HB Sahli (Apabila jika Hb kurang atau sama dengan 11
(Depkes,2016) g/dl)
(Peters dkk, 2008)
1
F. Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
data yang digunakan adalah jenis data primer. Jenis data primer diperoleh dari
1. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMA Pawyatan Daha Kota Kediri.
berikut :
a. Editing
b. Coding
77
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden dan
Variabel Anemia
2. Anemia (1)
c. Scoring
Dimana setiap item memiliki skor yang berbeda-beda. Setelah skor tiap
konsumsi teh nilai tertinggi 2 dan terendah 1. Dari skor yang didapatkan
Sp
N= =X 100%
Sm
78
Keterangan :
Sm = skor maksimal.
d. Tabulating
80-100 : Hampis
78 80 : setengah responden.
…..
H. Analisis Data
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu variabel
dengan derajat kemaknaan ditentukan α = 0,05 artinya jika hasil uji statistik
I. Etika penelitian
1. Informed Consent
79
Lembar persetujuan ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan yang akan dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika calon
lembar tersebut. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti
2. Anomnity
3. Confidentiality
kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
80
DAFTAR PUSTAKA
Dian Rakyat.
Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.
Baliwati, Y.F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Dep Kes RI, 2006. Pedoman penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri,
WUS danCatin
81
Izah, SN. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia Defisiensi
Besi Anak Sekolah Kelas V Dan Vi Di MI Negeri 02 Cempaka Putih,
Ciputat Timur, Tangerang Selatan [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah; 2011.
Khomsan, A dan Anwar, F. 2009. Makan Tepat Badan Sehat. Hikmah. Jakarta
Mary E. Beck. 2005. Ilmu Gizi dan Diet Hubungan dengan penyakit-penyakit
untukPerawat dan Dokter.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
Sunita Almatsier. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Weekes, I. 2008. Sehat dan Bugar untuk Remaja : dari Diet hingga Bahaya
Narkoba. Penerbit Nuansa, Bandung.
82
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Kepada Yth :
..........................................
Di tempat
83
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Peneliti Responden
84
Lampiran 2
85
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
Kebiasaan Makan Pagi Dan Konsumsi Teh Dengan Kejadian Anemia
Pada Remaja Putri di SMA Pawyatan Daha Kota Kediri.
Petunjuk pengisian :
1. Isilah data sesuai dengan realita/kenyataan pada responden
2. Isilah pertanyaan dengan tanda (x) untuk jawaban yang anda anggap
benar.
3. Bila pada pengisian kuesioner kurang jelas, anda dapat bertanya pada
peneliti.
A. DATA UMUM
1. Nomor Responden : .................................................(Diisi peneliti)
2. Umur : .................tahun
3. Riwayat penyakit :.................................................
B. VARIABEL INDEPENDEN
Kuesioner Makan Pagi
No Pertanyaan Selalu Sering Tidak
Pernah
86
4 Jenis sarapan yang saya
konsumsi selalu berganti tiap
hari
C. VARIABEL DEPENDEN
Hasil Pemeriksaan Kadar HB ........................................................... g/dl
( Diisi Peneliti)
Keterangan hasil HB :
a. 12 g/dl - 14 g/dl (normal)
b. 11 g/dl - 11,9 g/dl (ringan)
c. 8 g/dl - 10 g/dl (sedang)
87
Lembar Observasi Pemeriksaan HB
Normal Ringan Sedang
Kadar
No (12 g/dl – 14 (11g/dl - 11,9 (8 g/dl - 10 Ket
HB
g/dl) g/dl) g/dl)
1 11
10
11
12
13
14
15
88
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Lampiran 4
SUMMARY EXECUTIVE
89
Kontribusi Kelilmuan : Pentingnya Makan Pagi khususnya untuk
Remaja Putri untuk mencegah Anemia dan
sebaiknya tidak bersamaan dengan
mengkonsumsi The karena dapat menghambat
penyerapan Zat Besi
Hambatan Penelitian :
Kelemahan Penelitian :
Jurnal Tujuan Publikasi :
Lampiran 5
IDENTITAS PENELITI
1 Nama :
2 NIM :
3 Tanggal Lahir :
4 No HP :
5 Alamat Email :
6 Status Perkawinan :
7 Alamat Rumah :
90
8 Alamat Instansi/Pekerjaan :
9 Riwayat Pendidikan : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. D3
5. D4
10 Riwayat Pekerjaan : 1. Tahun …..
2. Tahun …..
11 Riwayat Organisasi : 1. IBI
2. ….
12 Pelatihan Yang Pernah di : 1. CTU
Ikuti 2. APN
13 MOTTO ;
Lampiran 6
LEMBAR KONSULTASI
91
Daha Kota Kediri
Pembimbing : Erma Retnaningtyas, SST.,Bd,.SKM.,M.Kes
Lampiran 7
SURAT PERMOHONAN IJIN
92
93
Lampiran 8
SURAT BALASAN
94