Anda di halaman 1dari 109

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI


DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONODADI
KABUPATEN BLITAR

Oleh:
DIMAS YANUAR PERMADI, A.Md.Kep
NIM. 1911A0039

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FAKAR
INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK)
STRADA INDONESIA
KEDIRI
2022
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONODADI
KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah atu syarat mencapai gelar S1 Keperawatan


Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Oleh:

DIMAS YANUAR PERMADI, A.Md.Kep


NIM. 1911A0039

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FAKAR
INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK)
STRADA INDONESIA
KEDIRI
2022

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa usulan penelitian ini adalah hasil karya sendiri dan belum

pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai

jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.

Kediri, Agustus 2022


Yang menyatakan,

Dimas Yanuar Permadi, A.Md.Kep


NIM. 1911A0039

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR


TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS WONODADI KABUPATEN BLITAR

Diajukan Oleh:

Dimas Yanuar Permadi, A.Md.Kep


NIM. 1911A0039

TELAH DISETUJUI UNTUK DILAKUKAN UJIAN

Pada tanggal, September 2022


Pembimbing

Nur Yeny Hadajaturrokhmah, S.Kep, Ns., M.Kes


NIK. 13.07.09.079

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu S1 Keperawatan
STRADA Indonesia

Nur Yeny Hidajaturrokhmah, S.Kep.Ns., M.Kes


NIK. 13.07.09.079

iv
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR


TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS WONODADI KABUPATEN BLITAR

Oleh

Dimas Yanuar Permadi, A.Md.Kep


NIM. 1911A0039

Skripsi ini telah diuji dan dinilai


oleh Panitia Penguji
Pada Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan
Pada hari Rabu tanggal September 2022

DOSEN PENGUJI

Penguji 1 : Rahmania Ambarika, S.Kep.Ns.,M.Kep ...................................

Penguji 2 : Reni Nur Hidayah,S.Kep.Ns.,M.Kep ...................................

Penguji 3 : Nur Yeny Hidajaturrokhmah, S.Kep.Ns., M.Kes ...................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu S1 Keperawatan
STRADA Indonesia

Nur Yeny Hidajaturrokhmah, S.Kep.Ns., M.Kes


NIK. 13.07.09.079
KATA PENGANTAR

v
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan

Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar” dapat

terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan pada Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas

Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Kediri.

Bersama ini perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Sandu Siyoto, S. Sos., SKM., M.Kes., selaku IIK Strada Kediri yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keperawatan serta memberikan

bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini terselesaikan.

2. Dekan Fakultas Keperawatan IIK Strada Kediri yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di

Program Studi Sarjana Keperawatan.

3. Nur Yeny Hidajaturrokhmah, S.Kep.Ns., M.Kes., selaku Ketua Program

Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan IIK Strada Kediri yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keperawatan sekaligus selaku

Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan kelembutan

membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepala Puskesmas Wonodadi Blitar yang telah memberikan izin penelitian

guna penyelesaian skripsi ini.

5. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan material maupun

spiritual sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

vi
6. Serta semua pihak yang telah bersedia membantu menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan

pengetahuan bagi pembaca.

Kediri, Agustus 2022

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pernyataan......................................................................................... ii
Halaman Persetujuan........................................................................................ iii
Halaman Pengesahan........................................................................................ iv
Kata Pengantar.................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... vi
Daftar Bagan..................................................................................................... viii
Daftar Tabel...................................................................................................... x
Daftar Lampiran ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latara Belakang ........................................................................ 1
B. Batasan Masalah........................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian....................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori............................................................................... 7
1. Konsep Pengetahuan............................................................ 7
2. Konsep Imunisasi Dasar....................................................... 13
3. Konsep Kelengkapan Imunisasi........................................... 33
4. Konsep Ibu........................................................................... 42
B. Kerangka Konsep....................................................................... 44
C. Hipotesis..................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian........................................................................ 46
B. Kerangka Kerja ......................................................................... 47
C. Bahan dan Subyek Penelitian..................................................... 48
D. Variabel Penelitian..................................................................... 50
E. Definisi Operasional.................................................................. 50
F. Waktu Penelitian........................................................................ 52
G. Pengumpulan dan Pengolahan Data........................................... 52
H. Analisa Data............................................................................... 54
I. Etika Penelitian ......................................................................... 56

Daftar Pustaka............................................................................................ 57
LAMPIRAN.............................................................................................. 59

viii
DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman
3.1 Definisi Operasional........................................................................... 51

ix
DAFTAR BAGAN

No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka konsep Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar............................................. 44
3.1 Kerangka Kerja Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar............................................. 47

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Permohonan Menjadi Responden


2. Persetujuan Menjadi Responden
3. Kuesioner Penelitian

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa perlu adanya penerus bangsa yang sehat, yang

perlu di pupuk dari usia bayi, anak-anak dan remaja yang menjadi salah satu

upaya untuk menyelamatkan anak bangsa salah satunya dengan imunisasi.

Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi

adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit,

sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit

(Ranuh, 2011).

Menurut Kemenkes (2016) Imunisasi adalah suatu upaya untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

penyakit, sehingga bila suatu saat penyakit itu menyerang tidak akan sakit atau

hanya mengalami sakit ringan. Sedangkan menurut Depkes (2013) Imunisasi

merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi yang diberikan tidak hanya kepada sejak

bayi hingga remaja tetapi juga pada dewasa.

Cakupan imunisasi di Indonesia dalam lima tahun terakhir tidak

mengalami perkembangan yang signifikan. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018

Kementrian Kesehatan RI menunjukkan cakupan status imunisasi dasar

lengkap (IDL) pada anak (usia 0-12 bulan) menurun dari 59,2% menjadi

57,9%, dan anak yang di imunisasi tapi tidak lengkap meningkat dari 32,1%

menjadi 32,9% pada periode yang sama. Angka imunisasi dasar lengkap anak

1
2

di pedesaan lebih rendah (53,8%) dibandingkan anak-anak di perkotaan

(61,5%). Dua kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan untuk masa depan

kesehatan anak-anak. Untuk status kelengkapan imunisasi pada anak di

provinsi Banten pada tahun 2013 sebanyak 45,8%. Sedangkan presentase data

imunisasi di Kota Tangerang di dapatkan hasil cakupan 88,3% (Kemenkes,

2016).

Imunisasi sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan penyakit. Hal ini

sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 42

tahun 2013. Peraturan tersebut menyatakan tentang penyelenggaraan

imunisasi bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan

mempertahankan status kesehatan seluruh rakyat diperlukan tindakan

imunisasi sebagai tindakan preventif. Imunisasi merupakan salah satu

tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain yang terbukti

sangat cost effective.

Menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun 2009 tentang Kesehatan,

Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mecegah terjadinya penyakit

menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan

sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai

Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka

kematian pada anak (Kemenkes, 2017).

Menurut WHO (World Health Organization), program imunisasi di

Indonesia memiliki tujuan untuk menurunkan angka kejadian penyakit dan

angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batu rejan
3

(pertusis), cacar (measles), polio, dan tuberculosis. Imunisasi BCG (Bacille

CalmetteGuerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang berat

seperti TBC pada selaput otak. TBC milier (pada seluruh lapang paru) atau

TBC tulang. Pemberian diberikan satu kali, rentang waktu dari 0 bulan- 2

bulan. Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak >

1 tahun. Vaksinasi BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan

atas pada insersio M. deltoideus sesuai anjuran WHO, tidak di tempat lain

(bokong atau paha).

Sementara itu imunisasi hepatitis B diberikan untuk melindungi bayi dari

penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi virus berpotensi fatal yang dapat

menyebabkan sirosis atau kanker hati. Pemberian diberikan tiga kali, saat usia

baru lahir, 1 bulan, dan 6 bulan. Jumlah dosis vaksin yang diberikan, interval

di antara dosis, genetika, prematuritas, dan kondisi medis yang mendasari

memengaruhi imunogenisitas. Setelah dosis ketiga vaksin hepatitis B, lebih

dari 95% anak serokonversi. Titer membaik dengan interval lebih panjang di

antara dosis kedua dan ketiga sehingga rangkaian vaksin tidak perlu diulang

tanpa memandang keterlambatan dosis. Imunisasi hepatitis B yang ke-1

diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir, memngingat

paling tidak 3,9 % ibu hamil mengidap hepatitis B aktif dengan resiko

penularan kepada bayinya sebesar 45%.

Vaksin Pentabio (DTP-Hb-Hib) adalah vaksin yang berfungsi untuk

mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis, Hepatitis B dan radang selaput

otak (meninginits) pada anak dibawah usia 5 tahun (balita). Sasaran imunisasi
4

DTP-Hb-Hib merupakan imunisasi rutin yang diberikan kepada sasaran usia

0-11 bulan. Dosis pemberian imunisasi DTP-Hb-Hib adalah 0,5 ml dengan

cara penyuntikan secara intramuskular pada paha anterolateral pada bayi dan

di lengan kanan atas pada balita saat imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan

DTP-Hb-Hib dan campak diberikan kepada anak balita. Pemberian imunisasi

DTP-HbHib merupakan pengganti imunisasi DTPHIB diberikan pada bayi

sebanyak 3 dosis jadwalnya juga sama.

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada

anak (Hidayat dalam Latumahina 2016). Efek samping dari vaksinasi ini

sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala pusing, diare ringan, dan nyeri

otot. Vaksin polio pemberian diberikan empat kali, saat usia 0,2,4,6 bulan.

Untuk imunisasi dasar (polio- 2,3,4) diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan,

interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu. Diulang sekali,

antara usia 1,5-2 tahun. Imunisasi MR (Measles, Rubella) merupakan

imunisasi merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan kekebalan

terhadap penyakit campak (measles) dan campak jerman (rubella). Dalam

imunisasi MR (Measles, Rubella), antigen yang di pakai adalah virus campak

strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strai RA 27/3, dan virus

gondong.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh


5

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat dalam

membentuk tindakan seseorang. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh

Azwar (2009) bahwa Sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai

kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan obyek. Dimana sikap dibentuk

karena adanya kognitif. Sehingga dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

sikap seseorang terbentuk karena adanya pengetahuan sedangkan pengetahuan

akan membentuk sikap. Hal ini sesuai dengan konsep “K-A-P” (Knowledge-

attitud-practice). Perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap (attitud)

sedangkan sikap yang terbentuk dipengaruhi oleh pengetahuan (Knowledge).

Survei awal yang dilakukan di Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

terhadap 10 ibu dengan cara wawancara diketahui bahwa sebagian besar ibu

(60%) memiliki pengetahuan cukup tentang imunisasi dasar dan hanya

sebagian kecil ibu (40%) yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi

dasara. Pengetahuan ibu tersebut akan menjadi dasar untuk bersikap positif

dan berperilaku positif pula dalam melakukan imunisasi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar.

B. Batasan Masalah

Agar lebih mudah dalam pemahaman serta mengingat keterbatasan

peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:


6

1. Variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dan

kelengkapan imunisasi dasar

2. Respoden adalah ibu dengan balita > 9 bulan – 12 bulan

3. Penelitian dilaksankan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten

Blitar.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hubungan

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi

dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan

ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di

Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

b. Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

c. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi

dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar


7

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan informasi yang bermanfaat bagi puskesmas akan

pentingnya pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar agar ibu dapat

mengikut sertakan bayinya melengkapi imunisasi dasar.

2. Bagi ibu balita

Dapat memberikan informasi kepada ibu mengenai jenis dan manfaat

imunisasi dasar pada bayinya.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.

Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Wawan dan Dewi, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Wawan dan Dewi

(2010) pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebalumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang

spesifikdan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

8
9

telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip-prinsip dan sebagainya.

4) Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk mnyatakan materi atau suatu objek dalam

suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Sinthesis))

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi

yang ada dan mengevaluasinya.

6) Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu meteri atau objek. penilaian tersebut berdasarkan


10

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.

c. Proses Perilaku “TAHU”

1) Kesadaran (Awarennes)

Kesadaran merupakan tahap di mana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu tentang stimulus (objek).

2) Merasa tertarik (Interest)

Individu mulai menaruh perhatan dan tertarik pada stimulus.

3) Menimbang-nimbang (Evaluation)

Individu akan memperhatikan baik buruknya tindakan

terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap

responden sudah lebih baik lagi.

4) Trial

Individu mulai mencoba perilaku yang baru.

5) Adoption

Pengapdosian perilaku yang melalui proses di atas dan didasai

pengetahuan, kesadaran yang positif maka perilaku tersebut akan

bersifat langgeng begitu pula jika perilaku tersebut tidak di dasari

oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat

sementara atau tidak berlangsung lama (Wawan dan Dewi, 2010).

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010) cara memperolah penetahuan

yaitu:
11

1) Cara Kuno

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan

sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi :

a) Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah

ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dala

memecahkan masalah apabila kemungkinan itu tidak berhasil

maka dicoba.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pangetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-pimpinan

masyarakat yang menerima mempunyai yang dikemukakan

oleh orang yang punya otoritas.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu.

d) Melalui jalan pikiran

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembari

pengalaman yang pernah diperoleh.


12

2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer

dengan metodelogi penelitian, yang pada akhirnya lahir suatu cara

untuk melaksanakan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan

penelitian ilmiah.

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut A. Wawan dan Dewi. M (2010) yang mempengaruhi

pengetahuan, yaitu :

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Pekarjaan adalah sesuatu usaha yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan pribadi dan keluarga. Pekarjaan

bukan sumber kesenangan, tetapi cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan (Nursalam,

2010).

c) Umur

Menutut Nursalam, 2010 umur individu yang berhitung mulai

saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut


13

Huclok, 2010 semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

seseorang tau kemompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya ada yang dapat mempengaruhi dari sikap

dalam menerima informasi.

f. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Skala pengetahuan menggunakan skala gutmann. Skala Guttman ialah

skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas dan

konsisten. Misalnya yakin-tidak yakin; ya-tidak; benar-salah.

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan

skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : 76%-100%

2) Cukup : 56%-75%

3) Kurang: < 56% (Arikunto, 2013)


14

2. Konsep Imunisasi Dasar

a. Pengertian

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan

anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi

membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Aziz,

2008).

Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil

menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka

kematian) penyakit infeksi pada bayi dan anak (Hidayat, 2005).

Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak

dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat

anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan

vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat

anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin,

BCG, DPT, campak dan melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN

Ranuh, 2008).

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja

memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga

terhindar dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada

pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting

dalam pemeliharaan kesehatan anak (Supartini, 2004, hlm.173).

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan

imunisasi adalah suatu prosedur rutin untuk menjaga kesehatan anak

dengan memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-


15

penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal

kehidupan seorang anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh

agar tubuh bayi membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit

tertentu.

b. Tujuan

1) Tujuan Umum

Menurut Kepmenkes (2005) yang dikutip Atikah (2010),

menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi akibat

PD3I. Penyakit yang dimaksud anatara lain Difteri, Tetanus,

Pertusis, Campak, Polio dan TBC.

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada

sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan

penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola.

Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis

penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti

penyakit difteria (Matondang, C.S, & Siregar, S.P, 2008, hlm.10).

Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu

pada seeorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada

sekelompok masyarakat atau populasi atau bahkan menghilngkan

penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola.

Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit

yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya

penyakit difteria.
16

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan

dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus,

batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan tuberculosis.

(Notoatmodjo, 2007, hlm.46).

2) Tujuan Khusus

a) Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu

cakupan imunisasi lengkap minumal 80% secara merata di

100% desa kelurahan pada tahun 2010

b) Polio liar di Indonesia yang dibuktikan tidak ditemukannya

virus polio liar pada tahun 2008

c) Tercapainya Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) artinya

menurunkan kasus tetanus neonatorum sampai tingkat 1 per

1000 kelahiran hidup dalam tsatu tahun pada tahun 2008

d) Tercapainya Reduksi Campak (RECAM) artinya angka

kesakitan campak pada tahun 2010.

c. Manfaat

Menurut Atikah (2010) :

1) Bagi Anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan

kemungkinan cacat atau kematian.


17

2) Bagi Keluarga

Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak

sakit. Mendorong pembentukkan keluarga apabila orang tua yakin

bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

3) Bagi Negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat

dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

d. Jenis Kekebalan

1) Kekebalan Aktif

Adalah pemberian kuman atau racun yang sudah dilemahkan atau

dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi

antibodi sendiri (Hanum, 2010). Contohnya adalah imunisasi polio

dan campak.

Imunisasi aktif biasanya dapat bertahan untuk beberapa tahun dan

sering sampai seumur hidup.

Kekebalan aktif dibagi dua yaitu :

a) Kekebalan aktif alami ( naturally acquired immunity), dimana

tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah sembuh dari

suatu penyakit. Misalnya anak yang telah menderita campak

setelah sembuh tidak akan terserang lagi karena tubuhnya telah

membuat zat penolak terhadap penyakit tersebut.

b) Kekebalan aktif buatan (artificially induced active immunity)

yaitu kekebalan yang diperoleh setelah orang mendapatkan


18

vaksinasi (Hanum, 2010). Misalnya anak diberi vaksin BCG,

DPT, Campak dan lainnya.

2) Kekebalan Pasif

Adalah suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara

pemberian zat imunoglobin, yaitu zat yang dihasilkan melalui

suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia

(kekebalan yang di dapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau

binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba

yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Atikah, 2010).

Imunisasi pasif dibagi menjadi dua :

a) Kekebalan pasif alami atau kekebalan pasif bawaan yaitu

kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.

Kekebalan ini tidak berlangsung lama (± hanya sekitar 5 bulan

setelah bayi lahir).

b) Kekebalan pasif buatan yaitu kekebalan yang diperolah setelah

mendapat suntikan zat penolak misalnya pemberian suntikan

ATS.

e. Syarat Pemberian Imunisasi

Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus

dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan

pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari

bakteri ke dalam tubuh dan kemudian menimbulkan antibodi (Hanum,

2010)
19

Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu

misalnya anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh

misalkan gizi buruk atau penyakit HIV/AIDS.

f. Macam-macam Imunisasi Dasar Wajib

Ada 5 jenis imunisasi dasar menurut Hasuki Irfan (2007) dikutip

Atikah (2010), yang diwajibkan oleh pemerintah. Imunisasi dasar atau

PPI (Program Pengembangan Imunisasi) antara lain :

1) Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin)

a) Tujuan

Imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif

terhadap penyakit tuberculosis (TBC) pada anak (Atikah,

2010).

b) Kriteria Penyakit

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh

myobacterium tuberculosis. Penyebarannya melalui pernafasan

lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit ini adalah lemah

badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat

pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus

menerus, nyeri pada dada dan mungkin batuk darah. Gejala

lain tergantung organ yang diserang. Tuberculosis dapat

menyebabkan kelemahan dan kematian. Seseorang yang

terinfeksi myobacterium tuberculosis tidak selalu menjadi sakit

tubercolusis aktif. Beberapa minggu (2-12 minggu) setelah

terinfeksi terjadi respon imunitas selular yang dapat

ditunjukkan dengan uji tuberkulin (Ranuh, 2008).


20

c) Vaksin

Vaksin TBC mengandung kuman bacillus calmette guerin

yang dibuat dari bibit penyakit atau virus hidup yang sudah

dilemahkan.

d) Waktu pemberian

BCG diberikan pada umur < 3 bulan.

e) Cara Dan Dosis Pemberian

Pemberian imunisasi ini dilakukan secara Intra Cutan(IC) di

lengan kanan atau paha kanan atas dengan dosi 0,1 ml untuk

anak diatas 1 tahun, pada bayi baru lahir 0,05 ml.

f) Kontraindikasi

(1) Reaksi uji tuberkulin > 5mm

(2) Menderita infeksi HIV

(3) Menderita gizi buruk

(4) Menderita demam tinggi

(5) Menderita infeksi kulit yang luas

(6) Pernah sakit tubercolusis

(7) Leukimia

g) Efek Samping

(1) Reaksi local

1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat

penyuntikkan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang

teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi

pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan

menbentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh


21

secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan

meningkatkan jaringan parut.

(2) Reaksi regional

Pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher tanpa

disertai nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang

dalam waktu 3-6 bulan.

h) Komplikasi yang mungkin timbul adalah:

Pembentukkan abses (penimbunan nanah) di tempat

penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini

akan menghilang secara spontan untuk mempercepat

penyembuahan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan

aspirasi (pengisapan abses dengan jarum) dan bukan disayat.

2) Imunisasi Hepatitis B

a) Tujuan

Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk mendapatkan kekebalan

aktif terhadap penyakit Hepatitis B (Atikah, 2010).

b) Kriteria penyakit

Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

Hepatitis B yang merusak hati. Penyebaran penyakit ini

terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi

selam proses persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi

pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang

ada adalah merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain

seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat,


22

warna kuning bisa terkihat pada mata ataupun kulit. Penyakit

ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan Cirrosis hepatic

yakni kanker hati dan menimbulkan kematian.

c) Vaksin

Vaksin ini terbuat dari bagian virus Hepatitis B yang

dinamakan HbsAg, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi

tidak menimbulkan penyakit.

d) Waktu Pemberian

Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin (dalam waktu

12 jam) setelah bayi lahir. Khusus bagi bayi yang lahir dari

seorang ibu pengidap virus hepatitis B, harus dilakukan

imunisasi pasif memakai imunoglobulin khusus antu hepatitis

B dalam waktu 24 jam kelahiran. Imunisasi dasar diberikan

sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan

Hb 1 dengan Hb 2, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan

Hb 2 dengan Hb 3.

e) Cara dan Dosis Pemberian

Hepatitis B disuntikkan secara Intra Muscular (IM) di daerah

paha luar dengan dosis 0,5 ml.

f) Kontraindikasi

Imunisasi ini tidak dapat diberikan kepada anak yang

menderita penyakit berat. Dapat diberikan kepada ibu hamil

dengan aman dan tidak akan membahayakan janin. Bahkan

akan memberikan perlindungan kepada janin selama dalam


23

kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan

setelah lahir.

g) Efek Samping

Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada

tempat penyuntikkan dan sistematis (demam ringan, lesu,

perasaan tidak enak pada saluran pernafasan). Reaksi ini akan

hilang dalam waktu 2 hari.

3) Imunisasi DPT

a) Tujuan

Imunisasi DPT bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif

dalam waktu yang bersamaan terhadap serangan penyakit

difteri, pertusis, tetanus (Atikah, 2010).

b) Kriteria Penyakit

(1) Difteri

Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium diptheriae. Penyebarannya adalah

melalui kontak fisik dan pernapasan. Gejala awal penyakit

ini adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan, dan

demam ringan. Dalam dua sampai tiga hari timbul selaput

putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri

dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan

pernapasan yang berakibat kematian.


24

(2) Pertusis

Adalah penyakit pada saluran pernafasan yang dapat

disebabkan oleh bakteri Bordettela pertusis.

Penyebarannya melalui tetesan kecil yang keluar dari batuk

dan bersin. Gejalanya adalah pilek, mata merah, bersin,

demam dan batuk ringan yang lama kelamaan

batukmenjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil

yang cepat dan keras. Komplikasi pertusis adalah

Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.

(3) Tetanus

Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani

yang menghasilkan neurotoksin. Penyebarannya melalui

kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala

awal penyakit ini adalah kaku otot pada rahang, disetai

kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut,

berkeringat dan demam. Gejala berikutnya adalah kejang

yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasi tetanus

adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia dan infeksi

yang dapat menimbulkan kematian.

c) Vaksin

Vaksin ini mengandung kuman difteri dan tetanus yang

dilemahkan serta kuman Bordetella pertusi yang dimatikan.


25

d) Waktu Pemberian

Imunisasi DPT diberikan 3 kali usia kurang dari 7 bulan, DPT

1 diberikan pada usia 2 bulan, DPT 2 diberikan pada usia 3

bulan, DPT 3 diberikan pada usia 4 bulan selang waktu tidak

kurang dari 4 minggu. Ulangan booster diberikan 1 tahun

setelah DPT 3.

e) Cara dan Dosis Pemberian

Cara pemberian imunisasi ini DPT adalah melalui injeksi IM.

Suntikan diberikan di paha tengah luar atau subcutan dalam

dengan dosis 0,5 cc.

f) Kontraindikasi

Imunisasi ini tidak boleh diberikan pada anak riwayat kejang

komplek. Juga tidak boleh diberikan pada anak dengan batuk

rejan dalam tahap awal pada penyakit gangguan kekebalan.

g) Efek Samping

(1) Demam ringan

(2) Timbul bercak merah atau pembengkakkan

(3) Rasa nyeri di tempat penyuntikan selama 1-2 hari.

4) Imunisasi Polio

a) Tujuan

Imunisasi polio bertujuan untuk mencegah penyakit

poliomyelitis (Atikah, 2010).


26

b) Kriteria penyakit

Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan

oleh satu dari tiga virus yang berhubungan yaitu virus polio 1,

2, 3. Secara klinis penyakit polio adalah dibawah umur 15

tahun yang menderita lumpuh layu akut. Penyebarannya

melalui kotoran manusia yang terkontaminasi. Kelumpuhan

dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan

terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa tejadi jika

otot-otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.

c) Vaksin

Vaksin polio ada dua jenis yaitu :

(1) Inactivated polio vaccine (IPV= vaksin salk) mengandung

virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui

suntikan.

(2) Oral polio vaccine (OPV= vaksin sabin) mengandung

vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam

bentuk pil atau cairan.

d) Waktu pemberian

Imunisasi Polio dasar diberiakan 4 kali dengan interval tidak

kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1

tahun setelah imunisasi polio 4.


27

e) Cara dan Dosis pemberian

Di Indonesia umumnya diberikan vaksin sabin. Vaksin ini

diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung ke dalam mulut

anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.

f) Kontraindikasi

Pemberian vaksin imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada

orang yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang

berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang

sedang sakit. Namun, jika ada keraguan misalnya sedang

menderita diare maka dosis ulangan dapat diberikan setelah

sembuh.

g) Efek Samping

Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping

berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang

tejadi.

5) Imunisasi Campak

a) Tujuan

Imunisasi campak bertujuan untuk memberikan kekebalan

aktif terhadap penyakit campak (Atikah, 2010).

b) Kriteria penyakit

Adalah penyakit yang disebakan oleh virus measles.

Penyebarannya melalui droplet bersin dan batuk dari penderita.

Gejala awal penyakit ini adalah demam, bercak kemerahan,

batuk, pilek dan mata merah. Selanjutnya timbul ruam pada


28

muka dan leher kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta

kaki. Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada

telinga dan infeksi saluran nafas (pneumonia).

c) Vaksin

Vaksin dari virus hidup (CAM 70-chick chorioallantonik

membrane) yang dilemahkan ditambah kanamisin sulfat dan

eritromisin berbentuk kering.

d) Waktu pemberian

Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan oleh karena

masih ada antibodi yang diperoleh dari ibu. Jika ada wabah,

imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan

kemudian.

e) Cara dan Dosis pemberian

Cara pemberian imunisasi campak adalah melalui injeksi di

lengan kiri atas secara subcutan (SC) dengan dosis 0,5 ml.

Sebelum disuntikkan, vaksin campak terlebih dahulu

dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia berisi 5 ml

pelarut aquades.

f) Kontraindikasi

Pemberian imunisasi campak tidak boleh diberikan pada orang

yang mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga

menderita gangguan respon imun karena leukimia dan

limfoma.
29

g) Efek samping

(1) Demam ringan

(2) Diare

(3) Ruam atau kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-

12 hari setelah vaksinasi.

g. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

1) Difteri

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium Diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui

kontak fisik dan pernafasan. Daya tular penyakit ini tinggi. Gejala

awal penyakit adalah: gelisah, aktifitas menurun, radang

tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3

hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan

tonsil. Komplikasi difteri berupa gangguan pernafasan yang

berakibat kematian (Depkes, 2009).

Penyakit ini pertama kali diperkenalkan oleh Hyppocrates

pada abad ke-5 SM dan epidemi pertama dikenal pada abad ke-6

oleh Aetius. Seorang anak dapat terinfeksi difteria pada

nasofaringnya dan kuman tersebut kemudian akan memproduksi

toksin yang menghambat sintesis protein seluler dan menyebabkan

destruksi jaringan setempat dan terjadilah suatu selaput/membran

yang dapat menyumbat jalan nafas. Toksin yang terbentuk pada

membran tersebut kemudian diabsorbsi ke dalam aliran darah dan

dibawa ke seluruh tubuh. Penyebaran toksin ini berakibat


30

komplikasi berupa miokarditis dan neuritis, serta trombositopenia

dan proteinuria (Tumbelaka, A.R & Hadinegoro, S.R, 2008).

2) Pertusis

Pertusis disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah

penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh Bordetella

Pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui percikan ludah yang

keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata

merah, bersin, demam, dan batuk ringan yang lama-kelamaan

batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang

cepat dan keras. Komplikasi pertusis adalah Pneumania

Bacterialis yang dapat menyebabkan kematian (Depkes, 2009).

Sebelum ditemukan vaksinnya, pertusis merupakan penyakit

tersering yang menyerang anak dan merupakan penyebab

kematian (diperkirakan sekitar 300.000 kematian terjadi setiap

tahun). Pertusis merupakan penyakit yang bersifat toxin-mediated

toxin yang dihasilkan melekat pada bulu getar saluran nafas atas

akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan

gangguan aliran sekret saluran pernafasan, berpotensi

menyebabkan sumbatan jalan nafas dan pneumonia (Tumbelaka,

A.R & Hadinegoro, S.R, 2008).

3) Tetanus

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium

Tetani yang menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak

menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk


31

kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku otot

pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku

otot perut, berkeringat, dan demam. Pada bayi terdapat juga gejala

berhenti menetek antara 3 sampai dengan 28 hari setelah lahir.

Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi

kaku (Depkes, 2009, hlm.13). Tetanus dapat ditemukan pada anak-

anak, juga dijumpai kasus tetanus neonatal yang bersifat fatal.

Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain laringospasme,

infeksi nosokomial dan pneumonia ostostatik (Tumbelaka, A.R &

Hadinegoro, S.R, 2008).

4) Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosa disebut juga batuk darah. Penyakit ini

menyebar melalui pernafasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal

penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam, dan

keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk

terus-menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah. Gejala lain

tergantung pada organ yang diserang. Komplikasi tuberkulosis

dapat menyebabkan kelemahan dan kematian (Depkes, 2009).

5) Campak

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

Myxovirus viridae measles. Disebarkan melalui udara (percikan

ludah) sewaktu bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal

penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek,


32

konjunctivitis (mata merah) selanjutnya timbul ruam pada muka

dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.

Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga,

dan infeksi saluran nafas (pneumonia). Prioritas utama untuk

penanggulangan penyakit campak adalah melaksanakan program

imunisasi lebih efektif (Depkes, 2009, hlm.13).

6) Poliomielitis

Poliomielitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang

disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus

polio tipe 1, 2 atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah anak di

bawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute

flaccid paralysis=AFP). Penyebaran penyakit adalah melalui

kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai

dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada

minggu pertama sakit. Komplikasi poliomielitis adalah kematian

bisa terjadi karena kelumpuhan otot-otot pernafasan terinfeksi dan

tidak segera ditangani (Depkes, 2009, hlm.13).

Kata polio (abu-abu) dan myelon (sumsum), berasal dari

bahasa Latin yang berarti medulla spinalis. Infeksi virus mencapai

puncak pada musim panas, sedangkan pada daerah tropis tidak ada

bentuk musiman penyebaran infeksi. Virus polio sangat menular,

pada kontak antarrumah tangga (yang belum diimunisasi) derajat

serokonversi lebih dari 90% (Suyitno, 2008, hlm.157).


33

7) Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit kuning yang disebabkan oleh

virus hepatitis B yang merusak hati. Penularan penyakit secara

horizontal yaitu dari darah dan produknya melalui suntikan yang

tidak aman melalui tranfusi darah dan melalui hubungan seksual.

Sedangkan penularan secara vertikal yaitu dari ibu ke bayi selama

proses persalinan. Gejalanya adalah merasa lemah, gangguan

perut, dan gejala lain seperti flu. Warna urin menjadi kuning, tinja

menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun

kulit. Komplikasi hepatitis B adalah bisa menjadi hepatitis kronis

dan menimbulkan pengerasan hati (Cirrhosis Hepatis), kanker hati

(Hepato Cellular Carsinoma), dan menimbulkan kematian

(Depkes, 2009, hlm.14). Infeksi virus hepatitis B menyebabkan

sedikitnya satu juta kematian/tahun. Saat ini terdapat 350 juta

penderita kronis dengan 4 juta kasus baru/tahun. Infeksi pada anak

umumnya asimtomatis tetapi 80-95% akan menjadi kronis dan

dalam 10-20 tahun akan menjadi sirosis dan atau karsinoma

hepatoseluler. Oleh karena itu, kebijakan utama tata laksana virus

hepatitis B adalah memotong jalur transmisi sedini mungkin.

Vaksinasi universal bayi baru lahir merupakan upaya yang paling

efektif dalam menurunkan prevalens virus hepatitis B dan

karsinoma hepatoseluler (Pujiarto, P.S & Hidayat, B, 2008,

hlm.135).
34

Tahun 1992 Hepatitis B dimasukkan kedalam program

imunisasi. Tahun 1995 imunisasi hepatitis B diberikan kepada

semua bayi di negara endemis tinggi. Tahun 1997 imunisasi

hepatitis B diberikan kepada semua bayi disemua negara diseluruh

dunia. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi 0-7 hari

karena : 3-8 % ibu hamil merupakan pengidap (carrier), 45,9 %

bayi tertular saat lahir dari ibu pengidap, penularan pada saat lahir

hampir seluruhnya berlanjut jadi hepatitis menahun. Pemberian

imunisasi HB sedini mungkin akan melindungi 75 % dari yang

tertular (Depkes, 2006, hlm.14).

3. Konsep Kelengkapan Imunisasi

a. Pengertian Kelengkapan Imunisasi

Kelengkapan adalah alat atau segala sesuatu yang sudah tersedia

dengan lengkap ( Poerwadarminta, 2007). Kelengkapan Imunisasi

adalah alat atau segala sesuatu yang tersedia dengan lengkap untuk

membuat zat anti untuk mencegah penyakit (Dino, 2004).

b. Jadwal Imunisasi

Jadwal Imunisasi Dasar Menurut Puskesmas


Umur Pemberian Jenis Vaksin Tempat

Bayi Lahir di Rumah

0 bulan Hep B. 0 Rumah

1 bulan BCG, Polio I Posyandu

2 bulan DPT/HB I, Polio II Posyandu

3 bulan DPT/HB II, Polio III Posyandu

4 bulan DPT/HB III, Polio IV Posyandu


35

9 bulan Campak Posyandu

Bayi lahir di RS/Praktek Bidan

0 bulan Hep B. 0, BCG, Polio I RS/Praktek Bidan

2 bulan DPT/HB I, Polio II RS/Praktek Bidan

3 bulan DPT/HB II, Polio III RS/Praktek Bidan

4 bulan DPT/HB III, Polio IV RS/Praktek Bidan

9 bulan Campak RS/Praktek Bidan

Sumber: Buku KIA (2010)

Imunisasi dilakukan secara lengkap bila semua imunisasi diberikan

kepada bayi, dan tidak lengkap bila salah satu imunisasi tidak

diberikan (Buku KIA, 2010).

c. Akibat Pemberian Imunisasi Yang Tidak Tepat Waktu

Pada keadaan tertentu imunisasi dapat dilaksanakan tidak sesuai

jadwal yang ditetapkan. Keadaan ini tidak merupakan hambatan untuk

melanjutkan imunisasi, akan tetapi kadar antibodi yang dihasilkan

masih di bawah kadar ambang perlindungan atau belum mencapai

kadar antibodi yang bisa memberikan perlindungan untuk kurun waktu

yang lama (Sugiarti, 2002). Ketaatan kunjungan imunisasi dinilai

dengan ketepatan jadwal imunisasi, interval kunjungan ulang minimal

4 minggu sampai 6 minggu (Orimighema, 2010).

d. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Lengkap


36

1) Dukungan keluarga

Teori lingkungan kebudayaan dimana orang belajar banyak

dari lingkungan kebudayaan sekitarnya. Pengaruh keluarga

terhadap pembentukan sikap sangat besar karena keluarga

merupakan orang yang paling dekat dengan anggota keluarga yang

lain. Jika sikap keluarga terhadap imunisasi kurang begitu respon

dan bersikap tidak menghiraukan atau bahkan pelaksanaan

kegiatan imunisasi. Maka pelaksanaan imunisasi tidak akan

dilakukan oleh ibu bayi karena tidak ada dukungan oleh keluarga

(Purwanto, 2000).

2) Tenaga kesehatan

Petugas kesehatan berupaya dan bertanggung jawab,

memberikan pelayanan kesehatan pada individu dan masyarakat

yang profesional akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat

(Suliha, 2001). Sehingga diharapkan ibu mau mengimunisasikan

bayinya dengan memberikan atau menjelaskan pentingnya

imunisasi.

3) Usia Ibu

Usia adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun

lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir. Usia

merupakan konsep yang masih abstrak bahkan cenderung

menimbulkan variasi dalam pengukurannya. Seseorang mungkin

menghitung umur dengan tepat tahun dan kelahirannya, sementara


37

yang lain menghitungnya dalam ukuran tahun saja (Zaluchu, 2008:

109).

Ibu yang berusia lebih muda dan baru memiliki anak

biasanya cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih akan

kesehatan anaknya, termasuk pemberian imunisasi (Reza, 2006).

Merujuk hal tersebut, diketahui bahwa usia yang paling aman

seorang ibu untuk melahirkan anak adalah 20 sampai 30 tahun

(Saputra, 2009). Penelitian Wardhana (2001) disebutkan bahwa ibu

yang berusia ≥ 30 tahun cenderung untuk tidak melakukan

imunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu yang berusia < 30

tahun cenderung untuk melakukan imunisasi lengkap 2,03 kali

dibandingkan dengan usia ibu ≥ 30 tahun. Namun secara statistik

hubungan antara usia ibu dan status kelengkapan imunisasi tidak

bermakna (p-value=0,16). Lienda (2009) dalam penelitiannya hasil

uji statistik p-value=0,109 bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara usia ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar.

Waldoeher (1997, dalam Reza, 2006, hlm.25) mengatakan

bahwa status imunisasi semakin baik seiring dengan peningkatan

usia ibu. Penelitian Rahma Dewi (1994) memperoleh hasil bahwa

58,3% kelengkapan status imunisasi anak terdapat pada ibu yang

berusia 20-29 tahun. Sedangkan proporsi yang hampir sama pada

usia ibu 15-19 tahun sebesar 48,4% dan usia ibu 30 tahun lebih

sebesar 48,5%. Reza (2006) ada hubungan bermakna secara

statistik yang ditunjukkan oleh nilai p-value=0,000. Ibu yang


38

berusia ≥ 30 tahun 2,78 kali lebih besar status imunisasi dasar

anaknya untuk tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang

berusia < 30 tahun.

4) Pendidikan

a) Definisi Pendidikan

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

b) Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,

tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.

Pendidikan adalah salah satu usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan

luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

menentukan pola pikir dan wawasan seseorang. Pendidikan

memiliki peranan yang penting dalam kwalitas. Lewat

pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan

(Notoadmodjo, 2003, hlm.95).


39

Wardhana (2001, dalam Lienda, 2009, hlm.25) bahwa

pendidikan tinggi berkaitan erat dengan pemberian imunisasi

pada anak. Sejalan dengan hal tersebut berdasarkan penelitian

Idwar (2001) juga disimpulkan bahwa tingkat pendidikan

seseorang ibu yang telah tinggi akan berpeluang besar untuk

mengimunisasikan anaknya. Ibu yang berpendidikan

mempunyai pengetahuan yang lebih baik tentang pencegahan

penyakit dan kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah

kesehatan yang sedikit banyak telah diajarkan disekolah. Hal

ini diperkuat kembali dengan adanya penelitian oleh Widyanti

(2008) menjelaskan bahwa ibu yang memiliki tingkat

pendidikan yang telah tinggi akan memberikan imunisasi lebih

lengkap kepada anaknya dibandingkan ibu dengan pendidikan

rendah. Lienda (2009) hasil penelitiannya mengatakan ada

hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan status

kelengkapan imunisasi dasar anak dengan p-value=0,000.

5) Pekerjaan

Pekerjaan dapat memberikan kesempatan suatu individu

untuk sering kontak dengan individu lainnya, bertukar informasi

dan berbagi pengalaman pada ibu yang bekerja akan memiliki

pergaulan yang luas dan dapat saling bertukar informasi dengan

teman sekerjanya, sehingga lebih terpapar dengan program-

program kesehatan khususnya imunisasi (Reza, 2006). Penelitian

Darnen (2002) menyebutkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai


40

peluang 1,1 kali untuk mengimunisasikan anaknya dengan lengkap

dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Rahma Dewi (1994)

menjelaskan bahwa proporsi ibu yang bekerja terhadap anak

dengan imunisasi lengkap lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak

bekerja.

Reza (2006) hasil penelitiannya tidak ada hubungan

bermakna antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dasar

dengan nilai p-value=0,902 begitu juga Lienda (2009) hasil

penelitiannya 1,25 kali ibu yang bekerja anaknya diimunisasi

lengkap dibandingan yang tidak bekerja namun secara statistik

tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan

kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai p-value=0,250.

6) Jumlah anak

Kunjungan ke pos pelayanan imunisasi terkait dengan

ketersediaan waktu bagi ibu untuk mencari pelayanan imunisasi

terhadap anaknya. Oleh karena itu jumlah anak yang dapat

mempengaruhi ada tidaknya waktu bagi ibu meninggalkan rumah

untuk mendapatkan pelayanan imunisasi kepada anaknya. Semakin

banyak jumlah anak terutama ibu yang masih mempunyai bayi

yang merupakan anak ketiga atau lebih akan membutuhkan banyak

waktu untuk mengurus anak-anaknya tersebut. Sehingga semakin

sedikit ketersediaan waktu bagi ibu untuk mendatangi tempat

pelayanan imunisasi (Reza, 2006). Lienda (2009) dalam hasil

penelitiannya jumlah anak hidup ≤ 2 orang mempunyai 1,19 kali


41

anaknya diimunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu yang

memiliki jumlah anak hidup > 2 orang. Jumlah anak merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi pada

anak. Ibu yang mempunyai banyak anak kesulitan dalam

mendatangi tempat pelayanan kesehatan (Luman, 2003).

Besarnya anggota keluarga diukur dengan jumlah anak dalam

keluarga. Makin banyak jumlah anak makin besar kemungkinan

ketidaktepatan pemberian imunisasi pada anak. Keluarga yang

mempunyai banyak anak menyebabkan perhatian ibu akan

terpecah, sementara sumber daya dan waktu ibu terbatas sehingga

perawatan untuk setiap anak tidak dapat maksimal (Dombkowski,

2004).

7) Penghasilan

Penghasilan adalah upah yang didapat oleh seseorang setelah

dia melakukan pekerjaan yang sesuai standar atau minimum rata-

rata yang telah ditetapkan. Upah atau gaji bisa diberikan dalam

bentuk apapun namun lebih jelas menggunakan nominal nilai

angka mata uang yang diterima seseorang setiap minggu ataupun

bulanan.Kesejahteraan seorang anak dipengaruhi oleh keadaan

sossial orang tua nya.Menurut BAPPENAS status ekonomi

keluarga yaitu berkorelasi negatif, dimana angka kematian anak

pada keluarga berada/kaya lebih rendah jika dibandingkan dengan

angka pada rumah tangga miskin.Sekitar 35% kematian anak dan


42

balita mempunyai latar belakang yang berkaitan dengan kejadian

gizi buruk atau gizi kurang.

8) Pengetahuan

Pengetahuan adalah dari hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang

mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba yang

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. (Notoatmodjo, 2007, hlm.143).

Hubungan antara status imunisasi dasar pada bayi usia 0-12

bulan lengkap dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi,

pendidikan orangtua, pendapatan orangtua, dan jumlah anak. Di

antara beberapa faktor tersebut pengetahuan ibu tentang imunisasi

merupakan suatu faktor yang sangat erat hubungannya dengan

status imunisasi anak (Ismail, 1999).

Imunisasi merupakam program penting dalam upaya

pencegahan primer bagi individu dan masyarakat terhadap

penyebaran penyakit menular. Imunisasi menjadi kurang efektif

bila ibu tidak mau anaknya diimunisasi dengan berbagai alasan.

Beberapa hambatan pelaksanaan imunisasi menurut WHO (2000)

adalah pengetahuan, lingkungan dan logistik, urutan anak dalam

keluarga dan jumlah anggota keluarga, sosial ekonomi, mobilitas,

keluarga, ketidak stabilan politik, sikap petugas kesehatan,

pembiayaan, dan pertimbangan hukum (Lienda, 2009).


43

Berdasarkan KEPMENKES RI No. 482/Menkes/SK/IV/2010

alasan-alasan imunisasi tidak berjalan dengan baik ada beberapa

faktor yang menyebabkannya yaitu karena konsekuensi dan

penerapan desentralisasi yang belum berjalan sebagaimana

mestinya, masih adanya keterlambatan dalam pendistribusian

vaksin, kurangnya informasi dan pengetahuan yang lengkap dan

akurat tentang pentingnya program imunisasi, seringkali kegiatan

untuk penyusunan materi informasi ataupun pelaksanaan suatu

advokasi dikesampingkan sebagai cara untuk meningkatkan

cakupan imunnisasi, dan kegiatan ini sering ditempatkan dalam

biaya lainnya sehingga dalam pembahasan anggaran, imunisasi

seringkali dicoret.

4. Konsep Ibu

a. Pengertian Ibu

Ibu adalah posisi sebagai istri, pemimpin, dan pemberi asuhan

kesehatan. Ibu adalah sebutan untuk seorang perempuan yang telah

menikah dan melahirkan, sebutan wanita yang telah bersuami (Effendi,

2004).

b. Peran Dan Fungsi Ibu

Ibu sebagai istri, ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai

peranan dalam mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dalam peranan

sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Disamping itu ibu berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam


44

keluarganya. Seorang ibu bersama keluarga mempunyai peran dan

fungsifungsinya sebagai berikut:

1) Fungsi fisiologis: berperan dalam reproduksi, pengasuh anak,

pemberian makanan, pemelihara kesehatan dan rekreasi.

2) Fungsi ekonomi: menyediakan cukup untuk mendukung fungsi

lainya, menentukan alokasi sumber dana, menjamin keamanan vital

keluarga.

3) Fungsi pendidik: mengajarkan ketrampilan, tingkah laku, dan

pengetahuan berdasarkan fungsi lainnya.

4) Fungsi psikologis: memberikan lingkungan yang mendukung

fungsi alamiah setiap individu, menawarkan perlindungan

psikologis yang optimal dan mendukung untuk membentuk

hubungan dengan orang lain.

5) Fungsi sosial budaya dengan meneruskan nilai-nilai budaya,

sosialisasi, dan pembentukan norma-norma, tingkah laku pada tiap

tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga (Puspitasari,

2013)
45

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian menurut Notoatmojo (2014) pada dasarnya

adalah kerangka hubungan antara konsep–konsep yang ingin diamati atau

diukur melalui penelitian penelitian yang akan dilakukan.

Faktor yang
mempengaruhi
pemberian imunisasi
lengkap
Tenaga kesehatan Tidak lengkap
Usia ibu bila ada salah
Pendidikan satu jenis
Pekerjaan imunisasi yang
Jumlah anak tidak dilakukan
Penghasilan Lengkap bila
Dukungan keluarga Kelengkapan semua jenis
Pengetahuan Imunisasi imunisasi
dilakukan

Faktor yang
mempengaruhi Kriteria Pengetahuan
Pengetahuan: Baik (76-100%)
Faktor Internal Cukup (56-75%)
Pendidikan Kurang (<55%)
Pekerjaan
Umur
Faktor Eksternal
Lingkungan
Sosial Budaya

Keterangan : = Tidak diteliti


= Teliti

Bagan 2.1 Kerangka konsep Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi


Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar
46

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas

pertanyaan peneliti yang telah dirumuskan dalam perencanaan peneliti.

Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti, patokan, dugaan, atau dalil

sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dari penelitian ini adalah:

H1 : Ada hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar

.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk

menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang

mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain

penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan

penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh

dalam penelitian.

Desain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rancangan penelitian analitik korelasional yaitu peneliti berupaya

mencari hubungan antara variabel dan menganalisa atau menguji hipotesis

yang dirumuskan (Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan pendekatan

cross sectional yaitu penelitian dimana cara pengambilan data variabel bebas

dan variabel tergantung dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan.

Pada penelitian ini variabel independen dan dependen dinilai secara simultan

pada satu saat sehingga tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2015).

47
48

B. Kerangka Kerja/Jalannya Penelitian

Kerangka kerja adalah hubungan antara konsep yang ingin di diteliti,

dianut melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo Soekidjo, 2012).

Adapun dalam penelitian ini kerangka kerjanya adalah sebagai berikut :

Populasi :
Seluruh ibu dan bayi di wilayah kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten
Blitar

Purposive Sampling

Sampel :
Sebagian ibu dan bayi di wilayah kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten
Blitar yang memenuhi kriteria inkulsi dan eksklusi

Pengumpulan Data

Variabel Independen Variabel Dependen


Pengetahua dengan kuesioner Kelengkapan imunisasi dengan observasi

Pengolahan Data :
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisis Data dengan :


Uji spearman rho

Penyajian Hasil

Kesimpulan

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi


Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar
49

C. Bahan dan Subyek Penelitian

1. Bahan Penelitian

Bahan peneltian ini adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar

dan kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar.

2. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian yang terdiri

atas seluruh obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi adalah sebagai wilayah yang terdiri dari obyek

atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Jadi

populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan bayi di wilayah

kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar rata-rata tiap bulan 75 ibu

dan bayi.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sampel dalam penelitian ini

adalah sebagian ibu dan bayi usia 9-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Wonodadi Kabupaten Blitar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

sejumlah 41 ibu dan balita.


50

Untuk menentukan sampel maka terlebih dahulu ditentukan kriteria

sampel, adapun kriteria sampel secara garis besar dibagi menjadi dua

yaitu:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian

dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam,

2008).

Kriteria inklusi dalam penelitian adalah :

1) Ibu yang bersedia menjadi responden

2) Ibu yang bisa membaca dan menulis

3) Bayi berusia 9 bulan – 12 bulan

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam, 2014).

Kriteri eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Ibu yang tidak kooperatif.

4. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Sugiyono, 2013). Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,


51

2013). Yang bersifat nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang sama bagi setiap anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013).

D. Variabel Peneltian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).

Dalam penelitian ini mempunyai 2 variabel yaitu:

1. Variable Independent (variabel bebas)

Variable Independent atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini, variabel independennya

adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar.

2. Variable Dependent (variabel terikat)

Variable Dependent atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada

penelitian ini variabel dependennya adalah kelengkapan pemberian

imunisasi pada bayi.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah proses perumusan atau pemberian arti

atau makna pada masing-masing variabel-variabel yang diangkat dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2015). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini

akan diuraikan dalam tabel 3.1:


52

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Defini Parameter Alat Skal Kriteria


Operasional Ukur a
1 Independen Segala Berapa banyak Kuesi- O Jawaban benar,
(X) sesuatu yang jumlah jawaban oner r skor 1
Pengetahuan diketahui ibu benar responden d Jawaban salah,
ibu tentang yang mempu- tentang i skor 0
imunisasi nyai bayi imunisasi dasar n Pengelompokan
dasar tentang mencakup: a Baik : 76-100%
imunisasi 1) Pengertian l Cukup: 56-75%
dasar 2) Tujuan Kurang: <56%
3) Manfaat (Arikunto, 2013)
4) Jenis
kekebalan
5) Syarat
pemberian
imunisasi
6) Macam-
macam
imunisasi
dasar wajib
2 Dependen Seluruh jenis 1. Hep. B 0 B N 1) Lengkap
(Y) imunisasi 2. BCG, Polio I u o bila semua
Kelengkapan yang 3. DPT HB, 1 k m imunisasi
imunisasi diberikan 4. DPT HB, 2 u i dilakukan
bayi kepada bayi 5. DPT HB, 3 n 2) Tidak
dan anak 6. Polio 2 K a lengkap
balita secara 7. Polio 3 I l bila tidak
lengkap 8. Polio 4 A semua
9. Campak imunisasi
dilakukan
F. Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April

2022.

G. Pengumpulan dan pengolahan data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 213: 146).

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi yaitu metode pengumpulan

data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan

langsung di lapangan atau lokasi penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini untuk variabel pengetahuan

ibu tentang imunisasi dasar menggunakan kuesioner dan kleengkapan

imunisasi diambil dengan menggunakan lembar observasi buku KIA.

2. Prosedur Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

memberikan checklist dan kuesioner pada responden. Berikut tahapan

pengumpulan data :

a. Peneliti mengajukan permohonan izin kepada Institut Ilmu Kesehatan

(IIK) Strada Indonesia Kediri.

b. Peneliti mengajukan permohonan izin kepada Kepala Puskesmas

Wonodadi Kabupaten Blitar

c. Melakukan pengambilan data awal mengenai jumlah ibu dan bayi di

wilayah kerja Puskesmas Wonodadi

53
54

d. Melakukan studi pendahuluan

e. Melakukan penelitian dengan cara mengambil responden yaitu ibu

dan bayi usia 9-12 bulan yang datang ke Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar

f. Menjelaskan maksud serta tujuan peneliti lalu responden yang

bersedia menandatangani Informed consent.

g. Menyiapkan lembar kuesioner dan lembar observasi buat penelitian

h. Memberikan kuesioner pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar

i. Melakukan observasi kelengkapan imunisasi

3. Prosedur Rencana Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah denga menggunakan komputer

dngan langkah langkah sebagai berikut:

a. Editing

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit data, yaitu:

1) Kelengkapan dan kesempurnaan data

2) Data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca atau tidak

3) Semua catatan dapat dibaca atau tidak

4) Jawaban yang kurang jelas pada lembar kuesioner maka responden

diminta untuk mengisi kembali.

b. Coding (Pengkodean)

Coding adalah pemberian kode pada tiap data yang termasuk

dalam kategori yang sama. Kode adalah syarat yang dibuat dalam

bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas

pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.


55

c. Scoring

Scoring adalah kegiatan menyekor hasil jawaban responden

jawaban.

d. Tabulating

Membuat tabulasi termasuk kerja memproses data. Membuat

tabulasi tidak lain adalah memasukkan data kedalam tabel dan

mengatur angka sehingga dapat diukur atau dihitung jumlah kasus

dalam berbagai kategori.

H. Analisis Data

1. Analisis Univariate

a. Pengetahuan

Penelitian analisis univariate adalah analisa yang dilakukan

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2005).

Pada analisis ini dilakukan dengan menghitung banyaknya frekuensi

untuk tiap kategori jawaban. Menyusun distribusi frekuensi dengan

tujuan supaya data yang sudah distribusi atau mudah untuk dibaca

(Hidayat, 2010).

Rumus yang digunakan adalah:

∑ f ×100 %
P= n

Keterangan:
P = prosentase
∑f = jumlah frekuensi
n = jumlah responden
56

Kemudian data diklasifikasikan berdasarkan indikator

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebagai berikut:

1) Kurang : < 56%

2) Cukup : 56-75%

3) Baik : > 75%

b. Kelengkapan imunisasi

Melakukan observasi jumlah imunisasi yang telah dilakukan bayi

berdasarkan buku KIA. Hasilnya diklasifikasikan:

1) Lengkap bila semua imunisasi dilakukan

2) Tidak lengkap bila tidak semua imunisasi dilakukan.

2. Analisis Bivariate

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

keterkaitan dua variabel (Notoadmodjo, 2013).

Teknik uji statistik yang dipilih berdasarkan tujuan uji yaitu hubungan

(korelasi/asosiasi) dan skala data perilaku ibu dalam pemberian pola

makan adalah ordinal, sedangkan stunting pada balita adalah ordinal.

Berdasarkan acuan tersebut maka digunakan tehnik uji spearman rho

(Syarifudin.B, 2010). Perhitungan dilakukan dengan progam SPSS 22,

dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut:

Bila p value <  (0,05) berarti ada hubungan pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar.


57

Bila p value >  (0,05) berarti tidak ada hubungan pengetahuan ibu

tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar.

I. Etika Penelitian

Dalam melaksakan penelitian khususnya jika yang dijadikan subyek

penelitian adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar

manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami

antara lain :

1. Masalah Etika Penelitian

Penelitian dengan subyek manusia harus mendapat persetujuan dari

Komisi Etik Medis setempat. Prinsip dalam pertimbangan etika meliputi

bebas dari eksploitasi, bebas dari penderitaan, kerahasiaan, bebas

menolak menjadi responden serta mempunai hak untuk mendapatkan

pengobatan yang sama jika telah menolak menjadi responden.

2. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberi sebelum peneliian silakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subyek mengerti tujuan penelitian dan

mengetahui dampaknya (Hidayat, 2014).

3. Jaminan Kerahasiaan

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah


58

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2014).

J. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan cross-sectional sehingga tidak bisa bisa

memberikan penjelasan hubungan sebab akibat, tetapi hubungan yang

didapatkan dari penelitian ini hanya menunjukan adanya keterkaitan saja,

dan hanya mengkaji variabel independen dan variabel dependen secara

bersama pada saat berlangsungnya penelitian.

2. Instrumen yang digunakan kuisioner dengan bentuk tertutup, yaitu

kuisioner yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga

responden dapat memilih jawaban dengan bebas. Sedangkan kualitas

jawaban kuisioner tergantung dari kejujuran responden dalam menjawab

setiap pertanyaan dan pernyataan sehingga bisa saja terdapat bias karena

responden menjawab sesuia dengan keinginan responden tersebut.

3. Waktu dalam pengisian kuisioner juga tidak efisiensi dikarenakan

responden terkadang sibuk dengan aktivitasnya sehingga menjawab

pertanyaannya menjadi lebih cepat sehingga kemungkinan terdapat bias

dalam pengisian kuisioner.

4. danya kemungkinan bias pada hasil penelitian ini bahwa kelengkapan

imunisasi bisa jadi bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang
59

imunisasi dasar, melainkan bisa juga dipengaruhi oleh factor-faktor lain,

contohnya keyakinan dan nilai-nilai.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Puskesmas Wonodadi, lokasinya terletak di Jalan Raya Pikatan No.

4 Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, dengan nomor

telepon (0342) 551479 dan Kode Pos 66155. Wilayah kerja Puskesmas

Wonodadi merupakan daerah agraris yang mayoritas masyarakatnya

sebagai petani. Luas Wilayah kurang lebih 4237 Ha yang terbagi ke dalam

11 (sebelas) desa. Puskesmas Wonodadi terletak di Desa Pikatan dengan

batas – batas wilayah kerja Puskesmas sebagai berikut :

Sebelah utara : Desa Jati Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

Sebelah timur : Desa Dermojayan Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar

Sebelah selatan : Desa Pakel Kabupaten Tulungagung

Sebelah barat : Desa Ngebrukan Kabupaten Tulungagung

2. Visi Misi Puskesmas Wonodadi

a. Visi

Terwujudnya Kabupaten Blitar Yang Mandiri dan Sejahtera

Berlandaskan Akhlak Mulia. Baldatun, Toyyibatun, Warobbun Ghofur.

b. Misi

1) Mengoptimalkan Upaya Promotiv dan Preventif di Masyarakat

2) Memberikan Pelayanan yang Bermutu

3) Mendorong Kemandirian Masyarakat Di Bidang Kesehatan

60
61

4) Memanfaatkan tehnologi Dalam Memberikan Pelayanan

Kesehatan

5) Membangun sinergitas Dengan Stake Holder

3. Deskripsi SDM

Tabel 4.1 Deskripsi SDM

kebutuhan
No Jenis Tenaga Ketersediaan
sesuai PMK

1 Dokter Umum 2 2

2 Dokter gigi 2 2

3 Perawat 8 8

4 Bidan 15 14

5 Perawat Gigi 1 1

6 Gizi 1 2

7 Sanitarian 1 0

8 Laboratorium 2 1

9 Fisioterapi 1 0

11 Farmasi 1 1

12 Umum 4 1

13 Keuangan 1 0

14 Sopir 1 0

15 Keamanan 2 0

16 Kebersihan 2 0

17 D3 Rekam Medis 1 1

18 D3 Informatika 2 0

Sumber: Profil Puskesmas Wonodadi, 2021


62

B. Data Umum

1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Umur Frekuensi (f) Presentase (%)


1 < 20 tahun 0 0
2 20-35 tahun 37 90.2
3 > 35 tahun 4 9.8
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, hampir seluruh dari responden berumur antara 20-35 tahun,

yaitu sebanyak 37 responden (90,2%).

2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)


1 SMP 8 19.5
2 SMA 26 63.4
3 PT 7 17.1
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, sebagian besar dari responden berpendidikan SMA, yaitu

sebanyak 26 responden (63,4%).


63

3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)


1 PNS 1 2.4
2 Swasta 8 19.5
3 Wiraswasta 13 31.7
4 Petani 4 9.8
5 IRT 15 36.6
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, hampir setengah dari responden bekerja sebagai ibu rumah

tangga, yaitu sebanyak 15 responden (36,6%).

4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah

Anak

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak


di Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Jumlah Anak Frekuensi (f) Presentase (%)


1 1 anak 7 17.1
2 2 anak 30 73.2
3 3 anak 4 9.8
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, sebagian besar dari responden memiliki 2 anak, yaitu sebanyak

30 responden (73,2%).
64

5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Anak

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak di


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Umur Anak Frekuensi (f) Presentase (%)


1 9 bulan 5 12.2
2 10 bulan 6 14.6
4 11 bulan 9 22.0
5 12 bulan 21 51.2
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, sebagian besar dari responden anaknya berusia 12 bulan, yaitu

sebanyak 21 responden (51,2%).

6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat

Imunisasi

Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat


Imunisasi di Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Tempat Imunisasi Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Puskesmas 41 100
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, seluruhnya melakukan imunisasi di Puskesmas, yaitu sebanyak

41 responden (100%).
65

C. Data Khusus

1. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Wilayah Kerja


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar


di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Kurang 1 2.4
2 Cukup 11 26.8
3 Baik 29 70.7
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang

imunisasi dasar, yaitu sebanyak 29 responden (70,7%).

2. Kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas


Wonodadi Kabupaten Blitar

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah


Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Kelengkapan Imunisasi Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Tidak Lengkap 7 17.1
2 Lengkap 34 82.9
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden hampir seluruh responden mengimunisasikan anaknya secara

lengkap, yaitu sebanyak 34 responden (82,9%).


66

3. Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap


kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi
Kabupaten Blitar

Tabel 4.9 Tabulasi silang hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi


dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

Kelengkapan Umunisasi
Total
Pengetahuan Tidak Lengkap Lengkap
f % f % f %
Kurang 1 100 0 0 1 100
Cukup 4 36.4 7 63.6 11 100
Baik 2 6.9 27 93.1 29 100
Uji spearman rho:
P-Value = 0,004  = 0,05

Hasil penelitian pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dari 1

responden yang mempunyai pengetahuan kurang seluruhnya (100%)

melakukan imunisasi pada anaknya tidak lengkap, dari 11 responden yang

mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (63,3%)

melakukan imunisasi pada anaknya secara lengkap, dan sebanyak 4

responden (36,4%) melakukan imunisasi pada anaknya secara tidak

lengkap, dan dari 29 responden yang mempunyai pengetahuan baik

sebanyak 27 responden (93,1%) melakukan imunisasi pada anaknya

secara lengkap, dan sebanyak 2 responden (36,4%) melakukan imunisasi

pada anaknya secara tidak lengkap.

Hasil analisa data kuantitatif dengan uji statistic spearman rho

tentang hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar didapatkan nilai ρ value 0,004 lebih kecil dari nilai α

0,05 (0,000 < 0,05), berarti ada hubungan pengetahuan ibu tentang
67

imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas


Wonodadi Kabupaten Blitar

Berdasarkan tabel 4.7 diatas didapatkan bahwa dari total 41 responden

sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi dasar,

yaitu sebanyak 29 responden (70,7%).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Wawan dan Dewi, 2010).

Ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar

menunjukkan bahwa ibu mengetahui dengan baik segala sesuatu yang

berhubungan dengan imunisasi dasar. Pengetahuan tersebut mencakup tentang

pengertian imunisasi, tujuan, manfaat, jenis kekebalan, syarat pemberian

imunisasi, serta macam-macam imunisai dasar. Pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar didapatkan dari hasil jawaban benar dalam kuesioner yang

telah diisi oleh ibu. Pengetahuan yang baik tersebut dapat dijadikan dasar

untuk bertindak untuk mengimunisasikan anaknya secara lengkap.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur. Hasil

penelitian didapatkan bahwa bahwa dari total 41 responden, hampir seluruh

68
69

dari responden berumur antara 20-35 tahun, yaitu sebanyak 37 responden

(90,2%).

Menutut Nursalam (2010) umur individu yang berhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Wawan dan Dewi

(2010) semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Responden yang berusia 21-35 tahun tahun merupakan usia yang

matang dan memiliki pengetahuan yang baik sehingga responden pada usia

tersebut memiliki pengetahuan yang baik pula termasuk pengetahuan tentang

imunisasi dasar. Dalam penelitian ini diketahui umur responden antara 21-35

tahun dan kebanyakan mempunyai pengetahuan baik. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi umur akan semakin matang dalam memahami sesuatu

yang termasuk tentang imunisasi dasar sehingga akan mempunyai

pengetahuan baik tentang imunisasi dasar.

Pengatahuan ibu tentang covid-19 juga dipengaruhi oleh pendidikan ibu.

Hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa dari 41 responden, sebagian

besar dari responden berpendidikan SMA, yaitu sebanyak 26 responden

(63,4%).

Menurut Wawan dan Dewi (2010) Pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-

cita tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup.

Ibu dengan pendidikan SMA telah menempuh pendidikan dasar dan

menengah selama 12 tahun sehingga akan memiliki tingkat pengetahuan yang


70

lebih baik serta memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap hal baru. Ibu

yang berpendidikan SMA akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dan

pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan di

bawahnya, sehingga ibu dengan pendidikan SMA akan memiliki pengetahuan

yang baik termasuk tentang imunisasi dasar. Keadaan ini sesuai dengan hasil

penelitian bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin baik

tingkat pengetahuannya termasuk pengetahuan tentang imunisasi dasar.

Pekerjaan juga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang covid-19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 responden, hampir setengah dari

responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 15 responden

(36,6%).

Pekarjaan adalah sesuatu usaha yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan pribadi dan keluarga. Pekarjaan bukan sumber

kesenangan, tetapi cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan

banyak tantangan (Nursalam, 2010).

Ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga memiliki banyak

waktu luang untuk melihat berita di TV, mencari informasi atau berkumpul

dengan keluarga atau lingkungannya, sehingga dapat saling bertukar informasi

termasuk tentang imunisasi dasar. Dengan demikian ibu akan memiliki

pengetahuan yang lebih baik tentang imunisasi dasar. Pengetahuan yang baik

tersebut akan menjadi acuan bagi ibu dalam melakukan imunisasi dasar pada

anaknya.
71

B. Kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi


Kabupaten Blitar

Berdasarkan tabel 4.8 diatas didapatkan bahwa dari total 41 responden

hampir seluruh responden mengimunisasikan anaknya secara lengkap, yaitu

sebanyak 34 responden (82,9%).

Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk

mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan

yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan

kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan

melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008). Imunisasi dilakukan

secara lengkap bila semua imunisasi diberikan kepada bayi, dan tidak lengkap

bila salah satu imunisasi tidak diberikan (Buku KIA, 2010). Imunisasi yang

diberikan kepada bayi sampa usia 1 tahun mencakup: Hep B. 0, BCG, Polio I,

DPT/HB I, Polio II, DPT/HB II, Polio III, DPT/HB III, Polio IV, Campak.

Balita yang dilakukan imunisasi dengan lengkap di tempat penelitian

menunjukkan bahwa ibu dan keluarga sudah mengerti tentang pentingnya

dilakukan imunisasi pada bayi. Ibu dan keluarga sudah mengerti bahwa

tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada

seseorang sehingga ibu dan keluarga berupaya melakukan imunisasi secara

lengkap pada bayinya agar bayinya kebal terhadap penyakit tersebut.

Banyaknya bayi yang imunisasinya lengkap tersebut dapat

dilatarbelakangi oleh umur ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dari

total 41 responden, hampir seluruh dari responden berumur antara 20-35

tahun, yaitu sebanyak 37 responden (90,2%). Menurut teori bahwa usia


72

adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan

ulang tahunnya yang terakhir. Usia merupakan konsep yang masih abstrak

bahkan cenderung menimbulkan variasi dalam pengukurannya. Seseorang

mungkin menghitung umur dengan tepat tahun dan kelahirannya, sementara

yang lain menghitungnya dalam ukuran tahun saja (Zaluchu, 2008: 109).

Menurut pendapat peneliti ibu balita yang berusia matang akan memiliki

pemikiran yang matang pula termasuk dalam melakukan imunisasi pada

bayinya secara lengkap, sehingga banyak ibu yang berusaha melengkapi

imunisasi pada bayinya.

Selain itu juga didukung oleh pendidikan ibu, dimana hasil penelitian

diapatkan bahwa dari total 41 responden, sebagian besar dari responden

berpendidikan SMA, yaitu sebanyak 26 responden (63,4%). Berdasarkan

teori dijelaskan bahwa pendidikan adalah salah satu usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan

seseorang. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kwalitas. Lewat

pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan (Notoadmodjo,

2003, hlm.95). Menurut pendapat peneliti ibu yang berpendidikan sedang

akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang

berpendidikan rendah termasuk pengetahuan tentang imunisasi. Dengan dasar

pengetahuan yang dimilikinya tersebut maka ibu akan berusaha mewujudkan

pengetahuannya bahwa imunisasi yang baik dilakukan secara lengkap.


73

C. Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap


kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi
Kabupaten Blitar

Hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 1 responden

yang mempunyai pengetahuan kurang seluruhnya (100%) melakukan

imunisasi pada anaknya tidak lengkap, dari 11 responden yang mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (63,3%) melakukan imunisasi pada

anaknya secara lengkap, dan sebanyak 4 responden (36,4%) melakukan

imunisasi pada anaknya secara tidak lengkap, dan dari 29 responden yang

mempunyai pengetahuan baik sebanyak 27 responden (93,1%) melakukan

imunisasi pada anaknya secara lengkap, dan sebanyak 2 responden (36,4%)

melakukan imunisasi pada anaknya secara tidak lengkap.

Hasil analisa data kuantitatif dengan uji statistic spearman rho tentang

hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan

imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

didapatkan nilai ρ value 0,004 lebih kecil dari nilai α 0,05 (0,000 < 0,05),

berarti ada hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat dalam

membentuk tindakan seseorang. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh


74

Azwar (2009) bahwa Sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai

kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan obyek. Dimana sikap dibentuk

karena adanya kognitif. Sehingga dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

sikap seseorang terbentuk karena adanya pengetahuan sedangkan pengetahuan

akan membentuk sikap. Hal ini sesuai dengan konsep “K-A-P” (Knowledge-

attitud-practice). Perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap (attitud)

sedangkan sikap yang terbentuk dipengaruhi oleh pengetahuan (Knowledge).

Menurut peneliti bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

ibu dalam mengimunisasikan anaknya adalah pengetahuan. Pengetahuan

merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap obyek tertentu. Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki

dasar bersikap yang positif pula dalam mengsikapi sesuatu. Kenyataan di

tempat penelitian sudah sesuai bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik

tentang imunisasi dasar akan melakukan imunisasi secara lengkap. Hal ini

dikarenakan responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang

imunisasi dasar akan memiliki dasar pengetahuan tentang tujuan, manfaat,

jenis kekebalan, syarat pemberian imunisasi, serta macam-macam imunisai

dasar. Semakin baik pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar tersebut akan

semakin lengkap imunisasi yang dilakukan ibu terhadap anaknya.

.Banyaknya ibu yang melakukan imunisasi lengkap di Puskesmas

Wonodadi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan imunisasi sudah baik, yaitu

80% anak melakukan imunisasi secara lengkap. Namun demikian apabila

100% anak dilakukan imunisasi secara lengkap maka hasilnya akan lebih baik

lagi. Untuk itu masih diperlukan lagi peningkatan jumlah imunisasi lengkap
75

pada anak untuk mencapai 100%. Peningkatan tersebut dapat dilakukan

dengan pemberian informasi oleh tenaga kesehatan atau kader Posyandu

kepada ibu balita akan pentingnya imunisasi lengkap.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasakan data yang diperoleh dari penelitian tentang hubungan

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi

dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Wonodadi Kabupaten Blitar sebagian besar responden memiliki

pengetahuan baik tentang imunisasi dasar, yaitu sebanyak 29 responden

(70,7%)

2. Kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar hampir seluruh responden mengimunisasikan anaknya

secara lengkap, yaitu sebanyak 34 responden (82,9%)

3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar dimana hasil uji statistik spearman rho dengan

signifikan 0,05 menghasilkan nilai P Value = 0,004 lebih kecil dari nilai α

= 0,05 (0,000 < 0,05).

76
77

B. Saran

1. Bagi Bidan

Bidan diharapkan untuk teteap terus meningkat motivasi,

kemampuan, serta pengetahuan terkait imunisasi dasar lengkap. Selain itu,

perawat juga mampu meningkatkan edukasi tentang imunisasi dasar

lengkpa serta pentingnya kelengkapan imunisasi dasar kepada ibu kader

posyandu, ibu bayi, dan keluarga.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah sumber-sumber atau referensi- referensi guna

mempermudah mahasiswa untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Puskesmas

Pihak puskesmas perlu melakukan kegiatan-kegiatan

pembinaan/pelatihan guna meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi

dasar lengkap ke rumah-rumah yang jauh dari Puskesmas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan

penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai faktor-faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti peran

kader posyandu, kepercayaan sehingga hasil penelitian yang didapatkan

menjadi lebih baik.


78

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi UF. (2006). Imunisasi: mengapa perlu?. Jakarta: Penerbit buku Kompas
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurunnya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Betz, Cecily Lynn & Sowden, Linda A. (2009). Buku Saku Keperawatan
Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC.
Hidayat, Alimul Aziz. 2010. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Irianto, Koes. (2014). Ilmu Kesehatan Anak. Bandung: Penerbit Alfabeta
Isyani, Adzaniyah, dkk (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Kelurahan Krembangan Utara. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 59-70
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes
RI.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/Menkes/Sk/IV
(2010). Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional, Universal Child
Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014), Jakarta: tidak di
publikasikan.
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal: 37-38.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal: 37-38.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Ranuh dkk. (2008). Pedoman Imunisasi di Indonesia, Jakarta: Satgas Imunisasi-
IDAI .
Riyadi, Sujono & Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta.
Nuha Medika.
Rukiyah dan Yulianti Lia. (2010). Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media.
79

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. R&D. Bandung :


Alfabeta
Supartini. Buku (2004). Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wawan A. dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika. Hal: 34-35.
80

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : DIMAS YANUAR PERMADI


NIM : 1911A0039

Saat ini sedang menyelesaikan pembuatan penelitian dengan judul


“HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR
TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WONODADI KABUPATEN BLITAR”, sebagai bagian dari
proses akademi di Progam Studi Sarjana Keperawatan (S1), Institut Ilmu
Kesehatan (IIK) Strada Indonesia Kediri.
Dalam hal ini saya mengharapkan saudara bersedia untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Dan mengenai identitas responden akan
dirahasiakan oleh peneliti. Demikian permohonan ini dibuat, atas perhatian dan
kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya,

Dimas Yanuar Permadi


NIM. 1911A0039
81

Lampiran 2
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang keuntungan dan
kerugian tentang penelitian yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI
DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONODADI KABUPATEN
BLITAR” maka saya bersedia turut terlibat sebagai responden penelitian dengan
catatan apabila sewaktu saya dirugikan dalam bentuk apapun, maka saya berhak
membatalkan persetujuan ini dan saya percaya apa yang saya informasikan ini
dijamin kerahasiaannya.

Kediri,

Responden

______________________
82

Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR


TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS WONODADI KABUPATEN BLITAR

A. Identitas Responden
1. Nama Ibu (Inisial) :
2. Umur : th
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Jumlah anak :
6. Umur anak :
7. Tempat Imunisasi :

B. Pengetahuan
Jawablah pertantaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (√) pada
jawaban yang menurut anda benar!
No Pertanyaan Benar Salah
.
1 Suatu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap
suatu penyakit merupakan pengertian dari imunisasi.
2 Campak, DPT, MMR, hepatitis B, dan polio merupakan
imunisasi dasar lengkap
3 Imunisasi polio, campak, influenza, hepatits B diberikan
sebelum usia bayi 9 bulan
4 Imunisasi diberikan sejak lahir
5 Manfaat imunisasi untuk menambah nafsu makan anak
6 Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi TBC
(Tuberculosis), namun dapat mencegah komplikasinya.
7 Imunisasi BCG diberikan 1 kali
8 Tempat pemberian vaksin BCG di lengan kanan atas
83

9 Apabila imunisasi BCG diberikan pada usia lebih dari 3


bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberculin (uji untuk tes
TBC).
10 Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan
11 Kejang merupakan efek samping dari pemberian
imunisasi BCG
12 Hepatitis B merupakan imunisasi yang diberikan sejak
lahir
13 Bayi baru lahir dengan HBsAg (Hepatitis) ibu tidak
diketahui: Hepatitis B-1 harus diberikan dalam waktu 1
jam setelah lahir
14 Pemberian imunisasi Hepatitis B dengan cara ditetes
15 Selama usia bayi kurang dari 9 bulan, imunisasi
hepatitis B diberikan sebanyak 3x
16 Imunisasi DPT diberikan sebanyak 1 kali sebelum 9
bulan
17 Imunisasi DTwP (combo) adalah imunisasi yang
diberikan bersamaan dengan vaksin hepatitis B
18 Imunisasi DPT primer diberikan sejak usia 2 bulan
19 Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit
difteri, pertusis, dan TBC.
20 Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan
vaskin lain yaitu DTwP/campak (combo campak).
21 Salah satu efek samping berat yang ditimbulkan pada
saat pasca imunisasi DTP adalah kejang
22 Imunisasi polio diberikan 2 tetes untuk via oral (lewat
mulut)
23 Imunisasi polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum usia
9 bulan
24 Imunisasi polio diberikan pertama kali pada usia 2 bulan
25 Imunisasi polio untuk mencegah penyakit yang
menyebabkan kelumpuhan
84

26 Hampir tidak ada efek samping setelah pemberian


imunisasi polio.
27 Di samping imunisasi umur 9 bulan, diberikan juga
imunisasi campak kesempatan kedua pada umur 6-59
bulan dan SD kelas 1-6
28 Imunisasi dasar yang diberikan terakhir kali adalah
imunisasi campak
29 Imunisasi campak diberikan dengan cara disuntik
30 Pada saat bayi usia 7 bulan, bayi diberikan imunisasi
campak
31 Imunisasi campak diberikan 1x pada bayi yang berusia
kurang dari 1 tahun
32 Pasca imunisasi campak, efek samping yang
ditimbulkan adalah diare

C. Kelengkapan Imunisasi
Apabila ibu sudah melakukan imunisasi terhadap anaknya, berilah tanda
chek list (√) dan tanggal imunisasi di kolom yang sudah disediakan!
Umur (bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12+
Imunisasi Tanggal Pemberian
HB0 (0-7 hari)
BCG
*Polio 1
*DPT/HB 1
*Polio 2
*DPT/HB 2
*Polio 3
*DPT/HB 3
*Polio 4
Campak

Kategori (Diisi Oleh Peneliti) :


Lengkap
Tidak Lengkap
85

Lampiran 4
Rekapitulasi Data Umum Penelitian
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar
No. Pendidika Jumlah Umur Tempat
Umur Pekerjaan
Resp. n Anak Anak Imunisasi
1 2 3 4 2 12 1
2 2 2 3 2 12 1
3 2 3 2 1 10 1
4 2 3 3 2 9 1
5 3 4 5 3 12 1
6 2 3 5 2 11 1
7 2 3 3 2 12 1
8 2 3 3 1 9 1
9 2 4 2 2 10 1
10 2 3 5 2 12 1
11 2 3 3 2 12 1
12 2 3 5 2 11 1
13 3 3 5 2 12 1
14 2 2 3 2 12 1
15 2 3 5 2 11 1
16 2 4 3 1 12 1
17 3 3 4 2 9 1
18 2 3 2 2 11 1
19 2 3 5 2 12 1
20 2 2 5 1 10 1
21 2 4 3 2 12 1
22 2 3 2 2 11 1
23 2 3 3 3 12 1
24 3 2 4 3 11 1
25 2 3 3 2 12 1
26 2 3 4 2 10 1
27 2 2 2 1 9 1
28 2 3 3 2 12 1
29 2 4 2 2 10 1
30 2 2 5 2 12 1
31 2 3 5 2 11 1
32 2 4 1 1 12 1
33 2 3 5 2 10 1
34 2 3 5 2 12 1
35 2 3 3 2 11 1
36 2 2 5 1 12 1
37 2 3 5 2 12 1
38 2 3 2 2 11 1
39 2 4 2 2 12 1
40 2 3 5 3 9 1
41 2 2 3 2 12 1
86

Rekapitulasi

Umur
Kode Umur Jumlah Persen
1 < 20 tahun 0 0.00
2 21-35 tahun 37 90.24
3 > 35 tahun 4 9.76
Total 41 100.00

Pendidika
n
Kode Pendidikan Jumlah Persen
1 SD 0 0.00
2 SMP 8 19.51
3 SMA 26 63.41
4 PT 7 17.07
Total 41 100.00

Pekerjaan
Kode Pekerjaan Jumlah Persen
1 PNS 1 2.44
2 Swasta 8 19.51
3 Wiraswasta 13 31.71
4 Tani 4 9.76
5 IRT 15 36.59
Total 41 100.00

Jumlah Anak
Kode Jumlah Anak Jumlah Persen
1 1 Anak 7 17.07
2 2 Anak 30 73.17
3 3 Anak 4 9.76
Total 41 100.00

Umur Anak
Kode Umur Anak Jumlah Persen
1 9 Bulan 5 12.20
2 10 Bulan 6 14.63
3 11 Bulan 9 21.95
4 12 Bulan 21 51.22
Total 41 100.00

Tempat Imunisasi
Kode Tempat Imunisasi Jumlah Persen
1 Puskesmas 41 100.00
Total 41 100.00
Lampiran 5
REKAPITULASI DATA KHUSUS PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONODADI KABUPATEN BLITAR
No. Nomor Soal dan Jawaban Responden Skor Skor Kode
Persen Kriteria
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Jawaban Maksimal Pengetahuan
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 26 32 81.25 Baik 3
2 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 21 32 65.63 Baik 3
3 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 23 32 71.88 Cukup 2
4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 28 32 87.50 Baik 3
5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 25 32 78.13 Baik 3
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 27 32 84.38 Baik 3
7 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 23 32 71.88 Cukup 2
8 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 26 32 81.25 Baik 3
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 26 32 81.25 Baik 3
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 26 32 81.25 Baik 3
11 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 23 32 71.88 Cukup 2
12 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25 32 78.13 Baik 3
13 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 24 32 75.00 Cukup 2
14 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 22 32 68.75 Baik 3
15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27 32 84.38 Baik 3
16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 27 32 84.38 Baik 3
17 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 24 32 75.00 Cukup 2
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 32 84.38 Baik 3
19 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 23 32 71.88 Cukup 2
20 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 23 32 71.88 Cukup 2
21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 26 32 81.25 Baik 3
22 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26 32 81.25 Baik 3
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 32 81.25 Baik 3
24 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25 32 78.13 Baik 3
25 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 23 32 71.88 Cukup 2
26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 26 32 81.25 Baik 3
27 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 23 32 71.88 Cukup 2
28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 25 32 78.13 Baik 3

87
88

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 28 32 87.50 Baik 3
30 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 23 32 71.88 Cukup 2
31 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27 32 84.38 Baik 3
32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 27 32 84.38 Baik 3
33 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 27 32 84.38 Baik 3
34 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 26 32 81.25 Baik 3
35 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 26 32 81.25 Baik 3
36 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 14 32 43.75 Kurang 1
37 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 27 32 84.38 Baik 3
38 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 25 32 78.13 Baik 3
39 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27 32 84.38 Baik 3
40 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 25 32 78.13 Baik 3
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 23 32 71.88 Cukup 2

Rekapitulasi
Kode Pengetahuan Jumlah Persen
1 Kurang 1 2.44
2 Cukup 11 26.83
3 Baik 29 70.73
Total 41 100.00
Lampiran 6
REKAPITULASI DATA KHUSUS PENELITIAN
KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONODADI KABUPATEN BLITAR
Imunisasi
No. Resp
Hep B 0 BCG Polio 1 DPT HB 1 Polio 2 DPT HB 2 Polio 3 DPT HB 3 Polio 4 Campak
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

89
90

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rekapitulasi
Kode Imunisasi Jumlah Persen
1 Tidak Lengkap 7 17.07
2 Lengkap 34 82.93
Total 41 100.00
Lampiran 7
Hasil Output SPSS
Frequencies

Statistics
Jumla Tempat
Umur Pendidika Pekerjaa h Umur Imunisas Pengetahua Kelengkapa
Ibu n n Anak Anak i n n Imunisasi
N Valid 41 41 41 41 41 41 41 41
Missin 0 0 0 0 0 0 0 0
g
Mean 2.097 2.9756 3.5854 1.9268 11.122 1.0000 2.6829 1.8293
6 0
Median 2.000 3.0000 3.0000 2.0000 12.000 1.0000 3.0000 2.0000
0 0
Std. .3004 .61187 1.24450 .51915 1.0769 .00000 .52149 .38095
Deviation 1 2

Frequency Table

Umur Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21-35 tahun 37 90.2 90.2 90.2
> 35 tahun 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 8 19.5 19.5 19.5
SMA 26 63.4 63.4 82.9
PT 7 17.1 17.1 100.0
Total 41 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 1 2.4 2.4 2.4
Swasta 8 19.5 19.5 22.0
Wiraswasta 13 31.7 31.7 53.7
Tani 4 9.8 9.8 63.4
IRT/Tidak Bekerja 15 36.6 36.6 100.0
Total 41 100.0 100.0

91
92

Jumlah Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 anak 7 17.1 17.1 17.1
2 anak 30 73.2 73.2 90.2
3 anak 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0

Umur Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 9 bulan 5 12.2 12.2 12.2
10 bulan 6 14.6 14.6 26.8
11 bulan 9 22.0 22.0 48.8
12 bulan 21 51.2 51.2 100.0
Total 41 100.0 100.0

Tempat Imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Puskesmas 41 100.0 100.0 100.0

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 1 2.4 2.4 2.4
Cukup 11 26.8 26.8 29.3
Baik 29 70.7 70.7 100.0
Total 41 100.0 100.0

Kelengkapan Imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Lengkap 7 17.1 17.1 17.1
Lengkap 34 82.9 82.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
93

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur Ibu * Pengetahuan 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Umur Ibu * Kelengkapan 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Imunisasi
Pendidikan * Pengetahuan 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Pendidikan * Kelengkapan 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Imunisasi
Pekerjaan * Pengetahuan 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Pekerjaan * Kelengkapan 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Imunisasi
Jumlah Anak * 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Pengetahuan
Jumlah Anak * 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Kelengkapan Imunisasi
Umur Anak * 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Pengetahuan
Umur Anak * Kelengkapan 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Imunisasi
Tempat Imunisasi * 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Pengetahuan
Tempat Imunisasi * 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Kelengkapan Imunisasi

Umur Ibu * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
Umur Ibu 21-35 tahun Count 1 9 27 37
% within Umur Ibu 2.7% 24.3% 73.0% 100.0%
% of Total 2.4% 22.0% 65.9% 90.2%
> 35 tahun Count 0 2 2 4
% within Umur Ibu 0.0% 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 0.0% 4.9% 4.9% 9.8%
Total Count 1 11 29 41
% within Umur Ibu 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
% of Total 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%

Umur Ibu * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi
Tidak Lengkap Lengkap Total
Umur Ibu 21-35 tahun Count 7 30 37
% within Umur Ibu 18.9% 81.1% 100.0%
% of Total 17.1% 73.2% 90.2%
> 35 tahun Count 0 4 4
% within Umur Ibu 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 9.8% 9.8%
Total Count 7 34 41
% within Umur Ibu 17.1% 82.9% 100.0%
% of Total 17.1% 82.9% 100.0%
94

Pendidikan * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
Pendidikan SMP Count 1 4 3 8
% within Pendidikan 12.5% 50.0% 37.5% 100.0%
% of Total 2.4% 9.8% 7.3% 19.5%
SMA Count 0 7 19 26
% within Pendidikan 0.0% 26.9% 73.1% 100.0%
% of Total 0.0% 17.1% 46.3% 63.4%
PT Count 0 0 7 7
% within Pendidikan 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 0.0% 17.1% 17.1%
Total Count 1 11 29 41
% within Pendidikan 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
% of Total 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%

Pendidikan * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi
Tidak Lengkap Lengkap Total
Pendidikan SMP Count 3 5 8
% within Pendidikan 37.5% 62.5% 100.0%
% of Total 7.3% 12.2% 19.5%
SMA Count 2 24 26
% within Pendidikan 7.7% 92.3% 100.0%
% of Total 4.9% 58.5% 63.4%
PT Count 2 5 7
% within Pendidikan 28.6% 71.4% 100.0%
% of Total 4.9% 12.2% 17.1%
Total Count 7 34 41
% within Pendidikan 17.1% 82.9% 100.0%
% of Total 17.1% 82.9% 100.0%

Pekerjaan * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
Pekerjaan PNS Count 0 0 1 1
% within Pekerjaan 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 0.0% 2.4% 2.4%
Swasta Count 0 2 6 8
% within Pekerjaan 0.0% 25.0% 75.0% 100.0%
% of Total 0.0% 4.9% 14.6% 19.5%
Wiraswasta Count 0 4 9 13
% within Pekerjaan 0.0% 30.8% 69.2% 100.0%
% of Total 0.0% 9.8% 22.0% 31.7%
Tani Count 0 1 3 4
% within Pekerjaan 0.0% 25.0% 75.0% 100.0%
% of Total 0.0% 2.4% 7.3% 9.8%
IRT/Tidak Bekerja Count 1 4 10 15
% within Pekerjaan 6.7% 26.7% 66.7% 100.0%
% of Total 2.4% 9.8% 24.4% 36.6%
Total Count 1 11 29 41
% within Pekerjaan 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
% of Total 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
95

Pekerjaan * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi
Tidak Lengkap Lengkap Total
Pekerjaan PNS Count 1 0 1
% within Pekerjaan 100.0% 0.0% 100.0%
% of Total 2.4% 0.0% 2.4%
Swasta Count 1 7 8
% within Pekerjaan 12.5% 87.5% 100.0%
% of Total 2.4% 17.1% 19.5%
Wiraswasta Count 2 11 13
% within Pekerjaan 15.4% 84.6% 100.0%
% of Total 4.9% 26.8% 31.7%
Tani Count 0 4 4
% within Pekerjaan 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 9.8% 9.8%
IRT/Tidak Bekerja Count 3 12 15
% within Pekerjaan 20.0% 80.0% 100.0%
% of Total 7.3% 29.3% 36.6%
Total Count 7 34 41
% within Pekerjaan 17.1% 82.9% 100.0%
% of Total 17.1% 82.9% 100.0%

Jumlah Anak * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
Jumlah Anak 1 anak Count 1 3 3 7
% within Jumlah Anak 14.3% 42.9% 42.9% 100.0%
% of Total 2.4% 7.3% 7.3% 17.1%
2 anak Count 0 8 22 30
% within Jumlah Anak 0.0% 26.7% 73.3% 100.0%
% of Total 0.0% 19.5% 53.7% 73.2%
3 anak Count 0 0 4 4
% within Jumlah Anak 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 0.0% 9.8% 9.8%
Total Count 1 11 29 41
% within Jumlah Anak 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
% of Total 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%

Jumlah Anak * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi
Tidak Lengkap Lengkap Total
Jumlah Anak 1 anak Count 4 3 7
% within Jumlah Anak 57.1% 42.9% 100.0%
% of Total 9.8% 7.3% 17.1%
2 anak Count 3 27 30
% within Jumlah Anak 10.0% 90.0% 100.0%
% of Total 7.3% 65.9% 73.2%
3 anak Count 0 4 4
% within Jumlah Anak 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 9.8% 9.8%
Total Count 7 34 41
% within Jumlah Anak 17.1% 82.9% 100.0%
% of Total 17.1% 82.9% 100.0%
96

Umur Anak * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
Umur Anak 9 bulan Count 0 2 3 5
% within Umur Anak 0.0% 40.0% 60.0% 100.0%
% of Total 0.0% 4.9% 7.3% 12.2%
10 bulan Count 0 2 4 6
% within Umur Anak 0.0% 33.3% 66.7% 100.0%
% of Total 0.0% 4.9% 9.8% 14.6%
11 bulan Count 0 0 9 9
% within Umur Anak 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 0.0% 22.0% 22.0%
12 bulan Count 1 7 13 21
% within Umur Anak 4.8% 33.3% 61.9% 100.0%
% of Total 2.4% 17.1% 31.7% 51.2%
Total Count 1 11 29 41
% within Umur Anak 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
% of Total 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%

Umur Anak * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi
Tidak Lengkap Lengkap Total
Umur Anak 9 bulan Count 1 4 5
% within Umur Anak 20.0% 80.0% 100.0%
% of Total 2.4% 9.8% 12.2%
10 bulan Count 0 6 6
% within Umur Anak 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 14.6% 14.6%
11 bulan Count 0 9 9
% within Umur Anak 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 22.0% 22.0%
12 bulan Count 6 15 21
% within Umur Anak 28.6% 71.4% 100.0%
% of Total 14.6% 36.6% 51.2%
Total Count 7 34 41
% within Umur Anak 17.1% 82.9% 100.0%
% of Total 17.1% 82.9% 100.0%

Tempat Imunisasi * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
Tempat Puskesmas Count 1 11 29 41
Imunisasi % within Tempat 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
Imunisasi
% of Total 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
Total Count 1 11 29 41
% within Tempat 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
Imunisasi
% of Total 2.4% 26.8% 70.7% 100.0%
97

Tempat Imunisasi * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Tempat Imunisasi Puskesmas Count 7 34 41
% within Tempat 17.1% 82.9% 100.0%
Imunisasi
% of Total 17.1% 82.9% 100.0%
Total Count 7 34 41
% within Tempat 17.1% 82.9% 100.0%
Imunisasi
% of Total 17.1% 82.9% 100.0%
98

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Kelengkapan Imunisasi

Pengetahuan * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi
Tidak Lengkap Lengkap Total
Pengetahuan Kurang Count 1 0 1
% within Pengetahuan 100.0% 0.0% 100.0%
% of Total 2.4% 0.0% 2.4%
Cukup Count 4 7 11
% within Pengetahuan 36.4% 63.6% 100.0%
% of Total 9.8% 17.1% 26.8%
Baik Count 2 27 29
% within Pengetahuan 6.9% 93.1% 100.0%
% of Total 4.9% 65.9% 70.7%
Total Count 7 34 41
% within Pengetahuan 17.1% 82.9% 100.0%
% of Total 17.1% 82.9% 100.0%

Nonparametric Correlations

Correlations
Kelengkapan
Pengetahuan Imunisasi
Spearman's rho Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .443**
Sig. (2-tailed) . .004
N 41 41
Kelengkapan Imunisasi Correlation Coefficient .443** 1.000
Sig. (2-tailed) .004 .
N 41 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai