Oleh :
YULI NURHAYATI
NIM. 202206091524
i
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. E G1P000 UK 11 1/7 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DERAJAT I DI TPMB HUSNUL HIDAYATI
TULUNGAGUNG
Pembimbing Intitusi
ii
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan (Saifudin, 2008: 89).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2009:.213).
2. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Bandiyah (2009: 10-11), tanda-tanda kehamilan adalah
sebagai berikut:
a. Tanda dugaan kehamilan
1) Amenorhea
Dengan konsepsi dan nidasi mulai mengeluarkan hormone, maka
pertumbuhan dan perkembangan folikel tidak terjadi, sehingga
terdapat keadaan tidak datang bulan.
2) Perasaan mengidam
Yang dapat berupa mual-muntah terutama pagi hari (morning
sickness), kurang suka makan, tidak tahan bau-bauan, ingin
makan makanan tertentu,
3) Gangguan pencernaan dan perkemihan
Sering buang air besar karena kurang makan serat dan pengaruh
4
3. Proses kehamilan
Menurut Manuaba (2010: 75-82), proses kehamilan merupakan
mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari:
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
hormon yang kompleks.
b. Migrasi spermatozoa dan ovum
Ovum yang telah dilepaskan ditangkap oleh fimbrae, setelah itu ovum
yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus.
Sebagian spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus
yang dapat mencapai tuba. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat
genitalia wanita hidup selama tiga hari.
1) Konsepsi dan pertumbuhan zigot
Pertemuan inti ovum dan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot.
2) Nidasi pada uterus
Proses penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi
terjadi pada hari ke-6 sampai ke-7 setelah konsepsi.
3) Pembentukan plasenta
Pada Blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata,
sehingga bagian dari blastula dengan inner cell mass akan
tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan
edometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal
dari vili korealis.
4) Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
c. Diagnosis kehamilan
Menurut Manuaba (2010: 106-107) lama kehamilan berlangsung
sampai persalinan aterm adalah sekitar 280 sampai 300 hari dengan
perhitungan sebagai berikut:
1) Usia kehamilan 28 minggu dengan berat janin 1000 g bila
berakhir disebut keguguran.
2) Usia kehamilan 29-36 minggu bila terjadi persalinan disebut
6
prematuritas.
3) Usia kehamilan 37-42 minggu disebut aterm.
4) Usia kehamilan >42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau
serotinus.
Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan I (0-12
minggu), triwulan II (13-28 minggu), dan triwulan III (29-42
minggu). Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan
melakukan penilaian terhadap tanda dan gejala kehamilan.
4. Perubahan fisiologi pada kehamilan
a. Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30
gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi
seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim
mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan
dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin
(Manuaba, 2010: 85-87).
b. Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2010: 92).
c. Vagina
Vulva dan vagina mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan
kebiru-biruan (tanda chadwicks) (Manuaba, 2010: 92).
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saaat
kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somaomamotrofin.
(Manuaba, 2010: 92).
e. Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
7
B. Hiperemesis Gravidarum
1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan
sehngga menimbulkan gejala klinis serta mengganggu kehidupan sehari-
hari (Manuaba, 2004: 49).
Hiperemesis gravidarum diartikan keluhan mual muntah yang
dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali minum atau
makan. Akibatnya tubuh sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi buang
air kecil menurun drastis, aktifitas sehari-hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menurun (Rukiyah, 2010: 118).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dibuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan
terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendicitis,
pielititis, dan sebagainya (Nugroho, 2010: 59).
2. Faktor Predisposisi Hiperemesis Gravidarum
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
b. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa factor hormon memegang peranan,
karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan.
c. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
d. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga
disebut salah satu faktor organik.
10
1) Muntah berlebihan.
2) Dehidrasi ringan
3) Nyeri pada epigastrium
4) Nadi meningkat
5) Berat badan menurun
b. Derajat II
1) Tampak lemah dan apatis
2) Dehidrasi sedang
3) Turgor kulit turun
4) Lidah mengering
5) Tampak ikterus
6) Nadi meningkat, temperatur naik, tekanan darah turun
7) Hemokonsentrasi disertai oliguria
8) Badan keton dalam keringat dan air kencing
c. Derajat III
1) Keadaan umum sangat menurun
2) Kesadaran somnolen sampai koma
3) Ikterus yang makin nyata
4) Komplikasi yang mungkin tampak
(1) Ensepalopati Wernicke
a) Nistagmus
b) Diplopia
c) Perubahan mental
(2) Muntah dapat disertai darah
6. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Menurut Nugroho (2010: 60-61) diagnosis hiperemesis
gravidarum adalah:
a. Amenore yang disertai muntah hebat (segala yang dimakan dan
diminum dimuntahkan), pekerjaan sehari-hari terganggu, dan haus
hebat.
13
a) Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain serta secara fisik pasien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan.
b) Lemah
Kriteria ini jika kurang atau tidak memberikan respon
yang baik terhadap lingkungan dan orang lain dan pasien
sudah tidak mampu berjalan sendiri.
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari
keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
(3) Tanda-Tanda Vital
Pemeriksaan ini meliputi : tekanan darah, nadi, pernafasan
dan suhu.
(4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Tujuan pengkajian kepala adalah untuk mengetahui
bentuk dan fungsi kepala (Prihardjo, 2006: 50).
(a) Rambut: warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak.
(b) Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran.
Tujuan pengkajian telinga adalah untuk mengetahui
keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga
dan pendengaran (Prihardjo, 2006: 61).
(c) Mata: konjungtiva, sklera, kebersihan, kelainan,
gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat).
Tujuan pengkajian mata adalah untuk mengetahui
bentuk dan fungsi mata (Prihardjo, 2006: 51).
(d) Hidung: kebersihan, polip, alergi debu.
21
A : Assessment
Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) data
subjektif dan objektif, diagnosis/masalah, diagnosis/masalah
potensial, antisipasi diagnosis/maslaah potensial/tindakan segera.
P : Planning
Pendokumentasian tindakan dan evaluasi meliputi: asuhan mandiri,
kolaborasi, tes diagnostik/laboratorium, konseling dan tindak lanjut.
24
TINJAUAN KASUS
I. Data Dasar
Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2023 Pukul 15.00
WIB di TPMB Husnul Hidayati Tulungagung.
I.1 Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. I
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Kawin : 1 kali Kawin : 1 kali
Umur Kawin : 23 tahun Umur Kawin : 24 tahun
Lama Kawin : 1 tahun Lama Kawin : 1 tahun
Alamat : Kedungwaru Alamat : Kedungwaru
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa lemas karena mengalami mual muntah
setiap malam, sore dan pagi sejak 4 hari yang lalu tanggal 15 Agustus
2023, frekuensi semakin sering. setiap makan pagi, siang dan malam
disertai mual muntah. Dalam 1 hari frekuensi 12x/hari. Mual muntah
biasanya terjadi setelah melakukan aktivitas rumah tangga ringan
seperti menyapu dan setelah makan dengan menu nasi, sayur, lauk.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari
Jumlah : 3 koteks/hari
Konsistensi : Encer
Warna : Merah tua
Dysminorhoe : Kadang-kadang
Flour albus : Tidak pernah
25
HPHT : 2-06-2023
HPL : 9-03-202
UK : 11 1/7 minggu
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Suami Hamil PERSALINAN NIFAS Umur
Ke Ke Hidup/ Tempat Lama anak
L/P UK Penolong Penyulit Kelainan KB Menyusui
Mati Persalinan Nifas Sekarang
Hamil Ini
Pemeriksaan USG : -
Pemeriksaan Foto Rontgen : -
BB sebelum hamil: 56 kg
BB sekarang: 54 kg
Penurunan BB: 2 kg
Tinggi badan: 150 cm
Lingkar lengan atas: 26 cm Tanda-tanda vital
Tensi : 100/60 mmHg
Suhu: 36 oC
Nadi: 90 x/menit
Pernafasan: 19 x/menit
Pemeriksaan fisik:
Muka : Simetris, sedikit pucat, tidak anemis, tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum
Mulut dan gigi: Bibir simetris, kering, sedikit pucat tidak celosis, tidak
stomatitis.
Abdomen:Tidak ada linea nigra, tidak ada strie, tidak ada luka bekas operasi
Ekstremitas atas; Simetris, tidak odema, kuku bersih, tidak ada gangguan
pergerakan, terpasang infuse RL 20 tpm tangan sebelah kanan.
Palpasi:
Abdomen: Tidak ada nyari tekan, tidak ada nyeri lepas, tidak ada benjolan
Leopold I: Teraba tegang, ballottment (+)
Pemeriksaan penunjang:
HB 12,4 gr%
III. Antisipasi Masalah Potensial
Diagnosa Potensial: Ny. E usia 24 tahun G1P0000 UK 11 1/7 minggu dengan
hiperemesis gravidarum derajat I
V. Intervensi
Diagnosa:
Ny. E usia 24 tahun G1P0000 UK 11 1/7 minggu dengan hiperemesis
gravidarum derajat I
Tujuan:
Tujuan jangka panjang:
Peoses kehamilan berjalan lancar tanpa adanya komplikasi.
Tujuan jangka pendek: Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan mual
muntah hilang, keadaan ibu dan janin sehat, tidak ada komplikasi
Kriteria hasil:
Keadaan umum baik
Kesadaran Composmentis
TTV dalam batas normal:
N: 90-150 x/menit
R: 15-30 x/menit
S: 36,5-37,5o C
Mual muntah berkurang
Intervensi:
1. Lakukan pencegahan dengan memberikan KIE pencegahan hiperemesis
grvidarum
Rasional: Pasien lebih tau keadaannya danpasienlebih tenang.
2. Berikan obat –obatan sesuai dengan gejala.
Rasional:untuk mengobati/mengurangi hiperemesis gravidarum.
3. Lakukan isolasi
Rasional: Alternatif untuk mengurangi gejala hiperemesis gravidarum.
4. Berikan terapi psikologi
Rasional:
Mengurangi kecemasan pasien
5. Berikan cairan parental
33
VI. Implementasi
Senin tanggal 19 Agustus 2023 Pukul 15.10 WIB
Diagnosa:
Ny. E usia 24 tahun G1P0000 UK 11 1/7 minggu dengan hiperemesis
gravidarum derajat I
1. Berikan HE tentang hiperemesis hravidarum, bahwa hiperemesis
gravidarum terhadang dialami oleh ibu hamil, namun jangan khawatir
karena dapat dicegah misalnya dengan olahraga, makan buah-buahan,
banyak minum air putih, menghindari stress, dsb
2. Memberikan terapi psikologi pada klien misalnya memberi motivasi
bahwa sakitnya tersebut dapat disembuhkan dan memberitahu klien
bahwa kehamilan merupakan proses yang normal dan fisiologis untuk
mengurangi kecemasan klien
3. Menganjurkan ibu untuk mengatur pola nutrisi agar kebutuhan nutrisi ibu
dan janin terpenuhi, misalnya dengan cara makan dengan porsi sedikit
tapi sering yaitu makan, dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, buah buahan
dan minum 8 gelas perhari.bisa juga roti kering atau biscuit dengan teh
hangat. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
4. Menempatkan ibu dalam kamar yang sama dengan ibu hamil dan ibu nifas
lainnya tidak diruang khusus isolasi.
5. Memberitahu ibu agar jangan tiba-tiba berdiri saat bangun tidur misalnya
dengan cara duduk terlebih dahulu dalam waktu beberapa saat baru
kemudian berdiri perlahan-lahan untuk menghindari pingsan
6. Mengjurkan ibu untuk memperbanyak istirahat dan jangan melakukan
kegiatan yang berat
34
Catatan perkembangan
Selasa tanggal 20 Agustus 2023 Pukul 15.30 WIB
S: Klien mengatakan keadaannya sudah mulai membaik dan nafsu makan
bertambah setelah diberikan terapi obat.
Klien mengatakan masih merasa mual saat makan tetapi tidak muntah.
O:
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TTV:
Tensi : 110/70 mmHg
Suhu: 36 oC
Nadi: 80 x/menit
Pernafasan: 20 x/menit
Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, masih mual saat makan tetapi tidak
muntah, terpasang infuse RL
A: Ny. E usia 24 tahun G1P0000 UK 11 1/7 minggu dengan hiperemesis
gravidarum derajat I
P: Penatalaksanaan
1. Memberikan HE untuk banyak minum air putih dan makan buah-
buahan, hindari stress
2. Menganjurkan ibu untuk mengatur pola nutrisi
3. Memberitahu ibu agar jangan tiba-tiba berdiri saat bangun tidur
4. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak istirahat dan jangan
melakukan kegiatan yang berat
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, terapi injeksi
ondansentron 1 x 1 ampul IV, infuse RL 20 tpm, vomil B6 1 x 1,
Antasida syrup 1 x 1 sendok teh.
36
Catatan perkembangan
Rabu tanggal 21 Agustus 2023 Pukul 16.00 WIB
S: Klien mengatakan keadaanya sudah baik, pada saat makan ibu sudah tidak
merasa mual dan muntah
O:
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TTV:
Tensi : 120/80 mmHg
Suhu: 36 oC
Nadi: 80 x/menit
Pernafasan: 20 x/menit
Muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sudah tidak mual-mutah.
A: Ny. E usia 24 tahun G1P0000 UK 11 1/7 minggu dengan hiperemesis
gravidarum derajat I
P: Penatalaksanaan
1. Memberikan HE untuk banyak minum air putih dan makan buah-buahan,
hindari stress
2. Menganjurkan pada ibu untuk mengatur pola nutrisi
3. Memberitahu pada ibu agar jangan tiba tiba berdiri saat bangun tidur
4. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak istirahat dan jangan melakukan
kegiatan yang berat
5. Melanjutkan untuk mengkonsumsi obat-obatan sesuai anjuran. vomil B6 1
x 1, Antasida syrup 1 x 1 sendok teh.
6. Pasien diperbolehkan pulang
Menganjurkan untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan
37
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Jatim. 2012. Profil Kesehatan Jawa Timur 2012. Surabaya. Dinkes Jatim.
Hidayat, A.AA. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika. Hal: 51, 99, 100.
Kemenkes RI. 2012. Bidan Berperan Penting Turunkan AKI dan AKB.
buk.depkes.go.id. diakses tanggal 03/12/2013. 16:34 PM.
Mangkuji, B, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC. Hal:
8.
Manuaba, IAC. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC.
Saifuddin, AB. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal: 89.
38
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi Offset.