Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL PADA NY.

R USIA
26 TAHUN G2P1001 UK 35 MGG H/T/I DENGAN KEHAMILAN LETAK SUNGSANG
DI PMB INDAH S. S.ST

Di Susun Oleh:

Indah Swartiningtyas, SST. MM.Kes


NIM 202008021

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
JL. LETKOL ISTIQLAH NO 109 BANYUWANGI TELP (0333) 225 275

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL PADA NY.R USIA
26 TAHUN G2P1001 UK 35 MGG H/T/I DENGAN KEHAMILAN LETAK SUNGSANG
DI PMB INDAH S. S.ST

Telah di sahkan pada tanggal,...............................................

Mahasiswa

Indah Swartiningtyas, SST. MM.Kes


NIM. 202008021

Pembimbing Institusi

(Desy Purnamasari, S.ST., M.Keb)


NIK 06.135.0420

LAPORAN PUSTAKA
A. Kehamilan Normal

1. Pengertian kehamilan normal

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan


sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,
2014 : 213).

Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau  implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu atau 10 bullan
lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

(Elisabeth, 2017)

2. Klasifikasi Kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari
tuanya. Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
b. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
c. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.

Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 pula yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana dalam
triwulan pertama alat-alat mulai terbentuk.
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu),
di mana dalam triwulan kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna
dan viabilitas janin masih disangsikan.
c. Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu),
di mana janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat
hidup).
(Kuswanti, 2014).

3. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil

1. Uterus
a. Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan
kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hioertropi
dan hiperplasi otot rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik
dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura TFU per tiga jari,
dapat dicermati dalam table berikut ini.
(Sulistyawati, 2011).

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


(minggu)
12 minggu 3 jari di atas simfisis

16 minggu Pertengahan pusat-simfisis

20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3 jari di atas pusat

32 minggu Pertengahan pusat-prosesus xipoideus (px)

36 minggu 3 jari di bawah prosesus xipoideus (px)

40 minggu Pertengahan pusat-prosesus xipoideus (px)

(Sulistyawati, 2010)
b. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada
akhir bulan.
(Sulistyawati, 2011).
c. Posisi rahim dalam kehamilan
1) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi.
2) Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya
dapat mencapai batas hati.
4) Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri.
(Sulistyawati, 2011).
2. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemuka di ovarium. Folikel
ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relative minimal.
Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan insulin
dan insulin like growt factor I & II, disekresikan oleh korpus luteum, desidua,
plasenta dan hati.aksi biologi utamanya adalah dalam proses remodeling jaringan
ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian mengakomodasi kehamilan dan
keberhasilan proses persalinan. Perannya belum diketahui secara menyeluruh,
tetapi diketahui mempunyai efek pada perubbahan struktur biokimia serviks dan
kontraksi miometrium yang akan berimplikasi pada kehamilan preterm.
(Prawirohardjo, 2008).
3. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada
kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga vagina akan terlihat berwarna
keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan
mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertropi dari sel-sel otot polos.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan
untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi sel otot
polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
Papilla mukosa jugamengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna
keputihan, menebal dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan
produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari
lactobacillus acidophilus.
(Prawirohardjo, 2008).
4. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusan dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae
kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang
merupakan sikatrik dan striae sebelumnya.
Pada banyak perempuan kulit garis pertengahan perutnya (linea alba) akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-
kadang akan muncul dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang
disebut dengan chloasma atau melisma gravidarum selain itu, pada areola dan
daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan Pigmentasi yang
berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan
dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar
serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat
diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai
peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya.
(Prawirohardjo, 2008).
5. Payudara/Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin,
estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen
menimbulkan hipertropi system saluran, sedangkan progesterone menambah sel-
sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk
laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan somatomamotropin
terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar.
Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti
seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea
(lemak) yang muncul di areola primer dan disebut tuberkelmontgomery. Glandula
montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara
mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda
mungkin hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri
tajam.
Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit
berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat,
seringkali tampak sebagai jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena
di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian
luar payudara.
6. Sirkulasi darah ibu
Peredarah darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter.
c. Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin meningkat.
d. Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah.
7. Volume darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi), dengan
puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah)
bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah
jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodelusi darah mulai
tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantung
harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja
jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam
dekompensasi kordis. Pada postpartum, terjadi hemokonsentrasi dengan puncak
hari ke-3 sampai ke-5.
(Manuaba, 2010).
8. Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai
anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml.
dengan hemodelusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi
dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.
(Manuaba, 2010).
9. Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga system respirasi untuk memenuhi kebutuhan O2.
Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan Rahim yang membesar
pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim
dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar
20-25% dari pada biasanya.
(Manuaba, 2010).

4. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

a. Kebutuhan zat gizi


1) Energi
Energi sebaiknya sebagian besar berasal dari karbohidrat. Sumber-sumber
karbohidrat utama adalah beras, sereal, gandum, dll. Kebutuhan kalori
perhari : TM I 100-150 Kkal/hari, TM II 200-300 Kkal/hari, TM III 300-400
Kkal/hari.
Proporsi kenaikan berat badan selama hamil sebagai berikut :
a) Kenaikan berat badan pada trimester I lebih kurang 1,5-2 kg. Kenaikan
berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
b) Kenaikan berat badan pada trimester II adalah 4-6 kg. Sekitar 60 %
kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu
c) Kenaikan berat badan pada trimester III adalah 6-8 kg atau sekitar 60%
kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan
janin(Kemenkes RI, 2014 : 16).
Tabel 1 Rekomendasi Kisaran Kenaikan Berat Badan Total untuk Wanita
Hamil Berdasarkan BMI Sebelum Hamil
2) Protein
a) Untuk metabolisme
b) Pertumbuhan janin
c) Pertumbuhan uterus dan payudara
d) Penambahan volume darah : TM I 1g/bb, TM II 1,5 g/bb, TM III 2
g/bb.
(Dewi, 2011)
3) Zat besi
Sebagian besar anemia disebabkan oleh defisiensi za besi, oleh karena itu
perlu di tekankan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi selama
hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat
seebesar 300% (1.400 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat
tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu di
tunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat
diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari
selama kehamilan dan 6 minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia
postpartum.
(Sulistyawati, 2011).
b. Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada
perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada
trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin,
sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan
nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang nyaman dan dianjurkan pada ibu hamil
adalah miring ke kiri, kaki lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan ganjal dengan
menggunakan bantal dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan
bantal pada perut bawah sebelah kiri.
(Sulistyawati, 2011)
c. Pakaian
Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut
dan leher. Stocking tungkai tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi.
Pakailah BH yang menyokong payudara dan harus mempunyai tali yang besar
sehingga tidak terasa sakit pada bahu. Memakai sepatu dengan tumit yang tidak
terlalu tinggi. Pakaian dalam yang selalu bersih.
(Pantikawati dkk, 2010).
d. Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang bersih,
tidak kotor atau polusi udara, tidak bau, dsb. Pada prinsipnya hindari ruangan /
tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal, ruangan yang sering dipergunakan
untuk merokok).
(Pantikawati dkk, 2010).
e. Hubungan seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan seperti biasa kecuali jika terjadi perdarahan
atau keluar cairan dari kemaluan, maka harus dihentikan. Jika ada riwayat abortus
sebelumnya, koitus di tunda sampai usiakehamilan di atas 6 minggu, dimana
diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan funngsi yang baik.
Beberapa kepustakaan menganjurkan agar koitus mulai dihentikan pada 3-4
minggu terakhir menjelang pekiraan tanggal persalinan. Hindari trauma
berlebihan pada daerah serviks/uterus. Pada beberapa keadaan seperti
kontraksi/tanda0tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan,
ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminiens atau abortus habitualis,
kehamilan kembar dan penyakit menular sebaaiknya koitus jangan dilakukan.
(Dewi, 2011).
f. Imunisasi
Vaksin adalah substansi yang diberikan untuk melindungi dari zat asing (infeksi).
Ada 4 macam vaksin:
a. Toksoid dari vaksin mati
b. Vaksin virus mati
c. Virus hidup
d. Preparat globulin imun

Toksoid adalah preparat dari racun bakteri yang diuibah secara


kimiawi/endotoksin yang dibuat oleh bakteri. Vaksin mati berisi mikroorganisme
yang dibuat tidak aktif dengan panas atau baahn kimia. Vaksin virus hidup dibuat
dari strain virus yang memberikan perlindungan tetap tidak cukup kuat untuk
menimbulkan penyakit. Preparat imun globulin adalah protein yang terbuat dari
darah manusia yang dapat menghasilkan perlindungan antibody pasif/temporer.
Vaksin ini untuk melawan penyakit hepatitis B, rabies, varisela.

Vaksin dinilai keefektifan dan potensinya dalam membahayakan kehamilan.


Vaksin mati aman untuk ibu hamil, tidak ada bukti vaksin mati mempunyai efek
pada janin/meningkatkan resiko keguguran. Vaksin hidup jangan pernah diberikan
kepad ibu hamil. Satu-satunya imunisasi yang dianjurkan penggunaan selama
hamil adalah tetanus. Vaksin campak, rubela, gandongan sebaiknya diberikan
sebelum kehamilan/segera setelah kelahiran. Wanita hamil mendapat vaksinasi
primer polio hanya bila resiko terpajan sangat tinggi (polio tidak aktif).
(Pantikawati dkk, 2010).

Ibu dianjurkan untuk meminta imunisasi Tetanus Toksoid (TT) kepada


petugas. Imunisasi ini mencegah tetanus pada bayi. Selama kehamilan bila ibu
hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2
dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3
sesudah 6 bulaan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan
mendapatkan suntikan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan
interval 6 bulan (bukan 4 minggu/1 bulan). (Kuswanti, 2014).

g. Personal hygine
Kebersihan perludijaga untuk mencegah infeksi.
a. Perawatan payudara.
b. Kebersihan gigi dan mulut. Pemeriksaan dini ke dokter gigi dianjurkan
untuk menjamin pencernaan yang sempurna.
c. Kebersihan daerah genetalia perlu dijaga untuk mencegah keputihan terutama
jika sering BAK.
(Dewi, 2011).

5. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil

a. Trimester Pertama
Setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh meningkat
dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah,
dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilanya, banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang, ibu sudah menerima kehamilanya dan mulai dapat mengunakan energi
dan pikiranya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu dapat merasakan
gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di
luar dari dirinya sendiri.
c. Trimester Ketiga
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa
sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil, pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan
dukungan dari suami, keluarga dan bidan. (Kuswanti, 2014).

6. Kebutuhan Psikologis ibu hamil

a. Support keluarga
Dukungan suami dan peran suami selama kehamilan sangat meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinanya nanti bahkan
dapat memicu produksi ASI karena hormone.tugas suami yaitu memberikan
perhatian dan membina hubungan baik dengan istri serta istri dapat
mengonsultasikan setiap masalah yang dimilikinya selama kehamilan.
Dukungan keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiakan pasangan menjadi
orang tua dukungan keluarga dapat berbentuk orang tua kandung maupun mertua
mendukung kehamilan ini, berkunjung, dan mendoakan keselamatan ibu dan bayi.
Seluruh anggota keluarga turut mendoakan keselamatan ibu dan bayi
Menyelenggarakan ritual adat istiada yang tidak bertolak belakang dengan
kesehatan
b. Dukungan lingkungan
- Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi
- Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil yang pernah
dialami.
- Kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa.
- Menunggu ibu hamil ketika melahirkan
- Mereka dapat menjadi saudara ibu hamil.
c. Support tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan dalam memberikan dukungan
pada ibu hamil sebagai tempat mencurahkan segala keluhanya.
(Riyadi,2012)
7. Jenis Bentuk Panggul Menurut Medis

berdasarkan anatomi panggul wanita, terdapat empat jenis bentuk panggul, yaitu
sebagai berikut ini;

a. Panggul Ginekoid

Jenis panggul ini berbentuk oval dan merupakan bentuk yang paling ideal untuk
melahirkan secara normal. Jarak dari sisi kanan ke sisi kiri panggul lebih lebar
dibandingkan dengan jarak dari bagian depan ke belakang.

b. Panggul Antropoid

Ciri jenis panggul ini adalah bentuk depan lonjong menyerupai telur/oval. Jarak
antara sisi depan dan belakang lebih lebar dibandingkan sisi kanan dan sisi
kiri.Ibu hamil dengan tipe panggul ini masih dapat melahirkan secara normal,
meski harus tetap mempertimbangkan kondisi lainnya.

c. Panggul Android

Bentuk panggul ini menyerupai bentuk segitiga atau hati, dan umumnya
ditemukan pada panggul pria. Bentuk panggul ini berisiko mengalami hambatan
dalam persalinan normal.

d. Panggul Platipeloid

Ini merupakan panggul dengan bentuk oval yang memipih. Bentuk panggul ini
umumnya berisiko dalam persalinan secara normal.

Ukuran panggul bisa berbeda-beda setiap orang, tapi bentuk panggul ginekoid
menjadi bentuk panggul yang ideal untuk menjalani persalinan normal. Berikut
ukuran panggul normal wanita.
 Distansia spianrum minimal ± 23-26cm.
 Distansia kritarum minimal ± 28-30cm.

 Konjugata eksterna minimal ± 18-20cm.

 Lingkar panggul luar minimal ± 80-90 cm.

B. Kehamilan Patofisiologis

1. Pengertian kehamilan letak sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan


kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Saifuddin,
2008 : 198) .

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang(membujur) dalam


Rahim, kepala berada di fundus, dan bokong berada dibawah (Mochtar, Rusam.
1998 : 350).

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya


adalah bokong,kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4 % dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi
bokong meruapakan mallpresentasi yang paling sering di jumpai. Sebelum umur
kehamilan 28 minggu,kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan
sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34
minggu(Sarwono, 2010v: 588)

Presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai.


Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-
30 %, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur
kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi
terdapat beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural
uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan
multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong
sebelumnya. Manajemen presentasi bokong mengalami perubahan yang mengarah
kepada semakin dipilihnya cara persalinan bedah sesar dibandingkan vaginal.

2. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan
cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karna bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang
lebih luas dari fundus uteri, sedangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di
segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat di mengerti mengapa pada kehamilan
belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya,
beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang
(Saifuddin, 2014 : 148).

3. Klasifikasi Letak Sungsang

Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi


pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam presentasi bokong,
yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus), dan kaki. Varian
presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit, kaki inkomplit, dan
lutut. Janin dengan presentasi kaki dan variannya direkomendasikan untuk tidak
dilakukan percobaan persalinan vaginal(Sarwono, 2010 : 589).

Ada empat macam presentasi bokong menurut (Oxorn, Harry & Forte, 2010 :
196)

1. Sempurna : flexi pada paha dan lutut

2. Murni : flexi pada paha; extensi pada lutut. Ini merupakan jenis yang tersering
dan meliputi hamper dua per tiga presentasi bokong.

3. Kaki : satu atau dua kaki, dengan extensi pada paha dan lutut. Kaki merupakan
bagian terendah.

4. Lutut : satu atau dua lutut, dengan extensi pada paha, flexi pada lutut

4. Etiologi Letak Sungsang

Faktor-faktor etiologi presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban


yang berlebihan, kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibromyoma,
hydrocephalus, dan janin besar. Setiap keadaan yang mempengaruhi masuknya kepala
janin kedalam panggul mempunyai peranan dalam etiologi presentasi bokong. Banyak
yang tidak diketahui sebabnya, dan setelah mengesampingkan kemungkinan-
kemungkinan lain maka sebab malposisi tersebut baru dinyatakan hanya karna
kebetulan saja. Sebaliknya, ada prsentasi bokong yang membakat.

Beberapa ibu melahirkan bayinya semuanya dengan presentasi bokong,


menunjukan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga cocok untuk
prsentasi bokong dari pada presentasi kepala. Implantasi plasenta di fundus atau di
cornu uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong (Oxorn,
Harry & Forte, 2010 : 195).

Menurut Martica D. G. Silinaung, Juneke J. Kaeng, dan Erna Supraman


(2014) karakteristik persalinan letak sungsang ditemukan hasil bahwa persalinan letak
sungsang paling banyak ditemukan pada ibu multigravida.

5. Prognosis Letak Sungsang

1) Bagi ibu

a) Kemungkinan robekan pada perenium lebih besar

b) Ketuban lebih cepat pecah

c) Partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi

d) Endrometritis

e) Pelepasan plasenta

2) Bagi janin

a) Kematian perinatal

b) Prolapse tali pusat

c) Trauma pada bayi akibat: tangan dan kepala menjuntai,

pembukaan serviks yang belum lengkap,CPD.

d) Asfiksia

e) Perlukaan/ trauma pada organ abdominal atau pada leher.

6. Diagnosis Letak Sungsang


Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen.
Manuver leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila
umur kehamilannya > 34 minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan
pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan pemeriksaan dalam vagina dan atau
pemeriksaan ultrasonografi. Keberhasilan untuk menemukan adanya presentasi
bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena adanya prosedur versi luar
yang direkomendasikan guna menurunkan insidensi persalinan dengan presentasi
selain kepala dan persalinan bedah sesar. Pemeriksaan yang hanya menunjukan
adanya presentasi bokong saja belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya risiko
guna pengambilan keputusan caara persalinan yang hendak dipilih. Taksiran berat
jain, jenis keadaan bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan struktur tulang
panggul ibu, keadaan hiperekstensi kepala janin, kemajuan persalinan, pengalaman
penolong, dan ketersediaan fasilitas pelayanan intensif neonatal merupakan hal-hal
yang penting untuk diketahui.

Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi


pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam presentasi bokong,
yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus), dan kaki. varian
presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit, kaki inkomplit, dan
lutut. Janin dengan presentasi kaki dan variannya direkomendasikan untuk tidak
dilakukan percobaan persalinan vagina (Sarwono, 2010 : 588).

Diagnosa kehamilan letak sungsang menurut (Marmi, 2011) dapat ditegakkan


melalui beberapa pemeriksaan yaitu :

a. Pemeriksaan abdomminal

1) Letaknya adalah memanjang

2) Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak terasa seperti kepala
di curigai adalah bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha
terengang di atas tulang-tulang di bawahnya, memberikan gambaran keras
menyerupai kepala dan menyebabkan keselahan diagnosa.

3) Punggung ada di sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-bagian kecil ada
disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang.
4) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar di raba bila kepala ada di
bawah hepar atau iga-iga. kepala lebih keras dan lebih bulat dari pada bokong
dan kadangkadang dapat dipantulkan (ballottement). Kalau di fundus uteri
taraba masa yang dapat dipantulkan, harus dicurigai presentasi bokong.
Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.

b. Denyut jantung janin Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas
umbilikus dan pada sisi yang sama dengan punggung pada RSA (Right Sacrum
Anterior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran kanan atau perut
ibu. Kadang-kadang denyut jantung janin terdengar dibawah umbilikus, dalam hal
ini banyak diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah oleh sebab itu
denyut jantung janin terdengar tidak ditempat biasa.

c. Pemeriksaaan dalam

1) Bagian terendah teraba tinggi

2) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura dan
fontanella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukan adanya mal presentasi.

3) Bagian terendahnya teraba lunak dan inreguler. Anus dan tuber ishiadicum
terletak pada satu garis. Bokong tidak teraba, yang teraba hanya bagian muka.

4) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik dibawah dan


teraba oleh jari-jari pemeriksan, hanya dapat teraba bagian kepala seperti
tulang yang keras.

5) Sacrum ada di kuadran kanan dan panggul dan daimeter bitrochanteria ada
pada diameter obliqua kanan.

6) Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.

Ultrasonografi Pemeriksaan seksama dengan ultrasonografi akan memastikan


letak janin yang tidak normal. Letak sungsang dikenal pula dengan istilah kelahiran
bokong dengan empat kemungkinan. Kemungkinan pertama, ditemukan bokong
sempurna atau bokong kaki, jika kedua tungkai terlipat didepan perut. Kedua, bokong
murni, kalau kedua tungkai menekuk lurus kearah depan tubuh hingga bekerja sebagai
badai mengurangi kebebasan gerak lahir. Terakhir, bokong lutut, satu atau dua lutut
menghadap jalan lahir (Sarwono, 2010 : 589).

7. Penanganan Letak Sungsang Pada Masa Kehamilan

Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi


pada saat persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi dan atau
akupuntur, dan posisi dada-lutut(Knee Chest). Bukti-bukti tentang manfaat dan
keamanan tindakan versi luar sudah cukup tetapi masih belum bagi tindakan
moksibusi dan/ atau akupuntur, dan posisi dada-lutut. Dengan demikian, baru
tindakan versi luar yang direkomendasikan (Sarwono, 2010 : 590). Salah satu
penanganan tindakan versi luar adalah dengan melakukan posisi knee chest

8. Knee Chest Position

a. Definisi Knee Chest Position

Secara harfiah knee chest position berarti posisi lutut-dada atau


menungging atau biasa juga disebut dengan posisi sujud. Menurut dr. Frizar
Irmansyah, SpOG (K) menyatakan bahwa knee chest position adalah posisi sujud
yang dapat dilakukan untuk memutar posisi bayi sungsang menjadi posisi yang
seharusnya. Knee chest position ini dapat dilakukan pada usia kandungan 7-8
delapan bulan. Durasi untuk melakukan posisi sujud ini dilakukan selama 5-10
menit dua kali dalam sehari. Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah
yang diharapkan setelah melakukan Knee Chest Position (KCP) ini. Dilakukan 2-
3 kali sehari selama 10-15 menit. Dimana diharapkan bokong janin yang telah
turun akan bebas kembali sehingga terjadi versi spontan.Usia kehamilan yang
dianjurkan untuk KCP adalah usia kehamilan 30-32 minggu. Kalau 1 minggu
tidak berhasil berarti versi luar juga sia-sia (Rizkiani, 2013 : 288).

b. Kegunaan Knee-Chest Position

Kondisi melahirkan sungsang (bokong) biasanya terjadi ketika kepala bayi


tidak berada pada jalan lahir diusia kehamilan 37 minggu. Janin akan berputar-
putar dalam rahim hingga berumur 35-36 minggu. Melahirkan bayi dengan kepala
diatas, dapat mempengaruhi proses persalinan. Adapun salah satu cara untuk
mencegah melahirkan sungsang (bokong) adalah melakukan knee chest position,
dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Dilakukan rutin 2 kali
setiap hari pagi dan sore selama 10 menit. Kegiatan ini sangat mengurangi
kemungkinan melahirkan sungsang, aman dan memberi ruang pada bayi untuk
berputar kembali ke posisi normal. Kemungkinan berhasil adalah 92%. Ada
beberapa hal yang dapat menyebabkan posisi janin letak bokong pada kehamilan.
Penyebab yang umumnya terjadi antara lain panggul sempit, plasenta previa atau
lainnya. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengubah posisi janin menjadi kepala
di bawah adalah melakukan knee chest position (posisi lutut-dada), berlututlah
seperti dalam posisi sujud, letakan dada pada dasar lantai, bernafaslah dengan
rileks, lakukan posisi ini antara 5 sampai 10 menit. Posisi knee-chest dapat
dilakukan 1 sampai 2 kali sehari. Posisi janin dikatakan sudah mantap (tidak
berubah lagi) setelah usia kehamilan 35 minggu. Jadi, bila pada usia kehamilan 32
minggu letaknya sungsang, masih ada kemungkinan berubahkarena usia
kehamilan belum 35 minggu. Biasanya dokter akan menyarankan ibu melakukan
gerakan tertentu yang disebut kneechest position, yaitu gerakan seperti sujud,
salah satu pipi menempel di lantai, kedua lutut menempel di lantai dan bokong
dalam posisi menungging. Dilakukan minimal 2 kali sehari, selama 10-15 menit.
Gerakan ini bertujuan agar janin berputar sehingga bagian terbawahnya adalah
kepala. Dalam penelitian B. Kenfack dkk, instruksi yang diberikan kepada
perempuan untuk mengasumsikan posisi knee chest selama 15 menit tiga kali
sehari selama seminggu, berhasil mengubah presentasi sungsang ke presentasi
kepala 61% dari wanita dibandingkan dengan versi spontan 40% pada kelompok
kontrol, dengan signifikan secara statistik perbedaannya. Studi ini menunjukkan
bahwa menasihati perempuan dengan janin presentasi sungsang antara minggu ke-
36 dan ke-37 untuk menggunakan posisi knee chest selama 15 menit tiga kali
sehari aman, sederhana dan secara signifikan mengurangi kejadian sungsang saat
persalinan. Dapat disimpulkan kegunaan dari knee-chest position adalah

a) Mencegah melahirkan sungsang/bokong

b) Memutar posisi janin sehingga bagian bawahnya adalah kepala.

c. Teknik Knee-Chest Position


Untuk melakukan knee chest position adalah:

1) Melakukan posisi sujud dengan kedua tangan diletakan dilantai, salah satu sisi
muka menempel di lantai, kedua kaki direntangkan selebar bahu.

2) Dada dan bahu sedapat mungkin menempel dilantai

3) Lipat kedua lutut sehingga paha tegak lurus dengan lantai

4) Pertahankan posisi selama 5-10 menit

Hal ini dapat membantu memperbaiki posisi janin tidak normal menjadi
presentasi kepala dan meningkatkan peredaran darah pada dinding panggul.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes. 2017. Kehamilan Letak Sungsang https://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/


2017/pengelolaan-kehamilan-letak-sungsang (diakses 25 Mei 2019)

Cunningham, 2005 Obstreti Williams alih bahasa: Huriawati Hartono. Jakarta. EGC
Fatma. 2013. Kebutuhan Eliminasi Pada Ibu Hamil https://delimapersadan
elafatma.wordpress.com/2013/10/25/kebutuhan-eliminasi-pada-ibu-hamil (diakses 15
April 2019)
Husin, Farid. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagung Seto.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gede, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta, EGC.

Martica D. G. Silinaung, Juneke J. Kaeng, 2014 Penelitian Karekteristik persalinan Letak


Sungsang.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta, EGC.

Oxorn, Harry & Forte, William R,2010. Ilmu kebidanan Patalogi dan Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta. YEM

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirahrdjo.

Rizkiani, dkk. 2013 Asuhan kebidanan Maternal I.Jakarta: TIM.

Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan kebidanan I.Jakarta: TIM.

Saifuddin, 2014 Panduan Praktiks Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Jakarta

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta: Salemba
Medika.

Suparman, 2014. Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta, EGC.

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL PADA NY.R USIA


26 TAHUN G2P1001 UK 35 MGG H/T/I DENGAN KEHAMILAN LETAK SUNGSANG
DI PMB INDAH S. S.ST

Pertemuan
Tempat
pengkajian PMB Indah, .S.ST
Tanggal
pengkajian 26 mei 2021
Waktu
pengkajian 15.00 WIB
Pengkaji Indah, S.ST

A. DATA SUBYEKTIF

1. Biodata
Nama Ibu Nama
Ny.R Suami Tn. S
Umur 26 Th Umur 30 Th
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan SMA Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT Pekerjaan Karyawan Swasta
Alamat Bomo Alamat Bomo
Gol. Darah 0 Gol. Darah -

Pendonor Saudara laki-laki


ibu
2. Alasan kunjungan/ keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan lain yang berhubungan dengan kesehatan saat ini
Ibu mengeluh terasa sesak diperut bagian atas dan ibu merasa kurang nyaman
4. Riwayat menstruasi
HPHT 21-09-2020
TP 28-06-2021
Siklus Teratur, 30 hari
Masalah yang
pernah Tidak ada
dialami
5. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke- 1
Usia saat kawin 22 tahun
Lama
perkawinan 4 tahun
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tahun Tempat Anak JK/ Kondisi anak
No. UK Jenis partus Penolong Nifas
partus partus BB sekarang
Laki-
9
1 2018 Bidan normal bidan normal laki/3000 sehat
bulan
gr
Hamil ini
7. Riwayat kehamilan saat ini
TM I : 2x di bidan, 1x di dokter SPOG
Kunjungan TM II : 1x di bidan
TM III : 1x di bidan
Masalah yang pernah
dialami Mual muntah saat kehamilan 2 bulan
8. Riwayat imunisasi TT
TT1 –TT4 Waktu SD, TT 5 waktu catin
9. Riwayat penyakit/ operasi yang lalu
Tidak ada
10. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
Tidak ada
11. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular,
menahun dan menurun

12. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan alat kontrasepsi kb suntik 3 bulan
13. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari selama hamil ini
Umum Ibu makan sehari 3x porsi sedang, istirahat teratur 6 jam dalam sehari
Data Psikososial Ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
T
D 100/70 mmHg
N 80 x/menit
TTV

P 20 x/menit
S 36°C
BB sebelum
hamil 50 kg
BB sekarang 57 kg
TB 150 cm
Lila 26 cm
IMT 57: (1,5x1,5) = 25,3 (normal)
2. Pemeriksaan fisik

Muka Simetris, muka tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema,
tidak ada nyeri tekan pada dahi, pipi dan rahang.
Mata Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik.
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar
Leher limfe, tidak ada bendungan vena jugularis.

Simetris, payudara bersih, puting susu/papilla mammae menonjol,


Payudara hiperpigmentasi areola dan papilla mamae merata, tidak ada nyeri
tekan, kolustrum belum keluar
Leopold I : tinggi fundus uteri pertengahan px-pusat, bagian fundus
teraba bagian janin keras, bulat dan melenting (kepala)
Leopold II : Pada perut ibu bagian samping kanan teraba keras,
memanjang seperti papan (punggung) dan pada perut bagian
kiri teraba bagian terkecil janin (ekstermitas)
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian janin bulat,
lunak dan tidak melenting (bokong)
Abdomen
Tidak ada bekas operasi, pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak
ada pembesaran liver. Tinggi fundus uterus pertengahan px-pusat
Mc. Donald : 24 cm
DJJ 135x/menit
TBJ : TFU (24-12) x 155= 1837 gram

Atas: Warna kuku merah muda, tidak odema, tidak sianosis


Ekstremitas
Bawah: Tidak odema, tidak ada varices,
Reflex patella reflek patella kanan kiri +/+.
Anogenetalia Tidak dikaji
Panggul Luar
Lingkar Panggul 85 cm
D.Cristarium 29 cm
D.Bourdeloqeu 19 cm
D.Spinarum 25 cm
3. Pemeriksaan penunjang
Tanggal pemeriksaan : 19 desember 2020 Waktu : 09.00 WIB
Hasil : Golongan darah : O (RH+)
HB : 12,5 gr/dL
HbSAG : NR
TPHA : NR
VCT : NR
C. ASSESSMENT

Ny. “R” usia 26 tahun G2P1001 UK 35 minggu, janin hidup, tunggal,


intrauterine dengan letak sungsang

D. PLAN

1. menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan tanda-tanda


vital
2. menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan leopold yang
telah dilakukan
3. mengajarkan dan beritahu ibu tentang breast care
4. menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan
5. menganjurkan ibu untuk minum,Fe,Vit,dan Kalk
6. menganjurkan ibu untuk control ke doker spesiais kandungan
untuk perencanaan tindakan selanjutnya dan rencana
persalinan di RS
Banyuwangi, 26 Mei 2021

Perencana Asuhan

Indah S., S.ST


Lembar Implementasi Pertemuan Pertama

N Waktu Tindakan TTD &


o. (Tanggal/ Nama
Jam) Mahasiswa
1. 26 mei Kegiatan yang sudah dilakukan adalah :
2021
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil (Indah
(15.05)
pemeriksaan tanda-tanda vital Menjelaskan Swartiningtyas,
pada ibu tentang hasil pemeriksaan tanda- SST )
tanda vital dalam keadaan normal yaitu
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi
88x/menit, pernafasan 19x/menit, dan suhu
36,60C
2. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya
saat ini yaitu kehamilan nya letak
sungsang. Pada pemeriksaan leopold III
didapatkan hasil teraba bulat,lunak,dan
tidak melenting yang berarti bokong atau
dengan letak sungsang.
3. Mengajarkan pada ibu tentang teknik
senam hamil yaitu teknik peregangan,
relaksasi, dan pernafasan serta anjurkan
ibu untuk melakukan nya sendiri di rumah
4. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya
pada kehamilan yaitu perdarahan, bengkak
ditangan,kaki,dan wajah, demam
tinggi,keluar air ketuban, gerakan bayi
berkurang atau tidak bergerak sama sekali,
muntah terus-menerus dan tidak bisa
makan sama sekali.
5. Memberikan tablet Fe 500 mg 1x110 tablet
, vit C 250 mg 1x1, Kalk 250 mg 1x1
sebanyak 10 tablet. Cara minumnya tablet
Fe diminum bersamaan dengan Vit C agar
mempercepat penyerapan dan di minum
terpisah dengan Kalk dan juga hindari
diminum bersamaan dengan kopi,teh atau
susu.
6. Menganjurkan ibu untuk Kontrol ke RS
untuk USG mengetahui letak posisi
bayinya dan rencana persalinan di RS jika
posisi bayi masih sungsang

2. Evaluasi 1. ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan (Indah


proses tanda-tanda vital dalam batas normal. Swartiningtyas,
2. Ibu sudah mengetahui bahwa terdapat SST )
komplikasi pada kehamilan Nya yaitu
letak sungsang sehingga ibu melakukan
pemeriksaan rutin di tenaga kesehatan
3. Ibu telah mengikuti dan belajar tentang
teknik-teknik senam hamil serta ibu
berjanji akan melakukan senam hamil
sendiri di rumah
4. Ibu mengatakan mengerti tentang
penjelasan yang disamapaikan, dan ibu
mampu menyebutkan ulang tanda-tanda
bahaya pada kehamilan
5. Ibu sudah minum tablet fe,vit c,dan LC 7
tablet
6. Ibu bersedia untuk segera ke rumah sakit
diantar suaminya

Mahasiswa Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( ) ( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai