Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS

KEHAMILAN DENGAN POST DATE DI KAMAR BERSALIN RSUD


KANJURUHAN KEPANJEN

Oleh :
ELLAN KUKUH NURDIANSYAH
NIM. 2030010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS : PROGRAM PROFESI
STIKes KEPANJEN MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M G2 P1001 Ab000 Uk


41 Minggu 4 Hari Dengan bekas SC 7th + Post Date di Ruang Kamar Bersalin di
RSUD Kanjuruhan Kepanjen, Kab. Malang , yang Dilakukan Oleh :

Nama : ELLAN KUKUH NURDIANSYAH

NIM : 2030010

Prodi : PENDIDIKAN PROFESI NERS

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Progam Pendidikan
Profesi Ners Departemen Keperawatan Maternitas, yang dilaksanakan pada
tanggal 24 Mei 2021 yang telah disetujui dan disahkan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 28 Mei 2021

Malang, 28 Mei 2021

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(Ni Luh Diah ASD, S.Kep, Ns, M.Kep) (……………………………..)


NIK. 201001020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASRA KEHAMILAN


1. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap orang yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami
menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang
organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami
kehamilan. (Mandriwati, 2017).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester
satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu
ke 13 – ke 27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 sampai ke
40) (Saifuddin,2016).
2. Etiologi
Menurut Hartika (2018), etiologi pada kehamilan adalah sebagai
berikut :
a. Konsep Fertilisasi dan Implantasi
Konsepsi fertilisasi (pembuahaan) ovum yang telah dibuahi segera
membela diri sambil bergerak menuju tuba fallopi/ruang rahim
kemudian melekat pada mukosa rahim dan bersarang di ruang rahim.
Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi) dari pembuahaan sampai
nidasi diperlukan waktu kira-kira enam sampai dengan tujuh hari. Jadi
dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel
telur), spermatozoa (sel mani), pembuahaan (konsepsi-fertilisasi),
nidasi dan plasenta.
b. Pertumbuhan dan perkembangan janin Minggu 0, sperma membuahi
ovum membagi dan masuk kedalam uterus menempel sekitar hari ke-
11
1) Minggu ke-4 jantung, sirkulasi darah dan saluran pencernaan
terbentuk. Embrio kurang dari 0,64 cm.
2) Minggu ke-8 perkembangan cepat. Jantungnya mulai memompa
darah. Anggota badan terbentuk dengan baik.
3) Minggu ke-12 embrio menjadi janin.
4) Minggu ke-16 semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat janin
sekitar 0,2 kg.
5) Minggu ke-20 verniks melindungi tubuh, lanugo menutupi tubuh
dan menjaga minyak pada kulit, alis bulu mata dan rambut
terbentuk.
6) Minggu ke-24 perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7-
0,8 kg.
7) Minggu ke-28 janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu.
Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
8) Minggu ke-32 bayi sudah tumbuh 38-43 cm.
9) Minggu ke-38 seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa
bergerak dan berputar banyak.
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Samita, (2018) tanda dan gejala kehamilan yaitu sebagai
berikut :
a. Tanda tidak pasti
1) Amenorrhea (terlambat datang bulan)
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium)
tidak dilepaskan sehingga amenorrhea atau tidak datangnya haid
dianggap sebagai tanda kehamilan. Namun, hal ini tidak dapat
dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena amenorrhea dapat juga
terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor-hipofise, perubahan
faktor-faktor lingkungan, malnutrisi dan yang paling sering gangguan
emosional terutama pada mereka yang tidak ingin hamil atau malahan
mereka yang ingin sekali hamil.

2) Mual dan muntah


Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak
enak sampai muntah yang berkepanjangan dalam kedokteran sering
dikenal dengan morning sickness karena munculnya sering kali pagi
hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya
menusuk dan juga oleh emosi penderita yang ridak stabil. Untuk
mengatasinya penderita perlu diberi makan-makan an yang ringan,
mudah dicerna dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaan ini
masih dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula
diberikan obat-obatan anti muntah.
3) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara
disebabkan payudara membesar. Faskularisasi bertambah asinus dan
duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron.
4) Gangguan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam,
disebabkan karena desakkan uterus yang membesar dan tarikan oleh
uterus ke kranial.
5) Konstipasi
Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau
dapat juga karena perubahan pola makan.
6) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan
karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan
selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil
menjelang aterm.
7) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang
kehitamhitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang
pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit gelap. Biasanya
muncul setelah kehamilan 16 minggu. pada daerah aerola dan putting
payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan-perubahan ini
disebabkan stimulasi MSH (Melanocyte Stimulanting Hormone). Pada
kulit daerah abdomen dan payudara terdapat perubahan yang disebut
strie gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut.
8) Perubahan payudara
Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya
kehamilan, tetapi hal ini bukan merupakan petunjuk pasti karena
kondisi serupa dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal,
penderita tumor otak atau ovarium, peengguna rutin obat penenang,
dan hamil semu (pseudocyesis). Akibat stimulasi prolaktin dan HPL,
payudara mengsekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih
dari 16 minggu.
9) Mengidam (ingin makan khusus)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama. Ibu hamil
sering meminta makanan atau minuman tertentu, terutama pada
trimester pertama. Akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.
10) Lelah (Fatique)
Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya basal metabolic rate
(BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan meningkatnya
aktifitas metabolik produk kehamilan (janin) sesuai dengan
berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah yang terjadi selama
trimester pertama akan berangsur-angsur menghilang dan kondisi ibu
hamil akan menjadi lebih segar.
11) Varises
Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Terdapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya
varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
b. Tanda Mungkin Hamil
1) Rahim membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsistensi rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin
lama makin bundar bentuknya.
2) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertropi ismus pada
triwulan pertama mengakibatkan 9 ismus menjadi panjang dan lebih
lunak. Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan
tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka ismus ini
tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.
3) Tanda Chadwick
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiruan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen.
4) Tanda Piskacek
Pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas
ke arah pembesaran tersebut.
5) Braxton hicks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah
berkontraksi. Waktu palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang
tadinya lunak akan menjadi keras berkontraksi. Tanda ini khas untuk
uterus dalam masa kehamilan.
6) Tes urine kehamilan (tes hCG) positif
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi
pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar
hormon gonadotropin dalam urine. Kadar yang melebihi ambang
normal, mengindikasi bahwa wanita mengalami kehamilan.
c. Tanda Pasti Kehamilan
1) Teraba gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat teraba pada kehamilan 28
minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu
karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan 4
atau 5 janin itu kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban,
maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka anak melenting
di dalam rahim.
2) Teraba bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.
3) Denyut jantung janin
Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan menggunakan:
a) Fetal electrocarddiograph pada kehamilan 12 minggu
b) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu
c) Stetoskop leanec pada kehamilan 18-20 minggu
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen
Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa
ukuran
4. Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan
Menurut Samita, (2018) Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh
sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga
dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon
somatomamotropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan
perubahan pada bagian-bagian tubuh di bawah ini.
a. Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya
sebesar 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga
menjadi sebersat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami
hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat
mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Perubahan pada
isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat
saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda Hegar.
b. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, berssamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Seviks manusia
merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang mengalami
perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan pesalinan. Bersifat
seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus
sampai akhir kehamilan dan selama persalinan. (Sulin, Prawirohardjo,
2013)
c. Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran
estrogen dan progesteron. Dengan terjadinya kehamilan, indung telur
yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16
minggu.
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium.
d. Vagina
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
Chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya
sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
e. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI
dijabarkan sebagai berikut :
1) Estrogen, berfungsi
a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara
b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak makin membesar
c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara
2) Progesteron, berfungsi
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
b) Meningkatkan jumlah sel asinus
3) Somatomamotrofin, berfungsi
a) Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin
b) Penimbunan lemak di sekitar alveolus payudara
c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan
f. Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output)
meningkat sampai 3050%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-
28 minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut
jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70
kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Pada ibu hamil dengan penyakit
jantung, ia dapat jatuh dalam keadaan decompensate cordis.
(Sulistyawati, 2009).
Setelah mencapai kehmilan 30 minggu, curah jantung agak
menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah
dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat
sebesar 30%, setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25%
di atas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
g. Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk
dapat memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu, terjadi desakan
diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan
32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam
sekitar 20-25% daripada biasanya.
h. Sistem pencernaan
Oleh karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung
meningkat dan dapat menyebabkan:
1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
2) Daerah lambung terasa panas
3) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut
morning sickne ss
4) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum
5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari,
disebut hiperemesis gravidarum
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi (manuaba,2010).
i. Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin taunya kehamilan bila
uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala
janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul
kembali.
j. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan pada deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone
lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmantasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola
mammae, papilla mammae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum).
Setelah persalinan hiperpigmentsi ini akan menghilang.
k. Perubahan metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan
gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg,
sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan
menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan
0,3 kg. Menurut Depkes RI (2006), kenaikan normal bagi ibu hamil
sebesar 7-12 kg. Bertambahnya berat karena hasil konsepsi yaitu janin,
plasenta, dan cairan amnion. Selain itu alat-alat reproduksi ibu seperti
rahim dan payudara membesar, volume darah bertambah selain lemak
tubuh yang meningkat.
l. Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.
Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan oubis akan meningkat
mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas
tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung
terutama pada akhir kehamilan.
5. Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut Fatimah (2017) pelayanan antenatal terintegrasi merupakan
pelayanan Kesehatan komprehensif dan berkualitas yang dilakukan
melalui:
a. Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan
Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah
kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
1) Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda
terutama pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang
setelah kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu
dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak
dapat makan dan berat badan menurun terus.
2) Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
3) Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat atau yang menetap timbul pada ibu hamil
mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.
4) Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan
tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
5) Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janinnya.
6) Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan
dari bang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu
tanda bahaya pada kehamilan.
7) Batuk lama
Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut dan
dapat dicurigai ibu hamil menderita TB.
8) Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu
masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
9) Cepat Lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa
lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya
terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
10) Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak
bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila
hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
11) Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada
ibu hamil.
12) Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan
keempat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia
kehamilan ini, gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada
gerakan maka ibu hamil harus waspada.
13) Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb. Selama kehamilan, ibu bisa
mengalami perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena
perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu kesehatan
ibu dan janinnya maka akan dikonsulkan ke psikiater.
14) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu
hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan selalu mau
berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan
oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya
kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini,
petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan
memberikan dukungan agar mau membuka diri.
b. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk :
1) Pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan
kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.
2) Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif selama 6 bulan
3) Perawatan tali Pusat
4) Enggunaan Alat Kontrasepsi
5) Status imunisasi tetanus ibu hamil
6) Jumlah tablet tambah darah (tablet Fe) yang dikonsumsi ibu hamil
7) Obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi, diuretika,
antivomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB dan sebagainya.
8) Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat
pemakaian obat malaria.
9) Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat
penyakit pada pasangannya. Informasi ini penting untuk
langkahlangkah penanggulangan penyakit menular seksual.
B. KONSEP DASAR POST DATE
1. Definisi Post Date
Kehamilan postterm atau disebut juga serotinus, kehamilan lewat
waktu, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/post datisme
atau pascamaturitas merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama
294 hari (42 minggu) atau lebih. Umur kehamilan ini dapat dihitung dari
hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus
ratarata 28 hari. Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang
melebihi waktu 42 minggu (294 hari) belum terjadi persalinan. Istilah
lebih bulan, memanjang, lewat waktu (postdates) dan postmatur sering
dipakai bergantian secara bebas untuk mendeskripsikan kehamilan yang
telah melebihi durasi yang dianggap diatas batas normal (Leo, 2018).
Kehamilan serotinus lebih seringterjadi pada primigravida mmuda
dan primigravida tua atau pada grandemultiparitas. Kehamilan serotinus
sebagian akan menghasilkan keadaan neonatus dengan dysmaturitas.
Kematian perinatalnya 2-3 kali lebih besar dari bayi yang cukup bulan
(Sastrawinata, 2010).
Menurut WHO (2006), Kehamilan posdate adalah suatu kehamilan
yang berlangsung melebihi 40 minggu ditambah satu atau lebih hari
(setiap waktu yanng melebihi tanggal perkiraan lahir). Kehamilan
serotinus (sering disebut juga kehamilan lebih bulan, atau kehamilan
memanjang atau lewat bulan) merupakan kehamilan dengan waktu yang
memanjang melebihi akhir minggu 42 gestasti atau 294 hari dari hari
pertama periode menstruasi terakhir (Lowdermik, Perry, Cashion, 2012).

2. Etiologi Post Date


Menurut Saifudin (2014), seperti hanlnya teori bagaimana
terjadinya pesalinan, sampai saat ini sebab terjadinya kehamilan postdate
belum jelas. Beberapa teori diantaranya yaitu:
a. Pengaruh progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya
merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu
proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas
uterus terhadap oksitoksin, sehingga beberapa penulis menduga bahwa
terjadinya kehamilan postdate adalah karena masih berlangsunga
pengaruh progesteron.
b. Teori oksitosin
Pemakaian oksitosinuntuk induksi persalinan pada kehamilan
postdate memberi kesan atau dpercaya bahwa oksitosin secara
fisiologid memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan
dan pelepasan oksitosin dari nerohipofisis ibu hamil yang kurang pada
usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebab
postdate.
c. Teori kortisol/ACTH janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk
dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-
tiba kadar kortisol plasma janin akan mempengaruhi plasenta sehingga
produksi progesteron berkurang dan membesar sekresi estrogen,
selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi
prostaglanding.pada cacat bawaan janin seperti anncephalus,
hipoplasia adrenal janin dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin
akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik
sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat waktu.
d. Syaraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada
tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelianan letak, tali pusat pendek
dan bagian bawahmasih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab
terjadinyakehamilan postdate.
e. Herediter
Seorang ibu yang mengalami kehamilan postdate mempunyai
kecenderungan untuk melahirkan lewat waktu pada kehamilan
berikutnya. Morgen (1999) seperti dikutip Cunningham, menyatakan
bahwa bilamanaseorang ibu mengalami kehamilan postdate saat
melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak
perempuaanya akan mengalmi kehamilan postdate.

3. Manifestasi Klinisi Post Date


Menurut Saifuddin (2014), kehamilan dapat dinyakatan kehamilan
lewat waktu bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan
sebagi berikut:
a. Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif
b. Telah lewar 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan doppler
c. Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerakan janin pertama kali
d. Telah lewat 22 minggusejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan
stetoskop lennec

Tanda klinis/ laboratoris untuk kehamilan postdat, antara lain sebagai


berikut:
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan iaalah gerakan janin yang jarang
yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/ 20 menit atau secara obyektif
dengan kardiotopografi kurang dari 10 kali/ 20 menit
b. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi
menjadi
- Stadium I : kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi
sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
- Stadium II : seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium
(kehijauan dikulit)
- Stadium III : seperti stadium disertai pewarnaan kekunngan pada
kuku, kulit dan tali pusat (Nugroho, 2012).

4. Komplikasi Post Date


Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
a. Kematian janin dalam rahim
b. Akibat insufisiensi plasenta karenamenuanya plasenta dan kematian
neonatus yang tinggi
c. Asfiksia adalah penyebab utama kematian dan morbiditas neonatus
d. Pada otopsi neonatus dengan serotinus didapatkan tanda-tanda
hipoksia termasuk adanya petekie pada pleura dan perikardium dan
diaptkan adanya partikel partikel mekonium pada paru. Secara
hepatologis, kelianan plasenta yang ditemukan adalah klsifikasi edema
vili, pseudohiperplasi pada sinsitium, degenerasi fibroid pada vili, dan
miokard infark plasenta (Sastrawinata, 2010).

5. Patofisiologi Post Date


Serviks yang akan mengalami persalinan normal secara bertahap
akan melunak, menipis, mudah berdilatasi, dan bergerak ke arah anterior
mendekati waktu persalinan. Serviks pada wanita multipara lebih cepat
matang dibandingkan nulipara, dan pemahaman mengenai paritas penting
dalam menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan serviks
pada kehamilan lanjut (Varney, 2007).
Kehamilan lewat waktu yang disebabkan karena faktor hormonal,
kurangnya produksi oksitosin akan menghambat kontraksi otot uterus
secara alami dan adekuat, sehingga mengurangi respons serviks untuk
menipis dan membuka. Akibatnya kehamilan bertahan lebih lama dan
tidak ada kecenderungan untuk persalinan pervaginam (Varney, 2007).
6. Patway
7. Pemeriksaan Penunjang Post Date
a. USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidromnion, derajat maturitas
plasenta.
b. CTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin.
c. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniostomi (tes
tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes tekanan
dinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes tekanan oksitosin.
d. Pemeriksaan sitology vagina dengan indeks koriopiknotik > 20%
(Mansjoer, 2003).

8. Penatalaksanaan Post Date


Penatalaksanaan pada ibu bersalin dengan kehamilan lewat bulan
menurut Nugroho (2012) yaitu:
a. Setelah usia kehamilan melebihi 40 minggu yang perlu diperhatikan
adalah monitoring janin sebaik-baiknya meliputi detak jantung janin
serta gerakan janin.
b. Apabila tidak terdapat tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks,
apabila sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau
tanpa amniotomi.
d. Ibu harus dirawat di rumah sakit apabila:
- Terdapat hipertensi, preeklamsia
- Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas
- Kehamilan lebih dari 40-42 minggu
e. Tindakan operasi sectio caesaria dapat dipertimbangkan pada kasus
insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang,
pembukaan belum lengkap, persalinan lama, gawat janin, primigravida
tua, kematian janin dalam kandungan, preeklamsia, hipertensi
menahun, infertilitas, kesalahan letak janin.
Menurut Saifuddin (2010) penatalaksanaan kehamilan postterm
diawali dari umur kehamilan 41 minggu. Bila dipastikan umur kehamilan
mencapai 41 minggu, pengelolaan tergantung dari derajat kematangan
serviks.
a. Bila serviks sudah matang (skor bishop >5) dilakukan induksi
persalinan. Namun apabila terdapat janin besar lakukan tindakan sectio
caesaria.
b. Pada serviks yang belum matang (skor bishop <5) maka diperlukan
pengkajian janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
c. kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan diakhiri denga persalinan
annjuran.

9. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas
- Nama : Dikaji untuk mengenal dan mengetahui pasien agar tidak
keliru dalam memberikan penanganan.
- Umur : Untuk mengetahui umur pasien, pada kehamilan post date
rentang terjadi pada primigravida muda (20 tahun) dan pada
primigravida tua (35 tahun).
- Agama : Sebagian keyakinan individu untuk proses penyembuhan.
- Suku atau bangsa : Mengetahui kebiasaan-kebiasaan atau adat
istisdat yang memperngaruhi kesehatan.
- Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien
semakin tinggi tingkat pendidikan pasien semakin mudah pasien
menrima informasi dari petugas kesehatan.
- Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui pekerjaan pasien
b. Keluhan Utama
Keluhan utama pada postsection caesarea dengan indikasi post date
adalah nyeri yang disebabkan oleh trauma pembedahan. Riwayat
keluhan utama menggambarkan keluhan saat dilakukan pengkajian
serta menggambarkan kejadian sampai terjadi penyakit saat ini
(Muttaqin, 2010).Keluhan gangguan kenyamanan (nyeri) dosebabkan
oleh trauma pembedahan (Retno, 2013).
c. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan yang berhubungan dengan gangguan penyakit
yang dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah operasi.
Miasalnya klien mengeluh nyeri pada luka post SC nyeri seperti
ditusuk-tusuk dibagian perut pada bagian luka post SC dengan nyeri
skala 5 nyeri hilang timbul (Nurbaeti, 2015). Riwayat kesehatan
sekarang dilakukan pengkajian serta menggambarkan kejadian sampai
terjadi penyakit saat ini, dengan menggunakan metode P, Q, R S, T, P :
(Paliatif/provokatif) : Luka post sectio caesarea. Q : (Quality/kwantiti):
Seperti di tusuk-tusuk dan tersayat-sayat. R : (Region, Radition):
Daerah luka post sectio caesarea. S : (Scale/Saverity) : Skala nyeri 5
sedang. T : (Timing): Pada saat melakukan aktivitas atau bergerak
(Muttaqin, 2010).
d. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian penyakit lain yang dapat mempengarui penyakit
sekarang. Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama. Klien
sudah pernah atau belum melakukan operasi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien, apakah keluarga pasien ada
juga yang mempunyai riwayat persalinan yang sama.
f. Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, jika menikah apakah ini
pernikahan yang pertama atau kedua, lamnya menikah, umur saat
menikah, jumlah anak (Sulistiawati, A. 2019).
g. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui tentang pertama kali pasien mendapatkan
menstruasi (Menarche), siklus, lama menstruasi, banyak menstruasi,
bentuk darah apakah cair atau menggumpal, warna darah, disminorea,
flour albus dan utuk mengetahui hari pertama menstruasi terakhir serta
tanggal kelahiran dari persalinan (Jovan, 2015).
h. Riwayat Kehamilan dan Persalinan dan nifas yang lalu
- Kehamilan
Untuk mengetahui kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan
kehamilan. Pada kehamilan post date terdapat makrosomia janin
dan tulang tengkorak menjadi keras (Prawirohardjo, 2009).
- Persalinan
Untuk mengetahui proses persalinan spontan atau lahir buatan
aterem atau prematur dan perdarahan atau tidak, waktu persalinan
ditolong oleh siapa dan dimana tempat persalinan tersebut
(Winkjasastro, 2007).
- Nifas
Untuk mengetahui perdarahan pada nifas, jenis lochea, tinggi TFU
(Tinggi fundus uterus), kontraksi keras atau tidak (Sulistiawati, A.
2019).
i. Riwayat obstetric Bayi yang lahir melalui SC mempunyai risiko lebih
tinggi untuk tidak disusui oleh ibunya dibandingnkan persalinan
pervaginam.Hal ini dapat disebabkan beberapa hal misalnya, kondisi
post SC membuat ibu merasa nyeri dan menjadi sulit untuk menyusui
bayinya, dan keterlambatan untuk melakukan inisiasi menyusui dini
dapat menurunkan sekresi prolaktin.Penurunan produksi dan
pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat
disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormone prolaktin dan
oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produki dan
pengeluaran ASI. Faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran
produksi dan pengeluaran ASI yaitu perawatan payudara frekuensi
penyusuan, paritas, stress, kurangnya pengetahuan tentang perawatan
payudara (Bobak, 2005).
j. Pemeriksaan Fisik Post Sectio Caesarea dengan indikasi Post Date
Menurut Rheldayani (2014) dan Faiz (2013) Pemeriksaan fisik B1
sampai B6 pada klien post sectio caesarea dengan indikasi post date
meliputi :
- Breath (B1) 1)
Inspeksi : Respirasi rate normal (16-24 x per menit ) tidak ada
retraksi otot bantu nafas, tidak terjadi sesak nafas, pola nafas
teratur, tidak menggunakan alat bantu nafas, terdapat adannya
pembesaran payudara, adannya hiperpigmentasi aerolamame dan
papila mamae. Palpasi : Pergerakan dinding dada sama. Auskultasi
: tidak ada suara nafas tambahan seperti wheezing dan ronkhi.
Perkusi : suara sonor.
- Blood (B2)
Inspeksi : Anemis (jika terjadi syok akibat perdarahan post
partum), Tidak ada nyeri dada, tidak ada cianosis, tidak ada
clubbing finger. Palpasi : CRT: ˂3 detik, akral hangat, takikardi
(jika terjadi syok). Perkusi : pekak. Auskultasi : Bunyi S1 dan S2
tunggal, suara jantung regular, tidak ada bunyi jantung abnormal
seperti murmur dan galop.
- Brain (B3)
Inspeksi : Kesadaran composmentis (GCS 4,5,6) istirahat tidur
terganggu karena ibu merasakan nyeri pada luka operasinnya.
Palpasi : terdapat nyeri dan krepitasi pada kepala, hidung dan
telinga.
- Genetalia (B4)
Inspeksi : Terdapat lochea rubra, Terpasang kateter, Warna urine
kuning , jumlah pengeluaran urine/24 jam. Pada pasien post sc
dengan indikasi postdate biasanya terjadi distensi kandung kemih
karena efek anestesi menimbulkan kehilangan tonus otot untuk
berkemih, Palpasi : ada nyeri tekan
- Bowel (B5)
Inspeksi : Mulut bersih, mukosa lembab, adanya luka insisi bekas
operasi. Palpasi : TFU setinggi pusat atau 2 jari dibawah pusat,
teraba keras atau lunak, kontraksi uterus kuat, adannya nyeri tekan
pada luka bekas operasi. Auskultasi : Bissing usus normal
- Bone (B6)
Inspeksi : Diaphoresis, terdapat oedema, adannya varises atau
tidak, terjadi kelemahan akibat efek tindakan anastesi, terbatas
pada aktivitas jaringan, tidak membutuhkan tenaga banyak cepat
lela, terdapat striae dan linea, terdapat luka post operasi sectio
caesarea tertutup kassa terjadi kelemahan akibat terjadinya luka
post operasi. Plapasi : Turgor elastic, oedem pada ekstremitas
bawah (Kaki).
- Pengindraan (B7)
Inspeksi : Pupil Isokor , Reflek cahaya Normal, Seclera Putih,
Tidak ada Palpebra , Tidak ada Strabismus, Ketajaman
pengelihatan Normal, Tidak menggunakan alat bantu, Hidung
normal, Mukosa hidung Lembab, Tidak ada secret, Ketajaman
penciuman normal, Telinga Ketajaman Pendengaran Normal,
Perasa normal. Palpasi : Konjungtiva Merah Muda.
- Endokrin (B8)
Inspeksi : tidak ada Luka gangrene. Palpasi : tidak ada Pembesaran
kelenjar thyroid, tidak ada Pembesaran kelenjar parotis
2. Diagnosa
a. Resiko infeksi (D.142)
b. Ansietas (D.0080)

3. Intervensi
a. Resiko infeksi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan tingkat infeksi menurun
Kriteria Hasil:
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun
Intervensi:
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan dan nutrisi
b. Ansietas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan ansietas menurun
Kriteria Hasil:
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun
Intervensi:
Observasi
- Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
Edukasi
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih teknik relaksasi
C. KONSEP DASAR SECTIO CAESARIA (SC)
1. Definisi
Sectio Caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan
melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang
ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya
dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah pada
komplikasi-komplikasi kendati cara ini semakin umum sebagai pengganti
kelahiran normal (Sofyan, 2019).
Seksio sesaria adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat di atas 500-100 gr, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih
utuh atau kehamilan diatas 28 minggu (Gusman, 2018).

2. Klasifikasi
Menurut Rasmin, (2018) berikut ini merupakan beberapa
klasifikasi SC yaitu :
a. Seksio secarea transperitonealis
Sectio cesaria transperitonealis dengan insisi di segmen bawah
uterus. Insisi pada bawa rahim, bisa dengan teknik melintang atau
memenjang. Keunggulan pembedahan ini adalah :
1) Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak
2) Bahaya peritonitis tidak besar
3) Perut uterus umumnya kuat.
Sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena pada
nifas segmen bawa uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi
seperti seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih
sempurna.
b. Seksio sesarea vaginalis
Menurut arah sayatan pada rahim, seksio sesarea dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kroning
2) Sayatan melintang (transversal) menurut kerr
3) Sayatan huruf T (T-incision)

c. Seksio sesarea klasik (Corporal)


Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri
kira-kira sepanjang 10 cm. tetapi aat ini tehnik ini jarang dipakai
karena memiliki banyak kekurangan namun pada kasus seperti operasi
berulang yang memiliki banyak perlengketan organ cara ini dapat di
pertimbangkan.
d. Seksio sesarea ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada
segmen bawah rahim (low cervikal transfersal) kira-kira sepanjang 10
cm.

3. Etiologi
Menurut Sofyan, (2019) operasi Sectio Caesarea dilakukan atas
indikasi sebagai berikut :
a. Indikasi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, Cefalo Pelvik
Disproportion (disproporsi janin/ panggul), ada sejarah kehamilan dan
persalinan yang buruk, ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan
panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, komplikasi kehamilan
yaitu pre eklampsia dan eklampsia berat, atas permitaan, kehamilan
yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin, mal persentasi dan mal posisi
kedudukan janin seperti bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan
letak bayi seperti sungsang dan lintang, kelainan tali pusat dengan
pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali pusat, adapun
faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio plasenta, plasenta
accreta, dan vasa previa. kegagalan persalinan vakum atau forseps
ekstraksi, dan bayi kembar (multiple pregnancy).
4. Manifestasi
Menurut Rasmin, (2018) persalinan dengan sectio cesaria,
memerlukan perawatan yang lebih konprehensif yaitu : perawatan post
operatif dan perawatan post partum. Manifestasi klinis sectio cesarea
antara lain :
a. Nyeri akibat adanya luka pembedahan
b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terltak di umbilicus
d. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea
tidak banyak)
e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800
ml
f. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan
ketidak mampuan menghadapi situasi baru
g. Pengaruh anastesi dapat menimbulkan mual dan muntah

5. Patofisiologi
Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat diatas 500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih
utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distrosi kepala panggul,
disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, plasenta previa dan lain-lain
untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan
letak lintang setelah dilakukangan sectio caesarea ibu akan mengalami
adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan.
Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologi yaitu produk oxsitosin
yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit,
luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu
perlu diberikan antibiotic dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri
adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa
nyaman.Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa
bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak
pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-
kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatas dengan
mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruh anestesi bagi ibu
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yang tidak efektif
akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup.
Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan
mobilitas usus (Rasmin, 2018).
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan
terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian
diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat
dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan
yang ada dilambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga
menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang
pipa
endotrcheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada
perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Rasmin, 2018).
Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Rasmin, (2018) pemeriksaan penunjang SC yaitu :
a. Penentuan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. JDL dengan deferensial
d. Elektrolit
e. Hemoglobin/hematokrit
f. Golongan darah
g. Urinalisis
h. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
i. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
j. Ultrasound sesuai pesanan

7. Komplikasi
Menurut Guman, (2018) komplikasi dari SC itu sendiri adalah :
a. Infeksi Peurperal (Nifas)
1) Tahapan ringan dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2) Tahapan sedang dengan kenaikan suhu yang meningkat lebih
tinggi di sertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
3) Tahapan berat terjadi peritonitis, sepsis, dan ileus paralitik. Infeksi
berat sering kita jumpai pada partus terlantar, sebelum timbul
infeksi nifas, telah terjadi infeksi intrapartum karena ketuban yang
telah pecah terlalu lama. Penanganannya adalah dengan pemberian
cairan, elektrolit dan antibiotik yang adekuat dan tepat.
4) Perdarahan
Perdarahan karena banyak pembuluh darah yang terputus dan
terbuka serta perdarahan pada plasenta.
5) Luka Kandung Kemih
Emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisis
terlalu tinggi.
6) Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan berikutnya
8. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat
ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan
persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan
plasenta previa.
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan,
agama, alamat, status perkawinan, ruang rawat, MR, diagnosa
medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, tanggal operasi, serta
penanggung jawab.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri atau tidak nyaman dari
berbagai sumber misalnya trauma bedah/ insisi, nyeri distensi
kantung kemih meliputi keluhan atau berhubungan dengan
gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang
dirasakan setelah pasien operasi.
b) Riwayat kesehaatan dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat sc sebelumnya,
panggul ibu sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi
penyakit yang lain dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama
c) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ada yang mengalami riwayat SC dengan indikasi
letak sungsang, panggul sempit,gemili dan sudah riwayat SC
sebelumnya.
d) Riwayat menstruasi
Kaji menarche, siklus haid, lama haid, ganti duk, masalah
dalam menstruasi,HPHT dan tafsiran persalinan.
e) Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
Pada saat dikaji klien melahirkan pada kehamilan ke
berapa, lama masa kehamilan, dan kelainan selama hamil, kaji
tanggal persalinan, jenis persalinan, penyulit persalinan,
keadaan anak, apgar score dan lain-lain.
f) Riwayat nifas
 Kaji tinggi fundus uteri klien
 Lochea
1. Lochea rubra terdiri dari sebagian besar darah dalam
jumlah banyak bercampur dengan jaringan sisa
plasenta, dan robekan tropoblastik sehingga akan
terlihat bewarna merah seperti layaknya darah
menstruasi yang disertai juga gumpalan-gumpalan
jaringan sisa. biasanya akan berlangsung hingga 3
hari.
2. Lochea sanguelenta pada tahap berikutnya jumlah
secret atau cairan tersebut akan sedikit berkurang,
bewarna merah kehitaman dan berlendir biasanya
tahapan ini akan berlangsung sekitar 1-2 minggu.
3. Lochea serosa terdiri dari darah yang sudah tua
(coklat), banyak serum.Jaringan sampai kuning cair
biasanya tahapan ini berlangsung pada 2 minggu
hingga satu bulan setelah melahirkan.
4. Lochea alba terus ada hingga kira-kira 2-6 minggu
setelah persalinan. Kekuningan berisi selaput lender
leucocye dan kuman yang telah mati.Jumlah lochea
digambarkan seperti sangat sedikit, moderat dan
berat.
3) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum dan kesadaran klien, TTV ( TD, P, N, S ) ,
dan pemeriksaan head to toe:
a) Kepala
 Rambut: Rambut klien tampak bersih atau kotor,rambur
rontok atau tidak,warna bervariasi .
 Mata: Mata simetris kiri dan kanan,penglihatan baik atau
tidak,sclera ikhterik/tidak.
 Telinga: Simetris kiri dan kanan,telinga tampak
bersih/tidak.
 Hidung: Simetris kiri dan kanan,bersih/tidak,tidak ada
kelainan.
 Mulut dan gigi: Mulut terlihat bersih/kotor,tidak terdapat
sariawan,lembab/kering.
 Leher : Saat di palpasi apakah ada teraba pembengkakan
kelenjar tiroid, warna kulit sekitar sama/tidak.
b) Thorak
 Payudara : Simetris kiri dan kanan, warna sekitar areola
hitam kecoklatan, colostrum ada, tidak ada kelainan pada
payudara, puting susu menonjol, payudara terasa padat,
dan air susu klien hanya sedikit keluar.
 Paru-paru :
I : Simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada
normal,ada/tidak terlihat adanyapembengkakan
P : ada/Tidak nyeri tekan, premitus taktil sama/tidak,ada/
tidak teraba massa
P : Redup/sonor
A : Suara nafas Vesikuler/ronkhi/wheezing
 Jantung :
I : Ictus cordis terlihat/tidak
P : Ictus cordis teraba/tidak
P : Redup/timpani
A : Bunyi jantung lup dup
 Abdomen
I :Abdomen mungkin masih menonjol/membesar,terdapat
luka operasi tertutup perban.
P : Nyeri pada luka operasi,TFU turun 1-2 jari tiap 24
jam, abdominalis kembali normal 6-8 minggu post
partum 7-12 cm,konsistensi uterus keras atau
lunak/lembek.
P : Redup
A :Bising usus normal/tidak, biasanya pada ibu setelah
melakukan post SC bising usus tidak normal.
 Genetalia
Jumlah dan jenis lochea biasanya terdapat pengeluaran
lokhea rubra (berwaritna merah) yang menetap selama 3
hari. ,berapa kali ganti duk dalam sehari,biasanya pasien
terpasang katetersatu hari setelah post sc.
 Ekstremitas
Atas: Pada pasien post sc dapat terjadi kelemahan sebagai
dampak anastesi yang mendefresikan system saraf pada
musculoskeletal sehingga menurunkan tonus otot.
Bawah : Edema atau tidak,varises ada atau tidak,dan
tanda-tanda thromboplebitis yang diakibatkan kurangnya
mobilitas fisik. tanda-tanda thromboplebitis adalah
kemerahan,rasa
hangat,nyeri,perasaan berat pada ekstremitas.
4) Pengkajian data dasar
a) Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-
800 ml.
b) Integritas
Dapat menunjukan labilitas emosional dan kegembiraan dan
sampai ketakutan, marah, atau menarik diri, mungkin
mengekspresikan ketidakmampuan untuk menanggapi situasi
baru.
c) Eliminasi
Pada ibu SC terutama pada kandung kemih dapat terjadi
karena
letak blass berdempetan dengan uterus, sehingga pengosongan
kandung kemih mutlak dilakukan dan biasanya dipasang folly
kateter selama pembedahan sampai 2 hari post operasi.
Dengan
demikian kmungkinan dapat terjadi gangguan pola eliminasi
BAK, sehingga klien perlu dilakukan bldder training. Kaji
warna urine yang keluar, jumlahnya dan baunya.
d) Makanan dan cairan
Pada ibu post sc biasanya diperbolehkan untuk mengkomsumsi
makanan lunak. Dan setelah benar-benar pulih dari efek
analgesia,anasthesia,dan keletihan kebanyakan ibu merasa
sangat lapar.
e) Neurosensori
Kerusakan gerak di daerah tingkat anastesi spinsi apidural
f) Nyeri / kenyamanan
Pada ibu post SC kebanyakan mengeluh nyeri pada area insisi
pembedahan.
g) Pernafasan : Bunyi paru jelas dan vesikuler
h) Keamanan : Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda tau
kering dan utuh. Jalur parenteral bila digunakan, bengkak dan
nyeri tekan
i) Seksualitas : Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus,
perhatikan aliran lochea
j) Data fisiologis
 Keadaan uterus ibu apakah sudah kembali seperti
keadaan semula
 Infolusio uterus kembali normal
 Pengeluaran lochea
a. Lochea rubra 1 sampai 3 hari,berwarna merah dan
hitam.
b. Lochea sanginolenta 3 sampai 7 hari, berwarna putih
dan bercampur merah
c. Lochea serosa 7 sampai 14 hari,berwarna kekuningan
d. Lochea alba Setelah hari ke 14,berwarna putih
k) Data psikologis : Pasien biasanya dalam keadaan labil, cemas
akan keadaan seksualitasnya dan harga diri pasien terganggu.
Bounding (Ikatan emosional seseornag dengan orang lain) :
dinilai dengan menggunakan score (3-12)
 Taking in
a. Berorientasi pada diri sendiri
b. Takut ketergantungan yang meningkat
 Taking Hold : Apakah ada rasa tertarik pada bayi
 Letting Go :Apakah bias melakukan perawatan mandiri
Post partum blues
a. After pain
b. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan seksual
c. Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda komplikasi
(perdarahan setelah melahirkan)
l) Data spiritual
Apakah klien menjalani kegiatan keagamaan yang sesuai
dengan kepercayaan
m) Pemeriksaan penunjang
Data laboratorium : pemeriksaan Hb, leukosit
USG : menentukan usia kehamilan,indek cairan amnion

b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut (D.0077)
2) Ansietas (D.0080)
3) Risiko Infeksi (D.0142)
4) Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
c. Intervensi (SLKI-SIKI)
1. Ansietas
a. SDKI (PPNI, 2016)
Ansietas
Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan sspesifik akibat
antisipasi bahaya memungkinkan individu
menjelaskan Tindakan untuk menghadapi
ancaman.
Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi system keluarga
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Faktor keturunan
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapay bahaya lingkungan
12. Kurang terpapar informasi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
1) Merasa bingung
2) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi
3) Suit berkonsentrasi
Objektif :
1) Tampak gelisah
2) Tampak tegang
3) Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1) Mengeluh pusing
2) Anoreksia
3) Palpitasi
4) Merasa tidak berdaya
Objektif :
1) Frekuensi napas meningkat
2) Frekuensi nadi meningkat
3) Tekanan darah meningkat
4) Diaphoresis
5) Tremor
6) Muka tampak pucat
7) Suara bergetar
8) Kontak mata buruk
9) Sering berkemih
10) Berorientasi pada masa lalu
Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit kronis progresif
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
5) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6) Penyakit neurologis
7) Tahap tumbuh kembang

b. SLKI (PPNI, 2018)


Tujuan dan Kriteria Hasil
1. Tingkat ansietas
Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subjektif
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik
akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan Tindakan untuk menghadapi
ancaman
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Verbalisasi kebingungan
Perilaku gelisah
Perilaku tegang
Keluhan pusing
Keterangan :
1 : Menurun/Meningkat
2 : Cukup menurun/Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat/Cukup menurun
5 : Meningkat/Menurun

c. SIKI (PPNI, 2018)


Intervensi Keperawatan :
1. Reduksi Ansietas
Definisi : meminimalkan kondisi individu dan pengalaman
subyektif terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan Tindakan
untuk menghadapi ancaman.
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangii kecemasan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedue, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
- Latih menggunakan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Fakultas Kedokteran dan


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Gusman, Meirini Thalia. 2018. Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Pada Ny. S Dengan Post Seksio Sesaria Atas Indikasi
Oligohidramnion Di Paviliun Safa An-Nissa Rsij Cempaka Putih
Tanggal 08 – 10 Mei 2018. Program Studi D-III Keperawatan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Hartika, Dhina. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ny. K Masa Hamil Sampai
Denganmasa Nifas Dan Pelayanankeluarga Berencanadi Praktik
Mandiri Bidan Babarsari Kecamatan Medan Tuntungan. Poltekkes
Kemenkes RI Medan.
Lowdermilk, perry, Cashion. 2012. Keperawatan Maternitas. Carolina Utara:
Chapel Hill.
Mali, Kristiyanti Yung Prima. 2019. Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada
Ny.W.P Di Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang Periode 18 Februari
Sampai Dengan 18 Mei 2019. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi D-III Kebidanan
Mandriwati, G.A., dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Mulyani, Setiti Sri. 2018. Asuhan Kebidan Pada Ny. I Usia 39 Tahun Dengan
Oligohidramnion Di Rsud Cimacan. Program Studi Kebidanan Bogor
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.
Nugroho, T. (2012). Obsgyn : Obstetri dan ginekologi. Yogyakarta : Nuha
Medika
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Intervensi Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keprawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Rasmin. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Di Ruang Nifas Rsu
Dewi Sartika. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Kendari
Saifuddin, A.B. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Samita, Liza. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Ny. T Dengan Kehamilan
Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Tapan Kabupaten Pesisir
Selatan. Program Studi D Iii Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis Padang.
Sofyan, Khairitima Silvana. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Nifas Post
Sectio Caesarea Di Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jurusan Keperawatan Prodi D-III
Keperawatan Samarinda
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (I). Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from
http://www.innappni.or.id
Ulviyatulillah,Kadar Kuswandi.2016. Hubungan Riwayat Abortus Dan
Riwayat Kuretase Dengan Kejadian Plasenta Previa.
Widyasari, Rindi Dwi. 2018. Identifikasi Ibu Bersalin Yang Mengalami
Palsenta Previa Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan
Kendari Jurusan Kebidanan Program Studi DIII.
Ziqrah, Wilda. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Ny.P Dengan Post Operasi
Sectio Caesarea Atas Indikas Oligohidramnion Di Ruang Rawat Inap
Kebidanan Rsud Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis Padang.

Anda mungkin juga menyukai