Oleh :
ELLAN KUKUH NURDIANSYAH
NIM. 2030010
NIM : 2030010
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Progam Pendidikan
Profesi Ners Departemen Keperawatan Maternitas, yang dilaksanakan pada
tanggal 24 Mei 2021 yang telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : Jumat
Mengetahui,
3. Intervensi
a. Resiko infeksi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan tingkat infeksi menurun
Kriteria Hasil:
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun
Intervensi:
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan dan nutrisi
b. Ansietas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan ansietas menurun
Kriteria Hasil:
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun
Intervensi:
Observasi
- Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
Edukasi
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih teknik relaksasi
C. KONSEP DASAR SECTIO CAESARIA (SC)
1. Definisi
Sectio Caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan
melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang
ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya
dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah pada
komplikasi-komplikasi kendati cara ini semakin umum sebagai pengganti
kelahiran normal (Sofyan, 2019).
Seksio sesaria adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat di atas 500-100 gr, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih
utuh atau kehamilan diatas 28 minggu (Gusman, 2018).
2. Klasifikasi
Menurut Rasmin, (2018) berikut ini merupakan beberapa
klasifikasi SC yaitu :
a. Seksio secarea transperitonealis
Sectio cesaria transperitonealis dengan insisi di segmen bawah
uterus. Insisi pada bawa rahim, bisa dengan teknik melintang atau
memenjang. Keunggulan pembedahan ini adalah :
1) Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak
2) Bahaya peritonitis tidak besar
3) Perut uterus umumnya kuat.
Sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena pada
nifas segmen bawa uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi
seperti seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih
sempurna.
b. Seksio sesarea vaginalis
Menurut arah sayatan pada rahim, seksio sesarea dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kroning
2) Sayatan melintang (transversal) menurut kerr
3) Sayatan huruf T (T-incision)
3. Etiologi
Menurut Sofyan, (2019) operasi Sectio Caesarea dilakukan atas
indikasi sebagai berikut :
a. Indikasi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, Cefalo Pelvik
Disproportion (disproporsi janin/ panggul), ada sejarah kehamilan dan
persalinan yang buruk, ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan
panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, komplikasi kehamilan
yaitu pre eklampsia dan eklampsia berat, atas permitaan, kehamilan
yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin, mal persentasi dan mal posisi
kedudukan janin seperti bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan
letak bayi seperti sungsang dan lintang, kelainan tali pusat dengan
pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali pusat, adapun
faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio plasenta, plasenta
accreta, dan vasa previa. kegagalan persalinan vakum atau forseps
ekstraksi, dan bayi kembar (multiple pregnancy).
4. Manifestasi
Menurut Rasmin, (2018) persalinan dengan sectio cesaria,
memerlukan perawatan yang lebih konprehensif yaitu : perawatan post
operatif dan perawatan post partum. Manifestasi klinis sectio cesarea
antara lain :
a. Nyeri akibat adanya luka pembedahan
b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terltak di umbilicus
d. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea
tidak banyak)
e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800
ml
f. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan
ketidak mampuan menghadapi situasi baru
g. Pengaruh anastesi dapat menimbulkan mual dan muntah
5. Patofisiologi
Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat diatas 500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih
utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distrosi kepala panggul,
disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, plasenta previa dan lain-lain
untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan
letak lintang setelah dilakukangan sectio caesarea ibu akan mengalami
adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan.
Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologi yaitu produk oxsitosin
yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit,
luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu
perlu diberikan antibiotic dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri
adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa
nyaman.Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa
bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak
pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-
kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatas dengan
mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruh anestesi bagi ibu
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yang tidak efektif
akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup.
Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan
mobilitas usus (Rasmin, 2018).
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan
terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian
diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat
dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan
yang ada dilambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga
menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang
pipa
endotrcheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada
perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Rasmin, 2018).
Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Rasmin, (2018) pemeriksaan penunjang SC yaitu :
a. Penentuan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. JDL dengan deferensial
d. Elektrolit
e. Hemoglobin/hematokrit
f. Golongan darah
g. Urinalisis
h. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
i. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
j. Ultrasound sesuai pesanan
7. Komplikasi
Menurut Guman, (2018) komplikasi dari SC itu sendiri adalah :
a. Infeksi Peurperal (Nifas)
1) Tahapan ringan dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2) Tahapan sedang dengan kenaikan suhu yang meningkat lebih
tinggi di sertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
3) Tahapan berat terjadi peritonitis, sepsis, dan ileus paralitik. Infeksi
berat sering kita jumpai pada partus terlantar, sebelum timbul
infeksi nifas, telah terjadi infeksi intrapartum karena ketuban yang
telah pecah terlalu lama. Penanganannya adalah dengan pemberian
cairan, elektrolit dan antibiotik yang adekuat dan tepat.
4) Perdarahan
Perdarahan karena banyak pembuluh darah yang terputus dan
terbuka serta perdarahan pada plasenta.
5) Luka Kandung Kemih
Emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisis
terlalu tinggi.
6) Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan berikutnya
8. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat
ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan
persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan
plasenta previa.
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan,
agama, alamat, status perkawinan, ruang rawat, MR, diagnosa
medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, tanggal operasi, serta
penanggung jawab.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri atau tidak nyaman dari
berbagai sumber misalnya trauma bedah/ insisi, nyeri distensi
kantung kemih meliputi keluhan atau berhubungan dengan
gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang
dirasakan setelah pasien operasi.
b) Riwayat kesehaatan dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat sc sebelumnya,
panggul ibu sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi
penyakit yang lain dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama
c) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ada yang mengalami riwayat SC dengan indikasi
letak sungsang, panggul sempit,gemili dan sudah riwayat SC
sebelumnya.
d) Riwayat menstruasi
Kaji menarche, siklus haid, lama haid, ganti duk, masalah
dalam menstruasi,HPHT dan tafsiran persalinan.
e) Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
Pada saat dikaji klien melahirkan pada kehamilan ke
berapa, lama masa kehamilan, dan kelainan selama hamil, kaji
tanggal persalinan, jenis persalinan, penyulit persalinan,
keadaan anak, apgar score dan lain-lain.
f) Riwayat nifas
Kaji tinggi fundus uteri klien
Lochea
1. Lochea rubra terdiri dari sebagian besar darah dalam
jumlah banyak bercampur dengan jaringan sisa
plasenta, dan robekan tropoblastik sehingga akan
terlihat bewarna merah seperti layaknya darah
menstruasi yang disertai juga gumpalan-gumpalan
jaringan sisa. biasanya akan berlangsung hingga 3
hari.
2. Lochea sanguelenta pada tahap berikutnya jumlah
secret atau cairan tersebut akan sedikit berkurang,
bewarna merah kehitaman dan berlendir biasanya
tahapan ini akan berlangsung sekitar 1-2 minggu.
3. Lochea serosa terdiri dari darah yang sudah tua
(coklat), banyak serum.Jaringan sampai kuning cair
biasanya tahapan ini berlangsung pada 2 minggu
hingga satu bulan setelah melahirkan.
4. Lochea alba terus ada hingga kira-kira 2-6 minggu
setelah persalinan. Kekuningan berisi selaput lender
leucocye dan kuman yang telah mati.Jumlah lochea
digambarkan seperti sangat sedikit, moderat dan
berat.
3) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum dan kesadaran klien, TTV ( TD, P, N, S ) ,
dan pemeriksaan head to toe:
a) Kepala
Rambut: Rambut klien tampak bersih atau kotor,rambur
rontok atau tidak,warna bervariasi .
Mata: Mata simetris kiri dan kanan,penglihatan baik atau
tidak,sclera ikhterik/tidak.
Telinga: Simetris kiri dan kanan,telinga tampak
bersih/tidak.
Hidung: Simetris kiri dan kanan,bersih/tidak,tidak ada
kelainan.
Mulut dan gigi: Mulut terlihat bersih/kotor,tidak terdapat
sariawan,lembab/kering.
Leher : Saat di palpasi apakah ada teraba pembengkakan
kelenjar tiroid, warna kulit sekitar sama/tidak.
b) Thorak
Payudara : Simetris kiri dan kanan, warna sekitar areola
hitam kecoklatan, colostrum ada, tidak ada kelainan pada
payudara, puting susu menonjol, payudara terasa padat,
dan air susu klien hanya sedikit keluar.
Paru-paru :
I : Simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada
normal,ada/tidak terlihat adanyapembengkakan
P : ada/Tidak nyeri tekan, premitus taktil sama/tidak,ada/
tidak teraba massa
P : Redup/sonor
A : Suara nafas Vesikuler/ronkhi/wheezing
Jantung :
I : Ictus cordis terlihat/tidak
P : Ictus cordis teraba/tidak
P : Redup/timpani
A : Bunyi jantung lup dup
Abdomen
I :Abdomen mungkin masih menonjol/membesar,terdapat
luka operasi tertutup perban.
P : Nyeri pada luka operasi,TFU turun 1-2 jari tiap 24
jam, abdominalis kembali normal 6-8 minggu post
partum 7-12 cm,konsistensi uterus keras atau
lunak/lembek.
P : Redup
A :Bising usus normal/tidak, biasanya pada ibu setelah
melakukan post SC bising usus tidak normal.
Genetalia
Jumlah dan jenis lochea biasanya terdapat pengeluaran
lokhea rubra (berwaritna merah) yang menetap selama 3
hari. ,berapa kali ganti duk dalam sehari,biasanya pasien
terpasang katetersatu hari setelah post sc.
Ekstremitas
Atas: Pada pasien post sc dapat terjadi kelemahan sebagai
dampak anastesi yang mendefresikan system saraf pada
musculoskeletal sehingga menurunkan tonus otot.
Bawah : Edema atau tidak,varises ada atau tidak,dan
tanda-tanda thromboplebitis yang diakibatkan kurangnya
mobilitas fisik. tanda-tanda thromboplebitis adalah
kemerahan,rasa
hangat,nyeri,perasaan berat pada ekstremitas.
4) Pengkajian data dasar
a) Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-
800 ml.
b) Integritas
Dapat menunjukan labilitas emosional dan kegembiraan dan
sampai ketakutan, marah, atau menarik diri, mungkin
mengekspresikan ketidakmampuan untuk menanggapi situasi
baru.
c) Eliminasi
Pada ibu SC terutama pada kandung kemih dapat terjadi
karena
letak blass berdempetan dengan uterus, sehingga pengosongan
kandung kemih mutlak dilakukan dan biasanya dipasang folly
kateter selama pembedahan sampai 2 hari post operasi.
Dengan
demikian kmungkinan dapat terjadi gangguan pola eliminasi
BAK, sehingga klien perlu dilakukan bldder training. Kaji
warna urine yang keluar, jumlahnya dan baunya.
d) Makanan dan cairan
Pada ibu post sc biasanya diperbolehkan untuk mengkomsumsi
makanan lunak. Dan setelah benar-benar pulih dari efek
analgesia,anasthesia,dan keletihan kebanyakan ibu merasa
sangat lapar.
e) Neurosensori
Kerusakan gerak di daerah tingkat anastesi spinsi apidural
f) Nyeri / kenyamanan
Pada ibu post SC kebanyakan mengeluh nyeri pada area insisi
pembedahan.
g) Pernafasan : Bunyi paru jelas dan vesikuler
h) Keamanan : Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda tau
kering dan utuh. Jalur parenteral bila digunakan, bengkak dan
nyeri tekan
i) Seksualitas : Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus,
perhatikan aliran lochea
j) Data fisiologis
Keadaan uterus ibu apakah sudah kembali seperti
keadaan semula
Infolusio uterus kembali normal
Pengeluaran lochea
a. Lochea rubra 1 sampai 3 hari,berwarna merah dan
hitam.
b. Lochea sanginolenta 3 sampai 7 hari, berwarna putih
dan bercampur merah
c. Lochea serosa 7 sampai 14 hari,berwarna kekuningan
d. Lochea alba Setelah hari ke 14,berwarna putih
k) Data psikologis : Pasien biasanya dalam keadaan labil, cemas
akan keadaan seksualitasnya dan harga diri pasien terganggu.
Bounding (Ikatan emosional seseornag dengan orang lain) :
dinilai dengan menggunakan score (3-12)
Taking in
a. Berorientasi pada diri sendiri
b. Takut ketergantungan yang meningkat
Taking Hold : Apakah ada rasa tertarik pada bayi
Letting Go :Apakah bias melakukan perawatan mandiri
Post partum blues
a. After pain
b. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan seksual
c. Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda komplikasi
(perdarahan setelah melahirkan)
l) Data spiritual
Apakah klien menjalani kegiatan keagamaan yang sesuai
dengan kepercayaan
m) Pemeriksaan penunjang
Data laboratorium : pemeriksaan Hb, leukosit
USG : menentukan usia kehamilan,indek cairan amnion
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut (D.0077)
2) Ansietas (D.0080)
3) Risiko Infeksi (D.0142)
4) Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
c. Intervensi (SLKI-SIKI)
1. Ansietas
a. SDKI (PPNI, 2016)
Ansietas
Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan sspesifik akibat
antisipasi bahaya memungkinkan individu
menjelaskan Tindakan untuk menghadapi
ancaman.
Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi system keluarga
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Faktor keturunan
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapay bahaya lingkungan
12. Kurang terpapar informasi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
1) Merasa bingung
2) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi
3) Suit berkonsentrasi
Objektif :
1) Tampak gelisah
2) Tampak tegang
3) Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1) Mengeluh pusing
2) Anoreksia
3) Palpitasi
4) Merasa tidak berdaya
Objektif :
1) Frekuensi napas meningkat
2) Frekuensi nadi meningkat
3) Tekanan darah meningkat
4) Diaphoresis
5) Tremor
6) Muka tampak pucat
7) Suara bergetar
8) Kontak mata buruk
9) Sering berkemih
10) Berorientasi pada masa lalu
Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit kronis progresif
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
5) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6) Penyakit neurologis
7) Tahap tumbuh kembang