Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL : ISOLASI SOSIAL

I. Masalah Utama Keperawatan


Isolasi Sosial: Menarik Diri

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
penurunan kemampuan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya. Isolasi sosial adalah usaha klien untuk
menghindari interaksi dengan orang lain disekitarnya maupun komunikasi
dengan orang lain (keliat B.A, dkk, 2011).
Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Pasin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
disekitarnya (Keliat, 2011).
Isolasi sosial menurut Townsend, dalam Kusumawati F dan Hartono Y
(2010) adalah suatu keadaan kesepian yang dirasakan seseorang karena
orang lain menyatakan negatif dan mengancam. Sedangkan Menarik diri
adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa
kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk
berbagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalanya (Depkes, 2006 dalam
Dermawan D dan Rusdi, 2013).

B. Penyebab Terjadinya Isolasi Sosial


Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga
diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

2
Faktor Predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku menarik
diri  
a. Faktor perkembangan
Gangguan adaptasi disetiap tahap perkembangan dari bayi sampai
dewasa dan tua akan mempengaruhi masalah respon sosial menarik
diri pada seseorang. (Deden Dermawan dan Rusdi, 2013).
b. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang respon sosial maladaptif. Genetik
merupakan faktor penunjang dalam terjadinya masalah gangguan jiwa
(Ernawati, 2009). 
c. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan gangguan dalam berhubungan dengan orang
lain. Ini dapat terjadi karena tidak tepatnya norma atau aturan dalam
keluarga yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau
tidak menghargai anggota keluarga yang tidak produktif seperti lansia,
orang cacat dan penderita penyakit kronik (Keliat, dkk, 2011).

Faktor Persipitasi
Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan  seseorang
menarik diri. Faktor- faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor
antara lain:
a.       Stressor sosiokultural
Stres yang ditimbulkan karena perpisahan dengan orang yang berarti,
tidak sempurnanya anggota keluarga dan menurunya stabilitas unit
keluarga (Eko Prabowo, 2014).
b.      Stressor psikologik
Kecemasan yang berkepanjangan bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan mengatasi masalah. Tuntutan untuk berpisah dengan
orang terdekat atau kegagalan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
dapat menimbulkan kecemasan tingkat tinggi (Stuart dan Lararia,
2005).

3
C. Tanda dan Gejala dari Isolasi Sosial
Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan isolasi sosial: menarik
diri menurut Dermawan D dan Rusdi (2013) adalah sebagai berikut:
a. Gejala Subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Respon verbal kurang atau singkat
4) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
6) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
7) Klien merasa tidak berguna
8) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
9) Klien merasa ditolak
b. Gejala Objektif
1) Klien banyak diam dan tidak mau bicara
2) Tidak mengikuti kegiatan
3) Banyak berdiam diri di kamar
4) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang
terdekat
5) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
6) Kontak mata kurang
7) Kurang spontan
8) Apatis (acuh terhadap lingkungan)
9) Ekpresi wajah kurang berseri
10) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
11) Mengisolasi diri
12) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
13) Memasukan makanan dan minuman terganggu
14) Retensi urine dan feses
15) Aktifitas menurun
16) Kurang enenrgi (tenaga)

4
17) Rendah diri
18) Postur tubuh berubah,misalnya sikap fetus/janin (khusunya pada
posisi tidur).
D. Akibat dari Isolasi Sosial
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya
resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan
salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah
persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya
klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan
eksternal.

E. Pohon Masalah

Akibat Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

Core Problem Isolasi Sosial; Menarik Diri

Harga Diri Rendah


Causa/Penyebab

F. Rentang Respon
Respons Adaftif Respons Maladaptif

Menyendiri Merasa sendiri Manipulasi


Otonomi Depedensi Impulsif
Bekerja sama
Ffgfg Ketergantungan Narsisme
interdependen

Gambar 1.1 Rentang Respon Isolasi Sosial


Sumber: Stuart dan Sundeen (2012)

5
1. Menyendiri (solitude) merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu
cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya.
2. Otonomi merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide-ide pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3. Bekerjasama (mutualisme) adalah suatu kondisi dalam hubungan
interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling memberi dan
menerima.
4. Saling tergantung (interdependen) adalah suatu kondisi saling tergantung
antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
5. Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseoramg menemukan
kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
6. Tergantung (dependen) terjadi bila seseorang gagal mengambangkan rasa
percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
7. Manipulasi merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada
individu yang menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut
tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
8. Merasa sendiri (Loneliness) merupakan kondisi dimana seseorang merasa
asing dan sendiri di lingkungannya
9. Impulsif merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai
subjek yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu
merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat
diandalkan dan penilaian yang buruk.
10. Narsisme merupakan individu memiliki harga diri yang rapuh, terus-
menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, pencemburuan,
mudah marah jika tidak mendapatkan pujian dari orang lain.

G. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Isolasi Sosial : menarik diri
 Data Subyektif
a) Klien mengatakan saya tidak mampu.

6
b) Klien mengatakan tidak bisa.
c) Klien mengatakan tidak tahu apa-apa.
d) Klien mengatakan dirinya bodoh.
e) Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
 Data Obyektif
a) Klien tampak lebih suka sendiri.
b) Klien tampak bingung.
c) Klien terlihat apatis.
d) Klien tampak banyak diam.
 Penampilan
a) Ekspresi wajah klien sedih.
b) Kontak mata klien kurang.
c) Klien sering melamun.
 Psikomotor
a) Afek klien tumpul.
b) Klien berkeinginan mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
 Pembicaraan
a. Komunikasi klien kurang atau tidak ada.

III. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
A. Deskripsi
Tanggapan atau deskripsi tentang isolasi yaitu suatu keadaan kesepian yang
dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif
dan mengancam (towsend, 1998).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan
orang lain.
B. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor, suberkoping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :

7
 Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan,
agama, tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah
klien dan alamat klien.
 Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak
interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari
, dependen
 Faktor predisposisi
kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua
yang tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari
kelompok sebaya; perubahan struktursosial.
Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan
dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu
yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba – tiba)
perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif
terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
 Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB)
dan keluhafisik yang dialami oleh klien.
 Aspek Psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
 Keluhan fisik
Biasanya mengalami gangguan pola makan dan tidur sehingga bisa
terjadi penurunan berat badan. Klien biasanya tidak menghiraukan
kebersihan dirinya.
 Konsep diri
Konsep diri merupakan satu kesatuan dari kepercayaan,
pemahaman dan keyakinan seseorang terhadap dirinya yang
memperngaruhi hubungannya dengan orang lain. Pada umumnya

8
klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri
mengalami gangguan konsep diri seperti :
a) citra tubuh :
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau
yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang
tubuh .
Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan
keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan
dan tidak mampu mengambil keputusan .
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit ,
proses menua , putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri , gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat ,
mencederai diri, dan kurang percaya diri.
Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan
hubunga social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah
( spritual)
f) Status Mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak
mata , kurang dapat        memulai pembicaraan , klien suka
menyendiri dan kurang mampu berhubungan            dengan

9
orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang
berharga dalam    hidup.
g) Kebutuhan persiapan pulang.
1) Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan
membersihkan WC, membersikan dan merapikan pakaian.
3) Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
4) Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat
beraktivitas didalam dan diluar rumah
5) Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan
benar.
h) Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering
menggunakan koping menarik diri)
i) Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi
ECT,           Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan
rehabilitas.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons baik aktual
maupun potensial (Stuart and Sundeen, 1995)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari pengkajian
adalah sebagai berikut :
 Isolasi sosial : menarik diri
 Gangguan konsep diri: harga diri rendah
 Resiko perubahan sensori persepsi
 Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada orang
lain
 Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
 Intoleransi aktifitas.
 Kekerasan resiko tinggi

10
A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Isolasi Sosial : Menarik Diri

11
B. Rencana Tindakan Keperawatan Klien Dengan Isolasi Sosial

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ISOS

SP 1
Mengidentifikasi penyebab isolasi social klien
Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
Menganjurkan klie nmemasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
SP 2
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan
dengansatu orang (perawat)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 3
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan
dengansatu orang (klien lain)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 4
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan dengan
dua orang ataulebih (kelompok)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 5
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Menjelaskan cara patuh minum obat
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

12
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

SP 1 klien:
Membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenali penyebab isolasi
sosial, membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan.

FASE ORIENTASI
 Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu, selamat pagi.. perkenalkan nama saya Febriana, saya
senang dipanggil febri, saya perawat yang dinas di ruangan anggrek ini.
Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00-14.00. saya yang akan merawat ibu selama
di rumah sakit ini.
Nama ibu siapa... senangnya dipanggil apa...?
 Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu S saat ini?
Masih ingat ada kejadian apa sampai ibu S dibawa kerumah sakit ini?
Apa keluhan ibu S hari ini? Dari tadi saya perhatikan ibu S duduk menyendiri, ibu
S tidak tampak ngobrol dengan teman teman yang lain? Ibu S sudah mengenal
teman teman yang ada disini?
 Kontrak (topik, waktu, tempat)
Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang keluarga dan teman teman ibu S?
Juga tentang apa yang menyebabkan ibu S tidak mau ngobrol dengan teman
teman?
Berapa lama ibu S kita berbincang bincangnya? Bagaimana kalau 10 menit?
Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang bincang ibu S?
Bagaimana kalau disini saja?

FASE KERJA
Siapa saja yang tinggal satu rumah dengan ibu S? Siapa yang paling dekat dengan
ibu S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu S? Apa yang membuat ibu S
jarang bercakap-cakap dengannya?

13
Apa yang ibu S rasakan selama dirawat disini? Oo... ibu S merasa sendirian?
Siapa yang ibu S kenal diruangan ini? Oo.. belum ada? Apa yang menyebabkan
ibu S tidak mempunyai teman disini dan tidak mau bergabung atau ngobrol
dengan teman teman yang ada disini?
Kalau ibu S tidak mau bergaul dengan teman-teman atau orang lain, tanda
tandanya apa saja? Mungkin ibu S selalu menyendiri ya..trus apa lagi bu....
(sebutkan)
Ibu S tau keuntungan kalau kita mempunyai banyak teman? Coba sebutkan
apasaja? Keuntungan dari mempunyai banyak teman itu bu S adalah...(sebutkan)
Nah kalau kerugian dari tidak mempunyai banyak teman ibu S tau tidak? Coba
sebutkan apa saja? Ya ibu S kerugian dari tidak mempunyai banyak teman
adalah....(sebutkan). Jadi banyak juga ruginya ya kalau kita tidak mempunyai
banyak teman. Kalau begitu inginkah ibu S berkenalan dan bergaul dengan orang
lain?
Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajarn berkenalan dengan orang lain.
Begini lho ibu S, untuk berkenalan dengan orang lain caranya adalah: pertama kita
mengucapkan salam sambil berjabat tangan terus bilang ”perkenalkan nama
lengkap, terus nama panggilan yang disukai,asal kita dan hobi kita”.contohnya
seperti ini; ”Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Febriana,saya lebih senang
dipanggil febri, asal saya dari bandung dan hobinya membaca”.
Selanjutnya ibu S menanyakan nama lengkap orang yang diajak kenalan, nama
panggilan yang disukai, menanyakan juga asal dan hobinya. Contohnya ini nama
ibu siapa? Senangnhya dipanggila apa? Asalnya darimana dan hobinya apa?
Ayo ibuS dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu S. Coba berkenalan
dengan saya! Ya bagus sekali! Coba sekali lagi ibu S. Bagus sekali!
Seytelah ibu S berkenalan dengan orang tersebut, ibu S bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalkan tentang cuaca, hobi,
keluarga, pekerjaan dan sebagainya.

FASE TERMINASI
 Evaluasi respon
Evaluasi subyektif :

14
Bagaimana perasaan ibu S setelah berbincang bincang tentang penyebab ibu S
tidak mau bergaul dengan orang lain dan berlatih cara berkenalan?
Evaluasi obyektif :
Coba ibu S sebutkan kembali penyebab ibu S tidak mau bergaul dengan orang
lain? Apa saja tanda tandanya bu? Terus keuntungan dan kerugiannya apa saja?
Coba ibu S sebutkan cara berkenalan dengan orang lain, yaitu....ya bagus.
Nah sekarang coba ibu S praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya. Iya bagus.
 Rencana tindak lanjut
Selanjutnya ibu S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi. Sehingga ibu
S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Ibu S bisa praktikkan ke pasien
lain.
Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bu, berapa kali ibu mau berlatih
berkenalan dengan orang lain, jam berapa saja bu? Coba tulis disini. Oh jadi mau
tiga kali ya bu.
Ya bagus bu S dan jangan lupa dilatih terus ya bu sesuai jadwal latihannya dan
ibu S bisa berkenalan dengan teman-teman yang ada diruangan ini.
 Kontrak yang akan datang
Baik ibu S sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau 2 jam
lagi sekitar jam 11 saya akan datang kesini lagi untuk melatih ibu S berkenalan
dengan perawat lain yaitu teman saya perawat N.
Waktunya mau berapa lama bu? Iya 10 menit saja dan tempatnya mau dimana?
Ya bagaimana kalau disini saja ya!
Baiklah saya permisi dulu ya bu, jangan lupa ibu S berlatih terus ya,
Assalamualaikum, selamat pagi

15
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

SP 2 klien:
Mengajarkan Klien berinteraksi secara bertahap ( berkenalan dengan orang
pertama, yaitu seorang perawat).

FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik:
Assalamualaikum ibu S, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalus ekarang saya
datang lagi. Ibu S masih ingatkan dengan saya? Coba siapa? Iya bagus.
Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan perawat lain.
Evaluasi/Validasi:
Bagaimana perasaan ibu S saat ini?
Apakah ibu S sudah hapal cara berkenalan dengan orang lain? Apakah ibu S
sudah mempraktikkanya dengan pasien lain? Bagaimana perasaan ibu S setelah
berkenalan tersebut?
Cobaibu S praktikkanlagicaraberkenalandengansaya. Ya bagus.
 Kontrak (topik, waktu, tempat):
Baik sekarang kita akan berlatih berkenalan dengan orang pertama yaitu perawat
lain.
Mau berapa lama berlatihnya? Bagaimana kalau 10 menit.
Dimana tempatnya? Disini saja ya. Tapi nanti kita temui perawat N di ruangannya
ya.

FASE KERJA
Ibu S sudahtahuyatadicaranyaberkenalan? Yabagus
Tadi caranya bagaimana yabu? Yang pertama dilakukan adalah…(sebutkan)
bagus bu S
Sekarang kita keruangan nya suster N ya (bersama-sama mendekati suster N)
Selamat pagi suster N, ini ibu S ingin berkenalan dengan suster N

16
Baiklahibu S, sekarangibu S bias berkenalan dengan suster N seperti yang sudah
kita praktikkan. Yabagusibu S
Ada lagi yang ibu S tanyakan kepadasuster N? coba tanyakan tentang keluarganya
Kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu S bias sudahi
perkenalan ini. Lalu ibu S bias buat janji untuk bertemu lagi dengan suster N,
misalnya jam 1 siang nanti.
Baiklah suster N, karenaibu S sudahselesaiberkenalan, sayadanibu S akan kembali
keruangan ibu S. selamat pagi (bersama-sama pasien meninggalkan ruangan
suster N)

FASE TERMINASI
 EvaluasiRespon
Subyektif:
Bagaimana perasaan ibu S setelah kita berkenalan dengan suster N? iya, ibu S jadi
mempunya banyak temanya.
Obyektif:
Coba ibu S sebutkan lagi cara berkenalannya. Ya bagus bu.
 RencanaTindakLanjut
Mari sekarang kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu S. Mau jam
berapabu S berkenalan? Bagaimana kalau tiga kali sehari? Baik jadi jam 08.00
pagi, jam 10.00 dan jam 15.00 sore. Jangan lupa dipraktikkan terusya bu. Dan
pertahankan terus apa yang sudah ibu S lakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan
hobby, keluarga dan sebagainya
 Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)
Besok pagi kita ketemu lagi ya bu, saya akan menjelaskan manfaat obat yang ibu
S minum selama ini.

Mau jam berapa bu? Baik jam 08.00 pagi. Waktunya berapa lam? Ya 10 menit

Tempatnya dimana? Baiklah di sini saja ya?

Kalau begitu saya permisi dulu ya bu, Assalamu’alaikum

17
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

SP 3 klien:

Diskusi menggunakan obat secara teratur

Evaluasi jadwal kegiatan harian klien untuk berkenalan dengan orang lain secara
bertahap yang sudah dilatih
Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar, disertai penjelasan
tentang guna obat dan akibat berhenti minum obat
Susun jadwal minum obat secara teratur

FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik :
Assalamualaikum ibu, sesuai dengan janji kemarin, sekarang saya datang lagi
Ibu masih ingat dengan saya? Coba siapa? Iya bagus
Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara menggunakan atau minum obat
 Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu saat ini, apakah ibu sudah tidak sedih lagi? Apakah ibu
suka mengobrol dengan teman-teman? Apakah jadwal kegiatannya sudah
dilaksanakan? Coba saya lihat jadwalnya ya. Ya bagus ibu
Ibu masih ingat kan apa yang sudah saya latih? Ya bagus, coba praktikan lagi bu.
Ya bagus ibu
Apakah ibu pagi ini sudah minum obat? Nama obatnya apa saja? Oh ibu belum
tahu ya namanya
 Kontrak (topik, waktu, tempat)
Baik, sekarang kita akan belajar cara menggunakan atau minum obat dengan
benar
Mau berapa lama bincang-bincangnya? Bagaimana kalau 15 menit?
Dimana tempatnya? Disini saja ya bu

18
FASE KERJA
Ibu sudah minum obat hari ini? Berapa macam obat yang ibu minum? Warnanya
apa saja? Bagus! Jam berapa saja ibu minum? Bagus! Ibu sudah tahu nama
obatnya? Oh belum ya, baik saya jelaskan ya bu
Ibu, apakah ada bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah perasaan
sedih tersebut berkurang atau hilang? Ya, minum obat sangat penting supaya ibu
tidak sedih dan lesu lagi
Obat yang ibu minum ada 3 macam, yang warna oranye namanya CPZ atau
Clorpromazine, yang merah muda ini namanya HLP atau Haloperidol, sedangkan
yang putih ini namanya THP atau Trihexiphenidil
Semuanya harus ibu minum 3 kali sehari, yaitu CPZ 3x1 tablet, HLP 3x1 tablet,
THP 3x1 tablet, diminumnya pagi jam 7, siang jam 1, dan sore jam 5
Untuk manfaatnya, yang oranye atau CPZ dan yang merah muda atau HLP
gunanya adalah menenangkan pikiran, menghilangkan rasa gelisah, membuat ibu
bisa tidur dengan nyaman, membantu menghilangkan perasaan sedih, membantu
ibu untuk bersemangat lagi. Sedangkan yang putih ini atau THP untuk
merilekskan otot-otot tubuh ibu supaya tidak kaku dan gemetar, serta mencegah
dampak akibat dari minum obat CPZ dan HLP, seperti hipersaliva atau ngeces,
badan kaku, dan pusing
Jadi ibu jangan merasa takut untuk minum obat CPZ dan HLP ya bu. Karena
dampaknya yang tadi tidak akan terjadi pada ibu, kalau minum THP
Bagaimana bu? Ibu sudah mengerti belum? Ya bagus sekali, ibu sudah mengerti
Menurut ibu, boleh tidak berhenti minum obat sebelum diijinkan dokter? Ya betul
bu tidak boleh. Akibatnya apa bu kalau berhenti minum obat tanpa ijin dokter? Ya
betul karena akan mengakibatkan perasaan ibu tidak tenang, merasa gelisah,
sedih, dan sulit tidur ya bu, juga sakitnya akan kambuh
Ibu, sebelum minum obat ini, baik disini maupun dirumah, ibu harus cek dulu
prinsip 5 benar minum obat. Jadi, sebelum minum obat, yang pertama ibu harus
lihat dulu apakah betul obat ini buat ibu, lihat labelnya benar tertulis nama ibu,
yang kedua apakah yang diminum itu HLP warna merah muda, CPZ warna
oranye, dan THP warna putih, kalau beda warna atau nama obatnya beda, ibu
harus tanyakan ke perawatnya ya. Yang ketiga, obat ini diminum 3 kali sehari 1

19
tablet, HLP 1 tablet, CPZ 1 tablet, THP tablet, jadi kalau dikasih setengah ibu
harus tanyakan lagi ke perawatnya. Yang keempat obat ini harus diminum tepat
waktu yaitu jam 7 pagi setelah makan pagi, jam 1 siang setelah makan siang, jam
5 sore setelah makan sore. Yang kelima semua obat ini harus langsung diminum
ya bu, jangan disimpan dibawah lidah atau dibuang.
Bagaimana bu? Sudah mengerti? Ada yang mau ibu tanyakan?
Nanti setelah obat ini, mulut ibu akan terasa kering, ngantuk, dan lemas. Untuk
membantu mengatasinya ibu harus banyak minum air putih, minimal 8 gelas, dan
setelah minum obat jangan jalan-jalan tetapi tiduran saja
Apabila sudah waktunya ibu minum obat, langsung saja minta pada perawat
ruangan ya bu, begitu juga nanti dirumah, jadi ibu jangan nunggu disuruh
Lalu apabila ibu setelah minum ketiga obat ini kepalanya terasa pusing, badan
sempoyonganm tangan gemetar, maka ibu harus segera lapor atau bilang kepada
perawat ruangan atau dokter
Bagaimana ibu? Sudah mengerti? Ya bagus sekali kalau sudah mengerti

FASE TERMINASI
 Evaluasi respon
Subyektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bincang-bincang tentang obat yang ibu
minum?
Objektif :
Coba ibu sebutkan lagi nama-nama obat yang diminum.. manfaatnya apa saja...
berapa kali minumnya dalam sehari... apa efek samping dari obat-obat tersebut...
apa kerugiannya bila berhenti minum obat... apa yang harus dilakukan kalau ibu
mau minum obat...
Ya bagus ibu, sekarang sudah tahu ya obat-obat yang harus diminum
 Rencana Tindak Lanjut :
Mari sekarang kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu ya. Berapa kali
dalam sehari minum obatnya bu. Jam berapa saja. Coba tulis ta bu, jam 7 pagi,
jam 1 siang, dan jam 5 sore. Bagus bu, jadi kalau sudah jamnya ibu minum obat,
langsung minta ke perawatnya ya bu

20
 Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat) :
Besok pagi kita ketemu lagi ya, kita akan berkenalan dengan orang kedua
Mau jam berapa bu? Baik jam 08.00 pagi. Waktunya berapa lama? Ya 10 menit
Tempatnya dimana? Baiklah disini saja ya.
Kalau begitu saya permisi ya bu, Assalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN


SP 4 klien:
Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan perawat dan
klien lain)

FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik
Assalamualaikum Ibu. S, sesuai janji saya kemarin sekarang saya datang lagi. Ibu
S masih ingat saya? Coba siapa? Iya bagus.
Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan perawat lain
dan teman Ibu S di ruangan ini.
 Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Ibu S saat ini?
Apa Ibu S sudah hafal nama dan manfaat obat yang harus ibu minum? Apakah Ibu
S sudah meminum obatnya sesuai jadwal? Wah bagus itu.
 Kontrak (topik, waktu, tempat)
Baik sekarang kita berlatih lagi berkenalan dengan 2 orang ya bu, yaitu dengan
perawat lain dan teman ibu yang ada di ruangan ini.
Mau berapa lama berlatihnya bu? Bagaimana kalau 10 menit?
Dimana tempatnya? Disini saja ya. Tapi nanti kita temui perawat D dan teman ibu
yang ibu masih belum mengenalnya di ruangan ini

FASE KERJA
Ibu S, sudah tahu ya cara berkenalan? Iya bagus.
Tadi caranya yang bagaimana ya bu? Yang pertama dilakukan adalah....
(sebutkan) Bagus Ibu S.

21
Sekarang kita ke ruangan suster D ya (bersama-sama mendekati ruangan suster D)
Selamat pagi suster D, ini Ibu S ingin berkenalan dengan suster D.
BaiklahIbu S, sekarang ibu bias berkenalan dengan suster D seperti yang sudah
kita praktikan. Wah iya bagus ibu.
Ada lagi yang ingin ibu tanyakan kesuster D? Coba tanyakan tentang keluarganya.
Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Ibu S bias sudahi perkenalan ini.
LaluIbu S bias membuat janji untuk bertemu lagi dengan suster D.
Baiklahsuster D, karena Ibu S sudah berkenalan, saya dan Ibu S akan kembali
keruangan ibu S. Selamat pagi.
Sekarang kita menghampiri teman Ibu S yang sedang duduk disana ya. (Bersama-
sama mendekati klien, yaitu Ibu K)
Selamat pagi Ibu K, ini Ibu S ingin berkenalan dengan Ibu K.
BaiklahIbu S, sekarang ibu bisa berkenalan dengan Ibu K seperti yang sudah kita
praktikan. Wah iya bagus ibu.
Ada lagi yang inginibutanyakankeIbu K? Cobatanyakantentangkeluarganya.
Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Ibu S bisa sudahi perkenalanini.
LaluIbu S bisa membuat janji untuk bertemu lagi denganIbu K.
Baiklah Ibu K, karena Ibu S sudah berkenalan, saya dan Ibu S akan kembali
keruangan ibu S. Selamat pagi Ibu K, terimakasih.
Bagaimana perasaan Ibu S setelah berkenalan dengan suster D dan Ibu K? Ibu S
merasakan senang? Iya Ibu S sekarang mempunyai punya teman banyak ya.

FASE EVALUASI
 Evaluasi Respon
Subyektif :
Bagaimana perasaan Ibu S setelah berkenalan dengan suster D dan Ibu K?
Obyektif :
Coba Ibu S sebutkan lagi bagaimana cara berkenalannya. Iya baik ibu. Jadi
sekarang teman Ibu S ada berapa? Namanya siapa saja? Iya bagus sekali ibu.
 Rencana Tindak Lanjut
Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian Ibu S. Mau jam berapa Ibu S
berkenalan lagi? Bagaimana kalau 3 kali sehari? Baik, jadi jam 9 pagi, jam 11

22
siang, dan jam 4 sore. Jangan lupa dipraktikkan terus ya bu. Dan pertahankan
terus apa yang sudah Ibu S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain
supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan hobi, keluarga dan
sebagainya.
 Kontrak yang Akan Datang (topik, waktu, tempat)
Besok pagi kita akan bertemu lagi ya, kita akan berkenalan dengan 2 orang atau
lebih.
Mau jam berapa bu? Baik jam 9 pagi ya. Waktunya berapa lama? Iya 10 menit
saja.
Tempatnya dimana? Baik kita disini saja ya.
Kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Assalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN


SP 5 klien:
Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan 2 orang atau
lebih/kelompok)
FASE ORIENTASI
 Salam Terapeutik

Assalamu’alaikum ibu S, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya datang
lagi. Ibu S masih ingat kan dengan saya? Coba siapa? Iya bagus.

Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan 2 orang atau
lebih teman ibu S yang ada diruangan ini.

 Evaluasi/Validasi

Bagaimana perasaan ibu S saat ini?

Apakah ibu S sudah hafal cara berkenalan dengan orang lain? Apakah ibu S sudah
mempraktikkannya dengan pasien lain? Siapa saja yang sudah ibu S ajak
berkenalan? Coba sebutkan namanya? Iya bagus sekali ibu S sudah
mempraktikkannya ya. Bagaimana perasaa ibu S setelah berkenalan tersebut?

 Kontrak (topic, waktu, tempat)

23
Baik sekarang kita akan berlatih lagi berkenalan dengan 2 orang atau lebih ya bu,
yaitu teman-teman ibu yang ada di ruangan ini.

Mau berapa lama berlatihnya ibu S? bagaimana kalau 10 menit?

Dimana tempatnya? Disini saja ya. Tapi nanti kita temui teman-teman ibu yang
belum dikenal ibu S diruangan ini ya bu.

FASE KERJA
Ibu S, sudah tau ya tadinya cara berkenalan? Ya bagus.

Tadi caranya bagaimana ya bu? Yang pertama dilakukan adalah… (sebutkan cara
perkenalan diri). Bagus ibu S.

Sekarang kita hampiri teman-teman ibu yang sedang duduk di sana ya. (bersama-
sama mendekati klien lain yang sedang dudukmenonton televisi)

Selamat pagi ibu-ibu, ini ibu S ingin berkenalan dengan ibu-ibu disini.

Baiklah ibu S, sekarang ibu S bias berkenalan dengan ibu-ibu di sini semuanya
seperti yang sudah kita praktikkan. Ya bagus ibu S

Ada lagi yang ingin ibu tanyakan kepada teman-teman ibu. Coba tanyakan tentang
keluarganya.

Kalau memang tidak ada lagi yang dibicarakan, ibu S bias buat janji untuk
bertemu lagi dengan teman-teman semua, misalnya jam 1 siang nanti.

Baiklah ibu-ibu, karena ibu S sudah selesai berkenalan, saya dan ibu S akan
kembali keruangan ibu S. Selamat pagi (bersama-sama pasien meninggalkan ibu-
ibu)

Bagamana perasaan ibu S setelah berkenalan dengan teman-teman semua? Ibu S


merasa senang? Iya, ibu S jadi mempunyai banyak teman ya?

FASE TERMINASI
 Evaluasi Respon

Subyetif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan ibu J dan Ibu K?

24
Obyektif :

Coba ibu S sebutkan lagi cara berkenalannya. Ya bagus ibu, jadi sekarang teman
ibu ada berapa? Namanya siapa saja? Iya bagus sekali ibu S.
 Rencana Tindak Lanjut

Mari sekarang kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu S. mau jam berapa
ibu S berkenalan lagi? Bagaimana kalau tiga kali sehari? Baik jadi jam 09.00 pagi,
jam 11.00 dan jam 16.00 sore. Jangan lupa dipraktikkan terus ya bu. Dan
pertahankan terus apa yang sudah bu S lakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan hal lain supaya perkenalan berjalan lancer. Misalnya menanyakan
hobi dan keluarga.

 Kontrak yang Akan Datang (Topik, Waktu, Tempat)

Baik ibu, sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau 2 jam lagi
sektar jam 11 saya datang kesini untuk berbincang-bincang tentang penyebab ibu
malu dan tidak mau bergaul dengan orang lain
Waktunya mau berapa lama bu? 10 menit saja dan tempatnya mau dimana? Ya
bagaimana kalau disini saja ya
Baiklah bu saya permisi dulu ya, jangan lupa ibu berlatih dan mempraktikan cara
berkenalan ya, ibu juga harus sering berkumpul dan mengobrol ya..
Assalamualaikum.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan D Dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Ernawati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta: Trans Info Media.
Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic
Course). Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.
Jakarta: EGC
Kusumawati, F & Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Rawlins, R.P, dan Heacock, P.E. 1993. Clinical Mannual of Psychiatric Nursing.
St. Louis: Mosby Year Book.
Stuart, Sundeen. (2012). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

26

Anda mungkin juga menyukai